20
 KEMOTERAPI  Oleh Miradz Hudaya, dr Pembimbing : Maman Abdurahman, dr., SpB(K)-Onk FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG 2013

Kemoterapi

  • Upload
    demmon

  • View
    320

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kemoterapi

Citation preview

  • KEMOTERAPI

    Oleh

    Miradz Hudaya, dr

    Pembimbing :

    Maman Abdurahman, dr., SpB(K)-Onk

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

    RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN

    BANDUNG

    2013

  • 1

    KEMOTERAPI

    PENDAHULUAN

    Pengenalan terhadap obat kemoterapi dimulai awal tahun 1900 dimana

    Gas Mustard yang dipakai pada Perang Dunia I dan II diketahui dapat mensupresi

    sumsum tulang dan system limfoid. Pada tahun 1940 mulai zat tersebut digunakan

    untuk terapi Limfoma. Tahun 1950 mulai diperkenalkan secara luas penemuan ini

    dan mulai berkembang tahun 1970. Sejak waktu itu makin banyak ditemukan obat

    yang dapat dipakai untuk mengobati kanker. Pada awal abad ke 20 kemoterapi

    pertama kali dipergunakan oleh Ehrlich yang berasal dari agen anti parasit

    (alkyllating agent) Saat ini dikenal lebih dari 40 jenis obat anti-kanker yang

    dipakai secara aktif di seluruh dunia. Awalnya kemoterapi memberi kesan kuat

    pada masyarakat awam maupun sebagian dokter bahwa pemberian kemoterapi

    anti kanker merupakan pemakaian sia- sia serta membawa dampak toksisitas yang

    parah. Namun dengan kemajuan ilmu di bidang disiplin onkologi anggapan yang

    tak beralasan tersebut dapat dihilangkan.

    Hambatan utama bagi efikasi klinis kemoterapi adalah tokisitas terhadap

    jaringan normal tubuh dan terjadinya resistensi obat seluler. Perkembangan dan

    aplikasi teknik molekuler untuk menganalisa ekspresi gen sel normal dan maliga

    pada level DNA, RNA, dan protein telah membantu untuk mengidentifikasi

    beberapa mekanisme penting yang melaluinya kemoterapi dapat dioptimalkan

    efek antitumornya dan mengaktivasi kematian sel terprogram. Perkembangan

    teknologi molekuler juga memberikan pengertian mengenai kejadian molekuler

    dan genetik di dalam sel kanker yang dapat mengubah kemosensitivitas selama

    pengobatan.

    DEFINISI(3)

    DAN TUJUAN KEMOTERAPI

    Kemoterapi adalah pemberian golongan obat-obatan tertentu dengan

    tujuan menghambat pertumbuhan sel kanker dan bahkan ada yang dapat

    membunuh sel kanker. Obat itu disebut "sitostatika atau obat anti-kanker

  • 2

    Bergantung kepada tipe kanker dan seberapa jauh kanker tersebut telah

    berkembang, maka kemoterapi digunakan dengan beberapa tujuan :

    1. Untuk tujuan kuratif. Kanker dinyatakan sembuh apabila telah dibuktikan

    secara klinis dan laboratorium terbebas dari sel kanker

    2. Untuk mengontrol kanker, hal ini dilakukan untuk menjaga penyebaran sel

    kanker, memperlambat pertumbuhan sel kanker , membunuh sel kanker

    yang dapat menyebar ke bagian lain di tubuh selain lokasi tumor

    primernya.

    3. Untuk tujuan paliatif, meningkatkan kulitas hidup penderita. mengurangi

    gejala yang mungkin ditimbulkan oleh kanker, misalnya rasa nyeri,

    membantu pasien untuk hidup lebih nyaman.

    SIKLUS SEL

    Untuk membicarakan kemoterapi kita perlu mengetahui siklus sel. Dimana

    dalam kemoterapi kita menggunakan obat anti tumor kombinasi yang bekerja

    pada fase-fase tertentu siklus sel.

    Gambar 1. Siklus sel

  • 3

    Fase Defenisi Yang terjadi

    G0 Fase istirahat Faktor pertumbuhan tidak tumbuh lagi dan

    memiliki DNA yang diploid (chromosom

    berjumlah 46)

    G1 Fase Gap 1 Berlangsung selama 8 12 jam Pada fase ini sel anak yang baru terbentuk

    setelah mitosis tumbuh tumbuh menjadi sel

    dewasa, membentuk protein, enzim ,dsb dan

    chromosomnya hanya mengandung rantai

    tunggal DNA (haploid).

    R Titik Restriksi Pada titik siklus sel ini akan terbagi 2 yaitu :

    a) Berhenti bertumbuh Sel yang berhenti bertumbuh akan

    masuk ke fase G-0. Sel ini terbagi dalam

    2 golongan yaitu :

    1. Stem sel, yaitu sel yang dapat tumbuh

    lagi bila ada rangsangan tertentu,

    misalnya untuk mengganti sel yang

    rusak atau mati dan kembali masuk ke

    Fase-S

    2. Sel yang tetap tidak akan tumbuh

    sampai sel itu mati. Contohnya yaitu

    sel saraf.

    b) Tumbuh terus Sel yang tumbuh lagi akan masuk ke

    fase-S

    S Sintesis Berlangsung sekitar 4 jam

    Terjadi replikasi DNA terjadi dengan bantuan

    enzim DNA polimerase. Dengan dibentuknya

    DNA baru maka rantai tunggal DNA menjadi

    rantai ganda.

    G Fase Gap 2 Berlangsung sekitar 3 jam

    Pada fase ini dibentuk RNA, protein, enzim

    dan sebagainya untuk persiapan fase

    berikutnya

    M Mitosis Berlangsung sekitar 1-2 jam

    Terjadi pembelahan sel, dari sel induk

    menjadi 2 sel anak yang mempunyai struktur

    genetika yang sama dengan sel induknya. Di

    sini rantai ganda DNA yang merupakan

    pembawa informasi gen terbelah menjadi dua

    rantai tunggal yang masing-masing untuk sel

    anak baru.

  • 4

    DASAR-DASAR KEMOTERAPI

    Tujuan kemoterapi untuk memicu remisi, sehingga penyakit terkendali

    paling tidak selama sebulan. Berdasarkan waktunya, kemoterapi dibagi menjadi:

    1. Kemoterapi induksi : terapi awal diberikan dengan tujuan mencapai

    pengurangan sel ganas secara signifikan, atau remisi sepenuhnya terhadap

    penyakit. Hasilnya dapat berupa respon lengkap, ketika benjolan hilang

    seluruhnya dalam 1 bulan; respon sebagian, ketika volume tumor

    berkurang 50% atau lebih; respon stabil, ketika volume tumoer berkurang

    kurang dari 50% tanpa ada tumor baru selama sebulan; atau respon

    progresi, ketika bertambahnya volume tumor mencapai 25% atau lebih,

    atau terbukti adanya tumor baru.

    2. Kemoterapi konsolidasi : kemoterapi lanjutan setelah induksi untuk

    mempertahankan periode remisi lebih lama.

    3. Kemoterapi adjuvant : diberikan setelah perawatan tumor secara lokal

    seperti pembedahan atau radioterapi, diunakan untuk mengendalikan lesi

    mikroskopik dan mencegah rekurensi lokal.

    4. Kemoterapi neoadjuvant : diberikan sebelum terapi lokal untuk

    memaksimalkan terapi lokal, seperti untuk mengerutkan tumor sebelum

    pembedahan.

    5. Kemoterapi perawatan : kemoterapi dosis rendah jangka panjang untuk

    pasien rawat jalan unuk mencapai durasi remisi lebih panjang dan

    mencapai kesembuhan.

    6. Kemoterapi kombinasi : kemoterapi dengan lebih dari satu agen.

    Tumor maligna terdiri dari fraksi sel yang aktif berproliferasi sehingga

    memiliki sensitifitas kemoterapi yang tinggi, selain itu bisa juga terdiri dari sel

    yang non proliferasi sehingga sensitivitas kemoterapinya rendah. Sebagian besar

    tumor solid hanya memiliki sedikit fraksi yang berproliferasi sehingga untuk

    tumor solid tidak sensitif terhadap kemoterapi. Jika kita mengetahui tentang

    kinetik selular maka akan lebih mudah untuk kita menentukan pemilihan obat anti

    kanker yang diperlukan.

  • 5

    Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pemakaian obat

    anti kanker adalah :

    1. Jenis kanker

    Untuk keperluan pemberian kemoterapi, maka kanker dibagi menjadi 2 jenis,

    yaitu :

    a. Kanker haemopoitik dan limphopoitik

    Umumnya termasuk kanker sistemik. Yang termasuk dalam golongan

    kanker jenis ini antara lain : kanker darah (leukemia), limfoma maligna,

    dan kanker sumsum (myeloma). Untuk terapi utama kanker golongan

    hematologi adalah kemoterapi, dan sebagai adjuvantnya radioterapi dan

    operasi.

    b. Kanker padat (solid)

    Kanker golongan ini dimulai secara lokal kemudian menyebar regional

    atau sistemik ke organ-organ yang lain. Dalam kanker golongan ini

    termasuk semua jenis kanker di luar kanker golongan hematologi. Terapi

    utamanya antara lain dengan operasi atau radioterapi sedangkan

    kemoterapi baru diberikan pada stadium lanjut atau hanya sebagai

    adjuvant.

    2.Khemosensitivitas kanker

    Sensitivitas tumor terhadap obat-obatan anti kanker tidak selalu sama,

    namun pada umumnya sel kanker dapat bersifat sensitif, responsif dan bahkan

    resisten.

    3.Populasi sel kanker

    Dalam sebuah tumor, sel kanker heterogen yakni terdiri dari bermacam-

    macam sel, yang asalnya sama. Ada beberapa fraksi :

    a. Fraksi klonogen (clonogenic fraction)

    Fraksi klonogen ialah fraksi sel yang dapat tumbuh. Klon sendiri ialah

    sekumpulan sel yang tumbuh. Fraksi ini dibagi lagi menjadi :

  • 6

    - Fraksi sel yang tumbuh (growth fraction)

    Semakin besarnya sebuah tumor, maka semakin kecil fraksi sel yang

    tumbuh. Tumor sebesar 1 kg, fraksi sel yang tumbuh tidak lebih dari 10%.

    Fraksi sel yang tumbuh dalam tubuh dapat naik menjadi 50% atau malah lebih.

    Sel yang berada dalam fraksi tumbuh dapat dihancurkan dengan obat yang

    bekerja pada fase spesifik. Obat ini memberikan efek toksis minimal pada sel

    yang tidak tumbuh

    - Fraksi sel yang tumbuh pada keadaan tertentu (stem sel = G0 sell)

    Fraksi sel ini tidak tumbuh, namun dapat tumbuh lagi apabila terdapat

    rangsangan untuk menggantikan sel-sel yang mati atau rusak sehingga bentuk

    dan fungsi organ tetap baik seperti semula. Fraksi sel ini tidak dapat

    dihancurkan dengan obat yang bekerja pada sel yang sedang tumbuh, dan dapat

    dihancurkan oleh obat yang bekerja pada fase non spesifik. Pemberian

    rangsangan yang adekuat sel dapat ditarik masuk ke dalam fraksi sel yang

    tumbuh, sehingga fraksi sel yang tumbuh dapat menjadi lebih besar.

    b.Fraksi non klonogen (non clonogenic fraction)

    Fraksi non klonogen ialah fraksi sel yang tidak mempunyai kemampuan

    tumbuh, Fraksi sel ini dapat dianggap sebagai sel yang mati. Meskipun

    masih hidup namun tidak dapat tumbuh lagi. Dalam keadaan normal dalam

    tubuh kita antara fraksi sel tumbuh dan sel yang tidak tumbuh namun

    mampu tumbuh lagi terdapat keseimbangan yang harmonis. Pada keadaan

    kanker keseimbangan tersebut terganggu, pada kanker yang telah

    bermanifestasi klinik, fraksi sel kanker yang tumbuh berkisar antara 10-50%

    Implikasi klinik dari fraksi sel yang tumbuh ialah:

    - Pada tumor besar atau pertumbuhannya lambat lebih baik menggunakan

    obat cycle non specific

    - Pada tumor kecil atau pertumbuhannya cepat lebih baik menggunakan obat

    cycle cell specific atau phase specific

  • 7

    4. Persentase sel kanker yang terbunuh

    Sebagian besar obat anti kanker tidak dapat membunuh sel kanker secara

    bersamaan seluruhnya, dalam satu tumor tidak semua sel kanker yang terdapat di

    dalamnya peka terhadap obat anti kanker. Bila pada pertumbuhan kanker tersebut

    bertambah secara logaritmik maka sel yang mati pun secara logaritmik. Jumlah sel

    kanker yang terbunuh oleh obat anti kanker bersifat konstan secara proporsional

    atau persentase tidak tergantung banyaknya sel kanker yang ada, minimum 0% sel

    sampai maksimum 99,99% sel. Hipotesa disebut Hipotesa Log Sel yang Terbunuh

    (Log Cell Kill Hyphotesis).

    Menurut hipotesa ini, pengobatan kanker harus diberikan beberapa kali

    paparan obat sampai jumlah sel kanker sisa yang masih hidup minimal. Makin

    besarnya jumlah beban sel, semakin banyak paparan obat yang diperlukan. Dan

    diharapkan sel kanker yang masih tersisa itu dapat dibunuh oleh imunitas tubuh.

    Implikasi klinik dari besar beban sel kanker dan hipotesa sel yang mati secara

    logaritmik ialah :

    Pengobatan harus diulang beberapa kali untuk dapat membunuh sel kanker

    sebanyak mungkin.

    Dipakai kombinasi obat secara bersamaan (polifarma) untuk memperbesar

    daya bunuh obat anti kanker.

    Memulai pengobatan sewaktu tumor masih kecil atau setelah mengecilkan

    masa tumor dengan radiasi atau operasi (debulking) lebih disarankan.

    5.Siklus pertumbuhan kanker

    Obat anti kanker bekerja pada :

    Semua siklus (Cell Cycle non specific)

    Obat anti kanker jenis ini bekerja pada semua siklus sel, dimana sel sedang

    berada pada siklus pertumbuhan sel ataupun tidak. Sel yang

    pertumbuhannya cepat lebih sensitif pada obat daripada yang lambat,

    namun perbedaannya memang tidak terlalu besar.

    Siklus pertumbuhan tertentu pada semua fase (cell cycle non phase

    specific)

  • 8

    Obat anti kanker jenis ini hanya bekerja pada sel yang berada dalam siklus

    pertumbuhan, tetapi tidak pada sel yang tidak tumbuh (G0). Toksisitas sel

    tergantung dari dosis obat dan lamanya paparan (exposure).

    Siklus pertumbuhan tertentu pada fase tertentu (cell cycle phase specific)

    Obat anti kanker jenis ini hanya bekerja pada fase tertentu saja dalam

    siklus pertumbuhan sel. Sel yang pertumbuhannya cepat lebih peka

    daripada sel yang pertumbuhannya lambat, tetapi ada juga sel yang tidak

    peka terhadap obat walaupun dosisnya tinggi. Untuk sel kanker golongan

    ini sebaiknya diberi obat anti kanker dalam waktu yang pendek dan dosis

    yang tinggi.

    6. Imunitas tubuh

    Penderita kanker yang telah bermanifestasi klinis, imunitas tubuhnya

    umumnya tertekan. Diperkirakan kemampuan tubuh untuk mengatasi sel kanker

    terbatas sampai sejumlah 105 jumlah sel. Setelah jumlah sel kanker dapat

    dikecilkan sampai 105 diharapkan imunitas tubuh dapat mengambil alih untuk

    menghancurkan lebih lanjut sisa sel kanker yang masih ada. Operasi, radioterapi

    dan kemoterapi juga dapat menurunkan imunitas tubuh.

    Berdasarkan kerjanya pada siklus sel, obat kemoterapi dapat dibedakan :

    1.CCDD (Cell Cycle Depending Drugs)

    Obat ini bekerja selama terdapat proses pembelahan sel, dan dikelompokkan

    menjadi

    a.CCDD Specific Phase

    Obat jenis golongan ini hanya bekerja pada fase tertentu dalam proses

    pembelahan sel, sehingga obat ini dapat efektif bekerja jika terdapat dalam

    jumlah yang cukup pada sel tumor yang memasuki fase tertentu tersebut.

    b.CCDD Non Spesific Phase

    Obat jenis golongan ini bekerja pada sel-sel tumor yang sedang aktif

    membelah tetapi tidak tergantung pada proses pembelahan sel, sehingga obat

  • 9

    ini dapat efektif bekerja pada sel-sel tumor yang sedang aktif membelah

    tanpa tergantung fasenya.

    2.CCID ( Cell Cycle Independing Drugs)

    Obat ini membunuh sel tumor pada setiap keadaan dan tidak tergantung

    pada pembelahan sel. Obat sitostatika yang hanya dapat bekerja pada satu

    fase misalnya golongan alkaloid, sedangkan yang dapat bekerja pada

    beberapa fase sekaligus misalnya golongan antimetabolit.

    Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat kemoterapi dapat dibedakan :

    1.Alkilating Agent

    Obat golongan ini bekerja dengan cara :

    Menghambat sintesa DNA dengan menukar gugus alkali sehingga

    membentuk ikatan silang DNA.

    Mengganggu fungsi sel dengan melakukan transfer gugus alkali pada

    gugus amino, karboksil, sulfidril, atau fosfat.

    Merupakan golongan siklus sel non fase spesifik

    Yang termasuk golongan ini antara lain:

    * Amsacrine *Mephalan

    * Busulfan *Streptozocin

    * Chlorambucil *Dacarbazine

  • 10

    * Cyclophospamid *Procarbazin

    * Ifosphamid *Carboplatin

    * Thiotepa * Cisplatin

    2.Antibiotik

    Obat anti kanker yang termasuk golongan antibiotik umumnya dihasilkan

    oleh suatu mikroorganisme yang bersifat non spesifik, terutama berguna untuk

    tumor yang tumbuhnya lambat. Mekanisme kerjanya terutama dengan cara

    menghambat sintesa DNA dan RNA.

    Yang termasuk golongan ini antara lain :

    * Bleomicin * Mitoxantron * Idarubicin

    * Mithramicin *Daunorubicin * Epirubicin

    * Actinomicin D * Mitomicin * Doxorubicin

    3.Antimetabolit

    Obat anti kanker yang termasuk golongan antimetabolit bekerja

    dengan cara menghambat sintesa asam nukleat. Beberapa antimetabolit memiliki

    struktur analog dengan molekul normal sel yang diperlukan untuk pembelahan sel,

    sedangkan ada juga yang bekerja dengan cara menghambat enzim yang penting

    untuk pembelahan. Secara umum aktifitasnya meningkat pada sel yang membelah

    cepat.

    Yang termasuk golongan ini antara lain :

    * Azacytidine * Fludarabin * Metotrexate

    * Capecitabine * Cladribin * Thioguanin

    * Mitoguazone * Cytarabin * Mercaptopurin

    * Luekovorin * Pentostatin * Hydroxyurea

    * Metothrexate * Capecitabine * Fluorouracil

    * Mitoguazon * Gemcitabine * Pentostatin

  • 11

    4.Mitotic Spindle

    Obat anti kanker yang termasuk golongan mitotic spindle berikatan

    dengan protein mikrotubuler sehingga menyebabkan disolusi struktur mitotic

    spindle pada fase mitosis.

    Yang termasuk golongan ini antara lain :

    * Paclitaxel (Taxol) * Docetaxel

    * Vinblastine * Vinorelbin

    * Vindesine * Vincristine

    5.Topoisomerase Inhibitor

    Obat anti kanker yang termasuk golongan topoisomerase Inhibitor

    bekerja dengan cara mengganggu fungsi enzim topoisomerase sehingga

    menghambat proses transkripsi dan replikasi.

    Yang termasuk golongan ini antara lain :

    * Etoposit * Irinotecan * Topotecan

    6.Cytoprotektive Agents

    Yang termasuk golongan ini antara lain :

    * Amifostin * Dexrazoxan

    7.Lain-lain

    Obat anti kanker yang termasuk golongan ini tidak mempunyai

    mekanisme khusus.

    Yang termasuk golongan ini antara lain :

    * L-Asparaginase * Oktreotide * Anagrelide

    * Estramustine * Suramin * Interferon alfa

    * Lavamisol * IL-2 * Hexamethylmelamine

  • 12

    SYARAT KEMOTERAPI

    Terapi Utama

    a. Kemosensitif, sebagai terapi utama obat anti kanker diberikan pada kanker

    yang kemosensitif, yakni pada :

    Leukemia

    Lyphoma maligna

    Choriocarsinoma

    Kanker paru Oat cel

    Sarcoma Ewing

    b. Kanker yang telah menyebar jauh (umumnya stadium IV). Pemberian

    kemoterapi pada kanker stadium lanjut yang telah menyebar jauh ialah

    untuk tujuan paliatif seperti kanker pada :

    Mammae

    Serviks

    Paru

    Kulit

    Mulut

  • 13

    Terapi Tambahan

    Terapi tambahan kemoterapi pada kanker lokal atau regional umumnya

    diberikan paska operasi dan atau paska radioterapi untuk kanker yang bersifat

    kemosensitif. Pada penderita kanker yang setelah beberapa bulan dan tahun timbul

    residif yakni pada waktu operasi atau radioterapi masih ada sel kanker

    mikroskopis yang masih hidup dalam lapangan operasi atau ada metastase jauh

    yang subklinik maka diperlukan pemberian terapi adjuvant. Kemoterapi adjuvant

    digunakan untuk mengeradikasi sel sel kanker secara mikroskopik di bagian

    tubuh yang lain dan juga dapat mengurangi frekuensi residif dan atau metastase

    pada :

    Mammae

    Serviks

    Paru

    Lambung

    Colon

    Kondisi fisik minimal yang dibutuhkan penderita

    Untuk mencegah efek toksisitas obat kemoterapi melebihi keuntungan

    daya kerja obat, maka dibutuhkan keadaan fisik minimal pada penderita untuk

    dilakukan kemoterapi. Kedadaan fisik tersebut antara lain meliputi kadar

    hemoglobin >10, ANC>1500, jantung dan paru-paru dalam keadaan sehat. ANC

    merupakan nilai absolut neutrofil yang diperlukan untuk mencegah terjadinya

    neutropenia hebat pada penderita pasca kemoterapi. Beberapa obat kemoterapi

    diyakini menyebabkan neutropenia.

    INDIKASI DAN KONTRAINIKASI KEMOTERAPI

    Indikasi :

    Menghentikan progresifitas kanker

    Memperpanjang hidup

    Memperpanjang interval bebas kanker

    Mengecilkan volume kanker

  • 14

    Terapi paliatif

    Kontraindikasi kemoterapi:

    1, Kontraindikasi absolut

    Penyakit stadium terminal

    Hamil trimester pertama, kecuali akan digugurkan

    Septikemia

    Koma

    2. Kontraindikasi relative

    Usia lanjut

    Keadaan umum yang sangat jelek

    Ada gangguan fungsi organ vital

    Demensia

    Penderita tidak dapat mengunjungi klinik secara teratur

    Tumor resisten terhadap obat, tidak ada fasilitas penunjang

    TEKNIK PELAKSANAAN KEMOTERAPI

    Pemberian kemoterapi dapat bermacam-macam, antara lain:

    1. Intra vena, paling banyak digunakan.

    2. Intra arteri, menggunakan kateter dan pompa arteri. Pemberian intra arteri

    dapat meningkatkan dosis obat langusng ke dalam tumor, mengurangi

    toksisitas, dan dapat menaikkan efek obat yg kurang stabil karena secara

    cepat dapat langsung masuk ke dalam tumor.

    3. Perfusi regional, cara untuk memberikan obat dengan dosis tinggi

    langsung ke daerah tumor tanpa menimbulkan toksisitas pada sirkulasi

    umum

    4. Intra tumoral, obat langsung disuntikkan ke dalam tumor. Cara ini tidak

    dianjurkan karena dapat melepaskan sel kanker dari sel induknya.

    5. Intra cavitas, obat disuntikkan ke dalam rongga tubuh.

    6. Topikal, pemberian salep floutouracil pada kanker kulit.

    7. Per oral, untuk memperpanjang masa remisi.

  • 15

    Efek samping kemoterapi baik per oral maupun parenteral seperti mual,

    muntah, nyeri sendi, membuat penderita tidak nyaman. Maka sebelum diberikan

    obat kemoterapi, penderita diberikan obat-obatan premedikasi berupa antiemetik,

    kortikosteroid, dan protektor lambung baik secara per oral atau parenteral. Teknik

    pelaksanaan kemoterapi dilakukan dapat berupa per oral atau parenteral. Obat

    kemoterapi parenteral diencerkan sesuai dengan petunjuk pabrik. Pada umumnya

    dilarutkan dalam NaCl 0,9%. Tetapi pada Doxorubicin, pelarut yang digunakan

    adalah glukosa 5% sebanyak 90 cc. Obat yang diberikan sesuai dengan regimen

    yang digunakan, dimulai dari urutan awal sampai akhir. Dosis yang digunakan

    menggunakan acuan perhitungan pada luasnya permukaan tubuh sesuai panduan

    regimen.

    PROTEKSI KEMOTERAPI

    Obat kemoterapi memiliki toksisitas tinggi, sehingga sangat dibutuhkan

    proteksi terhadap operator dan lingkungan. Proteksi kemoterapi dimulai sejak

    pembuatan resep dan regimen kemoterapi. Tahap- tahap proteksi yaitu:

    1. Labeling :indentitas penderita, dosis, regimen, tanggal terapi untuk

    menghindari tertukarnya obat.

    2. Operator: menggunakan jubah atau pelindung yang kedap cairan dan

    sarung tangan karet kedap cairan. Diperlukan juka masker dan kaca mata

    untuk perlindungan pada operator.

    3. Tempat terapi: ruang terapi harus dipastikan memiliki sirkulasi udara yang

    baik.

    4. Trasportasi : bila dibutuhkan untuk memindahkan obat kemoterapi dari

    suatu tempat ke tempat lain harus menggunakan tempat kedap udara dan

    air untuk mencegah kontaminasi obat kemoterapi terhadap lingkungan

    sekitar.

    5. Pembuangan: tempat pembuangan botol obat harus dipisahkan dengan

    sampah medis lain.

  • 16

    EVALUASI HASIL KEMOTERAPI

    Obat anti kanker bersifat sangat toksis, sehingga pemberian kemoterapi

    perlu dipantau. Sebelum pemberiannya harus diketahui status penderita sebagai

    data dasar. Hal yang perlu diperhatikan, antara lain :

    - Fisik penderita, terutama keadaan umum, dan berat badan

    - Fungsi sumsum tulang, ginjal , paru paru, dan hepar

    - Skor performa : dalam hal ini digunakan skala Karnofsky atau Zubrod.

    Pasien - Pasien dengan Zubrod skor 3-4 atau Karnofsky skor kurang dari

    30% biasanya bukan merupakan kandidat untuk dilakukan kemoterapi.

    WHO, SAKK,

    ECOG

    Definisi Karnofsky

    0 Asimptomatik 100 Aktivitas normal, tidak

    ada keluhan, tidak ada

    tanda

    1 Simptomatik, fully

    ambulatori

    90 Gejala dan tanda minor

    Aktivitas normal

    80 Penurunan aktivitas

    normal

    2 Simptomatik, di

    tempat tidur 50 %

    per hari tapi tidak

    50 Sering membutuhkan

    bantuan dan perawatan,

    penanganan medis

  • 17

    bedridden 40 Tidak mampu, butuh

    penanganan khusus dan

    bantuan

    4 Bedridden 30 Berat, indikasi rawat,

    perawatan aktif

    20 Sakit berat, wajib rawat,

    butuh penanganan

    suportif yang aktif

    10 Sekarat

    Hasil kemoterapi

    A. Subyektif

    Mengukur hasil subyektif atas hasil terapi kanker cukup sukar, tetapi sebagai

    pegangan dapat dipakai parameter :

    * Berat badan

    * Status penampilan

    B. Obyektif

    Hasil obyektif dapat diukur dan diperiksa secara klinis, radiologi, biokimia,

    pemeriksaan stadium klinik patologi

    Hasil Obyektif dapat berupa :

    1. Respon komplit semua tumor menghilang ( melalui pengukuran massa,

    gejala, tanda, dan perubahan secara biologi ) sekurang kurangnya 4 minggu

    dan tidak ada lesi baru yang muncul

    2. Respon partial Reduksi / pengurangan ukuran tumor > 50 % selama 4

    minggu dan tidak ditemukan lesi baru atau terjadinya perbesaran dari lesi

    yang lama. Bila terjadi pada lesi di hepar, maka reduksi > 30 % diukur dari

    batas linea midklavikula dan processus xiphoideus.

    3. Tidak berubah tumor mengecil kurang dari 50% atau membesar kurang

    dari 25% dan tidak terjadi pertumbuhan dari lesi baru selama 8 minggu

  • 18

    4. Penyakit progresif Tumor membesar 25% atau lebih atau timbul tumor

    baru yang dulu tidak diketahui

    Komplikasi kemoterapi

    Segera

    - Syok

    - Nyeri pada tempat suntikan

    - Aritmia

    Dini

    - Mual / muntah

    - Panas

    Lambat (beberapa hari)

    - Stomatitis

    - Nefrotoksis

    - Diare

    - Neuropati

    - Alopesia

    - Depresi sumsum tulang, dapat terjadi :

    - Setelah 1-3 minggu : sebagian besar obat anti kanker

    - Setelah 4-6 minggu : nitrosourea

    Lambat (beberapa bulan)

    - Hiperpigmentasi kulit

    Lesi organ

    Adriamycin : hati

    Bleomycin, Busulfan : paru

    Methotrexate :hati

    - Gangguan kapasitas reproduksi

    Amenorreae

    Penurunan konsentrasi sperma

    - Gangguan endokrin

    Feminisasi

  • 19

    DAFTAR PUSTAKA

    1. De Vita V.T. Jr: Principles of Cancer Management: Chemotherapy, in De

    Vita V.T. Jr. Hellman S, Rosenberg. S. A.,:Cancer Principles and Practise

    of Oncology, Volume 1. 7th

    edition, Philladelphia : Lippincott Raven

    Publisher.

    2. Daly J.M, Bertagnolli, De Cosse JJ, Morton D.L : Oncology in Schwartz :

    Principles of Surgery .8th

    Edition. Mc Graw-Hill book, New York.2005

    3. Martin D Abeloff, james O Armitage, John E. Niederhcuber, Clinical

    Oncology 3rd

    ed, Elsevier Churchill Livingstone, 2004 page 485 535

    4. Noorwaty, SpPD KHOM, Cancer Ina, Media informasi kanker Indonesia,

    www.dharmais.co,id. Browsed June 10 2010

    5. American Cancer Society, www.cancer.org , Browsed June 10 2010

    6. Airley, Rachel. Cancer Chemotherapy. Chichester: John Wiley & Sons

    Ltd.2009.p.55-116.

    7. Heubrandtner, Ute. Safe Handling of Cytotoxics.Austria: Ebewe Oncology.

    Melalui www.ebewe.com. Browsed June 12 2010.