landasan teori

Embed Size (px)

DESCRIPTION

landasan teori efektivitas

Citation preview

233

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang diperlukan oleh pihak manajemen. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Sistem Informasi Akuntansi, terdapat penjelasan mengenai Sistem Informasi Akuntansi menurut beberapa ahli.

1. Sistem

Menurut Azhar Susanto (2008:22), Sistem adalah kumpulan/group dari sub sistem/bagian/komponen apapun baik phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu.

Menurut Mulyadi (2008:3), Sistem merupakan suatu organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen guna memudahkan pengelolaaan perusahaan.

Sedangkan Sistem menurut Romney dalam Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (2004:2) adalah : Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang selain berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan pengertian diatas menunjukkan bahwa sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen baik phisik ataupun non phisik yang saling bekerja sama satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Informasi

Menurut Azhar Susanto (2008:38), Informasi adalah hasil pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat. Sedangkan menurut Baridwan (2005:5), Informasi adalah data yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan yang tepat.

Berdasarkan pengertian diatas menunjukkan bahwa informasi merupakan hasil pengolahan data yang berguna sebagai dasar untuk mengambil keputusan.

Mc.Leod dalam Azhar susanto (2008:38) menyebut informasi yang berkualitas apabila informasi tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Accuracy ( Akurat)

Artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Pengujian akurasi dilakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda, apabila pengujian tersebut menghasilkan hasil yang sama maka data tersebut dianggap akurat.

b. Timely ( Tepat waktu)

Artinya informasi itu harus bersedia atau ada pada saat informasi tersebut diperlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam lagi.

c. Relevant (Relevan)

Artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan oleh individu yang ada di berbagai tingkatan dan bagian dalam organisasi.

d. Complete (Lengkap)Artinya informasi harus diberikan secara lengkap. Misalnya informasi tentang penjualan tidak ada bulannya atau tidak ada data fakturnya.

3. Akuntansi

Menurut Azhar Susanto (2008:4), Akuntansi adalah bahasa bisnis, setiap organisasi menggunakannya sebagai bahasa komunikasi saat berbisnis.

Menurut Niswonger, Warren, Reeve dan Fess yang dialih bahasakan oleh Helda Gunawan (1999:6), Akuntansi adalah sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak-pihak berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka sistem informasi akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan informasi atau laporan keuangan yang digunakan pihak-pihak berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan.

Dari pengertian-pengertian tersebut kita dapat mengambil pengertian mengenai sistem informasi akuntansi seperti yang dikemukakan para ahli.

Sistem Informasi Akuntansi menurut Azhar Susanto (2008:72) adalah sebagai berikut :

Sistem Informasi Akuntansi dapat didefinisikan sebagai kumpulan (integrasi)dari sub sistem/komponen baik fisik maupun non fisik yang salingberhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara harmonis untukmengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadiinformasi keuangan.

Baridwan (2004:4) juga menyatakan pengertian sistem informasi akuntansi yaitu :

Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu komponen yang mengumpulkan,menggolongkan, mengolah, menganalisa dan mengkombinasikan informasikeuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan pihak-pihak luar(seperti inspektorat pajak, investor, dan kreditor) pihak-pihak dalam (terutamamanajemen).

Sistem Informasi Akuntansi menurut Nugroho Widjajanto (2001:4) adalah :

Sistem Informasi Akuntansi adalah susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang didisain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen.

2.1.1.2Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Azhar Susanto (2008:12), terdapat beberapa unsur dalam sistem informasi akuntansi, yaitu :

1. Sumber daya manusia dan alat

2. Catatan

3. Informasi atau laporan-laporan.

Menurut Mulyadi (2008:3-5) mengungkapakan unsur-unsur sistem akuntansi sebagai berikut :

1. Formulir

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dokumen, karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam (didokumentasikan) di atas secarik kertas.

2. Jurnal

Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya. Dalam jurnal ini, data keuangan untuk pertama kalinya diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.

3. Buku Besar

Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening-rekening pembantu yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Rekening-rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.

4. Buku Pembantu

Buku pembantu ini terdiri dari rekening-rekening pembantu yang terinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar. Buku besar dan buku pembantu merupakan catatan akuntansi akhir (book of final entry), yang berarti tidak ada catatan akuntansi lain lagi sesudah data akuntansi diringkas dan digolongkan dalam rekening buku besar dan buku pembantu.

5. Laporan

Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi. Laporan dapat berbentuk hasil cetak komputer dan tayangan pada layar monitor komputer. Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya.

2.1.1.3Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Fungsi sistem informasi akuntansi menurut Hall yang dialih bahasakan oleh Dewi Fitriasari (2007:12) adalah :1. Pekerjaan yang sifatnya yang berulang dapat diminimalisir.

2. Sistem penyimpanan data menjadi lebih sistematis.

3. Mengurangi tingkat kesalahan.

4. Pekerjaan menjadi lebih mudah karena Sistem Informasi Akuntansi sudah berjalan. Dalam hal ini akuntan hanya melakukan secara safing untuk membuktikan bahwa Sistem Informasi Akuntansi sudah berjalan dengan benar.

Lebih lanjut Steinbert yang dialih bahasakan oleh Mulyadi (2006:3) menyatakan Sistem Informasi Akuntansi mempunyai tiga fungsi penting :

1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang hal-hal tersebut.

2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi. Termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan.

2.1.1.4 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Dalam memenuhi kebutuhan informasi baik untuk kebutuhan pihak eksternal maupun pihak internal, sistem informasi harus didesain sedemikian rupa sehingga memenuhi fungsinya. Demikian pula suatu sistem informasi akuntansi dalam memenuhi fungsinya harus mempunyai tujuan-tujuan yang dapat memberikan pedoman kepada manajemen dalam melakukan tugasnya sehingga dapat menghasilkan informasi-informasi yang berguna, terutama dalam menunjang perencanaan dan pengendalian.Menurut Azhar Susanto (2008:8-11), tujuan sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut :

1. Mendukung aktivitas perusahaan sehari-hari.

2. Mendukung proses pengambilan keputusan.

3. Membantu pengelolaan perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya kepada pihak eksternal.

4. Mengumpulkan dan memasukkan data transaksi ke dalam sistem informasi akuntansi.

5. Mengolah data transaksi.

6. Menyimpan data untuk tujuan di masa mendatang.

7. Memberi pemakai atau pemberi keputusan (manajemen) informasi yang mereka perlukan.

8. Mengontrol semua proses yang terjadi.

2.1.1.5 Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Komponen sistem informasi akuntansi terdiri dari beberapa bagian yang saling berintegrasi yang membentuk sebuah sistem. Menurut Azhar Susanto (2008:207) komponen sistem informasi akuntansi dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Perangkat Keras (Hardware)

2. Perangkat Lunak (Software)

3. Manusia (Brainware)

4. Prosedur (Procedure)

5. Basis data (Database)

6. Teknologi Jaringan komunikasi (Communication Network Technology)

Penjelasan dari komponen-komponen sistem informasi akuntansi di atas adalah sebagai berikut:

1. Perangkat Keras (Hardware)

Hardware merupakan peralatan phisik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, memasukkan, memproses, menyimpan dan mengeluarkan hasil pengolahan data dalam bentuk informasi.

a. Bagian Input (Input Device)

Peralatan input merupakan alat-lat yang dapat digunakan untuk memasukkan data kedalam komputer. Ada beberapa contoh peralatan yang dapat digunakan untuk memasukkan data seperti berbentuk teks (seperti keyboard); atau berbentuk image (seperti scanner, kamera digital), suara, video (seperti kamera video) dan penunjuk (seperti mouse). Dan beberapa contoh lagi seperti Optical Code Recognition (OCR), touch screen, floppy disk, hardisk, NAS 300G, driver CD ROM/RW, DVD ROM/RW, digitizer dan lain-lain.

b. Bagian Pengolah Utama dan Memori

CPU (Central Processing Unit) yang terdiri dari komponen-komponen seperti:

(1) Processor (CPU sesungguhnya)

(2) Memory

(3) Motherboard

(4) Hardisk

(5) Floppy disk

(6) CD ROM

(7) Expansion slots

(8) Devices controller (multi I/0, VGA card, sound card)

(9) Komponen lainnya (Fan, baterai, Conektor, dll)c. Bagian Ouput (Output Devices)

Peralatan output merupakan peralatan-peralatan yang digunakan untuk mengeluarkan informasi hasil pengolahan data. Ada beberapa macam peralatan output yang biasa digunakan yaitu printer, layar monitor, Head Mount Display (HMD), LCD (Liquid Cristal Display) Projector dan speaker.

d. Bagian komunikasi

Peralatan komunikasi adalah peralatan-peralatan yang digunakan agar komunikasi data bisa berjalan dengan baik. Ada banyak jenis peralatan komunikasi, beberapa diantaranya adalah :

1. Network card untuk LAN dan wireless LAN

2. HUB/switching dan accsess poin wireless LAN

3. Fiber optic, router dan range extender

4. Berbagai macam modem (internal, external, PCMIA) dan wireless cardbus adapter

5. Pemancar dan penerima

6. Very small apertur satelit (VSAT) dan Satelit

2. Perangkat Lunak (Software)

Software adalah kumpulan dari program-program yang digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu pada komputer, sedangkan program merupakan kumpulan dari perintah-perintah komputer yang tersusun secara sistematis.

Software dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perangkat lunak sistem (system software) dan perangkat lunak aplikasi (aplication software).

a. System Software

Perangkat lunak sistem merupakan kumpulan dari perangkat lunak yang digunakan untuk mengendalikan sistem komputer yang meliputi sistem operasi (operating system), intefpreter dan compiler (kompiler).

(1) Operating System

Operating system berfungsi untuk mengendalikan hubungan antara komponen-komponen yang terpasang dalam suatu sistem computer misalnya antara keyboard dengan CPU, dengan layar monitor dan lain-lain.

(2) Interpreter

Interpreter merupakan software yang berfungsi sebagai penterjemah bahasa yang dimengerti oleh manusia kedalam bahasa yang dimengerti oleh komputer (bahasa mesin) perintah per perintah.

(3) Compiler

Compiler berfungsi untuk menterjemahkan bahasa yang dipahami oleh manusia kedalam bahasa yang dipahami oleh komputer secara langsung satu file.

(4) Application Software

Perangkat lunak aplikasi atau sering juga disebut paket aplikasi merupakan software jadi yang siap untuk digunakan. Software ini dibuat oleh perusahaan perangkat lunak tertentu (software house) baik dari dalam maupun luar negeri yang umumnya berada di Amerika.

Macam-macam application software:

(1) Sisten informasi akuntansi (quicken, account pro)

(2) Word processor (word xp)

(3) Desktop publishing (page maker)

(4) Spreadsheet (excel xp)

(5) Workgroup (office 2000)

(6) Presentasi (powerpoint)

(7) Komunikasi (microsoft net metting, outlook xp)

(8) Browser (internet explorer)

3. Manusia (Brainware)

Brainware atau sumber daya manusia (SDM) merupakan bagian terpenting dari komponen sistem informasi dalam dunia bisnis yang dikenal sebagai sistem informasi akuntansi. Komponen SDM ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan komponen lainnya didalam suatu sistem informasi sebagai hasil dari perencanaan, analisis, perancangan, dan strategi implementasi yang didasarkan kepada komunikasi diantara sumber daya manusia yang terlibat dalam suatu organisasi.

Sumber daya manusia (SDM) sistem informasi atau sistem infomasi akuntansi merupakan sumber daya yang terlibat dalam pembuatan sistem informasi, pengumpulan dan pengolahan data, pendistribusian dan pemanfaatan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi tersebut.

Beberapa kelompok SDM suatu organisasi yang terlibat dalam beberapa aktivitas diatas secara garis besar dapat dikelompokkan kedalam pemilik dan pemakai sistem informasi.

a. Pemilik Sistem Informasi

Pemilik sistem informasi merupakan sponsor terhadap dikembangkannya sistem informasi. Mereka biasanya bertanggung jawab terhadap biaya dan waktu yang digunakan untuk pengembangan serta pemeliharaan sistem informasi, mereka juga berperan sebagai pihak penentu dalam menentukan diterima atau tidaknya sistem informasi.

b. Pemakai Sistem Informasi

Para pemakai sistem informasi sebagian besar merupakan orang-orang yang hanya akan menggunakan sistem informasi yang telah dikembangkan seperti operator dan manajer (end user). Para pemakai akhir sistem informasi tersebut menentukan:

(1) Masalah yang harus dipecahkan

(2) Kesempatan yang harus diambil

(3) Kebutuhan yang harus dipenuhi

(4) Batasan-batasan bisnis yang harus termuat dalam sistem informasi. Mereka juga cukup memperhatikan tayangan aplikasi di komputer baik dalam bentuk form input maupun outputnya.

4. Prosedur (Procedure)

Prosedur merupakan rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama. Sedangkan aktivitas pada dasarnya melakukan suatu kegiatan berdasarkan informasi yang masuk dan persepsi yang dimiliki tentang informasi.

5. Basis Data (Database)

Database merupakan kumpulan data-data yang tersimpan didalam media penyimpanan di suatu perusahaan (arti luas) atau di dalam komputer (arti sempit).

6. Teknologi Jaringan Komunikasi (Communication Network Technology)

Telekomunikasi atau komunikasi data dapat didefinisikan sebagai penggunaan media elektronik atau cahaya untuk memindahkan data atau informasi dari suatu lokasi ke satu atau beberapa lokasi lain yang berbeda. Komunikasi yang terjadi diantara beberapa pihak yang berkomunikasi harus difasilitasi dengan infrastruktur berupa jaringan telekomunikasi yang konfigurasinya bisa berbentuk bintang (star), cincin (ring), dan hirarki (BUS). Jadi dengan menguasai jaringan telekomunikasi telah menolong persoalan yang disebabkan oleh masalah geografi dan waktu sehingga memungkinkan organisasi untuk mempercepat produksi dan pengambilan keputusan.

2.1.2 Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi

2.1.2.1Pengertian Efektifitas Sistem Informasi Akuntansi

Efektif memiliki konotasi atau berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai. Menurut Yamit (2003:14) efektivitas adalah suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat dicapai baik secara kualitas maupun waktu, orientasinya adalah pada keluaran (output) yang dihasilkan.

Handoko (2003) dalam Iga Eka Damayanthi, Ni Luh Made Sierrawati (2012:42) mendefinisikan bahwa efektivitas sistem informasi akuntansi merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran sejauh mana target dapat dicapai dari suatu kumpulan sumber daya yang diatur untuk mengumpulkan, memproses dan menyimpan data elektronik, kemudian mengubahnya menjadi sebuah informasi yang berguna serta menyediakan laporan formal yang dibutuhkan dengan baik secara kualitas maupun waktu.

2.1.2.2 Pengukuran Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi

Turban, dkk (1996) dalam Endah Widiowati, Didi achjari (2004) menyebutkan bahwa sistem dapat dievaluasi dan dianalisis performansinya berdasarkan dua pengukuran utama, yaitu efektivitas dan efisiensi. Berdasarkan perspektif efisiensi, evaluasi berhubungan dengan penggunaan sumber-sumber daya yang diberikan (sumber daya manusia, mesin, material, dan uang) untuk menyediakan sistem informasi bagi user. Sedangkan dari perspektif efektivitas user atau unit organisasi user, evaluasi berhubungan dengan penggunaan sistem informasi dalam menyempurnakan misi organisasi (Hamilton dan Chervany, 1981).

Menurut Gatian (1994), sistem yang efektif didefinisikan sebagai suatu sistem yang dapat memberikan nilai tambah kepada perusahaan. Oleh karena itu sistem yang efektif harus dapat memberikan pengaruh yang positif kepada perilaku user. Selain itu Martin, dkk (2000) menyatakan bahwa sistem yang efektif dapat dianalisis berdasarkan beberapa kriteria dapat meningkatkan efektivitas bisnis, dapat memperluas bisnis atau pelayanan, dan dapat meningkatkan keunggulan bersaing dari perusahaan (Endah Widiowati dan Didi Achjari, 2004:34).

Berbagai variabel yang mempengaruhi efektivitas sistem informasi telah dikemukakan oleh banyak peneliti. Weber (1999) menggunakan system quality, information quality, perceived usefulness, computer self-efficacy, perceived ease of use, use (amount, type), IS satisfaction, individual impact, dan organizational impact sebagai variabel-variabel yang menentukan efektivitas suatu sistem informasi.

Model pengukuran keberhasilan sistem informasi yang lain dikemukakan oleh William H. DeLone dan Ephraim R. McLean, yang dikenal dengan D&M IS Success Model (DeLone dan McLean, 1992) dalam Endah Widiowati dan Didi Achjari (2004). Model DeLone dan McLean terdiri dari enam variabel, yaitu:

a. System Quality, yang mengevaluasi sistem pengolahan informasi itu sendiri. System Quality meliputi keterkinian data, akurasi sistem, efisiensi sistem, pemanfaatan sumber daya, kegunaan fasilitas dan fungsi, kenyamanan dalam mengakses, waktu respon, dan waktu turnaround.

b. Information Quality, berkaitan dengan output sistem informasi. Information Quality meliputi dapat dimengerti, dapat dibaca, kejelasan, format, ketidak-biasan, akurasi informasi, ketepatan, keandalan, keterkinian, tingkat kepentingan, keunikan, dan tampilan.c. Service Quality , berkaitan dengan tingkat pengendalian user atas sistem, kepercayaan user terhadap sistem, upgrade hardware baru, standarisasi hardware, sikap positif staf pendukung terhadap user, efektivitas biaya sistem informasi, dan tingkat pelatihan bagi user.

d. Information Use, berkaitan dengan penggunaan output dari sistem informasi oleh penerima. Information Use tersebut meliputi motivasi untuk menggunakan, penggunaan sesuai tujuan, frekuensi mengakses, jumlah record yang diakses, frekuensi permintaan report, jumlah report yang diberikan, dan jumlah inquiry.e. User Satisfaction, berkaitan dengan respon penerima terhadap penggunaan output sistem informasi. User Satisfaction meliputi akurasi informasi, ketepatan, kelengkapan informasi, keandalan informasi, pemahaman aplikasi, hubungan dengan unit IS, komunikasi dengan unit IS, kecepatan respons dan kualitas respons.f. Net Benefit, berkaitan dengan keuntungan yang dari penggunaan sistem informasi. Net Benefit meliputi mendorong tindakan manajemen, memperbaiki kualitas perencanaan, memperbaiki kinerja tugas, kesadaran akan adanya informasi meningkatkan kekuatan individu dalam memberikan pengaruh dan penilaian IS secara individu, mempersingkat waktu membuat keputusan dan menjamin kebenaran keputusan.2.1.3 Efektivitas Penggunaan Teknologi Informasi2.1.3.1 Pengertian Teknologi Informasi

Teknologi adalah alat yang digunakan individu untuk membantu menyelesaikan tugas-tugasnya. Kata teknologi banyak merujuk pada sistem komputer yang terdiri atas perangkat keras, perangkat lunak dan data serta dukungan layanan yang disediakan untuk membantu para pemakai dalam menyelesaikan tugasnya (Ni Luh Sari Widhiyani, 2008:220).

Menurut Husein dalam Ni Luh Sari Widhiyani (2002:220) yang dimaksud dengan teknologi adalah perangkat keras komputer yang digunakan untuk membantu aktivitas input, pemrosesan, dan output pada sistem informasi, software komputer yang terdiri atas instruksi-instruksi yang telah diprogram untuk mengontrol dan mengkoordinasi kerja perangkat keras komputer, teknologi penyimpanan data, teknologi telekomunikasi yang memudahkan para manajer berkomunikasi dari satu tempat ke tempat lain.

Maharsi (2000:128) mendefinisikan teknologi informasi sebagai perpaduan antara teknologi komputer dan telekomunikasi dengan teknologi lain seperti perangkat keras, perangkat lunak, database, teknologi jaringan, dan peralatan telekomunikasi lainnya. Teknologi informasi adalah salah satu alat bagi para manajer untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan usahanya.

Teknologi Informasi(TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilahInformation technology(IT) adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi apapun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modern (misalnya ponsel). http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_informasi

Dari definisi di atas, nampak bahwa teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer yang berhubungan dengan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), tetapi juga termasuk teknologi telekomunikasi. Dengan kata lain bahwa teknologi informasi merupakan hasil konvergensi antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi.

2.1.3.2 Jenis Sistem Informasi Berbasis Komputer

Bodnar (2004:4) dalam Iga Eka Damayanthi dan Ni Luh Made Sierrawati mengemukakan, bahwa sistem informasi berbasis komputer merupakan sekelompok perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi yang bermanfaat. Ada beberapa jenis informasi berbasis komputer, antara lain:

1. Sistem pengolahan data elektronik adalah pemanfaatan teknologi komputer untuk melakukan pengolahan data transaksi-transaksi dalam suatu organisasi.

2. Sistem informasi manajemen menguraikan penggunaan teknologi komputer untuk menyediakan informasi bagi pengambilan keputusan para manajer.

3. Sistem pendukung keputusan yaitu dalam sistem ini data diproses kedalam format pengambilan keputusan bagi kepentingan pemakai akhir. Sistem ini mensyaratkan pengunaan model-model keputusan dan basis data khusus, dan benar-benar terpisah dari sistem pengolahan data.

4. Sistem pakar adalah sistem informasi berbasis aplikasi tertentu untuk bertindak seperti seorang konsultan ahli bagi pemakainya.

5. Sistem informasi eksekutif adalah sistem yang dibuat untuk kebutuhan manajemen strategi tingkat puncak.

6. Sistem informasi akuntansi adalah sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi.

2.1.3.3 Penggunaan Teknologi Informasi

Komputer adalah suatu alat pengolah data yang dapat melaksanakan perhitungan secara substansial, termasuk operasi hitung, nonhitung, dan operasi logika tanpa campur tangan manusia (Widjajanto, 2001:59). Suatu sistem yang berbasis komputer sangat diperlukan oleh perusahaan untuk membantu mereka dalam pengolahan data, transmisi data, dan akan berakhir pada pengambilan keputusan. Komputer hanyalah sebuah alat bantu, sebuah mesin yang tidak berguna jika tanpa manusia sebagai pengendalinya. Sebagai sebuah alat, komputer memiliki kelebihan dibandingkan dengan alat-alat lain yang diciptakan manusia. (Ni Luh Sari Widhiyani, 2008:221)

Menurut Thompson.et.al (1991;1994) dalam Dedi Rianto Rahadi (2007) kemanfaatan TI merupakan manfaat yang diharapkan oleh pengguna TI dalam melaksanakan tugasnya. Pengukuran kemanfaatan tersebut berdasarkan frekuensi penggunaan dan diversitas/keragaman aplikasi yang dijalankan. Thompson (1991) juga menyebutkan bahwa individu akan menggunakan TI jika mengetahui manfaat positif atas penggunaannya.

Chin dan Todd (1995) dalam Dedi Rianto Rahadi (2007) memberikan beberapa dimensi tentang kemanfaatan TI. Menurut Chin dan Todd (1995) kemanfaatan dapat dibagi kedalam dua kategori, yaitu:

1. Kemanfaatan dengan estimasi satu faktor

Kemanfaatan dengan estimasi satu faktor meliputi dimensi;

1. Menjadikan pekerjaan lebih mudah (makes job easier)2. Bermanfaat (usefull)

3. Menambah produktifitas (Increase productivity)4. Mempertinggi efektifitas (enchance efectiveness)5. Mengembangkan kinerja pekerjaan (improve job performance)2. Kemanfaatan dengan estimasi dua faktor (kemanfaatan dan efektifitas).

Kemanfaatan dengan estimasi dua faktor oleh Chin dan Todd (1995) dibagi menjadi dua kategori lagi yaitu kemanfaatan dan efektifitas, dengan dimensi-dimensi masing-masing yang dikelompokkan sebagai berikut:

1. Kemanfaatan meliputi dimensi :

a. Menjadikan pekerjaan lebih mudah (makes job easier),

b. Bermanfaat (usefull),

c. Menambah produktifitas (Increase productivity).2.Efektifitas meliputi dimensi :

a. Mempertinggi efektivitas (enchance my effectiveness),

b. Mengembangkan kinerja pekerjaan (improve my job performance).

Menurut Abdul Halim (1994:62) dalam Ni Luh Sari Widhiyani (2008) beberapa keunggulan Komputer jika dibandingkan dengan manusia dalam hal pemrosesan data adalah sebagai berikut:

1. Komputer mampu memproses data secara lebih efektif jika dibandingkan dengan manusia. Komputer dapat melakukan perhitungan dengan kecepatan tinggi dan merupakan prosesor yang sangat akurat.

2. Dalam kondisi-kondisi tertentu komputer mampu memproses transaksi lebih murah daripada manusia.

3. Komputer merupakan prosesor yang lebih dapat diandalkan daripada manusia. Komputer secara otomatis mengikuti seperangkat instruksi secara lebih terperinci, tepat, dan konsisten.

4. Komputer dapat menyimpan data lebih baik dan lebih rapi daripada manusia.

5. Secara operasional komputer dapat lebih efisien daripada manusia.

6. Komputer bersama-sama dengan manusia dapat memenuhi kebutuhan para manajer dengan lebih baik daripada hanya manusia yang bekerja sepenuhnya.

Manfaat utama penggunaan komputer dalam pengolahan data (Wilkinson,

1994:290) dalam Ni Luh Sari Widhiyani (2008) adalah sebagai berikut.

1. Dapat memproses transaksi dengan volume atau kapasitas yang lebih besar dalam waktu tertentu.

2. Dapat bekerja sepanjang hari tanpa berhenti dan tanpa membuat kesalahan.

3. Dapat memproses transaksi yang rumit secara efektif dan efisien.

4. Secara otomatis mengikuti seperangkat instruksi terperinci menurut program yang telah disusun secara tepat dan konsisten.

5. Dapat menyimpan data lebih rapi, sekaligus mengkonsolidasikan banyak data.

6. Dapat memadukan siklus-siklus pemrosesan transaksi dan file-file.7. Dengan jaringan telekomunikasi, baik kabel maupun satelit dapat menghubungkan data file di tempat jauh dan terpisah.

8. Dapat membantu pemutakhiran data dan informasi setiap saat.

9. Dapat menyajikan laporan dengan lebih terperinci, tepat waktu, dan selektif menurut kebutuhan.

2.1.3.4 Pengukuran Efektivitas Penggunaan Teknologi Informasi

Menurut Maria M. Ratnasari (2009) bahwa penggunaan teknologi sistem informasi dapat dilihiat dari kemudahaan pemakai teknologi sistem informasi dalam mengidentifikasi data, mengakses data dan menginterpretasikan data yang diperlukanya untuk memenuhi berbagai kebutuhan tugas atau pekerjaannya. Pemakai teknologi sistem informasi dapat dikatakan memiliki kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi jika pemakai merasa bahwa dengan penggunaan teknologi sistem informasi tersebut tugas-tugas yang dihadapi akan dapat diselesaikan dengan lebih mudah dan cepat.

2.1.4 Kinerja Individual

2.1.4.1 Pengertian Kinerja Individual

Menurut Mangkunegara (2002), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pencapaian kinerja yang tinggi akan memberikan kepuasan bagi individu sehingga individu tersebut dapat termotivasi untuk selalu berusaha mencapai kinerja yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaannya.

Pengertian kinerja atau prestasi diberikan batasan oleh Manajer sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lowler menyatakan bahwa kinerja adalah succesfull role achievement yang diperoleh seseorang dari perbuatan-perbuatannya. Dari batasan tersebut, Asad menyimpulkan bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut aturan yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan Asad (1991) dalam Maria M. Ratna Sari (2009:53).

Sutemeister dalam Srimulyo (1999) yang dikutip dari Maria M. Ratna Sari (2009:53) mengemukakan pendapatnya bahwa kinerja individual dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :

1. Faktor kemampuan

a. Pengetahuan : pendidikan, pengalaman, latihan, dan minat.

b. Keterampilan : kecakapan dan kepribadian.

2. faktor motivasi

a. Kondisi sosial seperti lingkungan keluarga dan tempat tinggal.

b. Fisiologis (persepsi) dan egoistis (sifat egois).

Penilaikan kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku manusia dalam melakukan peran yang dimainkannya untuk mencapai tujuan organisasi. Adapun tujuan pokok dalam penelitian kinerja menurut Mulyadi (1997) adalah untuk memotivasi karyawan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.

Goodhue dalam Jumaili (2005) mengajukan konsep evaluasi pemakai untuk melihat keberhasilan pengimplementasian suatu teknologi sistem informasi. Secara umum, konsep evaluasi pemakai adalah suatu penilaian yang dilakukan kepada pemakai sesuatu barang atau jasa tentang sikap atau kepercayaan mereka terhadap penggunaan sesuatu tersebut. Dalam konteks penelitian teknologi sistem informasi, pemakai akan diberikan evaluasi berdasarkan pada suatu kenyataan apakah teknologi sistem informasi yang diterapkan dalam perusahaan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka.

2.1.4.2 Penilaian dan Pengukuran Kinerja Individual

Menurut Henry Simamora (2004), penilaian kinerja adalah proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan. Penilaian kinerja merupakan faktor utama dalam mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan. Penilaian kinerja dapat menunjukkan bagaimana kinerja individu secara nyata. Penilaian kinerja adalah cara mengukur kontribusi individu kepada organisasi tempat mereka bekerja.

Dalam Penelitian Goodhue dan Thompson (1995) dalam Jumaili (2005:725), pencapaian kinerja individual dinyatakan berkaitan dengan pencapaian serangkaian tugas-tugas individu dengan dukungan teknologi informasi yang ada. Pengukuran kinerja individual ini melihat dampak sistem yang baru terhadap efektivitas penyelesaian tugas, membantu meningkatkan kinerja dan menjadikan pemakai lebih produktif dan kreatif.

2.1.4.3 Manfaat Penilaian Kinerja

Mangkuprawira (2002) menyebutkan beberapa manfaat penilaian kinerja karyawan dalam Wulandari (2006), yang meliputi:1. Perbaikan kinerja

Penilaian kinerja memungkinkan suatu organisasi untuk mengetahui tingkat kinerja individu sehingga organisasi tersebut dapat membuat keputusan yang tepat dalam rangka memperbaiki kinerja individu.

2. Penyesuaian kompensasi

Organisasi dapat menentukan kompensasi yang akan diberikan kepada setiap individu sesuai dengan kinerja yang telah dicapai oleh individu tersebut.

3. Keputusan penempatan

Penilaian kinerja dapat membantu organisasi dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan penempatan individu dalam organisasi, misalnya mengenai promosi dan rotasi karyawan.

4. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan

Dengan mengetahui tingkat kinerja individu melalui penilaian kinerja, organisasi dapat menentukan perlu tidaknya pelatihan dan pengembangan dilakukan bagi individu dalam organisasi tersebut.

5. Perencanaan dan pengembangan karir

Penilaian kinerja dapat menunjukkan ada tidaknya kebutuhan untuk melakukan perencanaan dan pengembangan karir bagi individu dalam suatu organisasi.

6. Defisiensi proses penempatan karyawan

Penilaian kinerja individu memungkinkan organisasi untuk menilai ketepatan proses penempatan individu sebagai karyawan dalam suatu organisasi.

7. Mengindikasikan ketidakakuratan informasi

Penilaian kinerja dapat menunjukkan ketidakakuratan informasi yang berhubungan dengan sumber daya manusia (SDM) dalam organisasi, misalnya informasi mengenai perencanaan pengembangan SDM. Ketidakakuratan informasi dapat menyebabkan penurunan kinerja individu dalam suatu organisasi.

8. Mendeteksi kesalahan rancangan pekerjaan

Tingkat kinerja individu yang diketahui melalui penilaian kinerja dapat menunjukkan ada tidaknya kesalahan rancangan pekerjaan dalam organisasi.

9. Kesempatan kerja yang sama

Penilaian kinerja dapat memberi jaminan kepada setiap individu untuk mendapatkan kesempatan kerja yang sama dan adil dalam suatu organisasi, sesuai tingkat kinerja yang dicapai oleh setiap individu.

10. Tantangan-tantangan eksternal

Penilaian kinerja yang dilakukan oleh organisasi dapat menunjukkan kemungkinan adanya faktor-faktor di luar organisasi yang dapat mempengaruhi kinerja individu.

11. Umpan balik pada sumber daya manusia

Penilaian kinerja dapat mendorong individu untuk memberikan umpan balik yang sesuai kepada setiap individu dalam organisasi tersebut.

Menurut Robbins (2002) dalam Wuryaningrum (2007) penilaian kinerja karyawan dalam suatu perusahaan memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1. Membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan personalia secara umum.

2. Membantu manajemen untuk memutuskan program pelatihan dan program pengembangan karyawan yang dibutuhkan.

3. Membantu manajemen untuk melakukan perbaikan dan pengembangan proses operasi bisnis perusahaan.

Penilaian kinerja bermanfaat bagi organisasi untuk mengukur keberhasilan tujuan yang telah ditetapkan karena pengukuran kinerja organisasi secara tidak langsung ditunjukkan oleh tingkat pencapaian kinerja individu.2.2Kerangka Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Efektifitas Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Individual

Efektivitas sistem informasi merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran sejauh mana target dapat dicapai dari suatu kumpulan sumber daya yang diatur untuk mengumpulkan, memproses dan menyimpan data elektronik, kemudian mengubahnya menjadi sebuah informasi yang berguna serta menyediakan laporan formal yang dibutuhkan dengan baik secara kualitas maupun waktu.

Markus dan Keil dalam Radityo (2007) menyatakan bahwa kesuksesan sistem akan berdampak pada individu dan organisasi penggunanya, dan selanjutnya dampak individual tersebut berpengaruh terhadap kinerja. Efektifitas sistem informasi yang baik akan meningkatkan proses kinerja karyawan sehingga menghasilkan informasi yang berkualitas.

Penelitian yang dilakukan oleh Trisna Dewi (2010) menunjukkan bahwa ada pngaruh positif antara efektifitas sistem informasi terhadap kinerja individual. Efektivitas sistem informasi akuntansi di perusahaan tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi, tetapi juga untuk mendukung terjadinya proses kinerja yang lebih efektif.

Handoko (1999) mengemukakan bahwa efektifitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, menyangkut bagaimana melakukan pekerjaan yang benar.

Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai, baik secara kualitas maupun waktu, orientasinya adalah pada keluaran (output) yang dihasilkan (Yamit, 1998:14). Pengukuran kinerja individual melihat dampak teknologi sistem informasi terhadap efektivitas penyelesaian tugas, membantu meningkatkan kinerja dan menjadikan pemakainya lebih produktif dan kreatif. Rismawati (2007) mengemukakan bahwa efektivitas berpengaruh terhadap kinerja individual melalui penggunaan sistem informasi.

2.2.2 Pengaruh Efektivitas Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Individual

Penelitian yang serupa mengenai pengaruh teknologi informasi juga pernah dilakukan oleh Rismawati (2007) dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda menemukan bahwa penggunaan teknologi sistem informasi secara signifikan memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja individual. Secara umum sistem yang diimplementasikan dalam suatu perusahaan seharusnya memudahkan pemakai dalam mengidentifikasi data, mengakses data, dan mengintepretasikan data tersebut. Data dalam informasi tersebut seharusnya merupakan data yang terintegrasi dari seluruh unit perusahaan/organisasi sehingga dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan tugas dalam perusahaan.

Sarana komputer dalam perusahaan sangat mempengaruhi implementasi teknologi informasi pada perusahaan. Dengan lebih banyak fasilitas pendukung yang disediakan bagi pemakai maka semakin memudahkan pemakai dalam mengakses data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas individu dalam perusahaan. Diharapkan dengan penggunaan teknologi informasi individu dari perusahaan atau organisasi yang merupakan pemakai sistem tersebut menghasilkan output yang semakin baik dan kinerja yang akan meningkat (Jumaili, 2005:725).

Goodhue dkk. (1995) dalam Tjhai (2003:8) mengemukakan agar suatu teknologi informasi dapat memberikan dampak yang positif terhadap kinerja individual, maka teknologi tersebut harus dimanfaatkan dengan tepat dan harus mempunyai kecocokan dengan tugas yang didukung. Kinerja individual dalam penelitian adalah pencapaian serangkaian tugas individu dengan dukungan teknologi informasi. Kinerja yang semakin tinggi melibatkan kombinasi dari peningkatan efisiensi, efektivitas, produktivitas, dan peningkatan kualitas.

Jumaili (2005) melanjutkan penelitian yang telah dilakukan oleh Irwansyah (2003) dengan menambahkan variable keprcayaan yang didasarkan pada karakteristik teknologi dan kinerja individual dengan teknologi sistem informasi baru yang diterapkan dan digunakan oleh pemakai sistem tersebut. Hasil yang diperoleh Jumaili (2005) melalaui teknik analisis regresi linier sederhana mendukung hasil penelitian-penelitian sebelumnya bahwa penggunaan teknologi sistem informasi baru berhubungan positif dengan kinerja individual dalam organisasi / perusahaan dan bahwa kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi baru akan meningkatkan kinerja individu.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Yuli Pranita (2006) dalam Maria M. Ratnasari (2009) yang meneliti tentang pengaruh efektifitas penggunaan teknologi informasi dan kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi dalam evaluasi kinerja individual pada hotel-hotel berbintang di kota Denpasar. Kesimpulan yang diperoleh juga mendukung hasil penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu bahwa efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja individual dan kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi memiliki pengaruh yang positif pula terhadap kinerja individual.

Hasil Penelitian yang dilakukan oleh ketut Pratiiwi Sari Dewi (2006) tentang pengaruh efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi dan kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi dalam evaluasi kinerja individual pada hotel-hotel berbintang di kabupaten badung juga mendukung penelitian-penelitian sebelumnya. Efektivitas penggunaan teknologi sistem informasi berpengaruh positif terhadap kinerja individual dan kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi akan meningkatkan kinerja individual.

2.2.3 Pengaruh Efektifitas Sistem Informasi Akuntansi dan Efektivitas Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Individual

Keberhasilan sistem informasi suatu perusahaan tergantung bagaimana sistem itu dijalankan, kemudahan sistem itu bagi para pemakainya, dan pemanfaatan teknologi yang digunakan (Goodhue, 1995). Wuryaningrum (2007) menyatakan bahwa teknologi informasi yang diimplementasikan dalam organisasi seharusnya dapat memberikan manfaat pada kinerja individu dan organisasi serta memberikan kenyamanan bagi pemakainya. Teknologi informasi yang dapat memberi manfaat bagi kinerja individu dan organisasi adalah teknologi informasi yang dapat diterapkan dengan mudah. Keberhasilan sistem juga tergantung pada sikap dan kepercayaan pemakai sistem terhadap sistem informasi, yang tidak hanya dipengaruhi oleh karakteristik sistem yang melekat, tetapi lebih kepada sejauh mana sistem tersebut dipercaya dapat memenuhi kebutuhan tugas mereka dan sesuai dengan kebutuhan tugas mereka.

Goodhue dan Thomson (1995) menyatakan bahwa kesesuaian tugas dengan teknologi akan mengarahkan individu untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Penerapan sistem informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan pemakai tidak akan memberikan manfaat bagi peningkatan kinerja individu. Model dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang dikembangkan oleh Goodhue (1995) yang mencoba mengukur keberhasilan sistem informasi yang diimplementasikan dalam organisasi/perusahaan dengan menggunakan evaluasi pemakai (Irwansyah, 2003).

Model ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Gooodhue dan Thompson (1995) dalam (Jumaili, 2005) yang sebelumnya mencoba melihat hubungan teknologi informasi dengan kinerja (technology to performance chain/TPC). Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa teknologi dalam sistem informasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja individu jika teknologi tersebut dimanfaatkan dan sesuai dengan kebutuhan tugas yang didukungnya.

Salah satu konsep yang menjelaskan mengenai dampak teknologi informasi terhadap kinerja adalah pandangan yang berbasis pada sumber daya (resource based view) dari sebuah organisasi, yang menghubungkan kinerja dari organisasi dengan sumber daya-sumber daya serta keahlian-keahlian yang sesuai dengan kebutuhan organisasi (Barney, 1991 dalam Djatikusumo, 2005). Teknologi informasi merupakan salah satu sumber daya penting dalam organisasi. Pemanfaatan teknologi informasi sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki organisasi tersebut. Organisasi hendaknya selalu melakukan pengembangan SDM untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi SDM mengenai teknologi informasi. Teknologi informasi yang dimanfaatkan secara maksimal dapat mempermudah pelaksanaan tugas oleh setiap individu dalam organisasi. Hal ini akan mempengaruhi peningkatan kinerja individu dalam organisasi tersebut. Penelitian ini bertujuan menguji adanya pengaruh penerapan sistem informasi akuntansi terhadap kinerja individu. Beberapa penelitian mengenai teknologi sistem informasi terhadap kinerja individu yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Jumaili (2005), Nurcahyadi (2006) dan Wulandari (2006). Hasil penelitian menyatakan bahwa sistem informasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja individu.

2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H1: Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Berpengaruh Terhadap Kinerja Individual.H2: Efektivitas Penggunaan Teknologi Informasi Berpengaruh Terhadap Kinerja Individual.

H3: Efektifitas Sistem Informasi Akuntansi dan Efektivitas Penggunaan

Teknologi Informasi Berpengaruh Terhadap Kinerja Individual secara

simultan.

142