Upload
febyana-dwi
View
189
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
menjelaskan definisi , etiologi dll serta obat obat Parkinson dan juga asuhan keperawatannya
Citation preview
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
1/26
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangPenyakit Parkinson (paralisis agitans) atau sindrom Parkinson (Parkinsonismus)
merupakan suatu penyakit /syndrome karena gangguan pada ganglia basalis akibat
penuruna atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus
palidus/neostriatum(striatal dopamine deficiency). Penyakit Parkinson di jumpai disegala
bangsa, dan satu sampai lima diantara seribu penduduk menderita penyakit ini.
Kebanyakan penderita penyakit ini pada usia 40-60 tahun, dengan perbandingan laki-laki
dan wanita 5:4. Factor genetic mungkin mempunyai peranan penting pada beberapa
keluarga, khususnya bila terdapat pada usia di bawah 40 tahun (Parkinsonismus
juvenilis). Secara keseluruhan, pengaruh usia pada umumnya mencapai 1 % di seluruh
dunia dan 1,6 % di Eropa, meningkatdari 0,6 % pada usia 60 64 tahun sampai 3,5 %
pada usia 8589 tahun
Meskipun telah dikemukakan sejak tahun 1817 oleh james Parkinson dalam
tulisannya yang berupa buku kecil berjudul An Essay on the Shaking Palsy, namun
penelitian mengenai penyakit ini terus berlangsung sampai saat ini. James Parkinson
sendiri menggunakan istilah paralisis agitans atau shaking palsy, dan baru pada tahun
1887 dinamakan penyakit Parkinson oleh Jean Marthin Charcot.
Pada tahun 1921, Charles Foix berhasil mengungkapkan secara tepat kelainan
dibatang otak, yaitu disubtansi nigra mecencefalon sebagai substrat penyakit Parkinson.
Pemeriksaan makroskopik memperlihatkan daerah yang pucat (depigmentasi) pada parks
kompakta substansi nigra yang dengan jelas menunjukkan lenyap atau berkurangnya
jumlah sel-sel neuromelanin yang menghasilkan dopamine pada penyakit Parkinson.
Sedangkan pada pemeriksaan mikroskopik terlihat adanya badan-badan Lewy yang
merupakan inclusion body dan mendesak granula-granula neuromelanin yang tersisa ke
tepi.
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
2/26
2
Pada tahun 1955, Pletscher dan Brodie memberitakan hasil penyelidikan mereka
mengenai efek reserpin yang dapat menimbulkan gejala penyakit Parkinson pada
binatang percobaan. Ternyata gejala yang sama juga ditemukan pada pasien psikosis yang
mendapatkan obat-obat fenotiazin (sekat dopamine). Sejak saat itu kemudian dikenal
dengan sindrom Parkinson iatrogenic. Penyakit Parkinson dimulai secara samar-samar
dan berkembang secara perlahan. Pada banyak penderita, pada mulanya Penyakit
Parkinson muncul sebagai tremor (gemetar) tangan ketika sedang beristirahat, tremor
akan berkurang jika tangan digerakkan secara sengaja dan menghilang selama tidur.Stres
emosional atau kelelahan bisa memperberat tremor. Pada awalnya tremor terjadi pada
satu tangan, akhirnya akan mengenai tangan lainnya, lengan dan tungkai.
Tanda-tanda khas yang ditemukan pada penderita diantaranya resting, tremor,
rigiditas, bradikinesia, dan instabilitas postural. Tanda-tanda motorik tersebut merupakan
akibat dari degenerasi neuron dopaminergik pada system nigrostriatal. Namun, derajat
keparahan defisit motorik tersebut beragam. Tanda-tanda motorik pasien sering disertai
depresi, disfungsi kognitif, gangguan tidur, dan disfungsi autonomi.
1.2 Rumusan Masalah1. Jelaskan definisi dari Parkinson ?2. Jelaskan etiologi Parkinson ?3. Jelaskan patofisiologi Parkinson ?4. Jelaskan manifestasi klinis Parkinson ?5. Jelaskan prognosa Parkinson ?6. Jelaskan obat-obat Parkinson ?7. Jelaskan bagaimana asuhan keperawatan yang harus diterapkan pada penyakit
Parkinson ?
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
3/26
3
1.3 Tujuan1.3.1 Tujuan Khusus :
1. Menjelaskan definisi dari Parkinson2. Menjelaskan etiologi Parkinson3. Menjelaskan patofisiologi Parkinson4. Menjelaskan manifestasi klinis Parkinson5. Menjelaskan prognosa Parkinson6. Menjelaskan tentang obat-obat Parkinson7. Menjelaskan bagaimana asuhan keperawatan yang harus diterapkan pada
penyakit Parkinson
1.3.2 Tujuan Umum :Menyelesaikan tugas makalah ilmu dasar keperawatan II mengenai obat-obat
Parkinson.
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
4/26
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Parkinson
2.1.1 Pengertian Parkinson
Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif terbanyak kedua
setelah demensia Alzheimer.Penyakit ini memiliki dimensi gejala yang sangat luas sehingga baik
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kualitas hidup penderita maupun keluarga.
Penyakit ini dapat menyebabkan pasien mengalami ganguan pergerakan. Tanda-tanda khas yang
ditemukan pada penderita diantaranya resting tremor, rigiditas, bradikinesia, dan instabilitas
postural. Tanda-tanda motorik tersebut merupakan akibat dari degenerasi neuron dopaminergik
pada system nigrostriatal. Namun, derajat keparahan defisit motorik tersebut beragam. Tanda-
tanda motorik pasien sering disertai depresi, disfungsi kognitif, gangguan tidur, dan disfungsi
autonom. Penyakit ini menyebabkan penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakan-gerakan
yang tidak disadarinya. (Nakamura, 2008)
Penyakit Parkinson atau sindrom Parkinson (Parkinsonismus) merupakan suatu penyakit
neurodegenerative / sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak
adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus/ neostriatum (striatal
dopamine deficiency). (Andi M,2003 )
Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang berkaitan erat
dengan usia. Penyakit ini mempunyai karakteristik terjadinya degenerasi dari neuron
dopaminergik pars substansia nigra pars kompakta, ditambah dengan adanya inklusi intraplasma
yang terdiri dari protein yang disebut dengan Lewy Bodies. Neurodegeneratif pada Parkinson
juga terjadi pada daerah otak lain termasuk lokus ceruleus, raphe nuklei, nukleus basalis
Meynert, hipothalamus, korteks cerebri, motor nukleus dari saraf kranial, sistem saraf otonom. (
Jankovic, 2002 )
Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara pria dan wanita
seimbang. 5-10 % orang yang terjangkit penyakit Parkinson, gejala awalnya muncul sebelum
usia 40 tahun, tapi rata-rata menyerang penderita pada usia 65 tahun. Secara keseluruhan,
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
5/26
5
pengaruh usia pada umumnya mencapai 1 % di seluruh dunia dan 1,6 % di Eropa, meningkat
dari 0,6 % pada usia 60-64 tahun sampai 3,5 % pada usia 85-89 tahun. (Clarke CE, 2008)
2.1.2 Insidensi
Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara pria dan wanita
seimbang. 5 10 % orang yang terjangkit penyakit parkinson, gejala awalnya muncul sebelum
usia 40 tahun, tapi rata-rata menyerang penderita pada usia 65 tahun. Secara keseluruhan,
pengaruh usia pada umumnya mencapai 1 % di seluruh dunia dan 1,6 % di Eropa, meningkat
dari 0,6 % pada usia 6064 tahun sampai 3,5 % pada usia 8589 tahun.
Di Amerika Serikat, ada sekitar 500.000 penderita parkinson. Di Indonesia sendiri,
dengan jumlah penduduk 210 juta orang, diperkirakan ada sekitar 200.000-400.000 penderita.
Rata-rata usia penderita di atas 50 tahun dengan rentang usia-sesuai dengan penelitian yang
dilakukan di beberapa rumah sakit di Sumatera dan Jawa- 18 hingga 85 tahun. Statistik
menunjukkan, baik di luar negeri maupun di dalam negeri, lelaki lebih banyak terkena dibanding
perempuan (3:2) dengan alasan yang belum diketahui.
2.1.3 Etiologi
Pada umumnya, etiologi penyakit Parkinson ini tidak diketahui(idiopatis). Penyakit inimempunyai kaitan dengan penurunan aktivitas inhibitor neuron dopaminergik dalam subtansia
nigra dan korpus striatum (bagian dari system ganglia basalis otak yang berfungsi mengatur
gerakan).
Berdasarkan etiologinya, dikenal beberapa jenis penyakit Parkinson, yaitu
1. Parkinsonisme IdiopatikSecara patologis ditemukan degenerasi di subtansia nigra dan di lintasan
dopaminergik nigro-striatal (disubtantianigra ke nucleus kaudatus dan putamen).Deplesi dopamine di striatum menyebabkan aktivitas kolinergik yang berlebihan, dan
dapat mengontribusikan gejala Parkinson (khusus tremor).
2. Parkinsonisme akibat obatToksisitas (ESO) obat-obat tertentu dapat menimbulkan gejala Parkinsonisme, antara
lain adalah
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
6/26
6
a. Butirofenon, danb. Fenotiazin (suatu trankuilizer).Kedua obat tersebut kemungkinan bekerja dengan menghambat reseptor dopamin.
c. ReserpinReserpin juga merupakan perangsang yang sangat efektif untuk timbulnya gejala
parkinsonisme, terutama pada penggunaan dalam dosis tinggi. Hal ini
kemungkinan karena reserpin menyebabkan pengosongan simpanan transmiter
dopamine. Toksisitas ini bersifat sementara yang dapat hilang dengan
menurunkan dosis atau menghentikan obat penyebab.
d. MPTP (1-metil-4-fenil-1,2,5,6-tetrahydropyridin)e. Adalah senyawa yang menyebabkan parkinsonisme menetap dan kadang-kadang
fatal karena MPTP ini mendestruksi neuron dopaminergik pada system
ekstrapiramidal.
f. Lain-lain : neuroleptik, karbon monoksida, dan keracunan mangan juga dapatmenimbulkan gejala parkinsonisme
3. Parkinsonisme pascaensefalitis4. Parkinsonisme pascaastrok
Selain itu penyakit Parkinson juga sering dihubungkan dengan kelainan neurotransmitterdi otak dan faktor-faktor lainnya seperti :
1. Defisiensi dopamine dalam subtansia nigra di otak memberikan respons gejalapenyakit Parkinson;
2. Etiologi yang mendasarinya mungkin berhubungan dengan virus, genetic, toksisitas,atau penyebab lain yang tidak diketahui.
2.1.4 PatofisiologiSecara patofisiologik diketahui bahwa pada penyakit Parkinson terjadi gangguan
keseimbangan antara komponen kolinergik yang merangsang dan komponen
dopaminergik yang menghambat. Gangguan keseimbangan kea rah dominasi komponen
kolinergik yang akan menimbulkan sindrom parkinsonisme.
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
7/26
7
Pada penyakit Parkinson terdapat kerusakan pada traktus nigro-striatum yang
bersifat dopaminergik sehingga terjadi suatu penurunan kadar dopamine dalam ganglia
basalis (sehingga penyakit Parkinson ini dinamakan juga sebagai striatal dopamine
deficiency syndrome), diduga sebagai penyebab terjadinya rigiditas, bradikinesia atau
akinesia (perlambatan atau hilangnya gerakan), dan tremor yang merupakan gambaran
utama penyakit tersebut.
Obat-obat seperti klorpromazin dan derivate fenotiazin lain, serta reserpin
menyebabkan deplesi amin-biogenik (antara lain deplesi dopamine [DA] di striatum serta
blockade reseptor dopaminergik).
Hipotesis lain menyatakan bahwa radikal bebas diduga mendasari penyakit
degenerative, termasuk penyakit Parkinson. Hal ini disokong oleh ditemukannya
penimbunan Fe di subtansia nigra. Fe meningkatkan produksi radikal hidroksil.
Terdapat fakta bahwa parkinsonisme adalah suatu penyakit yang menahun dan
progresif yang biasanya memerlukan terapi kombinasi obat.
2.1.5 Manifestasi KlinisMeskipun gejala yang disampaikan di bawah ini bukan hanya milik penderita parkinson,
umumnya penderita parkinson mengalami hal itu.
1.Gejala Motorik
a.Tremor/bergetar
Gejala penyakit parkinson sering luput dari pandangan awam, dan
dianggap sebagai suatu hal yang lumrah terjadi pada orang tua. Salah satu ciri
khas dari penyakit parkinson adalah tangan tremor (bergetar) jika sedang
beristirahat. Namun, jika orang itu diminta melakukan sesuatu, getaran tersebut
tidak terlihat lagi. Itu yang disebut resting tremor, yang hilang juga sewaktu tidur.
Tremor terdapat pada jari tangan, tremor kasar pada sendimetakarpofalangis, kadang-kadang tremor seperti menghitung uang logam atau
memulung-mulung (pil rolling). Pada sendi tangan fleksi-ekstensi atau pronasi-
supinasi pada kaki fleksi-ekstensi, kepala fleksi-ekstensi atau menggeleng, mulut
membuka menutup, lidah terjulur-tertarik. Tremor ini menghilang waktu istirahat
dan menghebat waktu emosi terangsang (resting/ alternating tremor).
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
8/26
8
Tremor tidak hanya terjadi pada tangan atau kaki, tetapi bisa juga terjadi
pada kelopak mata dan bola mata, bibir, lidah dan jari tangan (seperti orang
menghitung uang). Semua itu terjadi pada saat istirahat/tanpa sadar. Bahkan,
kepala penderita bisa bergoyang-goyang jika tidak sedang melakukan aktivitas
(tanpa sadar). Artinya, jika disadari, tremortersebut bisa berhenti. Pada awalnya
tremor hanya terjadi pada satu sisi, namun semakin berat penyakit, tremor bisa
terjadi pada kedua belah sisi.
b.Rigiditas/kekakuan
Tanda yang lain adalah kekakuan (rigiditas). Jika kepalan tangan yang
tremor tersebut digerakkan (oleh orang lain) secara perlahan ke atas bertumpu
pada pergelangan tangan, terasa ada tahanan seperti melewati suatu roda yang
bergigi sehingga gerakannya menjadi terpatah-patah/putus-putus. Selain di tangan
maupun di kaki, kekakuan itu bisa juga terjadi di leher. Akibat kekakuan itu,
gerakannya menjadi tidak halus lagi seperti break-dance. Gerakan yang kaku
membuat penderita akan berjalan dengan postur yang membungkuk. Untuk
mempertahankan pusat gravitasinya agar tidak jatuh, langkahnya menjadi cepat
tetapi pendek-pendek.
Adanya hipertoni pada otot fleksor ekstensor dan hipertoni seluruhgerakan, hal ini oleh karena meningkatnya aktifitas motorneuron alfa, adanya
fenomena roda bergigi (cogwheel phenomenon).
c.Akinesia/Bradikinesia
Kedua gejala di atas biasanya masih kurang mendapat perhatian sehingga
tanda akinesia/bradikinesia muncul. Gerakan penderita menjadi serba lambat.
Dalam pekerjaan sehari-hari pun bisa terlihat pada tulisan/tanda tangan yang
semakin mengecil, sulit mengenakan baju, langkah menjadi pendek dan diseret.
Kesadaran masih tetap baik sehingga penderita bisa menjadi tertekan (stres)
karena penyakit itu. Wajah menjadi tanpa ekspresi. Kedipan dan lirikan mata
berkurang, suara menjadi kecil, refleks menelan berkurang, sehingga sering keluar
air liur.
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
9/26
9
Gerakan volunter menjadi lambat sehingga berkurangnya gerak asosiatif,
misalnya sulit untuk bangun dari kursi, sulit memulai berjalan, lambat mengambil
suatu obyek, bila berbicara gerak lidah dan bibir menjadi lambat. Bradikinesia
mengakibatkan berkurangnya ekspresi muka serta mimik dan gerakan spontan
yang berkurang, misalnya wajah seperti topeng, kedipan mata berkurang,
berkurangnya gerak menelan ludah sehingga ludah suka keluar dari mulut.
d.Tiba-tiba Berhenti atau Ragu-ragu untuk Melangkah
Gejala lain adalah freezing, yaitu berhenti di tempat saat mau mulai
melangkah, sedang berjalan, atau berputar balik; dan start hesitation, yaitu ragu-
ragu untuk mulai melangkah. Bisa juga terjadi sering kencing, dan sembelit.
Penderita menjadi lambat berpikir dan depresi. 13Bradikinesia mengakibatkan
kurangnya ekspresi muka serta mimic muka. Disamping itu, kulit muka seperti
berminyak dan ludah suka keluar dari mulut karena berkurangnya gerak menelan
ludah.
e.Mikrografia
Tulisan tangan secara gradual menjadi kecil dan rapat, pada beberapa
kasus hal ini merupakan gejala dini.
f.Langkah dan gaya jalan (sikap Parkinson)
Berjalan dengan langkah kecil menggeser dan makin menjadi cepat
(marche a petit pas), stadium lanjut kepala difleksikan ke dada, bahu
membengkok ke depan, punggung melengkung bila berjalan.
g.Bicara monoton
Hal ini karena bradikinesia dan rigiditas otot pernapasan, pita suara, otot
laring, sehingga bila berbicara atau mengucapkan kata-kata yang monoton dengan
volume suara halus ( suara bisikan ) yang lambat.
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
10/26
10
h.Dimensia
Adanya perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya dengan
deficit kognitif.
i.Gangguan behavioral
Lambat-laun menjadi dependen ( tergantung kepada orang lain ), mudah
takut, sikap kurang tegas, depresi. Cara berpikir dan respon terhadap pertanyaan
lambat (bradifrenia) biasanya masih dapat memberikan jawaban yang betul, asal
diberi waktu yang cukup.
j.Gejala Lain
Kedua mata berkedip-kedip dengan gencar pada pengetukan diatas
pangkal hidungnya (tandaMyersonpositif)
2.Gejala non motorik
a.Disfungsi otonom
-Keringat berlebihan, air ludah berlebihan, gangguan sfingter terutama inkontinensia
dan hipotensi ortostatik.
-Kulit berminyak dan infeksi kulit seborrheic-Pengeluaran urin yang banyak
-Gangguan seksual yang berubah fungsi, ditandai dengan melemahnya hasrat
seksual, perilaku, orgasme.
b.Gangguan suasana hati, penderita sering mengalami depresi
c.Ganguan kognitif, menanggapi rangsangan lambat
d.Gangguan tidur, penderita mengalami kesulitan tidur (insomnia)
e.Gangguan sensasi,
- kepekaan kontras visuil lemah, pemikiran mengenai ruang, pembedaan warna,
- penderita sering mengalami pingsan, umumnya disebabkan oleh hypotension
orthostatic, suatu kegagalan sistemsaraf otonom untuk melakukan penyesuaian
tekanan darah sebagai jawaban atas perubahan posisi badan
- berkurangnya atau hilangnya kepekaan indra perasa bau ( microsmia atau anosmia)
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
11/26
11
2.1.6 Penatalaksanaan MedisPenatalaksanaan medis dapat dilakukan dengan medikamentosa seperti sebagai berikut.
1. Antikolinergik untuk mengurangi transmisi kolinergik yang berlebihan ketikakekurangan dopamine.
2. Amantidin (Simetrel) yang dapat meningakatkan pecahan dopamine di dalam otak.3. Levodopa, merupakan perkusor dopamine, dikombinasi dengan karbidopa, inhibitor
dekarboksilat, untuk membantu pengurangan L-dopa di dalam darah dan
memperbaiki otak.
4. Bromokriptin (Parlodel), agonis dopamine yang mengaktifkan respons dopamin didalam otak.
5. Menggunakan monoamine oksidase inhibitor (MAOI) seperti deprenil (Eldepryl)untuk menunda serangan ketidakmampuan dan kebutuhan terapi levodopa.
2.1.7 PrognosaObat-obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala-gejala parkinson, sedangkan
perjalanan penyakit itu belum bisa dihentikan sampai saat ini. Sekali terkena parkinson, maka
penyakit ini akan menemani sepanjang hidupnya.Tanpa perawatan, gangguan yang terjadi mengalami progress hingga terjadi total
disabilitas, sering disertai dengan ketidakmampuan fungsi otak general, dan dapat menyebabkan
kematian.
Dengan perawatan, gangguan pada setiap pasien berbeda-berbeda. Kebanyakan pasien
berespon terhadap medikasi. Perluasan gejala berkurang, dan lamanya gejala terkontrol sangat
bervariasi. Efek samping pengobatan terkadang dapat sangat parah.
PD sendiri tidak dianggap sebagai penyakit yang fatal, tetapi berkembang sejalan dengan
waktu. Rata-rata harapan hidup pada pasien PD pada umumnya lebih rendah dibandingkan yang
tidak menderita PD. Pada tahap akhir, PD dapat menyebabkan komplikasi seperti tersedak,
pneumoni, dan memburuk yang dapat menyebabkan kematian.
Progresifitas gejala pada PD dapat berlangsung 20 tahun atau lebih. Namun demikian
pada beberapa orang dapat lebih singkat. Tidak ada cara yang tepat untuk memprediksikan
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
12/26
12
lamanya penyakit ini pada masing-masing individu. Dengan treatment yang tepat, kebanyakn
pasien PD dapat hidup produktif beberapa tahun setelah diagnosis.
2.2 Terapi Penyakit Parkinson2.2.1 Prinsip Terapi yang Harus Diperhatikan
Hambatan neurotransmisi kolinergik dengan obat antikolinergik sentral seperti:Biperiden (akineton), triheksifenidil (artane), bornaprin (sormodren),
metiksen (tremarit)
Peningkatan kadar dopamine di dalam system nigrostriatum- Sediaan Levodopa- Selegilin (penghambat monoaminoksidase )- Agonis dopamine- Pemhambat COMT
2.2.2 Konsep Terapi AwalMulai dengan 50mg Levodopa pada pagi hari, dinaikkan 50mg setiap 3 hari
sampai 3 x 100-200 mg/hari. Kemudian, ditambah dengan suatu agonis dopamine.
2.2.3 Alternative bagi penderita: mula-mula monoterapi dengan agonis Dopamin; penambahan
Levodopa selambat mungkin atau bila pengendalian simtom tidak cukup tercapai.
>70 tahun -> mula-mula monoterapi dengan Levodopa, kemudian jika perlu
ditambah Selegilin dan/atau agonis Dopamin dan/atau penghambat COMT. Awas:
antikolinergik -> bertambahnya demensia
Semua obat Parkinson dapat menimbulkan psikosis eksogen yang diinduksi
oleh obat -> selama diperlukan dapat dilakukan pengurangan dosis (pertama-tama
antikolinergik, antagonis NMDA dan selegilin, setelah itu agonis Dopamin dan
Levodopa). Jika pengurangan dosis tidak mungkin atau tidak berhasil baik: coba
dengan neuroleptik atipikal tanpa efek dopaminergik -> Klozapin (leponex) atau
Olanzapin (ZYPREXA). Pada gangguan tidur atau kegelisahan diatasi dengan
Melperon (eunerpan) atau Tioridazin (melleril)
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
13/26
13
2.2 Obatobat Parkinson2.2.1 Obat Dopaminergik
Levodopa = Benserazid (madopar)
Levodopa = Karbidopa (NACOM)
Levodopa tunggal sekarang tidak lagi digunakan dalam terapi, karena zat
ini mengalami metabolism First Pass di Perifer menjadi Dopamin.Namun,
Dopamin tidak dapat menembus sawar darah otak.Benzerasid dan Karbidopa
merupakan penghambat dopadekarboksiase ada perifer, yang mencegah
penguraian di perifer (misalya di mukosa lambung-usus, hati, dan ginjal) menjadi
Dopamin; berlawanan dengan Levodopa, zat-at ini tidak melewati sawar darah
otak.
2.2.1.1 Penggunaan terapiTerapi dasar pada penyakit Parkinson tipe rigid-akineti dan tipe ekivalen
2.2.1.2 FarmakodinamikMekanisme kerja obat Levodopa pada penderita Parkinson
berdasarkan replesi kekurangan Dopamin di striatum. Terdapat beberapa
jenis reseptor dopamine: reseprot D1 dan D2. Reseptor D1 terletak di
badan sel dan di terminal prasinaps neuron striatum intrisik.Reseptor D2
terletak di badan sel neuron striatum dan terminal prasinaps akson
nigrostriatal yang dopaminergic.Kerja Levodopa diperantarakan oleh
reseptor D2.Kapasitas neuroleptic menimbulkan sindrom Parkinson juga
dianggap berdasarkan Blockade reseptor D2.
2.2.1.3 FarmakokinetikDosis Konsentrasi
Plasma
Maksimal
Absorsi oral
Levodopa 3 Levodopa dalam kombinasi dengansuatu penghambat dekarboksilase 200-
800 mg / hari; sedapat mungkin dalambeberapa takaran dan pemberian sebagai
sediaan retard bila ada fluktuasi efek.
4 Pada pagi hari mungkin diberikan suatusediaan yang bekerja cepat(starterdosis). Takaran diberikan
serendah mungkin (diusahakan
pemberian dosis suboptimal)5 Jika digunakan sudah bertahun- tahun
efek Levodopa melemah (tergantung
pada dosis)
Sudah
setelah 30-
60 menit
Cepat dan baik
(80%)
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
14/26
14
Bioavalabilitas Lama
kerja
T1/2 Metabolisme Eliminasi
Levodopa 10-20% (metaboisme
First Pass, yangdicegah dengan
penambahan zat zat
penghambatdekarboksilase
3-5
jam
1,5
jam
Sudah terjadi absorpsi
melalui mukosalambng-hati terjadi
dekarboksilasi usus da
selanjutnya, terutama dhati, terjadi
dekarboksilase menjadi
Dopamin; penguraianlebih jauh oleh enzim
MAO dan COMT
menjadi asam
dihidroksifenilasetat
(DOPAC) dan asamhemoavalinin
Metabolit:
Ginjal
5.2.1.1 Efek sampingDisebabkan oleh Dopamin yang terbentuk dari Perifer:
- Mual, hilang nafsu makan -> serangan Dopamin pada saat muntahdi Medula Oblongata
- Hipotensi- TakikardiPengaruh dopaminergic sentral menyebabkan (terutama pada dosis yang
lebih tinggi):
- Hyperkinesia (pada otot-otot kunyah, lidah dan wajah, juga engan,kaki dan badan)
- Dyskinesia (efek on-off, akinesia end of dose)- Psikosis (hiperaktif, bingung, mengkhayal, halusinasi, depresi)
2.3.2 Obat antikolinergik sentralBiperiden (akineton)
2.3.2.1Penggunaan terapiParkinsonoid yang disebabkan oleh obat obat, khususnyaneuroleptic; sindrom Parkinson dengan simtomatik rigiditas dan tremor
yang menonjol.Biperiden digunakan sebagai laruan injeksi, serta pada
keracunan nikotin dan organof. Awas: pada parkinsonoid yang dicetuskan
oleh obatobat (dyskinesia dini dan akatisia, misalnya pad terapi dengan
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
15/26
15
neuroleptic, tindakan pilihan adalah pemberian segera dengan suntian 12
atau 1 ampul akineton i.m atau i.v ecara perlahanlahan.
2.3.2.2Farmakodinamik Mekanisme kerja:sebagai amin tersier mudah lewat sawar darah otak dan masuk ke
SSP; disini Biperidin bekerja sebagai antagonis kompetitif pada m
kolinoseptor -> hiperaktivitas kolinergik si SSP (di sini terutama di
striatium) diredakan. Memang efe antikolinergik tidak hanya selektif
sentral, melainkan juga ada efek antikolinergik perifer terutama pada dosis
yang lebih tinggi ( lihat efek sampng).
2.3.2.3Farmakokinetik
Absorpsi oral bioavail
abilitas
Ikatan
protein
plasma
T1/2 metabolise elimina
i
Biperdin
cepat dan hamperlengkap;konsentrasi plasma
maksimal setelah
1,5 jam
30%(metabolism
First
Pass)
93% 11-21jam
Sejumlahbesardiuraikan
secara
oksidasi
Ginjal
2.3.2.4Efek samping- Efek antiktakhikardi, kulit jadi merah, dan kolinergik perifer:
midriasis, kelumpuhan akomodsi, mulut kering, obstipasi, retensi
urin, takhikhardi, kulit jadi merah dan panas pana pemberian
parenteral terjadi juga penurunan tekanan darah
- Efek samping sentral: rasa lelah, verigo, linglung, pada dosis lebihtinggi juga kegelisahan, kebingungan serta simtomatik psikotis.
Ganggua ingatan dan peningkatan sikap agresf serebral, euphoria
- Sesekali ruam kulit alergik- Bahaya ketagihan
2.3.2.5KontraindikasiGlaukom sudut sempit, adenoma prostat dengan pembentukan sisa
urin, stenosis mekanik di saluran lambung usus, megkolon myasthenia
gravis, gangguan angina pectoris, takiaritmia.
Perhatikan: karena danya efek samping, pemberian dosis diusahakan
serendah mungkin. Dosis arahan pada orang dewasa 4-12 mghari, sedapat
mungkin dibagi menjadi 3-4 dosis. Untuk anti kolinergik sentral lain
seperti misalnya. Triheksifenidil (artane), Bornaprin (sormodren) dan
metiksen (tremarit) berlaku efekefek samping yang sama.
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
16/26
16
Pada pengembangan demensia sedapat mungkin jangan berikan
antikolinergik -> memperkuat demensia.
Perhatikan: metiksen (Tremarit) sangat baik efeknya terhadap
tremor pada simtomatik Parkinson
2.3.3 Agonis DopaminErgolin: bromokriptin (pravidel), pergolidmesilat (parkotil), lisurid
(dopergin), cabergolin (CABERSERIL)
Alkaloid ergot: -dihidroergotriptin (Cripar
Derivate aminobenzatiozol: pramipeksol (sifrol)
Derivate feolindolon: ropinirol (requip)
2.3.3.1Penggunaan terapiTerapi tambahan untuk sindrom Parkison bersama dengan
Levoopa, pada penderita berusia
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
17/26
17
2.3.4 Antagonis NMDAAmantadine (PK-Merz), Budipin (Parkinsan)
2.3.4.1Penggunaan terapiAmantadine:sindrom Parkinson dengan hipokinesia atau akinesia sebagai
simtom utama, neuralgia zoster, profiklaksis dan terapi infeksi influenza
A (pada mulanya amantadine dikembangkan sebagai virustatikum),
peningkatan Vgilance pada gangguan kesadaran dan koma karena
berbagai penyebab.
Perhatikan: obat pilihan pada krisi akinetik.
Budipin: terapi kombinasi pada penyakit Parkinson, yang sangat baik
untuk tremor.
2.3.4.2FarmakodinamikEfekefek:
- Antagonistic pada reseptor NMDA- Efek pelepasan Dopamin dan antikolinergik lemah
Kerugian: amantadine kehilangan efek setelah beberapa minggu.
2.3.4.3FarmakokinetikDosis Absorpsi T1/2 Eliminasi
Amantadine 200 600
mg/hari
Krisis akinetik:sampai 1200
mg/hari
>90% 10-15 jam renal
Budipin 30-60 mg/hari 100% 27,5 jam renal
2.3.4.4Efek sampingKeluhan GIT, eritema, bicara tidak jelas, ataksia, bingung,
halusinasi, kencing tertaan, rasa lelah
2.3.4.5KontaindikasiInfusiensi jantung berat, glaucoma sudut sempit, keadaan sensitive
dan bingung
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
18/26
18
2.3.5 Penghambat COMTTolkapon (Tasmar), entakapon (comtess)
2.3.5.1Penggunaan terapiTerapi kombinasi dengan Levodopa, terutama pada pasien dengan
fluktuasi efek
2.3.5.2Farmakodinamik- Mekanisme kerja: hambatan perifer dan sentral (Tolkapon) atau
hambatan perifer murni (entakapon) dari katekol O-metiltransferase ->
hambatan pada penguraian Levodopa.
- Reduksi lebih lanjut dari 3-O-metildopa (metabolit Levodopanonaktif, yang bersaing dengan Levodopa untuk masuk ke dalam SSP)
-> tolkapon dan Entakapon mengurangi dosis Levodopa yang
diperlukan sekitar 30 20% dan mengurangi fluktuasi efek dengan
memperpanjang fase On sampai 30% dan perpendekan yang sesuaidari fase Off.
2.3.5.3FarmakokinetikDosis absorp
si
bioaval
abilitas
Ikatan
protein
plasma
Tmax T1/
2
Metabolis
me
elimin
i
Tolkap
on
3x 100-200
mg hari
Lengka
p
setelahpemberi
an oral
65% 99,9% Setel
ah 1-
2jam
2-3
ja
m
Konjugasi
pada suatu
glukoronida nonaktif
olehglukuroniltransferase
Metab
t sam
60% ginjal
dan 40melalufeses
Entakapon
200 mg/hari
bersama
samadengan
setiap dosis
Levodopa /
penghambat
dekarboksilase sampai
maks 200mg hari
Berbeda - beda
35% 98% Setelah 1
jam
30me
nit
Metabt sam
20%
ginal d80%
melalu
feses
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
19/26
19
2.3.5.4Efek samping- Diare, nyeri kepala, berkeringat, mulut kering, nyeri abdominal,
peningkata kadar transaminase, pewarnaan urin
- Dopaminergic: dyskinesia, mual dan muntah, gangguan tidur keluhanortostatik, halusinasi
2.3.5.5KontraindikasiInsulfisiensi hati berat, insufisiensi gnjal berat, pemberian bersama
dengan penghambat MAO A dan MAO B yang selektif,
feokromositoma, masa menyusui.
Catatan: karena bahaya kerusakan hati berat, tolkapon pada tahun
1988 di Negara Negara EU ditark dari perdagangan sampai ada
pemberitahuan.
2.3.6 Penghambat MAO-BSelegilin (Movergan)
Perhatian: selegilin memiliki pusat asimetri; untuk terapi, kini hanya
digunakan enantsiomer yang memutar ke kiri karena bekerja lebih kuat.
2.3.6.1Penggunaan terapiUntuk terapi kombinasi dengan Levodopa = penghambat
dekarboksilase pada sindrom Parkinson. Ada perbaikan yang nyata darisimtomatik onoff pada stadium awal.
2.3.6.2FarmakodinamikEfek utama: pada dosis terapeutik menghambat
monoaminoksidase- (MAO-) secara irreversible, namun selektif; MAO-
B bertanggung jawab untuk penguraian Dopamin intraneural. Dengan
demikian, suatu Konentrasi dopamine yang lebih tinggi tercapai di system
nigrostriatum
Mekanisme kerja yang lain:
1. Habatan dominan-reuptake di neuron prasinaps2. Hambatan pada autoreseptor prasinaps -> peningkatan pelepasanDopamin
Perhatian: selegilin bekerja neuroprotektif dengan hambatan
pembentukan radikal O2 yang neurotoksik -> peneliti membuktikan bahwa
dalam kombinasi dengan Levodopa atau suatu agonis Dopamin pada tahun
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
20/26
20
pertama terjadi sedikit pengurangan dalam progress penyakit, namun untuk
jangka panjang ternyata tidak ada efek positif.
2.3.6.3FarmakokinetikDosis Absorpsi bioavailabilitas Ikatanprotein
plasma
metabolisme eliminai
Selegil
in
5-10 mg/
hari dengan
satu dosistunggal pada
pagi hari
atau terbagi
2 dosis, pagidan sore
dosisLevodopadalam
kombinasi
dengan
selegilindapat
dikurangi
smpai 30%dan dapat
dipertahanka
n lebih lamapada tingkatrendah
Cepat
dan baik
setelahpemberia
n oral
70-80% 94% Penguraian
oksidatif
denganjalan N-
demetilasi
atau N-
desalkiasimenjadi
desmetildeprenil,amfetamin
dan
mefetamin
Metabo
it
terutammelalu
ginjal
Perhatian: walaupun pada metabolism terbentuk amfetamin dan
mefetamin, hingga kini tidak dilaporkan suatu keergantungan.
2.3.6.4Efek samping1. Terangsang menjadi histeris hingga psikosis2. Hipotesi3. Mual, nyeri kepala, udem
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
21/26
21
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian1. Informasi umum: kaji pasien untuk adanya alergi terhadap derifat ergot2. Kaji saraf kranial, fungsi serebral (koordinasi), dan fungsi motorik.3. Observasi gaya berjalan dan saat melakukan aktivitas4. Kaji kejelasan dan kecepatan bicara5. Kaji tanda depresi6. Pantau tekanan darah sebelum dan dengan sering selama terapi. Instruksikan pasie
untuk tetap terlentang selama dan beberapa jam setelah dosis pertama, karena dapat
terjadi hipotensi berat. Awasi ambulasi dan perpindahan pasien selam dosis awal
untuk mnecegah cedera karena hipertensi.
7. Penyakit Parkinson: kaji gejala (akinesia, rigiditas, tremor, gerakan menggulung pil,fall mask , gaya berjalan diseret , spasme otot gerakan memilin, mengiler) sebelum
dan selama terapi.
8. Supresi Laktasi: kaji payudara untuk adanya ketegangan, ketidaknyamanan danproduksi ASI
9. Pertimbangan Tes Lab: dapat menyebabkan peningkatan kadar BUN, ALT (SGOT),AST(SGPT), CPK, fosfatase alkali, dan asam urat serum. Peninvkatan kadar biasanya
bersifat sementara dan tidak bermakna secara klinis
3.2 Diagnosis Keperawatan Potensial
1.Gangguan mobilitas fisik (indikasi) yang berhubungann dengan bradikinesia, rigiditasotot dan tremor.
a. Ditandai denganb. DS: klien mengatakan sulit melakukan kegiatanc. DO: tremor saat beraktivitas
2. Risiko tinggi cedera (indikasi efek samping)
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
22/26
22
3. Kurang pengetahuan sehubungan denga program pengobatan (penyuluhanpasien/keluarga)
3.3 Implementasi
Informasi umum : obat ini sering diberikan bersama levodopa atau kombinasilevodopa karbidopa dalam pengobatan penyakit Parkinson
PO: berikan bersama makanan atau susu untuk meminimalkan distres lambung. Tabletdapat digerus bula pasien mengalami kesulitan menelan.
3.4 Penyuluhan Pasien/Keluarga
Informasi umum: instruksikan pasen untuk meminum obat sesuai petunjuk. Bila adadosis yang terlewat, harus segera diminum dalam 4 jam dari jadwal dosis atau
dihilangkan. Jangan menggandakan dosis.
Dapat menyebabkan kantuk dan pusing. Peringatan pasien untuk tidak mengendaraikendaraan atau melakukan aktivitas-aktivitas lain yang memerlukan kesiagaan sampai
respons terhadap obat diketahui.
Beritahu pasien untuk tidak menggunakan alkohol secara bersamaan selam terapi obatini.
Instruksikan pasien untuk memberitahu dokter bila sesak napas meningkat , dapatterjadi infiltrat paru dan efusi pleura pada terapi jangla panjang.
Anjurkan pasien wanita untuk berkonsultasi denga dokter mengenai metodekontrasepsi nonhormonal. Pasien wanita harus segera menghubungi dokter bila
mencurigai kehamilan.
Tekankan pentingnya pemeriksaan tindak lanjut yang teratur untuk mneentukanefektivitas dan memantau efek samping
Tumor pituitari: instruksikan pasien yang meminum bromokriptin untuk tumorpituitari untuk segera memberitahu dokter bila terjadi tanda-tanda pembesaran tumor
(penglihatan kabur, sakit kepala mendadak, mual, dan muntah berat)
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
23/26
23
Infertilitas: instruksikan wanita yang mendapatkan pengobatan untuk infertilitassupaya mengukur suhu tubuh basal setiap hari guna menentukan terjadinya ovulasi
Supresi laktasi: jelaskan bahwa terapi biasanya berlangsung 2-3 minggu.Pembengkakan payudara ringan sampai sedang dapat terjadi setelah terapi dihentikan.
3.5 Intervensi
Tujuan ke-1 : meningkatkan mobilitas
1. Bantu klien melakukan olahraga setiap hari seperti berjalan, bersepeda, berenang, atauberkebun
2. Anjurkan klien untuk merentangkan dan olahraga postural sesuai petunjuk terapis3. Mandikan klien dengan air hangat dan lakukan pengurutan untuk membantu relaksasi
otot
4. Instruksikan klien untuk istirahat secara teratur agar menghindari kelemahan danfrustasi
5. Ajarkan ntuk melakukan olahraga postural dan teknik berjalan untuk mengurangikelakuan saat berjalan dan kemungkinan belajar terus.
6.Instruksikan klien berjalan dengan posisi kaki terbuka.
7. Buat klien mengangkat tangan dengan kesadaran, mengangkat kaki saat berjalan,menggunakan sepatu untuk berjalan, dan berjalan dengan langkah memanjang
8. Beritahu klien berjalan mengikuti irama musik untuk membantu memperbaikisensorik.
Tujuan ke-2: mengoptimalkan status nutrisi
1. Ajarkan klien utuk berpikir saat menelan-menutup bibir dan gigi bersama-sama,mengangkat lidah dengan makanan di atasnya, kemudian menggerakkan lidah ke
belakang dan menelan sambil mengangkat kepala ke belakang.
2. Instruksikan klien untuk mengunyah dan menelan, menggunakan kedua dinding mulut.3. Beritahu klien untuk mengontrol akumulasi saliva secara sadar dengan memegang
kepala dan menelan secara periodik.
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
24/26
24
4. Berikan rasa aman pada klien, makan dengan stabil dan menggunakan peralatan5. Anjurkan makan dalam porsi kecil dan tambahkan makanan selingan (snack)6. Monitor berat badan
3.6 Evaluasi
Efektivitas terapi ditunjukkan dengan :
1. Klien mengikuti sesi terapi fisik, melakukan latihan wajah 10 menit 2 kali sehari2. Klien dapat makan 3 kali dalam porsi kecil dan dua kalisnack3. Berkurangnya termor, rigiditas, dan bradikinesia4. Perbaikan keseimbangan dan cara berjalan pada penderita penyakit Parkinson5. Kembalinya siklus menstruasi ovulasi normal disertai kembalinya fertilitas. Pada
pasien yang mengalami amenorea dan galaktorea, menstruasi biasanya akan kembali
pada 6-8 minggu
6. Berkurangnya pembengkakan payudara dan galaktorea7. Berkurangnya kadar serum hormon pertumbuhan pada pasien-pasien dangan
akromegali.
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
25/26
25
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan Penyakit Parkinson atau sindrom Parkinson (Parkinsonismus) merupakan suatu
penyakit neurodegenerative / sindrom karena gangguan pada ganglia basalis
akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke
globus palidus/ neostriatum (striatal dopamine deficiency).
Berdasarkan etiologinya, dikenal beberapa jenis penyakit Parkinson, yaituParkinsonisme Idiopatik, Parkinsonisme akibat obat, Parkinsonisme
pascaensefalitis, Parkinsonisme pascaastrok
Gejala dari penyakit Parkinson seperti tremor (bergetar), rigiditas (kekakuan),Akinesia/Bradikinesia
Farmakologi pada penyakit Parkinson adalah obat dopaminergik sentral, obatantikolinergik sentral, agonis dopamine, antagonis NMDA, penghambat COMT,
Penghambat MAO-B
4.2 SaranDengan adanya Tugas ini penulis dapat lebih memahami tentang bagaimana penyakit
Parkinson dan dapat melakukan perawatan yang baik serta menegakkan asuhan keperawatan
yang baik dengan adanya hasil makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bacaan untuk
menambah wawasan dari ilmu yang telah di dapatkan dan lebih baik lagi dari sebelumnya.
5/27/2018 Obat-Obat Parkinson
26/26
26
DAFTAR PUSTAKA
Batticaca, Fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta : Penerbit Salemba Medika
Deglin, J.H dan Vallerand, A.H. 2004.Pedoman obat untuk perawat. Jakarta: EGC.
Hyang Purna Kalinggajati (2008). Penyakit Parkinson. From
http://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/9248844475_abs.pdf 13 April 2014.pukul 10:35
Nutt John G, Wooten G. Frederick. Diagnosis and Initial Management of Parkinsons Disease.
The New England Journal of Medicine, 2005;353:1021-7.
Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, 2009.
Kumpulan Kuliah Farmakologi Ed 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Schmitz G, Lepper H, Heidrich M. 2009.Farmakologi dan Toksikologi edisi 3. Jakarta : EGC
http://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/9248844475_abs.pdf%2013%20April%202014http://alumni.unair.ac.id/kumpulanfile/9248844475_abs.pdf%2013%20April%202014