5
 Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga dis ebut Persp ektif Belajar) a dalah fi losofi dalam psikologi  yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme  termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan  dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwafisiologis  internal atau konstrak hipotetis seperti pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antara proses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan). Reinforcement adalah penguatan yang memberikan respon positif terhadap suatu tingkah laku tertentu dari siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali (Alma, 2008: 30). Tujuan adanya reinforcement adalah dapat meningkatkan perhatian siswa, memudahkan proses belajar, membangkitkan dan mempertahankan motivasi, mengubah sikap suka mengganggu dan menimbulkan tingkah laku belajar yang produktif, mengembangkan dan mengatur diri sendir dalam belajar, mengarahkan kepada cara berpikir yang baik.Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bawa reinforcement adalah penguatan yang memberikan respon positif terhadap suatu tingkah laku tertentu dari siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali. 2. Komponen ReinforcementKomponen-komponen keterampilan dalam pemberian reinforcement atau penguataan pada siswa penting digunakan oleh guru untuk lebih memotivasi siswa dalam belajar matematika. Terdapat tiga komponen dalam reinforcement, yaitu : 1). Verbal reinforcement Verbal reinforcement berupa komentar ungkapan, pujian yang berbentuk kata-kata ataupun kalimat. a). Kata-kata : baik, bagus, hebat sekali, benar sekali, sangat teliti dan sebagainya. b). Kalimat : i). Itu suatu pikiran yang baik. ii). Cara berpikir kritis sekali. iii). Terima kasih kamu sangat pandai. 2). Gestural reinforcement Gestural reinforcement berupa penguatan yang ditunjukkan melalui wajah ataupun anggota badan lain. a). Wajah: senyum, mengangkat alis, tertawa, siulan, kerlingan mata. b). Anggota badan : tepuk tangan, menunjuk, tanda o. k., naikkan tangan, anggukan, gelengkan kepala (keheranan), jempol, angkat bahu. 3). Proximity reinforcement Proximity reinforcement seperti berjalan mendekati, berdiri di dekat, duduk dekat kelompok, berdiri di antara siswa. 4). Contact reinforcement Tepuk bahu, punggung, tangan pada kepala, jabat tangan, memegang rambut, menaikkan tangan siswa. Dalam hal ini harus diperhatikan kebiasaan daerah setempat. Ada tabu memegang pipi, memegang kepala dan sebagainya. 5). Activity reinforcement Berjalan mendahului, membagi bahan, memimpin permainan, membantu siswa dalam menggunakan OHP, mendengarkan musik, radio, TV. 6). Token reinforcement Pemberian hadiah, bintang komentar tertulis pada buku pekerjaan, nama kehormatan, perangko,

kisi - kisi psikologi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: kisi - kisi psikologi

7/21/2019 kisi - kisi psikologi

http://slidepdf.com/reader/full/kisi-kisi-psikologi 1/5

Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi

dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme — 

termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan— dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. Aliran

ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat

peristiwafisiologis internal atau konstrak hipotetis seperti pikiran. Behaviorisme beranggapan

bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antaraproses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati secara

pribadi (seperti pikiran dan perasaan).

Reinforcement adalah penguatan yang memberikan respon positif terhadap suatu tingkah laku

tertentu dari siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali (Alma, 2008: 30). Tujuan

adanya reinforcement adalah dapat meningkatkan perhatian siswa, memudahkan proses belajar,

membangkitkan dan mempertahankan motivasi, mengubah sikap suka mengganggu dan

menimbulkan tingkah laku belajar yang produktif, mengembangkan dan mengatur diri sendir dalam

belajar, mengarahkan kepada cara berpikir yang baik.Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan

bawa reinforcement adalah penguatan yang memberikan respon positif terhadap suatu tingkah lakutertentu dari siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali.

2. Komponen ReinforcementKomponen-komponen keterampilan dalam pemberian reinforcement

atau penguataan pada siswa penting digunakan oleh guru untuk lebih memotivasi siswa dalam

belajar matematika. Terdapat tiga komponen dalam reinforcement, yaitu :

1). Verbal reinforcement

Verbal reinforcement berupa komentar ungkapan, pujian yang berbentuk kata-kata ataupun kalimat.

a). Kata-kata : baik, bagus, hebat sekali, benar sekali, sangat teliti dan sebagainya.

b). Kalimat :

i). Itu suatu pikiran yang baik.

ii). Cara berpikir kritis sekali.

iii). Terima kasih kamu sangat pandai.

2). Gestural reinforcement

Gestural reinforcement berupa penguatan yang ditunjukkan melalui wajah ataupun anggota badan

lain.

a). Wajah: senyum, mengangkat alis, tertawa, siulan, kerlingan mata.

b). Anggota badan : tepuk tangan, menunjuk, tanda o. k., naikkan tangan, anggukan, gelengkan

kepala (keheranan), jempol, angkat bahu.

3). Proximity reinforcement

Proximity reinforcement seperti berjalan mendekati, berdiri di dekat, duduk dekat kelompok, berdiri diantara siswa.

4). Contact reinforcement

Tepuk bahu, punggung, tangan pada kepala, jabat tangan, memegang rambut, menaikkan tangan

siswa. Dalam hal ini harus diperhatikan kebiasaan daerah setempat. Ada tabu memegang pipi,

memegang kepala dan sebagainya.

5). Activity reinforcement

Berjalan mendahului, membagi bahan, memimpin permainan, membantu siswa dalam menggunakan

OHP, mendengarkan musik, radio, TV.

6). Token reinforcement

Pemberian hadiah, bintang komentar tertulis pada buku pekerjaan, nama kehormatan, perangko,

Page 2: kisi - kisi psikologi

7/21/2019 kisi - kisi psikologi

http://slidepdf.com/reader/full/kisi-kisi-psikologi 2/5

mata uang, gambar, es, lilin dan sebagainya.

Beberapa prinsip penggunaan dalam reinforcement (Alma, 2008: 32) antara lain :

a). Penuh kehangatan, antusias dan jujur.

b). Hindari reinforcement negatif: kritikan dan hukuman.

c). Bervariasi.d). Penuh arti bagi siswa.

e). Bersifat pribadi.

f). Langsung atau segera.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk reinforcement antara lain verbal

reinforcement, gestural reinforcement dan proximity reinforcement, contact reinforcement, activity

reinforcement, dan token reinforcement. Pemberian reinforcement atau penguataan pada siswa

penting digunakan oleh guru untuk lebih memotivasi siswa dalam belajar matematika.

3. Modus Reinforcement 

Dalam pemberian reinforcement kepada siswa, ada beberap modus penggunaan yang perlu

diperhatikan. Menurut Alma (2008: 33) modus penggunaan reinforcement meliputi :

1). Whole group reinforcement

Komponen reinforcement dapat diterapkan oleh guru pada seluruh kelas dari waktu ke waktu.

Komponen yang digunakan biasanya berupa verbal, token, gestural dan aktivitas.

2). Delayed reinforcement

Komponen reinforcement langsung dapat diberikan guru segera diberikan, biasanya penundaan ini

dihubungkan dengan pemberian keterangan atau isyarat lain untuk menekankan bahwa

reinforcement diberikan namun ditunda atau diberikan kemudian.

3). Partial reinforcement

Digunakan untuk menghindari reinforcement yang negatif. Sebagian menerima respons siswa,misalnya jawaban siswa setengah-setengah betul, guru tidak menyalahkan atau mengkritik jawaban

tersebut, tetapi meminta siswa lain menjawab atau memberi tanggapan. Seandainya jawaban siswa

yang kedua benar, maka dikembalikan kepada siswa yang pertama untuk mengulangi, jawaban yang

benar kemudian diberi reinforcement.

4). Personalized reinforcement

Sebaiknya diberikan langsung atau segera pada siswa secara perorangan, karena kemampuannya.

Ini lebih selektif dari pada apabila bersifat anonim dan tidak spesifik kepada seseorang.Beradasarkan

uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian reinforcement harus disesuaikan dengan modus

penggunaan reinforcement meliputi : whole group reinforcement, delayed reinforcement, partial

reinforcement, dan personalized reinforcement.

 Reward  adalah ganjaran atau hadiah. Dalam bahasa arab ganjaran diistilahkantsawab (pahala

upah dan balasan). Jadi secara umum reward dapat penulis didefinisikan adalah sesuatu yang

diberikan kepada seseorang sebagai bagian dari upaya untuk menyenangkan atau membagiakan

seseorang dengan tujuan tertentu. Tujuan pemberikan ganjaran kepada seorang siswa berguna

sebagai penguatan akan perilaku positif yang dilakukan oleh peserta didik. Jika dikontekskan

dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas bentuk-bentuk reward yang dapat diterapkan seorang

guru, yaitu:

1.  Ekspresi verbal/pujian2.  Imbalan materi/hadiah

Page 3: kisi - kisi psikologi

7/21/2019 kisi - kisi psikologi

http://slidepdf.com/reader/full/kisi-kisi-psikologi 3/5

3.  Memandang dan tersenyum

4.  Menuliskan namanya di papan tulis

5.  Menunjukkan kebaikan

6.  Mengganggap kita (guru) bagian dari mereka (murid)

7.   Wejangan / motivasi (Haryanto AlFandi:272-273)

Sedangkan punishment diartikan sebagai hukuman. Namun Apabila seorang guru ingin

memberikan Punishment atau sangsi kepada siswanya haruslah mempertimbangkan lebih

matang, apakah perbuatannya setimpal dengan sangsi yang akan diberikan. Menjadi pertanyaan

apakah hukuman itu harus berpusat kepada fisik seseorang. Jawabannya tidak. Menurut penulis

pemberikan hukuman bagian fisik seorang peserta didik tidak juga dilarang, sebagaimana yang

penulis paparkan di atas adalah mempertimbangkan terlebih dahulu konsekuensinya apabila

menghukum bagian fisik. Sebagai contoh menjewer telinga siswa, mencubit, mengunting rambut

gondrong siswa dengan compang camping karena tidak mengindahkan aturan sekolah, hal

tersebut hal yang wajar dilakukan oleh seorang guru, selama dalam batas tidak berlebihan.

Beberapa bentuk hukuman (punishment) dapat dilakukan sebagai berikut:

1.  Nasihat dan bimbingan

2.   Wajah masam

3.  Teguran keras

4.  Menghentikan perbuatan anak

5.  Memalingkan wajah

6.  Mendiamkan

7.  Cercaan

8.  Hukuman orang tua

9.  Pukulan ringan (Haryanto AlFandi:274-275)

Berdasarkan beberapa bentuk hukuman di atas ternyata hukuman tidak mesti diindentik dengan

sentuhan fisik. Apabila seseorang guru kesal dengan perilaku muridnya,

mestinya punishment  yang diberikan kepada murid tersebut adalah guru memberikan teguran

kepadanya terlebih dahulu. Apabila teguran guru tidak dihiraukannya, seorang guru menampak

raut muka kesal (misalnya tatapan mata menatap tajam kepada siswa bersangkutan) dan lain

sebagainya.

1. Teori Belajar Menuru t Thornd ike  

Menurut Thorndike, belajar  adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa

yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat

ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika

belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah

laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu

yang tidak dapat diamati. Meskipun aliran behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, tetapi

Page 4: kisi - kisi psikologi

7/21/2019 kisi - kisi psikologi

http://slidepdf.com/reader/full/kisi-kisi-psikologi 4/5

tidak dapat menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tidak dapat diamati. Teori

Thorndike ini disebut pula dengan teori koneksionisme (Slavin, 2000).

 Ada tiga hukum belajar yang utama, menurut Thorndike yakni (1) hukum efek; (2) hukum latihan dan

(3) hukum kesiapan (Bell, Gredler, 1991). Ketiga hukum ini menjelaskan bagaimana hal-hal tertentu

dapat memperkuat respon.

2. Teori Belajar Menu rut Watso n  

Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus

dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia

mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun

dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat

diamati. Watson adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan

dengan ilmu-ilmu lain seperi Fisika atau Biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik

semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur.

3. Teori Belajar Menu rut Clark Hu ll  

Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk

menjelaskan pengertian belajar .  Namun dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles Darwin.Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga

agar organisme tetap bertahan hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan

pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam

seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir selalu

dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat berwujud

macam-macam. Penguatan tingkah laku juga masuk dalam teori ini, tetapi juga dikaitkan dengan

kondisi biologis (Bell, Gredler, 1991).

4. Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie  

 Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan stimulus-stimulus yang

disertai suatu gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama

(Bell, Gredler, 1991). Guthrie juga menggunakan variabel hubungan stimulus dan respon untuk

menjelaskan terjadinya proses belajar. Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan

mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi. Penguatan sekedar

hanya melindungi hasil belajar yang baru agar tidak hilang dengan jalan mencegah perolehan respon

yang baru. Hubungan antara stimulus dan respon bersifat sementara, oleh karena dalam kegiatan

belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberi stimulus agar hubungan stimulus dan respon

bersifat lebih kuat dan menetap. Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang

peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu

mengubah tingkah laku seseorang.

Saran utama dari teori ini adalah guru harus dapat mengasosiasi stimulus respon secara tepat.

Pebelajar harus dibimbing melakukan apa yang harus dipelajari. Dalam mengelola kelas guru tidakboleh memberikan tugas yang mungkin diabaikan oleh anak (Bell, Gredler, 1991).

5. Teori Belajar Menu rut Skin ner  

Konsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih mengungguli konsep para tokoh

sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun lebihkomprehensif.

Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan

lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang

dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya. Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak

sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar

stimulus itu akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki

konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya mempengaruhi munculnya

perilaku (Slavin, 2000). Oleh karena itu dalam memahami tingkah laku seseorang secara benar harus

Page 5: kisi - kisi psikologi

7/21/2019 kisi - kisi psikologi

http://slidepdf.com/reader/full/kisi-kisi-psikologi 5/5

memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan lainnya, serta memahami konsep yang

mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut.

Skinner juga mengemukakan bahwa dengan menggunakan perubahan-perubahan mental sebagai

alat untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan menambah rumitnya masalah. Sebab setiap alat

yang digunakan perlu penjelasan lagi, demikian seterusnya.

 Aliran psikologi belajar  yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah pengembangan teori dan

praktek pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik. Aliran ini menekankan

pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model

hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon

atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata. Munculnya

perilaku akan semakin kuat bila diberikan reinforcement dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

Apl ikasi teor i b elajar behavior isme  dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal

seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas

pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teor i

behavior isme  memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah.

Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan,sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang

belajar atau pebelajar. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yag

sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan

dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Pebelajar

diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya,

apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid.

Metode behaviorisme ini sangat cocok untuk perolehan kemampaun yang membuthkan praktek dan

pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti : Kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek,

daya tahan dan sebagainya, contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan

komputer, berenang, olahraga dan sebagainya. Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-

anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus

dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi

permen atau pujian.

Referensi :

Read more: TEORI BELAJAR >> Teori Belajar Behaviorisme