View
68
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas octi obgyn
5/26/2018 Kegawat Daruratan Obstetrik
1/20
Kegawat Daruratan Obstetrik
Abstrak
Tidak ada spesialisi kedokteran yang lebih dipenuhi kegawat daruratan selain kebidanan.
Makalah ini menjelaskan sejumlah kegawat daruratan umum kebidanan dari seorang praktisi
dengan sudut pandang pedesaan. Kebidaan unik karena terdapat dua pasien sebagai bahan
pertimbangan dan perawatan. Makalah ini membahas perawatan dasar pada kegawat
daruratan, penilaian kebidanan dan janin, persalinan prematur, ketuban pecah dini,
preeklampsia berat, eklampsia, prolaps tali pusat, perdarahan antepartum, abortu dengan syok
hemoragik, kehamilan ektopik dengan syok, nyeri perut akut selama kehamilan, DIC, inversi
uterus, perdarahan postpartum, retensio plasenta, kehamilan abdomen, distosia bahu, emboli
ketuban, trauma, CPR selama kehamilan, seksio sesaria postmortem, seksio sesaria dengan
anastesia lokal atau tanpa anastesia, dan pengangkutan pasien kebidanan.
Latar Belakang
Dalam kebidanan terdapat dua pasien yang harus dirawat, ibu dan janin. Tatalaksana satu
pasien akan mempengaruhi tatalaksana pasien yang lain. Kadang-kadang harus dibuat
keputusan untuk merawat satu pasien dengan mengorbankan pasien lain, misalnya perawatan
ibu yang utama. Pasien kedua yaitu janin dapat hidup atau pun tidak.
Perawatan Dasar Kegawat Daruratan
Perawatan dasar pada pasien meliputi resusitasi ABC: air way (jalan nafas), breathing
(pernafasan), circulation (sirkulasi). Pasien harus dinilai dengan cepat, anamnesis dan
pemeriksaan fisik dilakukan secepat mungkin. Apakah tanda vitalnya stabil? Apakah pasien
syok? Akses intravena harus segera dilakukan, dan jika terdapat perdarahan masif dipasang
infus dua jalur. Apakah pasien dan bayi membutuhkan oksigen? Pemeriksaan laboratorium
dan radiologi apa yang dibutuhkan? Berapa banyak darah yang tersedia di bank darah?
Penilaian Kebidanan
Apakah ada yang datang bersama pasien? Apakah pasien sadar? Apakah terdapat tanda
trauma luar? Apakah terdapat pedarahan aktif? Apakah pasien kesakitan? Apakah pasien
dalam persalinan? Berapa lama kah kehamilan? Kebanyakan pasien yang menerima
perawatan prenatal berapa usia kehamilan jika mereka sadar. Jika tidak, apakah tampilan
mereka terlihat seperti preterm atau aterm? Bagaimana denyut jantung janin? USG, jika
tersedia dapat digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan, viabilitas jika janin masih
hidup, presentasi, lokasi plasenta, jumlah janin, dsb. Jika hanya terdapat satu janin, tinggi
fundus uteri sesuai dengan usia gestasi dalam minggu.
Penilaian Janin
5/26/2018 Kegawat Daruratan Obstetrik
2/20
Jika kehamilan sudah viabel, dapatkah pasien dan bayi dirawat di pelayanan kesehatan ini
atau harus dirujuk ke perawatan yang lebih tinggi? Bagaimana perawatan kebidanaan yang
tersedia di pelayanan kesehatan ini? Apakah ada tenaga yang mampu merawat bayi jika bayi
harus dilahirkan? Adakah dokter dan perawat anak atau neonalotog? Apakah ahli anastesi
tersedia? Apakah pasien membutuhkan tokolitik, betamethasome atau profilaksis Strep B?
Dapatkah bayi dimonitoring?
Persalinan Prematur
Masalah nomor satu dokter kandungan di seluruh dunia adalah persalinan prematur.
Persalinan prematur didefinisikan sebagai persalinan sebeluk usia kandungan 37 minggu.
Persalinan prematur merupakan 10% dari seluruh persalinan tetapi menyumbang 85%
mortalitas dan morbiditas neonatus. Persalinan prematur membutuhkan pendekatan agresif
untuk menghentikan persalinan, mengetahui penyebab, dan mencegah persalinan. Sebuah
usaha harus dilakukan untuk memastikan penyebab, meskipun 50% kasus tidak dapat
diketahui penyebabnya. Persalinan prematur diterapi dengan tokolitik, biasanya dengan
magnesium sulfat atau terbutalin. Jika usia kehamilan kurang dari 34 minggu, Betamethasone
diberikan untuk mempercepat pematangan paru. Antibiotik profilaksis Strep gruo B juga
diberikan. Keputusan harus dibuat jika kondisi pasien sudah stabil dan membutuhkan rujukan
ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi atau jika tidak terdapat layanan kandungan.
Terkadang keputusan yang dibuat adalah menstabilkan pasien kemudian merujuknya atau
menstabilkan pasien dan tetap membantu persalinan pasien, kemudian ibu dan bayi dirujul.
Wanita hamil yang bersalin harus dirujuk menggunakan ambulan atau helikopter, tergantung
sarana yang tersedia dan cuaca.
Jika pasien sedang bersalin, harus ada tenaga kesehatan yang mendampingi di ambulan. Jika
terdapat ancaman persalinan didampingi dokter atau dokter spesialis kandungan yang bisa
melakukan persalinan pervginam. Untuk transport dengan helikopter, biasanya tidak ada
ruangan untuk dokter atau perawat yang menemani. Sebagian besar helikopter dilengkapi
dengan dokter atau perawat yang mampu menangani persalinan pervaginam.
Kadang-kadang jika terdapat ancaman persalian di pelayanan kesehatan yang tidak ada
dokter kandungan. Seorang dokter harus mampu melakukan pertolongan persalinan
pervaginam dan seorang perawat harus menemano transport pasien. Sekarang, sebagian besar
pelayanan kesehtan tersier tidak menerima rujukan pasien bersalin yang tidak ditemani
dokter. Banyak pelayanan kesehatan mengharuskan pasien dalam kondisi stabil saat dirujuk.
Kontraindikasi tokolitik termasuk penyakit jantung, gangguan janin berat, hipertiroid,
migrain berat, diabetes tidak terkontrol, dilatasi serviks lanjut dan fetal distress. Fetal distress
5/26/2018 Kegawat Daruratan Obstetrik
3/20
harus dikelola sebelum ditransfer jika memungkinkan. Tokolitik profilaksis sering digunakan
selama pemindahan pasien jika tidak terdapat kontraindikasi untuk meminimalisir resiko
persalinan selama perjalanan.
Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini adalah kegawatdaruratan kebidanan terpenting kedua. Cairan yan ada di
vagina berasal dari ketuban yang pecah sebelum terbukti karena sebab lain. Diagnosis
digunakan dengan pemeriksaan spekulum steril (inspekulo) dengan nitrazin, adanya
penumpukan cairan di forniks atau dengan perkiraan jumlah cairan ketuban dengan USG.
Amniosentesis dengan metylen blue juga dapat digunakan untuk membuat diagnosis. Pada
pemeriksaan dengan spekulum, dilatasi serviks dapat terlihat. Serviks yang tertutup
berkebalikan dengan serviks yang telah berdilatasi yang menunjukkan persalinan akan terjadi
mempengaruhi pengelolaan. Apakah terdapat ancaman persalinan? Apa bagian terbawah
janin? Apakah janin viabel? Berapa usia kandungan?USG dapat digunakan untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Seperti pada persalinan prematu, apakah pelayanan kesehatan mampu
menangani pasien atau pasien perlu dirujuk? Akankah pasien perlu bersalin dan distabilkan
baru dirujuk?
Preeklampsia Berat
Preeklampsia berat adalah salah satu kegawat daruratan kebidanan yang membutuhkan
penangana cepat. Tekanan darah sistol 160 mmHg atau tekanan darah diastol 110 mmHg
membutuhkan penanganan secepatnya. Diagnosis preeklampsia berat juga dengan adanya
proteinuria 5gr pada urin tampung 24 jam atau +3 pada pemriksaan dipstik. Oliguri yaitu
pengeluaran urin < 500ml selama 24 jam, gejala sistem saraf pusat, edem pulmonum atau
sianosis, gangguan tes fungsi hati, trombositopeni, IUGR, atau nyeri kuadran atas perut juga
mengkonfirmasi diagnosis. Penatalaksanaan preeklampsia berat adalah persalinan, berapa
pun usia kandungan. Magnesium sulfat digunakan untuk mencegah kejang, hidalazine untuk
mengontrol tekanan darah setelah loading dose magnesium sulfat, dan Lasix untuk edem
pulmo. Diuretik hanya digunakan jika terdapat edem pulmo dan gagal jantung kongestif
akibat emboli pulmo. Diharapkan persalinan pervaginam, seksio sesaria dilakukan jika
induksi gagal, malpresentasi, atau perburukan tekanan darah.
Magnesium sulfat diberikan hingga 24 jam postpartum dan kadang hingga 48 jam.
Preeklampsia dapat terbentuk hingga dua minggu postpartum. Level terapi magnesium sulfat
dapat diperoleh dalam 4-6 jam, biasanya setiap 6 jam. Jika kreatini 1,3 atau lebih, turunkan
infus magnesium hingga 50%. Semakin tinggi dosis magnesium, pengecekan level
magnesium harus makin sering.
5/26/2018 Kegawat Daruratan Obstetrik
4/20
Eklampsia
Eklampsia adalah kejang general yang biasanya terjad dengan preeklampsia. 50% terjadi
selama antepartum dan 91% terjadi setelah minggu ke 28. Diagnosis bandingnya antara lain
epilepsi, hipertensi tidak terkontrol, lupus, perdarahan intrakranial, tumor otak, aneurisma,
ITP, gangguan metabolik, vaskulitis serebral, trombosis vena kavernosus, pungsi psotdural,
CVA, suntikan vaskular yang tidak disenganja saat anestesi epidural. Biasanya disertai
perasaan logam, aura, perasaan aneh sebelum kejang.
Pencitraan otak tidak selalu diperlukan kecuali jika terdapat perubahan fokal, kejang
berulang, penurunan kondisi pasien, dan diperlukan untuk menyingkirkan etiologi lain.
Biasanya penanganannya adalah dengan persalinan, san tidak perlu menunggu terapi
betamethasone. Hindari diuretik kecuali jika terjadi edem pulmo. Restriksi cairan digunakan
untuk menurukan insidensi edem serebri. Pengobatannya adalah dengan magnesium sulfat.
Jila pasien dengan magnesium sulfat dan kejang, diperlukan dosis magnesium sulfat yang
lebih banyak. Meskipun jarang, lini kedua dengan antikonvulsan diperlukan. Hidralazine dan
labetolol digunakan untuk mengobati tekanan darah. Nitrogliserin dapat digunakan
postpartum. Tekan