19
 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang System endokrin terdiri atas kelompok organ yang sangat terintegrasi dan tersebar luas dengan tujuan mempertahankan keseimbangan metabolic atau homeostasis, diantara berbagai organ tubuh.Untuk mencapai hal ini, kelenjar endokrin mengeluarkan zat perantara kimiawi atau hormone, yang mengatur aktivitas organ sasaran. Antara lain, Kelenjar hipofifis yaitu sebuah struktur kecil mirip kacang yang terletak di dasar otak di dalam cekungan sela tursika. Struktur ini terkait erat dengan hipotalamus yang berhubungan dengan hipofisis melalui “tangkai”, yang terdiri dari akson yang berjalan dari hipotalamus, dan pleksus vena yang membentuk sirkulasi portal. Bersama dengan hipotalamus, hipofisis berperan sentral dalam pengendalian sebagian besar kelenjar endokrin lain. Sejumlah proses juga mengganggu aktivitas normal system endokrin, sehingga terbentuk ketidaknormalan, atau adanya peny akit yang di sebut dengan Sindroma sella Kosong, kedua masalah tersebut disebabkan oleh adanya gangguan sintesis dan pelepasan hormone. Sehingga butuh penanganan yang tepat, oleh karena itupenulis membuat makalah dengan judul “askep sindroma sella kosong ”. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa Definisi dari sindroma sella kosong ? 2. Apa Klasifikasi darisindroma sella kosong? 3. Apa Etiologi dari sindroma sella kosong? 4. Bagaimanakah Manifestasi Klinis dari sindroma sella kosong? 5. Bagaimana Patofisiologi dari sindroma sella kosong? 6. Apa Pathwaysindroma sella kosong? 7. Bagaimanakah Pemeriksaan Penunjang darisindroma sella kosong?

Kell 8 Shellakosong

Embed Size (px)

DESCRIPTION

oke

Citation preview

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang System endokrin terdiri atas kelompok organ yang sangat terintegrasi dan

    tersebar luas dengan tujuan mempertahankan keseimbangan metabolic atau

    homeostasis, diantara berbagai organ tubuh.Untuk mencapai hal ini,

    kelenjar endokrin mengeluarkan zat perantara kimiawi atau hormone, yang

    mengatur aktivitas organ sasaran. Antara lain, Kelenjar hipofifis yaitu

    sebuah struktur kecil mirip kacang yang terletak di dasar otak di dalam

    cekungan sela tursika.

    Struktur ini terkait erat dengan hipotalamus yang berhubungan dengan

    hipofisis melalui tangkai, yang terdiri dari akson yang berjalan dari

    hipotalamus, dan pleksus vena yang membentuk sirkulasi portal. Bersama

    dengan hipotalamus, hipofisis berperan sentral dalam pengendalian

    sebagian besar kelenjar endokrin lain. Sejumlah proses juga mengganggu

    aktivitas normal system endokrin, sehingga terbentuk ketidaknormalan,

    atau adanya penyakit yang di sebut dengan Sindroma sella Kosong, kedua

    masalah tersebut disebabkan oleh adanya gangguan sintesis dan pelepasan

    hormone. Sehingga butuh penanganan yang tepat, oleh karena itupenulis

    membuat makalah dengan judul askep sindroma sella kosong .

    1.2 Rumusan Masalah 1. Apa Definisi dari sindroma sella kosong ?

    2. Apa Klasifikasi darisindroma sella kosong?

    3. Apa Etiologi dari sindroma sella kosong?

    4. Bagaimanakah Manifestasi Klinis dari sindroma sella kosong?

    5. Bagaimana Patofisiologi dari sindroma sella kosong?

    6. Apa Pathwaysindroma sella kosong?

    7. Bagaimanakah Pemeriksaan Penunjang darisindroma sella kosong?

  • 2

    8. Bagaimanakah Penatalaksanaan Medis padasindroma sella kosong?

    9. Bagaimanakah Konsep Asuhan Keperawatansindroma sella kosong?

    1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum

    Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi

    tugas pembuatan makalah mata kuliah Sistem Endokrin serta

    mempresentasikannya, pada program S1-Keperawatan di STIKES

    Muhammadiyah Lamongan.

    1.3.2 Tujuan Khusus

    Tujuan Khusus penulisan makalah ini adalah :

    1. Untuk mengetahui Definisi dari sindroma sella kosong

    2. Untuk mengetahui Klasifikasi dari sindroma sella kosong

    3. Untuk mengetahui Etiologi dari sindroma sella kosong

    4. Untuk mengetahui Manisfetasi Kliniksdari sindroma sella

    kosong

    5. Untuk mengetahui Patofisiologisindroma sella kosong

    6. Untuk mengetahui Pathway sindroma sella kosong

    7. Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjangdari sindroma sella

    kosong

    8. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Medissindroma sella kosong

    9. Untuk mengetahui Konsep Aasuhan Keperawatan sindroma

    sella kosong

    1.4 Manfaat 1.4.1 Bagi Individu

    Agar lebih memahami seluk beluk penyakit sindroma sella

    kosong serta dapat mengenali tanda tandanya.

    1.4.2 Bagi Masyarakat Umum

    Agar masyarakat awam mengetahui apa yang dimaksud

    dengan.sindroma sella kosong.

  • 3

    1.4.3 Bagi Dunia Pendidikan

    Sebagai referensi bahan ajar dan dapat menambah ilmu

    pengetahuan mengenai penyakit sindroma sella kosong.

  • 4

    BAB II

    KONSEP TEORI

    2.1 Definisi Sindrom sella kosong adalah gangguan langka yang ditandai dengan

    pembesaran atau malformasi struktur di kepala dikenal sebagai sela

    tursika. The sella turcica adalah depresi berbentuk pelana yang terletak di

    tulang di dasar tengkorak (tulang sphenoid), di mana berada kelenjar

    pituitari.

    Kelenjar hipofisa sebagian dikelilingi oleh struktur bertulang yang

    disebut sella tursika. Jika kelenjar hipofisa tidak terlihat pada

    pemeriksaan CT scan atau MRI dari sella tursika, maka keadaan ini

    disebut Sindroma Empty Sella

    Sindrom sella kosong adalah gangguan langka yang ditandai dengan

    pembesaran atau malformasi struktur di kepala dikenal sebagai sela

    tursika.The sella turcica adalah depresi berbentuk pelana yang terletak di

    tulang di dasar tengkorak (tulang sphenoid), di mana berada kelenjar

    pituitari.Dalam sindrom sella kosong, sella turcica cacat sering baik

    sebagian atau seluruhnya berisi cairan serebrospinal.Akibatnya, kelenjar

    pituitari sering dikompresi dan diratakan sehingga sela tursika muncul

    kosong.Kebanyakan individu dengan sindrom sella kosong tidak

    memiliki gejala yang berhubungan.Kadang-kadang, sakit kepala atau

    disfungsi hipofisis dapat terjadi.Sindrom sella kosong dapat terjadi

    sebagai gangguan primer, yang penyebabnya tidak diketahui (idiopathic),

    atau sebagai gangguan sekunder, di mana hal itu terjadi karena kondisi

    yang mendasarinya atau gangguan seperti tumor hipofisis atau trauma di

    wilayah hipofisis.

  • 5

    2.2 Klasifikasi Pada umumnyaSindrom sella kosong dibagi menjadi 2 golongan besar,

    yaitu:

    1. sella kosong primer (yaitu mereka yang penyebab yg tidak dapat di

    identifikasi)

    terjadi jika suatu kelainan anatomis yang kecil diatas kelenjar hipofisa

    menyebabkan bertambahnya tekanan di dalam sella tursika sehingga

    kelenjar hipofisa merapat di sepanjang dinding sella.Seringkali

    ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan radiologis otak.

    Fungsi hipofisa biasanya normal dan tidak terdapat gejala. Pada 10-15%

    penderita, kadarhormon prolaktinsedikit meningkat dan ini bisa

    mempengaruhi fungsi indung telur dan buah zakar yang normal

    2. Sindroma empty sella sekunder

    Jika penyebabnya adalah penyusutan kelenjar hipofisa akibat trauma

    (misalnya pembedahan, cedera kepala, terapi penyinaran),Penderita

    menunjukkan tanda dan gejala akibat hilangnya sebagian atau seluruh

    fungsi kelenjar hipofisa.

    2.3 Etiologi Sindroma sella kosong terjadi karena kelenjar hipofisis telah rusak, karena:

    1. Suatu tumor.

    2. Terapi radiasi.

    3. operasi

    2.4 Manifestasi Klinis 1. Sindroma sella kosong primer

    a. Seringkali tidak ditemukan gejala akibat hilangnya fungsi kelenjar.

    b. Kadang gejala timbul akibat peningkatan kadar hormone prolactin.

    c. Menstruasi yang tidak teratur atau tidak terjadi menstruasi.

    d. Libido yang rendah.

    e. Impotensia (disfungsi ereksi)

  • 6

    2. Sindroma sella sekunder

    a. Letih, lesu.

    b. Tidak tahan terhadap cuaca dingin.

    c. Nafsu makan berkurang.

    d. Penurunan berat badan.

    e. Nyeri perut.

    f. Tekanan darah rendah.

    g. Sakit kepala

    h. Gangguan penglihatan.

    i. Jika sindroma ini terjadi pada masa pertumbuhan, maka tinggi

    badan biasanya pendek (

  • 7

    meningkat. Selain itu, tempat kiasma optic posterior juga dapat

    menghadap permukaan atas dari kelenjar hipofisis dan dengan demikian

    meningkatkan tekanan cairan serebrospinal di atasnya.

    3. Factor hipofisis : setiap penurunan ukuran kelenjar hipofisis intrasella dari

    bertambahnya luas subarachnoid suprasella. Pengurangan tersebut dapat

    terjadi karena :

    a. Fisiologisinvolusi: terjadiseringpada

    wanita.Kehamilanmembawavariasi yang besardalam ukurankelenjar

    hipofisisdan setelah melahirkanadainvolusi. Demikian pula,setelah

    menopausepenguranganvolumehipofisis.Inimenjelaskanperubahanyan

    g sangat jelasdalamperempuan, terutamasetelah usia40tahun.Situasi

    yang samaterjadidalam kasus-kasusutamakegagalan

    organ(tiroid,adrenal,gonad) dimana hipofisis hyperplasia terjadi

    karenahilangnyaumpan balik.Penggantiankekurangan hormone

    menyebabkanpenekananumpan balikdarisekresihormon tropic

    hipofisisdaninvolusidarihipofisishiperplastikkelenjaryang

    mengakibatkansellakosong.

    b. InvolusiPatologis:

    penyusutandarikelenjarhipofisisdapatterjadisetelahpasca

    melahirkanhipofisisnekrosis(sindromSheehan) atauhipofisispada

    pasien denganinfarkdi penyakit jantung, diabetes, peningkatan tekanan

    intrakranial,cedera kepala, meningitis, atausinustrombosis.

    c. Pecahnyakistaintrasellaatauparasellar:Kistadiisi cairandari

    daerahSellabaikdikenaldan dapat menyebabkanvisual ataugejala

    endokrinsertaperubahankonturdarisellatersebut.Pecahnyakistatersebut

    memungkinkan intrasella memperpanjang ruang subarachnoid.

    Namun, pecah sepertimungkinjarang terjadi.

  • 8

    2.6 Pathway

    2.7 Penatalaksanaan 1. Sindroma sella kosong primer tidak ada pengobatan jika fungsi

    hipofisis normal, namun obat-obatan seperti bromokriptin, yang kadar

    prolaktin lebih rendah, mungkin diresepkan jika kadar prolaktin tinggi

    dan mengganggu fungsi ovarium atau testis.

    Primer (berasal dari kelenjar sendiri)

    Sekunder (tumor, radiasi, dan operasi)

    Syndrome sella kosong

    Penyusutan sela tursika Penyusutan kelenjar hipofisis

    Lobus anterior Lobus posterior

    ADH Oksiitosin Somatotropik Gonadotropik

    Hipopituitarisme

    polyuria

    Gangguan volume cairan

    Hormone pertumbuhan

    Tidak adanya seks sekunder

    Gangguan Tumbuh Kembang

    Nyeri

  • 9

    2. Sindroma sella kosong sekunder pengobatan melibatkan penggantian

    hormone yang kurang, harus menjalani terapi sulih hormone

    2.8 Pemeriksaan Penunjang 1. Rotgen

    2. CT Scan

    3. MRI tulang tengkorak, semuannya menunjukkan adannya pembesaran

    sella tursika dan tidak adanya gambaran kelenjar hipofisis.

  • 10

    BAB III

    KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

    3.1 Pengkajian A. Identitas Klien

    Sindroma empty sella paling sering ditemukan pada wanita yang

    mengalami kelebihan berat badan atau menderita tekanan darah tinggi.

    B. Riwayat Kesehatan

    1. Keluhan Utama

    Biasanya pasien datang dengan keluhan pandangan sering kabur.

    2. Riwayat penyakit sekarang

    Biasanya pasien juga sering sakit kepala.

    3. Riwayat penyakit dahulu

    Riwayat penyakit dahulu pada klienpernah mengalami hipertensi.

    4. Riwayat penyakit keluarga

    ada anggota keluarganya yang menderita penyakit hipertensi.

    C. Pemeriksaan Fisik

    1. Keadaan Umum : Klien tampak Lemah

    2. Kesadaran : Compos mentis

    3. Tanda-tanda Vital (TTV)

    TD :Menurun(

  • 11

    c) Mata

    Anemis (-), sklera ikterik (-),pupil terhadap cahaya (+),

    pandangan kabur.

    d) Hidung

    Cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (+).

    e) Telinga

    Serumen (-), bentuk simetris

    f) Mulut

    Bau mulut (-), stomatitis (-), gigilengkap,

    kelainanlidahtidakada.

    g) Payudara

    Bersih dan tidak ada masa

    h) -Dada :

    biasanya bentuk normal, pengembangan dada simetris, dan

    tidak ada retraksi dinding dada

    -Jantung

    Inspeksi : Tampak ictus cordis

    Palpasi :

    Perkusi:Pekak ada pembesaran jantung

    Auskultasi :biasanya tidak ada suara bising atau gallop.

    -Paru-paru

    Inspeksi : Pengembangan paru kanan-kiri simetris

    Palpasi :biasanya tidak ada nyeri tekan

    Perkusi : Sonor seluruh lapang pandang

    Auskultasi : Pernafasan vesikuler

    -Abdomen

    Inspeksi :tidak ada benjolan

    Auskultasi :biasanya bising usus normal

    Palpasi :Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba pembesaran hati

    Perkusi: Tympani

  • 12

    i) Genetalia

    Inspeksi : Tidak ada penyakit kelamin, tidak ada hemoroid

    Palpasi : Tidak ada pembesaran genitalia

    j) Ekstremitas

    Inspeksi :Tidak Ada oedema

    Palpasi : Akral hangat

    D. Pola Kesehatan Fungsional Menurut Gordon

    1. Pola Persepsi dan pemeliharaan kesehatan

    Klienmengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada

    keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan

    kesehatan terdekat.

    2. Pola Nutrisi dan Metabolik

    Sebelum sakit:Klienmakan3xseharidenganporsicukupdanminum

    air putih sekitar1500 cc.

    Selama sakit : Klien tidak nafsu makan disebabkan dipsnea dan

    minum air putih sebanyak sekitar 400-500cc.

    3. Pola Eliminasi

    Sebelum sakit : klienBAK dan BAB normal.

    Selama Sakit :

    Eliminasi Alvi : biasanyapasien tidak mengalami konstipasi

    Eliminasi Urine : biasanya mengalami poliguri, urine >500cc

    4. Pola Aktivitas dan Latihan

    Aktivitas sehari-hari, termasuk kerja, rekreasi, dan acara santai.

    Sebelum Sakit :Klien biasanya berolah raga setiap hari karena

    klien seorang olahragawan.

    Selama Sakit : Klien tidak bisa melakukan aktivitas seperti

    biasanya karena adanya sesak dan nafas pendek.

    5. Pola Istirahat dan tidur

    Sebelum Sakit :Klien tidur malam mulai pukul 21.00 dan bangun

    pukul 04.00 WIB.

  • 13

    Selama Sakit :Klien tidur malam mulai pukul 20.00, kalau malam

    sering terbangun karena adanya poliuri dan bangun pukul 05.30

    WIB.

    6. Pola Persepsi Sensori dan Kognitif

    Persepsi tentang identitas diri, kemampuan, gambaran diri, dan

    harga diri/ nilai diri.

    Sebelum Sakit :Klienbelummengerti tentang keadaanya dan

    merasa harus segera berobat.

    Selama Sakit :Klien sudah mengerti tentang keadaanya dan

    merasa harus segera berobat.

    7. Pola hubungan dengan orang lain

    Sebelum Sakit :Klien bertingkah laku biasa/ normal dengan

    keluarganya.

    Selama Sakit :Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara

    baik tetapi akibat kondisinya pasien malas untuk keluar dan

    memilih untuk istirahat.

    8. Pola reproduksi dan seksual

    Sebelum Sakit :Klien dapat berhubungan seksual.

    Selama Sakit : Klien berjenis kelamin laki laki dan akibat

    penyakitnya klien tidak bisa berhubungan seksual .

    9. Pola diri dan konsep

    Sebelum Sakit : Klien selalu tampak ceria, dapat memenuhi

    kebutuhannya dengan mandiri dan pasien banyak bicara.

    Selama Sakit : Klien ingin cepat sembuh dan tidak ingin

    mengalami penyakit seperti ini lagi.

    10. Pola mekanisme Koping

    Sebelum Sakit : Klien dapat memecahkan semua masalah dengan

    tenang dan merasa nyaman.

    Selama Sakit : Klien apabila merasakan tidak nyaman sekali dan

    memegangi dadanya.

  • 14

    11. Pola nilai kepercayaan / keyakinan

    Sebelum Sakit : Klien selalu melaksanakan ibadah tepat waktu

    Selama Sakit : Klien tetap melaksanakan ibadah dengan keadaan

    terbatas.

    3.2 Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri b.d Tekanan di sella tursika meningkat.

    2. Gangguan kebutuhan cairan b.d Pengeluaran cairan berlebih (urine)

    sekunder dengan otot hipopituarisme.

    3. Gangguan tumbuh kembang b.d Hormone pertumbuhan menurun

    (somatotropik).

    3.3 Perencanaan Keperawatan Nama Pasien : Ruang/kelas :

    Umur : No. Reg :

    No

    Dx

    Tujuan & Kriteria

    Hasil Intervensi Rasional

    1 setelah dilakukan

    tindakan

    keperawatan selama

    1x24 jam nyeri

    dapat berkurang

    dengan

    KH:

    K:

    Klien mampu

    mengidentifikasi

    penyebab dari nyeri

    kepala yang diderita

    A:

    1. Kaji nyeri secara

    komprehensif Lokasi,

    karakteristik, durasi,

    frekuensi, kualitas dan

    faktor presipitasi.

    2. Berikan lingkungan

    yang tenang dan posisi

    yang nyaman.

    3. Observasi TTV

    1. Untuk mengetahui

    skala nyeri.

    2. Meringankan nyeri

    dan memberikan

    rasa nyaman. Posisi

    yang nyaman dapat

    memberikan efek

    maksimal untuk

    relaksasi

    3. Untuk mengetahui

  • 15

    Klien mengatakan

    nayaman setelah

    nyeri kepala

    berkurang

    P:

    Klien mampu

    melakukan teknik

    distraksi dan

    relaksasi dengan

    baik

    P:

    Skala nyeri

    berkurang1-10(3-4)

    4. Ajarkan teknik non

    farmakologis

    (relaksasi, distraksi

    dll) untuk mengatasi

    nyeri.

    5. Kolaborasi : berikan

    obat analgesik sesuai

    dengan indikasi

    keadaan umum

    pasien .

    4. Memberikan rasa

    nyaman pada saat

    nyeri.

    5. Memberikan rasa

    nyaman pada saat

    nyeri.

    2 Setelah dilakukan

    tindakan

    keperawatan selama

    1x24jam diharapkan

    gangguan

    keseimbangan

    teratasi dengan

    KH:

    K:

    Klien mengetahui

    cara mengatasi

    gangguan

    keseimbangan cairan

    A:

    Klien mengatakan

    BAK nya sudah

    seperti

    biasa(Normal)

    1. Observasi perubahan

    TTV secara berkala.

    2. kaji turgor

    kulit,kelembaban

    membran mukosa

    (bibir, lidah).

    3. Ajarkan cara

    mencegah gangguan

    keseimbangan cairan

    1. Peningkatan

    suhu/memanjangny

    a demam

    meningkatkan laju

    metabolik, TD

    ortostatik berubah

    dan peningkatan

    takikardia

    menunjukkan

    kekurangan cairan

    sistemik.

    2. Indikator langsung

    keadekuatan

    volume cairan.

    3. Agar tidak terjadi

    gangguan

    keseimbangan

  • 16

    P:

    Klien dapat

    mengatur jumlah

    minum dalam sehari

    P:

    TTV dalam batas

    normal

    TD:120/80mmHg

    N: 90 x/mnt

    S; 370C

    RR : 20 x/mnt),

    Turgor kulit normal

    (< 2 detik),

    membran mukosa

    bibir basah, mata

    tidak cowong, Urine

    normal

    (1500cc/24jam)

    secara sederhana.

    4. Colaborasi pemberian

    cairan

    parenteral,tranfusi

    sesuai dengan indikasi

    cairan yang lebih

    berat

    4. Menurunkan resiko

    dehidrasi

  • 17

    3 Setelah dilakukan

    tindakan

    keperawatan selama

    6x24 jam

    diharapkan

    gangguan tumbuh

    kembang

    teratasi(berat badan

    klien bertambah)

    dengan

    KH:

    K:

    Klien mengetahui

    cara meningkatkan

    TB dan Bbnya

    A:

    Klien mengatakan

    BB dan TB nya

    meningkat

    P:

    Klien menghabiskan

    seluruh porsi

    makannya

    P:

    BB dan TB naik

    pertumbuhan

    rambut baik dan

    tidak rontok

    1. Observasi perubahan

    TTV secara berkala.

    2. Berikan nutrisi sesuai

    dengan kebutuhan.

    3. Berikan HE kepada

    klien tentang gangguan

    tumbuh kembang.

    4. Kolaborasi dengan ahli

    gizi dantenaga

    kesehatan lain

    1. Untuk mengetahui

    potensi gangguan

    dini.

    2. Memberikan nutrisi

    yang adekuat akan

    memperbaiki status

    gizi klien.

    3. Agar pengetahuan

    klien tentang

    gangguan tumbuh

    kembang

    bertambah dan

    dapat mencegah

    terjadinya

    gangguan secara

    mandiri

    4. Agar terdeteksi

    secara dini apabila

    terjadi gangguan

    tumbuh kembang

  • 18

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Sindroma sella kosong adalah kondisi di mana kelenjar hipofisis menyusut

    atau menjadi rata.Sindroma sella kosong merupakan hasil perluasan

    asimtomatik sella turcica karena cacat dalam diapragma sellae serta herniasi

    meningas subarachnoidea dan cairan cerebrospinalis (LCS) ke dalam sella.Ia

    tersering timbul dalam wanita kegemukan usia separuh baya.Sindroma sella

    kosong diklasifikasikan menjadi 2 yaitu sindroma sella kosong primer dan

    sindroma sella kosong sekunder.Sindroma sella kosong terjadi karena kelenjar

    hipofisis telah rusak, karena suatu tumor,terapi radiasi dan operasi.

    4.2 Saran 1. Bagi Mahasiswa

    Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam

    pembuatan makalah agar dapat mengetahui cara berfikir.

    2. Bagi Pendidikan

    Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih

    baik dalam pembuatan makalah selanjutnya.

    3. Bagi Kesehatan

    Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk

    mahasiswa keperawatan agar lebih mengerti tentang pembuatan askep

    khususnya askep pada pasien sindroma sella kosong.

  • 19

    DAFTAR PUSTAKA

    Carpenito, Lynda Juall. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, ed.10-Jakarta : EGC,

    2006

    Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran

    EGC, Jakarta :1999

    Prince, Sylvia Anderson. Lorraine. M. Wilson . Patofisiologi Konsep Klinik

    Proses-proses Penyakit- Ed.6 .Jakarta : EGC, 2005

    Vinay Kumar, ramzi S cotra. Buku Ajar Patologi, ed.7-Jakarta : EGC, 2007

    BAB I