11
OD ASTIGMATISMA MIOPIA SIMPLEKS OS MIOPIA LAPORAN KASUS Penguji Kasus : Dibacakan oleh : Pembimbing : Dibacakan tanggal : I. PENDAHULUAN Tajam penglihatan dipengaruhi oleh refraksi, kejernihan media refrakta dan saraf. Bila terdapat kelainan/gangguan pada komponen tersebut, akan dapat mengakibatkan penurunan tajam penglihatan. Kornea dan lensa sebagai media refrakta memiliki peranan dalam proses refraksi yang pada akhirnya akan mempengaruhi tajam penglihatan. Kelengkungan kornea yang tidak sempurna di mana salah satu sisi lebih melengkung menyebabkan terbentuknya bayangan sinar yang tidak fokus pada satu titik di retina sehingga bayangan yang dilihat oleh penderita menjadi tidak jelas. Dalam makalah ini akan dilaporkan kasus astigmatisma dan miopia. II. IDENTITAS PENDERITA Nama : Ny. I Umur : 22 tahun

KASBES astigmatisma

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mata

Citation preview

OD ASTIGMATISMA MIOPIA SIMPLEKSOS MIOPIA

LAPORAN KASUS

Penguji Kasus

:

Dibacakan oleh:

Pembimbing

:

Dibacakan tanggal:

I. PENDAHULUAN

Tajam penglihatan dipengaruhi oleh refraksi, kejernihan media refrakta dan saraf. Bila terdapat kelainan/gangguan pada komponen tersebut, akan dapat mengakibatkan penurunan tajam penglihatan. Kornea dan lensa sebagai media refrakta memiliki peranan dalam proses refraksi yang pada akhirnya akan mempengaruhi tajam penglihatan. Kelengkungan kornea yang tidak sempurna di mana salah satu sisi lebih melengkung menyebabkan terbentuknya bayangan sinar yang tidak fokus pada satu titik di retina sehingga bayangan yang dilihat oleh penderita menjadi tidak jelas. Dalam makalah ini akan dilaporkan kasus astigmatisma dan miopia.II. IDENTITAS PENDERITA

Nama

: Ny. IUmur

: 22 tahun

Agama

: Islam

Alamat

: Jl. Stonen Timur 2 RT 06/09, SemarangPekerjaan: Guru mengajiNo. CM: C303739III. ANAMNESIS

(Autoanamnesis 09/11/2011)

Keluhan utama : mata kabur

Riwayat Penyakit Sekarang :

Sejak 1 tahun yang lalu penderita mengeluh penglihatan kedua mata kabur dan semakin kabur hingga saat ini. Sebelumnya, penderita tidak pernah memeriksakan matanya ke petugas kesehatan. Penderita juga merasakan sering pusing jika membaca terlalu lama. Penglihatan tetap/sama kaburnya saat siang ataupun malam hari. Mata merah (-), cekot-cekot (-), nyerocos (-), kotoran mata (-). Karena semakin mengganggu aktivitas sehari - hari, penderita memutuskan berobat ke RSDK.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat pemakaian kacamata disangkal

Riwayat trauma pada mata disangkal

Riwayat sakit kencing manis disangkal

Riwayat sakit tekanan darah tinggi disangkalRiwayat Penyakit Keluarga :

Kakak penderita menggunakan kacamata.Riwayat Sosial Ekonomi :

Penderita seorang guru mengaji. Suami penderita seorang buruhdan belum memiliki anak. Biaya pengobatan ditanggung sendiri. Kesan sosial ekonomi cukup.IV. PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal 09 November 2011)

Status Presen :

Keadaan umum: Baik

Kesadaran

: Kompos mentis

Tanda vital: Tekanan darah : 120/70 mmHgsuhu : afebris

Nadi : 90x/menit

RR : 24x/menit

Status oftalmologi :

PemeriksaanOculus Dextra (OD)Oculus Sinistra (OS)

Visus6/406/40

KoreksiS -1,5 C-1 x120o( 6/6S -2 ( 6/6

Sensus colorisTidak dilakukanTidak dilakukan

Gerak bola mataBebas ke segala arahBebas ke segala arah

SuperciliaTidak ada kelainanTidak ada kelainan

Palpebra superiorEdema (-), spasme (-)Edema (-), spasme (-)

Palpebra inferiorEdema (-), spasme (-)Edema (-), spasme (-)

Konjungtiva palpebralisHiperemis (-), sekret(-)Hiperemis (-), sekret(-)

Konjungtiva forniksHiperemis (-), sekret(-)Hiperemis (-), sekret(-)

Konjungtiva bulbiInjeksi (-), sekret (-)Injeksi (-), sekret (-)

SkleraTak ada kelainanTak ada kelainan

Kornea

COAKedalaman cukup, tyndal effect (-)Kedalaman cukup, tyndal effect (-)

IrisKripte (+), sinekia (-)Kripte (+), sinekia (-)

PupilBulat, sentral, reguler, diameter 8 mm, refleks pupil (-) post midriaticum Bulat, sentral, reguler, diameter 8 mm, refleks pupil (-) post midriaticum

Lensa

Fundus refleks

Corpus vitreum

Tension oculiTidak dilakukanTidak dilakukan

Sistem canalis lacrimalisTidak dilakukanTidak dilakukan

Tes fluoresceinTidak dilakukanTidak dilakukan

V. RESUME

Seorang wanita berusia 22 tahun datang ke poliklinik mata RSDK dengan keluhan kedua mata kabur sejak 2 bulan yang lalu. Penglihatan dirasakan semakin kabur dan merasakan pusing, mengantuk, serta cepat lelah bila membaca. Injeksi (-), nyeri (-), sekret (-), epifora (-).

PemeriksaanOculus Dextra (OD)Oculus Sinistra (OS)

Visus6/406/40

KoreksiS -1,5 C-1 x120o( 6/6S -2 ( 6/6

Kornea

COAKedalaman cukup, tyndal effect (-)Kedalaman cukup, tyndal effect (-)

PupilBulat, sentral, reguler, diameter 8 mm, refleks pupil (-) post midriaticum Bulat, sentral, reguler, diameter 8 mm, refleks pupil (-) post midriaticum

Lensa

Fundus refleks

VI. DIAGNOSIS

DIAGNOSIS KERJA

OD. Astigmatisma Miopia Simpleks

OS. Miopia SimpleksVII. PENATALAKSANAAN

Pemberian kacamata untuk pasien

Edukasi:

Menjelaskan kepada penderita tentang penyakit, pemeriksaan yang dilakukan, rencana terapi serta prognosisnya.

Meminta pasien untuk kontrol 1 bulan kemudian apabila keluhan pusing dan penglihatan kabur masih dirasakan.

VIII. PROGNOSIS

IX. DISKUSI

AstigmatismaAstigmatisma adalah suatu keadaan di mana sinar yang masuk ke mata tidak difokuskan pada satu titik. Keadaan ini dapat disebabkan oleh

a. Kongenital, yakni akibat kelainan pada kurvatura kornea ataupun letak lensa yang sedikit oblique.

b. Akibat trauma, pasca bedah ekstraksi katarak ekstra kapsuler, atau adanya pterigium

Tipe astigmatisma :

a. Astigmatisma ireguler

Terjadi akibat adanya iregularitas pada bidang median curvatura sehingga tidak ada satupun bentuk geometri yang dianut. Sebagai contoh, terjadi akibat sikatrik kornea.b. Astigmatisma reguler

Terjadi apabila dijumpai dua bidang meridian utama yang saling tegak lurus sehingga dapat dikoreksi

Astigmatisma reguler dibagi lagi menjadi :

1. Simpleks, yakni apabila satu garis fokus jatuh di retina sedangkan yang lain di luar retina.

2. Compositus, yakni bila kedua fokus jatuh di luar retina tetapi tidak pada satu titik / bidang.

3. Mixtus, yakni bila salah satu fokus jatuh di depan retina dan yang lain di belakang retina.

Gejala dan tanda:

1. Penglihatan kabur, salah melihat huruf atau angka

2. Pusing dan sakit di sekitar mata

3. Kadang dijumpai head tilt

Terapi:

1. Koreksi optik yakni dengan memberikan lensa silindris

Dikenal adanya:1. Astigmatisma with the rule, yakni bila meridian vertikal lebih curam, koreksi silinder plus pada axis 90o (vertical) atau koreksi silinder minus pada axis 180o.

2. Astigmatisma against the rule, yakni bila meridian horisontal lebih curam, koreksi silinder plus pada axis 180o atau koreksi silinder minus pada axis 90o.

3. Astigmatisma oblique, yakni astigmatisma reguler yang meridian utamanya tidak pada 90o atau 180o.Myopia

Myopia terjadi apabila sinar sejajar yang masuk mata (tanpa akomodasi) difokuskan jatuh di depan retina. Keadaan ini dapat disebabkan oleh:

1. Axial length (sumbu bola mata) yang panjangnya melebihi panjang normal (panjang normal 23-24mm)

2. Refraktif, akibat indeks refraksi meningkat. Sebagai contoh, pada penderita diabetes melitus dan katarak tipe nuklear.

3. Curvatura :

a. Ceratoconus

b. Lenticonus

c. LentiglobusBerdasarkan derajatnya, myopia dibedakan menjadi:

1. Myopia ringan: (-0,5 D) sampai dengan (-3 D)2. Myopia sedang: (-3 D) sampai dengan (-6 D)

3. Myopia berat

: lebih dari (-6 D)

Tipe myopia:

1. Myopia simpleks, dengan syarat:

a. Tidak dijumpai kelainan patologis pada mata

b. Progresifitas mulai berkurang pada saat masa pubertas dan stabil usia 20 tahun

c. Derajat myopia tidak lebih dari (-6 D)

d. Visusnya dengan koreksi dapat mencapai penuh

2. Myopia patologis

a. Bila myopia masih progresif

b. Dijumpai tanda tanda degeneratif pada vitreous, makula, dan retina

c. Gambaran klinisnya antara lain:

i. Secara keseluruhan, bola mata lebih besar dan terjadi pemanjangan hampir seluruhnya ke arah polus posterior.ii. Curvatura lebih flat

iii. COA lebih dalam

iv. Pupil lebih lebar

v. Sclera lebih tipis

vi. Pada fundus okuli dapat dijumpai papil N.II myopic crescent yakni bintik yang melebar karena bola mata membesar dan bertambah panjang. Dijumpai juga vasa choroid yang tampak jelas, choroid yang atrofi, dan retina tigroid, yakni keadaan di mana retina lebih tipis akibat kehilangan banyak pigmen sehingga retina tampak gambaran kuning hitam.

vii. Pada makula, dapat dijumpai atrofi, gambaran mirip perdarahan di dekat macula, ataupun foster-fuchs fleck

viii. Pada derajat myopia yang sangat tinggi, dapat dijumpai posterior stafiloma, yakni seluruh polus posterior herniasi ke belakang.

Komplikasi yang dapat terjadi:

1. Perdarahan retina

2. Robekan retina yang berlanjut menjadi retinal detachment (ablasio retina)

Penatalaksanaan:

1. Memberi lensa spheris negatif

Pada anak anak dengan derajat myopia sampai dengan (-6 D) diberikan koreksi penuh dan dianjurkan untuk penggunaan kacamata secara terus menerus. Pada myopia di atas (-6 D), pada pemberian kacamata pertama kali dapat diturunkan dulu antara 1 2 D dari pemakaian kacamata yang seharusnya.2. Operatifa. Clear lens extraction, dilakukan pada keadaan myopia lebih dari (-14 D) yakni dengan mengambil lensa mata penderita dan digantikan dengan lensa buatan.b. Photo Refraktive Keratectomy (PRK) dengan menggunakan sinar laser.

c. Lasik (Laser Insitu Keratomileusis) dengan syarat ketebalan kornea dan tekanan intra okuler harus normal serta dilakukan saat usia dewasa di mana status refraksi sudah stabil.

d. Intra stromal plastic ring