komplek osteo meatal, sinusitis, polip

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    1/36

    BAB I

    Anatomi dan Fisiologi

    1.1 Anatomi Hidung

    Rongga hidung atau cavum nasi berbentuk terowongan dipisahkan kiri dan kanan

    oleh septum nasi. Pintu masuk cavum nasi bagian depan disebut nares anterior

    dan lubang belakang disebut nares posterior atau koana yang menghubungan

    dengan nasofaring.

    Meatusinferior

    Meatusmedia

    Meatussuperior

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    2/36

    Tiap cavum nasi mempunyai 4 buah dinding :

    1. Dinding medial hidung : septum nasi

    2. Dinding lateral hidung : konka (inferior yang paling bawah dan terbesar,

    medial yang lebih kecil dan superior yang lebih kecil lagi).

    Di antara konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga kecil yang disebut

    meatus. Juga ada 3 meatus yang ditentukan berdasarkan letaknya :

    a. meatus inferior terletak di antara konka inferior dengan dasar hidung dan

    dinding lateral rongga hidung yang merupakan muara dari duktus

    nasolakrimalis

    b. meatus media terletak di antara konka media dan dinding lateral rongga

    hidung yang merupakan muara dari sinus frontal, maksilaris dan etmoid

    anterior ( kelompok sinus anterior)

    c. meatus superior merupakan ruang di antara konka media dan superior yang

    merupakan muara dari sinus etmoid posterior dan sphenoid ( kelompok

    sinus posterior).

    3. Dinding inferior adalah dasar rongga hidung yang dibentuk oleh os maksila

    dan os palatum.

    4. Dinding superior atau atap hidung sangat sempit dan dibentuk oleh lamina

    kribriformis yang memisahkan rongga tengkorak dan rongga hidung, tempat

    masuknya serabut saraf olfaktorius.

    1.2 Anatomi kompleks osteomeatal

    Kompleks ostiomeatal (KOM) adalah area yang dibatasi oleh konka media di

    medial dan lamina papirasea di lateral. Kompleks ini berperan penting dalam

    patofisiologi sinusitis paranasalis. Struktur yang termasuk dalam kompleks ini

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    3/36

    adalah konka media, prosesus unsinatus, bulla ethmoid, infundibulum ethmoid,

    hiatus semilunaris, ostium sinus maksilaris, resesus frontal dan sel-sel agger nasi.

    Konka media

    Konka media merupakan bagian dari os ethmoid, di superior melekat pada

    lateral lamina kribrosa. Pada bagian posterior membelok ke lateral dan melekat di

    lamina papirasea yang kemudian disebut lamina basalis memisahkan sel-sel sinus

    ethmoid anterior dengan sel- sel sinus ethmoid posterior.

    Prosesus unsinatus

    Prosesus unsinatus berbentuk bumerang memanjang dari antrosuperior ke

    posteroinferior sepanjang dinding lateral hidung. Prosesus unsinatus dapat

    melekat di lamina papirasea, basis kranii atau di konka media.

    Bulla etmoid

    Bulla etmoid merupakan salah satu sel etmoid anterior yang paling konstan

    dan palingbesar. Terletak di dalam meatus nasi medius, posterior dari prosesus

    unsinatus dan anteriordari lamina basalis konka media. Di superior, dinding

    anterior bulla etmoid dapat meluassampai ke basis kranii dan membentuk batas

    posterior dari resesus frontalis. Bila bulla etmoidtidak mencapai basis kranii, maka

    akan terbentuk resesus suprabullar antara basis kraniidengan permukaan superior

    dari bulla. Di posterior, bulla bertautan langsung dengan laminabasalis atau

    terdapat ruang antara bulla dan lamina basalis yang disebut resesus retrobullar.

    Infundibulum etmoid

    Infundibulum etmoid adalah terowongan tiga dimensi yang menghubungkan

    ostiumnatural sinus maksilaris dengan meatus medius melalui hiatus semilunaris.

    Batas-batas infundibulum etmoid

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    4/36

    Batas medial : prosesus unsinatus dan hiatus semilunaris

    Batas lateral : lamina papirasea

    Batas anterior : pertemuan antara prosesus unsinatus dengan lamina papiraceaBatas posterior: permukaan anterior bulla etmoid

    Batas superior : bervariasi tergantung dari perlekatan prosesus unsinatus

    Hiatus semilunaris

    Hiatus semilunaris adalah celah berbentuk bulan sabit terletak antara

    posterior tepibebas prosesus unsinatus dengan dinding anterior bulla etmoid.

    Ostium sinus maksilaris

    Ostium naturalis sinus maksilaris mengalirkan sekretnya ke dalam

    infundibulum. Ostium ini terletak di dinding medial sinus maksilaris sedikit ditepi

    bawah lantai orbita. Van Alyea melaporkan bahwa 10 % ostium maksilaris berada

    di 1/3 superior, 25 % berada di 1/3 tengah dan 65 % berada di 1/3 bawah dari

    infundibulum. Ostium aksesoris sinus maksilaris ditemukan pada 20 %- 25 %

    kasus. Ostium naturalis sinus maksilaris berbentuk bulatsedangkan ostium

    aksesoris biasanya berbentuk elips dan berada di posterior ostium naturalis.

    Resesus frontalis

    Resesus frontalis ditemukan di bagian anterosuperior sinus etmoid anterior

    yangberhubungan dengan sinus frontal Batas-batas resesus frontalis

    Batas medial : konka media

    Batas lateral : lamina papirasea

    Batas superior : basis kranii

    Batas inferior : tergantung dari perlekatan prosesus unsinatus

    Batas anterior : dinding posterosuperior sel-sel agger nasi

    Batas posterior : dinding anterior bulla etmoid .

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    5/36

    Sel agger nasi

    Sel ager nasi merupakan sel ekstramural paling anterior dari sel etmoid

    anterior.Terletak agak ke anterior dari perlekatan anterosuperior konka media dananterior dari resesus frontal. Sel ager nasi yang membesar dapat meluas ke sinus

    frontal dan menyebabkan penyempitan resesus frontal

    Batas anterior : prosesus frontal os maksila

    Batas superior : resesus frontalis

    Batas anteroleteral : os nasalis

    Batas inferomedial : prosesus uncinatus

    Batas inferolateral : os lakrimalis

    1.3 Anatomi Sinus

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    6/36

    Paranasal sinus merupakan hasil pneumatisasi tulang-tulang kepala sehingga

    terbentuk rongga di dalam tulang. Rongga tersebut berisi udara dan dilapisi oleh

    mukosa bersilia dan palut lendir. Pada keadaan normal sinus tidak mengandung

    organisme atau bakteri. Di dalam sinus silia bergerak secara teratur untuk

    mengalirkan lendir menuju ostium alamiahnya pada rongga hidung mengikuti jalur

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    7/36

    pola yang telah ditentukan. Jadi mucus tersebut dapat dikeluarkan dan udara

    dapat bersirkulasi dengan baik.

    Pada dinding lateral hidung terdapat 2 aliran transpot mukosiliar sinus. Lendir yangberasal dari kelompok sinus anterior yang bergabung di infundibulum etmoid

    dialirkan ke nasofaring di depan muara tuba eustacius. Lendir yang berasal dari

    sinus posterior bergabung di resesus sfenoetmoidalis dialirkan ke nasofaring di

    posterior-superior muara tuba. Inilah sebabnya pada sinusitis didapati post nasal

    drip tetapi belum tentu ada sekret di tenggorokan.

    Terdapat 4 macam sinus:

    1. Sinus frontal : terletak pada tulang frontal, biasanya bersekat-sekat dan tepi

    sinus berlekuk lekuk. Sinus frontal dipisahkan oleh tulang yang tipis dari orbita

    dan fossa cerebri sehingga infeksi akan mudah menyebar ke daerah ini.

    Persarafan adalah dengan nervus supraorbital (V1)

    2. Sinus maksilaris adalah sinus paranasal terbesar. Dengan batas-batas: superior

    dasar orbit, inferior = prosesus alveolaris dan palatum, anterior = permukaan facial

    os maksila, posterior : permukaan infra temporal maksila, medial = dinding lat dari

    rongga hidung. Ostium sinus maksila berada di sebelah superior dinding medial

    sinus dan bermuara ke hiatus semilunaris melalui infundibulum ethmoid.

    a. sinus maksilaris sangat berdekatan dengan akar gigi (P1,P2, M1,M2)

    sehingga infeksi gigi geligi mudah naik ke atas disebut sinusits dentogen

    b. sinusitis maksila dapat menimbulkan komplikasi orbita

    c. pembukaan sinus maksila ini terletak lebih tinggi daripada dasar sinus,

    sehingga drainase hanya tergantung gerak cilia dan juga hanya melalui

    infundibulum yang sempit. Pembengkakan pada daerah iniakibat radang

    atau alergi dapat menghalangi drainase sinus maksila dan bisa terinfeksi

    lebih mudah = sinusitis

    Vaskularisasi : arteri superior alveolar (arteri maksilaris)

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    8/36

    Innervasi = cabang dari nervus anterior/ middle / posterior alveolar superior (V2)

    3. Sinus Etmoidal yang paling bervariasi dan akhir-akhir ini dianggap pentingkarena merupakan focus infeksi bagi sinus lainnya. Sinus ini berongga-rongga

    terdiri dari sel-sel yang menyerupai sarang tawon yang terletak di dalam massa

    bagian lateral os etmoid, antara konka media dan dinding medial orbita. Dibagi

    menjadi sinus etmoid anterior dan posterior.

    Di bagian terdepan sinus etmoid anterior ada bagian yang sempit yang disebut

    resesus frontal yang berhubungan dengan sinus frontal dan pembengkakan pada

    daerah ini dapat menyebabkan sinusitis frontalis. Set etmoid yang terbesar disebut

    bula etmoid juga di daerah ini ada penyempitan yang disebut infundibulum tempat

    bermuaranya ostium sinus maksila dan pembengkakannya dapat menyebabkan

    sinusitis maksila.

    Batas-batas : atap = lamina kribosa, lateral = lamina papirasea yang sangat tipis

    dan membatasi sinus etmoid dari rongga orbita, posterior = sinus sfenoid.

    Innervasi : nervus anterior/posterior etmoid cabang dari C1

    4. Sphenoid : sinus terletak di tulang sphenoid, bagian dari atap rongga hidung

    adalah atap rongga hidung pada bagian ni lemah. Pada kasus trauma, dapat

    menyebabkan kebocoran isi sinus atau bahkan CSF keluar dari hidung. Innervasi

    adalah nervus ethmoidal posterior

    1.4 Fisiologis Hidung

    Fungsi fisiologis hidung dan sinus-sinus paranasalnya adalah:

    1. Fungsi respirasi

    Guna untuk mengatur kondisi udara, penyaring udara, humidifikasi,

    penyeimbang dalam pertukaran tekanan dan mekanisme imunologik lokal.

    Udara masuk ke hidung dan menuju system respirasi melalui nares anterior,

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    9/36

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    10/36

    4. Fungsi statik dan mekanik

    Sinus merupakan rongga yang berisi udara, sehingga berfungsi untuk

    meringankan beban kepala, proteksi terhadap trauma dan pelindung panas.5. Refleks nasal

    Mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran

    cerna, kardiovaskuler dan pernapasan. Iritasi mukosa hidung akan menyebabkan

    refleks bersin dan napas berhenti. Rangsang bau tertentu akan menyebabkan

    sekresi kelenjar liur, lambung dan pankreas.(2)

    1.5 Fisiologi Kompleks Osteo Meatal

    KOM merupakan unit fungsional yang merupakan tempat ventilase dan drainase

    dari sinus sinus yang letaknya di anterior yaitu, sinus maksila, sinus etmoid

    anterior, sinus frontal.

    Beberapa struktur tulang (turbinate tengah, prosessus uncinatus,

    bullaethmoidalis)ruang udara (resessus frontal, infundibulum ethmoidal, meatus

    media), ostium dari sinus ethmoidal, maksila dan frontal anterior.Pada area ini,

    permukaan mukosanya sangat dekat, kadang-kadang bahkan dapatterjadi kontak

    antar mukosa yang menyebabkan penumpukan sekresi. Silia dengan

    gerakanmenyapu nya dapat mendorong sekret hidung. Jika mukosa yang melapisi

    daerah ini mengalami inflamasi , pembersihan mukosiliar dapat terhambat, yang

    akhirnya menghalangi drainase sinus-sinus di kepala.(3)

    1.6 Fisiologi Sinus Paranasal

    Membentuk pertumbuhan wajah karena di dalam sinus terdapat rongga udara

    sehingga bisa untuk perluasan. Jika tidak terdapat sinus maka pertumbuhan tulang

    akan terdesak.

    - Sebagai pengatur udara (air conditioning).

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    11/36

    - Memperingan tulang tengkorak.

    - Resonansi suara.

    - Membantu produksi mukus.

    - Sebagai penyeimbang terhadap perubahan tekanan udara dan suhu

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    12/36

    BAB II

    SINUSITIS

    2.1 Definisi

    Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau

    infeksi virus,bakteri maupun jamur. Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari

    keempat sinus yang ada (maksilaris, etmoidalis, frontalis atau sfenoidalis).

    Sinusitis bisa bersifat akut(berlangsung selama 4 minggu atau kurang) , subakut 4

    minggu- 3 bulan maupun kronis (berlangsung selama lebih dari 3 bulan tetapi

    dapat berlanjut sampai berbulan bulan)

    2.2 Epidemiologi

    Prevalensi sinusitis tinggi di masyarakat. Di bagian THT RSCM Jakarta,

    pada tahun 2008 didapatkan sata sekitar 25% pasien dengan ISPA menderita

    sinusitis maksila akut, dan pada sub bagian Rinologi didapatkan ata dari sekitar

    496 penderita rawat jalan, 249 orang terkena sinusitis (50%). Di Amerika Serikat

    diperkirakan 0,5% dari infeksi saluran napas atas karena virus dapat

    menyebabkan sinusitis akut. Sinusitis kronis mengenai hampir 31 juta rakyat

    Amerika Serikat.

    2.3 Etiologi

    Penyebab sinusitis tergantung dari klasifikasi sinusitis yaitu akut dan kronis.

    Penyebab sinusitis akut :

    - rinitis akut ( alergi, hormonal, vasomotor )

    - infeksi faring, seperti faringitis, adenoiditis, tonsilitis akut

    - infeksi gigi rahang atas M1, M2, M3, serta P1 dan P2 (dentogen)

    Infeksinya sering disebabkan :

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    13/36

    Infeksi virus.

    Sinusitis akut bisa terjadi setelah suatu infeksi virus pada saluran pernafasan

    bagian atas (misalnya pilek). Bakteri.

    Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan

    normal tidak menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus pneumoniae,

    Haemophilus influenzae). Jika sistem pertahanan tubuh menurun atau

    drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka

    bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan

    menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut. Penyebab

    paling sering adalah Streptococcus pneumoniae (30-50%), Haemophilus

    influenzae (20-40%), moraxella cataralis (5%) pada anak lebih banyak

    ditemukan.(20%).

    Infeksi jamur.

    Kadang infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut.

    Aspergillusmerupakan jamur yang bisa menyebabkan sinusitis pada penderita

    gangguan sistem kekebalan. Pada orang-orang tertentu, sinusitis jamurmerupakan sejenis reaksi alergiterhadap jamur.

    - kelainan hidung ( septum deviasi, polip hidung, hipertrofi konka, sumbatan

    KOM)

    - berenang dan menyelam

    - trauma, dapat menyebabkan perdarahan mukosa sinus paranasal

    - barotrauma dapat menyebabkan nekrosis mukosa

    - penyakit tertentu : imunologik, diskinesia silia seperti pada sindrom

    Katagener, fibrosis kistik ( kelainan sekresi lendir)

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    14/36

    Penyebab sinusitis kronis :

    - polusi bahan kimia menyebabkan silia rusak, sehingga terjadi perubahan

    mukosa hidung

    - alergi dan defisiensi imunologi juga dapat menyebabkan perubahan mukosa

    hidung

    - infeksi bakteri biasanya gram negatif dan anaerob.

    - obstruksi osteomeatal complex

    - kelainan anatomi

    2.4 Patologi

    Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium-ostium sinus dan

    kelancaran klirens dari mukosiliar didalam komplek osteo meatal (KOM).

    Disamping itu mukus juga mengandung substansi antimikrobial dan zat-zat yang

    berfungsi sebagai pertahanan terhadap kuman yang masuk bersama udara

    pernafasan.

    Bila terinfeksi organ yang membentuk KOM mengalami oedem, sehingga mukosa

    yang berhadapan akan saling bertemu. Hal ini menyebabkan silia tidak dapat

    bergerak dan juga menyebabkan tersumbatnya ostium. Hal ini menimbulkan

    tekanan negatif didalam rongga sinus yang menyebabkan terjadinya transudasi

    atau penghambatan drainase sinus. Efek awal yang ditimbulkan adalah keluarnya

    cairan serous yang dianggap sebagai sinusitis non bakterial yang dapat sembuh

    tanpa pengobatan. Bila tidak sembuh maka sekret yang tertumpuk dalam sinus ini

    akan menjadi media yang poten untuk tumbuh dan multiplikasi bakteri, dan sekret

    akan berubah menjadi purulen yang disebut sinusitis akut bakterialis yang

    membutuhkan terapi antibiotik. Jika terapi inadekuat maka keadaan ini bisa

    berlanjut, akan terjadi hipoksia dan bakteri anaerob akan semakin berkembang.

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    15/36

    Keadaan ini menyebabkan perubahan kronik dari mukosa yaitu hipertrofi, polipoid

    atau pembentukan polip dan kista

    Sinusitis & Gangguan Sistem Kekebalan

    Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol atau penderita gangguan sistem

    kekebalan, jamur bisa menyebabkan sinusitis yang berat dan bahkan berakibat

    fatal.Mukormikosis (fikomikosis) adalah suatu infeksi jamur yang bisa terjadi pada

    penderita diabetes yang tidak terkontrol. Pada rongga hidung terdapat jaringan

    mati yang berwarna hitam dan menyumbat aliran darah ke otak sehingga terjadi

    gejala-gejala neurologis (misalnya sakit kepala dan kebutaan). Diagnosis

    ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap jaringan yang

    mati tersebut.

    Pengobatannya meliputi pengendalian diabetes dan pemberian obat anti-jamur

    amfoterisin B secara intravena(melalui pembuluh darah).

    Aspergillosis dan kandidiasis merupakan infeksi jamur pada sinus yang bisa

    berakibat fatal pada penderita gangguan sistem kekebalan akibat terapi anti-

    kanker atau penyakit (misalnya leukemia, limfoma, mieloma multipelatau AIDS).

    Pada aspergillosis, di dalam hidung dan sinus terbentukpolip.

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap polip.

    Pengobatannya berupa pembedahan sinus dan pemberian amfoterisin B

    intravena.

    2.5 Manifestasi Klinis

    Gejala klinis sinusitis akut ( diderita sampai dengan 4 minggu)

    1. Hidung tersumbat

    2. Nyeri / rasa tekanan pada daerah sinus

    3. Ingus yang purulen yang sering kali turun ke tenggorok ( post nasal drip)

    4. Demam dan lesu

    5. Adanya reffered pain

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    16/36

    Sinusitis maksila adanya nyeri pada pipi kadang ada nyeri alih ke telinga dan

    gigi

    Sinusitis ethmoid adanya nyeri di antara bola mata atau di belakang bola mataSinusitis frontal adanya nyeri pada dahi atau seluruh kepala

    Sinusitis sphenoid adanya nyeri di verteks, oksipital, belakang bola mata dan

    daerah mastoid

    6. Sakit kepala

    7. Hiposmia / anosmia

    8. Halitosis atau bau mulut

    9. Post nasal drip yang dapat menyebabkan batuk dan sesak nafas pada anak

    Pada anak juga didapatkan gejala

    1. Infeksi saluran nafas atas yang mulai membaik tetapi kemudian memburuk

    2. Demam tinggi yang diikuti oleh sekret hidung yang makin kental minimal 3

    hari

    3. Sekret dari hidung dengan atau tanpa batuk yang tetap ada setelah 10 hari

    dan tidak membaik.

    Gelaja sinusitis kronis ( diderita lebih dari 3 bulan) tidak khas dan lebih ringan

    sehingga kadang sulit didiagnosis , kadang hanya 1 atau 2 gejala di bawah ini :

    1. Sakit kepala kronik

    2. Post nasal drip

    3. Batuk kronik

    4. Gangguan tenggorokan

    5. Gangguan telinga akibat sumbatan kronik tuba eustachius

    6. Gangguan pada paru seperti bronchitis, bronkiektasis dan asma

    7. Pada anak mukopus yang tertelan dapat menyebabkan gasteroenteritis

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    17/36

    2.6 Diagnosa

    Untuk mengetahui adanya kelainan pada sinus paranasal, yang dilakukan adalah

    anamnesa untuk menemukan gejala sinusitis, selanjutnya dilakukan inspeksi dariluar, palpasi, rinoskopi anterior, rinoskopi posterior, transiluminasi, pemeriksaan

    radiologic dan sinoskopi.

    Pemeriksaan fisik

    Inspeksi

    Yang diperhatikan ialah adanya pembekakan pada muka. Pembengkakan di pipi

    sampai kelopak mata bawah yang berwarna kemerah-merahan mungkin

    menunjukan sinus maksila akut. Pembengkakan di kelopak mata atas mungkin

    menunjukkan sinusitis frontal akut.

    Sinus etmoid akut jarang menyebabkan pembengkakan di luar, kecuali bila telah

    terbentuk abses.

    Palpasi

    Nyeri tekan pada pipi dan nyeri ketuk di gigi menunjukkan adanya sinusitis

    maksila. Pada sinusitis frontal terdapat nyeri tekan di dasar sinus frontal, yaitu

    pada bagian medial atap orbita. Sinusitis etmoid menyebabkan rasa nyeri tekan di

    daerah kantus medius.

    Transiluminasi

    Transiluminasi mempunyai manfaat yang terbatas, hanya dapat dipakai untuk

    memeriksa sinus maksila dan sinus frontal, bila fasilitas pemeriksaan radiologik

    tidak tersedia. Bila pada pemeriksaan transiluminasi tampak gelap di daerah

    infraorbita, mungkin berarti antrum terisi oleh pus atau mukosa antrum menebal

    atau terdapat neoplasma di dalam antrum.

    Bila terdapat kista yang besar di dalam sinus maksila, akan tampak terang pada

    pemeriksaan transiluminasi, sedangkan pada foto rontgen tampak adanya

    perselubungan berbatas tegas di dalam sinus maksila.

    Transiluminasi pada sinus frontal hasilnya lebih meragukan. Besar dan bentuk

    kedua sinus ini seringkali tidak sama. Gambaran yang terang berarti sinus

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    18/36

    berkembang dengan baik dan normal, sedangkan gambaran yang gelap mungkin

    berarti sinusitis atau hanya menunjukkan sinus yang tidak berkembang.

    Pemeriksaan PenunjangTerdapat beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, yaitu:

    1. Pencitraan

    Dengan foto kepala posisi Waters, PA, dan lateral, akan terlihat

    perselubungan atau penebalan mukosa atau air-fluid level pada sinus yang

    sakit. CT Scan adalah pemeriksaan pencitraan terbaik dalam kasus

    sinusitis.

    2. Sinoskopi

    Pemeriksaan ke dalam sinus maksila menggunakan endoskop. Endoskop

    dimasukkan melalui lubang yang dibuat di meatus inferior atau di fosa

    kanina.

    Dengan sinoskopi dapat dilihat keadaan di dalam sinus, apakah ada sekret,

    polip, jaringan granulasi, massa tumor dan kista, bagaimana keadaan

    mukosa dan apakah ostiumnya terbuka.

    3. Kultur

    Karena pengobatan harus dilakukan dengan mengarah kepada organisme

    penyebab, maka kultur dianjurkan. Bahan kultur dapat diambil dari meatus

    medius, meatus superior, atau aspirasi sinus.

    4. Rontgen gigi

    Dilakukan untuk mengetahui apakah sudah timbul abses atau belum.

    2.7 Penatalaksanaan

    Tujuan terapi adalah mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi dan

    mencegah perubahan menjadi kronik dengan prinsip pengobatan adalah membuka

    sumbatan di KOM sehinga drainase dan ventilasi sinus pulih secara alami.

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    19/36

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    20/36

    dokter memilih kombinasi amoksisilin-klavulanat sebagai obat lini pertama untuk

    pengobatan infeksi bakteri sinus karena biasanya kombinasi obat ini efektif

    terhadap sebagian besar spesies dan strain bakteri penyebab penyakit. Biasa jugadigunalakan antibiotik golongan cephalosporin. Antibiotik diberikan selama 10-14

    hari walaupun gejala klinis sudah hilang.

    Dekongestan (pseudoefedrin) dan mucolytics secara oral mungkin dapat

    membantu dalam membantu drainase infeksi sinus.

    Perlakuan bentuk kronis dari infeksi sinus memerlukan pengobatan yang lebih

    lama, dan mungkin memerlukan prosedur drainase sinus. Drainase ini biasanyamemerlukan operasi bedah untuk membuka sinus. Antihistamin harus dihindari

    kecuali jika infeksi sinusitis sinus karena alergi, seperti dari serbuk sari, bulu, atau

    penyebab lingkungan lainnya. Antihistamin tidak rutin diberikan karena difat

    antikolinergiknya dapat menyebabkan secret jadi lebih kental biasa diberikan

    antihistamin generasi 2

    Sangat mungkin bahwa penggunaan steroid topikal nasal spray akan membantu

    mengurangi pembengkakan pada individu alergi tanpa pengeringan yang

    disebabkan oleh penggunaan antihistamin meskipun keduanya kadang-kadang

    digunakan.

    Pada banyak orang, sinusitis alergi muncul pertama, dan kemudian diikuti infeksi

    bakteri. Untuk individu, pengobatan dini sinusitis alergi dapat mencegah

    perkembangan bakteri sinusitis sekunder.

    Antihistamin adalah antagonis reseptor H1 yang akan menghalangibersatuny

    a histamin dengan reseptor H1 yang terdapat di ujung saraf

    danepitel kelenjar pada mukosa hidung. Akhir-

    akhir ini antihistamindidefenisikan sebagai inverse H1-receptor agonists yang

    menstabilkanreseptor H1 yang inaktif sehingga aktifasi oleh histamine

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp%3Farticlekey%3D699&prev=/search%3Fq%3Dsinusitis%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26hs%3DAub%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhjiVycrmOmurQsXsuxBvtcFYVQ-jQhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp%3Farticlekey%3D699&prev=/search%3Fq%3Dsinusitis%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26hs%3DAub%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhjiVycrmOmurQsXsuxBvtcFYVQ-jQ
  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    21/36

    dapat dicegah.Dengan demikian obat ini efektif untuk menghilangkan gejala

    rinore dan bersin sebagai akibat dilepaskannnya histamin pada RA.

    Antihistamin lama (generas i pertama) sudah terbukti secara kl in is

    sangatefektif mengurangi gejala bersin dan rinorea akan tetapi

    mempunyai efek samping yang kurang menguntungkan yaitu menyebabkan efek

    mengantuk kar ena oba t t ers ebu t m asu k k e p ere dar an dar ah ota k.

    Secara klinis antihistamin generasi ini sangat efektif menghilangkan rinore karena

    mempunyai efek antikolinergik. Efek ini terjadi karena kapasitas ikatan

    obat terhadap reseptor yang tidak selektif sehingga obat terikat juga

    pada reseptor kolinergik. Kekurangan lain dari antihistamin generasi

    pertama adalah ikatannya yang t idak stabi l dengan reseptor H1,

    sehingga daya kerjanya pendek. Efek samping yang lain adalah :mulut kering,

    peningkatan nafsu makan dan retensi urin. Sampai sekarang antihistamin

    golongan ini masih banyak digunakan karena masih efektif dan murah.

    Beberapa contoh antihistamin generasi lama yang sampai kinimasih popular

    adalah : klorfeniramin, difenhidramin dan triprolidin.

    Munculnya antihistamin generasi baru dapat menutup kelemahan

    antihistamin lama. Karena tidak menembus sawar otak, antihistamin baru bersifat

    non-sedatif, sehingga penderita yang menggunakan obat ini dapataman dan

    tidak terhambat dalam melakukan aktifitasnya. Kelebihan

    lainantihistamin baru adalah mempunyai masa kerja yang panjang

    sehingga penggunaannya lebih praktis karena cukup diberikan sekali sehari.

    Antihistamin baru tersebut adalah : astemizol, loratadin, setirizin,

    terfenadin. Beberapa antihistamin baru kemudian dilaporkan

    menyebabkan gangguan jantung pada pemakaian jangka panjang(astemizol,

    terfenadin), sehingga dibeberapa negara obat obat tersebuttidak

    digunakan lagi. Antihistamin yang unggul adalah yang bekerja cepatdengan

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    22/36

    waktu kerja yang panjang, yang tidak ada efek sedatif dan tidak ada

    toksik terhadap jantung.

    Sinusitis kronis

    Diberikan antibiotik dan dekongestan. Antibiotik yang diberikan biasanya adalah

    untuk golongan kuman gram negatif dan anaerob. Seperti golongan quinolon.

    Untuk mengurangi peradangan biasanya diberikan obat semprot hidung yang

    mengandung steroid. Jika penyakitnya berat, bisa diberikan steroid per-oral

    (melalui mulut).

    Hal-hal berikut bisa dilakukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman:

    - Menghirup uap dari sebuah vaporizeratau semangkuk air panas

    - Obat semprot hidung yang mengandung larutan garam

    - Kompres hangat di daerah sinus yang terkena.

    Jika tidak dapat diatasi dengan pengobatan tersebut, maka satu-satunya jalan

    untuk mengobati sinusitis kronis adalah pembedahan. Pada anak-anak,

    keadaannya seringkali membaik setelah dilakukan pengangkatan adenoid yang

    menyumbat saluran sinus ke hidung. Pada penderita dewasa yang juga memiliki

    penyakit alergi kadang ditemukan polip pada hidungnya. Polip sebaiknya

    diangkat sehingga saluran udara terbuka dan gejala sinus berkurang.

    Selainterapi medikamentosa yang dijelaskan diatas, rinosinusitis

    rekuren ataukronis memerlukan tindakan bedah. Dengan indikasinya

    adalah :

    1. sinusitis kronik yang tidak membaik dengan terapi adekuat

    2. sinusitis kronik disertai dengan kista atau kelainan yang

    reversibel

    3. po lip ekstensif

    4. komplikasi sinusit is

    5. sinusitis jamur

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    23/36

    Radikal

    a. Sinus maksila dengan operasi Cadhwell-luc.

    b. Sinus ethmoid dengan ethmoidektomi.c. Sinus frontal dan sfenoid dengan operasi Killian.

    Non Radikal

    Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF). Prinsipnya denganmembuka

    dan membersihkan daerah kompleks ostiomeatal(Irigasi sinus)

    Pada saat ini tindakan bedah yangpalling direkomendasi adalah bedah

    sinus endoskopi fungsional (BSEF)atau sering disebut dengan Fungsional

    endoskopi sinus surgery (FESS).

    2.8 Komplikasi

    Ct scan merupakan suatu aset besar dalam menjelaskan derajat penyakit sinus

    dan derajat infeksi di luar sinus ( pada orbita, jaringan lunak dan kranium).

    Pemeriksaan ini harus rutin dilakukan pada sinusitis refrakter, kronik atau

    berkomplikasi. Komplikasi ini juga telah menurun drastis sejak ditemukan antibiotik

    dan biasanya terjadi pada sinusitis akut atau sinusitis kronik dengan eksaserbasi

    akut.

    Komplikasi orbita

    Sinus ethmoid merupakan penyebab komplikasi tersering namun dapat juga

    karena sinusitis frontalis dan maksilaris. Penyebaran infeksi terjadi melaluitromboflebitis dan perkontinuitatum. Terdapat 5 tahapan :

    1. Peradangan atau reaksi edema yang ringan

    2. Selulitis orbita

    3. Abses subperiosteal

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    24/36

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    25/36

    orbital cellulitis, cavernous sinus thrombosis, intracranial extension (brain abscess,

    meningitis)dan mucocele formation.

    2.10 Pencegahan

    Adapun pencehagan dari sinusitis adalah

    Mengurangi pajanan terhadap alergen.

    Meningkatkan ventilasi rumah tangga dengan membuka jendela bila

    memungkinkan.

    Gunakan humidifier di rumah atau kantor ketika seseorang memiliki dingin.

    Tidur dengan kepala tempat tidur ditinggikan. Ini mempromosikan drainase

    sinus.

    Gunakan dekongestan dengan hati-hati.

    Hindari polutan udara (seperti asap) yang mengiritasi hidung.

    Makan diet seimbang dan olahraga.

    Minimalkan paparan untuk orang dengan infeksi diketahui.

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    26/36

    BAB III

    POLIP NASI

    3.1 Definisi

    Polip hidung adalah massa lunak yang mengandung banyak cairan didalam

    rongga hidung, berwarna putih keabu-abuan, yang terjadi akibat inflamasi mukosa.

    Polip dapat timbul pada penderita laki-laki maupun perempuan, dari usia anak-

    anak sampai usia lanjut. Bila ada polip pada anak dibawah usia 2 tahun, harus

    disingkirkan kemungkinan meningokel atau meningoensefalokel.

    3.2 Epidemiologi

    Polip nasi lebih banyak ditemukan pada penderita asma non alergi (13%)

    dibanding penderita asma alergi (5%). Polip nasi terutama ditemukan pada usia

    dewasa dan lebih sering pada lakilaki, dimana rasio antara lakilaki dan

    perempuan 2 :1 atau 3 : 1. Penyakit ini ditemukan pada seluruh kelompok ras.

    3.3 Etiologi

    Terjadi akibat reaksi hipertensitif atau reaksi alergi pada mukosa hidung.

    Polip dapat timbul pada penderita laki-laki maupun perempuan, dari usia anak-

    anak sampai usia lanjut. Bila ada polip pada anak di bawah usia 2 tahun, harus

    disingkirkan kemungkinan meningokel atau meningoensefalokel.

    Dulu diduga predisposisi timbulnya polip nasi ialah adanya rinitis alergi atau

    penyakit atopi, tetapi makin banyak penelitian yang tidak mendukung teori ini dan

    para ahli sampai saat ini menyatakan bahwa etiologi polip nasi masih belum

    diketahui dengan pasti.

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    27/36

    Polip disebabkan oleh reaksi alergi atau reaksi radang. Bentuknya

    bertangkai, tidak mengandung pembuluh darah. Di hidung polip dapat tumbuh

    banyak, apalagi bila asalnya dari sinus etmoid. Bila asalnya dari sinus maksila,maka polip itu tumbuh hanya satu, dan berada di lubang hidung yang

    menghadap ke nasofaring (konka). Keadaan ini disebut polip konka. Polip konka

    biasanya lebih besar dari polip hidung. Polip itu harus dikeluarkan, oleh karena bila

    tidak, sebagai komplikasinya dapat terjadi sinusitis. Polip itu dapat tumbuh banyak,

    sehingga kadang-kadang tampak hidung penderita membesar, dan apabila

    penyebarannya tidak diobati setelah polip dikeluarkan, ia dapat tumbuh kembali.

    Yang dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya polip antara lain :

    a) Alergi terutama rinitis alergi.

    b) Sinusitis kronik.

    c) Iritasi.

    d) Sumbatan hidung oleh kelainan anatomi seperti deviasi septum dan hipertrofi

    konka.

    Etiologi yang pasti belum diketahui tetapi ada 3 faktor penting pada terjadinya

    polip, yaitu :

    Adanya peradangan kronik yang berulang pada mukosa hidung dan sinus.

    Adanya gangguan keseimbangan vasomotor.

    Adanya peningkatan tekanan cairan interstitial dan edema mukosa hidung.

    Fenomena Bernoulli menyatakan bahwa udara yang mengalir melalui tempat yang

    sempit akan mengakibatkan tekanan negatif pada daerah sekitarnya. Jaringan

    yang lemah akan terhisap oleh tekanan negatif ini sehingga mengakibatkan edema

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    28/36

    mukosa dan pembentukan polip. Fenomena ini menjelaskan mengapa polip

    kebanyakan berasal dari daerah yang sempit di kompleks ostiomeatal (KOM) di

    meatus medius. Walaupun demikian polip juga dapat timbul dari tiap bagianmukosa hidung atau sinus paranasal dan seringkali bilateral dan multipel.

    Selain dari fenomena Bernouli terdapat beberapa hipotesa lainnya.

    1. Perubahan Polisakarida

    di postulatkan pada 1971 oleh Jackson dan Arihood.

    2. Infeksi

    Infeksi berulang pada sinus predisposisi pada mukosa menjadi

    perubahan polipoid.

    3. Alergi

    alergi telah di implikasikan sebagai penyebab, sejak sekresi hidung mengandung

    eosinofil dan pasien mempunyai gejala alergi, sering dikaitkan dengan asma dan

    atopi.

    4. Teori vasomotor

    Gangguan keseimbangan otonomik di duga mungkin sebagai penyebab pada

    individu non atopi. Juga di kaitkan dengan mediator inflamasi, faktor anatomi lokal,

    dan tumor. Predisposisi genetik diketahui sebagai penyebab polipoid pada fibrosis

    kistik. (4)

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    29/36

    3.4 Patogenesa

    Pembentukan polip sering diasosiasikan dengan inflamasi kronik, disfungsi

    saraf otonom serta predisposisi genetic. Menurut teori Barnstein, terjadi perubahan

    mukosa hidung akibat peradangan atau aliran udara yang berturbulensi, terutama

    didaerah sempit di kompleks ostiomeatal. Terjadi prolaps submukosa yang diikuti

    oleh reepitealisasi dan pembentukan kelenjar baru. Juga terjadi peningkatan

    penyerapan natrium oleh permukaan sel epitel yang berakibat retensi air sehingga

    terbentuk polip.

    Teori lain mengatakan karena ketidakseimbangan saraf vasomotor terjadi

    peningkatan permeabilitas kapiler dan gangguan regulasi vascular yang

    mengakibatkan dilepaskannya sitokin-sitokin dari sel mast, yang akan

    menyebabkan adanya edema dan lama-kelamaan menjadi polip. Bila proses

    terus berlanjut, mukosa yang sembab makin membesar menjadi polip dan

    kemudian akan turun ke rongga hidung dengan membentuk tangkai.

    Gambaran Makroskopis

    Secara makroskopi polip merupakan massa bertangkai dengan permukaan

    licin, berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih keabu-abuan, agak bening,

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    30/36

    lobular, dapat tunggal atau multiple dan tidak sensitive (bila ditekan atau ditusuk

    tidak terasa sakit). Warna polip yang pucat tersebut disebabkan karena

    mengandung banyak cairan dan sedikitnya aliran darah ke polip. Bila terjadi iritasikronis atau proses peradangan warna polip dapat berubah menjadi kemerah-

    merahan dan polip yang sudah menahun warnanya dapat menjadi kekuning-

    kuningan karena banyak mengandung jaringan ikat.

    Tempat asal tumbuhnya polip terutama dari kompleks osteomeatal di meatus

    medius dan sinus etmoid. Bila ada fasilitas pemeriksaan dengan endoskop,

    mungkin tempat asal tangkai polip dapat dilihat.

    Ada polip yang tumbuh kearah belakang dan membesar di nasofaring, disebut

    polip koana. Polip koana kebanyakan berasal dari dalam sinus maksila dan disebut

    juga polip antrokoana. Ada juga sebagian kecil polip koana yang berasal dari sinus

    etmoid.

    Gambaran Mikroskopis

    Secara mikroskopi tampak epitel pada polip serupa dengan mukosa hidungnormal yaitu epitel bertingkat semu bersilia dengan submukosa yang sembab. Sel-

    selnya terdiri dari limfosit, sel plasma, eosinofil, neutrofil dan makrofag. Mukosa

    mengandung sel-sel goblet, pembuluh darah, saraf dan kelenjar sangat sedikit.

    Polip yang sudah lama dapat mengalami metaplasia epitel karena sering terkena

    aliran udara, menjadi epitel transisional, kubik atau gepeng berlapis tanpa

    keratinisasi.

    Berdasarkan jenis sel peradangannya, polip dikelompokkan menjadi 2, yaitu

    polip tipe eosinofilik dan tipe neutrofilik.Polip Eosinofilik mempunyai latar belakang

    alergi dan Polip Neutrofilik biasanya disebabkan infeksi atau gabungan keduanya.

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    31/36

    3.5 Manifestasi Klinis

    Gejala utama yang ditimbulkan oleh polip nasi adalah hidung tersumbat.

    Sumbatan ini tidak hilang timbul dan makin lama makin memberat. Pada sumbatan

    yang hebat dapat menyebabkan timbulnya gejala hiposmia bahkan anosmia. Bila

    polip ini menyumbat sinus paranasal, akan timbul sinusitis dengan keluhan nyeri

    kepala dan rhinore. Bila penyebabnya adalah alergi, maka gejala utama adalah

    bersin dan iritasi di hidung.

    Pada pemeriksaan klinis tampak massa putih keabu-abuan atau kuning

    kemerah-merahan dalam kavum nasi. Polip bertangkai sehingga mudah

    digerakkan, konsistensinya lunak, tidak nyeri bila ditekan, mudah berdarah, dan

    tidak mengecil pada pemakaian vasokontriktor.

    Pasien polip dengan sumbatan total rongga hidung atau polip tunggal yang

    besar memperlihatkan gejala sleep apneaobstruktif dan pernafasan lewat mulut

    yang kronik.

    Pasien dengan polip soliter seringkali hanya memperlihatkan gejala obstruktif

    hidung yang dapat berubah dengan perubahan posisi. Walaupun satu atau lebih

    polip yang muncul, pasien mungkin memperlihatkan gejala akut, rekuren, atau

    rinosinusitis bila polip menyumbat ostium sinus. Beberapa polip dapat timbul

    berdekatan dengan muara sinus, sehingga aliran udara tidak terganggu, tetapi

    mukus bisa terperangkap dalam sinus. Dalam hal ini dapat timbul perasaan penuh

    di kepala, penurunan penciuman, dan mungkin sakit kepala. Mukus yang

    terperangkap tadi cenderung terinfeksi, sehingga menimbulkan nyeri, demam, danmungkin perdarahan pada hidung.

    Manifestasi polip nasi tergantung pada ukuran polip. Polip yang kecil mungkin

    tidak menimbulkan gejala dan mungkin teridentifikasi sewaktu pemeriksaan rutin.

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    32/36

    Polip yang terletak posterior biasanya tidak teridenfikasi pada waktu pemeriksaan

    rutin rinoskopi posterior. Polip yang kecil pada daerah dimana polip biasanya

    tumbuh dapat menimbulkan gejala dan menghambat aliran saluran sinus,menyebabkan gejala-gejala sinusitis akut atau rekuren.

    3.6 Diagnosa

    Anamnesis

    Keluhan utama penderita polip nasi adalah hidung rasa tersumbat dari yang

    ringan sampai yang berat, rinore dari yang jernih sampai purulen, hipoosmia atau

    anosmia. Mungkin disertai bersin-bersin, rasa nyeri dihidung disertai sakit kepala

    didaerah frontal. Bila disertai infeksi sekunder mungkin didapati post nasal drip dan

    rinore purulen. Gejala sekunder yang dapat timbul adalah bernafas melalui mulut,

    suara sengau, halitosis, gangguan tidur dan penurunan kualitas hidup.

    Dapat menyebabkan gejala pada saluran napas bawah, berupa batuk kronik

    dan mengi, terutama pada penderita polip nasi dengan asma. Selain itu harus

    ditanyakan riwayat rhinitis alergi, asma, intoleransi terhadap aspirin dan alergi obat

    lainya serta alergi makanan.

    Pemeriksaan fisik

    Polip nasi yang massif dapat menyebabkan deformitas hidung luar sehingga

    hidung tampak mekar karena pelebaran batang hidung. Pada pemeriksaan

    rinoskopi anterior terlihat sebagai massa yang berwarna pucat yang berasal dari

    meatus medius dan mudah digerakkan.

    Pembagian stadium polip menurut Mackay dan Lund (1997)

    a. Stadium 1: polip masih terbatas dimeatus medius

    b. Stadium 2: polip sudah keluar dari meatus medius, tampak dirongga

    hidung tapi belum memenuhi rongga hidung

    c. Stadium 3: polip yang massif

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    33/36

    Naso-endoskopi

    Adanya fasilitas endoskop akan sangat membantu diagnosis kasus polipyang baru. Polip stadium 1 dan 2 kadang-kadang tidak terlihat pada pemeriksaan

    rinoskopi anterior tetapi tampak dengan pemeriksaan nasoendoskopi. Pada kasus

    polip koanal juga sering dapat dilihat tangkai polip yang berasal dari ostium

    asesorius sinus maksila.(5)

    Pemeriksaan radiologi

    Foto polos sinus paranasal (posisi waters, AP, aldwell dan lateral) dapat

    memperlihatkan penebalan mukosa dan adanya batas udara cairan didalam sinus,

    tetapi kurang bermanfaat pada kasus polip. Pemeriksaan tomografi computer

    sangat bermanfaat untuk melihat dengan jelas keadaan di hidung dan sinus

    paranasal apakahada proses radang, kelainan anatomi, polip atau sumbatan pada

    kompleks osteomeatal. CT terutama diindikasikan pada kasus polip yang gagal

    diterapi dengan medikamentosa, jika ada komplikasi dari sinusitis dan pada

    perencanaan tindakan bedah terutama bedah endoskopi.

    3.7 Diagnosis banding

    a. Konka polipoid

    Pada pemeriksaan : polip tidak bertangkai, sukar digerakkan, nyeri

    bila ditekan dengan pinset, mudah berdarah Dapat mengecil pada

    pemakaian vasokonstriktor (kapas adrenalina.

    b. Angiofibroma Nasofaring Juvenil Etiologi dari tumor ini belum

    diketahui. Menurut teori, jaringan nasal tumor ini mempunyai tempat

    perlekatan spesifik didindingposterolateral atap rongga hidung. Dari

    anamnesis diperoleh adanyakeluhan sumbatan pada hidung dan

    epistaksis berulang yang masif.Terjadi obstruksi hidung sehingga

    timbul rhinorhea kronis yang diikutigangguan penciuman. Oklusi

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    34/36

    pada tuba Eustachius akanmenimbulkanketulian atau otalgia. Jika

    ada keluhan sefalgia menandakan adanyaperluasan tumor ke

    intrakranial. Pada pemeriksaan fisik dengan rhinoskopi posteriorterlihat adanyamassa tumor yang konsistensinya kenyal, warna

    bervariasi dari abuabusampai merah muda, diliputi oleh selaput

    lendir keunguan.Mukosamengalami hipervaskularisasi dan tidak

    jarang ditemukan ulcerasi. Padapemeriksaan penunjang radiologik

    konvensional akan terlihatgambaranklasik disebut sebagai tanda

    Holman Miller yaitu pendorongan prosesus pterigoideus ke

    belakang. Pada pemeriksaan tumor CT dan scan dengan zat tulang

    kontras akan

    tampak perluasan destruksi sekitarnya. Pemeriksaanarteriografi

    arteri karotis interna akan memperlihatkan vaskularisasitumor.

    Pemeriksaan PA tidak dilakukan karena merupakan kontraindikasi

    karena bisa terjadi perdarahan. Angiofibroma NasofaringJuvenil

    banyak terjadi pada anak atau remaja laki-laki 8tahun.

    3.8 Penatalaksanaan

    Tujuan utama pengobatan pada kasus polip nasi ialah menghilangkan

    keluhan-keluhan, mencegah komplikasi dan mencegah rekurensi polip. (6)

    Pemberian kortikosteroid untuk menghilangkan polip nasi disebut juga

    polipektomi medikamentosa. Dapat diberikan topikal atau sistemik. Polip tipe

    eosinofilik memberikan respon yang lebih baik terhadap pengobatan kortikosteroid

    intranasal dibanding polip tipe neutrofilik.

    Kasus polip yang tidak membaik dengan terapi medikamentosa atau polip

    yang sangat massif dipertimbangkan untuk terapi bedah. Dapat dilakukan ekstraksi

    polip (polipektomi) menggunakan senar polip atau cunam dengan analgesi lokal,

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    35/36

    etmoidektomi intra nasal atau etmoidektomi ekstranasal untuk polip etmoid,

    operasi Caldwell_Luc untuk sinus maksila. Yang terbaik adalah apabila tersedia

    fasilitas endoskopi maka dapat dilakukan fasilitas endoskopi maka dapat dilakukantindakan BSEF.

    3.9 Pencegahan

    1. Mengatur alergi dan asma. Mengikuti pengobatan dokter rekomendasi untuk

    mengelola asma dan alergi. Jika gejala tidak mudah dan secara teratur di

    bawah kendali, konsultasi dengan dokter Anda tentang perubahan rencana

    pengobatan Anda.

    2. Hindari iritasi. Sebisa mungkin, hindari hal-hal yang mungkin untuk

    memberikan kontribusi untuk peradangan atau iritasi sinus Anda, seperti

    alergen, polusi udara dan bahan kimia.

    3. Hidup bersih yang baik. Cuci tangan Anda secara teratur dan menyeluruh.

    Ini adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi terhadap infeksi bakteri

    dan virus yang dapat menyebabkan peradangan pada hidung dan sinus.

    4. Melembabkan rumah Anda. Gunakan pelembab ruangan jika Anda memiliki

    udara kering di rumah Anda. Hal ini dapat membantu meningkatkan aliran

    lendir dari sinus Anda dan dapat membantu mencegah sumbatan dan

    peradangan.

    5. Gunakan bilasan hidung atau nasal lavage. Gunakan air garam (saline)

    spray atau nasal lavage untuk membilas hidung Anda. Hal ini dapat

    meningkatkan aliran dan menghilangkan lendir penyebab alergi dan iritasi.

    3.10 Komplikasi

  • 8/11/2019 komplek osteo meatal, sinusitis, polip

    36/36

    Satu buah polip jarang menyebabkan komplikasi, tapi dalam ukuran besar

    atau dalam jumlah banyak (polyposis) dapat mengarah pada akut atau infeksi

    sinusitis kronis, mengorok dan bahkan sleep apneakondisi serius nafas dimanaakan stop dan start bernafas beberapa kali selama tidur. Dalam kondisi parah,

    akan mengubah bentuk wajah dan penyebab penglihatan ganda/berbayang.

    3.11 Prognosis

    Prognosis dan perjalanan alamiah dari polip nasi sulit dipastikan. Terapi

    medis untuk polip nasi biasanya diberikan pada pasien yang tidak memerlukan

    tindakan operasi atau yang membutuhkan waktu lama untuk mengurangi gejala.

    Dengan terapi medikamentosa, jarang polip hilang sempurna. Tetapi hanya

    mengalami pengecilan yang cukup sehingga dapat mengurangi keluhan. Polip

    yang rekuren biasanya terjadi setelah pengobatan dengan terapi medikamentosa

    maupun pembedahan.(7)