14
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta Tel/Fax (0271) 664178 BUKU MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TOPIK CLINICAL SKILLS INTEGRATION 1 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2017

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB... · Dalam interpretasi hasil pemeriksaan antropometri pada pasien bayi dan anak-anak

  • Upload
    vobao

  • View
    233

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB... · Dalam interpretasi hasil pemeriksaan antropometri pada pasien bayi dan anak-anak

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEDOKTERAN Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta Tel/Fax (0271) 664178

BUKU MANUAL KETERAMPILAN KLINIK

TOPIK

CLINICAL SKILLS INTEGRATION – 1

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEDOKTERAN

2017

Page 2: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB... · Dalam interpretasi hasil pemeriksaan antropometri pada pasien bayi dan anak-anak

1

TIM PENYUSUN

Agus Jati Sunggoro, dr., Sp.PD

Amandha Boy Timor R, dr., M. MedEd

Bulan Kakanita H, dr., M. MedEd

Kusmadewi Eka Damayanti, dr., M.Gizi

Page 3: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB... · Dalam interpretasi hasil pemeriksaan antropometri pada pasien bayi dan anak-anak

2

Abstrak

Keterampilan klinik integrasi atau clinical skills merupakan salah satu aktivitas

pembelajaran yang mengakomodir pengembangan telaah kritis dan penalaran klinik

mahasiswa kedokteran. Pada modul ini merupakan integrasi keterampilan klinik yang

diperuntukan untuk mahasiswa semester 1 dengan mengintegrasikan 5 topik keterampilan

klinik, yaitu medical interview, aseptic and personal protective equpiment, basic physical

examination, limb motor examination, dan Nutrition and anthropometri. Tujuan

keterampilan integrasi semester satu ini adalah mampu mengintegrasikan keterampilan

klinik dengan melakukan pemeriksaan yang diperlukan dan menginterpretasikan hasilnya

pada kasus normal secara komprehensif. Metode pembelajaran merupakan simulasi dengan

berbagai skenario yang mendekati kasus-kasus klinik (early clinical exposure).

Keberhasilan kegiatan belajar mahasiswa akan diukur melalui evaluasi keterampilan dalam

bentuk OSCE. Penilaian tersebut dilakukan dalam bentuk praktek berdasarkan skenario

yang terintegrasi dengan keterampilan klinik lainnya. Penalaran klinis mahasiswa juga

dievaluasi melalui kegiatan penilaian ini.

Page 4: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB... · Dalam interpretasi hasil pemeriksaan antropometri pada pasien bayi dan anak-anak

3

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena

dengan bimbingan-Nya pada akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan Buku

Manual Keterampilan Klinik topik Clinical Skills Integration - 1 bagi mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Semester 1 ini. Buku Manual

Keterampilan Klinik ini disusun sebagai salah satu penunjang pelaksanaan Problem Based

Learning di FK UNS.

Perubahan paradigma pendidikan kedokteran serta berkembangnya teknologi

kedokteran dan meningkatnya kebutuhan masyarakat menyebabkan perlunya dilakukan

perubahan dalam kurikulum pendidikan dokter khususnya kedokteran dasar di Indonesia.

Seorang dokter umum dituntut untuk tidak hanya menguasai teori kedokteran, tetapi juga

dituntut terampil dalam mempraktekkan teori yang diterimanya, termasuk pengembangan

penalaran klinis, pemikiran kritis, dan keterampilan komprehensif. Dengan disusunnya

buku ini penulis berharap mahasiswa kedokteran lebih mudah dalam mengembangkan

penalaran klinis terkait topik keterampilan pada semester 1.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

penyusunan buku ini. Penulis menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangannya,

sehingga Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan

dalam penyusunan buku ini.

Terima kasih dan selamat belajar.

Surakarta, Juli 2017

Tim penyusun

Page 5: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB... · Dalam interpretasi hasil pemeriksaan antropometri pada pasien bayi dan anak-anak

4

DAFTAR ISI

Halaman sampul ……………………………………………………………. i

Tim Penyusun ………………………………………………………………. 1

Abstrak ……………………………………………………………………... 2

Kata Pengantar ……………………………………………………………… 3

Daftar Isi ……………………………………………………………………. 4

Pendahuluan ………………………………………………………………... 5

Silabus ……………………………………………………………………... 7

Page 6: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB... · Dalam interpretasi hasil pemeriksaan antropometri pada pasien bayi dan anak-anak

5

PENDAHULUAN

Keterampilan klinik integrasi adalah strategi pembelajaran bagi mahasiswa untuk

melatih penalaran klinik dan telaah kritis dari topik-topik keterampilan yang telah

dilatihkan, pada kegiatan simulasi klinik dengan menggunakan skenario. Pada semester

satu ini, terdapat lima keterampilan klinik yang diintegrasikan, yaitu:

1. Medical Interview

2. Aseptic and Personal Protective Equipment

3. Basic Physical Examination

4. Limb motor examination

5. Nutrition and anthropomoteri.

Prior knowledge (pengetahuan awal) yang diharapkan muncul pada integrasi

semester satu ini adalah penguasaan lima keterampilan tersebut. Sehingga pada akhir sesi

pelatihan keterampilan klinik integrasi satu ini adalah mahasiswa mampu

mengintegrasikan keterampilan klinik dengan melakukan anamnesis, etika dan sambung

rasa, dan melakukan pemeriksaan yang diperlukan serta menginterpretasikan hasilnya pada

kasus normal secara komprehensif.

Page 7: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB... · Dalam interpretasi hasil pemeriksaan antropometri pada pasien bayi dan anak-anak

6

SILABUS Program Studi : Kedokteran

Kode Keterampilan Klinik : Topik : Clinical Skills Integration - 1

Bobot : 0.5 SKS

Semester : I (satu)

Standar Kompetensi :

Topik integrasi -1 adalah gabungan atau integrasi berbagai topik keterampilan klinik semester satu (yaitu medical interview, aseptic and personal

protective equipmetnt/PPE, Basic physical examination, limb motor examination, dan nutrition and anthropometri) dalam bentuk simulasi kasus

dengan skenario untuk melatih clinical reasoning dan clinical skill integration mahasiswa kedokteran. Tujuan diberikan pelatihan integrasi ini

adalah menghindari fragmentasi pelatihan klinik dan early exposure kasus-kasus klinik integratif.

Prasyarat : mampu menguasi keterampilan medical interview, aseptic and personal protective equpiment, basic physical

examination, limb motor examination, dan Nutrition and anthropometri

Tujuan

Pembelajaran

Indikator Pengalaman Belajar Materi Pokok Alokasi

waktu

(menit)

Sumber/

Bahan Ajar

Penilaian

Mampu

mengintegrasikan

keterampilan

klinik dengan

melakukan

pemeriksaan yang

diperlukan dan

menginterpretasik

an hasilnya pada

kasus normal

secara

komprehensif

Mahasiswa melakukan

penanganan kasus klinik

dengan mengintegrasikan

keterampilan klinik yang

sudah didapatkan selama

semester 1.

Simulasi

Diskusi

Umpan balik

Konten integrasi 1:

- Empati/

sambung rasa;

- Teknik cuci

tangan

- vital sign;

- antropometri

atau status gizi

100 menit Modul

Keterampilan

klinik

Formatif

OSCE

Konten Integrasi -

2:

- Dasar teknis

anamnesis

(History taking)

- Teknik cuci

100 menit Modul

Keterampilan

klinik

Page 8: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB... · Dalam interpretasi hasil pemeriksaan antropometri pada pasien bayi dan anak-anak

7

tangan

- Teknik inspeksi,

palpasi, perkusi,

auskultasi

- Pemeriksaan

ekstremitas

superior dan

inferior

Page 9: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB... · Dalam interpretasi hasil pemeriksaan antropometri pada pasien bayi dan anak-anak

8

MATERI PEMBELAJARAN

INTEGRATED CLINICAL SKILLS 1.1

Tujuan Pembelajaran: Mampu mengintegrasikan keterampilan klinik dengan melakukan pemeriksaan yang diperlukan dan menginterpretasikan hasilnya pada kasus normal secara komprehensif

Konten Keterampilan Klinik Integrasi:

- Empati/ sambung rasa; - Teknik cuci tangan - vital sign; - antropometri atau status gizi

Simulasi Skenario I:

Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke praktik dokter keluarga ingin memeriksakan

kesehatannya dan mengetahui tekanan darah. Pasien mengeluh sejak 3 hari ini mengeluh sering

pusing, sehingga khawatir tekanan darahnya tinggi. Sejak tiga hari ini pasien sering lembur

kerja dan berat badan terasa semakin naik karena banyak makan saat lembur. Pasien pun cemas

dengan keadaan demikian akan mempengaruhi kinerjanya.

Tugas Mahasiswa:

1. Lakukan anamnesis pada pasien!

2. Lakukan pemeriksaan tanda vital

3. Lakukan pengukuran IMT (indeks massa tubuh) pada pasien!

4. Intepretasikan hasil pemeriksaan Anda!

Simulasi Skenario II:

Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke puskesmas untuk medical check up sebagai

persyaratan pendaftaran asuransi kesehatan.

Tugas mahasiswa:

1. lakukan anamnesis pada pasien tersebut!

2. Lakukan pemeriksaan tanda vital pasien!

3. Lakukan pengukuran resiko penyakit metabolik pada pasien

Simulasi Skenario III:

Seorang anak laki-laki berusia 10 bulan diantar ibunya ke pos pelayanan kesehatan desa untuk

posyandu rutin.

Tugas mahasiswa:

1. Komunikasikan tujuan pengukuran antropometri pada ibu pasien!

2. Lakukan pengukuran antropometri pada pasien tersebut!

3. Sampaikan interpretasi hasil pengukuran pada ibu pasien!

Page 10: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB... · Dalam interpretasi hasil pemeriksaan antropometri pada pasien bayi dan anak-anak

9

Anamnesis pasien

Mahasiswa dapat memulai komunikasi dengan cara membangun hubungan baik dengan pasien

misalnya dengan memberi salam, menjabat tangan pasien, dan memperkenalkan diri. Dalam

membuka komunikasi, cara yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan budaya dan kebiasaan

setempat sehingga memberikan rasa nyaman kepada pasien.

Setelah membuka komunikasi dengan menyapa, selanjutnya mahasiswa mengkonfirmasi

identitas pasien dan menanyakan keluhan dan maksud kunjungan pasien. Dalam menanyakan

dan mengeksplorasi keluhan pasien, mahasiswa dapat menerapkan prinsip-prinsip mendengarkan

secara aktif.

Mahasiswa kemudian mengeksplorasi keluhan pasien dan mengumpulkan informasi yang

berkaitan dengan maksud pasien datang kepada dokter melalui anamnesis. Dalam anamnesis,

mahasiswa menerapkan empat pokok pikiran dan tujuh atribut dalam anamnesis. Empat pokok

pikiran tersebut adalah Riwayat Penyakit Sekarang (RPS), Riwayat Penyakit Dahulu (RPD),

Riwayat Kesehatan Keluarga, dan Riwayat Sosial Ekonomi.

Eksplorasi informasi tentang Riwayat Penyakit Sekarang terdiri dari keluhan utama dan

anamnesis lanjutan yang berupa tujuh atribut anamnesis. Tujuh atribut anamnesis tersebut antara

lain adalah Lokasi keluhan, Onset / awitan dan kronologis, Kuantitas keluhan, Kualitas keluhan,

Faktor-faktor yang memperberat keluhan, serta Faktor-faktor yang meringankan keluhan, dan

Analisis sistem yang menyertai keluhan utama.

Riwayat Penyakit Dahulu adalah riwayat penyakit yang pernah dialami oleh pasien, baik

penyakit yang serupa maupun riwayat penyakit yang relevan dengan keadaan sekarang. Di

samping itu riwayat alergi obat atau makanan juga perlu ditanyakan. Riwayat tentang penyakit

yang dialami keluarga kemudian dieksplorasi untuk mengetahui kemungkinan penyakit yang

diturunkan atau penyakit yang mungkin ditularkan dari lingkungan keluarga. Selanjutnya

Riwayat Sosial Ekonomi dieksplorasi dengan menanyakan status sosial ekonomi dan riwayat

kebiasaan pasien yang relevan dengan kondisi kesehatan saat ini atau bermanfaat untuk

pengambilan keputusan.

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, jelaskan kepada pasien pemeriksaan apa saja yang akan

dilakukan pada pasien, bagaimana prosedurnya, serta tujuan pemeriksaannya. Apabila ada

pemeriksaan yang berpotensi menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pasien, jelaskan potensi

ketidaknyamanan tersebut sehingga pasien siap dan mantap dalam menjalani pemeriksaan.

Pemeriksaan tanda vital pasien

Setelah melakukan anamnesis, kemudian mahasiswa melakukan pemeriksaan yang diperlukan

untuk mendapatkan informasi objektif tentang keluhan pasien. Sebelum dan setelah melakukan

pemeriksaan fisik, mahasiswa wajib melakukan cuci tangan secara aseptik. Dalam skenario ini,

mahasiswa diarahkan pada pemeriksaan tanda vital pasien.

Pemeriksaan tanda vital dapat dilakukan dalam posisi duduk atau berbaring. Penentuan posisi

pasien disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan pasien. Apabila pasien tidak memiliki

Page 11: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB... · Dalam interpretasi hasil pemeriksaan antropometri pada pasien bayi dan anak-anak

10

hendaya dan mampu berpindah tempat maka pemeriksaan dapat dilakukan dengan berbaring di

bed pemeriksaan dengan posisi pemeriksa di sebelah kanan pasien.

Pemeriksaan vital sign dapat dilakukan secara simultan, misalnya dengan cara mempersiapkan

thermometer dan menempelkan thermometer di ketiak kiri lalu memeriksa tekanan darah di

lengan kanan. Pemeriksaan suhu juga dapat dilakukan setelah pemeriksaan tekanan darah.

Sementara menunggu hasil pemeriksaan suhu, dapat dilakukan pemeriksaan nadi dan respirasi.

Hal ini dilakukan untuk menghemat waktu pemeriksaan dan demi kenyamanan pasien.

Pemeriksaan tanda vital tambahan adalah VAS atau skala nyeri.

Tentukan BMI pasien

Pemeriksaan BMI diperoleh melalui pemeriksaan berat badan dan tinggi badan. Pemeriksaan

berat badan dan tinggi badan dilakukan pada pasien dalam keadaan berpakaian minimal atau

mengenakan pakaian khusus untuk pemeriksaan antropometri. Sebelum melakukan pemeriksaan

berat badan dan tinggi badan, persiapkan alat yang akan digunakan dan persiapkan pasien sesuai

persyaratan pemeriksaan antropometri.

Lakukan pemeriksaan yang paling nyaman untuk pasien. Berat badan maupun tinggi badan tidak

mensyaratkan preferensi untuk dilakukan terlebih dahulu sehingga lebih diutamakan untuk

kenyamanan pasien. Masing-masing pemeriksaan diulang tiga kali untuk meningkatkan akurasi

pemeriksaan. Setelah pemeriksaan pasien dapat mengenakan pakaiannya kembali, selagi

mahasiswa mencuci tangan dan melakukan analisis hasil pemeriksaan. Setelah pasien duduk

kembali dengan nyaman, mahasiswa menyampaikan hasil pemeriksaan dan interpretasinya

dengan jelas kepada pasien.

Pengukuran resiko penyakit metabolik

Risiko penyakit metabolik dapat diketahui melalui pemeriksaan antropometri yaitu rasio lingkar

pinggang – lingkar panggul. Lingkar pinggang dan lingkar panggul dapat diukur pada pasien

dalam posisi antropometri. Persiapkan pasien dalam pakaian minimal atau pakaian khusus untuk

pemeriksaan antropometri. Lalu lakukan pengukuran lingkar pinggang dan lingkar panggul.

Setelah pemeriksaan, persilakan pasien untuk mengenakan kembali pakaiannya sementara

mahasiswa mencuci tangan lalu menganalisis hasil pengukuran. Pencatatan hasil pengukuran

hendaknya dilakukan segera setelah pengukuran agar tidak lupa dan tidak salah.

Interpretasi hasil pemeriksaan antropometri

Hasil pemeriksaan antropometri lingkar pinggang dan lingkar panggul kemudian dihitung

rasionya dengan rumus: lingkar pinggang/lingkar panggul. Hasilnya kemudian dibandingkan

dengan baku rujukan sehingga memperoleh hasil proporsi bentuk tubuh (tipe ginekoid atau tipe

android). Masing-masing tipe memiliki risiko yang berbeda terhadap berbagai penyakit.

Sampaikan pada pasien hasil interpretasi yang diperoleh. Sampaikan pula apabila masih ada

pemeriksaan lain yang mungkin diperlukan untuk memperoleh interpretasi yang lebih lengkap

dan komprehensif.

Page 12: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB... · Dalam interpretasi hasil pemeriksaan antropometri pada pasien bayi dan anak-anak

11

Pemeriksaan antropometri pada anak

Mahasiswa dapat memulai komunikasi dengan cara membangun hubungan baik dengan Ibu

pasien misalnya dengan memberi salam, menjabat tangan pasien, dan memperkenalkan diri.

Dalam membuka komunikasi, cara yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan budaya dan

kebiasaan setempat sehingga memberikan rasa nyaman kepada pasien dan pengantar. Pasien bayi

atau anak-anak memiliki kekhasan karakteristik sehingga perlu pendekatan yang berbeda.

Mahasiswa perlu menyesuaikan diri dengan kondisi pasien anak-anak, misalnya mengajak bicara

atau bercanda, mengalihkan perhatian dan membuat suasana nyaman bagi pasien. Setelah

membuka komunikasi dengan menyapa, selanjutnya mahasiswa mengkonfirmasi identitas pasien

dan ibu pasien serta menanyakan maksud kunjungan pasien. Sebelum melakukan pemeriksaan

antropometri, jelaskan kepada Ibu pasien pemeriksaan apa saja yang akan dilakukan pada pasien,

bagaimana prosedurnya, serta tujuan pemeriksaannya. Apabila ada pemeriksaan yang berpotensi

menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pasien, jelaskan potensi ketidaknyamanan tersebut

sehingga Ibu pasien siap dan dapat membantu menenangkan pasien. Kerja sama orang tua atau

pengantar pasien sangat penting dalam pemeriksaan antropometri pada bayi dan anak-anak

Pada posyandu rutin dilakukan pemeriksaan berat badan dan panjang badan. Sebelum dilakukan

pemeriksaan, persilakan Ibu mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan yaitu dengan pakaian

seminimal mungkin dan melepas berbagai asesoris seperti hiasan kepala dan sepatu. Sementara

Ibu mempersiapkan pasien, mahasiswa mencuci tangan secara aseptic lalu mempersiapkan alat

yang akan digunakan. Upayakan untuk mempersiapkan alat dengan segera agar pasien tidak

kedinginan karena terlalu lama berpakaian minimal.

Lakukan pemeriksaan berat badan terlebih dahulu lalu segera dilanjutkan dengan pemeriksaan

panjang badan. Upayakan agar Ibu pasien selalu berada di sekitar pasien agar pasien tidak

menangis atau gelisah dan mengganggu pemeriksaan. Mahasiswa mencatat hasil pemeriksaan

segera setelah pembacaan hasil pemeriksaan. Setelah pemeriksaan selesai, Ibu pasien segera

dipersilakan untuk memakaikan lagi pakaian pasien sementara mahasiswa mencuci tangan dan

melakukan analisis hasil pemeriksaan antropometri.

Dalam interpretasi hasil pemeriksaan antropometri pada pasien bayi dan anak-anak digunakan

alat bantu berupa growth chart. Siapkan growth chart sesuai dengan usia dan jenis kelamin

pasien serta indikator yang akan digunakan untuk analisis. Plot-kan hasil pengukuran pada chart

yang telah disiapkan lalu catat z-score yang ditunjukkan titik hasil plotting. Z-score tersebut

kemudian dibandingkan dengan baku rujukan yang ada. Lakukan interpretasi pada sedikitnya 3

dari 4 indikator yang ada (BB//U, PB//U, BB//PB, dan IMT//U). Sampaikan hasil interpretasi

kepada Ibu pasien.

Page 13: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB... · Dalam interpretasi hasil pemeriksaan antropometri pada pasien bayi dan anak-anak

12

MATERI PEMBELAJARAN

INTEGRATED CLINICAL SKILLS 1.2

Tujuan Pembelajaran: Mampu mengintegrasikan keterampilan klinik dengan melakukan pemeriksaan yang diperlukan dan menginterpretasikan hasilnya pada kasus normal secara komprehensif

Konten Keterampilan Klinik Integrasi:

Simulasi Skenario 1:

Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan pusing dan pegal-

pegal di tangan.

Tugas mahasiswa:

1. lakukan anamnesis pada pasien tersebut!

2. Lakukan pemeriksaan tanda vital

3. Lakukan pemeriksaan ekstremitas superior pada pasien!

Simulasi Skenario 2:

Seorang laki-laki berusia 18 tahun, yang baru lulus SMA, datang ke praktek dokter umum untuk

melakukan pemeriksaan (General Check Up) untuk mendapatkan surat keterangan sehat sebagai

syarat mendaftar pekerjaan.

Tugas Mahasiswa:

1. Lakukan anamnesis pada pasien tersebut!

2. Lakukan pemeriksaan fisik dasar!

3. Lakukan pemeriksaan ekstremitas pasien!

Pemeriksaan fisik dasar

Pemeriksaan fisik dasar terdiri atas inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pertama yang

dilakukan mahasiswa pada pemeriksaan fisik dasar adalah inspeksi. Langkah pertama dalam

inspeksi adalah general survey, yaitu dengan mengobservasi kesan kesadaran, tanda-tanda

distress, cara berpakaian dan merawat diri, ekspresi wajah, status mental, habitus (bangunan

tubuh), suara dan cara berbicara, cara bergerak, cara berjalan, postur tubuh, inspeksi tangan, bau

badan dan bau mulut, dan oedema. Beberapa bagian yang membutuhkan pemeriksaan lebih

seksama adalah kulit, kuku, rambut, membrane mukosa, dan limfonodi yang bisa terlihat.

Inspeksi dilakukan pula dengan membandingkan antara sisi kanan dan kiri. Setelah inspeksi,

mahasiswa melakukan palpasi. Palpasi dilakukan dari bagian proksimal ke distal, dilakukan

secara simetri sebelah kiri dan kanan. Pastikan telapak tangan mahasiswa tidak dingin sehingga

tidak menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pasien. Bebaskan bagian yang akan dipalpasi dari

- Dasar Anamnesis (History taking) - Teknik cuci tangan - Teknik inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi - Pemeriksaan ekstremitas superior dan inferior

Page 14: KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN …skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/SKILLSLAB... · Dalam interpretasi hasil pemeriksaan antropometri pada pasien bayi dan anak-anak

13

pakaian agar tidak mengganggu pemeriksaan. Pada pemeriksaan di region abdomen, palpasi dan

perkusi dilakukan setelah pemeriksaan auskultasi. Lakukan pemeriksaan palpasi secara urut dan

sistematis.

Pemeriksaan ekstremitas superior

Pemeriksaan ekstremitas superior dilakukan dalam berbagai posisi, bergantung pada jenis dan

tujuan pemeriksaan yang dilakukan. Pemeriksaan dalam beberapa posisi seperti berbaring,

duduk, dan berjalan, dapat memberikan informasi yang bermanfaat. Pemeriksaan dilakukan

secara berurutan mulai dari inspeksi, palpasi, gerakan, gaya berjalan, dan pengukuran. Gaya

berjalan dapat mulai diperiksa ketika pasien memasuki ruangan periksa sehingga dapat

menghemat waktu pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan secara berurutan pada sisi yang sakit,

kemudian dibandingkan dengan sisi yang sehat. Pemeriksaan dilakukan dari bagian proksimal ke

arah distal. Agar pasien tidak merasa bingung dan mahasiswa tidak melewatkan suatu

pemeriksaan, maka sebaiknya pemeriksaan dilakukan secara berurutan sesuai prinsip di atas.

Pertama mahasiswa memeriksa keadaan umum dan gaya berjalan pasien ketika masuk ke ruang

periksa atau ketika berpindah tempat dari tempat duduk ke tempat pemeriksaan. Selanjutnya

mahasiswa melakukan inspeksi pada sisi yang sakit, dari bagian proksimal ke arah distal. Setelah

memeriksa sisi yang sakit, mahasiswa membandingkannya dengan sisi yang sehat. Pemeriksaan

gerakan dan pengukuran dapat dilakukan setelah pemeriksaan inspeksi dan palpasi. Gerakan dan

pengukuran juga dilakukan pada sisi yang sakit terlebih dahulu lalu dibandingkan dengan sisi

yang sehat.