12
5 KAJIAN PUSTAKA Pengertian dasar tentang kredit bermasalah Dalam kasus kredit bermasalah, debitur mengingkari janji membayar bunga dan pokok pinjaman mereka yang telah jatuh tempo, sehingga dalam hal ini terjadi keterlambatan pembayaran atau sama sekali tidak ada pembayaran. Ada kemungkinan kreditur terpaksa melakukan tindakan hukum, atau bahkan menderita kerugian dalam jumlah yang jauh lebih besar dari jumlah yang diperkirakan (pada saat pemberian kredit) dapat ditolerir (Siswanto, 2008). Menurut Veithzal dan Andria (2005) ada beberapa pengertian kredit bermasalah, yaitu: 1. Kredit yang di dalam pelaksanaannya belum mencapai atau memenuhi target yang diinginkan oleh pihak bank; 2. Kredit dimana terjadi cidera janji dalam pembayaran kembali sesuai perjanjian, sehingga terdapat tunggakan, atau ada potensi kerugian di perusahaan nasabah sehingga memiliki kemungkinan timbulnya risiko di kemudian hari bagi bank dalam arti luas; 3. Mengalami kesulitan di dalam penyelesaian kewajiban-kewajibannya, baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya dan pembayaran bunga, serta denda keterlambatan yang menjadi beban nasabah yang bersangkutan; 4. Kredit golongan kurang lancar, diragukan, dan macet serta golongan lancar yang berpotensi menunggak.

KAJIAN PUSTAKA Pengertian dasar tentang kredit bermasalah

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KAJIAN PUSTAKA Pengertian dasar tentang kredit bermasalah

5

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian dasar tentang kredit bermasalah

Dalam kasus kredit bermasalah, debitur mengingkari janji membayar

bunga dan pokok pinjaman mereka yang telah jatuh tempo, sehingga dalam hal ini

terjadi keterlambatan pembayaran atau sama sekali tidak ada pembayaran. Ada

kemungkinan kreditur terpaksa melakukan tindakan hukum, atau bahkan

menderita kerugian dalam jumlah yang jauh lebih besar dari jumlah yang

diperkirakan (pada saat pemberian kredit) dapat ditolerir (Siswanto, 2008).

Menurut Veithzal dan Andria (2005) ada beberapa pengertian kredit

bermasalah, yaitu:

1. Kredit yang di dalam pelaksanaannya belum mencapai atau memenuhi target

yang diinginkan oleh pihak bank;

2. Kredit dimana terjadi cidera janji dalam pembayaran kembali sesuai

perjanjian, sehingga terdapat tunggakan, atau ada potensi kerugian di

perusahaan nasabah sehingga memiliki kemungkinan timbulnya risiko di

kemudian hari bagi bank dalam arti luas;

3. Mengalami kesulitan di dalam penyelesaian kewajiban-kewajibannya, baik

dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya dan pembayaran bunga, serta

denda keterlambatan yang menjadi beban nasabah yang bersangkutan;

4. Kredit golongan kurang lancar, diragukan, dan macet serta golongan lancar

yang berpotensi menunggak.

Page 2: KAJIAN PUSTAKA Pengertian dasar tentang kredit bermasalah

6

Bagi bank semakin dini menganggap kredit yang diberikan menjadi bermasalah,

semakin baik karena akan berdampak semakin dini pula dalam upaya

penyelamatannya sehingga tidak terlanjur parah yang berakibat semakin sulit

penyelesaiannya.

Prinsip pemberian Kredit

Sebelum fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin kalau

kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan ini diperoleh

berdasarkan analisis kredit sebelum kredit tersebut disalurkan untuk mendapatkan

nasabah yang benar-benar menguntungkan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan

prinsip 5C, yaitu Character (Karakter), Capacity (Kapasitas), Capital (Modal),

Collateral (Jaminan), Condition (Kondisi) (Kasmir, 2004).

Sebab-sebab Terjadinya Kredit Bermasalah

Menurut Siswanto (2008) penyebab kredit bermasalah dapat berhulu pada

tiga macam sumber, yaitu faktor intern bank kreditur, ketidaklayakan debitur, dan

faktor-faktor ekstern.

a. Faktor intern bank yang dapat menjadi penyebab munculnya kredit bermasalah

adalah:

Rendahnya kemampuan atau ketajaman bank melakukan analisis

kelayakan permintaan kredit yang diajukan oleh calon debitur.

Lemahnya sistem informasi kredit serta sistem pengawasan dan

administrasi kredit mereka.

Page 3: KAJIAN PUSTAKA Pengertian dasar tentang kredit bermasalah

7

Campur tangan yang berlebihan dari para pemegang saham bank dalam

pemberian kredit.

Pengikatan jaminan kredit yang kurang sempurna

b. Debitur sebagai penyebab kredit bermasalah

Debitur bank terdiri dari dua kelompok, yaitu perorangan dan perusahaan atau

korporasi. Sumber dana pembayaran bunga dan angsuran kredit sebagian besar

debitur perorangan (consumer debtors) adalah penghasilan tetap mereka,

misalnya gaji, upah, honorarium dan sebagainya. Setiap jenis gangguan

terhadap kesinambungan keuangan mereka sehingga menyebabkan

ketidaklancaran pembayaran bunga dan/atau cicilan kredit. Penyebab kredit

bermasalah perorangan yang lain erat hubungannya dengan gangguan terhadap

diri pribadi debitur, misalnya kecelakaan, sakit, kematian dan perceraian.

c. Faktor esktern sebagai penyebab kredit bermasalah

Faktor ekstern pertama yang dapat mempengaruhi kondisi usaha debitur adalah

perkembangan kondisi ekonomi atau bidang usaha yang merugikan kegiatan

bisnis mereka. Menurunnya keuntungan akan menurunkan kemampuan debitur

melunasi kredit. Faktor ekstern kedua yang dapat mempengaruhi keberhasilan

usaha dan kemampuan debitur mengembalikan pinjaman adalah bencana alam

seperti gempa bumi, banjir, badai, musim kemarau yang berkepanjangan,

kebakaran, dan sebagainya.

Page 4: KAJIAN PUSTAKA Pengertian dasar tentang kredit bermasalah

8

Dampak Kredit Bermasalah

Menurut Siswanto (2008) kredit bermasalah dalam jumlah besar dapat

mendatangkan dampak yang tidak menguntungkan baik bagi bank pemberi kredit,

dunia perbankan pada umumnya, maupun terhadap kehidupan ekonomi/moneter

negara.

a. Dampak terhadap kelancaran operasi bank pemberi kredit

Sebuah bank yang dirongrong oleh problem kredit bermasalah dalam jumlah

besar akan mengalami berbagai macam kesulitan operasional karena hal-hal

yang berikut.

Oleh kebanyakan bank sentral, kredit bermasalah dikategorikan sebagai

aktiva produktif bank yang diragukan kolektibitasnya. Untuk menjaga

keamanan dana para deposan, bank sentral mewajibkan bank umum

menyediakan cadangan penghapusan kredit bermasalah.

Sebuah bank yang dirongrong oleh kredit bermasalah dalam jumlah besar

cenderung menurun profitibilitasnya.

Kerugian yang ditanggung bank dari kredit bermasalah akan mengurangi

jumlah modal sendiri mereka.

b. Dampak terhadap dunia perbankan

Bilamana jumlah bank bermasalah dalam suatu negara cukup besar maka

tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank pada umumnya akan menurun,

Page 5: KAJIAN PUSTAKA Pengertian dasar tentang kredit bermasalah

9

sehingga mau tidak mau sistem perbankan di setiap negara itu akan terganggu.

Penyelesaian kredit bermasalah secara berhasil sangat penting artinya bagi

sistem perbankan di setiap negara manapun di dunia ini. Hal itu disebabkan

karena kesulitan operasional yang dihadapi oleh sebuah bank, dapat membawa

dampak yang tidak menguntungkan bagi bank-bank lain yang beroperasi di

negara yang bersangkutan.

c. Dampak terhadap kehidupan ekonomi/moneter negara

Dengan munculnya kredit bermasalah, dana yang telah diberikan bank kepada

debitur untuk sementara atau seterusnya tidak kembali lagi kepada bank yang

meminjamkannya. Oleh karena itu, dana yang seharusnya dapat dipinjamkan

lagi kepada para debitur lain yang membutuhkannya untuk mendanai operasi

atau perluasan operasi bisnis mereka, tidak dapat diberikan lagi. Dengan

demikian, perputaran dana bank terhenti dan seluruh dampak positif yang dapat

ditimbulkan oleh penyaluran kredit tidak dapat terjadi. Dengan terhentinya

perputaran dana tersebut, peranan bank sebagai lembaga perantara

(intermediary) antara pemilik dana surplus yang menitipkan dananya pada

bank dengan mereka yang membutuhkan dana juga tidak dapat berfungsi

secara penuh.

Page 6: KAJIAN PUSTAKA Pengertian dasar tentang kredit bermasalah

10

Cara Penyelesaian Kredit Bermasalah

Untuk menyelesaikan dan menyelamatkan kredit yang dikategorikan

macet, dapat ditempuh usaha-usaha sebagai berikut: (Siamat, 1993)

a. Rescheduling (Penjadwalan Ulang)

Yaitu perubahan syarat kredit hanya menyangkut jadwal pembayaran dan atau

jangka waktu termasuk masa tenggang serta perubahan besarnya angsuran

kredit. Tidak semua debitur dapat diberikan kebijakan ini oleh bank, melainkan

hanya kepada debitur yang menunjukkan itikad baik dan karakter yang jujur

serta memiliki kemauan untuk melunasi kreditnya.

b. Reconditioning (Persyaratan Ulang)

Yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas

pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu, tingkat suku bunga,

penundaan pembayaran sebagian atau seluruh bunga dan persyaratan lainnya.

Debitur yang bersifat jujur, terbuka dan ‘cooperative’ yang usahanya sedang

mengalami kesulitan keuangan dan diperkirakan masih dapat beroperasi

dengan menguntungkan, kreditnya dapat dipertimbangkan untuk dilakukan

persyaratan ulang.

c. Restructuring (Penataan Ulang)

Yaitu perubahan syarat kredit yang menyangkut penambahan dana bank dan

konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru

serta sebagian dari kredit menjadi penyertaan bank atau mengambil partner

yang lain untuk menambah penyertaan.

Page 7: KAJIAN PUSTAKA Pengertian dasar tentang kredit bermasalah

11

Pinjaman yang Diberikan dan Piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif

dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di

pasar aktif, kecuali: (Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia,2008)

a. pinjaman yang diberikan dan piutang yang dimaksudkan oleh entitas untuk

dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok

diperdagangkan, serta pinjaman yang diberikan dan piutang yang pada saat

pengakuan awal oleh entitas ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur

pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;

b. pinjaman yang diberikan dan piutang yang pada saat pengakuan awal

ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau

c. pinjaman yang diberikan dan piutang dalam hal pemilik mungkin tidak

akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang

disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang,

dan diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual.

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia NOMOR 13/ 26 /PBI/2011

Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/19/PBI/2006

Tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan

Aktiva Produktif Bank Perkreditan Rakyat menyebutkan bahwa Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif, yang selanjutnya disebut PPAP adalah cadangan

yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari baki debet berdasarkan

Page 8: KAJIAN PUSTAKA Pengertian dasar tentang kredit bermasalah

12

penggolongan kualitas Aktiva Produktif. Penyisihan penghapusan aktiva produktif

(PPAP) berfungsi sebagai cadangan biaya antisipasi terhadap kerugian, yang

ditempatkan pada pos aktiva pada suatu neraca pada laporan keuangan. Biasanya

PPAP diperhitungkan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap penambahan dan

pengurang dari suatu laporan laba rugi. Untuk mengantisipasi potensi kerugian,

bank wajib membentuk Penyisihan Penghapusan Aktiva (PPA) terhadap Aktiva

Produktif dan Aktiva Non Produktif. PPA meliputi cadangan umum untuk Aktiva

Produktif, dan cadangan khusus untuk Aktiva Non Produktif. Aktiva produktif

memang berfungsi untuk memperoleh pendapatan utama bank. Sebagai sumber

utama, pada aset ini juga terdapat risiko besar. Potensi kerugian yang diakibatkan

oleh buruknya tingkat kolektibilitas aset ini dapat membawa kebangkrutan bank

oleh karena itu bank wajib membentuk Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

(PPAP) berupa cadangan umum dan cadangan khusus guna menutupi risiko

kemungkinan kerugian tersebut. Cadangan yang dibentuk dari aktiva produktif ini

terdiri dari:

1. PPAP umum sebagaimana dimaksud di atas ditetapkan paling kurang sebesar

0,5% (lima permil) dari Aktiva Produktif yang memiliki kualitas Lancar.

2. PPAP khusus yang ditetapkan paling kurang sebesar:

a. 10% (sepuluh perseratus) dari Aktiva Produktif dengan kualitas Kurang

Lancar setelah dikurangi dengan nilai agunan;

b. 50% (lima puluh perseratus) dari Aktiva Produktif dengan kualitas

Diragukan setelah dikurangi dengan nilai agunan; dan

Page 9: KAJIAN PUSTAKA Pengertian dasar tentang kredit bermasalah

13

c. 100% (seratus perseratus) dari Aktiva Produktif dengan kualitas Macet

setelah dikurangi dengan nilai agunan.

Penggunaan nilai agunan sebagai faktor pengurang dalam perhitungan PPAP

hanya dapat dilakukan untuk Aktiva Produktif. Nilai agunan yang diperhitungkan

sebagai pengurang dalam pembentukan PPAP ditetapkan sebesar:

Tabel 2.0: Nilai agunan yang diperhitungkan sebagai pengurang dalam

pembentukan PPAP

Bobot Sifat Agunan

100%

Likuid: Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Utang Negara (SUN),

Tabungan/Deposito yang diblokir, dan logam mulia.

85% Emas perhiasan (nilai pasar)

80%

Tanah, bangunan atau rumah yang memiliki sertifikat yang diikat

dengan hak tanggungan;

70%

Resi gudang yang penilaiannya dilakukan kurang dari atau sampai

dengan 12 (dua belas) bulan dan sejalan dengan Undang-Undang serta

ketentuan dan prosedur yang berlaku.

60%

Tanah, bangunan atau rumah yang memiliki sertifikat yang tidak diikat

dengan hak tanggungan (NJOP).

50%

Tanah atau bangunan dengan bukti kepemilikan berupa Surat Girik

(letter C) atau yang dipersamakan dengan itu termasuk Akta Jual

Beli (AJB) yang dibuat oleh notaris dilampirkan surat

pemberitahuan pajak terhutang (SPPT) pada satu tahun terakhir;

Tempat usaha//kios/lapak yang disertai bukti kepemilikan yang

dikeluarkan oleh pengelola yang sah dan disertai dengan surat

kuasa menjual (harga pasar, harga sewa).

Kendaraan bermotor, kapal atau perahu bermotor yang disertai

dengan bukti kepemilikan dan telah dilakukan pengikatan sesuai

ketentuan yang berlaku (nilai pasar).

Page 10: KAJIAN PUSTAKA Pengertian dasar tentang kredit bermasalah

14

Tabel 2.0 Lanjutan

Resi gudang yang penilaiannya dilakukan lebih dari 12 (dua belas)

bulan sampai dengan 18 (delapan belas) bulan dan sejalan dengan

Undang-Undang serta ketentuan dan prosedur yang berlaku.

Bagian dana yang dijamin oleh BUMN/BUMD yang melakukan

usaha sebagai penjamin kredit.

30%

Kendaraan bermotor, kapal atau perahu bermotor yang disertai

bukti kepemilikan dan disertai dengan surat kuasa menjual yang

disahkan oleh notaris (nilai pasar).

Resi gudang yang penilaiannya dilakukan lebih dari 18 (delapan

belas) bulan namun belum melampaui 30 (tiga puluh) bulan dan

sejalan dengan Undang-Undang serta ketentuan dan prosedur yang

berlaku.

BPR wajib melakukan penilaian atas agunan untuk mengetahui nilai

ekonomisnya. Dalam hal BPR tidak melakukan penilaian agunan maka agunan

tersebut tidak diperhitungkan sebagai faktor pengurang PPAP. BPR dilarang

memperhitungkan agunan sebagai pengurang dalam pembentukan PPAP apabila

agunan tersebut tidak ada, tidak dapat diketahui keberadaannnya dan/atau tidak

dapat dieksekusi. Bank Indonesia berwenang melakukan perhitungan kembali

atau tidak mengakui nilai agunan yang telah diperhitungkan sebagai pengurang

dalam pembentukan PPAP apabila BPR tidak memenuhi ketentuan. BPR wajib

melakukan penyesuaian perhitungan PPAP sesuai dengan perhitungan yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam laporan-laporan yang disampaikan kepada

Bank Indonesia dan/atau laporan publikasi sesuai dengan ketentuan Bank

Indonesia yang berlaku.

Page 11: KAJIAN PUSTAKA Pengertian dasar tentang kredit bermasalah

15

Untuk kredit bermasalah, salah satu upaya untuk meminimalkan potensi

kerugian pada kredit bermasalah tersebut adalah bahwa bank juga dapat

melakukan restrukturisasi kredit untuk debitur yang mengalami kesulitan

pembayaran pokok dan atau bunga kredit namun masih memiliki prospek usaha

yang baik dan mampu memenuhi kewajiban setelah dilakukan restruktuirisasi.

Bank dilarang melakukan restrukturisasi kredit dengan tujuan hanya untuk

menghindari penurunan kualitas kredit, peningkatan pembentukan PPA, atau

penghentian pengakuan pendapatan bunga secara akrual. Untuk itu bank wajib

memiliki kebijakan dan prosedur tertulis mengenai restrukturisasi kredit yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan manajemen risiko bank.

Penentuan Penyisihan Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan

Pengakuan penyisihan aktiva produktif dengan menggunakan metode

cadangan akan membawa konsekuensi pada penentuan besarnya penyisihan dan

cadangan yang akan disajikan dalam neraca maupun laporan laba/rugi. Untuk

menentukan besarnya cadangan dikenal ada dua pendekatan yaitu: (Taswan,

2008).

1. Pendekatan Laba / Rugi

Yaitu terlebih dahulu ditentukan besarnya PPAP yang akan disajikan ke

dalam Laba/ Rugi, sedangkan besarnya cadangan PPAP ditentukan berapa

persen kemudian bergantung dari baki debet aktiva produktifnya.

Page 12: KAJIAN PUSTAKA Pengertian dasar tentang kredit bermasalah

16

2. Pendekatan Neraca

Kalau pendekatan neraca yang harus ditentukan terlebih dahulu adalah

Cadangan Penghapusan Aktiva Produktif. Dalam hal ini adalah piutang

yang tak tertagih.