Upload
dangkhanh
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemasaran
1. Definisi Pemasaran
Berhasil atau tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung
pada keahlian dan kemampuan ujung tombak sebuak usaha yaitu
pada bidang pemasaran. Pemasaran menurut beberapa ahli di bidang
pemasaran telah mengemukakan pendapat mereka mengenai
pengertian pemasaran, antara lain:
a. Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial.
Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-
masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan
keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan
produk yang memiliki nilai komoditas. (Rangkuti, 2001 : 48)
b. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang dilakukan
oleh individu ataupun kelompok dalam memperoleh kebutuhan
dan keinginan mereka, dengan cara membuat dan
mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Karena itu
pemasaran bisa didefinisikan sebagai proses dimana perusahaan
menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari
pelanggan sebagai imbalannya. (Kotler dan Amstrong, 2008 : 6)
Dalam hal ini produk yang dimaksud berupa produk jasa. Adapun
syarat adanya pertukaran dalam buku Pemasaran (Lamb, Hair,
McDaniel, 2001 : 6) antara lain :
a. Harus terdapat 2 (dua) pihak.
b. Masing-masing harus memiliki sesuatu yang bernilai bagi pihak
lain.
c. Masing-masing mampu berkomunikasi dan menyerahkan barang.
d. Masing- masing pihak bebas untuk menolak penawaran.
e. Masing-masing pihak mau dan setuju untuk melakukan transaksi
yang telah disepakati sebelumnya.
2. Definisi Manajemen Pemasaran
a. Manajemen Pemasaran adalah seni dan ilmu memilih target
pasar dan membangun hubungan yang menguntungkan dengan
target pasar itu. (Kotler dan Amstrong, 2008 : 10)
b. Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan dan
pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan
distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk
menciptakan pertukaran dengan kelompok yang memenuhi
tujuan pelanggan dan organisasi. (Kotler dan Susanto, 2000 : 19)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Konsep Pemasaran
Menurut buku Strategi Pemasaran Jasa (Haryanto, 2004 : 5)
menjelaskan bahwa untuk mencapai sukses, pengusaha harus
mengetahui cara dan falsafah dalam pemasaran yang disebut konsep
pemasaran (marketing concept). Konsep pemasaran tersebut dibuat
dengan menggunakan tiga faktor dasar :
a. Seluruh perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi
pada konsumen/pasar.
b. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan
perusahaan, dan bukannya volume untuk kepentingan volume
itu sendiri.
c. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus
dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi.
Secara definitive dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah
sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan
konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan
hidup perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Jasa
1. Definisi Jasa
Jasa menurut beberapa ahli di bidang pemasaran telah
mengemukakan pendapat mereka mengenai pengertian jasa, antara
lain :
a. Jasa adalah bentuk produk yang terdiri dari aktivitas, manfaat,
atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual dan pada dasarnya
tak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan akan sesuatu.
(Kotler dan Amstrong, 2008 : 266)
b. Jasa adalah semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan
satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak merwujud
dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. (Kotler dan
Keller, 2009 : 36)
2. Sifat, Karakteristik, dan Tujuan Jasa
a. Jasa Bersifat Tak Berwujud (Service Intangibility)
Sifat jasa bahwa jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba,
didengar, atau dibaui sebelum jasa itu dibeli.
Contoh : Jasa pramugari, dimana jasa pramugari hanya dapat
dirasakan pada saat memasuki pesawat dan keluar dari pesawat,
selebihnya pada saat konsumen tidak sedang berada di dalam
pesawat atau berada di bandara, jasa pramugari tidak dapat
digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Jasa Bersifat Tak Terpisahkan (Service Inseparability)
Sifat jasa bahwa jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya,
tanpa mempedulikan apakah penyedia jasa itu orang atau mesin.
Contoh : Penumpang pesawat terbang, dimana saat konsumen
membeli tiket pesawat terbang, konsumen hanya bisa
menggunakan tiket tersebut pada jasa pesawat terbang, bukan
pada jasa transportasi yang lain seperti kereta api atau bus.
c. Jasa Variabilitas (Service Variability)
Sifat jasa bahwa kualitas jasa bergantung pada siapa yang
menyediakan jasa itu dan kapan, di mana, dan bagaimana jasa
itu disediakan.
Contoh : Jasa koki, dimana jasa masakan koki hanya dapat
disediakan bila koki yang memasak sama. Apabila koki yang
memasak berbeda, walau memasak menu yang sama, maka
kualitas makanannya pun akan berbeda.
d. Jasa Bersifat Dapat Musnah (Service Perishability)
Sifat jasa bahwa jasa tidak dapat disimpan untuk dijual dan
dipergunakan beberapa saat kemudian.
Contoh : Jasa Perhotelan, dimana jasa hotel hanya bisa dipakai
pada saat konsumen check-in sampai konsumen check-out.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Tujuan Jasa
1) Commercial Services (profit services)
Jasa yang bertujuan untuk mendapatkan laba.
Contoh : Cuci mobil, dimana jasa ini bertujuan untuk
mendapatkan laba dengan cara mencucikan mobil
konsumen.
2) Non Profit Services
Jasa yang bertujuan untuk kepentingan sosial.
Contoh : Museum, dimana jasa ini bertujuan untuk
memberikan info kepada konsumen museum, tanpa
mengincar laba.
C. Strategi
Dalam konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang
mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk
mengalokasikan sumber daya dan usaha organisasi. Pernyataan strategi
secara eksplisit merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi
perubahan lingkungan bisnis. Strategi memberikan kesatuan arah bagi
semua anggota organisasi. Bila konsep strategi tidak jelas, maka
keputusan yang diambil akan bersifat subyektif atau berdasarkan intuisi
belaka dan mengabaikan keputusan yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Manfaat Strategi Perusahaan secara umum
Adapun manfaat strategi bagi perusahaan secara umum, antara lain :
a. Sebagai cara untuk mengantisipasi masalah-masalah perusahaan
di masa depan pada kondisi perusahaan yang berubah secara
tepat.
b. Dapat memberikan tujuan dan arah perusahaan dimasa depan
jelas kepada semua karyawan.
c. Membuat tugas para eksekutif puncak menjadi lebih mudah dan
kurang resiko.
d. Untuk memonitor apa yang dikerjakan dan apa yang telah terjadi
didalam perusahaan agar dapat memberikan sumbangan terhadap
kesuksesan perusahaan atau justru mengarah pada kegagalan.
2. Definisi Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah pendekatan pokok yang akan digunakan
oleh unit bisnis dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan
terlebih dahulu. Sedangkan menurut buku Pemasaran (Lamb, Hair,
McDaniel, 2001 : 54) menjelaskan bahwa strategi pemasaran adalah
suatu kegiatan menyeleksi dan penjelasan suatu atau beberapa target
pasar dan mengembangkan serta memelihara suatu bauran
pemasaran yang akan menghasilkan kepuasan konsumen dengan
pasar yang dituju.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Strategi Pemasaran pada Perusahaan Jasa
Menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong dalam bukunya yang
berjudul Prinsip-prinsip Pemasaran (2008 : 293), seperti halnya
bisnis manufaktur, perusahaan jasa yang baik menggunakan
pemasaran untuk memposisikan diri secara kuat dalam pasar
sasaran terpilih. Namun karena produk jasa berbeda dari produk
yang berwujud, jasa sering memerlukan pendekatan pemasaran
tambahan, yaitu :
1) Rantai Laba-Jasa
Dalam bisnis jasa, pelanggan dan karyawan jasa lini depan
berinteraksi untuk menciptakan jasa. Hasilnya, interaksi
efektif bergantung pada keahlian karyawan jasa lini depan
dan proses pendukung yang menyokong karyawan-karyawan
ini. Oleh karena itu perusahaan jasa harus memusatkan
perhatian pada keduanya, pelanggan dan karyawan, agar
berhasil. Perusahaan jasa memahami rantai laba-rugi
(service-profit chain), yang menghubungkan laba perusahaan
jasa dengan karyawan dan kepuasan pelanggan. Rantai ini
terdiri dari lima hubungan :
a) Kualitas jasa internal : pemilihan karyawan yang bagus
dan pelatihan, lingkungan kerja yang berkualitas, dan
dukungan kuat bagi karyawan yang berurusan dengan
pelanggan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Karyawan jasa yang puas dan produktif : karyawan yang
lebih puas, setia, dan bekerja keras.
c) Nilai jasa yang lebih besar : kreasi nilai pelanggan dan
penghantaran jasa yang lebih efektif dan efisien.
d) Pelanggan yang puas dan setia : pelanggan puas yang
tetap setia, mengulangi pembelian produk jasa, dan
memberitahu pelanggan lain.
e) Laba dan pertumbuhan jasa yang sehat : kinerja
perusahaan yang bagus.
2) Mengelola Diferensiasi Jasa
Perusahaan jasa bisa mendiferensiasikan hantaran jasa
mereka dengan memiliki orang yang berhubungan langsung
dengan pelanggan yang lebih mampu dan dapat dihandalkan,
melalui pengembangan lingkungan fisik yang baik dimana
produk jasa dihantarkan atau dengan merancang proses
penghantaran yang baik.
3) Mengelola Kualitas Jasa
Perusahaan jasa dapat mendiferensiasikan dirinya dengan
menghantarkan kualitas yang lebih tinggi secara konsisten
dibandingkan pesaingnya, dimana penyedia jasa harus
mengidentifikasi apa yang diharapkan pelanggan sasaran
terhadap kualitas jasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sayangnya, kualitas jasa lebih sulit didefinisikan dan
dinilai daripada kualitas produk. Namun, pemulihan jasa
yang baik dapat mengubah pelanggan yang marah menjadi
pelanggan setia. Sebenarnya, pemulihan yang baik dapat
memenangkan lebih banyak pembelian dan kesetiaan
pelanggan dibandingkan bila segala sesuatunya berjalan
lancar sejak awal. Oleh karena itu, perusahaan tidak hanya
harus mengambil langkah untuk menyadiakan jasa yang baik
setiap saat tetapi juga memulihkan diri dari kesalahan jasa
ketika kesalahan terjadi.
4) Mengelola Produktivitas Jasa
Dengan biaya yang meningkat cepat, perusahaan jasa
mendapat tekanan basar untuk meningkatkan produktivitas
jasa. Hal ini dapat dilakukan dalam beberapa cara, seperti
melatih karyawan lama dengan lebih baik atau
memperkerjakan karyawan baru yang akan bekerja lebih
keras atau lebih terampil, meningkatkan kuantitas jasa
mereka dengan mengurangi sejumlah kualitas jasa, juga
dapat ‘mengindustrialisasi jasa’ dengan menambahkan
perlengkapan dan menetapkan standar produksi, dan yang
terakhir, penyedia jasa bisa mempergunakan kekuatan
teknologi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Namun, perusahaan tidak boleh mendorong produktivitas
begitu keras sehingga mengurangi kualitas. Usaha untuk
mengindustrialisasi jasa atau memotong biaya bisa membuat
perusahaan jasa lebih efisien dalam jangka pendek, tetapi
juga bisa mengurangi kemampuan jangka panjangnya untuk
melakukan inovasi, mempertahankan kualitas jasa, atau
merespon kebutuhan dan keinginan konsumen.
Oleh karena itu, dalam usaha untuk meningkatkan
produktivitas jasa, perusahaan harus memikirkan cara
menciptakan dan menghantarkan nilai pelanggan.
Pendeknya, dalam produktivitas jasa harus berhati-hati agar
tidak merusak ‘jasa’.
D. Analisis Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor yang lebih pada intern perusahaan dalam
rangka menilai atau mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-
tiap bagian. Intinya adalah berusaha mencari “keunggulan-keunggulan”
yang akan dipakai untuk membedakan diri dari pesaing, sehingga harus
dilihat dari sudut pandang konsumen. Setiap unit bisnis perlu dinilai
kekuatan dan kelemahannya secara periodik.
Kadang-kadang suatu bisnis gagal bukan karena masing-masing
bagiannya tidak memiliki kekuatan yang dibutuhkan, melainkan karena
bagian-bagian yang tidak bekerja sebagai tim. Setiap perusahaan harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengelola beberapa proses dasar, seperti menciptakan produk baru,
bahan baku sampai barang jadi, prospek penjualan sampai pesanan,
pesanan sampai uang diterima, problem pelanggan sampai waktu
penyelesaian, dan seterusnya. Walaupun setiap bagian mungkin
memiliki kompetisi ini, tantangannya adalah mengembangkan
kemampuan kompetitif yang unggul dalam mengelola proses-proses
tersebut. Hal ini dapat dilakukan, misalnya dengan formulir tabel
berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kinerja Kepentingan
Hal Kekuatan Utama
Kekuatan Sampingan Netral Kelemahan
Sampingan Kelemahan
Utama Tinggi Sedang Rendah
Pemasaran 1. Reputasi 2. Pangsa pasar 3. Mutu benda cagar budaya 4. Mutu pelayanan 5. Kegiatan penentuan harga 6. Kegiatan penyaluran 7. Kegiatan promosi 8. Kegiatan wiraniaga 9. Kegiatan inovasi 10. Kecakupan wilayah
Keuangan 11. Biaya dan adanya modal 12. Alur uang tunai 13. Stabilitas keuangan
Produksi 14. Fasilitas 15. Skala ekonomis 16. Kapasitas 17. Pekerja yang terampil 18. Tepat waktu 19. Kemampuan teknis
Organisasi 20. Kepemimpinan yang handal 21. Karyawan yang setia 22. Wawasan entrepreneur 23. Fleksibel/Responsif
Tabel 2.1
Contoh Analisis Faktor Internal Sumber : Philip Kotler dan A.B. Susanto (2000 : 105)
Tabel diatas mengkaji kompetensi pemasaran, keuangan, produksi dan
organisasi perusahaan. Setiap faktor dinilai apakah merupakan kekuatan
utama, kekuatan sampingan, faktor netral, kelemahan sampingan, atau
kelemahan utama. Dalam perusahaan yang kuat pemasarannya,
kesepuluh faktor pemasaran akan muncul sebagai kekuatan utama.
Dalam menghubungkan penilaian secara vertikal, profil kekuatan dan
kelemahan utama dalam bisnis itu akan tampak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
E. Analisis Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah suatu kekuatan luar perusahaan dimana
perusahaan tersebut tidak mempunyai pengaruh sama sekali
terhadapnya, namun kerusakan-kerusakan yang terjadi pada lingkungan
akan mempengaruhi kinerja semua perusahaan dalam industri tersebut.
Dengan menggambarkan ancaman dan peluang utama yang dihadapi
unit bisnis tertentu, kita dapat menjabarkan daya tarik keseluruhan.
1. Peluang pemasaran adalah suatu kebutuhan dimana perusahaan
dapat bergerak dengan memperoleh laba. Peluang dapat dicatat dan
dipilah menurut daya tariknya dan kemungkinan berhasilnya.
Penjelasan peluang dapat dijelaskan dalam gambar berikut :
Peluang
Tinggi Rendah
Tinggi
Rendah
Tabel 2.2 Contoh Analisis Faktor Eksternal Peluang
Sumber : Philip Kotler dan A.B. Susanto (2000 : 103)
1 3
2 4
Daya Tarik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keterangan :
a. Peluang terbaik untuk perusahaan akan ditulis di kotak kiri atas
(1).
b. Peluang dalam kotak kanan bawah harus terlalu kecil untuk
dipertimbangkan (4).
c. Peluang dalam kotak kanan atas dan kiri bawah (3 dan 2) harus
diamati, kalau daya tarik atau kemungkinan suksesnya
meningkat.
2. Ancaman adalah tantangan akibat kecenderungan yang tidak
menguntungkan atau perkembangan yang akan mengurangi
penjualan dan laba bila tidak dilakukan gerakan defensive.
Kemungkinan Terjadi
Tinggi Rendah
Tinggi
Rendah
Tabel 2.3 Contoh Analisis Faktor Eksternal Ancaman
Sumber : Philip Kotler dan A.B. Susanto (2000 : 103)
1 3
2 4
Keseriusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keterangan :
a. Ancaman di pojok kiri atas adalah ancaman utama karena dapat
benar-benar merugikan perusahaan dan kemungkinan terjadinya
besar (1). Untuk ancaman seperti itu, perusahaan perlu
menyiapkan langkah penyelamatan yang menjelaskan perubahan
yang harus dilakukan perusahaan menjelang dan selama
terjadinya ancaman.
b. Ancaman di kotak kanan bawah sangat kecil dan dapat diabaikan
(4).
c. Ancaman di kotak kanan atas dan kiri bawah (3 dan 2), tidak
perlu rencana rencana penyelamatan, namun perlu diamati kalau
terjadi lebih serius.
F. Analisis SWOT
Menurut Freddy Rangkuti (2001 : 19), Analisis SWOT adalah
indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (strengths), peluang (Opportunity), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan
demikian perencanaan strategis (Strategi planning) harus menganalisis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman) dalam kondisi saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi.
Dalam suatu usaha, kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi
faktor internal dan eksternal. Adapun keterangannya sebagai berikut :
Gambar 2.1 Bagan Analisis SWOT
Sumber : Freddy Rangkuti (2001) Keterangan :
1. Kuadran 1(Strategi Agresif)
Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan
dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (Growth Oriented Strategy).
2. Kuadran 2 (Strategi Diversifikasi)
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan
4. Mendukung strategi defensif
Berbagai peluang
Kelemahan Internal
3. Mendukung strategi turn-around
Berbagai ancaman
2. Mendukung strategi diversifikasi
Kekuatan Internal
1. Mendukung strategi agresif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka
panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk / pasar).
3. Kuadran 3 (Strategi Turn-around)
Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan
tersebut menghadapi ancaman dan kelemahan internal.
4. Kuadran 4 (Strategi Defensif)
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi
dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.
Faktor strategi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal
perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
G. Matrik SWOT
Pada analisis SWOT, instrumen yang dipakai untuk menyusun faktor-
faktor strategis adalah Matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi
perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan. Matrik
SWOT ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategis
(Freddy Rangkuti, 2001 : 31).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Matrik ini tergambar sebagai berikut :
Faktor Internal
Faktor Eksternal
STRENGTHS
(S)
Tentukan faktor kelemahan
internal
WEAKNESS
(W)
Tentukan faktor kelemahan
internal
OPPORTUNIES
(O)
Tentukan faktor
kelemahan eksternal
STRATEGI SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
STRATEGI WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan
peluang
TREATHS
(T)
Tentukan faktor
kelemahan eksternal
STRATEGI ST
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
STRATEGI WT
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk menghindari
ancaman
Tabel 2.4 Matrik SWOT
Sumber : Freddy Rangkuti (2001)
Setelah melihat dari tabel tersebut, maka terdapat empat alternatif bagi
perusahaan untuk melakukan strategi pemasaran produknya. Alternatif-
alternatif strategi pemasaran tersebut antara lain :
1. Strategi SO (Strength-Opportunity)
Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk
memanfaatkan peluang eksternal. Strategi SO berusaha dicapai
dengan menerapkan strategi ST, WO, dan WT. Apabila perusahaan
mempunyai kelemahan utama pasti perusahaan akan berusaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menjadikan kelemahan tersebut menjadi kekuatan. Jika perusahaan
menghadapi ancaman utama, perusahaan akan berusaha menghindari
ancaman jika berkonsentrasi pada peluang yang ada.
2. Strategi WO (Weakness-Opportunity)
Strategi ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal
perusahaan dengan memanfaatkan peluang eksternal yang ada. Salah
satu alternatif strategi WO adalah dengan perusahaan melakukan
perekrutan dan pelatihan staf dengan kemampuan dan kualifikasi
yang dibutuhkan.
3. Strategi ST (Strength-Threat)
Strategi ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan perusahaan
untuk menghindari ancaman jika keadaan memungkinkan atau
meminimalkan ancaman eksternal yang dihadapi. Ancaman
eksternal ini tidak selalu harus dihadapi sendiri oleh perusahaan
tersebut, bergantung pada masalah ancaman yang dihadapi, seperti
halnya faktor perekonomian, peraturan pemerintah, gejala alam, dan
lain sebagainya.
4. Strategi WT (Weakness-Threat)
Posisi ini sangat menyulitkan perusahaan , akan tetapi tidak menutup
kemungkinan bagi perusahaan untuk mengatasi posisi yang
menyulitkan ini. Perusahaan harus memperkecil kelemahan atau jika
memungkinkan perusahaan akan menghilangkan kelemahan internal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
serta menghindari ancaman eksternal yang ada guna pencapaian
tujuan perusahaan.
H. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Keterangan :
a. Mengumpulkan dan menganalisis, informasi faktor internal dan
eksternal pada Museum Radya Pustaka, termasuk kekuatan dan
kelemahannya serta berbagai peluang dan ancaman pada museum
Radya Pustaka.
b. Membuat analisis SWOT pada Museum Radya Pustaka.
c. Menyusun analisis SWOT pada Museum Radya Pustaka ke dalam
matrik SWOT.
d. Mengambil keputusan untuk strategi pemasaran berdasarkan analisis
SWOT pada Museum Radya Pustaka.
Analisis matrik SWOT Museum Radya Pustaka
Analisis Internal dan Eksternal Museum Radya Pustaka
Analisis SWOT Museum Radya Pustaka
Pengambilan Keputusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user