88
MUL It FLEX Se&AOAt U1AHANA REKREASI t telERSIAL ' BAGIAN I 1.1 PENGERTIAN JUDUL Dari pengertian judul kita dapat mengetahui sejauh mana kita dapat membahas permasalahan yang dapat diselesaikan melalui lingkup disiplin ilmu arsitektur. Batasan-batasan pengertian itu antara lain: "Multiplex sebagai wahana rekreasi dan sarana komersial" Multiplex berasal dari kata Multi dan cineplex dan memungkinkan adanya fungsi lain misalnya game center, retail dan sebagainya Multiply1 artinya adalah menambah dalam beberapa jumlah, memberi jumlah lebih besar menambah jumlah keturunan Cineplex2 adalah sinema komplek atau juga sebuah bioskop terpadu yang memiliki beberapa teather. Cinema3 atau bioskop atau movie teather, adalah suatu bangunan komersial dengan sifat bersaing dan merupakan wadah untuk mempertunjukkan sebuah film dimana didalamnya tidak membutuhkan sebuah gerak fisik atau juga merupaka arena rekreasi pasif maksudnya suatu rekreasi dimana seseorang tidak menjadi pelaku melainkan penonton, juga merupakan rekreasi komersial yaitu rekreasi disahkan oleh suatu perusahaan dalam bidang rekreasi dimana ada pemungutan biaya. Rekreasi4 adalah merupakan kegiatan menciptakan kembali kesegaran tubuh dan jiwa setelah lama bekerja. Komersial5 adalah sesuatu yang kaitannya dengan perdagangan untuk mencari keuntungan, bangunan komersial dapat katakan bangunan yang bisa menarik perhatian orang lain, sehingga perlu suatu promosi yang baik untuk mencari keuntungan. Jadi pengertian Multiplex sebagai wahana rekreasi dan komersial adalah suatu kumpulan bioskop terpadu, dimana berbagai macam fasilitas penunjang lain yang merupakan tempat hiburan atau rekreasi dan juga tempat perdagangan yang merupakan satu kesatuan yang sating berkaitan. 1 Poerdarminta, 1988 2 Estler George, The Little Oxford Dictionary, Hongkong University press, Hongkong De Chiara, edisi ketiga, hal 1246 4 Gorge OButler, Introduction to Community Recreation, Mc Graw Hill Book Co, hal 3 Poerdarminta, 1988 SIFMANSTAM 99512.194

Komersial5 adalah sesuatu yang kaitannya dengan perdagangan

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

MUL It FLEX Se&AOAt U1AHANA REKREASI t telERSIAL '

BAGIAN I

1.1 PENGERTIAN JUDUL

Dari pengertian judul kita dapat mengetahui sejauh mana kita dapat

membahas permasalahan yang dapat diselesaikan melalui lingkup disiplinilmu arsitektur.

Batasan-batasan pengertian itu antara lain:

"Multiplex sebagai wahana rekreasi dan sarana komersial"

Multiplex berasal dari kata Multi dan cineplex dan memungkinkanadanya fungsi lain misalnya game center, retail dan sebagainya

Multiply1 artinya adalah menambah dalam beberapa jumlah, memberijumlah lebih besar menambah jumlah keturunan

Cineplex2 adalah sinema komplek atau juga sebuah bioskop terpaduyang memiliki beberapa teather.

Cinema3 atau bioskop atau movie teather, adalah suatu bangunankomersial dengan sifat bersaing dan merupakan wadah untuk

mempertunjukkan sebuah film dimana didalamnya tidak membutuhkan

sebuah gerak fisik atau juga merupaka arena rekreasi pasif maksudnya suatu

rekreasi dimana seseorang tidak menjadi pelaku melainkan penonton, jugamerupakan rekreasi komersial yaitu rekreasi disahkan oleh suatu perusahaandalam bidang rekreasi dimana ada pemungutan biaya.

Rekreasi4 adalah merupakan kegiatan menciptakan kembalikesegaran tubuh dan jiwa setelah lama bekerja.

Komersial5 adalah sesuatu yang kaitannya dengan perdaganganuntuk mencari keuntungan, bangunan komersial dapat katakan bangunanyang bisa menarik perhatian orang lain, sehingga perlu suatu promosi yangbaik untuk mencari keuntungan.

Jadi pengertian Multiplex sebagai wahana rekreasi dan komersial

adalah suatu kumpulan bioskop terpadu, dimana berbagai macam fasilitaspenunjang lain yang merupakan tempat hiburan atau rekreasi dan jugatempat perdagangan yang merupakan satu kesatuan yang sating berkaitan.

1Poerdarminta, 19882

Estler George, The Little Oxford Dictionary, Hongkong University press, HongkongDe Chiara, edisi ketiga, hal 1246

4Gorge OButler, Introduction to Community Recreation, Mc Graw Hill Book Co, hal 3Poerdarminta, 1988

SIFMANSTAM 99512.194

fiUL Tt FLEX SEbAGAI UAHANA REKREASI t KotfERSlAL ' **"

1.2 Latar Belakang Permasalahan

1.2.1 Perkembangan Sinema sebagai wahana rekreasi dan komersial

Film adalah suatu alat yang mengungkapkan berbagai rasa daripembuatnya, mencakup ekspresi dan imajinasi yang akn disampaikan, karenamerupakan media audio visual elektronik. Berkesenian lewat film harus terus

melakukan penjelajahan estetika yang menyangkut visi, format dan jugakemasan baru agar bisa menangkap dinamika dan kegelisahan masyarakat.6

Sejak pertama kali, film atau gambar bergerak diperkenalkan padatahun 1895 oleh Lumier bersaudara, kemudian ditandai dengan CharlieChaplin pada tahun 1914 yang dikenal dengan pelawak jenius. Bukan hanyabagi mereka yang menonton film-filmnya dengan tujuan mencari hiburantontonan, tetapi juga bagi mereka yang pergi ke bioskop untuk mencarisesuatu yang lebih dari itu, yakni bioskop bukan hanya menyediakan hiburan

tontonan semata misalnya adanya arena permainan, kafe, pertukaraninfomasi tentang film, food court, dsb.

Perkembangan akan kebutuhan masyarakat inilah yang memacupertumbuhan bioskop sebagai wahana rekreasi dan komersial yang bisamenampung segala kebutuhan masyarakat, selain hiburan tontonan juga bisaberupa ajang transaksi, edukasi, forum komunikasi dsb.

1.2.2 Potensi kota Yogyakarta terhadap tempat pertunjukan film

Kota Yogyakarta dengan penduduknya yang cukup besar yang jumlahpenduduknya yang meningkat tiap tahunnya, kota Yogyakarta juga menuntutkebutuhan akan fasilitas hiburan atau wadah wisata selain wisata belanja kianmeningkat apalagi kota Yogyakarta merupakan kota pelajar, kota budaya danpariwisata, terutama wadah hiburan yang berupa pertunjukan atau tontonanyang baik dan bermutu sangatlah kurang, ditambah dengan sedikitnya jumlahbioskop di kota yogyakarta untuk menampung besar aktivitas jasa jual belifilm

Pandangan bioskop pada masyarakat kota Yogyakarta sangatlahburuk, karena sebagian besar bioskop diyogyakarta mempertunjukan film-filmyang tidak senorok atau film-film murahan dan tidak pernah mempertunjukan

6Garin Nugroho, 2001, hal 9MIFEANSTAE 99512194

rtui.it flex sebagai usauana rekreasi t koMersial

film-film sekelas box office, ini dikarenakan pajak tontonan yang sangat tinggi,dan juga para masyarakat dapat menikmati film melalui televisi atau menyewaVCD, DVD dan VHS

TAHUN KENAIKAN RENTAL

VCD/DVDA/HS

JUMLAH PENONTON

BIOSKOP *

JUMLAH PEMILIK

PESAWAT TELEVISI

1998 10 443783 94022

1999 33 450085 94992

2000 58 456476 125355

2001 116 462958 139351

2002 127 469532 141568* Juml ah pengunjung rata-rata per bioskop

TABEL 1.1 JUMLAH PERBANDINGAN PENONTON BIOSKOP,VCD.TELEVISISumber: BPS Yogyakarta,2002

Dengan melihat table diatas peminat atau penonton film melaui

bioskop sangatlah tinggi, itu dapat dilihat dari tahun 1995 sampai tahun 1998sebelum bioskop empire dan bioskop regent terbakar. Pada saat ini

masyarakat menyaksikan film-film terbaru melalui vcd/dvd dikarenakan tidak

adanya wadah untuk menampung kegiatan hiburan tontonan tersebut itu

ditandai dengan bertambah jumlahnya rental vdc/dvd/vhs dan juga kenaikankepemilikan jumlah pesawat televisi sejenisnya dan juga pada kenyataanmasih banyak juga masyarakat yang ingin sekali menikmati film melalui

sebuah bioskop, karena tidak menutup kemungkinan hasil rekaman VCD atau

DVD tidak sejemih dengan penampilan fim pada bioskop. Dan jugakepemilikan VCD atau DVD terbatas pada kalangan tertentu saja7

Garin Nugroho, 2000

EIFEAXSTAE 995I2I94

Mai. it flex se&acai uahana rekreasi « koHersial

1.2.3 Kebutuhan teather dengan system pencegahan danpenanggulangan kebakaran.

Ada beberapa bioskop yang memiliki jaringan cukup besar diYogyakarta seperti bioskop Empire 21 yang memiliki 7 buah teather dan

bioskop regent yang memiliki 4 buah teather, namun kedua gedung tersebuttelah mengalami musibah kebakaran pada tahun 1999, kebakaran yangterjadi pada kedua gedung itu merupakan bencana yang menimbulkanancaman kerugian bagi jiwa dan manusia, harta benda, lingkungan sertapenyebab terganggunya proses produksi barang dan jasa, dan bahkan

merupakan gangguan kesejahteraan social, kerugian yang ditimbulkan daribencana kebakaran itu. Terjadinya kebakaran kedua gedung bioskop ituantara lain disebabkan karena belum diperhatikannya sepenuhnya segi-segiupaya teknis teknologis yang menyangkut pencegahan dan penanggulangankebakaran, serta persyaratan-persyaratan mengenai lingkungan danbangunan, bahan bangunan, struktur utilitas dan usaha penyelamatanterhadap bahaya kebakaran yang harus diperhatikan pada perencanaan,pelaksanaan pembangunan dan pemanfaatan gedung bioskop tersebut.

1.2.4 Arsitektur Art Deco

1.2.4.1. Perkembangan Arsitektur Art Deco

Gaya arsitektur art deco merupakan suatu gaya seni kontemporerpresentatif yang lahir di Eropa, art deco bersifat fleksibel dalam menemukan

medianya seperti pada karya seni, karya arsitektur, alat rumah tanggamaupun pada gaya arsitektur, gaya art deco lahir pada tahun 1920-an dan

berkembang secara mencolok di Perancis. Art deco merupakan aliran yangsangat populer pada awal abad ke-20 istilah ini muncul, konon karena berasal

dari 2 sumber. Pertama, ketika pada awal tahun 1920-an sebuah aliran

eksotis dinamis yang melanda Eropa, banyak mempengaruhi golongan elitnyayang penuh gaya eksklusif, terutama Perancis, juga berbagai peristiwa ataugelombang yang mempengaruhi aliran ini, seperti rama yang penuh fantasidari "ballet russe" pengaruh seni afrika dan seni oriental yang sudahdiperhalus, serta adanya gelombang kecintaan masyarakat terhadap segalasesuatu yang serba elok.

RIFEANSTAE 995I2I94

MUL It FLEX SEbA&AI UiAHANA REKREASI t KoHERSIAL '

Sumber lain mengatakan karena munculnya asimilasi kebudayaanantara gaya elite Eropa dengan Amerika pada tahun-tahun yang sania (1920-1930-an). Gerakan ini yang kemudian mengadakan parneran besar-besaran

di Paris. Satu parneran desain dan seni dekoratif "Eksposition Internationale

des Arts Decorative et Industriels Modernes" yang disingkat Art Deco dari

karya-karya yang bernilai tinggi dan pada umumnya telah berumur 100 tahun.

Penggunaan gaya art deco di dalam karya arsitektur pada awalperkembangannya baru digunakan sedikit, yaitu pada hiasan interior toki dan

fasade yang berwarna-warni. Pada arsitektur, ekspresi art deco ditonjolkandengan pemakaian bahan-bahan yang mahal secara berlebihan. Karya-karyaarsitektur art deco yang menonjol di Amerika yaitu ada di kawasan Manhattan

(New Amsterdam), New York, diantaranya Chrysler Building (319 m) tahun1930 hasil karya arsitek William van Allen, Empire State Building (381 m)tahun 1931 hasil karya t.cam arsitek Shreve, Lamb and Harmon, sertaRockefeller Center tahun 1931 karya arsitek Raymond M Hood. Gaya artdeco masuk ke Indonesia pada masa zaman kolonial dan banyak unsur-unsurnya telah dipengaruhi oleh aliran arsitektur modern, yaitu denganpemakaian sistem modular yang memudahkan produksi dan pemasanganseperti kusen, plafon dan bahan-bahan finishing lainnya.

Gaya art deco mudah diterima di Indonesia karena banyak mengandunghiasan dan ukiran yang sebelumnya banyak terdapat pada candi-candi danrumah-rumah tradisional di Indonesia. Banyak yang mengalami prosesmodifikasi disesuaikan dengan alam tropis lembab negara kita. Tetapi adajuga yang diterjemahkan secara naif seperti yang ada di negeri asalnya.Arsitektur kolonial yang ada di Indonesia merupakan perpaduan selarasantara 3 unsur, yaitu tradisional, modern dan tropis.

internet: http://www.kalamazoomi.com

EIFEAMSTAE 995I2I94

Mul it flex sebagai uahana rekreasi t koMersialn^.

*$

iff

1.2.4.2. Tipologi Arsitektur Art-Deco

Ciri arsitektur art deco adalah9:

Rhytme

• Bentuk horizontal seolah-olah tumbuh menjalar.

• Keelokan dengan garis-garis lengkung halus pada penampakanbangunannya.

• Proporsi dan pembagian pintu itu sendiri sering menggunakan teori"The

Golden Sectioan"-nya Leonardo da Vinci10.

Tamoak dan Bentukan Massa

• Tiang bendera atau menara sering melengkapi tampak.

• Membentuk massa yang tidak simetris.

• Komposisi massa selalu kompak.

• Sering permainan bidang mundur yang seimbang, yang memberikankesan dalam tidaknya bangunan.

• Bentuk-bentuk geometris secara utuh sering dituangkan dalamsusunan massa bangunan maupun detil-detil omamennya.

Konstruksi

• Konstruksi dibuat dari beton bertulang.

• Struktur utama menggunakan beton bertulang.• Tritisan menjorok menggunakan beton bertulang.

Bahan

• Bahan glass block terlihat banyak digunakan sebagai dinding atauornamen.

• Sedang konstruksi utarna adalah batu ditutup plester. Glass block,marmer, kaca dan kayu-kayu mahal sering digunakan sebagaipelengkap interiomya.

• Di Indonesia, bahan terraso dan granit cukup populer pemakaiannyasebagai finishing.

9f10

internet www.realtor.org1bentuk,ruang dan susunannya F.D.K Ching hal 300

BIFEANSTAE 995I2I94 6

Mulit flex sebagai uahana rekreasi t. koHersIal '

Warna

Warna yang sering digunakan adalah warna pastel atau warna alam

tropis seperti kuning, biru laut, hijau daun, merah muda, warna pasir danwarna-warna lain yang senada.

Atap

Pada dasarnya art deco menggunakan atap datar, namun di Indonesia

diterjemahkan dengan memberikan akhiran pada atap bagian sisi atas, diberiuliran garis-garis horizontal bertumpuk-tumpuk.

Pintu dan Jendela

• Garis-garis rangka pintu jendela merupakan bagian dari komposisi.• Membagi bidang-bidang kaca menjadi bagian kotak lebih kecil.

• Membuat kontras antara elemen horizontal dan vertikal dari garis-garisyang dibentuk oleh balok, kolom, tritisan datar dan balkon, tanpaelemen dekorasi sama sekali.

• Jendela kaca luas berbingkai balok dan kolom, membentuk bidangkotak - kotak.

• Terdapat beberapa jendela satu jalur ke atas posisinya agak masuk kedalam, balkon dan tritisan datar horizontal dengan menjorok ke luarmembuat variasi dan irama, sehingga tidak monoton.

• Pintu dan jendela ialah unsur yang utarna pada bangunan dimanapintu selalu ditonjolkan sebagai fokus utarna. Sedang jendelabiasanya lebih berfungsi sebagai pemecah bidang bangunan yangdirasa terlalu luas dan membosankan, disamping berfungsi sebagailubang cahaya dan angin.

Elemen Dekoratif (pada interior)

• Elemen dekoratifnya banyak menampilkan kesan yang agak berbaumistis atau biasanya mengambil objek binatang yang melambangkankeromantisan, seperti merak, bangau dan ikan.

• Sering juga dilengkapi dengan unsur-unsur yang membentuk suasanaalam, seperti air mancur, bunga gladiol, pohon kelapa, kerang serta

BIFEAMSTAE 995I2I94

Mulit Flex se&a&ai uahana rekreasi t komersial '' >-,-«— "..

bagan-bahan organik lainnya.

1.2.4.3. Beberapa contoh bangunan arsitektur Art Deco:

HANG liLNDt

MLMARA SLMLLLNGKAPi 1'

KLLLOKAN GAKIS LLNGKJNG PADAPLNAMPAKAN BANGUNAN DANBLIJK2 GLOMLIHiS SLCARA UFUMDIIUANGKANi DAlAV SJSUSiANOKNAMLN BANGUNAN WARNA YANGDIGUNAKAN ADALAH VVARNA2 ALAVI

Chrysler Building (319 m) tahun 1930

karya arsitek William van Allen

sumber:internetwww.greatbuildings.com

Te-capa! beberapa jence-aJsatj lalu' ke aas posisinyalagak .-lasjk <e dala^. balkon[da,n ir-tisar. catar tiolzorta:Idsngan mernoro< kc- luarmerrtiual vanasi dan irama.seni'ipqa tidak mono'on

Bsr-19 oermairar fcicang mbnaur yangseimbang. yang member <ai kesan calarrt i c a k n y a bargjnan

Empire State Building (381 rn) tahun 1931

karya t.cam arsitek Shreve

sumber :internetwww.greatbuildings.com

BIFEAMSTAE 995I2I94

Mul it flex se&agai usahana rekreasi t koMersial '

1.2.4.4. Citra Arsitektur Art Deco Pada bangunan

Wujud atau citra bangunan adalah cirri-ciri pokok yang menunjukkanbentuk dari hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi-sisi

suatu bentuk, dimana bentuk dipengaruhi oleh keadaan bagaimana kitamemandangnya, prespektif atau sudut pandang kita, jarak kita terhadapbenda tersebut, keadaan pencahayaan, lingkungan visual yang mengelilingibenda tersebut. Dari sini bias diambil bahwa bentuk diambil harus sesuai

antara citra yang ditampilkan dengan penilaian orang apa yang dilihatnya.

Citra bangunan dilihat dan dinilai orang secara visual sehingga orangdapat terpenuhi dan tertarik akan kebutuhan visualnya, penampilan bentukbangunan disesuaikan dengan bentuk bangunan itu sendiri yang akanmembentuk karakter dari bangunan tersebut, sebuah bioskop dituntut agarsupaya orang akan tertarik untuk mengundang keingintahuan dan memenuhi

segala bentuk macam kegiatan yang dibutuhkan dan yang terjadi didalamnya.Konsep citra bangunan yang ditampilkan dengan arsitektur art deco,

dimana bangunan multiplex yang akan recanakan akan mewakili ciri khas dari

kawasan kota baru yang banyak terdapat citra arsitektur art deco sertabangunan arsitektur kolonial.

Bangunan cafe Art deco dikawasan kota baru

Sumber: dokumentasi pribadi

Bangunan Wisma Gondokusumo dikawasan kota baru

Sumber: dokumentasi pribadi

EIFEANSTAE 995I2I94

Hul it flex se&agai uahana rekreasi t koHersial '

Bangunan Kantor koran Kompas dikawasan kota baru

Sumber: dokumentasi pribadi

Bangunan Bank Mega yang bercitraart deco dikawasan kota baru

Sumber dokumentasi pribadi

Hang bendera atau menara »»sering melengkapl tamp'ak*""" 'Jw

Jendela kaca luas beibingkal balok -dan kolom. membentuk bidang *.v likota Vk-"o"r"a""? » gj;

Konstruksi dlbuat dari betonbertulan"g*

Terdapat beberaprt jendela satu |ahjrke atas poslslnya* agak masuk kedotam, balkon dan tritisan datarhorizontal dengan menjorok ke luarmembuat varlasldan Irama. sehinggatidak monoton

FOTO CITRA ARSITEKTUR ART DECO PADA BANK BTN JL.SUDIRMAN

Sumber: dokumentasi pribadi

BIFEANSYAE 995I2I94 10

MOLit flex se&agai uahana rekreasi t koMersial 7 **"" ~«~— "

1.2.4.5. Pendekatan Arsitektur Kontekstual

Arsitektur kontekstual merupakan salah satu pendekatan pendekatanperancangan dengan bagaimana kita membuat koherensi, kesamaan visual

yang berhubungan antara bangunan dan lingkungannnya, untuk memahami

sebuah kata konteks maka kita harus mengetahui situasi yangmengelilinginnya, perancangan sebuah bangunan juga harus merupakanrespon dari situasi lingkungan yang ada disekitarnya. Pada dasarnyabangunan vang sudah ada dan lingkungan di sekitamya merupakan faktoryang sangat penting dalam perancangan bangunan dengan pendekatan

arsitektur kontekstual. Ada empat faktor penting yang berguna dalamperancangan kontekstual yang perlu dipertimbangkan, yaitu ;

a. Pola, di mana bisa didefinisikan sebagai objek vang ditata dalambentukan yang berulang-ulang, beberapa pola yang sering ada dapatdilihat dan material bangunan yang digunakan.

b. Keserasian, di mana pada dasarnya merupakan penataan objekdalam suatu garis lurus (salah satu cara yang paling efektif untukmerencanakan esensi hubungan dan kesatuan bangunan).

c. Ukuran, merupakan dimensi bangunan atau bagian dan' sebuahbangunan

d. Bentuk, merupakan bentukan dari sebuah bangunan atau bagian darisebuah bangunan. Bentuk dan ukuran mempunyai hubungan yangdekat. Hal ini sangat membantu dalam menentukan tinggi, lebar dankedalaman.

Kesinambungan ini dapat dibuat dalam beberapa cara

a. Meniru motif desain yang telah ada

b. Menggunakan bentuk dasar yang umum tetapi dengan penyusunanulang.

c. Mengambil bentuk baru yang memiliki pengaruh visual yang sama.d. Menyamarkan bentuk aslinya.

Pelestarian bangunan-bangunan tunggal yang kontekstual dengan latarbelakang lingkungan urban merupakan acuan bagi perancangan bangunan barusehingga memberikan keharmonisan dengan lingkungan sekitarnya (Cohen,Nahoum : 1999 p.33). Artinya bahwa bangunan-bangunan yang ada dalam

— . BIFEANSTAE 995I2I94 ^

Mul it flex se&agai uauana rekreasi t koMersial '

lingkungan yang merupakan kawasan ini bisa menjadi referensi dalam

perancangan bangunan dengan memperhatikan elemen-elemen yang ada dari

bangunan-bangunan tersebut dan lingkungan sekitarnya.

1.3 Permasalahan

1.3.1 Permasalahan Umum

Bagaimana merancang sebuah multiplek yang mampu memenuhi

tuntutan kegiatan hiburan yang rekreatif dan komersial berupa tontonan dan

kegiatan pendukung didalamnya ialah: cafe, food court, arena game dsb

untuk masyarakat kota yogyakarta.

1.3.2 Permasalahan khusus

Bagaimana merancang citra sebuah bangunan multiplex yang

mencerminkan arsitektur art deco yang dirancang melalui pendekatan

perancangan arsitektur kontekstual, di kawasan Kota Baru, Yogyakarta

1.4 Tujuan dan Sasaran

1.4.1 Tujuan

Mendapatkan suatu rancangan multiplex yang dimana terdapat fasilitas

tambahan misalnya cafe, food court, arena game dsb dengan menggunakan

arsitektur art deco sebagai citra dari bangunan di kawasan kota baru dan

menjadi daya tarik bagi masyarakat.

1.4.2 Sasaran.

- Rancangan situasi yang dapat menjelaskan tapak bangunan dengan

lingkungan sekitar.

- Rancangan siteplan yang dapat menjelaskan denah dengan lingkungansekitar.

- Rancangan denah untuk menjelaskan susunan, besaran dan jenis ruang.

- Rancangan gambar potongan bangunan untuk menjelaskan meterial dan

ketinggian bangunan yang dimulai dari dasar bangunan.

- Rancangan gambar perpespektif interior dan eksterior untuk menjelaskan

citra bangunan.

- Rancangan tampak bangunan yang dapat menjelaskan citra bangunan art

deco dan potongan lingkungan yang dapat menjelaskan kesesuaian

BIFEANSTAE 995I2I94 12

Mul it flex se&agai uahana rekreasi t komersial '

bangunan dengan kawasan sekitar

Rancangan gambar detil arsitektural untuk menjelaskan citra bangunan dan

material serta ornamen art deco.

1.5 SPESIFIKASI PROYEK1.5.1 Lokasi Site

A. Site berada pada jalan Sudirman yang merupakan jantung pusat bisnis

yogyakarta yang bernilai historis yang tinggi

B. Alasan pemilihan lokasi:

1. Sudirman merupakan kawasan bisnis dan perdagangan, yang dimana

mempunyai nilai jual yang sangat tinggi.

2. Akses sangat mudah karena terletak dijantung kota Jogjakarta,yang

merupakan lalulintas utarna kota.

3. berdekatan dengan kawasana pemukiman dan daerah kampus, yang

merupakan pasaran utarna suatu bioskop.

C. Site merupakan tanah kosong dan kondisi sekarang terdapat restorant Mc

Donald dengan luas ±11825 M2

D. Batas-batas site :

1. Sebelah utara berbatasan dengan jalan sudirman dan pemukimanpenduduk

2. Sebelah selatan berbatasan dengan sekolah steladuce.

3. sebelah timur berbatasan dengan apotik.

4. sebelah barat berbatasan dengan jalan faridan m. Noto dan kios

tambal ban.

E. Potensi tapak

- Ketersediaan lahan

- Akses mudah

- Terletak Dikawasan pusat bisnis Yogyakarta.

- Mempunyai nilai jual yang sangat tinggi.

F. Kendala tapak

Terletak pada jalur lalulintas yang sangat padat, yang kemudian dapat

menimbulkan pencemaran udara serta suara dan juga kemacetan

lalulintas.

RIFE ANSI'AE 99512194 13

."fl"?

hul it flex se&agai uahana rekreasi t koMersial

G. Rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL)

Beberapa petunjuk pembangunan kawasan Sudirman antaranya adalah

Parameter

Sempadan- Bangunan 2 lantai- Bangunan Multi-lantal

Fungsi

Intensitas Kegiatan

Ketinggian Bangunan

Ukuran Tapak

Parkir

Taman dan Pedestrian

Accesible

Ketentuan

- Sempadan belakang dan samping sesuai dengan asli.- Samping minimal 3.5 m

Belakang minimal 6 nrt

Di dominasi oleh fungsi komersial (Jasa dan Perkantoran).Peningkatan Public Space.

• BCR (Building Coverage Ratio) adalah 60%.FAR (Floor Area Ratio) adalah 2.4.

- Luas skala kegiatan penunjang dan pelengakap tidak melebihi30%.

- Depan setara dengan bangunan 2 lantai.Belakang Maksimum 8 Lantai.

- Penggabungan dianjurkanPerubahan menqikuti struktur awal.

- Untuk bangunan umum (jasa dan perkantoran) minimummenyediakan 40% dari luasan lantai atau 60 % dari kebutuhankendaraan.

- Penggunaan halaman parkir untuk eksebisi, kaki lima, dansejenlsnya tidak menambah beban jalan.Pedestrian sebagai fasilitas pejalan kaki dan dilengkapi denqan ifasilitas untuk difable. ;

- Ada kemenerusan antara luar denga pedestrian dan tercemin 'melalui visual dan bentuk.

- Penyediaan fasilitas bagi penyandang cacat baik fisik maupunmental sehingga bangunan dapat diakses oleh setiap qolongan.

tabel 5.1 RTBL Kawasan sudirman

sumber: cd interaktif Triple A

BIFEANSTAE 995I2I94 14

IS832

^O

l

A

to<to

to_

J

_

<7o

<_

i

IT<

v

<r

Em_

3

<O

.J)

lz::j

l=-r~

J

/r

:•___;

'"r"

//

143S

/

q

L

vr—

r~—

•-

S_

__

/

•!

czrV

>=

l,/

/

rPDD

tVJt'

j:I

-•H(*/

g/(

|/

/n

il

i--;—

u,I

// I

jI

\

^o

to<

_

CO

-)

_i

h-

<7

_

O<

yj_

_

a)

<F

cu

><

o

<CI)

in

Mul it flex se&agai uahana rekreasi t koMersial '

1.5.4 ProfiI Pengguna bangunan

Pengguna bangunan ini merupakan masyarakat umum yang

mencakup segala umur terutama orang dewasa yang ingin menikmati

hiburan film pada umumnya, dimana dibagi atas :

1. Penonton/ pengunjung/ pembeli

Yaitu orang yang membutuhkan jasa tontonan film yang akan diputar,

sekedar melihat-lihat, berbelanja, main game, mencari data tentangperfiman.

2. penyewa retail

yaitu, orang yang memakai ruang atau space pada multiplex, danmenawarkan barang dagangannya kepada pengunjung multiplex.

3. Pengelola Gedung

Yaitu, orang yang memberikan pelayanan dan menyadiakan fasilitaskepada semua orang yang ada didalam gedung.

1.5.5 Karakteristik Kegiatan.

1.5.5.1 Jenis Kegiatan

Jenis kegiatan pada multiplex adalah sebgai berikut:

1. Kegiatan Rekreasi.

- Menonton film

- Bermain game

- Cafe

2. Kegiatan jual beli.

- Pelayanan jual beli film

- Kegiatan promosi

- Distribusi Barang

- Penyajian Barang dan Penyimpanan

3. Kegiatan pengelolaan

- Kegiatan manajemen

- Kegiatan Operasional dan Pemeliharaan

BIFEANSTAE 995I2I94 16

n^MUL It FLEX SE&AGAI UiAHANA REKREASI t KaMERSIAL

1rtt'ir)|S^tf'

B'1 St

1.5.5.2 Asumsi pengunjung gedung untuk 10 tahun yang akan datang

P=Po( 1 + r)10keterangan

P = Jumlah pengunjung pada tahunPo = Jumiah pengunjung awal tahunr = penambahan pengunjung per tahunt = Kurun waktu pengunjung dalam t tahun

Maka :

Dengan melihat tingkat kenaikan pengunjung bioskop diYogyakarta dengan

1,4 % per tahun. (table 1.1 pada jumlah penonton bioskop)

= 469.532(1 + 0,014 )10= 469.532(1,149)= 539.492,268= 539.492 pengunjung pertahun

Jumlah pengunjung per hari:

539.492 : 365 = 1478,060 ~ 1478 orang perharijam pertunjukan diambil dari asumsi menonton film rata-rata 1,5jam+mengunjungi retail dan antri tiket 1 jam.

- cinema 1A= 13.00-15.30,

- cinema 1B = 13.00-15.30,

- cinema 1C = 16.00 - 18.30, •^••H ( Midnigth)

cinema 1D = 16.00 - 18.30, ••••• ( Midnigth)

- cinema 2A =H^^^H, 23.00 - 01.30 ( Midnigth)

- cinema 2B = HHiHHI, 23.00 - 01.30 ( Midnigth)

- cinema 2C =•^••1, 23.30 - 02.00 ( Midnigth)

- cinema 2D =••••. 23.30 - 02.00 ( Midnigth)

- cinema 3A = flB_______H__i- cinema 3B =HHHBH

jam terpadat waktu pengunjungan gedung adalah jam 19.00-00.30

hitungan tempat parkir (200x4)+(100x4)+(50x2)=2100 org

asumsi yang mengunjungi retail 2100x10%=210 org

luasan tempat parkir 2100+210=231 Oorg >» bila 1 mobil 4 org dan 1

motor 2 orgBIFEANSTAE 995I2I94 17

MuLit Flex se&agai uauana rekreasi t komersial-HE

2310/4 mobil = 578 luasan tempat parkir+2310/2 motor =1158 motor

diasumsikan yang memakai mobil 50% dan motor 50%*

diasumsi kota yogyakarta sebagian besar penduduk pelajar kebanyakan memakai sepeda motor

>» 286 x 10m2= 5780 m2+1158x1,13=1311 >»7091 m2

BC 60%» 7095 » cocok dengan luasan basement

1.5.5.3. Kebutuhan Ruang dalam multiplex

tabel kebutuhan ruangKELOMPOK

KEGIATAN

PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN

RUANG

PENONTON/PENG

UNJUNG

PENGELOLA PEDAGANG

1. KEGIATAN

UMUM

Memarkir kendaraan Memarkir kendaraan Memarkir kendaraan Tempat parkir

Mengunjungi cafe Mengunjungi cafe cafe

Bermain game Bermain game Arena game

Menunggu duduk2 Menunggu duduk2 Lobby

Membeli barang Membeli barang Menjual barang Retail

Makan dan minum Makan dan minum Makan dan Minum Food Court

Mencari informasi Menyediakan informasi Mencari Informasi Ruang Informasi

2. KEGIATAN

MENONTON Menonton film Menyediakan fim Menonton filmR.teather

Membeli film Menjual film Retail

3. KEGIATAN

ADMINISTRA

SI

Menangani pengunjung R.manager

Menjadi tamu Melayani tamu Menjadi tamu R.Tamu

Rapat Pengelola Rapat dengan pemilik R.Rapat

Membeli karcis Menerima Pembayaran R.Pembelian

karcis

Membayar sewa R.Tata usaha

Menyimpan arsip & film R.Arsip

Kegiatan Promosi &

publikasi

R.Pamer &

Publikasi

BIFEANSTAE 995I2I94 18

_*»'«""•"- ..-sir

At/i-7t fL£X SE&ACAI UiAHANA REKREASI k KoMERSIAL ' - ••-•_ —

KELOMPOK

KEGIATAN

PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN

RUANG

PENONTON/PENG

UNJUNG

PENGELOLA PEDAGANG

3. KEGIATAN

EDUKASI

Membaca dan

Meminjam Refrensi Film

Menyediakan layanan

Peminjaman

Membaca dan

Meminjam RefrensiFilm

R.Refrensi

Mengelola Kegiatan R.Pengelola

Menonton film Menyediakan fim Menonton filmR.teather

3. KEGIATAN

SERVIS

Buang air kecil/besar Buang air kecil/besar Buang air kecil/besar Toilet

sholat sholat sholat Musholla

Memperbaiki ME R.Engineer

Meletakan Mesin ME R.MEE

Memasak Dapur

Menyiapkan minuman

Smakanan

Pantri

Mendatangkan bahan

makanan

Mendatangkan

barang dagangan

Loading Dock

Mendatangkan Film Loading Dock

Menyimpan Film Gudang

Membersihkan Ruagan R.cleaning Servis

Ganti Pakaian R.Ganti

Menjaga Gedung R.Jaga

Menyetel Film R.Proyektor

RIFEANSTAM 995I2I94 19

ri__HULit flex se&agai viahana rekreasi * koMersial

1.5.5.4. Skema kegiatan dalam multiplex

Servs

) Entrance

S

H.Ufct_f)fcNSt

\ ttfORY » RETAIL

X X Jf/1 XpcNSiLCMt—» LOBBY % » c»

R.INrORMSSl X ^*v » PaRk

I E 1- F F

E

X:OOD COURT

SNEM*

_

~T~

I."

IOADIKG DOCK

[ Jl

BIFEANSTAE 995I2I94 20

i*3Vu

$

_

._

OLU

_:

<_

zLU

0.

c^u

w/

-1o

(1)_

_

5)

E_

p_

TO

co

Til

^l—

if•i

'-

L-_

-

co

CD

_v^>

fip

_

zr_

co

>*

-

CD

LU

nL

U(n

CD

_

^"-t-C

NC

MC

NC

NC

OC

O

cd

cd

cd

co

co

cd

cd

cd

co

cci

EE

EE

EE

EE

EE

CD

CD

N

T___HUL It FLEX SEbAGAI UAHANA REKREASI k KaliERSIAL

"~'^__f

1.5.5.6. Besaran ruang dalam multiplex

Besaran ruangan dipengaruhi oleh jadwal pertunjukan cinema,

dan jumlahnya frekuensi kegiatan yang dilakukkan, ini diambil data dari

diketahuinya jam terpadat pada pertunjukan, orang yang mengunjungi retail.Ruang

Bioskop Besar (A)

Bioskop sedang(B)

Bioskop kecil(C)

Perpustakaan

Lobby

Kantor pengelola

Cafe

Food court

Penunjang

Asumsi

Kebutuhan

- 4 buah

- 4 buah

- 2 buah

ruang baca

ruang referensi

ruang pengelola

perpustakaan

r. tunggu publik

12tiketbox

r.pamer

arena game

pengelola

tata usaha

perawatan

pemiliharaan film

r.dokumentasi

r.tunggu

r. rapat

toilet

2 buah cafe

toilet

9 r.proyektor

gudang

mee

pos keamanan

kapasitas

@ 200 org

@ 100 org

@ 50 org

@ 20 org

@8org

@ 800 org

@ 12 org

@ 3 org

@ 10 org

@ 10 org

@ 8-12 org

2 buah periantai

@ 50 org

@10org peg

2 buah periantai

19-25 m'

2 satpam

Standar

Luas/org

@ 0,5 m^

@0,5m2

@ 0.5 m2

@ 0,75 m2

@ 0,5 m

@4m2

@1 m2

@ 0,5 m2

@ 1,5-2,0 m2

@ 11,65 m2

2 m2

@ 1,41m2

28 nT

total

4x292,6 m^

4 x 163,8 m2

10 x 96.3 m2

15 m^

50 m2

10 m2

400 m^

48 m2

20 m2

30 m2

24m'!

80 m2

40 m2

20 nrf

23,3rrf

200 m2

2.82 m2

8 x25 m2

28 m2

40 m2

4 m2

BIFEANSTAE 995I2I94 23

ra__HULit flex se&agai u>ahana rekreasik koMersial

musollah @100org @0.72 72 m"

6 m2

2200 m2

2 pos parkir @3m2 110 mbl 525 m2

Parkir parkir mobil

parkir motor

@2 x 5 m2

@ 1,69 x 0,67

m2

350 mtr

BIFEANSTAE 995I2I94 24

MU

Lit

FL

EX

SEhA

GA

tV

iAH

AN

AR

EK

RE

ASI

kK

oHE

RSI

AL

1.6

.S

tud

iK

asu

s

1.6

.1S

tud

iK

asu

sC

inem

a

RU

AN

GG

AL

LE

RY

Ru

an

gya

n5M

r-ie

n"fV

jnfC

TT

fun

gsi

kh

usi

dar

syar

crt

syar

atto

knis

dan

mo

nu

ntu

tL

ot>

_>v.

ret_

l|^ca

fed

an

kan

lor

pen

gelo

lato

eit

uk

kh

usu

sak

an

mem

pen

go

ruh

iy

an

gt>

2w

lifa

tfl

ok

sib

cl

dan

ole

hb

en

tuk

ru

an

gsek

ell

lin

gn

ya

kare

na

ny

aeta

pat

den

gan

neb

as

dib

en

tLk

ole

hiu

arg

-ru

nn

g

RU

AN

GT

EA

TH

ER

ST

UD

IK

AS

U

BIF

EA

NS

TA

E9

95

I2I9

4

^•—

•^

^_

_C

ini

\

__

o

,—d

D

25

Mul

itfl

ex

seb

ag

ai

ua

ua

na

rek

rea

sik

ko

mersi

al

JANN

YAJ&

ANUK

URAN

VISU

ALilK

/fcRI

/AU

MbN

UUUI

SUM

BU

LJSTE

RDA

PAT

MEN

ERIM

AUK

URAN

IANG

/ANj

GBE

tfLAI

NAN

UKUR

AN,

FUNG

SITx

lTU

K,M

AK

AB

EN

TU

KO

RG

AN

ISA

SI

CL

UST

ER

SELA

LULU

WES

DA

NM

EN

ER

IMA

PER

TU

MB

UH

AN

DA

NM

ER

UB

AH

KA

RA

KTE

RN

YA

PEN

GH

UB

UN

GN

YA

TE

RD

IRI

DA

RI

SEL-

SEL

RU

AN

GY

AN

GB

ER

UL

AN

GD

AN

MEM

ILIK

IFU

NG

SI-F

UN

GSI

SER

UPA

DA

NM

EMIL

IKI

PER

SAM

AA

NSI

FAT

VIS

UA

LSE

PER

TI

BEN

TUK

DA

NV

IS

UA

LI

ST

RIF

EA

NS

TA

E9

95

I2I9

42

6

JA

"

M(J

LIt

FL

EX

SEB

AG

AI

UiA

UA

NA

RE

KR

EA

SIk

KoM

ER

SIA

L

SE

MU

AJA

LA

NA

DA

LA

HL

INIE

R

**•

H*H

«JM

EL

EN

GK

UN

G

JAL

AN

/ME

MO

TO

NG

JALA

NLA

IN

NT

ER

DIR

ID

AR

ISE

C

EG

ME

N

!!

*>

-

OlO

JALA

NLU

RUS

DAPA

TDI

JADI

KAN

UiO

T?=

f-PE

NGOR

GANI

SIRA

NYA

NGUT

AMA

UN

TUK

CIj

SUAT

UDE

RETA

NRU

AN

G-R

U«*

©^

STUD

IK

ASU

SlB

IFE

AN

ST

AE

99

5I2

I94

27

Hu

lit

flex

seb

ag

ai

ua

ha

na

rek

rea

sik

ko

Hersi

al

1.6

.2S

tud

iK

asu

sA

rt-

Deco

PE

MA

KA

IAN

ME

NA

RA

DA

NT

IAN

GB

EN

DE

RA

SE

RIN

GM

EL

EN

GK

AP

IT

AM

PA

K

in

mm

m

»

PE

NA

MA

AN

ME

NA

RA

<*

'

^

UN

SU

R-U

NS

UR

LIN

IER

VE

RT

IKA

L

SE

PE

RT

IM

EN

AR

A.

SE

BA

GA

IBE

NT

UK

PE

NU

NJU

KA

TA

US

EB

AG

AI

PO

INT

OF

INT

ER

ES

TD

AR

IS

UA

TU

BA

NG

UN

AN

PE

NA

MA

AN

GE

DU

NG

PA

DA

ME

NA

RA

TE

RS

EB

UT

GE

DU

NG

PA

DA

TE

RS

EB

UT

BE

NT

UK

GE

OM

ET

RIS

SE

RA

CA

UT

UH

,D

ITU

AN

GK

AN

DA

LA

MS

US

UN

AN

M

KO

NST

RUK

SIUT

AMA

BERU

PA|>

ETO

NB

ER

TU

LA

NG

.M

AT

RIA

LB

AT

UB

AT

AD

ITU

TU

PP

LE

ST

ER

DA

NW

AR

NA

YA

NG

DIG

UN

AK

AN

WA

RN

AA

LAfo

fc^R

OPI

SSE

PERT

IW

ARN

APA

SIR.

BIRJ

Lt^A

U^S

DSB

BE

NT

UK

AT

AP

CE

ND

ER

UN

GD

AT

AR

DIB

ER

IG

AR

I-G

AR

ISH

OR

IZO

NT

AL

BE

RT

UM

PU

K-T

UM

PU

KTR

ITIS

AN

ME

NG

GU

NA

KA

NB

_tO

»LB

ER

TU

LA

NG

DA

NP

ER

MA

IB

ID

AN

GM

UN

DU

RY

SE

IMB

AN

GM

EM

BE

RIK

AN

DA

LA

MT

IDA

KN

YA

BA

NG

UN

AN

GA

R&

-GA

RIS

LE

NG

KU

NG

HA

LU

SP

AD

AP

EN

AM

PA

KA

NB

AN

GU

NA

N

BE

NT

UK

HO

RIZ

ON

TA

LS

EO

LA

H-

OL

AH

TU

MB

UH

ME

NJA

LA

R

BIF

EA

NS

TA

E9

95

I2I9

42

8

hu

lTI

flex

seb

ag

ai

ua

ua

na

rek

rea

sit

ko

mersi

al

»

UN

SU

R-U

NS

UR

LIN

IER

VE

RT

IKA

LS

EP

ER

TI

ME

NA

RA

,S

EB

AG

AIB

EN

TU

KP

EN

UN

JUK

AT

AU

SE

BA

GA

IP

OIN

TO

FIN

TE

RE

ST

DA

RI

SU

AT

UB

AN

GU

NA

N

^

BE

NT

UK

GE

OM

ET

RIS

SE

RA

CA

UT

UH

DIT

UA

NG

KA

ND

AL

AM

SU

SU

NA

NM

.A

SS

A

•K

ON

ST

RU

KS

IU

TA

MA

BE

R♦

BE

RT

UL

AN

G.

MA

TR

IAL

♦D

ITU

TU

PP

LE

ST

ER

DA

ND

IGU

NA

KA

NW

AR

SE

PE

RT

IW

AR

NA

PA

SIR

.BIR

U

BE

NT

UK

AT

AP

CE

ND

ER

UN

GD

AT

AR

DIB

ER

IG

AR

I-G

AR

ISH

OR

IZO

NT

AL

BE

RT

UM

PU

K-T

UM

PU

K

GA

RIS

-G&

MS

LE

NG

KU

NG

HA

LU

SM

sO*

PeN

AM

PA

KA

NB

AN

GU

NA

N

TR

ITIS

AN

ME

NG

GU

NA

KA

NB

BE

RT

UL

AN

GD

AN

PE

RM

AI

BID

AN

GM

UN

DU

RY

SE

IMB

AN

GM

EM

BE

RIK

AN

Kl

DA

LA

MT

IDA

KN

YA

BA

NG

U

»E

MA

KA

IAN

ME

NA

RA

DA

NT

IAN

GB

EN

DE

RA

SE

RIN

GM

EL

EN

GK

AP

IT

AM

PA

K

BIF

EA

NS

TA

E9

95

I2I9

4

,M

WO

^G

Ch

29

7___HULit flex sebagai usahana rekreasik koHersial ''

1.6.3 Studi Kasus Arsitektur Kontekstual

1.6.3.1. Queen Elizabeth II Conference Centre

Queen Elizabeth II Conference Centre merupakan bangunan yang

berada di Broad Sanctuary Square, bangunan ini merupakan contoh yang

konteks dengan lingkungan. Keberadaan bangunan ini tidak menutupi atau

mengurangi eksistensi bangunan vang lain. View tetap dimiliki oleh

bangunan-bangunan di sekitamya dan disatukan dengan plaza yang ada didepan bangunan conference centre ini.

Keberadaan plaza yang merupakan bagian dari site bangunan ini

terasa mengikat bangunan di sekitamya sacara visual. Jika bangunan tidak

menggunakan plaza atau berada di samping jalan maka bangunan yang adadi sebelahnya tidak dapat ditangkap secara visual.

Plaza memberikan kontinuitasvisual sehingga secara visualbangunanbangunan disekitarnyamenjadi lebih eksis

Lingkungandi sekitar Queen Elizabeth 11 Conference Centre

Sumber. Moffet, Noel: p.96

Queen Elizabeth 11 Conference Centre

BIFEANSTAE 995I2I94 30

Mul it flex sebagai uahana rekreasi t koMersial

Sumber. http://www.qeiicc.co.uk

1.6.3.2 Sidney Opera House, Sidney Ausralia

Sydney Opera House berada pada site Bennalong Point yang

merupakan bangunan yang dekat air. Bangunan ini mempunai kontekstualitas

dengan lingkungan, karena jika dilihat bentukan atapnya merupakan bentukan

yang meniru binatang laut yaitu siput. Jika kita lihat jembatan yang ada di

dekat bangunan ini maka kita dapat melihat bahwa bentukan ini jugamenyerupai bentuk jembatan tersebut, sehingga memberikan keserasian

visual.

Pengulangan bentuk darijembatan memberikan

ko_serasian

Sidney Opera House

Sumber. w\\av.nosoloarte.com

Bentuk yang konteks denganlingkuqaan (link. Air) metamorfdari/Binatang air (siput)

Lingkungan di sekitar Sydney OperaHouse

Sumber. \\\\ \>, .nosoloartc.com

BIFEANSTAE 99512.194 31

rtUL it Flex sebagai uiauana rekreasi k kcMersial '

1.6.3.3 Sidney Opera House, Sidney Ausralia

Mansion House and Poultry berada pada kawasan historic dengan

bangunanbangunan yang tua, di mana memiliki gaya arsitektur yang khas.

Kontinuitas visual diperoleh dengan mengkontekskan bangunan yang ada di

sekitamya, dengan menggunakan elemen-elemen yang ada. Misalkan

dengan penggunaan bukaan yang merupakan pengulangan dari jenis bukaan

yang ada. Kemudian keserasian yang dapat dilihat jika kita tarik garis lurus

horisontal, maka akan didapatkan suatu kesatuan.

Bentuk bangunan-bangunan yang ada memiliki kesamaan namun

ukurannya berbeda. Bentukan yang memiliki kesamaan dapat dilihat dengan

bentukan segitiga pada bagian atapnya. Seperti sudah diungkapkan di atas

bahwa kontinuitas visual diperoleh dari pola-pola yang merupakanpengulangan, seperti bukaan, jarak atau lebar bangunan.

FasadeMansion Houseand Poultry

Sumber. Farrell, Terrry : 1993 : p.19

BIFEANSTAE 995I2I94 32

Mul it flex sebagai uahana rekreasi k koMersial '

1.6.4. KESIMPULAN STUDI KASUS

A. POLA RUANG

Untuk mencari bentuk yang memberi karakter atau memberikan

pengalaman tersendiri pada ruangnya, pola cluster dapat digunakan karena

pola cluster dapat meneriman ukuran ruang yang berlainan ukuran, fungsi

dan bentuk. Bentuk ruang yang dibentuk melalui pola cluster cenderung lebih

luwes meneriman pertumbuhan dan merubah karaternya.

B. POLA SIRKULASI

Akses keluar masuk pada sebuah bioskop hendaklah harus dibedakan, sebab

untuk mendapatkan pengalaman ruang yang berbeda, dan juga dapat

mempermudah pengorganisasian kegiatan yang ada didalam bioskop.C. PENAMPAKAN

Arsitektur art deco merupakan citra yang akan ditampilkan oleh bangunan :Ciri ciri arsitektur art deco :

• Bentuk horizontal seolah-olah tumbuh menjalar.

• Keelokan dengan garis-garis lengkung halus pada penampakanbangunannya.

• Proporsi dan pembagian pintu itu sendiri sering menggunakan teori"The

Golden Sectioan"-nya Leonardo da Vinci

• Tiang bendera atau menara sering melengkapi tampak.

• Membentuk massa yang tidak simetris.

• Komposisi massa selalu kompak.

• Sering permainan bidang mundur yang seimbang, yang memberikankesan dalam tidaknya bangunan.

• Bentuk-bentuk geometris secara utuh sering dituangkan dalam

susunan massa bangunan maupun detil-detil ornamennya

• Kosntruksi dibuat dari beton bertulang.

• Struktur utarna menggunakan beton bertulang.

• Tritisan menjorok menggunakan beton bertulang

BIFEANSTAE 995I2I94 33

r__,Hul it flex sebagai uahana rekreasi k koMersial '

1.7. KONSEP BANGUNAN

1.7.1. Konsep Gubahan massa

1.7.1.2. Konsep Rancangan wujud bangunan

Konsep bangunan disesuaikan dengan ide perancangan, imageyang ditampilkan oleh multiplek ini adalah arsitektur art-deco.

- Barat dan utara sebagai aksis utarna bangunan.

- Bentuk atap Dug dan diberi uliran garis-garis horizontal

bertumpuk-tumpuk yang dapat berfungsi sebagai sun shading.

- Permainan bidang mundur yang seimbang, yang memberikan

kesan dalam tidaknya bangunan.

- Ditinjau dari studi kasus yang ada didapat dan dianalisa bentuk

suatu bioskop merupakan segi empat terutama bentuk teather

filmnya, untuk mengimbang bangunan agar tidak kaku dan

terkesan monoton dengan 3 bentuk dasar segitiga,

bujursangkar, lingkaran didukung oleh pengaruh-pengaruh dari

bentukan organisasi ruang yang menggunakan sistem cluster

pola cluster dapat digunakan karena pola cluster dapat

meneriman ukuran ruang yang berlainan ukuran, fungsi dan

bentuk. Bentuk ruang yang dibentuk melalui pola cluster

cenderung lebih luwes meneriman pertumbuhan dan merubah

karaternya dan terdiri dari 8 buah massa yang dimana massa

ditengah berfungsi sebagai penghubung dari massa-massa

yang lain yang bersifat aksesible.

ide bentuk dasar

BIFEANSTAE 995I2I94 34

riUL it flex sebagai uiahana rekreasi k koHersial

IDE BENTUKAN DASAR

MBENTIK PLAZA SEBAGAIPENGIKAT

Bentukan gubahan massa mengambil pola cluster

1.7.1.2. Konsep Orientasi

Massa bangunan dioreitasikan kearah utara menghadap

jalan sudirman, untuk menarik perhatian bagi orang yangmelihatnya.

1.7.1.3. Konsep citra Art-deco bangunan Multipleks dengaarsitektur kontektual

Menggunakan arsitektur art deco dimana penggunaan

warna-warna atau material yang menjadikan visual dari

bangunan merupakan arsitektur art deco, dimana juga

terdapat bidang-bidang geometris, menara dsb yangmenjadikan ciri khas dari arsitektur art deco.Yang dimana

juga membuat koherensi, kesamaan visual yang

berhubungan antara bangunan dan lingkungannnya

BIFEANSTAE 995I2I94 35

"^^l-ZMul it Flex sebagai uahana rekreasi t komersial

1.7.2. Konsep Ruang Dalam

1.7.2.1. Konsep sirkulasi dalam bangunan

- Pengolahan sirkulasi keluar masuk pada sebuah bioskop

hendaklah harus dibedakan untuk mendapatkan pengalaman

ruang yang berbeda, dan juga dapat mempermudah

pengorganisasian kegiatan yang ada didalam bioskop.

- Adanya pemisah antara ruang public dan ruang privat.TAMAN SEBAGAI

PEMISAH/TANDA PERINGATAN

KEDAERAH PRIVAT YANG TIDAK

DAPAT DIMASUKI SECARA

E B A _• S

JALUR PENGHUBUNG ANTARA

WASAN PUBLIC DAN PRIVAT

Bersifat akssesibel untuk kalangan penonton film.

pei$«lol«^

•trtv^ vce

BIFEANSTAE 995I2I94 36

MulTI flex sebagai uahana rekreasik komersial '

1.7.2.2. Konsep penanggulangan bahaya kebakaran

- Jalur Keluar di usahakan sependek mungkin dan dapat menujuluar bangunan.

- Jalur Evakuasi harus mampu menempung orang yang lewat,

dengan memberikan kenyamanan minimal untuk bergerak.

Dan juga kemungkinan jalur evakuasi tertutup asap, sehingga

bisa dibuatkan jalur altematif untuk kemungkinan keadaan

tersebut.

- Distribusi pintu keluar jaraknya jangan terlalu dekat, dibuat

menyebar. Hal ini disamping menghindari terjadi tumpukan

orang yang ingin keluar dari satu titik, peluang pintu tertutup

asap menjadi besar, karena hembusan angin yang masuk

lewat pintu.

- Penggunaan alat-alat fire protection untuk pendeteksian

keberadaan gejala atau api yang dapat menimbulkan bahayakebakaran.

1.7.2.2. Konsep pencahayaan ruang multiplek.

- Pemilihan tekstur dan warna yang mampu memberikan

kenyamanan dan Dramatisasi gelap terang ruangan melalui

pengolahan cahaya buatan yang dapat memberikan

pengalaman terhadap pengunjung bangunan.

1.7.3. Konsep Ruang Luar

1.7.3.1. Konsep sirkulasi luar

- Sirkurlasi Pedestrian dipisahkan dari sirkulasi kendaraan

dengan perbedaan tinggi,pemisahan jalur atau barrier

- Perletakan vegetasi dapat dan elemen elemen yang dapat

mengurangi panas matahari, kebisingan pada waktu siang haripada jalur-jalur sirkulasi.

- Pengaturan sirkulasi kendaraan yang akan menuju bangunan

dari arah barat yang dibagi melewaati jalan lain, untuk

mengurangi kemacetan lalulintas.

BIFEANSTAE 995I2I94 37

MULit flex sebagai uahana rekreasi k koMersial '

- Sirkulasi kendaraan yang dapat mengelilingi bangunan,

dimana juga dapat memudahkan pemadam kebakaran dapat

masuk mengelilingi bangunan pada waktu bahaya kebakaran.

1.7.3.2. Konsep fasade art deco

Menyesuaikan dengan lagam bangunan dikawasan sudirman yang

menggunakan arsitektur art-deco yang dapat memberikan

kesinambungan dengan bangunan lainnya.

BIFEANSTAE 995I2I94 38

CD

<

KERANGKA PERFIKIR

PERKEMBANGAN CINEMA DIKALANGAN

MASYARAKATYANG SEMAKIN LUASSEIRING DENGAN

MENINGKATNYA KEBUTUHANHIBURAN DAN WAHANA

REKREASI

I

Citra bangunan adalah dilihat dan dinllai orangsecara visual sehinggcorang dapat terpenuhi dan tertarik akan kebutuhan visualnyapenampilan bentukbangunan disesuaikan dengan bentukbangunan itisendiri yang akan membentuk karakterdari bangunan tersebut, sebuarbioskop dituntut agar supaya orang akan tertarik untuk mengundangkeingintahuan dan memenuhi segala bentuk macam kegiatan yan$dibutuhkan dan yang terjadi dldalamnyc

Bagaimana merancang ^citra sebuahbangunan multiplex yang sesuai denganarsitektur art deco dan dapat mewakili cirikhas dari kawasan kota baru yang banyakterdapat citra arsitektur art deco sertabangunan arsitektur kolonia

<

LU

Bagaimana n>|lancang sebuah multiplek yang mampu

memenuhi tuntutan kegiatan hiburan yang berupa tontonan

dan kegiatan pendukung didalamnya untuk masyarakat kota

yogyakarta.

co

_>

CO

<_:

Q

_>

I—

co

66

CO

STUDI TENTANG CINEMA

<

<

7 <

CD

~

u_

_:

U —

<-z.

-

i— U

-1 <_:

<

CL_

JlPengelompokan massa bangunandengan betuk dasar, agar tidakmenciptakan suatu bangunan yangkakul dan luwes

ISTUDI KASUS

Penggunaan material danbentuk bangunan agarmencerminkan imejbangunan art deco

A

STUDI TENTANG FASADE ,BENTUK,MATERIAL BANGUNAN ART DECO

Orientasi fasade bangunan dengan lingklingansekitarnyaagar menjadikan bangjnanmerupakan ciri khas dari kawasan tei lebutl

^edej^e«11em

^

NY

ND

?N

V<

_^

V3

1A

•,

*n

j.Nh

2W

NY

UW

33

J

*♦

tWW

V1?3>tt31A

♦*

OlQ

f

9h

v"a

mo

hv

ah

vv

^v

<ah

*x

4v

ln

li

ni

^i

av

u^

as

N^

Nn

^N

in

HV

**

V

*+

--VT

LV

^n

d

^ed

ej^e^

ije-n^

3S

VN

lV

_a

••

••

Vd

^sa

».f.♦

♦♦.♦*

"*

-t.♦

♦•.♦

♦•♦

_•

»*

••••••••"

nX

N

*•

•*

••

•••

••

•••••••

t>EN

GA

NV

EG

ET

ASX

t>A

NP

oS

IS

bAN

GU

NA

Nl_

EbX

H1X

NG

GX

nN

O.

JAL

AN

t>A

PM

ME

NG

UK

AN

GX

-fl-MGKM

KEbXSXNGAN

M£f

cUPA

KAN%

t>A£R

AHYA

NG

ME

MP

UN

YA

I♦feEblSlNGIA.N

Yan

g/"/

xn

c*gx

Yan

gM

EMfiS

i-qkA

NTR

EATM

ENT

YANG

fcE

felS

XN

GA

N

PE

lET

AK

AN

-_6

&fi

*A

,Sl.

tAN

G*

**

**

*t>

XS£

SU*X

VA

Nt>

£NG

AN

KEb

UTu

HA

N_N

I♦*

♦_b^

fcA

XIA

Nt>E

NGAN

JElA

SNY

AbA

lAS-

*<

♦*bAlAS

s£r£

t>AN

JUGA

SEbA

GX♦

:/

/

•B••

VE

GE

tA

Sl

*

c

A«>n

aI»•

&.a

Tap

ak

Wto

m

1O

NS

EP

PE

RA

NC

AN

GA

N

OR

EN

TA

SI

TA

PAK

Upr

enta

^iew

ta^k

pada

titikt

erten

tu&

Ara

hor

enta

sfta

pak

USU

LA

NSK

EM

AT

IK

Ore

ntas

iV

iew

tap

ak

&A

rah

Ore

ntas

ita

pak

Vie

wta

pak

diar

ahka

nke

jala

nsu

dirm

an,

men

giku

tita

pak

lingk

unga

nse

kiar

yang

men

gh

adap

keja

lan

sudi

rman

(Uta

ra),

oren

tasi

tap

akse

lain

men

gh

adap

jala

nsu

dirm

anju

ga

dior

enta

sika

nke

arah

jala

nF

ardi

nan

M.n

oto

(bar

at)

AN

AL

ISA

UN

GK

UN

GA

NSE

KIT

AR

Mel

ihot

mk

has

tap

ak

kaw

asan

seki

tar

USU

LA

NSK

EM

AT

IK

Mel

alui

cara

Ars

itekt

urko

ntek

stua

ld

en

gan

men

gam

ati

ore

nta

sita

paM

itik

mas

uk

tap

ak,z

on

ing

tap

ak,p

ola

sirk

ulas

itap

ak,b

entu

kta

pak

,Veg

etas

ita

pak

VJiGE

TASI

J^A

K^

Uu

un

any

Qfi

etiq

pta

peak

ling

kung

anse

kita

rte

rdap

atv

eget

asi

USU

LA

NSK

EM

AT

IK

veg

etas

ip

ad

ap

edes

tria

nm

emb

erik

anke

san

seju

kd

an

seb

ag

ai

tan

da

arah

,pel

etak

anv

eget

asi

pad

ase

kita

rta

pak

untu

kpe

nyej

ukb

an

gu

nan

dan

men

yar

ing

kebi

sing

an.

TITIK

MA

SUK

XA

RILU

A§TA

PAK

KEDA

LAM

TAPA

KT

i_tm

gsu

k_

3ar

ljp

laQ

jjta

ma

ked

ala

mta

pak

Titi

kk

elu

ar

dari

site

Titik

kel

uar

dar

isi

tem

enu

juja

lan

uta

rna

USU

LA

NS

KE

MA

TIK

Titik

masu

k&

Titik

kel

uar

tap

ak

Titik

mas

uk

&tit

ikke

luar

tap

ak

dib

edak

anan

tara

pej

alan

khak

id

an

ken

dar

aan

,unt

ukp

ejal

ankh

aki

mas

uk

&ke

luar

dar

iara

hja

lan

sud

irm

an,k

end

araa

nm

asuk

&ke

luar

dari

jala

nF

arid

anM

.Not

o

PO

LA

SIR

KU

LA

SIT

APA

K

SJku

la^iL

qjps

cppa

^ing

unan

US

UL

AN

SK

EM

AT

IK

Pen

gunj

ung

mas

uk

ked

alam

tap

akd

eng

ank

end

araa

nm

enu

jute

mp

at

park

ir.

Sirk

ulas

iyan

gm

enge

lili

ngi

ban

gu

nan

untu

km

emu

dah

kan

Pen

ceg

ah

an

keb

akar

an.

Sirk

ulas

ip

ejal

anka

kiy

ang

men

geli

ling

ib

ang

un

an,

yan

gd

ap

at

men

ikm

ati

citr

ab

an

gu

nan

BfiN

TUK

TAJtt

K|-

Bet

bent

ul^e

gi€m

pot

USU

LA

NSK

EM

AT

IK

Men

yes

uai

kan

den

gan

ling

kung

anse

kita

ry

ang

ber

ben

tuk

seg

iem

pat.

mem

perm

ud

ah

pel

etak

anb

ang

un

an.

Sk

<s^

ar'

to5

k<

S"o

a't

''ik

._

__

_-.

__

__

_._

_^_

AW

AL

ISA

>WSI

TE

KT

UR

SEK

ITA

R

MB

Iih

atclf

raar

site

ktu

rk

aw

asa

nse

kit

ar

USU

LA

NSK

EM

AT

IK

Mel

alui

cara

Ars

itekt

urko

ntek

stua

ld

en

gan

ESfET

IKA3

3^n

gc3m

aTpr

opor

stryt

hme,l

agam

,mat

eria

lban

guna

n,s

trukt

urb

ang

un

anse

kita

rU

SUL

AN

SKE

MA

TIK

Men

gk

on

tek

sp

erp

ad

uan

men

gam

ati

fasa

de,

ko

mp

osi

sm

assa

,es

teti

kapr

opos

i,ryt

hme,

laga

m,m

ater

ialb

angu

naas

truk

tur

untu

km

enja

dika

nse

bu

ahb

ang

un

any

ang

berc

itra

art-

deco

.KO

MPOS

ISMA

SSA

FASA

DE^

Bintuk

da£%

massd

lbang

unan

sekita

rFij

ade,

lind^

ngan

jgkita

rfas

adea

rsitekt

urkol

onial

USO

LAfl

SKET

vlATl

kd

anfa

sad

ear

site

ktur

Art

deco

Ben

tuka

nm

assa

yan

gda

rib

entu

kan

das

ary

ang

men

gal

ami

USU

LAN

SKEM

ATI

Kp

enam

bam

bah

and

anpe

ngur

anga

n,di

sesu

aika

nd

eng

anbe

tuka

nP

emak

aian

arsi

tekt

urar

tdec

ose

baga

ike

satu

an

LA

ND

EN

AH

TA

MPA

KP

OT

ON

GA

Nig

massa

art

-deco

Tia

ngb

end

era

atau

men

ara

seri

ngm

elen

gk

api

tam

pak

.M

emb

entu

km

assa

yan

gti

dak

sim

etri

s.K

ompo

sisi

mass

ase

lalu

ko

mp

ak.

Ser

ing

per

mai

nan

bid

ang

mu

nd

ur

yan

gse

imb

ang

,y

ang

mem

ber

ikan

kes

and

ala

mti

dakn

yab

ang

un

an.

Ben

tuk-

bent

ukg

eom

etri

sse

cara

utuh

seri

ngd

itu

ang

kan

dala

msu

sun

anm

assa

ban

gu

nan

mau

pu

nde

til-

deti

lo

rnam

enn

ya

UTJ

JTA

SPg

etak

pnIg

ngga

&lo

ntu

daru

rat,s

hatf

,rua

ng-r

uang

mes

in.

USU

LA

NSK

EM

AT

IK

Jalu

rK

elua

rdi

usa

hak

anse

pen

dek

mun

gkin

dan

dap

at

men

uju

luar

ban

gu

nan

.D

istri

busi

pint

uke

luar

jara

knya

jan

gan

terl

alu

dek

at&

mam

pu

men

am

pu

ng

ora

ng

ban

yak

Sha

ftut

ilita

sh

any

ad

iper

gu

nak

anun

tuk

jalu

rai

rd

an

pem

bu

an

gan

sert

aja

lur

listri

kR

uan

g-r

uan

gm

esin

dita

ruh

dib

ase

men

t

fasad

ek

aw

asan

sek

itar

BA

HA

NB

AN

GU

NA

N

M^g

kqnt

eQcl

enga

qpan

guna

nse

kitar

usul

an's

kem

atik

Bah

ang

lass

blo

ckte

rlih

atb

any

akd

igu

nak

anse

bag

ai

din

din

gata

uo

rnam

en.

Sed

an

gko

nstr

uksi

uta

rna

ad

ala

hb

atu

ditu

tup

ples

ter.

Gla

ssbl

ock,

mar

mer

,k

aca

dan

kayu

-kay

ud

igu

nak

anse

bag

ai

pel

eng

kap

inte

rior

nya

bah

an

terr

aso

dan

gran

itcu

ku

pp

op

ule

rp

emak

aian

ny

ase

bag

ai

fini

shin

g

STR

UK

TU

R

9ruk

turur

^ik

mas

iXbe

rkan

tal1

Stru

ktur

unT

ukm

ass

ab

eria

nta

l4

Str

uk

tur

un

tuk

basem

en

t

USU

LA

NSK

EM

AT

IK

Stru

ktur

untu

km

assa

ber

ian

tal

1m

eng

gu

nak

anp

on

das

ib

atu

kali,

den

gan

kolo

m-k

olom

pen

op

an

gy

ang

diil

etak

kan

dlru

aslu

arb

an

gu

nan

Stru

ktur

untu

km

assa

ber

ian

tal

4m

eng

gu

nak

anp

on

das

iti

ang

pan

can

g,

dan

men

gg

un

akan

po

lagr

idd

anri

gid

pad

ase

luru

hsi

stem

ban

gu

nan

3T

uD

O

Sk

e^

aric

pS

ke^

aii

k

BANGUNAN

MENGGUNAKAN

ARSITEKTUR

ART-

DECO

BANGUNAN

MENGGUNAKAN

ARSITEKTUR

KOLONIAL

m,

t>

EL

tN

EA

SI

KA

UA

SA

NS

Qt>

IKrt

AN

t>X

Ko

TA

fcA

£_

t><s

It^

<sa

*&>K

ato

a•&-

a*

*•»*^

»s_

j_

»«

u&

bE

NT

UK

TA

PA

Kd

XK

AU

AS

AN

^Ut>X

fcMAN

CEND

ERUN

GSE

GXEM

PAT

t>A

PAT

dXlX

HA

Tt>

ARX

Fo

To

Ut>

A£A

'*_

>'

_^_:

,;,rf

fe- ^f

ekjT

UK

£IT

SYA

M6%

AKAM

l^TK.

SM^A

MAK

AM5*

y5A

•B»

«K

.&S

MT

UK

£=

l3M

PA

«T

«

♦Y

AM

<5

M^

MY

S^

UA

IK

AM

D3

SU

6A

UT

AP

AK

LIM

6K

UM

6A

M

EN1A

SITA

PA.K

LEfel

Mt>I

u"B)(rt

/*AN

*^\e

ja

lk

nsu

dX

r/m

/^n

/

.••"••<

,^enT

asx%

|apak

PAt>A

KAUA

SAN

'5utxR

MAN

,#ERo

RENT

ASX

K£PA

t>A-*

-_-*

-H•

SU

t>X

fcM

AN

•••••»

SXT

Eb

Eb

EN

TU

KSE

GX

EM

PA

TC

EN

t>£R

QN

G

MU

dAH

t>A

LA

MP

ElE

IAk

AN

bAN

GU

NA

N

orC

nta*

!"ta

pak

k£>

<Sn"

f"_k

tap

ak

ca

C^

Hp

Od

rrrA

SXK

KU

LASX

PAt>

AT

APA

Tt>

XK

AV

iASA

N

SUt>

XR

MA

NC

AN

MEM

PUN

YA

XPX

NTU

iER

bAN

Gfc

bUA

HSE

PER

TXA

RSX

TEK

Tjr

sL

TA

PAK

t>X

SQt>

XR

MA

N

ME

MX

lXK

XP

AG

AR

Nt>

ER

UN

G

PE

Mb

AT

AS

\\

S

JAL

UR

PEM

AoA

MK

EbA

KA

RA

Nt>

AP

Ar

ME

NG

ElX

lXN

GX

bAN

GU

NA

N,A

GA

RbX

SA

ME

NC

AK

UP

SE

LU

RU

HbA

GX

AN

bA

NG

UN

AN

JA

LU

RK

EN

DA

RA

AN

JA

LU

RP

ED

ES

TR

IAN

/s

\

PE

Mb

AT

AS

TA

PA

K

y^

/.^

f5'"

S"

«*&

>

pa^

lrk|

*j>k

r7an

Men

uju

^SE

^1*T

EN

T^"

TTti

kM

_rsra

-W—

fe^

Kelu

ar

VE

GE

TA

SXt>

XK

AU

>ASA

NSU

t>X

RM

AN

CE

ND

ER

UN

GM

EN

UlU

fXbA

NG

UN

AN

,XN

X

JUGA

b£RF

UNG_

XME

NGUR

ANGX

SXNA

R

MA

TAH

AR4

t>AN

KgJ

»t§X

NG

AN

DE

NG

AN

VE

GE

TA

SX

t>A

NP

oS

XS

bAN

GU

NA

NL

EbX

HTX

NG

GX

t>A

RX

JAL

AN

dA

PA

TM

EN

GU

RA

NG

X

TX

NG

kA

TK

Eb

XS

XN

GA

N

_=

?

VE

GE

TA

SX

PA

t>A

TA

PA

K

ME

MbE

RX

KA

NK

ES

AN

SE

JUK

r>A

N

t,K

?KT

ME

NY

AR

XN

GK

EbX

SXN

GA

N

VEG

5TA

SXPA

t>A

PEdE

STrX

AN

t>A

ND A

LU

RK

EN

DA

RA

AN

ME

MbE

RX

KA

N

SUA

TU

KE

SA

NA

RA

HY

AN

GdX

TU

JU

Ve.

*e

Ta-s

'tia

pak

•p'

\m

oo

oo

oo

oo

oo

Kaw

asan

flri

vat

hfrh

^»at

inip

tMak

^dp

*«lia

ks«.

«s-

e-p-

e-nu

hxya

^>U-

H

kk

^-

hi

bu

itu

Kk

an

k^t^

naK

^an/

K/iS

lfe^v

'̂atk

ah.

t^-

axJ

l^T

fcp^w

Jf

Oo

^

oo

Kaw

asa

ns-e

-i-K/

pH

vat

,yan

<^

ihta

na

fK^

htt

?utu

Kk

a>4^

-^/k

itk^

t^-h

-an^

ah-^

t-e-

tap

<s|

a^at

Aw&

A&y*

.t>\

-e-\

v^

^^

ta<

i;^

it^

hL

^atk

a>

.k

an

tr^

^^

h.^

^l^

la;^

-«-r

pu

«ta

kaa

i

Kaw

asan

^ut?

li*>

^.ju

ana

A&

fak

^jia

ks^-

s<?

U-k

s-e-

hoia

^^

^u

n^

^/t

^h

u^

atr

kan

l^bb

y^h

.inF

^h^K

asi^

^nju

alaK

ti

k^

t

.Sit

e

nec4rv\»uie^s>^<=>_L

*S,u^t|X

^

V31IS

Nv

uai^

ns

07

3<

li3

Van

j.*3

U„M

NV

NT

ON

V1

^J.1

7a

~I^1

NC

?-|0

^2

PX

*3

X1

S_

V

N3

HN

VN

JJ-S-N

-^g

i_

0-3

31

-1_

v_

n1

v'siu1

sa

•*v

N

3H

31

1N

1

aru^sxisa^w^N

P^Nai^

QW

O,

WN

TO

W1

°73

<i-j.3

van

a^

aais

a^

NV

>V

NP

93

N3

-v

5N

VX

NV

N0

5M

f<J

1

• I I 1 1 » % \

Ko

MP

oS

XS

XM

AS

SA

PA

dA

bA

NG

UN

AN

KA

UA

SA

NS

UX

dXR

MA

N

\% %

JEG

XP

EM

bE

NT

UK

MA

SS

A

••

:

-^fc

Al

IN^

GU

NA

ND

XK

AV

iAS

AN

'CK

t>X

RM

A-t

f*^

-**

.»*

"

Xt>

£b

/EN

TU

KA

NM

AS

SA

._M

B8f

\ITIK

PLA

ZASE

BAG

AI

PEN<

jl<AT

Ko

MP

oS

XS

XM

AS

SA

KoT

AK

PE

RS

EG

XM

EN

GK

oN

TE

KS

dAR

X

bA

NG

UN

AN

SE

KX

TA

R

b^i"t

ukan

^uba

lTa^

ma-s

*arr

th^

bCN

TU

KA

NM

AS

SA

\M

EN

GA

lAM

X

•yPE

NG^R

ANGA

N^Et

^AM

bAHA

>.\

bent

uk.

TeiT

iTas

Yan

g-X

M.^

_Ti«j

._naK

a>o

adal

ahto

ar^a

atau

toarn

aala

^n

pa-f

r+el

op

i•&

f

feA

HA

Nt>

AN

MA

TE

RIA

LY

AN

G

ilGON

AKAN

Qtfl

ltfN

YA

MAT

ERIA

L\t

AC

At>

AN

fc-E

To

NfL

ES

TE

fc

bA

NG

UN

AN

&E

£A

t>A

GA

kt>

tfE

fcT

EG

AS

OL

EH

feE

NT

UK

AN

Ko

Lo

Mt>

AN

ME

MIL

IKI

AT

Af

t.r\

Nt>

AfA

T

t>I

LA.

L0.

IK

EN

t>

AA

N

Fa-&

a^<s

&M

at<S

r'ial

feah

^uha

h m

LILi

bA

NG

UN

AN

rt_

5\_

LA

ND

bA

KE

RY

DA

Nb

AN

GU

NA

Nb

AN

KM

EG

A

ME

NG

GU

NA

NK

AN

AR

SIT

EK

TU

R

CA

MP

UR

AN

AR

TD

EC

oD

AN

Kcp

Lo

NIA

lT

ER

LlH

AT

dA

RI

fE

RM

AIN

AN

blD

AN

G

GE

oM

ET

RlS

NY

A

1'

1.1,1.

1.;

fi'

!1

\I

\1

I!th

i':

V"

*.

|

fER

PA

dU

AN

SE

GIT

IGA

t>A

NS

EG

I

EM

fA

TM

EM

bU

AT

HA

RM

oN

ISA

SI

t>E

NG

AN

bA

NG

UN

AN

YA

NG

bE

RA

DA

DI

LI

KU

NG

AN

v*

._1

1__i

__fr

'Mft

*_

__

i^3

..n

£&

PE

MA

KA

IAN

V^«r[

ia-V

iAR

NA

4a*i

^

-li'v

jtna

lta'

n«a

da

iar,

to

ar^

apa

-&"T

(sl

aia

uw

ar

na

al

a"

*itro

Pii

PoS

SATfA

DAN

bJP

*ff

~t>

AN

MA

TE

RIA

LY

AN

G

DIG

UN

AK

AN

UM

UM

NY

AM

AT

ER

IAL

KA

CA

DA

Nb

ET

cN

fLE

ST

ER

bENTUKAN

PoS

SATfAM

YANG

MENGIKUTI

bENTUK

bANGUNAN

dan

Terletak

fA

da

fin

Tu

Masu

k

bA

NG

UN

AN

Fa-&

ad<s

fctfa

t<sr

'ialte

>a*

«^uha

*

ME

NA

RA

ME

RU

PA

KA

NC

ER

MIN

AN

8 *

M^

BIT

Ek

TU

RA

RT

Co

bA

NG

UN

AN

bM

shc

bT

NM

ER

UP

AK

AN

YA

NG

MU

RN

IM

EN

GG

UN

AK

AN

CIT

RA

AR

SIT

EK

TU

RA

RT

dE

Cc\

HA

NY

Ab

AG

IAN

EN

TR

AN

CE

SA

JAY

AN

GD

ISE

SU

AIK

AN

DE

NG

AN

bA

NG

UN

AN

SE

KE

lIlI

NG

NY

A

::ss

ffii

m

PSM

AK

JAI^

NM

ATE

RIA

LPA

dAbA

NG

UN

AN

bA

NK

bT

NJU

GA

SE

SU

AI

DE

NG

AN

CIR

I

AR

SIT

EK

TU

RA

RT

Co

£

Oas

85

35

=r*

fa*_

a^etM

ate

r'ia

l^a^

«^j*

a*

p

EN

TR

AN

CE

PA

dA

VU

SM

AH

AR

To

No

Terle

tak

pad

aT

en

gah

bA

NG

UN

AN

2_

bA

NG

UN

AN

UIS

MA

HA

RT

of

V^

k.

Ni/

*I

iNl

_K

ll

_T

Mk1

Y_

^C

Nlr

sC

P/

nIo

ps

DA

NP

O/V

lN

oU

iN

AIN

L/V

ilN

JN

1/\

Ct

FN

Dfc

lCU

i^o

It*

u>

f*

AR

SIT

EK

TU

RK

oL

oN

IA

LM

AT

ER

IAL

YA

NG

DIG

UN

AK

AN

ME

MA

KA

I

bE

To

NP

LE

ST

ER

§

iBlf

ri

Fa^

a^

etM

aT

firi

alb

ah

iuh

an BS

D

'Sa?'

m.

tje^^a

^JS

'ne^'j^

ejp

^p

|i(4

^-»

^4

lV

5?h

vn

_i

hv

xn

j.^«

aw

^d

Hv

an

iA^

^d

w^

v*

^^

hv

^ih

^Kh

\xj-V

h\

i\^d

V^

w

-3i!4

^-»

^4

|V

•l-

fc_

_•_

__

__

£it_

^p

lan

jala

K^

iMir

hta

h.

£3

XK

ulA

£I

KS

MP

AK

.AA

M

V ^£3

XKUL

A£I

PiSjA

LAU

KHAK

I

p^K

^^ai

^uK

^an

^e-^

aKalt

^H

vati

F1

^an

<4e

-H.a

kal

t-e.

r-h.

atiF

2.

0-&

ula

^fc

fatt

<2

rht>

e>

naU

-a-^

IA-r^

*(X

\?i_

ne^p^^e^jjenjip'^•eir'^Jis

V^T

M-ilfm

*M

&ye£

•-_

_r

••

Ixvhxhvivr^

i^vinx_i$^

wv

v^

vo

h-sx

i^v

inx

-ai^

ueun^»^e<q

^ejep

ipi^

ein^

ji^

n4

^e*

,v\yg

y*e

A"H'r?r*rrM

4-|-sr^TM-a--m

W^

V

7[r\t>

w-m

^|^->|

ti^^

aa

"^eyrcM\v

\\\\a-v

\\?T

8xrr\i\$

ItoT£'

to?f

?

<

WW

W_W

1W

"•

•v?

\KeA

\w

•m

NV

^v

xv

<a^

x

vA

vh

v<

a

nix

v/A

vd

v<

)

•an

vi^

xs?h

va_

xn

irin

^siH

vsi

9h

vn

_

XO

XO

J-

•*Q

£Q

A+~**

hv

xx

xv

i+£

11

a

//

%DD

=i.

D

1D

xa

*#iiii«

\

4^-m

-^vS&

M'eL

If»i-

^1

"i

l^s?

hn

-s»"a&

«=

s"ao

7

»»i•

i•

i

c1

-as?

v~i<2<

jh

vx

vh

ns?s?h

s^

hv

a<

3ls?i:a

:aru

_x

nx

vh

viv

cv

hv

xv

hn

p^

^d

ic

9N

VA

*.

'an

j.x

n^

i.^

iiii•ii»i

He<xrvv^e<3

u^e|_•p^»^pn

J>»Utuc52

<a^<3-ix

vi-^V

s^v-?

r^si.h

*4

s^VS?

rA<3flO"iN

VX

i-V^W

^ia

_IAA

-J*Hi.V

Si.h^X

VlV

d^Si-Idr9

Nfifh

ns?h

sdv

ny

is^$

&$

\iiai-V

dV<3

XV

«3

Ii.5

>N

VA

'i-VA

I__

^V

^V

MV

X

aN

vv

xv

i.sn

__

s_

^V

S*

«^V

"l^%X

^51

HV

S1

MVXi_V_lA-£i.l<3

VA

\"lV£X

l/i9M

V^<2M

VI9

»*

<?=S<?XV

I<3V

-VdV

<3

VM

Vl*l<

3

0M

VA

1V

AI_

_1

1A

hV

^V

AA

VX

I^^u

^p

^^q

n^ip

^p

D0

^4

0\W

(*

••

DD

••

£"M

^Yl

_i

•|„

..-.<.--

|^s>^w

S>'s.e£ji(m

s>£M

e*(n^n

.D

D

^-Lite?

'KL

-l^

^-M

^x

O

jjc^jj.p

u<

nc=

>jc}

Lie|n

^.p

-*"-»*Q

Jtf7••

••

•d

n

•i

p

-*-\\v

-8-1

.-9-

"»M^

5?

\e^

L

..

..

dd

-3-1

^?^1

.H

-a-j-sr-T

^

tzj

2jo

^i^

ejn

^p

.D

D

••

•v-

Dti

__

_n

n•

t?*

N.

\-v\\

rM

-i-^-a

"L_J

*

it

|:_

^|n

^p

XZ

Ien

.•

<•

.r<ri\V

'3'L

£/

Li

Ur-^^

\v/»vy

VJ

c_

i.

&M&A

M&VX)&M

&J\VsX\Ay\\-9->

[A^

fr'H-VJMf&

M'm

oo

-ay

^av

AY

iyy^-^

A'e

&A

1[0

2^_,d^e|H

JS><j,<|.£-_.u

ejn

^p

nn

nn

n

ayan

gan

mat

ahar

ipad

apu

kul1

0.30

Uns

ur-u

nsur

pem

bent

ukm

assa

dari

bang

unan

men

gkon

teks

dari

unsu

rm

assa

dika

was

ansu

dirm

anya

ngm

empu

nyai

bent

ukan

kom

posis

im

assa

berb

entu

kko

la,

pena

taan

mas

saba

ngun

anm

engg

unak

anpo

lacl

uste

raga

rm

emud

ahka

npe

leta

kan

mas

sab

an

gu

na

n

Pert

etak

anm

assa

ente

ranc

em

enye

suai

kan

be

nt

uk

an

bang

unan

yang

bera

dadi

kaw

asan

sudi

rman

Peng

guna

anat

apse

gitig

am

erup

akan

ciri

khas

bang

unan

yang

ber

ada

dika

was

ansu

dirm

an

Ore

ntas

imas

saba

ngun

anm

enuj

uja

lan

sudi

rman

men

yesu

aik

an

den

gan

ore

nta

si

ban

gu

nan

yan

gla

ind

ikaw

asan

jala

nsu

dir

man

np

er

Silte

piar

ipad

ape

ngem

bang

ande

sain

gaa

ss&fe

11\i

__

__

__

_b

__

_B

_l_

h^_

_rf

B_

Md

_b

Hd

flb

iifl

iMfc

«4

flh

wfl

Mh

*JM

bi<

d

Site

plan

pada

prap

eran

cang

sn

•L

uas

ansi

te:

11.8

25m

2

Luas

awal

site

terb

angu

n:70

91m

2Lu

aspa

dape

ngem

bang

ande

sain

:551

9.03

m2

Lua

sP

arki

rlua

r:32

40.4

4m

2

BC

:46

.6%

Ada

nya

peru

baha

nbe

ntuk

pada

peng

emba

ngan

desa

inya

itu:

•Pe

nem

pata

npi

ntu

mas

ukpe

desta

rian

sem

ula

tidak

dipo

jok

bang

unan

pad

ap

en

gem

ban

gan

desa

ind

ileta

kan

pad

apo

jok

site

ber

gu

na

men

amb

ahm

enar

ikp

erh

atia

n.

•Pe

nata

anpa

rkir

outd

oord

anta

xiw

ay

Lap

eg

ipe

er.

•Si

rkul

asip

ejal

ankh

akid

ansir

kula

sike

ndar

aan

dipi

sahk

anm

ela

lui

per

bed

aa

nke

tin

gg

ian

da

npo

lasi

rkul

asi

yang

mel

ingk

arm

enge

lilin

giba

ngun

and

isesu

aik

an

den

ga

nko

nsep

aw

al

•Po

lasi

rkul

asik

enda

raan

men

gkon

teks

pola

sirk

ulas

ipad

ab

an

gu

na

nd

ika

wa

san

sud

irm

an

yan

gd

ima

na

ara

hm

asu

kd

an

kelu

ar

dib

ed

aka

n

•Pe

rleta

kan

pos

satp

amju

gam

engk

onte

kska

was

ansu

dirm

and

ima

na

dileta

ka

np

ad

am

asu

k

•P

erle

taka

npo

hon

pale

mju

gabe

rgun

ase

baga

ipe

nedu

hju

gam

eru

pa

ka

np

en

eg

as

ba

tasa

nsit

eru

mp

ut

seb

ai

pen

utu

pta

na

h

•Si

tedi

leng

kapi

deng

anpa

gar

pem

bata

sda

nne

onbo

xyan

gdi

man

am

erup

akan

bagi

anm

engk

onte

ksda

rika

was

ansu

dirm

an

Bas

emen

t1m

erup

akan

area

serv

isda

npa

rkir

kem

dara

anya

ngju

gab

isa

dia

kses

ole

hp

eng

un

jun

gun

tuk

men

uju

lobb

y,ru

ang-

ruan

gpe

nunj

ang

yan

gb

era

da

did

ala

mn

yaa

nta

rala

in:

LGud

ang

2.K

antin

Kar

yaw

an3

.Dri

vera

rea

4.Lo

adin

gdo

ckba

rang

Hi

Area

serv

is

Lua

san

base

men

t1:4

29

4,7

4m

2D

aya

tam

pung

mob

il:11

4m

obil

Bas

emen

t2m

erup

akan

area

serv

isda

npa

rkir

kem

dara

anya

ngju

ga

bis

ad

iak

ses

ole

hp

eng

un

jun

gun

tuk

men

uju

lobb

y,ru

ang-

ruan

gpe

nunj

ang

yan

gb

era

da

did

alam

ny

aan

tara

lain

:

IGud

ang

2.R

.ME

E

3.R

.Gen

set

4.R

.Pom

pa5

,RC

hff

ler

61oa

ding

dock

sam

pah

7.D

rive

rAre

a

HA

rea

serv

is

Lua

san

base

men

t2:4

29

4,7

4m

2

Day

ata

mpu

ngm

obil:

113m

obil

X2

\m

peran

can

gan

I.f.

:__p

*•:

si,*

*_

_w

A

1 1;

.

••d

riH

Hi

Pap

\\.

....

__

**•-

H

*•

•*

,X

*$

*w

*.™

*^-

ttK

Peng

emba

ngan

desa

in"

.ca

.

£a

»im

LTD

'•

»*

•*

q=

fuca

FU

Ada

terd

apat

peru

bah

anan

tara

peng

emba

ngan

desa

inda

npr

aper

anca

ngan

desa

indi

kare

naka

npo

latat

aru

ang

pada

prap

eran

cang

ande

sain

kura

ngefe

sien

dan

juga

terda

patt

angg

ada

rura

tpad

aten

gah

bang

unan

Are

ase

rvis

dan

tang

ga

Lap

1p

era

.

?f!

!.*<

•<•

Sf«

'

Ho

•"»

«.>

*

**\

__

_b

P_

__

M

Pt§

p*

T^

'•'•Jv

*

ILa

ntai

dasa

rbe

rfun

gsi

seba

giar

eaPu

blik

dan

seba

gai

area

Pene

rima

peng

unju

ngge

dung

mul

tiplex

yang

dapa

tdia

kses

sem

uap

en

gju

ng

ged

un

gad

apun

ruan

g-ru

ang

bera

dadi

dala

mny

aan

tara

lain

:

Hob

by

2.T

iket

Box

3.R

etai

l

4.C

afe

S.R

.Ref

eren

si

6.F

oo

dC

ou

rt

7.R

.Pen

gebl

a8.

Gam

ece

nte

r

Rua

ng-R

uang

yang

bers

ifatp

rivat

anta

rala

in:

1.Lo

bby

Vip

2.R

.Pen

gelo

ia

Rua

ng-R

uang

yang

bers

ifats

emip

ublik

anta

rala

in:

IRR

efer

ensi

Rua

ng-R

uang

yang

bers

ifatp

ublik

anta

rala

in:

ICafe

2.Lo

bby

3T

iketB

ox

4.F

ood

Cou

rt

5.G

ame

cen

ter

HA

rea

serv

isdan

tang

ga

La

peran

pen

nean

gan

°/_

(_

^Jp

uo

n. El

Peng

emba

ngan

desa

in

£3

.

Pada

Pen

gem

bang

anad

ape

ruba

han-

peru

baha

npo

lata

tale

tak

ruan

gd

ima

na

pu

sat

keg

iata

nti

da

kd

ipu

satk

an

seka

lig

us

da

np

ad

ap

en

gem

ba

ng

an

desa

inkeg

iata

nd

ipu

sa

tka

nseka

lig

us

'V( ViJ

)J

peran

eU

\B}

„♦J

»*

ILa

ntai

2be

rsifa

tse

mi

publ

ikdi

man

apu

sat

kegi

ataa

nut

arna

bang

unan

inibe

rada

diia

ntai

2,ru

ang-

r_an

gpe

nduk

ung

anta

rala

in:

1.Te

athe

rkap

asita

s20

02

buah

2.T

eath

erka

pasi

tas1

002

buah

3.Te

athe

rkap

asita

s50

2bu

ah

Rua

ng-R

uang

yang

bers

ifatp

rivat

anta

rala

in:

LL

obby

Vip

2.T

eath

erka

pasi

tas5

0

Rua

ng-R

uang

yang

bers

ifats

emip

ublik

anta

rala

in:

1.T

eath

erka

pasi

tas2

002.

Tea

ther

kapa

sita

s100

Lua

san

lant

ai2

:33

31

,33

m2

Are

aser

visd

anta

ngga

Lap

inp

eran

© VJ_

7<Sl

cy ©ei

Lant

ai3

bers

ifat

sem

ipu

blik

dim

ana

pusa

tke

giat

aan

utam

aba

ngun

anin

iber

ada

diia

ntai

2,ru

ang-

ruan

gpe

nduk

ung

anta

rala

in:

1Tea

ther

kapa

sita

s20

02

buah

2.Te

athe

rka

pasi

tas

100

2bu

ah

Rua

ng-R

uang

yang

bers

ifats

emip

ublik

anta

rala

in:

1.Te

athe

rka

pasi

tas

200

2.Te

athe

rka

pasi

tas

100

Lua

san

lant

ai2

:26

34

,57

m2

Are

ase

rvis

dan

tang

ga

peran

ean

oan

DC@

ffii_

x_pT

_jip

ak

Dal

amus

ulan

2al

tem

atif

diha

silka

nse

buah

tam

pak

yang

men

cirik

anarsit

ek

tur

art

deco

dik

aw

asan

su

dir

man

i

Lap

eg

np

±?

US

3.

fiB

$3

,

Tam

pak

bang

unan

mer

upak

anci

traar

sitek

tura

rtde

com

elal

uip

en

deka

tan

Arsit

ektu

rko

nte

kstu

al

terh

adap

kaw

asan

sudi

rman

,se

suai

deng

anko

nsep

awal

Citra

bang

unan

dido

min

asio

leh

cirik

hasd

arib

angu

nan-

bang

unan

yang

bera

dadi

kaw

asan

sudi

rman

,ini

dapa

tdi

lihat

yaitu

:

1.A

dany

am

enar

aya

ngm

erup

akan

ciria

rsite

ktur

artd

eco

juga

meru

pa

ka

ncir

ia

rsit

ektu

rb

an

gu

na

nd

ika

wa

sa

nsu

dir

ma

nya

itu

ba

ng

un

an

Ba

nk

Ta

bu

ng

an

neg

ara

2.A

tap

segi

tiga

pa

da

ba

ng

un

an

yan

gm

eru

pa

kan

ciri

arsitektu

ra

rt

deco

ya

ng

bera

da

dika

wa

sa

nsu

dirm

an

pa

nya

ng

bera

da

dik

aw

asa

nsu

dir

ma

n

yaitu

bank

BTN/

Bank

Meg

a.To

kobu

kuG

ram

edia

Peng

guna

anm

ater

ial,

warn

am

engk

onte

kda

rika

was

ansu

dirm

ani

-War

nadi

ndin

gkr

em

- War

nam

enar

apa

stel

-War

naat

apco

klat

kem

erah

anda

nm

engg

unak

ange

nten

gl

Lap

era

np

era

n̂m

mli

TS

'i

*_

?Q

JgM

jWLj

fc-'

Bsm

tang

ise

dik

it

ata

uI

d

%ng

gum

Penv

alur

abSit

tin

go

il©

Iu©

oara

ap

am

mm

cran

gain

ire

n

;kan

ini

dap

atrc

sein

gtira

na-

'ru

ang

yan

gfc

arad

a

rmsn

ang

wan

gsa

mpa

tfy

asal

p8

Lap

ei

mm

OT

ipdm

iidal

hda

lam

Mak

anpa

dasa

ftya

ngte

ote

feir

dil

aS

an

im

yd

a:

pin

io

itrili

uu

eo

uej@

du

I..i.j!aTirT»'!ijjil!!i;ljill'i':

-*i>*-"

*'*"V•

'•';

...••'"

>•-

Subji©o§

®§|t®

dg5fjiapsjfiueru

po

i

SSWB

-fetfSSi?.-<**?C

££S?

.,-r-f-v

.."

jt-A*r

'JL^

Hi

•=85525?^

W0Q0g

SBP«JB

)|J1Sip®JSU

Bf.jn©^

1

(85)jwp@

jtery

po

^ei

jsopeoiUi,j@

p©p|f

jDd

ip_

/8§

i

f

11 IT

!"

'I—

-.U

"

\\-vV.•.

••••••

*£''>

'ess

*8"*

v1

1••",.••

'/•

lira

ffl

pojO

Ko

po

jokn

ya

,fn

iir

nntu

koi

i®m

pirn

dala

mpa

nyat

ania

ltan

pada

wak

fyk®

M

bail

iT

eat

0

lefs

apid

ah

aran

in

g'

yto

ap

qg

np

eran

ean

qan

w[

Pw

wbm

W.

>

r>^

\i

^

laop

naff

iMum

md

ng-

fc©

nb

an

fl

sdan

nanf

inya

bang

unan

ird

ap

at

sia

wa

ki

1-o

Ir1

kh

as

a-ra

it.k

tuart

d@

e©d

ilaw

asai

su

di

rii

!

*m

Lap

feg

np

eraii«

,,f^

O<̂

sa

!^

f<

&^

&^

^'

"-1

.*•*•*•v

,-*»'*,«

w*

^«<-h.**<*^«s*v%:sj

^w

^s^

s^

f^

^^

^saftr

s^s^?•

^^

^^

^^

^^

^m

m^

^^

^^

i^^

^h

^-^

sf^sp**«\i\%

>r**'>*''^,^

^^

ift^w

^w

iw^

sv

XA

j-J-ia

wjs

)?^

^s--

^M

^m

Mm

d^

^^

^'^

^^

M&

mM

&sm

^m

mm

^^

m^

'm^

ii

IU

BlS

UB

*"