33
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Anatomi Lensa Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna, dan hampir transparan sempurna.Tebalnya sekitar 4 mmdan diameternya 9 mm.Ketebalan lensa bervariasi tergantung pada proses akomodasi. Berat lensa bervariasi dari 135 mg (0-9 tahun) sampai 255 mg (usia 40-60 tahun).Lensa memiliki dua permukaan yaitu permukaan anterior dan permukaan posterior. Permukaan lensa bagian posterior lebih melengkung dibandingkan anterior.Kedua pemukaan ini bertemu pada tepi lensa yang disebut ekuator.Posisi lensa tepat di sebelah posterior iris dan disangga oleh serat-serat zonula yang berasal dari korpus siliaris. Di sebelah anterior lensa terdapat akuous humor, di sebelah posteriornya terdapat vitreus. 1-5

Katarak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

katarak

Citation preview

Page 1: Katarak

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Anatomi Lensa

Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna, dan

hampir transparan sempurna.Tebalnya sekitar 4 mmdan diameternya 9

mm.Ketebalan lensa bervariasi tergantung pada proses akomodasi. Berat

lensa bervariasi dari 135 mg (0-9 tahun) sampai 255 mg (usia 40-60

tahun).Lensa memiliki dua permukaan yaitu permukaan anterior dan

permukaan posterior. Permukaan lensa bagian posterior lebih melengkung

dibandingkan anterior.Kedua pemukaan ini bertemu pada tepi lensa yang

disebut ekuator.Posisi lensa tepat di sebelah posterior iris dan disangga oleh

serat-serat zonula yang berasal dari korpus siliaris. Di sebelah anterior lensa

terdapat akuous humor, di sebelah posteriornya terdapat vitreus.1-5

Struktur lensa terdiri dari:

1. Kapsul

Page 2: Katarak

Kapsul lensa adalah suatu membran semipermeabel (sedikit lebih

permeabel daripada dinding kapiler) yang akan memperbolehkan

air dan elektrolit masuk.Kapsul ini merupakan suatu membran

basal transparan dan elastis yang terutama terdiri atas kolagen tipe

IV dan glikoprotein.Kapsul anterior berasal dari epitel, sedangkan

kapsul posterior berasal dari perpanjangan serat sel lensa. Kapsul

pada ekuator lebih tebal dibandingkan sentral dan lebih tebal pada

anterior (8–14 μm, meningkat dengan bertambahnya usia)

dibandingkan posterior (2-3 μm).1,3,5,6

2. Epitel subkapsuler

Di bawah kapsul anterior lensa terdapat selapis sel epitel.Tidak

terdapat epitel lensa di bagian posterior.Epitel subkapsular terdiri

atas selapis sel kuboid dan menjadi kolumnar di daerah

ekuator.Lensa akan terus bertambah besar dan tumbuh seumur

hidup dengan terbentuknya serat lensa baru dari sel-sel epitel yang

terdapat di daerah ekuator lensa.Perubahan morfologi terjadi ketika

sel epitel memanjang untuk membentuk serat lensa. Perubahan ini

berhubungan dengan peningkatan massa protein seluler pada

membran setiap serat sel. Pada saat yang sama, sel akan kehilangan

organela, termasuk inti sel, mitokondria dan ribosom.3,4,6,7

3. Nukleus dan korteks

Epitel subkapsuler lensa akan membentuk serat lensa terus

menerus.Pembentukkan serat lensa yang terus-menerus

mengakibatkan memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa

sehingga membentuk nukleus lensa.Dibagian luar nukleus ini

terdapat serat lensa yang lebih muda yang disebut sebagai korteks

lensa. Korteks yang terletak di sebelah depan nukleus lensa disebut

sebagai korteks anterior, sedang di belakangnya korteks posterior.

Dengan bertambahnya umur, nukleus makin membesar sedangkan

korteks makin menipis, sehingga akhirnya seluruh lensa

Page 3: Katarak

mempunyai konsistensi nukleus.Serat lensa dihasilkan seumur

hidup, namun kecepatan produksinya makin lama makin

berkurang.6,7

Lensa ditahan ditempatnya oleh ligamentum suspensorium yang

dikenal sebagai zonula (zonula Zinnii), yang tersusun atas banyak fibril;

fibril-fibril ini berasal dari permukaan korpus siliaris dan menyisip ke

dalam ekuator lensa.8

3.2 Fisiologi lensa

Selama hidup, sel epitel lensa pada ekuator akan terus membelah dan

berkembang menjadi serat lensa, menghasilkan pertumbuhan lanjut dari

lensa. Area lensa dengan tingkat metabolisme paling tinggi adalah epitelium.

Oksigen dan protein yang akan digunakan untuk sintesis protein serta

transpor aktif elektrolit, karbohidrat, dan asam amino disediakan oleh

epitelium lensa. Energi kimia ini dibutuhkan untuk memelihara pertumbuhan

sel dan transparansi lensa.Karena lensa bersifat avaskular, akuous humor

berfungsi sebagai sumber nutrisi dan mengeluarkan produksisa metabolik.

Namun, hanya bagian anterior lensa saja yang dibasahi oleh akuous humor.8

Lensa memiliki pH 6,9, suhu relatif rendah dan relatif

hipoksia.Korteks lensa lebihterhidrasi daripada nukleus lensa. Kadar natrium

di dalam lensa sekitar 20 mM, dan kadar kalium sekitar 120 mM. Kadar

natrium dan kalium di sekitar akuoushumor dan vitreous humor sedikit

berbeda: natrium lebih tinggi, sekitar 150 mM, sedangkan kalium sekitar 5

mM.8

Faktor-faktor yang berperan penting dalam menjaga kejernihan dan

tranparasi lensa adalah avaskularisasi, susunan protein lensa, karakter

semipermeabel kapsul lensa dan mekanisme pompa membran serat lensa

yang mengatur keseimbangan air dan elektrolit pada lensa.4

Walaupun terjadi fosfolirasi oksidatif di epiltel lensa, kebanyakan

produksi energi dengan proses anaerob (melalui glikolisis, jalur pentose-

Page 4: Katarak

fosfat dan HMP (hexose monophosphate) shunt. Glukosa dikonversi menjadi

glukosa-6-fosfat dan sedikit sorbitol.1

Enam puluh lima persen lensa terdiri dari air, sekitar 35% protein

(kandungan proteinnya lebih tinggi di antara jaringan-jaringan tubuh)dan

jumlah ini sedikit berubah dengan bertambahnya usia.Selain itu, terdapat

sedikit mineral seperti yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya. Kandungan

kalium lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain. Asam

askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi.

Karena lensa bersifat avaskular dan tidak mempunyai persarafan, nutrisi lensa

didapat melalui difusi dari akuous humor. Metabolisme lensa terutama

bersifat anaerob akibat rendahnya kadar oksigen teralut di dalam akuous

humor.2,8

3.3 Definisi katarak

Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies, Inggris Cataract,

dan latincataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut

bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa

keruh.Katarak adalah setiap kekeruhan atau berkurangnya tranparasi pada

lensa. Normalnya lensa akan mengkonvergensikan cahaya yang masuk.

Kekeruhan pada lensa akan menyebarkan ataupun menghambat cahaya. Jika

kekeruhan sedikit dan letaknya di perifer, ini hanya sedikit ataupun tidak

akan mempengaruhi penglihatan.2-4,6

3.4 Patogenesis Katarak9

Page 5: Katarak

Patogenesis katarak belum sepenuhnya dimengerti. Walaupun demikian,

pada lensa katarak secara karakteristik terdapat agregat-agregat protein

yang menghamburkan berkas cahaya dan mengurangi transparansinya.

Perubahan protein lainnya akan mengakibatkan perubahan warna lensa

menjadi kuning atau coklat. Temuan tambahan mungkin berupa vesikel

diantara serat-serat lensa atau migrasi sel epitel dan pembesaran sel-sel

epitel yang menyimpang. Sejumlah faktor yang diduga berperan dalam

terbentuknya katarak antara lain kerusakan oksidatif ( dari proses radikal

bebas, sinar UV dan malnutrisi. Hingga kini belum ditemukan pengobatan

yang memperlambat atau membalikkan perubahan perubahan kimiawi

yang mendasari pembentukan katarak.

3.5 Faktor resiko katarak

a. Umur

b. Jenis kelamin

c. Pekerjaan

d. Merokok

e. Penyakit diabetes mellitus

f. Trauma mata

g. Obat-obatan

h. Kortikosteroid

3.6 Klasifikasi katarak

Berdasarkan etiologinya katarak dapat diklasifikasikan menjadi:4

I. Katarak kongenital dan developmental

II. Katarak didapat

1. Katarak senilis

2. Katarak traumatik

3. Katarak komplikata

4. Katarak metabolik

5. Katarak elektrik

6. Katarak akibat radiasi

Page 6: Katarak

7. Katarak toksik, misalnya

i. Katarak yang diinduksi kortikosteroid

ii. Katarak yang diinduksi obat-obat miotik

8. Katarak yang berhubungan dengan penyakit kulit

(dermatogenik katarak)

9. Katarak yang berhubungan dengan penyakit tulang

10. Katarak dengan sindrom lainnya

i. Dystrophica myotonica

ii. Down’s syndrome

iii. Lowe’s syndrome

iv. Treacher – Collin’s syndrome

Berdasarkan Nana Wijaya katarak diklasifikasikan menjadi:5

1. Katarak developmental/katarak kongenital

2. Katarak degeneratif

1. Katarak kongenital

Katarak developmental adalah kekeruhan pada lensayang timbul saat

lensa dibentuk. Ini terjadi karena beberapa gangguan dalam pertumbuhan

normal lensa.ini merupakan kelainan kongenital. Pada katarak kongenital

terjadi kekeruhan hanya terbatas pada nukleus fetal atau

embrionik.Katarak developmental terjadi dari bayi sampai renaja. Oleh

karenaitu kekeruhan dapat terjadi pada nukleus infantil sampai dewasa.4,8

Bentuk katarak kongenital yang dapat terlihat memberikan kesan

kepada kita perkembangan embriogenik lensa disertai saat terjadinya

gangguan perkembangan lensa. Katarak kongenital tersebut dapat dalam

bentuk katarak lamelar atau zonular, katarak polaris posterior, katarak

polaris anterior, katarak nuklear dan katarak sutural.9

Page 7: Katarak

Tindakan pengobatan katarak kongenital adalah operasi.Bila

kekeruhan lensa sudah demikian berat sehingga fundus bayi sudah tidak

dapat dilihat pada funduskopi maka untuk mencegah ambliopia dilakukan

pembedahan secepatnya. Katarak kongenital sudah dapat dilakukan

pembedahan pada usia 2 bulan pada satu mata.6,9

2. Katarak Degeneratif3

Katarak degeneratif dibedakan menjadi katarak primer dan katarak

komplikata

1. Katarak Primer

a. Katarak juvenile : katarak yang terjadi kurang dari 20 tahun

Katarak Juvenillemerupakan katarak yang terjadi pada anak- anak

sesudah lahir yaitu kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih

perkembangan serat-serat lensa sehingga biasanya konsistensinya

lembek seperti bubur dan disebut sebagai soft katarak.

Katarak juvenille biasanya merupakan lanjutan dari katarak

kongenital. Katarak juvenil biasanya merupakan penyulit dari penyakit

sistemik atau penyakit metabolik lainnya seperti :

1. Katarak metabolik : diabetik, galaktosemik, defisiensi gizi,

penyakit Wilson.

2. Penyakit otot : distrofi miotonik.

3. Katarak traumatik

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, katarak traumatik

terjadi akibat adanya konstusi terhadap bola mata atau paparan

radiasi infra merah yang berulang dalam waktu yang lama.

Katarak ini sering terjadi berhubungan dengan pekerjaan dan

bagian dari kecelakaan olahraga. Insidennya lebih sering terjadi

pada pria dibanding wanita.

4. Katarak komplikata : kongenital dan herediter, degeneratif,

toksik, radiasi.

Katarak juvenille yang terlihat setelah usia 1 tahun dapat terjadi

karena:

Page 8: Katarak

Lanjutan katarak kongenital yang makin nyata

Penyulit penyakit lain, katarak komplikata yang terjadi akibat :

- Penyakit lokal pada satu mata, seperti uveitis anterior, glaukoma,

ablatio retrina, miopia tinggi, ptosis bulbi yang mengenai satu mata.

Biasanya katarak juvenille ini merupakan katarak yang dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tindakan bedah pada katarak juvenille

dilakukan pada :

1. Monokular katarak, yaitu bila memerlukan pekerjaan dengan

binokular, katarak telah total dan kosmetik sangat terganggu.

2. Binokular katarak yaitu bila mengganggu pekerjaan sehari-hari

b. Katarak presenilis : katarak yang terjadi sampai umur 50 tahun

c. Katarak senilis : katarak yang terjadi pada umur 50 tahun

Katarak senilis dikenal dalam 3 bentuk katarak senilis, yaitu:

a. Katarak nuklear

b. Katarak kortikal

c. Katarak subkapular posterior (kupoliform)

Katarak senilis secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu insipien,

imatur, matur dan hipermatur5,6,9

1. Katarak insipien

Kekeruhan yang tidak teratur seperti bercak-bercak yang membentuk

gerigi dengan dasar di perifer dan daerah jernih diantaranya. Pada

stadium ini dapat menimbulkan keluhan poliopia oleh karena indeks

Page 9: Katarak

refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bila dilakukan uji

bayangan iris akan positif.

2. Katarak imatur

Terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi tidak atau belum mengenai

seluruh lensa sehingga masih terdapat bagian-bagian yang jernih pada

lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat

meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif. Pada

keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil,

sehingga terjadi glaukoma sekunder.

3. Katarak matur

Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa

lensa.Kekeruhan ini akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila

katarak imatur atau intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa

akan keluar, sehingga lensa kembali pada ukuran yang normal. Akan

terjadi kekeruhan lensa yang bila lama akan mengakibatkan kalsifikasi

lensa. Bila dilakukan uji bayangan iris akan terlihat negatif.

4. Katarak hipermatur

Merupakan proses degenerasi lanjut lensa sehingga korteks lensa

mencair dan dapat keluar melalui kapsul lensa sehingga lensa menjadi

mengkerut dan berwarna kuning. Akibat pengeriputan lensa dan

mencairnya korteks, nukleus lensa tenggelam ke arah bawah (katarak

Morgagni).Akibat masa lensa yang keluar melalui kapsul lensa dapat

menimbulkan penyulit berupa uveitis fakotoksik atau galukoma

fakolitik.

Tabel 2.1 Perbedaan stadium katarak senilis

Insipient Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan lensa

Cairan lensa

Ringan

Normal

Sebagian

Bertambah

(air masuk)

Seluruh

Normal

Massif

Berkurang (air

+ masa lensa

keluar)

Page 10: Katarak

Iris

Bilik mata depan

Sudut bilik mata

Shadow test

Penyulit

Normal

Normal

Normal

Negatif

-

Terdorong

Dangkal

Sempit

Positif

Glaucoma

Normal

Normal

Normal

Negatif

-

Tremulans

Dalam

Terbuka

Pseudopos

Uveitis +

glaucoma

3.7 Manifestasi Klinis10

Anamnesis

Anamnesis yang cermat penting dalam menentukan progresi dan

fungsional penglihatan akibat katarak dan juga dalam mengidentifikasi

penyebab lain kekeruhan pada lensa.

Penurunan tajam penglihatan

Penurunan tajam penglihatan merupakan keluhan yang paling umum

pada pasien dengan katarak. Keluhan penglihatan berasap dan tajam

penglihatan yang menurun secara progresif. Bila kekeruhan lensa tipis,

kemunduran visus sedikit atau sebaliknya. Jika kekeruhan terletak di

equator, penderita tidak akan mengalami keluhan penglihatan.

Glare

Keluhan ini berupa menurunnya sensitifitas kontras pada cahaya yang

terang atau silau pada siang hari atau pada arah datangnya sinar pada

malam hari. Gangguan ini muncul utamanya pada pasien dengan

katarak subcapsular posterior dan pada pasien dengan katarak kortikal.

Myopic shift

Progresi katarak seringkali meningkatkan kekuatan dipotrik lensa

menyebabkan terjadinya myopic atau myopic shift derajat ringan

maupun sedang. Akibatnya, ada pasien presbiobic melaporkan

peningkatan jarak dekat dan tidak membutuhkan kacamata baca saat

mereka mengalami hal yang disebut second sight. Namun munculnya

Page 11: Katarak

sementara saat kualitas lensa mengalami gangguan makan second sight

tersebut akan hilang.

Myopic shift dan second sight tidak terjadi pada katarak kortikal dan

katarak subkapsular posterior.

Monocular diplopia

Penderita melihat dua bayangan yang disebabkan refraksi dari lensa

sehingga benda benda yang dilihat penderita akan dilihat silau

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan mata lengkap dimulai dari pemeriksaan tajam

penglihatan. Pemeriksaan dengan slit lamp juga penting selain untuk

memeriksa kekeruhan lensa juga untuk pemeriksaan mata lainnya

( konjungtiva, kornea, iris, kamera anterior). Selain itu pemeriksaan

oftalmoskop direk dan indirek penting untuk mengevaluasi posterior

mata sehingga dapat diketahui prognosis setelah ekstraksi lensa.

3.8Penatalaksanaan11

1. Pengobatan Preoperatif

- Antibiotik topical

- Preparasi pada mata sebelum operasi dilakukan

- Informed consent

- Menurunkan tekanan bola mata (TIO)

- Menjaga agar pupil tetap berdilatasi

2. Teknik anestesi yang digunakan:

1. Lokal

Pada Operasi katarak teknik anestesi yang umumnya digunakan adalah

anestesi `lokal. Adapun anestesi lokal dilakukan dengan teknik:

a. Topikal anestesi

b. Sub konjungtiva ( sering digunakan ) obat anestesi yang dipakai Lidokain

+ Markain (1:1)

c. Retrobulbaer

Page 12: Katarak

d. Parabulbaer

2. Umum

Anestesi umum digunakan pada pasien yang tidak kooperatif, bayi dan

anak. Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa.

Lebih dari bertahun- tahun, tehnik bedah yang bervariasi sudah berkembang

dari metode yang kuno hingga tehnik hari ini phacoemulsifikasi. Hampir

bersamaan dengan evolusi IOL yang digunakan, yang bervariasi dengan lokasi,

material, dan bahan implantasi. Bergantung pada integritas kapsul lensa

posterior, ada 2 tipe bedah lensa yaitu intra capsuler cataract ekstraksi (ICCE)

dan ekstra capsuler cataract ekstraksi (ECCE). Berikut ini akan dideskripsikan

secara umum tentang tiga prosedur operasi pada ekstraksi katarak yang sering

digunakan yaitu ICCE, ECCE, dan phacoemulsifikasi.

Intra Capsuler Cataract Ekstraksi (ICCE)

Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul.

Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan

depindahkan dari mata melalui incisi korneal superior yang lebar. Oleh karena

itu, zonule atau ligamen hialoidea yang telah berdegenasi dan lemah adalah

salah satu dari indikasi dari metode ini. Sekarang metode ini hanya dilakukan

hanya pada keadaan lensa subluksatio dan dislokasi. Pada ICCE tidak akan

terjadi katarak sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yang sangat

lama populer. Dapat dilakukan di tempat dengan fasilitas bedah mikroskopis

yang terbatas, pada kasus-kasus yang tidak stabil seperti intumescent,

hipermatur, dan katarak luksasi, jika zonular tidak berhasil dimanipulasi untuk

mengeluarkan nukleus dan korteks lensa melalui prosedur ECCE.

Page 13: Katarak

Pembedahan Katarak dengan Metode ICCE

Kontraindikasi:

Kontraindikasi absolut pada katarak anak dan dewasa muda dan kasus ruptur

kapsula traumatic. Sedangkan kontraindikasi relatif pada high myopia, marfan

syndrome, katarak morgagni, dan adanya vitreous di bilik mata depan.

Komplikasi:

Penyulit yang dapat terjadi pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma,

uveitis, endoftalmitis, dan perdarahan.

Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE)

Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi

lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa

lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan meninggalkan kapsul

posterior yang masih intak. ECCE melalui ekspesi nukleus prosedur utama

pada operasi katarak. Pelaksanaan prosedur ini tergantung dari ketersediaan

alat, kemamppuan ahli bedah dan densitas nukleus. Pada saat ini hampir semua

kasus untuk katarak dilakukan pembedahan dengan teknik ini kecuali jika ada

kontraindikasi.9 Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien

dengan kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra

ocular posterior, perencanaan implantasi sekunder lensa intra ocular,

kemungkinan akan dilakukan bedah glukoma, mata dengan prediposisi untuk

terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolap badan

Page 14: Katarak

kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid macular

edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan

pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat timbul

pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder. Kontraindikasi

yaitu adanya subluksasi dan dislokasi dari lensa. Prosedur ECCE memerlukan

keutuhan dari zonular untuk pengeluaran nukleus dan materi kortikal lainnya.

Oleh karena itu, ketika zonular tidak utuh pelaksanaan prosedur yang aman

melalui ekstrakapsular harus dipikirkan lagi.

Metode dengan ECCE

Keuntungan ECCE dibandingkan dengan ICCE:

1. ECCE dapat dilakukan pada penderita di semua usia kecuali jika zonule

tidak intak, sedangkan pada ICCE tidak dapat dilakukan pada penderita

usia di bawah 40 tahun.

2. Pada ECCE dapat dilakukan implantasi IOL sedangkan pada ICCE tidak

dapat dilakukan

3. Komplikasi postoperative yang berhubungan dengan vitreous (herniasi

pada bilik mata depan, papillary blok, vitreous touch syndrome) hanya

dapat terjadi pada ICCE, sedangkan pada ECCE komplikasi tersebut tidak

dapat terjadi.

Page 15: Katarak

4. Insidens untuk komplikasi seperti endoftalmitis, cystoid macular edema,

dan ablasi retina lebih kecil pada ECCE dibandingkan dengan teknik ICCE

5. Kemungkinan astigmatisme postoperative lebih kecil pada ECCE

dibandingkan dengan ICCE karena insisi yang dilakukan lebih kecil

Keuntungan ICCE dibandingkan dengan ECCE:

1. Teknik ICCE lebih simple, mudah dilakukan, lebih murah dan tidak

memerlukan alat yang canggih.

2. Komplikasi kekeruhan lensa posterior pasca operasi sangat mungkin terjadi

pada proses ECCE, tidak dengan teknik ICCE

3. ICCE membutuhkan waktu yang relatif singkat, cocok untuk operasi massal

Ada 3 macam tipe dari ECCE:

Phakoemulsifikasi

Prosedur ekstrakapsular dengan mengemulsifikasi nukleus lensa

menggunakan gelombang ultrasonic (40.000 MHz) kemudian diaspirasi. Pada

tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di kornea.

Getaran ultrasonic akan digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya

mesin PHACO akan menyedot massa katarak yang telah hancur sampai

bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui

irisan tersebut. Karena incisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan

pulih dengan sendirinya, yang memungkinkan pasien dapat dengan cepat

kembali melakukan aktivitas sehari-hari.10 Tehnik ini bermanfaat pada

katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak senilis. Tehnik ini

kurang efektif pada katarak senilis padat, dan keuntungan incisi limbus yang

kecil agak kurang kalau akan dimasukkan lensa intraokuler, meskipun

sekarang lebih sering digunakan lensa intra okular fleksibel yang dapat

dimasukkan melalui incisi kecil seperti itu.

Page 16: Katarak

SICS

Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang merupakan

teknik pembedahan kecil. Di negara yang berkembang, teknik ini lebih dipilih

karena biaya yang lebih murah, teknik yang lebih mudah dipelajari, lebih

aman untuk dilakukan dan mempunyai aplikasi yang lebih luas. Sesudah

ekstraksi katarak mata tak mempunyai lensa lagi yang disebut afakia. Tanda-

tandanya adalah bilik mata depan dalam, iris tremulans dan pupil hitam. Pada

(pseudofakia)

Menggunakan lensa kontak

Menggunakan kacamata afakia, kacamata ini tebal, berat, dan tidak

nyaman. Kacamata untuk penglihatan jauh dan dekat sebaiknya diberikan

dalam dua kacamata untuk menghindarkan aberasi sferis dan aberasi

khromatis.

Page 17: Katarak

Kelebihan Conventional ECCE dibandingkan SICS:

Teknik yang lebih simple yang dapat dipelajari dalam waktu yang relatif lebih

singkat

Kekurangan Conventional ECCE dibandingkan SICS:

Insisi yang panjang (10-12mm)

Jahitan yang dibutuhkan banyak

Membutuhkan tindakan lepas jahitan yang rentan terhadap infeksi

Iritasi dan abses pada suture postoperasi

Insiden yang cukup tinggi untuk astigmatisme pasca operasi

Prolaps iris, bilik mata depan menjadi dangkal, kebocoran jahitan dapat

terjadi

Page 18: Katarak

Prolaps vitreous, operative hard eye, dan expulsive choroidal hemorrage

dapat

terjadi

Keuntungan SICS dibandingkan dengan phacoemulsifikasi

Dapat dilakukan pada semua jenis katarak, termasuk hard cataract grade

IV dan V

Prosedur yang lebih mudah untuk dipelajari dibandingkan dengan teknik

phacoemulsifikasi

Keuntungan yang paling signifikan dari SICS adalah tidak bergantung

pada mesin dan dapat dilakukan di mana saja

Komplikasi postoperasi lebih jarang

Waktu operasi yang dibutuhkan relatif lebih singkat

Biaya yang dibutuhkan lebih murah

Kekurangan SICS dibandingkan dengan phacoemulsifikasi

Injeksi konjungtiva selama 5-7 hari pada tempat dilakukannya

pembedahan

Nyeri tekan yang ringan karena adanya insisi pada sclera

Terkadang postoperative hyphema dapat terjadi

Astigmatisma post operasi lebih mungkin terjadi karena insisi SICS

(6mm) lebih besar dibandingkan dengan phakoemulsifikasi.

Pemasangan Lensa Tanam (IOL)

Page 19: Katarak

Merupakan pilihan utama untuk kasus aphakia. Bahan dasar IOL yang dipakai

sampai saat ini yaitu polymethylmethacrylate (PMMA). Ada beberapa tipe dari

IOL berdasarkan metode fiksasinya di mata:

1. Anterior Chamber IOL

Lensa jenis ini berada di depan iris dan disuport oleh anterior chamber. ACIOL ini

dapat ditanam setelah proses ICCE dan ECCE. Jenis ini jarang dipakai karena

mempunyai resiko tinggi terjadinya bullous Keratopathy.

2. Iris-Supported lenses

Lensa difiksasi di iris dengan bantuan jahitan. Lensa jenis ini juga telah jarang

dipakai karena mempunya insidens yang tinggi terjadinya komplikasi post

operatif

3. Posterior chamber lenses

Page 20: Katarak

PCIOL ini terletak di bagian belakang iris yang disuport oleh sulkus siliar atau

oleh capsular bag. Ada 3 jenis dari PCIOL yang sering dipakai:

o Rigid IOL

Terbuat secara keseluruhan dari PMMA

o Foldable IOL

Dipakai untuk penanaman melalui insisi yang kecil(3,2mm) setelah tindakan

phacoemulsifikasi dan terbuat dari silikom, akrilik, hydrogel dan collaner

o Rollable IOL

IOL yang paling tipis dan biasa dipakai setelah mikro insisi pada phakonit

teknik, terbuat dari hydrogel.

Indikasi pemasangan IOL:

Sebaliknya pemasangan IOL dilakukan pada setiap operasi katarak, kecuali ada

kontraindikasinya.

Pseudophakia

Adalah keadaan aphakia ketika sudah dipasang lensa tanam (IOL). Keadaan

setelah pemasangan lensa tanam:

Emmetropia

Keadaan di mana kekuatan lensa yang ditanam tepat. Pasien yang demikian

hanya membutuhkan kacamata plus untuk penglihatan dekat saja

Consecutive Myopia

Keadaan di mana kekuatan lensa yang ditanam overkoreksi. Pasien yang

demikian membutuhkan kacamata untuk menangani myopia dan juga

membutuhkan kacamata plus untuk penglihatan dekatnya

Page 21: Katarak

Consecutive Hypermetropia

Keadaan dimana kekuatan lensa yang ditanam underkoreksi sehingga

membutuhkan kacamata plus untuk penglihatan jauhnya dan tambahan +2D

dan +3D untuk penglihatan dekatnya.

Tanda-tanda pseudophakia:

o Surgical scar, biasanya dapat dilihat di dekat limbus

o Anterior chamber biasanya sedikit lebih dalam dibandingkan dengan mata

normal

o Iridodonesis ringan

o Purkinje image test menunjukkan empat gambaran.

o Pupil bewarna kehitam-hitaman tetapi ketika sinar disenter ke arah pupil

maka akan terlihat pantulan reflex. Ada tidaknya IOL dapat dikonfirmasi

dengan mendilatasi pupil.

o Status visus dan refraksi dapat bermacam-macam, sesuai dengan IOL yang

ditanam.

Perawatan Pasca Bedah

Jika digunakan tehnik insisi kecil, maka penyembuhan pasca operasi biasanya

lebih pendek. Pasien dapat bebas rawat jalan pada hari itu juga, tetapi dianjurkan

untuk bergerak dengan hati-hati dan menghindari peregangan atau mengangkat

benda beratselama sekitar satu bulan, olahraga berat jangan dilakukan selama 2

bulan. Matanyadapat dibalut selama beberapa hari pertama pasca operasi atau jika

nyaman, balutan dapat dibuang pada hari pertama pasca operasi dan matanya

dilindungi pakaikacamata atau dengan pelindung seharian. Kacamata sementara

dapat digunakan beberapa hari setelah operasi, tetapi biasanya pasien dapat

melihat dengan baik melalui lensa intraokuler sambil menantikan kacamata

permanen ( Biasanya 6-8 minggu setelah operasi ) Selain itu juga akan diberikan

obat untuk :

Mengurangi rasa sakit, karena operasi mata adalah tindakan yang menyayat

maka diperlukan obat untuk mengurangi rasa sakit yang mungkin timbul

benerapa jam setelah hilangnya kerja bius yang digunakan saat pembedahan

Page 22: Katarak

Antibiotik mencegah infeksi, pemberian antibiotik masih dianggap rutin dan

perlu diberikan atas dasar kemungkinan terjadinya infeksi karena kebersihan

yang tidak sempurna.

Obat tetes mata streroid. Obat yang mengandung steroid ini berguna untuk

mengurangi reaksi radang akibat tindakan bedah.

Obat tetes yang mengandung antibiotik untuk mencegah infeksi pasca bedah.

3.9 Komplikasi

Komplikasi tindakan pembedahan

Komplikasi Intra Operatif

Edema kornea, COA dangkal, ruptur kapsul posterior, pendarahan atau

efusi suprakoroid, pendarahan suprakoroid ekspulsif, disrupsi vitreus,

injuri pada iris/ iridodialisis, jatuhnya nucleus ke dalam rongga vitreous.

Komplikasi dini pasca operatif

Hyphema, COA dangkal, ruptur kapsul posterior,prolaps vitreus,prolaps

iris, pendarahan

Komplikasi yang berhubungan dengan pemasangan IOL

Cystoid Macular Edema, kerusakan pada epitel kornea, uveitis, dan

glaucoma sekunder

Malposisi dari IOL

Sun set syndrome (Subluksasi inferior dari IOL)

Sun rise syndrome (Subluksasi superior dari IOL)

Lost lens syndrome yaitu dislokasi IOL ke vitreous

3.10 Prognosis12

Prognosis penglihatan untuk pasien katarak pada anak anak yang

memerlukan pembedahan tidak sebaik prognosis untuk katarak senilis.

Adanya ambliopia adan kadang-kadang anomali saraf optikus atau

reina membatasi tingkat pencapaian penglihatan pada kelompok

pasien ini. Prognosis untuk perbaikan ketajaman penglihatan setelah

operasi buruk pada katarak kongenital in komplit yang progresif

lambat

Page 23: Katarak