Upload
elsarestiana
View
109
Download
16
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Diskusi Pemicu 1
A. Pemicu 1
Sekelompok mahasiswa melakukan sebuah praktikum bersifat obsevatif
terhadap komponen-komponen yang ada diambil dari manusia seperti darah, air
liur, urin serta tinja. Beberapa hal yang teramati kemudian dicatat untuk
dilaporkan seperti darah yang tampak memisah menjadi 2 lapisan, air liur yang
mampu mencerna makanan (dari literatur), urin berwarna kuning dan berbau
pesing serta tinja yang berbau busuk maupun hal-hal lainnya. Seteah
melakukan praktikum, kelompok tersebut diwajibkan oleh pembimbingnya untuk
membuat laporan tentang apa saja yang didapat dari praktikum mereka kali ini.
B. Definisi dan Klarifikasi
Darah (Dorland) cairan yang beredar melalui jantung, arteri, kapiler dan vena
yang mengangkut nutrien dan sel-sel tubuh.
Urin (Dorland) cairan yang disekresi oleh ginjal yang disimpan dalam kandung
kemih dan dikeluarkan melalui ureter
Tinja (Dorland) kotoran yang dikeluarkan dari anus.
Air liur adalah sekret jernih, basa dan agak kental dari kelenjar parotidia,
submaksilaris, sublingual dan kelenjar air liur lainnya.
C. Kata Kunci
- Komponen
- Darah
- Urine
- Tinja
- Air liur
D. Rumusan Masalah
Apa yang menyebabkan komponen pada manusia terlihat seperti yang diamati
oleh sekelompok mahasiswa tersebut?
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 1
E. Analisis Masalah
F. Hipotesis
Kompenen terlihat seperti yang diamati disebabkan oleh kandungan yang
menyusun komponen itu sendiri.
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 2
Praktikum/Pengamatan
Kandungan
Karbohidrat
Komponen Biokimia
Tinja
Darah
Laporan
Air Liur
Lipid
Urine Tinja
Protein
G. Pertanyaan Diskusi
1. Komponen biokimia
a. Karbohidrat
b. Protein
c. Lipid
d. Asam nukleat
2. Darah
3. Air liur
4. Urine
5. Tinja
H. Pembahasan
1. Komponen biokimia
a. Karbohidrat
1. Pengertian Karbohidrat
Karbohidrat memiliki peran struktural dan metabolik yang
penting. Karbohidrat adalah turunan aldehida atau keton dari alkohol
polihidrat. Ada pula yang menyatakan karbohidrat merupakan
polihidroksi aldehid (aldosa) atau polihidroksi keton (ketosa) dan
turunannya atau senyawa yang bila dihidrolisa akan menghasilkan
salah satu atau kedua komponen tersebut.
2. Klasifikasi Karbohidrat
Karbohidrat dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana
susunan molekulnya, tidak dapat dihidrolisis menjadi
karbohdrat yang lebih sederhana. Monosakarida merupakan
hasil akhir pemecahan sempurna dari karbohidrat yang lebih
kompleks susunannya dalam proses pencernaan karena di
dalam tubuh monosakarida langsung diserap oleh dinding
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 3
usus halus yang kemudian dialirkan kedalam aliran darah.
Monosakarida dapat diklasifikasikan lagi dalam 2 kelompok
yang didasarkan pada:
a. Jumlah atom karbon, yaitu triosa, tetrosa, pentosa,
heksosa atau heptosa.
b. Gugus aldehida atau keton, yaitu aldosa atau
ketosa.
Selain jenis aldehida dan keton terdapat pula jenis
alkohol polihidrat (alkohol gula atau pliol) dengan gugus
aldehida atau keton yang telah direduksi menjadi suatu
gugus alkohol dimana alkohol ini dibentuk melalui reduksi
monosakarida untuk pembuatan makanan yang dipakai
menurunkan berat badan dan untuk pasien diabetes. Alkohol
polihidrat ini kurang diserap dengan baik oleh tubuh dan
hanya menghasilkan separuh energi yang dihasilkan oleh
gula. Rumus bangun dari monosakarida merupakan turunan
dari gliseraldehida yang terikat satu dengan yang lain melalui
gugus karbonil.
Berikut ini adalah klasifikasi beberapa gula penting
aldosa ketosa
Triosa (C3H6O3) Gliseraldehida Dihidroksiaseton
Tetrosa (C4H8O4) Eritrosa Eritrulosa
Pentosa (C5H10O5) Ribosa Ribulosa
Heksosa (C6H12O6) Glukosa Fruktosa
Heptosa (C7H14O7) Sedoheptulosa
b. Disakarida
Disakarida adalah produk kondensasi 2 unit
monosakarida yang reaksinya dapat melepaskan air.
Disakarida merupakan gula yang terdiri dari 2 residu
monosakarida yang dihubungkan oleh suatu ikatan glikosida.
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 4
Beberapa contoh disakarida yang penting sacara fisiologis
adalah maltosa, laktosa dan sukrosa.
c. Oligosakarida
Produk kondensasi 3-10 monosakarida yang sebagian
besar oligosakarida ini tidak dicerna oleh enzim dalam tubuh
manusia.
d. Polisakarida
Polisakarida adalah produk kondensasi lebih dari 10 unit
monosakarida, terdiri dari monosakarida yang membentuk
rantai polimer dengan ikatan glikosidik. Polisakarida akan
membentuk gelatin atau perekat atau pembentuk ikatan
sehingga butiran yang terbentuk akan menjadi granula dan
pada permukaannya akan terbentuk serat dietary fiber yang
akan sangat bermanfaat untuk pencernaan atau
metabolisme. Contoh polisakarida antara lain adalah pati dan
dekstrin yang mungkin merupakan polimer linier maupun
bercabang. Polisakarida ini kadang diklasifikasikan sebagai
heksosan atau pentosan bergantung pada identitas
monosakarida pembentuknya.
Terdapat pula polisakarida nonpati yang tidak dicerna
oleh enzim manusiadan merupakan komponen utama serat
dalam makanan seperti misalnya selulosa (yang berasal dari
dinding sel tumbuhan) dan inulin (yang merupakan simpanan
karbohidrat pada beberapa tumbuhan).
3. Isomer Gula
a. Struktur Cincin Piranosa dan Furanosa
Terminologi ini dibuat berdasarkan kenyataan bahwa
struktur cincin monosakarida yang stabil dapat menyerupai
struktur cincin piran (cincin segi enam) atau cincin furan (cincin
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 5
segi lima). Lebih dari 99% glukosa di dalam larutan berada
dalam bentuk piranosa.
b. Isomer –D dan –L & Anomer α dan β
Karbohidrat berbentuk D (dekstrorotatorik) atau L
(Levorotatorik) berkaitan dengan konformasi isomeric pada
atom karbon yang berdekatan dengan atom karbon terminal
alcohol primer. Alcohol primer merupakan atom karbon yang
membawa gugus -OH hanya terikat pada satu gugus alkil.
Misalnya pada atom karbon 5 dalam glukosa).
Jika gugus –OH pada atom karbon ini berada di sebelah
kanan, gula tersebut merupakan anggotan seri D; jika di
sebelah kiri, anggota seri L. Hal ini dapat dilihat pada proyeksi
Fischer. Kebanyakan monosakarida pada mamalia mempunyai
konfigurasi D, dan enzim-enzim yang bertanggung jawab atas
metabolism monosakarida tersebut bersifat khas bagi
konfigurasi ini.
Proyeksi Fischer
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 6
Bentuk D atau L dan anomer α atau β juga dapat dilihat
pada proyeksi Haworth. Menurut perjanjian, suatu proyeksi
Haworth digambar dengan oksigen cincin berada pada sisi
terjauh dari cincin, dan karbon anomerik berada di sebelah
kanan. Karbon anomerik merupakan karbon yang terikat
dengan dua oksigen pada struktur ring. Gugus CH2OH ujung
diletakkan di atas bidang cincin untuk deret D, dan di bawah
bidang cincin untuk deret L. Konfigurasi α- bila gugus hidroksil
(OH) terletak di bawah bidang dan β- jika gugus hidroksil (OH)
di atas bidang cincin.
Proyeksi Haworth
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 7
Keberadaan atom karbon asimetris juga memberikan
aktivitas optis pada senyawa tersebut. Kalau berkas cahaya
yang terpolarisasi bidang dilewatkan pada larutan isomer optis,
berkas cahaya tersebut akan terotasi ke kanan, dekstrorotatorik
(+), atau ke kiri, levorotatorik (-). Sebuah senyawa dapat disebut
D(-), D(+), L(-), atau L(+). Bila terdapat isomer D atau L dalam
jumlah yang sama, campurannya tidak akan memiliki aktivitas
optis karena aktivitas setiap isomer saling meniadakan satu
sama lain. Campuran ini disebut campuran resemik (DL).
c. Epimer
Isomer yang menjadi berbeda akibat variasi pada
konfigurasi –OH dan –H pada atom karbon 2, 3, serta 4 glukosa
disebut epimer. Epimer glukosa yang paling penting adalah
galaktosa dan manosa yang masing-masing dibentuk melalui
epimerisasi karbon 2 dan 4.
d. Isomerisme Aldosa-Ketosa
Fruktosa mempunyai rumusa molekul yang sama seperti
glukosa, tetapi dengan rumus bangun berbeda karena terdaoat
gugus keto potensial pada posisi 2, karbon annomerik fruktosa,
sementara pada posisi 1, terdapat gugus aldehid potensial
karbona anomerik glukosa.
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 8
4. Jenis Gula Lainnya
a. Gula Deoksi
Gula deoksi merupakan gula yang gugus hidroksilnya melekat
pada struktur cincinnya telah digantikan oleh atom
hydrogen.Contohnya adalah deoksiribosa yang terdapat dalam
asamnukleat (DNA).
b. Gula Amino
Gula Amino merupakan gula yang gugus hidroksil yang
melekat pada struktur cincinnya telah digantikan oleh gugus
amino. Contohnya adalah Glukosamin. Beberapa antiobiotik
(musal, eritromisin) mengandung gula amino.Gula amino diyakini
mempunyai hubungan dengan aktivitas antibiotic obat-obat
tertentu.
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 9
5. Peranan Karbohidrat
a. Peran struktural
Contoh : - Selulosa : kerangka tumbuhan
- Kitin :polisakarida structural penting pada vertebrata
- Glukoprotein :Komponen membrane sel
b. Peran metabolik
Contoh :
- Glikolisis : proses katabolis glukosa menjadi asam piruvat dan
asam laktat (anaerob). Proses ini akan menghasil energi
berupa ATP.
- Glikogenesis :sintesis glikogen dari glukosa. Umumnya
terdapat di hati dan otot. Proses ini bertujuan untuk menambah
simpanan atau cadangan glikogen di dalam tubuh. Berperan
hormon insulin pada proses tersebut.
- Glikogenolisis : proses penguraian glikogen menjadi glukosa.
Proses ini terjadi ketika tubuh membutuhkan energi untuk
melakukan aktivitas. Berperan hormon adrenalin pada proses
tersebut.
- Glukoneogenesis : proses sintesis glukosa dari senyawa
bukan karbohidrat; dapat dari asam lemak, gliserol, asam
laktat atau asam amino. Proses ini bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan tubuh akan glukosa pada saat karbohidrat tidak
tersedia dalam jumlah yang cukup dalam makanan.
6. Metabolisme Karbohidrat
Tempat utama pencernaan makanan yang mengandung
karbohidratadalah mulut dan lumen usus halus. Proses pencernaan
berlangsung cepat dan biasanya selesai pada saat isi lambung
mencapai pertemuan antara duodenum dan yeyunum. Masih
terdapat sedikit monosakarida di dalam makanan yang berasal dari
campuran bahan hewani dan nabati. Jadi, enzim yang terutama
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 10
diperlukan untuk mendegradasi sebagian besar makanan yang
mengandung karbohidrat (yang memecah oligosakarida dan
polisakarida) adalah disakaridase dan endoglikosidase. Hidrolisis
ikatan glikosidat dikatalisis oleh kelompok glikosidase yang
mendegradasi karbohidrat menjadi komponen gula peroksidanya.
Enzim-enzim ini biasanya bekerja khusus untuk menghilangkan
struktur dan konfigurasi residu glikosil, begitu juga untuk jenis ikatan
yang harus dirombak.
a. Pencernaan karohidrat dimulai di mulut
Sebagian besar makanan yang mngandung polisakarida
berasal dari hewan (glikogen) dan tumbuhan (zat tepung,
yang terdiri dari amilosa dan amilopektin). Selama
pengunyahan, amilase-αdi cairan saliva bekerja singkat
dalam mencerna zat tepung darimakanan dengan pola yang
tidak beraturan, yang memecah beberapa ikatan α(1→4).
[Catatan: di alam, terdapat endoglukosidase-α(1→4) dan
β(1→4), tetapi manusia tidak dapat menghasilkan dan
mensekresi enzim endoglukosidase-β(1→4) dalam “getah
pencernan”. Jadi, manusia tidak dapat mencerna selulosa
karbohidrat yang berasal dari tumbuhan yang mengandung
ikatan glikosidat-β(1→) diantara residu glukosa. Karena
cabang amailopektin dan glikogen juga mengandung ikatan
α(1→6), proses pencernaan yang terjadi akibat kerja amilase-
α akan mengandung campuran molekul cabang oligosakarida
yang kecil. Pencernaan karohidrat akan berhenti untuk
sementara di lambung, karena kesamaan yang tinggi akan
menginaktifkan amilase-α saliva.
b. Pencernaan karboidrat selanjutnya oleh enzim penkreatik
terjadi di usus halus
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 11
Bila isi lambung yang asam mencapai usus halus, isi
lambung ini selanjutnya akan dinetralkan oleh bikarbonat
yang disekresi oleh pankreas, dan amilase-α penkreas Kn
melanjutkan proses pencernaan zat tepung.
c. Pencernaan karbohidrat yang terakhir oleh enzim enzim
yang disintesissel-sel mukosa usus halus
Proses pencernaan terakhir terjadi di lapisan mukosa
yeyunum bagian atas,dan kemudian turun ke usus halus,
serta meliputi kerja beberapa oligosakaridase dan
disakaridase. Contohnya, isomaltase akan memecah ikatan-
α(1→6) pada isomaltosa dan maltase akan memecah ikatan
maltosa, dan keduanya menghasilkan glukosa. Sukrase akan
memecah sukrosa untuk menghasilkan fruktosa dan glukosa,
dan laktase (galaktosidase-β) akan memecah laktosa untuk
menghasilkan galaktosa dan glukosa. Enzim-enzim ini akan
terus disekresi dan tetap berhubungan dengan bagian lumen
dari membran brush border di sel-sel mukosa usus halus.
d. Absorpsi monosakarida oleh sel mukosa usus halus
Duodenum dan yeyunum bagian atas mengarbsorpsi zat
makanan yang mengandung gula. Sel usus halus tidak
memerlukan insulin untuk mengambil glukosa. Namun, gula
yang berbeda memiliki mekanisme arbsorpsi yang berbeda.
Misalnya, galaktosa dan glukosa di transpor ke sel mukosa
melalui proses aktif, memerlukan energi yang melibatkan
transporprotein spesifik dan secra bersamaan membutuhkan
pengambilan ion natrium. Pengambilan fruktosa memerlukan
transporter monosakarida (GLUT-5) yang tidak bergantung
pada natrium untuk arbsorpsinya. Ketiga monosakarida
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 12
tersebut ditranspor ke sel mukosa usus halus dan kemudian
ke sirkulasi portal dengan transporter lain, GLUT-2.
(Sumber : Champe, Pamela C. 2011. Biokimia: Ulasan
Bergambar. Edisi 3. Jakarta:EGC)
b. Protein
1. Sifat Fisik, Kimia dan Biologi Protein
Protein merupakan molekul terbanyak dengan fungsi sangat
beragam pada satu sistem yang hidup. Hampir setiap proses
kehidupan pada molekul ini. Singkatnya, protein memperlihatkan
keberagaman fungsi yang luar biasa, dan semuanya sama-sama
memiliki tampilan struktur yang serupa yaitu rangkaian polimer asam
amino.
Walaupun terdapat lebih dari 300 jenis asam amino berbeda yang
telah ditemukan di alam, hanya 20 jenis umumnya ditemukan sebagai
bagian dari protein mamalia. Setiap asam amino mempunyai sebuah
gugus karboksil, sebuah gugus amino, dan sebuah rantai samping
(“gugus-R”) yang berbeda yang terikat pada atom karbon-α. Pada pH
fisiologis ( mendekati pH = 7,4 ) gugus karboksil tersebut terdisisiasi,
membentuk ion karboksilat yang bermuatan negatif (-COO-), dan
gugus amio mendapatka proton (-NH3+). Di protein, hampir semua
gugus karboksil dan gugus amino ini bergabung dalm ikatan peptida,
dan umumnya tidak dapat mengadakan reaksi kimia kecuali untuk
pembentikan ikatan hidrogen.
Jadi, secara alami, rantai sampinglah yang akhirnya berperan
menentukankerja suatu asam amino di dalam protein. Karena itu,
penggolongan asam amino berdasarkan rantai samping yang dimiliki
asam amino tersebut akan bermanfaat yaitu, apakah rantai
sampingnya bermuatan nonpolar (mempunyai elektron yang
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 13
distribusinya merata) atau bersifat polar (mempunyai elektron yang
distribusinya tidak merata, seperti asam dan basa).
a. Asam amino dengan rantai samping nonpolar
Setiap asam amino jeis inimempunyai sbuah rantai sampig
nonpolar yang tidak mengikat atau memberikan proton atau ikut
dalam ikatan ion atau ikatan hidrogen. Rantai samping pada
asam amino ini dapat dikatakn “bersifat seperti minyak” atau
mirip lipid, suatu sifat yang membantu terjadinya interaksi
hidrofibik.
b. Asam amino dengan rantai samping polar yang tidak
bermuatan
Asam amino jenis ini mempunyai muatan netto bernilai nol
pada pH netral,walupun rantai samping sistein dan tirosinn
dapat kehilangan satu proton pada pH alkali. Serin, treonin dan
tirosin masing-masing mengandung satu gugus hidroksil polar
yang berperan dalam pembentukan ikatan hidrogen. Rantai
samping asparagin dan glutamin masing-masing memiliki satu
gugus karbonil dan satu gugus amida, dan keduanya juga dapat
turut serta dalam pembentukan ikatan hidrogen.
c. Asam amino dengan rantai samping yang bersifat asam
Asam amino aspartat dan asam glutamat merupakan donor
proton. Pada pH netral, rantai samping asam amino ini
sepenuhnya terionisasi, dan mengandung gugus karboksilat
bermuatan negatif (-COO-). Karena itu, asam amino ini disebut
aspartat atau glutamat untuk menekankan bahwa asam amino
tersebut bermuatan negatif pada pH fisiologis.
d. Asam amino dengan rantai samping bersifat basa
Rantai samping asam amino basa menerima proton. Pada
pH fisiologis, rantai samping lisin dan arginin sepenuhnya
terionisasi dan bermuatan positif. Sebaliknya, histidin
merupakan basa lemah, dan asam amino bebasnya tidak
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 14
bermuatan pada pH fisiologis. Namun, bila histidin bergabung
dengan suatu protein, rantai sampingnya dapat bermuatan
positif maupun netral, bergantung pada lingkungan ion yang
disediakan oleh rantai polipeptida protein.
e. Singkatan dan simbol untuk asam amino yang sering
muncul
Setiap nama asam amino mempunyai singkatan tiga huruf
dan simbol satu huruf yang berhubungan. Kode sat huruf
tersebut ditentukan berdasarkan aturan-aturan sebagai berikut:
berikut:
1. Huruf pertama yang unik: jika hanya terdapat satu asam
amino yang dimulai dengan satu hurf tertentu huruf tersebut
digunakan sebagai simbol. Contoh, I = isoleusin.
2. Prioritas diberikan kepada asma amino yang paling sering
muncul
Jika terdapat lebih dari satu asam amino yang dimulai
dengan satu huruf tertentu, asam amino yang paling umum
dari asam-asam ialah yang akan mendapatkan huruf
tersebut sebagai simbolnya. Contoh, glisin lebih sering
muncul dibandingkan dengan glutamat sehingga G = glisin.
3. Nama yang pengucapannya mirip: beberapa pengucapan
simbol satu hurufmirip dengan asam amino yang
menggunakan huruf tersebut. Contoh, F = fenilalanin atau
W = triptofan (“twiptofan” menurut pengucapan Elmer Fudd)
4. Huruf yang berdekatan dengan huruf pertama: untuk asam
amino yang lain, dipakai simbol satu huruf sehingga asam
amino tersebut menggunakan alfabet yang letaknya paling
dekat dengan huruf pertamaasam amino tersebut. Karena
itu, B dipakai sebagai simbol untuk Asx, yang dapat berarti
asam asparat atau asparagin, Z dipakai sebagai simbol
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 15
untuk Glx, yang dapat berarti asam glutamat atau glutamin,
dan X dipakai untuk asam amino yang tidak dikenal.
f. Sifat-sifat optik asam amino
Karbon-α pada setiap asam amino melekat dengan empat
gugus kimia yang berbeda, dan karena itu, merupakan suatu
kiral atau atom karbon yang aktif secara optik. Glisi merupakan
pengecualian karena karbon-α yang dimilikinya mempunyai
dua atom hidrogen substitusi dan karena itu, merupakan asam
amino yang tidak aktif secara optik. [Catatan: asam amino
yang memiliki pusat yang asimetris pada karbon-α dapat
muncul dalam dua bentuk, dalam posisi D dan L, yang
merupakan byangan cermin satu sama lainnya. Dua bentuk
tersebut dengan pasangannya masing-masing dinamakan
stereoisomer, isomer optik, atu enansiomer.] seluruh asam
amino yang ditemukan di dlam protein berada dalam bentuk
konfigurasi-L. Namun asam amino-D ditemukan pada
beberapa jenis antibiotik dan dinding sel bakteri.
(Sumber : Champe, Pamela C. 2011. Biokimia: Ulasan
Bergambar. Edisi 3. Jakarta:EGC)
2. Penyusun Protein
Protein tersusun atas sejumlah asam amino yang membentuk
suatu untaian (polimer) dengan ikatan peptida. Selain itu, protein juga
memiliki gugus amina (NH2) dan gugus karboksil (COOH).
Berdasarkan banyaknya asam amino dapat dibedakan menjadi:
a. Peptida jika terdiri atas untaian pendek asam amino (2 - 10
asam amino).
b. Polipeptida jika terdiri atas 10 - 100 asam amino.
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 16
c. Protein jika terdiri atas untaian panjang lebih dari 100
asam amino.
Beberapa jenis protein antara lain:
a. Glikoprotein yaitu protein yang mengandung karbohidrat.
b. Lipoprotein yaitu protein yang mengandung lipid.
3. Fungsi Protein
Protein dalam tubuh digunakan untuk keperluan:
a. Pembentukan jaringan baru seperti: rambut, kuku.
b. Mengganti jaringan yang rusak seperti: pengelupasan mukosa
usus.
c. Mengganti asam amino yang hilang misalnya lewat urin.
d. Mensintesis asam amino nonesensial dengan menggabungkan
e. Mensintesis molekul fungsional seperti; hormon, enzim dsb.
Berdasarkan fungsi biologinya protein digolongkan seperti berikut.
a. Enzim, contohnya ribonuklease dan tripsin
b. Protein transport, contohnya hemoglobin, albumin serum,
mioglobin, dan β1 Lipoprotein.
c. Protein nutrient dan penyimpanan, contohnya glindin pada
gandum, ovalbumin pada telur, kasein pada susu dan feritin.
d. Protein kontraktil atau motil, contohnya aktin, myosin, tubulin
dan dynein.
e. Protein structural, contohnya keratin, fibroin, kolagen, elastin,
dan proteoglikan.
f. Protein pertahanan, contohnya antibodi, fibrinogen, thrombin,
toksin botulinus, toksin difteri, bisa pada ular dan risin.
g. Protein pengatur, contohnya insulin, hormoh tubuh dan
represor.
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 17
4. Proses Pencernaan Protein
Protein dalam makanan tidak dapat diserap oleh mukosa
usus, akan tetapi setelah dalam bentuk asam amino dapat diserap
dengan baik.
a. Pencernaan protein di mulut: secara mekanis, sedangkan
secara enzimatis belum.
b. Pencernaan protein di lambung: sel mukosa lambung yaitu
sel parietal (Chiefcell) mensekresikan asam lambung
(HCl), sedangkan sel zymogen mensekresikan proenzim
pepsinogen. Proenzim pepsinogen oleh HCl diaktifkan
menjadi enzim pepsin. Protein setelah didenaturasi
(dirusak) oleh HCl, kemudian dihidrolisis oleh enzim
pepsin menjadi peptida sederhana.
c. Pencernaan di usus halus: cairan pankreas mengandung
proenzim trypsinogen dan chymotrypsinogen. Proenzim
trypsinogen dan chymotrypsinogen diaktifkan menjadi
enzim trypsin dan chymotrypsin oleh enzim enterokinase
yang dihasilkan oleh sel-sel mukosa usus halus. Enzim
trypsin dan chymotrypsin berperan memecah polipeptida
menjadi peptida sederhana. Selanjutnya peptida tersebut
dipecah menjadi asam amino oleh enzim peptidase
(erepsin). Enzim peptidase dapat dibedakan menjadi 2
macam berdasarkan aktivitasnya yaitu enzim
aminopeptidase memecah gugus amina dari polipeptida
dan karboksipeptidase memecah gugus karboksil dari
polipeptida. Nuklease memecah asam nukleat (DNA dan
RNA) menjadi nukleotida.
d. Absorpsi protein: setelah menjadi asam amino selanjutnya
diabsorpsi dengan cara difusi fasilitasi melalui mukosa
yeyenum dan ileum. Asam amino yang berasal dari
makanan (diet) dan dari pemecahan protein tubuh selanjut
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 18
dibawa oleh sirkulasi darah ke dalam amino acid pool
(gudang penimbunan asam amino) yaitu darah dan cairan
jaringan (interseluler). Asam amino selanjutnya digunakan
untuk: biosintesis protein tubuh di dalam ribosom,
mengganti jaringan yang rusak, dan jika diperlukan dapat
diubah menjadi sumber energi.
c. Lipid
1. Pengertian Lipid
Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hydrogen yang tidak
larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organic (widman, 1989).
Lemak disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi,
berfungsi sebagai sumber energy yang utama untuk proses
metabolisme tubuh.
Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua
sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang
bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energy
(Madja, 2007).
2. Fungsi Lipid
Fungsi utama yang dijalankan lipid pada semua jenis sel
berakar dari kemampuannya membentuk membran yang
berbentuk seperti lembaran. Membran plasma pada sel prokariotik
maupun sel eukariotik berfungsi memisahkan bagian seluler sel
dari lingkungan luarnya sehingga sel dapat menjalankan
fungsinya sebagai unit kehidupan. Fungsi lain dari lipid juga
sebagai molekul penyimpan energi yang efisien.
Sementara itu dalam tubuh lemak memiliki banyak fungsi,
antara lain sebagai berikut:
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 19
a. Lemak merupakan sumber energi setelah karbohidrat.
Kebutuhan energi tubuh dapat dipengarihu oleh karbohidrat
dan lemak
b. Lemak dapat disimpan sebagai cadangan energi berupa
jaringan lemak
c. Lapisan lemak di bawah kulit dapat dijadikan isolator
sehingga tubuh dapat mempertahankan suhu normal
d. Lemak merupakan bantal penlindung bagi organ vital
seperti ginjal dan bola mata
e. Lemak diperlukan dalam penyerapan vitamin A, D, E dan K.
(Sumber : 1. Madja. 2007. Lemak dalam tubuh.
http//madja.wordpress.com/2006/12/29/lema
k-dalam-tubuh/
2. William D. Standfield dkk.2007. Biologi
Molekuler dan Sel. Erlangga
3. Tetty Srtiowati dan Deswaty Furqonita. 2007.
Biologi Interaksi kelas XI IPA. Jakarta: Azka
Press)
3. Klasifikasi Lipid
Penggolongan lipid berdasarkan hasil hidroisisnya:
a. Lipid sederhana
Merupakan ester asam lemak dengan berbagai alkohol,
terbagi atas:
1. Lemak (fat): ester asam lemak dengan gliserol
Minyak (oil): adalah lemak dalam keadaan cair
2. Malam (wax): ester asam lemak dengan alkohol
monohidrat berberat molekul tinggi
Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran yang
merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang.
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 20
Berdasarkan bentuk strukturnya, trigliserida dapat dipandang
sebagai hasil kondensasi ester dari satu molekul gliseril dan 3
molekul asam lemak, sehingga senyawa ini sering juga disebut
sebagai triasilgliserol. Jika ketiga asam lemak penyusun lemak
itu sama, maka disebut sebagai trigliserida paling sederhana.
Jika penyusunnya berbeda maka disebut sebagai trigliserida
campuran. Pada umumnya trigliserida yang terdapat dialam
mengandung lebih dari satu jenis asam lemak.
Minyak dan lemak yang dipisahkan dari jaringan asal
mengandung sejumlah kecil komponen slain trigliserida:
a. Lipida kompleks (lesitin, sephalin, fosfatida lain dan
glikolipid)
b. Sterol bebas atau terikat denan asan lemak, asam
lemak bebas, lilin, pigmen yang larut dalam lemak dan
hidrokarbon
b. Lemak Kompleks/Majemuk
Merupakan ester dari asam lemak yang mengandung
gugus-gugus selain alkohol dan asam lemak. Lipid majemuk
jika dihidrolisis akan menghasilkan gliserol, asam lemak dan
zat lain. Kelompok umum lipid majemuk adalah:
a. Fosfolipida
Lipid yang mengandung suatu residu asam fosfor
selain asam lemak dan alkohol. Lipid ini sering
memiliki basa yang mengandung nitrogen dan
substituen lain.
b. Glikolipida
Lipid yang mengandung asam lemak, sfingosin,
karbohidrat.
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 21
c. Sterol
Sering ditemukan bersama dengan lemak dan dapat
dipisahkan dari lemak setelah reaksi penyabunan. Terdapat
lebih dari 30 jenis sterol di alam. Persenyawaan sterol dalam
minyak terbagi atas kolesterol (sering pada minyak hewani)
dan fitosterol (sering pada minyak nabati).
4. Metabolisme Lipid
Dua produk pemecahan lipid adalah gliserol dan asam lemak.
Dalam sel gliserol dapat dikonversi menjadi gliseralhida-3-fosfat-
suatu zat antara pada glikolisis. Gliserol yang di fosforilasi dapat
memasuki jalur glikolisis di mana terjadi konversi menjadi asam
piruvat sebelum memasuki siklus kerbs. Gliserol mengandung 3
atom karbon sehinga memperikan setengan energi glukosa – 19
atp.
Asam lemak akan mengalami oksidasi beta dalam hai
membentuk asetik KoA. Asetil Koa dapat langsugn memasuki
siklus krebs, tidak perlu melalui jalur glikolisis. Reaksi ini disebut
juga sebagai oksidasi-beta karena yang dioksidasi adalah atom
kedua dari ujung asam pada rantai asam lemak. Atom karbon
kedua ini disebut juga karbon “beta”.
Oksidasi beta akan memecah dua aton karbon dari rantai
asam lemak, misalnya: asam lemak 18 C menjadi 16 C menjadi
14 C dan seterusnya menjadi setil KoA 2C. Jumlah energi yang
dilepaskan dari proses oksidasi beta tergantung dari panjang
rantai asam lemak dan asam stearat (18C) akan mengasilkan 146
ATP, asam palmitat (16C) akan menghasilkan 129 ATP.
(Sumber : Joyce James, Colin Baker, Helen Swain. 2008.
Principles of scinence for nurses. Jakarta: Erlangga)
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 22
c. Asam nukleat
Asam nukleat adalah suatu polimer nukleotida yang berperan
dalam penyimpanan serta pemindahan informasi genetik. Satu
nukleotida terdiri atas tiga bagian, yaitu:
1. Cincin purin atau pirimidin, yaitu basa nitrogen yang terikat pada
atom C nomor 1 suatu molekul gula (ribosa atau deoksiribosa)
melalui ikatan N-glukosidik. Ada dua macam basa nitrogen yang
menyusun asam nukleat, yaitu basa purin yang terdiri atas adenine
(A) dan guanine (G), serta basa pirimidin yang terdiri atas thymine
(T), cytosin (C), dan uracil (U). Baik DNA maupun RNA tersusun
atas A, G, C, tetapi T hanya ada pada DNA sedangkan U hanya ada
pada RNA. Akan tetapi ada pengecualian, yaitu bahwa beberapa
molekul tRNA terdapat basa T, sedangkan pada beberapa
bakteriofag DNA-nya tersusun atas U dan bukan basa T.
2. Molekul gula dengan 5 atom C (pentosa). Pada RNA gulanya adalah
ribosa, sedangkan pada DNA gulanya adalah deoksiribosa.
Perbedaan antara kedua bentuk gula tersebut terletak pada atom C
nomor 2. Pada RNA, atom C nomor 2 berikatan dengan ugus
hidroksil (OH) sedangkan pada DNA atom C nomor 2 berikatan
dengan atom H.
3. Gugus fosfat yang terikat pada atom C nomor 5 melalui ikatan
fosfoester. Gugus fosfat inilah yang menyebabkan asam nukleat
bermuatan negatif kuat.
Satu basa yang terikat pada satu gugus gula disebut nukleosida,
sedagkan nukleotida adalah suatu nukleosida yang berikatan dengan
gugus fosfat. Di dalam molekul DNA atau RNA, nukleotida berikatan
dengan nukleotida yang lain melalui ikatan fosfodiester.
(Sumber : Yuwono, Triwibowo. 2007. Biologi Molekular. Erlangga)
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 23
Tabel 1. Tata Nama Nukleosida
Tabel 2. Tata Nama Nukleotida
Jenis Basa NitrogenNama Nukleotida
Gula Ribosa Gula DeoksiribosaPirimidin
- Timin
- Sitosin
- Urasil
- Tidak ada - Asam tidimilat atau timidin monofosfat (TMP)
- Asam sitidilat atau sitidin monofosfat (CMP)
- Asam deoksisitidilat atau deoksitidin monofosfat (dCMP)
- Asam uridilat atau uridin monofosfat (UMP)
- Tidak Ada
Purin- Adenin - Asam adenilat atau
adenosin monofosfat (AMP)
- Asam deoksiadenilat atau deoksiadenosin monofosfat (dAMP)
- Guanin - Asam guanilat atau guanosin monifisfat (GMP)
- Asam deoksiguanilat atau deoksiguanosin monofosfat (dGMP)
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 24
Jenis Basa NitrogenNama Nukleosida
Gula Ribosa Gula DeoksiribosaPirimidin
- Timin - Sitosin- Urasil
- Tidak ada - Timidin - Sitidin - Deoksisitidin- Uridin - Tidak Ada
Purin- Adenin - Adenosin - Deoksiadenosin- Guanin - Guanosin - Deoksiguanosin
2. Darah
a. Penyusun
1. Komponen Darah
Darah adalah cairan berwarna merah yang terdapat di dalam
pembuluh darah. Warna merah tersebut tidak selalu tetap, tetapi
berubah-ubah karena pengaruh zat kandungannya, terutama kadar
oksigen dan karbondioksida.
Apabila kadar oksigen tinggi maka warna daranya menjadi
merah muda, tetapi bila kadar karbondioksidanya tinggi maka warna
darahnya menjadi merah tua. Volume darah pada manusia adalah
8% berat badannya. Proses pembentukan darah sendiri dapat kita
lihat pada gambar di bawah ini
Sumber : http://commons.wikimedia.org
2. Susunan Darah
Darah manusia terdiri dari dua komponen utama, yaitu sel-sel
darah dan plasma darah (cairan darah). Tiap-tiap komponen darah
terdiri atas berbagai komponen, yaitu:
a. Sel-sel darah
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 25
Sel-sel darah merupakan bagian terbesar dari darah,
yaitu sekitar 40 –50 %. Sel-sel darah terdiri atas tiga macam,
yaitu:
1) sel darah merah (eritrosit)
Ciri-cirinya:
a. berukuran 7,5-7,7 μm
b. bentuknya bikonkaf
c. tidak berinti
d. tidak dapat bergerak bebas
e. tidak dapat menembus dinding kapiler
f. berwarna merah kekuning-kuningan
Pembentukan sel darah merah terjadi pada endotelium
sumsum tulang. Sel darah merah berfungsi mentranspor
oksigen dan bersifat tetap di dalam pembuluh darah.
2) sel darah putih (leukosit)
Ciri-cirinya:
a. berukuran 10-12 μm
b. mempunyai bentuk sangat bervariasi
c. selnya mempunyai nukleus (inti sel)
d. bergerak bebas secara ameboid
e. menembus dinding kapiler yang disebut diapedesis
Sel darah putih dibuat di sumsum tulang merah, limpa,
kelenjar limpa, dan jaringan retikulo-indotel.
Leukosit mempunyai fungsi utama untuk melawan
kuman yang masuk kedalam tubuh, yaitu dengan cara
memakannya yang disebut fagositosis. Jumlah leukosit dapat
naik turun tergantung dari ada tidaknya infeksi kuman-kuman
tertentu. Leukosit dapat dibedakan menjadi dua 3 kelompok,
yaitu granulosit bila plasmanya bergranuler dan agranulosit
bila plasmanya tidak bergranuler.Leukosit granulosit dapat
dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 26
a. Netrofil: bersifat fagosit, plasmanya bersifat netral,bentuk
intinya bermacam-macam seperti batang, berinti
banyak,berinti bengkok, dan lain-lain.
b. Basofil: plasmanya bersifat basah, berbintik-bintik
kebiruan, dan bersifat fagosit.
c. Eusinofil: bersifat fagosit, plasmanya bersifat asam,
berbintikbintik kemerahan yang jumlahnya akan
meningkat bila terjadi infeksi.
Leukosit agranulosit dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
a. Monosit: selnya berinti satu, besar berbentuk bulat
panjang, bisa bergerak cepat, dan bersifat fagosit
b. Limfosit: berinti satu, selnya tidak dapat bergerak bebas,
ukurannya ada yang sebesar eritrosit. Sel ini berperan
besar dalam pembentukan zat kebal (antibodi).
3) sel darah pembeku (trombosit)
Ciri-cirinya:
a. berukuran lebih kecil (2-4μm) dari eritrosit dan leukosit
b. Sel darah pembeku tidak berinti
c. bentuknya tidak teratur
d. bila tersentuh benda yang permukaannya kasar mudah
pecah
Sel ini dibentuk di dalam megakariosit sumsum merah
tulang. Trombosit sangat penting bagi proses pembekuan
darah. Pembekuan darah merupakan rangkaian proses yang
terjadi pada jaringan tubuh, plasma darah, dan trombosit.
b. Plasma darah
Plasma darah terdiri dari air yang didalamnya terlarut
berbagai macam zat, baik zat organik maupun zat anorganik dan
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 27
zat yang berguna maupun zat sisa yang tidak berguna sehingga
jumlahnya lebih kurang 7-10%. Zat yang terlarut dalam plasma
darah dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam, yaitu:
1. zat makanan dan mineral, seperti glukosa, asam amino, asam
lemak, kolesterol, serta garam-garam mineral.
2. zat-zat yang diproduksi sel, seperti enzim, hormon, dan
antibodi.
3. protein darah, yang tersusun atas beberapa asam amino,
yaitu:
a. albumin, yang sangat penting untuk menjaga tekanan
osmotik darah
b. fibrinogen, sangat penting untuk proses pembekuan darah
c. globulin, untuk membentuk gemaglobulin, yaitu komponen
zat kebal yang sangat penting.
4. zat-zat metabolisme, seperti urea, asam urat, dan zat-zat sisa
lainnya.
5. gas-gas pernapasan yang larut dalam plasma, seperti O2,
CO2, dan N2.
3. Fungsi Darah
Darah merupakan jaringan penyokong istimewa yang
mempunyai banyak fungsi, yaitu:
a. mengangkut oksigen dan karbondioksida dari alat
pernapasan ke jaringan-jaringan ke seluruh tubuh
b. mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh
c. mengangkut sisa-sisa metabolisme ke alat ekskresi
d. mengedarkan hormon dari kelenjar hormon ke tempat
yang membutuhkan
(Sumber : Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem.
EGC. Jakarta)
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 28
3. Air liur
a. Kelenjar Saliva
Kelenjar saliva yang utama adalah kelenjar parotis,submandibularis,
dan sublingualis; selain itu,juga ada beberapa kelenjar bukalis yang
sangat kecil.
Sekresi saliva terjadi melalui dua tahap: tahap pertama melibatkan
asinus,tahap kedua melibatkan duktus salivarius. Sel asinus menyekresi
sekresi primer yang mengandung ptyalin dan/atau musin dalam larutan
ion dengan konsentrasi yang tidak jauh berbeda dengan yang
disekresikan dalam cairan ekstrasel biasa. Sewaktu sekresi primer
mengalir melalui duktus,terjadi dua proses transport aktif utama yang
memodifikasi komposisi ion pada cairan saliva secara nyata.
Pertama,ion-ion natrium secara aktif di reabsorbsi dari semua
duktus salivarius, dan ion-ion kalium disekresi secara aktif sebagai
pengganti natrium, oleh karena itu konsentrasi ion natrium dari saliva
sangat berkurang,sedangkan konsentrasi ion kalium meningkat. Akan
tetapi ada kelebihan reabsorbsi ion natrium yang melebihi konsentrasi
ion kalium, dan ini menyebabkan kenegatifan listrik sekitar -70 milivolt
didalam duktus salivarius,dan keadaan ini kemudian menyebabkan ion
klorida direabsorbsi secara pasif. Oleh karena itu,konsentrasi ion klorida
menurun serupa dengan konsentrasi ion natrium pada duktus.
Kedua,ion-ion bikarbonat disekresi oleh epitel duktus kedalam lumen
duktus. Hal ini sebagian disebabkan oleh pertukaran pasif ion bikarbonat
dengan ion klorida.
Hasil akhir dari proses ini adalah konsentrasi ion natrium dan klorida
dalam saliva sekitar 15 mEq/L,konsentrasi kalium sekitar 30 mEq/L dan
konsentrasi ion bikarbonat sekitar 50-70 mEq/L.
b. Fungsi
Fungsi fisiologis:
1. Kesehatan rongga mulut
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 29
2. Pengaturan kandungan air
3. Pengeluaran virus dan hasil pertukaran zat
4. Pencernaan makanan dan proses pengecapan
Fungsi non fisiologis:
Digunakan sebagai anti-fog atau anti kabut pada kaca mata selam
oleh penyelam skuba.
4. Urine
a. Penyusun
1. Komponen Penyusun Urine
Pada dasarnya, urine tersususn dari air dengan bahan terlarut
berupa sisa metabolit (urea), garam terlarut, dan materi organik.
Cairan dan materi pembentuk urine berasal dari darah atau cairan
interstinal. Komposisi urine berubah sepanjang proses reabsorpsi
ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap
kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang
tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi yang dapat
menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat
digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Pada orang
normal urine rata-rata berisi 80 – 100 gram protein dalam 24 jam,
jumlah persentase air dan benda padat dalam urine adalah sebagai
berikut :
a. Air 96 %
b. Padat 4 % (Terdiri atas urea 2 % dan produk metbolik lain
sebanyak 2 %)
Urine tersusun atas banyak unsur penyusun. Sebagai komponen
unsur merupakan unsur yang normal terdapat dalam urine dan
sebagian merupakan unsur abnormal (bersifat patologis) yang
mengindikasikan adanya suatu penyakit tertentu.
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 30
a. Unsur – Unsur Normal dalam Urine
1) Urea (Ureum)
Menyusun sekitar setengah dari zat padat urine. Urea
merupakan hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari
asam amino yang telah dipindah amonianya di dalam hati,
mencapai ginjal dan diekskresikan rata-rata 30 gram sehari.
Kadar ureum normal dalam darah 30 mg setiap 100 ccm
darah, tetapi bergantung dari jumlah normal protein yang
dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum.
2) Ammonia
Normalnya, urine mengandung sedikit amonia. Ketosis
dan asidosis akibat diabet akut, dimana fungsi ginjal tidak
terganggu, akan menyebabkan pengeluaran amonia yang
tinggi dalam urine.
3) Kreatinin dan Kreatin
Kreatinin adalah produk pemecahan kreatin, diekskresi
dalam jumlah konstan tidak bergantung pada asupan
makanan. Sedangkan, kreatin merupakan hasil buangan
kreatin dalam otot. Produk metabolisme lain mencakup
benda-benda purine, oxalat, fosfat, sulfat, dan urat.
4) Asam urat
Merupakan hasil akhir terpenting oksidasi purin dalam
tubuh. Asam urat berasal tidak hanya dari nukleoprotein
makanan tetapi juga dari pemecahan nukleoprotein sel
dalam tubuh. Kadar normal unsur ini di dalam darah adalah
2-3 mg setiap 100 cm, sedangkan 1,5-2 mg setiap hari
diekskresikan ke dalam urine.
5) Asam – asam amino
Asam-asam amino yang terdapat di dalam urine
diantaranya : Alanin, Asam butirat, Arginin, Asam aspartat,
Sitrulin, Sistein, Etanolamin, Asam glutamat, Glisin, Histidin,
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 31
Hidroksiprolin, Lisin, Leusin, Isoleusin, Prolin, Serin, dan
masih banyak yang lain. Pada orang dewasa normal, hanya
sekitar 150-200 mg nitrogen asam amino diekskresi dalam
urine dalam 24 jam.
6) Cloride
Pada umumnya, cloride diekskresi sebagai natrium
cloride. Karena sebagian besar cloride berasal dari makanan,
pengeluarannya sangat tergantung dari jumlah asupan
garam dalam makanan yang dikonsumsi.
7) Sulfat
Sulfur urine berasal terutama dari protein karena
terdapatnya asam-asam amino yang mengandung sulfur,
metronin, sistin dalam molekul protein.
8) Fosfat
Fosfat urine adalah gabungan dari natrium dan kalium
fosfat serta kalsium dan magnesium fosfat (fosfat tanah).
Makanan, khususnya jumlah protein yang dikonsumsi
mempengaruhi ekskresi fosfat. Sebagian fosfat juga berasal
dari pemecahan sel.
9) Mineral, meliputi : Natrium, Kalium, Kalsium, dan Magnesium.
10) Vitamin, hormon, dan enzim, terdapat dalam jumlah yang
kecil dalam urine.
Untuk mengetahui jumlah total unsur maupun zat-zat yang terdapat
di dalam urine, berikut ini adalah susunan urine normal (dalam gram) :
Garam (NaCl) : 10-15 Ureum : 20-30
Kalium (K) : 2,0 Kreatinin : 1,2
Kalsium (Ca) : 0,2 Asam urat : 0,7
Magnesium (Mg) : 0,1 Asam amino : 1,0
Sulfur (S) : 0,8 Asam hirufat : 0,7
Fosfor (P) : 1,0 Ammonia : 0,7
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 32
(Sumber : Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia.
Bandung: Yrama Widya)
5. Tinja
Proses Pembentukan Tinja
Usus halus dan kolon secara normal terlihat didalam proses absorpsi
dan sekresi cairan dan ion dalam proses defekasi. Absorpsi makanan dan
cairan terjadi di usus halus dan terjadi sebelum proses sekresi. Absorpsi
cairan di usus halus dan kolon sangat penting.
Usus halus dapat menyerap cairan ± 10 liter/hari yang berasal dari :
a. Asupan makanan dan minuman
b. Salivasi
c. Sekresi
d. Lambung
e. Pancreas
f. Empedu
Cairan yang tersisa dari hasil absorbsi usus halus kemudian di
reabsorbsi kembali oleh kolon. Melalui penyerapan garam dan air di kolon,
terbentuklah masa feses yang padat. Dari ± 500 ml bahan yang masuk
kedalam kolon setiap harinya, 350 ml nya di serap dan sisanya sekitar 150
ml untuk dikeluarkan dari tubuh.
(Sumber : Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem.
EGC. Jakarta)
I. Kesimpulan
Hipotesis kelompok kami diterima dengan penjelasan bahwa darah terlihat
dua lapis karena terdapat plasma darah dan sel, air liur dapat mencerna
makanan karena mengandung enzim pencernaan, urine berwarna kuning dan
berbau pesing karena terdapat bilirubin dan ammonia, dan tinja berbau busuk
karena mengandung indol, skartol dan hydrogen sulfida.
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 33
Daftar Pustaka
Champe, Pamela C. 2011. Biokimia: Ulasan Bergambar. Edisi 3. Jakarta:EGC
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Bandung: Yrama Widya
Madja. 2007. Lemak dalam tubuh. http//madja.wordpress.com/2006/12/29/lemak-
dalam-tubuh/
Sherwood, L. 2011. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. EGC. Jakarta
Tetty Srtiowati dan Deswaty Furqonita. 2007. Biologi Interaksi kelas XI IPA. Jakarta:
Azka Press
William D. Standfield dkk.2007. Biologi Molekuler dan Sel. Erlangga
Yuwono, Triwibowo. 2007. Biologi Molekular. Erlangga
Laporan Diskusi Pemicu 1 Page 34