Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    1/54

    FITOKIMIA II

    Lusi Indriani, M. Farm, Apt

    METODE ISOLASI ALKALOID

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    2/54

    DEFINISI

    Alkaloida

    Senyawa organik yg banyak ditemukan di alam

    berasal dari tumbuhan, hewan dan mikroba.

    mengandung atom nitrogen yang bersifat basa

    lemah

    mempunyai cincin nitrogen yg sebagian besar

    heterosiklik dan bersifat aktif digunakan sebagai obat : atropin (obat kejang),

    kokain (obat bius), reserpin (obat penenang).

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    3/54

    Sifat-sifat Alkaloid

    1. Mengandung atom nitrogen yang umumnya

    berasal dari asam amino.

    2. Padatan kristal halus (TL) tertentu yg + asam

    garam.3. Alkaloid berbentuk cair dan kebanyakan tidak

    berwarna.

    4. Dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas,bentuk N-oksida atau bentuk garamnya.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    4/54

    5. Umumnya pahit.

    6. Alkaloid bentuk bebas tidak larut dalam air,

    tetapi larut dalam kloroform, eter dan pelarut

    organik lainnya yg bersifat relative non polar.

    7. Bentuk garamnya mudah larut dalam air,contohnya Strychnine HCl lebih larut dalam air

    daripada bentuk basanya.

    8. Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya

    pasangan elektron bebas, garam pada atom N-

    nya.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    5/54

    Sumber Alkaloid

    Tanaman berbunga, angiosperma (famili Leguminoceae,

    Rubiaceae, Solanaceae) dan tumbuhan monokotil

    (famili Solanaceae dan Liliaceae).

    Penemuan berikutnya sejumlah besar alkaloid terdapat

    pada hewan.

    Kebanyakan famili Liliaceae, Solanaceae dan

    Rubiaceae. Yg tidak lazim mengandung alkaloid adalah

    Papaveraceae.

    Dalam tanaman yang mengandung alkaloid, alkaloid

    mungkin terdapat pada bagian tertentu. Namun ada

    bagian tertentu yg tidak mengandung alkaloid.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    6/54

    Klasifikasi Alkaloid

    1. Berdasarkan jenis cincin heterosiklik nitrogen yang

    merupakan bagian dari struktur molekul, dibedakan atas

    beberapa jenis seperti alkaloida pirolidin, alkaloida

    piperidin, alkaloida isokuinolin, alkaloida kuinolin,

    alkaloida indol, alkaloid tropan dan alkaloid steroid.

    2. Berdasarkan jenis tumbuhan darimana alkaloida

    ditemukan. Cara ini digunakan untuk menyatakan jenis

    alkaloida yang pertama-tama ditemukan pada suatu

    jenis tumbuhan, dapat dibedakan atas beberapa jenisyaitu alkaloida tembakau, alkaloida erythrine dan

    sebagainya. Cara ini mempunyai kelemahan yaitu

    beberapa alkaloida yang berasal dari tumbuhan tertentu

    dapat mempunyai struktur yang berbeda-beda.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    7/54

    3. Berdasarkan asal-usul biogenetik. Cara ini sangat

    berguna untuk menjelaskan hubungan antara

    berbagai alkaloida yang diklasifikasikanberdasarkan berbagai jenis cincin heterosiklik. Dari

    biosintesa alkaloida menunjukkan bahwa alkaloida

    berasal hanya dari beberapa asam amino tertentu

    saja. Berdasarkan hal tersebut maka alkaloidadapat dibedakan atas tiga jenis utama, yaitu :

    a. Alkaloida alisiklik yang berasal dari asam-asam

    amino ornitin dan lisin.

    b. Alkaloida aromatik jenis fenilalanin yang berasal

    dari fenilalanin, tirosin dan 3,4-dihidrofenilalanin.

    c. Alkaloida aromatik jenis indol yang berasal dari

    triptofan.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    8/54

    4. Sistem klasifikasi berdasarkan Hegnauer yang

    paling banyak diterima, dimana alkaloida

    dikelompokkan atas :

    a. Main Alkaloid

    Alkaloid ini merupakan racun. Senyawa tersebut

    menunjukkan aktivitas fisiologis yang luas,hampir tanpa terkecuali bersifat basa, umumnya

    mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklik,

    diturunkan dari asam amino, biasanya terdapat

    dalam tanaman sebagai garam asam organik.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    9/54

    b. Protoalkaloid

    Protoalkaloid merupakan amin yang relatifsederhana dimana nitrogen asam amino tidak

    terdapat dalam cincin heterosiklik. Protoalkaloid

    diperoleh berdasarkan biosintesis dari asam

    amino yang bersifat basa.c. Pseudoalkaloid

    Pseudoalkaloid tidak diturunkan dari prekursor

    asam amino. Senyawa ini biasanya bersifat

    basa. Ada dua alkaloid yang penting dalam

    kelompok ini yaitu alkaloid steroidal dan purin.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    10/54

    Kegunaan Alkaloid

    1. Hasil buangan nitrogen seperti urea dan asam urat

    hewan.

    2. Sebagai tendon penyimpanan nitrogen meskipun banyak

    alkaloid ditimbun dan tidak mengalami metabolisme.

    3. Melindungi tumbuhan dari serangan parasit atau

    pemangsa tumbuhan.

    4. Pengatur tumbuh, ada sebagian alkaloid yang

    merangsang perkecambahan dan ada sebagian yang

    menghambat.

    5. Dapat mengganti basa mineral dalam mempertahankan

    kesetimbangan ion dalam tumbuhan.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    11/54

    Isolasi dan Identifikasi Alkaloid

    Isolasi Alkaloid

    Melalui metode ekstraksi antara lain :

    1. Sokletasi

    Ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru,

    menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi

    konstan dengan adanya pendingin balik (kondensor).

    Sampel disimpan dalam alat soxhlet dan tidak dicampur

    langsung dengan pelarut dalam wadah yang di

    panaskan, yang dipanaskan hanyalah pelarutnya,pelarut terdinginkan dalam kondensor dan pelarut dingin

    inilah yang selanjutnya mengekstraksi sampel.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    12/54

    Prinsip sokletasi :

    Penarikan komponen kimia yg dilakukan dengan

    penempatan serbuk simplisia dalam klonsong yang telahdilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari

    dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap

    dan dikondensasikan oleh kondensor menjadi molekul-

    molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong

    menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairanpenyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan

    akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa

    kapiler hingga terjadi sirkulasi.

    Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidakberwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi

    telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh

    dikumpulkan dan dipekatkan.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    13/54

    Keuntungan metode ini adalah :

    a. Dapat digunakan untuk sampel dengantekstur yang lunak dan tidak tahan

    terhadap pemanasan secara langsung.

    b. Digunakan pelarut yang lebih sedikitc. Pemanasannya dapat diatur

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    14/54

    Kerugian metode ini adalah:

    a. Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul

    pada wadah di sebelah bawah terus-menerusdipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi

    peruraian oleh panas.

    b. Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan

    melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga

    dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan

    volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.

    c. Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok

    untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang

    terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena seluruhalat yang berada di bawah kondensor perlu berada pada

    temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    15/54

    Alat Soklet

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    16/54

    2. Refluks

    Ekstraksi dengan pelarut pada temperaturtitik didihnya, selama waktu tertentu dan

    jumlah pelarut yang relatif konstan dengan

    adanya pendingin balik. Ekstraksi refluks digunakan untuk

    mengektraksi bahan-bahan yang tahan

    terhadap pemanasan.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    17/54

    Prinsip refluks:

    Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan carameletakkan sampel ke dalam labu alas bulat bersama-

    sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap

    cairan penyari terkondensasi pada kondensor menjadi

    molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali

    menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel

    yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya

    berlangsung secara berkesinambungan sampai

    penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan

    sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperolehdikumpulkan dan dipekatkan.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    18/54

    Keuntungan metode ini adalah :

    Digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar

    dan tahan pemanasan langsung.

    Kerugian metode ini adalah :

    Membutuhkan volume total pelarut yang

    besar dan sejumlah manipulasi darioperator.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    19/54

    Alat Refluks

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    20/54

    Identifikasi Alkaloid

    Identifikasi alkaloid dapat dilakukan dengan

    reaksi-reaksi berikut :

    a. Reaksi Pengendapan

    1. Reaksi Dragendorf

    Pereaksi dragendorf mengandung bismut nitrat

    dan merkuri klorida dalam nitrit berair. Ketika

    suatu alkaloid ditambahkan pereaksi dragendorfmaka akan menghasilkan endapan jingga.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    21/54

    2. Reaksi Mayer

    Pereaksi mayer mengandung kalium iodida danmerkuri klorida. Ketika sampel ditambah

    pereaksi meyer maka akan timbul endapan

    kuning atau larutan kuning bening lalu ditambah

    alkohol endapannya larut.Tidak semua alkaloid mengendap dengan reaksi

    mayer. Pengendapan yang terjadi akibat reaksi

    mayer bergantung pada rumus bangun

    alkaloidnya.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    22/54

    3. Reaksi Bouchardat

    Pereaksi bouchardat mengandung kalium

    iodida dan iod. Sampel ditambah pereaksi

    bouchardat menghasilkan endapan coklat

    merah lalu ditambah alkohol endapannya

    larut.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    23/54

    b. Reaksi Warna

    1. Reaksi dengan asam kuat

    Asam kuat seperti H2SO4 pekat dan HNO3pekatmenghasilkan warna kuning atau merah.

    2. Reaksi Marquis

    Pereaksi marquis mengandung formaldehid (1 bagian)

    dan H2SO4 pekat (9 bagian). Sampel ditambah pereaksimarquis akan menghasilkan warna jingga.

    3. Reaksi Warna AZO

    Sampel ditambah diazo A (4 bagian) dan diazo B (1

    bagian), ditambah NaOH, dipanaskan lalu ditambahamyl alkohol menghasilkan warna merah.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    24/54

    Alkaloid terdiri dari beberapa jenis. Untuk

    identifikasi jenis alkaloid lainnya bisa

    menggunakan reaksi berikut diantaranya :

    Reaksi untuk alkaloid benzil isokuinolon

    contohnya morfin

    1. Reaksi Frohde

    Pereaksi frohde mengandung larutan 1%

    NH4molibdat dalam H2SO4 pekat. Sampel

    ditambah pereaksi frohde menghasilkanwarna kuning kehijauan.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    25/54

    2. Reaksi Mandelin

    Pereaksi mandelin mengandung amoniumvanadat dalam air ditambah H2SO4 pekat.

    Sampel ditambah pereaksi mandelin berwarna

    kuning kehijauan.

    Selain itu, identifikasi alkaloid bisa juga dengan

    menggunakan pereaksi erlich (p-dimetilamino

    benzaldehide yang diasamkan) memberikan

    warna biru atau abu-abu hijau untuk alkaloid

    ergot.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    26/54

    Metode Sokletasi

    Bahan :

    Sampel, petroleum eter, kloroform, metanol

    80%, larutan amonia 10%, Al2O3.

    Cara kerja:

    1. Ditimbang sampel kemudian dibungkus dengan

    kertas saring dan dimasukkan ke dalam alat

    soxhlet.2. Ditambahkan pelarut petroleum eter melalui

    mulut soxhlet yang sebelumnya sudah

    terpasang tegak lurus, sehingga terjadi

    pengaliran kedalam labu pemanas.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    27/54

    3. Dilakukan soxhletasi kemudian ekstrak hasil soxhletasi

    didinginkan dan disaring dengan kertas

    saring yang terpasang pada corong.4. Ampas dari penyaringan diangin-anginkan untuk

    menghilangkan pelarut. Ampas diekstraksi kembali

    dengan pelarut yaitu kloroform dan metanol 80%.

    Ekstraksi dengan kloroform diperoleh ekstrak kloroform

    dan ampasnya yang telah diangin-anginkan diekstrak

    lagi dengan metanol 80% hingga diperoleh ekstrak

    metanol dan ampas.

    5. Ekstrak kloroform dipekatkan, lalu diambil sebagai

    bahan penjaringan alkaloid dengan menambahkan

    larutan amonia 10% dan Al2O3, diaduk selama beberapa

    menit.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    28/54

    6. Campuran yang diperoleh dimasukkan ke dalam

    kolom selanjutnya dialiri dengan kloroform. Eluat

    yang diperoleh ditampung untuk uji warnadengan penambahan pereaksi dragendorf.

    Apabila reaksi positif, eluat dipergunakan

    sebagai sampel untuk KLT.

    Begitu juga dengan ekstrak metanol dipekatkan,

    ditambah larutan ammonia sambil diaduk.

    Dipanaskan pada suhu 60C di atas penangas

    air, kemudian disaring dalam keadaan panas.Filtrat yang diperoleh digunakan untuk uji warna

    dengan penambahan pereaksidragendorf.

    Apabila reaksi positif, filtrat digunakan untuk

    sampel KLT dan kromatografi kolom.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    29/54

    Metode Refluks

    Alat :

    Labu alas bulat, kondensor spiral, selang masuk

    selang keluar, sirkulator, heat mantel, kertas

    saring, corong, cawan porselin, waterbath,batang pengaduk, vial.

    Bahan :

    Sampel, etanol 70%, air, asam klorida

    Cara kerja :

    1. Dimasukkan sampel didalam labu alas bulat

    bersama-sama dengan pelarut etanol lalu

    dipanaskan.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    30/54

    2. Uap-uap cairan penyari terkondensasi pada

    kondensor menjadi molekul-molekul cairan

    penyari yang akan turun kembali menuju labualas bulat. Pergantian pelarut dilakukan 3 kali

    setiap 3 sampai 4 jam.

    3. Kemudian diperolehlah filtrat dan residu.Setelah dingin dan disaring, residu dicuci

    dengan etanol dan kumpulan filtrat diuapkan.

    4. Residu yang tertinggal dilarutkan kedalam air,

    lalu disaring dan diasamkan dengan asamklorida.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    31/54

    5. Alkaloid diendapkan dengan pereaksi

    mayer. Bila hasil tes positif, maka dites

    kembali dengan cara membasakan larutan

    yang bersifat asam, kemudian alkaloid

    diekstrak kembali ke dalam larutan asam.

    Jika larutan asam ini menghasilkanendapan dengan pereaksi tersebut maka

    tanaman ini mengandung alkaloid.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    32/54

    Pemurnian Alkaloid

    Hasil ekstraksi kloroform dipekatkan sampai

    terbentuk krud. Krud yang diperoleh dilakukan

    identifikasi dengan kromatografi lapis tipis untuk

    mengetahui jumlah komponennya. Untuk tahap selanjutnya dilakukan pemisahan

    lebih lanjut sampai didapatkan kristal. Kristal

    yang diperoleh diidentifikasi dengan

    spektrofotometer, titik leleh, dan kromatografilapis tipis.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    33/54

    Karakterisasi Alkaloid

    Ekstrak kloroform diuapkan sampai didapatkan

    krud, kemudian dilarutkan dalam aseton dan

    ditambahkan air tanpa dilakukan pengadukan.

    Hasil penambahan air menimbulkan kristal padalapisan bawah kemudian dilakukan rekristalisasi

    dengan berbagai pelarut.

    Hasil rekristalisasi yang terbaik dengan

    menggunakan pelarut metanol : air (4:1)menghasilkan kristal berwarna jarum putih.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    34/54

    Penentuan Kemurnian Dengan

    Kromatografi Lapis Tipis

    Pemurnian menggunakan kromatografi lapis

    tipis dengan fase diam silika gel dan berbagai

    fase gerak, serta menggunakan lampu UV

    sebagai penampak noda. Bila berbagai fase gerak menunjukkan noda

    tunggal, maka komponen dapat dinyatakan

    sudah murni dan penampak noda digunakan

    pereaksi Dragendroft, menunjukkan nodatunggal merah bata, ini menunjukkan kristal

    yang diperoleh sudah satu komponen.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    35/54

    Contoh gambar hasil kromatografi lapis tipis ekstrak

    kloform dengan fase diam silika gel G dan fase gerak

    metanol- etol asetat (4:1)

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    36/54

    Contoh gambar hasil kromatografi lapis tipis kristal

    alkaloid dengan fase diam silika gel G dan fase gerak

    kloroform

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    37/54

    Contoh gambar hasil kromatografi lapis tipis kristal

    alkaloid fase diam silika gel G dan fase gerak aseton

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    38/54

    Contoh gambar hasil kromatografi lapis tipis kristal

    alkaloid fase diam silika gel G dan fase gerak metanol

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    39/54

    Identifikasi Alkaloid

    Filtrat yang diperoleh dari hasil soxhletasi

    diidentifikasi dengan penambahan pereaksi

    dragendorf. Sedangkan filtrat yang diperoleh

    dari hasil refluks diidentifikasi denganpenambahan pereaksi mayer.

    Identifikasi Bisa dilakukan dengan 3 cara, yaitu :

    1.Berdasarkan Sifat fisika suatu senyawa

    2. Berdasarkan Sifat kimia (melibatkan reaksi

    kimia)

    3. Berdasarkan Sifat fisiko kimia

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    40/54

    1) Identifikasi senyawa berdasarkan Sifat

    fisika Suhu, organoleptis, Viskositas, dan

    sebagainya.

    2) Berdasarkan Sifat kimia (melibatkanreaksi kimia), yaitu dengan bermacam-

    macam reaksi kimia, diantaranya :

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    41/54

    a. Reaksi Pengendapan

    1. Reaksi Dragendorf Alat : Tabung reaksi, spatula, pipet tetes,

    penjepit.

    Bahan : Sampel, pereaksi dragendorf (bismut

    nitrat, merkuri klorida dalam nitrit berair).

    Cara kerja :

    Sampel ditambah pereaksi dragendorf terbentuk

    endapan jingga.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    42/54

    2. Reaksi Mayer

    Alat : Tabung reaksi, spatula, pipet tetes,penjepit.

    Bahan : Sampel, pereaksi meyer (kalium

    iodida, merkuri klorida), alkohol.

    Cara kerja :

    1. Sampel ditambah pereaksi meyer terbentuk

    endapan kuning atau larutan kuning bening.2. Ditambah alkohol endapannya larut.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    43/54

    3. Reaksi Bouchardat

    Alat : Tabung reaksi, spatula, pipet tetes,penjepit.

    Bahan : Sampel, pereaksi bauchardat (kalium

    iodida, iood), alkohol.

    Cara kerja :

    1. Sampel ditambah pereaksi bauchardat

    terbentuk endapan coklat merah.

    2. Ditambah alkohol endapannya larut.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    44/54

    b. Reaksi Warna

    1. Reaksi dengan asam kuat

    Alat : Tabung reaksi, spatula, pipet tetes,

    penjepit.

    Bahan : Sampel, H2SO4 pekat dan HNO3 pekat.

    Cara kerja :

    Sampel ditambah H2SO4 pekat danHNO3terbentuk warna kuning atau merah.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    45/54

    2. Reaksi Marquis

    Alat : Tabung reaksi, spatula, pipet tetes,penjepit.

    Bahan : Sampel, pereaksi marquis (formaldehid,

    H2SO

    4pekat).

    Cara kerja :

    Sampel ditambah pereaksi marquis terbentuk

    warna jingga.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    46/54

    3. Reaksi Warna AZO

    Alat : Tabung reaksi, spatula, pipet tetes,penjepit, hot plate, beker glass.

    Bahan : Sampel, diazo A, diazo B, NaOH, amyl

    alkohol, air.

    Cara kerja :

    1. Sampel ditambah diazo A dan diazo B.

    2. Ditambah NaOH lalu dipanaskan.

    3. Ditambah amyl alkohol menghasilkan warna

    merah.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    47/54

    3) Berdasarkan Sifat fisiko kimia

    Identifikasi dengan Spektroskopi UV Vis,FTIR, LC-MS, X-ray, dan NMR.

    Isolat alkaloid murni kemudian dianalisis

    menggunakan spektrofotometer UV-Vis, FTIR,

    dan LC-MS.

    Sebagai contoh, hasil spektrum UV-Vis, FTIR,

    dan LC-MS dari penelitian yang dilakukan oleh

    Yazid Mrtadlo,dkk (2013), sebagai berikut :

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    48/54

    Gambar Spektra UV-Vis isolat alkaloid daun tempuyung

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    49/54

    Contoh gambar Spektogram FTIR isolat alkaloid daun

    tempuyung

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    50/54

    Contoh gambar spektrogram LC-MS.isolat alkaloid daun

    tempuyung

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    51/54

    Kesimpulan

    Alkaloida adalah senyawa yang mengandung

    sebuah atom nitrogen yang bersifat basa lemah,

    mempunyai cincin nitrogen heterosiklik karena

    itu dapat larut dalam asam-asam sertamembentuk garamnya dan umumnya

    mempunyai aktifitas fisiologis yang baik

    terhadap manusia ataupun hewan.

    Alkaloid umumnya bersifat tidak larut dalam airdan larut dalam kloroform, eter dan pelarut

    organik lain, kecuali dalam bentuk garamnya.

    Alkaloid mempunyai rasa pahit.

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    52/54

    Isolasi alkaloid dapat dilakukan dengan cara

    ekstraksi yaitu dengan cara soxhletasi dan

    refluks.

    Sedangkan identifikasinya dapat dilakukandengan cara direaksikan dengan pereaksi

    dragendorf, mayer dan bouchardat.

    Ff i d id/RPKPS/M t d k t k i df

  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    53/54

    Ffarmasi.unand.ac.id/RPKPS/Metoda_ekstraksi.pdf.

    Diakses tanggal 13 Maret 2014.

    Graviti. 2010. Ekstraksi Lemak Kasar Menggunakan Soxhlet

    Extractor.http://eskariachandra.wordpress.com/2010/03/04/soklet/. Diakses tanggal 11 Maret 2014.

    Hamdani, S. 2012. Metode Ekstraksi.

    http://catatankimia.com/catatan/metoda-ekstraksi.html.

    Diakses tanggal 10 Maret 2014.

    Meronda, Rahma. 2009. Isolasi dan Identifikasi Alkaloid.http://rgmaisyah.files.wordpress.com/2009/10/tgs-

    fito_alkaloid.pdf. Diakses tanggal 10 Maret 2014.

    Mj, Hudspith dan Evans RM. 2009. Pharmacopoeilal and

    Related Drugs Of BiologicalOrigin.http.academia.idu/5971646/evans_978-0-7022933-

    2. Diakses tanggal 12 Maret 2014.

    http://eskariachandra.wordpress.com/2010/03/04/soklet/http://eskariachandra.wordpress.com/2010/03/04/soklet/http://catatankimia.com/catatan/metoda-ekstraksi.htmlhttp://rgmaisyah.files.wordpress.com/2009/10/tgs-fito_alkaloid.pdfhttp://rgmaisyah.files.wordpress.com/2009/10/tgs-fito_alkaloid.pdfhttp://rgmaisyah.files.wordpress.com/2009/10/tgs-fito_alkaloid.pdfhttp://rgmaisyah.files.wordpress.com/2009/10/tgs-fito_alkaloid.pdfhttp://rgmaisyah.files.wordpress.com/2009/10/tgs-fito_alkaloid.pdfhttp://catatankimia.com/catatan/metoda-ekstraksi.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/metoda-ekstraksi.htmlhttp://catatankimia.com/catatan/metoda-ekstraksi.htmlhttp://eskariachandra.wordpress.com/2010/03/04/soklet/http://eskariachandra.wordpress.com/2010/03/04/soklet/
  • 7/26/2019 Kuliah 1 Isolasi Alkaloid

    54/54

    Murtadlo, Yazid. 2013. ISOLASI, IDENTIFIKASI SENYAWA

    ALKALOID TOTAL DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis

    Linn) DAN UJI SITOTOKSIK DENGAN METODE BSLT (Brine

    Shrimp Lethality Test). Semarang : UniversitasDiponegoro. ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/kimia

    /article/view/1956. Diakses tanggal 25 Maret 2014.

    Pranata, F. Sinung. 2012. Isolasi Alkaloid dari Bahan Alam

    (Alkaloid Insulation of Natural Materials).Yogyakarta : Fakultas

    Biologi Universitas Atma Jaya.http://yustikaforict.files.wordpress.com/2012/12/jurnal-5.pdf.

    Diakses tanggal 11 Maret 2014.

    Wijaksono, Aris. 1989. Isolasi Alkaloid dari Akar Tuba Biji

    (Anamirta cocculus L). Surabaya: IntitutTeknologi Nopember.http://digilib.its.ace.id/public/ITS-

    undergraduate-21984-1841 400034-

    cover.pdf. Diakses tanggal 8 maret 2014.

    http://yustikaforict.files.wordpress.com/2012/12/jurnal-5.pdfhttp://digilib.its.ace.id/public/ITS-undergraduate-21984-1841%20400034-%20cover.pdfhttp://digilib.its.ace.id/public/ITS-undergraduate-21984-1841%20400034-%20cover.pdfhttp://digilib.its.ace.id/public/ITS-undergraduate-21984-1841%20400034-%20cover.pdfhttp://digilib.its.ace.id/public/ITS-undergraduate-21984-1841%20400034-%20cover.pdfhttp://digilib.its.ace.id/public/ITS-undergraduate-21984-1841%20400034-%20cover.pdfhttp://digilib.its.ace.id/public/ITS-undergraduate-21984-1841%20400034-%20cover.pdfhttp://digilib.its.ace.id/public/ITS-undergraduate-21984-1841%20400034-%20cover.pdfhttp://digilib.its.ace.id/public/ITS-undergraduate-21984-1841%20400034-%20cover.pdfhttp://digilib.its.ace.id/public/ITS-undergraduate-21984-1841%20400034-%20cover.pdfhttp://digilib.its.ace.id/public/ITS-undergraduate-21984-1841%20400034-%20cover.pdfhttp://digilib.its.ace.id/public/ITS-undergraduate-21984-1841%20400034-%20cover.pdfhttp://digilib.its.ace.id/public/ITS-undergraduate-21984-1841%20400034-%20cover.pdfhttp://digilib.its.ace.id/public/ITS-undergraduate-21984-1841%20400034-%20cover.pdfhttp://yustikaforict.files.wordpress.com/2012/12/jurnal-5.pdfhttp://yustikaforict.files.wordpress.com/2012/12/jurnal-5.pdfhttp://yustikaforict.files.wordpress.com/2012/12/jurnal-5.pdf