kumpulan dongeng anak indonesia.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Tujuh Burung Gagak

Tujuh Burung Gagak

Brothers Grimm Dahulu, ada seorang laki-laki yang memiliki tujuh orang anak laki-laki, dan laki-laki tersebut belum memiliki anak perempuan yang lama diidam-idamkannya. Seriiring dengan berjalannya waktu, istrinya akhirnya melahirkan seorang anak perempuan. Laki-laki tersebut sangat gembira, tetapi anak perempuan yang baru lahir itu sangat kecil dan sering sakit-sakitan. Seorang tabib memberitahu laki-laki tersebut agar mengambil air yang ada pada suatu sumur dan memandikan anak perempuannya yang sakit-sakitan dengan air dari sumur itu agar anak tersebut memperoleh berkah dan kesehatan yang baik. Sang ayah lalu menyuruh salah seorang anak laki-lakinya untuk mengambil air dari sumur tersebut. Enam orang anak laki-laki lainnya ingin ikut untuk mengambil air dan masing-masing anak laki-laki itu sangat ingin untuk mendapatkan air tersebut terlebih dahulu karena rasasayangnya terhadap adik perempuan satu-satunya. Ketika mereka tiba di sumur dan semua berusaha untuk mengisi kendi yang diberikan kepada mereka, kendi tersebut jatuh ke dalam sumur. Ketujuh anak laki-laki tersebut hanya terdiam dan tidak tahu harus melakukan apa untuk mengambil kendi yang jatuh, dan tak satupun dari mereka berani untuk pulang kerumahnya.

Ayahnya yang menunggu di rumah akhirnya hilang kesabarannya dan berkata, "Mereka pasti lupa karena bermain-main, anak nakal!" Karena takut anak perempuannya bertambah sakit, dia lalu berteriak marah, "Saya berharap anak laki-lakiku semua berubah menjadi burung gagak." Saat kata itu keluar dari mulutnya, dia mendengar kepakan sayap yang terbang di udara, sang Ayah lalu keluar dan melihat tujuh ekor burung gagak hitam terbang menjauh. Sang Ayah menjadi sangat menyesal karena mengeluarkan kata-kata kutukan dan tidak tahu bagaimana membatalkan kutukan itu. Tetapi walaupun kehilangan tujuh orang anak laki-lakinya, sang Ayah dan Ibu masih mendapatkan penghiburan karena kesehatan anak perempuannya berangsur-angsur membaik dan akhirnya anak perempuan tersebut tumbuh menjadi gadis yang cantik.

Gadis itu tidak pernah mengetahui bahwa dia mempunyai tujuh orang kakak laki-laki karena orangtuanya tidak pernah memberitahu dia, sampai suatu hari secara tidak sengaja gadis tersebut mendengar percakapan beberapa orang, "Gadis tersebut memang sangat cantik, tetapi gadis tersebut harus disalahkan karena mengakibatkan nasib buruk pada ketujuh saudaranya." Gadis tersebut menjadi sangat sedih dan bertanya kepada orangtuanya tentang ketujuh saudaranya. Akhirnya orangtuanya menceritakan semua kejadian yang menimpa ketujuh saudara gadis itu. Sang Gadis menjadi sangat sedih dan bertekad untuk mencari ketujuh saudaranya secara diam-diam. Dia tidak membawa apapun kecuali sebuah cincin kecil milik orangtuanya, sebuah roti untuk menahan lapar dan sedikit air untuk menahan haus.Gadis tersebut berjalan terus, terus sampai ke ujung dunia. Dia menemui matahari, tetapi matahari terlalu panas, lalu dia kemudian menemui bulan, tetapi bulan terlalu dingin, lalu dia menemui bintang-bintang yang ramah kepadanya. Saat bintang fajar muncul, bintang tersebut memberikan dia sebuah tulang ayam dan berkata, "Kamu harus menggunakan tulang ini sebagai kunci untuk membuka gunung yang terbuat dari gelas, disana kamu akan dapat menemukan saudara-saudaramu.

Gadis tersebut kemudian mengambil tulang tersebut, menyimpannya dengan hati-hati di pakaiannya dan pergi ke arah gunung yang di tunjuk oleh bintang fajar. Ketika dia telah tiba di gunung tersebut, dia baru sadar bahwa tulang untuk membuka kunci gerbang gunung telah hilang. Karena dia berharap untuk menolong ketujuh saudaranya, maka sang Gadis lalu mengambil sebilah pisau, memotong jari kelinkingnya dan meletakkannya di depan pintu gerbang. Pintu tersebut kemudian terbuka dan sang Gadis dapat masuk kedalam, dimana seorang kerdil menemuinya dan bertanya kepadanya, "Anakku, apa yang kamu cari?" "Saya mencari tujuh saudaraku, tujuh burung gagak," balas sang Gadis. Orang kerdil tersebut lalu berkata, "Tuanku belum pulang ke rumah, jika kamu ingin menemuinya, silahkan masuk dan kamu boleh menunggunya di sini." Lalu orang kerdil tersebut menyiapkan makan siang pada tujuh piring kecil untuk ketujuh saudara laki-laki sang Gadis yang telah menjadi burung gagak. Karena lapar, sang Gadis mengambil dan memakan sedikit makanan yang ada pada tiap-tiap piring dan minum sedikit dari tiap-tiap gelas kecil yang ada. Tetapi pada gelas yang terakhir, dia menjatuhkan cincin milik orangtuanya yang dibawa bersamanya.

Tiba-tiba dia mendengar kepakan sayap burung di udara, dan saat itu orang kerdil itu berkata, "Sekarang tuanku sudah datang." Saat ketujuh burung gagak akan mulai makan, mereka menyadari bahwa seseorang telah memakan sedikit makanan dari piring mereka. "Siapa yang telah memakan makananku, dan meminum minumanku?" kata salah satunya. Saat burung gagak yang terakhir minum dari gelasnya, sebuah cincin masuk ke mulutnya dan ketika burung tersebut memperhatikan cincin tersebut, burung gagak tersebut berkata, "Diberkatilah kita, saudara perempuan kita yang tersayang mungkin ada disini, inilah saatnya kita bisa terbebas dari kutukan." Sang Gadis yang berdiri di belakang pintu mendengar perkataan mereka, akhirnya maju kedepan dan saat itu pula, ketujuh burung gagak berubah kembali menjadi manusia. Mereka akhirnya berpelukan dan pulang bersama ke rumah mereka dengan bahagia.

Pemerah Susu dan Ember nya

Aesop

"Susu yang saya perah ini sangat baik mutunya," pikirnya menghibur diri, "akan memberikan saya banyak cream untuk dibuat.Saya akan membuat mentega yang banyak dari cream itu dan menjualnya ke pasar, dan dengan uang yang saya miliki nantinya, saya akan membeli banyak telur dan menetaskannya, Sungguh sangat indah kelihatannya apabila telur-telur tersebut telah menetas dan ladangku akan dipenuhi dengan ayam-ayam muda yang sehat. Pada suatu saat, saya akan menjualnya, dan dengan uang tersebut saya akan membeli baju-baju yang cantik untuk di pakai ke pesta. . Semua pemuda ganteng akan melihat ke arahku. Mereka akan datang dan mencoba merayuku, tetapi saya akan mencari pemuda yang memiliki usaha yang bagus saja!"

Ketika dia sedang memikirkan rencana-rencananya yang dirasanya sangat pandai, dia menganggukkan kepalanya dengan bangga, dan tanpa disadari, ember yang berada di kepalanya jatuh ke tanah, dan semua susu yang telah diperah mengalir tumpah ke tanah, dengan itu hilanglah semua angan-angannya tentang mentega, telur, ayam, baju baru beserta kebanggaannya.

Jangan menghitung ayam yang belum menetas.Pasir dan Batu

Aesop Dua orang sahabat sedang berjalan di padang pasir. Selama dalam perjalanan mereka berdebat tentang sesuatu. Salah seorang dari kedua sahabat itu menampar temannya, dan yang ditampar itu merasa sakit tetapi dia tak berkata apa apa, hanya menulis diatas tanah : "HARI INI TEMAN BAIKKU MENAMPARKU"

Mereka tetap berjalan sampai mereka menemukan sebuahoasis (sumber air), mereka sepakat untuk mandi, teman yang telah ditampar tergelincir dan hampir saja tenggelam di oasis tersebut, tetapi temannya datang dan menolongnya, dan setelah diselamatkan oleh temannyadari bahaya, dia menulis di Batu "HARI INI TEMAN BAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU"

Teman yang telah menampar dan yang telah menyelamatkan nyawa teman baiknya itu bertanya kepadanya, "Setelah saya menyakitimu, kamu menulisnya di tanah dan sekarang, kamu menulisnya diatas batu, mengapa?

Temannyapun menjawab : "Ketika seseorang menyakiti kita, kita harus menulisnya diatas tanah, agar angin dapat menerbangkannya dan dapat menghapusnya sehingga dapat termaafkan. Tetapi ketika seseorang melakukan sesuatu yang baik kepada kita, kita harus mengukirnya diatas batu dimana tak ada angin yang dapat menghapusnya"

"Tulislah sakit hatimu di atas tanah, dan Ukirlah kebaikan dia atas batu"Si Pelit

Seorang yang sangat pelit mengubur emasnya secara diam-diam di tempat yang dirahasiakannya di tamannya. Setiap hari dia pergi ke tempat dimana dia mengubur emasnya, menggalinya dan menghitungnya kembali satu-persatu untuk memastikan bahwa tidak ada emasnya yang hilang. Dia sangat sering melakukan hal itu sehingga seorang pencuri yang mengawasinya, dapat menebak apa yang disembunyikan oleh si Pelit itu dan suatu malam, dengan diam-diam pencuri itu menggali harta karun tersebut dan membawanya pergi.

Ketika si Pelit menyadari kehilangan hartanya, dia menjadi sangat sedih dan putus asa. Dia mengerang-erang sambil menarik-narik rambutnya.

Satu orang pengembara kebetulan lewat di tempat itu mendengarnya menangis dan bertanya apa saja yang terjadi.

"Emasku! oh.. emasku!" kata si Pelit, "seseorang telah merampok saya!"

"Emasmu! di dalam lubang itu? Mengapa kamu menyimpannya disana? Mengapa emas tersebut tidak kamu simpan di dalam rumah dimana kamu dapat dengan mudah mengambilnya saat kamu ingin membeli sesuatu?"

"Membeli sesuatu?" teriak si Pelit dengan marah. "Saya tidak akan membeli sesuatu dengan emas itu. Saya bahkan tidak pernah berpikir untukberbelanja sesuatu dengan emas itu." teriaknya lagi dengan marah.

Pengembara itu kemudian mengambil sebuah batu besar dan melemparkannya ke dalam lubang harta karun yang telah kosong itu.

"Kalau begitu," katanya lagi, "tutup dan kuburkanbatu itu, nilainya sama dengan hartamu yang telah hilang!"

Harta yang kita miliki sama nilainya dengan kegunaan harta tersebut

Nabang Si Penunggang Paus

andalas, ikan, naga, paus 4

Pada suatu masa saat pulauPulau Kakak-Beradik. Read more ... AndalasNaga Sabang dan Dua Raksasa Seulawah. Read more ... dipimpin oleh Sultan Alam, datanglah raja dari Negeri Penyu bernama Si Meulu, menjumpai Sultan Alam, Sultan Alam yang perkasa, hamba datang ke isatana tuan untuk mengadukan permasalahan yang sedang kami hadapi, jelas Raja penyu Si Meulu dengan air mata berlinang.

Wahai Raja Penyu sahabatku sampaikanlah apa yang menyebabkan engkau gelisah dan bersedih, pinta Sultan Alam.

Negeri hamba, pulau penyu, sudah tidak aman lagi, seekor nagaKutukan Raja Pulau Mintin. Read more ... raksasaDatu Kalaka. Read more ... bernama Smong telah menyerang dan membunuh rakyat hamba, setiap hari ada korban yang jatuh, sebagian rakyat hamba sudah mengungsi kepenjuru dunia karena khawatir akan dimangsa oleh Smong si naga raksasa itu, jelas Raja Penyu sambil menangis.

Sultan Alam terpukul mendengar penderitaan rakyat dari kerajaanAsal Nama Kota Indramayu. Read more ... penyu, beliau sangat sedih atas kejadian tersebut. Sahabatku, aku akan membantu Kerajaan Penyu mengusir naga Smong tersebut, janji Sultan Alam dengan suaraBuluh Perindu. Read more ... bergetar.

Tak lama kemudian Sultan Alam mengumpulkan para menteri dan panglima kesultanan Alam dan menceritakan penderitaan Raja penyu Si Meulu dan rakyatnya di negeri Penyu. Maka berdirilah seorang Panglima Laot dan berkata, Padukan Sultan Alam Perkasa nan bijaksanaMencari Kebahagiaan. Read more ... , izinkan hamba berbicara.

Silahkan Panglima Laot, Sultan mempersilahkan.

Sudah banyak laporan dari kapal dagang dan nelayan-nelayan dari Barus bahwasanya mereka melihat makhluk raksasa dari kejauhan saat belayar, makhluk itu bila bergerak menyebabkan gelombang yang tinggi, Jelas Panglima Laot.

Bagaimana cara kita mengusir makhluk tersebut Pang Laot?, Tanya Sultan Alam.

Hamba sudah berdiskusi dengan laksamana-laksaman angkatan lautAnak Kerang. Read more ... kita, mereka semua ngeri mendekati perairan negeri Raja penyu Si Meulu, beberapa nelayan telah melihat banyak penyu melarikan diri dari pulau itu dengan tergesa-gesa, tambah Panglima Laot.

Tiba-tiba seorang pangeranPangeran Sarif. Read more ... dari Negeri Barus berdiri, Yang Mulia Sultan Alam yang Perkasa, raja dari raja-raja negeri Andalas, izinkan hamba pangeran dari Barus berbicara mewakili Ayahanda hamba.

Silahkan Ananda, putra raja dari negeri Barus, Sultan mempersilahkan.

Kalau Paduka berkenan, saya mengenal seorang bocah, putra dari seorang Laksamana di Negeri hamba, ayahandanya telah lama hilang di laut, konon bocah tersebut telah mengelilingi seluruh samudra untuk mencari Ayahandanya namun belum berhasil menemukannya. Dia menguasai lautan lebih dari siapapun, kami menyebutnya Nabang si penunggang paus, Jelas Pangeran dari Barus.

Namun hamba tidak tahu dimana keberadaan bocah tersebut saat ini, karena dia hidupnya di laut dan selalu berpindah-pindah, tambah Pangeran dari Barus.

Lalu bagaimana kita mengenalinya?, Tanya Sultan Alam.

Apabila kita mendengar suara seruling yang sangat merdu namun menyayat hati penuh kesedihan, itu tandanya bocah tersebut ada di sekitar daerah tersebut, jelas Pangeran dari Barus.

Sultan Alam terkesima mendengar ceritaPohon Apel. Read more ... tersebut dan segera setelah pertemuan selesai Sultan memanggil Sahabatnya si Elang Raja.

Elang Raja terbanglah engkau, carilah seorang bocah bernama Nabang si penunggang paus, saya ingin bertemu dengannya, perintah Sultan kepada Elang Raja.

Maka terbanglah si Elang Raja menunaikan perintah sang Sultan. Keesokan harinya saat matahari mulai terbit di depan Istana Alam berdiri seorang bocah kurus berperawakan tinggi dengan seruling yang menggelantung di dadanya.

Hamba diminta menghadap Sultan Alam yang Perkasa, raja dari raja-raja Negeri Andalas, Jelas seorang bocah tersebut kepada pengawal Istana.

Kemudian pengawal istana membawa bocah tersebut kedalam istana untuk menghadap sang Sultan yang semalaman tidak bisa tidur memikirkan malapetaka yang menimpa sahabatnya raja penyu.

Engkaukah Nabang si penunggang paus?, tanya Sultan penasaran.

Benar tuanku, hamba bernama Nabang yang paduka maksud, jawab bocah itu.

Nyanyikanlah sebuah lagu untukku, pinta Sultan.

Hamba hanya menyanyikan lagu kesedihan Paduka Tuannku, tambah Nambang.

Ya, saya ingin mendengarkannya, pinta Sultan Alam.

Kemudian bocah tersebut mulai meniup serulingnya, Sultan dan orang-orang di istana yang mendengar alunan seruling tersebut seketika mengalirkan air mata merasakan kesedihan yang mendalam dari alunan seruling tersebut. Setelah selesai mengalunkan sebuah lagu dengan serulingnya bocah tersebut bertanya, Tuangku Sultan Alam yang Perkasa, raja dari raja-raja negeri Andalas, apakah yang paduka inginkan dari hamba sehingga paduka meminta hamba menghadap paduka?

Ananda Nabang si penunggang paus, sahabatTama Sahabatku. Read more ... saya Raja Si Meulu, Raja penyu dari Negeri Penyu, telah datang menceritakan malapetakan yang mereka alami, seekor naga raksasa bernama Smong telah menyerang pulau mereka, naga Smong tersebut memangsang penyu-penyu tersebut, terang Sultan Alam.

Nabang si penunggan paus mendengar dengan seksama.

Tiada laksamana kesultanan yang berani menghadapinya, saya ingin mengangkat seorang laksaman untuk menghadapi naga Smong tersebut, seorang putra dari laksaman pemberani dari negeri Barus, Nabang si penunggang paus, Sultan menjelaskan maksudnya.

Sebuah kapal besar lengkap dengan peralatan perang dan pasukan angkatan laut pilihan sudah kami siapkan untuk Ananda laksamana, jelas panglima perang kesultanan Alam.

Nabang si penunggang paus masih terkesima tidak terucap sepatah katapun, hingga akhirnya dia tersedar dan berkata, Sultan Alam yang perkasa, tiada makhluk yang mampu mengalahkan naga Smong tersebut, hamba tidak perlu kapal dan pasukan karena akan sia-sia, biarlah hamba pergi sendiri menjalankan perintah tuanku.

Setalah memberi penghormatan kepada Sultan Alam, Nabang si penunggang paus pergi meninggalkan istana menuju pantaiRumah Baru Untuk Riri. Read more ... sambil meniup seruling dengan alunan kesedihan.

Keesokan harinya terjadilah perkelahian yang dasyat di samudra dekat pula penyu, negerinya Raja penyu Si Meulu, seorang bocah yang menunggangi ikanSahabat Untuk Gabus. Read more ... paus raksasa bertarung melawan naga raksasa. Beberapa kali bocah tersebut terlempar dari punggung ikan paus yang terpukul oleh ekor naga dan juga beberapa kali naga terjerebah ke dasar samudra terkena serudukan ikan paus. Pertarungan yang dasyat tersebut sepertinya akan dimenangkan oleh naga Smong, ikan paus sahabat si Nabang sudah terhuyung-huyuh dan jatuh kedasar samudra sedangkan naga smong terus menyerangnya. Saat melihat sahabatnya jatuh kedalam samudra, si Nabang mengambil serulingnya dan meniupkan alunan sedih, tanpa diduga naga yang mendengar alunan seruling tersebut menjadi tenang dan berhenti menyerang ikan paus dan tak lama kemudian tertidur pulas, setiap seruling itu berhenti mengalun naga Smong tersebut akan terbangun, maka ditiup lagi seruling itu oleh si Nabang. Kemudian ikan paus sahabat si Nabang mendorong naga Smong yang tertidur itu kedasar samudra dan mengurungnya didalam celah didasar samudra.

Keesokan harinya, Elang Raja datang menemui Sultan Alam, Tuanku Sultan Alam, hamba membawa pesan dari laksamana Nabang si penunggang paus, bahwa dia sudah menyelesaikan tugasnya dan sudah mengurung Smong si naga raksasa tersebut di dasar samudra,

Sultan Alam gembira sekali mendengar berita dari Elang Raja.

Paduka Tuanku, laksaman Nabang si penunggan paus, juga meminta kepada Tuanku Sultan Alam menyampaikan kepada rakyat seluruh negeri Andalas apabila suatu hari nanti naga raksasa tersebut terbangun, dia akan mengamuk sehingga bumi bergoncang kuat maka mintalah rakyat untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, naga Smong akan menghisap air laut hingga surut lalu dia akan menghamburkannya sehingga air laut bergelombang tinggi akan menyapu daratan. Kemudian naga Smong akan tertidur lagi untuk mengumpulkan tenanganya dan akan terbangun lagi untuk menggoyang dasar samudra tempat dia dikurung, Jelas Elang Raja.

Maka sejak itu Nabang si penunggang paus menetap di pulau penyu bersama Raja penyu Si Meulu dan rakyatnya, menjaga pulau tersebut dari amukan gelombang raksasa yang sekali-sekali menyerang pulau Si Meulu.

Apabila terjadi gempa besar dan air laut surut maka orang-orang dipulau Simeulu akan berteriak SMONG!, SMONG!, SMONG!, untuk mengingatkan orang-orang akan datangnya gelombang tinggi dari laut (tsunami).

Dongeng Binatang Aini dan Burung Kecil. Aini berulang tahun. Ia gadis kecil yang manis. Hari ulang tahunnya dirayakan dengan pesta kecil yang meriah. Halaman belakang rumahnya dihiasi banyak balon, pita, dan bunga-bunga. Hiasan itu pemberian dari Bibi Anya, adik ibunya. Taman kecil di belakang rumah itu jadi indah sekali.

Pesta ulang tahun itu diisi doa. Mereka berdoa agar Aini selalu diberi kebahagiaan. Lalu nyanyian selamat ulang tahun yang ramai. Barulah acara makan yang menyenangkan. Ulang tahun yang melelahkan, tapi menyenangkan.

Aini menerima banyak kado. Bungkus dan pita-pitanya sangat indah, Setelah pesta selesai, Aini membuka kado-kado itu, satu persatu. Hadiahnya macam-macam. Ada banyak buku cerita, pensil warna, sepatu, boneka, topi, dan banyak lagi. Aini senang sekali.

Namun masih ada satu kado yang belum dibukannya. Apa itu? Kado itu cukup besar, dibungkus kain biru nan indah. Aini tak sabar membukanya. Hop! Aaah, sebuah sangkar keperakan. Di dalamnya ada seekor burung yang cantik. Bulu burung itu berwarna merah, kuning, dan hijau. Aini kaget melihatnya. Namun kemudian ia merasa senang, karena burung itu sangat cantik.

Kau kunamai Mungil, kata Aini pada burung itu. Aini merasa, itulah hadiah ulang tahun yang paling indah. Ia kemudian menaruh Mungil dan sangkarnya di meja taman. Halaman belakang yang ditumbuhi bunga dan pohon tinggi. Oh, Mungil, menyanyilah, pinta Aini, setiap ia mengengok burung kecil itu. Namun burung itu tak mau menyanyi. Oh, burung yang lucu, menyanyilah, pinta Aini lagi. Mungil masih saja diam. Ia seperti sedang bersedih. Mungil sayang, apakah engkau bersedih? tanya Aini. Burung itu mengangguk. Apakah engkau ingin keluar dari sangkarmu? tanya gadis kecil itu. Burung itu mengangguk lagi. Baiklah, kau akan kulepaskan, kata Aini. Ia membuka pintu sangkar. Brrrr Mungil pun terbang. Kepak sayapnya sangat indah. Selamat jalan, Pelangiku, kata Aini.

Ia sedih karena kehilangan burung kesayangannya. Ia pun mulai kelihatan murung. Pengasuhnya jadi sedih melihat Aini seperti itu. Pakailah topi ini. Kau akan kelihatan seperti seorang putri, katanya. Ia memeperlihatkan sebuah topi lebar hadiah ulang tahun dari ayahnya. Aini menggeleng. Aku kangen pada Mungil, katanya. Oh, itukah nama burung itu? tanya pengasuh. Aini mengangguk. Apakah engkau melepaskan Mungil? sang pengasuh bertanya lagi. Ya, karena aku tak ingin Mungil bersedih. Ia tak mau tinggal dalam sangkar. Kalau begitu jangan sedih, Aini.

Mungil pasti sedang bergembira. Ia terbang sekarang. Ia senang melihat pemandangan dari angkasa. Kau tahu, Aini sayang. Burung sangat suka terbang, katanya. Benarkah ia bahagia? tanya Aini. Aku yakin, Aini. Suatu hari, Mungil akan datang. Ia akan berterima kasih padamu. Karena engkau melepaskannya, kata pengasuhnya. Pengasuh Aini benar. Esok harinya, Mungil datang menjumpai Putri. Burung itu berdiri di atas cabang pohon. Sayapnya dikepakkan. Lalu Mungil bernyanyi, Trilili tralala trilili tralala Aini terkejut. Namun ia senang sekali. Ia senang melihat burung itu hinggap di cabang pohon. Burung kecilku, kau kembali! serunya.

Semenjak itu Mungil datang setiap pagi. Aini pun selalu menyambutnya dengan gembira. Mungil selalu berkicau dengan indah. Akhirnya Aini dan Mungil sama-sama bahagia

LABA-LABA KELINCI DAN SANG BULAN

Sang bulan terlihat sedih karena sudah lama ia melihat banyak kejadian di dunia dan juga melihat banyak ketakutan yang dialami oleh manusia. Untuk membuat manusia menjadi tidak takut, sang bulan berupaya mengirimkan pesan kepada manusia melalui temannya sang laba-laba yang baik hati.

Hai sang laba-laba, manusia di bumi sangatlah takut untuk mati dan hal itu membuat mereka menjadi sangat sedih. Cobalah tenangkan manusia-manusia itu bahwa cepat atau lambat manusia pasti akan mati, sehingga tidak perlu mereka untuk merasa sedih, seru sang Bulan kepada temannya sang laba-laba.

Dengan perlahan-lahan sang laba-laba turun kembali ke bumi, dan dengan sangat hati-hati ia meniti jalan turun melalui untaian sinar bulan dan sinar matahari. Di perjalannnya turun ke bumi, sang laba-laba bertemu dengan si kelinci.

Hendak kemanakah engkau hai sang laba-laba ? tanya si kelinci penuh rasa ingin tahu. Aku sedang menuju bumi untuk memberitahukan manusia-manusia pesan dari temanku sang Bulan sahut sang laba-laba menjelaskan. oohh perjalananmu sangatlah jauh wahai sang laba-laba. Bagaimana jika kamu memberitahukan pesan sang Bulan kepadaku dan aku akan membantumu memberitahukan kepada manuisa-manusia itu seru si kelinci. hemm.. baiklah, aku akan memberitahukan pesan dari sang Bulan kepadamu. jawab sang laba-laba. Sang Bulan ingin memberitahukan manusia-manusia di bumi bahwa mereka akan cepat atau lambat mati lanjut sang laba-laba.

Belum habis sang laba-laba menjelaskan, si kelinci sudah meloncat pergi sambil menghapalkan pesan sang laba-laba. Yah, beritahukan manusia bahwa mereka semua akan mati serunya sambil meloncat-loncat dengan cepatnya. Sang Kelinci memberitahukan manusia pesan yang diterimanya. Manusia menjadi sangat sedih dan ketakutan.

Sang laba-laba segera kembali kepada sang Bulan dan memberitahukan apa yang terjadi. Sang bulan sangat kecewa dengan si kelinci, dan ketika si kelinci kembali sang bulan mengutuk si kelinci karena telah lalai mendengarkan pesan sang Bulan dengan lengkap.

Karena itu sampai saat ini si kelinci tidak dapat bersuara lagi. Bagaimana dengan sang laba-laba? Sang bulan menugaskan sang laba-laba untuk terus menyampaikan pesan kepada manusia-manusia di bumi tanpa boleh menitipkan pesannya kepada siapapun yang dijumpainya. Oleh karena itu sampai pada saat ini kita masih dapat melihat sang laba-laba dengan tekunnya merajut pesan sang bulan di pojok-pojok ruangan. Namun berapa banyakkah dari kita manusia yang telah melihat pesan sang Bulan tersebut?