17
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Air digunakan masyarakat untuk berbagai kegiatan sehari-hari termasuk untuk kegiatan pertanian, perikanan, peternakan, industri, pertambanggan, rekreasi, olah raga dan sebagainya (Susanto, 2009). Teknik budidaya perikanan pada dasarnya adalah upaya manusia dalam memanipulasi lingkungan air agar dapat menyerupai habitat ikan yang akan dibudidayakan dengan tujuan untuk memperoleh sintasan dan pertumbuhan yang tinggi (Taufik, 2008). Budidaya perikanan adalah usaha pemeliharaan dan pengembang biakan ikan atau organisme air lainnya. Budidaya perikanan disebut juga sebagai budidaya perairan atau akuakultur mengingat organisme air yang dibudidayakan bukan hanya dari jenis ikan saja tetapi juga organisme air lain seperti kerang, udang maupun tumbuhan air. Akuakultur merupakan suatu proses pembiakan organisme perairand ari mulai proses produksi, penanganan sampai pemasara(Wheaton, 1977). Akuakultur merupakan upaya produksi

LAPORAN ACARA PEMUPUKAN 97

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN ACARA PEMUPUKAN 97

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting bagi kehidupan

manusia. Air digunakan masyarakat untuk berbagai kegiatan sehari-hari termasuk untuk kegiatan

pertanian, perikanan, peternakan, industri, pertambanggan, rekreasi, olah raga dan sebagainya

(Susanto, 2009). Teknik budidaya perikanan pada dasarnya adalah upaya manusia dalam

memanipulasi lingkungan air agar dapat menyerupai habitat ikan yang akan dibudidayakan

dengan tujuan untuk memperoleh sintasan dan pertumbuhan yang tinggi (Taufik, 2008).

Budidaya perikanan adalah usaha pemeliharaan dan pengembang biakan ikan atau

organisme air lainnya. Budidaya perikanan disebut juga sebagai budidaya perairan atau

akuakultur mengingat organisme air yang dibudidayakan bukan hanya dari jenis ikan saja tetapi

juga organisme air lain seperti kerang, udang maupun tumbuhan air. Akuakultur merupakan

suatu proses pembiakan organisme perairand ari mulai proses produksi, penanganan sampai

pemasara(Wheaton, 1977). Akuakultur merupakan upaya produksi biota atau organisme perairan

melalui penerapan teknik domestikasi (membuat kondisi lingkungan yang mirip dengan habitat

asli organisme yang dibudidayakan), penumbuhan hingga pengelolaan usaha yang berorientasi

ekonomi (Bardach, dkk, 1972). Akuakultur merupakan proses pengaturan dan perbaikan

organisme akuatik untuk kepentingan konsumsi manusia (Webster’s Dictionary, 1990).

Usaha budidaya ikan membutuhkan teknik dan manajemen tertentu. Untuk mendapatkan

hasil panen yang baik kita perlu memperhatikan tahapan-tahapan dalam budidaya ikan yang

dimulai dari tahap persiapan, tahap pemeliharaan, dan tahap pemanenan. Selain itu dalam

pemeliharaannya kita perlu memperhatikan tentang manajemen pakan, kualitas air, dan

monitoring terhadap hama dan penyakit ikan serta kesuburan perairan tersebut agar ketersediaan

Page 2: LAPORAN ACARA PEMUPUKAN 97

pakan alaminya berlimpah dalam hal ini diperlukan adanya pemupukan, selain itu hal-hal lain

yang bersifat non teknis juga perlu diperhatikan dalam kegiatan budidaya contohnya seperti

keuntungan, biaya, dan investasi dalam melakukan budidaya ikan (Ivan, 2010).

I.2 Tujuan

1. Mengetahui pengaruh pemupukan terhadap kesuburan suatu perairan.

2. Mengetahui pengaruh dosis pupuk terhadap kelimpahan plankton dalam suatu perairan.

Page 3: LAPORAN ACARA PEMUPUKAN 97

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pemupukan kolam pada prinsipnya adalah untuk menyuburkan air, membentuk pakan

alami dan menjaga kesetimbangan air agar fluktuasi komponen perairan tidak besar. Kesuburan

perairan ditandai dengan air yang telah berwarna hijau cerah. Pupuk dapat dibedakan menjadi

pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam adalah pupuk yang langsung di dapat dari alam.

Pupuk alam atau pupuk organic terdiri dari pupuk kandang, pupuk hijau dan pupuk kompos.

Pupuk hijau biasanya berasal dari tumbuhan – tumbuhan tertentu seperti crotolarid sedangkan

pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan seperti sapi, kerbau, kambing dan

lain – lain yang telah bercampur dengan sisa – sisa makanan. Pupuk buatan adalah pupuk yang

dibuat di pabrik dengan jenis dan kadar unsur haranya sengaja ditambahkan dalam pupuk

tersebut dalam jumlah tertentu. Pupuk buatan yang mengandung dua atau tiga unsur zat makanan

disebut pupuk buatan majemuk atau pupuk buatan ganda (Hardjowigeno, 2007).

Jenis pupuk yang berbeda maka akan berbeda pula dosis yang di berikan, jenis pupuk organik

dan dosisnya yang efektif dan biasa digunakan untuk pemupukan perairan yaitu :

2

2.

(Kordi, 2009)

      Kesuburan perairan adalah kemampuan atau kapasitas perairan untuk dapat menghasilkan

produksi yang optimum. Perairan yang subur adalah perairan yang banyak mengandung unsur

hara sehingga dapat mendukung kehidupan organisme didalam air terutama alga atau

Jenis pupuk Dosis (kg/Ha)

Pedak halui

Bungkil kepala

Kotoran ayam

Kotoran kerbau / sapi / kuda

Kompos

Biji kapuk

500 – 100

500 – 100

500

1000 – 3000

3000

500 - 1000

Page 4: LAPORAN ACARA PEMUPUKAN 97

fitoplankton dalam mempercepat pertumbuhan dan kelimpahannya (Mulyanto, 1992). Menurut

Hardjowigeno (2007) berdasarkan tingkat kesuburanya perairan dapat dibedakan menjadi tiga

yaitu :

   1. Perairan Oligotrof

Perairan ini merupakan perairan dengan tingkat kesuburan rendah.

    2. Perairan Mesotrof

Perairan ini mempunyai tingkat kesuburan yang sedang unsur haranya lebih banyak dari

perairan oligotrof keadaan perairan lebih keruh dari oligotrof karena organisme yang hidup tidak

hanya berupa pada lapisan atas saja (permukaan) tetapi tersebar sampai lebih dasar.

   3. Perairan Eutortof

Merupakan perairan yang tingkat kesuburannya tinggi. Hal ini dapat terjadi jika perairan

oligotrof mendapat masukan air yang subur, dalam arti mendapatkan masukan air yang banyak

mengandung unsur hara baik itu organik maupun anorganik.

Page 5: LAPORAN ACARA PEMUPUKAN 97

III. MATERI DAN METODE

III.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum pemupukan adalah ember dengan volume 20 liter,

kain blancu untuk membungkus pupuk organik, dan tali untuk menggantung pupuk.

Bahan yang digunakan adalah, air sebanyak 20 liter, pupuk organik berupa kotoran ayam

yang telah dikeringkan, dihasluskan, dan disaring.

III.2 Cara Kerja

III.3 Waktu dan Tempat

Praktikum pemupukan dilakukan pada tanggal 30 september 2013 sampai tanggal 4

oktober 2013 bertempat di Laboratorium Jurusan Perikanan dan Kelautan Universitas Jenderal

Soedirman.

Ember diisi air sebanyak 20 liter, kemudian disaring sebanyak 5

liter untuk dihitung kelimpahan planktonnya

Pupuk organik disiapkan , yaitu kotoran ayam yang tealh di

keringkan selama dua hari, dihaluskan dan kemudian di saring

Pupuk organik ditimbang dengan dosis 0 gram, 5 gram, 10gram,

dan 15 gram, kemudian dibungkus dengan kain lalu gantungkan ke

dalam akuarium dengan menggunakan dengan tali.

Page 6: LAPORAN ACARA PEMUPUKAN 97

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

Kototran

ayam (gram)

Kelimpahan

awal

(individu/L)

Kelimpahan Pengamatan hari ke-

(Individu/L)

I II III IV

0 62,5 62,5 62,5 62,5 62,5

5 62,5 125 188 250 313

10 62,5 188 313 313 375

15 62,5 308 375 563 625

IV.2 Pembahasan

Pemupukan dengan cara organik maupun anorganik biasanya dilakukan untuk

menumbuhkan alga pada suatu kolam, karena pemupukan akan menghasilkan nutrisi kimia yang

berperan terhadap pertumbuhan dan reproduksi alga. Nutrisi tersebut adalah nitrogen (N), pospor

(P) dan Potassium (K). Penerapan pemupukan untuk menghasilkan blooming alga tidak begitu

efektif karena pemupukan hanya menstimulasi pertumbuhan macrophyta yang berukuran besar

(WRAC, 2008).

Hasil praktikum menunjukkan peningkatan kelimpahan plankton yang berbeda pada setiap

masing – masing dosis pupuk yang di berikan, pada pemberian pupuk dosis 0 gram tidak terjadi

peningkatan kelimpahan plankton nilai kelimpahan planktonnya 62,5 Individu / L pada 0 hari, 1

hari, 2 hari, 3 hari, dan 4 hari. Pemberian pupuk dengan dosis 5 gram terjadi kenaikan

kelimpahan plankton setiap harinya pada hari ke 0 nilai kelimpahan planktonnya 62,5 individu/L,

Page 7: LAPORAN ACARA PEMUPUKAN 97

pada hari ke 1 nilai kelimpahan planktonnya 125 individu/L, pada hari ke 2 nilai kelimpahan

planktonnya 188 individu/L, pada hari ke 3 nilai kelimpahan planktonnya 250 individu/L, dan

pada hari ke 4 nilai kelimpahan planktonnya 313 individu/L. Pemberian pupuk dengan dosisi 10

gram terjadi kenaikan kelimpahan plankton setiap harinya pada hari ke 0 nilai kelimpahan

planktonnya 62,5 individu/L, pada hari ke 1 nilai kelimpahan planktonnya 188 individu/L, pada

hari ke 2 nilai kelimpahan planktonnya 313 individu/L, pada hari ke 3 nilai kelimpahan

planktonnya 313 individu/L, dan pada hari ke 4 nilai kelimpahan plantonnya 375 individu/L.

Pemberian pupuk dengan dosis 15 gram terjadi kenaikan kelimpahan plankton setiap harinya

pada hari ke 0 nilai kelimpahan planktonnya 62,5 individu/L, pada hari ke 1 nilai kelimpahan

planktonnya 308 individu/L, pada hari ke 2 nilai kelimpahan planktonnya 375 individu/L, pada

hari ke 3 nilai kelimpahan planktonnya 563 individu/L, dan pada hari ke 4 nilai kelimpahan

planktonnya 625 individu/L.

Hasil praktikum pemupukan ini menunjukkan dua hal yaitu pemberian pupuk dapat

meningkatkan kesuburan perairan di buktikan dengan terjadinya peningkatan nilai kelimpahan

plankton, dan semakin besar dosis pupuk yang diberikan maka akan semakin tinggi nilai

kenaikan kelimpahan planktonnya hal ini telah sesuai reverensi yang menyatakan bahwa

pemberian pupuk organik dan non organic pada suatu perairan mempengaruhi produktivitas

primer dan produksi atau hasil dari budidaya, hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil

kenaikan kelimpahan plankton yang paling tinggi yaitu dengan pemupukan secara organik, untuk

itu aplikasi pemupukan secara organik direkomendasikan karena tingkat keberhasilannya tinggi

dan efektif (Palafox, 2010), selain itu pupuk organik juga baik untuk kolam karena tidak

menimbulkan bahaya yang lama seperti pupuk kimia, meskipun demikian jika sebelum di

aplikasikan atau diberikan ke dalam kolam pupuk organik tidak dilakukan proses dekomposisi

Page 8: LAPORAN ACARA PEMUPUKAN 97

terlebih dahulu maka di dalam air akan terjadi proses dekomposisi yang melibatkan oksigen, itu

artinya kandungan BOD dalam kolam akan tinggi (Resdi, 2013).

Usaha yang dilakukan untuk meminimalkan efek bahaya dari pupuk organik ini, cara yang

paling efektif adalah melakukan dekomposisi yang lengkap pada pupuk organik sebelum di

masukkan ke dalam kolam (Resdi, 2013). Ada beberapa macam contoh pupuk organik

diantaranya yaitu saponin dan limbah ikan Lemuru (Sardinella, sp). Saponin yang berfungsi

sebagai pupuk organik karena dapat merangsang pertumbuhan tambak juga berfungsi sebagai

pemberantas hama sehingga pemberian saponin dianjurkan untuk kolam budidaya karena

disamping menumbuhkan pakan alami juga akan meningkatkan produktivitas tambak karena

hama pada kolam akan hilang (Mustafa, 2010), sedangkan pupuk cair dari limbah ikan lemuru

dianjurkan digunakan pada kolam budidaya yaitu karena memili kandungan mineral makro yang

lengkap seperti nitrogen, fosfor, dan kalium serta kandungan mineral mikro seperti kalsium,

magnesium, tembaga, mangan dan chlorin, sehingga penambahan pupuk cair limmbah ikan

lemuru ini dapat digunakan sebagai nutrient yang merupakan salah satu faktor utama untuk

pertambuhan Chlorella sp dan diharapkan meningkatkan populasi Chlorella sp (Meritasari,

2012).

Page 9: LAPORAN ACARA PEMUPUKAN 97

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum pemupukan adalah pemupukan pada perairan akan

meningkatkan kesuburan perairan hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya kelimpahan

plankton yang ada diperairan tersebut dan semakin besar dosis pupuk yang diberikan maka akan

semakin tinggi tingkat kenaikkan polanktonnya hal ini ditunjukkan dengan hasil kelimpahan

plankton perairan yang tertinggi adalah diberi dosis pupuk tertinggi.

V.2 Saran

Pelaksanaan Parktikum pemupukan harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti teruma

dalam mgnhitung kelimpahan plankton.

Page 10: LAPORAN ACARA PEMUPUKAN 97

DAFTAR PUSTAKA

Bardach, J.E., Ryther, J.H., and W.L.Mc.larney. 1972. Aquaculture. Brimingham, Alabama

Agricultural Experiment Station. Auburn University.

Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.

http://ivan-setyawan.blogspot.com/2010/09/ pemupukan-kolam-budidaya-ikan-air-tawar .html

diakses tanggal 09 Oktober 2013.

Kordi,  K.M.G.H.  2009.  Budidaya  Ikan  Bandeng  Untuk  Umpan. Akademia. Jakarta.

Meritasari, Diana., Mubarok, Shofy., Sulmartiwi, Laksmi., dan Masithah, Dewi, Endang. 2012.

Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Limbah ikan Lemuru (Sardinella sp) dengan Dosis yang

Berbeda Terhadap Pertumbuhan Chlorella sp. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan.

Vol.4 . No.1 :27-32.

Mulyanto.  1992.  Lingkungan  Hidup  untuk Ikan.  Departemen  Pendidikan  dan

Kebudayaan. Jakarta. 138 hlm.

Mustafa, Akhmad., Ratnawati, Erna., dan Sapo, Irmawati. 2010. Penentuan Faktor Pengelolaan

tambak yang Mempengaruhi Produktivitas Tambak kabupaten Mamuju, provinsi Sulawesi

Barat. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol.2. No.2 :199-207.

Palafox, Ponce, JT., Figueroa, Arredondo Jl., Vargasmachuca, Castilo, SG., Chaves, Rodriguez

G, Valle, Benitez A., Dios, de, Regalodo, MA., Villalobos, Navarro, R., Gurrola, Gomez,

JA., Lugo, Lopez, P. 2010. The Effect of Chemical and Organic fertilization on

Phytoplankton and Fish Production in Carp (Cyprinidae) Polyculture System. Journal of

Revista Biociencias. Vol. 1 . No.1 : 44-50

Page 11: LAPORAN ACARA PEMUPUKAN 97

Resdi, Rosnani., R.S, Jessy., dan Ibrahim, Hakimi, Mahamad. 2013. Vermicast from Cattle/Goat

Manure as Fish Pond Fertilizer and Effect on Water Quality. Journal of Env iromental

Science, Computer Science and Engineering and Technology. Vol. 2. No.2 : 234-240.

WRAC. 2008. Pond fertilization : Initiating an Algal Bloom. Journal of Aquaculture

Center.Vol.1 No.104 : 1-9

Susanto byna, Kristianto, dan Satria hasrul. 2009. Kajian Kualitas Air Sungai yang Melewati

Kecamatan Gambut dan Aluh Aluh Kalimantan Selatan. Jurnal Bioscientiae. Vol 6. No 1.

40-50

Taufik imam, Azwar Imran, dan Sutrisno. 2008. Pengaruh Sistem Pergantian Air Yang berbeda

pada Pemeliharaan Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata Blkr). Jurnal Akuakultur. Vol.3

No.1 : 53-61

Webster’s New World Dictionary. 1990. College ed. New York : The World Publ. Co

Wheaton, F.W. 1977. Aquacultural Engineering. New York : Jihn Willey & Sons.

Page 12: LAPORAN ACARA PEMUPUKAN 97

Laporan Praktikum Manajemen Kualitas Air

Acara VII

Pemupukan

Oleh :

Zakiah Yasmin H1H011025

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTANFAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPURWOKERTO

2013