26
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA RENCANA KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) 1.0 PERATURAN UMUM 1.1 Seluruh karyawan dan pekerja yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus memahami dan mematuhi kaedah, dan peraturan keselamatan kerja. 1.2 Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. 1.3 Pengaturan lalu lintas di lokasi kerja : Hanya yang mempunyai Surat Ijin Mengemudi dan Mengoperasikan Alat berat yang diijinkan mengemudikan kendaraan di lokasi proyek. Kendaraan hanya boleh diparkir pada tempat-tempat yang disediakan, bukan disembarang tempat pada lokasi proyek. Dalam memarkir kendaraannya, pengemudi harus memastikan bahwa kendaraan tidak bergerak saat ditinggalkan. Kendaraan harus dijalankan sesuai dengan batas kecepatan yang diijinkan. 1.4 Semua yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus peduli dan tanggap akan bahaya kebakaran yang mungkin timbul. 1.5 Semua yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus peduli dan tanggap untuk menjaga kerapian dan kebersihan pada lokasi masing-masing. 1.6 Pada lokasi-lokasi yang berbahaya harus dipasang tanda-tanda peringatan adanya bahaya. 1.7 Jalan kerja yang memadai dan aman harus disediakan sebagai sarana keluar masuk pekerja dan inspeksi. 1.8 Setiap proyek harus mendaftarkan dan mengikuti program Jamsostek. 1.9 Manajemen Proyek atau Penanggung Jawab K 3 harus menetapkan sanksi ayau hukuman terhadap pelanggaran peraturan K 3. 1.10 Harus tersedia data lamat dan telepon instansi-instansi yang terkait seperti Rumah Sakit/Puskesmas terdekat, Kepolisian, Dinas Kebakaran, Depnaker, Asuransi/Jamsostek yang mudah dibaca oleh semua orang.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

  • Upload
    drmarhu

  • View
    201

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Citation preview

Page 1: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

RENCANA KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3)

1.0 PERATURAN UMUM

1.1 Seluruh karyawan dan pekerja yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus

memahami dan mematuhi kaedah, dan peraturan keselamatan kerja.

1.2 Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk.

1.3 Pengaturan lalu lintas di lokasi kerja :

• Hanya yang mempunyai Surat Ijin Mengemudi dan

Mengoperasikan Alat berat yang diijinkan mengemudikan

kendaraan di lokasi proyek.

• Kendaraan hanya boleh diparkir pada tempat-tempat yang

disediakan, bukan disembarang tempat pada lokasi proyek.

• Dalam memarkir kendaraannya, pengemudi harus memastikan

bahwa kendaraan tidak bergerak saat ditinggalkan.

• Kendaraan harus dijalankan sesuai dengan batas kecepatan yang

diijinkan.

1.4 Semua yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus peduli dan tanggap

akan bahaya kebakaran yang mungkin timbul.

1.5 Semua yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus peduli dan tanggap

untuk menjaga kerapian dan kebersihan pada lokasi masing-masing.

1.6 Pada lokasi-lokasi yang berbahaya harus dipasang tanda-tanda peringatan

adanya bahaya.

1.7 Jalan kerja yang memadai dan aman harus disediakan sebagai sarana keluar

masuk pekerja dan inspeksi.

1.8 Setiap proyek harus mendaftarkan dan mengikuti program Jamsostek.

1.9 Manajemen Proyek atau Penanggung Jawab K 3 harus menetapkan sanksi ayau

hukuman terhadap pelanggaran peraturan K 3.

1.10 Harus tersedia data lamat dan telepon instansi-instansi yang terkait seperti

Rumah Sakit/Puskesmas terdekat, Kepolisian, Dinas Kebakaran, Depnaker,

Asuransi/Jamsostek yang mudah dibaca oleh semua orang.

Page 2: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1.11 Untuk Proyek dengan kondisi khusus yang tidak tercakup dalam peraturan atau

IK ini, maka Manajemen Proyek harus menetapkan peraturan K 3 sesuai dengan

kondisi Proyek.

2.0 PERLENGKAPAN PELINDUNG TUBUH

2.1 Semua pekerja, karyawan dan tamu, harus menggunaka topi pengaman (helm)

dan sepatu pengaman saat berada di lokasi kerja.

2.2 Sabuk Pengaman dan Tali Penyelamat harus dikenakan saat bekerja pada

ketinggian diatas 2 meter.

Page 3: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

2.3 Pakai seragam dan tanda pengenal.

2.4 Pelindung badan (Body Protector) jika hal tersebut diperlukan (untuk tukang las

diwajibkan).

2.5 Menggunakan Pelampung/Life Jacket untuk pekerjaan diatas air.

Sarung tangan harus dipakai sewaktu memegang barang atau benda keras yang

dapat mengakibatkan luka-luka pada tangan (untuk tukang las diwajibkan).

2.6 Alat pelindung pernapasan harus dipakai sewaktu berada pada lokasi yang

penuh debu, atau material lain yang membahayakan pernapasan.

2.7 Alat pelindung telinga harus dikenakan apabila bekerja pada situasi kerja yang

bising.

3.0 TANGGA, PERANCAH, DAN BEKERJA DI TEMPAT KETINGGIAN

3.1 Tangga

• Tangga harus dibuat dari material atau bahan yang kuat dan

tahan terhadap cuaca (misalnya kayu kelas II, pipa besi , dll).

• Harus dipasang railling untuk pegangan.

Setiap anak tangga harus kuat.

Apabila tangga terlalu tinggi dapat dibuat bordes ditengah.

TANGGA HARUS TERBUAT DARI MATERIAL YANG KUAT

• Jangan meletakan tangga diatas materia/peralatan untuk tujuan

menambah ketinggian.

Page 4: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

• Jangan meletakkan material pada jalan kerja.

• Kemiringan tangga harus diatur sedemikian rupa sehingga aman

untuk digunakan.

GUNAKAN SABUK PENGAMAN BILA BEKERJA DI KETINGGIAN

3.2 Perancah

• Rancangan penyangga beban atau perancah untuk sarana

bekerja harus didukung dengan analisa perhitungan.

• Perancah dibuat dari bahan-bahan yang kuat (dolken, scafolding,

pipa, profil baja) tergantung hasil perhitungan.

• Dasar perancah harus cukup kuat untuk menahan beban, kalau

diperlukan dibuat landasan kayu atau cor beton.

• Harus dibuat pengaku (braching) untuk menahan gaya kesamping

atau goyangan.

• Sebelum perancah memikul beban, harus dicek dahulu

keseluruhan dari perancah terpasang sesuai rancangan.

• Tangga naik keatas perancah harus disediakan.

Page 5: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

• Secara berkala sebelum digunakan harus diperiksa untuk

menjamin bahwa perancah aman digunakan (ditetapkan oleh

MP).

Petugas yang melakukan inspeksi harus mengetahui prinsip-prinsip

pemasangan perancah yang aman.

PEMERIKSAAN PERANCAH

3.3 Bekerja di Tempat Ketinggian

Yang dimaksud bekerja di tempat

ketinggian adalah bekerja di lokasi

dimana terdapat perbedaan ketinggian

dengan lokasi sekitarnya yang

dimungkinkan terjadinya bahaya

kecelakaan kerja.

• Pekerja yang melakukan pekerjaan ditempat ketinggian haruslah

dipastikan dalam keadaan sehat, tidak takut berada di tempat

ketinggian, menggunakan pelindung tubuh yang memadai sesuai

aspek keselamatan kerja.

• Tepi suatu tempat ketinggian haruslah dipasang railling

pengaman. Tipe dan jenis bahan disesuaikan dengan kondisi

pekerjaan dari lingkungan, tetapi harus dipastikan mudah terlihat

jelas, cukup kuat, harus dipelihara, dan dalam kondisi yang baik.

• Lubang-lubang dengan ukuran lebih besar kaki sampai badan

manusia harus ditutup dengan bahan yang kuat dan apabila lebih

besar dari itu harus dipasang railling pengaman.

• Apabila pekerja membawa peralatan dan bahan-bahan kecil,

maka harus membawa kantong atau wadah tempat peralatan dan

bahan-bahan material kecil dengan tujuan alat atau bahan tidak

mudah jatuh.

Page 6: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

• Tidak diperkenankan meninggalkan pekerjaan dalam keadaan

bahan terpasang mudah terlepas. Peralatan dan bahan kecil

dipastikan tersimpan rapi ditempatnya.

TEPI

SUATU TEMPAT KETINGGIAN DIPASANG RAILING

• Apabila dipandang perlu bekerja ditempat ketinggian dengan

lokasi yang padat maka perlu dipasang jaring pengaman (safety

Net).

• Instalasi penangkal petir sementara dipasang pada tempat yang

tertinggi dari lokasi bekerja, apabila dipastikan lokasi tempat

bekerja tersebut belum terliput oleh sistem penangkal petir yang

ada.

• Harus dipastikan adanya lokasi dan sarana yang memadai untuk

mengkaitkan sabuk pengaman sehingga berfungsi sebagaimana

mestinya.

• Penumpukan sementara material dtempatkan cukup jauh dari tepi

dan disusun sedemikian rupa sehingga tidak mudah berpindah

walau tidak dipindahkan.

• Tempat berpijak untuk bekerja, dudukan alat dan bahan

dipastikan kuas dan aman.

Page 7: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

4.0 PENGGALIAN, PONDASI DAN PARIT

• Sebelum melakukan pekerjaan penggalian tanah dan pembuatan

parit ataupun pondasi, terlebih dahulu harus dipastikan kondisi

kestabilan tanah dan lingkungan disekitar tempat tersebut.

• Sebelum melakukan penggalian, harus dipastikan tidak terdapat

instalasi kabel, gas, air, atau instalasi lain pada lokasi galian.

Apabila ada, harus dikoordinasikan dengan pihak terkait, agar

pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan aman.

• Pagar pengaman dan Rambu Peringatan mesti dipasang

disepanjang parit atau disekeliling lubang dan galian yang ada.

• Tanah galian tidak boleh diletakkan terlalu dekat dengan pinggir

galian. Jarak minimum yang aman adalah sedikitnya 1.5 meter

dari pinggir galian.

• Operator peralatan galian harus memahami daerah galian

tersebut dan mengoperasikannya sesuai dengan instruksi kerja.

Peralatan galian diparkir pada tempat yang aman dan rata.

PENGGALIAN TANAH DAN PEMBUATAN PARIt

Page 8: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

6.0 PENGELASAN, PEMOTONGAN DAN GERINDA

• Pekerjaan pengelasan konstruksi dan instalasi harus

dilaksanakan oleh orang yang mempunyai sertifikat juru las

sesuai dengan kelas untuk pekerjaan las yang sedang

dilaksanakan.

• Pekerja harus dilengkapi kaca mata pelindung khusus, sarung

tangan dan pelindung kepala sebelum melalukan pengelasan,

pemotongan atau gerinda.

• Pengelasan, pemotongan dan gerinda tidak boleh dikerjakan

didaerah yang mudah terbakar, apabila terpaksa dilakukan harus

mendapat ijin dari petugas yang bertanggung jawab untuk itu.

• Pengelasan atau pemotongan yang memakai tabung gas harus

dicek dahulu apakah tabung gas tersebut bocor atau tidak. Hal ini

dapat dicek dari bau gas.

• Alat pemadam kebakaran harus tersedia dekat dengan tempat

kerja.

• Alat-alat yang menggunakanaliran listrik, apabila pekerjaan

ditinggal, kabel-kabel harus dicabut dari stop kontak.

• Penempatan alat-alat harus dalam posisi stabil, sehingga tidak

bergeser atau terguling sewaktu operasi.

PEKERJAAN PENGELASAN HARUS MELENGKAPI DENGAN ALAT PENDUKUNG

Page 9: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

7.0 ALAT-ALAT ANGKAT DAN PENGOPERASIAN ALAT-ALAT BERAT

Umum

• Hanya orang yang memiliki Surat Ijin Mengoperasikan Peralatan

(SIM – P) yang boleh mengopersaikan alat berat.

OPERATOR HARUS MEMPUNYAI SURAT IJIN MENGOPERASIKAN ALAT

• Operator dilarang keras memakai obat-obatan terlarang atau

minuman berakhohol yang dapat mengurangi kesadaran sewaktu

mengoperasikan alat berat.

• Operator harus mengetahui kapasitas alat berat yang

dioperasikan.

Untuk mengoperasikan alat berat yang bertype lain harus

dipelajari dahulu karakteristiknya.

Sebelum mengoperasikan alat berat terlebih dahulu harus

diperiksa . Jika ada yang harus diperbaiki segera lakukan

perbaikan.

• Pastikan bahwa peralatan keselamatan kerja berada pada

posisinya dan dalam kondisi siap pakai.

• Jangan mengisi bahan bakar dalam keadaan mesin hidup.

Page 10: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

• Perhatikan daerah-daerah yang bermuatan listrik (electric line)

sebelum mengoperasikan alat, pastikan daerah amannya.

7.1 Crane

• Tabel kapasitas muat, kecepatan operasi yang disarankan,

peringatan bahaya khusus dan informasi penting lainnya harus

dipasang dengan jelas pada semua crane dan peralatan sejenis.

• Operator harus dibantu minimal dengan seorang pemandu yang

ditugaskan. Operator hanya menerima isyarat dari pemandu,

tetapi dalam keadaan darurat sinyal “STOP / BERHENTI” dapat

diberikan oleh siapa saja.

• Hanya sinyal dengan standar saja yang diakui (sinyal ini sudah

berlaku umum dan standar) kecuali operator terhalang

pandangannya boleh menggunakan isyarat lainnya.

• Daerah yang berada dalam radius putaran semua crane harus

diberi penghalang (barrier) untuk mencegah pekerja terkena oleh

muatan berat.

• Dilarang menaiki kait (hook) atau muatan yang diam maupun

yang sedang diangkat.

• Alat pemadam api yang berukuran sekurang-kurangnya 5 BC

harus ditempatkan didalam kubin setiap alat.

• Pada semua kait (hook) dari suatu crane harus dipasang kancing

pengaman (safety latches).

• Setiap line kabel diatas kepala harus dianggap bertenaga

(bermuatan listrik) kecuali jika yang berwenang pada bagian

kelistrikan mengatakan bahwa kabel itu tidak bertenaga.

• Operator crane mobil harus senantiasa menggunakan kaki

penahan (outrigger) sewaktu melakukan operasi pengangkatan.

• Semua crane mobil harus juga dilengkapi dengan boom stop

(tangkai penahan) dan cut-out outomatic (penyetop otomatis),

yang harus dijaga agar selalu dalam kondisi yang baik untuk

dipakai.

• Jika menjalankan hydroulic crane jagalah agar lengan (jib) dalam

posisi bawah.

Page 11: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

• Ukuran dan kapasitas kekuatan sling harus diperhitungkan

terhadap beban yang diangkut, dan harus dipastikan berfungsi

dengan benar.

• Apabila mengikat suatu muatan dengan sling, atau membantu

melakukan pekerjaan ini, tempatkan sling pada tempatnya yang

benar, dan waktu mulai mengangkat itu denganmenggunakan

sling jagalah jangan sampai tangan dan jari jari anda terjepit.

• Jika melepas sling dan kait tunggu sampai muatan diam dan

bebas lepas dari sling.

MENGGUNAKAN TALI PENARIK APABILA BEKERJA DALAM RUANG YANG

TERBATAS

• Jika bekerja dalam ruang terbatas atau dalam keadaan berangin

cukup kencang pakailah tali penarik (tag line) untuk

mengendalikan muatan yang sedang diangkat.

• Sebelum mengangkat muatan, pastikan bahwa tidak ada benda

lepas yang terletak pada muatan.

Hal Khusus untuk Tower Crane

• Lakukan perawatan secara rutin pada brake, rope, dan cek

dengan teliti kabel-kabel arus.

• Posisi Tower Crane (TC) pada permukaan dengan level yang

datar dan dijaga apabila ada pekerjaan saluran/galian dekat TC

tidak membahayakan kedudukan/posisi TC.

Page 12: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

• Pastikan lintasan rel (rail track) bebas dari

kemungkinan/gocangan yang kuat.

• Posisikan dengan benar travelling limit switch dan buffer

(penahan).

• Cek kekencangan klem rel sebelum operasi.

• Jangan memodifikasi setting alat atau memindah alat

keselamatan.

• Cek pengaturan beban dan sambungan limit switch.

• Jangan menarik beban pada posisi miring.

• Jangan menggunakan slewing atau trolley untuk menggeser

beban atau mendorong.

• Dilarang menaikkan beban yang tertanam.

• Cek kekuatan section terhadap puntiran dan kekuatan jib

terhadap lengkung.

• Jika jangkauan tidak terlihat, minta bantuan helper atau pemandu

untuk mengarahkan.

• Setiap selesai operasi, naikkan hook keatas sampai pangkal,

gerakkan trolley ke pangkal dan pindahkan crane ke posisi parkir

(jika diperlukan), dan jib diusahakan diarahkan searah dengan

arah angin.

• Untuk TC dengan rel, maka setiap selesai operasi kencangkan rel

ke relnya.

• Matikan sumber listrik.

7.2 Excavator

• Kenali area dan kondisi tanah sebelum memulai pengoperasian

alat.

• Pastikan sebelum masuk/keluar kabin, posisi kabin searah

dengan undercarriage.

• Sebelum dioperasikan perikasalah dan pastikan tidak ada orang

lain disekitar area, dan beri tanda (bunyikan klakson) jika ada

seseorang yang harus menghindar.

Page 13: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

• Duduklah dalam kabin dan stel tempat duduk (jika ada recleaning

seat) dengan ukuran badan anda, sehingga anda merasa nyaman

dalam mengoperasikan alat.

Stater mesin excavator harus dari dalam kabin, jangan

melakukannya diluar.

Jika mengoperasikan alat dalam area tertutup, pastikan ada

ventilasi udara yang cukup.

• Jika perlu tempatkan pagar pembatas (barrier) pada areal kerja untuk

lebih memudahkan.

MELIHAT KONDISI TANAH DENGAN ADANYA KEMUNGKINAN LONGSOR

• Pada waktu penggalihan, perhatikan posisi excavator terhadap longsoran

tanah dari samping, longsoran tanah yang dapat menenggelamkan alat.

• Jangan melakukan loading pada saat tidak dalam posisi datar.

• Beri tanda yang mudah dikenali untuk daerah yang terdapat timbunan

utilitas (gas, telepon, air dsb).

• Jika alat tidak sedang beroperasi, pilihlah tanah yang datar (jika mungkin)

fungsikan rem, rendahkan bucket sampai menyentuh tanah dan matikan

mesin.

Page 14: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

8.0 PERKAKAS TANGAN (HAND TOOL)

• Perkakas tangan disini adalah semua alat kerja yang dioperasikan

langsung dengan tangan seperti perkakas tangan elektris (electric

hand tools), perkakas tangan tekanan udara (pneumatic hand

tools), perkakas tangan berbahan peledak (explotion hand tools)

dan perkakas tangan manual.

• Dipastikan bahwa pengguanaan perkakas tangan oleh orang

yang berkompeten.

• Pemakai harus menggunakan pelindung sesuai dengan

pekerjaan.

• Pemakaian perkakas tangan harus sesuai dengan instruksi kerja

dari alat tersebut.

• Semua perkakas tangan harus tersimpan rapi, benar pada

tempatnya, dan dijaga dalam kondisi aman.

• Perawatan dan pemeliharaan perkakas harus dilakukan secara

sistematis. Semua perkakas harus sudah dibersihkan dari

kotoran-kotoran atau karatan dan diinspeksi secara teratur dan

bila rusak harus diberi tanda segera diperbaiki atau diganti.

9.0 ALAT KENDARAAN BERMOTOR.

• Semua operator wajib memeriksa kendaraannyasetiap hari

sebelum melakukan pekerjaan.

• Semua operator harus yang berpengalaman dan mempunyai

wewenang mengoperasikan kendaraan dan ijin mengemudi

khusus.

• Tidak seorang dibenarkan menumpang kendaraan kecuali

diberikan tempat duduk yang aman.

• Setiap pengemudi harus mematuhi batas kecepatan maksimum

yang berlaku.

• Setiap pengemudi harus memetuhi undang-undang lalu lintas

angkutan yang berlaku.

Page 15: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

10. TATA CARA PENANGANAN KECELAKAAN, SAKIT DAN MENINGGAL

• Sarana Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

Terdapat kotak P3K yang memadai dan tersedia pada tempat-tempat

yang mudah terjangkau.

Terdapat personil yang ditunjuk sebgai petugas K3.

Tersedia kendaraan yang selalu siap untuk mengangkut orang yang

cedera ke rumah sakit.

Laporan kecelakaan kerja harus segera dilaporkan kepada perugas K3

secepat mungkin.

Proyek harus menyediakan sarana pelayanan kesehatan, bisa berupa

sarana pelayanan kesehatan yang dikelolo sendiri atau bekerja sama

dengan pusat kesehatan masyarakat yang berada disekitar lokasi proyek.

PERTOLONGAN

PERTAMA PADA

KECELAKAAN

• Penanganan Jika Pekerja Mengalami Kecelakaan

Petugas K3 segera memeriksa dan memberikan pertolongan pertama.

Petugas K3 segera menentukan apakah korban perlu dibawa ke

Puskesmas atau tidak.

Apabila perlu Petugas K3 membawa korban ke puskesmas untuk

perawatan lebih lanjut.

Petugas K3 membuat laporan kecelakaan dan diserahkan ke Manager

Proyek.

Laporan untuk pihak luar (Jamsostek/Asuransi)

• Penanganan Jika Pekerja Jatuh Sakit

Page 16: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Petugas K3 segera memeriksa dan memberikan pengobatan atas gejala

awal.

Petugas K3 segera menentukan apakah pasien perlu dibawa ke

Puskesmas atau tida, istirahat di lokasi atau di rumah.

Petugas K3 membawa pasien ke Puskesmas untuk pengobatan lebih

lanjut.

Ada Laporan Pekerja Sakit di lokasi kerja.

• Penanganan Jika Pekerja Meninggal

Untuk pekerja meninggal karena kecelakaan kerja, petugas K3 segera

memberikan kabar kepada keluarga korban, membuat dan mengirim

laporan ke lembaga asuransi (JAMSOSTEK, dll), Depnaker dan Polisi,

waktu dan format disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.

Selanjutnya petugas K3 bekerja sama dengan bagian Administrasi

membuat dan mengirim laporan kecelakaan intern dan evaluasi kerja

Pimpinan Tertinggi di PPU.

Untuk pekerja meninggal karena sakit dilokasi kerja, petugas K3 segera

mengadakan pertemuan dengan bagian Administrasi membuat laporan

dan petunjuk yang perlu untuk menindalanjuti kejadian tersebut.

Selanjutnya laporan tersebut dikirim ke Pimpinan Tertinggi di PPU.

11. KEBERSIHAN DAN KERAPIAN (HOUSE KEEPING)

• Tempat-tempat kerja, tangga-tangga, lorong-lorong dan gang-

gang tempat orang bekerja atau sering dilalui, harus dilengkapi

dengan penerangan yang cukup sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Page 17: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

• Semua tempat kerja harus mempunyai vantilasi yang cukup

sehingga dapat mengurangi bahaya debu, uap dan bahaya

lainnya.

• Kebersihan dan kerapian ditempat kerja harus dijaga sehingga

bahan-bahan yang berserakan, sampah, bahan bangunan, alat-

alat kerja tidak merintangi atau menimbulkan kecelakaan.

Semua areal sisi-sisi lantai yang terbuka, lubang-lubang dilantai

yang terbuka, atap-atap yang dapat dimasuki, sisi-sisi tangga

yang terbuka, semua galian dan lubang yang dianggap berbahaya

harus diberi pagar atau tutup pengaman yang kuat.

• Diusahakan setiap selesai pekerjaan melakukan kebersihan di

daerah kerja.

15. PEKERJAAN DENGAN LALU LINTAS JALAN PADAT

• Sebelum melewati areal proyek dipasang “Papan Nama Proye” di

jalan yang menuju ke arah lokasi sekitar + 500 m dari lokasi

proyek.

• Kurang lebih 200 m dipasang rambu “Awas ada Proyek”, “Harap

Hati-hati” dan batas kecepatan yang diperbolehkan.

MEMBUAT RAMBU-RAMBU DI JALAN DAN TERLIHAT DENGAN JELAS

• Pada lokasi berlangsungnya proyek, harus dipasang pagar yang

mengelilingi seluruh lokasi proyek dengan warna zebra kuning

hitam atau sesuai denga peraturan yang berlaku.

• Bila lalu lintas satu arah dipasang rambu “Jalan satu arah”.

• Tempatkan gardu pengendali di kedua ujung jalan yang

mengalami penyempitan disertai petugas pengatur yang

dilengkapi dengan light hand atau bendera serta alat komunikasi

dengan Warning Light pada ujung atap pos.

• Dipasang Rambu Peringatan seperti bila ada tikungan : 200 meter

dari tikungan dipasang rambu “Awas Tikungan”.

• Dipasang Rambu Petunjuk Kondisi Jalan yang memberitahukan

kondisi jalan yang akan dilalui. Misalnya jalan berliku, jalan

Page 18: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

sempit, jalan menanjak menurun, jalan bergelombang, jalan licin,

bahaya tanah longsor, adanya tumpahan material dan kendaraan

proyek, jalur lalu lintas kendaraan proyek atau alat berat dan lain-

lainnya.

• Dipasang rambu larangan seperti “selain Kendaraan Proyek

Dilarang Masuk”.

Dipasang rambu anjuran seperti “ Kendaraan Harap Pelan-pelan

Harus dipasang lampu penerangan di sepanjang jalan yang

mendekati proyek untuk keamanan dimalam hari.

16. KONDISI MALAM HARI DAN TEMPAT GELAP

16.1 Kondisi Malam Hari dan Tempat Gelap

• Pada lokasi, jalan, alat pendukung kerja utama, dan rambu-rambu

peringatan harus dipasang lampu dengan tingkat penerangan

yang memadai.

• Dalam keadaan darurat boleh

menggunakan lampu yang berasap seperti petromak.

• Lampu ditempatkan pada tempat yang aman.

• Lampu-lampu tidak boleh berkedip-kedip (kurang watt).

• Jaringan listrik dan lampu dipasang semi permanen dan kuat.

• Bekerja didalam terowongan atau tempat gelap yang tidak

dilengkapi dengan penerangan, pekerja harus melengkapi dengan

lampu dikepala.

Petugas yang mengatur mobil atau alat yang bergerak dilengkapi

dengan lampu tangan.

16.2 Persiapan

• Persiapan instalasi penerangan dilakukan pada waktu kondisi

terang.

• Pemasangan alat-alat penerangan dan jaringan listrik harus

aman.

Page 19: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

• Mesin pembangkit listrikbeserta cadangannya, jaringan listrik dan

lampu harus di uji coba sebelum digunakan.

• Harus disediakan lampu cadangan.

• Diperiksa segala sesuatunya sehingga dapat aman bekerja.

16.3 Saat Bekerja

• Diwajibkan pekerja melapor sebelum dan sesudah bekerja.

• Dilarang bekerja di tempat gelap (tidak ada penerangan).

• Pekerja dilarang memberi tanda atau isyarat dengan lampu

kecuali petugas atau dalam kondisi darurat.

• Mobil-mobil atau alat-alat yang bergerak untuk bekerja harus

menyalakan lampu perlengkapannya.

• Barang-barang yang memungkinkan menghambat kerja harus

disingkirkan.

17. BEKERJA DIATAS PERMUKAAN AIR DALAM

• memakai Life atau Safety Jacket.

• Terdapat Ring Buoy dalam jumlah yang memadai dan tersedia pada

tempat-tempat yang mudah dijangkau.

• Terdapat sarana pengangkutan diatas air yang selalu siap untuk kondisi

darurat.

• Terdapat sirine untuk tanda bahaya kecelakaan air.

• Untuk tempat-tempat kerja yang rawan kecelakaanair dilengkapi dengan

tanda-tanda bahaya, pengaman, dan peneranganyang cukup.

18. TINJAUAN PELAKSANAAN K3

Page 20: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

• Penanggung jawab funsi K3 di proyek, harus melakukan Inspeksi

pelaksanaan K3 secara berkala sesuai dengan form lampiran IK

ini.

• Manajemen proyek harus melakukan tinjauan manajemen atau

rapat koordinasi manajemen, termasuk membahas hasil Inspeksi

K3 dan langkah-langkah yang harus ditindak lanjuti. Rapat dihadiri

oleh Ketua, Sekretaris, Anggota P2K3 dan lain-lain sesuatu

dengan Pedoman K3.

19. RAMBU – RAMBU PERINGATAN

• Rambu-rambu peringatan disini adalah tulisan dan gambar atau

simbol yang memuat peraturan-peraturan, peringatan, larangan

maupun himbauan.

• Rambu-rambu harus mudah dibaca pada jarak pandang yang

cukup dan dipahami (komunitatif) oleh semua kalangan yang

terlibat dalam proyek.

• Jenis Rambu, bahan pembentuk, tipe dan ukuran tulasan,

bahasa, jenis simbol yang digunakan atau gambar, dan warna

disesuaikan dengan kondisi proyek, pekerjaan dan kebutuhannya,

kecuali rambu-rambu yang sudah baku di jalan raya.

• Contoh rambu-rambu :

• Peraturan-peraturan seperti : wajib menggunakan helm dan

sepatu pengaman, buang sampah pada tempatnya.

• Rambu Peringatan seperti : Awas Lubang, Hati-hati Lantai Licin.

• Rambu Larangan seperti : Dilarang masuk, Dilarang Parkir.

Himbauan seperti : Poster-poster K3.

• Identifikasi seperti : Pelayanan P3K, Bak Sampah, Toilet,

Petunjuk Lokasi.

Page 21: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Page 22: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Page 23: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Page 24: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Page 25: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Page 26: Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA