Upload
parlinggoman-lumban-gaol
View
239
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 kisi-kisi tesis
1/41
IMPLEMENTASI PENGANGKATAN DALAM JABATAN STRUKTURAL
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG
Suatu Studi tentang Pengangkatan dalam Jabatan Struktural bagi Eselon II dan III
yang menjadi Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
A. Latar Belakang Masalah
1. Implementasi Undang-Undang omor !" #ahun "$$% tentang Pemerintahan Daerah telah
memberikan kesempatan luas bagi daerah& khususnya kabupaten'kota untuk mengurus rumah
tangganya sendiri menurut asas otonomi yang diarahkan untuk memper(epat ter)ujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan& pemberdayaan dan peran serta
masyarakat.
". *leh karena itu& di era globalisasi yang sarat dengan tantangan& persaingan& perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta untuk men(apai e+ekti+itas dan e+isiensi dalam penyelenggaraan
tugas pemerintahan& tidak ada alternati+ lain ke(uali peningkatan kualitas pro+esionalisme P S
yang memiliki keunggulan kompetiti+ dan memegang teguh etika birokrasi dalam memberikan
pelayanan yang sesuai dengan kepuasan dan keinginan masyarakat.
!. Dalam rangka me)ujudkan pro+esionalisme dimaksud& langkah yang paling penting dan strategis
untuk dilakukan adalah melalui pembinaan kepega)aian terhadap P S& karena P S sebagai
unsur aparatur negara& abdi negara dan abdi masyarakat merupakan sumber daya aparatur yang
menjadi penggerak dalam pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan.
%. Pembinaan terhadap P S yang diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintahan
dan pembangunan se(ara berdaya guna dan berhasil guna dilakukan berdasarkan pada sistem
karir dan sistem prestasi kerja. amun sistem yang dipakai dalam UU omor %! #ahun 1,,, bukan hanya sistem karir dan bukan pula hanya sistem prestasi kerja tetapi adalah perpaduan
antara sistem karir dan sistem prestasi kerja.
. Untuk menjamin manajemen dan pembinaan karir P S& maka jabatan yang ada dalam organisasi
pemerintahan baik jabatan struktural maupun jabatan +ungsional merupakan jabatan karir yang hanya
dapat diisi atau diduduki oleh P S. Dalam pengangkatan P S pada jabatan struktural& a(uan yang
dijadikan pedoman oleh Pemda adalah Peraturan Pemerintah omor 1! #ahun "$$" tentang Perubahan
tas Peraturan Pemerintah omor 1$$ #ahun "$$$ tentang Pengangkatan Pega)ai egeri Sipil DalamJabatan Struktural dan sebagai peraturan pelaksanaannya Kepala /K telah menetapkan Keputusan
1
8/17/2019 kisi-kisi tesis
2/41
Kepala /K omor 1! #ahun "$$" tentang Ketentuan Pelaksanaan PP 1$$ #ahun "$$$ tentang
Pengangkatan P S dalam Jabatan Struktural sebagaimana telah diubah dengan PP omor 1! #ahun
"$$".
0. Di dalam PP omor 1! #ahun "$$" tersebut& dinyatakan bah)a persyaratan untuk dapat diangkat
dalam jabatan struktural adalah
a. berstatus Pega)ai egeri Sipil2
b. serendah-rendahnya menduduki pangkat 1 3satu4 tingkat diba)ah jenjang pangkat yang
ditentukan2
(. memiliki kuali+ikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan2
d. semua unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam " 3dua4 tahun
terakhir2
e. memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan2 dan
+. sehat jasmani dan rohani.
Disamping persyaratan sebagaimana dimaksud diatas& Pejabat Pembina Kepega)aian Daerah juga
perlu memperhatikan +aktor senioritas dalam kepangkatan& usia& pendidikan dan pelatihan jabatan dan
pengalaman lainnya yang dimiliki& agar pelaksanaan pengangkatan dalam jabatan struktural dapat
berjalan lebih objekti+.
5. amun& persyaratan se(ara normati+ tersebut& pelaksanaannya terkadang kurang menjadi perhatian
beberapa Pemda Kabupaten'Kota di Indonesia& tidak terke(uali di Kota Singka)ang. /erdasarkan
pengamatan Penulis& dari beberapa kebijakan daerah yang menyangkut manajemen kepega)aian di
Kota Singka)ang pas(a Pilkada "$$5& pelaksanaan pengangkatan P S ke dalam jabatan struktural
belum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku karena mengabaikan +aktor-+aktor
+ormal dan mengabaikan penilaian se(ara objekti+. Se(ara normati+& aturan main tentang proses
penataan kepega)aian khususnya pengangkatan P S dalam jabatan struktural telah di desain
sedemikian rupa dengan menganut model merit sistem yang mengedepankan aspek-aspek seperti
pro+esionalisme dan non politis& tetapi dalam prakteknya& proses pengangkatan dalam jabatan
dimaksud tidak terlepas dari kebijakan kepala daerah.6. Kebijakan kepala daerah dalam hal ini& dapat terjadi karena adanya hubungan emosional seperti
hubungan keluarga& ka)an akrab dan teman baik& yang bersumber dari Parpol pendukung& #im
Sukses yang me)akili dari organisasi etnis& kalangan bisnis dan lebih dari itu juga melibatkan
jaringan birokrasi didalamnya.
9. /erdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan sebelumnya& Penulis menjadi tertarik untuk
melakukan penelitian tentang pengangkatan dalam jabatan struktural di lingkungan Pemerintah Kota
Singka)ang& karena mun(ul +enomena baru tentang pengangkatan P S dalam jabatan struktural yang pelaksanaannya belum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2
8/17/2019 kisi-kisi tesis
3/41
B. R ang L!ngk " Masalah
Implementasi pengangkatan dalam jabatan struktural berdasarkan peraturan perundangan-
undangan yang berlaku dan dibatasi pada implementasi pengangkatan dalam jabatan struktural
Eselon II dan Eselon III yang menjadi Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah 3SKPD4 pas(a
Pilkada "$$5.
#. Per $ san Masalah
“Bagaimana Implementasi Kebijakan Pengangkatan dalam Jabatan Struktural di Lingkungan
Pemerintah Kota Singkawang Pasca Pemilihan Kepala Daerah 2 !"#
D. T % an &an Man'aat Penel!t!an
(. T % an Penel!t!an
/erdasarkan perumusan masalah tersebut& maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
a. 7endeskripsikan proses pengangkatan dalam jabatan struktural di lingkungan Pemerintah
Kota Singka)ang.
b. 7endeskripsikan +aktor-+aktor yang mempengaruhi kebijakan kepala daerah terpilih pada
pengangkatan dalam jabatan struktural di lingkungan Pemerintah Kota Singka)ang.). Man'aat Penel!t!an
dapun man+aat dilakukannya penelitian ini adalah
a. 7an+aat #eoritis
a4 Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan kontribusi berupa konsep-konsep
pemikiran pada pengembangan Ilmu dministrasi egara terutama yang berkaitan dengan
kebijakan publik.
b4 7enambah khasanah keilmuan dan dapat dijadikan sebagai salah satu re+erensi bagi penelitian lebih lanjut tentang implementasi kebijakan pengangkatan dalam jabatan
struktural.
b. 7an+aat Praktis
8asil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa saran dan pemikiran
kepada Pemda dalam implementasi kebijakan khususnya pengangkatan dalam jabatan
struktural agar pelaksanaannya lebih mengedepankan prinsip pro+esionalisme sesuai dengan
kompetensi& prestasi kerja dan jenjang pangkat sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
3
8/17/2019 kisi-kisi tesis
4/41
E. T!n%a an P staka
(. I$"le$entas! Ke*!%akan
a. Implementasi kebijakan berangkat dari konsep kebijakan publik 3publi( poli(y4. Kebijakan publik
se(ara garis besar men(akup tahap-tahap perumusan masalah kebijakan& implementasi kebijakan
dan e9aluasi kebijakan. b. 7enurut #homas :. Dye dalam Subarsono 3"$$0 "4 menyatakan& “Public polic$ is whate%er
go%ernments choose to do or not to do 3 Kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh
pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan 4.
(. nderson dalam #a(hjan 3"$$0 104 mengemukakan bah)a& “Public policies are those policies
de%eloped b$ go%ernmental bodies and o''icials#& 7aksudnya & kebijakan publik adalah
kebijakan-kebijakan yang dikembangkan oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah.
d. ;ebih lanjut #a(hjan 3"$$0 ,-1$4 mengemukakan langkah-langkah yang dapat diambil oleh para pengambil kebijakan untuk meningkatkan kualitas desain kebijakan dalam rangka memperlan(ar
pelaksanaannya adalah sebagai berikut pertama & pengambil kebijakan harus menjelaskan
tujuan-tujuan dari kebijakan dan urutan relati+nya dengan (ara yang sejelas mungkin. Kedua(
kebijakan harus didukung se(ara implisit atau eksplisit oleh teori kausal yang layak dalam
kaitannya dengan mengapa langkah-langkah yang diambil dalam kebijakan tersebut dapat
diharapkan meme(ahkan masalah yang dihadapi. Ketiga( kebijakan harus memiliki alokasi dana
yang (ukup agar berhasil dalam pelaksanaannya. Keempat & kebijakan harus disertai dengan
prosedur-prosedur yang jelas yang harus ditaati oleh agen-agen pelaksana pada saat mereka
melaksanakan kebijakan tersebut. Kelima( tugas pelaksanaan ini harus dialokasikan pada sebuah
badan yang memiliki pengalaman dan komitmen yang rele9an.
e. Selanjutnya
8/17/2019 kisi-kisi tesis
5/41
h. 7enurut =rindle dalam Soli(hin bdul
8/17/2019 kisi-kisi tesis
6/41
". 7utasi2 adalah alih tugas di mana seseorang ditempatkan pada tugas baru
dengan )e)enang& tanggung ja)ab dan penghasilan yang relati+ sama dengan
jabatan lama atau alih tempat di mana se(ara prinsip& sama dengan alih tugas
hanya pada hal yang kedua ini& se(ara +isik& lokasi tempat kerja yang berbeda
dengan sekarang.
!. Demosi2 berarti bah)a seseorang karena beberapa pertimbangan
mengalami penurunan pangkat atau jabatan dengan tanggung ja)ab dan
penghasilan yang lebih ke(il.
d. Sedangkan dalam PP omor 1! #ahun "$$" tentang Perubahan tas PP omor 1$$ #ahun "$$$&
disebutkan bah)a jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas& tanggung
ja)ab& )e)enang dan hak seorang P S dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi negara.
e. Pengangkatan P S dalam jabatan struktural antara lain dimaksudkan untuk membina karir P S
dalam jabatan struktural dan kepangkatan yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan harus mempertimbangkan +aktor-+aktor
ke(akapan& senioritas& keahlian dan latar belakang pendidikan.
+. Selanjutnya& kepala daerah juga dapat melakukan (ara-(ara lain untuk menentukan
pengangkatan dalam jabatan struktural& sebagaimana konsep ?strategi penunjukan@
)appointment strateg$* /arbara =eddes 31,,% 1%!-1%%4 yang dapat dikelompokkan dalam %
3empat4 tipologi yaitu
1. Dilakukan melalui penunjukan langsung yaitu (ara pengangkatan seorang pega)ai ke
jenjang jabatan pemerintahan yang dilakukan se(ara langsung oleh kepala daerah terpilih.
Penunjukan ini didasarkan pada 14 kompetensi 3teknokrat4 dan loyalitas 2 atau "4
didasarkan pada pengaruh kekuatan politik dan balas jasa2
". Dilakukan melalui in+ormal meritokrasi yaitu pengangkatan dilakukan melalui suatu (ara
yang mengakomodasi kepentingan kekuatan politik dan koalisi pejabat eksekuti+2
!. Dilakukan melalui saluran resmi 3+ormal4 yaitu pengangkatan dilakukan melalui unit-unit
yang telah dibentuk se(ara resmi& 3dalam hal ini /aperjakat dan /adan Kepega)aianDaerah4 yang didasarkan pada prinsip-prinsip merit s$stem+
%. Dilakukan melalui saluran tidak resmi 3in+ormal4 yaitu pengangkatan dilakukan melalui
jalur-jalur di luar unit yang dibentuk se(ara resmi& misalnya saluran patronase.
g. Selain pengelompokan tipologi dalam strategi penunjukan& menurut =eddes terdapat dua +aktor
yang berkaitan dengan hal tersebut& yaitu
a. +akt,r ',r$al
6
8/17/2019 kisi-kisi tesis
7/41
Aaktor +ormal pada pengangkatan dalam jabatan birokrasi merupakan unsur-unsur penilaian
dalam pengangkatan seseorang ke jabatan birokrasi yang didasarkan pada kaidah-kaidah atau
norma-norma aturan yang berlaku dalam pembinaan pega)ai negeri sipil dan sesuai dengan
prinsip-prinsip merit s$stem yang dianut oleh birokrasi pemerintah karena sistem ini sangat
menekankan keahlian dan kompetensi seseorang yang dipersyaratkan pada posisi jabatan tertentu.
Sistem ini bersi+at sangat objekti+.
*. +akt,r In',r$al
Penilaian yang dilakukan bersi+at subjekti+ dan berdasarkan atas kesepahaman ideologi politik
kepala daerah& yang meliputi pertama 2 hubungan kekerabatan 3 patronase s$stem 4 tanpa
memperhatikan keahlian atau keterampilan seseorang dalam menunjang ke(akapannya untuk
menduduki suatu jabatan& kedua 2 nepotisme s$tem yang merupakan sistem untuk menentukan
pilihan kepada seseorang untuk menduduki jabatan struktural tertentu yang didasarkan atas
hubungan keluarga dan kurang memperhatikan keahlian serta keterampilan seseorang yang
dipersyaratkan untuk menduduki jabatan tertentu& bahkan hubungan keluarga pada nepotisme
s$stem semakin diperluas artinya pada sistem ini& yaitu selalu menekankan adanya persamaan
daerah& sanak +amili dan ka)an dekat maupun persamaan perjuangan politik& ketiga 2 +aktor
in+ormal dalam rekrutmen jabatan birokrasi lebih menekankan pada pola-pola spoil s$stem yang
pada a)alnya merupakan sistem penempatan pejabat di lingkungan organisasi pemerintahan yang
didasarkan pada a+iliasi-a+iliasi tertentu. Aaktor-+aktor in+ormal tersebut dilakukan oleh kepala
daerah terpilih untuk mengakomodasi kepentingan-kepentingan kekuasaannya& misalnya dengan
mengakomodir orang-orang yang berjasa dalam pemenangan pada Pilkada yang lalu.
-. Pen!la!an &an Pert!$*angan Pengangkatan Dala$ Ja*atan Str kt ral
a. Di setiap Kabupaten'Kota dibentuk /adan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan yang selanjutnya
disebut /aperjakat. Salah satu tugas /aperjakat adalah memberikan pertimbangan kepada Pejabat
Pembina Kepega)aian dalam pengangkatan& pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan
struktural eselon II ke ba)ah. b. Prosedur pengangkatan dalam jabatan struktural berdasarkan keputusan Kepala /K omor 1! #ahun
"$$" tentang Ketentuan Pelaksanaan PP omor 1$$ #ahun "$$$ tentang Pengangkatan Pega)ai
egeri Sipil dalam Jabatan Struktural sebagaimana telah diubah dengan PP omor 1! #ahun "$$"&
adalah sebagai berikut
1. Pejabat yang membidangi kepega)aian baik instansi pusat maupun daerah mengin9entarisir lo)ongan jabatan struktural yang ada disertai persyaratan jabatannya2
". ;o)ongan +ormasi jabatan struktural tersebut& diin+ormasikan kepada seluruh pimpinan satuan
organisasi eselon I& eselon II atau eselon III di lingkungan masing-masing2
7
8/17/2019 kisi-kisi tesis
8/41
!. /erdasarkan lo)ongan +ormasi jabatan tersebut& para pejabat struktural eselon I& eselon II ataueselon III& se(ara hirarki mengajukan (alon yang memenuhi syarat guna lo)ongan jabatan kepada
pejabat yang ber)enang dengan tembusan kepada Ketua /aperjakat u.p. Sekretaris2%. Sekretaris /aperjakat menyiapkan data (alon yang diusulkan untuk diajukan dalam sidang2
. pabila yang diajukan hanya 1 3satu4 orang (alon& maka sekretaris /aperjakat menyiapkan data(alon lainnya yang memenuhi syarat sehingga akan diajukan untuk dibahas dalam sidang/aperjakat sekurang-kurangnya ! 3tiga4 orang (alon.
(. Pengangkatan P S dalam jabatan struktural harus dilaksanakan berdasarkan prinsip pro+esionalisme
dan memperhatikan +aktor senioritas dalam pangkat& usia& pendidikan dan latihan jabatan& serta
pengalaman lainnya. Sejalan dengan hal tersebut& #hoha 3"$$ 54 juga mengatakan bah)a dasar
promosi dalam pengangkatan pejabat antara lain adalah prestasi kerja& disiplin& loyalitas& Da+tar Urut
Kepangkatan 3DUK4 yang dikategorikan baik dan pega)ai yang akan dipromosikan harus mempunyai
prilaku tidak ter(ela serta lulus diklat penjenjangan.
d. ;ebih lanjut menurut #hoha& 3 "$$ 5 4 pada umumnya pega)ai yang akan diangkat dalam jabatan
struktural harus memenuhi persyaratan pendidikan dan prestasi kerja yang baik& sehingga setelah
dipromosikan akan terjadi peningkatan kinerja. Se(ara spesi+ik pega)ai yang akan diberi suatu
keper(ayaan dalam jabatan& harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam peraturan
kepega)aian& yaitu
a. Pangkat'golongan yang telah memenuhi syarat2
b. Disiplin ilmu'latar belakang pendidikan +ormal2
(. 7empunyai kinerja'prestasi kerja yang lebih baik2
d. #elah mengikuti Diklat Struktural'Aungsional2
e. 7emperhatikan DUK2
+. DP! paling tidak bernilai baik2
g. Usia2
h. Usulan unit kerja ke /aperjakat2
i. tas persetujuan pimpinan instansi.
e. Dari deskripsi dan pernyataan diatas dapat diketahui& bah)a untuk mendapatkan P S yang pro+esional
dalam melaksanakan tugas dan +ungsinya& pengangkatan P S dalam jabatan struktural oleh /aperjakat
memang harus memperhatikan prosedur dan persyaratan yang telah ditentukan dalam peraturan
kepega)aian.
+. amun senyatanya& pelaksanaan penilaian dan pertimbangan pengangkatan dalam jabatan struktural di
lingkungan Pemerintah Kota Singka)ang belumlah maksimal karena masih banyak P S yang
diangkat dalam jabatan struktural tetapi tidak memenuhi persyaratan disiplin ilmu& prestasi kerja yang
baik& diklat serta DUK.
8
8/17/2019 kisi-kisi tesis
9/41
. +akt,r/+akt,r 0ang Me$"engar h! Ke*!%akan Pengangkatan Dala$ Ja*atan
Str kt ral
1. Pengangkatan pejabat menurut 7usane+ 31,60 $- "4 dapat dilakukan
melalui beberapa sistem pengangkatan pega)ai yaitu
a. System Patronage 1ka2an3
7enurut sistem patronage 3ka)an4 maka pengangkatan pega)ai didasarkan atas adanya
hubungan subjekti+ yaitu hubungan yang diperhitungkan antara subjek-subjeknya. Dalam
sistem ini pada dasarnya terdapat beberapa hubungan subjekti+ antara lain sebagai berikut
a4 8ubungan yang bersi+at politik
Pengangkatan pega)ai berdasarkan hubungan politik& ini didasari oleh hubungan-
hubungan ka)an separtainya. pabila suatu partai politik telah menang dalam pemilu&
maka partai tersebut yang berhak menikmati semua +asilitas yang melekat pada jabatan
yang didudukinya. 8al ini lebih dikenal dengan spoils s$stem sebagaimana dikatakan
oleh 7or(y yang terkenal dengan u(apannya ? to the %ictor belongs the spoil o' war#
3pemenang berhak atas kemenangannya4.
b* 8ubungan yang non politik )nepotisme*
• 8ubungan yang bukan karena ka)an partai atau non politik disebut nepotisme
s$stem . Sistem ini dalam praktek pengangkatan pega)ai didasarkan keluarga& ka)an
yang akrab dan teman yang baik. Sehingga sistem ini memberi kesempatan bekerja
kepada keluarga dan ka)an yang dekat dari pejabat yang berkuasa pada saat itu.
• Sejalan dengan pendapat diatas& S.P.Siagian 31,,% 64 juga menjelaskan sistem
kepaga)aian berdasarkan praktek patronase. Patronase menurutnya merupakan tindakan
pilih kasih dalam interaksi seseorang dengan berbagai pihak& didalam dan di luar
organisasi.
• S.P.Siagian 31,,% %"4 juga menjelaskan sistem kepega)aian berdasarkan nepotisme.
Sistem ini biasanya terlihat dalam praktek kepega)aian yang berkaitan dengan rekrutmen&
penerimaan dan penempatan pega)ai pada posisi tertentu yang didasarkan pada ?pertalian
darah@ dengan mengabaikan sama sekali persyaratan objekti+ seperti latar belakang
pendidikan& keterampilan& bakat& minat& kemampuan dan pengalaman. epotisme
dipraktekkan karena adanya hasrat untuk empire building 3membina kerajaan4 yaitu adanya
keinginan dari para pejabat pimpinan untuk memperbesar kekuasaannya. Dalam praktek
ini sering terjadi karena pengaruh kultur suatu masyarakat. 7isalnya dalam masyarakat
tradisional& berlaku apa yang disebut sebagai eBtended +amily system. Dalam masyarakat
yang menganut paham ini& yang menjadi ?keluarga@ seseorang tidak hanya terbatas pada
9
8/17/2019 kisi-kisi tesis
10/41
isteri dan anak saja& tetapi termasuk orang tua& mertua& ipar& keponakan dan anggota
keluarga dekat lainnya.
• Selanjutnya S.P.Siagian 31,,% 64 juga mengatakan baha)a ada kesamaan antara
patronase dengan nepotisme& dalam arti bah)a kriteria yang digunakan dalam
memperlakukan orang lain bukanlah kriteria yang rasional dan objekti+& melainkan kriteria
yang si+atnya subjekti+. Praktek patronase ini tidak jauh berbeda dengan nepotisme karena
sangat mengabaikan kompetensi.
*. Merit System 1S!ste$ ke4aka"an3
• Pengangkatan berdasarkan sistem ini bersi+at lain dengan spoils s$stem maupun
nepotisme s$stem . Sebab sistem pengangkatan yang dilakukan terhadap seorang pega)ai
berdasarkan pertama & ke(akapan2kedua( bakat2 ketiga & pengalaman2keempat kesehatan
sesuai dengan kriteria yang telah digariskan.
• Joko
8/17/2019 kisi-kisi tesis
11/41
• Sesuai Pasal 1" ayat 314 PP omor 1$$ #ahun "$$$ sebagaimana telah diubah dengan PP omor 1!
#ahun "$$" dinyatakan bah)a untuk menjamin kepastian arah pengembangan karir ditetapkan pola
dasar karier dengan Keppres. Pola dasar karir adalah pedoman yang memuat teknik dan metode
penyusunan pola karir dengan menggunakan unsur-unsur antara lain pendidikan +ormal& pendidikan
dan pelatihan& usia& masa kerja& pangkat& golongan ruang dan tingkat jabatan.
• Setiap Kepala SKPD harus menyusun dan menetapkan pola karir P S di lingkungan masing-
masing berdasarkan pola dasar karir. 7enurut 8andoko 31,,0 1"14 karir diartikan semua
pekerjaan atau jabatan yang dipunyai atau dipegang selama kehidupan kerja seseorang.
Selanjutnya menurut 7usane+ 31,60 "4 karir mengandung arti perkembangan kemajuan
yang di(apai oleh seseorang dalam suatu lapangan pekerjaaan selama masa akti+ dalam
hidupnya. Dengan pengertian di atas dapat disimpulkan bah)a karir merupakan
perkembangan dari para pekerja se(ara indi9idu dalam jenjang pangkat dan jabatan yang
diperoleh selama dia bekerja dalam suatu organisasi
• Penggunaan sistem karir dalam manajemen kepega)aian khususnya pengangkatan P S
dalam jabatan struktural ini hendaknya harus dipadukan dengan penggunaan sistem merit
agar P S lebih terpa(u untuk mengembangkan dirinya dalam meraih jenjang pangkat dan
jabatan yang lebih tinggi selama P S tersebut bekerja dalam suatu organisasi pemerintahan.
Dari beberapa tinjauan pustaka yang telah diungkapkan diatas& dapat disimpulkan bah)a
implementasi pengangkatan dalam jabatan struktural adalah pelaksanaan kebijakan pejabat-pejabat
pemerintah untuk menempatkan P S di lingkungan pemerintah daerah pada jabatan struktural
tertentu melalui beberapa sistem pengangkatan pega)ai yaitu +aktor +ormal 3 sistem merit 4 dan
+aktor in+ormal 3sistem patronase& nepotisme dan spoil sistem4.
+. Al r P!k!r
gar lebih mempermudah dalam pelaksanan penelitian ini& maka dapat dijelaskan alur pikir
penelitian sebagai berikut
11
Pengangkatan dalam jabatan struktural
/aperjakat
Kebijakan
8/17/2019 kisi-kisi tesis
12/41
/erdasarkan alur pikir penelitian di atas& dapat dijelaskan bah)a
• Pelaksanaan pengangkatan dalam jabatan struktural oleh /aperjakat dapat dipengaruhi oleh
+aktor +ormal yaitu PP omor 1! #ahun "$$" yang sesuai dengan prinsip-prinsip merit s$stem
dan +aktor in+ormal yaitu patronase( nepotisme maupun spoil s$stem .
• Proses pengangkatan dalam jabatan struktural ini selanjutnya diolah oleh /adan Kepega)aian
dan Diklat dengan berdasarkan pada +aktor-+aktor diatas.
• Dalam pelaksanaan sidang /aperjakat& kepala daerah terkadang menetapkan beberapa kebijakan
yang berdasarkan +aktor in+ormal dan mengabaikan +aktor +ormal untuk menempatkan seorang
P S pada jabatan struktural tertentu. Kebijakan yang diambil kepala daerah pada proses
pengangkatan dalam jabatan struktural tersebut& merupakan gambaran dari kepentingan Parpol&
#im Sukses dan jaringan birokrasi disekitarnya.
• Pada akhirnya& pelaksanaan proses pengangkatan P S dalam jabatan struktural merupakan
kebijakan yang tidak hanya berdasarkan kriteria-kriteria yang bersi+at +ormal tetapi juga
berdasarkan +aktor in+ormal.
G. Met,&e Penel!t!an
(. Jen!s Penel!t!an
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian eksplorati+& yaitu penelitian yang
menelusuri proses pengangkatan dalam jabatan struktural di lingkungan Pemerintah KotaSingka)ang pas(a Pilkada langsung #ahun "$$5& yang mana dari proses pengangkatan tersebut
akan tergambar kebijakan kepala daerah terhadap pengangkatan dalam jabatan struktural di
lingkungan Pemerintah.
). L,kas! Penel!t!an
Dalam penelitian ini& Penulis mengambil lokasi di lingkungan Pemerintah Kota Singka)ang
sedangkan objek penelitiannya adalah /adan Kepega)aian dan Diklat Kota Singka)ang.
Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut
12
Kepala DaerahAaktor In+ormalAaktor Aormal
Jabatan Struktural
8/17/2019 kisi-kisi tesis
13/41
a. /ah)a di Kota Singka)ang terdapat potensi dan permasalahan yang (ukup menarik
untuk diteliti& khususnya yang berkaitan dengan pengangkatan dalam jabatan struktural.
b. /adan Kepega)aian dan Diklat 3/KD4 merupakan satuan kerja yang mengolah data
P S dan mengusulkan P S yang akan diangkat dan ditempatkan dalam jabatan struktural.
(. /adan Kepega)aian dan Diklat 3/KD4 merupakan satuan kerja yang melaksanakan
pembinaan kepega)aian dan pengembangan karir P S.
-. S *%ek Penel!t!an
Dalam penelitian kualitati+ ini& subjek penelitian adalah #im /adan Pertimbangan Jabatan dan
Kepangkatan 3/aperjakat4& Pejabat Eselon II dan III& Unsur Perguruan #inggi& nggota DP:D&
;embaga dat& #okoh 7asyarakat& Parpol dan #im Sukses serta ;S7. Untuk memperoleh
gambaran objekti+ tentang proses pengangkatan dalam jabatan struktural di lingkungan
Pemerintah Kota Singka)ang& subjek penelitian dipilih melalui teknik purposi'& 8al ini sejalan
dengan ungkapan Sugiyono 3"$$0 "%%4 bah)a penentuan sumber data pada orang yang
di)a)an(arai dilakukan se(ara purposi' yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.
Dalam hal ini& in+orman dan narasumber adalah objek atau subjek yang mengetahui& terlibat
langsung ataupun mempunyai pengaruh tertentu dalam topik penelitian ini.
. Tekn!k &an Alat Peng $" lan Data
a. Tekn!k Peng $" lan Data
#eknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian& untuk itu pengumpulan data dilakukan se(ara langsung di lokasi penelitian dengan menggunakan
teknik& antara lain
a4
8/17/2019 kisi-kisi tesis
14/41
Disamping pengumpulan data melalui )a)an(ara dan obser9asi& untuk mendukung
kelengkapan in+ormasi& dilakukan pula pengumpulan data menggunakan studi
dokumentasi dengan mempelajari dan menelaah dokumen-dokumen yang dianggap
penting dan rele9an dalam penelitian ini. Kegiatan ini dilakukan dengan (ara mengutip
dan meneliti dokumen berupa arsip& laporan dan kumpulan peraturan perundang-
undangan maupun tulisan ilmiah& artikel& jurnal ilmiah& dan hasil penelitian orang lain
yang berkaitan dengan penelitian.
*. Alat Peng $" lan Data
dapun alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
1. Pedoman
8/17/2019 kisi-kisi tesis
15/41
conclusion drawing,%eri'ication& ;angkah ketiga dalam analisis data kualitati+ 7iles dan
8uberman adalah penarikan kesimpulan dan 9eri+ikasi. Kesimpulan dalam penelitian
kualitati+ mungkin dapat menja)ab rumusan masalah yang dirumuskan sejak a)al.
H. S!ste$at!ka Pen l!san
Penulisan penelitian ini disusun dalam lima bab& dimana masing-masing bab terdiri dari sub bab&
sebagai berikut
Bab Satu 6 latar belakang masalah& ruang lingkup masalah& perumusan masalah& tujuan penelitian&
man+aat penelitian& tinjauan pustaka dan metode penelitian.
Bab Dua & pro+il organisasi Pemerintah Kota Singka)ang yang mendeskripsikan tentang gambaran
kondisi )ilayah Kota Singka)ang& penduduk Kota Singka)ang& gambaran umum S*PD Kota
Singka)ang& SKPD yang terlibat pada pengangkatan dalam jabatan struktural dan hubungan kepala
daerah dengan (alon pejabat struktural. Bab Tiga & proses pengangkatan dalam jabatan struktural yang mendeskripsikan tentang mekanisme
pengangkatan dalam jabatan struktural dan pengangkatan dalam jabatan struktural di lingkungan
Pemerintah Kota Singka)ang pas(a Pilkada "$$5.
Bab Empat ( +aktor-+aktor yang mempengaruhi kebijakan kepala daerah pada pengangkatan dalam
jabatan struktural di lingkungan Pemerintah Kota Singka)ang yang mendeskripsikan tentang sistem
pada pengangkatan dalam jabatan struktural di lingkungan Pemerintah Kota Singka)ang& +aktor-+aktor
yang mempengaruhi kebijakan kepala daerah pada pengangkatan dalam jabatan struktural eselon II danIII di lingkungan Pemerintah Kota Singka)ang& analisa terhadap +aktor-+aktor yang mempengaruhi
kebijakan kepala daerah pada pengangkatan dalam jabatan struktural eselon II dan III di lingkungan
Pemerintah Kota Singka)ang serta dampak kebijakan kepala daerah pada pengangkatan dalam jabatan
struktural eselon II dan III di lingkungan Pemerintah Kota Singka)ang.
Bab Lima & penutup yang memuat kesimpulan dan saran& kesimpulan merupakan hasil pembahasan bab-
bab sebelumnya& sedangkan saran berupa rekomendasi untuk memperbaiki kelemahan yang ditemukan
pada pembahasan.
I. HASIL ANALISA DATA
(. PROSES PENGANGKATAN DALAM JABATAN STRUKTURAL
A. Mekan!s$e Pengangkatan Dala$ Ja*atan Str kt ral
7enga(u kepada Keputusan Kepala /K omor 1! tahun "$$" tentang Ketentuan Pelaksanaan
PP omor 1$$ #ahun "$$$ #entang Pengangkatan Pega)ai egeri Sipil Dalam Jabatan Struktural
Sebagaimana #elah Diubah Dengan PP omor 1! tahun "$$" dinyatakan bah)a pengangkatan
P S dalam suatu jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip pro+esionalisme sesuai dengan15
8/17/2019 kisi-kisi tesis
16/41
kompetensi& prestasi kerja& dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat
obyekti+ lainnya tanpa membedakan jenis kelamin& suku& agama& ras& dan golongan. /erikut ini
adalah mekanisme pengangkatan dalam jabatan struktural sebagaimana disyaratkan dalam
Keputusan Kepala /K omor 1! tahun "$$"
1. Syarat Pengangkatana. /erstatus P S
b. Serendah-rendahnya memiliki pangkat 1 3satu4 tingkat di ba)ah jenjang pangkat
yang ditentukan.(. 7emiliki kuali+ikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan.d. Semua unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam "
3dua4 tahun terakhir.e. 7emiliki kompetensi jabatan yang diperlukan.+. Sehat jasmani dan rohani.
). Di Samping Persyaratan Sebagaimana Dimaksud Pada Point 1& Pejabat Pembina
Kepega)aian Daerah Perlu 7emperhatikan Aaktor
a. Senioritas dalam kepangkatan. b. Usia.(. Pendidikan dan Pelatihan 3Diklat4 Jabatan.d. Pengalaman
-. Pelaksanaan Pengangkatan
Pengangkatan dalam jabatan struktural eselon II& III dan IC di Kabupaten'Kota& ditetapkan oleh
Pejabat Pembina Kepega)aian Daerah Kabupaten'Kota setelah mendapat pertimbangan dari
/aperjakat Kabupaten'Kota.
%. Keputusan Pengangkatan Dalam Jabatan
. Pelantikan
P S yang diangkat dalam jabatan struktural& termasuk P S yang menduduki jabatan struktural
yang ditingkatkan eselonnya selambat-lambatnya !$ 3tiga puluh4 hari sejak penetapan
pengangkatannya )ajib dilantik dan diambil sumpahnya oleh pejabat yang ber)enang.
0. Keikutsertaan Dalam Diklatpim5. P S ang menduduki Jabatan Struktural Dapat Diangkat Dalam Jabatan Struktural Setingkat
;ebih #inggi
B. Pengangkatan Dala$ Ja*atan Str kt ral &! L!ngk ngan Pe$er!ntah K,ta S!ngka2ang Pas4a
P!lka&a )778
(. Taha" I 9
/KD Kota Singka)ang mengin9entarisir lo)ongan jabatan struktural dan mengin+ormasikan
kepada Kepala SKPD tentang lo)ongan +ormasi jabatan struktural yang ada lalu Kepala
SKPD mengusulkan nama-nama (alon pejabat untuk mengisi jabatan struktural sesuai dengan
+ormasi yang tersedia di SKPD.16
8/17/2019 kisi-kisi tesis
17/41
). Taha" II 9
/KD mulai melakukan penyusunan bahan usulan SKPD dan melakukan penyiapan data (alon
yang diusulkan untuk diajukan dalam sidang /aperjakat dengan melampirkan D:8& DP-! dan
hasil psikotes. amun dalam proses tersebut& upaya untuk memperoleh pejabat struktural yang
pro+esional dan berkompeten belum menjadi e+ekti+ karena dalam pelaksanaannya tetap
dipengaruhi oleh kebijakan kepala daerah yang bersumber dari +aktor in+ormal. danya
kepentingan yang di+ormulasikan kedalam kebijakan kepala daerah sudah mulai terlihat pada
#ahap II ini& yakni pada tahap penyusunan bahan sidang oleh /KD selaku Sekretariat
/aperjakat.
-. Taha" III 9
dilakukan proses pembahasan sidang /aperjakat tentang ren(ana pengangkatan P S dalam
jabatan struktural& yang melahirkan hasil sidang berupa rekomendasi (alon pejabat yang
memenuhi syarat. 8asil sidang ini selanjutnya disampaikan kepada kepala daerah selaku
Pejabat Pembina Kepega)aian Daerah. /ahan yang telah disusun oleh /KD& yang semula
dimaksudkan untuk menjamin adanya kesamaan kesempatan bagi P S yang memenuhi syarat
untuk menduduki jabatan struktural dan untuk menghindari kese)enang-)enangan dalam
pengembangan karier P S dapat dikatakan hanya menjadi simbol dari proses yang berjalan.
danya kebijakan kepala daerah pada proses pengangkatan P S dalam jabatan struktural di
Kota Singka)ang semakin nyata terlihat pada saat dilaksanakannya sidang /aperjakat. Pada
#ahap ini proses sidang /aperjakat hanyalah merupakan proses legitimasi atas kebijakan
kepala daerah yang terjadi pada tahap penyusunan bahan sidang /aperjakat.
. Taha" I: 9
dilaksanakan proses penetapan P S untuk menduduki jabatan struktural yang dituangkan
dalam keputusan kepala daerah selaku Pejabat Pembina Kepega)aian Daerah.
5. Taha" : 9
dilaksanakan pelantikan dan pengambilan sumpah'janji jabatan pejabat struktural yang telah
ditetapkan pengangkatannya dengan keputusan kepala daerah.
Dari kelima tahapan yang telah diuraikan di atas& dapat dikatakan bah)a unsur kebijakan kepala
daerah hanya tampak pada Taha" II dan Taha" III atau pada tahap penyusunan bahan sidang
/aperjakat oleh /KD dan tahap pelaksanaan sidang /aperjakat oleh #im /aperjakat. 8al ini dapat
dimaklumi karena pada #ahap II dan #ahap III adalah merupakan tahap yang aman untuk
menyusupkan kepentingan atas nama kebijakan karena pada tahapan tersebut relati+ sangat mudah
untuk melakukan pengesahan terhadap kepentingan yang dilakukan.
17
8/17/2019 kisi-kisi tesis
18/41
#. +akt,r/+akt,r 0ang Me$"engar h! Ke*!%akan Ke"ala Daerah Pa&a Pengangkatan Dala$Ja*atan Str kt ral &! L!ngk ngan Pe$er!ntah K,ta S!ngka2ang
Pemda Kota Singka)ang melalui #im /aperjakat telah melaksanakan pengangkatan dalam jabatan
struktural dengan berdasarkan pada peraturan kepega)aian yang berlaku& namun dalam
pelaksanaannya terkadang aturan se(ara normati+ seperti pertimbangan ke(akapan& senioritas& prestasi kerja& kepangkatan& keahlian dan latar belakang pendidikan& dapat menjadi terabaikan. 8al
ini bisa saja terjadi& karena terdapat +aktor-+aktor lain yang berperan penting dalam pengambilan
keputusan pada sidang /aperjakat yaitu adanya kebijakan kepala daerah. Aaktor-+aktor yang
mempengaruhi kebijakan kepala daerah pada proses pengangkatan P S dalam jabatan struktural di
lingkungan Pemerintah Kota Singka)ang adalah karena adanya +aktor berikut ini
(. System Patronage 1ka2an3
7enurut sistem perka)anan ini& maka pengangkatan P S dalam jabatan struktural adalah
berdasarkan hubungan subjekti+& berupa
a. 8ubungan yang bersi+at politik
Dalam hubungan ini nampak bah)a partai yang memenangkan Pemilu berhak menikmati
semua +asilitas yang melekat pada jabatan yang didudukinya atau hubungan ini lebih
dikenal dengan istilah spoil s$stem .
b& 8ubungan yang non politik )nepotisme*
Dalam hubungan yang non politik atau disebut nepotisme s$stem( pengangkatan P S dalam
jabatan struktural adalah memberikan kesempatan kepada keluarga& ka)an yang akrab dan
teman yang baik untuk melaksanakan tugas pada jabatan tertentu )alaupun mengabaikan
persyaratan objekti+ seperti latar belakang pendidikan& keterampilan& bakat& minat& kemampuan
dan pengalaman serta kompetensi.
). Merit System 1S!ste$ ke4aka"an3
Pengangkatan P S dalam jabatan struktural dengan berdasarkan sistem ini sangatlah tepat
karena berdasarkan pertimbangan kepangkatan& pendidikan& kompetensi& ke(akapan& bakat dan
pengalaman. Kebijakan kepala daerah pada pengangkatan dalam system ini sesuai dengan
kriteria yang telah digariskan& sehingga akan didapatkan pejabat yang (akap dan pro+esional
dalam menjalankan tugas dan tanggung ja)ab yang diembannya.
D. +akt,r/+akt,r 0ang Me$"engar h! Ke*!%akan Ke"ala Daerah Pa&a Pengangkatan Dala$
Ja*atan Str kt ral Esel,n II &! L!ngk ngan Pe$er!ntah K,ta S!ngka2ang
(. +akt,r In',r$al 1Perte$anan;Ke&ekatan Serta Re"resentas! Etn!s;Aga$a &an
P,l!t!s3 0ang Me$"engar h! Ke*!%akan Ke"ala Daerah Pa&a Pengangkatan Dala$Ja*atan Str kt ral Esel,n II &! L!ngk ngan Pe$er!ntah K,ta S!ngka2ang
18
8/17/2019 kisi-kisi tesis
19/41
• Dalam menempatkan seorang P S pada jabatan struktural& kepala daerah tetap ikut berperan
dalam penetapan suatu keputusan yang berlandaskan pada sebuah kebijakan& apalagi
kebijakan yang diambil berkaitan dengan pengangkatan P S dalam jabatan strategis seperti
jabatan struktural eselon II.
• Kebijakan pada pengangkatan jabatan struktural eselon II terkadang tidak sesuai dengan
mekanisme dan prosedur yang telah ditetapkan Kepala /K .
8/17/2019 kisi-kisi tesis
20/41
• Dari jumlah "% orang pejabat eselon II b yang ada di Kota Singka)ang& 1" orang pejabat
diantaranya atau sekitar $ F adalah menempati posisi baru baik itu mutasi 9ertikal
maupun hori>ontal. 7asing-masing jabatan tersebut adalah 14 Sekretaris DP:D& "4 sisten
Pemerintahan dan Kesra& !4 Kepala Dinas Pendapatan& Pengelolaan Keuangan dan set& %4
Kepala Dinas Perindustrian& Perdagangan& Koperasi dan UK7& 4 Kepala Dinas
Pendidikan& 04 Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan& 54 Kepala Dinas Pertanian dan
Kehutanan& 64 Kepala Dinas Perhubungan& Komunikasi dan In+ormatika& ,4 Kepala Dinas
/SE& 1$4 Inspektur Kota& 114 Kepala /adan Kesbang dan ;inmas dan 1"4 Kepala /adan
P7PK/.
• Dari 1" orang pejabat eselon II b yang diangkat oleh kepala daerah pas(a Pilkada "$$5& "
orang diantaranya memiliki golongan pangkat IC'(& % orang memiliki golongan pangkat
IC'b dan 0 orang memiliki golongan pangkat IC'a. Dilihat dari persyaratan tes kompetensi&
hanya ! orang yang telah mengikutinya sebelum menduduki jabatan eselon II b& sedangkan
apabila ditelusuri dari keikutsertaan Diklatpim II& hanya " orang saja yang telah
mengikutinya.
• /erdasarkan data tersebut dan dikaitkan dengan syarat +ormal sebagaimana yang
dipersyaratkan oleh PP omor 1! #ahun "$$" khususnya tentang syarat golongan
kepangkatan yang harus dimiliki pejabat yang akan diangkat dalam jabatan struktural& dapat
diketahui bah)a hanya 0 orang saja yang memenuhi persyaratan untuk menduduki jabatan
eselon II b. Sementara 0 orang pejabat lainnya masih memiliki golongan kepangkatan
setingkat di ba)ah golongan kepangkatan yang disyaratkan& dalam arti jabatan yang
diembannya adalah Penjabat 3Pj4 Kepala Dinas'Kepala /adan& karena golongan dan
pangkat mereka belum men(ukupi persyaratan yang ditetapkan. Kenaikan golongan
pangkatnya setingkat dapat diusulkan pada masa 1 tahun dalam jabatan untuk memenuhi
syarat kepangkatan yang dibutuhkan dalam jabatan eselon II b.
• Di lain pihak& berdasarkan penelusuran dan analisis Penulis terhadap 1" orang pejabat
tersebut& pengangkatannya dalam jabatan eselon II b dilakukan melalui usulan&
rekomendasi dan penunjukan langsung oleh kepala daerah& dimana keputusannya lebih
berdasarkan pada kebijakan kepala daerah dengan mempertimbangkan +aktor in+ormal yaitu
pertemanan& ka)an dekat& representasi etnis dan agama serta +aktor politis& )alaupun yang
bersangkutan tidak melalui suatu tes kompetensi. /ahan sidang yang dibuat oleh /KD dan
dibahas pada +orum /aperjakat hanya sebagai pelengkap administrasi saja& karena
sebelumnya sudah dikondisikan oleh kepala daerah. Disamping itu& keputusan atas
kebijakan kepala daerah terasa lebih dominan karena berupaya untuk mengakomodir teman&
20
8/17/2019 kisi-kisi tesis
21/41
ka)an dekat& representasi etnis dan agama serta titipan dari Parpol maupun #im Sukses
yang mendukung kemenangan kepala daerah pada Pilkada yang lalu.
Ke-1" orang pejabat eselon II b yang diangkat berdasarkan kompromi dengan kekuatan
politik tersebut& antara lain 14 orang berdasarkan etnisitas D yang terdiri atas Sekretaris
DP:D& sisten I& Kepala Dinas Perhubungan& Komunikasi dan In+ormatika dan Kepala
/adan Kesbang dan ;inmas dan Kepala /adan P7PK/2 dan "4 5 orang berdasarkan
pertemanan yang terdiri dari Kadis PPK & Kadis Perindagkop dan UK7& Kadis
Pendidikan& Kadis Kelautan dan Perikanan& Kadis Pertanian dan Kehutanan& Kadis /SE
dan Inspektur2 !4 1 orang berdasarkan titipan Parpol maupun #im Sukses yaitu Kaban
P7PK/.
• /erdasarkan penelusuran Penulis dan dari data-data yang dikemukakan di atas& dapat
diketahui bah)a pemegang jabatan Kadis PPK & Kadis Perindagkop dan UK7& Kadis
Pendidikan& Kadis Pertanian dan Kehutanan& Kadis /SE& Inspektur& Kaban Kesbang dan
;inmas serta Kaban P7PK/ tidak diangkat melalui jalur +ormal. 8al ini terlihat dari tidak
dipenuhinya persyaratan +ormal& yaitu golongan kepangkatan yang dimiliki masih IC'a dan
belum mengikuti tes kompetensi serta belum mengikuti Diklatpim II. Disamping itu
pengangkatan pejabat ini dilakukan melalui penunjukan langsung oleh kepala daerah&
dengan pertimbangan +aktor pertemanan& representasi etnis dan agama serta titipan dari
Parpol maupun #im Sukses.
• Dari hasil )a)an(ara dapat kita ketahui bah)a dalam pembahasan sidang /aperjakat& kepala
daerah memang mengeluarkan rekomendasi atas nama-nama (alon pejabat struktural eselon II b
yang akan ditempatkan pada suatu jabatan strategis. :ekomendasi kepala daerah pada akhirnya
akan melahirkan keputusan atas sebuah kebijakan meskipun tidak sesuai dengan persyaratan
+ormal yang telah ditetapkan. ama-nama (alon pejabat yang datang sebagai akibat pertemanan&
rekomendasi yang bersumber dari Parpol maupun #im Sukses serta dari lembaga adat adalah
merupakan +aktor-+aktor in+ormal yang pada akhirnya dilegalkan tetapi tetap dilapisi dengan
proses dan mekanisme yang berlaku pada pengangkatan P S dalam jabatan struktural& agar
kelihatan tidak terlalu men(olok di hadapan publik. Dan pada akhirnya& memang proses ini
kelihatan seperti telah mele)ati mekanisme dan prosedur yang ditetapkan sebagaimana
diamanatkan dalam PP omor 1! #ahun "$$".
). +akt,r +,r$al 1Pen&!&!kan6 Ke4aka"an &an D!klat3 0ang Me$"engar h!Ke*!%akan Ke"ala Daerah Pa&a Pengangkatan Dala$ Ja*atan Str kt ral Esel,n II &!L!ngk ngan Pe$er!ntah K,ta S!ngka2ang
• Penempatan P S pada jabatan struktural yang tepat sesuai dengan latar belakang
pendidikan& jenjang kepangkatan& kemampuan& keahlian& ke(akapan dan diklat yang sesuai21
8/17/2019 kisi-kisi tesis
22/41
akan mengakibatkan pelaksanaan tugas pokok dan +ungsi berjalan lan(ar. Disamping itu&
pelayanan prima kepada masyarakat akan mudah untuk di)ujudkan karena P S yang
ditempatkan pada suatu jabatan tertentu telah memahami apa yang menjadi tugas dan
tanggung ja)abnya.
• Pada proses pengangkatan P S dalam jabatan eselon II& peran kepala daerah selaku
pengambil kebijakan sangatlah besar& )alaupun pengusulan P S dalam jabatan tersebut
telah sesuai dengan system merit serta mekanisme dan prosedur yang ditetapkan. Sebagai
akibat dari pengangkatan dengan system ini& maka akan diperoleh pejabat yang pro+esional
di bidangnya& bertanggung ja)ab serta meningkatkan kinerjanya menjadi lebih baik
sebagaimana data berikut
Ta*el <Da'tar Na$a Pe%a*at Esel,n II =ang D!angkat
Ber&asarkan +akt,r +,r$al
N, Na$aPangkat;G,l.
R ang
Ja*atan Ket.
La$a;Ess. Bar ;Ess
1. & S.Sos PembinaUtama7uda'IC(
KadisPerhubpostel
ss. II Sistem 7erit
". Drs. 8I Pembina #k. I'IC b
Sekretaris DinasPU
ss. III Sistem 7erit
!.
8/17/2019 kisi-kisi tesis
23/41
berdasarkan merit system karena telah sesuai dengan persyaratan +ormal yang ditetapkan
yaitu tingkat pendidikan& jenjang kepangkatan& kompetensi dan diklat jabatan.
• Pada data tersebut juga dapat kita lihat bah)a terdapat 1$ orang pejabat yang mengalami
mutasi horisontal dan " orang lainnya mengalami mutasi 9ertikal untuk pengembangan
karirnya. /erdasarkan data dan +akta yang telah disajikan& tampak bah)a ke 1" orang pejabat
tersebut telah memenuhi persyaratan +ormal dalam pengangkatan P S pada jabatan
struktural eselon II b karena % orang diantaranya memiliki golongan pangkat IC'( dan 6
orang memiliki golongan pangkat IC'b serta telah mengikuti tes kompetensi eselon II dan
Diklatpim II.
• Pengangkatan atas 1" orang pejabat dalam jabatan struktural eselon II b telah dilakukan
sesuai dengan syarat +ormal dan mele)ati mekanisme dan prosedur yang berlaku dalam
sidang /aperjakat& )alaupun keputusan penempatannya pada posisi dimaksud tetap berada
di tangan kepala daerah selaku user .
• Dari hasil penelitian ini& Penulis dapat menarik suatu kesimpulan bah)a pengangkatan dalam
jabatan struktural eselon II b di lingkungan Pemerintah Kota Singka)ang yang berdasarkan merit
system telah sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku sehingga pejabat yang
dihasilkan tidak usah diragukan lagi kemampuannya oleh kepala daerah dalam menjalankan tugas
pokok dan +ungsi meskipun ditempatkan pada posisi yang berganti-ganti.
E.+akt,r/+akt,r 0ang Me$"engar h! Ke*!%akan Ke"ala Daerah Pa&a Pengangkatan Dala$Ja*atan Str kt ral Esel,n III &! L!ngk ngan Pe$er!ntah K,ta S!ngka2ang
ang dimaksud pejabat eselon III dalam peneltian ini adalah pejabat eselon III a yang menjadi
Kepala SKPD yaitu 14 Hamat& "4 Kepala Kantor& dan !4 Kepala Satuan Polisi Pamong Praja.
Pergeseran pejabat yang diangkat dalam jabatan struktural eselon III a tersebut dilakukan se(ara
9ertikal maupun horisontal.
(. +akt,r In',r$al 1Perte$anan;Ke&ekatan Serta Re"resentas! Etn!s;Aga$a &an P,l!t!s3
0ang Me$"engar h! Ke*!%akan Ke"ala Daerah Pa&a Pengangkatan Dala$ Ja*atan
Str kt ral Esel,n III &! L!ngk ngan Pe$er!ntah K,ta S!ngka2ang
• Kepala daerah memiliki peran yang sangat penting dalam menetapkan keputusan yang
mengatasnamakan kebijakan dalam hal penempatan P S pada jabatan struktural& terutama
penetapan kebijakan pengangkatan jabatan eselon IIIa yang menjadi Kepala SKPD.
Kebijakan pada pengangkatan dalam jabatan ini terkadang penuh dengan nuansa politis dan
tidak sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang telah ditetapkan dalam PP omor 1!
#ahun "$$! dan Keputusan Kepala /K omor 1! #ahun "$$"& apalagi pada jabatan
Hamat.
23
8/17/2019 kisi-kisi tesis
24/41
• Kebijakan yang telah ditetapkan kepala daerah atas pengangkatan P S pada jabatan
struktural eselon III tetap harus dijalankan& meskipun tidak sesuai dengan peraturan
kepega)aian yang berlaku& karena kepala daerah berusaha untuk mengakomodir
keinginannya dan usulan'rekomendasi orang-orang disekitarnya yang telah berjasa pada
pelaksanaan Pilkada "$$5. 8al ini dapat disajikan pada data berikut ini
Ta*el >
Da'tar Na$a Pe%a*at Esel,n III =ang D!angkat
Ber&asarkan +akt,r In',r$al
N, Na$aPangkat;G,l.
R ang
Ja*atanKet.
La$a;Ess. Bar ;Ess1. / &S8.7Si. Penata #k. I'
III d
Sta+ Hamat Singka)ang
/arat
Patronase'
epotisme". & S8 Penata #k. I'
III d
Sekretaris
Ke(amatan Sk).
#engah
Plt. Hamat
Singka)ang #engah
Politis
!. & S.Sos. Penata #k. I'III d
Sek(amSingka)ang
Selatan
Hamat Singka)angSelatan
Patronase' epotisme
%. S& S.Sos. Pembina'IC a Kabid Sosial
/udaya
Hamat Singka)ang
Utara
Patronase'
epotisme. ; S& S.Sos. Penata #k. I'
III d
Kasi
#ransmigrasi
Hamat Singka)ang
#imur
:epresentasi
etnis'agama0. 77& S.Sos
7 .
Penata #k. I'
III d
Sta+ Kasat Pol PP. Patronase'
epotisme Sumber . /KD Kota Singka)ang& "$$, 3diolah4.
• Dari data diatas dapat diketahui bah)a jabatan-jabatan ini (ukup strategis& maka sebaiknya
P S yang ditempatkan pada jabatan ini seharusnya memenuhi syarat +ormal yang
ditentukan serta memiliki pro+esionalisme& kompetensi yang dibutuhkan. Untuk mengetahui
lebih jelas mengenai latar belakang pengangkatan para pejabat dimaksud& maka Penulis
melakukan penelusuran dan hasilnya dideskripsikan sebagai berikut
a. #a$at
8/17/2019 kisi-kisi tesis
25/41
Selatan& %4 Ke(amatan Singka)ang Utara& dan 4 Ke(amatan Singka)ang #imur.
Ke(amatan di pimpin oleh seorang Hamat yang mempunyai tugas pokok melaksanakan
ke)enangan yang dilimpahkan oleh kepala daerah untuk menangani sebagian urusan
otonomi daerah. Disamping itu Hamat juga menyelenggarakan tugas umum
pemerintahan meliputi
a4 7engkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat2
b4 7enkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan2
(4 7engkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan +asilitas pelayanan umum2
d4 7engkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat ke(amatan2
e4 7embina penyelenggaraan pemerintahan kelurahan2 dan
+4 7elaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan'atau
yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan kelurahan.
*. Ke"ala Sat an P,l!s! Pa$,ng Pra%a
Satuan Polisi Pamong Praja adalah merupakan salah satu perangkat daerah Kota
Singka)ang selain Sekretariat Daerah& Sekretariat DP:D& Dinas-Dinas Daerah&
;embaga #eknis Daerah& Ke(amatan dan Kelurahan. Satuan Polisi Pamong Praja
dipimpin oleh seorang Kepala Satuan dan berkedudukan diba)ah dan bertanggungja)ab
kepada
8/17/2019 kisi-kisi tesis
26/41
• Dari hasil )a)an(ara diatas dapat disimpulkan bah)a pola yang dipergunakan kepala
daerah pada pengangkatan pejabat eselon III tidak berbeda jauh dengan pola pengangkatan
terhadap pejabat eselon II. Pada pengangkatan pejabat eselon III ini& kepala daerah juga
mempertimbangkan +aktor etnis disamping +aktor patronase'nepotisme dan politis.
). +akt,r +,r$al 1Pen&!&!kan6 Ke4aka"an &an D!klat3 0ang Me$"engar h! Ke*!%akanKe"ala Daerah Pa&a Pengangkatan Dala$ Ja*atan Str kt ral Esel,n III &! L!ngk nganPe$er!ntah K,ta S!ngka2ang
• /ight man on the right place adalah ungkapan yang tepat dan sesuai dengan prinsip merit
system karena pengangkatan P S pada jabatan struktural telah sejalan dengan peraturan
kepega)aian yang berlaku yaitu PP omor 1! #ahun "$$".
• Seorang pejabat yang diletakkan pada tempat yang sesuai dengan latar belakang
pendidikan& kepangkatan& keahlian& ke(akapan dan diklat yang telah diikuti akan
memberikan kontribusi yang besar bagi Pemda agar lebih mudah untuk meraih prestasi
serta me)ujudkan 9isi dan misi yang telah ditetapkan.
• Peran kepala daerah untuk menetapkan sebuah kebijakan pada proses pengangkatan P S
dalam jabatan eselon III sangatlah besar. Peran Sekretaris /aperjakat dalam proses
penyajian data yang sesuai dengan merit system adalah kun(i untuk mendapatkan pejabat
yang pro+esional di bidangnya& sebagaimana disajikan pada data berikut ini
Ta*el (7Da'tar Na$a Pe%a*at Esel,n III =ang D!angkat
Ber&asarkan +akt,r +,r$al
N, Na$a Pangkat;G,l.R ang
Ja*atanKet.
La$a;Ess. Bar ;Ess
1. Ir. < Pembina #k I'IC b
KasiPerkebunan
Kepala Ktr. PenyuluhPertanian& Perikanan&Kehutanan dan KetahananPangan
7eritSystem
". D& SE Pembina' IC a Kabag dumSet. DP:D
Kepala Kantor Perpustakaandan rsip
7eritSystem
!. D;& S8 Pembina' IC a Kabag 8ukumdan #apra
Kepala Kantor Penanaman7odal dan Pelayanan #erpadu
7eritSystem
Sumber . /KD Kota Singka)ang& "$$, 3diolah4.
26
8/17/2019 kisi-kisi tesis
27/41
• Dari data diatas dapat diketahui bah)a pejabat yang dimutasikan se(ara 9ertikal adalah
Kepala Kantor Penyuluhan Pertanian& Perikanan& Kehutanan dan Ketahanan Pangan serta
Kepala Kantor Penanaman 7odal dan Pelayanan #erpadu& sedangkan Kepala Kantor
Perpustakaan dan Kearsipan hanya mengalami mutasi horisontal saja.
• /erdasarkan data yang telah disajikan& tampak bah)a ke ! orang pejabat tersebut telah
memenuhi persyaratan +ormal dalam pengangkatan P S pada jabatan struktural eselon III a
karena semuanya memiliki golongan pangkat IC'b dan IC'a serta telah mengikuti tes
kompetensi eselon III dan telah mengikuti Diklatpim III.
• Sistem merit pada pengangkatan P S dalam jabatan struktural eselon III a sebagaimana
amanat PP omor 1! #ahun "$$" telah dijalankan /KD selaku unit kerja pengolah bahan
/aperjakat. Sistem merit diterapkan untuk mendapatkan pejabat yang ahli dan kompeten di
bidangnya.
• Pengangkatan ketiga orang pejabat struktural eselon III a tersebut telah dilakukan sesuai
dengan syarat +ormal dan mele)ati mekanisme dan prosedur yang berlaku dalam sidang
/aperjakat& meskipun keputusan penempatannya pada posisi dimaksud tetap berada di
tangan kepala daerah.
• Penulis dapat menarik suatu kesimpulan dari penelitian yang dilakukan bah)a pengangkatan
dalam jabatan struktural eselon III a di lingkungan Pemerintah Kota Singka)ang yang
berdasarkan merit system telah sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku
sehingga kepala daerah tidak usah meragukan lagi kemampuan pejabat tersebut dalam
menjalankan tugas pokok dan +ungsinya.
F. Anal!sa Terha&a" +akt,r/+akt,r 0ang Me$"engar h! Ke*!%akan Ke"ala Daerah Pa&a
Pengangkatan Dala$ Ja*atan Str kt ral Esel,n II &an III &! L!ngk ngan Pe$er!ntah K,ta
S!ngka2ang
• 7enurut analisis Penulis yang didasarkan pada hasil penelitian dan penelusuran terhadap
pengangkatan pejabat eselon II b dan III a yang menjadi Kepala SKPD di lingkungan
Pemerintah Kota Singka)ang pas(a Pilkada "$$5& lebih didasarkan pada +aktor in+ormal
berbentuk patronase'nepotisme& representasi etnis'agama dan politis yang berupaya untuk
mengakomodir P S tertentu dalam suatu jabatan tertentu.
• Proses pengangkatannya berdasarkan penunjukan langsung oleh kepala daerah maupun
usulan'rekomendasinya bersumber dari lembaga adat& Parpol pendukung dan #im Sukses.
Disamping itu& pengangkatan pada jabatan ini juga lebih mengedepankan +aktor
patronase'nepotisme antara P S yang bersangkutan dengan kepala daerah.
27
8/17/2019 kisi-kisi tesis
28/41
• Kebijakan kepala daerah atas kedua +aktor diatas untuk pengangkatan P S dalam jabatan
struktural eselon II b dan III a dirasa lebih dominan dibandingkan kebijakan pengangkatan
P S yang berdasarkan prinsip-prinsip merit s$stem&
• Sebagai tolak ukur terhadap interpretasi tersebut& maka +aktor-+aktor yang mempengaruhinya
adalah
• Pertama( pengangkatannya ditunjuk langsung ataupun berdasarkan usulan langsung
kepala daerah yang dilaksanakan melalui suatu proses in+ormal.
• Kedua( adanya usulan atau rekomendasi dari Parpol pendukung dan #im Sukses kepala
daerah pada Pilkada yang lalu.
• Ketiga( adanya usulan atau rekomendasi dari organisasi etnis.
G. Da$"ak Ke*!%akan Ke"ala Daerah Pa&a Pengangkatan Dala$ Ja*atan Str kt ral Esel,n II&an III &! L!ngk ngan Pe$er!ntah K,ta S!ngka2ang
• Pas(a terpilihnya kepala daerah Kota Singka)ang Periode "$$5-"$1" dan seiring dengan telah
diundangkannya Perda Kota Singka)ang omor 0 #ahun "$$6& Pemerintah Kota Singka)ang
telah " 3dua4 kali melaksanakan pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan bagi Pejabat
eselon II& III dan IC di lingkungan Pemerintah Kota Singka)ang.
• /erdasarkan pengamatan Penulis& pelaksanaan pengangkatan P S dalam jabatan struktural
tersebut tidak semata-mata mempertimbangkan +aktor-+aktor +ormal sebagaimana peraturan
kepega)aian yang berlaku& tetapi juga di)arnai kebijakan kepala daerah yang berlandaskan
pada +aktor-+aktor in+ormal& sehingga mengabaikan penilaian se(ara objekti+.
• Kebijakan kepala daerah yang berlandaskan pada +aktor in+ormal tersebut dapat dilihat pada
salah satu (ontoh nyata pola hubungan kepala daerah dengan (alon pejabat struktural yaitu
dengan dilakukannya pengangkatan (alon pejabat struktural pada eselon II dan III yang menjadiKepala SKPD di Kota Singka)ang. Dengan hak prerogati+ yang dimiliki oleh kepala daerah&
pengangkatan (alon pejabat struktural pada jabatan strategis di)arnai dengan kebijakan atas
nama kekerabatan& kekeluargaan maupun persahabatan.
• #idak bebasnya proses pengangkatan P S dalam jabatan struktural dari pengaruh kebijakan
kepala daerah menimbulkan berbagai permasalahan dalam proses pengembangan karier P S di
Kota Singka)ang. Kondisi yang demikian memberikan )arna tersendiri bagi P S di
lingkungan Pemerintah Kota Singka)ang karena kebijakan yang diambil oleh kepala daerah
memba)a dampak yaitu
28
8/17/2019 kisi-kisi tesis
29/41
• pertama( banyaknya pemegang jabatan struktural dengan latar belakang pendidikan
+ormalnya yang tidak rele9an dengan jabatan yang diduduki.
• Dampak kedua adalah banyaknya pejabat +ungsional yang dimutasikan ke dalam jabatan
struktural. Se(ara normati+& perpindahan jabatan +ungsional ke dalam jabatan struktural
3mutasi diagonal4 diperbolehkan. amun demikian& tentu saja harus selekti+ dengan
mempertimbangkan berbagai aspek yaitu kesesuaian atau korelasi antara jabatan +ungsional
yang pernah diduduki oleh P S yang bersangkutan dengan jabatan struktural yang akan
diisi 3(ontoh +ungsional dokter'tenaga medis diangkat dalam jabatan struktural direktur
rumah sakit4. Selain itu& harus pula diperhatikan kebutuhan organisasi pemerintahan
terhadap jabatan +ungsional tersebut& misalnya Pemerintah Kota Singka)ang kekurangan
tenaga +ungsional pendidik'guru SD& maka sebaiknya tenaga guru sebagai pejabat
+ungsional tersebut tidak seharusnya dimutasikan dalam jabatan struktural.
Dampak yang ketiga adalah rendahnya tingkat pemahaman pejabat struktural yang diangkat
mengenai tugas pokok dan +ungsi jabatan yang didudukinya.
H. Kes!$" lan
/erdasarkan hasil analisa data sebagaimana diuraikan dalam /ab sebelumnya& dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut
(. Proses pengangkatan P S dalam jabatan struktural eselon II dan III yang menjadi Kepala
SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Singka)ang belum sesuai dengan mekanisme dan
prosedur pengangkatan P S dalam jabatan struktural sebagaimana diatur dalam PP omor 1!
#ahun "$$" dan Keputusan Kepala /K omor 1! #ahun "$$"& karena tidak dilaksanakan dengan
berdasarkan prinsip pro+esionalisme sesuai dengan kompetensi& prestasi kerja& dan jenjang
pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyekti+ lainnya seperti jenis kelamin&
suku& agama& ras& dan golongan.
). Proses pengangkatan P S dalam jabatan struktural eselon II dan III yang menjadi Kepala
SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Singka)ang dipengaruhi oleh +aktor-+aktor
a. Aaktor Aormal
Pada +aktor ini pengangkatan P S dalam jabatan struktural telah dilaksanakan sesuai
dengan peraturan kepega)aian yang berlaku yaitu PP omor 1! #ahun "$$"& dimana
kebijakan pengangkatan P S yang berdasarkan prinsip-prinsip merit s$stem lebih
dikedepankan dalam pemberian pertimbangan pengangkatan P S dalam suatu jabatan
struktural seperti latar belakang pendidikan& kepangkatan& pro+esional dibidangnya dan
diklat yang telah diikuti.
b. Aaktor In+ormal
29
8/17/2019 kisi-kisi tesis
30/41
Pengangkatan P S dalam jabatan struktural yang berdasarkan pada +aktor ini tidak
mengedepankan pertimbangan pada persyaratan objekti+ seperti latar belakang pendidikan&
keterampilan& minat dan bakat& kemampuan dan pengalaman serta kompetensi P S& tetapi
dilaksanakan dengan sistem sebagai berikut
a4 Sistem Patronase' epotisme2 lebih mengedepankan pemberian kesempatan kepada
keluarga& ka)an'teman dekat serta menggambarkan representasi etnis'agama.
b4 Spoil System2 lebih menekankan pada bagaimana (ara mengakomodir kepentingan
Parpol dan #im Sukses pendukung kepala daerah dengan (ara menempatkan orang-
orang yang dekat dengan Pengurus Parpol dan #im Sukses.
-. Pengangkatan P S dalam jabatan struktural eselon II dan III yang menjadi Kepala SKPD di
lingkungan Pemerintah Kota Singka)ang tidak terlepas dari kebijakan kepala daerah& yang
terjadi pada saat penyusunan bahan sidang /aperjakat maupun saat pelaksanaan sidang
/aperjakat.
. Kebijakan kepala daerah yang terjadi pada proses pengangkatan P S dalam jabatan struktural
eselon II dan III di lingkungan Pemerintah Kota Singka)ang dilakukan se(ara +ormal
legitimate karena dalam proses tersebut tetap diselaraskan dengan aturan kepega)aian yang
berlaku sehingga adanya kebijakan tersebut menjadi tersamarkan oleh proses +ormal yang
berjalan.
5. Kebijakan kepala daerah pada pengangkatan P S dalam jabatan struktural eselon II dan III di
lingkungan Pemerintah Kota Singka)ang berdampak pada penempatan P S dalam jabatan
struktural yang tidak rele9an dengan pendidikan +ormalnya& banyaknya P S dari jabatan
+ungsional alih status kepega)aian ke jabatan struktural dan rendahnya tingkat pemahaman
pejabat struktural pada tugas pokok dan +ungsinya.
B. Saran
/erdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah diuraikan di atas& dapat diajukan beberapa
saran sebagai berikut (. Pemerintah perlu merumuskan kembali peraturan perundang-undangan di bidang kepega)aian
yang masih bersi+at umum sehingga meminimalisir adanya (elah yuridis yang dapat
diman+aatkan oleh berbagai pihak untuk melegitimasi kebijakan dan desakan kepentingan&
khususnya pada proses pengangkatan P S dalam jabatan struktural.
). Perlu adanya komitmen bersama dari para aktor yang terlibat pada proses pengangkatan P S
dalam jabatan struktural untuk lebih mengedepankan kepentingan Pemda& sehingga +aktor
in+ormal yang mempengaruhi proses pengangkatan P S dalam jabatan struktural dapatdiminimalisir.
30
8/17/2019 kisi-kisi tesis
31/41
-. Kebijakan Pemerintah Kota Singka)ang pada pengangkatan P S dalam jabatan struktural
hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip merit system dengan mempertimbangkan
kemampuan& pengetahuan dan kompetensi dari P S yang bersangkutan& sehingga akan didapat SD7
yang pro+esional& bertanggungja)ab& jujur& adil dan tangguh dalam menjalankan tugas dan +ungsinya.
4. Pemerintah Kota Singka)ang harus menyusun pola peren(anaan kepega)aian yang
komprehensi+ dan menyusun pola pengembangan karier P S di lingkungan Pemerintah Kota
Singka)ang dengan (ara memberikan kesempatan yang sama kepada semua P S di lingkungan
Pemerintah Kota Singka)ang dalam rangka pengembangan potensi masing-masing P S untuk
dapat menduduki jabatan yang lebih tinggi dalam usaha pen(apaian tujuan organisasi melalui
sistem pangkat& sistem diklat& sistem karir dan sistem prestasi kerja.
31
8/17/2019 kisi-kisi tesis
32/41
PRO+IL PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG
A. Ga$*aran K,n&!s! W!la=ah K,ta S!ngka2ang
• Kota Singka)ang yang terkenal dengan julukan ?Kota Seribu Cihara@ atau ? 0hina 1own o' Indonesia @& pada mulanya adalah Ke(amatan Singka)ang yang merupakan bagian dari )ilayahKabupaten Dati II Sambas sebagaimana ditetapkan dalam UU omor "5 #ahun 1, , tentangPenetapan UU Darurat omor ! #ahun 1, ! tentang Pembentukan Dati II di Kalimantan.
• Sejalan dengan Undang-Undang omor #ahun 1,5% tentang Pokok-Pokok Pemerintahan diDaerah ditetapkanlah Singka)ang menjadi Kota dministrati+ Singka)ang berdasarkan PeraturanPemerintah omor %, #ahun 1,61 tentang Pembentukan Kota dministrati+ Singka)ang.
• #ahun 1,,, Pemerintah Kabupaten Dati II Sambas mengajukan pemekaran )ilayah KabupatenDati II Sambas menjadi ! daerah otonom baru yaitu Kabupaten Dati II Sambas dengan Ibukotanyadi Sambas& Kabupaten Dati II /engkayang dengan Ibukotanya di /engkayang dan Kotamadya DatiII Singka)ang dengan Ibukotanya di Singka)ang.
• Dengan perjuangan yang panjang dan men(ermati esensi UU omor "" #ahun 1,,, tentang
Pemerintahan Daerah& akhirnya pada #ahun "$$1 Koti+ Singka)ang berubah statusnya menjadi
daerah otonom berdasarkan UU omor 1" #ahun "$$1 tentang Pembentukan Kota Singka)ang
yang diresmikan pada tanggal 15 *ktober "$$1 di Jakarta oleh 7endagri dan *tda atas nama
Presiden :I .• /erdasarkan UU omor 1" #ahun "$$1 tentang Pembentukan Kota Singka)ang& se(ara
administrasi Kota Singka)ang memiliki luas )ilayah $.%$$ 8a atau $% km yang memba)ahi
ke(amatan dan "0 kelurahan. Sedangkan se(ara geogra+i& terletak antara 1$6 " 1%&1,@ sampai
dengan 1$, $, %0&""@ /ujur #imur 3/#4 dan $$ %% 5& 5@ sampai dengan $1 $$ %6&0 @
;intang Utara 3;U4 dan berjarak L 1! km dari Ibukota Propinsi Kalbar 3Pontianak4 serta dapat
dilalui transportasi darat maupun laut.
• Cisi Kota Singka)ang dalam kurun )aktu "$$5-"$1" adalah ?Singka)ang Spektakuler "$1"@
yaitu Kota Singka)ang sebagai sentra perkembangan ekonomi Kalbar yang terper(aya& aman&
32
http://id.wikipedia.org/wiki/Presiden_Republik_Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Presiden_Republik_Indonesia
8/17/2019 kisi-kisi tesis
33/41
kooperati+& unik& memiliki layanan publik yang prima dan berorientasi kepada kepentingan
pengembangan ekonomi rakyat.
• Dalam rangka me)ujudkan 9isi yang telah ditetapkan& maka misi pembangunan daerah
dirumuskan sebagai berikut
• 7e)ujudkan tata pemerintahan yang baik 3good go9ernan(e4& menuju pelayanan prima melalui
peningkatan kapasitas kelembagaan dan aparatur serta didukung sarana dan prasarana yang
berbasis teknologi2
• 7embangun SD7 yang berkualitas melalui pemerataan dan peningkatan akses pendidikan&
kesehatan serta kesejahteraan sosial2
• 7eningkatkan perekonomian rakyat yang berbasis pasar dan keunggulan daya saing lokal
dengan +okus pengembangan pada sektor pertanian& perdagangan& pari)isata& industri ke(il dan
pengembangan daya tarik in9estasi daerah2
• 7e)ujudkan per(epatan pemerataan pembangunan berkelanjutan serta optimalisasi pengelolaan
SD yang ber)a)asan lingkungan2
7engembangkan tatanan kehidupan sosial yang harmonis dan demokratis melalui peningkatan
sikap toleransi& keamanan& ketertiban dan menjunjung tinggi supremasi serta kepastian hukum
yang berlaku.
B. K,n&!s! Pen& & k K,ta S!ngka2ang
Ta*el (K,$",s!s! Pen& & k Men r t Perse*aran
K,ta S!ngka2ang Tah n )77 /)77<
NO KE#AMATANTAHUN
)77 )775 )77? )778 )77<
1. Singka)ang Selatan !%.505 ! .!0$ ! .606 !0.!55 !0.660
". Singka)ang #imur 15.10% 15.5,! 16.$ $ 16.!$5 16. 0%!. Singka)ang Utara 16.,$0 16.60" 1,.1!0 1,.0%, 1,.,!"
%. Singka)ang /arat % .%!1 %0.%"! %0.6$5 %0.566 %5.1 5
. Singka)ang #engah %,.1$6 %,.651 $.01" 1.000 ".%1,
Jumlah 10 .!50 106.!$, 15$.%5% 15".565 15%., 6
Sumber . /PS Kota Singka)ang & #ahun "$$6.
• Penduduk Kota Singka)ang yang terdiri atas berbagai etnis& menganut berbagai agama yang
berbeda-beda. Komposisi penduduk Kota Singka)ang yang beragama Islam %6&5 F& /udha!5&1 F& Katholik 5&,1 F& Protestan !&6, F& 8indu 1&6% F dan lainnya $&%0 F.
33
8/17/2019 kisi-kisi tesis
34/41
• /erdasarkan suku 'etnis& penduduk Kota Singka)ang terdiri dari komposisi sebagai berikut
Hina %1&51 F& 7elayu "5&,5 F& Dayak 5&11 F& Ja)a 5&%! F& 7adura .", F dan lainnya 1$&%,
F.
#. Ga$*aran U$ $ SOPD K,ta S!ngka2ang
• Struktur *rganisasi Perangkat Daerah Kota Singka)ang mulai ditata kembali setelah pelaksanaanPilkada "$$5 dan seiring dengan ditetapkannya PP omor %1 #ahun "$$5 tentang Pedoman*rganisasi Perangkat Daerah sebagai pengganti PP omor 6 #ahun "$$! tentang Pedoman*rganisasi Perangkat Daerah.
• 7enindaklanjuti implementasi peraturan perundang-undangan dimaksud& maka Pemerintah KotaSingka)ang menetapkan Perda Kota Singka)ang omor 0 #ahun "$$6 tentang PembentukanSusunan *rganisasi Perangkat Daerah Kota Singka)ang.
• /erdasarkan Perda tersebut& kelembagaan daerah yang dibentuk di Kota Singka)ang terdiri atas "
3dua4 Sekretariat& 3lima 4 /adan& 1! 3tiga belas4 Dinas& 1 3satu4 Inspektorat& 1 3satu4 :SUD& !
3tiga4 Kantor& 1 3satu4 Satuan Polisi& 5 3tujuh4 UP#D& 3lima4 Ke(amatan dan "0 3dua puluh enam4
Kelurahan& yang se(ara operasional dijabarkan dalam 3lima4 Peraturan dan "1 3dua puluh satu4
Keputusan
8/17/2019 kisi-kisi tesis
35/41
Komunikasi dan In+ormatika0. Dinas Sosial& #enaga Kerja dan
#ransmigrasi- 1 1 ! 1" - 15
5. Dinas #ata Kota& Pertanahan danHipta Karya
- 1 1 ! 11 - 10
6. Dinas Kependudukan dan Hapil - 1 1 ! 11 - 10,. Dinas Pendapatan& Pengelolaan
Keuangan dan set- 1 1 1 - ""
1$. Dinas Kebersihan danPerumahan
- 1 1 ! 11 - 10
11. Dinas Kebudayaan& Pari)isata&Pemuda dan *lah :aga
- 1 1 ! 1$ - 1
1". Dinas Pertanian dan Kehutanan - 1 1 % 1 - "11!. Dinas Kelautan dan Perikanan - 1 1 ! 1" - 15
!. Le$*aga Tekn!s Daerah1. Inspektorat - 1 % - 1" - 15". /adan Peren(anaan
Pembangunan Daerah- 1 1 % 11 - 15
!. /adan Kesbangpol dan ;inmas - 1 1 ! , - 1%%. /adan Kepega)aian dan Diklat - 1 1 % 11 - 15
. /adan ;ingkungan 8idup - 1 1 ! , - 1%0. /adan Pemberdayaan7asyarakat& Perempuan dan K/
- 1 1 ! , - 1%
%. R $ah Sak!t U$ $ Daerah - 1 " % 1" - 1,. Kant,r
1. Kantor Penyuluh Pertanian&Perikanan& Kehutanan danKetahanan Pangan
- - 1 - % -
". Kantor Perpustakaan dan Kearsipan - - 1 - % -!. Kantor Penanaman 7odal dan
Pelayanan #erpadu- - 1 - % -
0. Sat an P,l!s! Pa$,ng Pra%a - - 1 - % -5. UPTD
1. UP# Pasar - - - - 1 - 1
". UP# Kebersihan - - - - 1 - 1!. UP# Puskesmas - - - - -
6. Ke4a$atan - - " 1 $,. Kel rahan - - - - "0 1!$ 1 0
Jumlah 1 "6 %, 5$ ! 1 " 0 Sumber . /KD Kota Singka)ang& "$$, 3diolah4.
• /erdasarkan tabel diatas& dapat diketahui angka penyebaran jabatan struktural pada beberapa
eselon yaitu %&%" F merupakan jabatan eselon II& 16&10 F merupakan jabatan eselon III dan 55&%$
F merupakan jabatan eselon IC.
• Struktur jabatan struktural di lingkungan Pemerintah Kota Singka)ang mengambarkan bangun
piramida karena jumlah jabatan struktural eselon II dan eselon III lebih sedikit daripada jumlah
jabatan struktural eselon IC.
• P S di lingkungan Pemerintah Kota Singka)ang yang berjumlah !.0," orang adalah aparatur
daerah yang melaksanakan tugas pokok dan +ungsi pemerintahan serta pembangunan.
Ta*el -J $lah PNS &! l!ngk ngan Pe$er!ntah K,ta S!ngka2ang
Ber&asarkan T!ngkat Pen&!&!kan
Pen&!&!kan Jlh
35
8/17/2019 kisi-kisi tesis
36/41
Instans! SD SLTP SLTA D( D) D- D S( S)
Pe$k,t S!ngka2ang ,1 0$ 1. ,0 150 006 !56 "1 0 $ " !.0,"
Sumber . /KD Kota Singka)ang& "$$, 3diolah4.
• Dari data jumlah P S berdasarkan tingkat pendidikannya di atas& dapat diketahui bah)a di
lingkungan Pemerintah Kota Singka)ang sebagian besar P S masih berpendidikan S;# &
sementara P S yang berpendidikan S1 dan S" masih sedikit dan yang memiliki pendidikan S!
belum ada sama sekali.
• Kondisi P S Kota Singka)ang juga dapat dibagi berdasarkan golongan ' ruang gajinya
sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini
Ta*el J $lah PNS &! L!ngk ngan Pe$er!ntah K,ta S!ngka2ang
Ber&asarkan G,l,ngan ' R ang Ga%!
Instans!
G,l,ngan;R ang Ga%!
J $lahI II III I:
Pe$k,t S!ngka2ang !1 6%" ".1!6 061 !.0,"
Sumber . /KD Kota Singka)ang& "$$, 3diolah4.
•
/erdasarkan tabel di atas& dapat diketahui bah)a dari !.0," orang P S di lingkungan PemerintahKota Singka)ang terdapat 5&,1 F P S golongan III2 ""&6$ F P S golongan II2 16&% F P S
golongan IC2 dan $&6% F P S golongan I. Dengan demikian& lebih dari setengah P S di
;ingkungan Pemerintah Kota Singka)ang berada dalam golongan III.
D. SKPD 0ang Terl!*at Pa&a Pengangkatan Dala$ Ja*atan Str kt ral
(.Ba&an Ke"ega2a!an &an D!klat /erdasarkan pasal !% Undang-Undang omor %! #ahun 1,,, tentang Perubahan tas Undang-
Undang omor 6 #ahun 1,5% tentang Pokok-Pokok Kepega)aian dinyatakan bah)a untuk
kelan(aran pelaksanaan manajemen Pega)ai egeri Sipil Daerah dibentuk /adan Kepega)aian
Daerah.
• 7erujuk pada aturan tersebut dan berdasarkan Keputusan Presiden :epublik Indonesia omor 1 ,
#ahun "$$$ dinyatakan bah)a /adan Kepega)aian Daerah mempunyai tugas pokok membantu
Pejabat Pembina Kepega)aian Daerah 3=ubernur. ' /upati '
8/17/2019 kisi-kisi tesis
37/41
a. Penyiapan penyusunan peraturan perundang-undangan daerah di bidang kepega)aian
sesuai dengan norma& standar& dan prosedur yang ditetapkan pemerintah2
b. Peren(anaan dan pengembangan kepega)aian daerah2
(. Penyiapan kebijakan teknis pengembangan kepega)aian daerah2
d. Penyiapan dan pelaksanaan pengangkatan& kenaikan pangkat& pemindahan dan
pemberhentian Pega)ai egeri Sipil Daerah sesuai dengan norma& standar& dan prosedur yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan2
e. Pelayanan administrasi kepega)aian dalam pengangkatan& pemindahan& dan
pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural atau +ungsional sesuai dengan norma& standar&
dan prosedur yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan2
+. Penyiapan dan penetapan pensiun Pega)ai egeri Sipil Daerah sesuai dengan norma&
standar& dan prosedur yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan2
g. Penyiapan penetapan gaji& tunjangan& dan kesejahteraan Pega)ai egeri Sipil Daerah
sesuai dengan norma& standar& dan prosedur yang ditetapkan dengan peraturan perundang-
undangan2
h. Penyelenggaraan administrasi Pega)ai egeri Sipil Daerah2
i. Pengelolaan Sistem In+ormasi Kepega)aian Daerah2
j. Penyampaian in+ormasi kepega)aian daerah kepada /adan Kepega)aian egara.
/KD Kota Singka)ang sebagai salah satu ;embaga #eknis Daerah dipimpin oleh seorang kepala
yang berada di ba)ah dan bertanggung ja)ab kepada kepala daerah melalui Sekretaris Daerah Proses pengangkatan P S dalam jabatan struktural adalah merupakan tugas /idang 7utasi
khususnya Sub /idang Struktural. /KD juga berkedudukan sebagai Sekretariat /adan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan
3/aperjakat4.
• /erkaitan dengan kedudukan tersebut& /KD Kota Singka)ang menjalankan +ungsi penyusunan
bahan-bahan sidang /aperjakat berupa usulan (alon berdasarkan peringkat per-jabatan yang akan
diisi.
). Ba&an Pert!$*angan Ja*atan &an Ke"angkatan
8/17/2019 kisi-kisi tesis
38/41
• 7enetapkan pengangkatan& pemindahan& dan pemberhentian P S dalam dan dari jabatan
struktural eselon II ke ba)ah2
• 7enetapkan pemberian kenaikan pangkat bagi P S yang menduduki jabatan struktural dan
menunjukan prestasi kerja yang luar biasa baiknya& atau menemukan penemuan baru yang
berman+aat bagi negara2
• 7enetapkan usulan beberapa (alon pejabat struktural eselon II untuk dikonsultasikan se(ara
tertulis kepada =ubernur Propinsi Kalimantan /arat2
• 7enetapkan pertimbangan pemberian perpanjangan batas usia pensiun bagi P S yang
menduduki jabatan struktural eselon II2
• 7enetapkan pemberian tugas belajar P S untuk mengikuti program tugas belajar serta
pendidikan dan pelatihan kepemimpinan semua tingkatan2
•
7enetapkan kebijakan atau keputusan bidang kepega)aian lainnya& sepanjang diminta oleh pejabat ber)enang.
• Keanggotaan /aperjakat Kota Singka)ang berjumlah 5 3tujuh4 orang yang terdiri atas 1 3satu4
orang Ketua merangkap anggota yang dijabat oleh Sekretaris Daerah& 0 3enam4 orang anggota yang
dijabat oleh sisten I& II dan III Setda& Kepala /KD& Inspektur& dan Kabag *rtal serta 1 3satu4
orang Sekretaris bukan anggota yang dijabat oleh Kabid 7utasi /KD.
• Keanggotaan /aperjakat tersebut disesuaikan dengan tingkat ke)enangan pejabat ber)enang. Dan
berdasarkan aturan kepega)aian yang berlaku& keanggotaannya paling lama ! 3tiga4 tahun dandapat diangkat kembali untuk masa keanggotaan berikutnya.
• Untuk membantu kelan(aran pelaksanaan /aperjakat& dapat dibentuk Sekretariat /aperjakat yang
berkedudukan di /KD. Sekretariat /aperjakat diketuai oleh Kepala /KD dan dibantu oleh anggota
sekretariat yang terdiri atas P S /KD yang tupoksinya berkaitan erat dengan pelaksanaan tugas
/aperjakat.
E. H * ngan Ke"ala Daerah Dengan #al,n Pe%a*at Str kt ral
• 7enjalankan amanat UU omor %! #ahun 1,,, tentang Perubahan tas UU omor 6 #ahun 1,5%
tentang Pokok-pokok Kepega)aian& sistem kepega)aian daerah yang semula otoritasnya terpusat
di tangan Pemerintah menjadi terpisah di ba)ah kendali masing-masing kepala daerah sehingga
penga)asan dan kontrol Pemerintah terhadap Pemda tidak ketat seperti pada masa yang lalu.
• Dengan diberikannya kebebasan kepada daerah dalam menentukan struktur organisasi& kepala
daerah selanjutnya mengisi +ormasi jabatan yang ada pada struktur tersebut melalui pengangkatanP S dalam jabatan struktural.
38
8/17/2019 kisi-kisi tesis
39/41
• Pada proses inilah& kepala daerah terkadang menyelipkan beberapa kebijakan untuk dapat
mengakomodir kepentingannya maupun kepentingan orang-orang disekitarnya melalui
pengangkatan orang-orang pilihannya untuk menduduki jabatan struktural yang bersi+at strategis.
• Sebagai akibat dari kebijakan ini& pelaksanaan pengangkatan dalam jabatan struktural kurang
mengedepankan +aktor-+aktor +ormal sesuai peraturan kepega)aian yang berlaku seperti
kompetensi& merit s$stem dan sistem karir.
• Aenomena yang terjadi pada proses pengangkatan P S dalam jabatan struktural di Kota
Singka)ang menunjukan bah)a kepala daerah menempatkan P S yang memiliki hubungan
emosional seperti keluarga& ka)an akrab dan teman baik pada beberapa jabatan-jabatan strategis
eselon II dan III yang menjadi kepala SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Singka)ang.
• Karena adanya hubungan kedekatan antara (alon pejabat struktural dengan kepala daerah& maka yang
bersangkutan dapat diangkat dalam jabatan struktural )alaupun pertimbangan pendidikan& jenjang
kepangkatan& kompetensi& kemampuan serta pengetahuan dari P S jadi terabaikan.
• Dengan hak prerogati+ yang dimiliki oleh kepala daerah& kebijakan yang diambilnya pada proses
pengangkatan P S dalam jabatan struktural di Kota Singka)ang lebih mengedepankan +aktor-
+aktor in+ormal dan pola yang terbentuk bersi+at patronase,nepotisme antara kepala daerah dengan
(alon pejabat struktural.
• Pola dalam sistem ini memberi kesempatan bekerja kepada teman dan ka)an yang dekat dengan
kepala daerah yang berkuasa pada saat itu dan sebagai akibatnya maka orang yang diangkat tersebut
sangat merugikan organisasi karena tidak pro+esional dalam melaksanakan tugasnya.
• Aenomena seperti ini dalam struktur organisasi pemerintahan lebih dikenal dengan istilah
pembagian rejeki berupa jabatan-jabatan strategis'basah menurut (ara patrimonial yang diberikan
kepada para P S yang memiliki kedekatan dengan kepala daerah sebagai upaya untuk
mempertahankan kepemimpinannya melalui pemberian dukungan pada setiap langkah-langkah
yang diambil oleh kepala daerah hingga berakhirnya masa kepemimpinan kepala daerah tersebut.
Data berikut akan membuktikan bah)a ternyata pada beberapa jabatan eselon II dan III yang
menjadi kepala SKPD ditempati oleh orang-orang yang memiliki hubungan dengan kepala daerah&
yaitu
Ta*el 5Da'tar Na$a Pe%a*at Esel,n II 0ang Men%a&! Ke"ala SKPD
&! L!ngk ngan Pe$er!ntah K,ta S!ngka2ang
N, Na$a Pangkat;G,l.
R ang
Ja*atanKet.
La$a;Ess. Bar ;Ess
1. Drs& 8 Pembina Sek)an Sek)an Emosional
39
8/17/2019 kisi-kisi tesis
40/41
Utama 7uda". Drs. ;7 Pembina #k. I'
IC bKabag *rtal ss. I Emosional
!. Drs. Pembina'IC a KabidPerbendaharaan
Kadis PPK Emosional
%. Drs. EE Pembina 'IC a Sta+ KadisPerindagkop
Emosional
. Drs S& 7S(. Pembina'IC a Sta+ Kadis
Pendidikan
Emosional
0. A& Spi. Pembina #k. I'IC b
KabidPerikanan#angkap
KadisKelautan danPerikanan
Emosional
5. Ir. Pembina #k. I'IC b
KabidKehutanan danPerkebunan
KadisPertanian danKehutanan
Emosional
6. Drs. & 77 Pembina #k. I'IC b
KabidPerhubunganDarat
KadisPerhubungan&KomunikasidanIn+ormatika
Emosional
,. Ir. :& 77 Pembina'IC a Kabid /ina7arga
Kadis /SE Emosional
1$. 8 & /S(& SE. Pembina'IC a Kabag
8/17/2019 kisi-kisi tesis
41/41
• /erdasarkan data pada tabel diatas& dapat diketahui bah)a dari "% jabatan eselon II yang
mengepalai SKPD& terdapat 1" orang pejabat yang ditempatkan dengan berdasarkan +aktor
emosional atau dapat dipersentasekan sebanyak $ F. /egitu pula pada jabatan eselon III& dari ,
jabatan eselon III yang mengepalai SKPD& terdapat 0 jabatan yang diisi berdasarkan +aktor
emosional atau sekitar 00&0 F.
• Dari +enomena diatas& maka dapat dikatakan bah)a pejabat yang duduk di eselon II dan III yang
menjadi kepala SKPD ditempatkan berdasarkan +aktor in+ormal berupa hubungan emosional.
• Ditinjau dari proses pengangkatannya& para pejabat yang diangkat dalam jabatan struktural tersebut
dapat dikategorikan sebagai pengangkatan yang dilakukan berdasarkan hubungan patronase
dengan kepala daerah 3keluarga& ka)an akrab dan teman baik4.
• 8ubungan yang bersi+at pribadi ini tidak hanya terjadi se(ara langsung tetapi juga dapat terjadi
se(ara tidak langsung. 8al ini dapat diartikan bah)a& pejabat yang bersangkutan selain memiliki
hubungan kedekatan se(ara langsung juga ada yang kedekatannya melalui perantara orang lain
seperti orang dekat kepala daerah yang berasal dari Parpol maupun #im Suksesnya.
• *rang-orang yang berasal dari Parpol dan #im Sukses pendukung pemenangan kepala daerah pada
Pilkada "$$5 terkadang menitipkan keluarga& ka)an akrab dan teman baik agar dapat diakomodir
sebagai (alon pejabat yang akan diangkat dalam jabatan struktural& )alaupun tidak memiliki
kompetensi& pengetahuan dan kepangkatannya minimal.