Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MUL It FLEX Se&AOAt U1AHANA REKREASI t telERSIAL '
BAGIAN I
1.1 PENGERTIAN JUDUL
Dari pengertian judul kita dapat mengetahui sejauh mana kita dapat
membahas permasalahan yang dapat diselesaikan melalui lingkup disiplinilmu arsitektur.
Batasan-batasan pengertian itu antara lain:
"Multiplex sebagai wahana rekreasi dan sarana komersial"
Multiplex berasal dari kata Multi dan cineplex dan memungkinkanadanya fungsi lain misalnya game center, retail dan sebagainya
Multiply1 artinya adalah menambah dalam beberapa jumlah, memberijumlah lebih besar menambah jumlah keturunan
Cineplex2 adalah sinema komplek atau juga sebuah bioskop terpaduyang memiliki beberapa teather.
Cinema3 atau bioskop atau movie teather, adalah suatu bangunankomersial dengan sifat bersaing dan merupakan wadah untuk
mempertunjukkan sebuah film dimana didalamnya tidak membutuhkan
sebuah gerak fisik atau juga merupaka arena rekreasi pasif maksudnya suatu
rekreasi dimana seseorang tidak menjadi pelaku melainkan penonton, jugamerupakan rekreasi komersial yaitu rekreasi disahkan oleh suatu perusahaandalam bidang rekreasi dimana ada pemungutan biaya.
Rekreasi4 adalah merupakan kegiatan menciptakan kembalikesegaran tubuh dan jiwa setelah lama bekerja.
Komersial5 adalah sesuatu yang kaitannya dengan perdaganganuntuk mencari keuntungan, bangunan komersial dapat katakan bangunanyang bisa menarik perhatian orang lain, sehingga perlu suatu promosi yangbaik untuk mencari keuntungan.
Jadi pengertian Multiplex sebagai wahana rekreasi dan komersial
adalah suatu kumpulan bioskop terpadu, dimana berbagai macam fasilitaspenunjang lain yang merupakan tempat hiburan atau rekreasi dan jugatempat perdagangan yang merupakan satu kesatuan yang sating berkaitan.
1Poerdarminta, 19882
Estler George, The Little Oxford Dictionary, Hongkong University press, HongkongDe Chiara, edisi ketiga, hal 1246
4Gorge OButler, Introduction to Community Recreation, Mc Graw Hill Book Co, hal 3Poerdarminta, 1988
SIFMANSTAM 99512.194
fiUL Tt FLEX SEbAGAI UAHANA REKREASI t KotfERSlAL ' **"
1.2 Latar Belakang Permasalahan
1.2.1 Perkembangan Sinema sebagai wahana rekreasi dan komersial
Film adalah suatu alat yang mengungkapkan berbagai rasa daripembuatnya, mencakup ekspresi dan imajinasi yang akn disampaikan, karenamerupakan media audio visual elektronik. Berkesenian lewat film harus terus
melakukan penjelajahan estetika yang menyangkut visi, format dan jugakemasan baru agar bisa menangkap dinamika dan kegelisahan masyarakat.6
Sejak pertama kali, film atau gambar bergerak diperkenalkan padatahun 1895 oleh Lumier bersaudara, kemudian ditandai dengan CharlieChaplin pada tahun 1914 yang dikenal dengan pelawak jenius. Bukan hanyabagi mereka yang menonton film-filmnya dengan tujuan mencari hiburantontonan, tetapi juga bagi mereka yang pergi ke bioskop untuk mencarisesuatu yang lebih dari itu, yakni bioskop bukan hanya menyediakan hiburan
tontonan semata misalnya adanya arena permainan, kafe, pertukaraninfomasi tentang film, food court, dsb.
Perkembangan akan kebutuhan masyarakat inilah yang memacupertumbuhan bioskop sebagai wahana rekreasi dan komersial yang bisamenampung segala kebutuhan masyarakat, selain hiburan tontonan juga bisaberupa ajang transaksi, edukasi, forum komunikasi dsb.
1.2.2 Potensi kota Yogyakarta terhadap tempat pertunjukan film
Kota Yogyakarta dengan penduduknya yang cukup besar yang jumlahpenduduknya yang meningkat tiap tahunnya, kota Yogyakarta juga menuntutkebutuhan akan fasilitas hiburan atau wadah wisata selain wisata belanja kianmeningkat apalagi kota Yogyakarta merupakan kota pelajar, kota budaya danpariwisata, terutama wadah hiburan yang berupa pertunjukan atau tontonanyang baik dan bermutu sangatlah kurang, ditambah dengan sedikitnya jumlahbioskop di kota yogyakarta untuk menampung besar aktivitas jasa jual belifilm
Pandangan bioskop pada masyarakat kota Yogyakarta sangatlahburuk, karena sebagian besar bioskop diyogyakarta mempertunjukan film-filmyang tidak senorok atau film-film murahan dan tidak pernah mempertunjukan
6Garin Nugroho, 2001, hal 9MIFEANSTAE 99512194
rtui.it flex sebagai usauana rekreasi t koMersial
film-film sekelas box office, ini dikarenakan pajak tontonan yang sangat tinggi,dan juga para masyarakat dapat menikmati film melalui televisi atau menyewaVCD, DVD dan VHS
TAHUN KENAIKAN RENTAL
VCD/DVDA/HS
JUMLAH PENONTON
BIOSKOP *
JUMLAH PEMILIK
PESAWAT TELEVISI
1998 10 443783 94022
1999 33 450085 94992
2000 58 456476 125355
2001 116 462958 139351
2002 127 469532 141568* Juml ah pengunjung rata-rata per bioskop
TABEL 1.1 JUMLAH PERBANDINGAN PENONTON BIOSKOP,VCD.TELEVISISumber: BPS Yogyakarta,2002
Dengan melihat table diatas peminat atau penonton film melaui
bioskop sangatlah tinggi, itu dapat dilihat dari tahun 1995 sampai tahun 1998sebelum bioskop empire dan bioskop regent terbakar. Pada saat ini
masyarakat menyaksikan film-film terbaru melalui vcd/dvd dikarenakan tidak
adanya wadah untuk menampung kegiatan hiburan tontonan tersebut itu
ditandai dengan bertambah jumlahnya rental vdc/dvd/vhs dan juga kenaikankepemilikan jumlah pesawat televisi sejenisnya dan juga pada kenyataanmasih banyak juga masyarakat yang ingin sekali menikmati film melalui
sebuah bioskop, karena tidak menutup kemungkinan hasil rekaman VCD atau
DVD tidak sejemih dengan penampilan fim pada bioskop. Dan jugakepemilikan VCD atau DVD terbatas pada kalangan tertentu saja7
Garin Nugroho, 2000
EIFEAXSTAE 995I2I94
Mai. it flex se&acai uahana rekreasi « koHersial
1.2.3 Kebutuhan teather dengan system pencegahan danpenanggulangan kebakaran.
Ada beberapa bioskop yang memiliki jaringan cukup besar diYogyakarta seperti bioskop Empire 21 yang memiliki 7 buah teather dan
bioskop regent yang memiliki 4 buah teather, namun kedua gedung tersebuttelah mengalami musibah kebakaran pada tahun 1999, kebakaran yangterjadi pada kedua gedung itu merupakan bencana yang menimbulkanancaman kerugian bagi jiwa dan manusia, harta benda, lingkungan sertapenyebab terganggunya proses produksi barang dan jasa, dan bahkan
merupakan gangguan kesejahteraan social, kerugian yang ditimbulkan daribencana kebakaran itu. Terjadinya kebakaran kedua gedung bioskop ituantara lain disebabkan karena belum diperhatikannya sepenuhnya segi-segiupaya teknis teknologis yang menyangkut pencegahan dan penanggulangankebakaran, serta persyaratan-persyaratan mengenai lingkungan danbangunan, bahan bangunan, struktur utilitas dan usaha penyelamatanterhadap bahaya kebakaran yang harus diperhatikan pada perencanaan,pelaksanaan pembangunan dan pemanfaatan gedung bioskop tersebut.
1.2.4 Arsitektur Art Deco
1.2.4.1. Perkembangan Arsitektur Art Deco
Gaya arsitektur art deco merupakan suatu gaya seni kontemporerpresentatif yang lahir di Eropa, art deco bersifat fleksibel dalam menemukan
medianya seperti pada karya seni, karya arsitektur, alat rumah tanggamaupun pada gaya arsitektur, gaya art deco lahir pada tahun 1920-an dan
berkembang secara mencolok di Perancis. Art deco merupakan aliran yangsangat populer pada awal abad ke-20 istilah ini muncul, konon karena berasal
dari 2 sumber. Pertama, ketika pada awal tahun 1920-an sebuah aliran
eksotis dinamis yang melanda Eropa, banyak mempengaruhi golongan elitnyayang penuh gaya eksklusif, terutama Perancis, juga berbagai peristiwa ataugelombang yang mempengaruhi aliran ini, seperti rama yang penuh fantasidari "ballet russe" pengaruh seni afrika dan seni oriental yang sudahdiperhalus, serta adanya gelombang kecintaan masyarakat terhadap segalasesuatu yang serba elok.
RIFEANSTAE 995I2I94
MUL It FLEX SEbA&AI UiAHANA REKREASI t KoHERSIAL '
Sumber lain mengatakan karena munculnya asimilasi kebudayaanantara gaya elite Eropa dengan Amerika pada tahun-tahun yang sania (1920-1930-an). Gerakan ini yang kemudian mengadakan parneran besar-besaran
di Paris. Satu parneran desain dan seni dekoratif "Eksposition Internationale
des Arts Decorative et Industriels Modernes" yang disingkat Art Deco dari
karya-karya yang bernilai tinggi dan pada umumnya telah berumur 100 tahun.
Penggunaan gaya art deco di dalam karya arsitektur pada awalperkembangannya baru digunakan sedikit, yaitu pada hiasan interior toki dan
fasade yang berwarna-warni. Pada arsitektur, ekspresi art deco ditonjolkandengan pemakaian bahan-bahan yang mahal secara berlebihan. Karya-karyaarsitektur art deco yang menonjol di Amerika yaitu ada di kawasan Manhattan
(New Amsterdam), New York, diantaranya Chrysler Building (319 m) tahun1930 hasil karya arsitek William van Allen, Empire State Building (381 m)tahun 1931 hasil karya t.cam arsitek Shreve, Lamb and Harmon, sertaRockefeller Center tahun 1931 karya arsitek Raymond M Hood. Gaya artdeco masuk ke Indonesia pada masa zaman kolonial dan banyak unsur-unsurnya telah dipengaruhi oleh aliran arsitektur modern, yaitu denganpemakaian sistem modular yang memudahkan produksi dan pemasanganseperti kusen, plafon dan bahan-bahan finishing lainnya.
Gaya art deco mudah diterima di Indonesia karena banyak mengandunghiasan dan ukiran yang sebelumnya banyak terdapat pada candi-candi danrumah-rumah tradisional di Indonesia. Banyak yang mengalami prosesmodifikasi disesuaikan dengan alam tropis lembab negara kita. Tetapi adajuga yang diterjemahkan secara naif seperti yang ada di negeri asalnya.Arsitektur kolonial yang ada di Indonesia merupakan perpaduan selarasantara 3 unsur, yaitu tradisional, modern dan tropis.
internet: http://www.kalamazoomi.com
EIFEAMSTAE 995I2I94
Mul it flex sebagai uahana rekreasi t koMersialn^.
*$
iff
1.2.4.2. Tipologi Arsitektur Art-Deco
Ciri arsitektur art deco adalah9:
Rhytme
• Bentuk horizontal seolah-olah tumbuh menjalar.
• Keelokan dengan garis-garis lengkung halus pada penampakanbangunannya.
• Proporsi dan pembagian pintu itu sendiri sering menggunakan teori"The
Golden Sectioan"-nya Leonardo da Vinci10.
Tamoak dan Bentukan Massa
• Tiang bendera atau menara sering melengkapi tampak.
• Membentuk massa yang tidak simetris.
• Komposisi massa selalu kompak.
• Sering permainan bidang mundur yang seimbang, yang memberikankesan dalam tidaknya bangunan.
• Bentuk-bentuk geometris secara utuh sering dituangkan dalamsusunan massa bangunan maupun detil-detil omamennya.
Konstruksi
• Konstruksi dibuat dari beton bertulang.
• Struktur utama menggunakan beton bertulang.• Tritisan menjorok menggunakan beton bertulang.
Bahan
• Bahan glass block terlihat banyak digunakan sebagai dinding atauornamen.
• Sedang konstruksi utarna adalah batu ditutup plester. Glass block,marmer, kaca dan kayu-kayu mahal sering digunakan sebagaipelengkap interiomya.
• Di Indonesia, bahan terraso dan granit cukup populer pemakaiannyasebagai finishing.
9f10
internet www.realtor.org1bentuk,ruang dan susunannya F.D.K Ching hal 300
BIFEANSTAE 995I2I94 6
Mulit flex sebagai uahana rekreasi t. koHersIal '
Warna
Warna yang sering digunakan adalah warna pastel atau warna alam
tropis seperti kuning, biru laut, hijau daun, merah muda, warna pasir danwarna-warna lain yang senada.
Atap
Pada dasarnya art deco menggunakan atap datar, namun di Indonesia
diterjemahkan dengan memberikan akhiran pada atap bagian sisi atas, diberiuliran garis-garis horizontal bertumpuk-tumpuk.
Pintu dan Jendela
• Garis-garis rangka pintu jendela merupakan bagian dari komposisi.• Membagi bidang-bidang kaca menjadi bagian kotak lebih kecil.
• Membuat kontras antara elemen horizontal dan vertikal dari garis-garisyang dibentuk oleh balok, kolom, tritisan datar dan balkon, tanpaelemen dekorasi sama sekali.
• Jendela kaca luas berbingkai balok dan kolom, membentuk bidangkotak - kotak.
• Terdapat beberapa jendela satu jalur ke atas posisinya agak masuk kedalam, balkon dan tritisan datar horizontal dengan menjorok ke luarmembuat variasi dan irama, sehingga tidak monoton.
• Pintu dan jendela ialah unsur yang utarna pada bangunan dimanapintu selalu ditonjolkan sebagai fokus utarna. Sedang jendelabiasanya lebih berfungsi sebagai pemecah bidang bangunan yangdirasa terlalu luas dan membosankan, disamping berfungsi sebagailubang cahaya dan angin.
Elemen Dekoratif (pada interior)
• Elemen dekoratifnya banyak menampilkan kesan yang agak berbaumistis atau biasanya mengambil objek binatang yang melambangkankeromantisan, seperti merak, bangau dan ikan.
• Sering juga dilengkapi dengan unsur-unsur yang membentuk suasanaalam, seperti air mancur, bunga gladiol, pohon kelapa, kerang serta
BIFEAMSTAE 995I2I94
Mulit Flex se&a&ai uahana rekreasi t komersial '' >-,-«— "..
bagan-bahan organik lainnya.
1.2.4.3. Beberapa contoh bangunan arsitektur Art Deco:
HANG liLNDt
MLMARA SLMLLLNGKAPi 1'
KLLLOKAN GAKIS LLNGKJNG PADAPLNAMPAKAN BANGUNAN DANBLIJK2 GLOMLIHiS SLCARA UFUMDIIUANGKANi DAlAV SJSUSiANOKNAMLN BANGUNAN WARNA YANGDIGUNAKAN ADALAH VVARNA2 ALAVI
Chrysler Building (319 m) tahun 1930
karya arsitek William van Allen
sumber:internetwww.greatbuildings.com
Te-capa! beberapa jence-aJsatj lalu' ke aas posisinyalagak .-lasjk <e dala^. balkon[da,n ir-tisar. catar tiolzorta:Idsngan mernoro< kc- luarmerrtiual vanasi dan irama.seni'ipqa tidak mono'on
Bsr-19 oermairar fcicang mbnaur yangseimbang. yang member <ai kesan calarrt i c a k n y a bargjnan
Empire State Building (381 rn) tahun 1931
karya t.cam arsitek Shreve
sumber :internetwww.greatbuildings.com
BIFEAMSTAE 995I2I94
Mul it flex se&agai usahana rekreasi t koMersial '
1.2.4.4. Citra Arsitektur Art Deco Pada bangunan
Wujud atau citra bangunan adalah cirri-ciri pokok yang menunjukkanbentuk dari hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan sisi-sisi
suatu bentuk, dimana bentuk dipengaruhi oleh keadaan bagaimana kitamemandangnya, prespektif atau sudut pandang kita, jarak kita terhadapbenda tersebut, keadaan pencahayaan, lingkungan visual yang mengelilingibenda tersebut. Dari sini bias diambil bahwa bentuk diambil harus sesuai
antara citra yang ditampilkan dengan penilaian orang apa yang dilihatnya.
Citra bangunan dilihat dan dinilai orang secara visual sehingga orangdapat terpenuhi dan tertarik akan kebutuhan visualnya, penampilan bentukbangunan disesuaikan dengan bentuk bangunan itu sendiri yang akanmembentuk karakter dari bangunan tersebut, sebuah bioskop dituntut agarsupaya orang akan tertarik untuk mengundang keingintahuan dan memenuhi
segala bentuk macam kegiatan yang dibutuhkan dan yang terjadi didalamnya.Konsep citra bangunan yang ditampilkan dengan arsitektur art deco,
dimana bangunan multiplex yang akan recanakan akan mewakili ciri khas dari
kawasan kota baru yang banyak terdapat citra arsitektur art deco sertabangunan arsitektur kolonial.
Bangunan cafe Art deco dikawasan kota baru
Sumber: dokumentasi pribadi
Bangunan Wisma Gondokusumo dikawasan kota baru
Sumber: dokumentasi pribadi
EIFEANSTAE 995I2I94
Hul it flex se&agai uahana rekreasi t koHersial '
Bangunan Kantor koran Kompas dikawasan kota baru
Sumber: dokumentasi pribadi
Bangunan Bank Mega yang bercitraart deco dikawasan kota baru
Sumber dokumentasi pribadi
Hang bendera atau menara »»sering melengkapl tamp'ak*""" 'Jw
Jendela kaca luas beibingkal balok -dan kolom. membentuk bidang *.v likota Vk-"o"r"a""? » gj;
Konstruksi dlbuat dari betonbertulan"g*
Terdapat beberaprt jendela satu |ahjrke atas poslslnya* agak masuk kedotam, balkon dan tritisan datarhorizontal dengan menjorok ke luarmembuat varlasldan Irama. sehinggatidak monoton
FOTO CITRA ARSITEKTUR ART DECO PADA BANK BTN JL.SUDIRMAN
Sumber: dokumentasi pribadi
BIFEANSYAE 995I2I94 10
MOLit flex se&agai uahana rekreasi t koMersial 7 **"" ~«~— "
1.2.4.5. Pendekatan Arsitektur Kontekstual
Arsitektur kontekstual merupakan salah satu pendekatan pendekatanperancangan dengan bagaimana kita membuat koherensi, kesamaan visual
yang berhubungan antara bangunan dan lingkungannnya, untuk memahami
sebuah kata konteks maka kita harus mengetahui situasi yangmengelilinginnya, perancangan sebuah bangunan juga harus merupakanrespon dari situasi lingkungan yang ada disekitarnya. Pada dasarnyabangunan vang sudah ada dan lingkungan di sekitamya merupakan faktoryang sangat penting dalam perancangan bangunan dengan pendekatan
arsitektur kontekstual. Ada empat faktor penting yang berguna dalamperancangan kontekstual yang perlu dipertimbangkan, yaitu ;
a. Pola, di mana bisa didefinisikan sebagai objek vang ditata dalambentukan yang berulang-ulang, beberapa pola yang sering ada dapatdilihat dan material bangunan yang digunakan.
b. Keserasian, di mana pada dasarnya merupakan penataan objekdalam suatu garis lurus (salah satu cara yang paling efektif untukmerencanakan esensi hubungan dan kesatuan bangunan).
c. Ukuran, merupakan dimensi bangunan atau bagian dan' sebuahbangunan
d. Bentuk, merupakan bentukan dari sebuah bangunan atau bagian darisebuah bangunan. Bentuk dan ukuran mempunyai hubungan yangdekat. Hal ini sangat membantu dalam menentukan tinggi, lebar dankedalaman.
Kesinambungan ini dapat dibuat dalam beberapa cara
a. Meniru motif desain yang telah ada
b. Menggunakan bentuk dasar yang umum tetapi dengan penyusunanulang.
c. Mengambil bentuk baru yang memiliki pengaruh visual yang sama.d. Menyamarkan bentuk aslinya.
Pelestarian bangunan-bangunan tunggal yang kontekstual dengan latarbelakang lingkungan urban merupakan acuan bagi perancangan bangunan barusehingga memberikan keharmonisan dengan lingkungan sekitarnya (Cohen,Nahoum : 1999 p.33). Artinya bahwa bangunan-bangunan yang ada dalam
— . BIFEANSTAE 995I2I94 ^
Mul it flex se&agai uauana rekreasi t koMersial '
lingkungan yang merupakan kawasan ini bisa menjadi referensi dalam
perancangan bangunan dengan memperhatikan elemen-elemen yang ada dari
bangunan-bangunan tersebut dan lingkungan sekitarnya.
1.3 Permasalahan
1.3.1 Permasalahan Umum
Bagaimana merancang sebuah multiplek yang mampu memenuhi
tuntutan kegiatan hiburan yang rekreatif dan komersial berupa tontonan dan
kegiatan pendukung didalamnya ialah: cafe, food court, arena game dsb
untuk masyarakat kota yogyakarta.
1.3.2 Permasalahan khusus
Bagaimana merancang citra sebuah bangunan multiplex yang
mencerminkan arsitektur art deco yang dirancang melalui pendekatan
perancangan arsitektur kontekstual, di kawasan Kota Baru, Yogyakarta
1.4 Tujuan dan Sasaran
1.4.1 Tujuan
Mendapatkan suatu rancangan multiplex yang dimana terdapat fasilitas
tambahan misalnya cafe, food court, arena game dsb dengan menggunakan
arsitektur art deco sebagai citra dari bangunan di kawasan kota baru dan
menjadi daya tarik bagi masyarakat.
1.4.2 Sasaran.
- Rancangan situasi yang dapat menjelaskan tapak bangunan dengan
lingkungan sekitar.
- Rancangan siteplan yang dapat menjelaskan denah dengan lingkungansekitar.
- Rancangan denah untuk menjelaskan susunan, besaran dan jenis ruang.
- Rancangan gambar potongan bangunan untuk menjelaskan meterial dan
ketinggian bangunan yang dimulai dari dasar bangunan.
- Rancangan gambar perpespektif interior dan eksterior untuk menjelaskan
citra bangunan.
- Rancangan tampak bangunan yang dapat menjelaskan citra bangunan art
deco dan potongan lingkungan yang dapat menjelaskan kesesuaian
BIFEANSTAE 995I2I94 12
Mul it flex se&agai uahana rekreasi t komersial '
bangunan dengan kawasan sekitar
Rancangan gambar detil arsitektural untuk menjelaskan citra bangunan dan
material serta ornamen art deco.
1.5 SPESIFIKASI PROYEK1.5.1 Lokasi Site
A. Site berada pada jalan Sudirman yang merupakan jantung pusat bisnis
yogyakarta yang bernilai historis yang tinggi
B. Alasan pemilihan lokasi:
1. Sudirman merupakan kawasan bisnis dan perdagangan, yang dimana
mempunyai nilai jual yang sangat tinggi.
2. Akses sangat mudah karena terletak dijantung kota Jogjakarta,yang
merupakan lalulintas utarna kota.
3. berdekatan dengan kawasana pemukiman dan daerah kampus, yang
merupakan pasaran utarna suatu bioskop.
C. Site merupakan tanah kosong dan kondisi sekarang terdapat restorant Mc
Donald dengan luas ±11825 M2
D. Batas-batas site :
1. Sebelah utara berbatasan dengan jalan sudirman dan pemukimanpenduduk
2. Sebelah selatan berbatasan dengan sekolah steladuce.
3. sebelah timur berbatasan dengan apotik.
4. sebelah barat berbatasan dengan jalan faridan m. Noto dan kios
tambal ban.
E. Potensi tapak
- Ketersediaan lahan
- Akses mudah
- Terletak Dikawasan pusat bisnis Yogyakarta.
- Mempunyai nilai jual yang sangat tinggi.
F. Kendala tapak
Terletak pada jalur lalulintas yang sangat padat, yang kemudian dapat
menimbulkan pencemaran udara serta suara dan juga kemacetan
lalulintas.
RIFE ANSI'AE 99512194 13
."fl"?
hul it flex se&agai uahana rekreasi t koMersial
G. Rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL)
Beberapa petunjuk pembangunan kawasan Sudirman antaranya adalah
Parameter
Sempadan- Bangunan 2 lantai- Bangunan Multi-lantal
Fungsi
Intensitas Kegiatan
Ketinggian Bangunan
Ukuran Tapak
Parkir
Taman dan Pedestrian
Accesible
Ketentuan
- Sempadan belakang dan samping sesuai dengan asli.- Samping minimal 3.5 m
Belakang minimal 6 nrt
Di dominasi oleh fungsi komersial (Jasa dan Perkantoran).Peningkatan Public Space.
• BCR (Building Coverage Ratio) adalah 60%.FAR (Floor Area Ratio) adalah 2.4.
- Luas skala kegiatan penunjang dan pelengakap tidak melebihi30%.
- Depan setara dengan bangunan 2 lantai.Belakang Maksimum 8 Lantai.
- Penggabungan dianjurkanPerubahan menqikuti struktur awal.
- Untuk bangunan umum (jasa dan perkantoran) minimummenyediakan 40% dari luasan lantai atau 60 % dari kebutuhankendaraan.
- Penggunaan halaman parkir untuk eksebisi, kaki lima, dansejenlsnya tidak menambah beban jalan.Pedestrian sebagai fasilitas pejalan kaki dan dilengkapi denqan ifasilitas untuk difable. ;
- Ada kemenerusan antara luar denga pedestrian dan tercemin 'melalui visual dan bentuk.
- Penyediaan fasilitas bagi penyandang cacat baik fisik maupunmental sehingga bangunan dapat diakses oleh setiap qolongan.
tabel 5.1 RTBL Kawasan sudirman
sumber: cd interaktif Triple A
BIFEANSTAE 995I2I94 14
IS832
^O
l
A
to<to
to_
J
_
<7o
<_
i
IT<
v
<r
Em_
3
<O
.J)
lz::j
l=-r~
J
/r
:•___;
'"r"
//
143S
/
q
L
vr—
r~—
•-
S_
__
/
•!
czrV
>=
l,/
/
rPDD
tVJt'
j:I
-•H(*/
g/(
|/
/n
il
i--;—
u,I
// I
jI
\
^o
to<
_
CO
-)
_i
h-
<7
_
O<
yj_
_
a)
<F
cu
><
o
<CI)
in
Mul it flex se&agai uahana rekreasi t koMersial '
1.5.4 ProfiI Pengguna bangunan
Pengguna bangunan ini merupakan masyarakat umum yang
mencakup segala umur terutama orang dewasa yang ingin menikmati
hiburan film pada umumnya, dimana dibagi atas :
1. Penonton/ pengunjung/ pembeli
Yaitu orang yang membutuhkan jasa tontonan film yang akan diputar,
sekedar melihat-lihat, berbelanja, main game, mencari data tentangperfiman.
2. penyewa retail
yaitu, orang yang memakai ruang atau space pada multiplex, danmenawarkan barang dagangannya kepada pengunjung multiplex.
3. Pengelola Gedung
Yaitu, orang yang memberikan pelayanan dan menyadiakan fasilitaskepada semua orang yang ada didalam gedung.
1.5.5 Karakteristik Kegiatan.
1.5.5.1 Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan pada multiplex adalah sebgai berikut:
1. Kegiatan Rekreasi.
- Menonton film
- Bermain game
- Cafe
2. Kegiatan jual beli.
- Pelayanan jual beli film
- Kegiatan promosi
- Distribusi Barang
- Penyajian Barang dan Penyimpanan
3. Kegiatan pengelolaan
- Kegiatan manajemen
- Kegiatan Operasional dan Pemeliharaan
BIFEANSTAE 995I2I94 16
n^MUL It FLEX SE&AGAI UiAHANA REKREASI t KaMERSIAL
1rtt'ir)|S^tf'
B'1 St
1.5.5.2 Asumsi pengunjung gedung untuk 10 tahun yang akan datang
P=Po( 1 + r)10keterangan
P = Jumlah pengunjung pada tahunPo = Jumiah pengunjung awal tahunr = penambahan pengunjung per tahunt = Kurun waktu pengunjung dalam t tahun
Maka :
Dengan melihat tingkat kenaikan pengunjung bioskop diYogyakarta dengan
1,4 % per tahun. (table 1.1 pada jumlah penonton bioskop)
= 469.532(1 + 0,014 )10= 469.532(1,149)= 539.492,268= 539.492 pengunjung pertahun
Jumlah pengunjung per hari:
539.492 : 365 = 1478,060 ~ 1478 orang perharijam pertunjukan diambil dari asumsi menonton film rata-rata 1,5jam+mengunjungi retail dan antri tiket 1 jam.
- cinema 1A= 13.00-15.30,
- cinema 1B = 13.00-15.30,
- cinema 1C = 16.00 - 18.30, •^••H ( Midnigth)
cinema 1D = 16.00 - 18.30, ••••• ( Midnigth)
- cinema 2A =H^^^H, 23.00 - 01.30 ( Midnigth)
- cinema 2B = HHiHHI, 23.00 - 01.30 ( Midnigth)
- cinema 2C =•^••1, 23.30 - 02.00 ( Midnigth)
- cinema 2D =••••. 23.30 - 02.00 ( Midnigth)
- cinema 3A = flB_______H__i- cinema 3B =HHHBH
jam terpadat waktu pengunjungan gedung adalah jam 19.00-00.30
hitungan tempat parkir (200x4)+(100x4)+(50x2)=2100 org
asumsi yang mengunjungi retail 2100x10%=210 org
luasan tempat parkir 2100+210=231 Oorg >» bila 1 mobil 4 org dan 1
motor 2 orgBIFEANSTAE 995I2I94 17
MuLit Flex se&agai uauana rekreasi t komersial-HE
2310/4 mobil = 578 luasan tempat parkir+2310/2 motor =1158 motor
diasumsikan yang memakai mobil 50% dan motor 50%*
diasumsi kota yogyakarta sebagian besar penduduk pelajar kebanyakan memakai sepeda motor
>» 286 x 10m2= 5780 m2+1158x1,13=1311 >»7091 m2
BC 60%» 7095 » cocok dengan luasan basement
1.5.5.3. Kebutuhan Ruang dalam multiplex
tabel kebutuhan ruangKELOMPOK
KEGIATAN
PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN
RUANG
PENONTON/PENG
UNJUNG
PENGELOLA PEDAGANG
1. KEGIATAN
UMUM
Memarkir kendaraan Memarkir kendaraan Memarkir kendaraan Tempat parkir
Mengunjungi cafe Mengunjungi cafe cafe
Bermain game Bermain game Arena game
Menunggu duduk2 Menunggu duduk2 Lobby
Membeli barang Membeli barang Menjual barang Retail
Makan dan minum Makan dan minum Makan dan Minum Food Court
Mencari informasi Menyediakan informasi Mencari Informasi Ruang Informasi
2. KEGIATAN
MENONTON Menonton film Menyediakan fim Menonton filmR.teather
Membeli film Menjual film Retail
3. KEGIATAN
ADMINISTRA
SI
Menangani pengunjung R.manager
Menjadi tamu Melayani tamu Menjadi tamu R.Tamu
Rapat Pengelola Rapat dengan pemilik R.Rapat
Membeli karcis Menerima Pembayaran R.Pembelian
karcis
Membayar sewa R.Tata usaha
Menyimpan arsip & film R.Arsip
Kegiatan Promosi &
publikasi
R.Pamer &
Publikasi
BIFEANSTAE 995I2I94 18
_*»'«""•"- ..-sir
At/i-7t fL£X SE&ACAI UiAHANA REKREASI k KoMERSIAL ' - ••-•_ —
KELOMPOK
KEGIATAN
PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN
RUANG
PENONTON/PENG
UNJUNG
PENGELOLA PEDAGANG
3. KEGIATAN
EDUKASI
Membaca dan
Meminjam Refrensi Film
Menyediakan layanan
Peminjaman
Membaca dan
Meminjam RefrensiFilm
R.Refrensi
Mengelola Kegiatan R.Pengelola
Menonton film Menyediakan fim Menonton filmR.teather
3. KEGIATAN
SERVIS
Buang air kecil/besar Buang air kecil/besar Buang air kecil/besar Toilet
sholat sholat sholat Musholla
Memperbaiki ME R.Engineer
Meletakan Mesin ME R.MEE
Memasak Dapur
Menyiapkan minuman
Smakanan
Pantri
Mendatangkan bahan
makanan
Mendatangkan
barang dagangan
Loading Dock
Mendatangkan Film Loading Dock
Menyimpan Film Gudang
Membersihkan Ruagan R.cleaning Servis
Ganti Pakaian R.Ganti
Menjaga Gedung R.Jaga
Menyetel Film R.Proyektor
RIFEANSTAM 995I2I94 19
ri__HULit flex se&agai viahana rekreasi * koMersial
1.5.5.4. Skema kegiatan dalam multiplex
Servs
) Entrance
S
H.Ufct_f)fcNSt
\ ttfORY » RETAIL
X X Jf/1 XpcNSiLCMt—» LOBBY % » c»
R.INrORMSSl X ^*v » PaRk
I E 1- F F
E
X:OOD COURT
SNEM*
_
~T~
I."
IOADIKG DOCK
[ Jl
BIFEANSTAE 995I2I94 20
i*3Vu
$
_
._
OLU
_:
<_
zLU
0.
c^u
w/
-1o
(1)_
_
5)
E_
p_
TO
co
Til
^l—
if•i
'-
L-_
-
co
CD
_v^>
^»
fip
_
zr_
co
V£
>*
-
CD
LU
nL
U(n
CD
_
^"-t-C
NC
MC
NC
NC
OC
O
cd
cd
cd
co
co
cd
cd
cd
co
cci
EE
EE
EE
EE
EE
CD
CD
N
T___HUL It FLEX SEbAGAI UAHANA REKREASI k KaliERSIAL
"~'^__f
1.5.5.6. Besaran ruang dalam multiplex
Besaran ruangan dipengaruhi oleh jadwal pertunjukan cinema,
dan jumlahnya frekuensi kegiatan yang dilakukkan, ini diambil data dari
diketahuinya jam terpadat pada pertunjukan, orang yang mengunjungi retail.Ruang
Bioskop Besar (A)
Bioskop sedang(B)
Bioskop kecil(C)
Perpustakaan
Lobby
Kantor pengelola
Cafe
Food court
Penunjang
Asumsi
Kebutuhan
- 4 buah
- 4 buah
- 2 buah
ruang baca
ruang referensi
ruang pengelola
perpustakaan
r. tunggu publik
12tiketbox
r.pamer
arena game
pengelola
tata usaha
perawatan
pemiliharaan film
r.dokumentasi
r.tunggu
r. rapat
toilet
2 buah cafe
toilet
9 r.proyektor
gudang
mee
pos keamanan
kapasitas
@ 200 org
@ 100 org
@ 50 org
@ 20 org
@8org
@ 800 org
@ 12 org
@ 3 org
@ 10 org
@ 10 org
@ 8-12 org
2 buah periantai
@ 50 org
@10org peg
2 buah periantai
19-25 m'
2 satpam
Standar
Luas/org
@ 0,5 m^
@0,5m2
@ 0.5 m2
@ 0,75 m2
@ 0,5 m
@4m2
@1 m2
@ 0,5 m2
@ 1,5-2,0 m2
@ 11,65 m2
2 m2
@ 1,41m2
28 nT
total
4x292,6 m^
4 x 163,8 m2
10 x 96.3 m2
15 m^
50 m2
10 m2
400 m^
48 m2
20 m2
30 m2
24m'!
80 m2
40 m2
20 nrf
23,3rrf
200 m2
2.82 m2
8 x25 m2
28 m2
40 m2
4 m2
BIFEANSTAE 995I2I94 23
ra__HULit flex se&agai u>ahana rekreasik koMersial
musollah @100org @0.72 72 m"
6 m2
2200 m2
2 pos parkir @3m2 110 mbl 525 m2
Parkir parkir mobil
parkir motor
@2 x 5 m2
@ 1,69 x 0,67
m2
350 mtr
BIFEANSTAE 995I2I94 24
MU
Lit
FL
EX
SEhA
GA
tV
iAH
AN
AR
EK
RE
ASI
kK
oHE
RSI
AL
1.6
.S
tud
iK
asu
s
1.6
.1S
tud
iK
asu
sC
inem
a
RU
AN
GG
AL
LE
RY
Ru
an
gya
n5M
r-ie
n"fV
jnfC
TT
fun
gsi
kh
usi
dar
syar
crt
syar
atto
knis
dan
mo
nu
ntu
tL
ot>
_>v.
ret_
l|^ca
fed
an
kan
lor
pen
gelo
lato
eit
uk
kh
usu
sak
an
mem
pen
go
ruh
iy
an
gt>
2w
lifa
tfl
ok
sib
cl
dan
ole
hb
en
tuk
ru
an
gsek
ell
lin
gn
ya
kare
na
ny
aeta
pat
den
gan
neb
as
dib
en
tLk
ole
hiu
arg
-ru
nn
g
RU
AN
GT
EA
TH
ER
ST
UD
IK
AS
U
BIF
EA
NS
TA
E9
95
I2I9
4
^•—
•^
^_
_C
ini
\
__
o
,—d
D
25
Mul
itfl
ex
seb
ag
ai
ua
ua
na
rek
rea
sik
ko
mersi
al
JANN
YAJ&
ANUK
URAN
VISU
ALilK
/fcRI
/AU
MbN
UUUI
SUM
BU
LJSTE
RDA
PAT
MEN
ERIM
AUK
URAN
IANG
/ANj
GBE
tfLAI
NAN
UKUR
AN,
FUNG
SITx
lTU
K,M
AK
AB
EN
TU
KO
RG
AN
ISA
SI
CL
UST
ER
SELA
LULU
WES
DA
NM
EN
ER
IMA
PER
TU
MB
UH
AN
DA
NM
ER
UB
AH
KA
RA
KTE
RN
YA
PEN
GH
UB
UN
GN
YA
TE
RD
IRI
DA
RI
SEL-
SEL
RU
AN
GY
AN
GB
ER
UL
AN
GD
AN
MEM
ILIK
IFU
NG
SI-F
UN
GSI
SER
UPA
DA
NM
EMIL
IKI
PER
SAM
AA
NSI
FAT
VIS
UA
LSE
PER
TI
BEN
TUK
DA
NV
IS
UA
LI
ST
RIF
EA
NS
TA
E9
95
I2I9
42
6
JA
"
M(J
LIt
FL
EX
SEB
AG
AI
UiA
UA
NA
RE
KR
EA
SIk
KoM
ER
SIA
L
SE
MU
AJA
LA
NA
DA
LA
HL
INIE
R
**•
H*H
«JM
EL
EN
GK
UN
G
JAL
AN
/ME
MO
TO
NG
JALA
NLA
IN
NT
ER
DIR
ID
AR
ISE
C
EG
ME
N
!!
*>
-
OlO
JALA
NLU
RUS
DAPA
TDI
JADI
KAN
UiO
T?=
f-PE
NGOR
GANI
SIRA
NYA
NGUT
AMA
UN
TUK
CIj
SUAT
UDE
RETA
NRU
AN
G-R
U«*
©^
STUD
IK
ASU
SlB
IFE
AN
ST
AE
99
5I2
I94
27
Hu
lit
flex
seb
ag
ai
ua
ha
na
rek
rea
sik
ko
Hersi
al
1.6
.2S
tud
iK
asu
sA
rt-
Deco
PE
MA
KA
IAN
ME
NA
RA
DA
NT
IAN
GB
EN
DE
RA
SE
RIN
GM
EL
EN
GK
AP
IT
AM
PA
K
in
mm
m
»
PE
NA
MA
AN
ME
NA
RA
<*
'
^
UN
SU
R-U
NS
UR
LIN
IER
VE
RT
IKA
L
SE
PE
RT
IM
EN
AR
A.
SE
BA
GA
IBE
NT
UK
PE
NU
NJU
KA
TA
US
EB
AG
AI
PO
INT
OF
INT
ER
ES
TD
AR
IS
UA
TU
BA
NG
UN
AN
PE
NA
MA
AN
GE
DU
NG
PA
DA
ME
NA
RA
TE
RS
EB
UT
GE
DU
NG
PA
DA
TE
RS
EB
UT
BE
NT
UK
GE
OM
ET
RIS
SE
RA
CA
UT
UH
,D
ITU
AN
GK
AN
DA
LA
MS
US
UN
AN
M
KO
NST
RUK
SIUT
AMA
BERU
PA|>
ETO
NB
ER
TU
LA
NG
.M
AT
RIA
LB
AT
UB
AT
AD
ITU
TU
PP
LE
ST
ER
DA
NW
AR
NA
YA
NG
DIG
UN
AK
AN
WA
RN
AA
LAfo
fc^R
OPI
SSE
PERT
IW
ARN
APA
SIR.
BIRJ
Lt^A
U^S
DSB
BE
NT
UK
AT
AP
CE
ND
ER
UN
GD
AT
AR
DIB
ER
IG
AR
I-G
AR
ISH
OR
IZO
NT
AL
BE
RT
UM
PU
K-T
UM
PU
KTR
ITIS
AN
ME
NG
GU
NA
KA
NB
_tO
»LB
ER
TU
LA
NG
DA
NP
ER
MA
IB
ID
AN
GM
UN
DU
RY
SE
IMB
AN
GM
EM
BE
RIK
AN
DA
LA
MT
IDA
KN
YA
BA
NG
UN
AN
GA
R&
-GA
RIS
LE
NG
KU
NG
HA
LU
SP
AD
AP
EN
AM
PA
KA
NB
AN
GU
NA
N
BE
NT
UK
HO
RIZ
ON
TA
LS
EO
LA
H-
OL
AH
TU
MB
UH
ME
NJA
LA
R
BIF
EA
NS
TA
E9
95
I2I9
42
8
hu
lTI
flex
seb
ag
ai
ua
ua
na
rek
rea
sit
ko
mersi
al
»
UN
SU
R-U
NS
UR
LIN
IER
VE
RT
IKA
LS
EP
ER
TI
ME
NA
RA
,S
EB
AG
AIB
EN
TU
KP
EN
UN
JUK
AT
AU
SE
BA
GA
IP
OIN
TO
FIN
TE
RE
ST
DA
RI
SU
AT
UB
AN
GU
NA
N
^
BE
NT
UK
GE
OM
ET
RIS
SE
RA
CA
UT
UH
DIT
UA
NG
KA
ND
AL
AM
SU
SU
NA
NM
.A
SS
A
•K
ON
ST
RU
KS
IU
TA
MA
BE
R♦
BE
RT
UL
AN
G.
MA
TR
IAL
♦D
ITU
TU
PP
LE
ST
ER
DA
ND
IGU
NA
KA
NW
AR
SE
PE
RT
IW
AR
NA
PA
SIR
.BIR
U
BE
NT
UK
AT
AP
CE
ND
ER
UN
GD
AT
AR
DIB
ER
IG
AR
I-G
AR
ISH
OR
IZO
NT
AL
BE
RT
UM
PU
K-T
UM
PU
K
GA
RIS
-G&
MS
LE
NG
KU
NG
HA
LU
SM
sO*
PeN
AM
PA
KA
NB
AN
GU
NA
N
TR
ITIS
AN
ME
NG
GU
NA
KA
NB
BE
RT
UL
AN
GD
AN
PE
RM
AI
BID
AN
GM
UN
DU
RY
SE
IMB
AN
GM
EM
BE
RIK
AN
Kl
DA
LA
MT
IDA
KN
YA
BA
NG
U
»E
MA
KA
IAN
ME
NA
RA
DA
NT
IAN
GB
EN
DE
RA
SE
RIN
GM
EL
EN
GK
AP
IT
AM
PA
K
BIF
EA
NS
TA
E9
95
I2I9
4
,M
WO
^G
Ch
29
7___HULit flex sebagai usahana rekreasik koHersial ''
1.6.3 Studi Kasus Arsitektur Kontekstual
1.6.3.1. Queen Elizabeth II Conference Centre
Queen Elizabeth II Conference Centre merupakan bangunan yang
berada di Broad Sanctuary Square, bangunan ini merupakan contoh yang
konteks dengan lingkungan. Keberadaan bangunan ini tidak menutupi atau
mengurangi eksistensi bangunan vang lain. View tetap dimiliki oleh
bangunan-bangunan di sekitamya dan disatukan dengan plaza yang ada didepan bangunan conference centre ini.
Keberadaan plaza yang merupakan bagian dari site bangunan ini
terasa mengikat bangunan di sekitamya sacara visual. Jika bangunan tidak
menggunakan plaza atau berada di samping jalan maka bangunan yang adadi sebelahnya tidak dapat ditangkap secara visual.
Plaza memberikan kontinuitasvisual sehingga secara visualbangunanbangunan disekitarnyamenjadi lebih eksis
Lingkungandi sekitar Queen Elizabeth 11 Conference Centre
Sumber. Moffet, Noel: p.96
Queen Elizabeth 11 Conference Centre
BIFEANSTAE 995I2I94 30
Mul it flex sebagai uahana rekreasi t koMersial
Sumber. http://www.qeiicc.co.uk
1.6.3.2 Sidney Opera House, Sidney Ausralia
Sydney Opera House berada pada site Bennalong Point yang
merupakan bangunan yang dekat air. Bangunan ini mempunai kontekstualitas
dengan lingkungan, karena jika dilihat bentukan atapnya merupakan bentukan
yang meniru binatang laut yaitu siput. Jika kita lihat jembatan yang ada di
dekat bangunan ini maka kita dapat melihat bahwa bentukan ini jugamenyerupai bentuk jembatan tersebut, sehingga memberikan keserasian
visual.
Pengulangan bentuk darijembatan memberikan
ko_serasian
Sidney Opera House
Sumber. w\\av.nosoloarte.com
Bentuk yang konteks denganlingkuqaan (link. Air) metamorfdari/Binatang air (siput)
Lingkungan di sekitar Sydney OperaHouse
Sumber. \\\\ \>, .nosoloartc.com
BIFEANSTAE 99512.194 31
rtUL it Flex sebagai uiauana rekreasi k kcMersial '
1.6.3.3 Sidney Opera House, Sidney Ausralia
Mansion House and Poultry berada pada kawasan historic dengan
bangunanbangunan yang tua, di mana memiliki gaya arsitektur yang khas.
Kontinuitas visual diperoleh dengan mengkontekskan bangunan yang ada di
sekitamya, dengan menggunakan elemen-elemen yang ada. Misalkan
dengan penggunaan bukaan yang merupakan pengulangan dari jenis bukaan
yang ada. Kemudian keserasian yang dapat dilihat jika kita tarik garis lurus
horisontal, maka akan didapatkan suatu kesatuan.
Bentuk bangunan-bangunan yang ada memiliki kesamaan namun
ukurannya berbeda. Bentukan yang memiliki kesamaan dapat dilihat dengan
bentukan segitiga pada bagian atapnya. Seperti sudah diungkapkan di atas
bahwa kontinuitas visual diperoleh dari pola-pola yang merupakanpengulangan, seperti bukaan, jarak atau lebar bangunan.
FasadeMansion Houseand Poultry
Sumber. Farrell, Terrry : 1993 : p.19
BIFEANSTAE 995I2I94 32
Mul it flex sebagai uahana rekreasi k koMersial '
1.6.4. KESIMPULAN STUDI KASUS
A. POLA RUANG
Untuk mencari bentuk yang memberi karakter atau memberikan
pengalaman tersendiri pada ruangnya, pola cluster dapat digunakan karena
pola cluster dapat meneriman ukuran ruang yang berlainan ukuran, fungsi
dan bentuk. Bentuk ruang yang dibentuk melalui pola cluster cenderung lebih
luwes meneriman pertumbuhan dan merubah karaternya.
B. POLA SIRKULASI
Akses keluar masuk pada sebuah bioskop hendaklah harus dibedakan, sebab
untuk mendapatkan pengalaman ruang yang berbeda, dan juga dapat
mempermudah pengorganisasian kegiatan yang ada didalam bioskop.C. PENAMPAKAN
Arsitektur art deco merupakan citra yang akan ditampilkan oleh bangunan :Ciri ciri arsitektur art deco :
• Bentuk horizontal seolah-olah tumbuh menjalar.
• Keelokan dengan garis-garis lengkung halus pada penampakanbangunannya.
• Proporsi dan pembagian pintu itu sendiri sering menggunakan teori"The
Golden Sectioan"-nya Leonardo da Vinci
• Tiang bendera atau menara sering melengkapi tampak.
• Membentuk massa yang tidak simetris.
• Komposisi massa selalu kompak.
• Sering permainan bidang mundur yang seimbang, yang memberikankesan dalam tidaknya bangunan.
• Bentuk-bentuk geometris secara utuh sering dituangkan dalam
susunan massa bangunan maupun detil-detil ornamennya
• Kosntruksi dibuat dari beton bertulang.
• Struktur utarna menggunakan beton bertulang.
• Tritisan menjorok menggunakan beton bertulang
BIFEANSTAE 995I2I94 33
r__,Hul it flex sebagai uahana rekreasi k koMersial '
1.7. KONSEP BANGUNAN
1.7.1. Konsep Gubahan massa
1.7.1.2. Konsep Rancangan wujud bangunan
Konsep bangunan disesuaikan dengan ide perancangan, imageyang ditampilkan oleh multiplek ini adalah arsitektur art-deco.
- Barat dan utara sebagai aksis utarna bangunan.
- Bentuk atap Dug dan diberi uliran garis-garis horizontal
bertumpuk-tumpuk yang dapat berfungsi sebagai sun shading.
- Permainan bidang mundur yang seimbang, yang memberikan
kesan dalam tidaknya bangunan.
- Ditinjau dari studi kasus yang ada didapat dan dianalisa bentuk
suatu bioskop merupakan segi empat terutama bentuk teather
filmnya, untuk mengimbang bangunan agar tidak kaku dan
terkesan monoton dengan 3 bentuk dasar segitiga,
bujursangkar, lingkaran didukung oleh pengaruh-pengaruh dari
bentukan organisasi ruang yang menggunakan sistem cluster
pola cluster dapat digunakan karena pola cluster dapat
meneriman ukuran ruang yang berlainan ukuran, fungsi dan
bentuk. Bentuk ruang yang dibentuk melalui pola cluster
cenderung lebih luwes meneriman pertumbuhan dan merubah
karaternya dan terdiri dari 8 buah massa yang dimana massa
ditengah berfungsi sebagai penghubung dari massa-massa
yang lain yang bersifat aksesible.
ide bentuk dasar
BIFEANSTAE 995I2I94 34
riUL it flex sebagai uiahana rekreasi k koHersial
IDE BENTUKAN DASAR
MBENTIK PLAZA SEBAGAIPENGIKAT
Bentukan gubahan massa mengambil pola cluster
1.7.1.2. Konsep Orientasi
Massa bangunan dioreitasikan kearah utara menghadap
jalan sudirman, untuk menarik perhatian bagi orang yangmelihatnya.
1.7.1.3. Konsep citra Art-deco bangunan Multipleks dengaarsitektur kontektual
Menggunakan arsitektur art deco dimana penggunaan
warna-warna atau material yang menjadikan visual dari
bangunan merupakan arsitektur art deco, dimana juga
terdapat bidang-bidang geometris, menara dsb yangmenjadikan ciri khas dari arsitektur art deco.Yang dimana
juga membuat koherensi, kesamaan visual yang
berhubungan antara bangunan dan lingkungannnya
BIFEANSTAE 995I2I94 35
"^^l-ZMul it Flex sebagai uahana rekreasi t komersial
1.7.2. Konsep Ruang Dalam
1.7.2.1. Konsep sirkulasi dalam bangunan
- Pengolahan sirkulasi keluar masuk pada sebuah bioskop
hendaklah harus dibedakan untuk mendapatkan pengalaman
ruang yang berbeda, dan juga dapat mempermudah
pengorganisasian kegiatan yang ada didalam bioskop.
- Adanya pemisah antara ruang public dan ruang privat.TAMAN SEBAGAI
PEMISAH/TANDA PERINGATAN
KEDAERAH PRIVAT YANG TIDAK
DAPAT DIMASUKI SECARA
E B A _• S
JALUR PENGHUBUNG ANTARA
WASAN PUBLIC DAN PRIVAT
Bersifat akssesibel untuk kalangan penonton film.
pei$«lol«^
•trtv^ vce
BIFEANSTAE 995I2I94 36
MulTI flex sebagai uahana rekreasik komersial '
1.7.2.2. Konsep penanggulangan bahaya kebakaran
- Jalur Keluar di usahakan sependek mungkin dan dapat menujuluar bangunan.
- Jalur Evakuasi harus mampu menempung orang yang lewat,
dengan memberikan kenyamanan minimal untuk bergerak.
Dan juga kemungkinan jalur evakuasi tertutup asap, sehingga
bisa dibuatkan jalur altematif untuk kemungkinan keadaan
tersebut.
- Distribusi pintu keluar jaraknya jangan terlalu dekat, dibuat
menyebar. Hal ini disamping menghindari terjadi tumpukan
orang yang ingin keluar dari satu titik, peluang pintu tertutup
asap menjadi besar, karena hembusan angin yang masuk
lewat pintu.
- Penggunaan alat-alat fire protection untuk pendeteksian
keberadaan gejala atau api yang dapat menimbulkan bahayakebakaran.
1.7.2.2. Konsep pencahayaan ruang multiplek.
- Pemilihan tekstur dan warna yang mampu memberikan
kenyamanan dan Dramatisasi gelap terang ruangan melalui
pengolahan cahaya buatan yang dapat memberikan
pengalaman terhadap pengunjung bangunan.
1.7.3. Konsep Ruang Luar
1.7.3.1. Konsep sirkulasi luar
- Sirkurlasi Pedestrian dipisahkan dari sirkulasi kendaraan
dengan perbedaan tinggi,pemisahan jalur atau barrier
- Perletakan vegetasi dapat dan elemen elemen yang dapat
mengurangi panas matahari, kebisingan pada waktu siang haripada jalur-jalur sirkulasi.
- Pengaturan sirkulasi kendaraan yang akan menuju bangunan
dari arah barat yang dibagi melewaati jalan lain, untuk
mengurangi kemacetan lalulintas.
BIFEANSTAE 995I2I94 37
MULit flex sebagai uahana rekreasi k koMersial '
- Sirkulasi kendaraan yang dapat mengelilingi bangunan,
dimana juga dapat memudahkan pemadam kebakaran dapat
masuk mengelilingi bangunan pada waktu bahaya kebakaran.
1.7.3.2. Konsep fasade art deco
Menyesuaikan dengan lagam bangunan dikawasan sudirman yang
menggunakan arsitektur art-deco yang dapat memberikan
kesinambungan dengan bangunan lainnya.
BIFEANSTAE 995I2I94 38
CD
<
KERANGKA PERFIKIR
PERKEMBANGAN CINEMA DIKALANGAN
MASYARAKATYANG SEMAKIN LUASSEIRING DENGAN
MENINGKATNYA KEBUTUHANHIBURAN DAN WAHANA
REKREASI
I
Citra bangunan adalah dilihat dan dinllai orangsecara visual sehinggcorang dapat terpenuhi dan tertarik akan kebutuhan visualnyapenampilan bentukbangunan disesuaikan dengan bentukbangunan itisendiri yang akan membentuk karakterdari bangunan tersebut, sebuarbioskop dituntut agar supaya orang akan tertarik untuk mengundangkeingintahuan dan memenuhi segala bentuk macam kegiatan yan$dibutuhkan dan yang terjadi dldalamnyc
Bagaimana merancang ^citra sebuahbangunan multiplex yang sesuai denganarsitektur art deco dan dapat mewakili cirikhas dari kawasan kota baru yang banyakterdapat citra arsitektur art deco sertabangunan arsitektur kolonia
<
LU
Bagaimana n>|lancang sebuah multiplek yang mampu
memenuhi tuntutan kegiatan hiburan yang berupa tontonan
dan kegiatan pendukung didalamnya untuk masyarakat kota
yogyakarta.
co
_>
CO
<_:
Q
_>
I—
co
66
CO
STUDI TENTANG CINEMA
<
<
7 <
CD
~
u_
_:
U —
<-z.
-
i— U
-1 <_:
<
CL_
JlPengelompokan massa bangunandengan betuk dasar, agar tidakmenciptakan suatu bangunan yangkakul dan luwes
ISTUDI KASUS
Penggunaan material danbentuk bangunan agarmencerminkan imejbangunan art deco
A
STUDI TENTANG FASADE ,BENTUK,MATERIAL BANGUNAN ART DECO
Orientasi fasade bangunan dengan lingklingansekitarnyaagar menjadikan bangjnanmerupakan ciri khas dari kawasan tei lebutl
^edej^e«11em
^
NY
ND
?N
V<
_^
V3
1A
•,
*n
j.Nh
2W
a°
NY
UW
33
J
*♦
tWW
V1?3>tt31A
♦*
OlQ
f
9h
v"a
mo
hv
ah
vv
^v
<ah
*x
4v
ln
li
ni
^i
av
u^
as
N^
Nn
^N
in
HV
**
V
*+
--VT
LV
^n
d
^ed
ej^e^
ije-n^
3S
VN
lV
_a
••
••
•
Vd
^sa
».f.♦
♦♦.♦*
"*
-t.♦
♦•.♦
♦•♦
_•
»*
••••••••"
nX
N
*•
•*
••
•••
••
•••••••
t>EN
GA
NV
EG
ET
ASX
t>A
NP
oS
IS
bAN
GU
NA
Nl_
EbX
H1X
NG
GX
nN
O.
JAL
AN
t>A
PM
ME
NG
UK
AN
GX
-fl-MGKM
KEbXSXNGAN
M£f
cUPA
KAN%
t>A£R
AHYA
NG
ME
MP
UN
YA
I♦feEblSlNGIA.N
Yan
g/"/
xn
c*gx
Yan
gM
EMfiS
i-qkA
NTR
EATM
ENT
YANG
fcE
felS
XN
GA
N
PE
lET
AK
AN
-_6
&fi
*A
,Sl.
tAN
G*
**
**
*t>
XS£
SU*X
VA
Nt>
£NG
AN
KEb
UTu
HA
N_N
I♦*
♦_b^
fcA
XIA
Nt>E
NGAN
JElA
SNY
AbA
lAS-
*<
♦*bAlAS
s£r£
t>AN
JUGA
SEbA
GX♦
:/
/
•B••
VE
GE
tA
Sl
*
c
A«>n
aI»•
&.a
Tap
ak
Wto
m
1O
NS
EP
PE
RA
NC
AN
GA
N
OR
EN
TA
SI
TA
PAK
Upr
enta
^iew
ta^k
pada
titikt
erten
tu&
Ara
hor
enta
sfta
pak
USU
LA
NSK
EM
AT
IK
Ore
ntas
iV
iew
tap
ak
&A
rah
Ore
ntas
ita
pak
Vie
wta
pak
diar
ahka
nke
jala
nsu
dirm
an,
men
giku
tita
pak
lingk
unga
nse
kiar
yang
men
gh
adap
keja
lan
sudi
rman
(Uta
ra),
oren
tasi
tap
akse
lain
men
gh
adap
jala
nsu
dirm
anju
ga
dior
enta
sika
nke
arah
jala
nF
ardi
nan
M.n
oto
(bar
at)
AN
AL
ISA
UN
GK
UN
GA
NSE
KIT
AR
Mel
ihot
mk
has
tap
ak
kaw
asan
seki
tar
USU
LA
NSK
EM
AT
IK
Mel
alui
cara
Ars
itekt
urko
ntek
stua
ld
en
gan
men
gam
ati
ore
nta
sita
paM
itik
mas
uk
tap
ak,z
on
ing
tap
ak,p
ola
sirk
ulas
itap
ak,b
entu
kta
pak
,Veg
etas
ita
pak
VJiGE
TASI
J^A
K^
Uu
un
any
Qfi
etiq
pta
peak
ling
kung
anse
kita
rte
rdap
atv
eget
asi
USU
LA
NSK
EM
AT
IK
veg
etas
ip
ad
ap
edes
tria
nm
emb
erik
anke
san
seju
kd
an
seb
ag
ai
tan
da
arah
,pel
etak
anv
eget
asi
pad
ase
kita
rta
pak
untu
kpe
nyej
ukb
an
gu
nan
dan
men
yar
ing
kebi
sing
an.
TITIK
MA
SUK
XA
RILU
A§TA
PAK
KEDA
LAM
TAPA
KT
i_tm
gsu
k_
3ar
ljp
laQ
jjta
ma
ked
ala
mta
pak
Titi
kk
elu
ar
dari
site
Titik
kel
uar
dar
isi
tem
enu
juja
lan
uta
rna
USU
LA
NS
KE
MA
TIK
Titik
masu
k&
Titik
kel
uar
tap
ak
Titik
mas
uk
&tit
ikke
luar
tap
ak
dib
edak
anan
tara
pej
alan
khak
id
an
ken
dar
aan
,unt
ukp
ejal
ankh
aki
mas
uk
&ke
luar
dar
iara
hja
lan
sud
irm
an,k
end
araa
nm
asuk
&ke
luar
dari
jala
nF
arid
anM
.Not
o
PO
LA
SIR
KU
LA
SIT
APA
K
SJku
la^iL
qjps
cppa
^ing
unan
US
UL
AN
SK
EM
AT
IK
Pen
gunj
ung
mas
uk
ked
alam
tap
akd
eng
ank
end
araa
nm
enu
jute
mp
at
park
ir.
Sirk
ulas
iyan
gm
enge
lili
ngi
ban
gu
nan
untu
km
emu
dah
kan
Pen
ceg
ah
an
keb
akar
an.
Sirk
ulas
ip
ejal
anka
kiy
ang
men
geli
ling
ib
ang
un
an,
yan
gd
ap
at
men
ikm
ati
citr
ab
an
gu
nan
BfiN
TUK
TAJtt
K|-
Bet
bent
ul^e
gi€m
pot
USU
LA
NSK
EM
AT
IK
Men
yes
uai
kan
den
gan
ling
kung
anse
kita
ry
ang
ber
ben
tuk
seg
iem
pat.
mem
perm
ud
ah
pel
etak
anb
ang
un
an.
Sk
<s^
ar'
to5
k<
S"o
a't
''ik
._
__
_-.
__
__
_._
_^_
AW
AL
ISA
>WSI
TE
KT
UR
SEK
ITA
R
MB
Iih
atclf
raar
site
ktu
rk
aw
asa
nse
kit
ar
USU
LA
NSK
EM
AT
IK
Mel
alui
cara
Ars
itekt
urko
ntek
stua
ld
en
gan
ESfET
IKA3
3^n
gc3m
aTpr
opor
stryt
hme,l
agam
,mat
eria
lban
guna
n,s
trukt
urb
ang
un
anse
kita
rU
SUL
AN
SKE
MA
TIK
Men
gk
on
tek
sp
erp
ad
uan
men
gam
ati
fasa
de,
ko
mp
osi
sm
assa
,es
teti
kapr
opos
i,ryt
hme,
laga
m,m
ater
ialb
angu
naas
truk
tur
untu
km
enja
dika
nse
bu
ahb
ang
un
any
ang
berc
itra
art-
deco
.KO
MPOS
ISMA
SSA
FASA
DE^
Bintuk
da£%
massd
lbang
unan
sekita
rFij
ade,
lind^
ngan
jgkita
rfas
adea
rsitekt
urkol
onial
USO
LAfl
SKET
vlATl
kd
anfa
sad
ear
site
ktur
Art
deco
Ben
tuka
nm
assa
yan
gda
rib
entu
kan
das
ary
ang
men
gal
ami
USU
LAN
SKEM
ATI
Kp
enam
bam
bah
and
anpe
ngur
anga
n,di
sesu
aika
nd
eng
anbe
tuka
nP
emak
aian
arsi
tekt
urar
tdec
ose
baga
ike
satu
an
LA
ND
EN
AH
TA
MPA
KP
OT
ON
GA
Nig
massa
art
-deco
Tia
ngb
end
era
atau
men
ara
seri
ngm
elen
gk
api
tam
pak
.M
emb
entu
km
assa
yan
gti
dak
sim
etri
s.K
ompo
sisi
mass
ase
lalu
ko
mp
ak.
Ser
ing
per
mai
nan
bid
ang
mu
nd
ur
yan
gse
imb
ang
,y
ang
mem
ber
ikan
kes
and
ala
mti
dakn
yab
ang
un
an.
Ben
tuk-
bent
ukg
eom
etri
sse
cara
utuh
seri
ngd
itu
ang
kan
dala
msu
sun
anm
assa
ban
gu
nan
mau
pu
nde
til-
deti
lo
rnam
enn
ya
UTJ
JTA
SPg
etak
pnIg
ngga
&lo
ntu
daru
rat,s
hatf
,rua
ng-r
uang
mes
in.
USU
LA
NSK
EM
AT
IK
Jalu
rK
elua
rdi
usa
hak
anse
pen
dek
mun
gkin
dan
dap
at
men
uju
luar
ban
gu
nan
.D
istri
busi
pint
uke
luar
jara
knya
jan
gan
terl
alu
dek
at&
mam
pu
men
am
pu
ng
ora
ng
ban
yak
Sha
ftut
ilita
sh
any
ad
iper
gu
nak
anun
tuk
jalu
rai
rd
an
pem
bu
an
gan
sert
aja
lur
listri
kR
uan
g-r
uan
gm
esin
dita
ruh
dib
ase
men
t
fasad
ek
aw
asan
sek
itar
BA
HA
NB
AN
GU
NA
N
M^g
kqnt
eQcl
enga
qpan
guna
nse
kitar
usul
an's
kem
atik
Bah
ang
lass
blo
ckte
rlih
atb
any
akd
igu
nak
anse
bag
ai
din
din
gata
uo
rnam
en.
Sed
an
gko
nstr
uksi
uta
rna
ad
ala
hb
atu
ditu
tup
ples
ter.
Gla
ssbl
ock,
mar
mer
,k
aca
dan
kayu
-kay
ud
igu
nak
anse
bag
ai
pel
eng
kap
inte
rior
nya
bah
an
terr
aso
dan
gran
itcu
ku
pp
op
ule
rp
emak
aian
ny
ase
bag
ai
fini
shin
g
STR
UK
TU
R
9ruk
turur
^ik
mas
iXbe
rkan
tal1
Stru
ktur
unT
ukm
ass
ab
eria
nta
l4
Str
uk
tur
un
tuk
basem
en
t
USU
LA
NSK
EM
AT
IK
Stru
ktur
untu
km
assa
ber
ian
tal
1m
eng
gu
nak
anp
on
das
ib
atu
kali,
den
gan
kolo
m-k
olom
pen
op
an
gy
ang
diil
etak
kan
dlru
aslu
arb
an
gu
nan
Stru
ktur
untu
km
assa
ber
ian
tal
4m
eng
gu
nak
anp
on
das
iti
ang
pan
can
g,
dan
men
gg
un
akan
po
lagr
idd
anri
gid
pad
ase
luru
hsi
stem
ban
gu
nan
3T
uD
O
Sk
e^
aric
pS
ke^
aii
k
BANGUNAN
MENGGUNAKAN
ARSITEKTUR
ART-
DECO
BANGUNAN
MENGGUNAKAN
ARSITEKTUR
KOLONIAL
m,
t>
EL
tN
EA
SI
KA
UA
SA
NS
Qt>
IKrt
AN
t>X
Ko
TA
fcA
£_
t><s
It^
<sa
*&>K
ato
a•&-
a*
*•»*^
»s_
j_
»«
u&
bE
NT
UK
TA
PA
Kd
XK
AU
AS
AN
^Ut>X
fcMAN
CEND
ERUN
GSE
GXEM
PAT
t>A
PAT
dXlX
HA
Tt>
ARX
Fo
To
Ut>
A£A
'*_
>'
_^_:
,;,rf
fe- ^f
ekjT
UK
£IT
SYA
M6%
AKAM
l^TK.
SM^A
MAK
AM5*
y5A
•B»
«K
.&S
MT
UK
£=
g£
l3M
PA
«T
«
♦Y
AM
<5
M^
MY
S^
UA
IK
AM
D3
SU
6A
UT
AP
AK
LIM
6K
UM
6A
M
EN1A
SITA
PA.K
LEfel
Mt>I
u"B)(rt
/*AN
*^\e
ja
lk
nsu
dX
r/m
/^n
/
.••"••<
,^enT
asx%
|apak
PAt>A
KAUA
SAN
'5utxR
MAN
,#ERo
RENT
ASX
K£PA
t>A-*
-_-*
-H•
SU
t>X
fcM
AN
•••••»
SXT
Eb
Eb
EN
TU
KSE
GX
EM
PA
TC
EN
t>£R
QN
G
MU
dAH
t>A
LA
MP
ElE
IAk
AN
bAN
GU
NA
N
orC
nta*
!"ta
pak
k£>
<Sn"
f"_k
tap
ak
ca
C^
Hp
Od
rrrA
SXK
KU
LASX
PAt>
AT
APA
Tt>
XK
AV
iASA
N
SUt>
XR
MA
NC
AN
MEM
PUN
YA
XPX
NTU
iER
bAN
Gfc
bUA
HSE
PER
TXA
RSX
TEK
Tjr
sL
TA
PAK
t>X
SQt>
XR
MA
N
ME
MX
lXK
XP
AG
AR
C£
Nt>
ER
UN
G
PE
Mb
AT
AS
\\
S
JAL
UR
PEM
AoA
MK
EbA
KA
RA
Nt>
AP
Ar
ME
NG
ElX
lXN
GX
bAN
GU
NA
N,A
GA
RbX
SA
ME
NC
AK
UP
SE
LU
RU
HbA
GX
AN
bA
NG
UN
AN
JA
LU
RK
EN
DA
RA
AN
JA
LU
RP
ED
ES
TR
IAN
/s
\
PE
Mb
AT
AS
TA
PA
K
y^
/.^
f5'"
S"
«*&
>
pa^
lrk|
*j>k
r7an
Men
uju
^SE
^1*T
EN
T^"
TTti
kM
_rsra
-W—
fe^
Kelu
ar
VE
GE
TA
SXt>
XK
AU
>ASA
NSU
t>X
RM
AN
CE
ND
ER
UN
GM
EN
UlU
fXbA
NG
UN
AN
,XN
X
JUGA
b£RF
UNG_
XME
NGUR
ANGX
SXNA
R
MA
TAH
AR4
t>AN
KgJ
»t§X
NG
AN
DE
NG
AN
VE
GE
TA
SX
t>A
NP
oS
XS
bAN
GU
NA
NL
EbX
HTX
NG
GX
t>A
RX
JAL
AN
dA
PA
TM
EN
GU
RA
NG
X
TX
NG
kA
TK
Eb
XS
XN
GA
N
_=
?
VE
GE
TA
SX
PA
t>A
TA
PA
K
ME
MbE
RX
KA
NK
ES
AN
SE
JUK
r>A
N
t,K
?KT
ME
NY
AR
XN
GK
EbX
SXN
GA
N
VEG
5TA
SXPA
t>A
PEdE
STrX
AN
t>A
ND A
LU
RK
EN
DA
RA
AN
ME
MbE
RX
KA
N
SUA
TU
KE
SA
NA
RA
HY
AN
GdX
TU
JU
Ve.
*e
Ta-s
'tia
pak
•p'
\m
oo
oo
oo
oo
oo
Kaw
asan
flri
vat
hfrh
^»at
inip
tMak
^dp
*«lia
ks«.
«s-
e-p-
e-nu
hxya
^>U-
H
kk
^-
hi
bu
itu
Kk
an
k^t^
naK
^an/
K/iS
lfe^v
'̂atk
ah.
t^-
axJ
l^T
fcp^w
Jf
Oo
^
oo
Kaw
asa
ns-e
-i-K/
pH
vat
,yan
<^
ihta
na
fK^
htt
?utu
Kk
a>4^
-^/k
itk^
t^-h
-an^
ah-^
t-e-
tap
<s|
a^at
Aw&
A&y*
.t>\
-e-\
v^
^^
ta<
i;^
it^
hL
^atk
a>
.k
an
tr^
^^
h.^
^l^
la;^
-«-r
pu
«ta
kaa
i
Kaw
asan
^ut?
li*>
^.ju
ana
A&
fak
^jia
ks^-
s<?
U-k
s-e-
hoia
^^
^u
n^
^/t
^h
u^
atr
kan
l^bb
y^h
.inF
^h^K
asi^
^nju
alaK
ti
k^
t
.Sit
e
nec4rv\»uie^s>^<=>_L
*S,u^t|X
^
V31IS
Nv
uai^
ns
07
3<
li3
Van
j.*3
U„M
NV
NT
ON
V1
^J.1
7a
~I^1
NC
?-|0
^2
PX
*3
X1
S_
V
N3
HN
VN
JJ-S-N
-^g
i_
0-3
31
-1_
v_
n1
v'siu1
sa
•*v
N
3H
31
1N
1
aru^sxisa^w^N
P^Nai^
QW
O,
WN
TO
W1
°73
<i-j.3
van
a^
aais
a^
NV
>V
NP
93
N3
y»
-v
5N
VX
NV
N0
5M
f<J
1
• I I 1 1 » % \
Ko
MP
oS
XS
XM
AS
SA
PA
dA
bA
NG
UN
AN
KA
UA
SA
NS
UX
dXR
MA
N
\% %
JEG
XP
EM
bE
NT
UK
MA
SS
A
••
:
-^fc
Al
IN^
GU
NA
ND
XK
AV
iAS
AN
'CK
t>X
RM
A-t
f*^
-**
.»*
"
Xt>
£b
/EN
TU
KA
NM
AS
SA
._M
B8f
\ITIK
PLA
ZASE
BAG
AI
PEN<
jl<AT
Ko
MP
oS
XS
XM
AS
SA
KoT
AK
PE
RS
EG
XM
EN
GK
oN
TE
KS
dAR
X
bA
NG
UN
AN
SE
KX
TA
R
b^i"t
ukan
^uba
lTa^
ma-s
*arr
th^
bCN
TU
KA
NM
AS
SA
\M
EN
GA
lAM
X
•yPE
NG^R
ANGA
N^Et
^AM
bAHA
N£
>.\
bent
uk.
TeiT
iTas
Yan
g-X
M.^
_Ti«j
._naK
a>o
adal
ahto
ar^a
atau
toarn
aala
^n
pa-f
r+el
op
i•&
f
feA
HA
Nt>
AN
MA
TE
RIA
LY
AN
G
ilGON
AKAN
Qtfl
ltfN
YA
MAT
ERIA
L\t
AC
At>
AN
fc-E
To
NfL
ES
TE
fc
bA
NG
UN
AN
&E
£A
t>A
GA
kt>
tfE
fcT
EG
AS
OL
EH
feE
NT
UK
AN
Ko
Lo
Mt>
AN
ME
MIL
IKI
AT
Af
t.r\
Nt>
AfA
T
t>I
LA.
L0.
IK
EN
t>
A£
AA
N
Fa-&
a^<s
&M
at<S
r'ial
feah
^uha
h m
LILi
bA
NG
UN
AN
rt_
5\_
LA
ND
bA
KE
RY
DA
Nb
AN
GU
NA
Nb
AN
KM
EG
A
ME
NG
GU
NA
NK
AN
AR
SIT
EK
TU
R
CA
MP
UR
AN
AR
TD
EC
oD
AN
Kcp
Lo
NIA
lT
ER
LlH
AT
dA
RI
fE
RM
AIN
AN
blD
AN
G
GE
oM
ET
RlS
NY
A
1'
1.1,1.
1.;
fi'
!1
\I
\1
I!th
i':
V"
*.
|
fER
PA
dU
AN
SE
GIT
IGA
t>A
NS
EG
I
EM
fA
TM
EM
bU
AT
HA
RM
oN
ISA
SI
t>E
NG
AN
bA
NG
UN
AN
YA
NG
bE
RA
DA
DI
LI
KU
NG
AN
v*
._1
1__i
__fr
'Mft
*_
__
i^3
..n
<«
£&
PE
MA
KA
IAN
V^«r[
ia-V
iAR
NA
4a*i
^
-li'v
jtna
lta'
n«a
da
iar,
to
ar^
apa
-&"T
(sl
aia
uw
ar
na
al
a"
*itro
Pii
PoS
SATfA
DAN
bJP
*ff
~t>
AN
MA
TE
RIA
LY
AN
G
DIG
UN
AK
AN
UM
UM
NY
AM
AT
ER
IAL
KA
CA
DA
Nb
ET
cN
fLE
ST
ER
bENTUKAN
PoS
SATfAM
YANG
MENGIKUTI
bENTUK
bANGUNAN
dan
Terletak
fA
da
fin
Tu
Masu
k
bA
NG
UN
AN
Fa-&
ad<s
fctfa
t<sr
'ialte
>a*
«^uha
*
ME
NA
RA
ME
RU
PA
KA
NC
ER
MIN
AN
8 *
M^
BIT
Ek
TU
RA
RT
d£
Co
bA
NG
UN
AN
bM
shc
bT
NM
ER
UP
AK
AN
YA
NG
MU
RN
IM
EN
GG
UN
AK
AN
CIT
RA
AR
SIT
EK
TU
RA
RT
dE
Cc\
HA
NY
Ab
AG
IAN
EN
TR
AN
CE
SA
JAY
AN
GD
ISE
SU
AIK
AN
DE
NG
AN
bA
NG
UN
AN
SE
KE
lIlI
NG
NY
A
::ss
ffii
m
PSM
AK
JAI^
NM
ATE
RIA
LPA
dAbA
NG
UN
AN
bA
NK
bT
NJU
GA
SE
SU
AI
DE
NG
AN
CIR
I
AR
SIT
EK
TU
RA
RT
D£
Co
£
Oas
85
35
=r*
fa*_
a^etM
ate
r'ia
l^a^
«^j*
a*
p
EN
TR
AN
CE
PA
dA
VU
SM
AH
AR
To
No
Terle
tak
pad
aT
en
gah
bA
NG
UN
AN
2_
bA
NG
UN
AN
UIS
MA
HA
RT
of
V^
k.
Ni/
*I
iNl
_K
ll
_T
Mk1
Y_
^C
Nlr
sC
P/
nIo
ps
DA
NP
O/V
lN
oU
iN
AIN
L/V
ilN
JN
1/\
Ct
FN
Dfc
lCU
i^o
It*
u>
f*
AR
SIT
EK
TU
RK
oL
oN
IA
LM
AT
ER
IAL
YA
NG
DIG
UN
AK
AN
ME
MA
KA
I
bE
To
NP
LE
ST
ER
§
iBlf
ri
Fa^
a^
etM
aT
firi
alb
ah
iuh
an BS
D
•l-
fc_
_•_
__
__
£it_
^p
lan
jala
K^
iMir
hta
h.
£3
XK
ulA
£I
KS
MP
AK
.AA
M
V ^£3
XKUL
A£I
PiSjA
LAU
KHAK
I
p^K
^^ai
^uK
^an
^e-^
aKalt
^H
vati
F1
^an
<4e
-H.a
kal
t-e.
r-h.
atiF
2.
0-&
ula
^fc
fatt
<2
rht>
e>
naU
-a-^
IA-r^
*(X
\?i_
ne^p^^e^jjenjip'^•eir'^Jis
V^T
M-ilfm
*M
&ye£
•-_
_r
••
•
Ixvhxhvivr^
i^vinx_i$^
wv
v^
vo
h-sx
i^v
inx
-ai^
ueun^»^e<q
^ejep
ipi^
ein^
ji^
n4
^e*
,v\yg
y*e
A"H'r?r*rrM
4-|-sr^TM-a--m
W^
V
7[r\t>
w-m
^|^->|
ti^^
aa
"^eyrcM\v
\\\\a-v
\\?T
8xrr\i\$
ItoT£'
to?f
?
<
WW
W_W
1W
"•
•v?
\KeA
\w
•m
NV
^v
xv
<a^
x
vA
vh
v<
a
nix
v/A
vd
v<
)
•an
vi^
xs?h
va_
xn
irin
^siH
vsi
9h
vn
_
XO
XO
J-
•*Q
£Q
A+~**
hv
xx
xv
i+£
11
a
//
%DD
=i.
D
1D
xa
*#iiii«
\
4^-m
-^vS&
M'eL
If»i-
^1
"i
l^s?
hn
-s»"a&
«=
s"ao
7
»»i•
i•
i
c1
-as?
v~i<2<
jh
vx
vh
ns?s?h
s^
hv
a<
3ls?i:a
:aru
_x
nx
L£
vh
viv
cv
hv
xv
hn
p^
^d
ic
9N
VA
*.
'an
j.x
n^
i.^
iiii•ii»i
He<xrvv^e<3
u^e|_•p^»^pn
J>»Utuc52
<a^<3-ix
vi-^V
s^v-?
r^si.h
*4
s^VS?
rA<3flO"iN
VX
i-V^W
^ia
v«
_IAA
-J*Hi.V
Si.h^X
VlV
d^Si-Idr9
Nfifh
ns?h
sdv
ny
is^$
&$
\iiai-V
dV<3
XV
«3
Ii.5
>N
VA
'i-VA
I__
^V
^V
MV
X
^£
aN
vv
xv
i.sn
__
s_
^V
S*
«^V
"l^%X
^51
HV
S1
MVXi_V_lA-£i.l<3
VA
\"lV£X
l/i9M
V^<2M
VI9
V«
»*
<?=S<?XV
I<3V
-VdV
<3
VM
Vl*l<
3
0M
VA
1V
AI_
_1
1A
*«
hV
^V
AA
VX
£/
Li
Ur-^^
\v/»vy
VJ
c_
i.
&M&A
M&VX)&M
&J\VsX\Ay\\-9->
[A^
fr'H-VJMf&
M'm
i±
oo
-ay
^av
AY
iyy^-^
A'e
&A
1[0
ayan
gan
mat
ahar
ipad
apu
kul1
0.30
Uns
ur-u
nsur
pem
bent
ukm
assa
dari
bang
unan
men
gkon
teks
dari
unsu
rm
assa
dika
was
ansu
dirm
anya
ngm
empu
nyai
bent
ukan
kom
posis
im
assa
berb
entu
kko
la,
pena
taan
mas
saba
ngun
anm
engg
unak
anpo
lacl
uste
raga
rm
emud
ahka
npe
leta
kan
mas
sab
an
gu
na
n
Pert
etak
anm
assa
ente
ranc
em
enye
suai
kan
be
nt
uk
an
bang
unan
yang
bera
dadi
kaw
asan
sudi
rman
Peng
guna
anat
apse
gitig
am
erup
akan
ciri
khas
bang
unan
yang
ber
ada
dika
was
ansu
dirm
an
Ore
ntas
imas
saba
ngun
anm
enuj
uja
lan
sudi
rman
men
yesu
aik
an
den
gan
ore
nta
si
ban
gu
nan
yan
gla
ind
ikaw
asan
jala
nsu
dir
man
np
er
Silte
piar
ipad
ape
ngem
bang
ande
sain
gaa
ss&fe
11\i
__
__
__
_b
__
_B
_l_
h^_
_rf
B_
Md
_b
Hd
flb
iifl
iMfc
«4
flh
wfl
Mh
*JM
bi<
d
Site
plan
pada
prap
eran
cang
sn
•L
uas
ansi
te:
11.8
25m
2
Luas
awal
site
terb
angu
n:70
91m
2Lu
aspa
dape
ngem
bang
ande
sain
:551
9.03
m2
Lua
sP
arki
rlua
r:32
40.4
4m
2
BC
:46
.6%
Ada
nya
peru
baha
nbe
ntuk
pada
peng
emba
ngan
desa
inya
itu:
•Pe
nem
pata
npi
ntu
mas
ukpe
desta
rian
sem
ula
tidak
dipo
jok
bang
unan
pad
ap
en
gem
ban
gan
desa
ind
ileta
kan
pad
apo
jok
site
ber
gu
na
men
amb
ahm
enar
ikp
erh
atia
n.
•Pe
nata
anpa
rkir
outd
oord
anta
xiw
ay
Lap
eg
ipe
er.
•Si
rkul
asip
ejal
ankh
akid
ansir
kula
sike
ndar
aan
dipi
sahk
anm
ela
lui
per
bed
aa
nke
tin
gg
ian
da
npo
lasi
rkul
asi
yang
mel
ingk
arm
enge
lilin
giba
ngun
and
isesu
aik
an
den
ga
nko
nsep
aw
al
•Po
lasi
rkul
asik
enda
raan
men
gkon
teks
pola
sirk
ulas
ipad
ab
an
gu
na
nd
ika
wa
san
sud
irm
an
yan
gd
ima
na
ara
hm
asu
kd
an
kelu
ar
dib
ed
aka
n
•Pe
rleta
kan
pos
satp
amju
gam
engk
onte
kska
was
ansu
dirm
and
ima
na
dileta
ka
np
ad
am
asu
k
•P
erle
taka
npo
hon
pale
mju
gabe
rgun
ase
baga
ipe
nedu
hju
gam
eru
pa
ka
np
en
eg
as
ba
tasa
nsit
eru
mp
ut
seb
ai
pen
utu
pta
na
h
•Si
tedi
leng
kapi
deng
anpa
gar
pem
bata
sda
nne
onbo
xyan
gdi
man
am
erup
akan
bagi
anm
engk
onte
ksda
rika
was
ansu
dirm
an
Bas
emen
t1m
erup
akan
area
serv
isda
npa
rkir
kem
dara
anya
ngju
gab
isa
dia
kses
ole
hp
eng
un
jun
gun
tuk
men
uju
lobb
y,ru
ang-
ruan
gpe
nunj
ang
yan
gb
era
da
did
ala
mn
yaa
nta
rala
in:
LGud
ang
2.K
antin
Kar
yaw
an3
.Dri
vera
rea
4.Lo
adin
gdo
ckba
rang
Hi
Area
serv
is
Lua
san
base
men
t1:4
29
4,7
4m
2D
aya
tam
pung
mob
il:11
4m
obil
Bas
emen
t2m
erup
akan
area
serv
isda
npa
rkir
kem
dara
anya
ngju
ga
bis
ad
iak
ses
ole
hp
eng
un
jun
gun
tuk
men
uju
lobb
y,ru
ang-
ruan
gpe
nunj
ang
yan
gb
era
da
did
alam
ny
aan
tara
lain
:
IGud
ang
2.R
.ME
E
3.R
.Gen
set
4.R
.Pom
pa5
,RC
hff
ler
61oa
ding
dock
sam
pah
7.D
rive
rAre
a
HA
rea
serv
is
Lua
san
base
men
t2:4
29
4,7
4m
2
Day
ata
mpu
ngm
obil:
113m
obil
X2
\m
peran
can
gan
I.f.
:__p
*•:
si,*
*_
_w
A
1 1;
.
••d
riH
Hi
Pap
\\.
....
__
**•-
H
*•
•*
,X
*$
*w
*.™
*^-
ttK
Peng
emba
ngan
desa
in"
.ca
.
£a
»im
LTD
'•
»*
•*
q=
fuca
FU
Ada
terd
apat
peru
bah
anan
tara
peng
emba
ngan
desa
inda
npr
aper
anca
ngan
desa
indi
kare
naka
npo
latat
aru
ang
pada
prap
eran
cang
ande
sain
kura
ngefe
sien
dan
juga
terda
patt
angg
ada
rura
tpad
aten
gah
bang
unan
Are
ase
rvis
dan
tang
ga
Lap
1p
era
n©
.
?f!
!.*<
•<•
Sf«
'
Ho
i»
•"»
«.>
*
**\
__
_b
P_
__
M
Pt§
p*
T^
'•'•Jv
*
ILa
ntai
dasa
rbe
rfun
gsi
seba
giar
eaPu
blik
dan
seba
gai
area
Pene
rima
peng
unju
ngge
dung
mul
tiplex
yang
dapa
tdia
kses
sem
uap
en
gju
ng
ged
un
gad
apun
ruan
g-ru
ang
bera
dadi
dala
mny
aan
tara
lain
:
Hob
by
2.T
iket
Box
3.R
etai
l
4.C
afe
S.R
.Ref
eren
si
6.F
oo
dC
ou
rt
7.R
.Pen
gebl
a8.
Gam
ece
nte
r
Rua
ng-R
uang
yang
bers
ifatp
rivat
anta
rala
in:
1.Lo
bby
Vip
2.R
.Pen
gelo
ia
Rua
ng-R
uang
yang
bers
ifats
emip
ublik
anta
rala
in:
IRR
efer
ensi
Rua
ng-R
uang
yang
bers
ifatp
ublik
anta
rala
in:
ICafe
2.Lo
bby
3T
iketB
ox
4.F
ood
Cou
rt
5.G
ame
cen
ter
HA
rea
serv
isdan
tang
ga
La
peran
pen
nean
gan
°/_
(_
^Jp
uo
n. El
Peng
emba
ngan
desa
in
£3
.
Pada
Pen
gem
bang
anad
ape
ruba
han-
peru
baha
npo
lata
tale
tak
ruan
gd
ima
na
pu
sat
keg
iata
nti
da
kd
ipu
satk
an
seka
lig
us
da
np
ad
ap
en
gem
ba
ng
an
desa
inkeg
iata
nd
ipu
sa
tka
nseka
lig
us
'V( ViJ
)J
peran
eU
\B}
„♦J
»*
ILa
ntai
2be
rsifa
tse
mi
publ
ikdi
man
apu
sat
kegi
ataa
nut
arna
bang
unan
inibe
rada
diia
ntai
2,ru
ang-
r_an
gpe
nduk
ung
anta
rala
in:
1.Te
athe
rkap
asita
s20
02
buah
2.T
eath
erka
pasi
tas1
002
buah
3.Te
athe
rkap
asita
s50
2bu
ah
Rua
ng-R
uang
yang
bers
ifatp
rivat
anta
rala
in:
LL
obby
Vip
2.T
eath
erka
pasi
tas5
0
Rua
ng-R
uang
yang
bers
ifats
emip
ublik
anta
rala
in:
1.T
eath
erka
pasi
tas2
002.
Tea
ther
kapa
sita
s100
Lua
san
lant
ai2
:33
31
,33
m2
Are
aser
visd
anta
ngga
Lap
inp
eran
© VJ_
7<Sl
cy ©ei
Lant
ai3
bers
ifat
sem
ipu
blik
dim
ana
pusa
tke
giat
aan
utam
aba
ngun
anin
iber
ada
diia
ntai
2,ru
ang-
ruan
gpe
nduk
ung
anta
rala
in:
1Tea
ther
kapa
sita
s20
02
buah
2.Te
athe
rka
pasi
tas
100
2bu
ah
Rua
ng-R
uang
yang
bers
ifats
emip
ublik
anta
rala
in:
1.Te
athe
rka
pasi
tas
200
2.Te
athe
rka
pasi
tas
100
Lua
san
lant
ai2
:26
34
,57
m2
Are
ase
rvis
dan
tang
ga
peran
ean
oan
DC@
ffii_
x_pT
_jip
ak
Dal
amus
ulan
2al
tem
atif
diha
silka
nse
buah
tam
pak
yang
men
cirik
anarsit
ek
tur
art
deco
dik
aw
asan
su
dir
man
i
Lap
eg
np
±?
US
3.
fiB
$3
,
Tam
pak
bang
unan
mer
upak
anci
traar
sitek
tura
rtde
com
elal
uip
en
deka
tan
Arsit
ektu
rko
nte
kstu
al
terh
adap
kaw
asan
sudi
rman
,se
suai
deng
anko
nsep
awal
Citra
bang
unan
dido
min
asio
leh
cirik
hasd
arib
angu
nan-
bang
unan
yang
bera
dadi
kaw
asan
sudi
rman
,ini
dapa
tdi
lihat
yaitu
:
1.A
dany
am
enar
aya
ngm
erup
akan
ciria
rsite
ktur
artd
eco
juga
meru
pa
ka
ncir
ia
rsit
ektu
rb
an
gu
na
nd
ika
wa
sa
nsu
dir
ma
nya
itu
ba
ng
un
an
Ba
nk
Ta
bu
ng
an
neg
ara
2.A
tap
segi
tiga
pa
da
ba
ng
un
an
yan
gm
eru
pa
kan
ciri
arsitektu
ra
rt
deco
ya
ng
bera
da
dika
wa
sa
nsu
dirm
an
pa
nya
ng
bera
da
dik
aw
asa
nsu
dir
ma
n
yaitu
bank
BTN/
Bank
Meg
a.To
kobu
kuG
ram
edia
Peng
guna
anm
ater
ial,
warn
am
engk
onte
kda
rika
was
ansu
dirm
ani
-War
nadi
ndin
gkr
em
- War
nam
enar
apa
stel
-War
naat
apco
klat
kem
erah
anda
nm
engg
unak
ange
nten
gl
Lap
era
np
era
n̂m
mli
TS
'i
*_
?Q
JgM
jWLj
fc-'
Bsm
tang
ise
dik
it
ata
uI
d
%ng
gum
Penv
alur
abSit
tin
go
il©
Iu©
oara
ap
am
mm
cran
gain
ire
n
;kan
ini
dap
atrc
sein
gtira
na-
'ru
ang
yan
gfc
arad
a
rmsn
g«
a«
ang
wan
gsa
mpa
tfy
asal
p8
Lap
ei
mm
OT
ipdm
iidal
hda
lam
Mak
anpa
dasa
ftya
ngte
ote
feir
dil
aS
an
a§
im
yd
a:
pin
io
itrili
uu
eo
uej@
du
I..i.j!aTirT»'!ijjil!!i;ljill'i':
-*i>*-"
*'*"V•
'•';
...••'"
>•-
Subji©o§
®§|t®
dg5fjiapsjfiueru
po
i
SSWB
-fetfSSi?.-<**?C
££S?
.,-r-f-v
.."
jt-A*r
'JL^
Hi
•=85525?^
W0Q0g
SBP«JB
)|J1Sip®JSU
Bf.jn©^
1
(85)jwp@
jtery
po
^ei
jsopeoiUi,j@
p©p|f
jDd
p®
ip_
/8§
i
f
11 IT
!"
'I—
-.U
"
\\-vV.•.
••••••
*£''>
'ess
*8"*
v1
1••",.••
'/•
lira
ffl
pojO
Ko
po
jokn
ya
,fn
iir
nntu
koi
i®m
pirn
dala
mpa
nyat
ania
ltan
pada
wak
fyk®
M
bail
iT
eat
0
lefs
apid
ah
aran
in
g'
yto
ap
qg
np
eran
ean
qan
w[
Pw
wbm
W.
>
r>^
\i
^
laop
naff
iMum
md
ng-
fc©
nb
an
fl
sdan
nanf
inya
bang
unan
ird
ap
at
sia
wa
ki
1-o
Ir1
kh
as
a-ra
it.k
tuart
d@
e©d
ilaw
asai
su
di
rii
!
*m
Lap
feg
np
eraii«
,,f^
O<̂
sa