17
JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411 Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume I, Nomor 1, September 2012 Kebijakan Strategi Pemasaran Sekolah Tinggin Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya 69 Kebijakan Strategi Pemasaran Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya Robert Fransiska STIE Palangka Raya Abstrak, Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan SWOT yaitu analisis kesiapan atau kekuatan (Strength) ) dan ketidaksiapan atau kelemahan (weakness) dari faktor-faktor internal (sumber daya) yang dimiliki dalam menanggapi penawaran lingkungan eksternal dalam bentuk kesempatan atau peluang (opportunity) dan hambatan atau kendala (threat), hasil penelitian menyimpulkan bahwa sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya masih bisa dikembangkan atas dasar kesiapan faktor internal sehingga mampu atau cukup kuat menghadapi persaingan maupun hambatan kondisi eksternal. Beberapa kesiapan faktor internal, diantaranya : SPP yang ditawarkan, pungutan lain, program studi, tingkat pendidikan dosen, jam pelayanan administrasi, jam perkuliahan, kecepatan studi, lama bimbingan skripsi, lokasi menunjang, lokasi strategis. Namun mempunyai kelemahan (weakness) pada faktor; Kelengkapan sarana dan fasilitas, Kemutakhiran sarana dan fasilitas, Jumlah dosen, Rasio dosen, Sosialisasi keberadaan lembaga kesekolah, Jemput bola kesekolah, Kemampuan bersaing mengisi lapangan kerja, dan Menghadapi peningkatan peserta seleksi nasional. Sedangkan peluang (opportunity) yang dihadapi antara lain; Kapasitas lembaga pendidikan swasta dalam menerima mahasiswa baru tidak melebihi justru kurang dari jumlah kelulusan SLTA, Hanya ada 1 pesaing paralel di kota Palangka Raya yaitu STIE YBPK Palangka Raya, Jumlah kelulusan SLTA meningkat sebagai pertumbuhan permintaan atau pasar potensial, Kelulusan seleksi nasional befluktuasi, Kebijakan pemerintah yang merekumendasikan peningkatan SDM aparatur negara kepada seluruh instansi, dan sebagainya.Adapun ancaman (threat) yang dihadapi antara lain; perubahan orientasi minat masyarakat terhadap ilmu ekonomi dan manajemen pada pendidikan cepat kerja dan Seleksi lokal yang diselenggarakan oleh PTN . Keywords :Strategi Pemasaran, Kesiapan atau kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity) dan hambatan atau kendala (Threat). PENDAHULUAN Pembangunan nasional pada hakekatnya bertujuan untuk mencapai manusia Indonesia seutuhnya yang madani dalam arti sejahtera baik jasmani maupun rohani atau material maupun spritual dan dengan ketersediaan sandang maupun pangan secara adil dan merata. Cita-cita luhur ini tidak akan tercapai jika tidak didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang memadai baik dalam arti kuantitas maupun kualitas. Oleh karena itu, dalam konsep dualisme pembangunan nasional dimana disatu sisi manusia sebagai objek (sasaran) pembangunan dan disisi lain sebagai pelaku pembangunan. Sebagai pelaku pembangunan maka kualitas sumber daya manusia wajib diperlukan dan diutamakan. Salah satu program pembangunan nasional yang berupaya meningkatkan kualitas manusia Indonesia adalah program dibidang pendidikan, baik pada tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai perguruan tinggi (PT). Berbagai macam kebijakan pemerintah untuk mencapai maksud tersebut, dari program tuntas wajib belajar 9 tahun sampai pengembangan fisik dan bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS). Menurut Ekosusilo, et.al., (2007), Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sadar untuk menyiapkan peserta didik mampu memecahkan masalah kehidupannya (atau menyiapkan perannya) dimasa yang akan datang dalam berbagai aspek kehidupan, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan. Menurut Enoch (2002), Pendidikan adalah suatu proses yang membentuk pengetahuan dan pengalaman yang

Kebijakan Strategi Pemasaran Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ... · PDF fileTujuan daripada konsep pemasaran adalah laba dangan melalui pemuasan ... harga dan kualitas ... ditetapkan oleh

Embed Size (px)

Citation preview

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411

Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume I, Nomor 1, September 2012

Kebijakan Strategi Pemasaran Sekolah Tinggin Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya

69

Kebijakan Strategi Pemasaran Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya

Robert Fransiska STIE Palangka Raya

Abstrak, Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan SWOT

yaitu analisis kesiapan atau kekuatan (Strength) ) dan ketidaksiapan atau kelemahan (weakness) dari faktor-faktor internal (sumber daya) yang dimiliki dalam menanggapi penawaran lingkungan eksternal dalam bentuk kesempatan atau peluang (opportunity) dan hambatan atau kendala (threat), hasil penelitian menyimpulkan bahwa sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya masih bisa dikembangkan atas dasar kesiapan faktor internal sehingga mampu atau cukup kuat menghadapi persaingan maupun hambatan kondisi eksternal. Beberapa kesiapan faktor internal, diantaranya : SPP yang ditawarkan, pungutan lain, program studi, tingkat pendidikan dosen, jam pelayanan administrasi, jam perkuliahan, kecepatan studi, lama bimbingan skripsi, lokasi menunjang, lokasi strategis. Namun mempunyai kelemahan (weakness) pada faktor; Kelengkapan sarana dan fasilitas, Kemutakhiran sarana dan fasilitas, Jumlah dosen, Rasio dosen, Sosialisasi keberadaan lembaga kesekolah, Jemput bola kesekolah, Kemampuan bersaing mengisi lapangan kerja, dan Menghadapi peningkatan peserta seleksi nasional. Sedangkan peluang (opportunity) yang dihadapi antara lain; Kapasitas lembaga pendidikan swasta dalam menerima mahasiswa baru tidak melebihi justru kurang dari jumlah kelulusan SLTA, Hanya ada 1 pesaing paralel di kota Palangka Raya yaitu STIE YBPK Palangka Raya, Jumlah kelulusan SLTA meningkat sebagai pertumbuhan permintaan atau pasar potensial, Kelulusan seleksi nasional befluktuasi, Kebijakan pemerintah yang merekumendasikan peningkatan SDM aparatur negara kepada seluruh instansi, dan sebagainya.Adapun ancaman (threat) yang dihadapi antara lain; perubahan orientasi minat masyarakat terhadap ilmu ekonomi dan manajemen pada pendidikan cepat kerja dan Seleksi lokal yang diselenggarakan oleh PTN .

Keywords :Strategi Pemasaran, Kesiapan atau kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness),

Peluang (Opportunity) dan hambatan atau kendala (Threat).

PENDAHULUAN Pembangunan nasional pada hakekatnya bertujuan untuk mencapai manusia Indonesia seutuhnya yang madani dalam arti sejahtera baik jasmani maupun rohani atau material maupun spritual dan dengan ketersediaan sandang maupun pangan secara adil dan merata. Cita-cita luhur ini tidak akan tercapai jika tidak didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang memadai baik dalam arti kuantitas maupun kualitas. Oleh karena itu, dalam konsep dualisme pembangunan nasional dimana disatu sisi manusia sebagai objek (sasaran) pembangunan dan disisi lain sebagai pelaku pembangunan. Sebagai pelaku pembangunan maka kualitas sumber daya manusia wajib diperlukan dan diutamakan. Salah satu program pembangunan nasional yang berupaya meningkatkan kualitas manusia Indonesia adalah program dibidang pendidikan, baik pada tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai perguruan tinggi (PT). Berbagai macam kebijakan pemerintah untuk mencapai maksud tersebut, dari program tuntas wajib belajar 9 tahun sampai pengembangan fisik dan bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS). Menurut Ekosusilo, et.al., (2007), Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sadar untuk menyiapkan peserta didik mampu memecahkan masalah kehidupannya (atau menyiapkan perannya) dimasa yang akan datang dalam berbagai aspek kehidupan, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan. Menurut Enoch (2002), Pendidikan adalah suatu proses yang membentuk pengetahuan dan pengalaman yang

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411

Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume I, Nomor 1, September 2012

Kebijakan Strategi Pemasaran Sekolah Tinggin Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya

70

selanjutnya membentuk kepribadian, sikap dan mental, juga membentuk kemampuan (kompetensi). Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya adalah salah satu perguruan tinggi yang ada di kota Palangka Raya. Dilihat fungsi dan tujuannya maka perguruan tinggi ini merupakan perpanjangan tangan pemerintah dibidang pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan formal. Disatu sisi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya adalah lembaga sosial dalam menunjang pembangunan nasional dibidang dunia pendidikan, disisi lain untuk dapat tumbuh dan berkembang maka pengelolaannya harus berorientasi pada pasar (eksternal) yang dikembangkan atas dasar kemampuan kondisi yang dimiliki (internal). Oleh karena itu, sebagai lembaga yang menyelenggarakan pelayanan pendidikan maka masalah kepuasan mahasiswa sebagai pelanggan harus menjadi acuan dalam setiap penyelenggaraan pelayanan, mengingat tanpa mahasiswa maka lembaga ini tidak ada artinya dan mahasiswa adalah wakil dari masyarakat yang potensial sebagai konsumen peminta jasa. Karena itu kebijakan pengembangan strategi harus melalui analisa SWOT yang merupakan singkatan dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Threat (ancaman). Analisis SWOT juga menggambarkan kesiapan dan ketidaksiapan faktor-faktor yang dimiliki, artinya faktor-faktor internal yang siap maka dapat dimanfaatkan untuk meraih kesempatan, dan yang belum siap dapat diperbaiki sebagaimana mestinya. Disamping itu, analisis SWOT juga memperhitungkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi atau menawarkan kesempatan (opportunity) maupun hambatan-hambatan (threat), sebab setiap perubahan lingkungan eksternal selalu membawa dampak baik dalam bentuk kesempatan maupun hambatan-hambatan. Faktor-faktor internal yang diperhatikan atau diperhitungan jika mengacu pada berbagai teori pemasaran tentang ukuran atau penentu kualitas jasa pelayanan telah diungkapan oleh Payne (1993), atau Parasuraman et al.1988 (dalam Kotler dan Keller,2007) dan disesuaikan dengan objek penelitian maka dapat diungkapkan faktor-faktor internal yang diperhitungkan dalam kebijakan strategi pemasaran, yaitu kondisi faktor internal yang terdidi dari; atribut kualitas pelayanan, strategi pemasaran serta kondisi input output dan renstra lembaga. Sedangkan kondisi faktor eksternal terdiri dari ; kondisi mikro dan makro eksternal. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya dalam perkembangannya dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami fenomena penurunan jumlah mahasiswa sejak tahun akademik 2007/2008 sampai 2010/2011, namun pada tahun 2011/2012 semester I jumlah mahasiswa menunjukan peningkatan meskipun relatif sedikit namun dapat dikatakan angin segar bahwa perguruan tinggi ini masih mempunyai prospek yang baik dimasa yang akan datang.Oleh karena itu, sudah saatnya perguruan tinggi ini mengevaluasi diri dengan melibatkan mahasiswa sebagai sumber informasi atau masukan dalam menyusun kebijakan pemasaran sebagai strategi pengembangan. Pokok masalahnya sekarang adalah kebijakan apa yang harus dirumuskan sebagai strategi pemasaran bagi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya agar dapat menarik minat masyarakat untuk melanjutkan pendidikan pada lembaga pendidikan tinggi ini. Perumusan Masalah Memahami uraian diatas didalam latar belakang masalah tentang potensi dan prospek Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya untuk dikembangkan dimasa yang akan datang maka diperlukan kebijakan strategi pemasaran atas dasar hasil analisis kesiapan atau kekuatan (strength) ) dan ketidaksiapan atau kelemahan (weakness) dari faktor-faktor internal (sumber daya) yang dimiliki dalam menanggapi penawaran lingkungan eksternal dalam bentuk kesempatan atau peluang (opportunity) dan hambatan atau kendala (threat). Untuk itu perumusan masalah dirumuskan sebagai berikut :

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411

Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume I, Nomor 1, September 2012

Kebijakan Strategi Pemasaran Sekolah Tinggin Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya

71

1. Faktor-faktor apakah yang dimiliki oleh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya sebagai faktor kesiapan atau kekuatan (strength) ) dan ketidaksiapan atau kelemahan (weakness) dalam rangka pengembangan ?

2. Faktor-faktor apakah yang dihadapi oleh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya sebagai faktor kesempatan atau peluang (opportunity) dan hambatan atau kendala (threat) dalam rangka pengembangan ?

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah suatu kegiatan yang menawarkan barang atau jasa kepada konsumen dengan memuaskan. Pemasaran bukan hanya sekedar menjual melainkan upaya memberikan kepuasan kepada konsumen, jika konsumen merasa puas maka akan menjadi pelanggan yang setia (loyal). Menurut Kotler (2003), adalah pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Menurut Stanton yang dijelaskan oleh Dharmmesta (2000), pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.Menurut Kotler dan Armstrong (2003), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain.

Jadi pemasaran adalah kegiatan atau usaha menyampaikan barang atau jasa dari produsen kepada konsumen yang ada maupun potensiil yang membutuhkannya, dan usaha menciptakan pertukaran yang memuaskan melalui kegiatan pendistribusian.

Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran adalah konsep-konsep yang lebih menekankan pada kepuasan konsumen dalam mencapai laba. Assauri (1996) mengatakan bahwa konsep pemasaran adalah suatu falsapah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberi kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Menurut Kotler dan Armstrong (2003) konsep pemasaran menyatakan bahwa pencapaian sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan kemajuan pasar sasaran dan penyampaian kepuasan yang didambakan itu lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing. Konsep pemasaran filosofi manajemen pemasaran yang menyatakan bahwa pencapaian sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyampaian kepuasan yang didambakan itu secara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing.

Menurut Swastha DH., et.al.,(2003), konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Sebagai falsafah bisnis konsep pemasaran disusun dengan memasukan tiga elemen pokok yaitu : 1. Orientasi Konsumen/Pasar / Pembeli

Pada dasarnya perusahaan yang ingin mempraktikan orientasi konsumen harus : a. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi. b. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan. c. Menentukan produk dan program pemasarannya. d. Mengadakan penelitian kepada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsir

keinginan sikap serta tingkah laku.

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411

Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume I, Nomor 1, September 2012

Kebijakan Strategi Pemasaran Sekolah Tinggin Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya

72

e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik apakah menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.

2. Volume Penjualan yang menguntungkan. Tujuan daripada konsep pemasaran adalah laba dangan melalui pemuasan konsumen. Dengan laba ini perusahaan dapat tumbuh dan berkembang dapat menggunakan kemampuan yang lebih besar dapat memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar dan dapat memperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan. Laba merupakan tujuan umum daripada suatu perusahaan, banyak perusahaan yang mempunyai beberapa tujuan lain seperti memberikan ketentraman bagi karyawan dan membantu masyarakat dan memberikan perlidungan serta kepuasan kepada segmen yang dituju. Perlu diingat bahwa semua tujuan sosial tersebut tergantung pada kelangsungan hidup dan pertumbuhannya.

3. Koordinasi dan Integrasi Seluruh Kegiatan Pemasaran. Dalam perusahaan perlu dilakukan untuk memberikan kepuasan konsumen, juga perlu dihindari adanya pertentangan didalam perusahaan maupun antara perusahaan dengan pasarnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam satu usaha yang terkoordinir untuk memberikan satu kepuasan konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat direalisir. Dalam pemasaran terdapat penyesuaian dan koordinasi antara produk, harga, saluran distribusi dan promosi untuk menciptakan hubungan pertukaran yang kuat dengan langganan. Jadi harga harus sesuai dengan kualitas produk, saluran distribusi harus sesuai dengan harga dan kualitas produk dan promosi harus sesuai dengan saluran, harga dan kualitas produk.

Pengertian Kualitas Jasa

Menurut Kotler (1995), definisi kualitas atau mutu cukup bervariasi seperti kecocokan untuk digunakan, pemenuhan atas persyaratan dan bebas dari variasi. Kualitas jasa adalah ukuran-ukuran kepuasan yang ditetapkan oleh pelanggan. Kualitas jasa bukan lembaga atau perusahaan yang menentukan, melainkan pelanggan karena menyangkut kesediaan pelanggan untuk menerima jasa tersebut.Menurut Kotler, 1994 (dalam Tjiptono, 2000) citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi pelanggan. Menurut Goetsh dan David (dalam Tjiptono, 2000) kualitas jasa merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Sedangkan Gaspersz (2005) mendefinisikan kualitas secara konvensional dan strategik, definisi konvensional kualitas adalah menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk seperti performansi, keandalan, mudah dalam penggunaan, estetika dan lain sebagainya. Sedangkan definisi strategik kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan(meeting the needs of customer). Menurut American Society for Quality Control dalam Lupiyoadi (2001), kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten. Sedangkan Goetsch dan Davis (1994) dalam Tjiptono dan Diana (1996) mendefinisikan kualitas yaitu merupakan suatu kondisi yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Dimensi Kualitas Jasa

Parasuraman et al.1988 (dalam Kotler dan Keller,2007) menyederhanakan sepuluh dimensi tersebut menjadi lima dimensi pokok. Kompetensi, kesopanan, kredibilitas, dan keamanan disatukan menjadi jaminan (assurance). Akses, komunikasi dan kemampuan memahami pelanggan diintegrasikan menjadi empati (empathy). Dengan demikian, terdapat lima dimensi utama yang disusun sesuai urutan tingkat kepentingan relatifnya sebagai berikut :

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411

Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume I, Nomor 1, September 2012

Kebijakan Strategi Pemasaran Sekolah Tinggin Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya

73

1. Keandalan (reliability), berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati.

2. Daya tanggap (responsiveness), berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespons permintaan mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat.

3. Jaminan (assurance), yaitu perilaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi para pelanggannya. Jaminan juga berarti bahwa para karyawan selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan atau masalah pelanggan.

4. Empati (empathy), berarti perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman.

5. Benda berwujud (tangibles), berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.

Sedangkan sistem pemasaran jasa menurut Payne (1993), terdiri dari : a. Product, yaitu produk yang ditawarkan. b. Price, yaitu harga yang ditentukan. c. Promotion, yaitu program komunikasi yang diambil dengan pemasaran sesuai dengan produk

atau jasa. d. Place, yaitu penyaluran dan fungsi logistik yang tersedia. e. People, yaitu orang-orang yang mendapatkan jasa pemasaran, keberhasilan pemasaran

ini adalah dari pendekatan pada seleksi, pelatihan, keinginan dan pengaturan orang-orang tersebut

f. Processes, yaitu cara dari seluruh kegiatan yang dilakukan, kegiatan tersebut meliputi, prosedur, jadwal tugas, Peralatan dan kegiatan rutinitas.

g. Customer service, jasa pelayanan pada pelanggan diberikan oleh perusahaan secara luas dengan cara yang baik, sehingga pelanggan merasa puas.

Strategi Pemasaran

Sedangkan strategi pemasaran menurut Kotler (1995) strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling berkaitan, yaitu : a. Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani, pemilihan pasar dimulai dengan

melakukan segmentasi pasar dan kemudian memilih pasar sasaran yang paling memungkinkan untuk dilayani oleh perusahaan.

b. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual c. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari

produk kepada pelanggan d. Sistem distribusi, yaitu saluran yang dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang

membeli menggunakannya e. Komunikasi perusahaan (promosi) yang meliputi periklanan personal selling dan public

relation. Dapat disimpulkan bahwa strategi adalah suatu rencana kegiatan yang merupakan

bentuk upaya mempengaruhi atau menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan eksternal, terutama pesaing, pemasok dan konsumen. Sedangkan strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu dibidang pemasaran yang memberikan paduan tentang kegiatan aktivitas yang dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan perusahaan, teruma menuasai pasar dan merebut konsumen.

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411

Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume I, Nomor 1, September 2012

Kebijakan Strategi Pemasaran Sekolah Tinggin Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya

74

Analisis SWOT Menurut Wahyudi (1996), SWOT adalah singkatan dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Threat (ancaman). Analisis SWOT adalah suatu analisis lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal adalah lingkungan dalam perusahaan, sedangkan lingkungan eksternal adalah suatu lingkungan diluar perusahaan yang memiliki kekuatan-kekuatan diluar kendali perusahaan sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini akan mempengaruhi kinerja (output) perubahan.Analisis eksternal dilakukan untuk menggali dan mengidentifikasikan semua peluang yang ada dan yang akan datang dapat dimanfaatkan serta ancaman dari para pesaing dan calon pesaing yang harus dihindarkan. Sedangkan analisis internal dilakukan untuk mengidentifikasikan kekuatan-kekuatan yang dapat dimanfaatkan dan kelemahan-kelemahan yang perlu dihindari, diatasi dan dibebani dan sumberdaya-sumberdaya perusahaan beserta proses pengeluarannya. Keunggulan bersaing adalah sesuatu yang memungkinkan sebuah perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dibanding dengan rata-rata keuntungan yang diperoleh pesaing.Untuk memperoleh posisi yang baik dan menguntungkan dibanding para pesaing sehingga perusahaan memperoleh keuntungan diatas rata-rata keuntungan yang diperoleh pesaing, diperlukan sebuah strategi yang dapat menciptakan keunggulan bersaing.Menurut Awat (1989), setelah strategi bersaing yang konsisten dengan kondisi-kondisi eksternal dan internal dipilih dan ditetapkan (diadopsi) selanjutnya ditetapkan (dirumuskan) kebijakan-kebijakan sebagai implementasi/ petunjuk pelaksanaan dan strategi yang diadopsi. KERANGKA KONSEPTUAL Adanya peningkatan jumlah mahasiswa meskipun relatif kecil namun dapat dirasakan sebagai angin segar bagi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya, ini mengindikasikan bahwa perguruan tinggi ini masih diminati oleh masyarakat, artinya masih mempunyai potensi dan prospek untuk dikembangkan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu diperlukan kebijakan strategi pemasaran yang efektif yang disusun atas dasar peluang (opportunity) dan hambatan (threat) yang ditawarkan lingungan eksternal yang disesuaikan dengan kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) internal yang dimiliki. Adapun variabel-variabel yang diperhitungkan kedalam kebijakan strategi pemasaran tersebut antara lain : 1. Kondisi faktor internal : a. Atribut Kualitas Pelayanan ; 1).Biaya yang ditawarkan, 2).Program studi (prodi) atau

jurusan yang ditawarkan, 3).Sarana dan fasilitas penunjang, 4). Kompetensi dosen, 5).Jampelayanan, 6). Kecepatan perkuliahan, dan 7). Lokasi

b. Strategi Pemasaran; 1).Sosialisasi, 2). Jemput bola, 3).Periklanan, 4). even promosi, 5).Beasiswa, dan 6).Akses internet

c. Kondisi Input Output dan Renstra Lembaga; 1).Mahasiswa, 2).Sumber Dana Pengembangan, 3).Program Pengembangan Dosen, 4).Rencana Strategis Jangka Panjang, 5).Sarana dan Fasilitas Penunjang, dan 6). Kelulusan

2. Kondisi faktor eksternal; a. Kondisi Mikro Eksternal; 1).Kapasitas pesaing, 2). Potensi permintaan, dan 3).

Kebijakan pemerintah b. Kondisi Makro Eksternal ; 1).Sosial Ekonomi, 2).Kependudukan, 3).Politik dan

Pembangunan, 4).Sosial Budaya, 5). Perubahan minat dan orientasi pendidikan cepat kerja, dan 6). Penawaran seleksi lokal Perguruan Tinggi Negeri

Konsep pemikiran dalam kerangka konseptual tersebut dapat digambarkan seperti dibawah ini.

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411

Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume I, Nomor 1, September 2012

Kebijakan Strategi Pemasaran Sekolah Tinggin Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya

75

Gambar. 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian

Hipotesis Memahami perumusan masalah dan kerangka konseptual maka hipotesis yang merupakan jawaban sementara dirumuskan sebagai berikut : 1. Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka

Raya sebagai kekuatan (strength), tenaga pengajar rata-rata telah memenuhi kompetensi, lokasi ditengah kota.

2. Peluang dan Hambatan yang dihadapi oleh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya sebagai peluang (opportunity), banyaknya lulusan SLTA dan Pegawai Negeri Sipil.

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Adapun pemahaman populasi dan sampel penelitian diuraikan seperti dibawah ini. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan dari obyek atau subyek penelitian yang diamati. Menurut Priyanto (2008), populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau obyek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian. Menurut Malo (2005), Populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari : a. Lembaga, yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya dan perguruan tinggi

swasta (PTS) lainnya sebagai pesaing. b. Mahasiswa, yaitu keseluruhan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka

Raya dan perguruan tinggi swasta (PTS) lainnya sebagai pesaing, khususnya mahasiswa prodi ilmu ekonomi.

Sampel Penelitian

Kondisi Internal :

a. Atribut Kualitas

Pelayanan

b. Strategi Pemasaran

c. Kondisi Input Output dan

Renstra Lembaga

Kekuatan

Kelemahan

Keb

ijak

an

Str

ateg

i P

emas

aran

Hambatan

Peluang Kondisi Eksternal :

a. Kondisi Mikro Eksternal

b. Kondisi Makro Internal

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411

Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume I, Nomor 1, September 2012

Kebijakan Strategi Pemasaran Sekolah Tinggin Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya

76

Menurut Malo (2005), sampel adalah mengambil sebagian saja dari populasi. Berpegang pada beberapa pendapat dibawah ini, maka penentuan jumlah sampel mahasiswa bersifat purposive sampling yaitu penentuan jumlah sampel berdasarkan kehendak peneliti (subyektif) dengan anggapa tetap representitatif (terwakili) yaitu sebanyak 50 orang untuk masing-masing Perguruan Tinggi, baik Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya maupun perguruan tinggi swasta (PTS) lainnya sebagai pesaing. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel sebanyak 50 ini menggunakan teknik random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak atau sembarangan tanpa pilih kasih sehingga semua populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel, sehingga sampel yang didapat adalah sampel insiden. Menurut Malhortra (2006), insidensi sampel (incidence sampling), adalah kemunculan sampel pada saat dilakukan penelitian yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel. Artinya siapa saja ditemui pada saat dilakukan pengumpulan data maka akan dijadikan sampel dalam penelitian ini. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data dari berbagai sumber, maka digunakan berbagai teknik pengumpulan data, diantaranya kuesioner, yaitu pengumpulan data melalui selebaran pertanyaan kepada responden sebagai sumber penilaian dalam hal ini mahasiswa. a. Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya adalah untuk mengetahui

kekuatan dan kelemahan pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya (kuesioner lampiran 1).

b. Mahasiswa perguruan tinggi pesaing adalah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perguruan tinggi yang bersangkutan sebagai pesaing Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya (kuesioner lampiran 2).

Teknik Analisis Data Metode Tabulasi Teknik analisis dalam penelitian ini bersifat tabulasi, dimana setiap skor item jawaban atau skor penilaian kondisional dari faktor-faktor yang diamati atau dianalisis dimasukan kedalam tabel-tabel untuk diidentifikasi sebagai bahan interpretasi tentang fenomena-fenomena dari faktor-faktor tersebut sebagai faktor keunggulan atau kekuatan (strength) sebagai faktor pendukung dan faktor kelemahan (weakness)sebagai penghambat (threat), serta faktor-faktor yang memberikan peluang (opportunity). Menurut Nazir, M., (2003), Tabulasi adalah termasuk dalam kerja memproses data; memasukan data kedalam tabel-tabel, dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori. Dari hasil tabulasi tersebut merupakan data yang dapat digunakan berbagai keperluan analisis, sesuai maksud dan tujuan penelitian. Analisis Rating Skor Mengingat tidak semua faktor dianggap penting oleh mahasiswa maka besarnya kepentingan akan diberikan “bobot”untuk masing-masing faktor. Sedangkan kondisi faktor atas dasar kekuatan (strength) dan kelamahan (weakness) akan beri “rating”. a. Bobot, bobot untuk semua faktor baik peluang maupun hambatan mempunyai total nilai

1,00. Menurut David (2004; 217) bobot diberikan atas dasar kontribusi terhadap kelangsungan organisasi atau perusahaan atau kegiatan.

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411

Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume I, Nomor 1, September 2012

Kebijakan Strategi Pemasaran Sekolah Tinggin Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya

77

b. Rating, menurut menurut David (2004; 217) rating adalah tingkat kepentingannya dalam mempengaruhi kegiatan, dimana :

4 = sangat kekuatan 3 = cukup kekuatan 2 = Cukup lemah, 1 = Sangat lemah.

Untuk menetukan rating semua faktor maka digunakan hasil kuesioner penilaian menurut mahasiswa.

c. Total skor, jika total skor dibawa 2,50 maka organisasi/perusahaan atau kegiatan dalam keadaan lemah, jika diatas 2,50 organisasi/perusahaan atau kegiatan dalam keadaan kuat.

Tabel. 2 Faktor-faktor Strategi Internal dan Eksternal

Faktor-faktor Strategis Internal-Eksternal Bobot Rating Skor

Peluang

Hambatan

Total 1,00

Tabel ini masih belum diisi karena belum mengetahui faktor-faktor yang menjadi peluang dan hambatan.

4.4.3. Analisis SWOT Berdasarkan fakta dan data dilapangan tentang faktor kondisional maka dapat diinterpretasikan kedalam analisis SWOT yaitu kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), kesempatan (Opportunity), dan hambatan (Threat). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dan tabel dibawah ini.

Gambar 4.1. Analisis Swot Dalam Penelitian

Sumber : Awat (1989 ).

Berbagai Peluang

Berbagai Ancaman

Kekuatan Internal Kelemahan Internal

Mendukung strategi

turn around (1)

Mendukung strategi

agresif (2)

Mendukung strategi

defensif (4)

Mendukung strategi

deversifikasi (3)

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411

Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume I, Nomor 1, September 2012

Kebijakan Strategi Pemasaran Sekolah Tinggin Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya

78

Kuadran 1 : Merupakan situasi yang menguntungkan perusahaan. Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang diterapkan dalam keadaan seperti ini adalah mendukung kebijaksanaan pertumbuhan yang agresif (SO).

Kuadran 2 : Perusahaan masih memiliki kekuatan dari segi internal, strategi yang diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara diversifikasi kebijakan (ST)

Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi disisi lain perusahaan menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Strategi yang dapat dilakukan adalah meminimalkan masalah internal perusahaan, sehingga dapat membuat peluang pasar yang lebih baik (WO).

Kuadran 4 : Keadaan ini merupakan situasi yang tidak menguntungkan perusahaan, karena

menghadapi berbagai ancaman sedangkan keadaan perusahaan mempunyai beberapa kelemahan (WT).

Tahap analisis ini adalah menganalisis semua informasi baik kesempatan dan ancaman yang disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang ada pada perusahaan. Matriks ini dapat memanfaatkan 4 (empat) kemungkinan, yaitu : a. Strategi SO Yaitu strategi dengan memanfaatkan seluruh kekuatan dengan menyesuaikan dengan

kesempatan (peluang) yang ada. b. Strategi ST Yaitu strategi yang menggunakan seluruh kekuatan untuk menghadapi ancaman. c. Strategi WO Yaitu strategi yang memanfaatkan kesempatan (peluang) yang ada dengan menggunakan

kelemahan-kelemahan yang ada pada perusahaan. d. Strategi WT Yaitu strategi yang bersifat defensif dimana perusahaan meminimal kelemahan yang ada

dengan maksud menghindari ancaman.

Tabel. 3 Interpretasi Analisis SWOT

IFAS EFAS

Kekuatan (S)

Kelemahan (W)

Kesempatan (O)

Strategi SO Strategi SO, yaitu strategi dengan memanfaatkan seluruh kondisi faktor pendukung (kekuatan) untuk memanfaatkan kesempatan. Strategi ini adalah yang agresif (SO).

Strategi WO Strategi WO, yaitu strategi yang memanfaatkan kesempatan (peluang) yang ada dengan menggunakan kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang ada. Strategi ini adalah meminimalkan masalah internal, sehingga dapat membuat peluang yang lebih baik (WO).

Ancaman (T)

Strategi ST Strategi ST, yaitu strategi yang menggunakan seluruh kondisi faktor pendukung (kekuatan) untuk menanggulangi hambatan dengan cara diversifikasi

Strategi WT Strategi WT, yaitu strategi yang bersifat defensif (bertahan) karena faktor kelemahan yang ada.

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411

Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume I, Nomor 1, September 2012

Kebijakan Strategi Pemasaran Sekolah Tinggin Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya

79

kebijakan (ST).

IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary)EFAS (External Strategic Factor Analysis Summary)(Sumber : Diadopsi dari David, 2004) Tabel dibawah ini merupakan rekapitulasi dari faktor-faktor kekuatan (Strength) yang diartikan sebagai faktor pendukung kesiapan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya untuk dikembangkan dengan memanfaatkan peluang atau kesempatan (Opportunity), serta faktor-faktor kelemahan (Weakness) yang menghambat untuk dikembangkan dan harus diperbaiki karena merupakan ancaman (Threat).

Gambar. 4.2. Makna Hasil Penilaian Atas Tingkat Kesiapan Faktor

Sumber : Purno

mosidi,

1997. Gamb

ar 4.2.

diatas menj

elaskan bahwa kekuatan (strength) yang dimiliki perusahaan akan dapat memanfaatkan peluang (opportunity) yang diberikan oleh kondisi diluar perusahaan (eksternal), sedangkan kelemahan (weakness) yang dimiliki perusahaan merupakan suatu persoalan atau ancaman (threat) yang dihadapi perusahaan dari luar (eksternal) perusahaan. Hasil Penelitian 5.1. Lembaga Pendidikan dan Pesaing Paralel Hasil survei dan dokumentasi Dinas Pendidikan Nasional Kota Palangka Raya terdapat sejumlah Perguruan Tinggi Swasta yang juga membutuhkan input lulusan SLTA, diantaranya : 1. Lembaga Pendidikan Keterampilan (LPK), sebanyak 5 buah dengan kapasitas mahasiswa

baru sebanyak ± 500 orang. 2. Perguruan Tinggi Swasta :

a. Universitas PGRI Palangka Raya dengan kapasitas mahasiswa baru ± 300 orang. b. Universitas Muhamadiyah Palangka Raya dengan kapasitas mahasiswa baru ± 500

orang. c. Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STMIK) dengan kapasitas mahasiswa baru ± 300 orang. d. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Yayasan Bank Pembangunan Kalimantan Tengah

Palangka Raya dengan kapasitas mahasiswa baru ± 300 orang. e. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya dengan kapasitas mahasiswa baru ±

400 orang. f. Sekolah Kebidanan Yayasan Afiat Bina dengan kapasitas mahasiswa baru ± 200 orang. g. Sekolah Tinggi Kesehatan Eka Harap Palangka Raya dengan kapasitas mahasiswa baru

± 300 orang.

Faktor Hasil Penilaian Kesiapan Faktor

”Siap” ”Tidak Siap”

Internal Kekuatan (Strength)

Kelemahan (Weakness)

Eksternal Pelauang

(Opportunity) Ancaman (Threat)

Sumber kemampuan untuk meniadakan persoalan

Penyebab timbulnya ketidaksiapan fungsi yang

disebut persoalan

45

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411

Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume I, Nomor 1, September 2012

Kebijakan Strategi Pemasaran Sekolah Tinggin Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya

80

Diantara lembaga penyelenggara pendidikan tersebut diatas yang menjadi pesaing paralel bagi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya adalah STIE YBPK Palangka Raya. Pada prinsipnya semua lembaga penyelenggara pendidikan adalah pesaing, namun jika dilihat dari kesamaan program studi yang ditawarkan maka pesaing yang paralel adalah STIE YBPK Palangka Raya. Artinya jika seseorang berminat terhadap ilmu ekomoni, jika gagal di seleksi nasional pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maka hanya ada dua pilihan di kota Palangka Raya yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya atau STIE YBPK Palangka Raya. Kondisi Faktor Lingkungan Internal STIE Palangka Raya

Keunggulan atau kekuatan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya dibanding dengan pesaingnya STIE YBPK Palangka Raya atas dasar frekuensi penilaian mahasiswa masing-masing adalah seperti; SPP, pungutan lain, program studi yang relevan, syarat pendidikan dosen, jam pelayanan administrasi, jam perkulihan, kecepatan program studi, kecepatan waktu bimbingan skripsi, lokasi yang menunjang dan lokasi yang strategis. Sedangkan kelemahan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya dibanding dengan pesaingnya STIE YBPK Palangka Raya atas dasar frekuensi penilaian (fakta yang dirasakan) mahasiswa masing-masing adalah seperti; kelengkapan sarana dan fasilitas, kemutakhiran sarana dan fasilitas jumlah dosen kurang memadai serta rasio dosen dengan mata kuliah. Meskipun itu hanya sebuah perasaan mahasiswa namun sangat berpengaruh terhadap minat, misalnya kelengkapan sarana dan fasilitas Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) pada kenyataannya melebihi STIE YBPK Palangka Raya tetapi jumlah (frekuensi) mahasiswa yang mengakatan kurang lengkap lebih banyak dari STIE YBPK Palangka Raya, maka ini dianggap kelemahan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya mempunyai keunggulan atau kelebihan dalam penerapan strategi pemasaran dari pesaingnya STIE YBPK Palangka Raya yaitu melakukan periklanan melalui radio maupun koran, mengikuti even promosi seperti even pameran pembangunan dan memberikan biasiswa. Adapun hasil wawancara dan dokumentasi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya yang menggambarkan kondisi dan rencana strategi jangka panjang, sebagai berikut : 1. Mahasiswa, kebanyakannya dengan profesi pegawai negeri sipil 147 orang (41,18 %),

pegawai swasta 77 orang (21,57 %) dan belum bekerja 133 orang (37,25 %) dari jumlah 357 yang teregister pada periode akademik 2011/2012. Dari data, sayangnya kebijakan pengembangan sumber daya dari instansi pemerintah tidak merata.

2. Sumber Dana Pengembanganterdiri dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIRJEN DIKTI) dan Sumbangan Pengambangan Pembangunan (SPP).

3. Program Pengembangan Dosen, tersedia beasiswa bagi dosen yang berminat melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi baik S-2 maupun S-3 serta pelatihan-pelatihan lainnya.

4. Rencana Strategis Jangka Panjang, luas lahan pendukung pengembangan fisik, rencana strategis pengembangan fisik telah terprogram dalam jangka pendek, menengah dan panjang, terutama gedung dan sarana pendukung proses pembelajaran. Sayangnya belum ada target dalam jangka pendek yang terealisasi, hanya program saja.

5. Sarana dan Fasilitas Penunjang, ruang dan kondisi perpustakaan cukup mendukung dengan jumlah buku referensi yang lengkap, kapasitas ruang belajar maupun jumlah ruangan cukup mendukung (kapabilitas) untuk digunakan proses belajar-mengajar, sarana dan fasilitas olah raga cukup tersedia.

6. Kelulusan, dengan ukuran jumlah semakin membaik dengan rata-rata antara 4 sampai 5 tahun. Begitu juga dengan Indeks Prestasi (IP) antara 2,67 sampai 3,25.

Kondisi Faktor Lingkungan Eskternal

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411

Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume I, Nomor 1, September 2012

Kebijakan Strategi Pemasaran Sekolah Tinggin Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya

81

Jumlah kelulusan SLTA dari tahun ketahun terus meningkat, meskipun pengikut seleksi nasional pada Perguruan Tinggi Negeri meningkat dari tahun ke tahun namun tingkat kelulusannya berfluktuasi tidak menentu, tentunya ini adalah sebuah kesempatan yang ditawarkan lingkungan eksternal bagi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya.Adapun kebijakan pemerintah daerah yang justru mendukung atau membuka pelauang tersebut melalui : 1. Rencana strategis jangka panjang tentang peningkatan SDM aparatur negara melalui

rekomendasi pegawai negeri sipil untuk melanjutkan pendidikan tinggi. 2. Tidak merekomendasikan kepada PTN untuk membuka seleksi lokal, guna memperdayakan

lembaga penyelenggara pendidikan swasta lainnya di kota Palangka Raya agar pasar jasa pendidikan lebih efisien dan efektif.

Sedangkan kondisi sosial masyaralat kota Palangka Raya ada yang memberikan kesempatan (peluang) ada pula kendala (hambatan), diantaranya : 1. Keadaan sosial ekonomi masyarakat kota Palangka Raya cukup mendukung perkembangan

jasa pendidikan dengan peningkatan pendapatan dan daya beli yang diukur dengan pertumbuhan PDRB dengan rata-rata mencapai 2,7 % pertahun. Kelemahannya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masih belum merata hanya di sektor tertentu saja.

2. Pertumbuhan penduduk kota Palangka Raya mencapai 1,7 % pertahun, tentunya ini menunjukan pertumbuhan pasar bagi dunia pendidikan tinggi. Namun bagi masyarakat sendiri banyak pilihan terhadap jenis dan bidang pendidikan, termasuk ekonomi dan manajemen.

3. Kebijakan pemerintah yang merekomendasikan perbaikan Sumber Daya Manusia (SDM) secara umum sebagai modal pembangunan dan secara khusus aparatur negara memberi makna kesempatan perkembangan bagi dunia pendidikan terutama Perguruan Tinggi (PT) dalam menyelenggarakan pendidikan. Dampaknya, banyak pilihan bagi masyarakat terhadap jenis dan bidang pendidikan yang akan dipilih.

4. Perbaikan sikap dan mentalitas serta kesadaran masyakarat akan pentingnya pendidikan memberi makna kesempatan perkembangan dunia pendidikan tinggi untuk lebih berkembang.

Analisis SWOT Kesiapan Faktor

Berdasarkan data dalam tabel diatas maka dapat disusun formasi kesiapan dan ketidaksiapan faktor yang dimiliki oleh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya dalam pengembangan dan penyusunan strategi pemasaran. Kekuatan (Strength) : 1). SPP, 2).Pungutan lain, 3). Program studi, 4). Tingkat pendidikan dosen, 5). Jam

pelayanan administrasi, 6). Jam perkuliahan, 7). Kecepatan studi, 8). Lama bimbingan Skripsi, 9). Lokasi menunjang, 10). Lokasi strategis, 11). Periklanan, 12). Even promosi, 13). Beasiswa, 14). Akses internet, 15). Mahasiswa, 16). Sumber dana pengembangan, 17). Pengembangan dosen, 18). Luas lahan, 19). Pengembangan fisik, 20). Ruang dan kondisi perpustakaan, 21). Kapasitas ruang belajar, 22). Sarana olahraga, 23). Lama tahun, dan 24). Indeks Prestasi (IP)

Kelemahan (Weakness) 1). Kelengkapan sarana & faslitas, 2). Kemutakhiran sarana & fasilitas, 3). Jumlah dosen, 4).

Rasio dosen mata kuliah, 5). Sosialisasi, 6). Jemput bola, 7). Kemampuan bersaing mengisi lapangan kerja, dan 8). Peningkatan peserta seleksi nasional

Peluang (Opportunity) 1). Kapasitas lembaga pendidikan swata dalam menerima mahasiswa baru kurang dari jumlah

kelulusan SLTA, 2). Hanya ada 1 pesaing paralel di kota Palangka Raya, 3). Jumlah kelulusan SLTA meningkat, 4). Kelulusan seleksi nasional befluktuasi, 5). Kebijakan pemerintah merekumendasikan peningkatan SDM aparatur negara, 6). Tidak merekomendasikan seleksi

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411

Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume I, Nomor 1, September 2012

Kebijakan Strategi Pemasaran Sekolah Tinggin Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya

82

lokal, guna memperdayakan lembaga pendidikan swasta. 7). Kondisi ekonomi membaik mendorong peningkatan daya beli jasa pendidikan, 8). Pertumbuhan penduduk meningkat mendorong peningkatan permintaan potensial pendidikan, 9). Politik dan pembangunan mendukung perbaikan SDM mendorong permintaan jasa pendidikan formal, dan 10). Sosial budaya, perbaikan sikap mental terhadap pendidikan mendorong peningkatan permintaan jasa pendidikan

Ancaman (Threat) 1). Perubahan orientasi minat masyarakat terhadap ilmu ekonomi dan manajemen pada

pendidikan cepat kerja, dan 2). Seleksi lokal yang diselenggarakan oleh PTN (seperti Universitas Palangka Raya, misalnya program peminatan).

Rating Skor Kesiapan Faktor Karena total skor 2,53 lebih besar dari 2,50 maka dapat disimpulkan bahwa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya dalam menghadapi persaingan maupun hambatan kondisi eksternal cukup kuat karena didukung kondisi kesiapan internal. Strategi Pemasaran Model SWOT

Berdasarkan fakta dan data dilapangan tentang kondisional faktor eksternal dan internal dalam konsep kekuatan dan kelemahan maka dapat diinterpretasikan kedalam analisis SWOT yaitu kekuatan (Strength), kesempatan (Opportunity), kelemahan (Weakness), dan hambatan (Threat) guna bahan menyusun strategi pemasaran. Strategi SO Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya harus memanfaatkan seluruh kekuatan atau kesiapan faktor (S) yang dimiliki untuk memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh faktor eksternal (O), misalnya melakukan sosialisasi atau melalui periklanan tentang SPP, program studi, dukungan kompetensi dosen, jam pelayanan dan perkuliahan, lokasi, pemberian biasiswa, akses internet, dan sebagainya mengingat kesempatan (O) yang diberikan adalah kelebihan daya tampung lembaga pendidikan pesaing terhadap lulusan SLTA, kebijakan pemerintah untuk memperbaiki kualitas SDM aparatur negara, pertumbuhan daya beli (ekonomi), pertumbuhan potensi permintaan (penduduk) dan kesadaran sikap mental masyarakat terhadap pentingnya pendidikan. Strategi ini adalah yang agresif (SO). Strategi WO Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya harus memanfaatkan seluruh kekurangannya atau ketidakiapan faktor (W)) yang dimiliki untuk menyesuaikan dengan kesempatan yang diberikan oleh faktor eksternal (O), misalnya melengpakpi sarana dan fasilitas dengan kemutakhirannya, meningkatkan jumlah dan rasio dosen dengan mata kuliah yang diajarkan, melakukan sosialisasi dan jemput bola kesekolah-sekolah, melakukan periklanan sebagai sarana atau media komunikasi serta melakukan hubungan aktif dengan alumni untuk mengetahui perkembangan lulusan, setidak-tidaknya meminimal masalah-masalah yang dihadapi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya. Strategi ST Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya harus memanfaatkan seluruh kekuatan atau kesiapan faktor (S) yang dimiliki untuk menetralisir ancaman-ancaman (T) yang ada pada faktor eksternal (O), misalnya mensosialisasaikan pentingnya dan manfaat ilmu ekonomi dan manajemen, memberikan pelayanan dan fasilitas lainnya yang lebih baik dari program-program seleksi lokal.

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411

Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume I, Nomor 1, September 2012

Kebijakan Strategi Pemasaran Sekolah Tinggin Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya

83

Strategi WT Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya harus memanfaatkan seluruh kelemahannya atau ketidaksiapan faktor (W) sebagai strategis bertahan (defensif) karena kelemahan tersebut, misalnya memanfaay seoptimal mungkin sarana dan fasilitas serta dosen yang ada.

KESIMPULAN

Dari hasil analisis dan pembahasan maka dapat diterik beberapa kesimpulan tentang kesiapan dan ketidak siapan faktor yang dimiliki Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya yang diaertikan sebagai kekuatan (Strength), kesempatan (Opportunity), kelemahan (Weakness), dan hambatan (Threat) dalam menyusun strategi pemasaran guna pengembangan, sebagai berikut : 1. Total skor 2,53 SWOT lebih besar dari 2,50 maka dapat disimpulkan bahwa Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya masih bisa dikembangkan atas dasar kesiapan faktor internal sehingga mampu atau cukup kuat menghadapi persaingan maupun hambatan kondisi eksternal.

2. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya mempunyai kekuatan (Strength) dari beberapa kesiapan faktor internal, diantaranya : SPP yang ditawarkan, Pungutan lain, Program studi, Tingkat pendidikan dosen, Jam pelayanan administrasi, Jam perkuliahan, Kecepatan studi, Lama bimbingan Skripsi, Lokasi menunjang, Lokasi strategis, Even promosi, Beasiswa, Akses internet, Mahasiswa, Sumber dana pengembangan, Pengembangan dosen, Luas lahan, Pengembangan fisik, Ruang dan kondisi perpustakaan, Kapasitas ruang belajar, Sarana olahraga, Lama tahun studi, dan Indeks Prestasi (IP).

3. Namun mempunyai kelemahan (weakness) pada faktor; Kelengkapan sarana dan fasilitas, Kemutakhiran sarana dan fasilitas, Jumlah dosen, Rasio dosen mata kuliah, Sosialisasi keberadaan lembaga kesekolah, Jemput bola kesekolah, Kemampuan bersaing mengisi lapangan kerja, dan Menghadapi peningkatan peserta seleksi nasional.

4. Sedangkan peluang (opportunity) yang dihadapi antara lain; Kapasitas lembaga pendidikan swasta dalam menerima mahasiswa baru tidak melebihi justru kurang dari jumlah kelulusan SLTA, Hanya ada 1 pesaing paralel di kota Palangka Raya yaitu STIE YBPK Palangka Raya, Jumlah kelulusan SLTA meningkat sebagai pertumbuhan permintaan atau pasar potensial, Kelulusan seleksi nasional befluktuasi, Kebijakan pemerintah yang merekumendasikan peningkatan SDM aparatur negara kepada seluruh instansi, Tidak merekomendasikan seleksi lokal guna memperdayakan lembaga pendidikan swasta, Kondisi ekonomi kota Palangka Raya membaik mendorong peningkatan daya beli jasa pendidikan, Pertumbuhan penduduk meningkat mendorong peningkatan konsumen atau peminta potensial untui, jasa pendidikan, Politik dan pembangunan mendukung perbaikan SDM mendorong permintaan jasa pendidikan formal, dan Perbaikan sosial budaya dalam bentuk sikap mental terhadap pendidikan mendorong peningkatan permintaan jasa pendidikan.

5. Adapun ancaman (threat) yang dihadapi antara lain; Perubahan orientasi minat masyarakat terhadap ilmu ekonomi dan manajemen pada pendidikan cepat kerja dan Seleksi lokal yang diselenggarakan oleh PTN (seperti Universitas Palangka Raya, misalnya program peminatan).

SARAN Memahami kesimpulan diatas maka dapat diberikan saran kepada pihak pengambil keputusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya, sebagai berikut : 1. Hendaknya operasional PTS STIE Palangka Raya berjalan secara efisiensi dan efektivitas agar

tidak terbebani pada SPP dan pungukutan lain.

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411

Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume I, Nomor 1, September 2012

Kebijakan Strategi Pemasaran Sekolah Tinggin Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya

84

2. Handakmya perlu pengembangan studi atau jurusan dimasa yang akan datang sesuai perubahan minat masyarakat.

3. Hendaknya pengambangan investasi pada sarana dan fasilitas perlu ditingkatkan besert kemutakhirannya.

4. Hendaknya perlu pengembangan kuantitas dan kuantitas SDM dimasa yang akan datang terutama tenaga edukatif (dosen).melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

5. Hendaknya perlu dilaksanakan aksi sosialisasi yang sifatnya proaktif kesekolah-sekolah. 6. Hendaknya mengikuti semua even promosi dan sosialisasi kepada masyarakat. 7. Perlu dibangun jaringan komunikatif dengan alumi untuk mengetahui perkembangan

alumnus. 8. Renstra jangka pendek dan panjang dalam pengembangan fisik maka sebaiknya perlu

perbaikan master site plan agar lebih efisien dan efektif dalam penggunaan lahan. 9. Diperlukan koordinasi dengan perguruan tinggi dalam membuka penerimaan atau seleksi

lokal agar lembaga pendidikan swasta tetap mampu bertahan. 10. Kebijakan strategi pemasaran yang harus dilakukan menekankan pada usaha meraih segmen

pasar yang potensial sesuai kondisi yang nyata, sehingga segmen yang potensial adalah pegawai negeri sipil dengan pendekatan sosialisasi ke kantor-kantor

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Faisal, 1992.Manajemen Strategi, Edisi Pertama, Cetakan ke tiga, Penerbit Liberty, Jogyakarta.

Awat, Napa I., 1989. Manajemen Strategi (Suatu Kasus Pendekatan Sistem), Liberty, Yogyakarta.

Buana, Wira, 2009. Studi Kelayakan SPBU Pendekatan SWOT Banjarnegara Jawa Tengah, Tesis, Universitas Islam Indonesia.Yogyakarta.

Clifton, WE., 2006. Possibility of Product Development of Plastical Industry In Germany. Humboldt-Universas Berlin Spandauerstr. 1, 10178 Berlin, Negara Jerman, [email protected]

David, Fred R., 2004. Manajemen Strategi, Konsep-Konsep, Edisi Kesembilan, Indeks Gramedia, Prentice Hall, Jakarta.

Dharmmesta, Basu Swastha, 2000. Manajemen Pemasaran, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Edward, W., 2010. Strategy development Compete the ApproachStrength, Weakness, Opportunity and Threat. Journal Academy of Management Review, 2010, Vol. 35, No. 3, 358–372.

Ekosusilo, Madyo, dan R.B. Kasihadi, 2007. Dasar-Dasar Pendidikan, Penerbit Effhar Publishing, Semarang.

Enoch, Jusuf, 2002. Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Fahruddin, 2010. Strategi Pengembangan Produk Perikanan Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan, Tesis, Universitas Lambung Mangkurat.

Gasparsz, Vincent, 2005. Total Quality Management, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Grerynemon, 2010. Management Form The Weakness Become the Organizational Strength. OVIDIUS University Constanta Romania, [email protected].

JSM (Jurnal Sains Manajemen) ISSN : 2302-1411

Program Magister Sains Manajemen UNPAR Volume I, Nomor 1, September 2012

Kebijakan Strategi Pemasaran Sekolah Tinggin Ilmu Ekonomi (STIE) Palangka Raya

85

Hadi, Sutrisno, 2004. Methode Reaserch, Untuk Penulisan Paper, Skripsi, dan Thesis, Yayasan Penerbit Fakultas Psiologi - UGM, Yogyakarta.

Kotler, Philip, 1995; Pemasaran, Analisis, Perencanaan dan Pengendalian, Penerbit Erlangga, Jakarta.

_____________, 2003. Dasar - dasar Pemasaran, Penerbit Indeks Gramedia, Jakarta.

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane, 2007, Manajemen Pemasaran, edisi kedua belas, edisi Bahasa Indonesia, PT Indeks, Jakarta.

Malo, Manasse, 2005. Metode Penelitian Sosial, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta.

Nazir, Moh., 2003. Metode Penelitian, Edisi Ke Lima, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Payne, Adrian, 1993. The Essence Of Service Marketing, Pemasaran Jasa, Edisi Pertama, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Priyanto, Dwi, 2008. Mandiri Belajar SPSS, Cetakan ke 3, Penerbit MediaKom, Yokyakarta.

Purnomosidi Hadjisarosa, 1997. Butir-butir Untuk Memahami Pengertian Fungsi, Analisa Tingkat Kesiapan Input Manajemen, Program Magester Manajemen STIE Mitra Indonesia, Yogyakarta.

Rangkuti, Freddy, 2000. Analisis SWOT (Teknik Membedah Kasus Bisnis), PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Simamora, Bilson, 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Swastha DH, Basu, Irawan, 2003, Manajeman Pemasaran Modern, Penerbit Liberty, Yogyakarta

Thyer, Ronald, 2009. Strength, Weakness, Opportunity and Threat of Feasibility Study Business. Journal of Administrative Sciences, Published online in Wiley Interscience (www.interscience.wiley.com). DOI: 10.1002/CJAS.57

Tjiptono, Fandy, 2000. Manajemen Jasa, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Wahyudi, Agustinus Sri, 1996. Manajemen Strategi (Pengantar Proses Berpikir Ilmiah), Binarupa Aksara, Jakarta.

Yamin, Sofyan dan Kurniawan, Heri, 2009. SPSS Complete (Teknik Analisis Statistik Terlengkap dengan Software SPSS), Salemba Infotek, Jakarta.