25
Interaksi Mikroba dengan Hewan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir tahun 1970-an, bioteknologi mulai dikenal sebagai salah satu revolusi teknologi yang sangat menjanjikan di abad ke 20 ini. Pentingnya bioteknologi secara strategis dan potensinya untuk kontribusi dalam bidang pertanian, pangan, kesehatan, sumberdaya alam dan lingkungan mulai menjadi kenyataan yang semakin berkembang. Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri , fungi , virus , dan lain- lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim , alkohol ) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia , komputer , biologi molekular , mikrobiologi , genetika , kimia , matematika , dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa. Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut. Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa diantaranya diasosikan dengan warna, yaitu:

LAPO EKOMIK.interaksi Mikroba Dengan Hewan

  • Upload
    danzbro

  • View
    221

  • Download
    8

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPO EKOMIK.interaksi Mikroba Dengan Hewan

Interaksi Mikroba dengan Hewan

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPada akhir tahun 1970-an, bioteknologi mulai dikenal sebagai salah satu revolusi

teknologi yang sangat menjanjikan di abad ke 20 ini. Pentingnya bioteknologi secara strategis

dan potensinya untuk kontribusi dalam bidang pertanian, pangan, kesehatan, sumberdaya

alam dan lingkungan mulai menjadi kenyataan yang semakin berkembang.

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup

(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol)

dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan

bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan

murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia,

matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang

menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.

Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui

aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu

organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada

organisme tersebut. Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa

diantaranya diasosikan dengan warna, yaitu:

Bioteknologi merah (red biotechnology) adalah cabang ilmu bioteknologi yang

mempelajari aplikasi bioeknologi di bidang medis. Cakupannya meliputi seluruh

spektrum pengobatan manusia, mulai dari tahap preventif, diagnosis, dan pengobatan.

Contoh penerapannya adalah pemanfaatan organisme untuk menghasilkan obat dan

vaksin, penggunaan sel induk untuk pengobatan regeneratif, serta terapi gen untuk

mengobati penyakit genetik dengan cara menyisipkan atau menggantikan gen

abnomal dengan gen yang normal.

Bioteknologi putih/abu-abu (white/gray biotechnology) adalah bioteknologi yang

diaplikasikan dalam industri seperti pengembangan dan produksi senyawa baru serta

pembuatan sumber energi terbarukan. Dengan memanipulasi mikroorganisme seperti

bakteri dan khamir/ragi, enzim-enzim juga organisme-organisme yang lebih baik telah

tercipta untuk memudahkan proses produksi dan pengolahan limbah industri.

Page 2: LAPO EKOMIK.interaksi Mikroba Dengan Hewan

Pelindian (bleaching) minyak dan mineral dari tanah untuk meningkakan efisiensi

pertambangan, dan pembuatan bir dengan khamir.

Bioteknologi hijau (green biotechnology) mempelajari aplikasi bioteknologi di

bidang pertanian dan peternakan. Di bidang pertanian, bioteknoogi telah berperan

dalam menghasilkan tanaman tahan hama, bahan pangan dengan kandungan gizi lebih

tinggi dan tanaman yang menghasilkan obat atau senyawa yang bermanfaat.

Sementara itu, di bidang peternakan, binatang-binatang telah digunakan sebagai

"bioreaktor" untuk menghasilkan produk penting contohnya kambing, sapi, domba,

dan ayam telah digunakan sebagai penghasil antibodi-protein protektif yang

membantu sel tubuh mengenali dan melawan senyawa asing (antigen).

Bioteknologi biru (blue biotechnology) disebut juga bioteknologi akuatik/perairan

yang mengendalikan proses-proses yang terjadi di lingkungan akuatik. Salah satu

contoh yang paling tua adalah akuakultura, menumbuhkan ikan bersirip atau kerang-

kerangan dalam kondisi terkontrol sebagai sumber makanan, (diperkirakan 30% ikan

yang dikonsumsi di seluruh dunia dihasilkan oleh akuakultura). Perkembangan

bioteknologi akuatik termasuk rekayasa genetika untuk menghasilkan tiram tahan

penyakit dan vaksin untuk melawan virus yang menyerang salmon dan ikan yang lain.

Contoh lainnya adalah salmon transgenik yang memiliki hormon pertumbuhan secara

berlebihan sehingga menghasilkan tingkat pertumbuhan sangat tinggi dalam waktu

singkat.

Keterkaitan antara bioteknologi dengan dunia pertanian cukup erat. Melalui

bioteknologi terjadi suatu revolusi hijau pada dunia pertanian. Kemajuan dalam bidang

pertanian ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa

genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-

lain. Contoh riil di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur

jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul

karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih

tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Dalam budidaya tanaman, bioteknologi

juga mempunyai peranan yang sangat besar terutama dalam pengembangan dan penyediaan

pupuk organik (biofertillizer) dan pestisida (biopestisida), sehingga dapat meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta melipatgandakan hasil pertanian, selain itu

bioteknologi pertanian juga dapat memberikan kontribusi  yanng sangat besar terhadap

Page 3: LAPO EKOMIK.interaksi Mikroba Dengan Hewan

konservasi lahan dan lingkungan. Keberadaan kontroversi bioteknologi dalam bidang

pertanian, dalam prosesnya tidak dapat terpisahkan dari adanya unsur mikroba yang menjadi

kunci dalam pengembangan bioteknologi. Mikroba mampu menyebabkan perubahan kimiawi

pada berbagai bahan, jumlahnya yang besar disertai kemampuan kimia yang beragam

menyebabkan banyak terjadi proses esensial di alam lingkungan, misalnya mikroba mampu

merombak, merusak atau membusukkan jaringan tanaman dan hewan yang mati (Ristiati,

2008). Oleh sebab itu interaksi yang ada pada tanaman dengan mikroba merupakan kajian

yang relevan untuk dipelajari.

Secara umum, pada penulisan makalah ini akan dibahas mengenai interaksi mikroba

yang dibagi atas virus, bakteria dan fungi dengan aplikasinya pada tanaman. Interaksi

tanaman dengan mikroba ada yang bersifat menguntungkan dan merugikan. Oleh sebab itu,

sebagai bagian dari kajian bioteknologi antara tanaman dengan mikroba maka secara

mendalam akan dikaji interaksi antara tanaman dengan mikroba.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penulisan latar belakang, maka adapun permasalahan yang dapat

dirumuskan adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah interaksi antara tumbuhan dengan fungi?

2. Bagaimanakah interaksi antara tumbuhan dengan bakteri?

3. Bagaimanakah interaksi antara tumbuhan dengan virus?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah, maka adapun tujuan penulisan makalah ini yang dapat

dirumuskan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut.

1. Interaksi antara tumbuhan dengan fungi.

2. Interaksi antara tumbuhan dengan bakteri.

3. Interaksi antara tumbuhan dengan virus.

Page 4: LAPO EKOMIK.interaksi Mikroba Dengan Hewan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Interaksi Bakteri dengan Tumbuhan

A. Interaksi yang Menguntungkan

1. Interaksi antara bakteri Rhizobium dengan akar kacang-kacangan

Tanaman kacang-kacangan  seperti buncis, kedelai, akarnya memiliki bintil-bintil

berisi bakteri yang mampu menambat nitrogen udara, sehingga nitrogen tanah yang telah

diserap tanaman dapat diganti.   Simbiosis antara tanaman dan bakteri saling menguntungkan

untuk kedua pihak.  Bakteri mendapatkan zat hara yang kaya energi dari tanaman inang

sedangkan tanaman inang mendapatkan senyawa nitrogen dari bakteri untuk melangsungkan

kehidupannya (Risqi, 2009).

Bakteri penambat nitrogen yang terdapat didalam akar kacang-kacangan adalah jenis

bakteri Rhizobium.  Bakteri ini  masuk melalui rambut-rambut akar dan menetap dalam akar

tersebut dan membentuk bintil pada akar yang bersifat khas pada kacang-kacangan.  Bakteri

dalam genus Rhizobium merupakan bakteri gram negatif, berbentuk bulat memanjang, yang

secara normal mampu memfiksasi nitrogen dari atmosfer. Umumnya bakteri ini ditemukan

pada nodul akar tanaman leguminosae.

Rhizobium berasal dari dua kata yaitu Rhizo yang artinya akar dan bios yang berarti

hidup. Rhizobium adalah bakteri yang bersifat aerob, bentuk batang, koloninya berwarna

putih berbentuk sirkular, merupakan penambat nitrogen yang hidup di dalam tanah dan

berasosiasi simbiotik dengan sel akar legume, bersifat host spesifik satu spesies Rhizobium

cenderung membentuk nodul akar pada satu spesies tanaman legume saja. Bakteri Rhizobium

adalah organotrof, tidak berspora, dan pleomorf. Bakteri rhizobium mudah tumbuh dalam

medium pembiakan organik khususnya yang mengandung ragi atau kentang. Pada suhu

kamar dan Ph 7,0 – 7,2.

Morfologi Rhizobium dikenal sebagai bakteroid. Rhizobium menginfeksi akar

leguminoceae melalui ujung-ujung bulu akar yang tidak berselulose, karena bakteri

Rhizobium tidak dapat menghidrolisis selulose. Interaksi bakteri Rhizobium dengan akar

kacang-kacangan dibahas dalam ilmu tersendiri yang dinamakan Rhizobiologi. Interaksi ini

mengakibatkan terbentuknya nodul akar pada tumbuhan kacang-kacangan. Terdapat beberapa

spesies Rhizobium dan tanaman simbiosisnya, hal tersebut dapat dilihat dalam tabel.

Page 5: LAPO EKOMIK.interaksi Mikroba Dengan Hewan

Tabel :   Beberapa spesies Rhizobium dan tanaman  simbiosanya

Spesies Rhizobium Tanaman  simbiosanya

R. leguminasorumR. PhaseoliR. TrifoliiR. MeliotiR. LupiniR. JaponicumRhizobium. Spp

Pea (Pisum spp), lentil ( Lens culinaris)Kacang buncis (Phaseolus vulgaris)Clover ( Trifolium subteranim)Alfafa (Medicago sativa)Lupin (Lupinus, spp)Kedelai ( Glycine max)Cowpea (Vigna, spp), kacang tanah (Desmodium spp)

Adapun tahapan pembentukan nodul akar pada tanaman kacang-kacangan akibat

interaksi bakteri Rhizobium adalah sebagai berikut :

Tahap-tahap pembentukan nodul.

1). Pengenalan pasangan yang sesuai pada tumbuhan dan bakteri dan penempelan bakteri

terhadap akar tumbuhan.

Di sekitar bulu-bulu akar kacang-kacangan terkumpul sejumlah besar bakteri Rhizobium baik

secara alami (misal pada ladang kacang-kacangan) ataupun secara buatan (penambahan

inokulan). Akibat terkumpulnya bakteri tersebut, bulu akar akan mengeluarkan triftopan,

yang oleh bakteri diubah menjadi indol asetat. Kehadiran indol asetat menyebabkan bulu akar

menjadi berkerut dan bakteri juga menghasilkan enzim yang dapat melarutkan senyawa

pektat yang terdapat di dalam fibril (selulosa) kulit bulu akar, sehingga bakteri dapat

menempel pada buluh akar.

2). Invasi bakteri ke dalam buluh akar dan terjadi ancaman infeksi.

Akibat adanya larutan pektat, bakteri Rhizobium kemudian berubah menjadi bulat dan kecil-

kecil serta dapat bergerak. Senyawa pektat dapat berikatan dengan selulosa, sehingga dinding

bulu akar menjadi tipis hingga dapat ditembus oleh bakteri Rhizobium

3). Berjalan sepanjang akar utama melalui tempat infeksi.

4). Pembentukan bakteroid (sel bakteri perusak) dalam sel tumbuhan dan terjadi

perkembangan ke keadaan penambatan-nitrogen

Di dalam bulu akar bakteri memperbanyak diri, kemudian memasuki bagian akar dengan

membentuk benang infeksi, hingga koloni bakteri didapatkan pada setiap sel akar.

5). Berlangsungnya pembelahan bakteri dan sel tumbuhan, maka terbentuk nodul akar

matur.

  Genetik pembentukan nodul : gen nod.

Page 6: LAPO EKOMIK.interaksi Mikroba Dengan Hewan

Gen-gen yang melangsungkan tahap-tahap spesifik dalam pembentukan nodul pada

tumbuhan leguminosa oleh strain Rhizobium disebut gen nod. Beberapa gen nod dari spesies

Rhizobium yang berbeda disimpan dan umumnya berada pada plasmid yang disebut plasmid

sym. Sebagai tambahan pada gen nod yang langsung terlibat dalam nodulasi/pembentukan

nodul, gen sym mengandung gen spesifisitas yang menahan strain Rhizobium pada tumbuhan

inang tertentu. Selanjutnya, kemampuan nodulasi pada tumbuhan leguminosa tertentu dapat

dipindahkan antar spesies Rhizobium melalui pemindahan plasmid sym secara singkat.

Sebagai contoh, ketika plasmid sym dari Rhizobium leguminosarum (yang memiliki inang

kacang-tanah) dipindahkan ke Rhizobium trifolii (yang memiliki inang semanggi), sel spesies

R. Trifolii akan efektif membentuk nodul pada kacang-tanah. Yang menarik dalam hal ini,

plasmid sym juga dapat dipindahkan di antara genera. Jika plasmid sym dipindahkan dari

Rhizobium ke bakteri yang berhubungan erat, Agrobacterium, maka bakteri tersebut akan

membentuk nodul, meskipun nodul tersebut tidak memfiksasi-nitrogen karena Agrobacterium

tidak mampu untuk memfiksasi-nitrogen.

  Fiksasi Nitrogen Oleh Bakteri Rhizobium

Rhizobium yang tumbuh dalam bintil akar leguminoceae mengambil nitrogen

langsung dari udara dengan aktifitas bersama sel tanaman dan bakteri, nitrogen itu disusun

menjadi senyawaan nitrogen seperti asam-asam amino dan polipeptida yang ditemukan dalam

tumbuh-tumbuhan, bakteri dan tanah disekitarnya. Baik bakteri maupun legum tidak dapat

menambat nitrogen secara mandiri, bila Rhizobium tidak ada dan nitrogen tidak terdapat

dalam tanah legum tersebut akan mati.

Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium banyak digunakan sebagai pupuk

hijau seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera. Akar tanaman polong-polongan tersebut

menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat

nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat

nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar

melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan

demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.

Rhizobium di dalam tanah berperan dalam pengaturan siklus nitrogen, yaitu

melakukan fiksasi nitrogen dan mengubahnya menjadi Ammonia (NH3). Dalam sel bakteri

ini terdapat sebuah alat yang berperan dalam biokatalis, yaitu enzim nitrogenase. Enzim ini

mengkatalis reduksi nitrogen atmosfer (N2) menjadi amonia (NH3) (Nasir, 2002). Enzim

inilah yang berperan dalam mengubah N2 menjadi NH3.

Page 7: LAPO EKOMIK.interaksi Mikroba Dengan Hewan

Fiksasi nitrogen berlangsung dengan bantuan kompleks enzim nitrogenase. Reaksinya

sbb:

N2 + 6e – → 2NH3 (DG’0 = +150 kkal/mol = +630 Kj/mol)

B. Interaksi yang Merugikan

Interaksi yang merugikan yakni adanya interaksi bakteri Pseudomonas solanacearum

yang menyebabkan penyakit “Darah Pisang”. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri

Pseudomonas Solanacearum. Disebut penyakit darah, karena bila akar tinggal/bonggol

tanaman sakit dipotong maka keluar cairan kental yang berwarna kemerahan dari berkas

pembuluh. Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui bibit terinfeksi, serangga yang

mengunjungi bunga, alat-alat pemangkasan dan kontak akar.Penyakit Tanaman pisang mudah

dikenali dengan tanda-tanda sebagai berikut : (1). Tanaman pisang yang terserang

pertumbuhan daunnya terhambat, cepat patah dan menjadi kuning,  layu dalam waktu yang

relatif singkat. (2). Jika batang dipotong, maka dalam beberapa saat akan keluar cairan kental

berwarna merah seperti darah. (3). Buah dari tanaman yang terserang apabila dipotong atau

dibelah terlihat ada getah kental berwarna coklat kemerah-merahan yang berbau busuk. (4).

Anakan yang tumbuh pada rumpun yang sakit akan segera menunjukkan gejala daun menjadi

layu, kering, kerdil dan akhirnya mati. 

Interaksi yang juga merugikan adalah Bakteri Erwinia coratovora yang menyebabkan

penyakit layu pada tanaman terutama di daerah subtropis dan tropis. Bakteri ini termasuk

ganas, karena mampu merusak tanaman dalam waktu singkat. Serangannya dapat

menyebabkan melunaknya daun dan batang pada tanaman disertai perubahan warna menjadi

cokelat sambil mengeluarkan bau busuk. Sedangkan bagian tanaman yang terserang akan

mengeluarkan lendir putih, kental dan lengket.

Pada saat tanaman terluka, otomatis pengaruh cuaca, nematoda dan hewan lainnya

dapat masuk melalui lubang alami dan membawa bakteri Erwinia carotovora tersebut ke

dalam jaringan yang terluka.

Bakteri yang masuk melalui luka ini akan terus berkembang dalam ruang antar sel

serta menghasilkan enzim pektolitik yang dapat mencerna jaringan tanaman inang. Akibatnya

tanaman inang akan mengalami penurunan dan lama – kelamaan akan mengalami

pembusukan.

Dengan didukung kelembaban yang tinggi dan cuaca yang dingin, perkembangbiakan

bakteri akan lebih cepat sehingga patogen akan lebih cepat menyebar ke seluruh tanaman

yang pada akhirnya menyebabkan busuk pada batang. Bila ini dibiarkan dalam waktu yang

Page 8: LAPO EKOMIK.interaksi Mikroba Dengan Hewan

tidak lama dan didukung oleh kondisi yang sesuai untuk perkembangan jamur, maka

perkembangan penyakit tersebut menjadi sangat pesat yang akhirnya tanaman akan

mengalami kematian.

2.2 Interaksi Fungi Dengan Tumbuhan

A. Interaksi yang Menguntungkan

1. Interaksi antara jamur Mikoriza dengan akar tanaman

Mikoriza (Yunani = “Mycorrhizae”) memiliki arti “fungi akar” dan berhubungan

dengan bentuk hubungan simbiotik antara fungi dengan akar tanaman, yang pertama kali

ditemukan oleh Albert Bernhard Frank, pada tahun 1885. Sebagian besar akar tumbuhan

darat kemungkinan berupa Mikoriza. Dalam hubungan ini fungi dan akar tanaman

terintregasi membentuk mikoriza. Keduanya mendapat keuntungan dari asosiasi ini. Fungi

mendapatkan nutrien organik dari tanaman sedangkan tanaman akan terlindungi dari tanaman

patogen lain. Fungi mikoriza memproduksi substansi allelopathik yang bersifat toksik yang

akan menghambat pertumbuhan tanaman di sekitar tanaman tersebut sehingga mengurangi

kompetisi. Pada lingkungan yang basah mikoriza dapat meningkatkan nutrisi, khususnya

ketersediaan fosfat. Sedangkan pada daerah yang kering/gersang, mikoriza membantu

pengambilan air, peningkatan transpirasi (Ristiati, 2008).

Mikoriza merupakan mahluk hidup, maka sejak berasosiasi dengan akar tanaman

jamur ini terus berkembang dan selama itu pula berfungsi membantu tanaman. Adanya

mikoriza, resitensi akar terhadap gerakan air menurun, sehingga transfer air ke akar

meningkat. Keberadaan mikoriza menyebabkan status P tanaman meningkat, sehingga

menyebabkan daya tahan terhadap kekeringan meningkat pula. Adanya hifa eksternal

menyebabkan tanaman bermikoriza lebih mampu mendapatkan air daripada yang tidak

bermikoriza.

Pada tanaman bermikoriza jumlah air yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 gram

bobot kering tanaman lebih sedikit daripada tanaman yang tidak bermikoriza. Tanaman

mikoriza lebih tahan terhadap kekeringan karena pemakaian air yang lebih ekonomis.

Pengaruh tidak langsung karena adanya miselin eksternal menyebabkan mikoriza efektif

dalam mengagregasi butir-butir tanah sehingga kemampuan tanah menyimpan air meningkat.

Aplikasi mikoriza akan membantu proses penyerapan air yang terikat cukup kuat pada pori

mikro tanah, sehingga panjang musim tanam tanaman pada lahan kering diharapkan dapat

terjadi sepanjang tahun. Kondisi lingkungan tanah yang cocok untuk perkecambahan biji

akan mendukung pula untuk perkecambahan spora mikoriza. Jamur mikoriza mempenetrasi

Page 9: LAPO EKOMIK.interaksi Mikroba Dengan Hewan

epidermis akar melalui tekanan mekanis dan aktivitas enzim dan selanjutnya tumbuh menuju

korteks. Pertumbuhan hifa secara eksternal terjadi jika hifa internal tumbuh dari korteks

melalui epidermis. Pertumbuhan hifa secara eksternal tersebut terus berlangsung sampai tidak

memungkinnya untuk terjadi pertumbuhan lagi. Bagi jamur mikoriza, hifa eksternal berfungsi

mendukung fungsi reproduksi serta untuk transportasi karbon serta hara lainnya ke dalam

spora, selain fungsinya untuk menyerap unsur hara dari dalam tanah untuk digunakan oleh

tanaman.

Interaksi mikroba terhadap tumbuhan dimana ada jenis mikroba dari golongan jamur

yang disebut mikoriza ditemukan sebagai sumber biofertilizer potensial yang dapat

meningkatkan produktivitas budidaya tanaman. Biofertilizer atau pupuk hayati semacam ini

bersifat ramah lingkungan dan dapat mempertahankan kualitas tanah secara berkelanjutan.

Mikoriza mempunyai peran dalam mempercepat suksesi pada habitat yang terganggu secara

ekstrem. Mikoriza yang menginfeksi akar tanaman berperan dalam perbaikan nutrisi tanaman

dan meningkatkan pertumbuhan, karena hifa yang menginfeksi akar mempunyai kemampuan

yang tinggi dalam meningkatkan kapasitas penyerapan unsur hara fosfat, nitrogen, sulfur,

seng, dan unsur esensial lainnya. Dengan adanya mikoriza, laju penyerapan unsur hara oleh

akar bertambah hampir empat kali lipat dibandingkan dengan perakaran normal, demikian

juga luas penyerapan akar makin bertambah hingga 80 kali. Mikoriza berperan juga sebagai

bio-protektor terhadap patogen tanaman, bio-remediator bagi tanah-tanah yang tercemar dan

membantu pertumbuhan tanaman pada tanah yang tercemar. Jamur mikoriza merupakan

asosiasi antara tanaman dan cendawan yang memiliki sifat dan peran yang unik bagi

tanaman, manusia, dan lingkungan hidup. Asosiasi ini diketahui memiliki fungsi yang

menguntungkan tanaman simbionnya.

Ada dua kelompok utama asosiasi Mikoriza yaitu :

a. Ektomikoriza

Umumnya ditemukan pada daerah yang agak dingin (beriklim sedang), berasosiasi

dengan tanaman khusus dan semak-semak. Contohnya, pohon cemara, oak, dan paling

banyak tumbuh pada hutan temperata yang tumbuh pada kondisi dingin biasanya

mengandung Ektomikoriza, yang terdiri dari komponen fungi dengan Basidiomycetes,

Ascomycetes atau Zygomycetes. Ektomikoriza tumbuh pada sekitar akar tanaman, terutama

pada ujung akar, selanjutnya terjadi penetrasi fungi ke bagian kortek, yang umumnya

dijumpai pada jenis kayu cemara atau tanaman berdaun jarum. Pada ektomikoriza, jamurnya

seluruhnya menyelubungi masing-masing cabang akar dalam selubung atau mantel hifa.

Page 10: LAPO EKOMIK.interaksi Mikroba Dengan Hewan

Hifa-hifa tersebut hanya menembus antar sel korteks akar (interselular) (Rao, 1994). Jenis

fungi ini adalah Thelophora terrestris.

Banyak dari jamur ini menunjukkan inang spektrum luas. Demikian pula inang yang

sama mungkin diinfeksi oleh lebih dari satu jamur seperti misalnya Pinus sylvestris yang dari

perakaran mikoriza dapat dipisahkan sebanyak lebih dari 40 spesies fungi.

Lebih dari 5000 spesies fungi Basidiomycetes, banyak di antaranya yang membentuk

Ektomikoriza. Miselium secara luas memanjang ke luar sel dan meningkatkan nutrisi

tumbuhan. Salah satu fungi yang terpenting pada Ektomikoriza adalah Pisolitus tinctorius.

Bila fungi ini diinokulasikan ke dalam akar tumbuhan, pertumbuhannya menjadi lebih cepat,

dibandingkan dengan tumbuhan yang tidak diinokulasi fungi tersebut.

b. Endomikoriza

Endomikoriza sungguh menarik perhatian, karena fungi tidak mungkin untuk

berkembang tanpa tumbuhan inang, dan biasanya fungi dari kelompok Zygomycetes. Ini

merupakan hubungan hifa fungi yang masuk ke sel kortek tanaman, kemudian tumbuh dalam

sel/intraseluler dan membentuk gumpalan (lilitan), sehingga membentuk pembengkakan.

Endomikoriza, tidak membentuk suatu selubung luar tetapi di dalam sel-sel akar

(intraseluler) dan membentuk hubungan langsung dengan tanah dan sekitarnya. Hifa jamur

memasuki sel tanaman inang karena menerobos jaringan inang. Inang yang terlibat dalam

asosiasi endotrofik mungkin termasuk Phycomycetes (memiliki hifa tidak bersekat).

Contohnya pada anggrek. Anggrek memiliki endomikoriza. Contoh spesies angrek lain dari

genus Neottia, Limodorum, Epipogen, Coralliorhiza, Galeola, Vanilla, Gastrodia,

Didymoplexis bergantung dengan jamur, namun hanya dalam tahap awal kehidupannya.

Apabila berkecambah, biji anggrek menjadi terinfeksi oleh hifa dari dalam tanah, setelah

penetrasi jamur muncul dalam sel-sek korteks dalam bentuk kumparan, memnyebabkan

pembengkakan dan disorganisasi sel-sel dan akhirnya mengalami disintegrasi dalam sel-sel

inang. Disintegrasi hifa didalam sel ini juga disebut “tolifopagi” dan “ptiofopagi” yang

merupakan cara pencernaan oleh inang yang berbeda-beda. Dan proses ini mungkin terus

berlangsung karena sel inang sudah terinfeksi. Infeksi hanya terbatas pada sel-sel korteks

akar atau pada bagian system perakaran. Jamur dapat memecah lignin dan seluosa dan karena

ikut menyumbang dalam pembusukan bahan organic. Dalam hal ini, jamur tersebut berbeda

dengan jamur ektomikoriza yang tergantung dengan inangnya dalam hal nutrisi karbonnya.

Anggrek bergantung pada jamur untuk kebutuhan-kebutuhan awal kehidupannya.

Mikoriza endotrofi dijumpai pada tanaman gandum, jagung, buncis, jeruk dan

tanaman komersial lain serta jenis rumput-rumputan tertentu. Terdapat bukti bahwa, pada

Page 11: LAPO EKOMIK.interaksi Mikroba Dengan Hewan

lingkungan tumbuhan, Mikoriza dapat meningkatkan persaingan antar tubmbuhan tersebut.

Pada lingkungan yang basah Mikoriza dapat meningkatkan nutrisi, khususnya ketersediaan

fosfat. Sedangkan pada daerah yang kering/gersang, Mikoriza membantu dalam pengambilan

air, peningkatan transpirasi, dibandingkan dengan tanpa adanya Mikoriza pada tumbuhan.

Dan ini akan memberikan manfaat dalam penggantian energi yang diperlukan untuk

fotosintesis tumbuhan.

Secara garis besar, melalui gambar dibawah ini, perbedaan ektomikoriza dengan

endomikoriza dapat dilihat.

 B. Interaksi yang Merugikan

Sebagian besar penyakit pada tanaman disebabkan oleh jamur etalen. Sebagian besar

jamur yang menyerang tanaman budidaya adalah jamur karat dan jamur api (Bartha, 1987).

Banyak jamur yang beradaptasi dengan baik sebagai etalen tumbuhan. Berikut adalah

beberapa contoh interaksi tumbuhan dengan jamur yang merugikan.

Karat daun yang disebabkan oleh jamur Hemileia vastatrix pada tanaman kopi.

Proses infeksi jamur Hemileia vastatrix dimulai dari adanya jamur Hemileia vastatrix

yang melekat pada daun dan mulai mengeluarkan hifa untik menginfeksi daun. Hifa-hifa

yang dikeluarkan oleh jamur ini terkadang sampai menutup stomata sehingga mengganggu

proses fotosintesis.

Busuk akar disebabkan oleh serangan jamur Phytium sp. Busuk akar terjadi karena

media tanam terlalu basah dan berkelembaban tinggi.

Air yang terlalu lama menggenang menyebabkan media menjadi becek dan dalam

waktu singkat menyebabkan akar menjadi busuk, daun menjadi pucat, layu lalu busuk.

Layu Fusarium yang menyerang tanaman cabai dan tomat. Penyakit ini disebabkan oleh

jamur Fusarium oxysporum. Gejala yang ditimbulkan adalah memucatnya tulang daun

terutama daun bagian atas kemudian menggulunggnya daun yang lebih tua dan akhirnya layu

secara keseluruhan. Menggulungnya daun ini mengakibatkan kemampuan daun menerima

cahaya matahari menurun dan berdampak pada laju fotosintesis. Penurunan laju fotosintesis

berberdampak pada produktivitas tanaman tersebut (Endah, 2002).

Jamur ini menginfeksi melalui akar, utamanya pada luka akar akibat dari serangan

Nematoda puru akar, pemindahan bibit dari penyemaian maupun akibat dari munculnya akar

lateral. Jamur ini akan berkembang dan menetap di berkas vaskuler. Jamur ini tidak

mengganggu proses trasportasi di berkas vaksuler karena hifa dari jamur ini tidak cukup

menyumbat aliran air pada jaringan xylem (Semangun, 2001).

Page 12: LAPO EKOMIK.interaksi Mikroba Dengan Hewan

Menurut Gaumann dan Jaag dalam Semangun (2001), penyebab kelayuan adalah

dibentuknya polipeptida yang disebut likomarasmin, toksin yang dapat mengganggu

permeabilitas membrane. Likomarasmin diangkut dalam badan tumbuhan dengan cepat dan

bersifat toksin. Ini mengubah permeabilitas sel terhadap air dan salah satu pengaruhnya yaitu

transpirasi tumbuhan yang cepat. Laju traspirasi yang cepat dan tidak mampu diimbangi oleh

laju transportasi, maka akan terjadi kelayuan baik secara sementara maupun secara permanen

(Sarna dkk, 2007). Selain itu jamur ini juga menghasilkan asam fusarat. Asam fusarat dapat

menghambat pertumbuhan kalus dan tunas. Hal ini diduga karena terganggunya permeabilitas

membran sel, terhambatnya oksidasi sitokrom dan respirasi pada mitokondria sehingga

menghambat sintesis ATP, serta penurunan aktivitas fenol (Purwati, dkk. 2007).

Menurut Waggoner dan Dimond dalam Semangun (2001), F. oxysporum

menghasilkan enzim pektolitik, terutaman pectin-metil-esterase (PME) dan depolimerase

(DP). PME mereduksi etal dari rantai pectin dan menghasilkan asam pektat. DP memecah

rantai asam pektat menjadi poligalakturonida dengan dengan berbagai berat molekul.enzim

tersebut memecah bahan pectin dalam dinding sel pembuluh xylem dan pectin pada parenkim

xylem. Pemecahan bahan pectin dari dinding sel mengakibatkan sel kehilangan kekakuannya

sehingga tanaman menjadi layu. Fragmen-fragmen asam pektat masuk ke pembuluh xylem

dan membentuk masa koloidal yang mungkin menggandung bahan nonpektin dan dapat

menyumbat pembuluh. Penyumbatan oleh fragmen asam pektat dapat menghalangi proses

penghantaran air dan nutrisi tanah. Keadaan ini mengakibatkan tanaman mengalami

kekurangan air, terlebih ketika laju transpirasi tinggi. Kekurangan air mengakibatkan tekanan

turgor sel menjadi menurun dan menjadikan tanaman layu. Jika tidak segera teratasi, tanaman

akan mengalami layu permanen dan mati (Sarna dkk, 2007).

2.3 Interaksi Virus dengan Tanaman

A. Interaksi yang Merugikan

1. Interaksi antara Tobacco mosaic virus dengan tanaman tembakau

Virus tumbuhan sebagian besar mempunyai materi genetik RNA(ss-RNA). Kapsidnya

umumnya berbentuk iksohedral/silindrikal. Virus tumbuhan dapat berpindah melalui

perantara serangga, nematoda, fungi dan kontaminan dari mesin. Salah satu contoh virus

yang inangnya tumbuhan adalah TMV (Tobacco mozaic virus).

Virus mosaik tembakau (Tobacco mosaic virus, TMV) adalah virus yang

menyebabkan penyakit pada tembakau dan tumbuhan anggota suku terung-terungan

Page 13: LAPO EKOMIK.interaksi Mikroba Dengan Hewan

(Solanaceae) lain. Gejala yang ditimbulkan adalah bercak-bercak kuning pada daun yang

menyebar, seperti mosaik. TMV adalah virus pertama yang ditemukan orang.

Adolf Meyer (1883) menunjukkan pertama kali bahwa gejala mosaik ini dapat

menular, seperti penyakit bakteri. Keberadaan adanya substansi non-bakteri pertama kali

ditunjukkan oleh Dmitri Ivanovski, biologiwan Rusia, pada tahun 1892. Daun sehat yang

diolesi ekstrak daun tembakau yang menunjukkan gejala mosaik dapat tertular. Ketika

ekstrak itu disaring dengan saringan keramik yang sangat halus sehingga bakteri pun tidak

dapat menembus dan dioleskan pada daun sehat, daun itu pun tetap tertular. Ivanovski

berpendapat ada substansi super kecil yang bertanggung jawab atas gejala tersebut.

Virus mosaik tembakau merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan

mikroskop elektron. Virus ini menginfeksi tanaman dan berkembang biak dalam jasad inang.

Ketika Tembakau Mosaic Virus menulari tanaman tembakau, virus memasuki mekanis

(Misalnya melalui dinding sel tumbuhan pecah) dan bereplikasi. TMV menulari tanaman

tembakau secara mekanis melalui dinding sel yang pecah, lalu berreplikasi. Virus yang telah

berreplikasi tersebut menyebar ke sel tetangga melalui plasmodesmata. TMV menghasilkan

protein yang disebut P30, protein ini akan memperbesar plasmodesmata dan virus tersebut

akan bergerak dari sel ke sel sebagai suatu kompleks RNA.

Gejala pertama yang terlihat adalah terdapat warna hijau muda pada urat-urat daun

muda. Diikuti oleh adanya “mosaik” atau bintik-bintik terang dan gelap pada daun. Gejala ini

berkembang cepat pada daun muda. Virus ini menginfeksi pada awal musim sehingga

pertumbuhan tanaman terhambat.

Selain TMV, virus mozaik juga ditemukan pada tomat, mentimun, dan lada. Selain TMV,

virus tungro juga merupakan virus pada tumbuhan. Virus spesifik ini menyerang padi dan

mengakibatkan tanaman padi mengerdil sehingga produktivitas menurun.

Virus dapat bertahan dan bersifat infektif selama beberapa tahun. Virus bersifat sangat

stabil dan mudah ditularkan dari benih ke pembibitan pada saat pengelolaan tanaman secara

mekanis misalnya pada saat pemindahan bibit ke pertanaman. Gejala Serangan daun tanaman

yang terserang menjadi berwarna belang hijau muda sampai hijau tua. Ukuran daun relatif

lebih kecil dibandingkan dengan ukuran daun normal. Jika menyerang tanaman muda,

pertumbuhan tanaman terhambat dan akhirnya kerdil. Virus ini mampu menular secara

mekanis yakni melalui tangan manusia saat memetik daun tembakau, perasan air daun

tembakau yang terjangkit dan melalui pembibitan.

Page 14: LAPO EKOMIK.interaksi Mikroba Dengan Hewan

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini, maka simpulan yang dapat diambil

adalah sebagai berikut :

1. Interaksi bakteri yang menguntungkan yakni adanya interaksi bakteri penambat nitrogen yang

terdapat didalam akar kacang-kacangan sejenis bakteri Rhizobium yang secara normal

mampu memfiksasi nitrogen dari atmosfer. Bakteri mendapatkan zat hara yang kaya energi

dari tanaman inang sedangkan tanaman inang mendapatkan senyawa nitrogen dari bakteri

untuk melangsungkan kehidupannya. Interaksi bakteri yang merugikan yakni penyakit darah

pisang yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas Solanacearum dan Interaksi Bakteri

Erwinia coratovora yang menyebabkan penyakit layu basah.

2. Interaksi jamur yang menguntungkan yakni adanya interaksi mikoriza dengan akar tanaman.

Dalam hubungan ini fungi dan akar tanaman terintregasi membentuk mikoriza. Keduanya

mendapat keuntungan dari asosiasi ini. Fungi mendapatkan nutrien organik dari tanaman

sedangkan tanaman akan terlindungi dari tanaman patogen lain. Interaksi yang merugikan

yakni penyakit karat daun yang disebabkan oleh jamur Hemileia vastatrix pada tanaman kopi,

busuk akar yang disebabkan oleh serangan jamur Phytium sp, layu Fusarium disebabkan oleh

jamur Fusarium oxysporum.

3. Interaksi virus yang merugikan yakni interaksi antara virus mosaik tembakau (Tobacco

mosaic virus, TMV) yang menyebabkan penyakit pada tembakau dan tumbuhan anggota suku

terung-terungan (Solanaceae) lain.

3.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan mengenai makalah ini, agar para pembaca mampu

mempelajari interaksi mikroba dengan tanaman sehingga mampu mencegah timbulnya

interaksi yang merugikan seperti beberapa penyakit pada tanaman, serta mampu menerapkan

bioteknologi baik secara konvensional dan modern.

Page 15: LAPO EKOMIK.interaksi Mikroba Dengan Hewan