71
LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN TERBUKA DI UNIVERSITAS HASANUDDIN Oleh: AURELIA ANDARA M 111 14 523 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN

LAHAN TERBUKA DI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Oleh:

AURELIA ANDARA

M 111 14 523

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

Page 2: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

ii

Page 3: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

iii

ABSTRAK

AURELIA ANDARA (M111 14 523). Laju Infiltrasi pada Tegakan Mahoni

dan Lahan Terbuka di Universitas Hasanuddin di bawah bimbingan Daud

Malamassam dan Usman Arsyad.

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan laju infiltrasi pada tegakan mahoni

dan lahan terbuka di area kampus Universitas Hasanuddin. Hasil penelitian

diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi semua pihak yang membutuhkan

data laju infiltrasi, khususnya pada tegakan mahoni dan lahan terbuka. Penelitian

ini dilaksanakan pada bulan Desember sampai maret 2018. Pengambilan data

dilakukan pada 6 plot, 3 plot pada tegakan mahoni dengan kerapatan tajuk yang

berbeda dan 3 plot pada lahan terbuka yang berpenutupan rumput dengan

kerapatan yang berbeda. Data yang diperoleh terdiri atas laju infiltrasi dan analisis

sifat fisik tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju infiltrasi pada tegakan

mahoni termasuk kategori cepat dengan nilai rata-rata sebesar 202,1 mm/jam dan

laju infiltrasi pada lahan terbuka termasuk kategori sedang sampai cepat dengan

nilai rata-rata sebesar 88,6 mm/jam Sedangkan sifat fisik yang paling berpengaruh

terhadap laju infiltrasi pada tegakan mahoni yaitu kelembaban dan pada lahan

terbuka yaitu porositas.

Kata kunci : Infiltrasi, tanah, tegakan mahoni dan lahan terbuka

Page 4: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin.

Puji dan syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala serta yang telah

melimpahkan anugerah, rahmat, karunia dan izin-Nya serta Shalawat dan salam

juga penulis panjatkan kepada Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penelitian dengan judul Laju Infiltrasi

pada Tegakan Mahoni dan Lahan Terbuka di Universitas Hasanuddin dapat

terselenggara dengan baik berkat dukungan dari berbagai pihak oleh karena itu

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, terutama

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Daud Malamassam, M. Agr dan Bapak Dr. Ir. H.

Usman Arsyad, M.S. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan perhatian dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Iswara Gautama, M.Si., Ibu Dr. Risma Illa Maulany,

S.Hut. M.Nat.ResSt. dan Ibu Wahyuni, S.Hut., M.Hut. selaku dosen

penguji atas segala masukan dan saran untuk perbaikan skripsi ini.

3. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas Kehutanan Universitas

Hasanuddin Makassar yang telah membantu dalam segenap administrasi.

4. Kepada teman-teman Sanrego khususnya Berlin Rara Andi Eda dan Andi

Baudadi serta teman-teman angkatan “AKAR 14”, terimakasih atas doa,

motivasi dan kebersamaan selama menjadi mahasiswa Fakultas Kehutanan.

5. Partner penelitian Ummu Kultsum, kakak-kakak yang membantu selama

penelitian Muh. Syafiq, Zulqadri, Ahyari, Gufriadi serta teman-teman

seperjuangan DAS 22 di Laboratorium Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

yang senantiasa mendukung.

6. Teman-teman KKN Tematik DSM Gelombang 96 Desa Bonto Mate’ne

Kabupaten Bantaeng terkhusus untuk Eko Suharyadi atas perhatian,

motivasi, dan semangat yang telah diberikan kepada penulis.

7. Semua pihak yang telah turut membantu dan bekerjasama setulusnya dalam

pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini.

Page 5: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

v

Akhirnya kebahagiaan ini kupersembahkan kepada Ayahandaku Bahtiar

Diponegoro S.E. dan Ibunda Reni Iriani serta Saudara-saudaraku Muh. Airel

Fachruli dan Muh. Aqil Al-Ghifari terima kasih telah mencurahkan doa, kasih

sayang, cinta, perhatian pengorbanan, motivasi yang sangat kuat yang tak akan

putus dan tak terhingga di dalam kehidupan penulis selama ini.

Kekurangan dan keterbatasan pada dasarnya ada pada segala sesuatu yang

tercipta di alam ini, tidak terkecuali skripsi ini. Untuk itu dengan penuh

kerendahan hati penulis terbuka menerima segala saran dan kritik dari pembaca

dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Makassar, Mei 2018

Aurelia Andara

Page 6: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

ABSTRAK ..................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x

I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2. Tujuan dan Kegunaan .................................................................. 3

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4

2.1. Tegakan Mahoni .......................................................................... 4

2.2. Lahan Terbuka ............................................................................. 5

2.3. Infiltrasi ........................................................................................ 6

2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Infiltrasi ................................ 8

2.5. Pengukuran Infiltrasi .................................................................... 13

III. METODE PENELITIAN ................................................................. 15

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 15

3.2. Alat dan Bahan Penelitian ........................................................... 16

3.3. Prosedur Penelitian ...................................................................... 16

3.3.1. Pengambilan Data Lapangan.................................................. 16

3.3.2. Analisis Data .......................................................................... 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 22

4.1. Kondisi Umum Plot Sampel Pengamatan ..................................... 22

4.1.1. Kondisi Vegetasi .................................................................... 22

4.1.2. Pengambilan Sampel .............................................................. 23

4.2. Sifat Fisik Tanah dan Kelembaban ............................................... 26

4.2.1. Sifat Fisik Tanah .................................................................... 26

4.2.2. Kelembaban Tanah................................................................. 29

4.3. Laju Infiltrasi pada Tegakan Mahoni dan Lahan Terbuka ............ 30

4.4. Kurva Laju Infiltrasi pada Tegakan Mahoni dan Lahan Terbuka . 33

4.5. Kurva Perbedaan Laju infiltrasi .................................................... 35

Page 7: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

vii

V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 37

5.1. Kesimpulan .................................................................................. 37

5.2. Saran ............................................................................................ 37

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 38

LAMPIRAN ................................................................................................... 41

Page 8: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 1. Permeabilitas Tanah ........................................................................ 12

Tabel 2. Kapasitas Infiltrasi pada Tanah Gundul dan Bervegetasi

Dihubungkan dengan Berbagai Kelas Tekstur Tanah .................... 13

Tabel 3. Klasifikasi Infiltrasi Tanah dan Laju-Laju Perkolasi ....................... 21

Tabel 4. Hasil Analisis Sifat Fisik Tanah di Tegakan Mahoni dan Lahan

Terbuka ........................................................................................... 27

Tabel 5. Persentase Kelembaban Tanah ........................................................ 29

Tabel 6. Hasil Pengamatan Laju Infiltrasi ................................................... 30

Page 9: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 1. Peta Lokasi Pengambilan Data Laju Infiltrasi dan Pengambilan

Sampel Tanah. .......................................................................... 15

Gambar 2. Persentase Tanaman Penutup Tanah ........................................... 17

Gambar 3. Kondisi Tegakan Mahoni ............................................................ 22

Gambar 4. Kondisi Lahan Terbuka ............................................................. 23

Gambar 5. Penutupan Tajuk Tegakan Mahoni ............................................. 24

Gambar 6. Proyeksi Tajuk ............................................................................ 24

Gambar 7. Kondisi Tanaman Bawah ............................................................ 25

Gambar 8. Vegetasi Rumput pada Lahan Terbuka ....................................... 26

Gambar 9. Kurva Laju Infiltrasi pada Tegakan Mahoni ............................... 33

Gambar 10. Kurva Laju Infiltrasi pada Lahan Terbuka ................................. 34

Gambar 11. Perbedaan Laju Infiltrasi Tegakan Mahoni dan Lahan Terbuka 36

Page 10: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Lampiran

Lampiran 1. Hasil pengukuran infiltrasi di Lapangan pada Tegakan

Mahoni (Plot I.1) ................................................................... 42

Lampiran 2. Hasil pengukuran infiltrasi di Lapangan pada Tegakan

Mahoni (Plot I.2) ................................................................... 43

Lampiran 3. Hasil pengukuran infiltrasi di Lapangan pada Tegakan

Mahoni (Plot I.3) ................................................................... 44

Lampiran 4. Hasil pengukuran infiltrasi di Lapangan pada Lahan

Terbuka Plot II.1 ................................................................... 45

Lampiran 5. Hasil pengukuran infiltrasi di Lapangan pada Lahan

Terbuka Plot II.2 .................................................................... 46

Lampiran 6. Hasil pengukuran infiltrasi di Lapangan pada Lahan

Terbuka Plot II.3 .................................................................... 47

Lampiran 7. Data Laju Infiltrasi pada Tegakan Mahoni (Plot I.1) ............. 48

Lampiran 8. Data Laju Infiltrasi pada Tegakan Mahoni (Plot I.2) ............. 49

Lampiran 9. Data Laju Infiltrasi pada Tegakan Mahoni (Plot I.3) ............. 50

Lampiran 10. Data Laju Infiltrasi pada Lahan Terbuka (Plot II.1) .............. 50

Lampiran 11. Data Laju Infiltrasi pada Lahan Terbuka (Plot II.2) .............. 52

Lampiran 12. Data Laju Infiltrasi pada Lahan Terbuka (Plot II.3) .............. 53

Lampiran 13. Data Perbandingan Laju Infiltrasi pada Tegakan Mahoni

dan Lahan Terbuka ................................................................. 54

Lampiran 14. Persentase vegetasi penutup tanah pada lahan terbuka

vegetasi rapat (Plot II.1 ) ........................................................ 55

Lampiran 15. Persentase vegetasi penutup tanah pada lahan terbuka

vegetasi sedang (Plot II.2) ..................................................... 56

Lampiran 16. Persentase vegetasi penutup tanah pada lahan terbuka

vegetasi sedang (Plot II.3) ...................................................... 57

Lampiran 17. Dokumentasi Kegiatan Pengamatan ....................................... 58

Page 11: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh semua

mahluk hidup di bumi khususnya manusia. Keberadaan sumber daya alam berupa

air di bumi terjadi karena hujan atau presipitasi. Ketika air hujan jatuh ke

permukaan tanah, beberapa bagian air tersebut masuk dan diserap ke dalam tanah

melalui permukaan tanah sedangkan sebagian lainnya tidak dapat masuk ke dalam

tanah karena mengalir di atas permukaan tanah serta hilang ke atmosfer dalam

bentuk uap.

Air hujan yang jatuh di bagian permukaan bumi berupa hutan akan

ditahan terlebih dahulu oleh lapisan tajuk dan sebagian diantaranya akan hilang

dalam bentuk intersepsi. Sebagian lainnya menetes dicela-cela tajuk sebagai air

lolos (through fall) dan sebagian lagi mengalir pada batang pohon sebagai aliran

batang (stem flow). Baik air lolos maupun aliran akan sampai di lantai hutan

yang selanjutnya bergerak ke permukaan tanah dan masuk ke dalam tanah melalui

proses infiltrasi.

Menurut Arsyad (2010) peristiwa masuknya air kedalam tanah, umumnya

melalui permukaan tanah dengan arah vertikal disebut proses infiltrasi. Infiltrasi

merupakan penentu besarnya air hujan yang meresap dan masuk ke dalam tanah

secara langsung. Perubahan infiltrasi yang terjadi dinyatakan dalam besar laju

infiltrasi. Laju infiltrasi ini akan mempengaruhi besarnya kapasitas tampungan

tanah tersebut. Besarnya kapasitas tampungan tanah dapat dilihat dari air yang

menginfiltrasi itu pertama-tama diserap untuk meningkatkan kelembaban tanah,

selebihnya akan turun kepermukaan tanah. Infiltrasi berubah-ubah sesuai dengan

intensitas curah hujan, akan tetapi setelah mencapai batasnya banyaknya infiltrasi

akan berlansung sesuai dengan faktor yang mempengaruhinya.

Penutupan lahan dapat mempengaruhi ketersediaan air tanah akibat

perubahan nilai laju infiltrasi yang masuk kedalam tanah. Besarnya faktor

vegetasi yang mempengaruhi infiltrasi dilihat dari banyaknya air yang sampai

dipermukaan tanah yang telah mengalami aliran batang dan air lolos. Hal ini di

Page 12: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

2

buktikan dari penelitian Arsyad, U (1983) bahwa besarnya aliran batang pada

hutan alam sebanyak 0.28% dan air lolos 70.00 % dari curah hujan total yang

sampai ke permukaan tanah. Menurut Mahbub (1978) dalam Sarief ( 1986) pada

lahan bervegetasi, persentase air hujan di atas tanah hanya sebesar 0.8 %

dibandingkan air hujan yang jatuh di lahan terbuka sebesar 49.0 %. Pada areal

berhutan koefisien limpasan 19.88 % dan pada lahan terbuka 49.20 % (Arsyad,

U., 2010).

Fungsi vegetasi secara efektif dapat mencerminkan kemampuan tanah

dalam mengabsorpsi air hujan, mempertahankan atau meningkatkan laju infiltrasi

dan menunjukkan kemampuan dalam menahan air atau kapasitas retensi air

(KRA) (Schwab, 1997 dalam Setyowati 2004), hal ini didukung pula dalam

penelitian Utaya (2008), dimana perbedaan kapasitas infiltrasi pada berbagai

penggunaan lahan menunjukkan bahwa faktor vegetasi memiliki peran besar

dalam menentukan kapasitas infiltrasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

kapasitas infiltrasi pada tanah bervegetasi akan cenderung lebih banyak maka

makin baik vegetasi, laju infiltrasi cenderung lebih tinggi dibanding tanah yang

tidak bervegetasi.

Laju infiltrasi pada lahan bervegetasi sangat dipengaruhi oleh penutupan

tajuk pohon. Besarnya pengurangan energi hujan ketika sampai di tanah

dipengaruhi oleh kerapatan dan ketinggian tajuk dari permukaan tanah, semakin

rendah tajuk dan semakin rapat tajuk semakin kecil energi hujan yang sampai di

permukaan tanah.

Penutupan lahan yang berbeda dapat menyebabkan perbedaan pada sifat

fisik tanah. Lahan di bawah tegakan dan lahan terbuka dapat dipastikan akan

memiliki perbedaan sifat fisik tanah, yang seterusnya akan menyebabkan

perbedaan laju infiltrasi. Sehubungan dengan itu maka dinilai perlu melakukan

penelitian untuk membandingkan laju infiltrasi pada lahan di bawah tegakan dan

pada lahan terbuka yang terdapat di areal kampus Universitas Hasanuddin,

khususnya pada lahan yang berpenutupan tegakan mahoni yang terletak di

halaman Pascasarjana Universitas Hasanuddin. Tegakan ini terletak pada areal

datar dengan tinggi dan lebar tajuk yang bervariasi. Mahoni dikenal sebagai

tanaman tahunan dengan tidak memiliki persyaratan tipe tanah yang spesifik.

Page 13: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

3

Mirzaq (2017) telah melakukan penelitian tentang laju infiltrasi pada tegakan

Pinus, Akasia, dan Mahoni di Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin.

Hasilnya menunjukkan bahwa laju infiltrasi terjadi berbeda pada setiap penutupan

lahan. Penutupan lahan yang berbeda menjadi perbandingan besarnya laju

infiltrasi pada tegakan Mahoni dan Lahan terbuka di Universitas Hasanuddin

sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui laju infiltrasi pada

penutupan lahan di lokasi tersebut.

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui laju infiltrasi pada tegakan

mahoni dan lahan terbuka di Universitas Hasanuddin.

Kegunaan dari penelitian ini dapat menjadi sumber informasi untuk semua

pihak yang membutuhkan data mengenai laju infiltrasi pada tegakan mahoni dan

lahan terbuka di Universitas Hasanuddin.

Page 14: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tegakan Mahoni

Mahoni merupakan salah satu jenis pohon hutan yang berasal dari India dan

banyak ditemui di Indonesia. Tanaman ini banyak ditanam di tepi-tepi jalan

sebagai peneduh. Nama lain di beberapa daerah di antaranya mahagoni, maoni,

dan moni Mulyana dan Asmarahman (2011) dalam Abidin (2015). Klasifikasi

mahoni menurut Oka (1998) dalam Abidin (2015), adalah sebagai berikut :

Regnum : Plantae (Tumbuhan)

Sub regnum : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua)

Ordo : Geraniales

Famili : Meliaceae

Genus : Swietenia

Spesies : Swietenia macrophylla King.

Menurut Sabarnurdin, dkk (2004) riap pertumbuhan tinggi mahoni relatif

mengalami perlambatan, kisaran kepercayaan perlambatan riap pertumbuhan

tersebut sebesar 0,2353 ± 0,0462 m per tahun. Kencederungan perlambatan ini

seiring dengan meningkatnya perkembangan volume tajuk. Perubahan ukuran

diameter mahoni pada fase awal mengalami percepatan. Percepatan riap

pertumbuhan diameter ini sebesar 0,4171 ± 0,2284 cm, Fase selanjutnya,

pertumbuhan mahoni masih dapat terpacu dengan baik. Kondisi ini menyatakan

bahwasan pertumbuhan diameter lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan

tinggi. Pertambahan diameter mahoni mempunyai batas optimal dalam

pemanfaatan lahan sampai umur 8 tahun, sedangkan penurunan riap pertumbuhan

diameter dialami pada saat umur diatas 8 tahun. Kisaran penurunan angka riap

pertumbuhan diameter ini sebesar 0,2465 ± 0,101 cm.

Mahoni termasuk pohon besar dengan tinggi pohon mencapai 35- 40 m

dan diameter mencapai 125 cm. Batang lurus berbentuk silindris dan tidak

Page 15: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

5

berbanir. Kulit luar berwarna coklat kehitaman, beralur dangkal seperti sisik,

sedangkan kulit batang berwarna abu-abu dan halus ketika masih muda, berubah

menjadi cokelat tua (Martawijaya, dkk., 2005). Menurut Mulyana dan

Asmarahman (2011) dalam Abidin (2015), syarat lokasi budidaya mahoni di

antaranya ketinggian lahan maksimal 1.500 m dpl, curah hujan 1.524-5.085

mm/tahun, dan suhu udara 11-36o. Tanaman ini dapat tumbuh di tempat gersang

dengan sedikit air. Selain itu, mahoni juga dapat tumbuh di daerah pasir payau.

Lokasi yang baik untuk budidaya mahoni adalah daerah dengan sinar matahari

langsung (tidak ternaungi).

Pohon mahoni termasuk jenis tanaman yang tidak memiliki persyaratan

tipe tanah secara spesifik, mampu bertahan hidup pada berbagai jenis tanah bebas

genangan dan reaksi tanah sedikit asam-basah tanah, gersang atau marginal

walaupun tidak hujan selama berbulan-bulan mahoni masih mampu untuk

bertahan hidup. Pertumbuhan mahoni akan tetap subur, bersolum dalam aerasi

baik PH 6,5 sampai 7,5 tumbuh dengan baik sampai ketinggian maksimum 1.000

mdpl sampai 1.500 mdpl (Mindawati dan Megawati, 2014).

2.2. Lahan Terbuka

Lahan adalah suatu hamparan ekosistem daratan yang peruntukannya untuk

kegiatan masyarakat. Bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup

pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief, hidrologi bahkan,

keadaan vegetasi alami (natural vegetation) yang semuanya secara potensial akan

berpeng aruh terhadap penggunaan lahan (Departemen Kehutanan, 2006).

Lahan menurut Siswomartono (1989) adalah lingkungan alami dan kultural

tempat berlansungnya produksi; suatu istilah yang lebih luas dari pada tanah.

selain tanah, sifat-sifat meliputi kondisi fisik lainnya, seperti : Deposit mineral,

iklim, dan pasok air, lokasi yang bertalian dengan pusat-pusat kegiatan, populasi

dan lahan lain; ukuran masing-masing daerah; dan penutup tanaman yang ada,

pekerjaan perbaikan, dan sebagainya.

Lynch (1991) Lahan terbuka adalah lahan yang diakses oleh masyarakat

secara tidak langsung maupun langsung dan dapat dimanfaatkan untuk melakukan

Page 16: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

6

kegiatan seperti bermain, berolahraga, dan aktivitas sosial lainnya, pada suatu

tempat yang luas dengan ciri kepemilikan publik atau semi publik. Selanjutnya dia

mengatakan bahwa lahan terbuka merupakan tempat yang tidak terbangun dan

tidak berdiri bangunan diatasnya dan di area yang pemandangannya terbuka.

Tanah Terbuka adalah areal yang tidak digarap karena tidak subur dan atau

menjadi tidak subur setelah digarap serta tidak ditumbuhi tanaman (Peraturan

Menteri Negara Agraria 1997). Pengertian lahan terbuka biasa pada penelitian

mengacu pada pengertian yang digunakan Departemen Kehutanan Republik

Indonesia (2006) bahwa seluruh kenampakan lahan terbuka tanpa vegetasi.

Umumnya lahan terbuka dalam penyerapan air itu kecil karena dipengaruhi oleh

tanahnya yang tidak subur, sering terjadi pemapatan oleh manusia yang

menjadikan struktur tanahnya padat.

2.3. Infiltrasi

Infiltrasi adalah aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Di

dalam tanah air mengalir dalam arah lateral, sebagai aliran antara (interflow)

menuju mata air, danau, sungai, atau secara vertikal yang dikenal dengan

perkolasi (percolation) menuju air tanah. Gerak air di dalam tanah melalui pori-

pori tanah dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan gaya kapiler (Bambang

Triatmodjo, 2008 dalam Aidatul, 2015).

Infiltrasi adalah proses masuknya air ke permukaan tanah. Menurut

Indarto (2012) infiltrasi adalah gerakan air kebawah melalui permukaan tanah ke

dalam profil tanah. Infiltrasi dari segi hidrologi sangat penting, karena hal tersebut

menandai peralihan dari air permukaan yang bergerak cepat ke dalam tanah.

Sementara, menurut Asdak (2010), mekanisme infiltrasi melibatkan tiga proses

yang tidak saling mempengaruhi:

a. Proses masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah.

b. Tertampungnya air hujan tersebut di dalam tanah.

c. Proses mengalirnya air tersebut ke tempat lain (bawah, samping dan atas).

Meskipun tidak saling mempengaruhi secara langsung, ketiga proses

tersebut saling terkait.

Page 17: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

7

Besarnya laju infiltrasi tergantung pada kandungan air dalam tanah.

terjadinya infiltrasi bermula ketika air hujan pada permukaan tanah kering,

permukaan tanah tersebut menjadi basah sedangkan bagian bawahnya relatif

kering maka dengan demikian terjadilah gaya kapiler dan terjadi perbedaan antara

gaya kapiler permukaan atas dengan yang ada dibawahnya.

Penurunan kemampuan infiltrasi dari saat awal dengan laju yang tinggi bisa

merupakan akibat dari kerusakan secara perlahan pada struktur tanah dan

penutupan secara parsial pada profil oleh pembentukan kerak permukaan yang

padat, dari pelepasan dan perpindahan partikel yang menutup pori, dari

pengembangan unsur liat atau dari tertangkapnya gelembung udara yang dicegah

keluar dan diganti oleh air yang masuk (Hillel, 1998).

Infiltrasi adalah peristiwa masuknya air kedalam tanah, yang umumnya

(tetapi tidak mesti) melalui permukaan dan secara vertikal. Jika cukup air, air

infiltrasi akan bergerak terus ke bawah yaitu ke dalam tanah. gerakan air ke

bawah di dalam profil tanah disebut perkolasi. Laju infiltrasi (infiltration rate)

adalah banyaknya air per satuan waktu yang masuk melalui permukaan tanah,

dinyatakan dalam mm/jam atau cm/jam. Pada saat tanah masih kering, laju

infiltrasi cenderung tinggi. Setelah tanah menjadi jenuh air, laju infiltrasi akan

menurun menjadi konstan. Kemampuan tanah untuk menyerap air infiltrasi pada

suatu saat dinamai kapasitas infiltrasi (infiltration capacity) tanah. laju perkolasi

adalah banyaknya air melalui penampang profil tanah per satuan waktu,

dinyatakan dalam mm/jam atau cm/jam. Kapasitas perkolasi adalah kemampuan

profil tanah melalukan air di dalam profil tanah. infiltrasi dan perkolasi

berhubungan erat. Laju infiltrasi tanah yang jenuh tidak dapat melampaui laju

perkolasi (Arsyad, 2010).

Kecepatan tanah untuk menginfiltrasi air hujan dipengaruhi oleh keadaan

fisik tanah tersebut. Beberapa sifat fisik tanah yang dapat mempengaruhi laju

infiltrasi adalah bulk density, porositas, permeabilitas dan kadar air tanah.

Pengolahan tanah yang baik dapat menaikkan atau menurunkan sifat fisik tanah,

sehingga pengolahan tanah mempunyai pengaruh dalam menentukan laju infiltrasi

(Plaster, 2003 dalam Andayani, 2009).

Page 18: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

8

2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Infiltrasi

Infiltrasi mempunyai arti dalam keadaan sehari-hari yaitu proses limpasan

(run-off), jika infiltrasi besar maka limpasan akan kecil, dengan demikian

kemungkinan terjadi banjir juga akan kecil. Faktor-faktor yang mempengaruhi

daya infiltrasi adalah kondisi tanah, vegetasi, pengelolaan tanah, kadar air dan

curah hujan.

Rahim (2003) dalam Andayani (2009) menuliskan bahwa peranan yang

penting dari tumbuhan adalah melindungi tanah dari pukulan hujan secara lansung

dengan jalan mematahkan energi kinetiknya melalui tajuk, ranting, dan batangnya

dengan serasah yang dijatuhkannya akan terbentuk humus yang berguna untuk

menaikkan kapasitas infiltrasi tanah. Vegetasi juga akan membantu penyerapan

air ke dalam tanah dengan perakaran yang dalam dan memiliki laju transpirasi

yang cukup tinggi sehingga dapat menghabiskan kandungan air tanah hingga

jeluk-jeluk yang dalam. Hal ini meningkatkan peluang penyimpanan air di dalam

tanah dan menyebabkan laju infiltrasi menjadi meningkan (Lee, 1988).

Dalam beberapa hal tertentu, infiltrasi itu berubah-ubah sesuai dengan

intensitas curah hujan. Akan tetapi setelah mencapai limitnya, banyaknya infiltrasi

akan berlansung terus sesuai dengan kecepatan absorpsi maksimum setiap tanah

bersangkutan. Kecepatan infiltrasi yang berubah-ubah sesuai dengan variasi

intensitas curah hujan umumnya disebut laju infiltrasi. Laju infiltrasi maksimum

yang terjadi pada suatu kondisi tertentu disebut kapasitas infiltrasi (f). Kapasitas

infiltrasi itu adalah berbeda-beda menurut kondisi tanah. Pada tanah yang sama

kapasitas infiltrasi itu /berbeda-beda, tergantung dari kondisi permukaan tanah,

struktur tanah, tumbuh-tumbuhan, suhu dll. Disamping intensitas curah hujan,

infiltrasi berubah-ubah karena dipengaruhi oleh kelembaban tanah dan udara yang

terdapat dalam tanah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi menurut Sosrodarsono dan

Takeda, (1999), yaitu:

Page 19: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

9

a. Tumbuh-tumbuhan. Jika permukaan tanah tertutup oleh pohon-pohon dan

rumput-rumputan maka infiltrasi dapat dipercepat. Tumbuh-tumbuhan bukan

hanya melindungi permukaan tanah dari gaya pemampatan curah hujan,

tetapi juga lapisan humus yang terjadi mempercepat penggalian-penggalian

serangga. Pada tanah yang bercampur lempung yang tidak tertutup dengan

tumbuhan-tumbuhan, lapisan teratas akan dimampatkan oleh curah hujan,

penyumbatan dengan bahan-bahan halus. Tetapi jika tanah itu ditutupi

dengan lapisan-lapisan daun-daunan yang jatuh, maka lapisan itu

mengembang dan menjadi sangat permeabel.

b. Kelembaban tanah. Besarnya kelembaban tanah pada lapisan teratas sangat

mempengaruhi laju infiltrasi. Potensial kapiler bagian bawah lapisan tanah

yang menjadi kering (oleh evaporasi) kurang dari kapasitas menahan air

normal akan meningkat jika lapisan teratas dibasahi oleh oleh curah hujan.

Peningkatan potensial kapiler ini, bersama-sama dengan gravitasi akan

mempercepat infiltrasi. Bila kekurangan kelembapan tanah diisi oleh

infiltrasi, maka potensial kapiler akan menjadi kecil. Pada waktu yang ber

samaan kapasitas infiltrasi pada permulaan hujan akan berkurang tiba-tiba,

yang disebabkan oleh pengembangan bagian kolodial dalam tanah

c. Pemampatan oleh curah hujan. Gaya pukulan butir-butir hujan mengurangi

kapasitas infiltrasi, karena oleh pukulan-pukulan itu butir-butir halus di

permukaan lapisan teratas akan terpancar dan masuk ke dalam ruang-ruang

antara, sehingga terjadi efek pemampatan permukaan tanah yang bercampur

lempung akan menjadi sangat impermiabel oleh pemampatan butir-butir

hujan itu. Tetapi tanah pasiran tanpa bahan-bahan yang lain tidak akan

dipengaruhi oleh gaya hujan itu.

d. Penyumbatan oleh bahan-bahan halus. Kadang-kadang dalam keadaan yang

kering banyak bahan halus yang diendapkan di atas permukaan tanah. Jika

infiltrasi terjadi maka bahan halus akan masuk kedalam tanah bersama air itu.

Bahan-bahan ini akan mengisi ruang-ruang dalam tanah yang mengakibatkan

penurunan kapasitas infiltrasi.

e. Pemampatan oleh orang dan hewan. Pada bagian lalu lintas orang atau

kendaraan, permeabilitas tanah berkurang karena struktur butir-butir tanah

Page 20: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

10

dan ruang-ruang yang berbentuk pipa yang halus telah dirusaknya. Contohnya

adalah kebun rumput tempat memelihara banyak hewan, lapangan permainan

dan jalan tanah.

Laju infiltrasi ditentukan oleh besarnya kapasitas infiltrasi dan laju

penyediaan air. Selama intensitas hujan (laju penyediaan air) lebih kecil dari

kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi sama dengan intensitas hujan. Jika

intensitas hujan melampaui kapasitas infiltrasi terjadilah genangan air

dipermukaan tanah atau aliran permukaan (Arsyad, 2010).

Sifat-sifat tanah yang menentukan dan membatasi kapasitas infiltrasi.

Adapun faktor-faktor infiltrasi berdasarkan sifat-sifat tanah:

a. Tekstur dan Struktur tanah. Setiap jenis tanah memiliki sifat fisik yang

berbeda, diantaranya sifat fisik yang erat hubungannya dengan tekstur dan

struktur. Kedua sifat ini menentukan proporsi pori makro dan pori mikro.

Tanah remah memberikan kapasitas infiltrasi yang lebih besar dari tanah liat

(Asdak, 2010). Kadar liat merupakan kriteria penting sebab liat mempunyai

kemampuan menahan air yang tinggi. Tanah yang mengandung liat dalam

jumlah yang tinggi dapat tersuspensi oleh butir-butir hujan yang jatuh

menimpanya dan pori-pori lapisan permukaan akan tersumbat oleh butir-butir

liat, semakin tinggi nisbah liat maka laju infiltrasi semakin kecil.

b. Berat Isi (Bulk density). Berat isi adalah berat (massa) satu satuan volume

tanah kering, umumnya dinyatakan dalam g/cm3. Volume tanah termasuk

volume butiran padat dan ruang pori. Berat isi berguna untuk menghitung

berat tanah dilapangan, Berat isi ditentukan oleh porositas dan padatan tanah

(Yulius, 1985). Berat isi tanah dapat bervariasi dari waktu ke waktu atau dari

lapisan ke lapisan sesuai dengan perubahan ruang pori atau struktur tanah.

keragaman itu mencerminkan derajat kepadatan tanah. Tanah dengan ruang

pori berkurang dan berat tanah setiap satuan bertambah menyebabkan

meningkatnya berat isi. Tanah yang mempunyai bobot besar akan sulit

meneruskan air atau sukar ditembus akar tanaman, sebaliknya tanah dengan

berat isi rendah, akar tanaman lebih mudah berkembang (Hardjowigeno, 2003

dalam Andayani, 2009).

Page 21: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

11

c. Kadar Air Tanah. Pori tanah dapat dibedakan atas pori kasar dan pori halus.

Pori kasar berisi udara atau air gravitasi, sedangkan pori halus terdiri dari air

kapiler dan udara (Hardjowigeno, 2003 dalam Andayani, 2009). Kandungan

air tanah adalah presentasi air yang dikandung oleh tanah atas dasar berat

kering mutlak tanah (Arsyad, 2010). Tanah dengan pori-pori jenuh air

mempunyai kapasitas lebih kecil daripada tanah dalam keadaan kering

(Asdak, 2010).

d. Porositas Tanah. Volume pori atau porositas adalah persentase dari seluruh

volume tanah, yang tidak diisi bahan padat, terdiri atas pori yang bermacam

ukuran dan bentuk mulai dari ruang submikroskopis dan mikroskopis di

antara partikel primer sampai pada pori-pori besar dan lorong yang dibuat

akar dan binatang yang meliang (Rahim, 2003 dalam Andayani, 2009).

Porositas tanah akan menentukan kapasitas penampungan air infiltrasi, juga

menahan terhadap aliran. Semakin besar porositas maka kapasitas

menampung air infiltrasi semakin besar. Proses infiltrasi akan meningkatkan

kadar air pada kondisi kapasitas lapang, di mana kandungan air dalam tanah

maksimum yang dapat ditahan oleh partikel tanah terhadap gaya tarik bumi.

Jumlah air yang diperlukan untuk mencapai kondisi kapasitas lapang disebut

soil moisture difienciency (Soesanto, 2008 dalam Andayani 2009).

e. Permeabilitas. Permeabilitas adalah kemampuan tanah melewatkan air udara.

Permeabilitas biasanya diukur dengan laju arus air melalui tanah dalam

jangka waktu tertentu. Tanah dengan struktur yang baik memiliki

permeabilitas dan drainase yang sempurna, serta tidak mudah didispersikan

oleh air hujan. Permeabilitas tanah dapat menghilangkan daya air untuk

mengerosi tanah, sedangkan drainase mempengaruhi baik buruknya

pertukaran udara. Faktor tersebut mempengaruhi kegiatan mikroorganisme

perakaran dalam tanah. selanjutnya, kelas permeabilitas dapat dilihat pada

Tabel 1.

Page 22: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

12

Tabel. 1. Permeabilitas Tanah (Hardjowigeno, 2007).

NO Permeabilitas (cm/jam) Kelas

1 0.125 Sangat rendah

2 0.125 - 0.50 Rendah

3 0.5 - 2.0 Agak lambat

4 2.0 - 6.25 Sedang

5 6.25 - 12.5 Agak cepat

6 12.5 - 25 Cepat

7 >25 Sangat cepat

Curah hujan dan kandungan air mempengaruhi kapasitas infiltrasi dengan

berbagai cara. Pukulan tetesan hujan cenderung merusak struktur permukaan

tanah, dan bahan – bahan yang halus dari permukaan dapat tercuci ke dalam

rongga – rongga tanah, menyumbat pori – pori, selama periode curah hujan yang

tinggi (atau evaporasi dan transpirasi rendah) tingkat – tingkat air adalah lebih

tinggi, ruang pori tanah terisi oleh air, dan infiltrasi tidak dapat melebihi laju

aliran bawah permukaan (perkolasi) pada lapisan yang kurang permeabel. Pada

tingkat – tingkat kandungan air tanah yang sangat tinggi infiltrasi juga dapat

dihambat karena sulit bagi udara tanah untuk keluar untuk meciptakan ruangan

bagi air tambahan, bila tanah – tanah sangat kering tanah – tanah tersebut dapat

menjadi hidrofob (menolak air) yang akan mengurangi kapasitas infiltrasi (Lee,

1988).

Lahan yang bervegetasi pada umumnya lebih menyerap karena serasah

permukaan mengurangi pengaruh – pengaruh pukulan tetesan hujan, dan bahan

organik, mikroorganisme, serta akar – akar tanaman cenderung meningkatkan

porositas tanah dan memantapkan struktur tanah. Vegetasi juga menghabiskan

kandungan air tanah hingga jeluk – jeluk yang lebih besar, meningkatkan peluang

penyimpanan air dan menyebabkan laju – laju infiltrasi yang lebih tinggi.

Pengaruh – pengaruh ini lebih tegas pada penutupan hutan dimana akar – akar

akan berpenetrasi lebih dalam dan laju – laju evapotranspirasi adalah lebih besar.

Penutupan serasah, dan tumbuhan bawah juga melunakkan iklim mikro tanah,

terutama jeluk dan frakuensi suhu beku tanah, infiltrasi tidak terisi dengan es,

akan tetapi bila tanah – tanah yang jenuh membeku tanah – tanah tersebut akan

Page 23: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

13

menjadi tidak permeabel (Lee, 1988). Kapasitas infiltrasi dipengaruhi oleh tekstur

tanah dan tajuk penutup tanah, hubungan dari ketiganya dapat dilihat pada Tabel

2.

Tabel 2. Kapasitas Infiltrasi pada Tanah Gundul dan Bervegetasi Dihubungkan

dengan Berbagai Kelas Tekstur Tanah (Lee, 1988).

Tekstur

Kapasitas infiltrasi (mm/jam)

Tanah gundul Bervegetasi

Liat 0 – 5 5 – 10

Lempung berliat 5 – 10 10 – 20

Lempung 10 – 15 20 – 30

Lempung berpasir 15 – 20 30 – 40

Pasir 20 – 25 40 – 50

2.5. Pengukuran Infiltrasi

Pengukuran infiltrasi biasa dilakukan dengan menggunakan alat

infiltrometer. Alat infiltrometer yang biasa digunakan adalah jenis infiltrometer

ganda (double ring infiltrometer), yaitu satu infiltrometer slinder ditempatkan di

dalam infiltrometer lain yang lebih besar. Infiltrometer yang lebih kecil

mempunyai ukuran diameter sekitar 30 cm dan infiltrometer yang besar

mempunyai diameter 46 hingga 50 cm. Pengukurannya hanya dilakukan terhadap

slinder yang kecil. Slinder yang lebih besar berfungsi sebagai penyangga yang

bersifat menurunkan efek batas yang timbul oleh adanya slinder. Kedua

infiltrometer tersebut dibenamkan ke dalam tanah pada kedalaman antara 5 hingga

50 cm. Kemudian air dimasukkan kedalam kedua slinder tersebut dengan

kedalaman 1-2 cm dan dipertahankan besarnya kedalaman dengan cara

mengalirkan air ke dalam silinder tersebut (dari suatu kantong air yang dilengkapi

skala). Laju air yang dimasukkan ke dalam silinder tersebut diukur dicatat. Laju

air tersebut merupakan laju infiltrasi yang diukur. Cara pengukuran infiltrasi

tersebut di atas relatif mudah pelaksanaannya, tetapi perlu diingat bahwa dengan

cara ini hasil laju infiltrasi yang diperoleh biasanya lebih besar dari keadaan yang

berlansung di lapangan (Infiltrasi dari curah hujan), yaitu 2-10 kali lebih besar

(Dunne dan Leopard, dalam Asdak, 2010).

Page 24: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

14

Ada tiga cara untuk menentukan besarnya infiltrasi (Knapp, 1978, dalam

Asdak, 2010), yakni :

a. Menentukan beda volume air hujan buatan dengan volume air larian pada

percobaan laboratorium melalui penggunaan simulasi hujan buatan.

b. Menggunakan alat infiltrometer

c. Teknik pemisahan hidrograf aliran dari data aliran air hujan.

Page 25: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

15

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember sampai dengan bulan

Maret 2018. Aktivitas penelitian dilaksanakan pada dua tahap, tahap pertama

penelitian lapangan dilaksanakan di Tegakan Mahoni Pascasarjana Universitas

Hasanuddin, Lapangan terbuka Universitas Hasanuddin dan tahap kedua kegiatan

Laboratorium dilakukan di Laboratorium Silvikultur dan Fisiologi Pohon Fakultas

Kehutanan Universitas Hasanuddin. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar

1.

Gambar 1. Peta Lokasi Pengambilan Data Laju Infiltrasi dan Pengambilan Sampel

Tanah.

Page 26: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

16

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah

a. Alat pengukur infiltrasi turf-tec infiltrometer digunakan untuk mengukur laju

infiltrasi yang dilengkapi dengan penggaris untuk mengetahui penurunan air

dalam ring infiltrometer

b. Stopwatch digunakan untuk mengetahui waktu penurunan air dalam ring

infiltrometer selama pengamatan

c. Jerigen air digunakan untuk mengambil air untuk mengisi turf-tec

infiltrometer

d. Ring sampel digunakan untuk mengambil sampel tanah di lokasi penelitian

selanjutnya di analisis di laboratorium dengan bagian-bagian alat berupa pisau

tipis untuk meratakan pinggiran sampel tanah pada ring, plastik untuk

menyimpan sampel tanah dalam ring, dan karet gelang untuk mengikat sampel

tanah pada plastik untuk mencegah rusaknya sampel tanah.

e. Alat tulis menulis digunakan untuk mencatat hasil pengukuran laju infiltrasi

dilokasi penelitian.

f. Roll meter digunakan untuk mengukur plot

g. Receiver GPS (Geographic Potition System) digunakan untuk mengambil titik

pada pembuatan peta lokasi

h. Soil PH & Moisture Tester digunakan untuk mengetahui kelembapan tanah.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah dan air.

3.3. Prosedur Penelitian

3.3.1. Pengambilan data dilapangan

a. Penentuan Titik Pengamatan

1) Tegakan Mahoni

Pada tegakan mahoni pengambilan data dilakukan di 3 titik

pengamatan berdasarkan kerapatan tegakan pada tegakan mahoni, yaitu

masing-masing pada tegakan yang bertajuk rapat (Plot I.1), bertajuk sedang

(Plot I.2) dan titik pengamatan bertajuk jarang (Plot I.3). Kemudian pada

Page 27: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

17

setiap plot dilakukan pengukuran laju infiltrasi sebanyak 5 kali, sehingga

jumlah pengukuran infiltrasi di tegakan mahoni sebanyak 15 titik

pengukuran infiltrasi. Untuk mengetahui persentase tanaman bawah maka

dibuat plot ukuran (2 m x 2 m) dengan menggunakan persentase penutup

tanah pada Gambar 2.

Gambar 2. Persentase Tanaman Penutup Tanah (Paine, 1981)

2) Lahan Terbuka

Pada lahan terbuka pengambilan data dilakukan pada 3 titik

pengamatan berdasarkan vegetasi penutup tanah, yaitu titik pengamatan

pada vegetasi rerumputan yang rapat (Plot II.1), sedang (Plot II.2), dan

lahan gundul (Plot II.3). Pada setiap plot dilakukan pengukuran laju

infiltrasi sebanyak 5 kali, sehingga jumlah pengukuran infiltrasi yang

dilakukan pada penelitian ini adalah sebanyak 15 kali.

Page 28: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

18

b. Penentuan Tajuk Pohon dan Vegetasi penutup tanah

Penentuan tajuk pohon dilakukan dengan terlebih dahulu mengamati secara

visual luasan tajuk dengan mengikuti pedoman Life Crown Diameter, untuk

memilih tajuk yang rapat, sedang dan jarang. Langkah berikutmya adalah

menghitung luasan tajuk tersebut dengan mengukur diameter dari 4 arah yaitu

timur, barat, selatan, dan utara untuk memproyeksikan tajuk ke atas permukaan

tanah lalu dirata-ratakan untuk memperoleh diameter tajuk. Luas penutupan tajuk

dapat diketahui dengan menggunakan rumus L = 2

Penentuan vegetasi penutup tanah dilakukan dengan mengamati secara

visual dan mencocokkannya dengan presentase vegetasi penutup tanah yang

dibedakan atas penutup tanah rapat, sedang dan lahan gundul sesuai dengan

metode Paine (1981) dan seterusnya mengukur tinggi vegetasi penutup tanah

tersebut.

c. Pengukuran Laju Infiltrasi

Pengukuran laju infiltrasi di lapangan dilakukan dengan menggunakan alat

double ring infiltrometer alat ini memiliki slinder ganda dengan slinder dalam

berukuran 3/8 in (6,03 cm) dan silinder luar berukuran ¼ in (10,79 cm) dengan

kedalaman 6 in. Pengukuran laju infiltrasi menurut

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Mengukur kelembaban tanah menggunakan alat Soil PH & Moisture tester

model DM-15

3. Memasang Double Ring Infiltrometer pada titik pengamatan. lalu masukkan

alat dengan menekan secara perlahan-lahan kedalam tanah.

4. Masukkan air kedalam ring dengan terlebih dahulu memasukkan ring luar

lalu dilanjutkan di ring dalam. Pengisian air dilakukan secara perlahan-lahan

agar tidak merusak struktur permukaan tanah.

5. Stopwatch dihidupkan saat ring dalam telah terisi air

6. Mengamati penurunan air yang ada di ring dalam sampai mencapai titik

konstan.

7. Mencatat hasil penurunan air yang terjadi dalam proses infiltrasi

Page 29: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

19

d. Pengukuran kelembaban tanah

Pengukuran kelembaban tanah dilakukan menggunakan alat Soil PH &

Moisture Tester. Pengamatan dilakukan dengan menancapkan alat ukur ke dalam

tanah sampai jarum skala pada alat tidak bergerak lalu mencatat hasil pengukuran

kelembabannya.

e. Pengambilan Sampel Tanah

Penentuan sifat fisik tanah dilakukan dengan mengambil sampel uji tanah di

lapangan sebanyak 6 sampel tanah berdasarkan dengan titik pengukuran laju

infiltrasi, pengambilan sampel uji tanah dilakukan untuk menganalisis tekstur,

permeabilitas, porositas, bahan organik dan bobot isi (bulk density) yang

dilakukan di Laboratorium Silvikultur dan Fisiologi Pohon Fakultas Kehutanan

Universitas Hasanuddin. Pengambilan sampel tanah mengunakan metode tanah

terusik dan tidak terusik. Pengambilan sebanyak tiga kali pada pengamatan di

tegakan mahoni dan tiga kali di lahan terbuka. Cara pengambilan sampel tanah

dengan ring sample (Purwowidodo 2005):

1) Membersihkan permukaan bagian tubuh tanah yang diambil dari tumbuhan,

serasah, dan batu kemudian meratakannya.

2) Meletakkan tabung silinder secara acak pada permukaan tubuh tanah yang

akan diambil dengan bagian tajam yang bersinggungan dengan tanah.

3) Menekan tabung silinder perlahan-lahan dengan tekanan merata sampai

terbenam tiga per empat bagian.

4) Meletakkan tabung silinder kedua di atas tabung silinder pertama sampai

jeluk yang diinginkan.

5) Menggali tanah di sekeliling tabung silinder sehingga tabung-tabung tersebut

dapat diambil secara bersamaan dalam keadaan tetap utuh dan berhubungan.

6) Mengeratkan tanah lebihan di sisi depan tabung silinder pertama dan diantara

tabung silinder itu dengan pisau tipis kemudian tutup tabung silinder pertama

dengan tutup yang tersedia.

7) Mengambil sampel tanah terusik. Setelah sampel tanah diambil, proses

selanjutnya yang akan dilakukan yaitu pengamatan di laboratorium untuk

Page 30: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

20

menganalisis tekstur, porositas, permeabilitas, bahan organik, dan bobot isi

(bulk density) dari tanah tersebut.

f. Pengamatan Sifat Fisik Tanah

1) Penentuan Tekstur Tanah

Penentuan tekstur tanah ditetapkan berdasarkan hasil analisis sampel tanah

yang telah dilakukan di laboratorium. Dari hasil analisis tersebut dapat

diketahui persentase pasir, debu dan liat sehingga dapat ditentukan kelas

tekstur dengan menggunakan segitiga tekstur dari United State Department

of Agriculture (USDA).

2) Penentuan berat volume tanah (BD) dan Berat Partikel Tanah (PD)

Penentuan BD/PD dilakukan dengan metode core yaitu didasarkan pada

pengambilan contoh tanah dengan menggunakan ring sampel. Sampel tanah

dalam ring sampel selanjutnya dikeringkan dalam oven selama 24 jam pada

suhu 1050C, kemudian ditimbang untuk mengetahui berat volume tanah.

3) Penentuan porositas tanah

Penentuan % pori tanah diperoleh dari hasil analisis persentase berat volume

tanah (BD) dan berat partikel tanah (PD) yang kemudian dikalikan dengan

100%.

4) Penentuan permeabilitas tanah

Penentuan ini ditetapkan dengan menggunakan perbandingan waktu dan

volume. Sampel tanah diambil dengan menggunakan ring sampel, kemudian

direndam pada bak perendaman. Setelah itu, tanah dalam keadaan jenuh

kemudian dipindahkan ke alat ukur untuk mengukur laju permeabilitasnya.

5) Bahan organik

Penentuan bahan organik dilakukan dengan metode titrasi sampai tanah

berubah warna menjadi hijau, hasil dari titrasi tersebut diolah data hingga

mendapatkan kandungan C Organik dan kandungan bahan organik.

Page 31: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

21

3.3.2. Analisis data

a. Analisis Laju Infiltrasi

Nilai laju infiltrasi dapat diperoleh dari nilai infiltrasi pada menit ke 15 pada

setiap pengukuran yang kemudian dibagi dengan lama waktu pengukuran (15

Menit). Nilai dari hasil tersebut dijumlahkan yang selanjutnya dibagi dengan

jumlah titik pengukuran pada setiap plot, satuan dari nilai tersebut adalah

(mm/menit) atau menggunakan persamaan :

= Tinggi penurunan (mm) dalam selang waktu tertentu

= Selang waktu yang dibutuhkan oleh air pada untuk masuk ketanah

(menit) (Asdak, 1995) dalam (Elfiati dan Delvian, 2009).

(Ket : untuk mengkonversi menit ke jam dikali 60)

b. Kurva Infiltrasi

Data hasil pengamatan laju infiltrasi di setiap plot pengamatan yang

dimasukkan untuk menghasilkan kurva infiltrasi adalah waktu pengamatan

(menit) dan laju infiltrasi (mm/menit).

c. Klasifikasi Laju Infiltrasi

Kohnke (1968) dalam Lee (1988) mengklasifikasikan kelas laju infiltrasi

dan laju perkolasi seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Klasfikasi Infiltrasi Tanah dan Laju – Laju Perkolasi (Lee, 1988)

Deskripsi Infiltrasi (mm/jam) Perkolasi (mm/jam)

Sangat lambat 1 1

Lambat 1 – 5 1 – 5

Sedang lambat 5 – 20 5 – 16

Sedang 20 – 65 16 – 50

Sedang cepat 65 – 125 50 – 160

Cepat 125 – 250 > 160

Sangat cepat > 250

Page 32: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Umum Plot Sampel Pengamatan

4.1.1 Kondisi Vegetasi

a. Tegakan Mahoni

Tegakan mahoni yang menjadi aspek penelitian terletak di depan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Tegakan mahoni terletak pada

koordinat 5o7’39,8’’ Lintang selatan dan 119o29’11,2’’ Bujur Timur yang terdapat

dalam areal Kampus Universitas Hasanuddin. Luas wilayah penelitian pada

tegakan mahoni yaitu 0,35 Ha dengan keadaan permukaan tanah yang datar.

Tegakan mahoni ini terdiri atas 90 pohon dengan beberapa jenis yaitu Pohon

mahoni Switenia macrophilla King, pohon mangga Mangifera indica, pohon pulai

Alstonia Scholaris dan pohon tanjung Mimusops elengi. Tegakan mahoni berumur

kurang lebih enam tahun dengan diameter rata-rata 24,03 cm dan tinggi pohon

yaitu 15,27 m dengan jarak tanam 5 x 5 m. Gambar tegakan Mahoni dapat dilihat

pada Gambar 3.

Gambar 3. Kondisi Tegakan Mahoni

Page 33: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

23

b. Lahan Terbuka

Lahan terbuka yang menjadi aspek penelitian terletak diantara Fakultas

Kelautan Perikanan dan Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin pada

koordinat Lintang selatan 5o7’43” dan Bujur Timur 119o29’4’’. dengan luas 0,20

Ha. Pada lahan terbuka beberapa areal didominasi rumput yang heterogen

diantaranya yaitu rumput teki Cyperus rotundus L dan rumput gajah Cenchrus

purpureus. Pada areal terbuka ini dikelilingi oleh beberapa pohon yang berfungsi

sebagai pohon penedu. Jika dilihat keadaan fisik tanah dilahan terbuka diduga

akan mudah terjadi pemadatan tanah yang disebabkan oleh injakan manusia

karena sering digunakan sebagai lahan bermain bola. Pada lahan terbuka. Gambar

lahan terbuka dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Kondisi Lahan Terbuka

4.1.2. Pengamatan Sampel

Pengamatan dilakukan pada tegakan mahoni terdiri atas 3 plot. Plot I.1

(tajuk rapat), plot I.2 (tajuk sedang), plot I.3 (tajuk jarang) dan pengamatan pada

lahan terbuka plot II.1 (vegetasi rumput rapat), plot II.2 (vegetasi rumput sedang),

plot II.3 (Lahan gundul). Pengukuran laju infiltrasi sebanyak 5 titik dengan lama

waktu pengukuran 15 menit setiap plot, pengukuran infiltrasi dilakukan secara

acak.

Page 34: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

24

a. Kondisi Tegakan Mahoni

Pada tegakan mahoni pohon yang terpilih sebagai sampel penelitian terdiri

atas pohon bertajuk rapat dengan diameter 32,80 cm dan tinggi pohon 24,5 m,

pohon bertajuk sedang dengan diameter 36,31 cm dan tinggi pohon 20 m, dan

pohon bertajuk jarang berdiameter 32,17 cm dengan tinggi pohon 14 cm. Pohon

bertajuk rapat memiliki luasan tajuk 14,2 m2, pohon bertajuk sedang memiliki

luasan tajuk 21,9 m2, dan pohon bertajuk jarang 11,5 m2, kondisi tajuk dapat

dilihat pada Gambar 5 dan 6.

(a) (b) (c)

Gambar 5. Penutupan Tajuk (a) Tajuk Rapat, (b) Tajuk Sedang, dan (c) Tajuk

Jarang

Gambar 6. Proyeksi Tajuk

Page 35: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

25

Kondisi vegetasi tanaman bawah pada tegakan mahoni memiliki kerapatan

yang sangat kecil atau sangat jarang. Pada plot I.1 kerapatan tanaman bawahnya

5% dan pada plot I.2 dan I.3 kerapatan tanaman bawahnya 1% atau hampir tidak

terdapat penutupan tanaman bawah berdasarkan klasifikasi kerapatan tanaman

bawah menurut Paine (1981). Persentase tanaman bawah diamati dengan

membuat plot ukuran 2 m x 2 m. Kondisi tanaman bawah dapat dilihat pada

Gambar 7.

(a) (b) (c)

Gambar 7. Kondisi Tanaman Bawah (a) Tajuk Rapat, (b) Tajuk Sedang, dan (c)

Tajuk Jarang

b. Kondisi Lahan Terbuka

Pada lahan terbuka hanya terdapat satu jenis vegetasi yaitu Rumput.

Vegetasi yang terpilih sebagai sampel penelitian yaitu areal yang memiliki

vegetasi rumput rapat memiliki kerapatan 85% dengan ketinggian rumput 7 cm,

vegetasi rumput sedang memiliki kerapatan 35% dengan tinggi rumput 5 cm dan

lahan gundul 0% atau tidak memiliki tanaman penutup tanah atau rumput

berdasarkan klasifikasi kerapatan tanaman bawah menurut Paine (1981). Pada

lahan terbuka tidak memiliki luasan sampel karena dilakukan secara acak. Adapun

kondisi penutup tanah pada lahan terbuka dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 36: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

26

(a) (b) (c)

Gambar 8. Vegetasi Rumput pada Lahan Terbuka (a) Vegetasi Rapat (b) Vegetasi

Sedang, dan (c) Lahan Gundul

4.2. Sifat Fisik Tanah dan Kelembaban

4.2.1. Sifat Fisik Tanah

Jenis tanah yang terdapat pada tegakan mahoni dan lahan terbuka yaitu jenis

tanah mediteran. Sifat fisik tanah pada tegakan mahoni dan lahan terbuka yang

dianalisis adalah tekstur tanah (persentase pasir, debu, dan liat), porositas (%),

permeabilitas (cm/jam), bobot isi (bulk density) (g/cm3), dan bahan organik tanah

(persentase kandungan C dan unsur hara). Sifat fisik tanah diperoleh melalui

pengambilan sampel yang dilakukan dilapagan dengan menggunakan ring sampel

pada 2 lokasi (tanah terusik dan tanah utuh/tanpa gangguan). Analisis sampel

tanah dilakukan di Laboratorium Silvikultur dan Pemuliaan Pohon Fakultas

Kehutanan Universitas Hasanuddin. Hasil analisis tersebut disajikan dalam bentuk

tabel untuk setiap plot pada tegakan mahoni dan lahan terbuka. Hasil analisis

sifat fisik tanah pada tegakan mahoni dan lahan terbuka di area kampus

Universitas Hasanuddin dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 37: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

27

Tabel 4. Hasil Analisis Sifat Fisik Tanah di Tegakan Mahoni dan Lahan Terbuka

Sifat Fisik Tanah Tegakan Mahoni

Plot BD

(g/cm3)

Porositas

(%)

Permea

bilitas

(cm/jam)

Tekstur tanah Kandungan

C organic

(%)

Kandung

an Bahan

Organik

(%)

Pasir Debu Liat

I.1 1,27 30 0,43 33 12 55 0,63 1,08

I.2 1,23 37 0,54 54 14 32 0,52 0,89

I.3 1,3 31 0,52 55 10 35 0,44 0,75

Rata-rata 1,26 32,66 0,49 47,33 12 40,66 0,53 0,90

Sifat Fisik Tanah Lahan Terbuka

Plot BD

(g/cm3)

Porositas

(%)

Permea-

bilitas

(cm/jam)

Tekstur tanah

Kandungan

C organic

(%)

Kandu

ngan

Bahan

Organi

k (%)

Pasir Debu Liat

II.1 1,35 28 0,34 26 17 57 0,42 0,72

II.2 1,34 24 0,20 14 19 67 0,02 0,03

II.3 1,53 23 0,16 23 28 49 0,01 0,01

Rata-rata 1,40 25 0,23 21 21,33 57,66 0,15 0,25

Tekstur Tanah

Penentuan klasifikasi tekstur tanah dilakukan dengan menggunakan diagram

segitiga tekstur berdasarkan klasifikasi USDA (United States Departement of

Agriculture). Berdasarkan klasifikasi tersebut maka didapatkan bahwa tekstur

tanah pada tegakan Mahoni tergolong dalam kelas lempung liat berpasir dan pada

lahan terbuka termasuk dalam kelas liat. Kelas tekstur pada tegakan mahoni

diperoleh dari rata-rata 3 plot yaitu plot 1 yang di dominasi oleh liat sebanyak

57% dan plot 2,3 yang di dominasi oleh pasir sebanyak 54% dan 55%. Kelas

tekstur tanah pada lahan terbuka diperoleh dari 3 plot dan semua plot didominasi

oleh liat. Tekstur tanah mempengaruhi laju infiltrasi suatu lahan. Tekstur tanah

pada dasarnya berhubungan dengan keadaan pori tanah. jumlah dan ukuran pori

yang menentukan adalah jumlah pori-pori yang berukuran besar. Makin banyak

pori-pori besar maka kapasitas infiltrasi makin besar. Liat memiliki pori yang

halus dan kurang akan pori besar. Berbanding terbalik akan fraksi pasir yang

memiliki banyak pori besar dan sedikit pori halus, oleh karena itu infiltrasi pada

tanah pasir jauh lebih besar dari pada tanah liat (Irawan dkk., 2016).

Page 38: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

28

Bulk density

Berdasarkan analisis laboratorium diperoleh nilai bulk density pada tegakan

mahoni yaitu 1,26 g/cm3 dan pada lahan terbuka 1,40 g/cm3. Hal ini diduga karena

pada lahan terbuka banyak mengalami injakan atau pemapatan oleh manusia yang

melakukan aktivitas olahraga dan menyebabkan tanah tersebut padat. Nilai ini

menunjukkan bahwa hubungan bulk density dengan laju infiltrasi berbanding

terbalik yaitu semakin kecil nilai bulk density maka semakin besar laju infiltrasi.

bulk density yang tinggi merupakan petunjuk kepadatan tanah yang sulit

meneruskan air atau ditembus akar tanaman (Hardjowigeno, 2007).

Porositas

Pada tegakan mahoni memiliki nilai porositas tanah yaitu 32,66% dan pada

lahan terbuka memiliki porositas tanah yaitu 25%. Pada tegakan mahoni memiliki

agregat tanah yang stabil dan akan membentuk banyak pori dan akan menampung

air yang masuk kedalam tanah berbeda halnya dengan lahan terbuka yang

memiliki agregat tanah yang tidak stabil. Aktivitas biologi seperti aktivitas

tanaman dan organisme tanah mempengaruhi pembentukan agregat tanah.

banyaknya perakaran meningkatkan granulasi dan aktivitas mikroorganisme yang

pada akahirnya meningkatkan porositas dan kestabilan struktur tanah. Porositas

merupakan nisbah persentase dari ruang pori total. Besarnya total ruang pori tanah

menunjukkan tanah trsebut tanah gembur dan memiliki banyak ruang pori tanah

dan proses penyerapan air atau laju infiltrasi berlansung cepat (Elfiati dan

Delvian, 2009).

Permeabilitas

Permeabilitas pada tegakan mahoni yaitu 0,49 cm/jam dan pada lahan

terbuka 0,23 cm/jam. Lahan terbuka memiliki tanah yang padat dan sulit untuk

meloloskan air masuk ke dalam tanah karena memiliki tingkat kepadatan yang

tinggi dibandingkan dengan tegakan mahoni, hal ini yang menyebabkan nilai

permeabilitas pada lahan terbuka lebih tinggi dibandingkan pada tegakan mahoni.

Bahan Organik

Hasil analisis menunjukkan kandungan bahan organik pada tegakan mahoni

yaitu 0,90 % dan pada lahan terbuka 0,25 %. Bahan organik pada kedua

penutupan lahan tidak menunjukkan hasil yang jauh berbeda hal ini disebabkan

Page 39: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

29

karena pada tegakan mahoni tanaman penutup tanah sangat sedikit atau hampir

tidak terdapat tanaman penutup tanah, oleh karena itu produksi bahan organik

sangat minim sedangkan pada lahan terbuka menunjukkan bahan organik yang

rendah disebabkan karena tidak tersedianya bahan pembentuk bahan organik

tanah seperti daun dan sisa-sisa tanaman lainnya. Hal ini didukung oleh penelitian

(Rahayu, dkk., 2009 dalam Budianto, dkk., 2012) bahwa semakin tinggi bahan

organik suatu lahan dimana banyak serasah yang menutupi permukaan tanah akan

meningkatkan aktivitas mikroorganisme dalam mendekomposisikan bahan

organik dan akan menjaga struktur tanah sedangkan daerah yang tanpa serasah

kemungkinan akan mengeras dan membentuk lapisan kerak akibat tinggi aliran

permukaan.

4.2.2. Kelembaban Tanah

Hasil Pengukuran kelembaban tanah dilakukan di setiap plot yaitu 3 pada

tegakan mahoni dan 3 pada lahan terbuka dengan menggunakan alat ukur Soil PH

& Moisture Tester. Pengukuran kelembaban tanah yang didapatkan lansung

dilapangan dalam bentuk (%) dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Persentase Kelembaban Tanah

No Plot

pengamatan

Kelembaban

Tegakan Mahoni

(%)

Plot pengamatan

Kelembaban

Lahan terbuka

(%)

1 I.1 60 II.1 60

2 I.2 50 II.2 65

3 I.3 50 II.3 70

Rata-rata 53.3 Rata-rata 65

Hasil pengukuran menunjukkan pada lahan terbuka memiiliki kelembaban

yang tinggi yaitu 65% didapatkan dari masing-masing plot. Plot I.1 yaitu 60%

(Tabel 5). Plot I.2 dan I.3 yaitu 50% (Tabel 5). Persentase kelembaban tanah pada

tegakan mahoni di setiap plot berbeda disebabkan oleh tempat tumbuh pohon

pada plot 1 lebih rendah dibandingkan tempat tumbuh pohon pada plot 2 dan 3,

saat terjadi hujan air hujan akan bertumpuh di plot 1 Sedangkan pada lahan

terbuka memiliki kelembaban yang tinggi yaitu 65% dengan kelembaban masing-

Page 40: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

30

masing plot yaitu 60% pada plot II.1, 65% pada plot II.2 dan 70% pada plot II.3,

hal ini disebabkan karena tekstur tanahnya yang liat. Tingginya kelembaban pada

lahan terbuka disebabkan oleh tekstur tanah liat yang mampu menahan air lebih

banyak dibandingkan kelas tekstur lainnya sedangkan pada tegakan mahoni

memiliki tekstur tanah lempung liat berpasir. Hillel (1998) mengatakan bahwa

serapan tanah bernilai rendah saat kelembaban tanah tinggi dan serapan tanah

akan meningkat dengan menurunnya kelembaban tanah, akibatnya laju infiltrasi

awal lebih tinggi pada tanah kering daripada tanah basah.

4.3. Laju Infiltrasi pada Tegakan Mahoni dan Lahan Terbuka

Pengukuran laju infiltrasi sebanyak lima kali pada masing-masing plot

dengan lama waktu pengukuran 15 menit setiap plot, pengukuran laju infiltrasi

dilakukan secara acak. Laju infiltrasi pada tegakan mahoni dan lahan terbuka

dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Pengamatan Laju Infiltrasi pada Tegakan Mahoni dan Lahan

Terbuka

Plot

penga

matan

Laju Infiltrasi

Tegakan Mahoni

Deskripsi

Plot

Pengama

tan

Laju Infiltrasi

Lahan Terbuka

Deskripsi cm/

menit

mm/

jam

cm/

menit

mm/

jam

I.1 0,268 160,8 Cepat II.1 0,256 153,6 Cepat

I.2 0,378 227,2 Cepat II.2 0,142 85,2 Sedang

Cepat

I.3 0,364 218,4 Cepat II.3 0,045 27 Sedang

Rata-

rata

0,336 202.1 Cepat Rata-rata 0,148 88,8 Sedang

Cepat

Berdasarkan hasil penelitian laju infiltrasi pada tegakan mahoni dan lahan

terbuka (Tabel 6) diperoleh 202,1 mm/jam untuk tegakan mahoni dan 88,8

mm/jam untuk lahan terbuka. Laju infiltrasi pada tegakan mahoni dikategorikan

cepat dan laju infiltrasi pada lahan terbuka dikategorikan sebagai laju yang sedang

cepat berdasarkan Tabel klasifikasi laju infiltrasi tanah dan perkolasi menurut

Page 41: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

31

(Kohnke, 1968) dalam (Lee, 1988). Besarnya laju infiltrasi pada tegakan mahoni

dipengaruhi oleh kerapatan tajuk yang bervariasi Gambar 4 dan vegetasi tanaman

bawah Gambar 6 dibandingkan dengan lahan terbuka yang tidak memiliki tajuk

pohon . Kerapatan tajuk akan membuat kondisi sifat fisik tanah yang lebih baik

untuk proses infiltrasi. Penutupan tajuk yang semakin rapat meningkatkan

kegiatan biologi dipermukaan tanah karena tersedianya bahan organik dari serasah

yang dihasilkan. Kondisi vegetasi penutup tanah dan serasah dalam penelitian ini

juga berperan dimana pada tegakan mahoni vegetasi penutup tanahnya sangat

minim dan pada lahan terbuka vegetasi penutup tanahnya didominasi oleh rumput.

Infiltrasi akan semakin kecil pada penggunaan lahan yang memiliki vegetasi

dengan perakaran pendek dibandingkan dengan lahan yang memiliki banyak

vegetasi. Tidak adanya tegakan atau penutup tanah secara otomatis berpengaruh

lansung terhadap kandungan bahan organik.

Kondisi vegetasi penutup tanah di tegakan mahoni Universitas Hasanuddin

berbeda dengan kondisi vegetasi yang terdapat di Hutan Alam oleh karena itu

nilai laju infiltrasi di Universitas Hasanuddin lebih rendah dibandingkan

penelitian laju infiltrasi pada hutan alam yang telah dilakukan Mirzaq (2017) yaitu

810 mm/jam. hal ini terjadi karena air hujan yang jatuh tidak langsung menimpa

permukaan tanah akan tetapi tertahan oleh vegetasi baik lapisan tajuk maupun

tanaman penutup tanah sehingga laju infiltrasi akan meningkat (Yanrilla, 2001).

Menurut Morgan (2004) dalam Irawan (2016), efektivitas vegetasi dalam

menekan aliran permukaan dan erosi dipengaruhi oleh tinggi tajuk, luas tajuk dan

kerapatan vegetasi. Vegetasi berperan penting dalam melindungi tanah dari

pukulan air hujan secara lansung dengan mematahkan energi kinetiknya melalui

tajuk, ranting dan batang. Serasa yang jatuh akan membentuk humus yang

berguna untuk menaikkan kapasitas infiltrasi tanah. selain itu kondisi tajuk yang

bervariasi yang terdapat pada tegakan mahonimenjadi penyebab tingginya laju

infiltrasi pada lahan ini. Hal ini didukung dengan pernyataan bahwa dengan

adanya pohon-pohon maka sistem perakarannya akan meningkatkan kemampuan

tanah dalam meresapkan air sehingga memperbesar infiltrasi dan menaikkan

permeabilitas tanah (Setyowati, 2007).

Page 42: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

32

Selain itu besarnya laju infiltrasi pada tegakan mahoni disebabkan oleh

kondisi tekstur tanah, bulk density, porositas, permeabilitas, bahan organik dan

kelembaban tanah. Hasil analisis sifat fisik tanah menunjukkan bahwa sifat fisik

tanah pada tegakan mahoni sangat mendukung proses infiltrasi yang terjadi

dibandingkan pada lahan terbuka. Tekstur tanah menentukan banyaknya pori-pori

yang terdapat pada tanah dimana banyaknya pori-pori besar maka kapasitas

infiltrasi makin besar karena air yang terinfiltrasi masuk kedalam tanah mengisi

pori-pori yang kosong. Tekstur tanah dengan fraksi pasir yang tinggi menjadikan

tanah memiliki laju infiltrasi yang tinggi.

Berdasarkan analisis laboratorium diperoleh nilai rata-rata bulk density pada

tegakan mahoni yaitu 1,26 g/cm3 dan lahan terbuka 1,40 g/cm3. Nilai ini

menunjukkan bahwa hubungan bulk density dengan laju infiltrasi berbanding

terbalik yaitu semakin kecil nilai bulk density maka semakin besar laju infiltrasi,

hal tersebut sesuai dengan yang disebutkan dalam Hardjowigeno (2007)

menyatakan bulk density yang tinggi merupakan petunjuk kepadatan tanah yang

sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman.

Porositas berhubungan dengan nilai bobot isi tanah dan tekstur tanah.

semakin tinggi nilai bobot isi tanah maka ruang pori yang ada di dalam tanah akan

semakin berkurang adapun porositas pada tegakan mahoni sebesar 32,66 % dan

pada lahan terbuka 25% hal ini terjadi karena pada lahan terbuka nilai bobot isi

tanah lebih tinggi dibandingkan pada tegakan mahoni Ini berarti daya hantar air

semakin berkurang. Sejalan dengan itu maka permeabilitas akan menurun

sehingga infiltrasi akan menurun pula. Permeabilitas yang dihasilkan pada

tegakan mahoni yaitu 0,49 cm/jam dan lahan terbuka yaitu 0,23 cm/jam, nilai ini

dikategorikan dalam kelas rendah menurut tabel klasifikasi Hardjowigeno (2003).

Porositas dan permeabilitas juga dipengaruhi oleh jumlah bahan organik di dalam

tanah sehingga tanah menjadi remah dan ruang pori juga akan semakin

bertambah.

Ruang pori yang terdapat dalam tanah memberikan pengaruh pada

pergerakan air di dalam tanah, dan apabila pada tanah terdapat akar tanaman maka

ruang pori ini dapat bertambah besar seiring dengan pertumbuhan akar tersebut.

Tingginya laju infiltrasi disebabkan oleh kualitas fisik tanah yang baik terutama

Page 43: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

33

porositas tanahnya yang tinggi akibat tingginya kandungan C-organik. Tingginya

bahan organik tanah pada tegakan mahoni yaitu 0,53% dan lahan terbuka 0,15 %.

Menurut Franzluebbers (2002) dalam Irawan dan Yuwono (2016) salah satu peran

penting bahan organik adalah menurunkan bobot isi tanah dan meningkatkan laju

infiltrasi tanah.

4.4. Kurva Laju Infiltrasi pada Tegakan Mahoni dan Lahan Terbuka

Laju infiltrasi pada tegakan mahoni dan lahan terbuka di setiap pengamatan

disajikan melalui kurva infiltrasi pada setiap plot yang diperoleh dari selisih laju

infiltrasi setiap menitnya. Setelah dilakukan pengukuran laju infiltrasi selama 15

menit, diperoleh laju infiltrasi pada masing-masing plot pada tegakan mahoni

dapat dilihat pada Gambar 9 dan laju infiltrasi pada masing-masing plot pada

lahan terbuka dapat dilihat pada Gambar 10 sedangkan data laju infiltrasi dapat

dilihat pada Lampiran 6 sampai Lampiran 12.

Gambar 9. Kurva Laju Infiltrasi pada Tegakan Mahoni

Page 44: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

34

Laju infiltrasi tertinggi pada tegakan mahoni terjadi pada pohon bertajuk

sedang dengan penurunan tertinggi pada menit pertama 9 mm/menit kemudian

dimenit ke-2 sampai menit ke-7 mengalami penurunan yang kecil. Pada saat

memasuki menit ke 8 laju infiltrasi mengalami penurunan yang bervariasi hingga

menit ke 13 sampai ke-15 lajunya konstan. Sedangkan untuk laju terendah di

tegakan mahoni ada pada pohon bertajuk rapat dengan penurunan air di menit

pertama 7 mm/menit, kemudian pada menit selanjutnya laju infiltrasi kecil hingga

menit 11-15 infiltrasi mencapai keadaan konstan. Laju infiltrasi pada tajuk yang

jarang menunjukkan bahwa lajunya tidak jauh berbeda dengan pohon yang

bertajuk sedang, penurunan menit pertama 8.2 mm/menit dan menit selanjutnya

mengalami penurunan yang bervariasi sampai dengan menit ke 14 penurunannya

mencapai titik konstan Gambar 9. Data Laju Infiltrasi pada tegakan mahoni dapat

dilihat pada Lampiran 6 sampai 8.

Gambar 10. Kurva Laju Infiltrasi pada Lahan Terbuka

Page 45: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

35

Laju infiltrasi menit ke-1 sampai menit ke-3 pada lahan yang

berpenutupan vegetasi banyak mengalami penurunan yang besar, dan pada menit

selanjutnya terjadi penurunan yang tidak signifikan. Pada menit ke-6 terjadi laju

infirasi yang konstan sampai menit ke-8 kondisi yang demikian ini berlanjut

sampai menit-menit terakhir. Hal ini diduga karena pada saat pengambilan data,

kondisi lapangan kering karena tidak terjadi hujan selama beberapa hari dan

diketahui ketinggian rumput pada plot ini setinggi 7 cm. Berdasarkan kurva

tersebut dapat dikatakan bahwa pada tahap awal laju infiltrasi di lahan terbuka

dengan penutupan tanah vegetasi rumput sedang yaitu 4.6 mm/menit, di menit-

menit selanjutnya mengalami penurunan yang tidak signifikan hingga di menit ke-

13 sampai menit ke-14 tidak lagi memperlihatkan penurunan. Hal ini terjadi

karena kelembaban awal pada tanahnya lebih tinggi dibandingkan plot vegetasi

rapat. Ketinggian rumput pada plot ini yaitu 3 cm. laju infiltrasi terkecil terjadi

pada lahan gundul dimana penurunan awal yaitu 0,18 cm/menit. Kemudian di

menit-menit selanjutnya terjadi penurunan yang kecil dan tidak signifikan dan

pada menit ke 15 mencapai titik jenuh. Hal ini diduga disebabkan oleh kondisi

tanah pada plot ini yang sangat padat. Selain itu pada malam hari ada malam hari

sebelum dilakukan pengukuran laju infiltrasi, terjadi hujan yang menyebabkan

tanah menjadi jenuh airData laju infiltrasi pada lahan gundul dapat dilihat pada

Lampiran 12.

4.5. Kurva Perbedaan Laju infiltrasi

Laju infiltrasi pada tegakan mahoni dan lahan terbuka di area kampus

Universitas Hasanuddin diperoleh dari rata-rata laju infiltrasi pada setiap plot

pengamatan. Pada Gambar 7 diperlihatkan laju infiltrasi pada dua tipe penutupan

lahan, laju infiltrasi pada tegakan mahoni lebih besar dibandingkan pada lahan

terbuka berdasarkan tabel Kohnke (1968) dalam Lee (1988). Data perolehan rata-

rata dari laju infiltrasi dapat dilihat pada Lampiran 13.

Page 46: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

36

Gambar 11. Kurva Perbedaan Laju Infiltrasi Tegakan Mahoni dan Lahan Terbuka

Page 47: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

37

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Tingkat penutupan tajuk pada tegakan mahoni dan tingkat penutupan

tumbuhan bawah pada lahan terbuka mempengaruhi proses infiltrasi. Laju

infiltrasi di tegakan Mahoni yang memiliki variasi tajuk di area kampus

Universitas Hasanuddin termasuk kategori cepat dengan nilai rata-rata sebesar

202,1 mm/jam dan nilai ini sekitar 2,3 kali lipat bila dibandingkan dengan laju

infiltrasi di lahan terbuka yang tidak memiliki tajuk tetapi hanya bervegetasi

rumput yaitu hanya sebesar 88,6 mm/jam termasuk kategori sedang sampai cepat.

Sedangkan sifat fisik yang paling berpengaruh terhadap laju infiltrasi pada

tegakan mahoni yaitu kelembaban dan pada lahan terbuka yaitu porositas.

5.2. Saran

Untuk mengetahui besaran infiltrasi pada seluruh wilayah di Universitas

Hasanuddin diperlukan adanya penelitian lebih lanjut mengenai infiltrasi di

beberapa penutupan lahan yang ada di Universitas Hasanuddin.

Page 48: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

38

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, F., 2015. Partisi Curah Hujan pada Tegakan Mahoni (Swietenia

Macrophylla King.) di Daerah Tangkapan Air Binanga Jajang. Skripsi.

Fakultas Kehutanan UNHAS. Makassar.

Aidatul, N., 2015. Pemetaan Laju Infiltrasi Menggunakan Metode Horton Di Sub

DAS Tenggarang Kabupaten Bondowoso. Skripsi. Fakultas Teknik

UNJEM. Jember.

Andayani. W,S. 2009. Laju Infiltrasi Tanah pada Tegakan Jati (Techtona grandis

Linn F) di BKPH Subah KPH Kendal Unit I Jawa Tengah. Fakultas

Kehutanan IPB. Skripsi. Diakses Pada Tanggal 25 Mei 2015.

Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Jurusan Ilmu Tanah IPB

Arsyad, U. 1983. Studi Intersepsi Curah Hujan pada Hutan Alam di Sub Malino

DAS Sa’dan. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Ujung Pandang.

Arsyad, U. 2010. Analisis Erosi pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan dan

Kemiringan Lereng di Daerah Aliran Sungai Jeneberang Hulu. Disertasi.

Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Makassar.

Asdak, C. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Budianto, H., R., Wirosoedarmo., dan B, Suhartono, 2014. Perbedaan Laju

Infiltrasi pada Lahan Hutan Tanaman Industri Pinus Jati dan Mahoni.

Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan, hlm.15-24.

Departemen Kehutanan. 2006. Glossary Pengelolaan DAS. Departemen

Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Balai

Penelitian dan Teknologi Pengelolaan DAS, Indoneisa Bagian Timur.

Makassar.

Elfiat D., dan Delvian, 2009. Laju Infiltrasi pada Berbagai Tipe Kelerengan

Dibawah Tegakan Eucalyptus Di Areal Hphti Pt. Toba Pulp Lestari Sektor

Aek Nauli. J.Hidrolitan, 1:2:29-34. [email protected]. Diakses pada tanggal

6 Oktober 2017.

Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: Buku. Akademika Pressindo.

Hillel, D. 1998. Pengantar Fisika Tanah. Buku. Diterjemahkan oleh Purnomo dan

Susanto. Yogyakarta. 463 p: Mitra Gama Widya.

Irawan, T dan S.D Yuwono., 2016. Infiltrasi pada Berbagai Tegakan Hutan di

Arboretum Universitas Lampung. Jurnal Sylva Lestari. Vol 4 No.3

Page 49: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

39

Lee, R.1988. Hidrologi Hutan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Lynch, K. 1991. City Sense and City Design. Massachusetts: MIT Press.

Martawijaya, A., I, Kartasujana., K, Kadir., S.A Prawira. 2005. Atlat Kayu Jilid I,

II, III. Departemen Kehutanan. Badan Penelitian & Pengembangan Kayu.

Bogor.

Mindawati, N., dan Megawati. 2014. Manual Budidaya Mahoni (Swietenia

macrophylla king). Bogor: PT Citra Adidaya Bakti.

Mirzaq, M.R., 2017. Laju Infiltrasi pada Tegakan Pinus, Akasia, dan Mahoni di

Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin. Skripsi. Fakultas Kehutanan

Unhas. Makassar.

Paine, 1981. Crown density scale used for estimating density of SAV beds from

aerial photography. Aerial photography and Image Interpretation for

ResourceManagement.571pp.http://web.vims.edu/bio/say/sav/sav14/crown

_density.html. diakses pada tanggal 20 Maret 2018.

Peraturan Menteri Negara Agraria. 1997. Pemetaan Penggunaan Tanah

Perdesaan, Penggunaan Tanah Perkotaan, Kemampuan Tanah dan

Penggunaan Simbol/Warna untuk Penyajian dalam Peta. Badan Pertanah

Nasioanal.

Purwowidodo. 2005. Mengenal Tanah. Bogor: Laboratorium Pengaruh Hutan

Jurusan Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB.

Sarief, S. 1986. Konservasi Tanah dan Air. Bandung: Pustaka Buana.

Sabarnurdin, Suryanto dan Aryono, 2004. Dinamika Pohon Mahoni (Swietenia

Macrophylla King) Pada Agroforestry Pola Lorong (Alley Cropping)

Mahoni (Swietenia Macrophylla King) Trees Dynamics In Alley Cropping

Agroforestry. Jurnal Ilmu Pertanian, 11 (1), hlm 63 - 73

Setyowati, Dl., 2004. Sifat Fisik Tanah dan Kemampuan Tanah Meresapkan Air

pada Lahan Hutan, Sawah, dan Permukiman. Skripsi. Jurusan Geografi

FIS UNNES. Semarang.

Siswomartono, D. 1989. Ensiklopedia Konservasi Sumber Daya. Jakarta:

Erlangga.

Sosrodarsono dan Takeda., 1999. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta: PT Pradnya

Paramita.

Page 50: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

40

Utaya, S. 2008. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Sifat Biofisik

Tanah dan Kapasitas Infiltrasi di Kota Malang. Forum Geografi 22,00-

112.

Yulius, P.A., 1985. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Makassar: Lembaga Penerbit

Universitas Hasanuddin.

Page 51: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

41

LAMPIRAN

Page 52: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

42

Lampiran 1

Hasil pengukuran infiltrasi di Lapangan pada Tegakan Mahoni (Plot 1.1)

MENIT

KE

PLOT 1.1 RATA-

RATA

(mm) T1 T2 T3 T4 T5

1 6 6 5 8 10 7

2 11 9 7 13 18 11.6

3 16 12 9 16 22 15

4 21 15 11 18 24 17.8

5 25 18 12 20 27 20.4

6 30 21 13 21 29 22.8

7 33 23 15 23 31 25

8 37 25 17 24 33 27.2

9 41 27 18 25 35 29.2

10 44 30 19 26 37 31.2

11 46 33 20 28 38 33

12 49 35 21 29 40 34.8

13 52 37 22 31 41 36.6

14 55 40 23 32 42 38.4

15 58 42 24 33 44 40.2

Keterangan : T1 (Titik pengukuran 1 pada plot 1.1 dan seterusnya)

Page 53: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

43

Lampiran 2

Hasil pengukuran infiltrasi di Lapangan pada Tegakan Mahoni (Plot 1.2)

MENIT KE PLOT 1.2 RATA-

RATA

(mm) T1 T2 T3 T4 T5

1 1 6 12 7 12 7.6

2 19 8 14 10 20 14.2

3 17 9 19 12 27 16.8

4 25 10 22 15 33 21

5 31 11 24 17 42 25

6 37 13 27 20 47 28.8

7 42 14 29 22 55 32.4

8 46 16 31 24 61 35.6

9 51 17 34 26 66 38.8

10 55 18 36 28 72 41.8

11 64 19 38 30 77 45.6

12 67 20 40 32 82 48.2

13 70 2.1 42 35 87 47.22

14 73 21 44 37 91 53.2

15 76 23 47 38 92 55.2

Keterangan : T1 (Titik pengukuran 1 pada plot 1.2 dan seterusnya)

Page 54: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

44

Lampiran 3

Hasil pengukuran infiltrasi di Lapangan pada Tegakan Mahoni (Plot 1.3)

MENIT KE PLOT 1.3 RATA-

RATA

(mm) T1 T2 T3 T4 T5

1 11 6 8 11 5 8.2

2 16 10 10 20 8 12.8

3 20 13 13 26 11 16.6

4 24 16 16 32 14 20.4

5 28 19 18 38 17 24

6 34 21 20 45 19 27.8

7 37 25 23 51 20 31.2

8 41 28 26 57 21 34.6

9 45 30 28 63 23 37.8

10 48 33 31 68 25 41

11 51 35 33 73 28 44

12 55 38 35 76 31 47

13 59 40 37 81 32 49.8

14 63 433 39 85 35 131

15 66 45 41 90 36 55.6

Keterangan : T1 (Titik pengukuran 1 pada plot 1.3 dan seterusnya)

Page 55: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

45

Lampiran 4

Hasil pengukuran infiltrasi di Lapangan pada Lahan Terbuka Plot II.1

MENIT

KE

PLOT 2.1 RATA-

RATA

(mm) T1 T2 T3 T4 T5

1 4 4 10 1 15 6.8

2 9 5 16 2 25 11.4

3 11 6 21 3 30 14.2

4 14 7 26 3 34 16.8

5 17 9 30 4 40 20

6 19 10 34 4 44 22.2

7 21 10 28 5 48 22.4

8 24 10 43 5 51 26.6

9 26 11 45 5 54 28.2

10 27 12 49 5 58 30.2

11 29 12 52 6 60 31.8

12 32 13 55 6 63 33.8

13 34 14 59 7 65 35.8

14 36 14 62 7 67 37.2

15 38 15 64 7 69 38.6

Keterangan : T1 (Titik pengukuran 1 pada plot 2.1 dan seterusnya)

Page 56: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

46

Lampiran 5

Hasil pengukuran infiltrasi di Lapangan pada Lahan Terbuka Plot II.2

MENIT KE PLOT 2.2 RATA-

RATA

(mm) T1 T2 T3 T4 T5

1 6 4 5 6 2 4.6

2 10 5 6 8 5 6.8

3 16 7 6 10 5 8.8

4 20 7 7 11 6 10.2

5 24 9 8 12 7 12

6 27 10 8 13 7 13

7 30 11 9 14 7 14.2

8 34 12 9 15 7 15.4

9 36 14 9 15 7 16.2

10 39 15 10 16 7 17.4

11 41 15 10 17 8 18.2

12 44 16 10 17 8 19

13 46 17 10 19 8 20

14 48 19 10 19 8 20.8

15 50 19 10 19 8 21.2

Keterangan : T1 (Titik pengukuran 1 pada plot 2.2 dan seterusnya)

Page 57: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

47

Lampiran 6

Hasil pengukuran infiltrasi di Lapangan pada Lahan Terbuka Plot II.3

MENIT

KE

PLOT 2.3 RATA-

RATA

(mm) T1 T2 T3 T4 T5

1 2 2 1 2 2 1.8

2 3 2 1 3 3 2.4

3 4 2 1 4 3 2.8

4 4 3 1 5 4 3.4

5 4 3 2 6 4 3.8

6 5 3 2 6 4 4

7 5 3 2 7 5 4.4

8 6 4 2 9 5 5.2

9 6 4 2 10 6 5.6

10 6 4 2 11 6 5.8

11 6 4 2 11 6 5.8

12 7 4 2 12 7 6.4

13 7 4 3 13 7 6.8

14 7 4 3 13 7 6.8

15 7 4 3 13 7 6.8

Keterangan : T1 (Titik pengukuran 1 pada plot 2.3 dan seterusnya)

Page 58: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

48

Lampiran 7

Data Laju Infiltrasi pada Tegakan Mahoni (Plot I.1)

MENIT

KE PLOT 1

RATA-

RATA

(mm) T1 T2 T3 T4 T5

1 6 6 5 8 10 7

2 5 3 2 5 8 4.6

3 5 3 2 3 4 3.4

4 5 3 2 2 2 2.8

5 4 3 1 2 3 2.6

6 5 3 1 1 2 2.4

7 3 2 2 2 2 2.2

8 4 2 2 1 2 2.2

9 4 2 1 1 2 2

10 3 3 1 1 2 2

11 2 3 1 2 1 1.8

12 3 2 1 1 2 1.8

13 3 2 1 2 1 1.8

14 3 3 1 1 1 1.8

15 3 2 1 1 2 1.8

mm/menit 2.68

mm/jam 160.8

Kategori cepat

Keterangan : T1 (Titik pengukuran 1 pada plot 1.1 dan seterusnya)

Page 59: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

49

Lampiran 8

Data Laju Infiltrasi pada Tegakan Mahoni (Plot I.2)

MENIT

KE

PLOT 1 RATA-

RATA (mm) T1 T2 T3 T4 T5

1 10 6 12 7 12 9.4

2 9 2 2 3 8 4.8

3 8 1 5 2 7 4.6

4 8 1 3 3 6 4.2

5 6 1 2 2 9 4

6 6 2 3 3 5 3.8

7 5 1 2 2 8 3.6

8 4 2 2 2 6 3.2

9 5 1 3 2 5 3.2

10 4 1 2 2 6 3

11 5 1 2 2 5 3

12 4 1 2 2 5 2.8

13 3 1 2 3 5 2.8

14 3 1 2 2 4 2.4

15 3 1 3 2 1 2

mm/menit 3.78

mm/jam 227.2

kategori Cepat

Keterangan : T1 (Titik pengukuran 1 pada plot 1.2 dan seterusnya)

Page 60: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

50

Lampiran 9

Data Laju Infiltrasi pada Tegakan Mahoni (Plot I.3)

MENIT

KE

PLOT 1 RATA-RATA

(mm) T1 T2 T3 T4 T5

1 11 6 8 11 5 8.2

2 5 4 2 9 3 4.6

3 4 3 3 6 3 3.8

4 4 3 3 6 3 3.8

5 4 3 2 6 3 3.6

6 4 2 2 7 2 3.4

7 3 4 3 6 1 3.4

8 4 3 3 6 1 3.4

9 4 2 2 6 2 3.2

10 3 3 3 5 2 3.2

11 3 2 2 5 3 3

12 4 3 2 3 3 3

13 4 2 2 5 1 2.8

14 4 2 1 5 1 2.6

15 3 2 2 5 1 2.6

mm/menit 3.64

mm/jam 218.4

kategori Cepat

Keterangan : T1 (Titik pengukuran 1 pada plot 1.3 dan seterusnya)

Page 61: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

51

Lampiran 10

Data Laju Infiltrasi pada Lahan Terbuka (Plot II.1)

MENIT

KE

PLOT 1 RATA-RATA

(mm) T1 T2 T3 T4 T5

1 4 4 10 1 15 6.8

2 5 1 6 1 10 4.6

3 2 1 5 1 5 2.8

4 3 1 5 0 4 2.6

5 3 2 4 1 4 2.8

6 2 1 4 0 4 2.2

7 2 0 4 1 4 2.2

8 3 0 5 0 3 2.2

9 2 2 2 0 3 1.8

10 1 1 4 0 4 2

11 2 0 3 1 2 1.6

12 3 1 3 0 3 2

13 2 1 4 1 2 2

14 2 0 3 0 2 1.4

15 2 1 2 0 2 1.4

mm/menit 2.56

mm/jam 153.6

kategori Cepat

Keterangan : T1 (Titik pengukuran 1 pada plot 2.1 dan seterusnya)

Page 62: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

52

Lampiran 11

Data Laju Infiltrasi pada Lahan Terbuka (Plot II.2)

MENIT

KE

PLOT 1 RATA-RATA

(mm) T1 T2 T3 T4 T5

1 6 4 5 6 2 4.6

2 4 1 1 2 3 2.2

3 6 2 0 2 0 2

4 4 0 0 1 1 1.2

5 4 2 1 1 1 1.8

6 3 1 0 1 0 1

7 3 1 1 1 0 1.2

8 4 1 0 1 0 1.2

9 2 2 0 0 0 0.8

10 3 1 1 1 0 1.2

11 2 0 0 1 1 0.8

12 3 1 0 0 0 0.8

13 2 1 0 2 0 1

14 2 2 0 0 0 0.8

15 2 2 0 0 0 0.8

mm/menit 1.42

mm/jam 85.6

kategori sedang

Keterangan : T1 (Titik pengukuran 1 pada plot 2.2 dan seterusnya)

Page 63: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

53

Lampiran 12

Data Laju Infiltrasi pada Lahan Terbuka (Plot II.3)

MENIT

KE

PLOT 1 RATA-

RATA

(CM) T1 T2 T3 T4 T5

1 2 2 1 2 2 1.8

2 1 0 0 1 1 0.6

3 1 0 0 1 0 0.4

4 0 1 0 1 1 0.6

5 0 0 1 1 0 0.4

6 1 0 0 0 0 0.2

7 0 0 0 1 1 0.4

8 1 1 0 2 0 0.8

9 0 0 0 1 1 0.4

10 0 0 0 1 0 0.2

11 0 0 0 0 0 0

12 1 0 0 1 1 0.6

13 0 0 1 1 0 0.4

14 0 0 0 0 0 0

15 0 0 0 0 0 0

mm/menit 0.45

mm/jam 27.2

Kategori Sedang

Keterangan : T1 (Titik pengukuran 1 pada plot 2.3 dan seterusnya

Page 64: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

54

Lampiran 13. Perbandingan Laju Infiltrasi pada Tegakan Mahoni dan Lahan Terbuka

No Tajuk

Rapat

Tajuk

Sedang

Tajuk

Jarang

Tegakan

Mahoni No

Vegetasi

Rapat

Vegetasi

Sedang

Lahan

Gundul

Lahan

Terbuka

1 7 9.4 8.2 8.2 1 6.8 4.6 1.8 4.4

2 4.6 4.8 4.6 4.66 2 4.6 2.2 0.6 2.46

3 3.4 4.6 3.8 3.93 3 2.8 2 0.4 1.73

4 2.8 4.2 3.8 3.6 4 2.6 1.2 0.6 1.46

5 2.6 4 3.6 3.4 5 2.8 1.8 0.4 1.66

6 2.4 3.8 3.4 3.2 6 2.2 1 0.2 1.13

7 2.2 3.6 3.4 3.06 7 2.2 1.2 0.4 1.26

8 2.2 3.2 3.4 2.93 8 2.2 1.2 0.8 1.4

9 2 3.2 3.2 2.8 9 1.8 0.8 0.4 1

10 2 3 3.2 2.73 10 2 1.2 0.2 1.13

11 1.8 3 3 2.6 11 1.6 0.8 0 0.8

12 1.8 2.8 3 2.53 12 2 0.8 0.6 1.13

13 1.8 2.8 2.8 2.46 13 2 1 0.4 1.13

14 1.8 2.4 2.6 2.26 14 1.4 0.8 0 0.73

15 1.8 2 2.6 2.13 15 1.4 0.8 0 0.73

2.68 3.78 3.64 3.36 2.56 1.42 0.45 1.48

mm/Jam 202.13 mm/Jam 88.8

Page 65: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

55

Lampiran 14

Persentase vegetasi penutup tanah pada lahan terbuka vegetasi rapat (Plot II.1 )

dengan kerapatan 85%

Page 66: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

56

Lampiran 15

Persentase vegetasi penutup tanah pada lahan terbuka vegetasi sedang (Plot II.2)

dengan kerapatan 35%

Page 67: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

57

Lampiran 16

Persentase vegetasi penutup tanah pada lahan terbuka vegetasi jarang (Plot II.3)

kerapatan 0% atau lahan gundul

Page 68: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

58

Lampiran 17

Dokumentasi Kegiatan Pengamatan

Alat Infiltrasi

(a) (b)

Pengukuran Infiltrasi pada (a) Tegakan Mahoni dan (b) Lahan Terbuka

Page 69: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

59

(a) (b)

Pengambilan Sampel Tanah (a) Tegakan Mahoni dan (b) Lahan Terbuka

(a) (b)

Pengukuran Kelembaban tanah (a) Tegakan Mahoni dan (b) Lahan Terbuka

Page 70: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

60

Analisis Bulk density

(a) (b)

Analisis Permeabilitas (a) perendaman sampel tanah (b) proses permeabilitas

Page 71: LAJU INFILTRASI PADA TEGAKAN MAHONI DAN LAHAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ODA... · Persentase Tanaman Penutup Tanah ... bahwa besarnya aliran

61

Proses Titrasi pada Pengamatan Analisis Bahan Organik

Analisis Tekstur Tanah