22
Pengertian Perilaku Dalam sebuah buku yang berjudul “Perilaku Manusia” Drs. Leonard F. Polhaupessy, Psi. menguraikan perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luaR . Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmodjo 2003 hal 114). Menurut Ensiklopedia Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi atau reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Dengan demikian maka suatu rangsangan akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Robert Kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap adalah hanya suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia. Perilaku Kesehatan menurut Gochman (1988) “those attributes such as beliefs, expectations, motives, values, perceptions, and other cognitive elements, personallity characteristics, including affective and emotional states and habits that relate to health maintenance, to health restoration and to health improvement” Definisi tersebut tidak hanya meliputi tindakan yang dapat secara langsung diamati dan jelas tetapi juga kejadian mental dan keadaan perasaan yang diteliti dan diukur secara tidak langsung. Komponen perilaku kesehatan dapat dilihat dalam dua aspek perkembangan penyakit (Gerace dan Vorp, 1985). Pertama, adalah perilaku yang mempengaruhi faktor resiko penyakit tertentu. Faktor resiko adalah ciri kelompok individu yang menunjuk mereka sebagai at-high-risk terhadap penyakit tertentu. Kedua, perilaku itu sendiri dapat berupa faktor resiko Skiner (1938 ) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku

Konsep Perilaku

Embed Size (px)

DESCRIPTION

konsep perilaku

Citation preview

Page 1: Konsep Perilaku

Pengertian PerilakuDalam sebuah buku yang berjudul “Perilaku Manusia” Drs. Leonard F. Polhaupessy, Psi. menguraikan perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luaR. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmodjo 2003 hal   114). Menurut Ensiklopedia Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi atau reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Dengan demikian maka suatu rangsangan akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu.Robert Kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap adalah hanya suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia.Perilaku Kesehatan menurut Gochman (1988)“those attributes such as beliefs, expectations, motives, values, perceptions, and other cognitive elements, personallity characteristics, including affective and emotional states and habits that relate to health maintenance, to health restoration and to health improvement”Definisi tersebut tidak hanya meliputi tindakan yang dapat secara langsung diamati dan jelas tetapi juga kejadian mental dan keadaan perasaan yang diteliti dan diukur secara tidak langsung. Komponen perilaku kesehatan dapat dilihat dalam dua aspek perkembangan penyakit (Gerace dan Vorp, 1985). Pertama, adalah perilaku yang mempengaruhi faktor resiko penyakit tertentu. Faktor resiko adalah ciri kelompok individu yang menunjuk mereka sebagai at-high-risk terhadap penyakit tertentu. Kedua, perilaku itu sendiri dapat berupa faktor resiko

Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori skiner disebut teori “S – O - R”atau Stimulus – Organisme – Respon. Skiner membedakan adanya dua proses.1. Respondent respon atau reflexsive, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan – rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebutelecting stimulation karena menimbulkan respon – respon yang relative tetap. Misalnya : makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya. Respondent respon ini juga mencakup perilaku emosinal misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya ddengan mengadakan pesta, dan sebagainya.2. Operant respon atau instrumental respon, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Pernagsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respon terhadap uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atsannya Pengertian Perilaku

Page 2: Konsep Perilaku

Dalam sebuah buku yang berjudul “Perilaku Manusia” Drs. Leonard F. Polhaupessy, Psi. menguraikan perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luaR. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmodjo 2003 hal   114). Menurut Ensiklopedia Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi atau reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Dengan demikian maka suatu rangsangan akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu.Robert Kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap adalah hanya suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia.Perilaku Kesehatan menurut Gochman (1988)“those attributes such as beliefs, expectations, motives, values, perceptions, and other cognitive elements, personallity characteristics, including affective and emotional states and habits that relate to health maintenance, to health restoration and to health improvement”Definisi tersebut tidak hanya meliputi tindakan yang dapat secara langsung diamati dan jelas tetapi juga kejadian mental dan keadaan perasaan yang diteliti dan diukur secara tidak langsung. Komponen perilaku kesehatan dapat dilihat dalam dua aspek perkembangan penyakit (Gerace dan Vorp, 1985). Pertama, adalah perilaku yang mempengaruhi faktor resiko penyakit tertentu. Faktor resiko adalah ciri kelompok individu yang menunjuk mereka sebagai at-high-risk terhadap penyakit tertentu. Kedua, perilaku itu sendiri dapat berupa faktor resiko

Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori skiner disebut teori “S – O - R”atau Stimulus – Organisme – Respon. Skiner membedakan adanya dua proses.1. Respondent respon atau reflexsive, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan – rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebutelecting stimulation karena menimbulkan respon – respon yang relative tetap. Misalnya : makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya. Respondent respon ini juga mencakup perilaku emosinal misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya ddengan mengadakan pesta, dan sebagainya.2. Operant respon atau instrumental respon, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Pernagsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respon terhadap uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atsannya Bentuk Perilaku

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

Page 3: Konsep Perilaku

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dakam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan / kesadaran, dan sikap yang terjadi belumbisa diamati secara jelas oleh orang lain.

Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).

Domain PerilakuDiatas telah dituliskan bahwa perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus (rangsangan dari luar). Hal ini berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun bentuk respon akan berbeda dari setiap orang. Faktor – factor yang membedakan respon terhadap stimulus disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, fisik, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi factor yang dominanyang mewarnai perilaku seseorang. (Notoatmodjo, 2007 hal 139)

Menurut Bloom, seperti dikutip Notoatmodjo (2003), membagi perilaku itu didalam 3

domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang

jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan, yaitu

mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yang terdiri dari ranah

kognitif (kognitif domain), ranah affektif (affectife domain), dan ranah psikomotor (psicomotor

domain).

Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk kepentingan

pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur dari :

1. Pengetahuan (knowlegde)

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai

dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang

dihadapi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang :

Page 4: Konsep Perilaku

1) Faktor Internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat, kondisi fisik.

2) Faktor Eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana.

3) Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi dan metode dalam

pembelajaran.

Ada enam tingkatan domain pengetahuan yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.

2) Memahami (Comprehension)

Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

dan kondisi yang sebenarnya.

4) Analisis

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-

komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi dan ada kaitannya dengan yang

lain.

5) Sintesa

Sintesa menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-

bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru.

Page 5: Konsep Perilaku

6) Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi / objek.

2. Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu

stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen

pokok :

1) Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek

2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan :

1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang

diberikan (obyek).

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang

diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu

indikasi sikap tingkat tiga.

Page 6: Konsep Perilaku

4) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko

merupakan sikap yang paling tinggi.

3. Praktik atau tindakan (practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk

mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau

suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support)

praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :

1) Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil

adalah merupakan praktik tingkat pertama.

2) Respon terpimpin (guide response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh

adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua.

3) Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau

sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mancapai praktik tingkat tiga.

4) Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.

Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni dengan wawancara

terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu

Page 7: Konsep Perilaku

(recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan

mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.

Menurut penelitian Rogers (1974) seperti dikutip Notoatmodjo (2003), mengungkapkan

bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses

berurutan yakni :

1) Kesadaran (awareness)

Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus

(objek)

2) Tertarik (interest)

Dimana orang mulai tertarik pada stimulus

3) Evaluasi (evaluation)

Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini

berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4) Mencoba (trial)

Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5) Menerima (Adoption)

Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya

terhadap stimulus.

D. Asumsi Determinan Perilaku

Menurut Spranger membagi kepribadian manusia menjadi 6 macam nilai kebudayaan.

Kepribadian seseorang ditentukan oleh salah satu nilai budaya yang dominan pada diri orang

tersebut. Secara rinci perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala

Page 8: Konsep Perilaku

kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan

sebagainya.

Namun demikian realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala kejiwaan tersebut

dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya adalah pengalaman, keyakinan, sarana/fasilitas, sosial

budaya dan sebagainya. Proses terbentuknya perilaku dapat diilustrasikan pada gambar berikut :

Pengalaman,Keyakinan

Fasilitas,Sosio-budaya,,,Pengetahuan,Persepsi,Sikap,Keinginan,Kehendak,Motivasi,Niat

Determinan terbentuknya perilaku

Beberapa teori lain yang telah dicoba untuk mengungkap faktor penentu yang dapat

mempengaruhi perilaku khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain :

1. Teori Lawrence Green (1980)

Green mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa

kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes)

dan faktor diluar perilaku (non behavior causes).

Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh :

1) Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.

2) Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau

tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas,

obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya.

3) Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas

kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku

masyarakat.

Page 9: Konsep Perilaku

2. Teori Snehandu B. Kar (1983)

Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan fungsi

dari :

1) Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya

(behavior itention).

2) Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support).

3) Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (accesebility

of information).

4) Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil tindakan atau keputusan

(personal autonomy).

5) Situasi yang memungkinkan untuk bertindak (action situation).

3. Teori WHO (1984)

WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah :

1) Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam bentuk pengetahuan, persepsi,

sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap objek (objek kesehatan).

(1) Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.

(2) Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang

menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih

dahulu.

(3) Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering

diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap membuat

Page 10: Konsep Perilaku

seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap

tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu terwujud didalam suatu tindakan tergantung

pada situasi saat itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada pengalaman

orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada banyak

atau sedikitnya pengalaman seseorang.

2) Tokoh penting sebagai Panutan. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa yang ia

katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.

3) Sumber-sumber daya (resources), mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga dan sebagainya.

4) Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-sumber didalam suatu

masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada umumnya disebut

kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama dan selalu berubah, baik

lambat ataupun cepat sesuai dengan peradapan umat manusia (Notoatmodjo, 2003).

Proses Tejadinya Perilaku

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni.1)    Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui setimulus (objek) terlebih dahulu2)    Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus3)    Evaluation (menimbang – nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya).Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi4)    Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru5)    Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetanhuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng (long lasting). Notoatmodjo, 2003 hal 122)

Perilaku kesehatan lingkungan

Saparinah Sadli (1982) menggambarkan individu dengan lingkungan social yang saling

mempengaruhi didalam suatu diagram. Keterangan :

a. Perilaku kesehatan individu; sikap dan kebiasaan individu yang erat kaitannya dengan lingkungan.

Page 11: Konsep Perilaku

b. Lingkungan keluarga; kebiasaan-kebiasaan tiap anggota keluarga mengenai kesehatan.c. Lingkungan terbatas; tradisi, adat-istiadat dan kepercayaan masyarakat sehubungan dengan kesehatan.d. Lingkungan umum; kebijakan-kebijakan pemerintah dibidang kesehatan, undang-undang kesehatan, program-program kesehatan, dan sebagainya.

Klasifikasi prilaku

Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan

kesehatan (health related behavior) sebagai berikut :

a. Perilaku kesehatan (health behavior) yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Termasuk juga tindakan-tindakan untuk mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih makanan, sanitasi, dan sebagainya.

b. Perilaku sakit (illness behavior) yakni segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan seorang individu yang merasa sakit untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit. Termasuk disini kemampuan atau pengetahuan individu untuk mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit serta usaha-usaha mencegah penyakit tersebut.

c. Perilaku peran sakit (the sick role behavior) yakni segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan. Perilaku ini disamping berpengaruh terhadap kesehatan / kesakitannya sendiri, juga berpengaruh

terhadap orang lain terutama kepada anak-anak yang belum mempunyai kesadaran dan tanggung jawab terhadap kesehatannya.

B. Klasifikasi Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan menurut

Notoatmodjo (2003) adalah suatu respon

seseorang (organisme) terhadap stimulus

atau objek yang berkaitan dengan sakit

atau penyakit, sistim pelayanan

kesehatan, makanan, dan minuman, serta

lingkungan. Dari batasan ini, perilaku

kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi

3 kelompok :

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan

(health maintanance).

Adalah perilaku atau usaha-usaha

seseorang untuk memelihara atau

menjaga kesehatan agar tidak sakit

dan usaha untuk penyembuhan

bilamana sakit.

2. Perilaku pencarian atau penggunaan

sistem atau fasilitas kesehatan, atau

sering disebut perilaku pencairan

pengobatan (health seeking behavior).

Page 12: Konsep Perilaku

Perilaku ini adalah menyangkut

upaya atau tindakan seseorang pada

saat menderita penyakit dan atau

kecelakaan.

3. Perilaku kesehatan lingkungan

Adalah apabila seseorang merespon

lingkungan, baik lingkungan fisik

maupun sosial budaya, dan

sebagainya.

Perilaku mencari pengobatan

Perilaku sehubungan dengan pencarian penngobatan (health seeking behaviour), yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan, misalnya usaha-usaha mengobati sendiri penyakitnya atau mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan modern (puskesmas, mantri, dokter praktek, dan sebagainya), maupun ke fasilitas kesehatan tradisional (dukun, sinshe, dan sebagainya).

-Perilaku tidak melakukan apa- apa.(no action)

Perilaku ini biasanya terjadi pada penduduk yang umumnya kurang berpengetahuan atau pun dengan tingkat ekonomi yang rendah. Hal ini disebabkan karena dia tidak merasakan sakit yang parah atau pun karena tidak memiliki pembiayaan biaya pengobatan.

-Megobati diri sendiri.(self treatment)

Hal ini juga biasanya dikarenakan tingkat ekonomi yang rendah, sehingga menyebabkan tidak melakukan pengobatan

dan lebih memilih untuk mengobati diri sendiri.

-Mencari pengobatan tradisional

Melakukan pengobatan tradisional ini biasanya terjadi pada masyarakat dikarenakan suatu kebiasaan atau pun kebudayaan. Seperti adanya pengobatan alternative ataupun duku.

-Membeli obat- obatan diwarung

Hal ini sudah lazim terjadi karena banyaknya obat- obat yang terjual bebas di pasar. Dengan bantuan media promosi akan mempermudah hal ini.

-Mencari pengobatan ke fasilitas modern

Fasilitas modern disini adalah seperti puskesmas atau rumah sakit umum.

-Mencari pengobatan ke fasilitas swasta

Fasilitas swasta disini adalah klinik swasta atau pun klinik pribadi dokter yang notabennya lebih mahal. Tepati lebih tersebar disuatu daerah.

Perilaku kepatuhan

Murty (1997) : kepatuhan pasien berkenan dengan kemauan dari individu untuk mengikuti cara yang sehatyang berkaitan dengan nasehat dan, aturan pengobatan yang diterapkan mengikuti jadwal pemeriksaan dan rekomendasi hasil penyelidikan.(kemauan individu)

Sacket (1978) : Tingkat perilaku penderita dalam mengambil suatu tindakan untuk pengobatan seperti diet,kebiasaan hidup sehat dan ketetapan berobat.(tingkat perilaku)

Page 13: Konsep Perilaku

Kellman (cit.Sarwono, 1993) sikap danperilaku individu dimulai dari tahap kepatuhan, identifikasi masalah menjadi ininternalisasi. Mula- mula individu memenuhi anjuran atau interaksi petugas tanpa kerelaan untuk memberikan tindakan tersebut dan seing menghindar, hukuman atau sangsi bila tidak patuh untuk memperolehimbalan yang menjanjikan jika memenuhi anjuran tersebut, tahap ini disebut dengan kepatuhan.

Komunikasi teraupetik : proses penyampaian pesan atau nasihat untuk mendukung upaya penyembuhan. Melalui komunikasi teraupetik penderita disetiap kunjungan berobat. Diharapkan mampu untuk mengatiasi masalahnya, membantu untuk meningkatkan kesadaran penyakitnya bisa sembuh apabila penderita patuh hingga perawatan berakhir.

Langkah- langkahnya adalah:

1. menyadari2. mengetahui3. sikap4. melaksanakan5. adanya PMO(pengawas minum obat)

Perilaku pencegahan

Perilaku pencegahan penyakit (health preevention behaviour) adalah respons untuk melakukan pencegahan penyakit, misalnya tidur memakai kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk malaria, imunisasi, dan sebagainya. Termasuk perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang lain.

Pencegahan primer dilakukan pada masa individu belum menderita sakit, upaya yang dilakukan ialah:-Promosi kesehatan/health promotion yang ditujukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap masalah kesehatan.

-Perlindungan khusus (specific protection): upaya spesifik untuk mencegah terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi, peningkatan ketrampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik dan untuk menanggulangi stress dan lain-lain.

Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakitDiagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), tujuan utama dari tindakan ini ialah:

1) mencegah penyebaran penyakit bila penyakit ini merupakan penyakit menular, dan

2) untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat. Pembatasan cacat (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.

Pencegahan tersier dengan rehabilitasi, pada proses ini diusahakan agar cacat yang di derita tidak menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial.Pembentukan perilaku

Prosedur pembentukan perilaku dalam operant conditioning ini menurut Skinner adalah sebagai berikut :

a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau reinforcer

berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan dibentuk.

b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang

Page 14: Konsep Perilaku

membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen

tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya

perilaku yang dimaksud.

c. Dengan menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan-

tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau hadiah untuk masing-masing

komponen tersebut.

d. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen …yang telah tersusun itu. Apabila komponen pertama telah dilakukan maka …hadiahnya diberikan. Hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku … …(tindakan) tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau perilaku ini sudah …terbentuk kemudian dilakukan komponen (perilaku) yang kedua, diberi hadiah …(komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi), demikian berulang-ulang …sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan komponen …ketiga, keempat, dan selanjutnya sampai seluruh perilaku yang diharapkan …terbentuk.

Dengan demikian secara lebih terinci perilaku kesehatan itu mencakup :

a. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia berespons, baik secara pasif (mengetahui, bersikap dan mempersepsi penyakit atau rasa sakit yang ada pada dirinya dan diluar dirinya, maupun aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan penyakit atau sakit tersebut.

Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai dengan tingkat-tingkat pencegahan penyakit, yakni :

- Perilaku sehubungan dengan peningkatan ddan pemeliharaan kesehatan (health promotion behaviour). Misalnya makan makanan yang bergizi, olah raga, dan sebagainya.

- Perilaku pencegahan penyakit (health preevention behaviour) adalah respons untuk melakukan pencegahan penyakit, misalnya tidur memakai kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk malaria, imunisasi, dan sebagainya. Termasuk perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang lain.

- Perilaku sehubungan dengan pencarian penngobatan (health seeking behaviour), yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan, misalnya usaha-usaha mengobati sendiri penyakitnya atau mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan modern (puskesmas, mantri, dokter praktek, dan sebagainya), maupun ke fasilitas kesehatan tradisional (dukun, sinshe, dan sebagainya).- Perilaku sehubungan dengan pemulihan kessehatan (health rehabilitation behaviour) yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha pemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit. Misalnya melakukan diet, mematuhi anjuran-anjuran dokter dalam rangka pemulihan kesehatannya).

b. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan adalah respons seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan baik sistem pelayanan kesehatan modern maupun tradisional. Perilaku ini menyangkut respons terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obat-obatannya, yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap

Page 15: Konsep Perilaku

dan penggunaan fasilitas, petugas dan obat-obatan.

c. Perilaku terhadap makanan (nutrition behaviour) yakni respons seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek kita terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya (zat gizi), pengelolaan makanan, dan sebagainya sehubungan kebutuhan tubuh kita.

d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (enviromental health behaviour) adalah respons seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan itu sendiri.

Perilaku ini antara lain mencakup :- Perilaku sehubungan dengan air bersih, ttermasuk didalamnya komponen, manfaat, dan penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.- Perilaku sehubungan dengan pembuangan aiir kotor, yang menyangkut segi-segi higiene, pemeliharaan teknik, dan penggunaannya.- Perilaku sehubungan dengan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair. Termasuk didalamnya sistem pembuangan sampah dan air limbah yang sehat serta dampak pembuangan limbah yang tidak baik.- Perilaku sehubungan dengan rumah yang seehat, yang meliputi ventilasi, pencahayaan, lantai, dan sebagainya.- Perilaku sehubungan dengan pembersihan ssarang-sarang nyamuk (vektor) dan sebagainya.

Teori teori tentang perubahan perilaku:

-SOR(Stimulus- Organisme- Respon)Dimana adanya stimulus akan menyebabkan suatu respon

-Festinger : psikologi social, inblance ketidak seimbangan biologis.

-Fungsi : perubahan yang terjadi pada suatu individu tergantung pada kebutuhan individu.

-Kurt lawin : prilaku adalah keadaan seimbang antara kekuatan pendorong dengan kekuatan penahan.

Perilaku terhadap sakit dan penyakit

Respon yang dilakukan oleh stimulus yang berhubungan dengan sakit atau penyakit.

- Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health promotion behaviour). Misalnya makan makanan yang bergizi, olah raga, dan sebagainya.

- Perilaku pencegahan penyakit (health preevention behaviour) adalah respons untuk melakukan pencegahan penyakit, misalnya tidur memakai kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk malaria, imunisasi, dan sebagainya. Termasuk perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang lain.

- Perilaku sehubungan dengan pencarian penngobatan (health seeking behaviour), yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari pengobatan, misalnya usaha-usaha mengobati sendiri penyakitnya atau mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan modern (puskesmas, mantri, dokter praktek, dan sebagainya), maupun ke fasilitas kesehatan tradisional (dukun, sinshe, dan sebagainya).

- Perilaku sehubungan dengan pemulihan kessehatan (health rehabilitation behaviour)

Page 16: Konsep Perilaku

yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha pemulihan kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit. Misalnya melakukan diet, mematuhi anjuran-anjuran dokter dalam rangka pemulihan kesehatannya).