Upload
trinhngoc
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
54
LAMPIRAN I
Langkah-langkah Perbaikan Pada Setiap Kasus Kerusakan
Ponsel
Pengembangan customer ..., Risvan Ardiansyah, Fasilkom UI, 2006
55
Langkah-langkah perbaikan kerusakan ponsel untuk kelimabelas kasus yang tercantum
pada Tabel 3 disarikan dari [3].
1. Kasus 1 : Tombol on/off rusak
Jenis ponsel : Nokia 8310
Penyebab kerusakan : - Dudukan patri tombol on/off hilang
- Jalur on/off putus
Akibat : Tombol on/off rusak sehingga ponsel tidak dapat
dinyalakan
Langkah-langkah perbaikan:
1) Solder kawat email ke kaki tombol on/off, kemudian pada bagian dudukan plat
yang hilang diberi lem plastik atau besi sampai melekat kuat pada PCB ponsel.
2) Lapisi kaki tombol dengan pasta solder, selanjutnya kaki tombol disolder
menggunakan solder filamen.
3) Pastikan tombol bekerja dengan baik. Lakukan pengujian menggunakan
multimeter, ukur hambatan dengan memutar skala pengatur multimeter ke 1 x
W.
4) Apabila tidak ada masalah, lakukan pen-jumper-an jalur yang terputus antara
rangkaian IC Power dengan tombol on/off. Namun, jumpering membutuhkan
skematik diagram rangkaian resistor-kapasitor yang terhubung dengan tombol.
Umumnya, jalur tombol on/off menuju UEM melalui sebuah komponen resistor-
kapasitor sebagai rangkaian biasnya. Pada rangkaian ponsel yang akan Anda
perbaiki, jalur tombol on/off terhubung dengan resistor-kapasitor. Apabila jalur
ini terputus, upaya jumpering dilakukan menggunakan kabel kecil yang
memiliki serabut halus yang dilapisi email anti-penghantar listrik.
5) Lakukan pengecekan ulang jalur-jalur setelah dilakukan jumpering, apakah
tersambung dengan baik atau tidak.
Pengembangan customer ..., Risvan Ardiansyah, Fasilkom UI, 2006
56
2. Kasus 2 dan 3 : Ponsel Mencari Sinyal lalu Mati dan Ponsel Mati Total
Karena IC PA Korslet
Jenis ponsel : Nokia 3650
Penyebab kerusakan : IC PA (Power Amplifier) rusak atau korslet
Akibat : - Ponsel mati total
- Ponsel terlihat normal, lalu seolah-olah mencari
sinyal, lalu mati
Langkah-langkah Perbaikan:
Komponen IC PA bermasalah. Sebelum diangkat atau diganti, periksa hambatan
konektor menggunakan multimeter. Jarum hitam multimeter dihubungkan ke kutub
positif (+) dan jarum merah ke konektor negatif (-) ponsel. Apabila terdapat nilai
resistansi, lakukan pengangkatan dengan menggunakan solder uap. Apabila tidak
ada nilai resistansi, komponen tidak rusak.
3. Kasus 4 : Mikrofon Ponsel Rusak
Jenis ponsel : Nokia 3650
Penyebab kerusakan : Microphone rusak
Akibat : Suara penelepon tidak dapat didengar jelas oleh lawan
bicara, namun tidak sebaliknya
Langkah-langkah Perbaikan:
1) Ukur resistansi microphone dengan menggunakan multitester, atur pada skala 1
x W. Perhatikan apakah terdapat nilai resistansi pada microphone. Pada kondisi
normal, tidak ada resistansi pada kutub + dan - microphone. Namun, apabila
terbalik menempatkan posisi jarum multimeter dengan kutub-kutub microphone,
multimeter akan menunjukkan nilai resistansi sekitar 200 ohm. Hal ini juga
berlaku untuk hampir semua jenis ponsel.
2) Periksa konektor microphone, apakah terhubung dengan baik pads-nya atau
tidak.
3) Untuk memudahkan pengecekan kontrol audio, ukur tegangan pada pads
microphone menggunakan voltmeter DC. Nyalakan ponsel dan lakukan
Pengembangan customer ..., Risvan Ardiansyah, Fasilkom UI, 2006
57
pemanggilan pada ponsel. Dalam keadaan normal, tegangan searah kontrol
audio (UEM) berkisar 1,8 volt.
4) Apabila tidak terdapat nilai tegangan, periksa kembali jalur-jalur microphone
yang terhubung dengan komponen lainnya, seperti kapasitor dan koil. Bisa jadi,
patrian komponen kurang baik atau jalur IC Audio putus. Perlu diketahui, kasus
seperti ini jarang terjadi. Solusinya adalah melakukan jumpering pada jalur yang
putus. Ada solusi yang lebih efektif, yaitu dengan melakukan blow merata pada
IC Control Audio (UEM). Pada tipe ponsel seperti ini, kontrol audio sudah
menyatu dengan dengan IC UEM yang berfungsi sebagai power ponsel. Agar
tidak merusak komponen lainnya, temperatur solder uap diatur sekitar 275
derajat Celcius.
5) Apabila langkah-langkah di atas masih belum menyelesaikan masalah, solusi
terakhir adalah mengganti komponen IC UEM dengan yang baru. Perlu
diketahui, setiap mengganti komponen IC UEM, ponsel harus di-flashing ulang.
4. Kasus 5 : Ponsel 33xx Mati Total
Jenis ponsel : Nokia 33xx
Penyebab kerusakan : IC Charging rusak
Akibat : Ponsel mati total
Langkah-langkah Perbaikan:
Pada jenis ponsel ini, IC Charging langsung terhubung dengan kutub positif (+)
baterai melalui resistor fuse, dengan nilai resistansi hampir mendekati 0 ohm.
Kondisi ini memudahkan untuk mengetahui apakah komponen IC Charging korslet
atau tidak.
Pengembangan customer ..., Risvan Ardiansyah, Fasilkom UI, 2006
58
5. Kasus 6 dan 7 : Ponsel Tidak Bisa Dimatikan dan Contact Service
Jenis ponsel : Nokia 8250, 3610, 5210
Penyebab kerusakan : IC Audio rusak
Akibat : - Muncul peringatan "Contact Service"
- Ponsel tidak dapat dimatikan, kecuali dengan melepas
baterai
Langkah-langkah Perbaikan:
1. Lakukan pengecekan software dengan mendeteksi ponsel menggunakan
Tornado Box. Klik tombol [INFO] pada software Tornado. Hasil pengecekan
software akan menampilkan serial number IC Audio berinisial [000000]. Hal
tersebut menandakan bahwa komponen IC Audio COBBA (Common Baseband
Analog) mengalami gangguan. Oleh karena itu, kita harus perbaiki dulu IC
Audio COBBA dengan melakukan langkah-langkah berikut:
a. Blow IC Audio COBBA dan sentuh perlahan menggunakan pinset sehingga
terasa 'agak goyang'. Namun jangan sampai mengubah posisi IC COBBA.
b. Jika dirasa perlu, angkat dan cetak kaki BGA (Ball Grid Array) bola timah,
kemudian pasang kembali komponen tersebut. Catatan: apabila serial
number IC Audio terbaca dengan baik saat melakukan pendeteksian
menggunakan Tornado Box, lanjutkan dengan melakukan flashing.
Seharusnya, ponsel kembali normal.
2. Apabila langkah di atas tidak membuahkan hasil, lakukan penggnatian IC
Memory. Selanjutnya lakukan flashing ulang software ponsel. Seharusnya
ponsel kembali normal.
3. Apabila kedua langkah di atas masih belum menyelesaikan masalah, yakni
tulisan 'Contact Service' masih muncul, CPU ponsel terpaksa diganti dan setelah
ponsel di-flash ulang.
Pengembangan customer ..., Risvan Ardiansyah, Fasilkom UI, 2006
59
6. Kasus 8 : Suara Dering Ponsel Bermasalah
Jenis ponsel : Nokia 7250
Penyebab kerusakan : - Buzzer rusak
- IC UEM rusak
Akibat : Suara dering kecil atau berisik atau tidak berbunyi
Langkah-langkah Perbaikan:
1. Buka casing ponsel, periksa hambatan pada komponen buzzer dengan
menggunakan multitester. Pada komponen buzzer normal, jarum naik 20 W.
Selain itu, akan terdengar suara 'kresek' pada saat jarum menempel pada kaki
buzzer. Resistansi buzzer yang melebihi 50 ohm menyebabkan besar nada dering
mengecil dan sebaiknya buzzer diganti.
2. Bersihkan pads dan konektor buzzer dengan cairan IPA. Pastikan komponen
buzzer terhubung baik pada pads-nya. Selanjutnya, periksa koil yang sejalur
dengan input buzzer (IC UEM).
3. Ukur tegangan buzzer menggunakan voltmeter pada skala 10 V. Pada kondisi
normal, tegangan buzzer sebesar 4 Volt. Apabila tegangan tidak ada, dipastikan
buzzer tidak terhubung dengan baik. Sebaiknya ponsel di-flash ulang
menggunakan Tornado Box atau Griffin.
4. Apabila masih belum menyelesaikan masalah, dipastikan IC UEM bermasalah
karena di samping mengontrol power (charging), IC UEM juga berfungsi
mengontrol audio. Penggantian komponen IC UEM beresiko tinggi hingga
menyebabkan ponsel mati total. Jadi, lakukan penggantian dengan ekstra hati-
hati.
5. Lumuri timah pada kaki IC UEM dengan songka, kemudian blow menggunakan
solder uap. Temperatur yang dibutuhkan sekitar 320 derajat Celcius dengan daya
dorong 2,5. Hembuskan secara merata sampai terlihat asap dan cairan songka
mengering. Setelah dirasa cukup panas, angkat IC UEM sedikit demi sedikit
dengan menggunakan pinset.
6. Selanjutnya ganti komponen IC UEM yang asli (original) dan sejenis. Sebelum
memasang IC UEM, bersihkan sisa timah yang masih tersisa pada pads.
7. Berikan lotfet atau pasta solder di sekitar area yang akan dipasangkan pada IC
UEM. Kemudian pasang pin-pin IC UEM ke pads PCB. Lanjutkan dengan
Pengembangan customer ..., Risvan Ardiansyah, Fasilkom UI, 2006
60
mem-blow bagian pin secara merata. Setelah dirasa IC cukup kuat, goyang
sedikit body IC UEM untuk memastikan apakah IC benar-benar sudah terpasang
dengan baik atau belum.
8. Tunggu beberapa saat untuk menurunkan temperatur pads PCB. Lanjutkan
dengan melakukan flashing pada ponsel.
7. Kasus 9, 10, 11 : Cahaya LED Padam, Suara Dering Ponsel Mati dan Ponsel
Tidak Bisa Bergetar
Jenis ponsel : Nokia 82xx
Penyebab kerusakan : IC UI (User Interface) rusak/korslet
Akibat : - Cahaya LED padam
- Komponen vibra tidak bergetar
- Komponen buzzer tidak berbunyi
Langkah-langkah Perbaikan:
Tidak ditemukan pada sumber penelitian.
8. Kasus 12 : Nokia DCT3 Mati Total
Jenis ponsel : Nokia DCT3
Penyebab kerusakan : IC Power rusak, CPU, memory atau sistem clock ponsel
rusak
Akibat : Ponsel mati total
Langkah-langkah Perbaikan:
1. Periksa baterai, apakah tegangan baterai dapat menyalakan ponsel atau tidak.
Biasanya pada label baterai tercantum tegangan 3,6 V sampai 4 V yang masing-
masing merupakan batas minimum dan maksimum tegangan baterai untuk dapat
menyalakan ponsel.
2. Lakukan pengecekan, apakah terjadi korslet atau tidak pada ponsel. Pada kondisi
normal, tidak ditemukannya adanya nilai resistansi saat konektor positif dan
negatif ponsel dihubungkan dengan multitester. Hal ini perlu dilakukan untuk
mengetahui apakah ponsel mati total disebabkan terjadi hubungan singkat atau
tidak. Apabila ponsel mati total karena korslet, solusi perbaikan seperti pada
bahasan gangguan ponsel korslet.
Pengembangan customer ..., Risvan Ardiansyah, Fasilkom UI, 2006
61
3. Apabila kondisi ponsel baik (tidak korslet), langkah selanjutnya adalah
melakukan pengujian menggunakan power supply tester. Caranya, ketika tombol
on/off ditekan, idealnya terdapat arus listrik sekitar 200 miliAmpere. Apabila
tidak terdapat arus sama sekali, dipastikan tombol rusak atau bisa jadi jalur yang
berasal dari IC Power putus.
4. Apabila semua hasil pengujian normal, langkah selanjutnya adalah menguji
software ponsel dengan menggunakan Griffin atau Tornado Box. Hal ini perlu
dilakukan untuk mengetahui apakah ponsel mengalami gangguan software atau
tidak. Ketika ponsel disambungkan dengan pernagkat reparasi dan terdeteksi
kerusakan software-nya, Anda dapat melanjutkan proses flashing sampai selesai.
5. Akan tetapi, apabila kerusakan ponsel tidak terdeteksi oleh Griffin atau Tornado
Box, kemungkinan besar hardware ponsel mengalami kerusakan. Langkah-
langkah perbaikannya adalah sebagai berikut:
a. Buka ponsel dengan menggunakan obeng khusus.
b. Mengukur tegangan pada tombol on/off. tegangan yang terukur sekitar 2
Volt.
c. Ketika tombol on/off ditekan atau diaktifkan, tegangan terukur pada kaki
tombol menjadi 0 V. Pada ponsel normal, kondisi seperti ini seharusnya
ponsel menyala.
6. Apabila ponsel masih belum bisa menyala, lakukan pengukuran pada komponen
RF Processor dengan menggunakan frekuensi counter. Bagian output clock yang
menuju CPU sekitar 13 MHz.
7. Apabila tidak diperoleh nilai frekuensi output clock 13 MHz, lanjutkan dengan
pengecekan tegangan Vcc pada komponen Vxo. Jika diukur, tegangan Vcc
sebesar 2,8 volt. Selain itu, ukur juga tegangan Vcore sebagai sumber tegangan
CPU. Apabila tidak terdapat nilai tegangan, dipastikan IC Power mengalami
gangguan.
8. Lanjutkan dengan pendeteksian komponen kristal. Pada kondisi standar, akan
didapatkan nilai frekuensi sekitar 32, 786 KHz. Hal ini menunjukkan bahwa IC
Power masih bagus. Apabila tidak ada frekuensi pada bagian kristal maka
kemungkinan besar IC Power rusak.
Pengembangan customer ..., Risvan Ardiansyah, Fasilkom UI, 2006
62
9. Lakukan blow pada komponen IC Power terlebih dahulu dengan menggunakan
solder uap secara merata. Selagi masih panas, tes kembali komponen IC Power
ponsel atau coba ulangi lagi perbaikan software dengan menghubungkan Griffin
atau Tornado Box. Apabila tidak berhasil, komponen IC Power harus diganti
dengan yang baru.
9. Kasus 13 : Ponsel Tidak Mendapatkan Sinyal
Jenis ponsel : Nokia 82xx
Penyebab kerusakan : - Audio control rusak
- RF (Radio Frekuensi) Processor rusak
- IC PA (Power Amplifier) rusak
- Switch antenna rusak
- Antenna.rusak
Akibat : Ponsel tidak mendapatkan sinyal (no signal)
Langkah-langkah Perbaikan Untuk Kerusakan pada Komponen Tx (Pemancar) :
1) Buka [Menu} ponsel > {Pengaturan ponsel atau Setting] > [Pilihan Jaringan] >
[Manual]. Dengan demikian, ponsel akan mencari jaringan dalam bentuk
manual. Apabila dari hasil pencarian jaringan didapatkan nama operator jaringan
(misalnya Telkomsel, Indosat, Excelcom) dan ponsel masih belum mendapatkan
sinyal, dipastikan ponsel mengalami gangguan pada unit pemancar Tx. Lakukan
pemeriksaan komponen-komponen yang berhubungan dengan unit pemancar Tx,
seperti kontrol audio, RF processor (Radio Frekuensi), IC PA (Power
Amplifier), switch antenna dan antenna.
2) Lepas baterai dan hubungkan ponsel dengan power supply tester analog.
Perhatikan jarum penunjuk amperemeter. Pada kondisi normal, jarum akan
bergerak naik-turun. Hal tersebut menandakan bahwa generator clock penghasil
sinyal bekerja dengan baik. Analisis ini juga menandakan bahwa unit pemancar
yang terdiri dari kontrol audio, RF Processor dan CO (Control Oscillator)
dalam keadaan normal.
3) Ukur tegangan Vcc pada kaki (pin) Vxo dengan menggunakan voltmeter. Jika
komponen normal, nilai tegangan Vcc sebesar 2,8 volt.
4) Ukur output cristal 26 MHz dengan menggunakan frekuensi counter.
Pengembangan customer ..., Risvan Ardiansyah, Fasilkom UI, 2006
63
5) Ukur input IC PA pada kaki APC (Automatic Power Control) dengan
menggunakan voltmeter yang diatur pada skala 0,5 volt. Indikasinya jarum
voltmeter naik-turun.
6) Ukur tegangan pada control antenna 1 dan antenna 2 pada switch antenna
dengan menggunakan voltmeter yang diatur pada skala 0,5 volt. Indikasinya
jarum voltmeter naik-turun.
7) Apabila hasil pengukuran mengindikasikan adanya tegangan, dipastikan kedua
komponen tersebut (IC PA dan switch antenna) mengalami gangguan. Biasanya,
kemungkinan besar kerusakan terjadi pada komponen IC PA karena komponen
ini sering dibebani arus yang besar untuk memancarkan gelombang
elektromagnetik.
8) Langkah perbaikan selanjutnya adalah dengan menyolder ulang komponen IC
PA dan komponen yang berada di sekitarnya. Kemungkinan kondisi patrian
sudah rusak. Setelah itu lakukan re-test. Apabila tetap tidak mendapatkan sinyal,
maka IC PA harus diganti.
9) Dari berbagai pengecekan dan penggantian IC PA, biasanya sinyal akan penuh,
tetapi terkadang ponsel tidak mendapatkan sinyal. Jika hal ini terjadi, lakukan
langkah-langkah berikut:
• Memasang antiradiasi di belakang ponsel.
• Nyalakan ponsel. Perhatikan apakah terdapat kerlip pada antiradiasi.
Apabila ditemukan kerlip, kemungkinan komponen switch antenna juga
mengalami gangguan. Solusi yang paling mudah adalah melakukan jumper
pada kaki Tx dan Rx, kemudian menyatukannya ke pin antenna.
• Langkah terakhir, nyalakan ponsel. Pada tahap ini, sinyal ponsel kembali
normal.
Langkah-langkah Perbaikan Untuk Kerusakan pada Komponen Rx (Penerima):
1) Buka [Menu} ponsel > {Pengaturan ponsel atau Setting] > [Pilihan Jaringan] >
[Manual]. Dengan demikian, ponsel akan mencari jaringan dalam bentuk
manual. Apabila dari hasil pencarian jaringan tidak didapatkan nama operator
jaringan (misalnya Telkomsel, Indosat, Excelcom), dipastikan ponsel mengalami
gangguan pada unit penerima Rx. Lakukan pemeriksaan komponen-komponen
Pengembangan customer ..., Risvan Ardiansyah, Fasilkom UI, 2006
64
yang berhubungan dengan unit penerima Rx, seperti kontrol audio, RF (Radio
Frekuensi) processor, IC PA (Power Amplifier), switch antenna dan antena.
2) Hubungkan ponsel dengan power supply test. Perhaitkan jarum amperemeter.
Pada saat ponsel dinyalakan dan jarum amperemeter tidak berdetak (naik-turun),
berarti sinyal ponsel bermasalah. Sinyal unit penerima yang terdiri dari kontrol
audio, RF processor, dan VCO perlu diperiksa.
3) Selanjutnya, lakukan pengukuran tegangan dengan menggunakan voltmeter di
tiap titik kapasitor yang berasal dari IC Power. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui seberapa baik komponen IC, RF dan processor.
4) Apabila semua tegangan titik pengukuran sama atau hampir mendekati tegangan
acuan, berarti IC Power dalam kondisi baik. Analisis kerusakan berikutnya
adalah komponen control oscillator. Komponen ini menghasilkan output dengan
frekuensi 3,8 GHz yang nantinya akan diolah oleh IC RF
Processor. Apabila output tidak ditemukan, periksa kembali tegangan Vcc-nya
yang diatur oleh komponen regulator zenner (Vcp atau voltage charge pump).
Vcc yang dihasilkan oleh regulator zenner sebesar 2,8 volt. Jika tidak ada
tegangan output, ganti komponen regulator zenner.
5) Ukur output 26 MHz pada komponen Vxo dengan menggunakan frekuensi
counter. Apabila tidak ditemukan nilai frekuensi sebesar 26 MHz atau yang
mendekatinya, ganti komponen Vxo.
6) Selanjutnya, apabila semua hasil pengukuran baik, kemungkinan kerusakan pada
RF Processor. Komponen tersebut berfungsi mengolah semua sinyal Tx dan Rx.
Apabila bermasalah, ganti komponen RF Processor. Tahap ini adalah langkah
terakhir, dijamin ponsel akan kembali normal.
Pengembangan customer ..., Risvan Ardiansyah, Fasilkom UI, 2006
65
10. Kasus 14 : Insert Simcard
Jenis ponsel : Semua tipe Nokia
Penyebab kerusakan : - IC Regulator rusak
- IC Power rusak
- Reader card patah atau tidak tersambung dengan baik.
Akibat : Muncul peringatan 'Insert Simcard'
Langkah-langkah Perbaikan:
2. Pastikan gangguan yang terjadi tidak berasal dari gangguan yang bersifat
mekanik. Caranya, bersihkan slot konektor atau pads card dengan menggunakan
cairan IPA.
3. Ukur resistansi pada 6 slot pads socket sim-card dengan menggunakan
ohmmeter pada skala 1 x ohm. Sebagai gambaran, jarum hitam ohmmeter
dihubungkan ke ground, sedangkan jarum merah ohmmeter dihubungkan secara
bergantian pada 6 slot pads socket sim-card. Apabila hasil pengukuran tersebut
menunjukkan nilai resistansi kira-kira 10 ohm, berarti regulator zenner dalam
kondisi baik. Apabila ponsel tetap dalam kondisi 'Insert Simcard', kemungkinan
IC Power mengalami gangguan. Hal tersebut terjadi karena chip membutuhkan
tegangan 3 volt dari IC Power untuk beroperasi (Vsim).
4. Lakukan penyolderan ulang pada pin-pin 'rumah sim' dengan menggunakan
solder filamen. Apabila tidak berhasil mengatasi masalah 'Insert Simcard',
kemungkinan terdapat gangguan pada IC Power Supply.
5. Langkah selanjutnya, lakukan blow pada IC Power. Bila perlu, cetak ulang BGA
IC (Ball Grid Array), kemudian pasang kembali. Apabila ponsel masih tetap
mengeluarkan pesan 'Insert Simcard', bisa jadi IC Power rusak dan perlu diganti
dengan yang baru.
Pengembangan customer ..., Risvan Ardiansyah, Fasilkom UI, 2006
66
11. Kasus 15 : LCD Putus-putus
Jenis ponsel : Nokia 3310
Penyebab kerusakan : Jalur input data yang berasal dari CPU terputus.
Akibat : LCD putus-putus horizontal
Langkah-langkah Perbaikan:
1. Buka casing ponsel dan sekrup LCD, kemudian nyalakan ponsel. Ketika LED
menyala, perhatikan pads interface LCD yang terdiri dari 8 kaki (pin). Setiap pin
memiliki fungsi tersendiri yang sesuai dengan ketentuan pabrik (vendor).
2. Gangguan LCD bergaris disebabkan oleh terputusnya jalur tengah PCB.
Lakukan pengecekan ulang pada pin ke-1. Apabila tidak ada tegangan pada pin
ke-1, berarti jalur tersebut memang terputus.
3. Untuk mengatasi masalah pada nomor 2, lakukan jumper jalur yang terputus
dengan kawat yang berlapis email dari titik kapasitor menuju pin ke-1. Caranya,
solder kawat pada titik kapasitor Cb dan masukkan ke dalam lubang atas ponsel
yang menuju ke pads LCD pin ke-1.
4. Lakukan pengukuran antara titik kapasitor Ca dengan pin ke-7. Jangan lupa
untuk melepaskan baterai, kemudian ukur resistansi menggunakan ohmmeter
dengan skala 1 x ohm. Indikasinya, nilai resistansi mendekati 0 ohm.
5. Apabila tidak ada respon atau tidak ada nilai resistansi, dipastikan jalur antara
Ca dengan pin ke-7 juga terputus. Lakukan jumpering seperti pada langkah
sebelumnya. Langkah terakhir, re-test ponsel dengan melakukan prosedur
pengecekan dan LCD akan kembali normal.
Pengembangan customer ..., Risvan Ardiansyah, Fasilkom UI, 2006
67
LAMPIRAN II
Tabel-tabel pada Database Smart Phone Expert System
Pengembangan customer ..., Risvan Ardiansyah, Fasilkom UI, 2006
68
Tabel GEJALA
Nama Kolom Tipe Data Key Keterangan
ID_gejala Int (4) Primary Key
Nama_gejala Varchar (100) Nama gejala kerusakan
ponsel
Isi_gejala Varchar (250) Isi detail gejala
kerusakan ponsel
Tabel PENYEBAB
Nama Kolom Tipe Data Key Keterangan
ID_penyebab Int (4) Primary Key
Nama_penyebab Varchar (250) Nama penyebab
kerusakan ponsel dari
suatu gejala
Tabel RULE
Nama Kolom Tipe Data Key Keterangan
ID_rule Int (4) Primary Key
Nama_rule Varchar (100) Nama rule
Nama_tipe Varchar (50) Nama tipe ponsel
Nama_penyebab Varchar (100) Nama penyebab
kerusakan ponsel
Nama_gejala Varchar (100) Nama gejala kerusakan
ponsel
Solusi Varchar (50) Nama solusi langkah-
langkah perbaikan
kerusakan ponsel
dalam format HTML
Pengembangan customer ..., Risvan Ardiansyah, Fasilkom UI, 2006
69
Tabel TIPE
Nama Kolom Tipe Data Key Keterangan
ID_tipe Int (4) Primary Key
Nama_tipe Varchar (50) Nama tipe ponsel
Pengembangan customer ..., Risvan Ardiansyah, Fasilkom UI, 2006
70
LAMPIRAN III
SOURCE CODE
Pengembangan customer ..., Risvan Ardiansyah, Fasilkom UI, 2006
71
gejala.php <HTML>
<HEAD>
<TITLE>Gejala Kerusakan pada Ponsel</TITLE>
</HEAD>
<BODY>
<?php
$isi = $_POST['isi'];
echo "<font face='Arial' size=3>";
print "<H4 align='center'><B>Beri tanda centang bila mengalami kerusakan pada
gejala tersebut :</B></H4>";
print "<p align='center'><B>Jenis ponsel Nokia Anda : $isi</B></p><BR><BR>";
echo "<font size=3>";
echo "<FORM ACTION='selesai.php' METHOD=POST align='center'>";
echo "<input type='hidden' name='nama' value='$isi'>";
$pemakai="Admin";
$password="";
//open connection
$dbc = odbc_connect("SQL","Admin","");
odbc_exec($dbc, "USE Nokia");
if (! $dbc)
{ die("Koneksi gagal");
}
$sql1 = "SELECT Isi_gejala FROM Gejala";
$hasil1 = odbc_do($dbc, $sql1);
$jum_field1 = odbc_num_fields($hasil1);
$sql2 = "SELECT count(*) AS jum FROM Gejala";
$hasil2 = odbc_do($dbc, $sql2);
$jum_field2 = odbc_num_fields($hasil2);
while ($baris2 = odbc_fetch_row($hasil2))
{
for($i=1; $i <= $jum_field2; $i++)
{
$data2 = odbc_result($hasil2, $i);
}
}
while ($baris1 = odbc_fetch_row($hasil1))
{
for($i=1; $i <= $jum_field1; $i++)
{
$data1 = odbc_result($hasil1, $i);
echo "<INPUT TYPE='CHECKBOX' name='Pilihan$i'> $data1";
print "<BR><BR>";
}
}
echo "<p align='center'>";
echo "<INPUT TYPE=SUBMIT VALUE='Selesai'>";
echo "</FORM>";
echo "</font>";
?>
</BODY>
</HTML>
Pengembangan customer ..., Risvan Ardiansyah, Fasilkom UI, 2006
72
solusi.php
<HTML>
<HEAD>
<TITLE>Analisa Gejala Kerusakan pada Ponsel</TITLE>
</HEAD>
<BODY>
<?php
$pemakai="Admin";
$password="";
//open connection
$dbc = odbc_connect("SQL","Admin","");
odbc_exec($dbc, "USE Nokia");
if (! $dbc)
{ die("Koneksi gagal");
}
echo "<font face='Arial'>";
$nama = $_POST['nama'];
$jum_pil = $_POST['jum_pil'];
$pilihan = $_POST['pilihan'];
$nilai_pil = $_POST['nilai_pil'];
print "<B>Jenis ponsel Nokia Anda : $nama</B>";
print "<p style='line-height: 150%'>";
for($i=0; $i < $jum_pil; $i++)
{ $nilai_on=$pilihan[$i];
if ("$nilai_on"=="on")
{ print "<br>";
$nilai_gejala = $nilai_pil[$i];
print "Nama Gejala = $nilai_gejala";
$sql = "SELECT Nama_penyebab, Langkah FROM [RULE] where
Nama_tipe='$nama' and Nama_gejala='$nilai_gejala'";
$hasil = odbc_exec($dbc, $sql);
$jum=0;
print "<br>";
cetak_perintah();
while ($baris = odbc_fetch_array($hasil))
{ echo "<tr>";
echo "<td>";
//dapetin isi kolom "nama" pada tabel "nama"
print "<li>";
print($baris["Nama_penyebab"]);
print "<br> ";
print "Langkah penanganan : ";
$lang=$baris['Langkah'];
if ($lang!="")
{ print "<A HREF='$lang'>lihat</A>";
print "<br>";
}
else
{ print "belum ada";
print "<br>";
}
print "</li>";
$jum=$jum+1;
}
if ($jum=="0")
{ print "Belum didefinisikan<br>";
}
}
Pengembangan customer ..., Risvan Ardiansyah, Fasilkom UI, 2006
73
}
function cetak_perintah()
{
print "Maka penyebab dari gejala tersebut adalah : <BR>";
}
echo "</font>";
?>
</BODY>
</HTML>
tambah_tipe.php
<?php
$tipe = $_POST['tipe'];
$pemakai="Admin";
$password="";
//open connection
$dbc = odbc_connect("SQL","Admin","");
odbc_exec($dbc, "USE Nokia");
if (! $dbc)
{ die("Koneksi gagal");
}
if (empty($tipe))
{
print "<B>Anda belum memasukkan tipe ponsel baru. Silahkan ulangi
lagi.</b>";
}
else
{
print "Anda memasukkan tipe ponsel baru yaitu Nokia tipe <B>$tipe.</B>
";
echo "<BR><BR>";
print "Data sudah dimasukkan ke dalam database.";
$sql = "INSERT INTO TIPE VALUES ('$tipe')";
$hasil = odbc_do($dbc, $sql);
}
?>
tambah_penyebab.php <?php
$penyebab = $_POST['penyebab'];
$pemakai="Admin";
$password="";
//open connection
$dbc = odbc_connect("SQL","Admin","");
odbc_exec($dbc, "USE Nokia");
if (! $dbc)
{ die("Koneksi gagal");
}
if (empty($penyebab))
{
print "<B>Anda belum memasukkan penyebab baru. Silahkan ulangi
lagi.</b>";
}
else
Pengembangan customer ..., Risvan Ardiansyah, Fasilkom UI, 2006
74
{
print "Anda memasukkan penyebab baru yaitu <B>$penyebab.</B><BR><BR>";
print "Data sudah dimasukkan ke dalam database.";
$sql = "INSERT INTO PENYEBAB VALUES ('$penyebab')";
$hasil = odbc_do($dbc, $sql);
}
?>
tambah_gejala.php
<?php
$nama = $_POST['nama'];
$gejala = $_POST['gejala']
$pemakai="Admin";
$password="";
//open connection
$dbc = odbc_connect("SQL","Admin","");
odbc_exec($dbc, "USE Nokia");
if (! $dbc)
{ die("Koneksi gagal");
}
if (empty($nama) or empty($gejala))
{
print "<B>Anda belum memasukkan nama dan isi gejala baru. Silahkan
ulangi lagi.</b>";
}
else
{
print "Anda memasukkan nama dan isi gejala baru yaitu <B>$nama</B> dan
<B>$gejala</B> ";
echo "<BR><BR>";
print "Data sudah dimasukkan ke dalam database.";
$sql = "INSERT INTO GEJALA VALUES ('$penyebab')";
$hasil = odbc_do($dbc, $sql);
}
?>
tambah_rule.php
<?php
$nama = $_POST['nama'];
$tipe = $_POST['tipe'];
$penyebab = $_POST['penyebab'];
$gejala = $_POST['gejala'];
$solusi = $_POST['solusi'];
$pemakai="Admin";
$password="";
//open connection
$dbc = odbc_connect("SQL","Admin","");
odbc_exec($dbc, "USE Nokia");
if (! $dbc)
{ die("Koneksi gagal");
}
if (empty($nama) AND empty($solusi))
Pengembangan customer ..., Risvan Ardiansyah, Fasilkom UI, 2006
75
{ print "<B>Anda belum mengisi nama rule dan solusi. Silahkan ulangi
lagi.</B>";
}
else
{
print "<B>Anda telah membuat rule baru.";
echo "<BR><BR>";
print "Data sudah dimasukkan ke dalam database.</B>";
$sql = "INSERT INTO RULE VALUES ('$penyebab')";
$hasil = odbc_do($dbc, $sql);
}
?>
Pengembangan customer ..., Risvan Ardiansyah, Fasilkom UI, 2006