Upload
patrick-baldwin
View
126
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Air digunakan masyarakat untuk berbagai kegiatan sehari-hari termasuk untuk kegiatan
pertanian, perikanan, peternakan, industri, pertambanggan, rekreasi, olah raga dan sebagainya
(Susanto, 2009). Teknik budidaya perikanan pada dasarnya adalah upaya manusia dalam
memanipulasi lingkungan air agar dapat menyerupai habitat ikan yang akan dibudidayakan
dengan tujuan untuk memperoleh sintasan dan pertumbuhan yang tinggi (Taufik, 2008).
Budidaya perikanan adalah usaha pemeliharaan dan pengembang biakan ikan atau
organisme air lainnya. Budidaya perikanan disebut juga sebagai budidaya perairan atau
akuakultur mengingat organisme air yang dibudidayakan bukan hanya dari jenis ikan saja tetapi
juga organisme air lain seperti kerang, udang maupun tumbuhan air. Akuakultur merupakan
suatu proses pembiakan organisme perairand ari mulai proses produksi, penanganan sampai
pemasara(Wheaton, 1977). Akuakultur merupakan upaya produksi biota atau organisme perairan
melalui penerapan teknik domestikasi (membuat kondisi lingkungan yang mirip dengan habitat
asli organisme yang dibudidayakan), penumbuhan hingga pengelolaan usaha yang berorientasi
ekonomi (Bardach, dkk, 1972). Akuakultur merupakan proses pengaturan dan perbaikan
organisme akuatik untuk kepentingan konsumsi manusia (Webster’s Dictionary, 1990).
Usaha budidaya ikan membutuhkan teknik dan manajemen tertentu. Untuk mendapatkan
hasil panen yang baik kita perlu memperhatikan tahapan-tahapan dalam budidaya ikan yang
dimulai dari tahap persiapan, tahap pemeliharaan, dan tahap pemanenan. Selain itu dalam
pemeliharaannya kita perlu memperhatikan tentang manajemen pakan, kualitas air, dan
monitoring terhadap hama dan penyakit ikan serta kesuburan perairan tersebut agar ketersediaan
pakan alaminya berlimpah dalam hal ini diperlukan adanya pemupukan, selain itu hal-hal lain
yang bersifat non teknis juga perlu diperhatikan dalam kegiatan budidaya contohnya seperti
keuntungan, biaya, dan investasi dalam melakukan budidaya ikan (Ivan, 2010).
I.2 Tujuan
1. Mengetahui pengaruh pemupukan terhadap kesuburan suatu perairan.
2. Mengetahui pengaruh dosis pupuk terhadap kelimpahan plankton dalam suatu perairan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pemupukan kolam pada prinsipnya adalah untuk menyuburkan air, membentuk pakan
alami dan menjaga kesetimbangan air agar fluktuasi komponen perairan tidak besar. Kesuburan
perairan ditandai dengan air yang telah berwarna hijau cerah. Pupuk dapat dibedakan menjadi
pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam adalah pupuk yang langsung di dapat dari alam.
Pupuk alam atau pupuk organic terdiri dari pupuk kandang, pupuk hijau dan pupuk kompos.
Pupuk hijau biasanya berasal dari tumbuhan – tumbuhan tertentu seperti crotolarid sedangkan
pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan seperti sapi, kerbau, kambing dan
lain – lain yang telah bercampur dengan sisa – sisa makanan. Pupuk buatan adalah pupuk yang
dibuat di pabrik dengan jenis dan kadar unsur haranya sengaja ditambahkan dalam pupuk
tersebut dalam jumlah tertentu. Pupuk buatan yang mengandung dua atau tiga unsur zat makanan
disebut pupuk buatan majemuk atau pupuk buatan ganda (Hardjowigeno, 2007).
Jenis pupuk yang berbeda maka akan berbeda pula dosis yang di berikan, jenis pupuk organik
dan dosisnya yang efektif dan biasa digunakan untuk pemupukan perairan yaitu :
2
2.
(Kordi, 2009)
Kesuburan perairan adalah kemampuan atau kapasitas perairan untuk dapat menghasilkan
produksi yang optimum. Perairan yang subur adalah perairan yang banyak mengandung unsur
hara sehingga dapat mendukung kehidupan organisme didalam air terutama alga atau
Jenis pupuk Dosis (kg/Ha)
Pedak halui
Bungkil kepala
Kotoran ayam
Kotoran kerbau / sapi / kuda
Kompos
Biji kapuk
500 – 100
500 – 100
500
1000 – 3000
3000
500 - 1000
fitoplankton dalam mempercepat pertumbuhan dan kelimpahannya (Mulyanto, 1992). Menurut
Hardjowigeno (2007) berdasarkan tingkat kesuburanya perairan dapat dibedakan menjadi tiga
yaitu :
1. Perairan Oligotrof
Perairan ini merupakan perairan dengan tingkat kesuburan rendah.
2. Perairan Mesotrof
Perairan ini mempunyai tingkat kesuburan yang sedang unsur haranya lebih banyak dari
perairan oligotrof keadaan perairan lebih keruh dari oligotrof karena organisme yang hidup tidak
hanya berupa pada lapisan atas saja (permukaan) tetapi tersebar sampai lebih dasar.
3. Perairan Eutortof
Merupakan perairan yang tingkat kesuburannya tinggi. Hal ini dapat terjadi jika perairan
oligotrof mendapat masukan air yang subur, dalam arti mendapatkan masukan air yang banyak
mengandung unsur hara baik itu organik maupun anorganik.
III. MATERI DAN METODE
III.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum pemupukan adalah ember dengan volume 20 liter,
kain blancu untuk membungkus pupuk organik, dan tali untuk menggantung pupuk.
Bahan yang digunakan adalah, air sebanyak 20 liter, pupuk organik berupa kotoran ayam
yang telah dikeringkan, dihasluskan, dan disaring.
III.2 Cara Kerja
III.3 Waktu dan Tempat
Praktikum pemupukan dilakukan pada tanggal 30 september 2013 sampai tanggal 4
oktober 2013 bertempat di Laboratorium Jurusan Perikanan dan Kelautan Universitas Jenderal
Soedirman.
Ember diisi air sebanyak 20 liter, kemudian disaring sebanyak 5
liter untuk dihitung kelimpahan planktonnya
Pupuk organik disiapkan , yaitu kotoran ayam yang tealh di
keringkan selama dua hari, dihaluskan dan kemudian di saring
Pupuk organik ditimbang dengan dosis 0 gram, 5 gram, 10gram,
dan 15 gram, kemudian dibungkus dengan kain lalu gantungkan ke
dalam akuarium dengan menggunakan dengan tali.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Kototran
ayam (gram)
Kelimpahan
awal
(individu/L)
Kelimpahan Pengamatan hari ke-
(Individu/L)
I II III IV
0 62,5 62,5 62,5 62,5 62,5
5 62,5 125 188 250 313
10 62,5 188 313 313 375
15 62,5 308 375 563 625
IV.2 Pembahasan
Pemupukan dengan cara organik maupun anorganik biasanya dilakukan untuk
menumbuhkan alga pada suatu kolam, karena pemupukan akan menghasilkan nutrisi kimia yang
berperan terhadap pertumbuhan dan reproduksi alga. Nutrisi tersebut adalah nitrogen (N), pospor
(P) dan Potassium (K). Penerapan pemupukan untuk menghasilkan blooming alga tidak begitu
efektif karena pemupukan hanya menstimulasi pertumbuhan macrophyta yang berukuran besar
(WRAC, 2008).
Hasil praktikum menunjukkan peningkatan kelimpahan plankton yang berbeda pada setiap
masing – masing dosis pupuk yang di berikan, pada pemberian pupuk dosis 0 gram tidak terjadi
peningkatan kelimpahan plankton nilai kelimpahan planktonnya 62,5 Individu / L pada 0 hari, 1
hari, 2 hari, 3 hari, dan 4 hari. Pemberian pupuk dengan dosis 5 gram terjadi kenaikan
kelimpahan plankton setiap harinya pada hari ke 0 nilai kelimpahan planktonnya 62,5 individu/L,
pada hari ke 1 nilai kelimpahan planktonnya 125 individu/L, pada hari ke 2 nilai kelimpahan
planktonnya 188 individu/L, pada hari ke 3 nilai kelimpahan planktonnya 250 individu/L, dan
pada hari ke 4 nilai kelimpahan planktonnya 313 individu/L. Pemberian pupuk dengan dosisi 10
gram terjadi kenaikan kelimpahan plankton setiap harinya pada hari ke 0 nilai kelimpahan
planktonnya 62,5 individu/L, pada hari ke 1 nilai kelimpahan planktonnya 188 individu/L, pada
hari ke 2 nilai kelimpahan planktonnya 313 individu/L, pada hari ke 3 nilai kelimpahan
planktonnya 313 individu/L, dan pada hari ke 4 nilai kelimpahan plantonnya 375 individu/L.
Pemberian pupuk dengan dosis 15 gram terjadi kenaikan kelimpahan plankton setiap harinya
pada hari ke 0 nilai kelimpahan planktonnya 62,5 individu/L, pada hari ke 1 nilai kelimpahan
planktonnya 308 individu/L, pada hari ke 2 nilai kelimpahan planktonnya 375 individu/L, pada
hari ke 3 nilai kelimpahan planktonnya 563 individu/L, dan pada hari ke 4 nilai kelimpahan
planktonnya 625 individu/L.
Hasil praktikum pemupukan ini menunjukkan dua hal yaitu pemberian pupuk dapat
meningkatkan kesuburan perairan di buktikan dengan terjadinya peningkatan nilai kelimpahan
plankton, dan semakin besar dosis pupuk yang diberikan maka akan semakin tinggi nilai
kenaikan kelimpahan planktonnya hal ini telah sesuai reverensi yang menyatakan bahwa
pemberian pupuk organik dan non organic pada suatu perairan mempengaruhi produktivitas
primer dan produksi atau hasil dari budidaya, hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil
kenaikan kelimpahan plankton yang paling tinggi yaitu dengan pemupukan secara organik, untuk
itu aplikasi pemupukan secara organik direkomendasikan karena tingkat keberhasilannya tinggi
dan efektif (Palafox, 2010), selain itu pupuk organik juga baik untuk kolam karena tidak
menimbulkan bahaya yang lama seperti pupuk kimia, meskipun demikian jika sebelum di
aplikasikan atau diberikan ke dalam kolam pupuk organik tidak dilakukan proses dekomposisi
terlebih dahulu maka di dalam air akan terjadi proses dekomposisi yang melibatkan oksigen, itu
artinya kandungan BOD dalam kolam akan tinggi (Resdi, 2013).
Usaha yang dilakukan untuk meminimalkan efek bahaya dari pupuk organik ini, cara yang
paling efektif adalah melakukan dekomposisi yang lengkap pada pupuk organik sebelum di
masukkan ke dalam kolam (Resdi, 2013). Ada beberapa macam contoh pupuk organik
diantaranya yaitu saponin dan limbah ikan Lemuru (Sardinella, sp). Saponin yang berfungsi
sebagai pupuk organik karena dapat merangsang pertumbuhan tambak juga berfungsi sebagai
pemberantas hama sehingga pemberian saponin dianjurkan untuk kolam budidaya karena
disamping menumbuhkan pakan alami juga akan meningkatkan produktivitas tambak karena
hama pada kolam akan hilang (Mustafa, 2010), sedangkan pupuk cair dari limbah ikan lemuru
dianjurkan digunakan pada kolam budidaya yaitu karena memili kandungan mineral makro yang
lengkap seperti nitrogen, fosfor, dan kalium serta kandungan mineral mikro seperti kalsium,
magnesium, tembaga, mangan dan chlorin, sehingga penambahan pupuk cair limmbah ikan
lemuru ini dapat digunakan sebagai nutrient yang merupakan salah satu faktor utama untuk
pertambuhan Chlorella sp dan diharapkan meningkatkan populasi Chlorella sp (Meritasari,
2012).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum pemupukan adalah pemupukan pada perairan akan
meningkatkan kesuburan perairan hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya kelimpahan
plankton yang ada diperairan tersebut dan semakin besar dosis pupuk yang diberikan maka akan
semakin tinggi tingkat kenaikkan polanktonnya hal ini ditunjukkan dengan hasil kelimpahan
plankton perairan yang tertinggi adalah diberi dosis pupuk tertinggi.
V.2 Saran
Pelaksanaan Parktikum pemupukan harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti teruma
dalam mgnhitung kelimpahan plankton.
DAFTAR PUSTAKA
Bardach, J.E., Ryther, J.H., and W.L.Mc.larney. 1972. Aquaculture. Brimingham, Alabama
Agricultural Experiment Station. Auburn University.
Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
http://ivan-setyawan.blogspot.com/2010/09/ pemupukan-kolam-budidaya-ikan-air-tawar .html
diakses tanggal 09 Oktober 2013.
Kordi, K.M.G.H. 2009. Budidaya Ikan Bandeng Untuk Umpan. Akademia. Jakarta.
Meritasari, Diana., Mubarok, Shofy., Sulmartiwi, Laksmi., dan Masithah, Dewi, Endang. 2012.
Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Limbah ikan Lemuru (Sardinella sp) dengan Dosis yang
Berbeda Terhadap Pertumbuhan Chlorella sp. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan.
Vol.4 . No.1 :27-32.
Mulyanto. 1992. Lingkungan Hidup untuk Ikan. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta. 138 hlm.
Mustafa, Akhmad., Ratnawati, Erna., dan Sapo, Irmawati. 2010. Penentuan Faktor Pengelolaan
tambak yang Mempengaruhi Produktivitas Tambak kabupaten Mamuju, provinsi Sulawesi
Barat. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol.2. No.2 :199-207.
Palafox, Ponce, JT., Figueroa, Arredondo Jl., Vargasmachuca, Castilo, SG., Chaves, Rodriguez
G, Valle, Benitez A., Dios, de, Regalodo, MA., Villalobos, Navarro, R., Gurrola, Gomez,
JA., Lugo, Lopez, P. 2010. The Effect of Chemical and Organic fertilization on
Phytoplankton and Fish Production in Carp (Cyprinidae) Polyculture System. Journal of
Revista Biociencias. Vol. 1 . No.1 : 44-50
Resdi, Rosnani., R.S, Jessy., dan Ibrahim, Hakimi, Mahamad. 2013. Vermicast from Cattle/Goat
Manure as Fish Pond Fertilizer and Effect on Water Quality. Journal of Env iromental
Science, Computer Science and Engineering and Technology. Vol. 2. No.2 : 234-240.
WRAC. 2008. Pond fertilization : Initiating an Algal Bloom. Journal of Aquaculture
Center.Vol.1 No.104 : 1-9
Susanto byna, Kristianto, dan Satria hasrul. 2009. Kajian Kualitas Air Sungai yang Melewati
Kecamatan Gambut dan Aluh Aluh Kalimantan Selatan. Jurnal Bioscientiae. Vol 6. No 1.
40-50
Taufik imam, Azwar Imran, dan Sutrisno. 2008. Pengaruh Sistem Pergantian Air Yang berbeda
pada Pemeliharaan Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata Blkr). Jurnal Akuakultur. Vol.3
No.1 : 53-61
Webster’s New World Dictionary. 1990. College ed. New York : The World Publ. Co
Wheaton, F.W. 1977. Aquacultural Engineering. New York : Jihn Willey & Sons.
Laporan Praktikum Manajemen Kualitas Air
Acara VII
Pemupukan
Oleh :
Zakiah Yasmin H1H011025
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTANFAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPURWOKERTO
2013