Upload
popiagustus
View
32
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Di Susun Oleh : Popi NuraeniKelas : 1B .S1.Keperawatan
Penyakit Menular Seksual (PMS)
PMS adalah penyakit yang dapat ditularkan dari
seseorang kepada orang lain melalui hubungan
seksual.
TABEL PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Wilayah Tahun
2012 2013 2014
Jakarta 7.898 9.876 9.987
Jawa barat 6.754 7.098 8.123
Kalimantan 5.987 6.987 7.987
Nusa Tenggara Timur
8.345 9.000 9.899
DATA GRAFIK PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Jakarta Jawa Barat Kalimantan NTT0
2
4
6
8
10
12
201220132014
Penyakit Menular
Gonore
Seksual
Hepatitis B - H
erpes
HIV/AIDS
Sifilis
GONORE
Gonore Tipe: Bakterial
Cara penularan: Hubungan seks vaginal, anal dan oral.
Gejala: Walaupun beberapa kasus tidak menunjukkan gejala, jika gejala
muncul, sering hanya ringan dan muncul dalam 2-10 hari setelah terpapar.
Gejala-gejala meliputi discharge dari penis, vagina, atau rektum dan rasa
panas atau gatal saat buang air kecil.
Pengobatan: Infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotik. Namun tidak dapat
menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum pengobatan dilakukan.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal,
anal dan oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya
cara yang 100% efektif untuk pencegahan. Kondom dapat
mengurangi tetapi tidak dapat menghilangkan sama sekali risiko
penularan penyakit ini.
HEPATITIS B
Hepatitis B (HBV) Tipe: Viral
Cara Penularan: Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal; memakai jarum
suntik bergantian; perlukaan kulit karena alat-alat medis dan kedokteran gigi;
melalui transfusi darah.
Gejala: Gejala yang muncul meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, lemah,
kehilangan nafsu makan, muntah dan diare. Gejala-gejala yang ditimbulkan karena
gangguan di hati meliputi air kencing berwarna gelap, nyeri perut, kulit menguning
dan mata pucat.
Pengobatan: Belum ada pengobatan. Kebanyakan infeksi bersih dengan sendirinya
dalam 4-8 minggu. Beberapa orang menjadi terinfeksi secara kronis.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks dengan orang yang terinfeksi
khususnya seks anal, di mana cairan tubuh, darah, air mani dan secret vagina paling
mungkin dipertukarkan adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif
mencegah penularan virus hepatitis B melalui hubungan seks. Hindari pemakaian
narkoba suntik dan memakai jarum suntik bergantian. Bicarakan dengan petugas
kesehatan kewaspadaan yang harus diambil untuk mencegah penularan Hepatitis B,
khususnya ketika akan menerima tranfusi produk darah atau darah.
HERPES GENITAL
Herpes Genital (HSV-2)
Tipe: Viral
Cara Penularan: Herpes menyebar melalui kontak seksual antar kulit dengan bagian-
bagian tubuh yang terinfeksi saat melakukan hubungan seks vaginal, anal atau oral.
Virus sejenis dengan strain lain yaitu Herpes Simplex Tipe 1 (HSV-1) umumnya
menular lewat kontak non-seksual dan umumnya menyebabkan luka di bibir.
Namun, HSV-1 dapat juga menular lewat hubungan seks oral dan dapat
menyebabkan infeksi alat kelamin.
Gejala-gejala: Gejala-gejala biasanya sangat ringan dan mungkin meliputi rasa gatal
atau terbakar; rasa nyeri di kaki, pantat atau daerah kelamin; atau keputihan. Bintil-
bintil berair atau luka terbuka yang terasa nyeri juga mungkin terjadi, biasanya di
daerah kelamin, pantat, anus dan paha, walaupun dapat juga terjadi di bagian tubuh
yang lain. Luka-luka tersebut akan sembuh dalam beberapa minggu tetapi dapat
muncul kembali.
Pengobatan: Belum ada pengobatan untuk penyakit ini. Obat anti virus biasanya
efektif dalam mengurangi frekuensi dan durasi (lamanya) timbul gejala karena
infeksi HSV-2.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks
secara vaginal, anal dan oral dengan orang yang
terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan
yang 100% efektif mencegah penularan virus
herpes genital melalui hubungan seks. Kondom
dapat mengurangi risiko tetapi tidak dapat
samasekali menghilangkan risiko tertular penyakit
ini melalui hubungan seks. Walaupun memakai
kondom saat melakukan hubungan seks, masih ada
kemungkinan untuk tertular penyakit ini yaitu
melalui adanya luka di daerah kelamin.
HIV/AIDS
HIV/AIDS Tipe: Viral
Cara Penularan: Hubungan seks vaginal, oral dan khususnya anal;
darah atau produk darah yang terinfeksi; memakai jarum suntik
bergantian pada pengguna narkoba; dan dari ibu yang terinfeksi
kepada janin dalam kandungannya, saat persalinan, atau saat
menyusui.
Gejala-gejala: Beberapa orang tidak mengalami gejala saat terinfeksi
pertama kali. Sementara yang lainnya mengalami gejala-gejala seperti
flu, termasuk demam, kehilangan nafsu makan, berat badan turun,
lemah dan pembengkakan saluran getah bening. Gejala-gejala
tersebut biasanya menghilang dalam seminggu sampai sebulan, dan
virus tetap ada dalam kondisi tidak aktif (dormant) selama beberapa
tahun. Namun, virus tersebut secara terus menerus melemahkan
sistem kekebalan, menyebabkan orang yang terinfeksi semakin tidak
dapat bertahan terhadap infeksi-infeksi oportunistik.
Pengobatan: Belum ada pengobatan untuk infeksi ini. Obat-obat anti
retroviral digunakan untuk memperpanjang hidup dan kesehatan orang
yang terinfeksi. Obat-obat lain digunakan untuk melawan infeksi
oportunistik yang juga diderita.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seksual dengan orang
yang terinfeksi, khususnya hubungan seks anal, di mana cairan
tubuh, darah, air mani atau secret vagina paling mungkin
dipertukarkan, adalah satu-satunya cara yang 100% efektif untuk
mencegah penularan HIV melalui hubungan seks. Kondom dapat
menurunkan risiko penularan tetapi tidak menghilangkan sama
sekali kemungkinan penularan. Hindari pemakaian narkoba suntik
dan saling berbagi jarum suntik. Menurut Centers for Disease
Control Amerika Serikat, "Ciuman dengan mulut terbuka dianggap
sebagai aktifitas seksual yang sangat kecil risikonya untuk
terjadinya penularan HIV. Namun, ciuman dengan mulut terbuka
dalam waktu yang lama dapat merusak mulut atau bibir sehingga
memungkinkan HIV berpindah dari orang yang terinfeksi ke
pasangannya dan memasuki tubuh pasangan tersebut melalui luka
yang ada di mulut. Karena adanya kemungkinan risiko penularan
ini, CDC merekomendasikan pelarangan untuk berciuman dengan
mulut terbuka dengan pasangan yang terinfeksi. Sebuah kasus
mengindikasikan adanya seorang perempuan yang terinfeksi HIV
dari pasangannya karena terpapar darah yang terkontaminasi saat
melakukan ciuman dengan mulut terbuka.
SIFILIS
Sifilis Tipe: Bakterial
Cara Penularan: Cara penularan yang paling umum adalah hubungan seks vaginal, anal atau
oral. Namun, penyakit ini juga dapat ditularkan melalui hubungan non-seksual jika ulkus atau
lapisan mukosa yang disebabkan oleh sifilis kontak dengan lapisan kulit yang tidak utuh dengan
orang yang tidak terinfeksi.
Gejala-gejala: Pada fase awal, penyakit ini menimbulkan luka yang tidak terasa sakit atau
"chancres" yang biasanya muncul di daerah kelamin tetapi dapat juga muncul di bagian tubuh
yang lain, jika tidak diobati penyakit akan berkembang ke fase berikutnya yang dapat meliputi
adanya gejala ruam kulit, demam, luka pada tenggorokan, rambut rontok dan pembengkakan
kelenjar di seluruh tubuh.
Pengobatan: Penyakit ini dapat diobati dengan penisilin; namun, kerusakan pada organ tubuh
yang telah terjadi tidak dapat diperbaiki.
Pencegahan: Tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan oral dengan orang yang
terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang 100% efektif mencegah penularan sifilis
melalui hubungan seksual. Kondom dapat mengurangi tetapi tidak menghilangkan risiko tertular
penyakit ini melalui hubungan seks. Masih ada kemungkinan tertular sifilis walaupun memakai
kondom yaitu melalui luka yang ada di daerah kelamin. Usaha untuk mencegah kontak non-
seksual dengan luka, ruam atau lapisan bermukosa karena adanya sifilis juga perlu dilakukan.