kelompok azas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ttftf

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakangBangunan merupakan suatu karya seni dalam bidang arsitektur. pada zaman dahulu hasil karya ahli bangunan dipandang sebagai hasil seni.salah satu aspek dari arsitektur adalah aspek seni yang di alami setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Di tinjau dari sudut pandang sejarahnya , terdapat peninggalan peninggalan bangunan yang menakjubkan dengan usia yang mencapai ratusan bahkan ribuan. Seperti misalnya piramida di Mesir. Kegiatan bangun membangun sudah ada sejak zaman prasejarah. Meskipun dalam bentuk dan taraf yang sangat sederhan da sangat primitive. Bangunan pertama yang diciptakan dan dibuat manusia merupakan suatu tepat berlindung yang disebut Shelter. Berupa lubang dalam tanah, lubang dinding tebing dan pondok pondok tinggi diatas pohon. Secara naluri Shelter ini dibutuhkan sebagai tempat berlindung dari segala ancaman. Fisik (kekuatan alam) seperti manusia, hewan buas, panas matahari, angin, dsb. Psikis (kekuatan yang dianggap baik) seperti petir, penyakit, gempa bumi, badai, dsb.Sampai saat ini manusia masih berlindung terhadap dua aspek tersebut meskipun dalam taraf yang berbeda. Tujuan utama tempat berlindung adalah perlindungan diri jasmani dan rohani. Arsitektur sebagai aspek seni dan budaya senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan selaras waktu ruang dan tempat yang bersangkutan. Pada hakekatnya karya arsitektur merupakan hasil nyata dari imajinasi dan daya cipta para ahli dalam usaha meningkatkan taraf hidup. Pada kenyataannya memang sejak zaman dahulu apa yang diciptakan manusia adalah untuk membuat kehidupa lebih nyaman dan sempurna. Dalam kehidupan bermasyarakat usaha manusia adalah menciptakan lingkungan hidup yang sehat , menyenagkan, teratur, rapi, indah, dsb. Salah satu aspek dari mencipta lingkungan hidup ini adalah mencipta dan mengubah bangunan. Bidang keahlian inilah yang dikenal sebagai arsitektur. Pada masa itu arsitektur digolongkan sebagai salah satu dari tiga seni visual utama disamping seni lukis dan seni pahat. Perbedaannya adalah cara menikmati seni pahat hanya dengan melihat, sedangkan dalam arsitektur cara menikmati dapat melalui pengalaman memasuki ruang yang ada didalamnya. Dengan perkembangan masyarakatsangat pesat, perhatian manusia terhadap sesamanya makin meluas. Pengertian arsitektur pun berubah menadi suatu konsep pemikiran yang menyeluruh, sehingga dalam prosesnya arsitektur juga meliputi macam macam aspek kehidupan seperti filsafat, ekonomi, social, budaya bahkan politik.

1.2 Rumusan Masalah1.3 Berdasarkan masalah latar belakang di atas rumusan masalah yang ingin dijawab adalah sebagai berikut:1.3.1 Apa itu fungsi, struktur, dan estetika dalam arsitektur?1.3.2 bagaimana hubungan fungsi, struktur, dan estetika dalam arsitektur?1.4 tujuantujuan yang diharapkan dari disusunnya karya tulis ilmiah ini adalah menjawab pertanyaan yang telah dikemukakan dalam rumusan masalah, yaitu:karya tulis ilmiah ini adalah menjawab pertanyaan yang telah dikemukakan dalam rumusan masalah, yaitu:1.4.1 menemukan penjelasan tentang peranan fungsi, struktur, dan estetika dalam arsitektur.1.4.2 Mengetahui hubungan fungsi, struktur, dan estetika dalam arsitektur.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 FUNGSI1. FungsiPengertian fungsi: Pengertian umum bagi para ahli bahasafungsi adalah: hal yang ditunjukan dalam bahasa, terutama dalam halkejadian( informasi yang berhubungan), ekspres (mengidentifikasi suasana hati), dan pengaruh keahlian. Pengertian umum bagi sosiologis, Fungsi adalah: teori tentang hubungan bagian-bagian dalam masyarakat padakeseluruhandan satu dengan yang lainnya. Pendekatanya terkemuka dalam pekerjaan sosiolog pada abad ke-19, khusunya mereka yang melihat masyarakat sebagai organisme. Pengertian umum bagi arsitekturSuatu prinsip arsitektural dimana bentuk suatu bangunan harus diperoleh dari fungsi yang harus dipenuhinya; aspek skematis dan teknis dari meodemisasi arsitektural (rasionalisme) yang pendrian teoritisnya yang lebih luas juga membentukpertanyaan simbolik, filsafat, politik, sosial dan ekonomi.

Multifungsionalitas arsitekturDalam kegiatan perancangan kia tidak pernah lepas dari istilah fungsi . sayangnya istilah fungsi seringkali sangat dibatasi pada pengertian fungsi sebagai wadah aktifitas manusia baik di dalam maupun di luar bangunan. Pengertian yang sempit ini mengakibatkan pengkaburan makna arsitektur dan bangunan. Dari kamus Webstar dapat dilihat bahwa fumgsi dapat memiliki pengertian aktifitas, peraturan, peran, tugas dan tanggung jawab.Menyadari hal ini, maka sangat dimungkinkan kita akan berhadapan dengan sebuah objek yang melaksanakan satu atau beberapa atau bahkan seluruh fungsi. Keadaan dimana arsitektur memiliki kemampuan untuk menjalankan serta melaksanakan berbagai fungsi dikatakan sebagai multi fungsionalitas arsitektur.Seiring dengan perkembangan pemikiran multifungsi ini, beberapa orang, baik yang berkecimpung dalam bidang arsitektur maupun orang yang berada diluar arsitektur mencoba untuk melontarkan beberapa fungsi yang dapat dilaksanakan oleh arsitektur. Tokoh-tokoh tersebut adalah:1. Geofrey Broadbent: Broadbent menelorkan 6 fungsi yang dapat dilaksanakan oleh arsiektur mengenai hal-hal yang dituntut oleh bangunan.a. Filter bangunan, bangunan bisa mengontrol iklim. Bangunan berperan sebagai saringan atau filter antaralingkungan luar dengan kegiatan yang akan kita lakukan. Bangunan dapat membantu kita untuk membuat kondisi-kondisi agarkegiatan-kegiatan dapat kita laksanakan dengan menyenangka dan dalam kenyamanan. Kita bisa menentukan ruang-ruang mana yang harus satu sama lain dan yang mana yang bisa dijauhkan. b. Wadah kegiatan. Banguna sebagai wadah kegiatan-kegiatan yang menempatkanya pada tempat yang khusus dan tertentu.c. Penanaman modal. Dalm pengertian ini bangunan dapat memberikan nilai lebih pada tapak. Keduanya dapat menjadi sumber investasi yang baik. d. Fungsi simbolik. Dalam pengertian ini Bagunan dapat memberikan nilai-nilai simbolik terutama pada kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan atau yang berimplikasi budaya.e. Pengubah perilaku. Pada fungsi ini bangunan dapat mengubah perlaku dan kebiasaan, sesuai dengan suasana ruang. f. Fungsi estetika. Pada pengertian ini bangunan-bangunan akan menyenangkan bila bangunan tampak bagus/cantik, sesuai dengan imajinasi yang fashionnable saat ini, sesuai dengan asas-asas tertentu dari order visual dan lain-lain.2. Chirstian Norberg-Schulz: empat fungsi yang dapat dilaksanakan oleh arsitektur untuk menentukan tugas bangunan.a. Kontrol fisik. Yaitu untuk mengontrol iklim (udara, kelembapan, temperatur, angin, curah hujan, dll), cahaya, suara, bau, hal-hal lain seperti debu, asap, serangga, hewan dan manusia, serta radioaktiv.b. Fungsional framePada fungsional frame akan banyak dibahas aspek aspek fisik tinkah laku manusia. Pada dasrnya manusia melakukan kegiatan sehingga membutuhkan wadah arsitektural untuk menampung kegiatan tersebut. Fungsi akan berubah bila terjadi perubahan yang mendasar pada hidup kita. Fakta menyatakan bahwa setiap kegiatan membutuhkan ruangan tertentu. Ruang dapat memiliki ukuran yang tepat tetapi dapat pula bervariasi. Fungsi tidak menentukan ukuran ruang ruang tetapi juga menentukan bentuk. Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsional frame harus merepresentasikan sebuah struktur kegiatan dengan memanifestasikan spatial, tipologi, dan karakter dinamis dari fungsi fungsi. c. Social millieuArsitektur bisa menjadi ekspresi statis, peranan, kelompok, perkumpulan, institusi dan sekelompok bangunan yang dapat mempresentasikan sistem sosial sebagai suatu kesatuan, suatu contoh istana raja dibuat lebih besar dari bangunan bangunan lain dengan tujuan untuk menunjukan status sosial. Secara umum dapat dikatakan peran serta aturan aturan dalam hubungan manusia pembentuk sebagian dari pambangunan. d. Cultural symbolisationArsitektur adalah objek budaya dan juga merupakan hasil karya manusia yang melayani aktivitas aktivitas manusia secara umum. Arsitektur dapat melambangkan objek objek budaya adalah fakta empiris, karena sejarah arsitektur menunjukn bahwa aspek ini telah membentuk sebuah bagian penting dari peranan bangunan. Melalui symbolisasi budayanya , arsitektur dapat enunjukan bahwa kehidupan sehari hari memiliki makna yang melebihi situasi situasi, bahwa arsitektur membentuk sebagian dari kesinambungan sajarah dan budaya.

2.2 STRUKTUR1.1 STRUKTUR TEKNIKKata struktur mempunyai bermacam-macam arti. Dengan struktur teknik secara luas kita artikan sebagai sesuatu yang dikonstruksikan atau dibangun. Struktur-struktur kokoh yang berkaitan dengan para insinyur sipil adalah jembatan, bangunan gesung, tembok, bendungan, menara, dan konstruksi kulit kerang. Struktur-struktur semacam itu terdiri daripada satu atau lebih unsur kokoh yang disusun sedemikian rupa sehingga struktur pada keseluruhannya maupun komponen-komponennya mampu bertahan diri tanpa mengalami perubahan geometrik yang berarti selama pembebanan dan tanpa pembebanan.Untuk merencanakan suatu struktur banyak pertimbangan yang harus diperhatikan, diantaranya adalah dua pokok utama yang harus terpenuhi:1. Sruktur harus memenuhi syarat-syarat pekerjaannya.2. Struktur harus mampu memikil beban dengan aman.

1.2 BATASAN PENGERTIAN TEORI STRUKTUR

Perencanaan yang lengkap dari suatu strutur dijabarkan dalam tahap-tahap sebagai berikut:1. Mengembangkan tata susun umum (developin a general layout)

Tata susun umum suatu struktur dipilih dari banyak alternative yamg memungkinkan. Kepentingan yang primer adalah kegunaannya untuk tujuan apa struktur itu dibangun. Tahap ini melibatkan pemilihan tipe struktur, pemilihan material, dan suatu perkiraan sementara dari biaya yang didasarkan pada analisa yang pantas dari desain struktur pendahuluan. Dapat pula melibatkan pemilihan lokasi yang terbaik atau penerapan struktur pada suatu tempat yang belum ditentukan sebelumnya. Perhatian yang setepat-tepatnya juga harus diberikan terhadap nilai estetika yang dari struktur, apabila persyaratan mengenai keindahan dapaat dicapai tanpa menambah banyak biaya. Masih banyak pertimbangan-pertimbangan lainnya, termaksud aspek-aspek hukum, finansial, kemasyarakatan, lingkungan dan budaya. Sudah cukup jelas bahwa pada tahap perencanaan ini diperlukan insinyur berkualitas tinggi dalam pengalama, keterampilan, pengetahuan umum, dan imajinasi. 2. Penyelidikan beban (investigating the loads).

Sebelum analisa struktural yang disempurnakan dapat dilaksanakan, adalah perlu untuk menentukan beban-beban apa saja yang dipakai untuk perencanaan sebuah struktur. Informasi umum tentang beban-beban yang dikenakan terhadap sebuah struktur biasanya diberikan dalam spesifikasi-spesifikasi dan peraturan-peraturan. Namun adalah menjadi sebagian dari tanggung jawab perencana untuk memperinci syarat-syarat pembebanan dan untuk memperhatikan kasus-kasus luar biasa.Berat sendiri dari struktur bersama-sama dengan material yang dipasang secara permanen pada struktur disebut beban mati ( deadh load ) dan dianggap tetap besarnya lokasinya. Oleh karena beban mati harus diperkirakan dulu sebelum struktur didesain, maka data pendahuluan ini adalah bersifat sementara. Kemudian perlu diadakan revisi apabila ternyaa keadaan semula tidak cukup memuaskan.Semua beban selain daripada beban mati dapat disebut beban hidup (lives loads). Beban hidup umumnya diklasifikasikan sebagai beban yang dapat dipindahkan dan beban bergerak atau dinamis. Beban yang dapat dipindahkan adalah beban yang dapat dipindahkan dari satu lokasi kelokasi yang lain. Pada suatu struktur tanpa menimbulkan hentakan dinamik, misalnya manusia, mebel, dan barang-barang yang ada diatas lantai gedung, salju dan es diatas atap. Beban dinamis adalah beban yang bergerak terus menerus diatas struktur, seperti kereta api atau kendaraan diatas jembatan, angin terhadap atap atau dinding, atau tekanan hidrostatik terhadap tembok pangkal. Beban dinamis dapat juga dipasang seketika terhadap struktur misalnya gaya-gaya sentrifugal dan longitudinal yang ditimbulkan oleh percepatan kendaraan dan gaya-gaya yang ditimbulkan oleh gempa bumi.

Dalam suatu desain structural yang biasa semua beban dilakukan sebagai beban-beban static guna menyederhanakan analisa. Dengan jalan ini maka dampak dari suatu beban hidup yang bergerak dinyatakan dengan presentase dengan beban hidup dan gaya gempa umumnya dianggap sebagai gaya horizontal yang sama dengan suatu bagian daripada berat struktur.

3. Analisa tegangan (stress analysis).Apabila bentuk dasar dari struktur dan beban beban eksternal sudah ditetapkan dapat ditetapkan suatu analisa structural untuk menentukan gaya-gaya internal pada batang-batang struktur serta perubahan kedudukan pada beberapa titik control. Jika terdapat beban-beban hidup maka penting untuk mempertimbangkan penentuan tegangan-tegangan maksimum yang mungkin timbul pada setiaap batang. Hal-hal yang pokok yang mengatur tahap perencanaan ini biasanya dibahas dalam teori dan struktur.4. Pemilihan unsure-unsur (selection of elements).

Pemilihan terhadap ukuran-ukuran dan bentuk bentuk yang sesuai dengan batang dan sambungan-sambungannya tergantung pada hasil-hasil analisa tegangan bersama-sama dengan ketentuan-ketentuan untuk perencanaan dari spesifikasi-spesifikasi dan peraturan-peraturan dengan menggunakan pendekatan uji coba didalam usaha pencarian perbandingan dari unsur-unsur yang ekonomis maupun memadai. Pengetahuan yanh mendalam tentang proses kekuatan material serta proses pembuatannya juga penting.

5. Penggambaran dan perincian ( drawing and detailing)Apabila penyususnan dari setiap bagian dari struktur telah ditetapkan maka tahap akhir dari perencanaan dapat dimulai. Tahap terakhir ini meliputi persiapan gambar kontrak, pemerincian, spesifikasi pekerjaan dan biaya akhir; keterangan-keteraangan ini perlu untuk melakukan pembangunan

1.3 PENGGOLONGAN TEORI STRUKTUR

Teori-teori structural dapat diklasifikasi dari bermacam-macam segi. Untuk mudahnya, kita akan menentukan sikap-sikapnya dari aspek-aspek berikut ini :

1. Statistika dan dinamika (statistics vs dynamics)

Struktur yang sederhana biasanya direncanakan berdasarkan beban statis. Beban mati dan beban salju merupakan beban statik yang tidak mengakibatkan efek dinamik terhadap struktur. Namun, efek-efek dinamik diperhitungkan sebagai bagian-bagian dari beban dinamik untuk menyederhanakan desain.

2. Bidang datar dan ruang (plane vs space)

Tidak ada struktur yang betul-betul datar. Namun analisa structural untk balok-balok, jembatan rangka atau bangunan-bangunan kerangka kokoh biasanya dianggap sebagai masalah-masalah bidang datar walaupun mereka sebetulnya tidak pernah ada yang berdimensi dua. Dipihak lain, pada beberapa struktur seperti menara dan kerangka kuba, tegangan-tegangannya berkaitan diantaraa batang yang tidak terletak pada satu bidang datar sedemikian rupa analisa tidak dapat disederhanakan berdasarkan struktur yang mempunyai komponen-komponen yang terletak pada bidang datar. Struktur-struktur semacam itu harus dianggap sebagai bangunan kerangka ruang dengan system pembebanan tidak dalam suatu bidang. 3. Struktur linear dan non linear ( linear vs non-linear structur)Struktur linear berarti bahwa ada anggapan terdapatnya hubungan linear antara beban-beban yang dipikul dan perubahan-erubahan kedudukan yang ditimbulkan dalam struktur. Anggapan ini berdasarkan kondisi berikut :a. Material dari struktur adalah elastic dan tunduk terhadap makhluk hooke pada semua titik dan dalam batas-batas pembebanan keseluuhan yang ditinjau. b. Perubahan-perubahan geometric atau bangun dari struktur adalah sedemikian kecil sehingga dapaat diabaikan sewaktu menghitung tegangan-tegangannya.Dapat dicatat bahwa apabila prinsip pembebanan diterapkan, maka harus ada hubungan linear, ata dianggap ada, diantara beban-beban dan perubahan-perubahan kedudukan. Prinsip superposisi menyatakan bahwa efek total pada beberapa titik pada sebuah strukur disebabkan oleh sejumlah penyebab (gaya-aya atau perubahan kedudukan) yang bekerja secara bersamaan adalah sama dengan jumlah efek dari penyebab-peyebab itu yng bekerja secara terpisah. Suatu hubungan non-linear diantara aksi-aksi yang diterapkan dengan perubahan-erubahan kedudukan yng akibatnya terjadi pada salah satu dari dua macam kondisi:a. Material dari struktur tidak elasik.b. Material berada ala batas-batas elastik, tetapi geometri dari struktur berubah cukup banyak selama pembebanan.Penelaahan terhadap kelakuan non-linar dari struktur meliputi analisa plastik dari struktur dan tekukan dri struktur.4. Struktur statis tentu dengan statis tidak tertentu.Istilah struktur statis tertentu (statically determinate structure) berarti bahwa analisa struktural dapat dilaksanakan dengan statika saja. Apabila tidak demikian, struktur adalah statis tidak tertentu. Suatu struktur yang statis tidak tertentu diselesaikan dengan persamaan-persamaan statika bersama-sama dengan persamaan dilengkapi dengan geometri dari lengkung elastika dari struktur dalam analisa linear. Kita catat bahwa perubahan bentuk elastis dari struktur tidak hanya berhubugan dengan beban-beban yang diterapkan terhadap struktur tetapi juga dipengaruhi oleh sifat materialnya (misanya modulus kekenyalan E) dan oleh sifat geometrik dari penampang batang (misalnya luas potongan melintang A atau momen inersia I). Jadi, muatan-muatan, sifat-sifat material, dan sifat-sifat geometrik semuanya terlibat dalampenyelesaian suatu struktur statsis tidak tebentuk, sedangkan faktor beban saja yang dominan didalam suatu soal statis tertentu. 5. Gaya-gaya dengan perubahan kedudukan (force vs displacement)Gaya dan perubahan kedudukan adalah dua buah kategori peristiwa yang terjadipada sebuah struktur. Tujuan dari pada suatu analisa struktural adalah untuk menentukan gaya-gaya dan perubahan-perubahan kedudukanyang bertalian dengan struktur, serta hubungannya yang terperinci terhadap sifat geeometri dan material dari unsur struktur. Analisa struktural kemudian dapat dibagi dalam dua kategori: metode gaya dan metode perubahan kedudukan. Dalam metode gaya (force method), kita perlakukan gaya-gaya besaran dasar yang tidak diketahui dan perubahan kedudukan dinyatakan dalam hubungan dengan gaya. Sedang dalam metode perubahan kedudukan (displacement method), kita pandang perubahan kedudukan sebagai besaran-besaran fundamental yang tidak diketahui, sedang gaya-gaya dinyatakan dalam hubungan dari perubahan kedudukan. Dalam analisa matriks dari struktur linear, metode gaya sering kali disebut sebagai metode keluwesan (flexbility method), dan metoda perubahan kedudukan disebut metoda kelakuan (stiffness method).

2.3 estetikaPengertian Umum Estetika dalam ArsitekturSecara umum kita ketahui bahwa arsitektur merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni, dengan didukung pula oleh teori Vitruvius yang menempatkan arsitektur sebagai disiplin ilmu yang memanfaatkan secara bersama rasio/logika dan emosi/perasaan. Pendekatan arsitektur menjadi bersifat multi-disiplin dan beragam antara lain melalui pendekatan seni yang didasari nilai nilai estetis. Dengan menilai arsitektur sebagai seni berarti, teori teori seni atau teori estetika harus pula diterapkan dalam arsitektur. Teori estetika pada dasarnya dapat dibagi tiga, yaitu1. Teori Estetik FormilBanyak berhubungan dengan seni klasik dan pemikiran pemikiran klasik. Teori ini menyatakan bahwa keindahan luar bangunan menyangkut persoalan bentuk dan warna. Teori beranggapan bahwa tindakan merupakan hasil formil dari ketinggian, lebar, ukuran (dimensi) dan warna. Keindahan terdapat dalam bentuk dan disebabkan oleh bentuk serta perasaan yang diakibatkannya. Rasa indah merupakan emosi langsung yang diakibatkan oleh bentuk tanpa memandang konsep konsep lain. Teori ini menuntut konsep ideal yang absolute yang dituju oleh bentuk bentuk indah, mengarah pada mistik. Rahasia keindahan dari kaitan arsitektur dengan matematika dalam hubungan dimensi tinggi, lebar, ketebalan, panjang, dan sebagainya, menghasilkan keindahan bangunan yang dibentuk oleh segitiga, lingkaran, segi lima, modul, golden section, dan sebagainya.

Hotel sunrise kempinski di beijing

Hotel ryugyong di korea utara

2. Teor Estetika Ekspresionis Teori ini beranggapan bahwa karya seni terutama tergantung pada apa yang diekspresikannya. Dalam arsitektur keindahan dihasilkan oleh ekspresi yang paling sempurna antara kekuatan gaya tarik dan kekuatan bahan (material). Adapula yang mendasarkan keindahan seni adalah ekspresi ideal etnik atau doktrin agama. Bahwa keindahan dan kegunaan bangunan timbul dari ekspresi karya dan pemikiran terhadap Tuhan. Timbulnya bangunan gereja gaya gothic karena menganggap gothic adalah gaya Kristen terbaik. Kini anggapan dasar utama keindahan arsitektur adalah ekspresi fungsi atau kegunaan suatu bangunan.

Katedral duomo de sienna di italia

3. Teori Estetika PsikologisMenurut teori ini keindahan mempunyai tiga aspek : Keindahan dalam arsitektur merupakan irama yang sederhana dan mudah. Dalam arsitektur pengamat merasa sirinya mengerjakan apa yang dilakukan bangunan dengan cara sederhan, mudah dan luwes. Artinya keindahan ada dalam penampilan kekuatan suatu bangunan, dalam garis garis horizontal yang tenang, tidak menimbulkan gerak dan kesederhanaan. Keindahan merupakan akibat dari emosi yang hanya dapat diperlihatkan dengan prosedur psikoanalistik. Setiap pengalaman atau pengamatan yang sadar merupakan kejadian yang rumit. Rasa indah bukan merupakan gabungan dari perasaan; daya ingat, impuls pengamat dan sebagainya yang berbeda secara keseluruhan. Keindahan merupakan akibat rasa kepuasan si pengamat sendiri terhadap obyek yang dilihatnya. ketiga teori ini merupakan manifestasi untuk menerangkan keindahan dari macam macam sudut pandang : secara mistik, emosional/ intelektual. Estetika atau keindahan dalam arsitektur muncul melalui ekspresi bangunan, yang didukung oleh penerapan elemen elemen rupa tertentu. PENGERTIAN PERSEPSI SEBAGAI DASAR PEMAHAMAN DALAM ARSITEKTURManusia sadar akan pentinngnya pengaruh elemen elemen yang membentuk lingkungannya. Dalam kenyataannya manusia telah terbiasa oleh penggolongan wujud yang nyata sehingga diharapkan segalanya dilakukan dalam pola yang tidak biasa, akan terjadi rasa tidak seimbang. Rahal inisa tidak seimbang dalam desain mungkin mengejutkan. Biasanya merupakan kegagalan perencana yang telah merusak identitas suatu kebiasaan untuk membenarkan interpretasi desainnya. Dengan membenarkan suatu desain, maka hal hal diluar kebiasaan akan menjadi sahih (valid) bahkan mungkin malah diterima. Proses untuk mendapatkan kebenaran desain bagi seorang perancang adalah penting terutama bila tujuan perancang adalah menghasilkan konsep interpretasi desain baru. Karena tema desain biasanya didasarkan pada indera penglihata yang dibantu oleh indera lainnya, maka perancang harus sadar akan adanya hubungan antara kelima indera tersebut dengan efek persepsi. Persepsi dalam penglihatan umum tidak terjadi seketika. Obyek yang diperlihatkan secara sesaat (sekitar Obyek yang diperlihatkan secara sesaat (sekitar 1/5 detik) tidak akan dikenal. Kecepatan dan kedalaman persepsi tergantung pada sejumlah factor antara lain : Kompleksitas dan perletakan obyek Derajat kontras dan stabilitas antar obyekdan latar belakang Statis dan dinamis Derajat iluminasi Posisi obyek dalam area penglihatanTanggung jawab seorang perancang adalah menciptakan s uatu lingkungan yang dapat diterima secara emosional dan fisik. ESTETIKA BENTUK SEBAGAI DASAR PERANCANGAN ARSITEKTURMenurut H.K. Ishar (1992:75,76), keindahan dalam arsitektur dapat ditinjau sudut pandang yaitu : keindahan bentuk dan keindahan ekspresi. Keduanya merupakan satu kesatuan. 1. Keindahan bentukKeindahan bentuk didasari oleh penerapan prinsip prinsip estetika tertentu dalam desain seperti kesatuan, keseimbangan, tekanan, irama, keselarasan, dan lain lain., juga oleh kepekaan memilih unsur unsur rupa seperti bahan, bentuk, tekstur, dll., yang sesuai dengan pencapaian keindahan bentuk ini didukung pula oleh pemenuhan ospek ospek. Fisik/teknis, yaitu fungsi dan struktur. Uraian bentuk dan elemen elemennya termasuk unsur rupa dan prinsip estetika.2. Keindahan ekspresiKeindahan bentuk dapat menghasilkan keindahan ekspresi. Keindahan ekspresi dapat ditangkap tergantung pada persepsi masing masing pengamat. Untuk memperoleh keindahan ekspresi arsitek diharapkan memiliki kepekaan yang didasari oleh sikap batin dan tujuan yang luhur. Kondisi ideal ini secar teknis antara lain dapat dipenuhi dengan memenuhi terlebih dahulu dengan jujur syarat syarat teknis seperti fungsi dan struktur. Pada akhirnya keindahan ekspresi ini mampu pula menjadi citra arsitektur, yang didukung antara lain oleh karakter bangunan dan gaya arsitektur. Karakter bangunan dapat merupakan suasana, kesan, ekspresi fungsi, ekspresi struktur dan mampu mengekspresikan kegiatan dalam bangunan. Factor factor yang mempengaruhi karakter misalnya: Berdasar ingatan Misalnya bentuk atap kuba dengan penerapan symbol bulan dan bintang pada bangunan mesjid, atap konveks dengan symbol salib pada bangunan gereja

Mesjid istiqlal di jakarta

Reaksi emosi (kesan)Misalnya garis horizontal di alam berkesan terbuka, tenang, berpengaruh pula jika diterapkan dalam desain seperti penekanan garis horizontal pada tampak kursi malas, tempat tidur, dll.

Berdasar penyajian fungsionalMisalnya dengan pemenuhan standar ukuran bentuk dan garis sesuai fungsi. Dari uraian di atas kita ketahui bahwa perkembangan peranan arsitektur menjadi semakin luas dan beragam, meliputi berbagai aspek kehidupan. Hal ini menjadikan tinjauan arsitektur pun menjadi bersifat multi-disiplin. Dasar pemikiran menyeluruh ini telah dikemukakan oleh Vitruvius, yaitu dalam teorinya tentang keberadaan tiga aspek yang menjadi pertimbangan utama dalam perancangan arsitektur, yaitu aspek fungsi, struktur dan estetika. Aspek fungsi meliputi hal hal yang berkait dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas pengguna ruang didalamnya,kemudahan dan kenyamanan pemakaian dan pemeliharaan banguan,yang diperoleh melalui analisa dan perhitungan stendar ukuran tertentu. Aspek fungsi ini pada akhirnya berkait pula dengan aspek estetika yaitu melalui pemenuhan cara psikis seperti penciptaan suasana ruang tertentu dengan tujuan ketentraman, ketenangan, kenyamanan, keamanan dalam berkegiatan. Aspek struktur berkait dengan hal hal yang mendukung beban dan kekokohan bangunan. Bangunan structural adalah bangunan yang kokoh dan secara ekspresif pun tampak kokoh dengan didasari ketepatan perhitungan dan kejujurandalam memberi bentuk. Hal ini juga berkait erat dengan aspek selanjutnya yaitu estetika. Aspek estetika berkait dengan hal-hal yang menibulkan keindaha bentuk dan ekspresif dari bangunan. Dengan pemenuhan ketiga aspek pertimbangan ini diharapkan karya arsitektur mampu mewadahi secara ideal kebutuhan aktivitas manusia didalamnya, bersifat kokoh, kuat, member rasa aman dan nyaman serta merupukan hasil komposisi yang memiliki nilai-nilai keindahan. Aspek fungsi, struktur dan estetika saling berkait, saling menunjang dan merpaka suatu kesatuan yang utuh dan menyeluruh. Uraian tersebut menjelaskan pula bahwa dasar pemikiran dalam perancangan bersifat menyeluruh, dalam arti meliputi pemanfaatan baik logika maupun perasaan atau emosi.

Bab 33.1 kesimpulan pengertian umum bagi arsitektur adalah suatu prinsip arsitektural dimana bentuk suatu bangunan harus diperoleh dari fungsi yang harus dipenuhinya; aspek skematis dan teknis dari meodemisasi arsitektural (rasionalisme) yang pendrian teoritisnya yang lebih luas juga membentukpertanyaan simbolik, filsafat, politik, sosial dan ekonomi Untuk merencanakan suatu struktur banyak pertimbangan yang harus diperhatikan, diantaranya adalah dua pokok utama yang harus terpenuhi: Sruktur harus memenuhi syarat-syarat pekerjaannya dan struktur harus mampuh memikul beban dengan aman. Teori estetika pada dasarnya dibagi menjadi tiga, yaitu:teori estetik formil, ekspresionis, dan psikologis. Keindahan arsitektur dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu:keindahan bentuk dan keindahan ekspresi.keduanya merupakan satu-kesatuan.

3.2 SaranMenyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang karya tulis ilmiah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tertunggak dapat di pertanggungjawabkan.oleh karena saran dan kritik sangat dibutuhkan penulis.