8
Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K, ) Pekerjaan Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura " PEMBANGUNAN RUMAH PRODUKSI BENIH HORTIKULTURAHalaman 1 ~ 8 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PEMBANGUNAN RUMAH PRODUKSI BENIH HORTIKULTURA Program : Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas Aparatur Kegiatan : Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Balai Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Penyediaan Sarana Pendukung (DAK) Pekerjaan : Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura Lokasi : Kelurahan Drangong, Kota Serang Tahun : 2015 Kondisi UPTD BBITPH Provinsi Banten sejak berdiri tahun 2009 sampai saat ini baru memiliki 1 unit kantor,1 unit rumah dinas, 2 unit kendaaan roda 4 (Empat), 6 unit kendaraan roda 2, sementara sarana yang lain seprti lahan produksi/tempat produksi benih/bibit, sarana panen dan pasca panen dan saran pendukung lainnya belum ada, sehingga untuk menjamin ketersediaan dan mempertahankan mutu genetisnya benih tersebut tersebut belum bisa terlaksana. Penggunaan benih varietas unggul besertifikat di tingkat petani perlu terus diperbaharui dan diupayakan untuk bisa mempertahankan tingkat produktifitasnya secara berkelanjutan sekaligus guna menghindari munculnya serangan hama dan penyakit. Langkah strategis yang patut dilakukan pemerintah melalui pemangku jabatan dalam bidang perbenihan tanaman pangan dan hortikultura mengupayakan ketersediaan sarana prasarana pendukung mulai dari tempat/lahan produksi benih, sarana panen danpasca panen. Dari uraian diatas bahwa Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Benih Induk Tanaman Pangan dan Hortikultura ( UPTD BBITPH) Provinsi Banten sebagai unit produksi Benih Sumber Tanaman Pangan dan Hortikultura baru tahun ke VI (Enam) dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi BBI sampai saat ini masih belum optimal, sehingga perlu adanya upaya untuk mengoptimalkan kegiatan Tufoksi secara berkesinambungan. Upaya tersebut antara lain adalah dengan mengusulkan Pekerjaan Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura di UPTD BBITPH Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten yang dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Banten dari Anggaran APBD (DAK) berfungsi untuk melayani masyarakat Banten khususnya dalam penyediaan benih sumber tanaman pangan. Merupakan suatu keharusan didalam memberikan pelayanan kepada masyarakat diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Program pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan selama ini belum mempunyai fasilitas gedung yang representatif menjadi mendesak untuk dilaksanakan. Hal ini juga menjadi rencana strategis Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten yang menargetkan hingga tahun 2017, harus mempunyai sarana pendukung pelayanan teknis penyediaan benih sumber tanaman melalui pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura. Berdasarkan hal di atas, maka Pemerintah Daerah Provinsi Banten di tahun 2015, pemegang mata anggaran adalah Provinsi Banten melalui anggaran dana APBD (DAK) untuk pekerjaan 1. LATAR BELAKANG

Kak Kontruksi Rumah Produksi Hortikultura

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kerangka acuan Kerja

Citation preview

Page 1: Kak Kontruksi Rumah Produksi Hortikultura

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K, )

Pekerjaan Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura

" PEMBANGUNAN RUMAH PRODUKSI BENIH HORTIKULTURA“ Halaman 1 ~ 8

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN PEMBANGUNAN RUMAH PRODUKSI BENIH HORTIKULTURA

Program : Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas

Aparatur

Kegiatan : Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Balai Perbenihan

Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Penyediaan Sarana

Pendukung (DAK)

Pekerjaan : Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura

Lokasi : Kelurahan Drangong, Kota Serang

Tahun : 2015

Kondisi UPTD BBITPH Provinsi Banten sejak berdiri tahun 2009 sampai saat ini baru

memiliki 1 unit kantor,1 unit rumah dinas, 2 unit kendaaan roda 4 (Empat), 6 unit kendaraan roda 2,

sementara sarana yang lain seprti lahan produksi/tempat produksi benih/bibit, sarana panen dan pasca

panen dan saran pendukung lainnya belum ada, sehingga untuk menjamin ketersediaan dan

mempertahankan mutu genetisnya benih tersebut tersebut belum bisa terlaksana.

Penggunaan benih varietas unggul besertifikat di tingkat petani perlu terus diperbaharui dan

diupayakan untuk bisa mempertahankan tingkat produktifitasnya secara berkelanjutan sekaligus guna

menghindari munculnya serangan hama dan penyakit. Langkah strategis yang patut dilakukan

pemerintah melalui pemangku jabatan dalam bidang perbenihan tanaman pangan dan hortikultura

mengupayakan ketersediaan sarana prasarana pendukung mulai dari tempat/lahan produksi benih,

sarana panen danpasca panen.

Dari uraian diatas bahwa Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Benih Induk Tanaman Pangan

dan Hortikultura ( UPTD BBITPH) Provinsi Banten sebagai unit produksi Benih Sumber Tanaman

Pangan dan Hortikultura baru tahun ke VI (Enam) dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi BBI

sampai saat ini masih belum optimal, sehingga perlu adanya upaya untuk mengoptimalkan kegiatan

Tufoksi secara berkesinambungan. Upaya tersebut antara lain adalah dengan mengusulkan Pekerjaan

Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura di UPTD BBITPH Dinas Pertanian dan

Peternakan Provinsi Banten yang dibiayai oleh Pemerintah Provinsi Banten dari Anggaran APBD

(DAK) berfungsi untuk melayani masyarakat Banten khususnya dalam penyediaan benih sumber

tanaman pangan.

Merupakan suatu keharusan didalam memberikan pelayanan kepada masyarakat diperlukan

sarana dan prasarana yang memadai. Program pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura

yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan selama ini belum mempunyai fasilitas gedung yang

representatif menjadi mendesak untuk dilaksanakan. Hal ini juga menjadi rencana strategis Dinas

Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten yang menargetkan hingga tahun 2017, harus mempunyai

sarana pendukung pelayanan teknis penyediaan benih sumber tanaman melalui pembangunan Rumah

Produksi Benih Hortikultura.

Berdasarkan hal di atas, maka Pemerintah Daerah Provinsi Banten di tahun 2015, pemegang

mata anggaran adalah Provinsi Banten melalui anggaran dana APBD (DAK) untuk pekerjaan

1. LATAR BELAKANG

Page 2: Kak Kontruksi Rumah Produksi Hortikultura

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K, )

Pekerjaan Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura

" PEMBANGUNAN RUMAH PRODUKSI BENIH HORTIKULTURA“ Halaman 2 ~ 8

pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura yang tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran

Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten.

Melalui pekerjaan pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura, bagian dari

perwujudan pembangunan gedung Negara/pemerintah yang harus dilaksanakan dengan sebaik-

baiknya, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya dan dapat sebagai tauladan

bagi lingkungannya, serta berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia.

Setiap pelaksanaan pembangunan gedung Negara/pemerintah harus dilaksanakan dengan sebaik-

baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya dan

criteria administrasi bagi bangunan gedung Negara.

Pemberi jasa kontruksi bangunan/pihak ke 3/pihak pelaksana untuk pekerjaan pembangunan

gedung Negara harus dilaksanakan dengan baik dan menyeluruh sesuai dengan dokumen

perencanaan/Detail Engeenering Designe (DED), sehingga mampu menghasilkan karya/bangunan

sesuai dengan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata

laku secara professional.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan pembangunan Rumah Produksi Benih

Hortikultura diharapkan dapat menjadi acuan bagi penyedia jasa kontruksi, perlu disiapkan secara

matang sehingga mampu mendorong perwujudan karya/bangunan yang sesuai dengan kepentingan

kegiatan berdasarkan dokumen hasil Detail Engeenering Designe (DED) perencanaan Pembangunan

Rumah Produksi Benih Hortikultura.

- Undang- Undang RI No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Kontruksi

- Undang-Undang No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

- Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

- Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 28

Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No.441/KPTS/1998 tentang Persyaratan

Teknis Bangunan Gedung;

- Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.332/KPTS/M/2002 tentang Pedoman

Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;

- Keputusan Menteri Dalam Negeri No.17 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah;

- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.29 tahun 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis

Bangunan Gedung;

- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.30 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan

Kasesbilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;

- Pereturan Menteri Pekerjaan Umum No.45 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan

Bangunan Gedung Negara;

Maksud:

- Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Pelaksana Jasa Kontruksi yang memuat

masukan, azas, criteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta

diinterprestasikan kedalam pelaksanaan tugas perencanaan.

- Dengan penugasan ini diharapkan Pelaksana Jasa Kontruksi dapat melaksanakan tanggung

jawabnya dengan baik untuk menghasilkan perwujudan karya/bangunan yang sesuai dengan

2. DASAR HUKUM

3. MAKSUD DAN TUJUAN

Page 3: Kak Kontruksi Rumah Produksi Hortikultura

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K, )

Pekerjaan Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura

" PEMBANGUNAN RUMAH PRODUKSI BENIH HORTIKULTURA“ Halaman 3 ~ 8

kepentingan kegiatan berdasarkan dokumen hasil Detail Engeenering Designe (DED) perencanaan

Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura yang memadai sesuai KAK ini.

Tujuan:

Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mengoptimalkan lahan dan ruang yang tersedia,

dimana Pelaksana Jasa Kontruksi melaksanakan tanggung jawab untuk menghasilkan suatu bangunan

Rumah Produksi Benih Hortikultura yang berpedoman pada hasil Detail Engeenering Designe (DED)

perencanaan Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura yang representatip, memenuhi syrat-

syarat teknis yang telah ditetapkan dan dapat dipertangungjawabkan dari segi arsitektur, struktur

(kontruksi), lansekape, interior dan fungsional serta lengkap dengan jaringan mekanikal elektrikal

serta system utilitas sehingga mampu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Sasaran Paket Pekerjaan Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura di UPTD

BBITPH Provinsi Banten di Kota Serang adalah tercapainya pembangunan Rumah Produksi Benih

Hortikultura sesuai dengan dokumen perencanaan Detail Engeenering Designe (DED) perencanaan

Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura. Dengan harapan mampu memenuhi pelayanan

penyimpanan dalam rangka pengamanan dan ketersediaan benih sumber yang bermutu dan

berkesinambungan di Provinsi Banten.

Kegiatan Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura, UPTD BBITPH Dinas

Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten dengan alamat Jl. Raya Cilegon Km.04, Drangong-Serang.

1) Untuk pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura diperlukan

Sumber Dana dari keseluruhan pekerjaan dibebankan pada Sumber Dana APBD (DAK) Kegiatan

Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD- Balai Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura

dan Pengadaan dan Penyediaan Sarana Pendukung TA.2015 pada DPA SKPD/Dinas Pertanian dan

Peternakan Provinsi Banten No.2.01.01.02.21.5.2. Biaya yang diperlukan kurang lebih Rp.

1.124.204.000,- (Satu milyar seratus dua puluh empat juta dua ratus empat ribu rupiah)

termasuk PPN. 10% dan mengikuti pedoman dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

No.45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 perihal tentang Pedoman Teknis Pembangunan

Bangunan Gedung Negara yaitu :

a. Biaya Jasa pelaksana Kontruksi merupakan biaya tetap dan pasti

b. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan kontruksi yang dibuat

oleh Pengguna Jasa/Pengguna Anggaran dan Pelaksana Jasa Kontruksi.

2) Biaya pekerjaan pembangunan kontruksi Rumah Produksi Benih Hortikultura dan tata cara

pembayaran diatur secara kontraktual melalui tahapan proses pengadaan/lelang kontruksi sesuai

dengan peraturan yang berlaku, diantaranya; pembayaran biaya jasa pelaksana kontruksi

didasarkan pada prestasi kemajuan pekerjaan kontruksi dan pemborong.

Keluaran yang dihasilkan oleh pihak Pelaksana Jasa Kontruksi adalah

terwujudnya/tercapainya Rumah Produksi Benih Hortikultura di Kawasan Pertanian Terpadu Provinsi

5. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA

6. SUMBER PENDANAAN

4. SASARAN

7. KELUARAN

Page 4: Kak Kontruksi Rumah Produksi Hortikultura

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K, )

Pekerjaan Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura

" PEMBANGUNAN RUMAH PRODUKSI BENIH HORTIKULTURA“ Halaman 4 ~ 8

Banten di Curug, Kota Serang sesuai dengan dokumen perencanaan Detail Engeenering Designe

(DED) perencanaan Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura.

Selain dari hal tersebut diatas, didalam melaksanakan tugasnya Pelaksana Jasa Kontruksi

hendaknya memperhatikan azas- azas bangunan Negara sebagai berikut :

a. Bangunan gedung Negara hendaknya fungsional, efisien, menarik, tetapi tidak berlebihan

b. Memperhatikan kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknis dan fungsi social

bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.

c. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan pemeliharaan bangunan

sepanjang umumnya, menyesuaikan dengan hasil perencanaan DED.

d. Pelaksanaan pembangunan dalam waktu yang pendek sesuai dengan hasil perencanaan DED dan

dapat dimanfaatkan secepatnya.

1. Lingkup Pekerjaan,

Lingkup Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pelaksana Jasa Kontruksi/Pemborong adalah

berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya pekerjaan Umum No.45/PRT/M/2007,

tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara yang tahapan

pelaksanaan teknis pembangunan kontruksi Rumah Produksi Benih Hortikultura tertuang dalam

hasil perencanaan DED (Detail Engineering Design) Rumah Produksi Benih Hortikultura.

2. Lokasi Pekerjaan :

Lokasi Pekerjaan Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura adalah di yang berlokasi di

UPTD BBITPH Provinsi Banten, Kota Serang.

Pedoman kriteria dan standar yang digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan adalah

pedoman, kriteria dan standar yang berlaku di Indonesia atau spesifik dilokasi pekerjaan pada saat ini.

Dalam penerapannya harus dipertimbangkan untung-rugi, kemudian sistim operasi dan pemeliharaan

sesuai dengan kondisi sosial budaya, aspirasi dan keinginan masyarakat setempat serta pemerintah

daerah, tepat guna dan biaya konstruksi yang aman dan efisien.

9. LINGKUP PEKERJAAN

10. PEDOMAN, KRITERIA DAN STANDAR

8. AZAS- AZAS

Page 5: Kak Kontruksi Rumah Produksi Hortikultura

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K, )

Pekerjaan Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura

" PEMBANGUNAN RUMAH PRODUKSI BENIH HORTIKULTURA“ Halaman 5 ~ 8

Berdasarkan syarat umum pekerjaan, setiap bagian dari pekerjaan pelaksanaan kontruksi harus

dilaksanakan secara benar dan tuntas sampai dengan member hasil yang telah ditetapkan dan diterima

oleh Pengguna Jasa/Pengguna Anggaran yang berpedoman pada hasil perencanaan DED Rumah

Produksi Benih Hortikultura.

Berdasarkan syarat obyektifitas, pelaksanaan pekerjaan pengaturan dan pengamanan yang

obyektif untuk kelancaran pelaksanaan, baik yang menyangkut macam, kualitas dan kuantitas dari

setiap bagian pekerjaan.

Berdasarkan syarat fungsional, pelaksanaan kontruksi bangunan Rumah Produksi Benih

Hortikultura oleh oleh pihak pelaksana pada saat tahap pelaksanaan kontruksi fisik, baik yanag

menyangkut waktu, mutu dan biaya pekerjaan harus dilaksanakan dengan profesionalisme yang tinggi

sebagai pelaksana jasa kontruksi/pemborong.

Berdasarkan syarat procedural, penyelesaian administrative sehubungan dengan pekerjaan fisik di

lapangan, dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku. Program kerja pelaksana

jasa kontruksi/pemborong harus menyusun program kerja pelaksanaan pekerjaan fisik bangunan

Rumah Produksi Benih Hortikultura, meliputi ;

1) Program kerja berupa jadwal peklaksanaan pekerjaan secara terperinci

2) Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan jumlahnya) berdasarkan persetujuan pemberi tugas atas

rekomendasi tenga/tim teknis

3) Setelah hal tersebut diatas mendapat persetujuan/kesepakatan dari Pengguna Jasa/Pengguna

Anggaran, maka akan menjadi pedoman penugasan dalam pelaksanaan bagi pelaksana jasa

kontruksi/pemborong dalam melaksanakan tugasnya.

1) Pelaksana jasa kontruksi/pemborong pelaksana pembangunan fisik Rumah Produksi Benih

Hortikultura harus secara profesional bertanggung-jawab penuh atas hasil pekerjaan Rumah

Produksi Benih Hortikultura yang sudah dibuat sesuai dengan ketentuan dan kode tata laku

profesi yang berlaku dengan berpedoman pada hasil perencanaan DED Rumah Produksi Benih

Hortikultura. Apabila dikemudian hari didapatkan ketidakmantapan mutu hasil pekerjaan ini,

maka pihak pelaksana jasa kontruksi/pemborong harus bersedia untuk memperbaikinya.

2) Secara umum tanggung jawab pelaksana jasa kontruksi/pemborong adalah menjaga agar proyek

memiliki kinerja sebagai berikut :

- Ketepatan waktu pembangunan proyek/pembangunan gudang benih tanaman pangan sesuai

dengan batas waktu berlakunya anggaran/waktu yang telah ditetapkan

- Ketetapan biaya pembangunan sesuai batasan anggaran yang tersedia atau yang telah ditetapkan

- Ketetapan kualitas dan kuantitas sesuai dengan standard dan peraturan yang berlaku

- Ketertiban administrasi kontrak dan pelaksanaan pembangunan

- Penanggung jawab professional pelaksana jasa kontruksi/pemborong adalah tidak hanya sebagai

suatu perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli professional pelaksana jasa kontruksi yang

terlibat.

3) Apabila dikemudian hari diketahui terdapat kemahalan harga, ketidaksesuaian spesifikasi

teknis dan atau kekurangan volume pekerjaan berdasarkan hasil pemeriksaan Internal Audit

mapun Ekternal Audit, maka sepenuhnya menjadi tenggung jawab Pihak Penyedia

Barang/Jasa/Pelaksana Kontruksi/Pemborong (Pihak II dalam perjanjian ini)

11. TANGGUNG JAWAB

Page 6: Kak Kontruksi Rumah Produksi Hortikultura

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K, )

Pekerjaan Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura

" PEMBANGUNAN RUMAH PRODUKSI BENIH HORTIKULTURA“ Halaman 6 ~ 8

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan pembangunan fisik/kontruksi Rumah Produksi Benih

Hortikultura ini diperkirakan selama 4 (bulan)/ 120 hari kalender, terhitung sejak terbit Surat Perintah

Mulai Kerja (SPMK) sampai dengan serah terima kedua, dengan tahap kontruksi fisik = 4 (tiga) bulan

atau 120 hari kalender.

A. TENAGA AHLI (PROFESIONAL STAFF)

Untuk melaksanakan tujuannya dan untuk mencapai hasil pekerjaan yang diharapkan, pihak

pelaksana jasa kontruksi/pemborong harus menyediakan tenaga ahli yang memenuhi ketentuan

kegiatan dalam suatu struktur organisasi pelaksana jasa kontruksi untuk menjalankan kewajibannya

sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini yang bersertifikat dan disetujui oleh

pemberi tugas/Pengguna Jasa/Pengguna Anggaran, baik ditinjau dari segi lengkap (besar) kegiatan

maupun tingkat kompleksitas. Tenaga ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan pelaksanaan pekerjaan

jasa kontruksi pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura ini minimal terdiri dari :

a. Projec Manager, 1 orang

Projek Manager disyaratkan minimal lulusan Sarjana Strata Satu (S1) Teknik, Jurusan Sipil, SKA

Teknik Gedung berpengalaman minimal 5 (lima) tahun dalam pelaksanaan pekerjaan dalam

bidang manajemen proyek, studi, serta memiliki kemampuan dan pengalaman sebagai ketua tim

(cakap dalam memimpin), yang mempunyai tugas pokok:

Mengkoordinir seluruh Tenaga Ahli/Pendukung demi terlaksananya pekerjaan sesuai dengan

KAK yang berpedoman pada hasil perencanaan DED.

Melakukan asistensi kepada Direksi dan Instansi terkait

Melakukan pengecekan dan koreksi isi dan redaksional laporan hasil pekerjaan

Melaksanakan presentasi dalam diskusi laporan pekerjaan,

Menyusun rencana kerja dan rencana mobilisasi tenaga, peralatan dan bahan.

b. Site Manager, 1 orang

Site Manager disyaratkan minimal lulusan Sarjana Strata Satu (S1) Teknis Arsitektur SKA Arsitek

dan berpengalaman di bidangnya selama minimal 5 (lima) tahun dengan tugas mempelajari desain

arsitektur Rumah Produksi Benih Hortikultura dan perhitungan volume dan biaya, melaksanakan

semua kegiatan pekerjaan pembangunan kontruksi sampai dengan selesai. Mengambil keputusan

arsitektur yang akan digunakan sesuai analisa; Koordinasi dengan Team Leader dan Tenaga Ahli

lainnya; Membantu Team Leader dalam menyusun laporan dan dokumen lainnya.

c. Suverpisor, 1 orang

Suverpisor disyaratkan minimal lulusan Sarjana Strata Satu (S1) Teknis Geodesi SKA Geodesi dan

berpengalaman dibidangnya selama minimal 3 (tiga) tahun dan atau lulusan Sarjana Strata Tiga

(D3) Teknik Geodesi dan berpengalaman dibidangnya selama minimal 8 (delapan) tahun.

Melaksanakan survey dan pengukuran topografi, Membantu memberikan penjelasan perihal

topografi dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan hasil perencanaan DED, Membantu Team

dalam menyusun laporan dan dokumen lainnya.

d. Tenaga Pendukung lainnya sesuai kebutuhan (pelaksana): dengan jenjang pendidikan

minimal D3/SMK sederajat dengan pengalaman sekurang- kurangnya 2 (satu) tahun dan

12. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Page 7: Kak Kontruksi Rumah Produksi Hortikultura

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K, )

Pekerjaan Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura

" PEMBANGUNAN RUMAH PRODUKSI BENIH HORTIKULTURA“ Halaman 7 ~ 8

Mempunyai SKT Tukang Cat pokok membantu pelaksanaan teknis lapangan pekerjaan kontruksi

bangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura dibawah koordinasi Projec Manager sesuai dengan

hasil perencanaan DED.

B. Peralatan dan bahan yang diperlukan

1. Concerete mixer/beton molen

2. Dump Truck

3. Dukungan Rangka Baja

Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan Rumah Produksi Benih Hortikultura

yang dilaksanakan oleh pelaksana jasa kontruksi/kontraktor yang menyangkut kuantitas, kualitas,

biaya dan waktu serta kelengkapan dan kelancaran, ketepatan pekerjaan yang efesien, sehingga

dicapai wujud akhir bangunan dan kelengkapannya sesuai dengan hasil perencanaan DED serta dapat

diterima dengan baik oleh pemberi tugas berdasarkan rekomendasi tim/tenaga teknis dan bermanfaat

untuk pelaksanan pekerjaan konstruksi agar pekerjaaan berhasil dan tepat guna sebagaimana yang

tertuang Kerangka Acuan Kerja (KAK).

Pelaksana jasa kontruksi/pemborong pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura

diminta menghasilkan bangunan sesuai dengan kebutuhan kontruksi bangunan yang tertuang dalam

hasil perencanaan DED. Kelancaran pelaksanaan pekerjaan pembangunan gudang tanaman pangan

oleh pelaksana jasa kontruksi/pemborong sepenuhnya menjadi tanggung jawab pelaksana jasa

kontruksi/pemborong.

Pelaksana Jasa kontruksi/pemborong harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :

1. Jadwal pelaksanaan pekerjaan

2. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya), tenaga- tenaga yang diusulkan oleh

pelaksana jasa kontruksi/pemborong harus mendapatkan persetujuan dari Pemimpin

Perusahaan/pelaksana

3. Konsep penanganan pekerjaan kontruksi

4. Buku harian yang memuat semua kejadian, perintah atau petunjuk penting dari pelaksana

pekerjaan kontruksi, yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, konsekuansi keuangan,

keterlambatan penyelesaian pekerjaan dan tidak terpenuhinya syarat teknis

5. Laporan mingguan dan laporan bulanan dari resume kemajuan pekerjaan, tenaga dan hari kerja

6. Berita acara kemajuan pekerjaan, untuk pembayaran angsuran

7. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita acara Pemeriksaan Pekerjaan Tambah/Kurang,

bilamana terdapat perubahan pekerjaan

8. Berita Acara Penyerahan I , II, III Pekerjaan

9. Berita Acara Pernyataan Selesaianya Pekerjaan

10. Memeriksa gambar- gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built drawing)

11. Laporan rapat di lapangan (site meeting)

13. KELUARAN

14. PROGRAM KERJA

Page 8: Kak Kontruksi Rumah Produksi Hortikultura

Kerangka Acuan Kerja ( K.A.K, )

Pekerjaan Pembangunan Rumah Produksi Benih Hortikultura

" PEMBANGUNAN RUMAH PRODUKSI BENIH HORTIKULTURA“ Halaman 8 ~ 8

12. Memeriksa gambar kerja terperinci (shop drawing), Bar chart dan S curve serta Net Work Planning

yang telah dibuat oleh pelaksana jasa kontruksi/kontraktor pelaksana/pemborong

Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa/pengguna anggaran adalah :

1. Laporan review desain

2. Buku harian (semua kejadian, perintah atau petunjuk penting dari pelaksana pekerjaan kontruksi,

yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, konsekuansi keuangan, keterlambatan

penyelesaian pekerjaan dan tidak terpenuhinya syarat teknis)

3. Laporan mingguan, Laporan bulanan dan Laporan akhir sesuai dengan perkembangan hasil

pekerjaan di lapangan

A. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka pelaksana jasa

kontruksi/pemborong/kontraktor hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan

bahan masukan lain yang dibutuhkan.

B. Berdasarkan bahan- bahan tersebut, agar segera menyusun program kerja untuk dibahas dengan

Pengguna Anggaran selaku Pengguna Jasa sebagai bahan diskusi untuk menghasilkan pedoman

penugasan ini dari panitia lelang, pelaksana jasa kontruksi/kontraktor/pemborong agar segera

usulan teknis dan biaya sesuai dengan pengarahan penugasan KAK ini, dan disampaikan kepada

panitia lelang dengan jadwal dan ketentuan sebagaimana terlampir dalam KAK ini.

Serang, Mei 2015

15. LAPORAN

KEPALA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

PROVINSI BANTEN

TTD

Ir. Hj. ENENG NURCAHYATI

Pembina Utama Madya

NIP. 19620825 198704 2 001

16. PENUTUP