Kelas Obat antijamur diklasifikasikan oleh struktur atau mekanisme, tidak dengan tempat tindakan, karena beberapa dari mereka dapat digunakan, misalnya, baik topikal atau sistemik tergantung pada infeksi. 1. 1. Obat yang membentuk saluran ion monovalen litik (Polyene makrolid) Amfoterisin B Mekanisme kerja: mengikat sterol hadir dalam membran plasma dan bentuk-bentuk sebuah pori sitotoksik selektif untuk ion monovalen lebih selektif untuk ergosterol = sterol jamur utama spektrum luas dari setiap antijamur Penyerapan: sangat miskin given slowly IV as liposome suspension, or used topically diberikan IV perlahan-lahan sebagai suspensi liposom, atau digunakan secara topikal given orally for GI fungi, but as such is really acting 'topically' diberikan secara oral untuk jamur GI, tetapi sebagai tersebut benar-benar bertindak 'topically' Uses : Uses: initial drug of choice for life-threatening systemic infections awal obat pilihan untuk infeksi sistemik mengancam kehidupan Invasive Aspergillus ; used with itraconazole, followed by voriconazole Serbuan Aspergillus digunakan dengan itrakonazol, diikuti oleh vorikonazol Cryptococcal meningitis; used with flucytosine (alternative: fluconazole) Kriptokokus meningitis; digunakan dengan flucytosine (alternatif: flukonazol) Rapidly developing Histoplasmosis Berkembang pesat histoplasmosis some limited use for cutaneous (dermatophytic) infections beberapa penggunaan yang terbatas untuk kulit (dermatophytic) infeksi (often present in antifungal creams) (Sering hadir dalam krim antijamur) or mucocutaneous infections atau infeksi mukokutan Oral use for GI infections Mulut digunakan untuk infeksi GI Adverse effects : fairly toxic [some binding to mammalian membranes; effects Dampak buruk: racun [cukup beberapa untuk mamalia; membran efek mengikat reduced via use of liposome delivery] dikurangi melalui penggunaan] pengiriman liposom - fever and chills; vomiting; muscle spasms; modest hypotension (nearly 100% - Demam dan menggigil, muntah, kejang otot, hipotensi sederhana (hampir 100% but treatable; small test dose usually given to assess reactions) tapi bisa diobati; dosis tes kecil biasanya diberikan untuk menilai reaksi) - renal impairment (near 80%) - Ginjal penurunan (dekat 80%) - hypokalemia (= reduced serum K) - Hipokalemia (= K serum berkurang) Nystatin Nistatin Mechanism of action : same as for Amphotericin B Mekanisme kerja: sama seperti untuk amfoterisin B Absorption : extremely poor Penyerapan: sangat buruk Uses : much too toxic for systemic (parental) use Uses: terlalu beracun untuk sistemik (orangtua) menggunakan cholesterol kolesterol containing berisi membrane selaput fungus jamur

Page 4 Page 4 → used only topically → digunakan hanya topically

local (dermal), oropharyngeal, GI and vaginal candidiasis only lokal (kulit), orofaringeal, GI dan kandidiasis vagina hanya [other than its nasty, bitter taste, adverse effects are uncommon] [Selain, rasa pahit yang jahat, efek samping yang] jarang 2. 2. Drug that disrupts nucleic acid synthesis ( Antimetabolite) Obat yang mengganggu sintesis asam nukleat (antimetabolit) Flucytosine Flucytosine Mechanism of action : selectively converted by fungi to active metabolites (eg. Mekanisme kerja: selektif dikonversi oleh jamur untuk metabolit aktif (misalnya fluorouracil) inhibits fungal nucleic acid synthesis fluorourasil) menghambat sintesis asam nukleat jamur Absorption : well absorbed; used orally (only) Penyerapan: diserap dengan baik, digunakan secara oral (hanya) Uses : only in combination with Penggunaan: hanya dalam kombinasi dengan → amphotericin B for cryptococcal meningitis → amfoterisin B untuk meningitis kriptokokus → itraconazole for blastomycoses → itrakonazol untuk blastomycoses [high incidence of resistance as well as toxicity reduced via use in drug insiden tinggi [resistensi serta keracunan berkurang melalui penggunaan dalam obat combinations] kombinasi] Adverse effects : (narrow therapeutic window) Dampak buruk: (jendela terapeutik yang sempit) → results from fluorouracil = major metabolite → hasil dari fluorourasil = metabolit utama - inflamed bowel (enterocolitis) - Radang usus (enterokolitis) - bone marrow toxicity - Toksisitas sumsum tulang - possible liver toxicity - Toksisitas hati mungkin 3. 3. Drug that inhibits mitosis by disrupting the cytoskeleton ( Cytoskeleton Agent) Obat yang menghambat mitosis dengan mengganggu sitoskeleton (Sitoskeleton Agen) Griseofulvin Griseofulvin Mechanism of action : proposed to inhibit microtubules Mekanisme kerja: diusulkan untuk menghambat mikrotubulus blocks fungal mitosis, therefore is fungistatic mitosis blok jamur, oleh karena itu fungistatik also binds keratin juga mengikat keratin Absorption : poor - very insoluble Penyerapan: miskin - sangat larut orally administered in a microcrystalline form secara oral dalam bentuk mikrokristalin (improved when taken with fatty foods) (Ditingkatkan ketika diambil dengan makanan berlemak) Uses : Uses: systemic uses for dermatophytosis (eg. skin and, esp. nail infections, though for menggunakan sistemik untuk dermatofitosis (misalnya kulit, esp, kuku. infeksi meskipun untuk the latter terbinafine is preferred), yang terbinafine terakhir ini lebih disukai) requiring extended treatments [after or sometimes with treatment with triazoles] membutuhkan perawatan diperpanjang [setelah atau kadang-kadang dengan pengobatan dengan triazol] [also highly effective against Athlete's foot and ringworm] [Juga sangat efektif terhadap's kaki Atlet dan kurap] Adverse effects : (low incidence) Dampak buruk: (insiden rendah)

- allergic syndrome (like serum sickness: fatigue.. - rare) - Sindrom alergi (seperti penyakit serum: .. kelelahan - jarang) - hepatitis - Hepatitis - drug interaction with warfarin or Phenobarbital (induces P450) - Obat interaksi dengan warfarin atau fenobarbital (mendorong P450)

Page 5 Halaman 5 4. 4. Drugs that inhibit ergosterol systhesis ( Imidazoles) Obat yang menghambat systhesis ergosterol (Imidazoles) Mechanism of action : inhibit fungal ergosterol biosynthesis Mekanisme kerja: menghambat biosintesis ergosterol jamur selective inhibition of fungal cytochrome P selektif penghambatan sitokrom P jamur 450 450 enzyme involved in the conversion enzim yang terlibat dalam konversi of lanosterol to ergosterol dari Lanosterol untuk ergosterol Ketoconazole Ketokonazol (original oral 'azole', not as selective as newer azoles, ie. significant inhibition of ('Lisan azole asli', tidak selektif sebagai azoles yang lebih baru, yaitu. Hambatan yang signifikan mammalian P450 enzymes) P450 mamalia enzim) Absorption : low - improved with food and low gastric pH Penyerapan: rendah - ditingkatkan dengan makanan dan pH lambung yang rendah used orally, but has very slow onset; poor CSF and urinary tract penetration digunakan secara lisan, namun sangat lambat awal; CSF miskin dan penetrasi saluran kemih Uses : Uses: mucocutaneous candidiasis mukokutan Kandidiasis coccidioidomycosis (non-meningeal) coccidioidomycosis (non-meningeal) in shampoos for seborrheic dermatitis di shampoo untuk dermatitis seboroik (largely supplanted by more expensive itraconazole or fluconazole) (Sebagian besar digantikan oleh itrakonazol lebih mahal atau flukonazol) Adverse effects : (narrow therapeutic window) highly dose-dependent Dampak buruk: (jendela terapeutik yang sempit) sangat tergantung pada dosis - nausea and vomiting - Mual dan muntah - endocrine : interferes with adrenal and gonadal steroid synthesis* - Endokrin: mengganggu sintesis steroid gonad dan adrenal * - hepatotoxicity (rare but can prove fatal) - Hepatotoksisitas (jarang tetapi dapat membuktikan fatal) - drug interactions - Interaksi obat →*action on human cytochrome P → * tindakan manusia sitokrom P 450 450 (eg. ↑ warfarin; ↑ cyclosporine; and vice (Misalnya warfarin ↑, ↑ siklosporin, dan wakil versa) versa) → decreased absorption of ketoconazole when administered with rifampin, H → penurunan penyerapan ketokonazol bila diberikan dengan rifampisin, H 2 2 antagonists or antacids antagonis atau antasid Miconazole and Clotrimazole Miconazole dan Clotrimazole Absorption : extremely poor - both used topically: creams and, in the case Penyerapan: sangat miskin - keduanya digunakan secara topikal: krim dan, dalam kasus of clotrimazole, oral troches (=lozenges) dari clotrimazole, oral troches (= belah ketupat)

Uses : wide-spread, over-the-counter use as topical antifungals Kegunaan: luas,-the-counter menggunakan alih sebagai antijamur topikal vulvovaginal candidiasis vulvovaginal Kandidiasis dermatophytic infections (eg. tineas corporis ) dermatophytic infeksi (misalnya tineas corporis) oropharyngeal infection (candidiasis; alternatives to nystatin) orofaringeal infeksi (kandidiasis; alternatif untuk nistatin) 5. 5. Better drugs for inhibiting ergosterol synthesis ( Triazoles) Lebih baik obat untuk menghambat sintesis ergosterol (triazol) Mechanism of action : inhibit fungal ergosterol biosynthesis Mekanisme kerja: menghambat biosintesis ergosterol jamur

Page 6 Page 6 Itraconazole *** Itrakonazol *** Absorption : OK, low bioavailability (no CSF penetration) Penyerapan: OK, ketersediaan hayati yang rendah (tidak ada penetrasi CSF) - improved with food and low gastric pH - Perbaikan dengan makanan dan pH lambung yang rendah Uses : most potent of the azoles for systemic infections Uses: paling potensial dari infeksi sistemik azoles untuk drug of choice for persistent dermatophytic infections obat pilihan untuk infeksi persisten dermatophytic effective against all types of Aspergillus infection efektif terhadap semua jenis infeksi Aspergillus preferred agent for endemic mycoses (eg. Histoplasma ) pilihan agen untuk mycoses endemik (misalnya Histoplasma) Adverse effects : Dampak buruk: - drug interactions (esp. non-sedating antihistamines) - Obat interaksi (esp.-menenangkan antihistamin non) (no effect on steroid biosynthesis; variable effect on mammalian P (Tidak berpengaruh pada biosintesis steroid; pengaruh variabel pada P mamalia 450 450 system, less sistem, kurang than with ketoconazole but still of potential concern) dibandingkan dengan ketokonazol tetapi masih berpotensi untuk diperhatikan) Fluconazole Flukonazol Absorption : good; used orally and IV (excellent CSF penetration ) Penyerapan: baik; digunakan secara lisan dan IV (luar biasa CSF penetrasi) Uses : Uses: agent of choice for cryptococcal meningitis (unless life-threatening: use AmpB) agen pilihan untuk meningitis kriptokokus (kecuali mengancam jiwa: menggunakan AmpB) mucocutaneous candidiasis mukokutan Kandidiasis prophylactically for bone marrow transplants and AIDS patients profilaksis untuk transplantasi sumsum tulang dan pasien AIDS (one of the most widely used antifungal drugs) (Salah satu obat antijamur digunakan secara luas yang paling) Adverse effects : (widest therapeutic window) few and mild Dampak buruk: (jendela terapi luas) sedikit dan ringan

concern for all azoles: newly observed emergence of resistant strains in AIDS perhatian untuk semua azoles: baru diamati munculnya strain resisten dalam AIDS [resistance to azoles is otherwise fairly rare] [Perlawanan terhadap azoles adalah dinyatakan cukup langka] Voriconazole (most recently approved (2002) azole, derived from Vorikonazol (paling baru-baru ini disetujui (2002) azole, berasal dari fluconazole) flukonazol) Absorption : good; used orally and IV (good CSF penetration, however*) Penyerapan: baik; digunakan secara lisan dan (CSF penetrasi yang baik, namun * IV) Uses : Uses: agent of choice for invasive Aspergillus agen invasif pilihan untuk Aspergillus active against Candida (even those resistant to fluconazole), Cryptococcus and aktif terhadap Candida (bahkan mereka resisten terhadap flukonazol), Cryptococcus dan endemic mycoses, but ineffective against mucormycosis (soil saprophytes) mycoses endemik, tetapi tidak efektif terhadap mucormycosis (saprophytes tanah) Adverse effects : sporadic visual disturbances* (30%); hepatotoxicity (2-3%); Dampak buruk: sporadis visual * gangguan (30%); hepatotoksisitas (2-3%); inhibits P P menghambat 450 450 6. 6. Drugs that inhibit squalene oxidase, increasing the presence of toxic Obat yang menghambat oksidase squalene, meningkatkan kehadiran beracun squalene and inhibiting ergosterol synthesis ( Allylamines) squalene dan menghambat sintesis ergosterol (Allylamines) Naftifine and Terbinafine Naftifine dan Terbinafine

Page 7 Page 7 Mechanism of action : inhibits fungal squalene metabolism Mekanisme kerja: menghambat metabolisme jamur squalene increased levels of squalene are toxic to fungi; also reduces ergosterol peningkatan kadar squalene yang beracun untuk jamur, juga mengurangi ergosterol Uses : effective for most cutaneous mycoses either topically (eg. tinea corporis Uses: efektif untuk mycoses kutan yang paling baik topikal (misalnya tinea corporis and tinea cruris ) or, in the case of terbinafine, orally for nail infections (90% dan tinea cruris) atau, dalam kasus terbinafine, oral untuk infeksi kuku (90% cure rate, without side effects) Tingkat menyembuhkan, tanpa efek samping) [not effective against Candida ] [Tidak efektif terhadap Candida] 7. 7. Drug that inhibit cell wall formation ( Echinocandin) Obat yang menghambat pembentukan dinding sel (Echinocandin) Caspofungin Caspofungin Mechanism of action : inhibits beta (1,3)-D-glucan synthesis, blocking cell wall Mekanisme kerja: menghambat beta (1,3)-D-glukan sintesis, memblokir dinding sel synthesis sintesis Absorption : poor; highly protein; administered IV Penyerapan: miskin; tinggi protein; diberikan IV Uses : active against a number of fungi, but particularly effective against Uses: aktif terhadap sejumlah jamur, tetapi terutama efektif terhadap invasive candidiasis and aspergillosis (promising new alternative to kandidiasis invasif dan aspergillosis (menjanjikan alternatif baru bagi

amphotericin) via once daily IV administration; no activity against cryptococcus amfoterisin) melalui administrasi IV sekali sehari, tidak ada aktivitas melawan kriptokokus Adverse effects : fever, nausea, vomiting, flushing; some irritation at inj site; Dampak buruk: demam, mual, muntah, pembilasan; beberapa iritasi pada situs inj; small kecil elevation of liver enzymes ketinggian enzim hati [A number of other drugs are used over-the-counter, such as tolnaftate and undecylenic acid, the [Sejumlah obat lain yang digunakan over-the-counter, seperti tolnaftate dan undecylenic asam, latter being a rather weak, fungistatic agent.] terakhir menjadi, fungistatik agen agak lemah.]

Page 8 Page 8 Cell Wall Dinding sel Cell Wall: - - Caspofungin inhibits Caspofungin menghambat beta (1,3)-D-glucan synthesis beta (1,3)-D-glucan sintesis

Cell Membrane: Membran sel: -polyenes bind ergosterol -Poliena mengikat ergosterol -imidazoles and triazoles inhibit -Imidazoles dan menghambat triazol ergosterol synthesis sintesis ergosterol -allylamines inhibit squalene -Allylamines menghambat squalene oxidase ( squalene=toxic) oksidase (squalene = racun) Nucleus: Inti: -griseofulvin inhibits mitosis -Griseofulvin menghambat mitosis -flucytosine inhibits DNA & -Flucytosine menghambat DNA & RNA synthesis Sintesis RNA