15
Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama “Peningkatan Ketahanan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global”Malang, 17 Mei 2017 79 KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR Ida Nuraini Universitas Muhammadiyah Malang [email protected] Abstract Pertumbuhan ekonomi telah lama dijadikan sebagai indikator keberhasilan pembangunan ekonomi. Namun demikian, yang sering terjadi adalah tingginya pertumbuhan ekonomi yang tidak diikuti dengan pemerataan pendapatan. Oleh sebab itu perlu adanya pengembangan konsep pembangunan ekonomi yang tidak hanya memakai indikator pertumbuhan ekonomi tetapi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang memasukkan dimensi pemerataan pendapatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan dan menganalisis daerah kabupaten/kota di Jawa Timur berdasar konsep pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yaitu yang mempertimbangkan adanya pemerataan pendapatan. Berdasar perhitungan menggunakan Indeks Williamson (IW) yang dimodifikasi dan data tahun 2012-2015, Kota Surabaya merupakan kota yang tingkat ketimpangan pendapatannya tertinggi dengan nilai IW mencapai 0,19. Sementara itu Kab. Bojonegoro, Kab. Tuban, Kota Blitar, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Madiun dan Kota Batu merupakan derah yang ketimpangan pendapatannya paling rendah (IW = 0,00). Dari analisis Typology Klassen dapat disimpulkan bahwa 15 Kabupaten / Kota yang tergolong Daerah Maju dan Tumbuh dengan Pesat (Pertumbuhan ekonominya tinggi dan ketimpangan pendapatannya rendah). Sementara itu Daerah Maju tapi Tertekan (pertumbuhan ekonominya rendah dan ketimpangan pendapatannya rendah) terdiri dari 17. Daerah Berkembang Pesat (pertumbuhan ekonominya tinggi dan ketimpangan pendapatannya tinggi) terdiri dari 4 Kabupaten / Kota. Sedangkan Daerah Relative Tertinggal (pertumbuhan ekonominya rendah dan ketimpangan pendapatannya tinggi) terdiri dari 2 Kabupaten / Kota yaitu Kabupaten Kediri dan Kota Kediri. Secara umum dapat disimpulkan bahwa Kabupaten/Kota di Jawa Timur belum memiliki kualitas pertumbuhan ekonomi yang baik karena belum semua wilayah kabupaten/kota memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan disparitas pendapatan yang belum merata. Tapi secara nasional Jawa Timur sudah dikatakan berhasil dalam distribusi pendapatan. Keyword: Kualitas Pertumbuhan Ekonomi, Distribusi Pendapatan, Pembangunan Ekonomi, Jawa Timur. PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi hingga kini masih digunakan sebagai indikator kemajuan perekonomian secara agregat. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan peningkatan dalam produksi barang maupun jasa dalam suatu perekonomian, sehingga pertumbuhan ekonomi ini merupakan salah satu indikator penting di dalam melakukan suatu analisis pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 1990-1994 menduduki peringkat 9 dari 93 negara, dan tahun 2005- 2011 menduduki peringkat 5. Namun perlu dicermati apakah tingginya pertumbuhan ekonomi atau kemajuan perekonomian di suatu negara bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat? Bisa jadi

KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH · PDF filePertumbuhan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan ... Rendahnya mobilitas sosial. ... antara tingkat investasi dengan laju pertumbuhan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH · PDF filePertumbuhan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan ... Rendahnya mobilitas sosial. ... antara tingkat investasi dengan laju pertumbuhan

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama “Peningkatan Ketahanan Ekonomi

Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global”Malang, 17 Mei 2017

79

KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR

Ida Nuraini Universitas Muhammadiyah Malang

[email protected]

Abstract

Pertumbuhan ekonomi telah lama dijadikan sebagai indikator keberhasilan pembangunan ekonomi.

Namun demikian, yang sering terjadi adalah tingginya pertumbuhan ekonomi yang tidak diikuti

dengan pemerataan pendapatan. Oleh sebab itu perlu adanya pengembangan konsep pembangunan

ekonomi yang tidak hanya memakai indikator pertumbuhan ekonomi tetapi pertumbuhan ekonomi

yang berkualitas yang memasukkan dimensi pemerataan pendapatan. Tujuan penelitian ini adalah

untuk memetakan dan menganalisis daerah kabupaten/kota di Jawa Timur berdasar konsep

pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yaitu yang mempertimbangkan adanya pemerataan

pendapatan. Berdasar perhitungan menggunakan Indeks Williamson (IW) yang dimodifikasi dan data

tahun 2012-2015, Kota Surabaya merupakan kota yang tingkat ketimpangan pendapatannya tertinggi

dengan nilai IW mencapai 0,19. Sementara itu Kab. Bojonegoro, Kab. Tuban, Kota Blitar, Kota

Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Madiun dan Kota Batu merupakan derah yang

ketimpangan pendapatannya paling rendah (IW = 0,00). Dari analisis Typology Klassen dapat

disimpulkan bahwa 15 Kabupaten / Kota yang tergolong Daerah Maju dan Tumbuh dengan Pesat

(Pertumbuhan ekonominya tinggi dan ketimpangan pendapatannya rendah). Sementara itu Daerah

Maju tapi Tertekan (pertumbuhan ekonominya rendah dan ketimpangan pendapatannya rendah)

terdiri dari 17. Daerah Berkembang Pesat (pertumbuhan ekonominya tinggi dan ketimpangan

pendapatannya tinggi) terdiri dari 4 Kabupaten / Kota. Sedangkan Daerah Relative Tertinggal

(pertumbuhan ekonominya rendah dan ketimpangan pendapatannya tinggi) terdiri dari 2 Kabupaten /

Kota yaitu Kabupaten Kediri dan Kota Kediri. Secara umum dapat disimpulkan bahwa

Kabupaten/Kota di Jawa Timur belum memiliki kualitas pertumbuhan ekonomi yang baik karena

belum semua wilayah kabupaten/kota memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan disparitas

pendapatan yang belum merata. Tapi secara nasional Jawa Timur sudah dikatakan berhasil dalam

distribusi pendapatan.

Keyword: Kualitas Pertumbuhan Ekonomi, Distribusi Pendapatan, Pembangunan Ekonomi, Jawa

Timur.

PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi hingga kini masih digunakan sebagai indikator kemajuan

perekonomian secara agregat. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan peningkatan dalam produksi

barang maupun jasa dalam suatu perekonomian, sehingga pertumbuhan ekonomi ini merupakan salah

satu indikator penting di dalam melakukan suatu analisis pembangunan ekonomi. Pertumbuhan

ekonomi Indonesia pada tahun 1990-1994 menduduki peringkat 9 dari 93 negara, dan tahun 2005-

2011 menduduki peringkat 5. Namun perlu dicermati apakah tingginya pertumbuhan ekonomi atau

kemajuan perekonomian di suatu negara bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat? Bisa jadi

Page 2: KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH · PDF filePertumbuhan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan ... Rendahnya mobilitas sosial. ... antara tingkat investasi dengan laju pertumbuhan

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama “Peningkatan Ketahanan Ekonomi

Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global”Malang, 17 Mei 2017

80

pertumbuhan ekonomi yang tinggi justru mengakibatkan semakin besarnya ketimpangan pendapatan

masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur berdasar data dari Badan Pusat Statistik Jawa Timur

hingga triwulan I tahun 2016 sebesar 5,34%. Pada triwulan yang sama tahun sebelumnya hanya

sebesar 5,05%. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang tinggi tersebut sebagian besar didorong oleh

3 sektor utama yaitu sektor pertanian, sektor industri manufaktur, sektor perdagangan, hotel dan

restoran. Pertumbuhan ekonomi tersebut kelihatan tidak merata antar sektor. Sektor yang mengalami

pertumbuhan cepat (dia atas 6%) seperti sektor industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, sektor

bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi serta keuangan, persewaan

dan jasa. Sektor bangunan memiliki pertumbuhan tertinggi yaitu 8,98%. Sektor pertanian memiliki

peringkat pertumbuhan terendah yaitu 0,88% dan mengalami perlambatan hingga 0,26% pada tahun

2014.

Pertumbuhan ekonomi harusnya mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat, namun

syaratnya adalah bahwa pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto harus dibarengi dengan

pengendalian laju inflasi. Pertumbuhan ekonomi yang tidak dibarengi dengan pertumbuhan inflasi

akan menurunkan kesejahteraan masyarakat karena tingkat pendapatan tidak mampu mengimbangi

kenaikan harga-harga yang dicerminkan dari naiknya tingkat inflasi. Tahun 2009 inflasi Jawa Timur

sebesar 3,62% dan menjadi 7,59% pada tahun 2013 yang hal ini lebih besar daripada angka

pertumbuhan ekonomi yang hanya sebesar 5,78%.

Pertumbuhan ekonomi yang mencerminkan kesejahteraan masyarakat harus tercermin pada

tingkat kemiskinan yang ada di daerah tersebut. Jumlah penduduk miskin di Jawa Timur jika dilihat

dari data antar Kabupate/Kota adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Penduduk Miskin Jawa Timur

No Kabupaten/Kota Penduduk

miskin (000)

Persentase

Penduduk

miskin

Garis Kemiskinan

Rp/Kap/Bln

1 Pacitan 88,90 16,18 220.810

2 Ponorogo 99,90 11,53 247.368

3 Trenggalek 90,00 13,10 250.666

4 Tulungagung 89,00 8,75 277.707

5 Blitar 116,70 10,22 244.382

6 Kediri 196,80 12,77 251.547

7 Malang 280,30 11,07 254.380

8 Lumajang 120,70 11,75 234,728

9 Jember 270,40 11,28 267.962

10 Banyuwangi 147,70 9,29 285.004

11 Bondowoso 111,90 14,76 299.819

12 Situbondo 87,70 13,15 246.483

13 Probolinggo 231,90 20,44 340.539

14 Pasuruan 170,70 10,86 283.327

Page 3: KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH · PDF filePertumbuhan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan ... Rendahnya mobilitas sosial. ... antara tingkat investasi dengan laju pertumbuhan

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama “Peningkatan Ketahanan Ekonomi

Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global”Malang, 17 Mei 2017

81

No Kabupaten/Kota Penduduk

miskin (000)

Persentase

Penduduk

miskin

Garis Kemiskinan

Rp/Kap/Bln

15 Sidoarjo 133,80 6,40 346.536

16 Mojokerto 113,30 10,56 293.609

17 Jombang 133,50 10,80 301.162

18 Nganjuk 136,50 13,14 308.506

19 Madiun 81,20 12,04 265.310

20 Magetan 74,00 11,80 289.403

21 Ngawi 123,20 14,88 348.888

22 Bojonegoro 190,90 15,48 305.174

23 Tuban 191,10 16,64 272.900

24 Lamongan 186,10 15,68 266.953

25 Gresik 166,90 13,41 270.890

26 Bangkalan 212,20 22,38 366,788

27 Sampang 239,60 25,80 319.177

28 Pamekasan 148,80 17,74 381.400

29 Sumenep 218,90 20,49 383.673

30 Kota Kediri 22,10 7,95 328.250

31 Kota Blitar 9,80 7,15 338,609

32 Kota Malang 40,60 4,80 393,151

33 Kota Probolinggo 19,00 8,37 355,317

34 Kota Pasuruan 14,20 7,34 328,648

35 Kota Mojokerto 8,00 6,42 328,250

36 Kota Madiun 8,50 4,86 338,609

37 Kota Surabaya 164,40 5,79 393,151

38 Kota Batu 9,10 4,59 355,317

Jatim 4748,40 12,28 0,45

Sumber: BPS Jatim

Tidak meratanya jumlah penduduk miskin di Jawa Timur mencerminkan belum adanya

tingkat pemerataan pendapatan di masyarakat walaupun pertumbuhan ekonomi Jawa Timur cukup

tinggi. Demikian pula dengan tingkat produktivitas tenaga. Sektor pertanian memiliki tingkat

produktivitas tenaga kerja yang paling rendah dibanding sektor-sektor lainnya (Ida Nuraini:2008).

Oleh karena itu perlu adanya perubahan paradigma indikator pembangunan ekonomi dari

pertumbuhan ekonomi yang hanya menghitung perubahan produk domestik bruto (PDB) menjadi

paradigma pertumbuhan ekonomi yang menambahkan indikator lain seperti indikator pemerataan

pendapatan.Penulis juga perlu menyampaikan tujuan penelitian penelitian secara jelas serta manfaat

(optional) dilakukan penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan Ekonomi

Page 4: KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH · PDF filePertumbuhan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan ... Rendahnya mobilitas sosial. ... antara tingkat investasi dengan laju pertumbuhan

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama “Peningkatan Ketahanan Ekonomi

Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global”Malang, 17 Mei 2017

82

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran

masyarakat meningkat. Dengan demikian untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang

dicapai perlu dihitung pendapatan nasional riil menurut harga tetap yaitu pada harga-harga yang

berlaku ditahun dasar yang dipilih. Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan

suatu perekonomian (Sukirno, 1991).

Penilaian mengenai cepat atau lambatnya pertumbuhan ekonomi haruslah dibandingkan

dengan pertumbuhan di masa lalu dan pertumbuhan yang dicapai oleh daerah lain (Sukirno, 1994).

Dengan kata lain, suatu daerah dapat dikatakan mengalami pertumbuhan yang cepat apabila dari tahun

ke tahun mengalami kenaikan yang cukup berarti. Sedangkan dikatakan mengalami pertumbuhan yang

lambat apabila dari tahun ke tahun mengalami penurunan atau fluktuatif.

Smith, David Ricardo, Thomas Robert Malthus dan John Straurt Mill, maupun ekonomneo

klasik, Robert Solow dan TrevorSwan, mengemukakan bahwa pada dasarnya ada empat faktor yang

mempengaruhi pertumbuhanekonomi yaitu (1) jumlah penduduk,(2) jumlah stok barang modal, (3)

luas tanah dan kekayaan alam, dan (4) tingkat teknologi yang digunakan (Sukirno, 1985; 275). Suatu

perekonomian dikatakan mengalamipertumbuhan atau berkembang apabila tingkat kegiatan ekonomi

lebih tinggi dari pada apa yang dicapai pada masa sebelumnya.

Kuznets memberikan enam ciri pertumbuhan yang muncul dalam analisis yang didasarkan

pada produk nasional dan komponennya, dimana ciri-ciri tersebut seringkali terkait satu sama lain

dalam hubungan sebab akibat (Jinghan, 1993). Keenam ciri tersebut adalah :

a. Laju pertumbuhan penduduk yang cepat dan produk per kapita yang tinggi.

b. Peningkatan produktifitas yang ditandai dengan meningkatnya laju produk perkapita.

c. Laju perubahan struktural yang tinggi yang mencakup peralihan dari kegiatan pertanian ke non

pertanian, dari industri ke jasa, perubahan dalam skala unit-unit produktif dan peralihan dari

usaha-usaha perseorangan menjadi perusahaan yang berbadan hukum serta perubahan status

kerja buruh.

d. Semakin tingginya tingkat urbanisasi.

e. Ekspansi dari negara lain.

f. Peningkatan arus barang, modal dan orang antar bangsa.

Ketimpangan Distribusi Pendapatan Antar Wilayah

Page 5: KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH · PDF filePertumbuhan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan ... Rendahnya mobilitas sosial. ... antara tingkat investasi dengan laju pertumbuhan

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama “Peningkatan Ketahanan Ekonomi

Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global”Malang, 17 Mei 2017

83

Ketimpangan dalam pembagian pendapatan adalah ketimpangan dalam perkembangan

ekonomi antara berbagai daerah pada suatu wilayah yang akan menyebabkan pula ketimpangan

tingkat pendapatan perkapita antar daerah (Kuncoro, 2004).

Berbagai penelitian tentang ketimpangan antar daerah telah banyak dilakukan Kuznets (1954)

tercatat sebagai salah satu peneliti awal dalam meneliti kesenjangan. Ia meneliti kesenjangan di

berbagai negara secara cross-sectional dan menemukan pola U terbalik. Kuznets menyimpulkan

bahwa pendapatan rata-rata perkapita pada awal perkembangan negara masih rendah, dan tingkat

kesenjangan juga rendah. Ketika pendapatan rata-rata naik, maka kesenjangan juga meningkat.

Kemudian ketika pendapatan rata-rata naik lebih tinggi, maka kesenjangan akan turun kembali.

Irma Adelman dan Cynthia Taft Morris tahun 1973 menyatakan bahwa faktor penyebab

ketimpangan pendapatan di Negara sedang berkembang (Arsyad, 1997) adalah sebagai berikut :

a. Pertumbuhan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan turunnya pendapatan perkapita.

b. Inflasi. Dimana penerimaan pendapatan yang bertambah tetapi tidak diikuti secara proporsional

dengan pertumbuhan produksi barang-barang.

c. Ketidakmerataan pembangunan antar daerah.

d. Investasi yang sangat banyak dalam proyek-proyek yang padat modal (capital intensive).

e. Rendahnya mobilitas sosial.

f. Pelaksanaan kebijakan industri subtitusi impor yang menyebabkan kenaikan harga-harga barang

hasil industri untuk melindungi golongan kapitalis.

g. Memburuknya nilai tukar bagi mata uang negara sedang berkembang dalam perdagangan

dengan negara maju sebagai akibat tidak elastisnya barang-barang ekspor dari negara sedang

berkembang.

h. Hancurnya industri-industri kerajinan rakyat seperti pertukangan, industry rumah tangga dan

lain-lain. Tambunan (2001) mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan ketimpangan

wilayah antara lain :

a. Konsentrasi kegiatan ekonomi wilayah. Semakin tinggi konsentrasi kegiatan ekonomi di

wilayah tertentu merupakan salah satu faktor yang menyebabkan ketimpangan pembangunan

antar daerah.

b. Alokasi Investasi. Berdasarkan teori Harrod-Domar yang menerangkan adanya korelasi positif

antara tingkat investasi dengan laju pertumbuhan ekonomi, dengan kata lain bahwa kurangnya

investasi disuatu wilayah akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan

masyarakat perkapita di wilayah tersebut rendah, karena tidak ada kegiatan-kegiatan ekonomi

yang produktif.

Page 6: KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH · PDF filePertumbuhan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan ... Rendahnya mobilitas sosial. ... antara tingkat investasi dengan laju pertumbuhan

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama “Peningkatan Ketahanan Ekonomi

Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global”Malang, 17 Mei 2017

84

c. Tingkat Mobilitas dan faktor-faktor produksi yang rendah antar daerah. Kurang lancarnya

mobilitas faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal bisa menyebabkan terjadinya

ketimpangan ekonomi regional.

d. Perbedaan Sumberdaya Alam antar daerah. Dasar pemikiran klasik mengatakan bahwa

pembangunan ekonomi di daerah yang kaya sumberdaya alamnya akan lebih cepat maju

dibandingkan dengan daerah yang miskin sumberdaya alam.

e. Perbedaan kondisi demografis antar wilayah. Ketimpangan ekonomi regional juga disebabkan

oleh perbedaan kondisi demografis, terutama dalam hal jumlah dan pertumbuhan penduduk,

tingkat kepadatan, pendidikan, kesehatan, disiplin masyarakat dan etos kerja. Faktor-faktor ini

mempengaruhi tingkat pembangunan dan pertumbuhan ekonomi lewat sisi permintaan dan

penawaran.

f. Kurang lancarnya perdagangan. Kurang lancarnya perdagangan antar daerah juga merupakan

unsur-unsur yang turut menciptakan terjadinya ketimpangan ekonomi regional. Ketidaklancaran

tersebut lebih disebabkan oleh keterbatasan sarana transportasi dan komunikasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Williamson (1966) menekankan pada kesenjangan antar wilayah

di dalam negara. Williamson menghubungkan kesenjangan pendapatan rata-rata antar wilayah dengan

berbagai faktor termasuk tingkat urbanisasi suatu wilayah. Dalam penelitian ini untuk menghitung

disparitas pendapatan antar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur di gunakan Indeks Williamson.

1. Tipology Klassen

Tipology Klassen merupakan alat analisis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi sektor,

subsektor, usaha, atau komoditi prioritas atau unggulan suatu daerah. Pendekatan Wilayah / Daerah

seperti yang digunakan dalam penelitian Syafrizal maka peneliti memodifikasi analisis Tipology

Klassen untuk mengetahui klasifikasi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan

ekonomi dan pendapatan atau produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita daerah. Dengan

menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata PDRB per kapita

sebagai sumbu horizontal. pendekatan wilayah dapat menghasilkan empat klasifikasi kabupaten yang

masing masing mempunyai karakteristik pertumbuhan ekonomi yang berbeda yaitu :

a. Daerah bertumbuh maju dan cepat (Rapid Growth region / Kuadran I)

Daerah maju dan cepat tumbuh (Rapid Growth Region) adalah daerah yang mengalami laju

pertumbuhan PDRB dan tingkat pendapatan per kapita yang lebih tinggi dari rata-rata seluruh daerah.

Pada dasarnya daerah-daerah tersebut merupakan daerah yang paling maju, baik dari segi tingkat

pembangunan maupun kecepatan pertumbuhan. Biasanya daerah-daerah ini merupakan merupakan

daerah yang mempunyai potensi pembangunan yang sangat besar dan telah dimanfaatkan secara baik

Page 7: KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH · PDF filePertumbuhan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan ... Rendahnya mobilitas sosial. ... antara tingkat investasi dengan laju pertumbuhan

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama “Peningkatan Ketahanan Ekonomi

Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global”Malang, 17 Mei 2017

85

untuk kemakmuran masyarakat setempat. Karena diperkirakan daerah ini akan terus berkembang

dimasa mendatang.

b. Daerah maju tapi tertekan (Retarted Region / Kuadran II)

Daerah maju tapi tertekan (Retarted Region) adalah daerah-daerah yang relatif maju tetapi

dalam beberapa tahun terakhir laju pertumbuhannya menurun akibat tertekannya kegiatan utama

daerah yang bersangkutan. Karena itu, walaupun daerah ini merupakan daerah telah maju tetapi

dimasa mendatang diperkirakan pertumbuhannya tidak akan begitu cepat, walaupun potensi

pembangunan yang dimiliki pada dasarnya sangat besar.

c. Daerah berkembang cepat (Growing Region / Kuadran III)

Daerah berkembang cepat (Growing Region) pada dasarnya adalah daerah yang memiliki

potensi pengembangan sangat besar, tetapi masih belum diolah secara baik. Oleh karena itu, walaupun

tingkat pertumbuhan ekonominya tinggi namun tingkat pendapatan per kapitanya, yang mencerminkan

tahap pembangunan yang telah dicapai sebenarnya masih relatif rendah dibandingkan dengan daerah-

daerah lain. Karena itu dimasa mendatang daerah ini diperkirakan akan mampu berkembang dengan

pesat untuk mengejar ketertinggalannya dengan daerah maju.

d. Daerah relatif tertinggal (Relatively Backward Region / Kuadran IV)

Kemudian daerah relatif tertinggal (Relatively Backward Region) adalah daerah yng mempunyai

tingkat pertumbuhan dan pendapatan per kapita yang berada dibawah rata-rata dari seluruh daerah. Ini

berarti bahwa baik tingkat kemakmuran masyarakat maupun tingkat pertumbuhan ekonomi di daerah

ini masih relatif rendah. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa didaerah ini tidak akan berkembang di masa

mendatang. Melalui pengembangan sarana dan prasarana perekonomian daerah berikut tingkat

pendidikan dan pengetahuan masyarakat setempat diperkirakan daerah ini secara bertahap akan dapat

pula mengejar ketertinggalannya (Syafrizal, 1997).

METODE

Penelitian dengan obyek 29 daerah Kabupaten dan 9 daerah Kota di Jawa Timur menggunakan

data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan PDRB per kapita tahun 2012-2015 yang

bersumber dari BPS Jawa Timur. Analisis data yang digunakan adalah :

1. Tipology Klassen, dengan analisis Tipology Klassen yang dimodifikasi digunakan untuk

memetakan daerah kabupaten/kota di Jawa Timur berdasar kualitas pertumbuhan ekonomi

dan kualitas pemerataan pendapatan. Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Tipology Klassen (dimodifikasi)

Page 8: KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH · PDF filePertumbuhan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan ... Rendahnya mobilitas sosial. ... antara tingkat investasi dengan laju pertumbuhan

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama “Peningkatan Ketahanan Ekonomi

Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global”Malang, 17 Mei 2017

86

Pertumbuhan

Ekonomi

IW

gi> gr gi< gr

IW i < IW r

(Kuadran I)

Daerah Maju dan Tumbuh

dengan Pesat

(Kuadran II)

Daerah Maju tapi

Tertekan

IW i > IW r

(Kuadran III)

Daerah yang masih dapat

Berkembang Pesat

(Kuadran IV)

Daerah Relative

Tertinggal

Sumber: Syafrizal, 1997 (dimodifikasi)

Keterangan:

gi : Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten / Kota i

gr : Pertumbuhan Ekonomi rata-rata Kabupaten / Kota di Jawa Timur

IW i : Indeks Williamson daerah Kabupaten / Kota i

IW r : Indeks Williamson rata-rata Kabupaten / Kota di JawaTimur

2. Analisis IndeksWilliamson (IW) :

IW = √∑(𝑌𝑖−𝑌)2𝑓𝑖/𝑛

𝑌

Dimana :

IW : Indeks Williamson

Yi : Pendapatan per kapita di daerah studi i

Y : Pendapatan per kapita rata-rata daerah refrensi

f i : Jumlah penduduk di daerah studi i

n : Jumlah penduduk di daerah refrensi

3. Geografi Information System

Analisis ini digunakan untuk memperjelas hasil perhitungan IW dan Typologi Klassen dengan

menggunakan peta geografi wilayah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Presentase Produk Domestik Regional Bruto yang terdiri dari 17 sektor ekonomi di Jawa

Timur dapat dilihat pada Gambar 1. Ada 3 sektor ekonomi yang mendominasi PDRB,

diantaranya adalah Industri pengolahan yang merupakan sektor dengan kontribusi terbesar pada

PDRB di Jawa Timur yaitu 29%, ranking kedua yaitu sektor Perdagangan dengan kontribusi

Page 9: KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH · PDF filePertumbuhan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan ... Rendahnya mobilitas sosial. ... antara tingkat investasi dengan laju pertumbuhan

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama “Peningkatan Ketahanan Ekonomi

Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global”Malang, 17 Mei 2017

87

18% dan disusul oleh sektor pertanian dengan kontribusi 14%. Sektor-sektor lain memiliki

kontribusi yang relative rendah.

Gambar 1. Distribusi Presentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Harga Berlaku

Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

Dilihat dari kontribusi tiap-tiap sektor tersebut maka pemerintah Propinsi Jawa Timur harus berupaya

agar sektor sektor lain yang masih rendah kontribusinya dapat ditingkatkan sehingga lebih merata

distribusinya.

2. Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Jawa Timur berdasar data tahun 2012-2015, dapat

dilihat bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi dapat dikatan baik yaitu 5,79% .

Tabel 3. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Timur

Wilayah

2012

2013

2014

2015

Rerata

Kabupaten Pacitan 6.33 5.88 5.20 5.10 5.63

Pertanian14% Pertambangan

4%

Industri Pengolahan

29%

Listrik dan Gas0%

Air, Sampah, Limbah

0%

Konstruksi9%

Perdagangan18%

Transportasi dan

Pergudangan3%

Penyediaan Akomodasi

5%

Informasi dan Komunikasi

5%

Jasa Keuangan dan Asuransi

3%Real Estat2%

Jasa Perusahaan1%

administrasi pemerintahan

2%

Jasa Pendidikan3%

Jasa Kesehatan

dan Kegiatan Sosial

1%

Jasa Lainnya

1%

Page 10: KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH · PDF filePertumbuhan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan ... Rendahnya mobilitas sosial. ... antara tingkat investasi dengan laju pertumbuhan

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama “Peningkatan Ketahanan Ekonomi

Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global”Malang, 17 Mei 2017

88

Kabupaten Ponorogo 5.98 5.14 5.21 5.24 5.39

Kabupaten Trenggalek 6.21 6.01 5.28 5.03 5.63

Kabupaten Tulungagung 6.47 6.13 5.46 4.99 5.76

Kabupaten Blitar 5.62 5.06 5.02 5.05 5.19

Kabupaten Kediri 6.11 5.82 5.32 4.88 5.53

Kabupaten Malang 6.77 5.30 6.01 5.26 5.84

Kabupaten Lumajang 6.00 5.59 5.32 4.63 5.38

Kabupaten Jember 5.83 6.06 6.20 5.33 5.85

Kabupaten Banyuwangi 7.25 6.71 5.70 6.01 6.42

Kabupaten Bondowoso 6.09 5.81 5.05 4.95 5.47

Kabupaten Situbondo 5.43 6.18 5.78 4.86 5.57

Kabupaten Probolinggo 6.44 5.15 4.90 4.76 5.31

Kabupaten Pasuruan 7.50 6.95 6.74 5.38 6.64

Kabupaten Sidoarjo 7.26 6.89 6.44 5.24 6.46

Kabupaten Mojokerto 7.25 6.56 6.45 5.65 6.48

Kabupaten Jombang 6.15 5.93 5.42 5.35 5.71

Kabupaten Nganjuk 5.85 5.40 5.11 5.18 5.38

Kabupaten Madiun 6.12 5.67 5.34 5.26 5.60

Kabupaten Magetan 5.79 5.86 5.10 5.17 5.48

Kabupaten Ngawi 6.63 5.50 5.82 5.08 5.76

Kabupaten Bojonegoro 3.77 2.37 2.29 17.43 6.46

Kabupaten Tuban 6.29 5.86 5.46 4.89 5.62

Kabupaten Lamongan 6.93 6.93 6.30 5.77 6.48

Kabupaten Gresik 6.92 6.04 7.04 6.58 6.65

Kabupaten Bangkalan -1.42 0.19 7.20 -2.67 0.82

Kabupaten Sampang 5.78 6.53 0.08 2.07 3.62

Kabupaten Pamekasan 6.26 6.09 5.62 5.32 5.83

Kabupaten Sumenep 9.96 14.45 6.23 1.27 7.98

Kota Kediri 5.27 3.52 5.85 5.36 5.00

Kota Blitar 6.55 6.49 5.89 5.67 6.15

Kota Malang 6.26 6.20 5.80 5.61 5.97

Kota Probolinggo 6.48 6.47 5.94 5.86 6.19

Kota Pasuruan 6.30 6.52 5.70 5.53 6.01

Kota Mojokerto 6.06 6.22 5.83 5.72 5.96

Kota Madiun 6.84 7.68 6.63 6.14 6.82

Kota Surabaya 7.35 7.58 6.96 5.97 6.97

Kota Batu 7.26 7.29 6.90 6.70 7.04

Rata-rata Jatim 6.21 6.05 5.59 5.31 5.79

Sumber:PDRB Provinsi Jawa Timur (diolah)

Pertumbuhan ekonomi rata-rata Jawa Timur yang tinggi seperti pada tabel di atas secara umum dapat

dikatakan baik, namun kalau dilihat dari penyebarannya antar kabupaten dan kota belum dapat

dikatakan baik karena ada beberapa kabupaten yang pertumbuhan ekonomi tinggi seperti Kota

Page 11: KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH · PDF filePertumbuhan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan ... Rendahnya mobilitas sosial. ... antara tingkat investasi dengan laju pertumbuhan

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama “Peningkatan Ketahanan Ekonomi

Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global”Malang, 17 Mei 2017

89

Surabaya, Kota Batu, Kota Madiun, Kota Blitar, Kabupaten Sumenep, Bojonegoro, Gresik,

Lamongan, Pasuruan dan Sidoarjo, namun ada beberapa daerah yang pertumbuhan ekonominya sangat

rendah seperti Kota Kediri, Kabupaten Sampang dan Bangkalan.

3. Disparitas (kesenjangan) Pendapatan berdasar Indeks Williamson.

Analisis Indeks Williamson merupakan salah satu teknik untuk mengukur ketimpangan

pendapatan antar wilayah. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa Indeks Williamson

Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Timur selama Tahun 2011 sampai dengan 2015 yang memiliki

nilai terendah yaitu di Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Tuban, Kota Blitar, Kota Probolinggo, Kota

Pasuruan, Kota Madiun dan Kota Batu (IW= 0,00. Hal ini menunjukkan bahwa di daerah daerah

tersebut tidak terjadi ketimpangan pendapatan. Sedangkan untuk rata-rata angka Indeks Williamson

tertinggi yaitu mencapai nilai sebesar 0,19 yaitu Kota Surabaya.

Tabel 4. Nilai Indeks Williamson Kabupaten dan Kota Provinsi Jawa Timur

Tahun 2011 – 2015

Kabupaten/kota

2011

2012

2013

2014

2015

Rerata

Kabupaten Pacitan 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1

Kabupaten Ponorogo 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2

Kabupaten Trenggalek 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1

Kabupaten Tulungagung 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1

Kabupaten Blitar 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1

Kabupaten Kediri 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2

Kabupaten Malang 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2

Kabupaten Lumajang 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1

Kabupaten Jember 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2

Kabupaten Banyuwangi 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1

Kabupaten Bondowoso 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1

Kabupaten Situbondo 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1

Kabupaten Probolinggo 0.1 0.1 0.1 0.2 0.2 0.1

Kabupaten Pasuruan 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2

Kabupaten Sidoarjo 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2

Kabupaten Mojokerto 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1

Kabupaten Jombang 0.1 0.1 0.1 0.2 0.2 0.1

Kabupaten Nganjuk 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2

Kabupaten Madiun 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1

Kabupaten Magetan 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1

Kabupaten Ngawi 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2

Kabupaten Bojonegoro 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Kabupaten Tuban 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Page 12: KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH · PDF filePertumbuhan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan ... Rendahnya mobilitas sosial. ... antara tingkat investasi dengan laju pertumbuhan

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama “Peningkatan Ketahanan Ekonomi

Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global”Malang, 17 Mei 2017

90

Kabupaten Lamongan 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1

Kabupaten Gresik 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3

Kabupaten Bangkalan 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1

Kabupaten Sampang 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2

Kabupaten Pamekasan 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2

Kabupaten Sumenep 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1

Kota Kediri 0.0 0.0 0.1 0.1 0.0 0.1

Kota Blitar 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Kota Malang 0.1 0.1 0.0 0.0 0.1 0.0

Kota Probolinggo 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Kota Pasuruan 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Kota Mojokerto 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Kota Madiun 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Kota Surabaya 0.0 0.1 0.3 0.3 0.2 0.2

Kota Batu 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Rata-rata 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur (diolah)

Kesenjangan dalam pendapatan daerah kabupaten dan kota di Jawa Timur pada umumnya rendah,

hanya Surabaya yang memiliki angka paling tinggi yaitu 0,2. Secara umum Provinsi Jawa Timur

memiliki kesenjangan yang rendah.

Nilai Indeks Williamson Jawa Timur jika dibandingkan dengan angka ketimpangan secara nasional

masih tergolong rendah karena < 0,35.

Kesenjangan dalam pendapatan daerah kabupaten dan kota di Jawa Timur pada umumnya rendah,

hanya Surabaya yang memiliki angka paling tinggi yaitu 0,2. Secara umum Provinsi Jawa Timur

memiliki kesenjangan yang rendah.

Nilai Indeks Williamson Jawa Timur jika dibandingkan dengan angka ketimpangan secara nasional

masih tergolong rendah karena < 0,35.

4. Analisis Tipologi Klassen

Hasil analisis Tipologi Klassen daerah Kabupaten dan Kota di Jawa Timur dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 5. Tipologi Klassen Kabupaten dan Kota di Jawa Timur

Wilayah Pertumbuhan

Ekonomi

Indeks

Williamson

Tipology Klassen

Kabupaten Pacitan Rendah Rendah Daerah Maju tapi Tertekan

Kabupaten Ponorogo Rendah Rendah Daerah Maju tapi Tertekan

Kabupaten Trenggalek Rendah Rendah Daerah Maju tapi Tertekan

Kabupaten Tulungagung Rendah Rendah Daerah Maju tapi Tertekan

Kabupaten Lumajang Rendah Rendah Daerah Maju tapi Tertekan

Kabupaten Jombang Rendah Rendah Daerah Maju tapi Tertekan

Page 13: KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH · PDF filePertumbuhan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan ... Rendahnya mobilitas sosial. ... antara tingkat investasi dengan laju pertumbuhan

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama “Peningkatan Ketahanan Ekonomi

Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global”Malang, 17 Mei 2017

91

Sumber: BPS Jawa Timur (data diolah)

Kabupaten Nganjuk Rendah Rendah Daerah Maju tapi Tertekan

Kabupaten Madiun Rendah Rendah Daerah Maju tapi Tertekan

Kabupaten Magetan Rendah Rendah Daerah Maju tapi Tertekan

Kabupaten Tuban Rendah Rendah Daerah Maju tapi Tertekan

Kabupaten Sampang Rendah Rendah Daerah Maju tapi Tertekan

Kabupaten Ngawi Rendah Rendah Daerah Maju tapi Tertekan

Kabupaten Probolinggo Rendah Rendah Daerah Maju tapi Tertekan

Kabupaten Situbondo Rendah Rendah Daerah Maju tapi Tertekan

Kabupaten Bangkalan

Kabupaten Blita

Rendah

Rendah

Rendah

Rendah

Daerah Maju tapi Tertekan

Daerah Maju tapi Tertekan

Kabupaten Bondowoso Rendah Rendah Daerah Maju tapi Tertekan

Kabupaten Kediri Rendah Tinggi Daerah Relative Tertinggal

Kota Kediri Rendah Tinggi Daerah Relative Tertinggal

Kabupaten Malang Tinggi Rendah Daerah Maju dan Tumbuh dengan Pesat

Kabupaten Mojokerto Tinggi Rendah Daerah Maju dan Tumbuh dengan Pesat

Kabupaten Bojonegoro Tinggi Rendah Daerah Maju dan Tumbuh dengan Pesat

Kabupaten Lamongan Tinggi Rendah Daerah Maju dan Tumbuh dengan Pesat

Kabupaten Pamekasan Tinggi Rendah Daerah Maju dan Tumbuh dengan Pesat

Kabupaten Sumenep Tinggi Rendah Daerah Maju dan Tumbuh dengan Pesat

Kota Blitar Tinggi Rendah Daerah Maju dan Tumbuh dengan Pesat

Kota Malang Tinggi Rendah Daerah Maju dan Tumbuh dengan Pesat

Kota Probolinggo Tinggi Rendah Daerah Maju dan Tumbuh dengan Pesat

Kota Pasuruan Tinggi Rendah Daerah Maju dan Tumbuh dengan Pesat

Kota Mojokerto

Kota Madiun

Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Daerah Maju dan Tumbuh dengan Pesat

Daerah Maju dan Tumbuh dengan Pesat

K Kabupaten Sumenep Ti Tinggi Rendah Daerah Maju dan Tumbuh dengan Pesat

Kabupaten Banyuwangi Tinggi Rendah Daerah Maju dan Tumbuh dengan Pesat

Kota Batu Tinggi Rendah Daerah Maju dan Tumbuh dengan Pesat

Kabupaten Gresik Tinggi Tinggi Daerah Berkembang dengan Pesat

Kabupaten Sidoarjo Tinggi Tinggi Daerah Berkembang dengan Pesat

Kabupaten Jember Tinggi Tinggi Daerah Berkembang dengan Pesat

Kota Surabaya Tinggi Tinggi Daerah Berkembang dengan Pesat

Page 14: KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH · PDF filePertumbuhan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan ... Rendahnya mobilitas sosial. ... antara tingkat investasi dengan laju pertumbuhan

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama “Peningkatan Ketahanan Ekonomi

Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global”Malang, 17 Mei 2017

92

Dengan analisis Geografiy Information System, maka informasi pada tabel Tipologi Klassen tersebut

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Peta Kabupaten dan Kota Jawa Timur Berdasar Analisis Tipology Klassen

Warna merah menggambarkan daerah relative tertinggal yaitu daerah dengan pertumbuhan ekonomi

yang rendah dibanding rata-rata pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten/Kota di Jawa Timur dan

memiliki kesenjangan pendapatan yang tinggi dibanding rata-rata kesenjangan daerah kabupaten/kota

di Jawa Timur. Semakin banyak daerah dalam kategori maju dan tumbuh dengan pesat maka semakin

berkualitas pertumbuhan ekonominya.

SIMPULAN DAN SARAN

Di Jawa Timur masih ada 2 daerah Kabupaten/Kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi

yang belum berkualitas yaitu pertumbuhan ekonomi yang rendah dan kesenjangan pendapatannya

relative tinggi yaitu Kota Kediri dan Kabupaten Kediri. Sementara ada 15 daerah yang pertumbuhan

ekonominya tinggi dan ketimpangan pendapatannya rendah, 4 daerah dengan pertumbuhan ekonomi

tinggi namun kesenjangan pendapatannya juga tinggi dan 17 daerah dengan pertumbuhan ekonomi

yang rendah dan tidak adanya kesenjangan pendapatan.

Untuk itu disarankan pada pemerintah Kabupaten dan Kota untuk terus meningkatkan

pertumbuhan ekonominya melalui kebijakan moneter dan fiskal serta regulasi regulasi daerah untuk

Page 15: KUALITAS PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH · PDF filePertumbuhan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan ... Rendahnya mobilitas sosial. ... antara tingkat investasi dengan laju pertumbuhan

Seminar Nasional & Call For Paper, FEB Unikama “Peningkatan Ketahanan Ekonomi

Nasional Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global”Malang, 17 Mei 2017

93

menunjang pertumbuhan PDRB sekaligus mengupayakan adanya pemerataan pendapatan melalui

regulasi pemerintah daerah baik di sektor moneter maupun fiskal.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, 2011-2015, Jawa Timur Dalam Angka, BPS, Provinsi Jawa Timur.

Badan Pusat Statistik, 2011-2015, PDRB Jawa Timur, BPS, Provinsi Jawa Timur.

Badan Pusat Statistik, 2011-2015, PDRB Kabupaten / Kota se-Jawa Timur, BPS, Provinsi Jawa Timur.

Boediono, 1981, Teori Pertumbuhan Ekonomi, BPFE Yogyakarta.

Cholif Prasetio Wicaksono, 2010, “Analisis Disparitas Pendapatan antar Kabupaten / Kota dan

Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2003-2007”, FE UNDIP, Semarang,

Skripsi.

Glasson, Jhon, 1990, Pengantar Perencanaan Regional, terjemahan Paul Sitohang, LPFE UI Jakarta.

Irawan dan Suparmoko, 1981, Ekonomi Pembangunan, BPFE UGM, Yogyakarta.

Lincolin Arsyad, 1999, Ekonomi Pembangunan, STIE YKPN, Yogyakarta.

Mudrajad Kuncoro, 1997, Ekonomi Pembangunan, Teori, Masalah dan Kebijakan, AMP YKPN,

Yogyakarta.

Mudrajad Kuncoro, 2001, Analisis Spasial dan Regional, AMP YKPN, Yogyakarta.

Putu Mahesa Eka R. & Made suyana utama , 2013, “Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan

Ketimpangan Pendapatan antar Kecamatan di Kabupaten Gianyar Tahun 1993-2009”, Jurnal

Ekonomi Pembangunan, FE UNUD, Bali.

Sadono Sukirno, 1985, Ekonomi Pembangunan : Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan, LPFE UI,

Jakarta.

Sutarno & Kuncoro, 2003, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Antar Kecamatan di Kabupaten

Banyumas Periode tahun 1993-2003, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol.8 No.2 Desember

2003 hal 97-110, FE UGM.

Syafrizal, 1997, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah Indonesia Bagian Barat,

Majalah Prisma . No.3 Maret 1997, hal 27-38, LP3ES.

Tambunan, 2001, Perekonomian Indonesia : Teori dan Temuan Empiris, PT. Ghalia Indonesia,

Jakarta.

Tanjung Sasongko, 2012, “Analisis Disparitas Pendapatan dan Pertumbuhan Ekonomiantar

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Tahun 2006-2010” FE UB, Malang, Skripsi.

Todaro, Michael. P, 1993, Perkembangan Ekonomi Dunia Ketiga, Erlangga, Jakarta.

Tutik Yuliani, 2015, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pendapatan antar Kabupaten di

Kalimantan Timur, Jurnal Ekonomi Pembangunan, Universitas Balikpapan, Indonesia.