38
14 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz (2003) dalam (Ryegard 2010) mengemukakan pengertian kompetensi pedagogik adalah “The will to regularly apply the attitude, knowledge and skills that promote the learning of the teachers students. This shall take place in accordance with the goals that are being aimed at and the existing framework and presupposes continuous development of the teachers own competence and course design”. (Kompetensi untuk secara teratur mengaplikasikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang mendukung pembelajaran dari guru ke siswa- siswa dalam cara yang terbaik. Hal ini seharusnya ada dalam kesepakatan dengan tujuan-tujuan yang mengaplikasi, dan berada di dalam kerangka kerja yang tersedia dan memberi asumsi pengembangan lanjutan dari kompetensi guru itu sendiri dan desain instruksional). Dari defenisi kompetensi pedagogik tersebut yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz (2003) dalam (Ryegard 2010) mengemukakan beberapa aspek yang penting untuk kompetensi pedagogik guru yaitu aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. a. Aspek Sikap Apelgren & Giertz (2003) dalam (Ryegard 2010) mengemukakan bahwa dengan mempunyai sebuah sikap, sangat mendukung pembelajaran siswa, sehingga pada

BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

14

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik

Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren &

Giertz (2003) dalam (Ryegard 2010) mengemukakan

pengertian kompetensi pedagogik adalah

“The will to regularly apply the attitude, knowledge and skills that promote the learning of the teacher‟s students. This shall take place in accordance with the goals that are being aimed at and the existing framework and presupposes continuous development of the teacher‟s own

competence and course design”. (Kompetensi untuk secara teratur mengaplikasikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

mendukung pembelajaran dari guru ke siswa-siswa dalam cara yang terbaik. Hal ini

seharusnya ada dalam kesepakatan dengan tujuan-tujuan yang mengaplikasi, dan berada di dalam kerangka kerja yang tersedia dan memberi

asumsi pengembangan lanjutan dari kompetensi guru itu sendiri dan desain instruksional).

Dari defenisi kompetensi pedagogik tersebut yang

dikembangkan oleh Apelgren & Giertz (2003) dalam

(Ryegard 2010) mengemukakan beberapa aspek yang

penting untuk kompetensi pedagogik guru yaitu aspek

sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan.

a. Aspek Sikap

Apelgren & Giertz (2003) dalam (Ryegard 2010)

mengemukakan bahwa dengan mempunyai sebuah sikap,

sangat mendukung pembelajaran siswa, sehingga pada

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

15

aspek sikap ini, bisa dilihat sebagai patokan bagi

penguasaan kompetensi pedagogik guru. Sikap ditujukan

untuk menjelaskan bagaimana guru melihat secara

respektif peran dan tanggung jawab mereka masing-

masing serta peran dan tanggung jawab siswa mereka, dan

juga melibatkan bagian-bagian lain dari sebuah

pandangan pedagogis yang fundamental. Apelgren dan

Giertz (2003) dalam (Ryegard 2010) menegaskan kembali

“bahwa guru harus memiliki sikap akademik umum

terhadap pengajaran. Hal ini berarti, ketika memilih isi

(konten) dalam pengajaran, metode mengajar, tujuan

pengajaran dan evaluasi pengajaran, guru harus

merefleksi tentang apa yang ditunjukkan oleh tindakannya

melalui sikapnya dalam kelas untuk mendukung

pembelajaran siswa yang terbaik. Seorang guru harus

menyampaikan bahwa pendidikan di sekolah seharusnya

berada pada dasar pratek pengajaran yang berhubungan

dengan desain pedagogis”. Apelgren & Giertz (2003)

dengan memiliki sikap dapat mendukung pembelajaran

yang baik, itu berarti perlunya guru untuk memastikan

hubungan yang baik dengan semua siswa, menciptakan

iklim pengajaran yang baik, membantu siswa untuk

mengembangkan kebiasaan yang baik pada belajarnya,

merangsang siswa menjadi pembelajar yang aktif dan

sikap guru yang selalu berusaha mendengarkan para

siswa di kelas.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

16

b. Aspek Pengetahuan

Menurut Apelgren & Giertz (2003) pada aspek

pengetahuan yang merupakan sebuah dasar penting

dalam kompetensi pedagogik, oleh karena itu guru

membutuhkan pengetahuan melalui 4 bidang di bawah

ini:

1. Pengetahuan dalam menguasai bidang mata

pelajarannya yang dikuasai oleh guru. 2. Pengetahuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa

dalam belajar (baik meningkatkan pengetahuan siswa secara umum maupun pengetahuan mata pelajaran yang spesifik).

3. Pengetahuan dalam menentukkan metode belajar dan pengetahuan dalam proses belajar mengajar

4. Pengetahuan dalam tujuan pengajaran dan pengetahuan dalam organisasi.

Namun Apelgren & Giertz (2003) dalam (Ryegard

2010) menyampaikan “dengan memiliki pengetahuan pada

empat bidang tersebut, merupakan sebuah nilai yang

diperoleh dari kualifikasi seorang guru”. Menurut mereka,

tidak cukup untuk memiliki sikap dan keterampilan yang

diperlukan dalam kompetensi pedagogik, karena salah

satu bagian aspek yang paling penting dilakukan pada

kompetensi pedagogik adalah menerapkan pengetahuan.

Oleh karena itu, guru harus menggunakan pengetahuan

dan menerapkan pengetahuan mereka, karena dari

pengetahuan, guru dapat memperoleh wawasan yang baru

dan mengembangkan keterampilan mereka.

c. Aspek Keterampilan

Pada aspek keterampilan, dengan mengaplikasikan

pengetahuan dalam empat bidang yang telah disebutkan

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

17

pada aspek pengetahuan tersebut, berarti memperoleh

jenis-jenis keterampilan yang berbeda yang dapat

digunakan oleh guru dalam pengajaran mereka di kelas.

Untuk penilaian kompetensi pedagogik, jenis keterampilan

itu antara lain Apelgren & Giertz (2003);

1. Keterampilan dalam merancang proses pembelajaran

dan mengatur aktifitas. 2. Keterampilan dalam menyusun strategi pembelajaran

dan menyajikan materi dalam sebuah mata pelajaran dalam cara yang tepat untuk para siswa.

3. Keterampilan dalam mengadaptasi pengajaran kepada

kelompok khusus dari siswa dan keterampilan dalam situasi tertentu.

Dalam berdaptasi, guru dengan siswa pada situasi di

dalam kelas, Apelgren & Giertz (2003) dalam (Reygard

2010) berpendapat bahwa “komposisi dan kemampuan

mental siswa bervariasi”. Sebagai akibatnya, mereka

menunjukkan bahwa penguasaan kompetensi pedagogik

berarti penanganan keragaman faktor dalam cara terbaik

dengan tujuan untuk mengoptimalkan proses

pembelajaran siswa di kelas.

Apelgren dan Giertz (2003) (dalam Reygard 2010)

menyatakan juga bahwa “pengajaran yang baik

membutuhkan ketekunan. Dalam sebuah pengajaran jika

tidak memiliki minat dan komitmen yang ditunjukan

dalam ketekunan dia bekerja, maka, baik siswa maupun

institusi, tidak ada satupun yang dapat mencapai usaha-

usaha yang maksimal”. Oleh karena itu mereka

menyimpulkan bahwa dengan adanya ketekunan,

kemampuan dan keinginan untuk bekerja secara teratur

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

18

dalam cara yang terbaik seharusnya menjadi sebuah hal

yang penting dari penguasaan kompetensi pedagogik.

Kompetensi pedagogik bukanlah sesuatu yang statis,

atau sesuatu yang tak pernah selesai. Kompetensi

pedagogik menunjukkan bahwa kemampuan dan

keinginan untuk mengaplikasikan adalah sebuah cara

kerja yang mendukung sepenuhnya pembelajaran siswa

dari pengalaman-pengalaman pengajaran yang baru dan

mengembangkan secara professional, baik pada sebuah

mata pelajaran yang secara pedagogis. Kompetensi

pedagogik berarti mengevaluasi secara berkesinambungan,

dan mengevaluasi kegiatan pedagogis seseorang dalam

cakupan tentang pembelajaran apa dan pengalaman yang

terbukti apa yang ditunjukkan untuk mendukung

sepenuhnya pembelajaran siswa.

2.1.2 Pengukuran Kompetensi Pedagogik

Pada penguasaan kompetensi pedagogik ini yang

akan dilihat adalah kompetensi mengajar guru di kelas

yang akan menjadi tolak ukur guru dalam menguasai

penguasaan kompetensi pedagogik. Wasserman dan Eggert

(1981) bahwa profil kompetensi mengajar guru yaitu

kemampuan dasar professional guru dalam menjalankan

tugas dan tanggung jawab dalam mendidik, melatih,

membimbing dan memfasilitasi kegiatan belajar peserta

didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang secara

efektif dan efisien. Untuk pengukuran kompetensi

pedagogik guru, menggunakan pengukuran observasi, dan

instrumen observasi dalam penelitian ini memakai teori

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

19

Wasserman dan Egert (1981) yaitu Profile of teaching

competency adalah sebuah alat ukur melalui pengamatan

untuk mencandra karakteristik perilaku guru yang

berkompeten dalam memperlancar dan memudahkan

belajar siswa. Wasserman dan Eggert (1981) merumuskan

“prinsip-prinsip pengukuran kompetensi mengajar dengan

observasi di ruang kelas untuk mengungkapkan profil

kompetensi mengajar dikelas”. Untuk pengukurannya

menggunakan panduan observasi yang mengidentifikasi

19 aspek guru secara professional yang dikembangkan dan

berhubungan dengan kompetensi mengajar di ruang kelas.

Pada 19 Aspek ini akan diobservasi dan membandingkan

dan memberikan skor bagi guru yang ditunjukan perilaku

mana yang tepat bagi guru di kelas, apakah berperilaku

positif atau negatif dari tindakan-tindakan yang nyata

dalam proses mengajar di kelas.

Diindentifikasi 19 aspek guru yang dipandang

berkaitan dengan kompetensi mengajar guru di kelas yang

berkaitan dengan peran guru sebagai fasilitator yang

memperlancar dan memudahkan belajar meliputi aspek :

1. Guru berperilaku bijaksana (His behavior is thoughtful).

Berilah skor positif yang tepat dan sesuai jika terlihat

perilaku guru bertindak berdasarkan beberapa

alternatif yang telah dipertimbangkan. Guru

mempunyai sistem pemantauan yang membantunya

menganalisis tindakannya dan analisis ini didasarkan

pada kriteria objektif bukan bias pribadi. Secara umum

orang lain akan cenderung menyimpulkan bahwa guru

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

20

itu “sangat mengerti” dengan apa yang sedang

dilakukannya dan apa yang dilakukannya tampak telah

dipertimbangkan dan merupakan refleksi tujuan

pembelajaran.

Namun jika mendapati perilaku guru yang

menunjukkan sisi lain dan berlawanan dari aspek guru

yang berperilaku bijaksana, terlihat tindakan-

tindakannya seperti yang dihasilkan dari perubahan

pemikiran secara tiba-tiba; perilaku guru tidak selaras

dengan sasaran yang terekspresikan. Para pengajar ini,

belum mempertimbangkan apa yang akan dilakukan

sebelumnya ia melaksanakannya; mereka tampak

memiliki alternatif-alternatif yang dipertimbangkan;

seperti ada kesenjangan antara apa yang mereka

katakan dengan apa yang mereka lakukan. Ketika

diperhadapkan dengan tindakan-tindakan ini, para

pengajar bisa menyangkalinya seperti (“Saya tidak tahu

akan hal itu”), dan semakin defensive. Kesan yang

diberikan oleh para pengajar ini adalah mereka belum

memikirkan matang-matang terhadap apa yang mereka

katakan atau lakukan.

2. Guru adalah seseorang yang berinisiatif (He is

selfinitiating). Berilah skor positif dan sesuai jika

terlihat perilaku pengajar, secara konsisten memiliki

inisiatif atau prakarsa sehingga dia tidak hanya diam

dan menunggu untuk diberitahu serta tidak perlu

dibantu dalam banyak hal. Guru tidak takut ambil

resiko, berani mencoba dengan kemauan sendiri. Jika

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

21

tindakannya ternyata tak berhasil sesuai harapannya ia

mampu memeriksa apa yang terjadi secara rasional.

Bila sesuatunya tidak berjalan sesuai harapan, mereka

tidak menggunakan hal itu sebagai alasan untuk tidak

mencoba lagi. Bahkan dalam situasi dimana ada

keterbatasan sumber daya, guru menggunakan apa

yang ada untuk memulai dari awal, guru tidak

merasionalisasikan ketiadaan tindakan mereka dengan

mengatakan hal itu karena tidak tersedia cukup materi

atau karena jenis materi yang salah. Kita dapat

mengatakan kepada para pengajar ini, “Saya dapat

mengandalkan orang ini untuk membuat inisiatif dan ia

akan menyelesaikannya!”.

Namun, disisi lain dan berlawanan dari aspek ini

jika dalam pengamatan di kelas, pengajar yang punya

inisiatif adalah pengajar yang menunggu tentang apa

yang harus dilakukan. Bukan apa yang mereka

lakukan yang membuat mereka tidak berhasil, tetapi

karena jarang menggunakan kesempatan untuk

menjalankannya secara mandiri. Terkadang mereka

melakukan sesuatu dengan menjalankannya, tetapi

kemudian beberapa kali meminta bantuan disepanjang

proses mengajar di kelas. Seperti “Katakan pada saya

apa yang harus saya lakukan!” dan “apa yang harus

saya lakukan?” ini merupakan karekteristik perilaku

mereka. Mereka (guru) mencoba mencari alasan atas

ketiadaan tindakan mereka dengan mengklaim bahwa

tidak tersedia materi yang mencukup atau karena jenis

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

22

materinya tidak sesuai. Mereka terlihat sepertinya

harus bergantung pada orang lain untuk memulai

sesuatu.

3. Guru memiliki gagasan yang jelas tentang apa yang dia

percaya dan menuntun sikapnya (He has a clear idea of

what he belief and his belief guide his behavior). Berilah

skor positif dan sesuai jika mendapati perilaku guru

memiliki gagasan yang jelas tentang sesuatu yang

diyakini serta tindakannya konsisten dengan

keyakinannya. Ketika berbicara dengan guru, ia

terkesan bahwa keyakinannya telah lama dipilih dan

dipikirkan serta sesuai dengan refleksi tindakannya.

Sehingga jika di simak tindakannya merupakan refleksi

dari keyakinannya. Berilah skor tertinggi jika yang

mereka lakukan adalah sebagai refleksi dari keyakinan-

keyakinan tersebut. Ada kejelasan tentang tujuan

mereka, tentang apa yang mereka perjuangkan. Mereka

(guru) muncul sebagai praktisi kelas dan mereka tahu

kemana arah mereka dan mengapa demikian. Mereka

tahu apa yang mereka yakini dan mereka yakin dengan

apa yang mereka jalankan.

Sisi lain dan berlawanan dari aspek ini jika dalam

pengamatan, tindakan-tindakan para pengajar tidak

konsisten dengan keyakinan yang mereka nyatakan.

Mereka mungkin berkata bahwa mereka percaya

dengan demokrasi di ruang kelas, tetapi mereka

menjadi contoh klasik pengajar yang otoriter di kelas.

Mereka mungkin berkata bahwa mereka yakin bahwa

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

23

pengajar harus memiliki suara dalam membuat

keputusan tentang apa yang terjadi di sekolah, tetapi

mereka tidak berpartisipasi dalam komitmen dan tidak

mau bersusah payah untuk menjalankan tugas

mereka, dengan mengklaim bahwa “apa yang dilakukan

oleh satu orang tidak akan menghasilkan perbedaan”.

Antara tindakan dan gagasan yang mereka ekspresikan

ada kesenjangan yang membuat apa yang mereka

perbuat menjadi membingungkan. Terkadang mereka

merasionalisasi apa yang mereka lakukan dengan

berkata, “Mereka tidak ingin saya melakukannya”, atau

“Mereka memaksa saya melakukannya” untuk mencari

alasan terhadap tindakan yang tidak sejalan dengan

keyakinan yang dinyatakan. Walaupun demikian,

ketika kita meminta mereka untuk mengklarifikasi

sejumlah pertanyaan, jawaban mereka cenderung

penuh pengelakan, atau bersifat defensif atau tidak

konsisten. Cukup sulit untuk mengetahui apa yang

sebenarnya diyakini oleh para pengajar ini.

4. Guru adalah pemecah masalah (He is a

“problemsolver”). Berilah skor positif dan sesuai jika

perilaku guru terdeskripsikan bahwa ketika guru

berhadapan dengan masalah yang sulit, maka guru

dapat mengidentifikasi masalah itu, menyarankan

rangkaian tindakan alternatif, memeriksa asumsi yang

melandasinya, serta mengajukan strategi yang mungkin

dapat dijalankan. Ketika dihadapan dengan masalah-

masalah yang saling bertolak belakang, guru ini

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

24

mampu membuka diri terhadap situasi tersebut dan

menelitinya secara obyektif. Kita dapat mengatakan

tentang mereka (guru) bahwa muncul permasalahan

yang baru dan kompleks ketika, “mereka menjadi

pemimpin dalam perencanaan strategi”. Mereka dilihat

sebagai orang-orang yang memiliki pemikiran terbuka,

yang mampu berfungsi secara efektif ketika dihadapkan

dengan permasalahan yang baru dan kompleks.

Jika mendapati perilaku guru yang menunjukkan

sisi lain dan berlawanan dari aspek ini jika dalam

pengamatan “pengajar yang menjadi pemecah masalah”

adalah mereka yang ketika dihadapkan dengan

permasalahan, mereka menjadi hancur. Para pengajar

ini tidak tahu apa yang akan dilakukan atau

bagaimana cara memulainya. Ketika tidak ada arahan

kepemimpinan dari orang lain, mereka tidak tahu

dimana atau bagaimana cara memulainya. Mereka

sepertinya tidak mampu membuat keputusan. Mereka

menunggu orang lain untuk memulai sesuatu dan

kemudian mengikutinya. Mereka mengalami banyak

kesulitan dalam menanggapi data yang timpang;

pikiran mereka sepertinya tertutup terhadap data

semacam itu. Ketika telah mulai menjalankan suatu

tindakan, mereka segan untuk berpindah. Ketika

diperkenalkan alternatif-alternatif baru, mereka

mungkin berkata, “Kita telah memiliki sebuah rencana.

Janganlah kita membuang-buang waktu dengan

mencoba-coba gagasan baru.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

25

5. Guru dapat mengambil gagasan baru ke dalam praktek

(He can put new ideas into practice). Berilah skor positif

dan sesuai jika perilaku guru dalam profilnya ini

mampu memasukkan gagasan-gagasan baru ke dalam

praktik. Ia mampu membuat penilaian atas kebutuhan

kelompok serta dapat memunculkan gagasan yang

sesuai dengan kebutuhan dan dapat menciptakan

skema untuk mengimplementasikan gagasan tersebut

dalam praktik. Guru merasa tidak terhalangi dengan

sumber daya yang terbatas; ia sepertinya mampu

melakukan banyak hal dengan sumber daya sedikit.

Jika mendapati perilaku guru yang menunjukkan

sisi lain dan berlawanan dari aspek ini, terlihat para

pengajar yang menerapkan pendekatan yang kaku di

sebagian besar situasi yang baru. Mereka sepertinya

melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dan

dengan cara yang sama. Mereka mengalami kesulitan

dalam melihat suatu formula pendekatan tidak cocok

untuk situasi yang baru; mereka tidak mampu

menciptakan sebuah pendekatan baru yang lebih

relevan. Mereka menggunakan apa yang telah mereka

ketahui dan ingin tetap seperti itu. Mereka

menginginkan hal-hal yang sifatnya praktis dan jenis

bantuan bertipe “bagaimana caranya” dan mengalami

kesulitan yang luar biasa dalam menggunakan prinsip

pendidikan dan menerapkannya dalam ruang kelas.

Ada atmosfir kebosanan dan kurangnya semangat

dalam apapun yang mereka lakukan di ruang kelas.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

26

6. Guru adalah seseorang yang dapat diandalkan dia (You

can rely on him). Berilah skor positif dan sesuai jika

mendapati perilaku guru terlihat bahwa guru dapat

dipercaya sehingga siswa dapat bergantung padanya

sehingga jika ia berkata akan melakukan sesuatu yang

pasti, kita percaya bahwa ia dapat melakukannya. Jika

mereka tak mampu menyelesaikan tugas tertentu,

mereka dapat menemukan cara untuk menyampaikan

hal itu sebelumnya. Jarang sekali para pengajar ini

akan mengecewakan kita. Kita merasakan adanya rasa

kepercayaan pada diri mereka, merasa nyaman

terhadap jaminan bahwa mereka akan lakukan sesuai

dengan janji mereka.

Namun, dalam pengamatan yang dilakukan

mendapati perilaku guru yang tidak dapat diandalkan.

Secara berulang-ulang mereka menawarkan diri untuk

menjalankan sebuah tugas dan karena suatu alasan

mereka tidak dapat menyelesaikannya. Oleh karena itu

hanya memiliki sedikit keyakinan terhadap

kemampuan mereka untuk mengikuti perkembangan,

dan untuk menjalankan apa yang mereka telah janjikan

akan dilaksanakan. Intinya kita tahu bahwa bila kita

membutuhkan agar suatu pekerjaan harus dikerjakan,

mereka tidak dapat diandalkan untuk

menyelesaikannya.

7. Guru memiliki pandangan positif (He has a positive

outlook). Berilah skor positif dan sesuai jika perilaku

Guru mempunyai cara pandang positif dan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

27

menggembirakan dalam hidup sehingga ketika sesuatu

tidak berlangsung seperti harapan, ia tidak cenderung

mengenakan hal ini sebagai cerminan nasib. Ia

memperlakukan hal-hal itu sebagai bagian dari langkah

kehidupan. Ia banyak tersenyum dan tertawa serta

sangat menyukai dengan tulus apa yang dilakukannya.

Namun, jika mendapati perilaku guru yang

menunjukkan sisi lain dan berlawanan dari aspek ini,

jika pada pengamatan seorang pengajar yang

cenderung melihat kehidupan dalam warna hitam dan

bayangan abu-abu. Mereka selalu mengkritisi terhadap

segala “sesuatu yang tidak beres”, dan menghabiskan

banyak waktu dan energy untuk mengeluh. Bahkan

terkadang setelah situasi menjadi membaik, mereka

ingin berbicara tentang “seberapa buruk”. “Apa

gunanya?” menjadi tipikal sikap negatif mereka.

Tampaknya mereka menulari orang lain dengan sikap

pesimis dan pandangan yang kelam dalam kehidupan

mereka.

8. Guru menghargai, memperhatikan setiap individu (He

prizes, cares about each individual). Berilah skor positif

dan sesuai jika mendapati perilaku guru memberi

keleluasaan kepada siswa untuk mengekspresikan

gagasan, pendapat, keyakinan, dan perasaannya. Guru

tidak hanya peka dan peduli terhadap perasaan siswa,

tetapi juga mengkomunikasikan kepekaan itu dalam

cara yang dapat dipahami siswanya. Ketika berinteraksi

dengan siswa, ekspresi wajah, nada suara dan bahasa

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

28

mereka menunjukkan bukti kehangatan, pujian dan

dorongan. Interaksi mereka menunjukkan kedekatan

dengan para siswa mereka, dan kebebasan usaha

untuk mendominasi mereka. Setelah berinteraksi

secara singkat dengan pengajar, siswa keluar dengan

perasaan yang lebih baik terhadap diri mereka sendiri.

Namun, jika pada pengamatan yang dilakukan, para

pengajar yang menunjukkan kurangnya sensitifitas

kepada para siswa mereka. Ketika berinteraksi, mereka

tampil secara dingin dan tidak hangat, kaku dan

kurang memberikan dorongan, bersifat mekanis dan

kurang tulus ketika memberikan pujian. Mereka

seringkali menolak gagasan dan pendapat dari siswa

mereka. Kritikan mereka bersifat mencela dan

merendahkan dan dibuat tanpa mempertimbangkan

perasaan siswa. Sepertinya mereka kurang memahami

tentang bagaimana perasaan para siswa mereka. Dalam

kenyataannya, sepertinya mereka kurang menyadari

bahwa ekspresi perasaan siswa memiliki tempat di

ruang kelas.

9. Guru mengetahui bagaimana untuk mengamati,

mendiaknosa, dan menangani siswa yang mengalami

kesulitan dalam berperilaku (He knows how to

observase, diagnose and deal with pupils with

behavioral difficulties). Berilah skor positif dan sesuai

jika perilaku guru mampu membuat pengamatan

secara lengkap dan cerdas tentang perilaku siswa, ia

menyadari perilakunya sebagai manifestasi perasaan

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

29

dan pikiran serta menggunakan obseravasi perilaku

siswa untuk mendiagnosis kesulitan belajar dan

merencanakan strategi pembelajaran yang sesuai.

Namun, jika mendapati perilaku guru yang

menunjukkan sisi lain dan berlawanan dari aspek ini,

kita akan menemukan para pengajar yang menyimpang

dari perilaku normal sebagai sesuatu yang “buruk”.

Bukan dengan berupaya untuk menggali apa yang ada

dibalik perilaku semacam itu, mereka lebih cenderung

untuk menghubungkan dengan berbagai motif kepada

siswa (misalnya, “Ia sekedar malas” atau “Ia sedang

tidak mencoba” atau “Ia tidak ingin belajar”). Terkadang

para pengajar ini mencoba untuk menjelaskan suatu

perilaku berdasarkan standar mereka sendiri secara

sepihak (misalnya, “Ia berperilaku seperti itu karena ia

memang kurang berprestasi” atau „Itulah contoh

perilaku dari sebagian besar tindakan yang non

akademik”). Setelah mendapatkan penjelasan tentang

suatu perilaku, para pengajar ini akan menulis

harapan-harapan mereka kepada siswa. Para pengajar

ini menggunakan penghukuman dan taktik manipulatif

lainnya sebagai alat utama untuk membawa perubahan

perilaku dan menganjurkan dipakai oleh siswa.

10. Guru menggunakan klarifikasi “menanggapi” di ruang

kelas (He uses clarifying responses in this classroom).

Berilah skor positif dan sesuai jika perilaku guru

terampil dalam mengklarifikasi tanggapan dan tahu

kapan menggunakannya. Guru guna dapat membantu

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

30

siswa mengklasifikasikan bagi dirinya sendiri tentang

apa yang dipikirkan. Ia sering merefleksikan kembali

kepada siswa sikap keyakinan dan gagasan yang

diekspresikan melalui mengajukan pertanyaan yang

tidak menghakimi.

Namun, jika mendapati perilaku guru yang

menunjukkan sisi lain dan berlawanan dari aspek ini

dalam pengamatan, terlihat para pengajar ini sangat

bersifat mengarahkan. Praktek mereka termasuk usaha

pemanipulasian siswa mereka untuk setuju dengan

gagasan mereka sendiri. Mereka adalah orang-orang

yang ahli dalam memanuver siswa untuk menghasilkan

jawaban yang tepat. Tujuannya bukan untuk

membantu siswa berpikir tentang gagasan mereka

sendiri tetapi untuk mengarahkan gagasan siswa

sejalan dengan gagasan pengajar.

11. Guru mengutamakan pemikiran siswa (He promotes

pupils’ thingking). Berilah skor positif dan sesuai jika

perilaku guru dari aspek ini, untuk membantu

mendeskripsikan apakah guru sangat terampil dalam

mempromosikan dan mengembangkan kecakapan

berpikir siswanya. Pertanyaan yang dipilih untuk

diajukan pada siswa berhubungan dengan

keterampilan berpikir aras lebih tinggi dalam

menginterpresi data, pemecahan masalah, menerapkan

prinsip dan menghasilkan prinsip baru dibandingkan

penghafalan informasi faktual. Kita akan mendengar

para pengajar ini lebih banyak membuat pertanyaan

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

31

seperti, “Apakah kamu memiliki gagasan atau

pemikiran mengapa sampai menjadi seperti ini?” dan

“Penjelasan lain apakah yang bisa dimungkinkan?” dan

“Bagaimana kita sampai pada keputusan tentang salah

satu dari tiga hal ini yang benar?” dan bukan

pertanyaan seperti “Apa tiga sebab utama munculnya

Revolusi Perancis?” Para pengajar ini menunggu siswa

untuk merespon pertanyaan. Mereka memberikan

waktu kepada para siswa untuk berpikir. Cukup jelas

bahwa para pengajar semacam itu tertarik di banyak

kemungkinan jawaban dan penjelasan, dibandingkan

pada usaha penemuan satu jawaban yang benar.

Bukan dengan menjadikan siswa berpikir bagi

pengajar, para pengajar mengundang siswa untuk

berpikir bagi diri mereka sendiri. Mereka menghargai

perkembangan penyelidikan pada siswa mereka dan

penekanan ini merasuk ke ruang kelas.

Jika mendapati perilaku guru yang menunjukkan

sisi lain dan berlawanan dari aspek ini, terlihat para

pengajar yang menempatkan value tertinggi pada

perolehan informasi untuk tujuan agar sampai pada

satu jawaban yang benar. Pertanyaan mereka kepada

siswa utamanya bersifat penyebutan informasi yang

dihafalkan sebelumnya. Mereka meyakini bahwa tugas

utama mereka adalah mengarahkan siswa untuk

mendapatkan informasi untuk kelas mereka. Dalam

interaksi mereka dengan siswa, para pengajar ini jarang

memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

32

Mereka sepertinya berpacu dengan waktu untuk

mencakup sebanyak mungkin konten. Mereka

memberikan kesan bahwa pengajarlah yang

menjalankan sebagian besar pemikiran di dalam kelas

dan mungkin memang inilah yang diinginkan oleh para

pengajar.

12. Guru melakukan berbagai interaksi dengan siswa di

kelas (There’s a lot of interaction among pupils in his

class). Berilah skor positif dan sesuai jika perilaku guru

terhadap aspek ini mendeskripsikan apakah guru

mendorong dan mengundang terjadinya banyak

interaksi antara siswa. Ruang kelas mereka menjadi

semacam sarang lebah, dimana hampir selalu ada

aliran percakapan antar siswa, ketika siswa secara aktif

terlibat dalam pembelajaran. Para pengajar ini

memberikan banyak pengalaman kurikulum dimana

para siswa terlibat dalam dialog pembelajaran secara

kooperatif dan pembelajaran dari satu sama lain. Para

pengajar ini tidak membaurkan diri mereka kedalam

peran penyebaran informasi. Mereka mengakui bahwa

pembelajaran kooperatif dan interaksi siswa sebagai

dimensi pengajaran yang penting.

Jika mendapati perilaku guru yang menunjukkan

sisi lain dan berlawanan dari aspek ini, terlihat para

pengajar ini, berbicara disepanjang waktu. Mereka

meyakini bahwa apa yang mereka katakan itu penting.

Mereka melihat bahwa peran utama mereka adalah

untuk menyalurkan informasi, yang diikuti dengan

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

33

pertanyaan dari siswa untuk melihat apakah para

siswa memang sebelumnya menyimak. Para pengajar

ini menjadi orang-orang dominan di ruang kelas

mereka. Bila para pengajar ini keluar kelas untuk

waktu sebentar saja maka kelas akan menjadi kacau.

Mereka terkadang membolehkan para siswa berbicara

satu sama lain sebagai aktifitas rekreasi tetapi jarang

sekali dalam kontek yang mereka lihat sebagai

pengalaman dalam belajar mengajar.

13. Guru adalah pendidik bagi muridnya (He is a real

person to his students). Berilah skor positif dan sesuai

jika perilaku guru menanggapi atau merespon siswanya

dengan ketulusan. Secara pribadi guru leluasa dan

spontan. Tidak diragukan lagi ia sungguh-sungguh

dengan apa yang dikatakannya. Ketika seorang siswa

mendekatinya membawa masalah, guru tidak

merasionalisasi atau mundur ke dalam peran

“profesional”. Ketika diperhadapkan dengan siswa yang

perilakunya bermasalah, menanggapi tanpa bersikap

defensif/melindungi harga diri sendiri. Reaksinya

mereka bersifat jujur dan terbuka. Pesannya

otentik/asli yang diutarakan dalam berinteraksi dengan

siswa.

Sisi lain dan berlawanan dari aspek ini, terlihat para

pengajar yang mengenakan topeng profesional ketika

berinteraksi dengan siswa. Ketika siswa membahas

masalah-masalah yang sangat mempengaruhi mereka,

para pengajar ini merasa tidak nyaman. Mereka

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

34

merespon secara intelektualisasi. Mereka menjadi

defensif ketika dihadapkan dengan perilaku siswa yang

menyulitkan atau menantang. Pesan yang disampaikan

oleh para pengajar ini adalah bahwa anda tidak benar-

benar tahu siapa yang ada dibalik wajah mereka.

14. Guru tahu apa yang dia lakukan di kelas dan dapat

diterima (He knows what he is doing in the classroom

and it makes sense). Berilah skor positif dan sesuai jika

guru dalam membuat strategi pembelajaran dan bahan

kurikulum yang digunakannya sesuai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Guru cakap

mendeskripsikan apa yang sedang dilakukannya dan

mengapa ia melakukan dalam pola yang jelas dan

secara kependidikan benar. Ia memiliki rasa percaya

diri mengenai apa yang berlangsung di dalam kelas.

Jika mendapati perilaku guru yang menunjukkan

sisi lain dan berlawanan dari aspek ini maka terlihat

para pengajar yang sepertinya sedang mengajar dengan

"tanpa persiapan". Kita akan mendapatkan kesan

bahwa mereka sedang memikirkan sesuatu ketika

pengajaran sedang berlangsung, bahwa mereka belum

memikirkan secara mendalam tentang apa yang sedang

mereka lakukan. Ketika muncul pertanyaan tentang

apa yang sedang terjadi di ruang kelas, mereka menjadi

sangat defensif dan mencoba merasionalisasi apa yang

mereka sedang membenarkan tindakan mereka.

Sepertinya tidak ada koneksi yang erat antara strategi

pengajaran mereka, pilihan kurikulum mereka, dan

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

35

sasaran yang mereka nyatakan. Apa yang terjadi di

ruang kelas mereka sepertinya tidak masuk akal secara

edukasi.

15. Guru memiliki pengetahuan di bidangnya (He is

knowledge able in his field). Berilah skor positif dan

sesuai jika pada aspek ini untuk membantu

mendeskripsikan apakah guru menunjukkan

pengetahuan yang luas dan mendalam tentang

kurikulum, prinsip belajar dan tumbuh kembang

individu yang sangat berkaitan dengan taraf

pembelajarannya. Jika guru berspesialisasi dalam satu

bidang tertentu, ia merasa nyaman dengan bidangnya

itu dan sangat menguasai. Ia memiliki pengetahuan

yang banyak dan senang membaca, ada kedalaman

intelektual ketika berdiskusi dengan sesama pengajar

dan usaha mereka di ruang kelas mencerminkan

pengetahuan dalam bidang ini. Ketika mereka

menjelaskan sesuatu ke rekan pengajar, mereka

mampu membuat diri mereka sendiri paham. Mereka

mengenali batas-batas pengetahuan mereka dan

dimana tidak tahu, mereka mengakuinya. Pengetahuan

mereka layak kita hargai.

Namun jika kita akan melihat para pengajar dalam

pengetahuannya kurang. Mereka kurang mengenali

seluk-beluk di bidang mereka. Bila mereka membaca

literatur di bidang mereka, mereka tidak

menunjukkannya, baik dalam pembahasan bersama

sesama rekan pengajar atau dalam kualitas pengajaran

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

36

mereka. Penjelasan mereka kepada siswa tidak jelas.

Kita sendiri bertanya-tanya apakah mereka sendiri

mengerti apa yang mereka sedang katakan. Ketidak

konsistenan mereka, kendangkalan presentasi mereka

dan usaha-usaha mereka untuk menutupi

keterbatasan pemahaman mereka menunjukkan

kurangnya pengetahuan mereka dalam bidang mereka.

16. Guru menggunakan evaluasi untuk meningkatkan

pembelajaran (He uses evaluation to promote learning).

Berilah skor positif dan sesuai jika guru menggunakan

evaluasi untuk memperoleh data bagi kemajuan belajar

siswa lebih lanjut. Ia sadar evaluasi sangat subjektif

tetapi terbuka tentang penggunaan hasil evaluasi. Guru

menyadari dengan penetapan nilai dan menekankan

evaluasi sebagai cara membantu siswa belajar, guru

menggunakan berbagai jenis prosedur evaluatif, tetapi

prosedur yang digunakannya telah dipilih dengan

seksama serta selaras dengan tujuan pembelajaran.

Jika mendapati perilaku guru yang menunjukkan

sisi lain dan berlawanan dari aspek ini, maka

menemukan para pengajar yang utamanya berfokus

pada seberapa banyak yang telah dipelajari oleh para

siswa dan kemudian membuat penilaian. Mereka

menganggap penilaian sebagai hal yang obyektif dan

bahwa pembelajaran para siswa dapat diukur secara

obyektif. Seringkali para pengajar ini bersifat dogmatis

tentang hasil tes dan menggunakan hal ini dan nilai

sebagai alat penghukuman. Mereka beroperasi pada

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

37

teori bahwa siswa termotivasi untuk belajar melalui

kegagalan dan mereka dapat menggunakan ancaman

kegagalan sebagai sebuah alat untuk mendukung

pembelajaran, prosedur evaluasi mereka biasanya

dalam bentuk tes bertipe jawaban singkat dan esai dan

mereka jarang sekali berkomunikasi dengan para siswa

tentang gagasan-gagasan yang konkrit untuk

menghasilkan perbaikan. Kata-kata yang sering

dilontarkan untuk mendukung pembelajaran adalah

adalah "pengejaan yang ceroboh", "coba lagi dengan

lebih giat" dan "baik". Tujuan utama dari evaluasi

dalam kelas para pengajar ini adalah untuk

mendapatkan nilai pelajaran. Bila siswa mengalami

kegagalan, hal ini karena "mereka sekedar tidak

mampu mengerjakan tugas yang diberikan".

17. Kelas bagi guru adalah tempat yang penting, hidup dan

penuh semangat (His classroom is a vital, alive and

zestful place). Berilah skor positif dan sesuai jika guru

membuat kelas pembelajaran sebagai tempat yang vital

dan hidup untuk belajar. Tampak ada banyak aktivitas

yang sedang berlangsung serta merupakan kegiatan

yang mengarah ke tujuan pembelajaran. Ada bukti-

bukti karya siswa di sekitar ruangan dan telah ditemui

siswa dan terlibat dalam tugas yang menantang. Guru

senantiasa membawa gagasan-gagasan yang baru ke

dalam kelas serta memperkasai pengalaman kurikulum

yang bermakna dan relevan bagi kehidupan siswanya.

Guru menyediakan pilihan bagi siswa secara

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

38

perseorangan, memacu dan bertukar gagasan dalam

banyak pengalaman kurikuler. Waktu dalam kelas

semacam ini berlalu dengan cepat dan siswa merasa

sedih mendengarkan bel sekolah tanda pelajaran usai.

Kelas ini menjadi tempat yang penuh semangat, penuh

pergerakan dan vital dan sangat menarik bagi mereka.

Jika mendapati perilaku guru yang menunjukkan

sisi lain dan berlawanan dari aspek ini, jika mendapati

para pengajar di ruang kelas mereka, sebagai tempat

yang membosankan dan menjemukan. Seringkali para

siswa mengerjakan tugas yang sama pada waktu yang

sama. Ketika salah seorang siswa menyelesaikan tugas

lebih awal, ia harus menunggu teman-temannya untuk

menyelesaikan tugas. Sebagian besar penekanan

diberikan pada bahan bacaan, mengerjakan lembar

tugas dan menjawab pertanyaan dari papan tulis.

Ketika ada diskusi kelompok, topik yang muncul

bersifat imajinatif atau topik yang sepele, yang

membuat para siswa merasa bosan untuk

berpartisipasi. Sikap apatis di ruang kelas ini biasanya

disebabkan karena para siswa merasa "tidak peduli".

Para pengajar ini tidak mengakui bahwa merekalah

yang tidak memberikan inspirasi dan yang

menyebabkan rasa bosan dan siswa merasa di ruang

kelas serasa satu tahun. Ketika bunyi bel tanda

istirahat, para siswa dengan segera keluar dari sekolah.

18. Guru mempunyai bahan pengajaran yang bervariasi,

imaginatif dan relevan (His teaching materials are

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

39

varied, imaginative and relevant). Berilah skor positif

dan sesuai jika perilaku guru dalam mengajar

menggunakan variasi luas dan beragam sumber dalam

bahan pembelajaran. Mereka menggunakan studi

lapangan, film, video dan media audio visual sebagai

bagian kurikulum. Tamu di undang ke dalam kelas

sebagai narasumber. Siswa leluasa secara terarah,

tujuan menggunakan bahan belajar. Bahan yang

diciptakan dan dikembangkan guru dikemas secara

menarik untuk memberi sumbangan pada belajar

siswa.

Jika mendapati perilaku guru yang menunjukkan

sisi lain dan berlawanan dari aspek ini akan terlihat

bahwa para pengajar ini, menggunakan materi-materi

ruang kelas yang sangat terbatas. Penekanan lebih

difokuskan pada penggunaan buku pelajaran, buku

referensi perpustakaan dan buku kerja. Dinding ruang

kelas mungkin tidak memberikan stimulus terhadap

pemikiran. Dinding-dindingnya mungkin kosong atau

hanya dihiasi dengan poster-poster lama yang

mengekspresikan sentimen dangkal dan karya seni

berpola. Yang paling sedikit digunakan adalah materi

kurikulum dalam kesenian atau yang dipenuhi dengan

bahan-bahan yang "kaya" dari area kurikulum lainnya.

Para siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk

menyentuh atau memegang materi pelajaran.

Pemberian kurikulum di ruang kelas ini adalah

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

40

sebagian besar bertipe buku pelajaran dan bahan

kertas dan pensil.

19. Guru menyatukan kelompok (He unifies the group).

Berilah skor positif dan sesuai jika guru terampil dalam

mengembangkan keharmanonisan, kerja kelompok di

kelas. Guru membantu mengembangkan penyatuan

kelompok yang saling menghormati antar kelompok.

Para siswa sepertinya mengapresiasi satu sama lain;

mereka menghargai satu sama lain dan semangat juang

di kelas sepertinya cukup tinggi. Kelas ini sepertinya

memiliki kebanggaan pada dirinya sendiri sebagai

sebuah kelompok, disamping itu, para siswa sepertinya

sangat produktif, yang bekerja sama sebagai sebuah

tim. Para pengajar ini telah memberi kontribusi pada

perkembangan kesatuan kelompok dengan jaminan

bahwa setiap siswa memiliki kesempatan untuk

mendapatkan penghargaan dan status didalam

kelompok; dengan memberikan kesempatan kepada

siswa satu sama lain; dengan menciptakan sebuah

iklim di ruang kelas yang membantu setiap siswa untuk

merasa aman, dihargai, diperhatikan dan diterima.

Jika mendapati perilaku guru yang menunjukkan

sisi lain dan berlawanan dari aspek ini jika pada

pengamatan mendapati para pengajar yang tidak

merasa peduli dengan semangat didalam kelompok.

Bila mereka peduli, mereka sepertinya tidak tahu

bagaimana cara mewujudkannya. Di ruang kelas para

siswa terlihat kasar terhadap satu sama lain, dan ada

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

41

banyak pertengkaran dan perkelahian didalam kelas.

Kelas ini sepertinya tidak “dikelompokkan” sama sekali.

Tidak ada semangat dan tidak ada saling menghargai.

Para pengajar disini memberi kontribusi terhadap

perasaan ketidakpuasan ini dengan secara terbuka

mengkritisi siswa, dengan bersikap tidak toleran selain

keterampilan akademik, dengan memiliki “favoritisme:”

“memilih” siswa-siswa tertentu; dengan secara umum

menunjukkan kurangnya penghargaan terhadap para

siswa mereka. Ruang kelas ini tidak memberikan

jaminan tetapi intimidasi. Para pengajar ini

memberikan rasa takut dan bukan penerimaan. Siswa

seakan tidak menyukai sekolah dan interaksi dengan

satu sama lain bersifat bermusuhan dan substraktif.

Guru harus lebih dinamik dan kreatif dalam

mengembangkan proses pembelajaran siswa. Guru di

masa mendatang tidak lagi menjadi satu-satunya orang

yang paling tahu terhadap berbagai informasi dan

pengetahuan yang sedang berkembang dan berinteraksi

dengan manusia. Guru bukan satu-satunya orang yang

lebih pandai di tengah-tengah siswanya. Jika guru tidak

memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi

yang demikian cepat, ia akan tepuruk secara professional.

Kalau hal ini terjadi, ia akan kehilangan kepercayaan baik

dari siswa, orang tua maupun masyarakat. Untuk

menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru perlu

berpikir secara antisipatif dan proaktif. Artinya, guru

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

42

harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang

dimilikinya secara terus menerus.

2.1.3 Pengertian Supervisi Klinis

Pada penelitian ini supervisi yang digunakan adalah

supervisi klinis. Istilah klinis (clinical) mengandung

maksud bahwa dalam pelaksanaan supervisi hubungan

berlangsung secara tatap muka (face to face) antara guru

dengan supervisor dan difokuskan pada perilaku aktual

guru di depan kelas. Tekanan pokok supervisi klinis

adalah pengembangan profesionalisme guru, ini

merupakan supervisi untuk membantu guru dalam

meningkatkan performa pengajarannya. Pernyataan ini

sebagaimana dikemukakan oleh Acheson dan Gall (2003)

sebagai berikut.

“Clinical” is meant to suggest a face to face relationship between teacher and supervisor and a focus on the teacher’s actual behavior in the classroom. The word “clinical” can also connote pathology, a connotation that should not be applied to the model of teacher supervision

presented here. We certainly do not wish you to think that clinical supervision is always a “remedy” applied by the supervisor to deficient or unhealthy behavior exhibited by the teacher. Clinical supervision acknowledges the need for teacher evaluation, under the condition that the teacher participates with the supervisor in the process. The primary emphasis of clinical supervision is on professional development, however. It is supervision to help the teacher improve his or her instructional performance

Supervisi klinis menurut Acheson dan Gall (2003)

“Supervision as the process of helping the teacher reduce the

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

43

discrepancy” (suatu proses membantu guru memperkecil

kesenjangan antara perilaku mengajar yang nyata dengan

perilaku mengajar yang ideal). Defenisi ini memberi

indikasi bahwa supervisi klinis merupakan suatu proses

membantu guru mengatasi kesulitannya dalam mengajar.

Proses membantu pada supervisi klinis dalam arti

memberi pertolongan secara langsung yang diberikan

supervisor kepada guru-guru dengan cara melakukan

tindakan observasi untuk membantu memecahkan

masalah-masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran.

Kemudian menurut Richard Weller (1960-an) yang dikutip

oleh Acheson dan Gall 2003 menyatakan bahwa supervisi

klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada

peningkatan mengajar melalui sarana siklus yang

sistematis dalam perencanaan, pengamatan, serta analisis

yang intelektual dan intensif mengenai penampilan

mengajar yang nyata, di dalam mengadakan perubahan

dengan cara yang rasional.

Penggunaan kata klinis tidaklah dimaksudkan

terbatas pada usaha perbaikan atau remedi terhadap

kesalahan-kesalahan yang dilakukan guru/calon guru

dalam mengajar. Oleh karena itu Acheson dan dan Gall

(2003) mengemukakakan penggunaan “supervisi klinis”,

karena telah dikenal luas, tetapi pada esensinya lebih

tepatnya dikatakan supervisi yang terpusat pada

guru/calon guru (teacher centered supervision).

Peneliti sependapat dengan pendapat Acheson dan

Gall (2003), yang menyebutkan bahwa supervisi klinis

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

44

adalah merupakan suatu proses, dalam bentuk bantuan

yang diberikan kepada guru atau calon guru berdasarkan

kebutuhannya melalui siklus yang sistematis dalam

perencanaan, observasi yang cermat atas pelaksanaan,

dan pengkajian balikan dengan segera dan obyektif

tentang penampilan mengajarnya yang nyata untuk

meningkatkan keterampilan dan sikap profesional seorang

guru.

Oleh karena itu supervisi klinis sangat berperan

penting dan perlu dilakukan, karena sangat membantu

guru-guru dalam mengatasi masalah-masalah dalam

proses pembelajaran, sehingga masalah-masalah

pembelajaran yang dialami oleh guru dapat bersama-sama

dengan supervisor, untuk selanjutnya dicarikan solusi

yang terbaik dalam mengatasi masalah-masalah tersebut,

sehingga dari solusi itu dalam perbaikan mempunyai

gambaran yang jelas tentang pembelajaran mutakhir,

pandangan tentang pembelajaran yang ideal.

Adapun menurut Acheson dan Gall (2003)

karekteristik yang mendasar dalam supervisi klinis yaitu :

1. Untuk meningkatkan kualitas keterampilan intelektual

dan perilaku mengajar guru secara spesifik 2. Supervisi harus bertanggung jawab dalam membantu

para guru untuk mengembangkan (a) keterampilan menganalisis proses pembelajaran berdasarkan data yang benar dan dianalisis; (b)terampil dalam menguji

cobakan, mengadaptasi, dan memodifikasi kurikulum, (c) agar semakin terampil menggunakan teknik-teknik

mengajar, guru harus berlatih berulang-ulang. 3. Supervisi menekankan apa dan bagaimana guru

mengajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,

bukan untuk merubah kepribadian guru.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

45

4. Perencanaan dan analisis berpusat pada pembuatan dan pengujian hipotesis pembelajaran berdasarkan

bukti-bukti hasil observasi; 5. Supervisi berkaitan dengan sejumlah isu-isu penting

mengenai pembelajaran yang relevan bagi guru dan mendorong untuk berubah.

6. Supervisi merupakan proses memberi dan menerima

yang dinamis di mana supervisor dan guru adalah kolega yang meneliti untuk menemukan pemahaman yang saling mengerti bidang pendidikan.

7. Proses supervisi pada dasarnya berpusat pada analisis pembelajaran.

8. Guru secara individual memiliki kebebasan dan tanggung jawab untuk menganalisis dan menilai isu-isu, meningkatkan kualitas pengajaran dan

mengembangkan gaya mengajar personal guru. 9. Proses supervisi dapat diterima, dianalisis dan di

kembangkan lebih banyak sama dengan keadaan pengakaran yang dapat dilakukan; dan

10. Seorang supervisor memiliki kebebasan dan tanggung

jawab untuk menganalisis kegiatan supervisinya dalam hal yang sama dengan analisis evaluasi guru tentang pembelajarannya.

Menurut Acheson dan Gall (2003) tujuan supervisi

klinis dibedakan menjadi 2 macam yaitu

1. Tujuan Umum

Tujuan supervisi klinis adalah meningkatkan pengajaran guru dikelas.

2. Tujuan ini dirinci lagi ke dalam tujuan yang lebih

spesifik, sebagai berikut. 1. Menyediakan umpan balik yang obyektif terhadap

guru, mengenai pengajaran yang dilaksanakannya. 2. Mendiagnosis dan membantu memecahkan

masalah-masalah pengajaran.

3. Membantu guru mengembangkan keterampilannnya menggunakan strategi pengajaran.

4. Membantu guru mengembangkan satu sikap positif

terhadap pengembangan profesional yang berkesinambungan.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

46

Dalam melakukan supervisi klinis harus dijalankan

sesuai dengan langkah-langkah dalam pelaksanaan

supervisi klinis. Menurut Acheson dan Gall (2003) bahwa

pelaksanaan supervisi klinis dikembangkan pada tiga

tahap esensial yang berbentuk siklus, yaitu (1) tahap

pertemuan awal (perencanaan), (2) tahap observasi

mengajar, dan (3) tahap pertemuan balikan. Dalam

penelitian ini, peneliti sependapat dengan Acheson dan

Gall (2003) yang akan dilakukan pada tiga tahap.

1. Tahap pertemuan awal Langkah-langkah yang dilakukan: a. Usaha menciptakan suasana yang hangat antara

supervisor dengan guru. b. Menciptakan hubungan demokratis yaitu sasaran

supervisi klinis terpusat pada kebutuhan guru. c. Berdiskusi tentang rencana pembelajaran dan

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

d. Berdiskusi tentang penyusunan instrument yang akan digunakan.

2. Tahap observasi mengajar

Kegiatan pengamatan yang dilakukan supervisor fokus pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru

maupun interaksi guru dengan siswa, siswa dengan siswa menggunakan instrument yang sudah disepakati.

3. Pertemuan Balikan

Kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan balikan meliputi:

a. Supervisor menanyakan kepada guru bagaimana peranannya selama proses pengajaran berlangsung.

b. Supervisor bersama dengan guru melihat kembali

pencapaian yang sudah dilakukan guru dalam proses pembelajaran berdasarkan instrumen pengamatan yang sudah disepakati.

c. Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan, supervisor menanyakan kesan dari guru.

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

47

d. Supervisor menyajikan data berupa hasil rekaman kemudian bersama-sama menganalisis dan

menafsirkan hasil pengamatan. e. Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah

dilakukan, supervisor menanyakan kembali kasan dari guru tentang hasil pengamatan yang sudah dilakukan.

f. Supervisor bersama dengan guru membandingkan hasil pengamatan dari pertemuan pertama dengan target pembelajaran yang sudah disepakati bersama.

g. Berdasarkan hasil pengamatan bersama, supervisor membantu guru dalam merencanakan proses

pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

Oleh karena itu, supervisi klinis yang dilakukan

melalui 3 tahap ini, sangat membantu dalam mengatasi

masalah yang terjadi pada proses pembelajaran di kelas.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan

bahwa supervisi klinis merupakan salah satu upaya untuk

meningkatkan penguasaan komptensi pedagogik guru.

Supervisi klinis bertujuan untuk membantu para guru

dengan menyelesaikan masalah-masalah guru dalam

pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan karakteristik

guru masing-masing agar guru mampu melaksanakan

tugas-tugasnya di sekolah.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Peneliti menemukan ada dua penelitian yang relevan

dengan penelitian yang peneliti lakukan tentang Perbedaan

Penguasaan kompetensi pedagogik guru antara guru yang

disupervisi klinis di SMA Kristen YPKPM Ambon dengan

guru yang tanpa supervisi di SMA Kartika XIII-1 Ambon

yaitu penelitian yang dilakukan oleh Fitriana (2008)

dengan judul, “Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

48

Guru PAI Kelas VII SMPN 1 Comal Menggunakan Supervisi

Klinis”. Hasil penelitian menunjukkan terdapat

keberhasilan dalam menggunakan supervisi klinis untuk

meningkatkan kompetensi guru PAI SMP Negeri 1 Comal,

yaitu ditunjukkan dengan adanya perubahan tingkah laku

mengajar guru yang dapat dilihat berdasarkan perolehan

jumlah skor yang meningkatkan dari siklus I sampai pada

siklus III, yaitu dari 143 skor meningkat menjadi 175 skor.

Hasil Penelitian Korma (2012) dengan Judul

Pengaruh Implementasi Pendekatan Supervisi Klinis

Terhadap Wawasan Kompetensi Pedagogik Dan Kualitas

Pengelolaan Pembelajaran Para Guru Di Gugus IV SD

Kecamatan Denpasar Selatan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

implementasi pendekatan supervisi klinis secara simultan

terhadap wawasan kompetensi pedagogik dan kualitas

pengelolaan pembelajaran para guru di Gugus IV SD

Kecamatan Denpasar Selatan dengan probabilitas Pillai’s

Trance, Wilks’ Lambda, Hotelling’s Trace dan Roy’s Largest

Root sebesar 0,000. Dimana didapatkan bahwa supervisi

klinis dapat meningkatkan wawasan kompetensi pedagogik

guru dan kualitas pengelolaan pembelajaran.

2.3 Kerangka Pemikiran

Guru mempunyai peran penting dalam

menentukkan mutu pendidikan di sekolah. Keberhasilan

mutu pendidikan sekolah tidak terlepas dari kerja sama

yang baikn antara peran kepala sekolah, guru dan siswa.

Jika salah satu keberhasilan guru pada penguasaan

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

49

kompetensi mengajar guru dikelas dilihat dari salah satu

peran dari kepala sekolah sebagai supervisor dalam

memberikan supervisi dengan baik bagi guru.

Keberhasilan siswa juga sangat bergantung pada kualitas

guru dalam mengajar. Oleh karena itu kompetensi

mengajar guru inilah yang mempunyai peran penting

dalam mengimplementasikan pembelajaran di kelas agar

hasil di peroleh bagi siswa dapat memuaskan.

Namun guru masih banyak mengalami kendala atau

masalah dalam penguasaan kompetensi pedagogik

khususnya pada salah satu aspek kompetensi mengajar

guru di kelas. Terkadang kendala/masalah itu menjadi

sebuah rahasia yang terpendam dalam diri guru sehingga

sulit bagi guru untuk memecahkan masalah itu sendiri.

Oleh karena itu peran supervisor (kepala sekolah) dalam

memberi supervisi klinis bisa menjadi sebuah solusi atau

jalan keluar bagi guru dan kepala sekolah untuk melihat

masalah tersebut sehingga dapat memecahkan secara

bersama, tanpa ada rasa takut yang selama ini, guru

beranggapan bahwa supervisi selalu mencari kesalahan-

kesalahan guru. Dengan demikian diduga apakah dengan

melalui supervisi klinis dapat meningkatkan penguasaan

kompetensi pedagogik guru. Sehingga dalam penelitian

akan membandingkan guru yang disupervisi klinis dan

guru tanpa supervisi pada dua sekolah. Supervisi klinis

yang dilakukan dalam penelitian ini, lakukan tiga kali

pertemuan dengan memiliki tahapan-tahapan. Adapun

diagram kerangka pemikiran tersaji dalam gambar 1.

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

50

Supervisi Klinis dilakukan

Kondisi

Awal

Tindakan

Peneliti Menyiapakan Instrumen

Supervisi klinis, Menyusun Jadwal Monitoring,

Mendiskusikan dengan Kepala Sekolah dengan

guru-guru Senior mengenai pelaksanaan Supervisi

klinis yang akan dilakukan

PenelitiMengadakan observasi

untuk mendapatkan data awal melalui pretest

penguasaan kompetensi pedagogik

Tahap Perencanaan

Kepala Sekolah, Guru Senior, &

Guru yang diteliti

Mendiskusikan, Mereview,

Mengidientifikasikan, dan

Menganalisasa tentang KI, KD,

RPP dan Silabus, &

Mempersiapkan Materi Ajar.

Tahap PelaksanaanKepala Sekolah

Observasi yang dilakukan Kepala sekolah terhadap guru yang diteliti

pada pelaksanaan pembelajaran guru di kelas,

Tahap Umpan BalikKepala Sekolah & Guru yang diteliti

Menerapkan supervise klinis kepada guru-guru yang diteliti untuk bersama mendiskusikan , menganalisa instrumen observasi, terhadap

kendala/masalah yang dihadapi pada pelaksanaan pembelajaran yang belum dicapai sesuai dengan langkah-langkah supervisi klinis

Diduga dengan supervise klinis dapat meningkatkan

penguasaan kompetensi pedagogik guru Melalui postest yang diberikan.

Kondisi Akhir

Gambar I

Diagaram Kerangka Pikir

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan hasil kajian teori dan penelitian-

penelitian sebelumnya, terdapat dua penelitian yang

menyimpulkan bahwa supervisi klinis efektif dapat

meningkatkan kompetensi pedagogik guru dan tanpa

supervisi klinis tidak dapat meningkatkan kompetensi

pedagogik guru, oleh karena itu hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Adakah perbedaan yang signifikan penguasaan

kompetensi pedagogik (kompetensi mengajar) guru yang

disupervisi klinis di SMA Kristen YPKPM Ambon dengan

guru tanpa supervisi di SMA Kartika XIII-I Ambon, dan

mengetahui berapa besar pengaruh dari supervisi klinis

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edu€¦ · LANDASAN TEORI . 2.1 Landasan Teori . 2.1.1 Pengertian Kompetensi Pedagogik. Dalam teori yang dikembangkan oleh Apelgren & Giertz

51

terhadap penguasaan kompetensi pedagogik. Hipotesis

tersebut dirumuskan secara statistik sebagai berikut:

H0 : µ1 = µ2 : Tidak Ada perbedaan yang signifikan

Penguasaan kompetensi pedagogik

antara Guru yang disupervisi klinis

dengan Guru tanpa supervisi.

H1 : µ1 ≠ µ2 : Ada perbedaan yang signifikan

Penguasaan kompetensi pedagogik

antara Guru yang disupervisi klinis

dengan Guru tanpa supervisi.

Hasil pehitungan uji t koefisien signifikansi < 0,05

maka H1 diterima dan H0 ditolak.