122
KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

  • Upload
    buikien

  • View
    227

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DANKESEJAHTERAAN SOSIAL

Page 2: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap
Page 3: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

B A B XV

KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DANKESEJAHTERAAN SOSIAL

A. KESEHATAN

1. Pendahuluan

Dalam garis-garis Besar Haluan Negara dinyatakan bahwa pem-bangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk mengusahakan kesempatan yang lebih leas bagi setiap warga negara guna menda -patkan derajat kesehatan yang sebaik-baiknya, sebagai salah satu per -wujudan dari usaha mencapai keadilan sosial. Serasi dengan pening-katan kemampuan nasional pada setiap tahap pembangunan, dilakukan usaha-usaha penyediaan pelayanan kesehatan yang lebih luas dan lebih merata bagi seluruh rakyat. Bersama dengan itu diusahakan pula agar pelayanan kesehatan tersebut terjangkau oleh masyarakat luas.

Pembangunan kesehatan dalam Repelita II terutama diarahkan untuk tercapainya tujuan-tujuan pokok, sebagai berikut :1. Tersedianya sarana dan tenaga pelayanan kesehatan yang sejauh

mungkin memenuhi kebutuhan masyarakat.2. Pengurangan jumlah penderita penyakit dan menekan timbulnya

wabah sampai serendah mungkin.3. Peningkatan perbaikan gizi.

4. Tersedianya sarana sanitasi dan perkembangan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat.

5. Pengembangan keluarga sejahtera.

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, pembangunan kese -hatan dalam Repelita II dilakukan atas dasar landasan kebijaksanaan umum sebagai berikut :

913

Page 4: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

1. Pengutamaan pelayanan kesehatan kepada penduduk pedesaan dan daerah-daerah pusat pembangunan;

2. Pelayanan kesehatan yang utama ialah pengobatan jalan;3. Pelayanan kesehatan terutama diarahkan bagi golongan tenaga

muda dan tenaga produktif;4. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan diutamakan usaha kese-

hatan preventif;Dalam rangka kebijaksanaan-kebijaksanaan umum dan pengara-

han kebijaksanaan operasional tersebut di atas, dalam Repelita II dila- kukan kegiatan-kegiatan dalam lapangan :1. Peningkatan Pelayanan Kesehatan;2. Pemberantasan Penyakit Menular;3. Peningkatan Nilai Gizi Makanan Rakyat;4. Penyuluhan Kesehatan;5. Pengawasan Obat-obatan, Makanan dan sebagainya;6. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan;7. Pendidikan dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan;8. Peningkatan Efisiensi Sarana dan Ketatalaksanaan.

Langkah-langkah pokok pelaksanaan kegiatan pembangunan ke-sehatan selama Repelita II disusun dengan mendasarkan pada tujuan dan kebijaksanaan yang telah dikemukakan di atas.

2. Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan a.

Peningkatan Pelayanan KesehatanUsaha peningkatan pelayanan kesehatan ditujukan untuk menye-

diakan dan memberikan pemeliharaan kesehatan dalam arti yang luas secara efisien dan efektif kepada setiap anggota masyarakat yang membutuhkan.

Usaha peningkatan pelayanan kesehatan terutama meliputi kegiatan-kegiatan pengembangan Puskesmas, BKIA, Balai Pengobatan, Usaha Kesehatan Sekolah, Rumah-rumah Sakit, Kesehatan Gigi, Kese-hatan Jiwa, Pengadaan obat-obatan, alat-alat kesehatan serta Labora-torium Kesehatan.

914

Page 5: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

Puskesmas sebagai suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat, perlu ditingkatkan fungsi maupun jumlahnya. Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi daerah-daerah yang luas dan padat penduduknya, daerah-daerah transmigrasi dan daerah-daerah pemukiman baru, di satu kecamatan dapat didirikan lebih dari satu Puskesmas. Untuk memenuhi hal tersebut melalui Program Bantuan Sarana Kesehatan tahun 1978/79 disediakan ban- tuan untuk 300 unit Puskesmas, masing-masing terdiri dari gedung Puskesmas lengkap dengan peralatan non medis, alat medis sederhana, obat-obatan serta rumah dokter dan 2 buah rumah staf serta penem- patan 550 dokter dan 1950 tenaga para medis.

Perkembangan jumlah Puskesmas menunjukkan hal yang cukup menggembirakan. Apabila pada awal Repelita I Puskesmas baru ter- catat 1.227 buah, maka pada akhir Repelita I jumlah tersebut menjadi 2.343 buah, selanjutnya pada akhir Repelita II telah mencapai 4.353 buah. Dengan demikian maka setiap kecamatan telah memiliki sebuah atau lebih Puskesmas.

Jangkauan pelayanan telah pula menunjukkan peningkatan. Apa-bila pada akhir Repelita I sebuah Puskesmas melayani 59.000 pendu -duk Jawa-Bali dan 46.000 penduduk luar Jawa-Bali, maka pada akhir Repelita II sebuah Puskesmas melayani 43.500 penduduk Jawa-Bali dan 22.000 penduduk di luar Jawa-Bali. Dalam usaha meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan bagi desa-desa yang jauh letaknya, dalam tahun 1977/78 di samping penambahan jumlah Puskesmas di -sediakan pula bantuan 363 buah Puskesmas Keliling dan tahun 1978/ 79 sejumlah 241 Puskesmas Keliling berupa mobil roda 4 atau kapal bermotor. Di samping pembangunan Puskesmas, dalam tahun 1977/78 disediakan bantuan untuk perbaikan dan peningkatan 750 Puskesmas yang telah ada. Pada tahun 1978/79 dilanjutkan dengan perbaikan sejumlah 213 buah Puskesmas, termasuk penggantian gedung Puskes -mas yang rusak akibat bencana alam. Bagi dokter-dokter yang di -tempatkan di Puskesmas lama yang belum memiliki rumah dinas da -lam tahun 1977/78 telah dibangun 600 rumah dokter, dan dalam tahun 1978/79 dilanjutkan dengan membangun 338 buah lagi. Dengan demi-

915

Page 6: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

kian kalau pada akhir Repelita I untuk 1.197 dokter baru tersedia, 458 rumah (38%), pada akhir Repelita II untuk 3.897 dokter yang ditempatkan di Puskesmas sejumlah 3.317 telah memiliki rumah dinas (85%). Apabila dalam tahun 1974 dari 2.343 Puskesmas baru 796 buah yang dipimpin dokter (34%), maka pada akhir Repelita II dari 4.353 Puskesmas sejumlah 3.897 buah telah dipimpin dokter (89,5%).

Pengembangan BKIA dilaksanakan atas dasar pertimbangan mem -perluas pertolongan di luar rumah sakit dengan memperkenalkan dan menganjurkan pertolongan persalinan di BKIA dan di rumah-rumah keluarga oleh petugas BKIA yang berwenang. Untuk itu dilakukan penambahan peralatan serta peningkatan pengetahuan serta ketram -pilan para petugas. Agar BKIA dapat memberikan pelayanan yang efisien maka BKIA secara berangsur-angsur diintegrasikan ke dalam Puskesmas-Puskesmas Pembantu. Dengan pengintegrasian tersebut apa -bila akhir Repelita I masih tercatat 6.801 BKIA, pada akhir Repelita II jumlahnya menjadi 2.412 BKIA.

Dalam tahun 1978/79 pencakupan BKIA meliputi 28% ibu hamil, 20,6% ibu bersalin, bayi 30,8% dan anak 7,22%. Telah pula dibagi-kan sejumlah ±: 676 ton susu, penambahan 6.250 dukun kit, penye -baran 200 bidan kit dan 200 stetoskop. Latihan bagi dukun-dukun untuk dapat menolong persalinan telah diusahakan, di samping pe -ningkatan ketrampilan bagi bidan.

Pengembangan Balai Pengobatan (BP) dalam Repelita II dititik -beratkan pada peningkatan kemampuan BP agar dapat berfungsi se -bagai unit pelayanan kesehatan tingkat paling sederhana. Dalam usaha meningkatkan pelayanan dalam tahun 1978/79 telah dibagikan 103 set BP kit, 2 buah alat rontgen, 8 set alat laboratorium BP 4, 13 set alat kesehatan mata, 7 set alat medis untuk operasi keliling, dan seba -gainya. Agar dapat memberikan pelayanan secara efisien secara ber -angsur-angsur BP yang ada diintegrasikan ke dalam Puskesmas-Pus-kesmas Pembantu, sehingga apabila dalam Repelita I masih tercatat 7.124 buah BP, pada akhir Repelita II tinggal 4.180 buah.

Perkembangan jumlah Puskesmas, BKIA dan Balai Pengobatan dapat dilihat pada Tabel XV — 1 dan Grafik XV — 1.

916

Page 7: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

TABEL XV – 1PERKEMBANGAN PUSKESMAS, BALAI PENGOBATAN

DAN BKIA DI INDONESIA1973/74 – 1977/78

917

Page 8: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

GRAFIK XV – 1PERKEMBANGAN PUSKESMAS, BALAI PENGOBATAN

DAN BKIA DI INDONESIA1973/74 – 1977/78

918

Page 9: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

Melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) diharapkan dapat dicapai keadaan kesehatan anak didik dan lingkungan hidupnya yang dapat memberikan kesempatan belajar serta pertumbuhan jasmaniah dan rokhaniah yang sebaik-baiknya.

Usaha kesehatan sekolah pada dasarnya meliputi semua jenis dan tingkat pendidikan. Dalam Repelita II perhatian khusus diberikan kepada tingkatan sekolah dasar berupa kegiatan-kegiatan seperti pen -didikan gizi (antara lain melalui usaha kebun sekolah, kolam ikan, peternakan dan warung sekolah). Hasil-hasil yang dicapai ialah ber -tambahnya sekolah-sekolah yang melakukan kegiatan UKS, yaitu dalam tahun 1977/78 dengan 13.438 SD Negeri dan Madrasah serta dalam tahun 1978/79 dengan 13.578 SD Negeri dan Madrasah lagi, penataran 20.250 guru SD, penyediaan -!- 25.000 buah buku pe -layanan UKS dan 25.000 leaflet. Di samping itu jangkauan diperluas untuk dapat mencakup sekolah anak-anak luar biasa dengan mendistribusikan ± 3.000 buku penuntun kesehatan anak. Pengem-bangan olah raga kesehatan dengan melengkapi laboratorium dan penelitian kesehatan olah raga mendapat perhatian pula. Dengan ke -giatan-kegiatan tersebut sampai akhir Repelita II UKS sudah dilaksa -nakan di 62.098 sekolah SD termasuk Madrasah, sedangkan 75.920 guru UKS telah ditatar.

Pengembangan Rumah Sakit dalam Repelita II dititik beratkan kepada pembinaan rumah sakit dalam rangka penyempurnaan sistim jaringan hubungan pelayanan kesehatan. Kegiatan dipusatkan kepada peningkatan sarana-sarana penunjang rumah-rumah sakit dan pening -katan mutu pelayanannya. Kecuali itu untuk lebih meningkatkan mutu tenaga-tenaga dokter, perhatian khusus diberikan kepada peningkatan rumah-rumah sakit yang menjadi tempat pendidikan bagi calon-calon dokter. Peningkatan mutu diusahakan melalui perbaikan organisasi, administrasi dan pengelolaan rumah-rumah sakit. Dengan peningkatan mutu pelayanannya ini, diharapkan bahwa tingkat penggunaan tempat tidur rumah sakit oleh masyarakat dapat ditingkatkan.

Dalam tahun 1978/79 telah dilakukan peningkatan 10 Rumah Saki t vert ikal antara lain RS Cipto Mangunkusumo, RS Hasan

919

Page 10: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

Sadikin, RS Karyadi, RSU Padang, RSU Palembang, RSU Sanglah dan lain-lain, dengan penambahan poliklinik, ruang-ruang perawatan, ruang/bangsal bedah, ruang bersalin, gedung radiologi, gedung rontgen, laboratorium, dapur, ruang cuci, penambahan listrik dan air dan lain- lain. RS Sardjito pada akhir Repelita II sudah mencapai taraf penye -lesaian pembangunannya sehingga sudah dapat memberikan pela- yanan kesehatan penduduk Jawa Tengah bagian selatan sekaligus ber -fungsi sebagai rumah sakit pendidikan. RS Dr Sutomo di Surabaya dalam tahun 1978/79 sudah dalam taraf penyelesaian pemindahannya dari Simpang ke Karangmenjangan sehingga diharapkan dapat men- jadi rumah sakit rujukan untuk Indonesia bagian Timur, sekaligus berfungsi sebagai rumah sakit pendidikan. Di samping itu 5 RS khu- sus antara lain RS Orthopedi dan Protese Surakarta, RS Kusta Sita- nala, RS Kusta Sungai Kundur dan RS Mata Cicendo Bandung, men -dapatkan pula penambahan ruangan-ruangan poliklinik dan kantor serta penambahan peralatan dan peningkatan mutu staf.

Dalam rangka meningkatkan usaha pelayanan kesehatan melalui RS yang dikelola Propinsi maupun RS Kabupaten/Kotamadya, di sediakan bantuan penambahan/peningkatan gedung-gedung, peralatan medis maupun non medis. Untuk 67 RS yang dikelola propinsi dibe rikan bantuan obat-obatan dengan perhitungan Rp. 100,-/hari/tem- pat tidur sedangkan melalui program bantuan pembangunan sarana kesehatan, disediakan bantuan obat-obatan untuk RS Kabupaten/ Kotamadya dan Puskesmas-puskesmas dengan perhitungan Rp. 70,-setiap penduduk, dengan ketentuan paling sedikit Rp. 7 juta untuk setiap daerah tingkat II. Di samping itu untuk RS yang dikelola pro -pinsi, RS Kabupaten/Kotamadya kelas C yang belum memiliki 4 jenis keahlian pokok (ahli bedah, kandungan/kebidanan, kesehatan anak dan penyakit dalam), disediakan biaya untuk pengangkatan/penem-patan 62 dokter ahli pada 34 RS. Dalam memberikan pelayanan kese -hatan, bagi Propinsi yang belum memiliki dokter ahli mata telah di -lakukan pengiriman tenaga ahli mata ke- 8 Propinsi (Irja, Kalteng, Maluku, Sulteng, Sultra, Aceh, NTT dan NTB).

Agar dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, para dokter ahli yang diangkat/ditempatkan tersebut diperlengkapi dengan alat ke -

920

Page 11: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

dokteran sesuai dengan keahliannya, gedung/sarana fisik, perumahan dan kendaraan. Sejalan dengan itu, pengembangan sistim rujukan dalam tahun 1978/79 diteruskan dan ditingkatkan. Peningkatan antara lain dilakukan dalam bentuk kunjungan dokter ahli ke rumah-rumah sakit yang belum mempunyai dokter ahli. Di samping itu di -lakukan pula pengiriman dokter dan para-medis RS Kabupaten/ Kodya ke Puskesmas-Puskesmas.

Sejalan dengan itu telah pula dilaksanakan usaha penyempurna- an organisasi, management rumah sakit, pengembangan sistim ru- jukan, sistim pencatatan dan pelaporan, penentuan standarisasi pera-latan medis rumah sakit, obat-obatan dan sebagainya. Dalam pada itu rumah-rumah sakit telah dikelompokkan menjadi : 2 Kelas A, 13 Kelas B, 43 Kelas C dan 221 Kelas D.

Usaha peningkatan kesehatan gigi terutama dilaksanakan mela - lui perluasan dan peningkatan kegiatan-kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Dalam tahun 1978/79 telah dilakukan pela -yanan kesehatan gigi untuk 12.250 murid dan penambahan peralatan kesehatan gigi untuk 30 Balai Pengobatan Gigi (BPG). Apabila pada akhir Repelita I UKGS baru dilaksanakan di 17 Propinsi, maka pada akhir Repelita II sudah dilaksanakan di 26 Propinsi untuk 166 Daerah Tingkat II dengan jumlah murid sekolah yang dilayani sebanyak 1.160.116 anak. Usaha pengembangan balai pengobatan gigi telah mencapai 796 buah yang tersebar di 208 Daerah Tingkat II dan yang dilayani oleh 861 tenaga dokter gigi.

Usaha pembinaan kesehatan jiwa, terutama ditujukan kepada perkembangan sarana-sarana pelayanan dan fungsi pelayanan kese -hatan jiwa, terutama di Puskesmas. Dalam tahun 1978/79 telah di -laksanakan integrasi kesehatan jiwa di 89 Puskesmas dengan 4.628 kunjungan tim dokter ahli jiwa. Rehabilitasi pasien mental dilakukan dengan melatih 782 penderita dan melalui 1.352 kunjungan rumah bagi penderita yang ada dalam pengawasan. Di samping itu telah di -laksanakan pembangunan tempat latihan kerja di 2 buah rumah sakit jiwa dan dilakukan perbaikan pada 22 buah rumah sakit jiwa. Dalam rangka penanggulangan korban penyalahgunaan obat telah diberikan pelayanan para korban sebanyak 7.300 hari perawatan.

921

Page 12: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

Laboratorium kesehatan merupakan salah satu penunjang uta - ma yang , memungkinkan pelayanan kesehatan dapat berjalan secara efektif, efisien dan dengan mutu yang baik. Dalam tahun 1978/79 telah dilaksanakan pembangunan dan rehabilitasi 16 buah Balai Labo -ratorium Kesehatan, termasuk penataran tenaga pelayanannya.

Peningkatan Pelayanan Instalasi Kesehatan merupakan penunjang dari pelayanan kesehatan yang terutama ditujukan kepada:1. Pemeliharaan, rehabilitasi dan perbaikan sarana yang telah ada,

inventarisasi fasilitas fisik, penyusunan standar tata bangunan dan tata ruang, penyusunan pedoman pelayanan pesawat elektro me-dis dan lain-lain.

2. Pengawasan terhadap kwalitas air minum, untuk melindungi pen -duduk dari penyakit yang ditularkan melalui pencemaran air mi -num dan lingkungan hidup.

b. Pemberantasan Penyakit Menular

Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dilaku-kan dengan menghilangkan sumber atau pembawa penyakit, mence-gah adanya hubungan manusia dengan sumber atau pembawa penya kit dan dengan memberikan kekebalan pada penduduk. Kegiatan-ke -giatan tersebut meliputi pula usaha perbaikan lingkungan hidup yang khusus diarahkan bagi peningkatan kesehatan orang banyak/masya-rakat.

Dalam menentukan prioritas-prioritas pemberantasan penyakit menular dipergunakan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

1. Angka kesakitan dan atau angka kematian yang tinggi;2. Penyakit tersebut terutama menyerang golongan anak-anak dan

usia produktif.3. Adanya methodologi yang berhasil dan berdaya-guna untuk pem-

berantasan penyakit-penyakit menular;4. Undang-undang Karantina/Wabah;5. Adanya ikatan/perjanjian dengan luar negeri (International

Health Regulation);

922

Page 13: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

6. Penyakit tersebut terutama menyerang penduduk daerah pedesaan atau penduduk yang berpenghasilan rendah di daerah perkotaan;

7. Penyakit tersebut terutama menyerang penduduk daerah-daerah pembangunan ekonomi.Pelaksanaan pemberantasan penyakit menular diintegrasikan ke

dalam kegiatan Puskesmas, kecuali beberapa kegiatan yang memer -lukan pelaksanaan secara khusus, misalnya penyemprotan rumah de -ngan insektisida yang dilakukan oleh team khusus.

Usaha-usaha pemberantasan penyakit menular itu meliputi kegi -atan sebagai berikut:

1). Pemberantasan penyakit yang bersumber binatang meliputi pem-berantasan penyakit malaria, penyakit demam berdarah, demam keong (schistosomiasis), penyakit kaki gajah, penyakit gila anjing (rabies) dan penyakit pes, serta kegiatan penunjang yaitu peng-amatan serangga penular penyakit;

2). Pemberantasan penyakit menular langsung terutama meliputi pem-berantasan penyakit kholera, penyakit TBC paru-paru, penyakit kelamin, penyakit patek dan penyakit kusta;

3). Epidemiologi dan karantina mencakup pengamatan penyakit me-nular, imunisasi, karantina pelabuhan, karantina calon jemaah haji dan kesehatan perpindahan penduduk serta isolasi penderita penyakit menular.

Pemberantasan penyakit malaria dititik beratkan kepada usaha menurunkan angka penderita penyakit malaria dan menanggulangi wabah yang terjadi di Jawa-Bali. Di samping itu dilakukan usaha untuk melindungi penduduk yang telah kebal yang berpindah tempat tinggal dari Jawa-Bali, usaha menurunkan angka penderita penyakit malaria di daerah yang keadaan sosial-ekonominya memer -lukan perhatian serta usaha menanggulangi wabah yang terjadi di luar Jawa-Bali. Kegiatan pemberantasan ini meliputi penyemprotan rumah, pengumpulan sediaan darah dan pengobatan penderita. Dalam tahun 1978/79 telah berhasil dikumpulkan data pemeriksaan 7.488.000 sediaan darah, pemberian obat kepada tersangka malaria sebanyak

923

Page 14: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

7.479,000 orang serta penyemprotan rumah sebanyak 3.446.000 rumah Berkat kegiatan itu terjadi penurunan angka penderita penyakit ma-laria, yaitu dari 229.711 penderita di Jawa-Bali pada tahun 1974/75 menjadi 125.166 pada tahun 1975/76, dan akhirnya menjadi 110.553 pada tahun 1977/78. Untuk luar Jawa-Bali penurunan tersebut ber-turut-turut adalah 105.514 orang, 80.014 orang dan 56.390.

Usaha pemberantasan penyakit demam berdarah (arbovirosis) dalam tahun 1978/79 telah dilakukan dengan jalan pembersihan sarang-sarang nyamuk di 152.000 rumah, pemberantasan jentik-jentik dengan menggunakan insektisida abate di 255.000 rumah dan pe-nyemprotan rumah di daerah wabah sebanyak 226.000 rumah. Tin-dakan pengobatan terhadap penderita-penderita yang ditemukan juga makin baik, hal ini terbukti dengan terus menurunnya angka kematian penderita dari 15% menjadi 4,5% antara tahun 1971 — 1978.

Kegiatan pemberantasan rabies makin ditingkatkan dan untuk integrasi pelaksanaan dilakukan kerjasama dengan Departemen Per-tanian. Dalam tahun 1978/79 telah dikumpulkan dan diperiksa 1.000 sediaan tersangka rabies (gila anjing) dan telah diobati 10.000 orang yang digigit oleh hewan tersangka rabies. Di bidang pemberantasan penyakit pes telah dikumpulkan 782 sediaan untuk konfirmasi labo -ratorium dan pemberantasan pinjal di 2.000 rumah. Penderita pes terakhir diketemukan pada tahun 1970 d a n sampai sekarang belum diketemukan lagi. Berbagai usaha dan kegiatan diarahkan untuk mempertahankan keadaan bebas penyakit pes tersebut.

Dalam rangka pemberantasan penyakit kaki gajah (filaria) untuk tahun ke lima Repelita II telah diperiksa 52.000 sediaan darah malam dan diobati 18.000 penduduk. Dalam pemberantasan penyakit anthrax telah diperiksa 11 sediaan darah dan pengobatan 34 orang. Di sam ping itu dalam rangka pemberantasan schistosomiasis telah pula diadakan survey keong di Sulawesi Tengah, pemeriksaan 2.000 sediaan darah dan pengobatan selektif terhadap 201 orang.

Dalam Pemberantasan Penyakit TBC Paru-paru, telah dilakukan pemeriksaan dahak dari 181.000 orang penduduk dan diobati 18.000

924

Page 15: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

orang penduduk, belum termasuk penderita-penderita yang diobati di BP4 dan Rumah Sakit.

Dalam usaha pemberantasan penyakit kholera (gastroenteritis) diusahakan untuk menemukan penderita sedini mungkin. Dalam tahun 1978/79 telah dilengkapi 241 Puskesmas dengan alat-alat untuk dapat memberikan pengobatan kepada penderita kholera dengan cairan infus atau garam diare, sehingga dapat berfungsi sebagai pusat rehidrasi. Pada tahun tersebut telah diobati 67.000 penderita tersangka kholera. Angka kematian penderita kholera telah menurun dari tahun ke tahun. Apabila pada tahun 1969 angka kematian tersebut tercatat 35,8%, pada tahun 1977 dan 1978 telah menurun berturut-turut menjadi 16,1 % dan 5,14 %. Penurunan angka kematian tersebut disebabkan oleh berbagai hal. Pertama oleh adanya peningkatan penyuluhan kesehatan dan peningkatan sarana pemberantasan dan pencegahan penyakit kholera. Kedua oleh karena makin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk segera me-lapor dan meminta pengobatan bila ada penderita kholera. Dan ketiga, oleh karena makin meningkatnya jumlah penduduk yang dapat menggunakan air bersih.

Dalam rangka usaha pemberantasan penyakit frambusia pada tahun kelima Repelita II, telah dilakukan perluasan pembentukan unit pemberantasan (TCPS) di daerah-daerah luar Jawa. Daerah-daerah tersebut menunjukkan adanya kenaikan penemuan penderita menular dari 0,025% menjadi 0,090% antara tahun 1975 dan 1978. Dalam usaha pencegahan penyakit tersebut dalam tahun 1978/79 telah diperiksa 9.428.000 penduduk dan diobati 36.000 penderita/ kontak.

Usaha pemberantasan dan pencegahan penyakit kelamin, diarah -kan untuk membatasi meningkatnya penyakit tersebut, terutama di kota-kota besar serta kota pelabuhan. Dalam tahun 1978/79 telah diperiksa 172.000 sediaan darah untuk mendapat kepastian adanya penyakit dan telah diobati 50.000 penderita.

Pemberantasan dan pencegahan penyakit kusta diarahkan kepada anak-anak sekolah, pengobatan penderita, penemuan baru dan pe -

925

Page 16: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

meriksaan kontak. Dalam tahun 1978 / 79 telah dilakukan pemerik -saan terhadap 340.000 kontak (orang yang mempunyai hubungan dengan penderita kusta) dan 2.838.000 anak sekolah dan dapat di -temukan 10.000 penderita baru serta diberikan pengobatan terhadap 81.000 penderita. Oleh karena pengobatan penyakit kusta ini me-makan waktu lama yakni sekitar 1,5 tahun, maka di samping peng -obatan secara teratur penderita yang ditemukan, penemuan penderita baru juga merupakan hal yang amat penting.

Dalam usaha pemberantasan penyakit cacing dan parasit perut lainnya telah diusahakan/dilakukan pemeriksaan kadar haemoglobin terhadap 2.000 sediaan darah dan pemeriksaan 2.000 tinja dan peng-obatan 15.000 orang penduduk di daerah-daerah pembangunan ekonomi.

Semenjak Januari 1972 tidak diketemukan lagi penderita penyakit cacar di Indonesia. Sesudah melakukan penilaian selama dua tahun, pada tanggal 25 April 1974 WHO menyatakan bahwa Indonesia bebas dari cacar. Untuk mempertahankan keadaan tersebut dalam tahun 1978/79 terhadap anak-anak dibawah umur 14 tahun telah dilakukan vaksinasi cacar sejumlah 2.189.000 anak, vaksinasi pertama B.C.G. 2.415.000 anak dan vaksinasi ulang 36.000 anak, vaksinasi kepada ibu hamil dengan TFT untuk mencegah tetanus untuk bayi yang baru dilahirkan 355.000 orang, dan vaksinasi DPT diberikan pada 508.000 bayi.

Sebagai pos terdepan pencegahan keluar masuknya penyakit dari dan kedalam wilayah Republik Indonesia dalam tahun 1978/79 telah dapat ditingkatkan sarana/fasilitas kerja pada 9 buah Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Laut dan Udara. Terhadap para jemaah haji senantiasa diadakan pengamatan dan kalau perlu dikarantina-kan. Untuk pengamanan kesehatan para transmigran, terlebih dahulu dilakukan survei terhadap daerah-daerah asal dan daerah yang akan ditempati.

Dalam usaha peningkatan hygiene perorangan dan sanitasi ling -kungan serta peningkatan kesadaran akan hidup sehat bagi masyarakat t e ru t ama d i da e r ah pede saa n d i l akuka n pembanguna n sa r ana

926

Page 17: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

air minum pedesaan, pembangunan jamban keluarga dan usaha pencegahan pencemaran lingkungan hidup.

Dalam rangka Program Bantuan Pembangunan Sarana Kesehat- an pada tahun 1978/79 telah disediakan bantuan untuk pembangunan beberapa macam sarana penyediaan air bersih yang terdiri dari penampungan mata air dengan perpipaan 150 buah, sumur artetis 50 buah, penampungan air hujan 500 buah, perlindungan mata air 200 buah, sumur pompa tangan dangkal 25.000 buah dan pompa tangan dalam sejumlah 2.000 buah. Begitu pula telah disediakan bantuan untuk pembuatan sekitar 200.000 jamban keluarga selama Repelita II, telah disediakan bantuan untuk membangun bermacam-macam jenis sarana air bersih sekitar 88.500 buah dan sekitar satu juta jamban keluarga. Agar pembangunan tersebut dapat terlaksana dengan lancar disediakan bantuan untuk pengadaan alat-alat bor. Untuk mencapai sasaran yang diharapkan, penyuluhan akan manfaat dan cara penggunaan sarana-sarana yang telah dibangun tersebut di atas ditingkatkan.

c. Pengawasan obat-obatan, makanan dan sebagainya.

Dengan makin meningkatnya pengadaan dan peredaran obat, ma -kanan dan sebagainya maka perlu dilakukan langkah-langkah berupa pengawasan secara intensif serta diberikan bimbingan dan dilaksana -kan usaha-usaha pencegahan terhadap hal-hal yang mungkin mem-bahayakan kesehatan dan keselamatan masyarakat pemakainya.

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas ditempuh kebijaksanaan :

a) mengusahakan tersedianya obat yang cukup serta penyebarannya secara cepat dan merata;

b) meningkatkan usaha-usaha di bidang prasarana dan sarana- sarana;

c) melanjutkan dan meningkatkan usaha-usaha pengawasan dan pengamanan terhadap obat, makanan, kosmetika dan sebagainya yang tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan untuk menjaga keselamatan masyarakat pemakainya.

927

Page 18: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

d) meningkatkan usaha pencegahan dan penyalahgunaan terhadap narkotika dan bahan-bahan obat berbahaya lainnya;

e) meningkatkan usaha-usaha pengawasan dan pengembangan obat tradisional.

f) meningkatkan jumlah, jenis dan ketrampilan tenaga di bidang pe -ngawasan obat, makanan dan sebagainya.

Dalam usaha penyediaan obat yang cukup dan merata penye -barannya, maka kebijaksanaan diarahkan untuk mengurangi jumlah dan jenis obat-obat impor dan meningkatkan usaha pemakaian obat buatan dalam negeri. Di samping itu ditingkatkan pula penggunaan bahan baku/penolong dalam negeri dan ditingkatkan industri farmasi swasta nasional dari 122 buah pada tahun 1974/75 menjadi 197 pada tahun 1978/79. Pada tahun 1978/79 jumlah industri farmasi PMDN dan PMA telah mengalami penurunan, namun demikian jum-lah investasinya meningkat.

Di bidang sarana distribusi obat-obatan telah terjadi peningkat- an pula. Jumlah Pabrik Besar Farmasi (PBF) telah meningkat dari 352 buah pada tahun 1969/70 menjadi 721 buah pada tahun 1974/75 dan meningkat lagi menjadi 880 buah pada tahun 1978/79. Pada tahun-tahun tersebut jumlah apotik juga terus meningkat dari 760 buah men -jadi 1.149 dan 1.413 buah.

Di dalam usaha menjamin mutu dan khasiat telah ditetapkan se -jumlah peraturan antara lain tentang produksi dan peredaran kosme -tika dan alat kesehatan, tentang produksi dan distribusi obat tradisi -onal, tentang wajib daftar obat tradisional, tentang pembungkus dan penandaan obat tradisional, tentang cara mengadakan makanan yang baik, tentang cara pendaftaran baru dan pendaftaran ulang kosmetika dan obat kesehatan dan lain-lain.

Di bidang pengawasan antara tahun 1974/75 dan tahun 1978/79 telah terjadi peningkatan pendaftaran berbagai obat, makanan dan kosmetika. Pada tahun-tahun tersebut pendaftaran obat meningkat dari 3.500 macam menjadi 7.398 macam; pendaftaran makanan dan minuman impor dan produksi dalam negeri dari 668 macam menjadi 9.568 macam; dan pendaftaran kosmetika dan alat kesehatan impor

928

Page 19: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

dan produksi dalam negeri dari 763 macam menjadi 3.985 macam. Pada tahun 1978/79 telah dilakukan pula pendaftaran 1.996 macam obat tradisional dalam negeri dan 609 macam simplisia impor yang sebelumnya diabaikan pendaftarannya dan 181 macam narkotika.

Di samping itu telah dilakukan pembinaan dan pemeriksaan ter -hadap sebagian besar sarana-sarana produksi dan distribusi obat, ma -kanan dan sebagainya. Juga dilakukan penyuluhan terhadap pengusa ha dan golongan masyarakat di tingkat Propinsi sejumlah 320 orang.

Untuk penunjang pelaksanaan bimbingan dan pengawasan terse-but telah dilakukan penambahan/pengadaan gedung-gedung laborato -rium daerah beserta peralatannya.

Dalam usaha melindungi masyarakat dan penanggulangan terha -dap penyalah-gunaan narkotika dan obat berbahaya, telah dikeluar-kan peraturan-peraturan yang mengatur penyimpanan, penunjukan laboratorium pemeriksaan, penggunaannya dalam pengobatan, dan lain-lain.

d. Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan pengertian dan kesadaran terhadap pentingnya hidup sehat, memahami peranan hygiene dan sanitasi yang baik, peranan air minum yang bersih dan sehat serta makanan yang bernilai gizi yang tinggi dan lain-lain se-hingga memungkinkan dibinanya sikap dan tingkah laku hidup sehat perorangan dan masyarakat.

Untuk mencapai tujuan tersebut telah dilakukan peningkatan sis -tem mekanisme kerja lintas program dan lintas sektor, pengembangan dan pembinaan tenaga, pengembangan usaha penyuluhan, penyempur-naan perencanaan dan pelaksanaan program baik di pusat dan di dae -rah. Dalam rangka peningkatan ketrampilan tenaga, dalam Repelita II telah dididik 73 tenaga ahli PKM/HES (Health Education Specialist), yang telah disebar ke daerah-daerah. Di samping itu telah pula dila -kukan pengembangan metode dan teknis penyuluhan di daerah-daerah kerja intensip di 25 Propinsi, 576 Puskesmas dan 1.112 desa. Agar pe -nyuluhan dapat mencapai sasaran telah disiapkan dan disebarkan ma-

929

Page 20: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

teri penyuluhan dalam bentuk poster, spanduk, slide, buku pedoman bagi petugas-petugas penyuluhan dan lain-lain.

e. Peningkatan Nilai Gizi Makanan Rakyat.

Dalam Repelita II telah dilakukan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kekurangan kalori dan protein dengan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK), pencegahan kebutaan akibat kekurangan vi-tamin A dan pencegahan penyakit gondok endemik akibat kekurang-an yodium.

Dalam tahun 1978/79 melalui UPGK diusahakan peningkatan gizi masyarakat terutama anak Balita, ibu hamil dan ibu menyusui. Melalui usaha ini telah dilakukan penyuluhan gizi kepada pemuka masyarakat desa di 721 Kecamatan, penimbangan bulanan bagi bayi di 420 Desa pada 25 Propinsi, dan pemberian makanan tambahan kepada 7.500 anak Balita selama 120 hari pada 210 Desa di 25 Propinsi. Menyadari bahwa pelaksanaan UPGK masih belum sempurna make perlu diadakan proyek percobaan (pilot proyek) yang disebut UPGK Intensip di Jawa Timur dan NTB, masing-masing pada 1 Kabupaten, 3 Kecamatan dan 9 Desa (6 Kecamatan, 18 Desa). Di daerah pilot proyek tersebut- antara lain telah dilakukan penyuluhan. gizi dengan pemberian makanan tambahan terhadap 1.122 ibu hamil, 1.626 ibu menyu-sui, dan 6.084 anak. Dengan demikian jumlah keseluruhan anak Ba- lita yang diberi makanan tambahan adalah 13.584 anak di 25 Propinsi dan 228 Desa.

Dalam usaha pencegahan kebutaan akibat kekurangan vitamin A dalam tahun 1978/79 telah dilakukan distribusi kapsul vitamin A-200.000 I.0 kepada 579.434 anak umur 1 . 4 tahun di 5 Propinsi. Di samping itu :telah dilaksanakan studi khusus 930

Page 21: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

untuk _mengetahui luas dan sifat-sifat masalah kekurangan vitamin 'A di 23 Propinsi, Hasil sementara dari studi tersebut antara lain menunjukkan bahwa di 11 propinsi dijumpai angka kesakitan yang tinggi akibat kekurangan vitamin A pada anak-anak Balita.

Sebagai usaha untuk menurunkan prevalensi dan pencegahan timbulnya penyakit gondok endemik, dalam tahun 1978/1979 telah dilakukan penyuntikan dengan lipiodol terhadap 225.000 penduduk dan

Page 22: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

diadakan pengaturan lebih baik distribusi garam yodium. Untuk ke -perluan evaluasi dan pengawasan telah diadakan perbaikan monito -ring medis penggunaan dan penyebaran garam yodium tersebut.

f. Penelitian dan Pengembangan KesehatanPenelitian dan pengembangan di bidang kesehatan ditujukan un -

tuk mendapatkan pengertian yang lebih baik mengenai macam dan sifat masalah-masalah kesehatan yang dihadapi serta menemukan dan mengembangkan cara-cara pemecahan yang efektip. Kebutuhan akan penelitian akan terus meningkat sejalan dengan makin berkembangnya pembangunan, kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan.

Dalam tahun 1978/79 telah dilaksanakan 10 jenis penelitian pe-layanan kesehatan yang berhubungan dengan management Puskesmas, teknologi tepat guna dalam rangka PKMD dan sistem pemberian pe -layanan kesehatan. Di samping itu dilakukan pula penelitian terhadap 9 jenis penyakit menular dan 9 jenis penyakit tidak menular serta me-nahun. Begitu pula dilakukan 10 jenis penelitian gizi antara lain ten- tang Kurang Kalori Protein (KKP), pencegahan kekurangan vita- min A, makanan sapihan anak pedesaan dan komposisi bahan ma- kanan di berbagai daerah di Indonesia. Selain itu telah dilaksanakan penelitian lingkungan hidup, khususnya lingkungan fisik yang meli- puti pengotoran air permukaan dan pengotoran udara. Sedangkan pe -nelitian di bidang farmasi meliputi obat-obatan, kosmetika dan per-bekalan farmasi lainnya. Untuk menunjang tugas-tugas penelitian ter-sebut telah dilakukan peningkatan dan pengadaan sarana penelitian a.1. gedung, peralatan laboratorium, alat-alat pengadaan dokumentasi dan lain-lain. Demikian juga dilakukan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan tenaga/ahli penelitian serta peningkatan kerja sama de- ngan beberapa lembaga penelitian luar negeri.

g. Pendidikan dan Pendayagunaan Tenaga KesehatanPendidikan dan pendayagunaan tenaga kesehatan meliputi kegi -

atan pendidikan dan latihan tenaga kesehatan, peningkatan pendaya -

gunaan tenaga kesehatan dan peningkatan jaringan informasi dan dokumentasi ilmiah bidang kesehatan dan kedokteran serta peningkat- an hukum di bidang kesehatan dan kedokteran.

931

Page 23: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

Kegiatan pendidikan/latihan di bidang kesehatan diarahkan un- tuk menyediakan tenaga dalam jumlah dan mutu yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam tahun 1978/79 telah dilakukan penataran dan latihan tambahan bagi ,guru perawat, tenaga perawat dan bidan. Dilakukan pula peningkatan .sarana pendidikan a.l. berupa pembangunan/penambahan ruang kelas, ruang praktek, peralatan praktek, alat-alat pelajaran lainnya di 51 Sekolah Perawat. Dalam usaha mengisi tenaga sanitasi di Puskesmas telah dilakukan latihan cepat terhadap 930 tenaga sanitasi. Di samping itu untuk dapat menghasilkan lulusan yang mempunyai mutu tinggi telah dilakukan usaha peningkatan sarana, pengiriman tenaga pengajar untuk mengikuti pendidikan di luar negeri maupun dalam negeri, pengembangan kurikulum sesuai dengan kebutuhan. Di samping itu perhatian diberikan pula kepada peningkatan mutu pendidikan-pendidik-an sekolah pengatur rawat gigi, Akademi Gizi, Akademi Rontgen, Akademi Perawat dan lain-lain, dengan penambahan sarana-sarana 'dan peningkatan mutu para pengajarnya. Perkembangan jumlah beberapa jenis tenaga kesehatan seperti dapat dilihat dalam Tabel XV — 2 dan Grafik XV — 2.

Dalam tahun 1978/79 telah dilakukan pula berbagai jenis dan tingkatan penataran di bidang management kesehatan, perawatan/ kebidanan, pelayanan proteksi radiasi, gizi, SESPA Departemen Ke -sehatan dan berbagai ketrampilan lainnya. Penataran-penataran terse-but dalam tahun tersebut untuk masing-masing bidang diikuti oleh 30 — 270 orang petugas dengan jumlah seluruhnya sebanyak kurang lebih 790 orang.

Pendayagunaan tenaga kesehatan diarahkan kepada usaha pe-nyebaran tenaga kesehatan secara lebih merata, meningkatkan ke -mampuan kerja melalui pengembangan karier serta meningkatkan 'produktifitas kerja. Dalam tahun 1978/79 melalui program bantuan pembangunan sarana kesehatan telah disediakan biaya untuk pe -ngangkutan/penempatan 550 dokter dan paramedic sejumlah 1.950 orang pada Puskesmas-puskesmas. Dari jumlah tersebut, 250 dokter untuk mengganti dokter Puskesmas yang telah habis masa tugasnya. Dokter-dokter tersebut diberikan kesempatan untuk mengambil ke -

932

Page 24: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

TABEL XV – 2PERKEMBANGAN JUMLAH BEBERAPA JENIS TENAGA

KESEHATAN1973/74 – 1977/78

933

Page 25: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

GRAFIK XV – 2 PERBANDINGAN JUMLAH BEBERAPA JENIS TENAGA KESEHATAN

1968, 1973/74 – 1977/78

934

Page 26: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

(Sambungan Grafik XV – 2)

935

Page 27: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

ahlian, atau dipindahkan ketempat lain. Di samping itu melalui proyek pendayagunaan tenaga kesehatan telah ditempatkan 85 orang dokter umum/dokter gigi/Apoteker. Untuk mengisi kekurangan tenaga ahli telah disediakan pembiayaannya untuk penempatan 62 dokter ahli pada 34 RS propinsi/kabupaten/kotamadya, khususnya ahli bedah, kandungan/kebidanan, kesehatan anak dan penyakit dalam.

Dalam rangka mempercepat pengangkatan dan atau kenaikan pangkat calon/pegawai negeri telah dibentuk 70 Team Penguji Kesehatan (TPK) pada tiap-tiap propinsi di luar Jawa dan tiap-tiap bekas keresidenan di Jawa. Untuk itu ditunjuk 3 dokter penguji kesehatan tersendiri (DPT) untuk masing-masing Daerah Tingkat II dan berkedudukan di ibukota kabupaten/kotamadya atau Puskesmas- -puskesmas tertentu. Di samping itu dalam rangka pembinaan kesehatan para pejabat teras, dalam tahun 1978/79 telah pula dilakukan pemeriksaan kesehatan terhadap 5.132 orang, secara berkala setiap tahun sekali.

Di dalam usaha peningkatan bidang hukum dalam tahun 1978/79 telah disiapkan penyusunan/pengolahan/perumusan 2 RUU, 3 RPP, dan beberapa peraturan pelaksanaan. Di samping itu dilakukan pula penelaahan/penelitian kembali peraturan-peraturan yang ada untuk disesuaikan dengan perkembangan keadaan. Di bidang peningkatan jaringan informasi dan dokumentasi, telah dilakukan peningkatan pengadaan dan pengelolaan dokumentasi kesehatan, menerbitkan dan memproduksi buku-buku dan bahan-bahan dokumentasi.

h. Peningkatan Efisiensi Sarana dan 936

Page 28: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

Ketatalaksanaan

Untuk lebih meningkatkan hasil usaha pelayanan kesehatan yang setinggi-tingginya, maka perhatian yang seksama diberikan terhadap usaha penyempurnaan proses perencanaan pembangunan kesehatan termasuk pembinaan statistik/informasi kesehatan. Dengan demikian sumber-sumber pembangunan untuk kesehatan dapat lebih dimanfa-atkan guna peningkatan pengawasan pelaksanaan pembangunan, peningkatan administrasi dan ketatalaksanaan bidang kesehatan.

Page 29: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

Dalam bidang pengawasan pada tahun 1978/79 telah dilaksanakan pengawasan/pemeriksaan terhadap 58 proyek bidang keuangan dan perlengkapan, 203 satuan kerja bidang organisasi dan kepegawai -an, dan 258 proyek kerja untuk bidang umum dan pembangunan. Di samping itu telah pula diadakan penyempurnaan dan perbaikan sistem laporan dari proyek-proyek/satuan-satuan.

Dalam bidang perbaikan organisasi, telah dirumuskan kerja an-tara organisasi/unit kesehatan tingkat pusat dengan unit kesehatan tingkat daerah, penyempurnaan organisasi dan tata kerja kantor wilayah dan pembentukan kantor tingkat kabupaten/kotamadya, pelembagaan sekolah-sekolah medis, pelembagaan pusat produksi obat pemerintah dan lain-lain.

Untuk peningkatan efisiensi dan efektifitas kerja aparatur peme-rintahan perlu dilakukan usaha peningkatan sarana-sarana peralatan, tempat kerja dan sarana penunjang lainnya. Dalam tahun 1978/1979 telah dilaksanakan/diselesaikan pembangunan kantor wilayah di 4 propinsi antara lain : Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Bali dan Nusa Tenggara Timur. Demikian juga telah dilakukan perbaikan kantor tingkat pusat, penambahan peralatan-peralatan kantor dan sesuai dengan kemampuan dilakukan pembangunan rumah dinas dan penyediaan kendaraan bermotor roda 2 atau 4.

B. KELUARGA BERENCANA

1. Pendahuluan

Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara dinyatakan bahwa agar supaya pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat dapat terlaksana dengan cepat, diperlukan pengaturan pertumbuhan jumlah penduduk melalui Program Keluarga Berencana, yang hares dilaksanakan dengan berhasil karma kegagalan pelaksanaan keluarga berencana akan mengakibatkan hasil usaha pembangunan menjadi tidak berarti dan dapat membahayakan generasi yang akan datang. Program Keluarga Berencana dilaksanakan dengan cara-cara sukarela, dengan mempertimbangkan nilai-nilai agama dan kepercayaan terha- dap Tuhan Yang Maha Esa.

937

Page 30: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

Pelaksanaan program Keluarga Berencana terutama di Jawa dan Bali terus ditingkatkan, khususnya agar dapat mencapai masyarakat pedesaan seluas-luasnya. Di samping itu kesempatan untuk melaksa-nakan keluarga berencana di daerah-daerah lain perlu dikembangkan sehingga membantu peningkatan kesejahteraan keluarga di daerah-daerah tersebut melalui tersedianya fasilitas-fasilitas keluarga beren -cana.

Sasaran keluarga berencana diusahakan meliputi seluruh lapisan masyarakat atas dasar sukarela. Oleh karena keputusan untuk me-laksanakan keluarga berencana pada akhirnya adalah suatu proses perubahan sikap hidup masyarakat, maka dalam Repelita II kegiatan pendidikan dan latihan keluarga berencana tidak hanya terbatas pada pendidikan dan latihan para tenaga pelaksana teknis Program Ke- luarga Berencana, melainkan makin dikembangkan pula usaha-usaha pendidikan masalah kependudukan.

Guna mendukung tercapainya tujuan dan sasaran-sasaran Program Keluarga Berencana dalam Repelita II, koordinasi antar lembaga, ke-giatan-kegiatan penerangan, penelitian mengenai motivasi dan sebagai -nya serta kegiatan-kegiatan lainnya yang menunjang pelaksanaan kelu -arga berencana lebih ditingkatkan lagi.

Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan penyebaran penduduk yang kurang seimbang juga merupakan masalah pokok kependudukan yang dihadapi dalam pembangunan Indonesia.

Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi telah mengakibatkan meningkatnya kebutuhan pokok diberbagai bidang seperti pangan, pe -rumahan, pendidikan dan kesehatan. Meningkatnya kebutuhan pokok sebagai akibat pertumbuhan penduduk mempersulit usaha memper- cepat peningkatan kesejahteraan rakyat.

Pertumbuhan penduduk yang tinggi sebagai akibat dari tetap tingginya tingkat kelahiran dan semakin menurunnya tingkat kematian juga telah menyebabkan kurang seimbangnya struktur umur penduduk. Penduduk Indonesia tergolong kedalam yang berumur muda. Pendu- duk yang secara ekonomis aktif secara relatif lebih kecil dan harus

938

Page 31: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

menanggung beban lebih berat untuk melayani kebutuhan pokok pen-duduk yang secara ekonomis tidak aktif. Di samping itu, jumlah pen -duduk yang memasuki angkatan kerja setiap tahun berupa angkatan kerja baru cenderung tinggi. Dengan demikian beban penyediaan la -pangan kerja juga bertambah besar.

Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk juga mempertajam masalah-masalah yang diakibatkan oleh adanya ketidak seimbangan dalam penyebaran penduduk di antara berbagai pulau dan di antara kota dan desa. Dengan demikian pemecahan masalah-masalah ke-pendudukan semakin bertambah berat.

Dalam rangka mengatasi masalah-masalah kependudukan ter- sebut maka selama Repelita II telah dilaksanakan kebijaksanaan ke-pendudukan yang menyeluruh. Arab kebijaksanaan yang ditempuh adalah mengusahakan agar produksi barang dan jasa dapat meningkat lebih cepat sehingga tingkat kesejahteraan dapat pula ditingkatkan. Dilain pihak, kebijaksanaan juga diarahkan untuk menurunkan ting- kat kelahiran sehingga terdapat imbangan yang lebih wajar di antara pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan produksi barang dan jasa.

Keluarga berencana merupakan bagian utama dari kebijaksanaan kependudukan secara menyeluruh. Program Keluarga Berencana ter -utama ditujukan untuk menurunkan tingkat kelahiran dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga. Selama Repelita II melalui program ini direncanakan untuk mencapai sekurang-kurangnya 8 juta peserta keluarga berencana baru di Jawa dan Bali dan sejuta peserta baru diluar Jawa dan Bali. Selain itu direncanakan pula berbagai kegiatan untuk membina kelangsungan peserta keluarga berencana yang ada. Sejalan dengan itu diusahakan kegiatan-kegiatan untuk melembagakan pelaksanaan norma keluarga kecil dalam masyarakat.

2. Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan

a. Perkembangan jumlah akseptor baru.

Perkembangan jumlah akseptor baru dalam tahun 1978/79 dan dalam Repelita II secara keseluruhan dikemukakan pada Tabel XV - 3. Untuk Jawa dan Bali pencapaian sasaran dalam tahun 1978/79 ber -

939

Page 32: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

ada sedikit di bawah jumlah sasaran yang telah ditetapkan untuk ta- hun tersebut. Tetapi untuk daerah luar Jawa dan Bali pencapaian sa -saran sedikit berada di atas jumlah sasaran yang telah ditetapkan Untuk Indonesia secara keseluruhan pencapaian sasaran dalam tahun 1978/79 juga sedikit berada di atas sasaran, yaitu pencapaian sejumlah 2.215.884 akseptor dibandingkan dengan sasaran sejumlah 2.200.000 akseptor. Dapat dikemukakan, jumlah peserta baru yang dicapai pada tahun terakhir Repelita II merupakan 62% di atas jumlah peserta baru yang dicapai pada tahun terakhir Repelita I. Pada tahun 1968. tahun terakhir sebelum dimulai pelaksanaan Repelita I, jumlah peserta baru keluarga berencana adalah sekitar 25 ribu. Dalam Repelita II secara kumulatif hasil yang dicapai adalah 10.233.812 akseptor baru dibanding dengan jumlah sasaran sebesar 9 juta akseptor baru. Penca-paian sasaran berada 13,7% di atas jumlah yang telah ditetapkan.

Dari segi penggunaan alat kontrasepsi peserta keluarga berencana baru dalam tahun 1978/79 ini sekitar 68,8% menggunakan alat kon -trasepsi pil, 18,3% IUD dan selebihnya menggunakan metode kontra -sepsi lainnya. Dalam Repelita II, jumlah peserta yang menggunakan pil adalah 68,6% dari seluruh peserta, IUD 15,8%, dan selebihnya menggunakan lain-lain cara. Dapat dikemukakan bahwa jumlah pe-serta yang menggunakan IUD masih jauh lebih rendah bila dibanding dengan tahun terakhir Repelita I maupun dengan keadaan tahun 1968 (lihat Tabel XV — 4). Apabila ditinjau dari segi umur para peserta keluarga berencana baru tersebut termasuk golongan umur muda. Lebih dari 60% dari peserta baru be umur di bawah 30 tahun baik dalam tahun 1978/79 maupun dalam masa Repelita II secara keselu -ruhan. Dapat ditambahkan bahwa pada tahun terakhir Repelita I jumlah peserta baru yang berumur di bawah 30 tahun adalah 56% dari seluruh peserta baru pada tahun tersebut (lihat Tabel XV — 5).Dari segi lapangan pekerjaan 63,9% merupakan keluarga petani dan 14,2% pekerja lepas. Dalam Repelita II jumlah relatif keluarga petani dari seluruh peserta baru adalah sekitar 68%. Prosentase ini sedikit di bawah prosentase potensiil dari seluruh peserta baru pada tahun terakhir Repelita I (lihat Tabel XV — 6).

940

Page 33: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

TABEL XV – 3REALISASI PENCAPAIAN AKSEPTOR BARU

1973/74 – 1977/78

941

Page 34: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

GRAFIK XV – 3REALISASI PENCAPAIAN AKSEPTOR BARU

1973/74 – 1977/78

942

Page 35: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

TABEL XV – 4JUMLAH AKSEPTOR BARU YANG DICAPAI MENURUT METODE KONTRASEPSI,

1973/74 – 1977/78(dalam ribuan)

TABEL XV – 5PROSENTASE AKSEPTOR BARU MENURUT KELOMPOK UMUR

DI JAWA DAN BALI, 1973/74 – 1977/78

943

Page 36: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

TABEL XV - 6PROSENTASE AKSEPTOR BARU MENURUT PEKERJAAN SUAMI

DI JAWA DAN BALI, 1973/74 - 1978/79

Pekerjaan SuamiAkseptor 1973/7

41974/75 1975/76 1976/77 1977/7

81978/79

Prosentaserata-rata1974/75-1978/79

1. Pegawai Negeri 8,4 8,3 7,2 6,5 6,2 6,9 7,0

2. Pegawai Swasta 4,5 5,0 5,0 5,0 5,6 6,7 5,5

3. A B R I 2,6 2,1 2,0 1,9 1,6 1,9 1,9

4. Pedagang 3,6 4,5 4,2 4,4 5,4 5,4 4,8

5. Petani 70,7 69,3 70,8 70,0 67,2 63,9 68,2

6. Pekerja lepas 9,5 10,4 10,4 11,6 13,2 14,2 12,0

7. Tidak bekerja dan lain-lain 0,7 0,4 0,4 0,6 0,8 1,0 0,6

J u m l a h 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Page 37: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

Dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa program keluarga berencana telah men jangkau penduduk di pedesaan dan dari golongan yang berumur muda. Hal yang demikian diperkirakan akan membawa pengaruh yang bail( bagi usaha penurunan angka kelahiran.

Di samping mengusahakan tercapainya sasaran peserta keluarga berencana baru, telah pula dilakukan usaha pembinaan kepada peserta lama. Sasaran yang dituju adalah menjaga kelestarian para peserta tersebut dalam melaksanakan keluarga berencana. Usaha pembinaan ini telah menunjukkan hasil-hasil yang positif yaitu makin tumbuhnya kesadaran masyarakat akan arti dan manfaat keluarga berencana.

Ikut sertanya organisasi-organisasi masyarakat seperti Paguyuban, Dwikarti, PPKBD, Banjar, PKK dan sebagainya dalam kegiatan pem-binaan ini telah memberikan pengaruh positif bagi peningkatan peng-gunaan alat kontrasepsi yang berkelanjutan.

Jumlah peserta keluarga berencana lestari pada tahun 1978/79 se -cara kumulatif diperkirakan 5,54 juta. Jumlah ini merupakan 29,7% dari perkiraan jumlah pasangan usia subur. Ini berarti bahwa dari se -tiap 100 pasangan usia subur, 29 — 30 pasangan di antaranya tetap tekun menggunakan alat kontrasepsi secara berlanjut. Jumlah peserta KB lestari yang makin meningkat, diperkirakan telah dapat mem -berikan perlindungan terhadap kehamilan yang cukup tinggi sehingga akan berpengaruh terhadap penurunan fertilitas. Dapat ditambahkan bahwa pada tahun terakhir Repelita II jumlah kumulatif peserta ke -luarga berencana lestari lebih dari tiga kali jumlah peserta keluarga berencana lestari secara kumulatif pada tahun terakhir Repelita I (lihat Tabel XV -- 7).

b. Kegiatan dan usaha-usaha Program Keluarga Berencana

(1) Penerangan dan MotivasiKegiatan penerangan dan motivasi dalam Repelita II di samping

ditujukan untuk pencapaian peserta KB baru, juga ditujukan untuk pembinaan kelestarian peserta lama melalui pelembagaan gagasan KB di dalam kehidupan masyarakat dan penerimaan norma keluarga kecil yang bahagia sejahtera.

945

Page 38: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

TABEL XV — 7JUMLAH AKSEPTOR LESTARI MENURUT METODE KONTRASEPSI

1973/74 — 1978/79(dalam ribuan)

1973/74 1974/75 1975/76 1976 /77 1977 /78 1978 /79 Metode Kontrasepsi

1. Pil 865,9 1.449,3 1.994,4 2.278,8 2.821,6 3.569,62. IUD 766,2 863,1 1.013,4 1.293,9 1.513,6 1.494,23. Kondom 48,5 123,0 159,2 159,6 210,0 306,84. Suntikan - 3,4 11,0 29,7 60,1 58,35. Lain-lain - 10,3 24,3 46,8 82,9 112,6

Jumlah 1.680,6 2.449,1 3.202,3 3.808,8 4.688,2 5.541,5

946

Page 39: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

947

Page 40: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

Usaha-usaha penerangan telah dilakukan dengan berbagai pen-dekatan, cara dan saluran untuk membangkitkan partisipasi aktif dan bertanggung jawab dari semua unsur dan potensi yang ada di ma-syarakat.

Dalam hubungan ini maka selama Repelita II telah berkembang dalam masyarakat usaha-usaha sukarela yang membantu memberi penerangan, motivasi serta pelayanan lainnya di bidang keluarga berencana. Usaha-usaha ini dilaksanakan antara lain oleh tenaga sukarela yang disebut Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa. Selain itu selama Repelita II juga telah berkembang organisasi-organisasi sukarela di kalangan masyarakat, khususnya para peserta ke-luarga berencana yang juga bertujuan meningkatkan pelayanan ke- luarga berencana kepada para anggotanya dan masyarakat umumnya. Perkembangan jumlah PPKBD maupun organisasi Paguyuban sela- ma Repelita II disajikan pada Tabel XV — 8.

TABEL XV -- 8JUMLAH PPKBD DAN PAGUYUBAN,

1973174 — 1978/79

1973/74 1974/75 1975/76 1976/77 1977/78 1978/79

- 11837 20.077 24.384 29.418 34.780

- 2.200 10.777 21.690 45.474 55.285

PPKBD — Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa.

Secara kumulatif dalam tahun terakhir Repelita II terdapat 34.780 tenaga PPKBD dan lebih dari 55.000 organisasi Paguyuban.

Kegiatan penerangan massa dilakukan dengan berbagai media seperti pers, surat kabar, radio, televisi, pameran, film dan sebagai nya. Sifat penyajian tidak hanya terbatas pada masalah KB saja melainkan telah pula dikaitkan dengan bidang-bidang kependudukan lainnya.

948

PPKBD

PAGUYUBAN

Page 41: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

Untuk menjangkau masyarakat yang tinggal di pelosok pedalam- an, dilakukan kegiatan penerangan keliling dengan menggunakan sarana mobil unit penerangan. Selama Repelita II telah diusahakan agar setiap kabupaten dan kotamadya di propinsi Jawa dan Bali dewasa ini memiliki sarana sebuah mobil penerangan keliling. Dalam tahun 1978/79 rata-rata mobil unit penerangan keliling yang ada di kabupaten/kotamadya telah melakukan tidak kurang dari 11 opera si kegiatan setiap bulan.

Penerangan massa maupun penerangan kelompok segera diikuti dengan penggarapan yang lebih akrab dan intensif secara kekeluar-gaan maupun secara perseorangan. Hal ini dilakukan melalui penyu -luhan wawan muka baik berupa pendekatan langsung maupun tidak langsung yang dilakukan oleh 1'etugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dengan kunjungan dari rumah ke rumah. Setiap bulan rata-rata seorang PLKB telah dapat melakukan kunjungan rumah tidak kurang dari 210 kunjungan rumah. Sebagai bagian dari usaha pelem-bagaan program di dalam masyarakat, PLKB juga melakukan tugas mendorong tumbuhnya paguyuban-paguyuban akseptor dan mem-berikan pembinaan terhadap organisasi masyarakat di dalam berba-gai aspek pelaksana keluarga berencana.

(2) Pelayanan Keluarga Berencana

Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melaksa- nakan keluarga Berencana, perlu diimbangi dengan tersedianya sara- na pelayanan yang cukup memadai dan mudah dijangkau oleh masyarakat sehingga terbuka kesempatan yang sebaik-baiknya untuk melaksanakan keluarga berencana. Sarana utama untuk memberikan pelayanan keluarga berencana kepada masyarakat adalah Klinik Kelu-arga Berencana.

Dalam hubungan ini telah diusahakan untuk meningkatkan jumlah maupun mutu pelayanan klinik dalam usaha lebih mende- katkan pelayanan kepada masyarakat. Dalam tahun 1978/79 jumlah klinik KB telah meningkat menjadi 4.134 klinik dibandingkan 3.791 klinik pada tahun sebelumnya. Dengan demikian pada akhir Repe -

949

Page 42: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

lita II jumlah Klinik Keluarga Berencana mendekati dua kali dibandingkan dengan jumlah pada tahun terakhir Repelita I. Dalam tahun 1973/74, jumlah Klinik Keluarga Berencana adalah 2.235. Jumlah Klinik Keluarga Berencana meliputi klinik-klinik yang dikelola oleh ABRI, Instansi Pemerintah lain dan klinik-klinik swasta seperti Muhammadiyah, PKBI dan Dewan Gereja Indonesia. Perkembang-an jumlah Klinik Keluarga Berencana ini dapat dilihat pada Tabel XV — 9.

Bagi peserta keluarga berencana yang tinggal di pelosok pede-saan dilakukan pelayanan melalui Team Medis Keliling. Dalam tahun 1978/79 Team Medis Keliling ini telah melakukan gerak pelayanan sebanyak 202.349 kali.

Selain pelayanan melalui Klinik KB dan Team Medis Keliling telah pula dilakukan pelayanan melalui Rumah Sakit/Rumah Ber-salin khususnya bagi ibu-ibu yang baru melahirkan. Pendekatan ini dimaksudkan agar mereka dapat secara langsung pada waktunya memperoleh pelayanan keluarga berencana. Jumlah Rumah Sakit/ Bersalin yang memberi pelayanan KB telah meningkat dari tahun ke tahun, hingga pada tahun terakhir Repelita II jumlah ini menjadi 148 buah Rumah Sakit/Bersalin. Dapat ditambahkan bahwa sasaran rumah sakit dalam Repelita II yang memberi pelayanan KB adalah 135.

Di samping itu telah pula dikembangkan pelayanan kontrasepsi melalui Dokter/Bidan praktek swasta yang dirintis di daerah perkotaan. Di pedesaan telah dikembangkan cara-cara pelayanan oleh organisasi masyarakat melalui PPKBD. Untuk menunjang pelayanan melalui masyarakat ini telah ditingkatkan usaha pengayoman medis dengan 950

Page 43: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

sistem rujukan secara lebih cermat dan kontinyu guna mengatasi efek sampingan maupun akibat-akibat negatif yang mungkin terjadi.

Sejalan dengan bertambahnya jumlah klinik KB dan meningkatnya pelayanan Keluarga Berencana maka telah pula dilakukan penambahan tenaga pelayanan. Untuk tahun 1978/79 jumlah dokter

Page 44: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

TABEL XV — 9

JUMLAH KLINIK KELUARGA BERENCANA MENURUT STATUS,1973/74 — 1978/79

Status Klinik 1973/74 1974/75 1975/76 1976/77 1977/78 1978/79

1. Dept. Kesehatan 1.838 2.413 2.673 2.898 3.058 3.4112. A B R I 187 250 288 307 313 319

3. Instansi Peme- rintah lain 42 84 93 98 107 109

4. S w a s t a 168 271 289 317 313 295

J u m l a h : 2.235 I 3.018 3.343 3.620 3.791 4.134

951

Page 45: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

GRAFIK X V - 5JUMLAH KLINIK KELUARGA BERENCANA MENURUT STATUS

1 9 7 3 / 7 4 - 1978/79

952

Page 46: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

telah meningkat menjadi 2.882 orang dibanding dengan 2.750 orang pada tahun 1977/78. Tenaga bidan telah meningkat menjadi 4.568 orang pada tahun 1978/79. Jumlah personil pelayanan di klinik se- cara keseluruhan telah bertambah dari 14.110 orang pada tahun 1978/79. Jumlah berbagai kategori tenaga keluarga berencana pada tahun terakhir Repelita II secara kumulatif telah mendekati dua kali jumlah tenaga keluarga berencana pada tahun terakhir Repelita I. Situasi perkembangan tenaga pelayanan di klinik pada tahun ter- akhir Repelita I dan selama Repelita II disajikan pada Tabel XV — 10.

TABEL XV — 10

JUMLAH PERSONALIA KLINIK KELUARGA BERENCANA MENURUT KATEGORI, 1973/74 — 1978/79

Personalia Klinik 1973/74 1974/75 1975/76 1976/77 1977/78 1978/79

1. D o k t e r 1.186 1.956 2.316 2.541 2.750 2.882

2. B i d a n 2.241 3.421 3.919 4.181 4.436 4.568

3. Pembantu Bidan 1.959 2.657 3.098 3.317 3.532 3.715

4. Tenaga Admi-nistrasi

1.970 2.609 2.995 3.205 3.392 3.504

J u m l a h : 7.356 10.643 12.328 13.244 14.110 14.669

(3) Pendidikan dan Latihan

Perkembangan Program Keluarga Berencana yang semakin me-ningkat perlu diimbangi dengan tenaga pengelola baik dalam jumlah maupun kwalitas dari tenaga tersebut. Untuk itu dalam tahun 1978/ 79 telah pula dilakukan berbagai latihan bagi berbagai kategori per- sonil seperti dokter, bidan/pembantu bidan, petugas penerangan mo-tivasi, PLKB dan tenaga-tenaga Pembantu Pembina Keluarga Beren-cana Desa. Perincian jumlah dan jenis tenaga yang telah mendapat latihan dapat dilihat pada Tabel XV — 11. Dalam tahun 1978/79 jumlah tenaga keluarga berencana yang mendapat latihan adalah 8.222 orang. Untuk Repelita II, tenaga keluarga berencana yang dila -tih meliputi lebih dari 41.500 orang.

953

Page 47: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

GRAFIK XV – 6

JUMLAH PERSONALIA KLINIK KELUARGA BERENCANA MENURUT KATEGORI

1973/74 – 1978/79

954

Page 48: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

TABEL XV – 11

JUMLAH TENAGA YANG MENDAPAT PENDIDIKAN DAN

LATIHAN KELUARGA BERENCANA

1973/74 – 1978/79

(orang)

955

Page 49: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

Di samping program pendidikan dan latihan yang diselenggarakan di dalam negeri telah pula dilakukan pendidikan dan latihan di luar negeri dalam berbagai bidang yang dibutuhkan, baik sebagai usaha menambah pengetahuan/ketrampilan maupun untuk mendapatkan bahan-bahan perbandingan pelaksanaan Program KB di negara-negara lain.

Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan program, untuk menampung kegiatan pendidikan latihan yang semakin meningkat telah dilakukan pembangunan gedung pusat latihan KB di berbagai daerah di propinsi-propinsi Jawa — Bali dan di sepuluh propinsi luar Jawa Bali. Selanjutnya guna tetap menjamin mutu dan penyelenggaraan pendidikan dan latihan telah pula dilakukan usaha-usaha pembinaan di Pusat-pusat Latihan yang meliputi pembinaan tehnis latihan, administrasi, kelengkapan personil dan alat-alat latihan.

(4) Pendidikan kependudukanProgram pendidikan kependudukan yang dirintis

sejak tahun 1972/73, telah dilaksanakan dengan kerja sama antar instansi dan telah berkembang dengan teratur dan terarah. Kegiatan pendidikan kepen-dudukan ditujukan untuk membina serta mengembangkan penger-tian, kesadaran dan perobahan sikap serta tingkah laku yang bertang-gung jawab dan rasional terhadap hubungan antara pertumbuhan penduduk dengan perkembangan sumber-sumber kehidupan yang terdapat di lingkungan masing-masing.

Untuk maksud tersebut telah dilaksanakan kegiatan untuk mengembangkan sistem pendidikan kependudukan pada tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Pertama, Sekolah Lanjutan Atas, SPG, Per-guruan Tinggi dan melalui program luar sekolah. 956

Page 50: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

Dalam hubungan ini telah disusun materi pengajaran yang diintegrasikan ke dalam bidang-bidang studi yang berkaitan dengan kurikulumnya. Sejak tahun 1975 kurikulum pendidikan kependudukan mulai diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan umum. Selanjutnya telah dilakukan usaha-usaha pengadaan buku-buku pegangan guru pendidikan kependudukan, dan usaha-usaha penyediaan tenaga guru pendidikan kependudukan. Dalam tahun 1978/79 telah dilatih sebanyak 448 guru kependudukan bagi pendidikan sekolah dasar, 180 orang guru SPG dan 10.230 orang

Page 51: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

guru untuk tingkat SLA. Selanjutnya telah dilatih pula 240 orang te -naga pelatih untuk berbagai instansi pemerintah. Selama Repelita II telah dilatih sejumlah 35.873 berbagai jenis tenaga guru pendidikan kependudukan. Dapat ditambahkan bahwa kegiatan latihan tenaga guru pendidikan kependudukan belum dilaksanakan dalam Repelita I. Perincian perkembangan latihan tenaga pengajar pendidikan kependu-dukan terlihat pada Tabel XV — 12.

(5) Logistik

Sasaran utama dari kegiatan logistik dalam menunjang keberha-silan program keluarga berencana adalah penyediaan alat-alat kon-trasepsi yang cukup, teratur dan tepat pada saat dibutuhkan, penye -diaan sarana administrasi yang memadai, sarana penerangan mau- pun penunjang lainnya sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Mening -katnya pelaksanaan Program Keluarga Berencana sampai ke pedesaan. membutuhkan penyempurnaan sistem logistik baik dari segi organi-sasi, distribusi maupun sistem pergudangan.

Di bidang organisasi, kegiatan logistik diarahkan untuk memper -kuat susunan organisasi melalui penyempurnaan sistem logistik ke -luarga berencana dari tingkat pusat sampai ke pedesaan. Di bidang distribusi kontrasepsi telah dilakukan penyempurnaan yaitu di sam-ping Jakarta, ditunjuk pula Jawa Timur sebagai pusat logistik KB untuk wilayah Indonesia Timur, sehingga dengan demikian memper-lancar penyediaan di lapangan. Pusat-pusat distribusi dialihkan dari tingkat propinsi ke tingkat kabupaten/kotamadya, sehingga dengan demikian jangkauan distribusi ke tingkat pedesaan akan lebih dekat. Sementara itu dengan adanya penyempurnaan sistem tersebut selama Repelita II telah pula ditingkatkan kegiatan monitoring pergudangan dan pengamatan arus gerak alat kontrasepsi untuk menjamin kelan-caran pengadaan di lapangan. Untuk menghindarkan ketergantungan terus menerus penyediaan alat kontrasepsi dari luar negeri, telah dila -kukan usaha-usaha pengadaan dan pembuatan kontrasepsi IUD di dalam negeri. Pembangunan pabrik perakitan pil keluarga berencana dilanjutkan. Oleh karena berbagai masalah teknis, kegiatan produksi yang semula direncanakan dimulai pada akhir 1978 terpaksa diundur hingga akhir tahun 1979. Selanjutnya penelitian bahan baku kontra -

957

Page 52: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

TABEL XV - 1 2

JUMLAH TENAGA GURU PENDIDIKAN KEPENDUDUKANYANG TELAH DILATIH, 1973/74 — 1978/79

(orang)

J u m l a hJenis Tenaga Guru 1973/74 1974/75 1975/76 1976/77 1977/78 1978/79 1974/75 - 1978/79

1. Guru SD - 320 520 - 6.600 7.740 15.2402. Guru SLP - 560 940 — 1.500 2.130 5.1303. Guru SLA - 280 520 540 810 360 2.5104. Calon Sarjana IKIP - 50 - 30 50 - 1305. Guru PLS - 560 1.250 550 3.640 4.480 10.4806. Guru SPG - - - 480 700 180 1.3607. Guru untuk Critical Mass - 25 193 - - - 2188. Guru untuk Pelatih

Guru-guru- - -

65 500-

5659. Lain-lain - - - - - 240 240

J u m l a h :- 1.795 3.423 1.665 13.860 15.130 35.873

958

Page 53: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

sepsi dari bahan-bahan yang tersedia di dalam negeri dilanjutkan dan ditingkatkan selama tahun 1978/79. Penyediaan alat-alat kontrasepsi yang meliputi Pil, IUD, kondom dalam tahun terakhir Repelita I dan dalam Repelita II dapat dilihat pada Tabel XV — 13.

(6) Pelaporan dan dokumentasi

Di dalam menunjang pelaksanaan program keluarga berencana tersedianya data-data program secara tepat, cepat dan dapat dipercaya merupakan syarat penting bagi kecermatan perencanaan program se -lanjutnya. Untuk itu maka selama Repelita 11 dilaksanakan usaha-usaha pengembangan sistem pencatatan dan pelaporan peserta ke -luarga berencana. Dalam tahun 1978/79 usaha-usaha ini ditingkatkan antara lain dengan telah dikembangkannya sistem pencatatan pela -poran PPKBD serta sistem pencatatan pelaporan kegiatan penerangan motivasi yang dilakukan di Kecamatan dan sistem pencatatan pela -poran pelayanan kontrasepsi yang disempurnakan.

Dalam rangka mempertinggi daya guna dari data-data dan in -formasi yang tersedia, telah pula dikembangkan sistem penyebaran dan pelayanan data dalam tata kerja Jaringan Informasi dan Doku-mentasi Keluarga Berencana dan Kependudukan.

(7) Penelitian dan penilaian

Dalam Repelita I1, kegiatan penelitian dan penilaian terutama diarahkan untuk kebutuhan operasional di lapangan yang dapat segera dipergunakan bagi kepentingan pelaksanaan program selanjutnya. Dengan demikian prioritas kegiatan adalah penelitian terapan yang akan memberikan data untuk perbaikan dan pengembangan program.

Berbagai kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan meliputi pe -nelitian-penelitian untuk program operasional, penelitian data dasar, penelitian untuk pengembangan program pedesaan dan penelitian-pene-litian biomedis. Penelitian-penelitian tersebut diarahkan untuk mem-percepat jangkauan program di pedesaan serta proses pelembagaan dalam masyarakat. Usaha-usaha penelitian ini ditingkatkan pelaksana-annya dalam tahun 1978/79. Selanjutnya telah dilaksanakan penelitian demografis mengenai pengaruh terhadap penurunan fertilitas dari kegiatan program keluarga berencana.

959

Page 54: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

TABEL XV — 13PENYEDIAAN ALAT KONTRASEPSI PADA KLINIK KELUARGA

BERENCANA, 1973/74 — 1978/79(dalam ribuan)

Jumlah1973/74 1974175 1975/1976 1976/77 1977/78 1978/79 1974175 — 1978/79Alat Kontrasepsi

1. Pi1 (cycle) 17.707,4 17.543,8 35.748,5 30.687,3 64.782,0 45.742,0 194.503,6

2. IUD (Buah) 486,9 600,3 630,1 630,1 524,0 1.476,0 3.860,53. Kondom (gross) 43,4 284,2 267,6 285,7 62,0 321,0 1.223,5

960

Page 55: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

C. KESEJAHTERAAN SOSIAL

I. PendahuluanPembangunan di bidang kesejahteraan sosial dalam rangka pem-

bangunan nasional, terutama ditujukan kepada pembinaan dan pemu-pukan kemampuan serta kesanggupan anggota masyarakat yang ter -halang karena keadaan sosial ekonomi, sosial budaya, fisik, dan mental untuk lebih dapat melakukan peranan mereka secara positip dalam proses pembangunan. Dengan demikian kelompok-kelompok masyarakat tersebut memperoleh kemungkinan untuk mendapatkan kehidupan yang layak sesuai dengan azas keadilan sosial yang merata. Kecuali itu, kebijaksanaan juga ditujukan untuk mengurangi ketidak-serasian sosial di antara kelompok-kelompok masyarakat.

Perhatian juga diberikan kepada masalah-masalah yang timbul sebagai akibat pengaruh sampingan dalam proses perkembangan, yang menyebabkan kemerosotan nilai-nilai, misalnya pelacuran, perjudian yang tak terawasi, penyalahgunaan narkotika, dan sebagainya.

Salah satu segi lain dari pada usaha pembangunan kesejahteraan sosial adalah pengembangan sistem jaminan sosial dan pengerahan dana sosial sesuai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang peman-faatannya dikaitkan secara langsung dengan keperluan pembangunan.

Kebijaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial pada umumnya bersifat membantu mendorong perobahan sikap-sikap sosial masya rakat yang lebih sesuai dengan pembangunan.

Langkah-langkah yang telah diambil dalam periode tahun 1974/ 75 sampai dengan tahun 1978/79 adalah sebagai berikut :1. Usaha Penyuluhan dan Bimbingan Sosial kepada masyarakat

dengan maksud untuk menimbulkan kesadaran dan tanggung jawab sosial masyarakat sebagai dasar bagi usaha-usaha kesejahteraan sosial.

2. Usaha menanggulangi anggota masyarakat yang berpenghasilan rendah dengan memberikan latihan-latihan ketrampilan dan pe-rangsang untuk usaha ekonomi produktif, agar mereka dapat me-ningkatkan taraf hidupnya.

961

Page 56: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

3 Usaha penanggulangan masalah anak-anak terlantar dan terham- bat perkembangannya melalui asuhan dan penyantunan di Panti-panti Sosial. Untuk memenuhi keperluan hidup mereka sehari-hari serta untuk melatih kebiasaan kerja produktif, kepada Panti-panti Asuhan disediakan fasilitas berupa sarana usaha jasa dan produksi .

4. Usaha pelayanan bagi para penderita cacat baik cacat tubuh, cacat mental maupun . cacat tuna netra, terutama berupa usaha untuk melengkapi dan menyempurnakan bangunan sarana dan perleng-kapan latihan kerja.

5. Usaha rehabilitasi terhadap orang-orang terlantar/gelandangan berupa pendidikan dan latihan kerja serta penyaluran ke daerah-daerah di luar pulau Jawa.

6. Usaha pendekatan terhadap masyarakat yang hidup terasing di pedalaman dalam bentuk bimbingan sosial dan penyediaan prasa- rana dasar untuk perkampungan yang menetap, agar mereka dapat menyesuaikan diri terhadap kehidupan yang lebih layak.

Usaha-usaha di bidang kesejahteraan sosial yang telah dilaksana -kan dalam periode tahun 1974/75 sampai dengan tahun 1978/79 meliputi bimbingan dan pengembangan kesejahteraan masyarakat, pengembangan kesejahteraan masyarakat terasing, pengembangan kesejahteraan anak terlantar, pembinaan kesejahteraan lanjut usia, rehabilitasi para penderita cacat, rehabilitasi korban bencana alam, pembinaan kesejahteraan remaja, rehabilitasi orang terlantar/gelan -dangan, rehabilitasi wanita tuna susila, pembinaan dan penghayatan jiwa kepahlawanan, pendidikan dan latihan institusional, serta pene -litian masalah kesejahteraan sosial.

Pembangunan bidang kesejahteraan sosial dalam Repelita II di-laksanakan melalui program-program sebagai berikut :

1. Program Pokok :

a. Program Pembinaan Kesejahteraan dan Perobahan Sosial.

b. Program Bantuan dan Penyantunan Sosial.

2. Program Penunjang

a. Program Pembinaan Generasi Muda dan Olah Raga.

962

Page 57: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

b. Program Pendidikan Kesehatan, Keluarga Berencana dan Kese-jahteraan Sosial.

c. Program Penelitian Kesehatan, Keluarga Berencana dan Kesejah-teraan Sosial.

d. Program Penyempurnaan Efisiensi Aparatur Pemerintahan .

e. Program Penyempurnaan Prasarana Fisik Pemerintahan.

II, Pelaksanaan kegiatan pembangunan

Dalam Repelita II kegiatan ini mempunyai dua segi utama yaitu penyuluhan dan bimbingan sosial serta pembinaan swadaya sosial masyarakat. Oleh karena itu sasaran kegiatan ini adalah meliputi :

(1) Pembinaan Pembimbing Sosial Masyarakat.(2) Pembinaan Potensi Sosial Masyarakat.(3) Pembinaan Kesejahteraan Sosial Perumahan.(4) Pembinaan Organisasi Sosial.

Pelaksanaan program tersebut dalam Repelita II dilakukan secara bertahap sesuai dengan urgensi permasalahannya serta sesuai pula dengan kemampuan tenaga pelaksananya. Adapun hasil-hasil yang dapat dicapai selama Repelita II secara keseluruhan adalah sebagai berikut :

1) Pembentukan tenaga Pembimbing Sosial Masyarakat (PSM).

Pengadaan tenaga PSM ini mengambil sebagai basis wilayah kecamatan tempat kelompok sasaran yang hendak dibina bertempat tinggal. Jumlah tenaga PSM ini disesuaikan dengan jumlah klien yang akan dibina dengan ratio 1 orang PSM untuk 8 — 10 klien. Dalam tahun 1978/79 telah dibentuk 960 tenaga PSM, sehingga selama 5 tahun telah berhasil dibentuk sebanyak 4.110 orang tenaga Pembimbing Sosial Masyarakat yang tersebar di kecamatan-kecamat - an pada 25 propinsi.

2) Pembinaan kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.Pembinaan kelompok masyarakat berpenghasilan sangat rendah

dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Usaha ini

963

Page 58: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

dilaksanakan dengan cara memberikan perangsang dalam berbagai bentuk usaha ekonomi produktif seperti usaha anyam-anyaman, pembuatan berbagai macam hasil kerajinan dan alat-alat rumah tangga, usaha-usaha peternakan, pertanian dan sebagainya. Untuk melaksanakan usaha tersebut kepada keluarga-keluarga yang dibina diberikan perangsang modal usaha sekitar Rp. 15.000,— dalam bentuk paket bahan dan peralatan. Di samping itu kepada mereka juga diberikan latihan-latihan ketrampilan sesuai dengan bidang usa-hanya masing-masing. Dalam tahun 1978/79 keluarga-keluarga yang dibina meliputi 7.147 KK. Dengan demikian selama Repelita II telah dilakukan pembinaan terhadap 23.343 KK tersebar di 25 pro-pinsi, 129 kabupaten di 549 desa.

3) Pembinaan perumahan sejahtera gotong royong.

Pembinaan ini diarahkan pada keluarga-keluarga yang keadaan perumahannya tidak memenuhi persyaratan baik ditinjau dari segi tehnik, kesehatan, dan etis. Dengan maksud memberikan kemampuan untuk membangun perumahan yang lebih layak maka kepada mereka diberikan latihan ketrampilan mengenai tehnik membangun rumah yang memenuhi persyaratan tersebut.

Selanjutnya kepada mereka diberikan perangsang dalam bentuk bahan-bahan bangunan yang tidak terdapat di lingkungannya. Perang-sang tersebut untuk setiap keluarga bernilai sekitar Rp. 100.000,—. Sedangkan penyediaan bahan-bahan lainnya yang bersifat lokal di -sediakan oleh masyarakat secara swadaya. Dalam tahun 1978/79 telah diberikan perangsang untuk 1.089 Kepala Keluarga; selama Repelita II telah dilakukan pembinaan Kesejahteraan Sosial peru-mahan bagi 3.557 Kepala Keluarga tersebut di 25 propinsi, 110 ka-bupaten di 306 desa.

4) Pembinaan organisasi sosial.

Pembinaan organisasi sosial dimaksudkan agar organisasi-orga -nisasi tersebut mampu meningkatkan kemampuan tata-laksananya, sehingga akan mampu menjangkau ruang lingkup permasalahan yang lebih luas. Dalam rangka ini telah diadakan latihan bagi 1.080 orang pengurus organisasi sosial yang berasal dari 259 organi-

964

Page 59: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

sasi sosial di 15 propinsi. Perangsang tersebut dalam bentuk per-alatan dimana tiap unit peralatan untuk masing-masing organisasi bernilai Rp. 250.000,—.

Usaha-usaha pembinaan tersebut di atas dilakukan dengan tujuan utama untuk semakin menumbuhkan swadaya dikalangan keluarga berpenghasilan sangat rendah. Dengan adanya swadaya masyarakat tersebut diharapkan perangsang yang telah diberikan akan dapat menciptakan suatu proses berganda berupa usaha saling membantu antara warga masyarakat itu sendiri.

2. Pengembangan Kesejahteraan Masyarakat Terasing

Pembinaan kesejahteraan masyarakat terasing dilaksanakan de-ngan tujuan membina kelompok-kelompok masyarakat yang masih terbelakang hidupnya, terpencil dan selalu berpindah-pindah, kearah peningkatan kehidupan sosial, ekonomi dan budaya yang lebih sesuai dan setaraf dengan norma-norma kehidupan bangsa pada umumnya. Di samping itu pembinaan ini dilakukan pula dalam rangka peme-rataan hasil pembangunan, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta menyelamatkan kelestarian alam dan lingkungan hidup. Dalam Repelita II telah berhasil dibina masyarakat terasing sebanyak 75.458 Kepala Keluarga melalui usaha-usaha sebagai berikut :

a. Pembinaan dalam bentuk pendekatan (motivasi) terhadap 70.728 Kepala Keluarga yang tersebar di 15 propinsi.

b. Pembinaan dalam bentuk pemukiman kepada 4.730 Kepala Ke- luarga yang tersebar pada 14 propinsi. (Lihat Tabel XVI — 14).

Kegiatan pembinaan dalam bentuk pemukiman ini berjalan antara 3 — 4 tahun, sedangkan di setiap lokasi dimukimkan antara 75 KK sampai dengan 100 KK. Dalam rangka pemukiman ini dilakukan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan segala aspek kehi -dupan mereka baik di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sosial.

Lokasi-lokasi pemukiman yang telah dikembangkan menjadi perkampungan baru, agar memperoleh status yang nyata sebagai

965

Page 60: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

TABELXV-14PERKEMBANGAN PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAGI MASYARAKAT TERASING,1968, 1973/74-1978/79

966

Page 61: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

desa, untuk pembinaan selanjutnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah setempat. Selama Repelita II ada 15 lokasi pemukiman yang telah berhasil dibina dan ditingkatkan sebagai perkampungan baru :

a. Di Propinsi Sulawesi Tengah :

(1) Lokasi pemukiman Palolo.

(2) Lokasi pemukiman Rarantikala.

b. Di Propinsi Jambi :

Lokasi pemukiman di Bukit Tembesu, Palempang, Ladang Peris. Nyogan, Jampang Tenggeris, Panerokan dan Telentam.

c. Di Propinsi Kalimantan Barat :

Lokasi pemukiman di Ngada Erak, dan Sungai Uluk.

d. Di Propinsi Kalimantan Selatan :

Lokasi pemukiman di Atiran (Kabupaten Hulu Sungai Tengah)

e. Di Propinsi Maluku :

Lokasi pemukiman di Bal Baru dan Noa Ulu di Scram.

f. Di Propinsi Sumatera Selatan :

Lokasi pemukiman di Sungai Kijang Kabupaten Musi Rawas.

3. Pengembangan Kesejahteraan Anak Terlantar

Dalam rangka penanggulangan terhadap masalah anak-anak terlantar, dilakukan kegiatan pelayanan berupa usaha peningkatan kehidupan sosial ekonomi serta bimbingan dan pendidikan kepada anak-anak terlantar, sepadan dengan kebutuhan anak-anak pada umumnya. Kegiatan tersebut mencakup asuhan dalam panti maupun bimbingan dan bantuan di luar panti. Asuhan dalam panti dilaksana- kan dengan menyelenggarakan Panti Asuhan, Panti Karya Taruna, Panti Petirahan Anak, sedangkan bimbingan di luar Panti diselenggarakan melalui asuhan keluarga.

967

Page 62: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

Jumlah seluruh Panti Asuhan pada akhir Repelita II adalah sebanyak 471 buah dibandingkan dengan 298 buah pada akhir Repelita I. Sedangkan jumlah Panti Karya Taruna dan Panti Petirahan Anak pada akhir Repelita II berturut-turut adalah 25 dan 4 buah dibandingkan dengan keadaannya pada akhir Repelita I masing-masing sebanyak 5 dan 3 buah. Adapun daya tampung panti-panti tersebut adalah sebagai berikut :

a. Panti Asuhan = 88.898 anakb. Panti Karya Taruna = 4.343 anakc. Panti Petirahan Anak = 5.573 anak

98.814 anak

Untuk menunjang usaha-usaha penyantunan melalui panti-panti tersebut telah diselenggarakan latihan/penataran terhadap 720 tena- ga pimpinan Panti Asuhan dan diberikan bantuan peralatan dan bahan-bahan ketrampilan kepada 283 buah Panti Asuhan.

Adapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bim-bingan terhadap anak-anak yang diasuh diluar panti ini telah dibe -rikan latihan kepada sebanyak 3.170 orang petugas lapangan yang terutama dipilih dari tokoh-tokoh maupun pemuka-pemuka masya-rakat. Dengan demikian selama Repelita II telah dapat diberikan penyantunan kepada 160.919 anak terlantar baik dalam panti mau pun diluar panti.

4. Pembinaan kesejahteraan orang lanjut usia

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial para lanjut usia/jompo dengan menyelenggarakan bimbingan dan perawatan dalam Panti-panti Werdha yang diarahkan kepada para lanjut usia/jompo yang berada dalam keadaan terlantar, fisik mau- pun sosial ekonomi. Dalam hubungan ini telah dilakukan pemba -ngunan unit-unit Panti Werdha di 15 daerah/propinsi dan telah diberikan bantuan dan pelayanan kepada 1.000 orang lanjut usia/ jompo.

968

Page 63: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

Sementara itu terdapat pula para lanjut usia yang masih dapat dibina untuk mampu memenuhi kebutuhan pokoknya sehari-hari. Kepada mereka diberikan bantuan usaha produktif sesuai dengan tingkat ketrampilan serta kondisi masyarakat setempat. Selama Repe-lita II telah diberikan bantuan usaha produktif bagi 16.700 orang lanjut usia.

Partisipasi masyarakat dalam Pembinaan Kesejahteraan lanjut usia/jompo telah dikembangkan melalui berbagai kegiatan antara lain :a. Peningkatan ketrampilan para pimpinan dan petugas teknis Panti

Werdha Swasta/Pemerintah Daerah yang diselenggarakan di Jakar- ta, Ujung Pandang, Palembang yang diikuti oleh 100 peserta.

b. Bantuan rehabilitasi phisik berikut peralatan bagi Panti Werdha. Swasta/Pemerintah Daerah sejumlah 6 buah/ 680 M 2.

c. Bantuan peralatan Panti Werdha Swasta/Pemerintah Daerah sebe- sar 22 unit Panti.

d. Bantuan sarana dan bahan untuk usaha produksi bagi 18 Panti Werdha.

Dengan bantuan ini panti Werdha Swasta/Pemerintah Daerah dapat meningkatkan pelayanannya menjadi ± 2.803 orang lanjut usia. Selama Repelita II telah dapat dilayani 20.503 orang lanjut usia dalam panti maupun luar panti.

Sementara itu telah pula dilakukan penelitian ke arah perintisan terwujudnya sistem jaminan sosial bagi para lanjut usia secara ber- tahap.

5. Rehabilitasi para penderita cacat.

Usaha penyantunan terhadap para penderita cacat ditujukan untuk membantu para cacat mengembalikan atau menciptakan dan meningkatkan kemampuan jasmani maupun rokhaninya agar mereka dapat mampu berdiri sendiri. Penyantunan terhadap para cacat dilak -sanakan melalui sistem dalam panti maupun di luar panti. Untuk me -ningkatkan kapasitas pelayanan serta perbaikan mutu pelayanan telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan :

969

Page 64: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

a. Pembangunan 3 panti baru :(1) Pusat Penyantunan dan Pendidikan Kegunaan

Tunanetra (P3KT) Medan(2) P 3 KT Malang(3) P 3 KT Kudus

b. Rehabilitasi/perluasan 20 panti :(1) P 3 KT Martapura(2) Wisma Tan Miyat Jakarta(3) Wiyata Guna Bandung(4) P 3 KT Pemalang(5) P 3 KT Surakarta(6) P 3 KT Temanggung(7) P 3 KT DI Yogyakarta(8) P 3 KT Lampung(9) P 3 KT Bali

(10) P 3 KT Kupang(11) P 3 KT Menado(12) P 3 KT Purworejo(13) Lembaga Rehabilitasi penderita Cacat (LRPC) Cengkareng(14) LRPC Palembang(15) LRPC Ujung Pandang(16) LRPC Solo(17) Pusat Rehabilitasi Penderita Cacat Mental (PPRC)

Temang- gung(18) PRPCM Cibadak(19) PRPCM Sragen(20) Panti bekas Penderita Kusta Sorofo,

c. Bantuan peralatan asrama, ketrampilan dan bahan kepada 7 panti diberbagai propinsi yaitu : DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Te- ngah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Sulawesi Utara.

970

Page 65: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

Dengan demikian melalui sistem pelayanan dalam panti telah di -berikan penyantunan kepada 12.533 para cacat. Sementara itu dalam rangka mengatasi hambatan dalam hal pencarian lapangan usaha bagi para cacat yang telah selesai direhabilitasi, telah dibangun 16 buah loka bina karya sebagai tempat mereka berusaha.

Di samping itu melalui sistem luar panti bagi para cacat yang pada umumnya digolongkan ringan diberikan bimbingan dan bantuan berupa bahan serta peralatan kerja sebagai modal guna dapat meme-nuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Selama Repelita II melalui sistem ini telah dapat diberikan bimbingan dan bantuan kepada 29.900 para cacat. Guna membimbing para cacat tersebut telah dilatih sebanyak 4.410 orang petugas lapangan.

Jumlah seluruh para cacat yang dapat dilayani dalam Repelita II baik dengan sistem dalam panti maupun luar panti sebanyak 42.433 orang.

6. Rehabilitasi korban bencana alam

Kegiatan yang dilaksanakan dalam hubungan ini meliputi usaha-usaha pemberian bantuan pertama yang dimaksudkan untuk meringan-kan beban penderitaan para korban maupun langkah-langkah yang bersifat rehabilitatif, di samping pengembangan bagi para korban ben-cana alam yang bersifat kronis.

Partisipasi aktif masyarakat, baik di dalam maupun di luar negeri untuk ikut mengatasi dan menangani masalah bencana alam, telah dapat dirintis berupa langkah-langkah konkrit untuk mendapatkan bantuan masyarakat seperti antara lain pangan (beras), sandang (pakaian bekas); dan bantuan uang maupun berupa sarana penang -gulangan bencana alam seperti : perahu karet, terpal, tekstil, dan lain sebagainya.

Dalam rangka perumusan kebijaksanaan dan langkah-langkah yang akan ditempuh, koordinasi dalam usaha rehabilitasi korban ben -cana alam telah ditingkatkan dan dimantapkan, baik mencakup segi pengorganisasian maupun perkembangannya.

971

Page 66: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

Usaha-usaha rehabilitasi juga dilaksanakan melalui pemindahan penduduk dari daerah yang terancam bahaya bencana alam kedaerah baru untuk memberikan kemungkinan penghidupan yang lebih baik dengan kemampuan memenuhi kebutuhan pokok hidupnya secara layak dan aman.

Selama periode Repelita II telah dipindahkan/direhabilitir para korban bencana alam, baik melalui sistem pemindahan lokal maupun dalam rangka program transmigrasi sejumlah 8.765 KK (Lihat Tabel XV — 15).

Khusus dalam rangka kesiap siagaan serta penanggulangan para korban-korban kecelakaan perahu di laut/sungai, secara bertahap telah dibangun Panti Persinggahan di beberapa daerah yang rawan bencana alam sebanyak 6 buah/650 m 2. Sejumlah 1.235 KK korban yang pada umumnya terdiri dari para nelayan telah dapat ditampung dan disalur-kan kembali ke tempat asalnya melalui Panti-panti tersebut. Secara keseluruhan selama Repelita II telah dapat diberikan bantuan dan pe -nyantunan kepada 10.000 KK korban bencana alam melalui usaha -usaha rehabilitasi dan pengembangan, baik melalui transmigrasi, pe -nyaluran secara lokal maupun penampungan dan pengembalian ketem- pat asal para korban kecelakaan perahu di laut/sungai.

7. Pembinaan kesejahteraan remaja.

Karang Taruna merupakan suatu wadah pelayanan terhadap para remaja, yang ditujukan untuk memberikan bimbingan kepada para remaja sehingga menyadari peranan dan tanggung jawab di dalam menyongsong hari depannya.

Di dalam kegiatan Karang Taruna para remaja dibimbing dalam berbagai kegiatan seperti : latihan ketrampilan kerja, kesenian, dan olah raga. Kesemuanya itu dikaitkan kepada usaha penanaman di -siplin dan tanggungjawab sosial serta upaya mencegah dan membatasi tumbuhnya masalah kenakalan remaja ataupun kelainan tingkah laku remaja.

972

Page 67: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

TABEL XV - 15REHABILITASI KORBAN BENCANA ALAM

1968/69, 1973/74 - 1978/79(K. K.)

Propinsi 1908/69+) 1973/74 1974/75 1975/76 1976/77

1977/78 1978/79

Jumlah

1. SulawesiTenggara — 200 500 — — 100 100 700

2. SulawesiSelatan — 250 200 300 200 950

3. LampungKalimantan

— 100 240 — — — — 240

Timur — 100 300 — — — — 3005. Kalimantan

Barat — — — — — 100 100 2006. Nusa Tenggara

Barat — — — — — 200 100 300,

7. Nusa TenggaraTimor — — 50 255 300 225 350 1.180

8. Bengkulu — 1009. B a l i — — — — — 225 — 225

10. Maluku — — — 250 250 300 200 1.00011. Sulawesi

Tengah — — — — — 100 100 20012. J a m b i — — — 100 100 20013. Jawa Barat — — — 200 300 200 300 1.00014. Jawa Tengah — — — 200 300 150 300 95015. Daerah Istimewa

Yogyakarta — — — 100 90 150 34016. Jawa Timur — — — 300 250 80 250 88017. Daerah lstimewa

Aceh — — — — — — 100 100

J u m l a h — 500 1.090 1.455 1.700 2.170 2.350 8.765

Keterangan .+)Dalam tahun 1968/69 kegiatan utama masih dalam

tahap pemberian bantuan darura t .

973

Page 68: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

GRAFIK XV - 7

REHABILITASI KORBAN BENCANA ALAM,1973/74 - 1978/79

974

Page 69: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

Dalam Repelita II sejumlah 632 orang tenaga pembina remaja telah dilatih untuk mengembangkan dan meningkatkan kegiatan Ka- rang Taruna ditingkat Kabupaten dan Kotamadya. Selanjutnya telah diberikan bantuan berupa paket peralatan ketrampilan serta olah raga dan kesenian kepada 634 Karang Taruna. Bantuan tersebut dimaksud- kan sebagai sarana untuk meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan.

Sementara itu untuk memberikan pelayanan kepada remaja yang mengalami masalah penyalahgunaan narkotika telah dibangun Panti Rehabilitasi Sosial Korban Narkotika di Jakarta, Surabaya dan Medan. Penyantunan dalam Panti ini dimaksudkan agar mereka sadar kem- bali dan menjauhkan diri dari penyalahgunaan narkotika, serta mam- pu mengembangkan bakat dan pribadinya sebagai pemuda yang wajar. Selama Repelita II telah disantun sebanyak 1.100 anak.

Di samping itu telah dilakukan pula usaha penyantunan terhadap 418 anak-anak nakal di Jakarta antara lain melalui perluasan kapa- sitas dan kwalitas pelayanan.

8. Rehabilitasi orang terlantar/gelandangan

Usaha memecahkan masalah sosial bagi orang terlantar/gelan-dangan dilakukan melalui kegiatan penyantunan dengan jalan mem-berikan bimbingan untuk memulihkan kembali rasa harga diri serta membangkitkan minat dan kecintaan kerja. Guna melaksanakan usaha tersebut selama Repelita II telah dibangun panti-panti rehabilitasi di Jakarta, Semarang, Bandung, Yogyakarta, Jawa Timur, Lampung, Pa -lembang dan Pontianak. Para gelandangan tersebut setelah selesai men-dapatkan penyantunan kemudian disalurkan melalui transmigrasi, pe-nempatan lokal, pengembalian ke daerah asal dan lain-lainnya. Jumlah orang terlantar/gelandangan yang telah disalurkan seluruhnya berjum-lah 9.875 KK. (Lihat Tabel XV — 16).

9. Rehabilitasi wanita tuna susila.

Kegiatan penyantunan ini ditujukan untuk menanggulangi kehi-dupan yang sesat dari sekelompok wanita yang antara lain disebabkan oleh keadaan kemiskinan, keretakan keluarga maupun penyesuaian

975

Page 70: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

TABEL XV – 16PENYALURAN TUNA KARYA/GELANDANGAN

1968, 1973/74 – 1978/79

976

Page 71: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

yang tidak serasi terhadap perubahan lingkungan hidup yang berlang-sung dengan cepat, sehingga mereka terdorong untuk mencari nafkah di luar norma kesusilaan.

Terhadap mereka diusahakan untuk memberikan bimbingan agar menyadari peranan wanita dalam kehidupan yang wajar, serta diberi -kan ketrampilan kerja yang diperlukan untuk memasuki suatu lapangan kerja pada waktu mereka disalurkan.

Dalam rangka usaha tersebut selama Repelita II telah dibangun sebanyak 4 buah panti, sedangkan jumlah mereka yang telah ditam-pung dan dididik meliputi sejumlah 8.793 orang, di antaranya 4.368 orang telah dapat disalurkan.

10. Pembinaan dan penghayatan jiwa kepahlawanan

Dalam rangka usaha untuk melestarikan semangat dan jiwa pahlawan telah dilakukan pemugaran terhadap taman-taman makam pahlawan agar generasi penerus dapat menghargai, menghayati dan melanjutkan cita-cita serta pengorbanan para pahlawannya. Sejak tahun 1974/75 sampai dengan akhir tahun 1978/79, telah dikerjakan pembangunan antara lain pintu-pintu gerbang pada :

1. Taman Makam Pahlawan Kampung Ateuk, Aceh;

2. Taman Makam Pahlawan Balai Buntar, Bengkulu;

3. Taman Makam Pahlawan Ksatria Siguntang, Palembang;

4. Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal, Semarang;

5. Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa, Surabaya;

6. Taman Makam Pahlawan Pancaka Tirtha, Denpasar;

7. Taman Makam Pahlawan Dharma Patria, Pontianak;

8. Taman Makam Pahlawan Bumi Kencana, Banjarmasin;

9. Taman Makam Pahlawan Kairagi, Manado;

JO. Taman Makam Pahlawan Tatura, Palu.

977

Page 72: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

Di samping itu kepada para keluarga pahlawan diberikan bantu- an sosial sebagai penghargaan serta jaminan hidup yang layak bagi mereka.

Dilakukan pula kegiatan yang pada hakekatnya merupakan perwujudan penghargaan masyarakat atas jasa perjoangan yang telah disumbangkan oleh para Pejoang/Perintis Kemerdekaan Indonesia, berupa : penetapan sebagai Pejoang/Perintis Kemerdekaan dan pewa-risan nilai-nilai keperintisan kepada generasi masa kini dan menda-tang.

Dalam hubungan ini telah dilaksanakan pula usaha-usaha untuk lebih menertibkan persoalan-persoalan dalam kaitan dengan pengakuan sebagai Pejoang/Perintis Kemerdekaan baik yang menyangkut aspek administratif atau tata cara pengajuan permohonan maupun pelaksa-naan penelitian ulang terhadap pemegang Surat Keputusan sebagai Pejoang/Perintis Kemerdekaan, serta langkah-langkah yang menga- rah pada peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi para Pejoang/Perintis Kemerdekaan. Di samping itu telah pula dipersiapkan penyusun-an riwayat perjuangan para Perintis Kemerdekaan ex Digulis. PETA Blitar dan Kapal VII, dengan maksud agar jiwa keperintisannya dapat dipahami serta dihayati oleh generasi yang akan datang.

11. Pendidikan dan Latihan InstitusionalSelama Repelita II telah diselenggarakan berbagai

pendidikan dan latihan institusional yang dimaksudkan untuk meningkatkan mutu kemampuan serta ketrampilan para petugas pusat maupun daerah. Sampai dengan akhir tahun 1978/79 telah dapat dilatih para pejabat tinggi dan menengah baik di bidang administrasi, kepemimpinan maupun kepegawaian sebanyak 184 orang. Untuk mendapatkan 978

Page 73: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

tenaga-te-naga yang trampil di bidang perencanaan program dan anggaran, telah pula diselesaikan latihan khusus di bidang perencanaan sebanyak 180 orang yang terdiri dari para petugas di daerah dan pusat.

Sejumlah 181 orang Kepala Kantor kabupaten/kotamadya telah mengikuti pendidikan dan latihan di bidang tugasnya baik yang meliputi tugas pokok maupun kepemimpinan dan administrasi.

Page 74: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

Bagi para pengajar dan pelatih di lingkungan Sekolah Tinggi Ke-sejahteraan Sosial (STKS) Bandung dan Pusat Pendidikan dan Latih- an (Pusdiklat) Pegawai telah diadakan penyegaran di bidang I1mu Pekerjaan Sosial berupa latihan pengembangan staf yang diikuti oleh 57 orang.

Dalam rangka mengikut sertakan masyarakat dalam pembangunan bidang kesejahteraan sosial, telah pula diadakan latihan bagi para wartawan dan petugas Humas sebanyak 20 orang. Demikian pula un- tuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para petugas di da- erah-daerah, melalui Kursus Tenaga Sosial (KTS) di Kupang, Padang. dan Banjarmasin telah pula dilatih sebanyak 76 orang.

Guna menunjang penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan la-tihan di daerah, secara bertahap telah pula dibangun ruangan pendidik -an, gedung kantor dan asrama antara lain di Padang, Malang dan Kupang.

Di samping latihan-latihan tersebut di atas, diselenggarakan pula latihan yang secara terus-menerus diadakan setiap tahunnya. Selama. 5 (lima) tahun telah diadakan latihan khusus Petugas/Team Asistensi Bencana Alam (TASBA) di 20 propinsi yang diikuti oleh 600 orang. Khusus untuk Petugas Operasional oleh 8 buah Kursus Tenaga So - sial di daerah telah dilatih setiap tahunnya 560 orang sehingga selama. 5 tahun telah dilatih 2.800 orang. Bagi petugas di bidang swadaya sosial masyarakat dan penyuluhan & bimbingan sosial telah dilatih sebanyak 300 orang. Dalam rangka peningkatan tugas di bidang ma-syarakat terasing telah pula dilatih petugas-petugas sejumlah 150 orang, sedangkan pendidikan pada Sekolah Tinggi Kesejahteraan So-sial (STKS) Bandung, sampai dengan akhir tahun akademi 1978/79 .

telah menghasilkan 157 Sarjana dan 424 Sarjana Muda di bidang pe-kerjaan sosial.

12. Penelitian Masalah Kesejahteraan Sosial

Berbagai penelitian di bidang kesejahteraan sosial diselenggara- kan di samping untuk melengkapi data juga terutama untuk meman-tapkan kebijaksanaan program pelayanan sosial kepada masyarakat

979

Page 75: KESEHATAN, KELUARGA BERENCANA DAN ... · Web viewAdapun penyantunan diluar panti melalui asuhan keluarga meliputi sebanyak 62.105 anak. Untuk membantu memberikan bimbingan terhadap

yang sangat memerlukan. Dalam kerangka itu dikembangkan serta dibakukan sistem dan metode penyantunan sosial yang sesuai dengan ciri khusus masyarakat dewasa ini. Selama Repelita II telah dilaku- kan penelitian-penelitian mengenai :a. Sistem pelayanan kesejahteraan sosial bagi masyarakat pedesaan

dan perkotaan.b. Sistem pelayanan terhadap anak terlantar dalam Panti Asuhan.c. Sistem pelayanan dan rehabilitasi anak remaja korban narkotika.d. Sistem pelayanan sosial bagi para lanjut usia.e. Penelaahan mengenai keadaan dan kemampuan badan/organisa-

si masyarakat yang bergerak dalam pelayanan kesejahteraan so- sial.

f. Permasalahan dan keadaan pelayanan kesejahteraan sosial di da- erah miskin di kota-kota besar dan daerah pemusatan industri, per -tambangan dan lain sebagainya.

g. Sistem pelayanan kesejahteraan sosial bagi para cacat tubuh dan mental di dalam dan di luar panti.

h. Sistem pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak putus sekolah/ terlantar melalui Panti Karya Taruna.

i. Sistem penyantunan gelandangan pada tahap awal.j. Pembakuan istilah-istilah kesejahteraan sosial.k. Pembakuan uraian tugas bagi pejabat teras di daerah.

Selain itu telah pula dilakukan penelitian untuk mempersiapkan data serta perumusan program kesejahteraan sosial dalam Repelita III.

980