33
2013

Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengantar mata kuliah mutu pelayanan kesehatan

Citation preview

Page 1: Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

2013

Page 2: Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

3

PendahuluanSeiring dengan semakin meningkatnya demokratisasi dan tuntutan masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan yang lebih baik, maka sebagai penyedia layanan kesehatan dihadapkan kepada tantangan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanannya. Saat ini masih banyak dijumpai kelemahan dalam pemberian pelayanan kesehatan secara umum sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari ada banyaknya keluhan dari pasien yang disampaikan di media massa sehingga menurunkan kredibilitas tenaga kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan.

Ketika tingkat pendidikan, pendapatan dan awareness masyarakat meningkat, maka pelayanan kesehatan yang tidak bermutu akan ditinggalkan, dan beralih ke penyedia layanan kesehatan yang lebih baik mutunya. Sebagai contoh, bila pelayanan kesehatan dalam negeri mempunyai kualitas pelayanan yang buruk, maka masyarakat berpenghasilan tinggi yang membutuhkan pelayanan kesehatan akan beralih ke sarana kesehatan lain di luar negeri yang mutunya lebih baik sebagaimana fenomena ini mulai terlihat pada golongan ekonomi menengah atas. Jika hal ini terus berlanjut maka akan didapatkan pelayanan kesehatan kita hanya akan dipergunakan oleh masyarakat miskin atau berpenghasilan rendah yang tidak mempunyai pilihan lain karena keterbatasan anggaran. Bila masyarakat miskin mendapat pelayanan kesehatan yang buruk, maka gangguan kesehatan yang dialaminya tidak dapat ditanggulangi. Kesehatan seseorang yang buruk menyebabkan penurunan produktivitas karena tidak dapat bekerja dengan efektif. Bila penyakit semakin berat, anggota keluarga yang harus membantu merawat anggota keluarga yang sakit akan kehilangan waktu untuk mendapatkan penghasilan dari pekerjaan. Pada akhirnya hal tersebut semakin menyebabkan penurunan pendapatan keluarga miskin.

Demi mencegah terjadinya rantai masalah kesehatan tersebut, salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Mutu barang pada umumnya secara langsung dapat diukur, namun mutu jasa layanan kesehatan agak sulit untuk diukur karena multidimensi dan subjektif bergantung dengan persepsi, latar belakang, sosial ekonomi, norma, pendidikan, budaya bahkan kepribadian seseorang.

1. Mutu Pelayanan Kesehatana. Definisi Mutu Pelayanan secara umum

Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan.1 Mutu produk dan jasa adalah seluruh gabungan sifat-sifat produk atau jasa

pelayanan dari pemasaran, engineering, manufaktur, dan pemeliharaan dimana produk atau jasa pelayanan dalam penggunaannya akan bertemu dengan harapan pelanggan (Armand V. Feigenbaum).1

Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan (American Society for Quality Control)1

Mutu adalah kesesuaian terhadap permintaan persyaratan (The conformance of requirements- Philip B. Crosby)1

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat.2

Mutu pelayanan kesehatan adalah penampilan yang pantas atau sesuai (yang berhubungan dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah

CHAPTER IKonsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

Page 3: Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

4

mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan gizi (Milton I Roemer dan C Montoya Aguilar, WHO, 1998)1

Mutu pelayanan kesehatan adalah sesuatu yang merujuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien dan diukur dengan kepuasaan rata-rata penduduk. Secara sederhana dikatakan, semakin sempurna kepuasan pasien, semakin baik mutu pelayanan kesehatan. Namun dalam memenuhi kepuasan pasien harus tetap berpegang pada standar operasional dan dilaksanakan sesuai dengan kode etik pemberi pelayanan dan tidak melanggar hukum. Oleh karena itu dalam pelaksanaanya terdapat paling tidak dua pembatasan sebagai berikut:1) Pembatasan pada derajat kepuasan pasien

Untuk menghindari subjektivitas yang mempersulit pelaksanaan program menjaga mutu, ditetapkan bahwa ukuran kepuasan yang dipakai adalah kepuasan rata-rata penduduk, walaupun orientasinya tetap individual.2

2) Pembatasan pada upaya yang dilakukanUntuk melindungi kepentingan pemakai jasa pelayanan kesehatan yang

umumnya awam terhadap tindakan kedokteran (patient ignorancy), ditetapkan bahwa upaya yang dilakukan harus sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan profesi. Suatu pelayanan kesehatan meskipun dapat memuaskan klien, tetapi apabila diselenggarakan tidak sesuai dengan kode etik dan SPO bukanlah pelayanan profesional, dan bukanlah pelayanan kesehatan yang bermutu.3

b. Definisi mutu pelayanan kesehatan ditinjau dari sudut pandang (perspektif)Pengertian mutu dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang, yakni sudut

pandang pasien, petugas kesehatan dan manajer. Mutu merupakan fokus sentral dari tiap upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan.

1) Bagi pemakai jasa: pasien dan masyarakat Mutu pelayanan berarti suatu empathi, respek dan

tanggap akan kebutuhannya, pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan mereka, diberikan dengan cara yang ramah pada waktu berkunjung.1

2) Bagi petugas kesehatan Mutu pelayanan berarti bebas melakukan segala

sesuatu secara profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang maju, mutu peralatan yang baik memenuhi standar yang baik (state of the art).1

3) Bagi penyandang dana pelayanan kesehatan/Mutu pelayanan lebih terkait pada dimensi efisiensi

pemakaian sumber dana, kewajaran pembiayaan kesehatan, dan atau kemampuan pelayanan kesehatan mengurangi kerugian penyandang dana pelayanan kesehatan.3

2. Dimensi Mutu PelayananKarena jasa tidak kasat mata serta kualitas teknik jasa tidak selalu dapat dievaluasi

secara akurat, pelanggan berusaha menilai kualitas jasa berdasarkan apa yang dirasakannya, yaitu atribut-atribut yang mewakili kualitas proses dan kualitas pelayanan.a. Menurut Lori Di Prete Brown, et al., dalam bukunya Quality Assurance of health

Care in Developing Countries, kegiatan menjaga mutu dapat menyangkut satu atau beberapa dimensi seperti berikut:1

1) Kompetensi teknis (technical competence)

Page 4: Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

5

Kompetensi teknis terkait dengan ketrampilan, kemampuan dan penampilan petugas hingga staff pendukung. Kompetensi teknis berhubungan dengan bagaimana cara petugas mengikuti standar yang telah ditetapkan dalam hal : dapat dipertanggungjawabkan atau diandalkan (dependability), ketepatan (accuracy), ketahanan uji (reability), dan konsistensi (consistency). Kurangnya kompetensi teknis dapat mengakibatkan adanya penyimpangan kecil dari prosedur standar sampai kesalahan yang besar yang menurunkan efektivitas dan membahayakan pasien.

2) Akses terhadap pelayanan (Access to services)Akses berarti bahwa pelayanan tidak terhalang oleh keadaan geografis

(jarak, transportasi), sosial ekonomi (pembiayaan yang terjangkau pasien), budaya (diterimanya pelayanan yang dikaitkan dengan nilai budaya kepercayaan dan perilaku), organisasi atau hambatan bahasa.

3) Efektifitas (Effectiveness)Kualitas pelayanan tergantung dari efektifitas yang menyangkut norma

pelayanan dan petunjuk klinis sesuai standar yang ada. Dalam menilai efektifitas akan menjawab pertanyaan, “Apakah dengan prosedur atau pengobatan yang diterapkan sesuai standar akan mendapatkan hasil yang lebih baik?”

4) Efisiensi (Efficiency)Efisiensi pelayanan mempengaruhi hasil pelayanan kesehatan, apalagi

sumber daya pelayanan pada umumnya terbatas. Pelayanan yang efisien akan memberikan perhatian yang optimal sehingga memaksimalkan pelayanan kepada pasien dan masyarakat.

5) Kontinuitas (Continuity)Kontinuitas atau kelangsungan pelayanan berarti klien akan menerima

pelayanan yang lengkap yang dibutuhkan (termasuk rujukan) tanpa interupsi, berhenti atau mengulangi prosedur diagnosa dan terapi yang tidak perlu. Tidak adanya kelangsungan pelayanan akan mengurangi efisiensi dan kualitas hubungan antar manusia.

6) Keamanan (Safety)Keamanan berarti mengurangi resiko cedera, infeksi, efek samping, atau

bahaya lain yang berkaitan dengan pelayanan. Misalnya perlindungan terhadap penularan HIV AIDS atau infeksi nosokomial dengan melakukan presedur yang aman.

7) Hubungan antar manusia (Interpersonal relations)Dimensi hubungan antar manusia berkaitan dengn interaksi antara petugas

kesehatan dan pasien. Hubungan yang baik akan menanamkan kepercayaan dan kredibilitas dengan cara : menghargai, menghormati, menjaga rahasia, reponsif dan memberikan perhatian. Hubungan yang baik mempunyai andil dalam pemberian konseling yang efektif. Hubungan yang kurang baik akan mengurangi efektifitas dari kompetensi teknis pelayanan. Pasien yang mendapat perlakuan kurang baik cenderung mengabaikan saran petugas kesehatan atau bahkan tidak mau berobat ke tempat tersebut.

8) Kenyamanan (Amenties)Kenyamanan atau keramahan tidak berhubungan dengan efektifitas klinis,

tetapi mempengaruhi kepuasan pasien dan bersedianya untuk kembali ke fasilitas kesehatan untuk pelayanan berikutnya. Kenyamanan juga berkaitan dengan penampilan fisik fasilitas kesehatan, personil, dan peralatan medis maupun non medis, kebersihan serta privacy

.3. Faktor yang Mempengaruhi Mutu

Mutu produk dan jasa pelayanan secara langsung dipengaruhi oleh 9 area fundamental :1

Page 5: Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

6

a. Man Sumber daya manusia, kemajuan teknologi memerlukan pekerja spesialis yang makin banyak

b. MoneyMeningkatnya kompetisi di segala bidang memerlukan penyesuaian pembiayaan yang luar biasa termasuk mutu

c. MaterialsBahan-bahan yang semakin terbatas dan berbagai jenis material yang diperlukan

d. Machines and MechanismSelalu perlu adanya penyesuaian-penyesuaian seiring dengan kebutuhan kepuasan pelanggan

e. Modern information methodKemajuan teknologi yang harus diikuti

f. MaketsTuntutan pasar yang semakin meningkat

g. ManagementTanggungjawab manajemen mutu oleh perusahaan

h. MotivationMeningkatnya mutu yang kompleks perlu kesadaran bagi pekerja

i. Mounting product requirementPersyaratan produk yang meningkat yang diminta pelanggan perlu penyesuaian mutu terus-menerus.

4. Manfaat Program Peningkatan Mutu Pelayanan4

a. Mengubah budaya kerja seseorang, agar berorientasi pada mutu pelayanan dan kepuasan pelanggan. Agar mengetahui metode ilmiah dalam memecahkan masalah atau perbaikan mutu dengan alat statistik.

b. Mengubah proses pelayanan, agar proses pekerjaan pelayanan memperhatikan Standar Operational Procedure (SOP)

c. Meningkatkan outcome pelayanan dengan sasaran :Outcome mutu pasien Mengurangi keluhan pasien Meningkatkan kepuasan pelanggan/pasien

Outcome profesional Tenaga kesehatan bekerja sesuai dengan standar profesi Mengurangi komplikasi Memenuhi standar outcome pelayanan medis Meningkatkan kualitas sumberdaya termasuk SDM yang diperlakukan dalam

pekerjaan pelayanan profesionalOutcome secara ekonomi Efektifitas dan efisiensi biaya operasional/pengobatan/perawatan pasien Mengurangi besarnya biaya

d. Dalam bidang pelayanan kesehatan, upaya peningkatan mutu menjadi penting karena: UU Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Masyarakat menyatakan bahwa

pelayanan kesehatan harus dilaksanakan sesuai standar profesi Pelayanan kesehatan yang memenuhi standar mutu akan memberikan dampak

nyata terhadap peningkatan derajat kesehatan Masyarakat semakin sadar perlunya pelayanan yang bermutu Semakin disadari bahwa pelayanan kesehatan yang bermutu justru lebih murah

dibandingkan dengan pelayanan yang tidak bermutu karena dapat dicegah pemborosan yang tidak perlu

Pelayanan yang memperhatikan mutu akan memberikan kepuasan baik pada pemberi pelayanan maupun penerima pelayanan

Page 6: Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

7

e. Para pengambil keputusan dalam pelayanan kesehatan, secara strategi bertujuan untuk: menjaga mutu pelayanan yang sudah baik meningkatkan mutu pelayanan menjamin keamanan publik memenuhi persyaratan minimal secara hukum perundang-undangan verifikasi apakah design dan spesifikasi perawatan/ pemeliharaan alat

perlengkapan sudah tepat meningkatkan kemampuan profesional, misalnya: tentang bedah jantung,

transplantasi organ dll manajemen mutu monitoring sektor swasta menyusun tata laksana pelayanan yang baru menyesuaikan isu umum tentang perlunya peningkatan kemampuan RS dalam

perawatan penyakit tertentu menciptakan pusat unggulan (excellent) alokasi sumberdaya menyusun sistem jaringan kerja

5. Prinsip Peningkatan Mutu Pelayanana. Memenuhi kebutuhan pasien

Memenuhi pelayanan seperti yang diinginkan pasien Memenuhi apa yang dipikirkan pasien tentang pelayanan yang akan diberikan Membangun kebersamaan antara pasien dan petugas terhadap pelayanan

kesehatan yang diberikanb. Mengukur dan menilai pelayanan yang diberikan

Mengukur dan menilai apa yang dilakukan Mengukur pengaruh pelayanan yang diberikan terhadap kepuasan pasien Mengukur dan menilai variabel yang penting guna perbaikan

c. Memperbaiki proses layanan Menyederhanakan dan memperbaiki proses terus-menerus, tidak bertele-tele,

sesuai standar pelayanan Mengurangi kesalahan dan hasil yang buruk

d. Meningkatkan mutu pemberi layanan Integrasi tim untuk mengurangi duplikasi hasil pekerjaan, dan pemborosan

sumberdaya Memberikan penghargaan, meningkatkan tanggungjawab dan kerjasama dalam

pelayanan kesehatan Pendidikan dan pelatihan SDM menurut kompetensi, profesionalismenya, dan

memberikan pembekalan metode penyelesaikan masalah dan alat statistik mutu Membentuk dan memberdayakan budaya kerja

e. Memenuhi kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana yang digunakan untuk melakukan pelayanan kesehatan

Page 7: Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

8

PendahuluanPelayanan kesehatan yang bermutu tidak terwujud dengan begitu saja, diperlukan suatu

perencanaan/program yang bertujuan untuk menjaga mutu pelayanan (Quality Assurance/QA). Kementerian Kesehatan Indonesia telah menekankan mutu layanan kesehatan sebagai

salah satu prioritas nasionalnya dengan filosofi yang melingkupi pemberian layanan kesehatan yaitu, tepat, layak, mudah didapat, terjangkau, berkelanjutan, dan memenuhi standar profesional nasional. Pemberian layanan kesehatan harus berlaku bagi semua anggota masyarakat terlepas dari status ekonomi, sosial, geografis, atau agama mereka.

Fokus kebijakan nasional adalah memiliki mutu yang holistik dan menggabungkan prinsip-prinsip layanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Kebijakan meliputi semua yang bekerja di bidang medis, termasuk dokter, perawat, bidan, paramedis, staff pendukung medis dan non-medis.

Hasil wawancara dengan para bidan desa, para bidan membutuhkan pelatihan praktis tambahan dalam bidang administrasi dan manajemen dan juga dalam ketrampilan teknis lapangan lain.5

1. Batasan Program Menjaga Mutu (Quality Assurance)Menjaga mutu/ quality assurance berasal dari kata to assure (to convice, to make

sure, to certain, to ensure, to secure) yang berarti untuk meyakinkan orang, mengusahakan sebaik-baiknya, mengamankan atau menjaga. Beberapa definisi Batasan Program banyak macamnya, diantaranya yang dipandang cukup penting:6

a. Program menjaga mutu adalah upaya berkesinambungan sistematis dan objektif dalam memantau dan menilai pelayanan yang diselenggarakan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, serta menyelesaikan masalah yang ditemukan untuk memperbaiki mutu pelayanan (Maltos dan Keller, 1999)6

b. Program menjaga mutu adalah suatu upaya mengkaji secara periodik berbagai kondisi yang mempengaruhi pelayanan, melakukan pemantauan terhadap pelayanan, serta menelusuri keluaran yang dihasilkan sedemikian rupa sehingga berbagai kekurangan dan penyebab kekurangan dapat diketahui serta upaya perbaikan dapat dilakukan, kesemuanya untuk lebih menyempurnakan taraf kesehatan dan kesejahteraan (Donabedian, 1980)6

c. Program menjaga mutu adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mengukur mutu pelayanan yang diselenggarakan, menganalisis berbagai kekurangan, menetapkan dan melaksanakan tindakan perbaikan serta menilai hasil yang dicapai yang dilaksanakan secara sistematis, berdaur ulang serta berdasarkan standar yang telah ditetapkan (Palmer, 1983)6

d. Program menjaga mutu adalah suatu proses untuk memperkecil kesenjangan antara penampilan yang ditemukan dengan keluaran yang diinginkan dari suatu sistem, sesuai dengan batas-batas teknologi yang dimiliki oleh sistem tersebut (Ruels dan Frank, 1988)6

e. Program menjaga mutu adalah suatu upaya terpadu yang mencakup identifikasi dan penyelesaian masalah pelayanan yang diselenggarakan, serta mencari dan memanfaatkan berbagai peluang yang ada untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan (The American Hospital Association, 1988)6

f. Program menjaga mutu adalah suatu program berlanjut yang disusun secara objektif dan sistematis dalam memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan, menggunakan berbagai peluang yang tersedia untuk meningkatkan pelayanan yang diselenggarakan serta menyelesaikan berbagai masalah yang ditemukan (Joint Commission on Acreditation of Hospital, 1988)6

CHAPTER IIPROGRAM MENJAGA MUTU (QUALITY ASSURANCE)

Page 8: Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

Lingkungan (kebijakan, organisasi,

manajemen)

Mutu Pelayanan (Keluaran/performance)

Proses(medis, non-medis)

Masukan(tenaga, sarana, dana)

9

Berdasar batasan diatas, dapat diambil pokok yang sama paling tidak mencakup tiga rumusan utama, yakni2 : a. Menetapkan masalah mutu dan penyebabnya berdasarkan standar yang telah

ditetapkanb. Menetapkan dan melaksanakan cara melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai

dengan kemampuan yang tersediac. Menilai hasil yang dicapaid. Penyusun rencana tindak lanjut untuk lebih meningkat mutu

Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa Program menjaga mutu merupakan suatu upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis, objektif, dan terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil yang dicapai dan saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan6

2. Sasaran Program Menjaga Mutu (Quality Assurance)Sasaran program menjaga mutu adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan,

meliputi unsur masukan (input), unsur proses (process), unsur lingkungan (environment), serta unsur keluaran (output).5 a. Unsur masukan

Unsur masukan adalah semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan.unsur masukan yang terpenting adalah tenaga (man), dana (money), dan sarana (material). Secara umum, apabila tenaga dan sarana tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulit diharapkan baiknya mutu pelayanan.

b. Unsur lingkunganUnsur lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi pelayanan

kesehatan. Untuk suatu institusi kesehatan, keadaan sekitar yang terpenting adalah kebijakan (policy), organisasi, dan manajemen.

c. Unsur prosesUnsur proses adalah seua tindakan yang dilakukan pada pelayanan kesehatan.

Tindakan secara umum dibedakan menjadi dua macam, yakni tindakan medis (medical procedures), dan tindakan non-medis (non-medical procedures).

d. Unsur keluaranYang dimaksud unsur keluaran adalah menunjuk pada penampilan pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan (performance). Secara umum penampilan dibedakan menjadi dua macam, yakni penampilan aspek medis (medical performance), dan penampilan aspek non-medis (non-medical performance).

Bagan 1 Hubungan antar unsur program menjaga mutu

Page 9: Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

10

3. Prinsip Program Menjaga Mutu (Quality Assurance)4

Terdapat enam prinsip QA dalam peningkatan mutu pelayanan:a. Komitmen Pimpinanb. Memenuhi kebutuhan pasienc. Pendekatan Timd. Melibatkan seluruh petugase. Pendekatan ilmiah/statistikf. Terintegrasi dalam sistem manajemen Rumah Sakit

4. Tujuan Program Menjaga Mutu (Quality Assurance)5

a. Menyusun standar untuk pelaksanaan kegiatan layanan kesehatan yang bermutu.b. Menetapkan standar kinerja petugas layanan kesehatan yang lebih baik.c. Menentukan instrumen yang sensitif untuk menilai kinerja petugas layanan

kesehatan dalam proses kegiatan pemberian layanan kesehatan.d. Memilih indikator yang sensitif dan valid untuk secara terus-menerus memantau

dan mengevaluasi, serta mengawasi kemajuan dan outcome layanan kesehatan dan dampaknya pada kesehatan masyarakat.

e. Melihat kekurangan yang ada dalam proses pelayanan dan berusaha memperbaiki.

f. Melakukan pemrograman (pemrograman kembali jika diperlukan), pemantauan dan pengevaluasian bergabai kegiatan layanan kesehatan untuk mencakup semua hal tersebut diatas kedalam keseluruhan proses perencanaan

g. The American Hospital Association mengemukakan bahwa tujuan QA adalah upaya untuk identifikasi dan memecahkan masalah dalam pemberian pelayaan kepada pasien dan mencari atau memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan mutu pelayanan secara terpadu4

h. Dapat melindungi pelaksana pelayanan dari kemungkinan munculnya gugatan hukum2.

5. Bentuk program Program Menjaga Mutu (Quality Assurance)a. Bentuk program menjaga mutu ditinjau dari kedudukan organisasi pelaksana:

1) Program menjaga mutu internal (Internal Quality Assurance)Program menjaga mutu internal diselenggarakan oleh institusi

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan, dapat berupa perseorangan dan ataupun bersama dalam suatu organisasi5

2) Program menjaga mutu eksternal (External Quality Assurance)Program menjaga mutu eksternal diselenggarakan oleh organisasi

khusus yang berada di luar institusi kesehatan.5

Page 10: Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

Bentuk Program Menjaga Mutu

Internal Eksternal

Perseorangan Kelompok

Terlibat dalam pelayanan

Tidak Terlibat dalam pelayanan

Semua Perwakilan

Perseorangan Tim

11

Bagan 2 Bentuk Program Menjaga Mutu

b. Bentuk program QA ditinjau dari waktu pelaksanaan kegiatan QA1) Program menjaga mutu prospektif

Program menjaga mutu prospektif dilaksanakan sebelum program pelayanan kesehatan. Untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, dilakukan pemantauan terhadap tenaga pelaksana, sarana, pendanaan, kebijakan, organisasi, dan manajemen (unsur masukan dan lingkungan). Jika ditemukan hal tersebut tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan, maka akan berpengaruh terhadap mutu pelayanan, dengan kata lain pelayanan yang bermutu sulit diharapkan. Prinsip pokok program menjaga mutu prospektif:5

a) StandarisasiUntuk menjamin akan terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu ditetapkanlah standar institusi kesehatan. Izin menyelenggarakan pelayanan kesehatan hanya diberikan kepada institusi yang memenuhi standar.

b) PerizinanUntuk mencegah pelayanan yang tidak bermutu, standarisasi perlu diikuti dengan perizinan yang diikuti secara berkala. Izin hanya diberikan kepada institusi atau tenaga yang tetap memenuhi standar.

c) SertifikasiSertifikasi adalah tindak lanjut dari perizinan, yakni dengan memberikan sertifikat (pengakuan) kepada institusi atau tenaga kesehatan yang benar-benar telah memenuhi standar persyaratan.

d) Akreditasi Akreditasi merupakan bentuk lain dari sertifikasi yang nilainya dipandang lebih tinggi. Lazimnya akreditasi dilaksanakan secara bertingkat sesuai dengan kemampuan institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

Page 11: Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

12

2) Program menjaga mutu konkurenProgram menjaga mutu konkuren diselenggarakan bersamaan dengan

pelayanan kesehatan. Perhatian utama pada unsur proses, yakni memantau dan menilai tindakan medis dan non-medis yang dilakukan.6

3) Program menjaga mutu retrospektifProgram menjaga mutu retrospektif diselenggarakan setelah pelayanan

kesehatan. Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditujukan pada unsur keluaran, yakni memantau dan menilai penampilan pelayanan kesehatan. Dikarenakan penilaian ini dilakukan setelah memberikan pelayanan, maka objek yang dipantau dan dinilai bersifat tidak langsung, contoh penilaian program menjaga mutu retrospektif: 1) Review rekam medik

Semua catatan yang ada dalam rekam medik dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Tinjauan rekam medis dapat dibedakan menjadi beberapa macam, misalnya tinjauan penggunaaan obat, tinjauan kasus bedah, tinjauan lama perawatan dll bergantung pada masalah yang ingin dipantau. Dari rekam medik dapat diambil data medis (perawatan) dan non medis (data umum)6

Pemeriksaan dan penilaian rekam medik disebut dengan audit. Karena penilaian berdasarkan catatan maka catatan itu harus dapat dipercaya dan akurat.2

Tabel 1 Keuntungan dan Kerugian Audit

Keuntungan Audit Kekurangan Audit

Pencatatan sudah tersedia Pencatatan yang tidak lengkap dan tidak akurat akan menimbulkan pengukuran yang tidak akurat

Audit akan mendorong untuk melakukan pencatatan yang baik dan akurat

Jika waktu yang digunakan untuk mencatat terlalu banyak, maka waktu yang tersedia untuk melayani pasien akan menjadi berkurang

2) Tissue Review (Tinjauan Jaringan)Pada tinjauan jaringan, penampilan pelayanan yang dilihat (khusus

untuk bedah) dilihat dari jaringan pembedahan yang dilakukan. Jika gambaran patologi anatomi dan jaringan yang diangkat telah sesuai dengan diagnosis yang telah ditegakkan, maka berarti pelayanan bedah tersebut adalah pelayanan yang bermutu.6

3) Client Survey (Survey Klien)Survey dapat dilakukan secara informal dengan melakukan tanya

jawab langsung (wawancara) setelah pelayanan, atau secara formal dengan survey yang dirancang khusus.6

Tabel 2 Keuntungan dan Kerugian Metode Pengambilan Data

Wawancara

Keuntungan wawancara Kerugian wawancara Pertanyaan lebih jelas sehingga

jawabannya jelas- Pasien merasa sulit memberikan

tanggapan negatif Wawancara dapat memastikan

bahwa pasien akan memberikan informas

- Wawancara membutuhkan waktu yang relatif banyak sehingga biayanya mahal

Pasien merasa terlibat dalam layanan kesehatan

- Pewawancara secara tidak sadar dapat mempengaruhi jawaban yang diberikan pasien

Pasien mempunya kesempatan untuk melontarkan persoalan yang

Page 12: Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

PELAKSANAAN PROGRAM QA

QA PROSPEKTIF QA KONKUREN QA RETROSPEKTIF

Sebelum pelayanan kesehatan diselenggarakanBersamaan pelayanan kesehatan diselenggarakanSetelah pelayanan kesehatan diselenggarakan

Perhatian utama padaPerhatian utama pada Perhatian utama pada

UNSUR MASUKAN DAN LINGKUNGAN UNSUR PROSES UNSUR KELUARAN

Contoh :StandarisasiPerizinanSertifikasi Akreditasi

Contoh :Pelayanan medis dan non medis

Contoh :Rekam medisReviewSurvey

13

terlupakan dalam menyusun wawancara Dalam wawancara yang tidak terstruktur, pewawancara dapat

melakukan penelitian yang mendalam terhadap sikap dan pendapat pasien dan dapat menanggapi apa yang tersirat (tidak secara langsung dikatakan oleh pasien)

KuesionerKeuntungan Kuesioner Kekurangan Kuesioner

Mudah disebarluaskan kepada kelompok sasaran dari tempat yang jauh

- Jika pertanyaan tidak jelas, jawaban yang diberikan kemungkinan menjadi tidak akurat

Hemat waktu dan biaya - Corak/gaya pertanyaan yang terdapat dalam suatu koesioner dapat mengarahkan jawaban responden

Bias wawancara dapat dikurangi

- Tingkat pengembalian kuesioner biasanya rendah

Karena tanpa nama, responden kemungkinan akan lebih jujur dalam menjawab pertanyaan

- Jawaban kuesioner yang diberikan oleh responden yang dimaksud tidak lengkap tetapi dapat dilengkapi oleh responden lain yang mungkin pandangannya berbeda

PertemuanKeuntungan Pertemuan Kekurangan Pertemuan

Melibatkan semua orang yang relevan

- Memerlukan waktu lama

Memeriksa semua aspek kriteria dengan luwes, tidak seperti pada pertanyaan terstruktur dan wawancara

- Harus menggabungkan pendapat semua orang yang terkait dalam menyimpulkan hasil diskusi

- Dapat dimungkinkan terjadi bias sebagai akibat hubungan antar-manusia dan adanya perbedaan status dalam kelompok, dan akibat kurangnya objektivitas tentang pelaksanaan

Bagan 3 Pelaksanaan Program Menjaga Mutu2. Standar Mutu Pelayanan

Page 13: Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

14

Masalah mutu akan muncul apabila unsur masukan, proses, lingkungan serta keluaran menyimpang dari standar yang telah ditetapkan.

1. Definisi StandarStandar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna

yang digunakan sebagai batas penerimaan minimal (Cllinical Practice Guideline, 1990)6

Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai yang diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan (Donabedian, 1990)6

Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana pelayanan agar pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan maksimal dari pelayanan yang diselenggarakan (Rowland and Rowland, 1983)

Berdasar beberapa pengertian diatas dapat diambil persamaan, mutu menunjuk pada tingkat ideal tercapai yang diinginkan. Untuk memandu para pelaksana program menjaga mutu maka disusunlah protokol/pedoman/petunjuk pelaksanaan, yaitu suatu pernyataan tertulis yang disusun secara sistematis dan yang dipakai sebagai pedoman oleh pelaksana dalam mengambil keputusan dan atau dalam melaksanakan pelayanan kesehatan.6

Suatu standar yang baik harus memenuhi persyaratan berikut: a. Jelas

Dapat diukur dengan baik, termasuk ukuran terhadap penyimpangan yang terjadi

b. Masuk akal/rasionalc. Mudah dimengertid. Dapat dicapai

Dalam menentukan standar harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi institusi yang dimiliki

e. Mantap, spesifik, serta eksplisit

Untuk mengukur tercapainya suatu standar maka dipergunakanlah indikator. Indikator merupakan ukuran kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan. Program menjaga mutu dibedakan atas dua macam yakni :a. Standar Persyaratan Minimal

Standar pelayanan minimal menunjuk pada keadaan minimal yang harus dipenuhi untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu. Standar persyaratan minimal mencakup:6

1) Standar MasukanStandar masukan meliputi jenis, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana (standard of personnel), jenis, jumlah dan spesifikasi sarana (standard of facilities), serta jumlah dana/modal.

2) Standar Lingkungan (Standard of organization and management)Persyaratan minimal unsur lingkungan yang diperlukan meliputi: garis besar kebijakan, pola organisasi, serta sistem manajemen yang harus dipatuhi oleh setiap pelaksana pelayanan kesehatan.

3) Standar ProsesStandar proses yakni pelaksanaan tindakan medis dan non-medis pelayanan kesehatan.

Agar terjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, maka ketiga standar harus ditetapkan.

b. Standar Penampilan Minimal

Page 14: Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

INDIKATOR LINGKUNGAN

INDIKATOR MASUKAN

INDIKATOR PROSES

INDIKATOR KELUARAN

PENYEBAB MASALAH MUTU PELAYANAN

KESEHATAN

MASALAH MUTU PELAYANAN KESEHATAN

Penyimpangan Penyimpangan

15

Standar penampilan minimal merujuk pada penampilan pelayanan kesehatan yang masih dapat diterima. Standar ini merujuk pada standar keluaran.Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan keempat standar ini

perlu dipantau serta dinilai secara objektif dan berkesinambungan.

Bagan 4. Kedudukan Peranan Indikator Dalam Program QA

“Menjaga agar mutu proses pelayanan kesehatan sesuai standar yang didukung mutu struktur yang tinggi agar diperoleh outcome yang bermutu tinggi”.

Page 15: Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

16

PENDAHULUANStandar pelayanan berguna dalam penerapan norma dan tingkat kinerja yang diperlukan

untuk mencapai hasil yang diinginkan. Suatu standar akan efektif bila dapat diobservasi dan diukur, realistik, mudah dilakukan dan dibutuhkan.

Masalah yang sering ditemukan dalam penyusunan standar pelayanan kebidanan adalah adanya tindakan dalam praktik yang sebenarnya hanya tindakan ritual yang tidak berdasarkan pengalaman praktik terbaik (belum dibuktikan manfaat tindakan). Misalnya episiotomi rutin, memandikan bayi segera setelah lahir dll.1. Ruang Lingkup Standar Pelayanan Kebidanan

Ruang lingkup standar pelayanan kebidanan meliputi 24 standar yang dikelompokkan sebagai berikut:7

a. Standar pelayanan umum (2 standar)b. Standar pelayanan antenatal (6 standar)c. Standar pelayanan persalinan (4 standar)d. Standar pelayanan nifas (3 standar)e. Standar penanganan kegawatdaruratan obstetri-neonatal

(9 standar)

2. Standar pelayanan umum (2 standar)a. Standar 1 : Persiapan untuk Kehidupan Keluarga Sehat7

Pernyataan standar :Bidan memberikan penyuluhan dan nasihat kepada perorangan, keluarga dan

masyarakat terhadap segala hal yang berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum, gizi, keluarga berencana, kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua, menghindari kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan baik.

b. Standar 2 : Pencatatan dan PelaporanPernyataan standar :

Bidan melakukan pencataan semua kegiatan yang dilakukannya, yaitu registrasi. Semua ibu hamil di wilayah kerja, rincian pelayanan yang diberikan kepada setiap ibu hamil/bersalin/nifas dan bayi baru lahir, semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat. Disamping itu, bidan hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu hamil dan meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan ibu dan bayi baru lahir. Bidan meninjau secara teratur catatan tersebut untuk menilai kinerja dan penyusunan rencana kegiatan untuk meningkatkan pelayanannya.

3. Standar pelayanan antenatal (6 standar)Terdapat enam standar pelayanan antenatal seperti berikut:7

a. Standar 3 : Identifikasi Ibu HamilPernyataan standar

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksaan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

b. Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan AntenatalPernyataan standar

Bidan memberikan sedikitnya 4x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan

CHAPTER IIISTANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

Page 16: Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

17

risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV, memberikan pelayanan imuniasai, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait-lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencacat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.

c. Standar 5 : Palpasi AbdominalPernyataan standar

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

d. Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan Pernyataan standar

Bidan melakukan pencegahan, penemuan, penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada KehamilanPernyataan standar

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenal tanda serta gejala pre-eklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

f. Standar 8 : Persiapan PersalinanPernyataan standar

Bidan memberikan saran yang tepat terhadap ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.

4. Standar pelayanan persalinan (4 standar)Terdapat empat standar dalam standar pertolongan persalinan:a. Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala I

Pernyataan standarBidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian

memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan klien selama proses persalinan berlangsung.

b. Standar 10 : Persalinan Kala II yang AmanPernyataan standar

Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat.

c. Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala IIIPernyataan standar

Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar dan membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.

d. Standar 12 : Penanganan Kala II dengan Gawat Janin melalui EpisiotomiPernyataan standar

Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang lama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar persalinan diikuti dengan penjahitan perineum.

5. Standar pelayanan nifas (3 standar)a. Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir

Pernyataan Standar

Page 17: Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

18

Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan.bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermi.

b. Standar 14 : Penanganan pada Dua Jam Pertama Setelah PersalinanPernyataan Standar:

Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan. Di samping itu bidan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu bu untuk memulai pemberian ASI.

c. Standar 15 : Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas Pernyataan Standar:

Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.

6. Standar penanganan kegawatdaruratan obstetri-neonatal (9 standar)a. Standar 16 : Penanganan Perdarahan dalam Kehamilan pada Trimester III

Pernyataan Standar :Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan,

serta melakukan pertolongan pertama dan merujuknya.b. Standar 17 : Penanganan Kegawatan dan Eklamsia

Pernyataan Standar :Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklamsia mengancam, serta

merujuk dan/atau memberikan pertolongan pertama.c. Standar 18 : Penanganan Kegawatan pada Partus Lama/Macet

Pernyataan Standar :Bidan mengenali secara repat tanda dan gejala partus lama/macet serta

melakukan penanganan yang memadai dan tepat waktu merujuknya.d. Standar 19 : Persalinan dengan Penggunaan Vakum Ekstraktor

Pernyataan Standar :Bidan mengenali kapan diperlukan ekstraksi vakum, melakukannya secara

benar dalam memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan keamanannya bagi ibu dan janin/bayinya.

e. Standar 20 : Penanganan Retensio PlasentaPernyataan Standar :

Bidan mampu mengenali retensio plasenta, dan memberikan oertolongan pertama termasuk plasenta manual dan penanganan perdarahan, sesuai dengan kebutuhan.

f. Standar 21 : Penanganan Perdarahan Postpartum Primer Pernyataan Standar :

Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam pertama setelah persalinan (perdarahan postpartum primer) dan segera melakukan pertolongan pertama untuk mengendalikan perdarahan.

g. Standar 22 : Penanganan Perdarahan Postpartum SekunderPernyataan Standar :

Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala perdarahan postpartum sekunder dan melakukan pertolongan pertama untuk penyelamatan jiwa ibu, atau merujuknya.

h. Standar 23 : Penanganan Sepsis Puerperalis

Page 18: Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

19

Pernyataan Standar :Bidan mampu mengamati secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis, serta

melakukan pertolongan pertama dan merujuknya.i. Standar 24 : Penanganan Asfiksia Neonatorum

Pernyataan Standar :Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia, serta

melakukan resusitasi secepatnya, mengusahakan bantuan medis yang diperlukan dan memberikan perawatan lanjutan.

Page 19: Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

20

Latihan Soal1. Di bawah ini yang termasuk mutu

pelayanan kesehatan adalah?a. Kepatuhan terhadap standar yang

telah ditetapkanb. Setiap upaya yang diselenggarakan

secara sendir atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk meningkatkan derajat kesehatan

c. Sifat yang dimiliki suatu programd. Menunjuk pada tingkat

kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam meninmbulkan rasa puas pada diri pasien

2. Syarat pelayanan kesehatan yang baik kecuali?a. Adil, terbuka, inovatif, wajarb. Tersedia, mandiri, terpadu, bermutuc. Efektif, efisien, dapat diterima,

berkualitasd. Berkesinambungan, dapat dicapai,

menyeluruh, dapat dijangkau3. Kenyamanan pelayanan merupakan

ukuran penilaian terhadap kepuasan pasien dalam dimensi?a. Dimensi kepuasan pada penerapan

kode etik serta standar pelayanan kesehatan

b. Dimensi kepuasan pada penerapan semua persyaratan pelayanan kesehatan

c. Dimensi kepuasan pada penerapan hukum kesehatan

d. Dimensi kepuasan pada penerapan mutu pelayanan kesehatan

4. Mutu pelayanan kesehatan dapat diketahui apabila?a. Setelah menyelenggarakan programb. Setelah dilakukan penelitianc. Setelah dilakukan supervisid. Derajat kesehatan masyarakat

meningkat5. Manfaat program menjaga mutu adalah?

a. Meningkatkan efektivitas pelayanan kesehatan

b. Meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan

c. Meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

d. Melindungi pelaksana pelayanan kesehatand ari guguatan hukum

6. Output dalam program menjaga mutu dipengaruhi oleh?a. Tindakan medis dan non medisb. Tenaga, dana dan saranac. Kebijakan, organisasi dan manajemend. Penerima jasa pelayanan kesehatan

7. Batasan mutu pelayanan kesehatan adalah?1. Mutu adalah tindakan kesempurnaan

dan penampilan sesuatu yang sedang diamati

2. Mutu adalah kepuasan yang dirasakan pasien terkait pelayanan kesehatan

3. Mutu adalah totalitas dan wujud serta ciri suatu barang atau jasa yang didalamnya terkandung keamanan

4. Mutu adalah pelayanan kesehatan yang bersifat multidimensional

8. Kepuasan ideal meliputi?a. Keamanan tindakanb. Kewajaran pelayanan kesehatanc. Pengetahuan dan kemampuan teknisd. Kesinambungan palayanan kesehatan

9. Tujuan program menjaga mutu adalaha. Program pelayanan kesehatan dapat

dilaksanakan terarah dan terencanab. Meningkatkan kesempurnaan

pelayanan kesehatanc. Melindungi klien dari kerugian

terhadap pelayanan kesehatan yang dilaksanakan

d. Melaksanakan mutu secara totalitas dan berwujud

10. Persepsi mutu yang dianggap cukup penting diantaranya1. Mutu adalah tingkat kesempurnaan

dan penampilan sesuatu yang sedang diamati

2. Mutu adalah sifat yang dimiliki suatu program

Page 20: Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

21

3. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan

4. Mutu adalah pembatas pada derajat kepuasan pasien

11. Pembatasan dalam mengatasi masalah mutu dalam pelayanan kesehatan1. Pembatasan pada derajat kepuasan

pasien2. Pembatasan dalam pemberian

pelayanan dasar3. Pembatasan pada upaya yang

dilakukan4. Pembatasan bersifat

multidimensional12. Suatu pelayanan kesehatan dikatakan

bermutu apabilaa. Pelayanan kesehatan memiliki

standar operasionalb. Staandar pelayanan kesehatanc. Pelayanan kesehatan yang sesuai

dengan profesid. Pelayanan kesehatan yang

memuaskan pasien sesuai dengan kepuasan rata-rata penduduk

13. Secara umum kegiatan penilaian mutu pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan beberapa hal, kecuali1. Pengamatan langsung pada saat

melakukan pelayanan kesehatan terhadap pasien

2. Melihat data rekam medik3. Evaluasi kepatuhan terhadap standar

yang telah ditetapkan4. Mengevaluasi kuesioner yang telah

diisi pasien14. Rumusan pokok menjaga mutu adalah

1. Menetapkan masalah mutu dan penyebabnya berdasarkan standar yang telah ditetapkan

2. Menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia

3. Menilai hasil yangtelah dicapai4. Menyusun rencana tindak lanjut

untuk lebih meningkatkan mutu15. Program menjaga mutu merupakan

sebuah proses yang dilaksanakan secara sistematis dan bertahap dimulai dengan1. Identifikasi msalah2. Mencari dan menerapkan solusi3. Menilai hasilnya dalam bentuk

peningkatan mutu4. Penurunan biaya produksi

16. Program menjaga mutu prospektif adalaha. Program menjaga mutu yang

diselenggarakan sebelum melakukan pelayanan kesehatan

b. Program menjaga mutu yang diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan kesehatan

c. Program menjaga mutu yang diselenggarakan setelah pelayanan kesehatan

d. Program menjaga mutu yang diselenggarakan secara bertahap dan berkelanjutan dimulai dari sebelum melakukan pelayanan kesehatan sampai dengan setelah melakukan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

17. Program menjaga mutu konkuren adalaha. Program menjaga mutu yang

diselenggarakan sebelum melakukan pelayanan kesehatan

b. Program menjaga mutu yang diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan kesehatan

c. Program menjaga mutu yang diselenggarakan setelah pelayanan kesehatan

d. Program menjaga mutu yang diselenggarakan secara bertahap dan berkelanjutan dimulai dari sebelum melakukan pelayanan kesehatan sampai dengan setelah melakukan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

18. Program menjaga mutu retrospektif adalaha. Program menjaga mutu yang

diselenggarakan sebelum melakukan pelayanan kesehatan

b. Program menjaga mutu yang diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan kesehatan

c. Program menjaga mutu yang diselenggarakan setelah pelayanan kesehatan

d. Program menjaga mutu yang diselenggarakan secara bertahap dan berkelanjutan dimulai dari sebelum melakukan pelayanan kesehatan sampai dengan setelah melakukan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

Page 21: Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

22

19. Fokus program menjaga mutu prospektif adalaha. Unsur bersamab. Unsur prosesc. Unsur keluarand. Unsur masukan serta lingkungan

20. Fokus program menjaga mutu konkuren adalaha. Unsur bersamab. Unsur prosesc. Unsur keluarand. Unsur masukan serta lingkungan

21. Fokus program menjaga mutu prospektif adalaha. Unsur bersamab. Unsur prosesc. Unsur keluarand. Unsur masukan serta lingkungan

22. Untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, dilakukan pemantauan dan penilaian terhadap1. Standar2. Lisensi3. Sertifikasi4. Akreditasi

23. Program menjaga mutu konkuren relatif lebih sulit dilaksanakan dikarenakana. Faktor penilaian subjektifb. Faktor perizinanc. Adanya bias tenggang rasa

kesejawatand. Faktor penyelenggaraan

24. Pengukuran mutu retrospektif dapat dilakukan dengan1. Penilaian rekam medik2. Wawancara3. Kuesioner4. Menyelenggarakan pertemuan

dengan perwakilan semua unsur yang terlibat dalam pemberian layanan kesehatan

25. Keuntungan audit1. Pencatatan telah tersedia2. Pencatatan yang tidak lengkap akan

menimbulkan hasil pengukuran yang tidak akurat

3. Audit akan mendorong untuk dilakukannya pencatatan yang baik dan akurat

4. Jika waktu terlalu banyak digunakan untuk mencatat maka waktu untuk

memberikan pelayanan menjadi berkurang

26. Suatu standar yang baik harus memenuhi persyaratan khusus1. Affordable2. Rational3. Acceptable4. Achievable

27. Untuk mengukur tercapainya suatu standar digunakana. Pedomanb. Indikatorc. Hasil pengamatan pada saat proses

pelayanan kesehatand. Laporan evaluasi pelaksanaan

pelayanan kesehatan28. Program menjaga mutu dalam layanan

kesehatan mencakup kegiatan1. Mengetahui kebutuhan dan harapan

pasien atau masyarakat yang menjadi pelanggan jasa layanan kesehatan

2. Menggunakan semua kemampuan dan bakat orang yang terdapat dalam organisasi layanan kesehatan

3. Membuat keputusan berdasar fakta atau data yang akurat

4. Semua kegiatan yang dilaksanakan selalu dikerjakan karena mutu adalah doing the right things all the times

29. Pada dasarnya pendekatan menjaga mutu layanan kesehatan dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yakni:1. Sadar mutu2. Penyusunan standar3. Mengukur pencapaian 4. Pembuatan rencana peningkatan

mutu layanan kesehatan30. Standar persyaratan minimal adalah

a. Menunjuk pada penampilan minimal yang masih bisa diterima pasien pengguna pelayanan kesehatan

b. Menunjuk pada ukuran terpenuhi atau tidaknya standar masukan, lingkungan serta proses

c. Menunjuk pada penampilan minimal yang harus dipenuhi untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu

d. Menunjuk pada kelayakan institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

31. Untuk mengetahui apakah mutu pelayanan kesehatan yang telah

Page 22: Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

23

diselenggarakan masih dalam batas wajar atau tidak dilakukan penilai terhadap standara. Standar masukanb. Standar lingkunganc. Standar keluarand. Standar proses

32. Indikator persyaratan minimal adalaha. Menunjuk pada ukuran terpenuhi atau

tidaknya standar penampilan minimal pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

b. Suatu tolok ukur untuk menilai kelayakan institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

c. Menunjuk pada ukuran terpenuhi atau tidaknya standar masukan, lingkungan serta proses

d. Syarat yang harus dipenuhi untuk mendirikan suatu institusi pelayanan kesehatan

33. Ruang lingkup standar pelayanan kebidanan meliputi1. Standar pelayanan umum2. Standar pelayanan antenatal3. Standar pelayanan persalinan4. Standar pelayanan bayi dan balita

34. Pelayanan antenatal terdapat 6 standar diantaranya, kecualia. Identifikasi ibu hamilb. Pemeriksaan dan pemantauan selama

kehamilanc. Persiapan persalinand. Dokumentasi lengkap

35. Penanganan kegawatan obstetri-neonatologi diantaranya1. Penanganan retensio plasenta2. Penanganan perdarahan dalam

kehamilan awal3. Penanganan sepsis puerperalis4. Penanganan hipertensi pada

kehamilan

DAFTAR PUSTAKA

Page 23: Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan

1 Wijono, Djoko. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Teori, Strategi dan Aplikasi. Vol. 1. Surabaya : Airlangga University Press

2 Sondakh, Jenny J.S dkk. 2013. Mutu pelayanan Kesehatan dan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

3 Depkes RI. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP

4 Wijono, Djoko. 2008. Manajemen Puskesmas, Kebijakan dan Strategi. Surabaya : Duta Prima Airlangga

5 A.F Al-Assaf (Ed). 2009. Mutu Pelayanan Kesehatan : Perspektif Internasiol.Jakarta : EGC6 Azwar, Azrul.1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta : Binarupa Aksara7 IBI Pusat. 2006. Buku 1 : Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta : PP IBI