86
v KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan naskah skripsi dengan judul Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas Penyusun menyadari bahwa penulisan naskah skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penyusun menyampaikan terima kasih kepada: 1. Ibu Prof.Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih. M.Si selaku pembingbing I dan Bapak Drs.Handoko Darmokoesoemo, DEA selaku pembingbing II yang telah memberikan saran, doa dan bimbingan sampai terselesaikan naskah skripsi ini. 2. Bapak Drs. Purkan, S.si. M.si dan Bapak Dr. rer. nat Ganden Supriyanto, M.Sc selaku dosen penguji yang banyak memberikan saran. 3. Ibu Dra.Hartati, M.Si selaku Dosen Wali yang senantiasa membimbing serta memberikan banyak masukan. 4. Ibu Dr. Alfinda Novi Kristanti, DEA selaku Ketua Departemen Kimia yang senantiasa memberikan dukungan. 5. Seluruh keluarga besar Departemen Kimia dan FSAINTEK yang telah memberikan banyak ilmu serta dukungan. 6. Papa dan Mama selaku orang tua yang memberikan kasih sayang, doa, kepercayaan, dan dukungan baik secara moril maupun materi. ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas Nadya Aisya

KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

  • Upload
    phamnga

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga penyusun dapat menyelesaikan naskah skripsi dengan judul Aplikasi

Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses

Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Penyusun menyadari bahwa penulisan naskah skripsi ini tidak lepas dari

bantuan berbagai pihak, untuk itu penyusun menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Prof.Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih. M.Si selaku pembingbing I

dan Bapak Drs.Handoko Darmokoesoemo, DEA selaku pembingbing

II yang telah memberikan saran, doa dan bimbingan sampai

terselesaikan naskah skripsi ini.

2. Bapak Drs. Purkan, S.si. M.si dan Bapak Dr. rer. nat Ganden

Supriyanto, M.Sc selaku dosen penguji yang banyak memberikan

saran.

3. Ibu Dra.Hartati, M.Si selaku Dosen Wali yang senantiasa membimbing

serta memberikan banyak masukan.

4. Ibu Dr. Alfinda Novi Kristanti, DEA selaku Ketua Departemen Kimia

yang senantiasa memberikan dukungan.

5. Seluruh keluarga besar Departemen Kimia dan FSAINTEK yang telah

memberikan banyak ilmu serta dukungan.

6. Papa dan Mama selaku orang tua yang memberikan kasih sayang, doa,

kepercayaan, dan dukungan baik secara moril maupun materi.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 2: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

vi

7. Bapak Onny Koerniawan selaku HRD PT.Adiprima Suraprinta yang

telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di laboratorium

Adiprima.

8. Bapak Ari Sudin dan Bapak Sunoto Subianto selaku pembimbing

penelitian dibagian RnD PT.Adiprima Suraprinta yang selalu

memberikan arahan dan meluangkan waktu dalam proses pelaksanaan

penelitian skripsi.

9. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan yang banyak memberikan

dukungan, saran dan pengalamannya.

Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan naskah skripsi ini masih

banyak kekurangan, sehingga penyusun mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan naskah skripsi ini selanjutnya. Penyusun berharap

naskah skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Surabaya, Juli 2012

Penyusun

Nadya Aisya

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 3: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

٧ ��ر�

� ر

���� ٦ وإ�

��

ا

�ذ

�� ا ٥ � ���

"! ا

إن

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari

sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada

Tuhanmulah engkau berharap” (QS : Ash Sharh 5-7)

Karya ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku yang telah

membesarkanku dan mendidikku sampai aku bisa menjadi sarjana

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 4: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

Kupersembahkan karya ini dan ucapan terima kasih Kupersembahkan karya ini dan ucapan terima kasih Kupersembahkan karya ini dan ucapan terima kasih Kupersembahkan karya ini dan ucapan terima kasih kepada :kepada :kepada :kepada :

1. Mama dan Papa yang merupakan orang tua terhebat di dunia yang selalu memberi

semangat, doa, kepercayaan, motivasi, pesan-pesan yang sangat berguna dan

dukungan baik moral maupun materi.

2. Kakakku Wildan Firdian dan adikku Aulia Ulfah serta seluruh keluarga besarku yang

selalu memberikan semangat, doa dan dukungan.

3. Keluarga besar PT Adiprima Suraprinta khususnya Bapak Onny, Bapak Muhaimin,

Bapak Ari Sudin dan Bapak Sunoto Subianto yang banyak membantu, memberikan

ilmunya dan membimbing dalam melaksanakan penelitian skripsi ini.

4. Sahabat - sahabat “Keluarga Besar” (Anggi, Jemmy, Asri, Ayu, Ryan, Yan Polan, Tari,

Sari) yang selalu menjadi tempat berbagi dan selalu menemani disaat senang atau

sedih.

5. Teman-Teman “Biokim Blast” (Dita, Siska, Rohis, Resti, Mumun, Amel, Amal, Septhia,

Previta, Luluk, Mbak Kunsha) yang selalu kompak bekerjasama dan saling membantu

selama penelitian skirpsi ini.

6. Sahabat – Sahabat Chemistry 2008 (Avi, Faiz, Ike, Ziad, Mariyam, Vincent, Rita, Riza,

Hayati, Bella, Suci, dll) yang telah membantu, memberi semangat dan motivasi.

7. Seluruh keluarga besar Chemistry 2008, yang selalu menemani, mendukung dan

membantu dalam menuntut ilmu serta selalu berbagi canda tawa bersama. Semangat

terus teman-teman!

8. Kakak - kakak alumni (Mbak Anita, Mbak One, Mas Fanani, Mbak Ratna, Mbak

Winni, Mbak Zaroh, Mbak Kristin, Mbak Gytha) yang telah memberi dukungan,

memberikan semangat dan selalu membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

9. Pak Damam, Mbak Yuli, Mas Rochadi, Pak Giman, Pak Kamto, Mbak Kiki atas

bimbingannya dan atas bantuannya dalam penelitian ini di laboratorium.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 5: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

10. Staff Laboratorium Sentral FMIPA Universitas Negeri Malang dan Staff Laboratorium

Dasar Bersama Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang telah membantu dalam

pengujian sampel.

11. Teman – Teman “AWONC” (Ayi, Wowe, Wanda, Cynthia) yang selalu memberikan

semangat dan dukungan.

12. Teman – Teman KKN-BBM 45 Tanjung Harjo (Fitrah, Fariz, Lusi, Alfi, Fika, Nikita,

Ekki, Ninis) yang berjuang bersama saat KKN dan selalu memberikan semangat.

13. Joss Scud Qadhafie yang selalu memberikan semangat, motivasi, segala bantuan dan

nasehatnya.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 6: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

vii

Nadya Aisya., 2012, Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas. Skripsi ini di bawah bimbingan Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, M.Si dan Drs. Handoko Darmokoesoemo, DEA, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

ABSTRAK

Deinking merupakan suatu proses untuk melepaskan dan memisahkan partikel tinta cetak dari serat kertas bekas yang didaur-ulang untuk memperbaiki sifat optik dari serat yang diperoleh. Pada penelitian ini proses deinking kertas koran bekas menggunakan kombinasi enzim selulase dari Actinobaccilus sp.dan enzim xilanase rekombinan dari E. coli DH5 α rekombinan (pTP 510) yang ditambahkan enzim lakase dari Aspergillus sp. untuk meningkatkan derajat putih pada serat kertas. Uji aktivitas enzim selulase dan xilanase menggunakan metode DNS (3,5-dinitrosalicylic acid) dan uji aktivitas enzim lakase menggunakan metode ABTS. Aktivitas enzim selulase yang dihasilkan pada penelitian ini adalah 0,1425 U/mL, untuk enzim xilanase yang dihasilkan pada penelitian ini adalah 0,1295 U/mL dan untuk enzim lakase yang dihasilkan pada penelitian ini adalah 0,1245 U/mL. Proses deinking menggunakan kombinasi enzim selulase dan xilanase dengan asumsi perbandingan 4:1 dengan dosis enzim sebesar 650 ppm dan penambahan enzim lakase dengan variasi perbandingan aktivitas 0,036; 0,072; 0,109; 0,145; 0,291; 0,436; 0,582 U. Hasil dari proses deinking ini yaitu lembaran kertas selanjutnya di uji derajat putih (brightness), indeks tarik dan karakteristik permukaan (SEM). Hasil derajat putih yang diperoleh sebesar 60,4%ISO pada perbandingan aktivitas penambahan lakase sebesar 0,291 U, hasil ini telah melampaui standart SNI 14-0091-1998 tentang spesifikasi kertas koran yaitu minimal 55%. Hasil indeks tarik yang didapatkan sebesar 30,08 – 26, 18 Nm/g. Nilai indeks tarik yang didapatkan untuk semua kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998 yaitu minimal 21,5 Nm/g. Kata kunci : selulase, xilanase, lakase, deinking

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 7: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

viii

Nadya Aisya., 2012, Application of Laccase Addition in Cellulase and Xylanase Combination in Paper Pulp Bleaching Process in The Paper Used Deinking. Script is under guidance of Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, M.Si. and Drs. Handoko Darmokoesoemo, DEA, Departement of Chemistry, Faculty of Science and Technology, Airlangga University, Surabaya.

ABSTRACT

Deinking is a process for removing and separating the printing ink particles from waste paper fiber is recycled to improve the optical properties of the fibers obtained. In this research paper newsprint deinking process uses a combination of cellulase enzymes from the recombinant xylanase enzyme Actinobaccilus sp.dan of E. coli DH5 α recombinant (PTP 510) were added laccase enzyme from Aspergillus sp. to increase the degree of white on the paper fibers. Test cellulase and xylanase enzyme activity using the method of DNS (3,5-dinitrosalicylic acid) and laccase enzyme activity assay using ABTS method. Cellulase enzyme activity generated in this study was 0.1425 U / mL, for xylanase enzyme produced in this study was 0.1295 U / mL and for the enzyme laccase produced in this study was 0.1245 U / mL. Deinking process uses a combination of cellulase and xylanase enzymes assuming the ratio of 4:1 with an enzyme dosage of 650 ppm and the addition of laccase enzyme activity with a variation ratio of 0.036: 0.072: 0.109: 0.145: 0.291: 0.436: 0.582 U. The results of deinking process is the next sheet in the test of brightness, tensile index and surface characteristics (SEM). The results obtained for the brightness 60.4% ISO on a comparison of the activity of laccase by the addition of 0.291 U, this result has exceeded the standard SNI 14-0091-1998 on newsprint specification that is at least 55%. The results obtained for tensile index from 30.08 to 26, 18 Nm / g. Tensile index values obtained for all combinations of addition of enzymes already qualified SNI 14-0091-1998 price that is at least 21.5 Nm / g. Keyword : cellulase , xylanase, laccase, deinking

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 8: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii LEMBAR PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ....................................... iv KATA PENGANTAR .................................................................................... v ABSTRAK ...................................................................................................... vii ABSTRACT .................................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang………………………………………………….. 1 1.2 Rumusan masalah………………………………………………. 4 1.3 Tujuan penelitian………………………………………………… 5 1.4 Manfaat penelitian……………………………………………… 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kertas bekas………………………………………………… 6 2.2 Tinta cetak…………………………………………………… 7 2.3 Selulosa………………………………………………………. 8 2.4 Lignin………………………………………………………….. 10 2.5 Xilan…………………………………………………………… 12 2.6 Enzim…………………………………………………………. 13

2.6.1 Mekanisme kerja enzim……………………………….. 15 2.6.2 Klasifikasi enzim………………………………………... 18 2.6.3 Inhibisi enzim…………………………………………… 19

2.7 Enzim Selulase……….……………………………………….. 20 2.8 Enzim Lakase……….………………………………………… 22 2.9 Enzim Xilanase………………………………………………… 23 2.10 Deingking………………………………………………………. 24

2.10.1 Derajat putih……………………………………………… 26 2.10.2 Indeks tarik ……………………………………………… 27 2.10.3 Scanning Electron Microscopy (SEM)…………………… 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian………………………………….. 29 3.2 Sample Penelitian……………………………………………..... 29

3.2.1 Kertas koran……………………………………………… 29 3.2.2 Mikroba………………………………………………….. 29

3.3 Alat dan Bahan Penelitian……………………………………… 30 3.3.1 Alat penelitian…………………………………………… 30

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 9: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

x

3.3.2 Bahan penelitian…………………………………………. 30 3.4 Diagram penelitian……………………………………………. 31 3.5 Prosedur penelitian……………………………………………. 32

3.5.1 Pembuatan reagen………………………………………. 32 3.5.1.1 Pembuatan larutan NaOH 0,2 M………………….. 32 3.5.1.2 Pembuatan larutan buffer universal ……………... 32 3.5.1.3 Pembuatan larutan asam 3,5 dinitrosalisilat……….. 33 3.5.1.4 Pembuatan larutan CMC…………………………… 33 3.5.1.5 Pembuatan larutan oat spelt-xylan 1%....................... 33 3.5.1.6 Pembuatan larutan induk glukosa 10 mg/mL………. 33 3.5.1.7 Pembuatan larutan induk xilosa 10 mg/mL………. 34 3.5.1.8 Pembuatan larutan subtrat ABTS………………… 34

3.5.2 Produksi enzim selulase………………………………… 34 3.5.2.1 Pembuatan media cair…………………………….. 34 3.5.2.2 Pembuatan media padat…………………………… 34 3.5.2.3 Pembuatan inokulum……………………………… 35 3.5.2.4 Produksi enzim selulase…………………………… 35 3.5.2.5 Pembuatan kurva standar glukosa………………… 35 3.5.2.6 Uji aktivitas selulase………………………………. 35

3.5.3 Produksi enzim lakase………………………………….. 37 3.5.3.1 Pembuatan media PDA………………………..…… 37 3.5.3.2 Pembuatan media PDA cawan petri………………... 37 3.5.3.2 Pembuatan media PDA agar miring………………… 37 3.5.3.4 Pembuatan media cair……………………….…….. 37 3.5.3.5 Produksi enzim lakase………………….………….. 38 3.5.3.6 Uji aktivitas enzim lakase………………………….. 38

3.5.4 Produksi enzim xilanase………………………………... 39 3.5.4.1 Pembuatan media padat……………………………. 39 3.5.4.2 Pembuatan media cair……………………………… 40 3.5.4.3 Pembuatan inokulum……………………………… 40 3.5.4.4 Produksi enzim xilanase……………………………. 40 3.5.4.5 Kurva standar xilosa……………………………….. 41 3.5.4.6 Uji aktivitas enzim xilanase………………………. 41

3.5.5 Proses pulping…………………………………………… 42 3.5.5.1 Proses pulping dengan penambahan enzim lakase dari

Aspergillus sp. pada kombinasi enzim selulase dari Actinobaccilus sp. dan enzim xilanase dari E. coli (pTP 510) 42

3.5.6 Proses flotasi…………………………………………… 43 3.5.7 Pembuatan lembaran tangan dan pengujian………….. 43

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Produksi enzim………………………………………………… 44 4.1.1 Produksi enzim selulase………………………………. 44 4.1.2 Produksi enzim xilanase……………………………… 45 4.1.3 Uji aktivitas enzim selulase dan enzim xilanase……. 46

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 10: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

xi

4.1.4 Produksi dan uji aktivitas enzim lakase…………….. 48 4.2 Proses Biodeinking…………………………………………………… 49 4.3 Pengujian lembaran kertas…………………………………… 50

4.3.1 Pengujian derajat putih (brightness)…………………. 50 4.3.2 Pengujian indeks tarik……………………………….. 53 4.3.3 Pengujian SEM………………………………………. 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………………………………………………….. 56 5.2 Saran…………………………………………………………... 56

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 58 LAMPIRAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 11: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

xii

DAFTAR GAMBAR

Judul Gambar Halaman

2.1 Struktur molekul selulosa……………………………………………… 8

2.2 Unit fenil propana dari lignin ................................................................. 10

2.3 Prekursor penyusun lignin ...................................................................... 11

2.4 Struktur molekul xilan ............................................................................ 13

2.5 Interaksi substrat dan enzim model Lock and Key .................................. 16

2.6 Interaksi substrat dan enzim model Induced fit....................................... 17

4.1 Reaksi perubahan ABTS menjadi radikal kation ABTS…… ................... 49

4.2 Kurva hubungan antara dosis penambahan lakase dengan derajat

putih……………………………………………… ................................... 51

4.3 Kurva hubungan antara dosis penambahan enzim lakase dengan nilai

indeks tarik …………………………………………………………... .... 53

4.4 Topografi permukaan serat…………………………………………... ..... 54

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 12: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1 Data hasil uji aktivitas selulase

2 Data hasil uji aktivitas xilanase

3 Data hasil uji aktivitas lakase

4 Perhitungan indeks tarik tiap sampel

5 Perhitungan data Stress, Strain dan Modulus Young

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 13: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini penggunaan sumber daya alam hutan pada kehidupan

manusia semakin meningkat pesat. Hal ini akan berpengaruh dengan semakin

bertambah banyaknya penebangan pohon yang dapat merusak ekosistem

hutan. Salah satu penggunaan hasil hutan yaitu kayu sebagai bahan baku

kertas. Sebelum menjadi kertas, kayu diolah menjadi pulp yang terdiri dari

serat-serat (selulosa dan hemiselulosa). Meskipun semua kayu dapat dibuat

menjadi bahan baku kertas yaitu pulp, tetapi hanya jenis kayu tertentu saja

yang digunakan untuk pulp. Beberapa penyebab hal tersebut adalah kualitas

serat dan ketersediaan, waktu tumbuh yang lama, energi pemanenan dan

pemrosesan yang tinggi serta masalah lingkungan (Smook. G.A., 1989).

Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah keterbatasan dan

mahalnya bahan baku kertas dan pulp asli (virgin pulp), yaitu dengan

pemakaian kembali kertas bekas sebagai bahan baku kertas. Kertas bekas

dapat dikumpulkan dari berbagai sumber antara lain perkantoran, rumah

tangga, pembuangan sampah dan lain sebagainya. Kertas bekas merupakan

salah satu sumber serat yang potensial dan mempunyai prospek ekonomis

yang tinggi. Kertas bekas yang telah mengalami pengolahan merupakan bahan

baku serat yang dikenal dengan istilah serat sekunder (secondary fiber)

(Rismijana et al, 2003). Serat-serat sekunder merujuk kepada kertas-kertas

daur ulang (Smook G.A., 1989).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 14: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

2

Untuk memperoleh serat dari kertas bekas biasanya dilakukan melalui

proses deinking yaitu proses penghilangan tinta dari serat. Selama ini, proses

penghilangan tinta sudah dilakukan secara konvensional (deinking

konvensional). Proses deinking konvensional ini terdiri dari tahapan proses

flotasi dan pencucian yang bertujuan untuk menghilangkan tinta dan

kontaminan dari suspensi pulp (Wirawan, et al., 2008). Pada proses

penghilangan tinta secara konvensional dilakukan penambahan bahan kimia

untuk membantu pelepasan tinta dari serat seperti natrium hidroksida, natrium

silikat dan hidrogen peroksida (Wirawan et al, 2008). Dengan menggunakan

bahan kimia tersebut akan menghasilkan limbah kimia dan akan berdampak

terhadap pencemaran lingkungan. Saat ini dengan pesatnya perkembangan

dibidang bioteknologi, memberikan alternatif baru dalam pengembangan

industri pulp dan kertas. Salah satu alternatif yaitu penggunaan enzim. Enzim

telah digunakan untuk biopulping, biobleaching, konversi starch, waste water

treatment, pitch kontrol, dan banyak lainnya (Rismijana et al, 2003).

Keuntungan pemakaian enzim antara lain drainage stock lebih cepat,

mempercepat waktu penggilingan, derajat putih yang diperoleh dengan proses

konvensional (Rismijana et al, 2003).

Enzim yang umum digunakan dalam daur ulang kertas bekas adalah

selulase, xylanase, hemiselulase (Bajpai, 1998). Proses daur ulang kertas

menggunakan enzim disebut biodeinking. Metode biodeinking sedang

dikembangkan untuk mengurangi pemakaian bahan kimia berbahaya. Metode

ini dapat dilakukan dengan menggunakan kombinasi dua enzim yang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 15: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

3

berpotensi dalam pelepasan tinta dan menghasilkan serat sekunder dengan

kualitas yang baik. Dalam penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh

Winni Pilarsih (2011) digunakan kombinasi dalam proses biodeinking yaitu,

selulase dan xilanase. Penggunaan enzim selulase dengan xilanase pada proses

deinking memberikan hasil kualitas kertas yang lebih baik daripada deinking

konvensional. Proses deinking dengan menggunakan kombinasi enzim

xilanase dengan enzim selulase sudah efektif dan sudah memenuhi Standar

Nasional Indonesia, karena brightness kertas yang diperoleh sudah memenuhi

standar ISO. Hasil brightness yang didapatkan sebesar 55,88% ISO, dengan

ketahanan tarik sebesar 33,01 Nm/g. Oleh karena itu, dikembangkan juga

metode biodeinking dengan menggunakan menambahkan enzim lakase dari

Aspergillus sp pada kombinasi enzim selulase dari Actinobaccilus sp. dan

enzim xilanase dari E. coli DH5α rekombinan (pTP510) untuk meningkatkan

kefektifan proses biodeinking dan diharapkan lebih meningkatkan lagi derajat

putihnya. Pemilihan penggunaan enzim selulase dikarenakan kandungan

utama dari serat kertas adalah selulosa yang pada kertas bekas tertempel oleh

tinta. Dengan demikian enzim selulase dapat mempermudah pelepasan tinta

pada serat kertas sebelum dilakukan proses flotasi. Penggunaan enzim

xilanase rekombinan dari E. coli (pTP 510) dipilih selain agar dapat

mendukung selulase dalam pelepasan tinta pada kertas bekas juga dikarenakan

pada potensinya dalam mendegradasi hemiselulosa yang terikat bersama

lignin yang masih terkandung di dalam kertas koran bekas. Di samping itu,

enzim ini diketahui memiliki aktivitas yang baik karena telah mengalami

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 16: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

4

proses rekombinan (Puspaningsih, 2004). Sedangkan, enzim lakase (EC

1.10.3.2, bezenediol: oxygen oxidoreductase) merupakan salah satu enzim

ektraseluler yang berfungsi mengkatalis proses hidrolisis lignin, sehingga

dapat digunakan sebagai bahan aktif pada proses pemutihan pulp. Dengan

kemampuan ini, enzim lakase dari Aspergillus sp dipakai oleh industri pulp,

kertas dan tekstil untuk mendapatkan proses produksi yang efisien dan ramah

lingkungan (Risdianto et al, 2008).

Hasil keefektifitasan kombinasi enzim tersebut dapat dilihat dari

kualitas serat sekunder yang dihasilkan akan dibuat lembaran kertas dengan

gramatur 55 g/m2. Lembaran tangan tersebut akan diuji derajat putih,

ketahanan tarik dan karakteristik permukaannya. Kemudian, hasil tersebut

akan dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga dapat

diketahui dengan pasti kualitas kertas hasil deinking dengan menggunakan

penambahan enzim lakase dari Aspergillus sp. pada kombinasi enzim selulase

dari Actinobaccilus sp dan enzim xilanase dari E. coli DH5α rekombinan

(pTP510).

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut.

Bagaimanakah keefektifitasan penambahan enzim lakase dari isolat

Aspergillus sp. pada kombinasi enzim xilanase rekombinan dari E. coli (pTP

510) dengan enzim selulase dari Actinobaccilus sp. dalam mendegradasi

permukaan serat kertas koran bekas pada proses deinking ?

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 17: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

5

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk :

Menentukan keefektifitasan penambahan enzim lakase dari isolat

Aspergillus sp., pada kombinasi enzim xilanolitik rekombinan dari E. coli

(pTP 510) dengan enzim selulase dari Actinobaccilus sp. dalam mendegradasi

permukaan serat kertas koran bekas.

1.4 Manfaat Penelitian

Meningkatkan efisiensi waktu proses deinking kertas koran bekas dan

kualitas derajat putih (brightness) serta ketahanan tarik kertas hasil

pengolahan dari kertas koran bekas melalui proses deinking dengan

menggunakan penambahan enzim lakase dari isolat Aspergillus sp. pada

kombinasi enzim xilanase rekombinan dari E. coli (pTP 510) dengan enzim

selulase dari Actinobaccilus sp.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 18: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kertas Bekas

Kertas koran merupakan salah satu jenis kertas yang banyak digunakan

sebagai media massa cetak yang diterbitkan setiap hari dengan jumlah yang besar

dan setelah dibaca langsung dibuang (Rismijana et al, 2003). Kertas koran

mengandung sekitar 80-85 % pulp mekanis dan 15-20 % pulp kimia yang

berfungsi untuk meningkatkan kekuatan kertas. Kertas koran dapat dibuat dari

berbagai bahan baku diantaranya kertas koran bekas (ONP), campuran kertas

bekas (MWP), CPO, campuran pulp dan kertas bekas. Pada kertas koran bekas,

kontaminan utamanya adalah tinta cetak yang umumnya terdiri dari pigmen atau

butiran tinta yang berperan sebagai pembawa warna berbentuk partikel padatan

kecil, vehicle atau zat pembawa pigmen berfungsi mengalirkan pigmen tinta pada

kertas selama pencetakan sehingga dapat berikatan dengan serat. Vehicle

umumnya berupa resin, minyak nabati, dan larutan volatile (Paraskevas et al,

1990). Kertas koran bekas merupakan salah satu bahan kertas yang potensial

untuk dimanfaatkan kembali menjadi kertas daur ulang. Akan tetapi, kertas koran

bekas memiliki warna yang gelap karena tidak mengalami proses pemutihan

sehingga masih mengandung lignin.

Proses cetak pada kertas koran umumnya dilakukan secara offset atau

letterpress. Sistem pencetakan pada kertas memakai tinta dengan zat pembawa

pigmen tidak mengering tetapi hanya diabsorpsikan pada serat dan dicetakkan

pada kertas yang tidak disalut (uncoated). Zat pembawa pembawa pigmen

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 19: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

7

tersebut dapat disabunkan dengan alkali untuk menjadi partikel-partikel halus

yang dapat dihilangkan secara efisien dengan proses deinking konvensional yakni

cara flotasi atau washing. Dengan perkembangan dalam bidang bioteknologi,

biodeingking semakin diminati dengan penggunaan enzim untuk menghilangkan

kontaminan tinta dari kertas bekas karena lebih ramah lingkungan dan tidak

banyak limbah dari penggunaan bahan kimia (Rismijana et al, 2003). Kertas bekas

yang diperoleh dari perkantoran merupakan kertas bekas yang tintanya sulit

dihilangkan karena dicetakkan menggunakan proses fotokopi atau dengan printer

laser yang tintanya masuk ke dalam serat (Toulousia, 2008).

2.2 Tinta Cetak

Tinta cetak adalah cairan atau pasta berwarna yang diformulasikan untuk

ditransferkan atau diproduksi menghasilkan gambar pada suatu media. Tinta

umumnya digunakan untuk mencetak pesan, memberi perlindungan dan

memberikan efek dekoratif pada media yang dicetak. Tinta cetak digunakan pada

sebagian besar media seperti : kertas, plastik, gelas, dan tekstil, juga pada media

yang berbentuk rata (Leach, 1993)

Ditinjau dari proses pencetakan tinta pada kertas, dapat dibedakan menjadi

dua cara. Kertas koran mengandung tinta yang dicetak berdasarkan proses impact.

Tinta yang digunakan merupakan pigmen karbon yang terdispersi dalam minyak

mineral atau disebut minyak dasar (Retnowati et al, 1988)

Tinta fotokopi dan tinta cetak umumnya terbuat dari bahan polietilen,

kopolimer stiren dan senyawa-senyawa serupa yang dicampur dengan karbon dan

sedikit pigmen lain. Partikel-partikel tinta yang menempel pada kertas bekas dapat

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 20: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

8

dipisahkan dengan cara menambahkan bahan kimia seperti sabun dan dispersan ke

dalam proses pengapungan dan pencucian dan juga proses pemanasan (Retnowati

et all, 1988)

Tinta untuk mencetak mempunyai dua dasar, yaitu pigmen atau bahan

pencelup untuk memberikan warna pada lembaran dan vehicle (minyak dasar),

sarana yang membawa pigmen atau zat pencelup. Minyak dasar pada umumnya

terbuat dari minyak sayur, mineral yang didistilasi, resin, plastik dan pelarut yang

mudah menguap. Ditambahkan bahwa penetrasi tinta ke dalam serat kertas

dipengaruhi oleh sifat cairnya dan daya lekatnya yang baik (Shrinath et al, 1991).

2.3 Selulosa

Selulosa ialah senyawa organik dengan rumus (C6H10O5)n. Selulosa

merupakan kandungan utama dalam serat tumbuhan, yang berfungsi sebagai

komponen struktur tumbuhan terutama pada dinding sel. Selulosa adalah

kumpulan polisakarida yang dengan rantai linear yang lurus yang merupakan hasil

dari gabungan atau ikatan glukosa jenis β dari beberapa ratus atau lebih unit

glukosa. Selulosa tidak larut air tetapi larut dalam larutan kupri hidroksida

berammonia (uji Schweitzer). Selulosa juga tidak memberi warna biru dengan uji

iodin.

Gambar 2.1. Struktur molekul selulosa (Klemm et al, 2005)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 21: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

9

Selulosa terdapat pada dinding sel bersama lignin berperan dalam

mengokohkan struktur tumbuhan. Struktur berkristal serta adanya lignin dan

hemiselulosa disekeliling selulosa merupakan hambatan utama dalam

menghidrolisis selulosa. Kristalisasi selulosa dan pengerasan fibril selulosa oleh

lignin membentuk suatu senyawa lignoselulosa yang keras. Hidrolisis selulosa dan

hemiselulosa pada bahan berlignoselulosa sangat sulit dilakukan kecuali lignin

dilarutkan atau dihilangkan terlebih dahulu. Selulosa pada kayu umumnya

berkisar 40-50%, sedangkan pada kapas hampir mencapai 98%. Pada dinding sel

molekul selulosa, molekul dikelompokkan sejajar satu sama lain membentuk

mikrofibril (dengan diameter 45x85 Ǻ ) (Robinson, 1995). Mikrofibril-mikrofibil

ini tersusun menjadi fibril. Selulosa dapat ditemukan pada semua tanaman dari

pohon bertingkat tinggi hingga organisme primitif seperti rumput laut, flagelata,

dan bakteri. Selulosa bahkan dapat diperoleh dalam dunia binatang, seperti

tunicin, zat kutikula tunicate, adalah identik dengan selulosa nabati (Fengel dan

Wegener, 1995). Jumlah selulosa di alam sangat berlimpah sebagai limbah

tanaman pertanian seperti jerami padi, kulit jagung, gandum, kulit tebu dan lain-

lain.

Pemecahan selulosa dilakukan oleh selulase. Menilik hasil pemeriksaan

pada fungsi sistem selulase sekurang-kurangnya terdiri dari tiga enzim :

1. Enzim endo-β-1,4-glukanase mempengaruhi secara serentak ikatan β-

1,4 di dalam makromolekul dan menghasilkan potongan-potongan

besar memotong mulai dari ujung-ujung bebas.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 22: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

10

2. Enzim ekso-β-1,4-glukanase memotong mulai dari ujung-ujung rantai

disakarida selobiosa.

3. Enzim β-glukosidase menghidrolisis selobiosa dengan membentuk

glukosa (Schlegel, 1994).

2.4 Lignin

Lignin adalah suatu polimer kompleks dengan berat molekul tinggi,

tersusun atas unit-unit fenilpropana (coumaril alkohol, coniferil alkohol, dan/atau

sinapil alkohol) yang berikatan satu sama lain dengan ikatan karbon dengan

karbon (C-C), ikatan karbon dengan oksigen (C-O) dan juga adanya ikatan eter.

Felipropana adalah unit dasar lignin yang diketahui sudah sejak lama, tetapi sulit

diterima bahwa ada gugus aromatik. Adanya gugus aromatik dibuktikan oleh

Lange pada tahun 1954 dengan spektroskopi ultraviolet (Achmadi, 1990).

Gambar 2.2. Unit fenil propana dari lignin (Sucipto, 2009)

Lignin merupakan produk alami yang dihasilkan oleh semua tumbuhan

berkayu (Pizzi, 1994). Kendungan lignin dalam kayu mencapai 15-40% dari berat

kering kayu dengan variasi dalam kandungan lignin yang disebabkan oleh spesies,

kondisi pertumbuhan, bagian dari tumbuhan yang dianalisis dan banyak faktor

lain. Dari segi morfologi, lignin merupakan senyawa amorf yang terdapat dalam

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 23: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

lamela tengah maupun dalam dinding sekunder (Sucipto, 2009). Lignin

terinkrustasi di dalam jaringan tumbuhan, lignin terletak di dalam

dinding sel berfungsi untuk mengikat sel

memberikan keteguhan

secara biologi paling lambat dirusak. Dengan demikian lignin merupakan sumber

utama bahan organik yang lambat dirusak yang ada dalam tanah, terutama asam

asam huminat (Schlegel, 1994)

Secara garis besar, kegunaan lignin dapat digolongkan menjadi tiga

kelompok, yaitu sebagai bahan bakar, sebagai produk polimer dan sebagai sumber

bahan-bahan kimia deng

lignin merupakan limbah yang tidak bernilai dan diusahakan dihilangkan

(Sucipto, 2009)

.

A

a

Gambar 2.3. Prekursor penyusun lignin; a) coumaril alcohol, b) coniferil alcohol, c) sinapil alcohol

Penguraian lignin di dalam tumbuh

oleh beberapa fungi. Dapat dianggap bahwa serangan pertama pada perusakan

lignin terjadi oleh eksoenzim. Karena fungi yang menyerang lignin pada

lamela tengah maupun dalam dinding sekunder (Sucipto, 2009). Lignin

terinkrustasi di dalam jaringan tumbuhan, lignin terletak di dalam

berfungsi untuk mengikat sel secara bersama-sama dan untuk

memberikan keteguhan dalam sel. Lignin adalah produk massa tumbuhan yang

secara biologi paling lambat dirusak. Dengan demikian lignin merupakan sumber

k yang lambat dirusak yang ada dalam tanah, terutama asam

asam huminat (Schlegel, 1994)

Secara garis besar, kegunaan lignin dapat digolongkan menjadi tiga

kelompok, yaitu sebagai bahan bakar, sebagai produk polimer dan sebagai sumber

bahan kimia dengan berat molekul rendah. Dalam proses pembuatan pulp,

lignin merupakan limbah yang tidak bernilai dan diusahakan dihilangkan

b

Prekursor penyusun lignin; a) coumaril alcohol, b) coniferil alcohol, c) sinapil alcohol (Toumela, 2002)

Penguraian lignin di dalam tumbuh-tumbuhan yang masih hidup diuraikan

oleh beberapa fungi. Dapat dianggap bahwa serangan pertama pada perusakan

lignin terjadi oleh eksoenzim. Karena fungi yang menyerang lignin pada

11

lamela tengah maupun dalam dinding sekunder (Sucipto, 2009). Lignin

terinkrustasi di dalam jaringan tumbuhan, lignin terletak di dalam lamel sekunder

sama dan untuk

Lignin adalah produk massa tumbuhan yang

secara biologi paling lambat dirusak. Dengan demikian lignin merupakan sumber

k yang lambat dirusak yang ada dalam tanah, terutama asam-

Secara garis besar, kegunaan lignin dapat digolongkan menjadi tiga

kelompok, yaitu sebagai bahan bakar, sebagai produk polimer dan sebagai sumber

an berat molekul rendah. Dalam proses pembuatan pulp,

lignin merupakan limbah yang tidak bernilai dan diusahakan dihilangkan

c

Prekursor penyusun lignin; a) coumaril alcohol, b) coniferil alcohol,

tumbuhan yang masih hidup diuraikan

oleh beberapa fungi. Dapat dianggap bahwa serangan pertama pada perusakan

lignin terjadi oleh eksoenzim. Karena fungi yang menyerang lignin pada

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 24: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

12

umumnya mengekresi fenoloksidase, maka enzim ini bertanggung jawab untuk

pembelahan ikatan aromatik (Schlegel, 1994).

2.5 Xilan

Xilan tergolong karbohidrat yang juga disebut sebagai hemiselulosa.

Hemiselulosa terdiri dari pentose (xilosa, arabinosa) atau hexosa (glukosa,

manosa, galaktosa) maupun uranoat (Beg et al, 2001). Untuk menguraikan

senyawa ini secara enzimatik diperlukan kerja sinergi beberapa enzim xilanolitik.

Penguraian xilan oleh enzim xilanolitik akan menghasilkan oligosakarida dan

monosakarida yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk membuat senyawa

turunannya, seperti xilitol, 2,3-butanadiol, atau etanol (Herrmann et al, 1997.,

Thomson, 1993). Enzim xilanolitik dapat ditemukan pada berbagai macam kapang

dan bakteri sebagai enzim ekstraselluler (Beg et al., 2001).

Di dalam tumbuh-tumbuhan hemiselulosa ini berfungsi sebagai zat

cadangan atau penopang. Kandungan xilan pada tumbuhan diketahui pada

merang, kulit pohon dan ampas sampai 30%, pada kayu konifera sampai 7-12%

dan kayu pohon berdaun sampai 20-25% (Schlegel, 1994).

Xilan merupakan komponen hemisellulosa dengan penyusun utama berupa

xilosa (C5H10O5). Rantai xilan terdiri dari β-D-xilosa yang bersambung secara 1,4-

glikosidik yang merupakan komponen utama hemiselulosa, memiliki kerangka

dasar residu ikatan 1,4-β-D-xilopiranosil yang rantai sampingnya disubtitusi

dengan asetil, 4-o-metil-D-glukuronisil dan α-arabinofuranosil (Subramaniyan et

al, 2002). Rantai ini secara resmi berasal dari rantai selulosa dengan mengganti

gugus CH2-OH dengan atom H tetapi derajat polimerisasinya jauh lebih rendah

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 25: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

(30-100). Beberapa xilan mengandung tambahan arabinosa, glukosa, ga

dan glukuronat (Schlegel, 1994). Struktur xilan terlihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4.

Hemiselulolsa mempunyai struktur yang amorf, random, dan kekuatan

strukturnya lebih lemah dibanding selulosa. Oleh

mudah dihidrolisis oleh enzim, asam atau basa (Saha, 2003). Hidrolisis enzimatis

mempunyai nilai ekonomis dan komersial yang lebih tinggi dan penting karena

pembelahan struktuk kayu oleh enzim akan lebih mudah dalam proses pem

pulp dan kertas secara industri. Perlakuan ini akan mengurangi pemakaian teknik

pemutihan konvensional yang menggunakan sejumlah besar bahan kimia seperti

klorin yang berdampak buruk terhadap lingkungan (Asmarani, 2006).

2.6 Enzim

Enzim adalah katal

zat kimia yang dapat mengubah laju reaksi, dan karena dapat berubah selama

reaksi, ia harus dalam keadaan yang sama sesudah dan sebelum reaksi (Ackerman,

1988). Enzim adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh sel

mengapa enzim dikat

100). Beberapa xilan mengandung tambahan arabinosa, glukosa, ga

dan glukuronat (Schlegel, 1994). Struktur xilan terlihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Strutur molekul xilan (Beg et al., 2001)

Hemiselulolsa mempunyai struktur yang amorf, random, dan kekuatan

strukturnya lebih lemah dibanding selulosa. Oleh karena itu hemiselulosa lebih

mudah dihidrolisis oleh enzim, asam atau basa (Saha, 2003). Hidrolisis enzimatis

mempunyai nilai ekonomis dan komersial yang lebih tinggi dan penting karena

pembelahan struktuk kayu oleh enzim akan lebih mudah dalam proses pem

pulp dan kertas secara industri. Perlakuan ini akan mengurangi pemakaian teknik

pemutihan konvensional yang menggunakan sejumlah besar bahan kimia seperti

klorin yang berdampak buruk terhadap lingkungan (Asmarani, 2006).

Enzim adalah katalis biologi yang terutama bersifat protein.

zat kimia yang dapat mengubah laju reaksi, dan karena dapat berubah selama

reaksi, ia harus dalam keadaan yang sama sesudah dan sebelum reaksi (Ackerman,

1988). Enzim adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh sel

mengapa enzim dikatan sebagai katalis biologi. Katalis juga menampakan

13

100). Beberapa xilan mengandung tambahan arabinosa, glukosa, galaktosa

dan glukuronat (Schlegel, 1994). Struktur xilan terlihat pada Gambar 2.4.

2001)

Hemiselulolsa mempunyai struktur yang amorf, random, dan kekuatan

karena itu hemiselulosa lebih

mudah dihidrolisis oleh enzim, asam atau basa (Saha, 2003). Hidrolisis enzimatis

mempunyai nilai ekonomis dan komersial yang lebih tinggi dan penting karena

pembelahan struktuk kayu oleh enzim akan lebih mudah dalam proses pemutihan

pulp dan kertas secara industri. Perlakuan ini akan mengurangi pemakaian teknik

pemutihan konvensional yang menggunakan sejumlah besar bahan kimia seperti

klorin yang berdampak buruk terhadap lingkungan (Asmarani, 2006).

is biologi yang terutama bersifat protein. Katalis adalah

zat kimia yang dapat mengubah laju reaksi, dan karena dapat berubah selama

reaksi, ia harus dalam keadaan yang sama sesudah dan sebelum reaksi (Ackerman,

1988). Enzim adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh sel-sel hidup. Ini

an sebagai katalis biologi. Katalis juga menampakan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 26: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

14

spesifitas atau kekhususan. Artinya, suatu katalis tertentu akan berfungsi pada

hanya suatu jenis reaksi tertentu (Pelczar, 1986) . Enzim memiliki tenaga katalitik

yang luar biasa, yang biasanya jauh lebih besar dari katalisator sintetik. Spesifitas

enzim amat tinggi terhadap substratnya, enzim mempercepat reaksi kimiawi

spesifik tanpa pembentukan produk samping dan molekul ini berfungsi di dalam

larutan encer pada keadaan suhu dan pH normal (Lehninger, 1997).

Sekalipun semua enzim pada mulanya dihasilkan di dalam sel, beberapa

diekskresikan melalui dinding sel dan dapat berfungsi di luar sel. Jadi dikenal

dengan dua tipe, enzim ekstraselular atau eksoenzim (berfungsi di luar sel) dan

enzim intraselular atau endoenzim (berfungsi di dalam sel). Fungsi utama

eksoenzim ialah melangsungkan perubahan-perubahan seperlunya pada nutrient di

sekitarnya sehingga memungkinkan nutrient tersebut memasuki sel. Enzim

intraselular mensintesis bahan selular dan juga menguraikan nutrient untuk

menyediakan energy yang dibutuhkan oleh sel (Pelczar, 1986).

Enzim dapat berupa protein murni atau gabungan antara protein dengan

gugusan-gugusan kimiawi lainnya. Sepertinya halnya semua protein, enzim akan

terdenaturasikan oleh panas, terpresipitasikan (terendapkan) oleh etanol atau

garam-garam anorganik berkonsentrasi tinggi seperti ammonium sulfat dan tidak

dapat melewati membran semipermeable atau membran selektif dengan perkataan

lain tak terdialisis. Protein enzim adalah molekul yang amat besar, berat

molekulnya berkisar antara kurang lebih 10.000 sampai satu juta.

Banyak enzim terdiri dari protein yang bergabung dengan molekul organik

dengan berat molekul rendah yang dinamakan koenzim. Bagian proteinnya disebut

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 27: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

15

apoenzim. Bila bergabung, kedua bagian tersebut membentuk enzim yang

lengkap, disebut holoenzim (Pelczar, 1986). Bagian lain yang yang terdiri dari ion

atau molekul-molekul dari jenis lain disebut kofaktor misalnya HPO4- atau ion

logam yang berperan serta dengan enzim dalam mentransformasikan substrat.

Kofaktor dapat berupa ion logam, misal misal Mg2+, Fe2+, atau senyawa organik

yang disebut koenzim, misal vitamin B (Hein, et al., 1993). Mereka sangat

diperlukan sebagai katalisator oleh enzim dalam menjalankan perannya. Jadi

kofaktor sangat penting umtuk membentuk tempat aktif dari enzim (Manitto,

1992).

2.6.1 Mekanisme kerja enzim

Kebanyakan reaksi enzim dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi

keseluruhan sebagai berikut :

Enzim (E) + Substrat (S) ⇌ komplek enzim – substrat ES ⇌ produk (P) + Enzim (E)

Enzim E dan substrat S bergabung menjadi kompleks enzim-substrat ES,

yang kemudian terurai menjadi produk P. Enzimnya tidak terkonsumsi di dalam

reaksi tersebut tetapi dilepaskan kembali untuk reaksi selanjutnya dengan molekul

substrat yang lain. Proses ini diulang ulang banyak sekali sampai semua molekul

substansi yang tersedia habis terpakai.

Yang menjadi pokok dalam teori mengenai mekanisme kerja enzim ialah

konsep aktivasi substrat yang terjadi setelah pembentukan kompleks enzim

substrat (ES). Aktivasi memungkinkan substrat diubah oleh kerja enzim.

Terjadinya aktivasi molekul substrat ini disebabkan oleh aktivitas kimiawi

substrat yang tinggi terhadap daerah-daerah tertentu pada permukaan enzim yang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 28: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

16

disebut sisi aktif enzim (Pelczar, 1986). Sisi aktif enzim adalah tempat pengikatan

substrat yang mengandung residu asam amino sebagai gugus katalitiknya dan

secara langsung terlibat dalam pembuatan serta pemutusan ikatan selama proses

katalisis

Kompleks enzim-substrat berikatan melalui ikatan elektrostatik, ikatan

hydrogen, gaya van der Walls dan interaksi hidrofobik. Ikatan yang terjadi antara

enzim dan substrat ini merupakan ikatan yang lemah. Interaksi yang terjadi antara

molekul enzim dan substrat melibatkan gugus reaktif baik dari enzim maupun dari

substrat. Enzim hanya dapat mengikat substrat yang memiliki gugus reaktif yang

sama (Stryer et al, 2002). Model interaksi enzim substrat dibedakan menjadi :

1. Model Lock and Key (lubang dan anak kunci) : dikemukakan oleh Emil

Fischer pada Tahun 1890. Pada model ini, spesifitas pengikatan tergantung

pada ketepatan pengaturan atom-atom pada sisi aktif. Substrat dapat terikat

pada enzim bila mempunyai ukuran atau bentuk yang sesuai dengan sisi

aktif enzim (Gambar.). Karenanya model ini merupakan model cetakan

yang kaku. Dalam model Fischer, tempat katalitik dianggap terbentuk

terlebih dahulu agar sesuai dengan substratnya (Stryer et al, 2002).

Gambar 2.5. Interaksi substrat dan enzim Model Lock and Key

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 29: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

17

2. Model Induced Fit : dikemukakan oleh Daniel G. Koshland pada Tahun

1958. Kohland mengemukakan bahwa ukuran atau bentuk sisi aktif enzim

dapat mengalami modifikasi oleh adanya pengikatan substrat (Gambar 6.).

Pada model ini, sisi aktif enzim diasumsikan cocok dengan substratnya

sesaat setelah enzim mengikat substrat. Jadi substrat dianggap mampu

menginduksi perubahan bentuk dalam sisi aktif enzim. Perubahan ini

menempatkan residu asam amino pada sisi aktif enzim yang

memungkinkan terjadinya pengikatan substrat selama proses katalis.

Enzim menunjukan fleksibilitasnya dalam berikatan dengan substrat

(Stryer et al, 2002).

Gambar 2.6. Interaksi substrat dan enzim Model induced fit

Laju pengubahan yang dikatalis enzim, yang dinyatakan dalam jumlah zat

persatuan waktu (pada umumnya µmol substrat yang dirubah/menit), selain

tergantung pada kadar enzim (E) dan substratnya (S) atau produk (P), juga pada

afinitas enzim terhadap substrat (Km) dan kecepatan maksimumnya (νmax). Km

adalah konstanta Michaelis-Menten, konstanta ini menyatakan kadar substrat di

mana aktivitas enzim mencapai kecepatan separuh kecepatan maksimum (νmax/2).

Enzim mencapai kecepatan maksimum jika substrat terdapat dalam jumlah yang

berlebihan, jadi enzim dijenuhi dengan substrat (Schlegel, 1994). Tetapan tersebut

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 30: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

18

dapat didefinisikan secara sederhana sebagai kosentrasi substrat tertentu pada saat

enzim mencapai setengah kecepatan maksimumnya (grafik pengaruh konsentrasi

substrat terhadap kec awal rx enzim). Bentuk kurva kejenuhan substrat yang khas

bagi suatu enzim dapat dinyatakan secara matematik oleh persamaan Michaelis-

Menten :

�� =�����

� +��

dengan ν0 = kecepatan awal pada konsentrasi substrat [S]

Vmaks = kecepatan maksimum

Km = tetapan Michaelis-Menten enzim substrat tertentu

Persamaan ini, yang diturunkan oleh Michaelis dan Menten, berawal dari

hipotesis dasar bahwa tahap pembatas kecepatan di dalam reaksi enzimatik adalah

tahap penguraian kompleks ES, menjadi produk dan enzim bebas (Lehninger,

1997). Dalam kinerja enzim untuk mengkatalis suatu reaksi, kinerja enzim

dipengaruhi oleh suhu, pH, konsenstrasi enzim dan konsentrasi substrat pada

aktivitas enzim.

2.6.2 Klasifikasi Enzim

Berdasarkan jenis reaksi yang dikatalis oleh enzim maka enzim dibagi

menjadi enam klasifikasi yang juga digunakan dalam penamaan suatu enzim.

Terdapat enam klasifikasi enzim yaitu :

1. Oksidoreduktase, yaitu golongan enzim yang mengkatalis reaksi transfer

elektron (pemindahan elektron atau atom hidrogen)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 31: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

19

2. Transferase, yaitu golongan enzim yang mengkatalis reaksi perpindahan

gugus fungsi dari suatu substrat ke substrat yang lain (gugus fungsi

mencakup fosfat, metal, amino dsb).

3. Hidrolase, yaitu golongan enzim yang mengkatalis hidrolisis (penambahan

molekul air untuk memecahkan ikatan kimiawi), dapat terjadi pada

senyawa golongan ester, karbohidrat maupun protein.

4. Isomerase, yaitu golongan enzim yang mengkatalis terjadinya reaksi

isomerisasi (pengubahan suatu senyawa menjadi isomer, misalnya suatu

senyawa yang memiliki atom-atom yang sama tetapi berbeda struktur

molekulnya).

5. Liase, yaitu golongan enzim yang mengkatalis terjadinya penambahan

ikatan ganda pada molekul dan juga pengusiran nonhidrolik gugusan-

gugusan kimiawi.

6. Ligase, yaitu golongan enzim yang mengkatalis terjadinya pembentukan

ikatan disertai pemecahan atau penambahan ATP (adenin trifosfat)

(Pelczar, 1986).

2.6.3 Inhibisi Enzim

Dalam mengkatalis suatu reaksi, dikenal istilah aktivasi yaitu suatu proses

yang meningkatkan kinerja dari enzim sedangkan proses yang menurunkan atau

bahkan membuat kinerja enzim berhenti disebut inhibisi. Pada proses inhibisi

terdapat tiga macam inhibitor, yaitu (McMurry and Mary, 1994).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 32: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

20

1. Inhibitor kompetitif, adalah suatu molekul yang memiliki kemiripan

bentuk dan ukuran dengan suatu substrat sehingga terjadi kompetisi untuk

dapat berikatan dengan sisi aktif enzim.

2. Inhibitor Nonkompetitif, adalah suatu molekul yang dapat berikatan

dengan enzim pada sisi selain sisi aktif enzim sehingga membuat enzim

dapat mengalami perubahan bentuk termasuk sisi aktifnya. Dengan

perubahan tersebut membuat substrat sulit masuk bahkan tidak lagi dapat

berikatan dengan enzim.

3. Inhibitor Irreversible, adalah suatu molekul yang dapat masuk ke dalam

sisi aktif enzim dan membentuk ikatan kovalen dengan enzim sehingga

sisi aktif terblok secara permanen dan membuat enzim inaktif.

2.7 Enzim Selulase

Enzim selulase merupakan enzim ekstraseluler yang terdiri atas kompleks

endo-β-1,4-glukonase (CMCCase, Cx selulase endoselulase atau carboxymethyl

cellulose), kompleks ekso-β-1,4-glukonase (aviselase, selobiohidrolase, C1

selulase) dan β-1,4-glukosidase atau selobiase (Crueger, 1984). Enzim selulase

merupakan salah satu enzim yang telah banyak diketahui manfaatnya khususnya

dalam pengolahan limbah pertanian. Menurut klasifikasinya enzim selulase

termasuk golongan hidrolase karena mengkatalis terjadinya reaksi hidrolisis

substrat, yaitu selulosa. Oleh karena fungsinya tersebut, maka penamaan resmi

komponen selulase selalu mengandung kata hidrolase.

Ketiga komponen di dalam enzim selulase bekerja secara spesifik pada

ikatan-ikatan tertentu. Endo-1,4-β-D-glukanase yang memecah ikatan-ikatan β-

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 33: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

21

glikosida sehingga menghasilkan potongan-potongan besar berbentuk rantai

dengan ujung-ujung bebas. Ekso-1,4-β-D-glukanase yang memecah unit selobiosa

dan glukosa dari ujung bukan pereduksi, dan β-glukosidase yang menghidrolisis

selobiosa menjadi glukosa, dan asam selobionat menjadi glukosa dan

glukonolakton (Marsiati, 1989). Karena adanya ketiga komponen di dalam enzim

selulase maka selulase dikatakan enzim kompleks yang mana dapat

menghidrolisis selulosa secara sempurna dengan kinerja sinergitas ketiga

komponen tersebut.

Selulase digunakan secara luas dalam industri tekstil, deterjen, pulp dan

kertas. Selulase juga digunakan dalam pengolahan kopi dan kadang-kadang

digunakan dalam industri farmasi sebagai zat untuk membantu sistem

pencernaan. Selulase juga dimanfaatkan dalam proses fermentasi dari biomassa

menjadi biofuel, seperti bioethanol. Saat ini, enzim selulase juga digunakan

sebagai pengganti bahan kimia pada proses pembuatan alkohol dari bahan yang

mengandung selulosa (Zhiliang Fan et al, 2006).

Selulase dapat diproduksi oleh fungi, bakteri, dan ruminansia. Produksi

enzim secara komersial biasanya menggunakan fungi atau bakteri. Fungi yang

bisa menghasilkan selulase antara lain genus Tricoderma, Aspergillus, dan

Penicillium. Jenis fungi yang biasa digunakan dalam produksi selulase adalah

Aspergillus niger. Sifat-sifat enzim selulase bergantung pada asal mikroorganisme

dan substratnya serta aktivitas enzim ini dipengaruhi oleh pH dan suhu. Misalnya,

pada produksi selulase dari Trichoderma mempunyai pH optimum antara 4-5 dan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 34: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

22

suhu optimum 280C. Dan, produksi selulase dari Myrothecium verracaria

memiliki pH optimum 5-6 dan suhu optimum 250C (Marsiati, 1989).

2.8 Enzim Lakase

Lakase adalah sekelompok enzim yang mengkatalisis oksidasi dari

beberapa jenis substrat, termasuk p-difenol, o-difenol, monofenol, p-

fenilendiamina. Nama lakase berasal dari fakta bahwa ekstrak pertama yang

mampu untuk mengoksidasi fenol dengan oksigen atmosfir, diisolasi dari Rhus

vernicifera, suatu pohon yang berasal dari Jepang yang menghasilkan lak

(Manitto, 1992). Lakase adalah multi-cooper enzim. Lakase mampu mengkatalisis

oksidasi satu elektron dari senyawa fenolik dengan memanfaatkan oksigen

sebagai penerima, sehingga menghasilkan produk berupa senyawa kuinon atau

radikal fenoksi bebas.

Lakase banyak digunakan untuk tekstil, makanan dan industri lainnya.

Banyak industri menggunakan aplikasi lakase untuk mengembangkan

produksinya misalnya industri pulp dan kertas, tekstil, sintesis organik,

lingkungan, makanan, farmasi dan nanobioteknologi. Pemakaian lakase ini dapat

menghemat energy, bersifat biodegradable, efisien dan ramah lingkungan. Lakase

merupakan salah satu enzim ekstraseluler yang berfungsi mengkatalis proses

pemecahan lignin, sehingga dapat digunakan sebagai bahan aktif pada proses

pemutihan pulp. Dengan kemampuan ini, industri pulp, kertas dan tekstil mulai

menggunakan enzim iniuntuk mendapatkan proses produksi yang efisien dan

ramah lingkungan. Hal ini karena enzim ini hanya memerlukan oksigen dan

menghasilkan air sebagai satu-satunya produk samping (Riva, 2005).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 35: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

23

Lakase banyak dihasilkan oleh jamur pelapuk putih yang merupakan

kelompok jamur pengurai kayu dengan kemampuan mendegradasi lignin dan

melakukan dekomposisi lignin (Pérez dkk, 2002). Lakase merupakan hasil

metabolisme sekunder dari jamur pelapuk putih pada kondisi tertentu seperti

nitrogen dan karbon yang terbatas (Ten Have dan Teunissen, 2001).

2.9 Enzim Xilanase

Xilanase merupakan kelompok enzim yang memiliki kemampuan

menghidrolisis hemiselulosa dalam hal ini ialah xilan atau polimer dari xilosa dan

xilo-oligosakarida. Xilanase dapat diklasifikasikan berdasarkan substrat yang

dihidrolisis, diantaranya β-xilosidase, eksoxilanase, dan endoxilanase.

β-xilosidase, yaitu xilanase yang mampu menghidrolisis xilooligosakarida

rantai pendek menjadi xilosa. Aktivitas enzim akan menurun dengan

meningkatnya rantai xilooligosakarida (Richana, 2002). Xilosa selain merupakan

hasil hidrolisis juga merupakan inhibitor bagi enzim β-xilosidase. Sebagian besar

enzim β-xilosidase yang berhasil dimurnikan masih menunjukkan adanya

aktivitas transferase yang menyebabkan enzim ini kurang dapat digunakan

industri penghasil xilosa.

Eksoxilanase mampu memutus rantai polimer xilosa (xilan) pada ujung

reduksi, sehingga menghasilkan xilosa sebagai produk utama dan sejumlah

oligosakarida rantai pendek. Enzim ini dapat mengandung sedikit aktivitas

transferase sehingga potensial dalam industr penghasil xilosa. Endoxilanase

mampu memutus ikatan β 1-4 pada bagian dalam rantai xilan secara teratur.

Ikatan yang diputus ditentukan berdasarkan panjang rantai substrat, derajad

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 36: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

24

percabangan, ada atau tidaknya gugus substitusi, dan pola pemutusan dari enzim

hidrolase tersebut.

Hidrolisis total xilan membutuhkan beberapa enzim yang berbeda, yaitu

endo-1,4-β-xilanase, α-L-arabinofuranodidase dan 1,4-β-D-xilosidase. Gugus

samping yang menyusun xilan akan dibebaskan oleh α-L-arabinofuranosidase, α-

glukoronidase, galaktosidase dan asetil xilan esretase menjadi arabinosa,

glukuronat, galaktosa dan asetat arabinofuranosida yang cukup besar, sehingga

akan terjadi halangan ruang bagi aktivitas endo-xilanase dan xilosidase. Oleh

karena itu, keberadaan enzim arabinofuranosidase sangat penting dalam degradasi

total xilan (Debeche et al, 2002).

Xilanase umumnya merupakan protein kecil dengan berat molekul antara

15.000-30.000 Dalton, aktif pada suhu 55oC dengan pH 9 (Yu et al., 1991). Pada

suhu 60oC dan pH normal, xilanase lebih stabil (Tsujibo et al., 1992; Cho-Goo et

al., 1996). Enzim ini dapat digunakan untuk biobleaching pada industri kertas,

penjernihan dan meningkatkan aroma jus dan anggur, meningkatkan kualitas roti

dan pakan ternak, pengolahan limbah serta pengomposan (Meryandini et al,

2008).

2.10 Deinking

Deinking merupakan salah satu proses unuk melepaskan dan memisahakan

partikel tinta cetak dari serat kertas bekas yang didaur-ulang untuk memperbaiki

sifat optik dari serat yang diperoleh. Proses deinking merupakan proses

penghilangan tinta pada kertas bekas sehingga tampilan kertas menjadi baik. Hal

ini dapat menyebabkan derajat putih yang tinggi dan kemampuan cetak (opasitas)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 37: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

25

yang optimal (Toulousia, 2008). Pelepasan tinta cetak dari serat yang telah

diuraikan lebih dulu selama tahap daur-ulang dapat dilakuakan secara kimia dan

mekanis. Partikel yang telah terlepas dari permukaan serat selanjutnya dipisahkan

dari stok dengan cara flotasi atau pencucian. Efektifitas deinking sangat

ditentukan oleh pemilihan proses pemisahan yang tepat dan ini tergantung pada

jenis tinta/proses cetak yang telah dialami oleh kertas (Dina Farah dan Elyani,

2009).

Secara garis besar rangkaian tahapan proses penghilangan tinta dari kertas

bekas, baik secara kovensional maupun enzimatis (biodeinking) adlah sama yaitu :

tahap penguraian, tahap pelepasan tinta dan tahap pemisahan tinta. Hal yang

utama yang membedakan antara sistem konvensional dan biodeiking adalah pada

tahap pelepasan tinta. Pada deinking konvensional, pelepasan tinta dilakukan

secara kimiawi dengan menambahkan senyawa alkali untuk menggantikan

sebagian fungsi bahan kimia yang digunakan pada proses deinking konvensional.

Dari beberapa hasil pengamatan menyimpulkan bahwa proses enzimatis

dapat dihubungkan sebagai aktivitas biologi yang khas dari enzim yang memutus

ikatan serat serta mengeluarkan tinta yang diikat pada permukaan serat dan juga

yang terdapat dalam ikatan serat atau diantara fibril-fibril. Sebagian enzim

menghidrolisis selulosa ke dalam struktur mikro permukaan serat selama tahap

pulping. Karena aktivitas biologis dari enzim ini, partikel tinta halus yang melekat

ke dalam ikatan serat, fibril-fibril dan serat halus yang tidak mungkin dihilangkan

melalui bahan kimi deinking kovensional, dapat dihilangkan melalui proses

biodeinking (Dina Farah dan Elyani, 2009). Pemutihan pulp secara enzimatik

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 38: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

26

miliki sifat-sifat fisik yang superior, derajat putih yang lebih tinggi, dan memiliki

sisa tinta yang sedikit dibandingkan dengan pemutihan pulp secara kimia. Lebih

penting lagi, distribusi ukuran dan bentuk tinta dapat dikendalikan secara efektif

menggunakan proses enzimatik untuk memaksimalkan efisiensi pada proses

flotasi. Proses penghilangan tinta secara enzimatik juga meningkatkan freeness

dibandingkan dengan proses penghilangan tinta secara kimia (Prasad et al, 1993).

2.10.1 Derajat Putih

Derajat putih berhubungan erat dengan keberhasilan proses penghilangan

tinta dari kertas bekas, semakin rendah kandungan noda lembaran hasil deinking

semakin tinggi derajat putih lembaran. Derajat putih lembaran dapat dijadikan

sebagai indikator kandungan lignin dalam serat. Derajat putih lembaran yang

terbuat dari pulp mekanis yang banyak mengandung lignin akan menurun dengan

cepat selama penyimpanan (Rismijana et al, 2003).

Derajat putih atau brightness merupakan salah satu parameter kualitas

kertas yang ditentukan dengan mengukur banyaknya sinar yang dipantulkan

kembali oleh selembar kertas dengan mengangap kertas yang paling putih

memantulkan sinar kembali 100%. Untuk kertas tertentu diperlukan derajat putih

yang tinggi.

Derajat putih dapat ditentukan dengann alat Reflektor, Brightness Tester

dan Spektrofotometer. Pengujian berdasarkan penyerapan sinar oleh kertas yaitu

dengan cara mengukur sinar yang dipantulkan kembali dan dinyatakan dalam

presentase atau derajat (Edahwati, 2008)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 39: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

27

Parameter derajat putih pada kertas cetak lebih diperuntukkan untuk

memberikan nilai estetika yang baik sehingga orang sering mengidentikkan kertas

yang lebih putih akan terlihat lebih baik dibanding kertas yang cenderung

berwarna kekuningan, meskipun diketahui derajat putih kertas yang tinggi

berdampak kurang baik terhadap kesehatan mata (Dina Farah dan Elyani, 2009).

2.10.2 Indeks Tarik

Indeks tarik merupakan nilai ketahanan tarik dalam satuan newton per

meter dibagi gramatur dalam satuan gram per meter persegi, sedangkan ketahanan

tarik adalah gaya tarik yang bekerja pada kedua ujung kertas diukur pada kondisi

standar (Rismijana et al, 2003). Menurut SNI 14-0437-1998 tentang cara uji

ketahanan tarik kertas dan karton, ketahanan tarik di definisikan sebagai gaya

tarik yang bekerja pada kedua ujung kertas dan karton, di ukur pada kondisi

standar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan tarik (tensile strength)

adalah jumlah dan kualitas ikatan antar serat, penggilingan, panjang serat, bahan

pengisi (filler) dan fines. Sedangkan semakin panjang serat, ketahanan tariknya

semakin tinggi juga, apabila kandungan bahan pengisi dan fines yang cukup tinggi

maka ketahanan tariknya cenderung menurun, karena di akibatkan ikatan antar

serat menjadi berkurang (Elyani et al, 2011).

2.10.3 Scanning electron microscopy (SEM)

Scanning Electron Microscopy (SEM) memiliki prinsip kerja yaitu ketika

suatu berkas electron primer dengan energi kinetic 10-25 kV dengan diameter 5-

10 nm mengenai sampel, maka elektron tersebut direfleksikan atau dipancarkan.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 40: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

28

Elektron yang direfleksikan ini yang disebut dengan elektron sekunder yang akan

muncul dan menentukan image yang akan tampak pada layar micrograph pada

SEM. SEM adalah salah satu jenis mikroskop elektron yang menggunakan berkas

elektron untuk menggambar profil permukaan benda selain itu digunakan untuk

mempelajari tekstur, topografi dan permukaan benda. SEM akan mendeteksi

elektron yang dipantulkan dan menentukan lokasi berkas yang dipantulkan dengan

intensitas tertinggi sehingga akan memberikan informasi profil permukaan benda

(Mulder, 1996). Pada saat pengukuran SEM, lokasi dipermukaan sampel tidak

boleh terlalu lama dikenai berkas elektron. Elektron yang berenergi tinggi pada

berkas dapat mencabut atom-atom di permukaan sampel akan menguap dan

akhirnya bayangan yang terekam menjadi hitam (kabur) (Mikrajuddin, 2010)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 41: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia Organik-Biokimia,

Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga

Surabaya dan Pabrik Kertas Adiprima Suraprinta, Wringinanom, Gresik.

Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juli 2012. Analisis

uji tarik dilaksanakan di Laboratorium Dasar Bersama Fakultas Farmasi

Universitas Airlangga, sedangkan analisis SEM dilaksanakan di Laboratorium

Sentral FMIPA Universitas Negeri Malang (UM).

3.2 Sampel Penelitian

3.2.1 Kertas koran

Kertas koran yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas koran

bekas yang dikumpulkan dari sumber rumah tangga.

3.2.2 Mikroba

Mikroba yang digunakan dalam penelitian ini dimana berfungsi sebagai

sumber enzim lakase adalah Aspergillus sp. TKKS(4) (hijau tua) yang diisolasi

dari tandan kosong kelapa sawit dan menjadi koleksi Laboratorium Biokimia

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya. Sedangkan bakteri

yang digunakan sebagai sumber enzim xilanase adalah E. coli DH5α rekombinan

(pTP510) (Puspaningsih, 2004) koleksi Laboratorium Biokimia Fakultas Sains

dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan bakteri yang digunakan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 42: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

30

sebagai penghasil enzim selulase adalah Actinobacillus sp. (Lamid, 2008) koleksi

laboratorium Biokimia Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga

Surabaya.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

3.3.1 Alat penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa peralatan diantaranya peralatan gelas

dan non gelas yang biasa dipakai di laboratorium Biokimia, antara lain: gelas

ukur, gelas beaker, labu Erlenmeyer 100 ml, labu ukur 10 ml, botol reagen, tabung

Eppendorf, cawan petri, jarum ose, pipet mikro (Eppendorf), dan tip. Instrumen

yang digunakan diantaranya neraca analitik (Mettler Toledo), autoklaf (OSK 6508

Steam pressure apparatus Ogawa Seiki Co., LTD), Laminair air flow cabinet

(Kottermann 8580), shaker incubator, sentrifuge Beckman (tipe TJ-6),

ultrasonikator, water bath (Memmert), spectrophotometer uv-vis (Shimadzu

Pharmaspec 1700), pH meter (Metrohm 744), mini pulper (Toyoseiki), oven

(Binder), gramatur hand-sheet (Toyoseiki), brightness tester (Lorntzen and

Wettre), tensile index (Autograph AG-10 TE Shimadzu).

3.3.2 Bahan penelitian

Bahan yang diperlukan pada penelitian ini antara lain adalah NaOH, asam

sitrat, natrium fosfat, NaCl, Asam asetat glasial, Natrium asetat, yeast extract,

tripton, bacto agar, CMC (Carboxyl Methyl Cellulose), oat spelt-xylan, xilosa,

glukosa, aquades, asam 3,5-DNS, kentang, agar-agar, dextrose, (potato dextrose

agar /PDA), pewarna non-phenol Asam 2,2’azinobis-di-(3-

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 43: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

31

ethylbenzthiazolinesulphonat), malt extract, fenol, Na (K) tartrat (garam

Rochelle), Na-sulfit dan surfaktan jenis liptol.

3.4 Diagram Penelitian

Penguraian kertas koran menjadi potongan kecil

Produksi xilanase, selulase dan lakase

uji aktivitas

Proses pulping dengan selulase dari Actinobacillus sp., enzim xilanase adalah E. coli DH5α

rekombinan (pTP510) dan enzim lakase dari Aspergillus sp

Proses Flotasi

Stok hasil flotasi dibuat lembaran kertas

Penentuan derajat putih

Penentuan indeks tarik

Karakterisasi Profil Permukaan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 44: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

32

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Pembuatan Reagen

3.5.1.1 Pembuatan larutan NaOH 0,2 M

Larutan NaOH dengan konsentrasi 0,2 M dibuat dengan cara menimbang

0,08 g NaOH kemudian dilarutkan dengan 10 ml akuades dalam gelas beaker.

3.5.1.2 Larutan buffer universal

Larutan stok A asam sitrat (C6H8O7) 0,1 M dibuat dengan cara menimbang

1,921 g asam sitrat lalu dilarutkan dalam aquades dan diencerkan dalam labu ukur

100 mL hingga tanda batas. Larutan stok B natrium fosfat dibasis

(Na2HPO4.7H2O) 0,2 M dibuat dengan cara menimbang 5,365 g lalu dilarutkan

dalam aquades dan diencerkan dalam labu ukur 100 mL hingga tanda batas.

Larutan buffer universal pH 3-8 dibuat dengan cara mencampurkan larutan A dan

B dengan komposisi larutan yang sesuai kemudian diencerkan dalam aquades

sampai volume campuran tepat 100 mL.

Tabel 1. Komposisi buffer universal

A (mL) B (mL) pH

48,50 51,50 5

36,85 63,15 6

17,65 82,35 7

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 45: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

33

3.5.1.3 Pembuatan larutan asam 3,5 dinitrosalisilat (DNS)

Larutan asam 3,5 dinitrosalisilat dibuat dengan cara sebanyak 1

gram NaOH dilarutkan dalam 60 mL akuades, ditambahkan 18,2 g Na (K) tartrat

(garam Rochelle) dan 1 g asam 3,5-dinitrosalisilat (ditambahkan perlahan-lahan

sambil diaduk dengan pengaduk magnetik hingga larut sempurna). Setelah itu,

ditambahkan 0,2 g fenol dan 0,05 g Na-sulfit dan diaduk kembali selama ± 5

menit. Selanjutnya larutan tersebut dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL dan

ditambahkan akuades hingga tanda batas.

3.5.1.4 Pembuatan larutan CMC (Carboxyl Methyl Cellulose) 1%

Larutan CMC 1% dibuat dengan cara menimbang 0,05 g CMC (Carboxyl

Methyl Cellulose) lalu masukkan ke dalam gelas beaker kemudian dilarutkan

dengan 5 mL buffer fosfat sitrat (PC) 100 mM pH 6.

3.5.1.5 Pembuatan larutan oat spelt-xylan 1%

Larutan oat spelt-xylan 1% dibuat dengan cara menimbang 0,05 g oat

spelt-xylan lalu masukkan ke dalam gelas beaker kemudian dilarutkan dengan 5

mL buffer fosfat sitrat (PC) 100 mM pH 7.

3.5.1.6 Pembuatan larutan induk glukosa 10 mg/mL

Larutan induk glukosa dibuat dengan cara menimbang 0,1 g glukosa

kemudian dilarutkan dengan sedikit buffer fosfat sitrat pH 6 dalam gelas beaker.

Setelah itu, secara kuantitatif dipindah ke dalam labu ukur 10 mL dan ditambah

dengan buffer fosfat sitrat hingga tanda batas.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 46: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

34

3.5.1.7 Pembuatan larutan induk xilosa 10 mg/mL

Larutan induk xilosa dibuat dengan menimbang 0,1 g xilosa kemudian

dilarutkan dengan sedikit buffer fosfat sitrat pH 7 dalam gelas beaker. Setelah itu,

secara kuantitatif dipindah ke dalam labu ukur 10 mL dan ditambah dengan buffer

fosfat sitrat hingga tanda batas.

3.5.1.8 Pembuatan Larutan Substrat ABTS 0,4 mM

Larutan substrat ABTS dibuat dengan cara menimbang 0,0011 g ABTS.

ABTS tersebut dilarutkan dalam Buffer universal pH 5 sebanyak 5 mL dalam

botol tertutup tidak terkena cahaya.

3.5.2 Produksi enzim selulase

3.5.2.1 Pembuatan media cair

Media cair dibuat dengan cara menimbang 0,2 g tripton; 0,1 g yeast

ekstrak; 0,2 g NaCl; 0,2 g CMC. Kemudian semua bahan ditaruh dalam labu

Erlenmeyer 50 mL dan ditambahkan dengan 20 mL akuades. Setelah itu, labu

Erlenmeyer ditutup dengan kapas dan aluminium foil. Selanjutnya, labu

Erlenmeyer disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121oC dan

tekanan 1 atm.

3.5.2.2 Pembuatan media padat

Media padat dibuat dengan cara menimbang 0,2 g tripton; 0,1 g yeast

ekstrak; 0,2 g NaCl; 0,2 g CMC; 0,4 g bacto agar. Kemudian semua bahan

ditaruh dalam labu Erlenmeyer 50 mL dan ditambahkan dengan 20 mL akuades.

Kemudian labu Erlenmeyer ditutup dengan kapas dan aluminium foil. Setelah itu

disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121oC dan tekanan 1 atm.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 47: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

35

Setelah itu campuran larutan ditunggu sampai suam-suam kuku lalu medium

dituang ke dasar cawan petri dan dibiarkan sampai menjadi dingin dan padat.

3.5.2.3 Pembuatan inokulum

Isolat Actinobaccilus sp. yang telah diremajakan dipindahkan ke media

pertumbuhan cair 20 mL dalam labu Erlenmeyer 50 mL. Setelah itu, media

pertumbuhan diinkubasi pada suhu 40 0C dengan penggojogan 150 rpm selama

waktu kultivasi optimal yang diperoleh dari kurva pertumbuhan, yaitu ±18 jam.

Hasil kultivasi adalah suspensi sel yang merupakan inokulum.

3.5.2.4 Produksi enzim selulase

Produksi enzim selulase dilakukan dengan cara menginokulasikan 1%

inokulum ke dalam 100 mL media cair yang mengandung 1% Carboxyl Methyl

Cellulose (CMC) dalam labu Erlenmeyer 500 mL. Kemudian larutan diinkubasi

pada suhu 40oC selama ±18 jam dengan penggojogan 170 rpm. Hasil inkubasi

kemudian disentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 8000 rpm dan diambil

supernatannya untuk diuji aktivitas enzim selulase.

3.5.2.5 Pembuatan kurva standar glukosa

Kurva standar glukosa dibuat dengan cara membuat larutan induk glukosa

10 mg/mL. Kemudian, standar glukosa dibuat pada variasi konsentrasi 0,15; 0,20;

0,25; 0,30; 0,35; 0,40 dan 0,45 µg/mL dari larutan induk glukosa. Dengan

menggunakan metode DNS, diambil larutan standar glukosa 200µ L dan larutan

DNS 600µ L, dikocok dan dipanaskan pada penangas air mendidih 100ºC selama

15 menit kemudian didinginkan dalam penangas es selama 20 menit. Kemudian

dilakukan pengukuran absorbansi dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 48: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

36

gelombang (λ ) 550 nm. Blanko yang digunakan adalah DNS dengan buffer fosfat

sitrat. Dari data yang diperoleh kemudian dibuat kurva standar antara konsentrasi

glukosa dengan absorbansi. Aktivitas selulase (U/ml) dapat dihitung dengan

rumus :

aktivitasselulase � Uml� = ���10����

��������� !

Keterangan:

C = konsentrasi gula pereduksi

T = waktu inkubasi

Fp = faktor pengenceran

BM glukosa = 180

3.5.2.6 Uji aktivitas selulase

Aktivitas enzim selulase diuji dengan menggunakan metode asam 3,5-

dinitrosalisilat (DNS) yaitu dengan mencampurkan 100 µL enzim dengan 100 µL

substrat, yaitu 1% CMC dalam 100 mM buffer fosfat sitrat pada pH 6. Kemudian

dimasukkan dalam tabung Eppendorf, diinkubasi dalam penangas air pada suhu

45oC selama 60 menit. Hasil inkubasi ditambahkan dengan 600µ L pereaksi DNS

lalu dimasukkan ke dalam penangas air mendidih selama 15 menit (bersama-sama

dengan control). Setelah itu, segera didinginkan dalam penangas air es selama 20

menit. Kontrol yang digunakan adalah 100µ L enzim, 100µ L substrat dan 600µ

L pereaksi DNS tanpa diinkubasi. Setelah itu, gula pereduksi yang terbentuk

diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang (λ ) 550 nm.

Satu unit aktivitas enzim didefinisikan sebagai banyaknya enzim yang diperlukan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 49: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

37

untuk membentuk 1 µmol produk per satuan waktu untuk setiap mL enzim

(Miller, 1960)

3.5.3 Produksi enzim lakase dari Aspergillus sp

3.5.3.1 Pembuatan media PDA

Kentang 200 g yang telah dikupas, diiris tipis kemudian direbus sampai

lunak. Selanjutnya air rebusan kentang disaring dan diencerkan dengan akuades

sampai 1000 mL. Ke dalam air saringan kentang kemudian ditambahkan agar-agar

18 g/l dextrose 20 g/l. Kemudian media ini dipindahkan ke dalam tabung

enlenmeyer 500 mL dan ditutup dengan kapas. Selanjutnya disterilkan dalam

autoclave pada suhu 1210C selama 20 menit.

3.5.3.2 Pembuatan media PDA cawan petri

Setelah PDA disterilkan dalam autoclave, PDA didiamkan sampai hangat

dan dituang dalam cawan petri masing-masing sebanyak 20 mL. Cawan petri yang

telah berisi PDA didiamkan sampai memadat.

3.5.3.3 Pembuatan media PDA agar miring

PDA dituang ke dalam tabung reaksi masing-masing 6 mL. Kemudian

mulut tabung ditutup dengan kapas dan dilapisi alumunium foil. Tabung reaksi

berisi PDA disterilkan dalam autoclave suhu 1210C selama 20 menit. Setelah

steril dimiringkan dan ditunggu sampai memadat.

3.5.3.4 Pembuatan media cair

Media cair yang digunakan adalah GMY. Media cair ini berfungsi sebagai

media pertumbuhan. Komposisi dari media GMY adalah 4 g Glukosa, 4 g Yeast

Extract dan 10 g Malt Extract. Campuran ini dilarutkan dalam akuades, kemudian

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 50: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

38

diatur pHnya sampai 7,2 dengan KOH. Selanjutnya ditambah akuades sampai

volumenya 1000 mL. Media ini disterilkan dalam autoclave suhu 1210C selama

20 menit

3.5.3.5 Produksi enzim lakase

Kapang yang telah tumbuh dan di inkubasi di media PDA agar miring

selama 5 hari dibuat inokulum dengan cara melarutkan spora pada media PDA

dengan akuades steril. Larutan yang berisi spora ini selanjutnya ditentukan jumlah

spora/ml dengan alat hemositometer dan diukur absorbansinya sebesar 0,5 dengan

spektrofotometri. Setelah diketahui jumlah sporanya, inokulum dimasukkan

sebanyak 1% ke dalam media cair (media GMY). Media GMY yang mengandung

inokulum diinkubasi selama 7 hari pada suhu ruang, digojog dengan kecepatan

150 rpm. Pada hari ketiga yang merupakan fase log, media ditambahkan kofaktor

Cu2+ sampai konsentrasinya 0,5. Pada hari ketujuh, media GMY yang telah

diinkubasi, disentrifugasi dengan kecepatan 3300 rpm, 40C selama 2 menit.

Supernatan yang terbentuk setelah disentrifugasi adalah enzim lakase.

3.5.3.6 Uji aktivitas enzim lakase

Uji aktivitas enzim lakase dilakukan berdasarkan metode Bourbonnais dan

Paice (1990). Prinsip uji ini adalah sebagai berikut : pewarna non-phenol Asam

2,2’-azinobis-di-(3-ethylbenzthiazolinesulphonate) (ABTS) dioksidasi oleh

lakase menjadi radikal kation (ABTS-) yang lebih stabil. Konsentrasi radikal

kation yang berwarna biru kehijauan (dibaca pada panjang gelombang 420 nm)

berkolerasi dengan aktivitas lakase (Bar, 2001).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 51: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

39

Pengukuran aktivitas lakase dilakukan sebagai berikut : Larutan 0,4 mM

ABTS dalam buffer universal (pH 7) sebanyak 1160 µl dimasukkan ke dalam

kuvet 1,5 ml, selanjutnya ke dalam kuvet dimasukkan 40 µl enzim yang dikocok

agar tercampur homogen. Kemudian diinkubasi pada suhu 50oC selama 30 menit

dan setiap 5 menit diukur absorbansi radikal kationnya pada panjang gelombang

420 nm (εmM = 36mM-1 cm-1) menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Aktivitas

lakase dinyatakan sebagai Internasional Unit (IU) per liter, dengan 1 IU

didefinisikan sebagai jumlah enzim yang dapat mengoksidasi 1 µmol ABTS tiap

menit. Aktivitas lakase ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai

berikut :

!�"#$#"! �%&� � = 2 � ($�)�*� �∆,..#/01�1000

Dengan :

V = volume total reaksi (ml)

ν = volume enzim (ml)

ε = extinction coefficient ABTS pada 420 nm = 36 mM-1 cm-1

d = Light path of cuvette (cm)

∆A.min-1 = perubahan absorbansi tiap 5 menit pada 420 nm

3.5.4 Produksi enzim xilanase dari E. coli (pTP 510)

3.5.4.1 Pembuatan media padat

Media padat dibuat dengan menimbang 0,2 g tripton; 0,1 g yeast ekstrak;

0,2 g NaCl; 0,4 g bacto agar. Kemudian semua bahan ditaruh dalam labu

Erlenmeyer 50 mL dan ditambahkan dengan 20 mL akuades. Kemudian labu

Erlenmeyer ditutup dengan kapas dan aluminium foil. Setelah itu disterilkan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 52: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

40

dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121oC dan tekanan 1 atm. Setelah itu

campuran larutan ditunggu sampai suam-suam kuku. Selanjutnya, media steril

yang telah suam-suam kuku ditambah dengan 20 µ L ampisilin (100 mg/mL),

dihomogenkan kemudian medium dituang ke dasar cawan petri dan dibiarkan

sampai menjadi dingin dan padat (Puspaningsih, 2004).

3.5.4.2 Pembuatan media cair

Media cair dibuat dengan menimbang 0,2 g tripton; 0,1 g yeast ekstrak;

0,2 g NaCl. Kemudian semua bahan ditaruh dalam labu Erlenmeyer 50 mL dan

ditambahkan dengan 20 mL akuades. Setelah itu, labu Erlenmeyer ditutup dengan

kapas dan aluminium foil. Labu Erlenmeyer disterilkan dengan autoklaf selama 15

menit pada suhu 121oC dan tekanan 1 atm.

3.5.4.3 Pembuatan inokulum

Biakan bakteri E. coli DH5α rekombinan (pTP510) yang telah

diremajakan dipindahkan ke media pertumbuhan 20 mL dalam labu Erlenmeyer

50 mL yang sebelumnya telah ditambahkan 20 µ L ampisilin (100 mg/mL).

Setelah itu, media pertumbuhan diinkubasi pada suhu 37 0C dengan penggojogan

150 rpm selama waktu kultivasi optimal yang diperoleh dari kurva pertumbuhan,

yaitu ±18 jam. Hasil kultivasi adalah suspensi sel yang merupakan inokulum.

3.5.4.4 Produksi enzim xilanase dari E. coli (pTP 510)

Produksi enzim xilanase dilakukan dengan cara menginokulasikan 1%

inokulum ke dalam 100 mL media cair yang mengandung 100 µ L ampisilin (100

mg/mL) dalam labu Erlenmeyer 500 mL. Kemudian larutan diinkubasi pada suhu

45oC selama ±18 jam dengan penggojogan 150 rpm. Sel dipanen setelah ±18 jam

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 53: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

41

pertumbuhan dengan cara sentifugasi dengan kecepatan 6000 rpm selama 10

menit. Kemudian supernatan dibuang, dan pelet dilarutkan dalam buffer fosfat

sitrat dingin (PC) 100 mM pH 7 lalu dilisis dengan ultrasonikator dengan

frekuensi 20 Hz selama 1 menit diulang 2 kali. Enzim xilanase didapat dari

supernatan hasil sentrifugasi dengan kecepatan 10.000 rpm selama 10 menit

(Puspaningsih, 2004).

3.5.4.5 Kurva standar xilosa

Kurva standar xilosa dibuat dengan cara membuat larutan induk xilosa 10

mg/mL. Kemudian, standar xilosa dibuat pada variasi konsentrasi 0,30; 0,40;

0,50; 0,60; 0,70; 0,80 mg/mL dari larutan induk xilosa. Dengan menggunakan

metode DNS, diambil larutan standar glukosa 200µ L dan larutan DNS 600µ L,

dikocok dan dipanaskan pada penangas air mendidih 100ºC selama 15 menit

kemudian didinginkan dalam penangas es selama 20 menit. Kemudian dilakukan

pengukuran absorbansi dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang

gelombang (λ ) 550 nm. Blanko yang digunakan adalah DNS dengan buffer fosfat

sitrat. Dari data yang diperoleh kemudian dibuat kurva standar antara konsentrasi

xilosa dengan absorbansi.

3.5.4.6 Uji aktivitas enzim xilanase rekombinan

Uji aktivitas enzim xilanase dilakukan dengan mencampurkan 100µ L

enzim dengan 100µ L substrat, yaitu 1% oat spelt-xylan dalam 100 mM buffer

fosfat sitrat pada pH 7. Kemudian dimasukkan dalam tabung Eppendorf,

diinkubasi dalam penangas air pada suhu 70oC selama 60 menit. Hasil inkubasi

ditambah dengan 600µ L pereaksi DNS lalu dimasukkan ke dalam penangas air

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 54: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

42

mendidih selama 15 menit. Setelah itu, segera didinginkan dalam penangas air es

selama 20 menit. Kontrol yang digunakan adalah 100µ L enzim, 100µ L substrat

dan 600µ L pereaksi DNS dicampurkan menjadi satu kemudian diperlakukan

sama dengan kondisi di atas tanpa diinkubasi. Setelah itu, gula pereduksi yang

terbentuk diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang (λ )

550 nm.

3.5.5 Proses pulping

Proses pulping ini diawali dengan penimbangan 150 gram kertas koran

bekas. Kemudian, ditambahkan air hingga 1850 gram untuk menjadikan

konsistensi stok sama dengan 7,5%. Setelah itu, kertas koran diuraikan dalam

mini pulper hingga skala 1500. Perlakuan di atas diulangi hingga 5 kali. Buburan

kertas yang terbentuk dihomogenkan selanjutnya sampel diambil sedikit untuk

dilakukan pengecekan konsistensi. Kemudian buburan kertas yang sudah

homogen ditimbang sebesar 600 gram per sampel selanjutnya dilakukan

penambahan enzim lakase dengan asumsi perbandingan variasi aktivitas 0,036;

0,072; 0,109; 0,145; 0,291; 0,436; 0,582 U kemudian ditambahkan enzim selulase

dan enzim xilanase dengan asumsi perbandingan volume 4:1 atau perbandingan

aktivitas 0,333:0,075 serta ditambahkan 0,15 % surfaktan lalu diaduk selama 1

menit.

Setelah itu, larutan suspensi kertas koran dibiarkan bereaksi selama 15

menit untuk masing-masing enzim mendegradasi permukaan serat. Enzim selulase

direaksikan dengan mengatur suhu 45 0C pada water bath selama 15 menit.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 55: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

43

Kemudian enzim lakase direaksikan dengan mengatur suhu 500C pada waterbath

selama 15 menit. Kemudian, suhu pada water bath dinaikkan menjadi 70 0C

untuk enzim xilanase dapat bekerja selama 15 menit. Setelah itu, larutan suspensi

kertas koran dimasukkan dalam penangas es menghentikan aktivitas enzim.

3.5.6 Proses flotasi

Proses flotasi ini dilakukan setelah proses pulping selesai. Stok diencerkan

menjadi konsistensi 0,9% terhadap berat kering. Kemudian dilakukan proses

flotasi selama 5 menit.

3.5.7 Pembuatan lembaran tangan dan pengujian

Stok hasil flotasi dari proses biodeinking, masing-masing dibuat lembaran

tangan dengan gramatur 55 g/m2 menggunakan gramatur hand-sheet. Setelah itu,

dilakukan pengujian terhadap lembaran tangan tersebut, pengujian meliputi

derajat putih, ketahanan tarik dan karakterisasi profil permukaan serat kertas

menggunakan scanning electron microscopy (SEM).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 56: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Produksi Enzim

4.1.1 Produksi enzim selulase dari Actinobacillus sp.

Proses produksi enzim selulase diawali dengan meremajakan isolat

Actinobaccilus sp. dalam media padat Luria Bertani (LB). Kemudian dari isolat

yang sudah diremajakan tersebut diambil satu koloni tunggal untuk diinokulasikan

ke dalam 20 mL media cair LB. Setelah itu, inokulum diinkubasi pada suhu 450C

selama 18 jam dengan penggojogan menggunakan kecepatan 170 rpm. Suspensi

inokulum yang sudah diinkubasi dimasukan sebanyak 1% (2 mL) ke dalam 200

mL media cair yang telah mengandung substrat yaitu 1 % Methyl Cellulose

(CMC). Penambahan substrat 1 % Methyl Cellulose (CMC) ini berfungsi untuk

menginduksi metabolisme dari Actinobaccilus sp. dan menghasilkan enzim

selulase.

Seperti inokulum, media produksi juga diinkubasi pada suhu 450C selama

18 jam dengan penggojogan menggunakan kecepatan 150 rpm. Proses

penggojogan ini berfungsi untuk agitasi dan aerasi yaitu proses pengadukan yang

bertujuan untuk homogenisasi dan untuk memenuhi kebutuhan oksigen mikroba

yang sedang ditumbuhkan. Pertumbuhan bakteri ditandai dengan terbentuknya

suspensi sel dalam media produksi. Setelah 18 jam, suspensi yang didapatkan

disentrifus dengan alat sentrifus selama 15 menit dengan kecepatan 8000 rpm.

Supernatan yang merupakan enzim selulase di tampung dan pelet sel dibuang.

Setelah itu enzim yang telah di dapatkan di uji aktivitasnya dengan uji DNS.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 57: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

45

4.1.2 Produksi enzim xilanase dari E. coli (pTP 510)

Proses produksi enzim xilanase ini, dimulai dengan merejamakan isolat

E.coli DH5α rekombinan (pTP 510) dalam media padat Luria Bertani (LB). Pada

pembuatan media padat LB ditambahkan 20 µ L ampisilin (100µL/ml) yang

bertujuan untuk penanda biakan E.coli rekombinan sehingga dimungkinkan tidak

terjadi kontaminasi oleh bakteri yang lain. Hal ini dikarenakan dalam proses

rekombinasi bakteri E.coli DH5α telah disisipi plasmid yang mengandung

penanda resistensi antibiotik ampisilin. Setelah koloni dalam media padat tumbuh,

diambil satu koloni untuk diinokulasi kedalam media cair Luria Bertani (LB) yang

mengandung 20 µL ampisilin. Kemudian, inokulum diinkubasi pada suhu 370C

selama 18 jam dengan penggojogan menggunakan kecepatan 150 rpm. Fungsi

pembuatan inokulum ini untuk memperkaya bakteri yang tumbuh. Hasil dari

inokulasi ini dipipet dan dipindahkan 1% kedalam 600 mL media LB yang

mengandung 600 µL ampisilin (100µL/ml). Lalu media itu dibagi kedalam 4

Enlenmeyer ukuran 500 mL, jadi masing-masing Enlenmeyer berisi 150 mL

media cair sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen pada proses aerasi dan

agitasi. Sama halnya dengan inokulum, media produksi juga diinkubasi pada suhu

370C selama 18 jam dengan penggojogan menggunakan kecepatan 150 rpm.

Pertumbuhan bakteri ditandai dengan terbentuknya suspensi sel dalam media

produksi.

Suspensi sel yang terbentuk dipisahkan antara supernatan dan pelet selnya

dengan cara disentrifus selama 10 menit dengan kecepatan 6000 rpm. Supernatan

dibuang karena pelet sel merupakan sumber enzim xilanase rekombinan intrasel

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 58: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

46

(pTP 510) yang dihasilkan di dalam sel inang E.coli DH 5α . Oleh karena

enzimnya merupakan intrasel maka perlu dilakukan pemecahan sel dengan

menggunakan ultrasonikator dengan frekuensi 20 Hz selama 1 menit diulang 2

kali. Setelah sel dipecah maka dilakukan sentrifus kembali dengan kecepatan

10000 rpm selama 10 menit. Kemudian supernatan yang merupakan ekstrak

enzim xilanase dipisahkan dari pelet dan pelet dibuang.

4.1.3 Uji aktivitas enzim selulase dan enzim xilanase

Uji aktivitas yang digunakan adalah uji DNS (asam 3,5-dinitrosalisilat). Uji

aktivitas enzim ini dilakukan untuk mengetahui banyaknya selulosa yang bisa

dihidrolisis secara enzimatis menjadi glukosa. Prinsipnya adalah menentukan gula

pereduksi yaitu glukosa yang merupakan hasil degradasi substrat oleh enzim.

Banyaknya gula pereduksi diukur menggunakan spektrofotometri pada λ 550 nm

(Mi ller, 1959). Uji ini dilakukan dengan mereaksikan gula pereduksi hasil

hidrolisis enzim dengan pereaksi asam 3,5-dinitrosalisilat (DNS) yang

dimasukkan ke dalam penangas air mendidih selama 15 menit lalu dimasukkan ke

dalam penangas es selama 20 menit untuk menghentikan reaksi. Hasil dari reaksi

tersebut yaitu perubahan warna larutan menjadi berwarna kuning kecoklatan dari

semula larutan berwarna kuning muda. Hal itu menunjukkan adanya reaksi

reduksi oleh gula pereduksi. Gula pereduksi direaksikan dengan larutan asam 3,5-

dinitrosalisilat (DNS) yang menghasilkan larutan asam 3-amino-5-nitrosalisilat

dan hasil oksidasi dari gula pereduksi, yaitu asam xilonat dan glukonat. Reaksinya

adalah

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 59: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

47

Perubahan warna yang terjadi diukur absorbansinya menggunakkan

spektrofotometri UV-VIS. Absorbansi yang di dapatkan dimasukkan kedalam

persamaan regresi linier kurva standart, untuk kurva standart glukosa yaitu y=

0,001x - 0,112 sehingga diketahui aktivitas enzim selulase sebelum freeze dry

adalah 0,0675 U/mL dan setelah freez dry yang dilarutkan dlm buffer sebanyak

1% adalah 0,1425 U/mL. Harga aktivitas tersebut menunjukan bahwa terbentuk

0,0675 dan 0,1425 µ mol glukosa permenit untuk setiap mL enzim. Untuk

persamaan linier kurva standart xilosa yaitu y= 4,512x – 0,039 sehingga diketahui

aktivitas enzim xilanase sebelum freez dry adalah 0,1267 U/mL dan setelah freez

dry yang dilarutkan dlm buffer sebanyak 1% adalah 0,1295 U/mL. Harga aktivitas

tersebut menunjukkan bahwa terbentuk 0,1267 dan 0,1295 µ mol xilosa permenit

untuk setiap mL enzim. Meningkatnya aktivitas enzim xilanase dan selulase

setelah proses freeze dry dikarenakan air yang masih tercampur dengan enzim

ditarik keluar dengan cara sublimasi sehingga terjadi pemekatan volume enzim.

Freeze drying merupakan tahap pemekatan atau pengeringan larutan protein untuk

mencegah denaturasi protein (Susanti, 2002)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 60: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

48

4.1.4 Produksi dan uji aktivitas enzim lakase dari kapang Aspergillus sp.

Produksi enzim lakase yang dihasilkan dari kapang Aspergillus sp. diawali

dengan meremajakan kapang pada media PDA agar miring yang diinkubasi

selama 5 hari pada suhu 370C. Hasil peremajaan tersebut dibuat inokulum dengan

cara menambahkan aquades steril pada media PDA agar miring yang selanjutnya

divorteks untuk mendapatkan suspensi spora kapang. Suspensi ini ditentukan

absorbansinya pada λ 600 nm yaitu sebesar 0,5 menggunakan Spektrofotometer

UV-Vis, jumlah sel dalam suspensi berbanding lurus dengan jumlah sinar yang

diabsorpsi pada panjang gelombang λ 600 nm. Selanjutnya, inokulum di

masukkan sebesar 1% dari media pertumbuhan GMY. Media pertumbuhan GMY

dibuat sebanyak 200 mL, lalu dimasukkan inokulum sebanyak 2 mL. Setelah itu

dilakukan inkubasi dengan cara penggojogan pada suhu ruang dengan kecepatan

150 rpm selama 7 hari. Pada hari ketiga saat fase log, media ditambahkan larutan

Cu2+ yang berfungsi sebagai kofaktor enzim sampai konsetrasi 0,5 M.

Setelah 7 hari inkubasi dilakukan pemanenan enzim dengan cara

memisahkan supernatan dengan sel kapang. Media pertumbuhan yang sudah

ditumbuhi sel kapang disaring dengan kertas saring lalu diambil supernatannya

karena enzim lakase ini merupakan enzim ekstraseluler. Enzim yang diperoleh ini

di uji aktivitasnya dengan metode Bourbonnais dan Paice (1990). Prinsip uji ini

adalah sebagai berikut : pewarna non-phenol Asam 2,2’-azinobis-di-(3-

ethylbenzthiazolinesulphonate) (ABTS) dioksidasi oleh lakase menjadi radikal

kation (ABTS+) yang lebih stabil. Konsentrasi radikal kation yang berwarna biru

kehijauan (dibaca pada panjang gelombang 420 nm) berkolerasi dengan aktivitas

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 61: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

49

lakase (Bar, 2001). Berikut adalah gambar perubahan ABTS menjadi radikal

kation ABTS :

Gambar 4.1 Reaksi perubahan ABTS menjadi radikal kation ABTS (Macherczyk

et al., 1998)

Perubahan absorbansi diamati setiap 5 menit dengan inkubasi selama 30

menit pada suhu 500C. Aktivitas lakase dinyatakan sebagai International Unit (IU)

per mililiter, dengan 1 IU didefinisikan sebagai jumlah enzim yang dapat

mengoksidasi 1 µmol ABTS tiap menit. Perubahan setiap 5 menit di buat kurva

grafik linier dan di dapatkan persamaan y= 0,00042x + 0,173 sehingga diketahui

aktivitas enzim lakase sebelum freeze dry sebesar 1,75 x 10-2 U/mL dan setelah

freeze dry sebesar 0,1245 U/mL.

4.2 Proses biodeinking

Deinking merupakan suatu proses untuk melepaskan dan memisahkan

partikel tinta cetak dari serat kertas bekas yang didaur-ulang untuk memperbaiki

sifat optik dari serat yang diperoleh (Dina dkk,2009). Proses biodeinking

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 62: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

50

merupakan proses deinking yang menggunakan hasil dari makhluk hidup sebagai

media bahan pemutihnya. Pada biodeinking, digunakan enzim untuk

menggantikan sebagian fungsi bahan kimia yang digunakan pada proses deinking

konvensional. Pada proses biodeinking ini digunakan kombinasi enzim xilanase

dan selulase yang sudah ditentukan perbandingannya yaitu perbandingan selulase

: xilanase 4:1 dimana dosis enzim sebesar 650 ppm atau dengan perbandingan

aktivitas 0,333:0,075 lalu ditambahankan lakase dengan variasi perbandingan

aktivitas 0,036; 0,072; 0,109; 0,145; 0,291; 0,436; 0,582 U. Penggunaan variasi

aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui penambahan jumlah enzim lakase yang

optimum dengan kadar substrat yang sama.

Proses awal yang dilakukan adalah menghancurkan kertas oleh mesin mini

pulper, proses ini berfungsi untuk membuat kertas menjadi buburan kertas (pulp).

Setelah setelah itu, diberi penambahan enzim dan deinking agent (surfaktan) yang

berfungsi pada proses floatasi untuk membantu mengangkat partikel tinta yang

sudah terlepas dari serat kertas bersama gelembung udara untuk dipisahkan.

Setelah dilakukan penambahan enzim, buburan kertas disesuaikan pH nya lalu

dilakukan inkubasi pada suhu 45oC, 50oC, 70oC masing-masing selama 15 menit.

Selanjutnya dilakukan proses floatasi dengan konsistensi 0,9 % selama 5 menit

untuk mengangkat tinta yang sudah terlepas dari serat kertas. Proses selanjutnya

yaitu mencetak kertas menjadi hand sheet dengan gramatur 55 g/m2 .

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 63: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

51

4.3 Pengujian lembaran kertas

4.3.1 Pengujian derajat putih (brightness)

Banyak faktor yang mempengaruhi derajat putih kertas, beberapa

diantaranya adalah: derajat putih pulp yang digunakan sebagai bahan baku kertas,

jumlah noda yang berasal dari serat sekunder serta jenis dan karakteristik bahan

pengisi yang ditambahkan. Terkait dengan kandungan noda yang sebagian berasal

dari partikel tinta, merupakan salah satu parameter penting untuk melihat kinerja

proses deinking, namun kadang kala memberikan korelasi negatif terhadap derajat

putih kertas. Pada proses deinking yang efektif, jumlah noda yang terbawa pada

kertas semakin rendah dan menghasilkan lembaran dengan derajat putih lebih

tinggi. Namun apabila proses deinking tidak efektif, terutama dalam pemilihan

tahap pelepasan partikel tinta (pencucian, flotasi atau kombinasi keduanya), maka

menyebabkan partikel berukuran sangat kecil (< 0,04 mm2) akan terbawa

kedalam kertas dan tidak dapat dideteksi melalui uji noda. Adanya noda yang

demikian justru akan menurunkan nilai derajat putih lembaran dan freeness

terhadap indeks tarik lembaran (Dina dkk, 2009).

Gambar 4.2 Kurva hubungan antara perbandingan aktivitas penambahan lakase dengan derajat putih

50,78

53,52

59,9358,69

60,04 60,4

54,553,38

50

52

54

56

58

60

62

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7Ha

sil

Bri

gh

tne

ss (

%IS

O)

Perbandingan aktivitas penambahan lakase (U)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 64: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

52

Pengujian derajat putih ini menggunakan alat Lorntzen and Wettre. Dari

gambar diatas terlihat bahwa dengan penambahan enzim lakase pada kombinasi

enzim selulase dan xilanase ini dapat meningkatkan nilai derajat putih sampai

60,4% ISO pada perbandingan aktivitas penambahan lakase 0,291 U, nilai ini

telah memenuhi persyaratan derajat putih dalam SNI 14-0091-1998 tentang

spesifikasi kertas koran yaitu minimal 55%. Peningkatan derajat putih yang lebih

tinggi dibandingkan dengan penelitian sebelumnya oleh Winni Pilarsih yag

menggunakan kombinasi enzim selulase dan xilanase saja yaitu 55,88 %ISO, hal

ini dikarenakan enzim lakase dapat mendegradasi kandungan lignin dalam kertas

yang dapat menyebabkan kertas terlihat lebih gelap dan merupakan faktor

penyebab nilai derajat putih yang rendah .

Derajat putih pada kertas mengalami peningkatan seiring dengan

meningkatnya penambahan enzim lakase sampai didapatkan titik optimum pada

variasi perbandingan aktivitas penambahan lakase 0,291 U dan setelah dilakukan

penambahan lagi, derajat putih menurun. Hal ini dapat disebabkan karena semakin

banyaknya kandungan enzim lakase pada kertas secara tidak langsung akan

merusak fibril-fibril pengikatan antara selulosa, hemiselulosa dan lignin dan

membuat serat dalam kertas lebih renggang dan menurunkan tingkat pemantulan

cahaya pada pengukuran derajat putih. Selain itu, diduga karena dalam kinerja

enzim dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah konsentrasi enzim.

Pada kinerja enzim tidak semua substrat diikat oleh enzim. Oleh karena itu, saat

aktivitas enzim sudah optimum maka penambahan konsentrasi enzim tidak akan

memberikan hasil yang lebih baik.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 65: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

53

4.3.2 Pengujian indeks tarik

Pengujian indeks tarik kertas ini menggunakan alat Autograph AG-10 TE

Shimadzu. Dari hasil pengukuran dengan alat tersebut selain dapat ditentukan

indeks tariknya juga dapat di tentukan nilai stress, strain dan Modulus Young.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan tarik (tensile strength) adalah jumlah

dan kualitas ikatan antar serat, penggilingan, panjang serat, bahan pengisi (filler ) dan

fines (Elyani dkk, 2011). Dari hasil pengujian indeks tarik di dapatkan data sebagai

berikut :

Gambar 4.3 Kurva hubungan antara perbandingan aktivitas penambahan enzim lakase dengan nilai indeks tarik

Dari gambar di atas terlihat bahwa penambahan enzim lakase pada

kombinasi enzim xilanase dan selulase pada proses deinking ini cenderung

menurunkan indeks tarik. Hal ini dikarenakan enzim lakase yang bekerja

mendegradasi lignin yang merupakan komponen pengikat antara serat-serat pada

kertas. Lignin yang telah terdegradasi menyebabkan ikatan antar serat berkurang

dan menyebabkan kertas lebih mudah rapuh. Diperoleh kondisi optimum pada

variasi perbandingan aktivitas penambahan enzim lakase 0,145 U. Nilai indeks

29,428,24

27,4426,99

25,36 25,78 25,99 25,42

20

23

26

29

32

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7

Ind

ek

s ta

rik

(N

m/g

)

Perbandingan aktivitas penambahan lakase (U)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 66: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

54

tarik yang didapatkan untuk semua kombinasi penambahan enzim sudah

memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998 yaitu minimal 21,5 Nm/g.

4.3.3 Pengujian SEM (Scanning Electron Microscopy)

SEM merupakan metode karakterisasi struktur pada kertas. Syarat agar

SEM menghasilkan permukaan yang tajam maka permukaan benda atau sampel

harus bersifat logam (Mikrajuddin, 2010). Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan bahan yang tidak bersifat logam, oleh karena itu perlu

dilapisi bahan logam yaitu emas palladium. Hasil dari pengujian karakteristik

permukaan tersebut sebagai berikut :

(a) (b)

(b) (d)

Gambar 4.4 (a) Topografi permukaan serat control tanpa penambahan enzim perbesaran 2000x (b) Topografi permukaan serat dengan penambahan enzim lakase variasi perbandingan aktivitas 0,291 U perbesaran 2000x (c) Topografi permukaan serat control tanpa penambahan enzim perbesaran 3000x (d) Topografi permukaan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 67: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

55

serat dengan penambahan enzim lakase variasi perbandingan aktivitas 0,291 U perbesaran 3000x.

Sampel kertas yang di uji SEM ini merupakan sampel kertas hasil dari

proses deinking dengan kombinasi penambahan lakase dengan variasi

perbandingan aktivitas 0,291 U yang mempunyai derajat putih yang paling tinggi.

Sedangkan kontrol yang digunakan adalah sampel kertas blanko yang merupakan

sampel kertas yang tidak diberi penambahan enzim.

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa permukaan serat pada kertas yang

telah dilakukan penambahan enzim lakase pada kombinasi xilanase dan selulase

dalam proses deinkingnya mempunyai serat yang lebih renggang. Jika

dibandingkan dengan kontrolnya yaitu kertas yang tidak diberi penambahan

enzim, terlihat bahwa serat control lebih padat dan pada kertas yang ditambahkan

enzim seratnya lebih rusak. Hal ini disebabkan karena enzim selulase dan xilanase

mendegradasi serat-serat kertas halus yang terdiri dari selulosa dan xilan dan

enzim lakase mendegradasi lignin yang merupakan pengikat antar serat. Oleh

karena itu, terlihat jelas kerusakan yang terjadi pada serat yang menunjukan

enzim-enzim tersebut bekerja mendegradasi permukaan serat kertas.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 68: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,

dapat disimpulkan:

1. Penambahan enzim lakase pada kombinasi enzim selulase dan enzim

xilanase dalam proses deinking kertas koran bekas dapat peningkatkan

derajat putih kertas sebesar 60,4 % ISO, hasil tersebut telah memenuhi

standart SNI-14-0091-1998 yaitu 55 % ISO. Dengan penambahan enzim

lakase optimum yaitu pada variasi perbandingan aktivitas 0,291 U.

2. Proses deinking dengan penambahan enzim lakase ini membuat indeks

tarik mengalami penurunan sebesar 53,4 – 24,5 Nm/g, tetapi pada

kondisi optimum indeks tarik naik menjadi 35,6 Nm/g, hasil indeks tarik

ini telah memenuhi standart SNI-14-0091-1998 yaitu 21,5 Nm/g. Hasil

SEM menujukan adanya perubahan pada serat kertas, hal ini menujukan

bahwa enzim bekerja mendegradasi serat kertas.

5.2 Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut.

1. Menggunakan enzim lakase yang aktivitasnya lebih baik dengan

mempunyai waktu produksi yang lebih singkat.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 69: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

57

2. Mencari waktu optimum untuk kombinasi penambahan enzim pada

proses deinking kertas koran bekas.

3. Membuat kombinasi enzim amobil yang dapat digunakan berulang

ulang untuk menghemat biaya produksi dalam aplikasinya.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 70: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

58

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, SS. 1990. Kimia Kayu. Pusat Antar Universitas. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Ackerman, Eugene., et al., 1988, Ilmu Biofisika. Airlangga University Press,

Surabaya. 401-404. Asmarani, One., 2006. Hidrolisis Beberapa Jenis Xilan dengan Enzim

Xilanolitik Rekombinan, Skripsi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

Bajpai, P., Pramod, K. B, 1998, Deinking with Enzyme : a Review, TAPPI

Journal, 81:12, 111. Bar, M., 2001, Kinetics and Physico-chemical Properties of White-Rot Fungal

Laccases, Thesis, University of The Free State, Bloemfontein. Beg, Q.K.M., Kapoor L., Mahajan G., Hoondal S., 2001, Microbial Xylanase

and Their Industrial Aplication : a Review. Appl Microbiol Biotechnol, 56:326-338.

Cho-Goo, S., J.H. Suh., and Y. I. Choi, 1996, Overproduction, purification, and

characterization of Bacillus stearothmophilus Endo-xylanase A (xynA), J Microbiology and Biotchnology, 6:79-85.

Crueger, W., Crueger, A., 1984, Biotechnology : A Textbook of Industrial

Microbiology, Minuaer Associates, Sunderland. Debeche, T., Bliard, C., Debire, P., and O’Donohue, M.J., 2002, Probing The

Catalytically Essential Residues of the α-L-arabinofuranosidase from Thermobacillus xylanilyticus, Protein Enginering 15: 21-28.

Dina, F. S., Elyani, N, 2009, Penggunaan Surfaktan pada Proses Biodeinking

Kertas Bekas Perkantoran Untuk Kertas Cetak, BS, 44:1-10. Edahwati, Luluk., 2008, Proses Deinking Kertas Koran Bekas Menggunakan

Hidrogen Peroksida (H2O2), Jurnal Kimia dan Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, UPN “Veteran” Jatim, Surabaya 4:322-327.

Elyani, N., Rismijana, J., Wirawan, S, K., Cucu, 2011, Penanganan Sticky dan

Pitch Secara Enzimatis Pada Daur Ulang Kertas Bekas, Jurnal Selulosa, Balai Besar Pulp dan Kertas, Bandung 1:15-19.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 71: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

59

Fengel, D., Wegener, G., 1995, Kayu : Kimia Ultrastruktur Reaksi-Reaksi, (diterjemahkan oleh Hardjono Sastrohamidjoyo), Cetakan pertama, Penerbit UGM Press, Yogyakarta.

Hein, Morris, Leo, R.B., Scott, P., Susan, A., 1993, Introduction to Organic and

Biochemistry, Cole Publishing Company, California. Herrmann, N. C., Vrsanska, M., Jurickova, M., Hirsch, J., Biely, P., and Kubicek,

C. P., 1997, The β-D-Xylosidase of Trichoderma reesi is a Multifunctional β -D-xylanxylohidrolase, Biochem. J.

Klemm, D., Heublein, B., Fink, H., and Bohn, A, 2005, Cellulose : fascinating

biopoplymer and sustainable raw material, ChemInform, 36:3358-3393. Leach, Richard, H., 1993, The Printing Ink Manual, Fifth Edition. Kluwer

Academic Pub, London. 141-197 Lehninger, A.L., 1997, Dasar-dasar Biokimia, Jilid I. Penerjemah Maggy

Thenawijaya, Penerbit Erlangga, Jakarta. 235-243. Majcherczyk, A., Johannes, C. and Hutterman, A. (1998). Oxidation of

polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) by laccase of Trametes versicolor. Enzyme and Microbial Technology, 22: 335-341.

Manitto, Paolo. 1992. Biosintesis produk alam. IKIP Semarang Press, Semarang

50-91. Marsiati, H., 1989, Isolasi dan Karakterisasi Enzim Selulase dari Jamur

Volvariella volvacea, Tesis, Institut Teknologi Bandung, Bandung. McMurry, J., Mary E. C., 1994, Fundamental of Organic and Biological

Chemistry, Prentice Hall, New Jersey. Meryandini, A., Widhyastuti, N., Lestari, Y, Pemurnian dan Karakterisasi

Xilanase Streptomyces sp. SKK1-8, Makara Sains, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2:55-60.

Mikrajuddin, A., Khairurrijal., 2010, Karakteristik Nanomaterial : Teori,

Penerapan dan Pengolahan Data, Bandung Rezeki Putera Bandung, 45-69.

Miller, L.G., 1959, Use of dinitrosalicylic acid reagent for determination of

reducing sugar, Anal chem 31:426-428. Pelczar, J. Michael. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jilid 1. Penerbit Universitas

Indonesia, Jakarta 317-331.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 72: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

60

Pérez, J., Muňoz-Dorado, J., de la Rubia, T., Martinez, J., 2002, Biodegradation

and biological treatment of cellulose, hemicelluloses and lignin : an overview, J Int. Microbial, 5:53-63.

Pizzi, A. 1994. Advanced Wood Adhesives Technology. New York : Marcel

Dekker, Inc. Prasad, K.K., Mohan, S.V., Babu, V. L., Pati, B. R., Sarma, P. N., 2005, Laccase

production using Pleurotus ostreatus 1804 immobilized on PUF cubes in batch and packed bed reactors : influence of culture condition. The Journal of Microbiology, 43:301-307.

Puspaningsih, N.N.T., 2004, Gen Penyandi Xilosidase dari Bacillus

thermoleovorans IT-08, Desertasi S3-IPB, Bogor. Retnowati, E. dan N. Elyani., 1988, Penelitian Proses Penghilangan Tinta

Kertas Bekas dengan Cara Pencucian., Litbang Industri Selulosa, Bandung.

Richana, N., 2002, Produksi dan Prospek Enzim Xilanase dalam

Pengembangan Bioindustri di Indonesia. Buletin AgroBio, 5 (1). Risdianto, H., Suhardi, S. H., Niloperbowo, W., Setiadi, T, 2008, Produksi

Lakase dan Potensial Aplikasinya Dalam Proses Pemutihan Pulp, Berita Selulosa, Balai Besar Pulp dan Kertas, Bandung 43:1-10.

Rismijana, J., Indriani, I. N., Pitriyani, T, 2003. Penggunaan Enzim Selulase-

Hemiselulase pada Proses Deinking Kertas Koran Bekas, Jurnal Matematika dan Sains, Balai Besar Litbang Industri Selulosa, Bandung 8:67-71.

Riva, S., 2006, Laccase : blue enzyme for green chemistry, J Biotechnology,

24:119-226. Robinson, T, 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi. Edisi

Keenam. Institut Teknologi Bandung, Bandung. Saha, B.C, 2003, Hemicellulose Bioconvertion, J Ind Microbiol Biotechnol.,

30:279-291. Schlegel, Hans.G, 1994, Mikrobiologi Umum. Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta. 470-476, 484-486, 570.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 73: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

61

Shrinath, A., J. T. Szewczak, and I. J. Bowen., 1991. A Review of Ink – Removal Techniques in Current Deinking Tecnology. TAPPI Journal Press, Atlantha.

Smook, G.A, 1989, Overview of the pulp and paper industry from a chemical

industry perspective. Journal of Chemical Technology and Biotechnology, 38:15-27.

Stryer, L., Tymoczko, J.L., Berg, J.M., 2002, Boichemistry, Edisi 5, New York,

Wh Freeman. Subramaniyan, S., Prema, P., 2002, Biotecnology of Microbial Xylanase :

Enzymology, Molecular Biology, and Application, Critical Rev Biotechnol, 22:33-64.

Sucipto, Tito. 2009. Pelekat Lignin. Karya Tulis, Fakultas Pertanian, Universitas

Sumatra Utara, Medan. Susanti, Elfi., 2002. Isolasi dan Karakterisasi Protease dari Bacillus subtilis

1012M15. Ten Have, R., Teunissen, P.J.M., 2001. Oxidative mechanisms involved in lignin

degradation by white rot fungi, Chem. Rev. 101. Thomson, J.A., 1993, Molecular Biology of Xylan Degradation, FEMS

Microbiol. Rev., 104:65-82. Toulousia, I. RR. S., 2008, Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Cu

dan Pb Limbah Pada Proses Deinking Industri Kertas oleh Tanaman Rumput Gajah (Pennisetum purpureum), Thesis, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Tuomela, M., 2002, Degradation of lignin and other 14C-labelled compounds

in compact and soil with an emphasis on white-rot fungi, Thesis, University of Helsinki, Finland.

Tsujibo, H., Miyomoto, T., Kuda, K., Minami, T., Sakamoto, T., Hasegawa., and

Lanamori, Y, 1992, Purification, properties, and partial amino acid sequence of thermostable xylanase from Streptomyces termoviolaceus OPC-520, Apll. Environ. Microbiol, 58:371-375.

Voutou, B., Stefanaki, E. C., 2008, Electron Microscopy : The Basic, Physics of

Advanced Materials, Winter School, Aristotle University of Thessaloniki, Greece, pp 1-11.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 74: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

62

Wirawan, S. K., Rismijana, J., Cucu., Asid, D, S, 2010, Pulp Rami Putih Sebagai Bahan Baku Kertas, Berita Selulosa, Balai Penelitian Pulp dan Kertas, Bandung 45:57-63.

Wirawan, S. K., Rismijana, J., Hidayat, T, 2008, Aplikasi α-amilase dan

Selulase pada Proses Deinking Kertas Bekas Campuran, Berita Selulosa, Balai Penelitian Pulp dan Kertas, Bandung 43:11-18.

Yu, E.K.C., Saddler, J.N., 1985, Biomass convention to butanediol by

simultaneouns saccharification and fermentation, Trends Biotecnol 3 : 100-104.

Zhiliang Fan., Lee R. Lynd, 2006. Conversion of Paper Sludge to Ethanol, II :

Proses Design and Economic Analysis, Bioprocess Biosyst Eng 30:35-45.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 75: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data uji aktivitas selulase

a. Data Kurva standart glukosa

Konsentrasi (µg/mL) Absorbansi 200 0.262 400 0.617 600 1.053 800 1.412 1000 1.75

b. Hasil aktivitas selulase sebelum freeze dry

Absorbansi

Sampel Kontrol

0,482 0,409

y = 0,001x - 0,112

R² = 0,998

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1,6

1,8

2

0 200 400 600 800 1000 1200

ab

sorb

an

si

konsentrasi (µg/mL)

kurva standar glukosa

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 76: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

1. Enzim :

y = 0,001x – 0,112

0,482 = 0,001x – 0,112

x = 001,0

112,0482,0 += 594 µg/mL

2. Kontrol :

y = 0,001x – 0,112

0,409 = 0,001x – 0,112

x = 001,0

112,0409,0 += 521 µg/mL

Aktivitas enzim = (Ks-Kk) x 1 x Faktor pengenceran x 10 BM Glukosa x waktu inkubasi

=60180

101)521594(

x

xx−= 0,0675 U/mL

Keterangan : Ks : Konsentrasi sampel

Kk : Konsentrasi kontrol

BM : Berat Molekul

c. Hasil aktivitas selulase setelah freeze dry

Absorbansi

Sample Kontrol

0,389 0,235

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 77: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

1. Enzim :

y = 0,001x – 0,112

0,389 = 0,001x – 0,112

x = 001,0

112,0389,0 += 501 µg/mL

2. Kontrol :

y = 0,001x – 0,112

0,235 = 0,001x – 0,112

x = 001,0

112,0235,0 += 347 µg/mL

Aktivitas enzim = (Ks-Kk) x 1 x Faktor pengenceran x 10 BM Glukosa x waktu inkubasi

=60180

101)347501(

x

xx−= 0,1425 U/mL

Keterangan : Ks : Konsentrasi sampel

Kk : Konsentrasi kontrol

BM : Berat Molekul

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 78: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

Lampiran 2. Data hasil uji aktivitas xilanase

a. Data Kurva standart xilosa

Konsentrasi (mg/mL) Absorbansi

0.1 0.399

0.2 0.823

0.4 1.842

0.6 2.678

0.8 3.536

b. Hasil uji aktivitas xilanase sebelum freeze dry

Absorbansi

Sampel Kontrol

0,750 0,581

y = 4,512x - 0,039

R² = 0,998

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1

Ab

sorb

an

si

Konsentrasi Xilosa (mg/mL)

Kurva Standart Xilosa

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 79: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

1. Enzim :

y = 4,512x – 0,039

0,750 = 4,512x – 0,039

x = 512,4

039,0750,0 += 0,1748 mg/mL

2. Kontrol :

y = 4,512x – 0,039

0,596 = 4,512x – 0,039

x = 512,4

039,0235,0 += 0,0607 µg/mL

Aktivitas enzim = (Ks-Kk) x 1 x Faktor pengenceran x 10 BM Glukosa x waktu inkubasi

=600150

1010001)0607,01748,0(

x

xxx−= 0,1267 U/mL

Keterangan : Ks : Konsentrasi sampel

Kk : Konsentrasi kontrol

BM : Berat Molekul

c. Hasil uji aktivitas xilanase setelah freeze dry

Absorbansi

Sampel Kontrol

1,3707 0,8446

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 80: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

1. Enzim :

y = 4,512x – 0,039

1,3707 = 4,512x – 0,039

x = 512,4

039,03707,1 += 0,3124 mg/mL

2. Kontrol :

y = 4,512x – 0,039

0,8446 = 4,512x – 0,039

x = 512,4

039,08446,0 += 0,1958 µg/mL

Aktivitas enzim = (Ks-Kk) x 1 x Faktor pengenceran x 10 BM Glukosa x waktu inkubasi

=600150

1010001)1958,03124,0(

x

xxx−= 0,1295 U/mL

Keterangan : Ks : Konsentrasi sampel

Kk : Konsentrasi kontrol

BM : Berat Molekul

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 81: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

Lampiran 3. Data hasil uji aktivitas lakase

a. Hasil uji aktivitas lakase sebelum freeze dry

Waktu inkubasi

menit ke-

Absorbansi

(Abs)

0 0.173

5 0.175

10 0.177

15 0.179

20 0.183

25 0.184

30 0.185

Konsentrasi (U/mL) = 2 � �,��,����� �0,00042�1000= 1,75x10-2 U/mL

0,173

0,175

0,177

0,179

0,1830,184

0,185

y = 0.00042x + 0.173

R² = 0.976

0,172

0,174

0,176

0,178

0,18

0,182

0,184

0,186

0,188

0 5 10 15 20 25 30 35

Ab

sorb

an

si (

Ab

s)

Waktu inkubasi (menit ke-)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 82: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

b. Hasil uji aktivitas lakase setelah freeze dry

Waktu inkubasi

menit ke-

Absorbansi

(Abs)

0 0.173

5 0.175

10 0.177

15 0.179

20 0.183

25 0.184

30 0.185

Konsentrasi (U/mL) = 2 � �,��,����� �0,003�1000= 0,1245 U/mL

0,6260,635

0,658

0,6950,705

0,721 0,724

y = 0,003x + 0,625

R² = 0,950

0,62

0,64

0,66

0,68

0,7

0,72

0,74

0,76

0 5 10 15 20 25 30 35

(Ab

sorb

an

si)

Waktu inkubasi (menit ke-)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 83: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

Lampiran 4. Perhitungan Indeks Tarik Tiap Sample

Persamaan Indeks Tarik :

����������� = ��� ℎ " "# $%&(()�9,8,$ - �.$ � ,-�� �/�0 $(-)

1. Blanko

5,13(�9,885,5 � ,-�� �0,02-

= 29,4(-/,

2. Sampel 1

3,43(�9,859,5 � ,-�� �0,02-

= 28,24(-/,

3. Sampel 2

3,71(�9,866,25 � ,-�� �0,02-

= 27,44(-/,

4. Sampel 3

3,25(�9,859 � ,-�� �0,02-

= 26,99(-/,

5. Sampel 4

I II Rata-rata1 0 5.18 5.08 5.13 85.5 29.42 0.036 3.21 3.65 3.43 59.5 28.243 0.072 3.53 3.89 3.71 66.25 27.444 0.109 3.18 3.32 3.25 59 26.995 0.145 2.89 3.27 3.08 59.5 25.366 0.291 3.85 4.15 4 76 25.787 0.436 5.08 5.24 5.16 97.25 25.998 0.582 4.27 4.63 4.45 85.75 25.42

Ketahanan Tarik (N) Gramatur (g/m2)

Indeks Tarik

(Nm/g)No

Perbandingan Aktivitas Lakase

(U)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 84: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

3,08(�9,859,5 � ,-�� �0,02-

= 25,36(-/,

6. Sampel 5

4(�9,876 � ,-�� �0,02-

= 25,78(-/,

7. Sampel 6

5,16(�9,897,25 � ,-�� �0,02-

= 25,99(-/,

8. Sampel 7

4,45(�9,885,75 � ,-�� �0,02-

= 25,42(-/,

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 85: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

Lampiran 4. Perhitungan data Stress, Strain dan Modulus Young

a. Data perhitungan ketahanan tarik (Stress)

I II Rata-rata

1 0 5.18 5.08 5.13 1.8 2.852 0.036 3.21 3.65 3.43 1.8 1.9053 0.072 3.53 3.89 3.71 1.4 2.654 0.109 3.18 3.32 3.25 2 1.6255 0.145 2.89 3.27 3.08 1.2 2.566 0.291 3.85 4.15 4 1.6 2.57 0.436 5.08 5.24 5.16 2.2 2.348 0.582 4.27 4.63 4.45 2 2.225

Luas Penampang (mm2)

Gaya (N)Stress

(N/mm2)No

Perbandingan Aktivitas Lakase (U)

b. Data perhitungan renggangan (Strain)

I II Rata-rata1 0 1.80 2.07 1.94 0.02412 0.036 1.67 1.60 1.64 0.02043 0.072 1.40 2.80 2.10 0.026254 0.109 1.63 3.21 2.42 0.030255 0.145 4.60 1.29 2.95 0.03686 0.291 1.89 2.64 2.27 0.02837 0.436 1.47 1.40 1.44 0.01798 0.582 1.36 1.59 1.48 0.0184

StrainPertambahan Panjang (mm)

NoPerbandingan

Aktivitas Lakase (U)

5,13

3,433,713,253,08

4

5,164,45

0

1

2

3

4

5

6

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7

Str

ess

(N

/mm

2)

Perbandingan aktivitas penambahan lakase (U)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya

Page 86: KATA PENGANTAR - Repositoryrepository.unair.ac.id/25738/1/AISYA.pdf · melampaui standart SNI 14-0091-1998 ... kombinasi penambahan enzim sudah memenuhi syarat harga SNI 14-0091-1998

c. Data perhitungan Modulus Young

117,82

93,23100,95

53,71

69,72

88,3

130,75120,67

0

20

40

60

80

100

120

140

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7

Mo

du

lus

Yo

un

g (

N/m

m2)

Perbandingan aktivitas penambahan lakase (U)

1 0 2.85 0.0241 117.829462 0.036 1.905 0.0204 93.2381923 0.072 2.65 0.02625 100.952384 0.109 1.625 0.03025 53.7190085 0.145 2.566 0.0368 69.7226946 0.291 2.5 0.0283 88.3002217 0.436 2.345 0.0179 130.757058 0.582 2.225 1.59 120.67797

NoPerbandingan

Aktivitas Lakase (U)Strain

Stress (N/mm2)

Modulus Young

0,02410,0204

0,026250,03025

0,0368

0,0283

0,0179 0,0184

0

0,005

0,01

0,015

0,02

0,025

0,03

0,035

0,04

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7

Str

ain

Perbandingan aktivitas penambahan lakase (U)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Aplikasi Penambahan Lakase pada Kombinasi Selulase dan Xilanase dalam Proses Pemutihan Pulp pada Deinking Kertas Koran Bekas

Nadya Aisya