21
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Inflasi 2.1.1 Definisi Inflasi Inflasi merupakan kecenderungan meningkatnya tingkat harga secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut sebagai inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar harga barang-barang lain. Menurut teori uang klasik, perubahan dalam tingkat harga keseluruhan adalah seperti perubahan dalam unit-unit ukuran. Karena sesungguhnya kesejahteraan ekonomi masyarakat bergantung pada harga relatif, bukan pada seluruh tingkat harga (Mankiw, 2007). Definisi lain dari inflasi adalah kenaikan rata-rata semua tingkat harga semua barang dan jasa dimana kenaikan harga-harga tersebut berlangsung dalam waktu yang berkepanjangan dan secara terus-menerus. Menurut Milton Friedman, inflasi merupakan sebuah fenomena moneter yang selalu terjadi dimanapun dan tidak dapat dihindari. Inflasi dikatakan sebagai fenomena moneter hanya jika terjadi peningkatan harga yang berlangsung secara cepat dan terus-menerus. pendapat ini disetujui oleh banyak ekonom dari aliran monetaris (Mishkin, 2004). Kenaikan harga secara terus-menerus yang menyebabkan inflasi dapat disebabkan oleh naiknya nilai tukar mata uang luar negeri secara signifikan terhadap mata uang dalam negeri. Inflasi menurut teori Keynes terjadi karena masyarakat hidup diluar batas kemampuan ekonominya. Teori ini menyoroti bagaimana perebutan sumber ekonomi antar golongan masyarakat bisa menimbulkan permintaan agregat yang lebih besar daripada jumlah barang yang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Inflasi 2.1.1 Definisi Inflasi · PDF filepertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja; dan (3) ... Teori pertumbuhan ekonomi menurut Solow menunjukkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Inflasi 2.1.1 Definisi Inflasi · PDF filepertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja; dan (3) ... Teori pertumbuhan ekonomi menurut Solow menunjukkan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Inflasi

2.1.1 Definisi Inflasi

Inflasi merupakan kecenderungan meningkatnya tingkat harga secara

umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak

disebut sebagai inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau

mengakibatkan kenaikan) sebagian besar harga barang-barang lain. Menurut teori

uang klasik, perubahan dalam tingkat harga keseluruhan adalah seperti perubahan

dalam unit-unit ukuran. Karena sesungguhnya kesejahteraan ekonomi masyarakat

bergantung pada harga relatif, bukan pada seluruh tingkat harga (Mankiw, 2007).

Definisi lain dari inflasi adalah kenaikan rata-rata semua tingkat harga

semua barang dan jasa dimana kenaikan harga-harga tersebut berlangsung dalam

waktu yang berkepanjangan dan secara terus-menerus. Menurut Milton Friedman,

inflasi merupakan sebuah fenomena moneter yang selalu terjadi dimanapun dan

tidak dapat dihindari. Inflasi dikatakan sebagai fenomena moneter hanya jika

terjadi peningkatan harga yang berlangsung secara cepat dan terus-menerus.

pendapat ini disetujui oleh banyak ekonom dari aliran monetaris (Mishkin, 2004).

Kenaikan harga secara terus-menerus yang menyebabkan inflasi dapat

disebabkan oleh naiknya nilai tukar mata uang luar negeri secara signifikan

terhadap mata uang dalam negeri. Inflasi menurut teori Keynes terjadi karena

masyarakat hidup diluar batas kemampuan ekonominya. Teori ini menyoroti

bagaimana perebutan sumber ekonomi antar golongan masyarakat bisa

menimbulkan permintaan agregat yang lebih besar daripada jumlah barang yang

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Inflasi 2.1.1 Definisi Inflasi · PDF filepertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja; dan (3) ... Teori pertumbuhan ekonomi menurut Solow menunjukkan

tersedia. Dalam teori strukturalis inflasi berasal dari kekakuan struktur ekonomi

khususnya supply bahan bakar minyak, dan bahan makanan yang mengakibatkan

kenaikan harga pada barang lain.

Menurut Samuelson (1989) tingkat inflasi dapat yang ditentukan dengan

menghitung selisih tingkat harga tahun tertentu dengan tingkat harga tahun

sebelumnya dan dibandingkan tengan tingkat harga tahun ini dan dikalikan

dengan seratus persen.

100)1(

)1()()( x

tprice

tpricetpricetInflation

Perhitungan inflasi dilakukan melalui dua pendekatan yakni Indeks Harga

Konsumen dan Indeks Harga Produsen (IHP). Indeks Harga Konsumen yang

dikenal sebagai IHK atau CPI yang mengukur biaya dari pasar konsumsi barang

dan jasa. Biasanya inflasi didasarkan kepada harga bahan pangan, pakaian,

perumahan, bahan bakar minyak, transportasi, fasilitas kesehatan, pendidikan dan

komoditi lainnya yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari di

masyarakat. Sedangkan Indeks Harga Produsen atau yang biasa dikenal sebagai

PPI merupakan pendekatan yang digunakan dalam mengukur tingkat inflasi

berdasarkan biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen. Indeks ini berguna

karena memberikan penjelasan yang lebih baik bagi dunia usaha (Samuelson,

1989)

Lebih lanjut Samuelson (1989), menambahkan ada pendekatan lain yang

dapat menjadi pendekatan lain dalam mengukur tingkat inflasi selain Indeks

Harga Konsumen dan Indeks Harga Produsen yakni GNP Deflator. GNP Deflator

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Inflasi 2.1.1 Definisi Inflasi · PDF filepertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja; dan (3) ... Teori pertumbuhan ekonomi menurut Solow menunjukkan

merupakan rasio GNP nominal dan GNP rill. GNP yang merupakan pendapatan

nasional ini tersusun dari konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, dan net

ekspor suatu negara.

Seringkali timbul kesalahpahaman mengenai konsep inflasi di tengah

masyarakat. Kesalapahaman yang ada dimasyarakat seperti anggapan tingkat

inflasi membuat harga barang semakin mahal, dan inflasi yang tinggi sebagai

pertanda bahwa masyarakat menjadi semakin miskin. Samuelson (1989)

menjelaskan bahwa sesungguhnya inflasi berarti rata-rata tingkat harga

mengalami peningkatan. Inflasi juga tidak selalu membuat masyarakat menjadi

miskin apabila diikuti oleh peningkatan pendapatan masyarakat selama masa

terjadinya inflasi. Sehingga pendapatan rill untuk kebutuhan hidup sehari-hari

mungkin saja meningkat atau menurun selama masa inflasi.

2.1.2 Jenis Inflasi

Inflasi terbagi kedalam tiga jenis inflasi yakni :

(1) Inflasi menurut tingkat keparahannya, yakni : Inflasi ringan (dibawah 10

persen setahun), inflasi sedang (antara 10-30 persen setahun), inflasi berat

(antara 30-100 persen setahun), hiperinflasi (diatas 100 persen setahun).

Sedangkan Samuelson (1989) mengklasifikasikan inflasi menurut tingkat

keparahannya menjadi tiga jenis inflasi, yaitu:

a. Moderate Inflation

Jika inflasi ditandai dengan peningkatan harga secara perlahan. Relatif

kecil dengan kenaikan satu digit persen tingkat inflasi per tahun. Ketika

harga relatif stabil, masyarakat mempercai nilai uang dan mau

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Inflasi 2.1.1 Definisi Inflasi · PDF filepertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja; dan (3) ... Teori pertumbuhan ekonomi menurut Solow menunjukkan

menyimpannya karena tidak akan berkurang nilainya secara cepat. Inflasi

jenis ini mendorong masyarakat untuk melakukan investasi portofolio

jangka panjang, karena percaya adanya peningkatan harga aset investasi di

masa depan.

b. Galloping Inflation

Jika inflasi ditandai dengan peningkatan harga dua sampai tiga digit

persen tingkat inflasi per tahun. Ketika inflasi meningkat mengakibatkan

distorsi dalam ekonomi. Secara umum investasi akan beralih ke mata uang

asing, karena mata uang dalam negeri mengalami penurunan yang sangat

cepat dan ditandai dengan tingkat suku bunga yang menyentuh level

minus. Namun dengan manajemen yang baik, inflasi jenis ini masih dapat

dipulihkan seperti yang terjadi di Amerika Latin di tahun 1980an.

c. Hyperinflation

Merupakan tipe inflasi yang terparah seperti yang terjadi di Jerman pada

tahun 1920-1923 dan yang terjadi di Cina dan Hungaria pasca perang dunia

kedua. Tipe inflasi ini juga pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1963,

sebagai akibat dari kebijakan pemerintah untuk mendanai “proyek mercusuar”

dengan mencetak uang secara terus-menerus. Hal ini yang menyebabkan nilai

uang menjadi sangat rendah. Tingkat inflasi pada masa itu mencapai 600

persen sehingga pada tanggal 13 Desember 1965 pemerintah melakukan

pemotongan nilai Rupiah dari 1000 Rupiah menjadi 1 Rupiah.

(2) Inflasi menurut penyebab terjadinya, yakni:

a. Demand-Pull Inflation

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Inflasi 2.1.1 Definisi Inflasi · PDF filepertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja; dan (3) ... Teori pertumbuhan ekonomi menurut Solow menunjukkan

Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total (aggregate demand),

sedangkan produksi telah dalam keadaan kesempatan kerja penuh atau hampir

penuh. Jika kondisi kesempatan kerja penuh atau full employmentsudah terjadi,

kenaikan permintaan total hanya akan meningkatkan harga di pasar. Inflasi jenis

ini disebut sebagai inflasi murni.

b. Cost-Push Inflation

Inflasi yang terjadi disertai turunnya tingkat produksi. Jadi inflasi jenis ini

diikuti resesi dalam perekonomian. Keadaan ini timbul dimulai dengan adanya

penurunan penawaran total (aggregate supply) sebagai akibat dari kenaikan biaya

produksi.

(3) Inflasi menurut asalnya, yakni:

a. Domestic Inflation, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri. Penyebab

dari inflasi jenis ini misalnya dari defisit anggaran belanja yang dibiayai

dengan mengeluarkan kebijakan moneter menambah jumlah uang yang

beredar berupa pencetakan uang baru, gagal panen dari bahan makannan

pokok, dan sebagainya.

b. Imported Inflation, yaitu inflasi yang berasal dari luar negeri. Mengingat

Indonesia merupakan negara dengan ekomomi terbuka kecil, sehingga

sangat dipengaruhi oleh perekonomian global termasuk tingkat inflasi.

Imported inflation juga dapat disebabkan karena peningkatan dari harga di

luar negeri yang dialami oleh mitra dagang Indonesia.

Kenaikan harga barang-barang impor yang masuk ke Indonesia akan

mengakibatkan (1) kenaikan indeks harga konsumen karena sebagian dari

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Inflasi 2.1.1 Definisi Inflasi · PDF filepertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja; dan (3) ... Teori pertumbuhan ekonomi menurut Solow menunjukkan

kebutuhan sehari-hari masyarakat berasal barang-barang impor tersebut, (2) secara

tidak langsung menaikkan indeks harga produsen karena beberapa input produksi

berasal dari barang-barang import, (3) secara tidak langsung menimbulkan

kenaikan harga di dalam negeri karena kenaikan harga barang-barang impor

mengakibatkan penurunan penerimaan pemerintah dari tarif impor yang

dibebankan pada produk impor yang permintaannya mengalami penurunan.

2.1.3 Dampak Inflasi

Selama periode inflasi terjadi, tingkat harga dan upah tidak bergerak

dalam tingkatan yang sama, maka inflasi akan memberikan dampak redistribusi

pendapatan dan kekayaan diantara golonag ekonomi dalam masyarakat. Serta

menimbulkan terjadinya distorsi dalam harga relatif, output, dan kesempatan

kerja, dan ekonomi secara keseluruhan (Samuelson,1989).

Dampak inflasi terhadap kegiatan ekonomi masyarakat terbagi menjadi

dua yakni dampak psitif dan dampak negatif. Dampak positif dari inflasi

menyebabkan peredaran dan perputaran barang lebih cepat di masyarakat

sehingga produksi barang-barang bertambah, dan keuntungan pengusaha

bertambah. Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi yang

tercipta berarti membuka banyak lapangan kerja baru sehingga masalah

pengangguran dapat berkurang. Ketika inflasinya terkendali dan diikuti dengan

pendapatan nominal yang bertambah, maka pendapatan rill masyarakat

meningkat.

Inflasi pun memberikan dampak yang negatif terhadap perekonomian

seperti kenaikan harga kebutuhan hidup, nilai dan kepercayaan terhadap uang

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Inflasi 2.1.1 Definisi Inflasi · PDF filepertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja; dan (3) ... Teori pertumbuhan ekonomi menurut Solow menunjukkan

akan berkurang. Menimbulkan tindakan spekulasi terhadap investasi portofolio

terutama portofolio asing yang paling diminati sehingga berdampak terhadap

melemahnya nilai tukar mata uang domestik. Banyak proyek pembangunan macet

atau terlantar karena tidak sanggup membayar input dalam proyek yang harganya

mengalami peningkatan. Dengan terjadinya inflasi menjadikan minat menabung

masyarakat berkurang sebagai akibat dari turunnya nilai mata uang jika hal ini

terjadi secara terus-menerus maka akan mematikan industri perbankan nasional.

2.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi

2.3.1 Definisi Pertumbuhan Ekonomi

Prof. Simon Kuznets memenangkan Hadiah Nobel di tahun 1971 atas

analisisnya mengenai batasan mengenai pertumbuhan ekonomi di suatu negara

sebagai tumbuhnya kemampuan untuk meningkatkan penawaran berbagai benda-

benda ekonomi dalam jangka waktu yang lama bagi penduduknya. Kenaikan itu

sendiri beberapa faktor dalam negara itu sendiri seperti : (1) akumulasi kapital

yang mencakup semua investasi baru berupa tanah dan sumberdaya manusia; (2)

pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja; dan (3) kemajuan

teknologi (Todaro, 1985).

Prof. Kuznets dalam Todaro (1985) menambahkan definisi pertumbuhan

ekonomi memiliki 3 komponen pokok, yakni : meningkatnya output nasional

secara terus-menerus, adanya perkembangan teknologi, dan padanya penyesuaian

lembaga-lembaga dan inovasi di bidang sosial. Dalam analisanya Prof. Kuznets

juga menjelaskan 6 karaktreistik mengenai gambaran atau proses pertumbuhan

ekonomi yang dialami oleh beberapa negara maju, yaitu:

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Inflasi 2.1.1 Definisi Inflasi · PDF filepertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja; dan (3) ... Teori pertumbuhan ekonomi menurut Solow menunjukkan

a. Laju pertumbuhan output perkapita yang tinggi dan pertambahan

penduduk.

b. Produktivitas tenaga kerja yang meningkat dengan pesat.

c. Transformasi struktural ekonomi yang tinggi.

d. Transformasi sosial dan ideologi yang tinggi.

e. Kecenderungan negara maju untuk melakukan ekspansi ke belahan dunia

yang lain untuk pemasaran output dan eksplorasi sumber bahan mentah.

f. Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya meliputi

sepertiga penduduk dunia saja.

Pertumbuhan ekonomi juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses

kenaikan output perkapita jangka panjang yang terjadi apabila ada kecenderungan

output naik yang bersumber dari kekuatan yang berada dalam perekonomian itu

sendiri, bukan berasal dari luar atau bersifat sementara. Sasaran pertumbuhan

ekonomi merupakan salah satu tujuan utama suatu negara dan merupakan suatu

determinan penting dalam menilai kesejahteraan masyarakat di suatu negara.

Perhitungan pertumbuhan ekonomi diperoleh dengan persamaan di bawah ini :

)1(

)1()(

tGDP

tGDPtGDPGDPgrowth

Dimana GDP merupakan akumulasi dari konsumsi masyarakat (C), investasi (I),

pengeluaran pemerintah (G), dan ekspor netto yakni selisih dari ekspor dan impor

(X-M).

2.3.2 Ringkasan Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori ekonomi klasik yang dipelopori oleh Adam Smith menyebutkan

bahwa pertumbuhan ekonomi akan terjadi apabila ada peningkatan jumlah kapital

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Inflasi 2.1.1 Definisi Inflasi · PDF filepertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja; dan (3) ... Teori pertumbuhan ekonomi menurut Solow menunjukkan

dan spesialisasi kerja. Teori David Ricardo pada umumnya sama dengan teori

Adam Smith secara garis besar tapi lebih menekankan faktor keterbatasan lahan

dan pertumbuhan penduduk.

Teori pertumbuhan ekonomi menurut Solow menunjukkan bagaimana

persediaan modal (K), pertumbuhan angkatan kerja (L), dan kemajuan teknologi

(E) berinteraksi dalam perekonomian. Tingkat kemajuan teknologi yang terlihat

dari peningkatan keterampilan atau kemajuan teknik sehingga produktivitas

perkapita meningkat. Fungsi produksi ditambahkan satu variabel E yakni

teknologi sebagai faktor eksternal dalam teori Solow. Dengan adanya kemajuan

teknologi, model Solow menjelaskan kenaikan yang berkelanjutan dalam standar

hidup masyarakat dengan fungsi produksi sebagai berikut :

),,( ELKfY

Teori pertumbuhan ekonomi menurut Harrod-Domar menyatakan setiap

penambahan stok modal melalui investasi masyarakat akan meningkatkan

kemampuan masyarakat untuk menghasilkan output. Sedangkan Rostow membagi

tahapan pertumbuhan ekonomi kedalam lima tahapan yakni :

a. Masyarakat tradisional, yakni masyarakat yang pola kehidupannya

masih menggunakan cara-cara sangat sederhana dan tingkat

produktivitasnya sangat terbatas.

b. Masyarakat prasyarat untuk lepas landas, yakni masyarakat yang mulai

sadar akan pembangunan ekonomi, terdapat peranan ilmu pengetahuan

yang aktif.

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Inflasi 2.1.1 Definisi Inflasi · PDF filepertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja; dan (3) ... Teori pertumbuhan ekonomi menurut Solow menunjukkan

c. Masyarakat lepas landas, yakni perkembangan IPTEK digunakan

dalam menunjang kegiatan perekonomian. Sudah mulai

mengembangkan industri dan jasa yang diikuti dengan penggunaan

sumberdaya secara optimal.

d. Masyarakat tingkat kematangan, yakni sudah dapat mengatasi

ketergantungan kepada negara lain. Kehidupan perekonomiann

ditopang dengan penggunaan sumberdaya alam dan sumber daya alam

yang matang.

e. Masyarakat konsumsi tinggi, yakni masyarakat yang pendapatan

perkapitanya sangat tinggi.

2.3 Teori Suku Bunga

Suku bunga merupakan harga yang dibayar atas kepemilikan sejumlah

dana atau modal. Suku bunga menurut Irving Fisher membedakan suku bunga

dalam dua jenis yakni suku bunga nominal (nominal interest rate) dan suku bunga

rill (real interest rate). Suku bunga nominal adalah suku bunga yang masih

mengandung faktor inflasi sedangkan suku bunga rill merupakan tingkat suku

bunga yang didapat dari keseimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar

keuangan. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

ri

dimana, i = suku bunga nominal,

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Inflasi 2.1.1 Definisi Inflasi · PDF filepertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja; dan (3) ... Teori pertumbuhan ekonomi menurut Solow menunjukkan

r = suku bunga rill,

π = tingkat inflasi.

Untuk kasus di Indonesia yang memiliki sistem ekonomi terbuka kecil,

yakni terbuka akan mobilisasi sumber kapital global walau peranannya kecil

dalam perekonomian global, cenderung dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi di

negara ekonomi terbuka besar. Dalam sistem ekonomi terbuka kecil tingkat

besaran suku bunga yang berlaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni :

a. Domestic money market

Besaran suku bunga ditentukan dari keseimbangan antara permintaan dan

penawaran di pasar keuangan domestik. Pasar keuangan yang stabil akan

mendorong terciptanya keseimbangan tingkat suku bunga. Dengan pasar uang

yang stabil juga mendorong terjadinya efisiensi dalam pasar uang.

b. Expected rate of devaluation

Harapan akan menguatnya nilai uang di masa yang akan datang juga akan

menentukan besaran suku bunga sebab ekspektasi terhadap nilai mata uang yang

akan lebih besar di masa yang akan datang akan meningkatkan kepercayaan

masyarakat untuk memegang uang. Hal ini akan meningkatkan besaran suku

bunga dengan asumsi jumlah uang yang beredar tetap, cateris paribus.

c. Expected inflation

Harapan akan meningkatnya tingkat harga ditandai dengan terjadinya infalasi

di waktu yang akan datang, akan meningkatkan permintaan terhadap uang. Hal ini

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Inflasi 2.1.1 Definisi Inflasi · PDF filepertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja; dan (3) ... Teori pertumbuhan ekonomi menurut Solow menunjukkan

akan meningkatkan besaran suku bunga dengan asumsi jumlah uang yang beredar

tidak berubah, cateris paribus.

d. Imported interest rate

Mengingat Indonesia adalah negara dengan perekonomian terbuka kecil pasti

akan ikut terpengaruhi oleh peerkonomian internasional. Termasuk variabel suku

bunga yang akan ditetapkan sebagai suku bunga nasional.

2.4 Teori Kebijakan Subsidi

Mahzab neoklasik ekonomi modern mendasarkan perekonomian seperti

pasar persaingan sempurna, yakni terjadi efisiensi paling optimal dalam

perekonomian dengan efisiensi penggunaan sumberdaya dan terciptanaya harga

dan kuantitas produksi dalam keseimbanagan sehingga intervensi pemerintah

tidak diperlukan. Namun kenyataannya hal tersebut tidaklah terjadi, di belahan

dunia manapun perekonomian tidak selalu dalam kondisi keseimbangan yang

mengakibatkan terjadinya kegagalan pasar. Maka diperlukan intervensi dari

pemerintah dalam menanggulangi kegagalan pasar tersebut (Amegashie, 2006)

Lebih lanjut Amegashie (2006) menambahkan kegagalan pasar yang kerap

terjadi di negara berkembang seperi distorsi pasar dimana pembeli tidak

mendapatkan informasi yang sempurna, jumlah perusahan yang kecil, barang

publik, lemahnya perlindungan terhadap hak cipta suatu barang dalam

perekonimian. Untuk menanggulangi hal tersebut pemerintah mengeluarkan

kebijakan subsidi untuk mereduksi inefisiensi di pasar. Dengan adanya subsidi

akan meningkatkan permintaan terhadap barang tersebut dan kemudian direspon

oleh perusahaan dengan meningkatkan produksinya.

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Inflasi 2.1.1 Definisi Inflasi · PDF filepertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja; dan (3) ... Teori pertumbuhan ekonomi menurut Solow menunjukkan

Bentuk subsidi yang diberikan oleh pemerintah biasanya kepada barang-

barang publik dimana pihak swasta tidak mau menyediakannya sementara daya

beli masyarakat sangat rendah sehingga tidak mampu membeli barang-barang

dengan harga pasar. Untuk itu pemerintah memberikan subsidi untuk menekan

harga barang publik, sehingga harga barang menjadi lebih terjangkau oleh

masyarakat. Contoh pemberian subsidi di Indonesia adalah subsidi pupuk bagi

petani, subsidi pendidikan dan kesehatan, serta subsidi bahan bakar minyak bagi

nelayan dan masyarakat.

2.5 Pengantar Fluktuasi Ekonomi

Fluktuasi ekonomi menunjukkan masalah yang sedang terjadi bagi para

ekonom dan pembuat kebijakan. Secara rata-rata GDP Indonesia mengalami

pertumbuhan sebesar 5 persen per tahun. Tapi rata-rata dalam jangka panjang

menyembunyikan fakta bahwa terkadang output nasional tidak tumbuh dengan

stabil. Terkadang tumbuh pesat dibeberapa tahun, terkadang pula tumbuh lambat

di beberapa tahun yang lain. Ekonom menyebut fluktuasi jangka pendek pada

output nasional dan pengangguran sebagai siklus bisnis (bussiness cycle).

Fluktuasi dalam perekonomian mempengaruhi Aggregate Demand dan

Agregate Supply baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

Fluktuasi dalam perekonomian dapat menurukan dan menaikkan Aggregate

Demand dan juga dapat menurunkan dan menaikkan Aggregate Supply.

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Inflasi 2.1.1 Definisi Inflasi · PDF filepertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja; dan (3) ... Teori pertumbuhan ekonomi menurut Solow menunjukkan

(a) (b)

Sumber : Mankiw (2007)

Gambar 2.1 Fluktuasi Perekonomian yang Mempengaruhi Aggregate

Demand

Gambar 2.1 (a) menunjukkan adanya peningkatan aggregat demand

dalam jangka panjang yang disebabkan oleh peningkatan jumlah uang yang

beredar sehingga akan menghasilkan peningkatan harga. Kondisi tersebut terjadi

karena dalam jangka panjang perekonomian sudah dalam kondisi full-employment

sehingga upaya untuk meningkatkan aggregat demand hanya akan menghasilkan

inflasi dan tidak menambah output.

Gambar 2.1 (b) menunjukkan adanya peningkatan aggregat demand dalam

jangka pendek sehingga menghasilkan peningkatan output sebesar .

Kondisi tersebut terjadi karena dalam jangka pendek harga bersifat kaku dan

perekonomian belum dalam kondisi full-employment sehingga peningkatan

aggregat demand tidak menghasilkan inflasi.

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Inflasi 2.1.1 Definisi Inflasi · PDF filepertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja; dan (3) ... Teori pertumbuhan ekonomi menurut Solow menunjukkan

Sumber : Mankiw (2007)

Gambar 2.2 Fluktuasi Perekonomian yang Mempengaruhi Aggregate Supply

Gambar 2.2 menunjukkan bahwa fluktuasi ekonomi yang mengakibatkan

penurunan Aggregate Supply dalam jangka pendek akan menurunkan

keseimbangan dalam perekonomian yang semula di titik B menjadi turun ke titik

A. Fluktuasi jenis ini contohnya terjadi karena ada peningkatan harga minyak

yang merupakan salah satu faktor produksi yang penting dalam perekonomian.

Peningkatan harga minyak dunia akan menurunkan penawaran secara agregat

sehingga memberi dampak yang buruk bagi perekonomian yakni penurunan

output nasional dan peningkatan harga.

2. 6 Penelitian-Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2005) tentang Analisis Pengaruh

Harga Bahan Bakar Minyak Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia periode waktu

penelitian antara tahun 1990 sampai dengan tahun 2004. Penelitian ini

menggunakan metode regresi linear berganda yang diestmasi dengan metode

ordinary least square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi dipengaruhi secara signifikan

oleh uang kartal, nilai tukar rill, harga bahan bakar minyak, dan uang kartal

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Inflasi 2.1.1 Definisi Inflasi · PDF filepertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja; dan (3) ... Teori pertumbuhan ekonomi menurut Solow menunjukkan

periode sebelumnya pada tingkat kepercayaan 95 persen. Hasil estimasi

menunjukkan bahwa jiika ada peningkatan harga bahan bakar minyak sebesar satu

persen akan menyebabkan inflasi meningkat sebesar 0,11 persen. Hal ini berarti

selama periode tahun 1990 sampai 2004 harga bahan bakar minyak berkorelasi

positif terhadap tingkat inflasi di Indonesia.

Penelitian yang dilakukan oleh Yu Hsing pada tahun 2007 ini menjelaskan

tentang peningkatan harga minyak dunia terhadap kondisi makroekonomi dan

pertumbuhan output di Jerman sebagai salah satu negara industri terbesar di dunia

yang tingkat ketergantungannya terhadap minyak sangat tinggi. Periode

pengamatan Yu Hsing sejak triwulan ketiga tahun 1991 hingga triwulan keempat

tahun 2006. Penelitian ini menggunakan metode Ordinary Least Square dalam

selang kepercayaan 95 persen.

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan harga minyak dunia tidak

menyebabkan penurunan pertumbuhan output nasional di Jerman walaupun

Jerman merupakan negara importir minyak yang besar. Penelitian ini pun

mengungkapkan bahwa sesungguhnya perekonomian Jerman dapaat tumbuh

dengan pesat bukan dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak dunia tetapi berasal

dari tingginya harga saham, rendahnya tingkat suku bunga, dan rendahnya tingkat

inflasi.

Penelitian Farzanegan (2007) menjelaskan bahwa dengan adanya fluktuasi

harga minyak akan meningkatkan tingkat inflasi dan juga peningkatan GDP.

Namun dampak dari peningkatan GDP tidak dapat diidentifikasikan secara

signifikan karena didorong oleh peningkatan pengeluaran pemerintah melalui

Page 17: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Inflasi 2.1.1 Definisi Inflasi · PDF filepertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja; dan (3) ... Teori pertumbuhan ekonomi menurut Solow menunjukkan

pemberian subsidi. Dalam pelaksanaannya kebijakan pemberian subsidi ini

meningkatkan perilaku “rent-seeking” dari birokrat. Peningkatan pengeluaran

pemerintah ini juga banyak yang dialokasikan pada aktivitas yang tidak produktif

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Terjadi penemuan yang menarik dari penelitian Farzanegan di Iran ini

karena statusnya sebagai net importir minyak juga diikuti dengan meningkatnya

volume impor masyarakat terhadap komoditi lain. Hal ini disebabkan oleh

melemahnya nilai mata uang luar negeri terhadap nilai mata uang domestik.

Dengan kata lain dengan adanya fluktuasi harga minyak mengakibatkan

menguatnya niali mata uang domestik Iran.

Penelitian yang dilakukan oleh Katsuya Ito (2008) mengenai keterkaitan

fluktuasi harga minyak dunia terhadap perekonomian Russia sebagai negara

eksportir minyak terbesar kedua setelah Arab Saudi. Periode penelitian ini dimulai

sejak triwulan pertama tahun 1997 samap triwulan keempat tahun 2007.

Penelitian ini menggunakan data deret waktu dengan metode Vector Error

Correction Model (VECM) sehingga dapat meramalkan kondisi pada jangka

panjang.

Penelitian Ito (2008) menunjukkan dampak dari harga minyak dan

guncangan moneter terhadap perekonomian Russia. Apabila terjadi perubahan

harga minyak dunia sebesar satu persen akan meningkatkan pertumbuhan GDP

Russia sebesar 0,25 persen dan peningkatan tingkat inflasi sebesar 0,36 persen

pada dua belas triwulan berikutnya. Penelitian ini juga menegaskan guncangan

Page 18: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Inflasi 2.1.1 Definisi Inflasi · PDF filepertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja; dan (3) ... Teori pertumbuhan ekonomi menurut Solow menunjukkan

moneter melalui saluran suku bunga akan mempengaruhi tingkat inflasi dan GDP

rill.

Penelitian Ito (2008) terhadap Russia sebagai salah satu net eksportir

minyak, berbeda dengan hasil temuan Jalil di tahun yang sama menyatakan bahwa

Malaysia sebagai negara net eksportir untuk komoditi minyak memberikan

subsidi untuk konsumsi minyak dalam negerinya. Pembiayaan subsidi diperoleh

dari surplus perdagangan Malaysia atas komoditi minyak itu sendiri. Hal ini pun

pernah berlaku di Indonesia sewaktu Indonesia menjadi salah satu anggota OPEC.

Pemerintah Malaysia merasa perlu untuk mengintervensi minyak di dalam negeri

mengingat minyak adalah sumber energi utama yang digunakan dalam kegiatan

perekonomian di negara tersebut. Ketika terjadi kenaikan harga minyak akan

diikuti dengan meningkatnya harga-harga barang.

Lebih lanjut Jalil (2008) menjelaskan bahwa fluktuasi harga minyak di

Malaysia lebih mempengaruhi perekonomian Malaysia. Hasil penelitian Jalil

menemukan bahwa fluktuasi harga minyak lebih mempengaruhi pendapatan

nasional (GNP) dan tingkat pengangguran dibandingkan kebijakan fiskal maupun

kebijakan harga yang ditetapkan oleh pemerintahnya.

Penelitian Aliyu (2008) bermaksud untuk mengetahui dampak bagi

pertumbuhan ekonomi Nigeria yang disebabkan oleh guncangan harga minyak

dan volatilitas nilai tukar mata uang di Nigeria sebagai salah satu negara net

eksportir untuk komoditi minyak. Penelitian ini menggunakan data deret waktu

dengan metode Vector Error Correction Model dalam estimasi agar diketahui

Page 19: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Inflasi 2.1.1 Definisi Inflasi · PDF filepertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja; dan (3) ... Teori pertumbuhan ekonomi menurut Solow menunjukkan

dampaknya dalam jangka panjang. Periode pengamatan dimulai dari triwulan

pertama tahun 1986 hingga triwulan keempat tahun 2007.

Hasil penelitian Aliyu (2008) menemukan bahwa untuk kasus Nigeria

pertumbuhan GDP lebih dipengaruhi oleh peningkatan harga minyak

dibandingkan apresiasi nilai tukar mata uang di negara ini. Hasil estimasi dalam

jangka panjang menunjukkan apabila harga minyak dunia meningkat sebesar 10

persen maka akan diikuti dengan peningkatan GDP rill Nigeria meningkat sebesar

7,73 persen. Sedangkan apabila nilai tukar mata uang meningkat sebesar 10

persen hanya akan meningkatkan GDP sebesar 0,35 persen.

Christensson (2009) meneliti seberapa besar pengaruh guncangan harga

minyak sebagai penyebab inflasi di Amerika Serikat. Penelitian ini berbeda dari

penelitian sebelumnya yang cakupan permasalahannya pada tingkat perekonomian

nasional. Namun penelitian ini justru menganalisis pengaruh guncangan harga

minyak bagi inflasi di tingkat regional di Amerika Serikat.

Penelitian ini menemukan bahwa bagian barat Amerika memiliki pengaruh

yang lebih rendah dari guncangan harga minyak terhadap inflasi dibandingkan

dengan daerah lainnya di Amerika Serikat secara signifikan. Hal ini disebabkan

oleh penggunaan minyak yang efisien, rendahnya tingkat inflasi, dan nilai tukar

yang lebih rendah di bagian Barat Amerika dibandingkan dengan daerah lainnya.

Fayoumi (2009) meneliti hubungan antara volatilitas harga minyak dunia

dengan tingkat pengembalian di pasar saham (stock market returns) yang terjadi

di tiga negara kawasan Timur-Tengah yakni Turki, Tunisia, dan Yordania.

Walaupun ketiga negara tersebut berada di kawasan Timur-Tengah namun ketiga

Page 20: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Inflasi 2.1.1 Definisi Inflasi · PDF filepertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja; dan (3) ... Teori pertumbuhan ekonomi menurut Solow menunjukkan

negara ini merupakan importir minyak. Penelitian ini menggunakan data bulanan

dengan metode Vector Error Correction Model (VECM). Periode pengamatan

dimulai dari Desember tahun 1997 hingga Maret 2008.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fluktuasi harga minyak tidak

secara langsung mempengaruhi pasar saham ketiga negara tersebut. Tingkat

pengembalian di pasar saham lebih dipengaruhi oleh indikator makroekonomi

domestik masing-masing negara dibandingkan oleh harga minyak. Indikator

makroekonomi yang berpengaruh tersebut adalah tingkat suku bunga dan

produktivitas industri.

2.7 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menganalisis pengaruh fluktuasi harga minyak dunia

terhadap perekonomian Indonesia yang tercermin dalam variabel

makroekonominya seperti tingkat inflasi, GDP, nilai tukar, dan suku bunga.

Fluktuasi harga minyak dunia juga mempengaruhi kebijakan fiskal berupa

kebijakan subsidi pemerintah terhadap Bahan Bakar Minyak selama periode tahun

1980-2010.

Fluktuasi harga minyak dunia mempengaruhi tingkat inflasi. Peningkatan

maupun penurunan harga minyak dunia akan mempengaruhi tingkat harga barang

dan jasa. Ketika harga minyak befluktuasi maka akan mempengaruhi fungsi

produksi karena minyak merupakan sumber energi yang digunakan selama proses

produksi. Pada saaat harga minyak meningkat, produsen akan meresponnya

dengan mengurangi kuantitas produksinya. Jumlah supply output yang berkurang

akan meningkatkan harga barang dan jasa di masyarakat.

Page 21: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Inflasi 2.1.1 Definisi Inflasi · PDF filepertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja; dan (3) ... Teori pertumbuhan ekonomi menurut Solow menunjukkan

Indonesia sebagai net importir memiliki ketergantungan yang besar

terhadap penggunaan minyak dan produk turunannya. Penggunaan minyak yang

besar tersebut dikarenakan tingginnya konsumsi masyarakat akan minyak.

Penggunaan minyak besar sebagain sumber energi dan konsumsi langsung oleh

masyarakat.Dampak yang di berikan oleh fluktuasi harga minyak dunia baik

dalam jangka pendek dan jangka panjang terhadap variabel-variabel

makroekonomi dan subsidi Bahan Bakar Minyak sanagt membutuhkan kebijakan

pemerintah yang tepat untuk menghindari ketidakstabilan ekonomi dan sosial di

masyarakat.

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

Fluktuasi Harga

Minyak

Variabel

Makroekonomi

mi

Kebijakan

Fiskal

Tingkat

Inflasi

Kebijakan Subsidi Suku Bunga Nilai Tukar GDP

Dampak pada

Perekonomian

VECM

Jangka Pendek Jangka Panjang