85
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT BERMASALAH OLEH DEBITUR GERAI KREDIT VERENA BOGOR Oleh ASTRI MARLIA SAMTI H24087023 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

Embed Size (px)

DESCRIPTION

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBALIAN KREDIT BERMASALAH OLEH DEBITUR GERAI KREDIT VERENA BOGOR

Citation preview

Page 1: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENGEMBALIAN KREDIT BERMASALAH OLEH DEBITUR

GERAI KREDIT VERENA BOGOR

Oleh

ASTRI MARLIA SAMTI

H24087023

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 2: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

�i

RINGKASAN

ASTRI MARLIA SAMTI. H24087023. Faktor-Faktor yang MempengaruhiPengembalian Kredit Bermasalah di Gerai Kredit Verena Bogor. Di bawahbimbinganFARIDA RATNA DEWI.

Pada saat ini Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), telah menjadialternatif sumber pembiayaan bagi masyarakat. Masyarakat semakin familiardengan keberadaan berbagai jenis lembaga keuangan bukan bank ini. LKBBmemiliki beberapa nilai tambah dibandingkan perbankan seperti prosedurpembiayaan yang tergolong lebih sederhana, adanya aspekikatan emosional(keanggotaan), serta pendekatan lebih personal dari pegawai LKBB. Walaupunterkadang LKBB mengenakan suku bunga yang lebih tinggi dibandingkanlembaga perbankan. Penguatan lembaga keuangan melalui penyediaan kreditdapat memberikan kesinambungan bagi usaha. Pemberian kredit mengandungsuatu tingkat resiko tertentu dimana ada kemungkinan kredit tidak tertagih.Walaupun hal ini telah di antisipasi melalui analisa 5C, kredit bermasalah tetapada dalam lingkungan lembaga pembiayaan. Hampir seluruh lembaga pembiayaanpernah mengalami kredit bermasalah, salah satunya adalah GKV Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik debiturGKV yang mengalami kredit bermasalah, menganalisis faktor-faktor yangmempengaruhi pengembaliankredit debitur GKV yang bermasalah, menyusunimplikasi manajerial guna mengurangi kredit bermasalah di GKV. Metodepenelitian yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi analisis kuantitatifdan analisis kualitatif.Data kualitatif disajikan melalui metode deskriptif denganmenggunakan tabulasi untuk mendukung data kuantitatif sedangkan datakuantitatif ini diolah dengan menggunakanSPSS versi 15.

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diperolehkesimpulan sebagai berikut : karakteristik debitur GKV Bogor yang mengalamikredit bermasalah sebagian besar berada pada usia 31-40 tahun, dengan jeniskelamin perempuan, memiliki status menikah, lulusan pendidikan SMU, lamamenempati tempat tinggal selama 1-10 tahun, kepemilikan tempat tinggal adalahmilik sendiri, memilikijarak lokasi rumah dengan GKV sejauh 1-10 km,memilikijumlah tanggungan keluarga sebanyak 2-3 orang, memiliki pinjaman lain,pengalaman usaha antara 0-10 tahun, memiliki omset usaha antaraRp1.000.000,00€Rp20.000.000,00 per bulan, memiliki agunan berupahousehold,dengan suku bunga tinggi dan berada dalam jangka waktu pengembalian kreditantara 7-12 bulan.

Faktor-faktor yang berpengaruh nyata(significant)terhadap pengembaliankredit adalah variabel lama menempatitempat tinggal, variabel pinjaman lain danvariabel suku bunga.Dilihat dari nilai P sebesar(0,087) < • 10% makaX5 (lamamenempati tempat tinggal)berpengaruh nyata terhadap Y.Dilihat dari nilai Psebesar(0,004) < • 10% maka X9 (pinjaman lain)berpengaruh nyata terhadap Y.Dilihat dari nilai Psebesar(0,002) < • 10% maka X13 (suku bunga)berpengaruhnyata terhadap Y.

Page 3: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENGEMBALIAN KREDIT BERMASALAH OLEH DEBITUR

GERAI KREDIT VERENA BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ASTRI MARLIA SAMTI

H24087023

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 4: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian KreditBermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

Nama : Astri Marlia Samti

NIM : H24087023

Disetujui,Dosen Pembimbing

Farida Ratna Dewi, SE, MMNIP. 19710307 200501 2 001

MengetahuiKetua Departemen

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M. ScNIP. 19610123 198601 1 002

Tanggal Lulus :

Page 5: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 08 Maret 1985. Penulis

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara kandung dari pasangan H.

Syamsaini (alm) dan Hj. Suryati. Penulis berkesempatan menempuh pendidikan

formal di TK Melati Bogor, lalu melanjutkan ke SDN 1 Gunung Batu, Bogor,

pada tahun (1991-1997), dilanjutkan kembali ke SLTPN 4 Bogor, pada tahun

(1997-2000), dan penulis menempuh masa remaja di SMUN 2 Bogor, pada tahun

(2000-2003) pada program IPA.

Pada tahun 2003 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui Ujian

Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) pada Program Studi Diploma III

Manajemen Bisnis Perikanan (MBP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan

(FPIK) lulus pada tahun 2006. Dalam masa studi penulis aktif dalam beberapa

organisasi dan kegiatan kemahasiswaan seperti himpro, paduan suara Agria Swara

Institut Pertanian Bogor. Penulis melanjutkan studi di Program Sarjana Alih Jenis

Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor sejak akhir tahun 2008 hingga awal tahun 2011.

Prestasi yang didapatkan selama masa kuliah adalah mengikuti kompetisi

paduan suara bersama PSM Agria Swara IPB, mengikuti beberapa organisasi

mahasiswa seperti BEM dan ikut serta dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

Kegiatan ini dilakukan pada saat penulis masih aktif kuliah dan belum bekerja.

Penulis saat ini bekerja di PT Verena Oto Finance selama 20 bulan dan pernah

bekerja di PT Mitra Bisnis Keluarga Ventura selama 15 bulan.

Page 6: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt, karena atas rahmatNya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang disusun oleh

penulis dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit

Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor.

Tak ada gading yang tak retak sehingga skripsi ini masih harus terus

diperbaharui dan disempurnakan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya, sehingga

penelitian ini dapat berguna untuk pihak terkait, dan menjadi sebuah kebanggaan

bagi institusi, juga secara khusus bagi penulis.

Bogor, Februari 2011

Penulis

Page 7: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM sebagai dosen pembimbing yang dengan

sabar memberikan bimbingan, dorongan, saran dan perhatiannya yang sangat

berarti bagi penulis hingga penyusunan skripsi ini selesai.

2. Ibu Hardiana Widyastuti S.Hut, MM atas kesediaannya menjadi dosen

penguji departemen pada ujian sidang penulis yang telah memberi kritik dan

saran demi perbaikan skripsi ini.

3. Ibu Wita Juwita Ermawati, STP, MM atas kesediaannya menjadi dosen

penguji departemen pada ujian sidang penulis yang telah memberi kritik dan

saran demi perbaikan skripsi ini.

4. Bapak Reidha Syahputra dan Ibu Ita Ambarsari yang telah banyak

membantu dalam pengumpulan data dan memberikan informasi yang sangat

berguna dalam penelitian ini.

5. Orang tuaku tercinta H. Syamsaini (alm) dan Hj Suriati yang selalu

mendoakan, memberi semangat, dan mendukung penulis dengan penuh kasih

sayang. Semoga ini dapat menjadi persembahan yang terbaik bagi keluarga.

6. Saudara kandungku : Septian Arianda dan Ana Gustiani atas bantuan

tanpa pamrih dalam menyukseskan pembuatan skripsi ini.

7. Teman seperjuanganku Dewi Kashita R atas bantuannya berbagi

pemikiran bersama penulis serta teman satu bimbinganku (duo Irma dan

Etha), atas masukannya.

8. Kakakku tersayang, mas Hery Rudita atas pengertian dan semangatnya.

9. Seluruh staf sekretariat program sarjana alih jenis manajemen yang telah

membantu penulis.

10. Teman-teman di GKV Bogor yang tidak bisa disebutkan satu persatu,

terimakasih atas bantuannya.

11. Sahabat-sahabatku “Gerombolan Siberat“ yang selalu memberikan

support, walaupun sedang bekerja di kantornya masing-masing, terima kasih

atas smsnya setiap hari.

Page 8: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

vi

DAFTAR ISI

HalamanRINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................ v

DAFTAR ISI................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. x

I. PENDAHULUAN...................................................................................... 11.1. Latar Belakang.................................................................................. 11.2. Perumusan Masalah.............................................................................. 31.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 41.4. Batasan Penelitian ............................................................................ 41.5. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 52.1. Lembaga Keuangan ......................................................................... 52.2. Kredit ............................................................................................... 6

2.2.1 Pengertian Kredit .................................................................... 62.2.2 Jenis Kredit ............................................................................. 72.2.3 Tujuan dan Fungsi Kredit ........................................................ 92.2.4 Unsur-Unsur Kredit ................................................................. 102.2.5 Analisa Kredit . ........................................................................ 112.2.6 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit ............................................. 132.2.7 Pengawasan Kredit................................................................... 152.2.8 Prosedur Penyaluran Kredit ...................................................... 152.2.9 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kredit Bermasalah............ 162.2.10 Penanganan Kredit Bermasalah .............................................. 182.2.11 Prosedur Pengembalian Kredit ............................................... 202.2.12 Kolektibilitas Kredit .............................................................. 21

2.3. Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................ 222.4. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 23

III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 263.1. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 273.2. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................. 273.3. Jumlah Populasi dan Metode Penarikan Sampel……………………... 283.4. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 293.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................. 29

3.5.1 Analisis Deskriftif .................................................................... 30

Page 9: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

vii

3.5.2 Analisis Regresi Logistik ......................................................... 303.6. Definisi Operasional ........................................................................ 33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 354.1. Verena Multi Finance ...................................................................... 354.2. Stuktur Organisasi GKV Bogor......................................................... 364.3. Prosedur Penyaluran Kredit .............................................................. 404.4. Prosedur Pengembalian Kredit dari Debitur ...................................... 444.5. Pola Pengembalian Kredit Pada GKV Bogor Berdasarkan

Karakteristik Debitur ........................................................................ 454.6. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pengembalian

Kredit Bermasalah di GKV Bogor .................................................... 544.7. Metode Analisis 5C (the five of credit) ............................................. 554.8. Implikasi Manajerial ......................................................................... 57

KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 581. Kesimpulan....................................................................................... 582. Saran ................................................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 59

Page 10: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

viii

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Data perkembangan kredit bermasalah GKV periode April – Juni 2010 ...... 3

2. Suku bunga dan biaya administrasi di GKV Bogor ..................................... 36

3. Pola pengembalian kredit berdasarkan usia ................................................ 45

4. Pola pengembalian kredit berdasarkan jenis kelamin .................................. 46

5. Pola pengembalian kredit berdasarkan status .............................................. 46

6. Pola pengembalian kredit berdasarkan tingkat pendidikan .......................... 47

7. Pola pengembalian kredit berdasarkan lama menempati tempat tinggal ...... 47

8. Pola pengembalian kredit berdasarkan kepemilikan tempat tinggal ............ 48

9. Pola pengembalian kredit berdasarkan jarak rumah dengan GKV ................. 48

10. Pola pengembalian kredit berdasarkan jumlah tanggungan keluarga ......... 49

11. Pola pengembalian kredit berdasarkan pinjaman lain ............................... 49

12. Pola pengembalian kredit berdasarkan pengalaman usaha ........................ 50

13. Pola pengembalian kredit berdasarkan omset usaha ................................. 51

14. Pola pengembalian kredit berdasarkan agunan ......................................... 51

15. Pola pengembalian kredit berdasarkan suku bunga ................................... 52

16. Pola pengembalian kredit berdasarkan jangka waktu pengembaliankredit GKV............................................................................................... 53

17. Faktor yang berpengaruh nyata (significant) terhadap pengembaliankredit………………………………………………………………………. 54

18. Faktor yang tidak berpengaruh nyata (tidak significant) terhadappengembalian kredit.................................................................................. 55

19. Pola pengembalian kredit berdasarkan metode analisis 5C...…………….. 56

Page 11: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Sistem lembaga keuangan .......................................................................... 5

2. Prosedur pemberian kredit .......................................................................... 16

3. Kerangka pemikiran operasional GKV Bogor ............................................. 27

4. Struktur organisasi GKV Bogor……………………………………………... 40

Page 12: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Hasil pengolahan regresi logistik mengenai faktor-faktor yangmempengaruhi pengembalian kredit oleh debitur GKV Bogor.................... 62

2. Brosur yang digunakan GKV Bogor ........................................................... 65

3. Kuisioner penelitian.................................................................................... 66

4. Kuisioner penelitian.................................................................................... 68

Page 13: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lembaga keuangan adalah perantara keuangan yang membantu

pemindahan dana dari pemasok ke peminta dana. Lembaga keuangan dapat

dibedakan menjadi lembaga keuangan depositori (bank), perusahaan asuransi,

perusahaan sekuritas dan bank investasi, reksa dana, serta perusahaan

pembiayaan. Lembaga keuangan merupakan suatu lembaga yang bertugas

memberikan layanan yang menyangkut keuangan didalamnya pemberian jasa

bantuan modal atau pembiayaan (Siamat, 2004).

Sistem lembaga keuangan di Indonesia terbagi menjadi 2 kategori yaitu

perbankan dan non bank. Perbankan ini di awasi oleh bank Indonesia yang terbagi

menjadi bank umum dan bank perkreditan rakyat. Sedangkan non bank diawasi

langsung oleh departemen keuangan diantaranya terdiri dari perusahaan asuransi,

lembaga pembiayaan, perusahaan modal ventura, perusahaan penjaminan, dana

pensiun, pegadaian dan pasar modal.

Pada saat ini Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), telah menjadi

alternatif sumber pembiayaan bagi masyarakat. Masyarakat semakin familiar

dengan keberadaan berbagai jenis lembaga keuangan bukan bank ini karena

memiliki beberapa nilai tambah dibandingkan perbankan seperti prosedur

pembiayaan yang tergolong lebih sederhana, adanya aspek ikatan emosional

(keanggotaan), serta pendekatan lebih personal dari pegawai LKBB. Walaupun

terkadang LKBB mengenakan suku bunga/imbalan hasil pembiayaan yang lebih

tinggi dibandingkan lembaga perbankan, namun berbagai keunggulan tersebut

menyebabkan sebagian kelompok masyarakat menggunakan jasa LKBB.

Kualitas aktiva produktif perusahaan pembiayaan secara keseluruhan

terbilang lancar. Menurut perhitungan Kepala Biro Pembiayaan dan Penjaminan

Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), M.

Ichsanoeddin, Kredit macet atau non performing loan (NPL) perusahaan

pembiayaan atau multifinance hingga semester II 2008 hanya berkisar 2 persen.

Kredit macet terbesar ada pada pembiayaan anjak piutang sebesar 8,6 persen,

kartu kredit sebesar 3,4 persen, sewa guna usaha 1,4 persen dan pembiayaan

Page 14: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

2

konsumen 1,8 persen. Jumlah multifinance yang berada dalam pengawasan

Bapepam-LK hingga akhir tahun lalu berjumlah 212 buah dengan jumlah

pembiayaan senilai Rp 135,6 triliun. (www. suara pembaruan.com, 20 May 2010).

Lembaga pembiayaan telah menciptakan berbagai produk perkreditan.

Segmen kredit mikro telah menjadi industri keuangan yang dibuka untuk

persaingan secara luas tanpa proteksi khusus antara perbankan, koperasi dan

lembaga keuangan lainnya. Penguatan lembaga keuangan melalui penyediaan

kredit dan pelatihan untuk memperluas jasa pelayanan keuangan yang layak dapat

memberikan kesinambungan bagi pengembangan usaha baik secara individu

maupun kelompok.

Indonesia merupakan salah satu negara yang pernah mengalami krisis

moneter. Salah satu faktor penyebab keterlambatan pemulihan kondisi ini adalah

manajemen kredit yang masih tertinggal dengan negara lain. Krisis ekonomi ini

dapat diselesaikan apabila generasi bangsa ini lebih intensif dan berkreasi

memberikan inovasi pemikiran dalam berbagai tekanan ekonomi baik domestik

dan internasional (Fahmi dan Lavianti, 2010).

Perkembangan ilmu manajemen perkreditan telah berkembang begitu

pesat seiring dengan munculnya berbagai kasus dalam bidang perkreditan. Kasus

subprime mortgage di Amerika Serikat memberikan informasi yang kuat agar

lembaga keuangan berhati-hati dalam keputusan kredit walaupun kepercayaan

merupakan modal awal lembaga pembiayaan dalam menjalankan usahanya.

Analisa kredit adalah proses menganalisa dan menilai prospek calon

debitur guna memperoleh indikasi kemungkinan terjadinya default (kegagalan

debitur membayar kembali kredit yang diterimanya). Langkah tepat untuk

mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi dalam pemberian kredit

adalah melakukan teknik analisa pemberian kredit (Siamat, 2004).

Pemberian kredit mengandung suatu tingkat resiko tertentu dimana ada

kemungkinan kredit tidak tertagih. Walaupun berbagai antisipasi telah dilakukan,

kredit bermasalah tetap ada dalam lingkungan lembaga pembiayaan. Hampir

seluruh lembaga pembiayaan pernah mengalami kredit bermasalah, salah satunya

adalah Gerai Kredit Verena Bogor. Berikut ini adalah data perkembangan kredit

bermasalah di GKV Bogor :

Page 15: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

3

Tabel 1. Data perkembangan overdue di Gerai Kredit Verena Bogor

No BulanJumlahDebitur

Menunggak

JumlahDebitur Aktif

Persentase(%)

1 April 61 586 10.412 Mei 86 607 14.173 Juni 123 639 19.254 Juli 154 688 22.38

Sumber : Data diolah, 2010

Tabel 1 di atas menunjukan adanya kenaikan angka overdue di Gerai Kredit

Verena. Overdue adalah keterlambatan pembayaran angsuran melewati tanggal

jatuh tempo setiap bulannya. Overdue yang mengalir setiap bulannya akan

menjadi kredit bermasalah apabila tidak dilakukan penanganan secepatnya.

Overdue merupakan indikasi awal terjadinya kredit bermasalah.

1.2. Perumusan Masalah

Gerai Kredit Verena Bogor berlokasi di Jalan Otoiskandardinata no 10 RT

03 RW 01 Babakan Pasar, Bogor Tengah 16161. Pada saat ini memiliki satu buah

outlet (kantor cabang pembantu) yang berlokasi di jalan Hankam RT 02 RW 04

Desa Leuwimalang Cisarua Bogor 16750.

GKV memiliki kendala dalam menjalankan bisnisnya yaitu besarnya

jumlah debitur bermasalah yang diawali dari kenikan overdue. Jumlah debitur

bermasalah pada bulan Juli 2010 sebanyak 154 orang dengan kategori 73 orang

masih mampu mengangsur dan 81 orang dalam kategori tidak mampu

mengangsur. Hal ini mengakibatkan perjalanan kredit terhenti atau disebut juga

wanprestasi. Kredit bermasalah juga menghambat dampak ganda positif

(multiplier effects) investasi dana karena dana yang dikreditkan pada debitur tidak

kembali pada kreditur sehingga dana tersebut tidak dapat dikreditkan pada debitur

lain yang membutuhkan dana (Fahmi dan Lavianti, 2010).

Dampak yang dapat ditimbulkan dari kondisi seperti ini adalah

menurunnya kinerja GKV di mata bank sentral karena NPL (Non Performing

Loan) sebesar 10 persen selama satu tahun terakhir. Hakikatnya semakin rendah

NPL maka semakin baik dan efektif, hal ini berdasarkan ketentuan Bank

Indonesia yang menyebutkan bahwa rasio NPL yang efektif sebesar 5 persen.

Page 16: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

4

(www. Suara Pembaruan.com, 20 May 2010). Berdasarkan uraian tersebut, dapat

dirumuskan permasalahan yang akan diteliti antara lain :

1. Bagaimana karakteristik debitur bermasalah di GKV?

2. Bagaimana proses penyaluran dan penilaian kredit pada GKV?

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pengembalian kredit bermasalah

oleh debitur GKV?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi karakteristik debitur GKV yang mengalami kredit

bermasalah.

2. Mengetahui prosedur penyaluran dan penilaian kredit di GKV.

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian kredit

bermasalah oleh debitur GKV.

1.4. Batasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi pengembalian kredit bermasalah oleh debitur GKV yang

berlangsung sejak tahun 2009-2010.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan

pertimbangan bagi berbagai pihak yang berkepentingan, antara lain :

1. Bahan pertimbangan GKV dalam mengambil kebijakan terhadap calon debitur

yang akan mengajukan kredit.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan

menjadi referensi serta bahan masukan untuk menambah wawasan bagi pihak

lain yang berkepentingan.

Page 17: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lembaga Keuangan

Sistem lembaga keuangan di Indonesia terbagi menjadi 2 kategori yaitu

perbankan dan non bank. Perbankan ini di awasi oleh bank Indonesia yang terbagi

menjadi bank umum dan bank perkreditan rakyat. Sedangkan non bank diawasi

langsung oleh departemen keuangan yang membawahi perusahaan asuransi,

lembaga pembiayaan, perusahaan modal ventura, perusahaan penjaminan, dana

pensiun, pegadaian dan pasar modal. Lembaga keuangan dapat dibedakan menjadi

lembaga keuangan depositori (bank), perusahaan asuransi, perusahaan sekuritas

dan bank investasi, reksa dana, serta perusahaan pembiayaan.

Masyarakat luas belum mengetahui perbedaan yang jelas antara bank dan

lembaga pembiayaan, terkadang masyarakat masih menganggap lembaga

pembiayaan adalah bank. Walaupun bergerak dalam bidang keuangan tetapi jelas

bank dan lembaga pembiayaan berbeda dalam banyak hal. Lembaga pembiayaan

adalah badan usaha yang didirikan secara khusus untuk melakukan kegiatan

termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan, diantaranya perusahaan sewa

guna usaha (leasing company), perusahaan modal ventura (ventura capital

company), perusahaan perdagangan surat berharga (security company),

perusahaan anjak piutang (factoring company), perusahaan kartu kredit (credit

card company), perusahaan pembiayaan konsumen (consumers finance company).

SistemKeuanganIndonesia

Perbankan Bukan Bank

BankIndonesia

UU No.23/1999Bank

Umum

BankPerkreditan

Rakyat

Dep. Keuangan

PerusahaanModal

Ventura

PerusahaanPenjaminan

LembagaPembiayaan

Kepres61/98

AsuransiuU No.

2/1992

DanaPensiun

UU 11/92

PasarModal

UU 8/95

PegadaianPP 10/90

Gambar 1. Sistem lembaga keuangan (Siamat, 2004)

Page 18: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

6

Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan

pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak

menarik dana secara langsung dari masyarakat. Sewa guna usaha (leasing)

merupakan suatu perjanjian penyediaan barang-barang modal yang digunakan

untuk suatu jangka waktu tertentu. Keunggulan leasing adalah pembiayaan penuh,

lebih fleksibel, merupakan sumber pembiayaan alternative, off balance sheet,

dapat diatur mengikuti arus dana, terproteksi terhadap inflasi dan terlindung dari

keausan teknologi.

Perusahaan pembiayaan konsumen (consumers finance company) adalah

badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang

berdasarkan kebutuhan konsumen dengan system pembayaran angsuran atau

berkala seperti pembiayaan kendaraan roda empat dan roda dua, elektronik,

furniture maupun perumahan. Kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat,

membuat masyarakat menjatuhkan pilihannya untuk menggunakan jasa lembaga

pembiayaan. Lembaga pembiayaan terkemuka yang berdiri di Bogor antara lain :

PT Federal International Finance, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk, PT

Summit Oto Finance (SOF), PT Wahana Ottomitra Multiartha (WOM), PT

Bussan Auto Finance (BAF), PT Toyota Astra Financial Service (TA Finance),

PT Indomobil Finance, PT BCA Finance (BCAF), Astra Credit Companies (ACC)

dan Oto Multi Artha. (Majalah kredit guide, 1 juni 2010).

2.2. Kredit

2.2.1 Pengertian kredit

Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti

kepercayaan, oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Seorang

ataupun badan yang memberikan kredit (disebut kreditur) percaya bahwa

penerima kredit (disebut debitur) pada masa yang akan datang akan sanggup

memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan berupa uang, barang atau jasa

(Fahmi dan Lavianti, 2010).

Pengertian kredit menurut UU No.10 tahun 1998 tentang perubahan

UU No.7 tahun 1992 mendefinisikan kredit adalah penyediaan uang atau

tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan

Page 19: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

7

pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu

dengan pemberian bunga.

Definisi kredit menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia

(PAPI) adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan

itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank

dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau pembagian hasil

keuntungan (Fahmi dan Lavianti, 2010).

2.2.2 Jenis kredit

Fahmi dan Lavianti (2010) mengklasifikasikan jenis kredit yang

disalurkan oleh bank/lembaga keuangan dilihat dari berbagai segi yaitu :

1. Segi kegunaan

a. Kredit investasi :

Kredit yang digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau

membangun proyek/pabrik baru dengan masa pemakaian relatif lama

dan untuk kegunaan kegiatan utama suatu perusahaan.

b. Kredit modal kerja :

Kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam

operasionalnya. Kredit modal kerja merupakan kredit pendukung dari

kredit investasi yang ada.

2. Segi tujuan kredit

a. Kredit produktif :

Kredit produktif digunakan untuk peningkatan usaha, produksi atau

investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

b. Kredit konsumtif :

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi.

Dalam kredit ini tidak ada penambahan barang atau jasa yang

dihasilkan.

c. Kredit perdagangan :

Kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya

untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari

hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan

Page 20: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

8

kepada supplier atau agen perdagangan yang akan membeli barang

dagangan dalam jumlah tertentu.

3. Segi jangka waktu

a. Kredit jangka pendek :

Kredit yang memberikan jangka waktu maksimum satu tahun,

biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja dan musiman.

b. Kredit jangka menengah :

Kredit yang jangka waktu kreditnya anatara 1 - 3 tahun. Beberapa bank

mengklasifikasikan kredit ini menjadi kredit jangka panjang.

c. Kredit jangka panjang :

Kredit yang masa pembeliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun. Kredit ini

digunakan untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet,

manufaktur dan kredit perumahan.

4. Segi jaminan

a. Kredit dengan jaminan :

Kredit diberikan dengan jaminan tertentu, dapat berupa barang

berwujud atau tidak berwujud. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan

akan dilindungi senilai dengan jaminan yang diberikan calon debitur.

Jaminan yang dimaksud di atas dapat berupa barang, surat berharga,

orang atau perusahaan, asuransi dan lain-lain.

b. Kredit tanpa jaminan :

Kredit ini diberikan tanpa jaminan barang atau benda tertentu. Kredit

jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta

loyalitas calon debitur selama berhubungan dengan bank. Biasanya

kredit ini sudah diperhitungkan tidak akan merugikan kreditur jika

ternyata debitur tidak mampu mengembalikan pinjamannya.

5. Segi sektor usaha

Setiap sektor usaha memiliki karakteristik yang berbeda-beda,

sehingga pemberian fasilitas kredit pun berbeda-beda pula. Jenis kredit

yang dilihat dari sektor usaha yaitu : kredit pertanian, kredit

peternakan, kredit industri, kredit pertambangan, kredit pendidikan,

kredit profesi, kredit perumahan dan kredit sektor usaha lain.

Page 21: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

9

6. Segi kualitas

a. Kredit performing

Kredit performing ini dikategorikan pada dua kualitas yaitu kredit

dengan kualitas lancar dan kualitas mendapat perhatian khusus.

b. Kredit nonperforming

Kredit non performing ini dikategorikan pada tiga kualitas yaitu

kualitas kurang lancar, diragukan dan kredit macet.

Akses pada kredit adalah suatu hak dasar manusia yang sangat

fundamental. Akses kredit akan berdampak bagi seorang sehingga dapat

meningkatkan pendapatannya (terutama masyarakat berpendapatan rendah),

maka kebutuhan dasar lainnya dapat dijangkau (kebutuhan papan, pakaian,

pendidikan, kesehatan, dsb). Kredit sangat bermanfaat dalam menciptakan

peluang kerja dan usaha di pedesaan sehingga mampu meningkatkan

kesejahteraan atau sebagai upaya mengurangi kesulitan hidup masyarakat

yang termasuk dalam kelompok miskin (Mubyarto dalam Alamsyah, 2007).

2.2.3 Tujuan dan Fungsi Kredit

Menurut Fahmi dan Lavianti (2010), tujuan dari lembaga keuangan

memberikan kredit kepada debitur adalah untuk :

1. Mencari keuntungan, pemberian kredit merupakan upaya untuk

memperoleh hasil dalam bentuk bunga yang diterima oleh lembaga

keuangan sebagai balas jasa dan provisi kredit yang dibebankan kepada

debitur, dengan harapan debitur yang memperoleh kredit pun bertambah

maju dalam usahanya. Keuntungan debitur ini penting untuk kelangsungan

hidup lembaga keuangan dan kemajuan usaha debitur.

2. Membantu usaha debitur, yaitu debitur yang memerlukan dana, baik dana

investasi maupun dana modal kerja, sehingga debitur akan dapat

mengembangkan dan memperluas usahanya.

3. Membantu pemerintah dengan maksud semakin banyak kredit yang

disalurkan oleh lembaga keuangan, maka diharapkan semakin banyak

pengusaha dapat berkembang, sehingga mendukung pembangunan di

berbagai sektor yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan pemerintah

dari sektor pajak.

Page 22: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

10

4. Membantu masyarakat, hal ini berarti semakin berkembang sektor rill

yang diusahakan oleh pengusaha mikro, kecil dan menengah, akan

menciptakan kesempatan kerja yang dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Menurut Fahmi dan Lavianti (2009), fungsi dari lembaga keuangan dalam

aktivitas perekonomian suatu negara adalah :

Fungsi kredit untuk berusaha memposisikan uang sebagai alat pertukaran

yang efektif.

Fungsi kredit sebagai penyalur dana dan pembina bagi dunia usaha.

Fungsi kredit sebagai pengawas moneter.

Fungsi kredit sebagai bagian untuk menghindari pemutusan financial.

Fungsi kredit untuk menciptakan suatu pemerataan pendapatan.

Fungsi kredit sebagai suatu alat dalam menggairahkan bisnis internasional.

Fungsi kredit untuk meningkatkan aktivitas penggunaan barang dan jasa.

Fungsi kredit sebagai pendorong dan pencipta stabilitas ekonomi.

2.2.4 Unsur-Unsur Kredit

Fahmi dan Lavianti (2010), mengemukakan unsur-unsur yang terdapat

dalam pemberian kredit adalah sebagai berikut :

1. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan hal yang paling penting dari unsur kredit. Konsep

kredit pada saat ini adalah mitra bisnis untuk mewujudkan suatu sinerji

kerja yang baik. Keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan

baik berupa uang, barang atau jasa, yang diberikan akan benar-benar

diterima kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.

2. Kesepakatan

Suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan

kewajibannya masing-masing. Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan

dalam perjanjian kredit kredit yang ditangani oleh kedua belah pihak yaitu

kreditur dan debitur.

3. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu

ini mencakup masa pengambilan kredit yang telah disepekati bersama

Page 23: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

11

dengan menyatakan bahwa ada jarak antara saat persetujuan pemberian

kredit dan pelunasannya.

4. Risiko

Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan oleh 2 hal yaitu debitur yang

sengaja tidak membayar kreditnya dan debitur yang sengaja. Penyebab

tidak tertagih sebenarnya karena adanya suatu tenggang waktu

pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagih/macet dalam

pemberian kredit. Semakin panjang jangka waktu kredit semakin besar

resiko tidak tertagih. Resiko ini menjadi tanggungan kreditur baik resiko

yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

5. Balas jasa

Keuntungan atas pemberian suatu kredit pembiayaan yang dikenal sebagai

bunga untuk bank konvensional atau bagi hasil untuk bank syariah. Balas

jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi, komisi, serta biaya administrasi

kredit ini merupakan keuntungan utama bank/lembaga keuangan.

2.2.5 Analisa Kredit

Fahmi dan Lavianti (2010), menyatakan bahwa pada saat suatu

pengerjaan usaha dilaksanakan dan membutuhkan dana yang sifatnya

eksternal maka pengajuan kepada pihak perbankan adalah salah satu alternatif

pembiayaan yang dapat ditempuh. Analisa kredit dapat dianggap feasible dan

infeasible (layak atau tidak layak) untuk realisasi pinjaman yang diajukan oleh

calon debitur.

Pengertian feasible dari segi perspektif kredit adalah suatu analisa

yang mencoba mengkaji secara serius pengajuan atau permohonan kredit dari

lembaga yang membutuhkan dana guna membiayai suatu usaha dengan

menjelaskan secara rinci tentang kemampuannya untuk mengembalikan

pinjaman tersebut secara tepat waktu dan siap menanggung segala resiko yang

akan terjadi dan semua itu dilindungi oleh jaminan yang dimilikinya.

Menurut Siamat (2004), analisa kredit adalah proses menganalisa

calon debitur guna memperoleh indikasi kemungkinan terjadinya default

(kegagalan debitur membayar kembali kredit yang diterimanya, angsuran

pokok beserta bunga yang telah disepakati). Langkah yang tepat untuk

Page 24: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

12

mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi dalam proses

pemberian kredit adalah melakukan analisa pemberian kredit. Sebelum

melaksanakan kegiatan tersebut ada beberapa langkah yang harus dilakukan

yaitu pemilihan pendekatan yang akan dipakai dalam melaksanakan analisa

kredit yaitu :

1. Pendekatan jaminan (collateral approach)

2. Pendekatan karakter (character approach)

3. Pendekatan kemampuan pelunasan atas kredit yang diberikan

(repayment approach)

4. Pendekatan tingkat keterlaksanaan proyek usaha calon debitur

(feasibility approach)

5. Pendekatan bank pembangunan (development bank approach)

Menurut Fahmi dan Lavianti (2010) bank dan non bank dalam

memberikan kredit harus berdasarkan analisis pemberian kredit yang

memadai, agar kredit yang diberikan tidak menjadi kredit macet. Apabila

kredit yang diberikan mengalami kemacetan, maka kemampuan bank dan non

bank untuk memenuhi kewajiban terhadap para penyimpan dananya akan

menurun.

Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, kreditur diharuskan

melakukan penelitian yang seksama terhadap kesanggupan dan kemampuan

debitur untuk melaksanakan proyeknya dan pengembalian kredit yang

diterimanya. Adapun metode analisis 6A menurut Dendawijaya dalam Haloho

meliputi :

1. Aspek yuridis (hukum), bertujuan untuk meneliti ketentuan-ketentuan

legalitas dari perusahaan atau badan hukum yang akan memperoleh

bantuan kredit atau pembiayaan dari bank.

2. Aspek pasar dan pemasaran, mengkaji kemungkinan pangsa pasar yang

dapat diraih bagi produk/jasa perusahaan yang akan dibiayai oleh kredit

serta meneliti tentang strategi pemasaran yang akan dilakukan pengusaha

dalam menghadapi persaingan yang akan kompetitif.

3. Aspek teknis, bertujuan untuk menilai seberapa jauh kemampuan

pengusaha dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembangunan

Page 25: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

13

proyek/usaha serta seberapa besar kesiapan teknik dan menjalankan

operasi usahanya nanti sebagai suatu business entity.

4. Aspek manajemen, mengukur kemampuan dan kecakapan dalam

mengelola usaha atau manajemen perusahaan dalam menjalankan aktivitas

usahanya.

5. Aspek keuangan, bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam mengelola keuangannya.

6. Aspek sosial ekonomi, suatu kajian terhadap value added yang dimiliki

perusahaan dari sudut pandang social dan makroekonomi terutama

manfaat sosial ekonomi yang diterima oleh pemerintah maupun

masyarakat seperti perluasan lapangan kerja dan pendapatan pajak

pemerintah.

2.2.6 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Jaminan kredit yang diberikan debitur kepada lembaga pembiayaan

merupakan tambahan untuk melindungi kredit yang macet. Penilaian terhadap

suatu kredit yang telah dilakukan sebelumnya akan menggeser fungsi jaminan

sehingga fungsinya hanya untuk berjaga-jaga. Proses ini dilakukan melalui

analisa kredit. Sebelum kreditur menyalurkan kreditnya dilakukan beberapa

penilaian yang berisikan informasi pada kreditur atas itikad baik dan

kemampuan bayar debitur untuk melunasi pinjaman dan bunganya (Fahmi dan

Lavianti, 2010). Metode analisis 5C adalah sebagai berikut :

1. Character

Analisis ini dapat dilakukan dengan pendekatan human resource dan

psikologis. Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang

akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari

latar belakang debitur baik dari pekerjaan maupun yang bersifat pribadi

bersifat : gaya hidup, keadaan keluarga, kebiasaan dan sebagainya. Ini

semua ukuran “kemauan” membayar (moral risk). Tujuan untuk memahami

hal ini menyangkut kejujuran debitur dalam urusannya untuk berusaha

memenuhi kewajibannya (willingness to pay). Pendekatan lainnya

mengenai karakteristik dapat dicari melalui Bank checking yaitu

kemampuan bank untuk melakukan pengecekan.

Page 26: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

14

2. Capacity

Capasity berhubungan dengan bussines record atau kemampuan

debitur dalam mengelola bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya,

kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami

tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu pula dengan

kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini. Pada akhirnya

akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang telah

disalurkan. Hal ini dapat dilihat dari laporan rugi/laba per tahun. Bussines

risk merupakan perhitungan kemungkinan resiko bisnis yang akan timbul.

Trade checking adalah usaha mengamati situasi perdagangan secara makro

dan mikro.

3. Capital

Hal ini menyangkut kemampuan modal yang dimiliki seseorang pada

saat melakukan usahanya. Melihat penggunaan modal efektif dapat dilihat

dari laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) dengan melakukan

pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran

lainnya. Secara umum hal ini dapat dilihat dari balance sheet, income

statement, capital structure, return on euity, return on investment. Capital

juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.

Financial risk merupakan kemungkinan resiko keuangan yang akan timbul.

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan membiayai seluruh proyek

jangka pendek. Solvabilitas adalah kemampuan debitur melunasi seluruh

kewajibannya dalam jangka panjang. Rentabilitas merupakan kemampuan

debitur memperoleh keuntungan usahanya.

4. Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan calon debitur baik yang bersifat

fisik maupun non fisik. Barang ini dapat berupa tanah, bangunan, otomotif,

mesin, surat keputusan atau apapun yang dapat disetujui sebagai jaminan.

Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga

harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi sesuatu masalah, maka

jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Ini

merupakan pertahanan akhir apabila debitur mengalami kerugian usaha.

Page 27: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

15

5. Condition

Penilaian kondisi ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan

datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang

dijalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai sebaiknya

memliliki prospek baik, sehingga kemungkinan kredit itu bermasalah

semakin kecil. Kondisi dapat dilihat dari segi legalisasi keberadaan usaha.

Kondisi perekonomian menyangkut tingkat pertumbuhan ekonomi yang

telah terjadi, angka inflasi, jumlah penganguran, purchasing power parity

(daya beli), penerapan kebijakan moneter, iklim dunia usaha yaitu regulasi

pemerintah dan situasi ekonomi internasional yang tengah berkembang.

2.2.7 Pengawasan Kredit

Pada saat kredit sudah diberikan kepada debitur maka sudah menjadi

kewajiban lembaga pembiayaan untuk mengawasi kelancaran terselesaikannya

kredit tersebut hingga lunas. Menurut Fahmi dan Lavianti , (2009), ada dua

bentuk pengawasan yang dapat dilakukan oleh pihak lembaga pembiayaan

yaitu:

1. Pengawasan dengan model preventif control

Pengawasan dengan model ini dilakukan oleh pihak perbankan sebelum

kredit tersebut dicairkan atau diberikan kepada calon debitur. Tujuannya

adalah untuk menghindari kesalahan yang lebih fatal di kemudian hari.

Kondisi ini mencerminkan kelengkapan berkas yang diajukan hingga

tahap survey lapangan seperti jaminan dan bentuk usaha yang dilakukan

calon debitur.

2. Pengawasan dengan model represif control

Pengawasan dalam model ini dilakukan pada saat kredit tersebut telah

diberikan kepada debitur. Pengawasan ini diberikan dengan tujuan agar

kreditur membangun kedisiplinan yang kuat untuk melunasi setiap

pinjamannnya secara tepat waktu.

2.2.8 Prosedur Penyaluran Perkreditan

Prosedur pemberian dan penilaian kredit dalam lembaga keuangan secara

umum tidak jauh berbeda. Hal yang mendasari perbedaan tersebut terletak dari

prosedur dan persyaratan yang ditetapkannya dengan pertimbangan masing-

Page 28: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

16

masing lembaga pembiayaan. Prosedur pemberian kredit secara umum dapat

dibedakan antara pinjaman perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan

hukum (perusahaan). Secara lebih jelas prosedur pengembalian kredit dapat

dilihat dari gambar berikut ini :

2.2.9 Faktor- Faktor Penyebab Terjadinya Kredit Bermasalah

GKV menghadapi pembiayaan bermasalah yang mengakibatkan

keterlambatan dalam pengembaliannya, sama halnya dengan lembaga

keuangan umumnya. Faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya kredit

bermasalah yaitu :

1. Advertisity adalah perubahan pada siklus usaha (bussines cycle) hal ini

diluar kontrol seperti sakit, lama menempati tempat tinggal, alam, dan

kematian.

2. Miss management adalah ketidakmampuan debitur dalam mengelola

kegiatan usahanya dan menjaga kondisi keuangan dengan cara melakukan

kegiatan usaha yang sehat.

Penilaian analisis 5C &rekomendasi kredit

Entry data

Penyimpanan arsip

Kelengkapan berkasRealisasi kreditTandatangan kontrak

Persetujuanpencairan kredit

Pembuatan perjanjiankredit

Pemberian keputusan(Approval)

Permohonan kredit

Gambar 2. Prosedur pemberian kredit

Page 29: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

17

3. Fraud (penyalahgunaan) maksudnya adalah ketidakjujuran debitur dalam

memberikan informasi dan laporan mengenai kegiatan usahanya, posisi

keuangan, hutang piutang, persediaan dll.

Penyebab-penyebab kredit bermasalah mengakibatkan GKV berhati-hati

dalam menyalurkan kreditnya, terutama pada usaha skala kecil. Penyebab

pembiayaan bermasalah menurut Tjoekam dalam Setianingsih (2008) adalah :

1. Manajemen tidak kompeten, keterbatasan pengetahuan atas usaha, waktu

yang diberikan tidak cukup, penyertaan pada usaha lain dan ketamakan.

2. Industri, mudah dimasuki oleh pengusaha lain, muncul pesaing baru,

teknologi tertinggal, market share menurun.

3. Produk, permintaan menurun, mutu tidak stabil, pelanggan utama pindah,

tidak dapat bersaing baik kualitas maupun kuantitas.

4. Ekonomi, kehidupan perekonomian yang lesu, pasar lokal dan

internasional menurun, kebijakan uang yang sangat ketat.

Menurut Bank Indonesia kredit macet merupakan suatu kejadian apabila

sudah diusahakan oleh bank dengan membayarkan perpanjangan atau

kelonggaran, utang debitur tetap tidak terbayarkan. Hal senada dapat diartikan

juga apabila debitur tidak membayarkan hutangnya seperti ketentuan yang

tercantum pada perjanjian sebelumnya (Fahmi dan Lavianti, 2010).

Sutojo dalam Priarnani, (2000) mengelompokan kredit bermasalah

menjadi 3 golongan yaitu :

1. Faktor internal bank meliputi penyelenggaraan analisis kredit yang tidak

tepat, pimpinan yang terlalu agresif dalam menyalurkan kredit, lemahnya

sistem pemantauan kredit dan kredibilitas debitur, campur tangan

pemegang saham yang berlebihan dalam proses pengambilan keputusan

pemberian kredit, pemberian kredit tambahan tanpa analisis kredit yang

tajam dan tambahan jaminan kredit.

2. Ketidaklayakan debitur dapat dilihat dari ketidaklancaran pembayaran dan

pelunasan kredit yang dipengaruhi oleh penghasilan tetap. Apabila terjadi

gangguan terhadap penghasilan tetap tersebut maka terganggu pula pola

pembayaran kreditnya.

Page 30: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

18

3. Faktor eksternal meliputi penurunan kondisi ekonomi moneter negara atau

sektor usaha, lama menempati tempat tinggal alam, peraturan pemerintah

yang memberikan kemudahan sektor asing untuk masuk sehingga dapat

mematikan sektor dalam negeri yang belum mampu bersaing serta

melemahnya kurs mata uang asing terhadap rupiah.

4. Angka kredit bermasalah yang cukup tinggi tidak hanya merugikan para

pemilik saham bank tersebut, tetapi juga akan merugikan para pemilik

dana yang sebagian besar adalah anggota masyarakat, daari berbagai

lapisan dan tingkat kehidupan, yang dapat meresahkan masyarakat, bahkan

merusak sendi perekonomian suatu negara.

Menurut Kasmir (2008), kemacetan suatu fasilitas kredit disebabkan oleh

2 faktor yaitu:

1. Pihak perbankan (kreditur)

Dalam hal ini pihak analisis kredit kurang teliti dalam mengecek

kebenaran dan keaslian dokumen maupun salah dalam melakukan

perhitungan dengan rasio-rasio yang ada. Selain itu dapat terjadi juga

akibat kolusi dari pihak analisis kredit dengan pihak debitur sehingga

analisa datanya tidak objektif.

2. Pihak debitur

Kemacetan kredit yang disebabkan oleh debitur diakibatkan 2 hal yaitu :

a. Adanya unsur kesengajaan. Artinya debitur sengaja tidak mau

membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang diberikan

dengan sendirinya macet.

b. Adanya unsur tidak sengaja. Artinya debitur memiliki kamauan

untuk membayar tetapi tidak mampu dikarenakan usaha yang dibiayai

terkena musibah (force major).

2.2.10 Penanganan Kredit Bermasalah

Dalam pemberian kredit kepada debitur, lembaga keuangan terlebih

dahulu menganalisis debitur yang akan dilakukan oleh bagian analisis kredit.

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah debitur layak diberikan kredit

sesuai dengan persyaratan yang ada. Analisis kredit bertujuan untuk

meminimalisir kredit bermasalah GKV. Upaya penyelesaian kredit yang

Page 31: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

19

dilakukan oleh GKV adalah dengan cara pemberian surat peringatan,

panggilan atau penagihan, restrukturisasi serta penarikan barang jaminan oleh

pihak lain untuk menutupi sisa angsuran debitur.

Menurut Kasmir (2008), dalam usaha mengatasi timbulnya kredit

bermasalah pihak bank/non bank dapat melakukan berbagai tindakan

penyelamatan atau penanganan sebagai berikut:

1. Rescheduling (penjadwalan kembali sebagian atau seluruh kewajiban

debitur). Adanya perubahan tentang jadwal angsuran, besarnya angsuran

dan jangka waktu pelunasan.

a. Memperpanjang jangka waktu kredit

Debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit,

misalnya perpanjangan jangka waktu kredit sehingga debitur

mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya.

b. Memperpanjang jangka waktu angsuran

Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu kredit

dimana adanya penambahan jumlah angsuran sehingga jumlah angsuran

pun menjadi lebih kecil.

2. Reconditioning

Dengan cara mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti :

a. Kapitalisasi bunga, yaitu dengan cara bunga dijadikan hutang pokok.

b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu. Maksudnya

hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya sedangkan pokok

pinjamannya harus dibayar seperti biasa.

c. Penurunan suku bunga, dimaksudkan agar lebih meringankan beban

debitur. Hal ini tergantung pertimbangan bank/non bank bersangkutan.

d. Pembebasan bunga, dimana dalam pembebasan suku bunga diberikan

kepada debitur dengan pertimbangan debitur sudah tidak akan mampu

lagi membayar kredit tersebut. Akan tetapi debitur tetap mempunyai

kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas.

Reconditioning merupakan usaha pihak bank untuk

menyelamatkan kredit yang diberikan dengan cara mengubah sebagian

atau seluruh kondisi (persyaratan) yang semula disepakati bersama pihak

Page 32: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

20

debitur dan dituangkan dalam perjanjian kredit (PK). Perubahan kondisi

kredit dibuat dengan memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi oleh

debitur dalam pelaksanaan proyek atau bisnisnya.

3. Restructuring, yaitu dengan cara :

a. Menambah jumlah kredit

b. Menambah equity, yaitu dengan menyetor uang tunai dan tambahan

sejumlah dana dari pemilik.

Restructuring adalah usaha penyelamatan kredit yang terpaksa

harus dilakukan bank dengan cara mengubah komposisi pembiayaan yang

mendasari pemberian kredit.

4. Kombinasi, merupakan perpaduan dari ketiga jenis metode yaitu

kombinasi antara Restructuring dengan Reconditioning atau Rescheduling

dengan Restructuring. Kombinasi 3-R, dalam rangka penyelamatan kredit

bermasalah, dianggap perlu apabila bank dapat melakukannya.

5. Penyitaan Jaminan

Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila debitur sudah benar-

benar tidak punya itikad baik atau sudah tidak mampu lagi untuk

membayar semua hutang-hutangnya. Eksekusi, jika semua usaha

penyelamatan yang diuraikan di atas sudah dicoba namun debitur masih

juga tidak mampu memenuhi kewajibannya terhadap bank, maka jalan

terakhir adalah bank melakukan eksekusi melalui berbagai cara antara

lain: 1) Menyerahkan kewajiban kepada BUPN (Badan Usaha Piutang

Negara), 2) Menyerahkan perkara ke pengadilan negeri (perkara perdata).

2.2.11 Prosedur Pengembalian Kredit

Prosedur pengembalian kredit adalah langkah-langkah yang dilakukan

oleh peminjam untuk melunasi hutangnya atau mengangsur hutangnya kepada

pihak yang memberikan pinjaman dalam hal ini adalah pihak lembaga

pembiayaan sesuai dengan perjanjian pelunasan kredit yang telah disepakati.

Penagihan adalah rangkaian aktivitas yang bertujuan menjaga

kelancaran pembayaran angsuran dari konsumen yang dijalankan sesuai

ketentuan yang berlaku sehingga kerugian perusahaan dapat diminimalisir.

Dalam menilai suatu sistem penagihan kredit berhasil, maka dikaitkan dengan

Page 33: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

21

tingkat pengembalian kredit dari debitur yang dapat digolongkan menjadi

lancar yaitu tepat waktu atau sebelum jatuh tempo, bermasalah yaitu kurang

lancar atau menunggak tetapi masih dapat membayar, serta macet yaitu

menunggak dan sudah tidak mampu membayar sehingga pihak bank dapat

mengambil alih agunan (collateral). Maksud dari pengelompokan kredit di

atas adalah untuk memudahkan lembaga pembiayaan dalam melakukan

pengawasan terhadap fasilitas kredit yang diberikan kepada debitur sehingga

setiap keadaan kredit dapat diikuti secara baik.

2.2.12 Kolektibilitas Kredit

Kolektibilitas kredit / kualitas kredit merupakan kemampuan debitur

untuk mengembalikan dana yang dipinjam dari bank baik pinjaman pokok

maupun bunga kreditnya pada waktu yang telah ditentukan berdasarkan

perjanjian yang telah disepakati.

Penggolongan kolektibilitas (kualitas kredit) dapat diukur melalui

ketepatan pembayaran kembali pokok dan bunga serta kemampuan debitur

baik ditinjau dari usaha maupun nilai agunan kredit yang bersangkutan.

Berdasarkan tingkat kelancaran dalam pengembalian kredit, Bank Indonesia

menggolongkan kolektibilitas kredit ke dalam lima kategori :

1. a. Kredit lancar (pass)

Kredit lancar adalah kredit yang pelunasan angsuran pokok dan atau bunga

dilakukan tepat waktu (tidak menunggak).

2. b. Kredit dalam perhatian khusus (special mention)

Kredit yang mengalami penunggakan angsuran baik pokok maupun bunga

yang belum melampaui 90 hari.

3. c. Kredit kurang lancar (sub-standart)

Kredit yang mengalami penunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau

bunga setelah 90 hari.

4. d. Kredit diragukan (doubtful)

Kredit yang mengalami penunggakan angsuran pokok dan atau bunga

melampaui 180 hari.

Page 34: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

22

5. e. Kredit macet (loss)

Kredit yang mengalami penunggakan angsuran pokok dan atau bunga

melampaui 270 hari.

Parameter debitur yang mengalami penunggakan di GKV Bogor :

1. Kategori penunggak yang masih mampu mengangsur adalah debitur yang

masih mampu mengangsur setiap bulannya walaupun melewati jatuh tempo

dengan masa keterlambatan antara 1-30 hari.

2. Kategori penunggak yang sudah tidak mampu mengangsur adalah debitur

yang jaminannya diambil alih oleh kreditur karena tidak memiliki

kemampuan untuk membayar pinjamannya dengan masa keterlambatan

antara 30-60 hari.

2.3. Hasil Penelitian Terdahulu

Alamsyah (2007) melakukan penelitian yang berjudul analisis faktor-

faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian kredit usaha pedesaan

(Kupedes) sektor agribisnis (BRI unit Ciomas). Dari hasil penelitiannya

disebutkan bahwa usia, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga,

pembinaan, jarak rumah debitur dengan BRI dan beban bunga berpengaruh

negatif sehingga pengembalian kredit semakin tidak lancar. Sedangkan

pengalaman usaha, jangka waktu pengembalian kredit dan omset usaha

berpengaruh positif sehingga pengembalian kredit akan semakin lancar. Analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan

kuantitatif. Data kualitatif disajikan dalam bentuk analisis deskriptif

menggunakan tabulasi guna mendukung data kuantitatif. Sedangkan data

kuantitatif disajikan dalam bentuk tabulasi yang diolah menggunakan software

minitab 13. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian tersebut meliputi

analisis deskriptif dan analisis regresi logistik.

Asih (2007) melakukan penelitian yang berjudul analisis faktor-faktor

yang mempengaruhi tingkat pengembalian kredit pengusaha kecil pada program

kemitraan Corporate Social Responsibility (Studi kasus : PT Telkom Drive II

Jakarta). Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa besarnya pinjaman, tingkat

pendidikan, usia, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman usaha dan penghasilan

bersih berpengaruh positif sehingga peluang pengembalian kredit lancar akan

Page 35: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

23

semakin besar. Tingkat suku bunga, dummy lama menempati tempat tinggal dan

dummy pendapatan lain diluar usaha berpengaruh negatif sehingga peluang

pengembalian kredit lancar akan semakin kecil. Metode yang dilakukan dalam

penelitian tersebut adalah analisis deskriptif melalui crosstabulations

menggunakan software SPSS 13 dan analisis statistik melalui analisis model

binary (probit) pada software E-views 4.1.

Priarnani (2005) melakukan penelitian yang berjudul analisis faktor-faktor

yang mempengaruhi pola pengembalian kredit pembinaan peningkatan

pendapatan petani nelayan kecil (Studi kasus di kabupaten Tuban, Jawa Timur).

Dari hasil penelitiannya disebutkan bahwa pengalaman usaha, frekuensi

pembinaan, tabungan sukarela dan lama menempati tempat tinggal berpengaruh

positif sehingga peluang pengembalian kredit lancar akan semakin besar.

Pengalaman ketua, umur, frekuensi angsuran, pendapatan kotor usaha bersama,

realisasi kredit, tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, jenis usaha bersama,

pengalaman kredit dan pendapatan lain diluar usaha bersama berpengaruh negatif

sehingga peluang pengembalian kredit lancar akan semakin kecil. Metode yang

dilakukan dalam penelitian tersebut adalah analisis deskriptif melalui perhitungan

rata-rata, distribusi frekuensi dan distribusi persentase dalam Minitab 13.20 dan

analisis pendugaan model melalui regresi log-linier berganda.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini meliputi karakteristik debitur.

Perumusan hipotesis tersebut adalah :

1. Usia debitur (X1)

H0 : Usia debitur diduga tidak berpengaruh terhadap pengembalian kredit.

H1 : Usia debitur diduga berpengaruh terhadap pengembalian kredit.

2. Jenis kelamin (X2)

H0 : Jenis kelamin diduga tidak berpengaruh terhadap pengembalian kredit.

H1 : Jenis kelamin diduga berpengaruh terhadap pengembalian kredit.

3. Status (X3)

H0 : Status diduga tidak berpengaruh terhadap pengembalian kredit.

H1 : Status diduga berpengaruh terhadap pengembalian kredit.

Page 36: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

24

4. Pendidikan (X4)

H0 : Pendidikan diduga tidak berpengaruh terhadap pengembalian kredit.

H1 : Pendidikan diduga berpengaruh terhadap pengembalian kredit.

5. Lama menempati tempat tinggal (X5)

H0 : Lama menempati tempat tinggal diduga tidak berpengaruh terhadap

pengembalian kredit.

H1 : Lama menempati tempat tinggal diduga berpengaruh terhadap

pengembalian kredit.

6. Kepemilikan tempat tinggal (X6)

H0 : Kepemilikan tempat tinggal diduga tidak berpengaruh terhadap

pengembalian kredit.

H1 : Kepemilikan tempat tinggal diduga berpengaruh terhadap pengembalian

kredit.

7. Jarak lokasi rumah debitur dengan GKV (X7)

H0 : Jarak lokasi rumah debitur dengan GKV diduga tidak berpengaruh

terhadap pengembalian kredit.

H1 : Jarak lokasi rumah debitur dengan GKV diduga berpengaruh terhadap

pengembalian kredit.

8. Jumlah tanggungan keluarga (X8)

H0 : Jumlah tanggungan keluarga diduga tidak berpengaruh terhadap

pengembalian kredit.

H1 : Jumlah tanggungan keluarga diduga berpengaruh terhadap pengembalian

kredit.

9. Pinjaman lain (X9)

H0 : Pinjaman lain diduga tidak berpengaruh terhadap pengembalian kredit.

H1 : Pinjaman lain diduga berpengaruh terhadap pengembalian kredit.

10. Pengalaman usaha (X10)

H0 : Pengalaman usaha diduga tidak berpengaruh terhadap pengembalian

kredit.

H1 : Pengalaman usaha diduga berpengaruh terhadap pengembalian kredit.

11. Omzet usaha (X11)

H0 : Omzet usaha diduga tidak berpengaruh terhadap pengembalian kredit.

Page 37: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

25

H1 : Omzet usaha diduga berpengaruh terhadap pengembalian kredit.

12. Agunan (X12)

H0 : Agunan diduga tidak berpengaruh terhadap pengembalian kredit.

H1 : Agunan diduga berpengaruh terhadap pengembalian kredit.

13. Suku bunga (X13),

H0 : Suku bunga diduga tidak berpengaruh terhadap pengembalian kredit.

H1 : Suku bunga diduga berpengaruh terhadap pengembalian kredit.

14. Jangka waktu kredit (X14)

H0 : Jangka waktu kredit diduga tidak berpengaruh terhadap pengembalian

kredit.

H1 : Jangka waktu kredit diduga berpengaruh terhadap pengembalian kredit.

Page 38: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

26

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Pada saat ini Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), telah menjadi

alternatif sumber pembiayaan bagi masyarakat. LKBB cocok diberikan untuk

wirausaha dengan segmen menengah ke bawah. Beberapa hal yang menyebabkan

kondisi tersebut karena LKBB memiliki beberapa nilai tambah dibandingkan

perbankan seperti prosedur pembiayaan yang tergolong lebih sederhana, adanya

aspek ikatan emosional (keanggotaan), serta pendekatan lebih personal dari

pegawai LKBB. Walaupun terkadang LKBB mengenakan suku bunga/imbalan

hasil pembiayaan yang lebih tinggi dibandingkan lembaga perbankan.

Salah satu lembaga keuangan yang dapat memenuhi permintaan kredit

bagi UMKM adalah GKV karena kemudahan yang diberikan dalam proses

pemberian kredit, seperti kemudahan dalam proses kelengkapan administrasi

pengajuan kredit sehingga birokrasinya tidak berbelit. Sisi lain dari lembaga

keuangan komersial relatif tidak tertarik untuk mengembangkan mekanisme kredit

bagi debitur kecil karena nilai transaksinya yang kecil dan lokasi yang tersebar.

Dengan demikian, kebutuhan modal atau kredit yang diperlukan UMKM dapat

dipenuhi oleh GKV Bogor.

Permasalahan yang dihadapi GKV adalah tingginya tingkat overdue

debitur yang terjadi dalam setahun ini. Overdue merupakan indikasi awal

penyebab terjadinya kredit bermasalah. Permasalahan ini secara langsung

berpengaruh pada menurunnya keuntungan GKV. Pada penelitian ini akan

dilakukan analisis terhadap faktor-faktor yang diduga menyebabkan terjadinya

kredit bermasalah oleh debitur GKV.

Berdasarkan penyaluran kredit yang dilakukan GKV diduga terjadinya

ketidaklancaran dalam pengembalian kredit oleh debitur disebabkan oleh faktor

karakteristik debitur. Besarnya pengaruh masing-masing faktor dapat dilihat

setelah diolah dengan analisis regresi logistik. Hasil analisis akan dijadikan

sebuah implikasi manajerial dalam menentukan kebijakan yang akan ditempuh

GKV Bogor seperti yang terlihat dalam Gambar 3 berikut ini:

Page 39: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

27

Gambar 3. Kerangka pemikiran operasional GKV Bogor.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Gerai Kredit Verena Bogor yang berlokasi

di jalan Otoiskandardinata no 10 RT 03 RW 04 Babakan Pasar Bogor Tengah,

Kredit Bermasalah

Faktor-Faktor Karakteristik Debitur:Usia (X1)Jenis kelamin (X2)Status (X3)Pendidikan (X4)Lama menempati tempat tinggal (X5)Kepemilikan tempat tinggal (X6)Jarak GKV dengan lokasi rumah (X7)Jumlah tanggungan keluarga (X8)Pinjaman lain (X9)Pengalaman usaha (X10)Omset usaha (X11)Agunan (X12)Suku bunga (X13)Jangka waktu pengembalian kredit (X14)

Analisis DeskriptifAnalisis Regresi Logistik

MetodeAnalisis 5C

Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pengembalian Kredit

Implikasi Manajerial

Gerai Kredit Verena

Page 40: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

28

samping pasar Suryakencana. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

(purposive).

3.3. Jumlah Populasi dan Metode Penarikan Sampel

Jumlah populasi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah debitur yang

mengalami permasalahan dalam pengembalian kredit yaitu 154 orang dengan sub

populasi masih dapat mengangsur sebanyak 71 orang dan tidak dapat mengangsur

sebanyak 81 orang dengan status masih aktif hingga Juli 2010.

Kategori penunggak yang masih mampu mengangsur adalah debitur yang

masih mampu mengangsur setiap bulannya walaupun melewati jatuh tempo

dengan masa keterlambatan antara 1-30 hari. Kategori penunggak yang sudah

tidak mampu mengangsur adalah debitur yang jaminannya diambil alih oleh

kreditur karena tidak memiliki kemampuan untuk membayar pinjamannya dengan

masa keterlambatan antara 30-60 hari.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tak berpeluang

(nonprobability sampling). Sampel tak berpeluang adalah teknik pengambilan

sampel dimana setiap anggota populasi tidak diketahui peluang atau kemungkinan

untuk terpilih sebagai sampel.

Teknik pengambilan sampel adalah dengan metode convenience sampling,

yang merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota

populasi yang ditemui peneliti dan bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi

responden (sampel). Dari hasil wawancara dengan head collector, didapatkan

bahwa jumlah debitur per bulan Juli adalah 154 orang dalam kondisi bermasalah.

Jumlah sampel tersebut didapatkan melalui perhitungan Slovin berikut:

............................ (1)

dimana: n = jumlah contoh (ukuran sampel)

N = jumlah populasi

e = tingkat kesalahan yang masih dapat ditolerir (10%)

atau kelonggaran ketidaktelitian

Page 41: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

29

Jumlah populasi (N) pada penelitian ini adalah 154 responden, tingkat

kesalahan 0,10 atau sepuluh persen (10%). Hasil yang didapatkan untuk jumlah

contoh (n) adalah 60,629 kemudian dibulatkan menjadi 61 responden.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk memperoleh data serta informasi dari GKV

meliputi data data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui

wawancara yang dilakukan terhadap GKV yaitu teknik pengumpulan data dengan

cara mengajukan berbagai pertanyaan kepada pihak GKV. Observasi yaitu teknik

pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung

terhadap aktivitas GKV terutama bagian-bagian terkait dengan tujuan penelitian.

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut. Data

sekunder dapat diperoleh melalui studi literatur yang dilakukan melalui pencarian

data-data yang bersifat teoritis yang ada hubungannnya dengan objek penelitian

dengan memanfaatkan berbagai laporan, data-data perusahaan (modul training,

arsip), jurnal, buku-buku pendukung teori, browsing internet, studi pustaka dari

perpustakaan, artikel-artikel majalah serta hasil penelitian terdahulu.

Berdasarkan data dari GKV Bogor jumlah debitur yang menunggak pada

bulan tersebut mencapai 154 orang dari total debitur aktif sebanyak 688 orang.

Survei dilakukan melalui kuesioner yang diberikan kepada responden. Pertanyaan

kuesioner berisi pertanyaan tertutup dan terbuka. Pertanyaan tertutup merupakan

pertanyaan yang alternatif jawabannya telah disediakan, sehingga responden

hanya memilih jawaban yang dianggap paling sesuai. Pertanyaan terbuka

merupakan pertanyaan yang jawabannya tidak terdapat dalam daftar jawaban,

sehingga responden memberikan pendapat.

3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi

analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Data kualitatif disajikan melalui metode

deskriptif dengan menggunakan tabulasi untuk mendukung data kuantitatif

sedangkan data kuantitatif ini diolah dengan menggunakan Microsoft excell 2007

dan SPSS versi 15.

Page 42: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

30

3.5.1 Analisis deskriptif

Analisis deskriptif merupakan upaya penelusuran dan pengungkapan

informasi relevan yang terkandung dalam data dengan penyajian hasil dalam

bentuk yang lebih ringkas dan sederhana sehingga akhirnya mengarah pada

adanya penjelasan dan penafsiran (Simamora dalam Priarnani, 2005).

3.5.2 Analisis regresi logistik

Regresi logistik adalah bagian dari analisis regresi yang digunakan ketika

variabel respon merupakan variabel dikotomi. Variabel dikotomi biasanya

hanya terjadi atas dua nilai yang mewakili kemunculan atau tidak adanya

suatu kejadian yang biasanya diberi angka 0 atau 1.

Regresi logistik merupakan suatu model analisis untuk mengetahui

pengaruh variabel prediktor yang berskala metrik (kontinyu) atau kategorik

(nominal) terhadap variabel respon yang berskala kategorik.

Regresi logistik dibedakan menjadi 2 yaitu binary logistic regression (regresi

logistik biner) dan multinominal logistic regression (regresi logistik

multinominal). Regresi logistik biner digunakan ketika hanya ada 2

kemungkinan variabel respon (Y) dan regresi logistik multinominal digunakan

ketika variabel respon lebih dari 2 kategorisasi.

Menurut Santoso (2010), metode regresi logistik adalah suatu metode

analisa statistika yang mendeskripsikan hubungan sebuah peubah respon

dengan satu atau lebih peubah prediktor. Dalam analisis regresi logistik/logit

biner, permodelan peluang kejadian tertentu dari kategori peubah respon

dilakukan dengan transformasi logit. Formulasi transformasi logit adalah :

Logit (Pi) = logepi/ l –pi …………………… (2)

Keterangan :

Pi adalah peluang munculnya kejadian kategori sukses dari peubah respon

orang ke-I.

Loge adalah logaritma dengan basis bilangan e.

Kategori sukses secara umum dalam penelitian ini merupakan kategori yang

menjadi perhatian.

Model yang digunakan dalam analisis regresi logistik biner adalah :

Logit (Pi) = β0 + β1 x1 + β2 x2 …+ βn xn ........... (3)

Page 43: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

31

Keterangan :

Logit (pi) adalah nilai transformasi logit untuk peluang kejadian sukses atau

Y = Variabel respon/variabel tergantung terdiri dari :

(pengembalian kredit oleh debitur GKV yang bermasalah)

Y = (1) penunggak yang masih mampu mengangsur,

Y= (0) penunggak yang sudah tidak mampu mengangsur.

β0 adalah intersep adalah model garis regresi (konstanta)

β1 adalah slope model garis regresi (koefisien variabel prediktor ke-1)

βn adalah slope model garis regresi (koefisien variabel prediktor ke-n)

x1 adalah variabel prediktor ke-1, xn adalah variabel prediktor ke-n

Variabel bebas (prediktor) yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi pengembalian kredit bermasalah pada GKV meliputi

karakteristik debitur yaitu : usia, jenis kelamin, status, pendidikan, lama

menempati tempat tinggal, kepemilikan tempat tinggal, jarak GKV dengan

lokasi rumah, jumlah tanggungan keluarga, pinjaman lain, pengalaman usaha,

omset usaha, agunan, suku bunga dan jangka waktu pengembalian kredit.

Xij = Karakteristik penunggak GKV (debitur) terdiri dari :

X1 = usia debitur (tahun)

X2 = jenis kelamin (laki-laki atau perempuan)

X3 = status (lajang, menikah, janda/duda)

X4 = pendidikan (tingkatan)

X5 = lama menempati tempat tinggal (tahun)

X6 = kepemilikan tempat tinggal (milik sendiri, milik keluarga, sewa)

X7 = jarak rumah dengan GKV (kilometer)

X8 = jumlah tanggungan keluarga (orang)

X9 = pinjaman lain (ada/tidak)

X10 = pengalaman usaha (tahun)

X11 = omset usaha (rupiah)

X12 = agunan (rupiah)

X13 = suku bunga (respon besar/kecil)

X14 = jangka waktu kredit (tahun)

Page 44: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

32

Regresi logistik juga menghasilkan rasio peluang (odds ratios) terkait

dengan nilai setiap prediktor. Peluang (odds) dari suatu kejadian diartikan sebagai

probabilitas hasil yang muncul yang dibagi dengan probabilitas suatu kejadian

tidak terjadi. Secara umum rasio peluang (odds ratios) merupakan sekumpulan

peluang yang dibagi oleh peluang lainnya. Rasio peluang bagi prediktor diartikan

sebagai jumlah relative dimana peluang hasil meningkat (rasio peluang >1) atau

turun (rasio peluang <1) ketika nilai variabel prediktor meningkat sebesar 1 unit.

Pengujian terhadap kelayakan model menggunakan statistik G yang

merupakan nisbah kemungkinan maksimum untuk mengetahui peran variabel

prediktor dalam model secara simultan/bersama-sama. Jika G > X2 p (α) atau p-

value dari statistik G < α=0,1 maka keputusannya adalah menolak H0 artinya

setidak-tidaknya ada satu variabel prediktor yang berpengaruh nyata terhadap

variabel respon.

H0 : β1 = β2 = ... = βp = 0 model tidak significant

H1 : minimal ada satu βi ≠ 0, i = 1, 2, ..., p model significant

Statistik uji-G didefinisikan sebagai :

…………………………….… (4)

Uji kebaiksuaian model (goodness of fit) dilakukan dengan memperhatikan

nilai sebaran chi-square dari Hosmer dan Lameshow dengan hipotesis :

H0 = Tidak dapat perbedaan yang signifikan antara nilai observasi dengan nilai

prediksi oleh model (model fit)

H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai observasi dengan nilai

prediksi oleh model (model tidak fit)

Jika p-value dari ketiga statistik tersebut lebih besar dari taraf nyata

(α=0,1) maka keputusannya adalah menerima H0 yang artinya model tersebut

cukup layak untuk digunakan dalam prediksi.

Pengujian terhadap signifikasi masing-masing variabel prediktor secara

individu dilakukan dengan uji wald. Uji Wald (menguji pengaruh dari masing

peubah bebas terhadap peubah tak bebas). Statistik Wj mengikuti sebaran normal

(Z), jika nilai Wj > Z alpha/2 two-tailed p-value dari statistik Wj lebih kecil dari

pL

LG 0ln2

Page 45: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

33

taraf nyata (α = 0,1) maka keputusannya adalah menolak H0 artinya varaiabel

prediktor ke-k tersebut berpengaruh secara nyata/signifikan terhadap variabel

respon.

H0 : βi=0 X tidak berpengaruh nyata terhadap Y

H1 : βi≠0 X berpengaruh nyata terhadap Y

Regresi logistik tidak terbatas hanya dapat diterapkan pada kasus dimana

variabel X bertipe interval atau rasio. Regresi logistik juga dapat diterapkan untuk

kasus dimana variabel X bertipe nominal atau ordinal. Hal ini analog dengan

regresi linier dengan variabel dummy.

3.6. Definisi Operasional

1. Usia adalah umur debitur yang diperhitungkan dari waktu kelahiran sampai

saat pengambilan kredit yang diukur dalam tahun.

2. Jenis kelamin mencakup kategori perempuan atau laki-laki yang diukur

dengan satuan.

3. Status merupakan identitas mengenai menikah, janda atau lajang yang diukur

dengan satuan.

4. Pendidikan adalah tingkatan pendidikan formal yang pernah dilalui oleh

debitur yang diukur dengan tingkatan.

5. Kepemilikan tempat tinggal adalah kepemilikan tempat tinggal debitur dalam

kategori milik sendiri, milik orang tua atau milik orang lain.

6. Lama menempati tempat tinggal merupakan ukuran seberapa lama debitur

tinggal dalam suatu lingkungan masyarakat dan diukur dengan satuan.

7. Jarak GKV dengan lokasi rumah, jarak ini merupakan jarak rumah debitur

dengan GKV yang diukur dalam kilometer.

8. Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah anggota keluarga debitur termasuk

istri atau suami, anak kandung serta saudara lainnya yang masih tinggal dalam

satu rumah dan masih dalam tanggungan debitur serta diukur dalam jumlah

orang.

9. Pinjaman lain menyatakan seberapa banyak debitur memiliki pinjaman di

tempat lain selain di GKV seperti cicilan kendaraan, kartu kredit dan lain-lain

yang diukur dengan satuan rupiah.

Page 46: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

34

10. Pengalaman usaha adalah lamanya debitur telah menjalankan usahanya

yang diukur dalam tahun.

11. Omzet usaha adalah rata-rata pendapatan debitur per bulan dan dapat juga

ditambah dari penghasilan pasangan (join income) yang diperoleh dari

pendapatan usahanya yang diukur dalam rupiah.

12. Agunan dapat diartikan sebagai nilai dari jaminan yang diberikan debitur

kepada GKV yang diukur dalam rupiah.

13. Suku bunga adalah tingkat bunga (imbal jasa) yang dibayarkan pada periode

waktu tertentu dan diukur dengan satuan tinggi atau rendah.

14. Jangka waktu pengembalian kredit merupakan lama pengambilan kredit yang

telah disepakati dengan GKV yang diukur dengan satuan bulan.

15. Kredit tidak lancar merupakan kredit dengan pembayaran bunga dan pokok

yang mengalami penundaan dalam periode waktu tertentu.

Page 47: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

35

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Verena Multi Finance

Gerai Kredit Verena merupakan lembaga pembiayaan yang ditujukan

terhadap usaha mikro. Kategori usaha mikro adalah pedagang (wiraswasta) yang

memiliki usaha menengah/kecil/mikro (UMKM). GKV merupakan usaha baru

yang dikembangkan oleh PT Verena Multi Finance Tbk selain pembiayaan mobil

baru/bekas, barang penunjang usaha industri (alat berat) serta dana tunai dengan

jaminan BPKB (quick cash).

PT Verena Multi Finance Tbk memiliki kantor pusat di Gedung Bank

Panin lantai 3, jln pacenongan raya no 84 Jakarta Pusat 10120. Gerai Kredit

Verena Bogor berlokasi di jalan Otoiskandardinata no 10, RT 03 RW 01 Babakan

Pasar, Bogor Tengah 16161. Pada saat ini memiliki satu buah outlet (kantor

cabang pembantu) yang berlokasi di jalan Hankam RT 02 RW 04 Desa

Leuwimalang Cisarua Bogor 16750. GKV dibentuk pertama kali pada tanggal 01

juli 2009. Pada saat ini PT Verena Multi Finance Tbk memiliki 11 kantor cabang

yang tersebar di pulau jawa meliputi GKV Bogor, GKV Bekasi, GKV Depok,

GKV Tangerang, GKV Cileungsi, GKV Ciputat, GKV Yogyakarta, GKV Solo,

GKV Semarang, GKV Malang, GKV Surabaya.

Visi Verena Multi Finance Tbk adalah menjadi perusahaan pembiayaan

dengan total asset 6 triliun pada tahun 2013 dan memberikan nilai tambah bagi

stakeholder. Misi Verena Multi Finance Tbk adalah memberikan pelayanan yang

prima dengan SDM yang kompeten untuk meningkatkan loyalitas pelanggan.

Selain memiliki visi dan misi, perusahaan ini juga memiliki nilai-nilai yang

mencakup integtitas, gigih dan pantang menyerah, tim yang solid dan lebih

mudah-cepat-aman. Motto PT Verena Multi Finance Tbk adalah benar diawal

selamat sampai akhir.

Ruang lingkup target pembiayaan GKV terbagi dalam dua kategori yaitu

pengembangan usaha yang sudah/sedang berjalan (sudah dimiliki) dan usaha baru

yang akan dibuka (jenis usaha yang sama ditempat lain atau jenis usaha yang

berbeda). Penilaian terhadap pemberian kredit untuk kedua kategori ini sama.

Page 48: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

36

Produk/jenis pembiayaan yang berlangsung dalam GKV meliputi leasing, barang

penunjang usaha dan kombinasi leasing & BPU (gabungan).

Perhitungan bunga yang ditetapkan GKV adalah perhitungan flat rate

system yaitu bunga yang dihitung dari besarnya maksimum kredit mula-mula dan

dibebankan sepanjang waktu kredit. Suku bunga kompetitif dan biaya administrasi

yang ditetapkan GKV dapat dilihat dalam Tabel 2 berikut :

Tabel 2. Suku bunga dan biaya administrasi di GKV Bogor

Pokok hutang Biaya administrasi Suku bunga/tahun

2.000.000 < 2.500.000 100.000 (38%)

2.500.000 < 3.000.000 100.000 (36%)

3.000.000 < 5.000.000 100.000 (33%)

5.000.000 < 15.000.000 150.000 (30%)

15.000.000 < 20.000.000 Provisi (2%) (27%)

20.000.000 < 40.000.000 Provisi (2%) (25%)

40.000.000 < 50.000.000 Provisi (2%) (24%)

Sumber : Data diolah, 2010

4.2. Struktur Organisasi GKV Bogor

1. 1. Team leader

Fungsi team leader adalah mengkoordinasi seluruh aktivitas dalam rangka

mencapai target. Memimpin seluruh staf dibawahnya dalam memastikan

pencapaian realisasi disburse sesuai target yang ditetapkan berdasarkan volume

serta memastikan target overdue yang ditetapkan.

Tanggung jawab team leader adalah menyusun rencana jangka panjang

dan jangka pendek, mencapai target yang telah ditetapkan secara keseluruhan,

terselenggaranya penilaian prestasi kerja karyawan, terciptanya lingkup kerja

yang nyaman untuk semua pekerja serta terjalinnya kerjasama yang baik dengan

semua pihak, mengkoordinir seluruh bawahannya, bertanggung jawab dalam

pencapaian marketing, collection dan operation, melakukan pengawasan

pembayaran angsuran kredit, memberikan keputusan kredit sesuai batas

wewenang kredit, bertanggung jawab terhadap kelayakan aplikasi yang telah

disetujui, memiliki hak untuk menerbitkan surat peringatan, monitoring seluruh

aktivitas GKV, melakukan penilaian terhadap pengembangan dan potensi pasar.

Page 49: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

37

2. 2. ADH (Administration head)

Fungsi ADH adalah melakukan koordinasi terhadap administrasi yang

berkaitan dengan kegiatan operasional kantor. ADH juga melakukan seluruh

proses administrasi meliputi admin marketing, admin collection, dan admin

operation serta administration head office.

Tanggung jawab adalah memastikan bahwa kegiatan administrasi

dilakukan dengan benar, mengadministrasikan keluar masuknya surat-surat,

mendistribusikan hasil rapat pada pihak yang berkepentingan, mengawasi keluar

masuknya cek dan giro, melakukan koordinasi dengan head collector dalam

pengurusan surat peringatan hingga surat penarikan barang jaminan,

mengumpulkan dan melakukan checklist kelengkapan data untuk proses approval,

memastikan data jaminan, menyediakan data-data update, mengawasi penggunaan

uang cabang seperti budget opex, pettycash dll.

3. 3. Head collector

Fungsi head collector adalah mengkoordinir collector dan membantu

collector dalam melakukan penagihan. Head collector juga melakukan koordinasi

terhadap pencapaian collector dalam melakukan penagihan.

Tanggung jawabnya adalah mengatur strategi terhadap cara dan teknik

penagihan yang efektif, memastikan tercapainya target overdue, melakukan

kontrol terhadap pekerjaan collector untuk mencapai target, memastikan bahwa

jaminan masih ada (belum berpindah tangan), memeriksa laporan hasil dan

evaluasi dilapangan, merekomendasikan terbitnya surat peringatan dan eksekusi

jaminan, melakukan maintance terhadap plan tagih, lembar kerja harian collector

dan jumlah penagihan, memastikan bahwa collector bekerja dengan jujur dan

tidak berbuat curang dengan uang.

4. Problem account officer

PAO (problem account officer) memiliki fungsi untuk memastikan bahwa

barang tarikan yang diambil dari debitur masih layak dan sesuai dengan perjanjian

kredit. PAO juga melakukan prosedur penarikan sesuai dengan SOP yaitu

peringatan 1, peringatan 2 lalu penarikan barang jaminan.

Tanggung jawabnya adalah melakukan penarikan barang jaminan apabila

debitur tidak dapat membayar angsuran, melakukan negosiasi dengan debitur,

Page 50: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

38

memastikan bahwa barang jaminan masih dalam kondisi yang layak untuk

dilakukan purna jual, membawa barang jaminan ke GKV, melakukan pendataan

barang jaminan yang dibawa ke GKV, menginformasikan kepada bebitur bahwa

barang akan dijual kembali sesuai kesepakatan.

4. 5. Collector

Fungsi utama adalah menjemput setoran dari debitur. Collector juga

memastikan keberhasilan tertagihnya pembayaran angsuran sesuai dengan tanggal

jatuh tempo dan memberikan pelayanan yang baik pada debitur.

Tanggung jawabnya memastikan angsuran yang ditagih sesuai dengan

waktunya serta memastikan tidak ada selisih dana antara angsuran dari debitur

dengan angsuran yang disetorkan ke GKV, melakukan penagihan mingguan dan

bulanan, mencapai target overdue yang ditetapkan, melakukan update dan kontrol

terhadap debitur, membuat dan melaporkan hasil kerja harian pada head collector,

menyetorkan uang hasil penagihan ke admin 2.

5. 6. Credit analyst

Fungsi credit analyst adalah melakukan analisa kelayakan kredit terhadap

aplikasi calon debitur baik keakuratan data maupun keakuratan keterangan di

lapangan. CA juga melakukan survey langsung ke lapangan berdasarkan data

yang sudah ada.

Credit analyst bertanggung jawab untuk analisa dan evaluasi dalam

memberikan rekomendasi kredit, melakukan kelengkapan data, melakukan

kunjungan ke lapangan untuk meyakinkan kebenaran data dan keterangan yang

telah disajikan akurat serta sesuai dengan kondisi di lapangan, melakukan survey

dan analisa kelayakan kredit (tempat usaha dan tempat tinggal), melakukan

apraisal jaminan, melakukan validasi terhadap data aplikasi customer, melakukan

analisa kelayakan kredit, memberikan rekomendasi persetujuan kredit pada

pejabat yang berwenang memutuskan kredit (komite kredit).

6. 7. Bussines relation officer (Marketing)

Fungsi utama marketing adalah mencapai realisasi disburse sesuai target

per unit dengan batas maksimal amount finance yang ditentukan agar optimal

dalam menangani debitur. Marketing juga merencanakan, mengarahkan, serta

mengevaluasi target, memastikan strategi yang digunakan sudah tepat dalam

Page 51: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

39

upaya pencapaian sasaran, termasuk dalam upaya penyelesaian pembiayaan

bermasalah.

Tanggung jawabnya adalah mencapai target disburse sesuai dengan yang

ditetapkan, menjalin relasi bisnis dengan debitur, menjalankan pengecekan

keabsahan jaminan, melakukan verifikasi awal, melakukan pengawasan dengan

collector mengenai masalah overdue atas debitur yang menunggak, menjalankan

proses dengan benar dan disiplin.

7. 8. Administration 1

Fungsi utama administrasi 1 adalah melakukan administrasi pembiayaan

mulai dari pencairan hingga pelunasan. Administrasi 1 juga melakukan berbagai

pekerjaan yang prosedur yang terkait dengan perkantoran.

Tanggung jawabnya adalah membuat perjanjian kredit, memberikan

laporan ke head office setiap harinya, menginput data secara keseluruhan,

melakukan pembukaan dan penutupan asuransi, membuat laporan opex dan

booking dana, pengecekan dokumen tagihan, konfirmasi terhadap barang yang

sudah diberikan pada customer, konfirmasi terhadap vendor dan dokumennya,

pengarsipan seluruh berkas pembiayaan, penyiapan administrasi pencairan

pembiayaan, pembuatan laporan pembiayaan sesuai periode laporan.

8. 9. Administration 2

Fungsi utamanya adalah merencanakan dan melaksanakan segala sesuatu

transaksi yang berhubungan dengan uang. Administration 2 juga menerima dan

memeriksa keabsahan jumlah uang dari debitur dan mengadministrasikan pdc,

giro dan cek dengan baik.

Tanggung jawabnya adalah menjaga keamanan kas, mengisi voucher

penerimaan kas, voucher pengeluaran kas, penerimaan angsuran dan pelunasan.

Laporan harian kas diinput melalui sistem GL dan rekap harian penerimaan

debitur beserta asli bukti setoran bank sebagai lampirannya, memberikan

dokumen ke bagian accounting dan ke bagian treasury untuk proses rekonsiliasi.

Admin 2 menyerahkan buku bukti tanda terima pada collector dengan pencatatan

nomor prenumbered yang tertera pada bonggol. Adm 2 juga mengurusi

pembayaran tunai dan non tunai dari debiturr dan collection. Menyetor semua

uang yang diterima setiap harinya sesuai prosedur ke bank.

Page 52: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

40

Gambar 4. Struktur organisasi GKV Bogor.

4.3. Prosedur Penyaluran Kredit

1. 1. Permohonan kredit

Kegiatan pada tahap ini antara lain adalah penerimaan permohonan kredit

dari debitur, baik untuk permohonan kredit baru atau perpanjangan kredit.

Permohonan kredit diajukan secara tertulis dan menggunakan format yang

telah ditentukan oleh GKV yang memuat informasi lengkap mengenai kondisi

pemohon atau calon debitur termasuk riwayat kreditnya pada bank lain (history

payment). Admin selanjutnya kemudian melakukan kegiatan penginputan

informasi selengkap-lengkapnya.

2. 2. Tahap penilaian dan pemberian rekomendasi kredit

Rekomendasi kredit dibuat oleh credit analyst berdasarkan analisa dan

evaluasi yang telah dibuat sebelumnya. Dalam memberikan rekomendasi

kredit, kelengkapan data dan analisis lebih lanjut merupakan proses yang tidak

dapat ditinggalkan. Disamping itu juga credit analyst juga melakukan

kunjungan ke lapangan untuk meyakinkan kebenaran data dan keterangan-

keterangan yang telah disajikan akurat serta sesuai dengan kondisi di lapangan.

Team leader

Credit analystAccount officer

BRO

Administrationhead

PAO

Collector

Administration 1

Head collector

Administration 2

Page 53: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

41

a. Kegiatan analisa dan evaluasi kredit

Data dan informasi yang diperoleh dari admin diberikan kepada

analisis kredit untuk mengevaluasi tingkat risiko kredit. Analisa dan

evaluasi kredit dituangkan dalam format yang telah di tetapkan oleh

GKV dan disesuaikan dengan jenis kreditnya. Dalam analisa tersebut

sekurang-kurangnya mencakup informasi tentang identitas pemohon,

plafon kredit, peta lokasi rumah dan tempat usaha dan data jaminan.

Analisis kredit yang dilakukan meliputi analisis 5C yang terdiri

dari analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif dilakukan

terhadap kualitas dan stabilitas usaha dengan mempertimbangkan

posisi pasar dan persaingan, prospek usaha, karakter pemohon, latar

belakang dan kualitas manajemennya. Analisa kuantitatif dilakukan

dengan secara menganalisis kondisi keuangan pemohon untuk

mengetahui usulan kredit tersebut dapat diterima atau ditolak.

b. Perhitungan kebutuhan kredit

Perhitungan kebutuhan kredit dimaksudkan untuk mengetahui

secara pasti kredit yang benar-benar dibutuhkan oleh pemohon, hal ini

dimaksudkan agar tidak terjadi kelebihan kredit yang penggunaannya

diluar usaha atau terjadi kekurangan kredit sehingga usaha tidak

berjalan. Analisa ini dapat dilakukan dengan meminta bukti-bukti

tertulis seperti faktur, nota dan laporan keuangan.

Dalam upaya mengurangi risiko kredit yang harus ditanggung, GKV

membagi risiko tersebut dengan perusahaan asuransi, yaitu dengan melakukan

asuransi TLO (total lost only) kendaraan bermotor dan asuransi kebakaran

(fire) untuk barang penunjang usaha yang dijadikan sebagai jaminan.

3. 3. Penginputan data / Entry data

Tahap ini merupakan proses penginputan data debitur yang dilihat dari

berkas yang sudah ada. Aplikasi computer yang digunakan adalah sistem

approva. Penginputan data dilakukan dengan selengkap mungkin. Data yang

diinput diambil dari KTP, form permohonan kredit, memo analisa kredit, form

verifikasi data dan lainnya.

Page 54: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

42

4. 4. Pemberian keputusan

Pemberian keputusan kredit hanya dapat dilakukan oleh kepala cabang

(team leader) yang diberikan kewenangan memutus kredit (approval).

Sebelum memberikan keputusan kredit, team leader memeriksa dan meneliti

kelengkapan berkas kredit dari credit analyst.

5. 5. Pembuatan perjanjian kredit

Proses perjanjian kredit ini diawali dengan penginputan dalam system

approva yaitu initiation, assign surveyor, entry data, recommendation,

approve CC1, legal, check document, final check, disburstment memo, dan

approval disbursment. Tahap demi tahap proses ini harus dilakukan dengan

teliti agar tidak terjadi kesalahan. Koordinasi yang baik dilakukan dengan

head office hingga perjanjian kontrak dapat dicetak di GKV Bogor.

6. 6. Persetujuan pencairan kredit

Pencairan kredit dapat dilakukan setelah instruksi pencairan kredit

ditandatangani oleh kepala cabang, Adapun syarat untuk menerbitkan

instruksi pencairan kredit adalah pengajuan permohonan kredit telah disetujui

(approval head office) berikut surat-surat yang mengikutinya telah

ditandatangani secara sah oleh pihak-pihak yang bersangkutan, seperti team

leader dan area manager unit serta semua dokumen yang ditelah ditetapkan

dalam approval disburstment telah lengkap dan telah diperiksa keabsahannya

dan telah memberikan perlindungan bagi GKV, serta semua biaya-biaya yang

berkaitan dengan pemberian kredit telah dilunasi oleh pemohon.

7. 7. Tandatangan kontrak

Kegiatan tandatangan kontrak dilakukan di GKV Bogor oleh admin 1,

administration head atau team leader. Dalam proses tandatangan kontrak

kedua pasangan suami istri harus datang kecuali status duda/janda/widow

dapat dilakukan sendiri. Keseluruhan perjanjian akan dijelaskan secara detail

dengan menandatangani berkas yang ada. Admin 1 harus memastikan bahwa

debitur mengerti dengan isi perjanjian kredit tersebut.

8. 8. Realisasi kredit

Tahap ini dilakukan setelah berkas benar-benar lengkap (kekurangan

menyusul sudah dilengkapi). Berkas perjanjian kredit dicek kembali oleh

Page 55: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

43

administration head kemudian ditandatangani oleh pimpinan cabang (team

leader). Bentuk realisasi kredit dalam GKV untuk refinancing adalah dengan

pencairan cek yang dapat dicairkan oleh debitur sendiri. Realisasai kredit

untuk barang penunjang usaha adalah dengan penerimaan uang muka (down

payment) dan pembayaran pelunasan kepada vendor sehingga barang dapat

diberikan kepada debitur.

9. 9. Kelengkapan berkas

Admin akan meminta kekurangan berkas setelah proses pencairan,

kekurangan data yang diperbolehkan bukanlah data mandatory (wajib)

melainkan data yang sifatnya tambahan agar proses kredit tetap berjalan.

10. Penyimpanan arsip

Berkas yang telah dilengkapi dimasukkan ke dalam map dan diarsipkan ke

dalam failing cabinet. Berkas ini harus dijaga dan dikunci karena merupakan

database perusahaan. Berkas ini disimpan berdasarkan abjad agar tersusun

dengan rapi. Sebelum melakukan pengarsipan biasanya admin melakukan

pemadatan lemari arsip, melakukan pengecekan abjad dari berkas yang sudah

ada dan mengambil berkas yang telah lunas dan menyimpan di failing cabinet

yang lain

Syarat calon debitur GKV :

1. Penduduk yang berdomisili dalam wilayah kerja GKV Bogor yang dibuktikan

dengan KTP, SIM, Paspor, Resi Sementara atau Surat Keterangan Domisili.

2. Memiliki kartu keluarga dan surat nikah apabila sudah menikah.

3. Memiliki usaha dan memiliki character yang baik.

4. Memililiki surat izin usaha seperti Tanda Daftar Perusahaan, Surat Izin Usaha

Perdagangan dan Surat Keterangan Usaha.

5. Memiliki agunan baik benda diam maupun benda bergerak.

6. Menyerahkan fotocopy PBB, rekening listrik/PDAM/telepon.

7. Menyerahkan syarat lainnya yang diperlukan oleh GKV Bogor seperti laporan

keuangan, rekening tabungan, surat penawaran, bon dan faktur.

8. Melampirkan foto calon debitur, rumah, tempat usaha dan jaminan.

9. Menandatangani formulir permohonan kredit.

Page 56: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

44

4.4. Prosedur Pengembalian Kredit dari Debitur

Prosedur penagihan kredit adalah langkah-langkah atau urutan-urutan

yang melibatkan bagian penagihan untuk melakukan penagihan kredit kepada

debitur dengan cara yang telah ditetapkan. Prosedur penagihan kredit ini

merupakan kebijaksanaan bank dalam melakukan kegiatan kredit yang telah

diberikan pada saat jatuh tempo angsuran. Hal ini dilakukan untuk menjaga

harta perusahaan, yaitu dana yang telah disalurkan kepada debitur melalui

kredit dapat dikembalikan pada saat jatuh tempo beserta keuntungan.

Prosedur pengembalian kredit di GKV Bogor adalah sebagai berikut :

a. Debitur datang ke GKV untuk menyetor angsuran kredit sesuai dengan

besar angsuran dan jangka waktu yang ditentukan.

b. Pihak GKV akan memeriksa dan mencatat jumlah setoran yang telah

diberikan oleh debitur dalam daftar penerimaan kas harian.

c. Bukti penyetoran kredit (bonggol) dan kartu angsuran diserahkan untuk

diperiksa kebenarannya. Metode pembayaran angsuran dilakukan perbulan

yang dicicil secara mingguan oleh konsumen.

d. Debitur akan menerima kembali kartu angsuran yang telah dicatat dan bukti

penyetoran kredit (bonggol), hal ini dilakukan baik untuk debitur yang

ditagih maupun yang datang sendiri ke GKV.

e. Admin menerima bukti penyetoran kredit mengiinput ke dalam system

VIPS. GKV melarang penggunaan tanda terima selain bonggol atau bukti

lainnya yang tidak sesuai dengan ketentuan GKV.

f. Collector, yaitu petugas GKV yang bertugas mendatangi debitur apabila

kredit yang diberikan terlambat atau tidak dapat dibayarkan pada waktu

jatuh tempo. Dalam hal ini, collector bertugas terjun langsung ke lapangan

untuk menagih dan mengambil angsuran dari debitur baik debitur yang

aktif maupun yang terlambat membayar.

g. Proses penagihan yang dilakukan oleh collector disesuaikan dengan tanggal

cicilan mingguan yang dicetak melalui system VIPS.

h. Collector mempertanggungjawabkan hasil penagihan setiap hari dengan

melampirkan bukti setoran bank, bukti bonggol yang terpakai, sisa bonggol

yang tidak terpakai dan melakukan report pada atasan.

Page 57: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

45

i. Penetapan denda keterlambatan didasarkan pada ketentuan GKV, nilai

denda dihitung dari keterlambatan sisa kewajiban angsuran per bulan,

perhitungan hari denda dihitung sejak H+1 jatuh tempo angsuran perbulan.

j. Uang hasil penagihan konsumen disetorkan ke rekening bank GKV.

k. Surat peringatan terhadap nasabah yang jatuh tempo berupa surat

peringatan pertama (SP1) diberikan pada H+4, surat peringatan terakhir

(SPT) diberikan pada H+10, tembusan SP disimpan oleh admin.

4.5. Pola Pengembalian Kredit Pada GKV Bogor Berdasarkan KarakteristikDebitur

Analisis pengembalian kredit bermasalah oleh debitur (penunggak)

dilakukan dengan melihat bagaimana pengembalian kredit oleh penunggak

berdasarkan kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembalian

kredit tersebut. Karakteristik debitur dapat dilihat dari segi usia, jenis kelamin,

status, pendidikan, lama menempati tempat tinggal, kepemilikan tempat tinggal,

jarak GKV dengan lokasi rumah, jumlah tanggungan keluarga, pinjaman lain,

pengalaman usaha, omset usaha, agunan, suku bunga dan jangka waktu

pengembalian kredit.

a. Pola pengembalian kredit berdasarkan usia

Tabel 3. Pola pengembalian kredit berdasarkan usia

NO Usia (Tahun)

Karakteristik Pengembalian Tunggakan

Jumlah Proporsi(%)

Dapat Mengangsur Tidak DapatMengangsur

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

1 20 – 30 10 13.70 6 7.41 16 10.392 31 – 40 32 43.84 48 59.26 80 51.953 41 – 50 18 24.66 10 12.35 28 18.184 > 50 13 17.81 17 20.99 30 19.48

Jumlah 73 100.00 81 100.00 154 100.00

Pada Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa debitur dengan usia antara 31 –

40 tahun mengalami masalah dalam pengembalian kreditnya sebanyak 80 orang

(51,95%). Proporsi debitur dengan usia antara 31 – 40 tahun dan menunggak

dalam kategori masih dapat mengangsur sebesar (43,84%) dan proporsi debitur

menunggak dalam kategori tidak dapat mengangsur sebesar (59,26%).

Berdasarkan temuan dan wawancara dengan debitur, beberapa alasan yang

Page 58: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

46

menimbulkan ketidaklancaran pengembalian kredit pada golongan usia tersebut

karena sakit dan kondisi usaha yang hampir bangkrut.

b. Pola pengembalian kredit berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4. Pola pengembalian kredit berdasarkan jenis kelamin

NO Jenis Kelamin(Satuan)

Karakteristik Pengembalian Tunggakan

Jumlah Proporsi(%)

Dapat Mengangsur Tidak DapatMengangsur

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

1 Perempuan 43 58.90 41 50.62 84 54.552 Laki-laki 30 41.10 40 49.38 70 45.45

Jumlah 73 100.00 81 100.00 154 100.00

Pada Tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa secara umum debitur berjenis

kelamin perempuan mengalami ketidaklancaran pengembalian kredit sebanyak

84 orang (54,55%). Proporsi debitur perempuan menunggak dalam kategori masih

dapat mengangsur sebesar (58,90%) dan proporsi debitur perempuan menunggak

dalam kategori tidak dapat mengangsur sebesar (50,62%). Hal ini berarti bahwa

kemampuan laki-laki dalam pengembalian kredit lancar lebih baik dari

perempuan.

c. Pola pengembalian kredit berdasarkan status

Tabel 5. Pola pengembalian kredit berdasarkan status

NO Status (Satuan)

Karakteristik Pengembalian Tunggakan

Jumlah Proporsi(%)

Dapat Mengangsur Tidak DapatMengangsur

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

1 Lajang 6 8.22 5 6.17 11 7.142 Menikah 57 78.08 70 86.42 127 82.473 Janda / Duda 10 13.70 6 7.41 16 10.39

Jumlah 73 100.00 81 100.00 154 100.00

Pada Tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa debitur dengan status menikah

mengalami masalah dalam pengembalian kreditnya sebanyak 127 orang (82,47%).

Proporsi debitur dengan status menikah yang menunggak dalam kategori masih

dapat mengangsur sebesar (78,08%) dan proporsi debitur yang menunggak dalam

kategori tidak dapat mengangsur sebesar (86,42%). Berdasarkan wawancara,

Page 59: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

47

debitur dengan status menikah mengalami masalah dalam pengembalian kredit

karena pengeluaran yang harus dikeluarkan dalam rumah tangga cukup banyak.

d. Pola pengembalian kredit berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel 6. Pola pengembalian kredit berdasarkan tingkat pendidikan

NO Pendidikan(Tingkatan)

Karakteristik Pengembalian Tunggakan

Jumlah Proporsi(%)

Dapat Mengangsur Tidak DapatMengangsur

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

1 SD 3 4.11 1 1.23 4 2.602 SMP 3 4.11 5 6.17 8 5.193 SMU 44 60.27 58 71.60 102 66.234 Akademi/Universitas 23 31.51 17 20.99 40 25.97

Jumlah 73 100.00 81 100.00 154 100.00

Pada Tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa debitur yang mengalami

penunggakan tergolong dalam lulusan pendidikan jenjang SMU sebanyak 102

orang (66,23%). Proporsi debitur lulusan SMU yang menunggak tergolong dalam

kategori masih dapat mengangsur sebanyak (60,27%) dan proporsi debitur lulusan

SMU yang menunggak dalam kategori tidak dapat mengangsur sebanyak

(71,60%). Berdasarkan data, permasalahan dengan debitur lulusan SMU karena

pada dasarnya mayoritas populasi adalah lulusan SMU.

e. Pola pengembalian kredit berdasarkan lama menempati tempat tinggal

Tabel 7. Pola pengembalian kredit berdasarkan lama menempati tempattinggal

NOLama MenempatiTempat Tinggal

(Tahun)

Karakteristik Pengembalian Tunggakan

Jumlah Proporsi(%)

Dapat Mengangsur Tidak DapatMengangsur

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

1 1 – 10 29 39.73 38 46.91 67 43.512 11 – 20 15 20.55 22 27.16 37 24.033 21 – 30 17 23.29 5 6.17 22 14.294 > 31 12 16.44 16 19.75 28 18.18

Jumlah 73 100.00 81 100.00 154 100.00

Pada Tabel 7 di atas diketahui bahwa debitur yang mengalami

penunggakan menempati tempat tinggal dalam kurun waktu 1-10 tahun sebanyak

67 orang (43,51%). Proporsi debitur yang menempati tempat tinggal dalam kurun

waktu 1-10 tahun dan menunggak tergolong dalam kategori masih dapat

Page 60: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

48

mengangsur sebanyak (39,73%) dan proporsi debitur menunggak dalam kategori

tidak dapat mengangsur sebanyak (46,91%). Berdasarkan temuan dan wawancara,

permasalahan terjadi karena penggunaan pinjaman bukan untuk usaha.

f. Pola pengembalian kredit berdasarkan kepemilikan tempat tinggal

Tabel 8. Pola pengembalian kredit berdasarkan kepemilikan tempat tinggal

NO KepemilikanTempat Tinggal

Karakteristik Pengembalian Tunggakan

Jumlah Proporsi(%)

Dapat Mengangsur Tidak DapatMengangsur

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

1 Milik Sendiri 52 71.23 63 77.78 115 74.682 Milik Orang Tua 17 23.29 13 16.05 30 19.483 Sewa / Kontrak 4 5.48 5 6.17 9 5.84

Jumlah 73 100.00 81 100.00 154 100.00

Pada Tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa debitur yang mengalami

penunggakan memiliki tempat tinggal sendiri sebanyak 115 orang (74,68%).

Proporsi debitur yang memiliki tempat tinggal sendiri dan menunggak tergolong

dalam kategori masih dapat mengangsur sebanyak (71,23%) dan proporsi debitur

menunggak dalam kategori tidak dapat mengangsur sebanyak (77,78%).

Berdasarkan temuan dan wawancara, menunjukan bahwa debitur memiliki tempat

tinggal sendiri mengalami masalah karena beberapa debitur sedang mengalami

permasalahan rumah tangga.

g. Pola pengembalian kredit berdasarkan jarak rumah ke GKV Bogor

Tabel 9. Pola pengembalian kredit berdasarkan jarak rumah ke GKV Bogor

NO Jarak Rumah(Kilometer)

Karakteristik Pengembalian Tunggakan

Jumlah Proporsi(%)

Dapat Mengangsur Tidak DapatMengangsur

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

1 1 – 10 63 86.30 76 93.83 139 90.262 11 – 20 10 13.70 4 4.94 14 9.093 > 21 0 0.00 1 1.23 1 0.65

Jumlah 73 100.00 81 100.00 154 100.00

Pada Tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa debitur dengan jarak rumah

dengan GKV yang mencakup 1 – 10 km mengalami masalah dalam pengembalian

kreditnya sebanyak 139 orang (90,26%). Proporsi debitur yang memiliki jarak

rumah dengan GKV mencakup 1 – 10 km yang menunggak tergolong dalam

Page 61: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

49

kategori masih dapat mengangsur sebanyak (86,30%) dan proporsi debitur

menunggak dalam kategori tidak dapat mengangsur sebanyak (93,83%).

Berdasarkan temuan dan wawancara dengan debitur, menunjukan bahwa debitur

jarak rumah dengan GKV mencakup 1 – 10 km bermasalah dalam pengembalian

kredit karena masyarakat perkotaan lebih tidak takut dengan hutang.

h. Pola pengembalian kredit berdasarkan jumlah tanggungan keluarga

Tabel 10. Pola pengembalian kredit berdasarkan jumlah tanggungankeluarga

NOJumlah

TanggunganKeluarga (Orang)

Karakteristik Pengembalian Tunggakan

Jumlah Proporsi(%)

Dapat Mengangsur Tidak DapatMengangsur

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

1 0 – 1 33 45.21 27 33.33 60 38.962 2 – 3 30 41.10 37 45.68 67 43.513 4 – 5 9 12.33 15 18.52 24 15.584 > 6 1 1.37 2 2.47 3 1.95

Jumlah 73 100.00 81 100.00 154 100.00

Pada Tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa debitur yang memiliki

tanggungan antara 2 – 3 orang mengalami ketidaklancaran pengembalian kredit

sebanyak 67 orang (43,51%). Proporsi debitur yang memiliki tanggungan antara 0

– 1 orang dan menunggak tergolong dalam kategori masih dapat mengangsur

sebanyak (45,21%) dan proporsi debitur yang memiliki tanggungan antara 2 – 3

orang dan menunggak dalam kategori tidak dapat mengangsur sebanyak

(33,33%). Berdasarkan temuan dan wawancara, keluarga debitur yang memiliki

jumlah anak lebih banyak tidak dapat menyisihkan uang sehingga pembayaran

angsuran bermasalah yang berakibat pada kurang lancarnya pengembalian kredit.

i. Pola pengembalian kredit berdasarkan pinjaman lain

Tabel 11. Pola pengembalian kredit berdasarkan pinjaman lain

NO Pinjaman Lain(Satuan)

Karakteristik Pengembalian Tunggakan

Jumlah Proporsi(%)

Dapat Mengangsur Tidak DapatMengangsur

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

1 Ada 50 68.49 52 64.20 102 66.232 Tidak Ada 23 31.51 29 35.80 52 33.77

Jumlah 73 100.00 81 100.00 154 100.00

Page 62: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

50

Pada Tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa debitur yang memiliki pinjaman

lain sebanyak 102 orang (66,23%) mengalami masalah dalam pengembalian

kreditnya. Proporsi debitur yang memiliki pinjaman lain dan menunggak

tergolong dalam kategori masih dapat mengangsur sebanyak (68,49%) dan

proporsi debitur menunggak dalam kategori tidak dapat mengangsur sebanyak

(64,20%). Berdasarkan temuan dan wawancara, debitur yang memiliki pinjaman

lain mengalami masalah dalam pengembalian kredit karena debitur dengan

banyak pinjaman memiliki kewajiban pembayaran lebih banyak sehingga terjadi

tutup menutup hutang (gali lubang tutup lubang).

j. Pola pengembalian kredit berdasarkan pengalaman usaha

Tabel 12. Pola pengembalian kredit berdasarkan pengalaman usaha

NO Pengalaman Usaha(Tahun)

Karakteristik Pengembalian Tunggakan

Jumlah Proporsi(%)

Dapat Mengangsur Tidak DapatMengangsur

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

1 1 – 10 51 69.86 47 58.02 98 63.642 11 – 20 14 19.18 10 12.35 24 15.583 21 – 30 7 9.59 22 27.16 29 18.834 > 31 1 1.37 2 2.47 3 1.95

Jumlah 73 100.00 81 100.00 154 100.00

Pada Tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa debitur dengan pengalaman

usaha antara 1 – 10 tahun sebanyak 98 orang (63,64%) memiliki kesadaran yang

kurang baik untuk mengembalikan kredit. Proporsi debitur dengan pengalaman

usaha antara 1 – 10 tahun dan menunggak tergolong dalam kategori masih dapat

mengangsur sebanyak (69,86%) dan proporsi debitur menunggak dalam kategori

tidak dapat mengangsur sebanyak (58,02%). Berdasarkan temuan dan wawancara,

debitur dalam kategori ini mengalami masalah karena minimnya pengalaman

usaha yang didapatkan sehingga berpengaruh terhadap pengelolaan usaha yang

berakibat pada kurang lancarnya pengembalian kredit.

Page 63: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

51

k. Pola pengembalian kredit berdasarkan omset usaha

Tabel 13. Pola pengembalian kredit berdasarkan omset usaha

NO Omset Usaha (Rupiah)

Karakteristik Pengembalian Tunggakan

Jumlah Proporsi(%)

Dapat Mengangsur Tidak DapatMengangsur

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

1 Rp1.000.000 – Rp20.000.000 55 75.34 43 53.09 98 63.64

2 Rp20.000.001 – Rp40.000.000 9 12.33 16 19.75 25 16.23

3 Rp40.000.001 – Rp60.000.000 4 5.48 9 11.11 13 8.44

4 Rp60.000.001 – Rp80.000.000 2 2.74 7 8.64 9 5.845 > Rp80.000.000 3 4.11 6 7.41 9 5.84

Jumlah 73 100.00 81 100.00 154 100.00

Pada Tabel 13 di atas dapat dilihat bahwa debitur dengan omset usaha

sebesar Rp1.000.000 – Rp20.000.000 per bulan mengalami ketidaklancaran dalam

pengembalian kredit sebanyak 98 orang (63,64%). Proporsi debitur dengan omset

usaha sebesar Rp1.000.000 – Rp20.000.000 per bulan dan menunggak tergolong

dalam kategori masih dapat mengangsur sebanyak (75,34%) dan proporsi debitur

menunggak dalam kategori tidak dapat mengangsur sebanyak (53,09%).

Berdasarkan temuan, debitur dalam kategori ini mengalami masalah karena

kondisi usaha bangkrut sehingga tidak memiliki kemampuan membayar angsuran,

baik disengaja maupun tidak disengaja.

l. Pola pengembalian kredit berdasarkan agunan

Tabel 14. Pola pengembalian kredit berdasarkan agunan

NO Agunan (Satuan)

Karakteristik Pengembalian Tunggakan

Jumlah Proporsi(%)

Dapat Mengangsur Tidak DapatMengangsur

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

1 Household 68 93.15 75 92.59 143 92.862 BPKB 2 2.74 3 3.70 5 3.253 BPU 3 4.11 3 3.70 6 3.90

Jumlah 73 100.00 81 100.00 154 100.00

Pada Tabel 14 di atas dapat dilihat bahwa debitur dengan agunan

household sebanyak 102 orang (92,86%) mengalami masalah dalam

pengembalian kreditnya. Proporsi debitur dengan agunan household dan

menunggak tergolong dalam kategori masih dapat mengangsur sebanyak

(93,15%) dan proporsi debitur menunggak dalam kategori tidak dapat mengangsur

Page 64: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

52

sebanyak (92,59%). Berdasarkan temuan dan wawancara, debitur dengan agunan

household kurang memiliki keseriusan dalam pembayaran angsuran karena

debitur ini merasa sukarela apabila agunannya diambil alih oleh pihak kreditur

untuk menutupi hutangnya.

m. Pola pengembalian kredit berdasarkan suku bunga

Tabel 15. Pola pengembalian kredit berdasarkan suku bunga

NO Suku Bunga(Satuan)

Karakteristik Pengembalian Tunggakan

Jumlah Proporsi(%)

Dapat Mengangsur Tidak DapatMengangsur

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

1 Tinggi 34 46.58 47 58.02 81 52.602 Rendah 39 53.42 34 41.98 73 47.40

Jumlah 73 100.00 81 100.00 154 100.00

Pada Tabel 15 di atas dapat dilihat bahwa debitur yang keberatan dengan

suku bunga mengalami pengembalian kredit yang kurang baik sebanyak 81 orang

(52,60%). Proporsi debitur yang merasa suku bunga GKV cukup rendah dan

menunggak tergolong dalam kategori masih dapat mengangsur sebanyak

(53,42%) dan proporsi debitur yang merasa suku bunga GKV cukup tinggi dan

menunggak dalam kategori tidak dapat mengangsur sebanyak (58,02%).

Berdasarkan temuan dan wawancara, biasanya debitur tetap melakukan

peminjaman kredit karena terdesak akan kebutuhan dana tunai untuk sekolah,

persalinan, biaya rumah sakit sehingga tidak berfikir jangka panjang.

n. Pola pengembalian kredit berdasarkan jangka waktu pengembalian kreditTabel 16. Pola pengembalian kredit berdasarkan jangka waktu

pengembalian kredit

NOJangka WaktuPengembalianKredit (Bulan)

Karakteristik Pengembalian Tunggakan

Jumlah Proporsi(%)Dapat Mengangsur Tidak Dapat

MengangsurJumlah(orang)

Proporsi(%)

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

1 1 – 6 2 2.74 5 6.17 7 4.552 7 – 12 39 53.42 40 49.38 79 51.303 13 – 18 19 26.03 23 28.40 42 27.274 19 – 24 13 17.81 13 16.05 26 16.88

Jumlah 73 100.00 81 100.00 154 100.00

Page 65: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

53

Pada Tabel 16 di atas dapat diketahui bahwa debitur dengan jangka waktu

pengembalian kredit antara 7 – 12 bulan memiliki kesadaran yang kurang baik

untuk mengembalikan kredit dengan jumlah 79 orang (51,30%). Proporsi debitur

dengan jangka waktu pengembalian kredit antara 7 – 12 bulan dan menunggak

tergolong dalam kategori masih dapat mengangsur sebanyak (53,42%) dan

proporsi debitur menunggak dalam kategori tidak dapat mengangsur sebanyak

(49,58%). Berdasarkan temuan dan wawancara, debitur dalam kategori ini

mengalami masalah karena terjadinya pergantian collector sehingga terjadi

keterlambatan pembayaran.

4.6. Analisis Faktor – Faktor yang Berpengaruh Terhadap PengembalianKredit Bermasalah di GKV Bogor

Faktor faktor yang mempengaruhi debitur untuk mengembalikan

tunggakan kredit (kredit bermasalah) adalah usia, jenis kelamin, status,

pendidikan, lama menempati tempat tinggal, kepemilikan tempat tinggal, jarak

GKV dengan lokasi rumah dan jumlah tanggungan keluarga, pinjaman lain,

pengalaman usaha, omset usaha, agunan, suku bunga, jangka waktu pengembalian

kredit. Variabel respon dalam hal ini terdiri dua alternatif pilihan yaitu penunggak

masih dapat mengangsur (1) dan penunggak yang tidak dapat mengangsur (0).

Pada tingkat kepercayaan 90 persen (α = 0,10), nilai uji G pada model

regresi logistik ini adalah 157,417 dengan nilai P = 0,001. Hal ini menunjukan

bahwa nilai P (0,015) < alpha 10% maka tolak H0, artinya minimal ada satu

peubah bebas yang berpengaruh nyata atau model regresi significant. Dapat

disimpulkan bahwa satu diantara variabel usia, jenis kelamin, status, pendidikan,

lama menempati tempat tinggal, kepemilikan tempat tinggal, jarak GKV dengan

lokasi rumah dan jumlah tanggungan keluarga, pinjaman lain, pengalaman usaha,

omset usaha, agunan, suku bunga, jangka waktu pengembalian kredit berpengaruh

nyata terhadap pengembalian kredit bermasalah ke GKV Bogor.

Dalam hipotesa sebelumnya disebutkan bahwa H0 : lama menempati

tempat tinggal diduga tidak berpengaruh terhadap pengembalian kredit dan H1 :

lama menempati tempat tinggal diduga berpengaruh terhadap pengembalian

kredit, H0 : pinjaman lain diduga tidak berpengaruh terhadap pengembalian kredit,

H1 : pinjaman lain diduga berpengaruh terhadap pengembalian kredit, H0 : suku

Page 66: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

54

bunga diduga tidak berpengaruh terhadap pengembalian kredit dan H1 : suku

bunga diduga berpengaruh terhadap pengembalian kredit.

Dilihat dari uji Goodness of fit yang terdiri dari uji Hosmer and Lemeshow

menunjukan bahwa semua nilai P (0,647) > 5% (α = 0,05) maka terima H0. Hal ini

menunjukan bahwa model yang diperoleh dari analisis regresi logistik sudah fit.

Hasil pengolahan regresi logistik mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

pengembalian kredit dapat dilihat pada Tabel 17 dan Tabel 18.

Hasil pengolahan dengan regresi logistik menghasilkan variabel yang

berpengaruh nyata (signifikan) dan variabel yang tidak berpengaruh nyata (tidak

signifikan) terhadap pengembalian kredit. Identifikasi variabel yang signifikan

dapat dilihat dari nilai P dari variabel yang bersangkutan. Jika nilai P suatu

variabel lebih kecil dari 10 persen (P < 10% ) maka variabel tersebut berpengaruh

nyata terhadap pengembalian kredit begitu pula sebaliknya.

Tabel 17. Faktor yang berpengaruh nyata (significant) terhadappengembalian kredit

Faktor yang Berpengaruh Nyata (Significant)

No Variabel Koefisien P-Value Odds Ratio1 Lama menempati tempat tinggal (X5) 0,027 0,087 1,0272 Pinjaman lain (X9) 2,145 0,004 8,5453 Suku bunga (X13) 1,644 0,002 5,176

Dilihat dari nilai P sebesar (0,087) < α 10%, artinya X5 (lama menempati

tempat tinggal) berpengaruh nyata terhadap Y, (tolak H0 = tidak berpengaruh dan

terima H1 = berpengaruh). Berdasarkan nilai odds ratio 1,027 artinya debitur

dengan lama menempati tempat tinggal lebih dari 1 tahun memiliki peluang untuk

mampu mengangsur kredit dengan lancar sebesar 1,027 kalinya dibandingkan

dengan debitur dengan lama menempati tempat tinggal kurang dari 1 tahun,

dengan asumsi variabel lainnya tetap.

Dilihat dari nilai P sebesar (0,004) < α 10% artinya, X9 (pinjaman lain)

berpengaruh nyata terhadap Y, (tolak H0 = tidak berpengaruh dan terima H1 =

berpengaruh). Berdasarkan nilai odds ratio 8,545 artinya debitur yang tidak

memiliki pinjaman lain memiliki peluang untuk mampu mengangsur kredit

dengan lancar sebesar 8,545 kalinya dibandingkan dengan debitur yang memiliki

pinjaman lain, dengan asumsi variabel lainnya tetap.

Page 67: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

55

Dilihat dari nilai P sebesar (0,002) < α 10% artinya, X13 (suku bunga)

berpengaruh nyata terhadap Y, (tolak H0 = tidak berpengaruh dan terima H1 =

berpengaruh). Berdasarkan nilai odds ratio 5,176 artinya debitur yang merasa

bahwa suku bunga GKV rendah memiliki peluang untuk mampu mengangsur

kredit dengan lancar sebesar 5,176 kalinya dibandingkan dengan debitur yang

merasa bahwa suku bunga GKV tinggi, dengan asumsi variabel lainnya tetap.

Tabel 18. Faktor yang tidak berpengaruh nyata (tidak significant) terhadappengembalian kredit

Faktor yang Tidak Berpengaruh Nyata (Tidak Significant)

No Variabel Koefisien P-Value Odds Ratio1 Usia X1 -0,030 0,207 0,9702 Jenis kelamin X2 -0,180 0,675 0,8353 Status X3 0,911

Status X3 (1) -0,303 0,771 0,738Status X3 (2) 0,067 0,931 1,059

4 Tingkat pendidikan X4 -1,182 0,697Tingkat pendidikan X4 (1) -0,351 0,332 0,307Tingkat pendidikan X4 (2) 0,131 0,727 0,704Tingkat pendidikan X4 (3) -0,543 0,826 1,140Tingkat pendidikan X4 (4) 0,027 0,510 0,581

5 Kepemilikan tempat tinggal X6 0,429Kepemilikan tempat tinggal X6 (1) -0,349 0,681 0,706Kepemilikan tempat tinggal X6 (2) 0,266 0,773 1,304

6 Jarak rumah dengan GKV X7 0.075 0,212 1,0787 Jumlah tanggungan keluarga X8 0.010 0,946 1,0108 Pengalaman usaha X10 -0,007 0,787 0,9939 Omset usaha X11 0.000 0,738 1,000

10 Agunan X12 0,201Agunan X12 (1) 2,484 0,108 11,995Agunan X12 (2) 0,422 0,844 1,525

11 Jangka Waktu Pengembalian Kredit X14 -0,001 0,991 0,999

4.7. Metode Analisis 5C (the five of credit)

Analisa untuk penyaluran kredit yang sifatnya konsumsi lebih mudah

dibandingkan dengan analisa penyaluran kredit yang digunakan untuk modal kerja

atau investasi seperti yang dikelola oleh GKV Bogor. Kreditur membutuhkan

penilaian kredit dalam bentuk suatu analisa kredit yang dapat menentukan resiko

yang ada atau simulasi ke depannya atas pinjaman yang diberikan pada calon

debitur.

Page 68: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

56

Berdasarkan hasil wawancara, dapat diketahui bahwa tingginya tingkat

overdue (keterlambatan pembayaran angsuran) disebabkan karena karakteristik

debitur itu sendiri, penilaian kredit yang tidak sesuai dengan prinsip 5C dan

lainnya. Hasil temuan di lapangan ternyata tidak sesuai dengan kondisi yang

sebenarnya sehingga hal ini menjadi suatu permasalahan GKV.

Tabel 19. Pola pengembalian kredit berdasarkan metode analisis 5C

NO Analisis 5C

Karakteristik Pengembalian Tunggakan

Jumlah Proporsi(%)

Dapat Mengangsur Tidak DapatMengangsur

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

Jumlah(orang)

Proporsi(%)

1 Character 21 28.77 29 35.80 50 32.472 Capacity 27 36.99 18 22.22 45 29.223 Capital 7 9.59 12 14.81 19 12.344 Collateral 8 10.96 9 11.11 17 11.045 Condition 10 13.70 13 16.05 23 14.94

Jumlah 73 100.00 81 100.00 154 100.00

Pada Tabel 19 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas debitur yang

mengalami ketidaklancaran pengembalian kredit sebanyak 50 orang (32,47%).

Proporsi debitur yang bermasalah berdasarkan capacity dan menunggak tergolong

dalam kategori masih dapat mengangsur sebanyak (36,99%) dan proporsi debitur

yang bermasalah berdasarkan character dan menunggak dalam kategori tidak

dapat mengangsur sebanyak (35,80%). Identifikasi ini dilakukan berdasarkan

wawancara dan kuisioner dengan divisi collection (penagihan).

Debitur yang memiliki character tidak baik biasanya tidak mementingkan

kelancaran pembayaran angsuran dengan adanya unsur kesengajaan sehingga

menghambat pengembalian kredit. Watak debitur ini berkaitan dengan

integritasnya, dalam arti bahwa debitur yang memiliki watak yang baik masih

memiliki kemauan untuk membayar kreditnya. Hal ini dapat diidentifikasi dari

wawancara, pengalaman kredit dan informasi dari lingkungan sosial.

Debitur yang bermasalah dalam capacity tidak memiliki kemampuan

membayar kembali angsuran sesuai dengan perjanjian kredit karena terjadinya

berbagai kesalahan dalam analisa pengajuan kredit seperti kesalahan analisa

kelayakan kredit baik dari segi usaha maupun manajerial sehingga laba yang

didapatkan tidak dapat memenuhi keseluruhan pengembalian kredit .

Page 69: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

57

4.8. Implikasi Manajerial

Hasil dari analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembalian

kredit diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang berpengaruh nyata (significant)

terhadap pengembalian kredit yaitu variabel lama menempati tempat tinggal,

variabel pinjaman lain dan variabel suku bunga. Dimana nilai masing-masing

variabel tersebut lebih kecil dari 10 persen (P < 10%) sehingga untuk

mengantisipasi terjadinya penunggakan kredit, GKV perlu mempertimbangkan

ketiga hal tersebut dalam penyaluran kredit kepada calon debitur.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menekan kenaikan tingkat kredit

bermasalah di GKV Bogor adalah melakukan filtrasi awal dengan cara BI

checking dan membuat SOP (standard operational prosedure) dengan lebih

spesifik. Memberikan sanksi yang tegas untuk tindakan yang menyalahi prosedur

dan penanggulangan masalah yang terjadi dengan mengeluarkan kebijakan yang

baik bagi perusahaan dan bagi debitur GKV Bogor.

Melakukan eksekusi jaminan terhadap debitur yang menunggak adalah

langkah awal untuk menahan tingkat pengembalian kredit yang buruk. Debitur

yang menunggak lebih dari 1 bulan akan diambil alih jaminannya oleh pihak

GKV sesuai dengan sisa angsuran berjalan. Kerjasama yang terjalin antara

marketing dan collector dalam mengurangi angka overdue setiap bulannya.

Divisi HRD dapat melakukan recruitment calon karyawan dengan lebih

proporsional seperti penetapan standar pendidikan yang berlaku, pemberian gaji

sesuai latar belakang pendidikan, filtrasi awal terhadap calon karyawan mengenai

character orang tersebut dan pemberlakuan jam kerja sesuai dengan kontrak kerja

sehingga tidak menimbulkan berbagai masalah yang terkait dengan sumber daya

manusia seperti collector yang tidak jujur, team leader yang korupsi seperti yang

pernah terjadi sebelumnya di GKV Bogor.

Dilihat dari segi finansial, GKV dapat memberikan suku bunga yang lebih

rendah agar dapat bersaing dengan leasing yang lain. Salah satu cara untuk

menarik debitur agar melakukan pembayaran angsuran tepat waktu adalah dengan

memberikan diskon angsuran dengan syarat pembayaran dilakukan sebelum

tanggal jatuh tempo, memberikan parcel pada hari besar keagamaan dan

memberikan souvenir untuk pinjaman yang cukup besar.

Page 70: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

58

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

a. Karakteristik debitur GKV Bogor yang mengalami kredit bermasalah sebagian

besar berada pada usia 31-40 tahun, dengan jenis kelamin perempuan, memiliki

status menikah, lulusan pendidikan SMU, lama menempati tempat tinggal

selama 1-10 tahun, kepemilikan tempat tinggal adalah milik sendiri, memiliki

jarak lokasi rumah dengan GKV sejauh 1-10 km dan memiliki jumlah

tanggungan keluarga sebanyak 2-3 orang, memiliki pinjaman lain, pengalaman

usaha antara 0-10 tahun, memiliki omset usaha antara Rp1.000.000,00–

Rp20.000.000,00 per bulan, memiliki agunan berupa household, suku bunga

tinggi dan berada dalam jangka waktu pengembalian kredit antara 7-12 bulan.

b. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata (significant) terhadap pengembalian

kredit adalah lama menempati tempat tinggal, pinjaman lain dan suku bunga.

2. Saran

a. Mempertimbangkan nilai odds ratio dari variabel lama menempati tempat

tinggal, pinjaman lain dan suku bunga maka penyaluran kredit di GKV Bogor

dapat difokuskan pada calon debitur dengan lama menempati tempat tinggal

lebih dari 1 tahun, tidak memiliki pinjaman lain serta kepahaman debitur

mengenai kesediaannya untuk membayar angsuran dengan beban bunga yang

berlaku.

b. Perbaikan dalam sisi manajemen sehingga dapat menciptakan kesinambungan

yang lebih baik ke depannya agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

c. GKV Bogor harus menerapkan dan melakukan analisis 5C secara benar untuk

mencegah resiko default atas kreditnya.

Page 71: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

59

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, T. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi TingkatPengambilan Kredit Usaha Pedesaan (KUPEDES) Sektor Agribisnis (BRIUnit Ciampea). Skripsi pada Program Ekstensi Manajemen Agribisnis.Departemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Asih, M. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi TingkatPengembalian Kredit Pengusaha Kecil Pada Program Kemitraan CorporateSocial Responsibility (Studi kasus : PT Telkom Drive II Jakarta). Skripsipada Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. InstitutPertanian Bogor. Bogor.

Fahmi, I dan Y. Lavianti, H. 2010. Pengantar Manajemen Perkreditan. AlfabetaBandung.

Haloho, F. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola PengembalianKredit Mikro PT BPD Jabar Banten KCP Darmaga. Skripsi padaDepartemen Ekonomi. Fakultas Ilmu Ekonomi. Institut Pertanian Bogor.Bogor.

Karya Kita Bersama. 2010. Majalah Kredit Guide. Bogor

Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Raja Grafindo Persada,Jakarta.

Purwanto, B dan A, Kohar. 2007. Modul Manajemen Lembaga Keuangan.Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. InstitutPertanian Bogor. Bogor.

Priarnani, N.E. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PolaPengembalian Kredit Pembinaan Peningkatan Pendapatan Petani NelayanKecil (Studi kasus di kabupaten Tuban, Jawa Timur). Skripsi pada ProgramEkstensi Manajemen Agribisnis. Departemen Agribisnis. Fakultas Pertanian.Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Priyatno, D. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Media Kom.Yogyakarta

Saadah, H. 2009. Penyaluran dan Pengembalian Kredit Pada Usaha Mikro, Kecil,Menengah, Melalui Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Skripsi padaProgram Ekstensi Manajemen Agribisnis. Departemen Agribisnis. FakultasPertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Santoso, S. 2010. Statistik Multivariat. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.

Setianingsih, D. 2008. Analisis Resiko Kredit dan Penanganan Kredit BermasalahPada Bank JABAR. Skripsi pada Departemen Manajemen. FakultasEkonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Siamat, D. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Lembaga Penerbit FakultasEkonomi Universitas Indonesia.

www. Suara Pembaruan.com [20 May 10.]

Page 72: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

60

http://ineddeni.wordpress.com/2007/08/07/regresi-logistik/, 2009.

http:///E:/skripsi/Bahan/Profil/Industri/Multifinance/diIndonesia, 2008.

http://www.konsultanstatistik.com/2009/03/regresi-logistik.html#ixzz16sP6Kwxx, 2009.

http://ramondfloralamandasa.blogspot.com, 2010.

Page 73: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

61

LAMPIRAN

Page 74: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

62

Lampiran 1. Hasil olahan regresi logistik mengenai faktor yang berpengaruhterhadap pengembalian kredit bermasalah pada GKV Bogor.

Case Processing Summary

154 100,00 ,0

154 100,00 ,0

154 100,0

Unweighted Casesa Included in AnalysisMissing CasesTotal

Selected Cases

Unselected CasesTotal

N Percent

If weight is in effect, see classification table for the totalnumber of cases.

a.

Dependent Variable Encoding

0

1

Original Valuetidak mampumengangsurmampu mengangsur

Internal Value

Categorical Variables Codings

6 1,000 ,000 ,000 ,0009 ,000 1,000 ,000 ,000

101 ,000 ,000 1,000 ,00013 ,000 ,000 ,000 1,00025 ,000 ,000 ,000 ,000

113 1,000 ,00032 ,000 1,0009 ,000 ,000

147 1,000 ,0003 ,000 1,0004 ,000 ,000

11 1,000 ,000125 ,000 1,00018 ,000 ,000

120 1,00034 ,00023 1,000

131 ,00070 1,00084 ,000

SDSMPSMUAKADEMIUNIVERSITAS

X4

SendiriKeluargaSewa

X6

HouseholdBPUBPKB

X12

LajangMenikahJanda

X3

RendahTinggi

X13

TidakAda

X9

LP

X2

Frequency (1) (2) (3) (4)Parameter coding

Page 75: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

63

Lanjutan Lampiran 1. Hasil olahan regresi logistik mengenai faktor yangberpengaruh terhadap pengembalian kreditbermasalah pada GKV Bogor.

Block 1: Method = EnterIteration Historya,b,c,d

178,901-2,551 -,024 -,143 -,331 -,027 -,952 -,206 ,137 -,414 ,021 -,239 ,240 ,062 ,014 1,438 -,005 ,000 1,718 ,299 1,250 ,008177,072-3,302 -,029 -,172 -,313 ,036 -1,155 -,317 ,138 -,526 ,026 -,328 ,266 ,074 ,009 2,004 -,007 ,000 2,346 ,430 1,582 ,001177,013-3,451 -,030 -,180 -,304 ,056 -1,181 -,350 ,131 -,543 ,027 -,348 ,266 ,075 ,009 2,139 -,007 ,000 2,481 ,425 1,642 -,001177,013-3,456 -,030 -,180 -,303 ,057 -1,182 -,351 ,131 -,543 ,027 -,349 ,266 ,075 ,010 2,145 -,007 ,000 2,484 ,422 1,644 -,001177,013-3,456 -,030 -,180 -,303 ,057 -1,182 -,351 ,131 -,543 ,027 -,349 ,266 ,075 ,010 2,145 -,007 ,000 2,484 ,422 1,644 -,001

Iteration12345

Step1

-2 LoglikelihoodConstantX1 X2(1) X3(1) X3(2) X4(1) X4(2) X4(3) X4(4) X5 X6(1) X6(2) X7 X8 X9(1) X10 X11 X12(1) X12(2) X13(1) X14

Coefficients

Method: Enter

a.

Constant is included in the model.

b.

Initial -2 Log Likelihood: 213,074

c.

Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001.

d.

Uji-GOmnibus Tests of Model Coefficients

36,061 20 ,01536,061 20 ,01536,061 20 ,015

StepBlockModel

Step 1Chi-square df Sig.

H0 : 1 = 2 = ... = p = 0 tidak ada yang significant

H1 : minimal ada satu i ≠ 0, i = 1, 2, ..., p model significant

Statistik uji-G didefinisikan sebagai :

Iteration Historya,b,c

213,074 -,104213,074 -,104

Iteration12

Step0

-2 Loglikelihood Constant

Coefficients

Constant is included in the model.a.

Initial -2 Log Likelihood: 213,074b.

Estimation terminated at iteration number 2 becauseparameter estimates changed by less than ,001.

c.

pL

LG 0ln2 = 157.417

Page 76: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

64

Lanjutan Lampiran 1. Hasil olahan regresi logistik mengenai faktor yangberpengaruh terhadap pengembalian kreditbermasalah pada GKV Bogor.Hosmer and Lemeshow Test

6,004 8 ,647Step1

Chi-square df Sig.

Model Summary

177,013a ,209 ,279Step1 -2 Log

likelihoodCox & Snell

R SquareNagelkerkeR Square

Estimation terminated at iteration number 5 becauseparameter estimates changed by less than ,001.

a.

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

14 13,662 1 1,338 1513 11,897 2 3,103 159 10,189 6 4,811 158 9,282 7 5,718 15

11 8,420 4 6,580 155 7,612 10 7,388 157 6,914 8 8,086 155 5,883 10 9,117 156 4,677 9 10,323 153 2,465 16 16,535 19

12345678910

Step1 Observed Expected

Y = tidak mampumengangsur

Observed Expected

Y = mampumengangsur

Total

Classification Tablea

58 23 71,6

27 46 63,067,5

Observedtidak mampumengangsurmampu mengangsur

Y

Overall Percentage

Step 1 tidak mampumengangsur

mampumengangsur

YPercentage

Correct

Predicted

The cut value is ,500

a.

Page 77: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

65

Lampiran 2. Brosur yang digunakan GKV Bogor

Page 78: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

66

Lampiran 3. Kuisioner penelitian

KUESIONER PENELITIAN

“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Oleh Debitur GeraiKredit Verena Bogor.”

No. Responden : Tanggal: 30/01/2011

Yang terhormat debitur GKV Bogor

Saya, merupakan mahasiswa tingkat akhir pada Program Sarjana Alih Jenis DepartemenManajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB yang bernama Astri Marlia Samti(H24087023). Kuesioner ini akan digunakan dalam pengumpulan data responden untukmenunjang pelaksanaan penelitian “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PengembalianKredit Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor.” Saya sangat mengharapkan kesediaanAnda dalam mengisi kuesioner ini sesuai dengan petunjuk yang saya berikan. Saya sangatmenghargai kesediaan dan kejujuran Anda dalam mengisi kuesioner ini dan akanmenjamin kerahasiaan Anda. Atas kesediaannya, saya ucapkan terima kasih.

Nama Anda: .......................................................................

Karakteristik DebiturJenis kelamin :a. Priab.WanitaUsia :a. 20-30 tahunb. 31-40 tahunc. 41-50 tahund. >51 tahunPinjaman lain :a. Adab. Tidak adaStatus :a. Lajangc. Menikahb. Duda/jandaTingkat pendidikan :a. SDb. SMPc. SMUd. Akademi/UniversitasLama menempati tempat tinggal :a. 1-10 tahunb. 11-20 tahunc. 21-30 tahund. > 31 tahunKepemilikan tempat tinggal :a. Milik sendirib. Milik orangtuac. Sewa/kontrak

Page 79: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

67

Lanjutan lampiran 3. Kuisioner penelitian

Jarak rumah ke GKVa. 1-10 kmb. 11-20 kmc. > 21 kmJumlah tanggungan keluargaa. 0-1 orangb. 2-3 orangc. 4-5 orangd.> 6 orangAgunana. Householdb. BPKBc. BPUApakah anda keberatan dengan suku bunga yang berlaku saat ini?a. Yab. TidakPengalaman usaha :a. 11-20 tahunb. 21-30 tahunc. > 31 tahunOmset usaha per bulan :a. Rp1.000.000 – Rp 20.000.000b. Rp1.000.000 – Rp 20.000.000c. Rp1.000.000 – Rp 20.000.000d. Rp1.000.000 – Rp 20.000.000e. > Rp 1.000.000Jangka waktu :a. 1-6 bulanb. 7-12 bulanc. 13-18 buland. 19-24 bulanSudah berapa kali Anda menjadi debitur GKV Bogor (termasuk pinjaman ini)?a. Satu kali (Baru)b. Dua kali (RNO)Tujuan penggunaan dari pinjaman ini :a. Modal usahab. Bayar sekolahc. Biaya rumah sakitd. Tutup hutange. Lain, sebutkan.....Pengalaman menerima kredit dari lembaga / bank lain :a. Ya, sebutkan.....b. TidakPengelolaan usaha :a. Dengan karyawanb. Tanpa karyawanApakah ada saingan dari usaha berjalan :a. Adab. Belum ada

Page 80: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

68

Lampiran 4. Kuisioner penelitian

KUISIONER PENELITIAN

METODE ANALISIS 5C

Judul Penelitian :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPENGEMBALIAN KREDIT BERMASALAH OLEH DEBITUR

GERAI KREDIT VERENA BOGOR

Identitas Responden

Nama :Pekerjaan :Alamat :

Kami mohon Bapak/Ibu dapat mengisi kuisioner ini secara obyektifdan benar, karena kuisioner ini akan digunakan untuk penelitian skripsidengan tujuan ilmiah sehingga diperlukan data yang valid dan akurat.

Terima kasih

Peneliti :Astri Marlia Samti (H24087023)

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMENDEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMENINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 81: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

69

Lanjutan lampiran 4. Kuisioner penelitian

PENENTUAN FAKTOR INTERNAL

Analisa kredit adalah proses menganalisa calon debitur guna memperolehindikasi kemungkinan terjadinya default (kegagalan debitur membayar kembali kredityang diterimanya, angsuran pokok beserta bunga yang telah disepakati). Langkah yangtepat untuk mengambil keputusan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam prosespemberian kredit adalah melakukan metode analisa 5C yaitu Character, Capacity,Capital, Collateral, dan Condition.

Tujuan :Mengelompokkan Character, Capital, Collateral, Capacity dan Condition dalam

metode analisa 5C yang dilakukan dalam proses penilaian kredit.

Petunjuk Pengisian :Berikan tanda (√ ) pada kolom yang sesuai pada Tabel 1 berikut ini, apabila indikasitersebut sesuai dengan kondisi yang sedang terjadi dengan debitur.

Tabel 1. Metode Analisis 5C

No NAMA Metode Analisis 5CCharacter Capacity Capital Collateral Condition

1 DIAN HARDINI

2 ASEP NUGRAHA J

3 SUMARTINI

4 SEHA

5 GADIS SULASTRI

6 ADE NURHAYATI

7 NASAHUDIN

8 NUNUK SRI

9 HARYANTI

10 NILA SATRIA

11 PUJI ASTUTI

12 ADEK SAPUTRA

13 LALA NEZA

14 MAMAH ROHAMAH

15 ALUYAH WATI N

16 MARTHA

17 LILIS ANIATI

18 RUSMAWARNI

19 INDRA IRIANSYAH

20 SITI AISAH

21 AYUB

22 RITA ARTHA K

23 MOCH YUSUF ALI

24 RIETA SUPRAPTI

25 ACHMAD SYAWAL N

Page 82: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

70

Lanjutan lampiran 4. Kuisioner penelitian

No NAMA Metode Analisis 5CCharacter Capacity Capital Collateral Condition

26 SIRAJUDIN Y

27 M DJEJEN

28 EDAH JUBAEDAH

29 SUNARDI

30 PIPIH SUMANTI

31 NURAINI

32 MAMIK WAHYUDI

33 SAPUROH

34 WIWIN

35 SUJONO

36 KHOTIMAH

37 JONI MARSATYO

38 ERNA HERLINA

39 LINA HERLINA

40 ETTY SUPIARTY

41 SITI HALIMAH

42 DODI ROYANDI

43 MUSIAM

44 CICIH MULYASIH

45 MAMAN

46 DADAY ISKANDAR

47 TRIYANTO

48 NURYANI

49 SAID KELANA

50 PUGER WIDODO

51 KURNIAWATI

52 MUHAMAD

53 NANA SUPRIATNA

54 SRI LESTARI

55 SUMIATI

56 ERWIN

57 JUMALA

58 RIKA PURNAMASARI

59 SAEPULLOH

60 NURHASANAH

61 CECEP JAMALUDIN

62 KOSASIH

63 WIWI WITARSIH

64 GORDON RICARD B

65 ENDANG WIDIYANTI

66 KURSILOWATI

67 NURAENI

68 SUMARDI

69 MILYA OKTORA

70 GEGET AJISOKO

71 ADE ROKIYAH

Page 83: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

71

Lanjutan lampiran 4. Kuisioner penelitian

No NAMA Metode Analisis 5CCharacter Capacity Capital Collateral Condition

72 DEWI ERNAWATI

73 YAYAH KOMARIAH

74 KOMALASARI

75 IIN INDIRA A

76 DEARIEN W

77 HUSEN

78 ANDRI WIJAYA

79 CAHYA MUKMIN

80 KUNAH

81 AHMAD FADILAH

82 MAKBUL SYAEFUL

83 AMAS SAPAAT

84 HARDY ENDARWAN

85 NURLAELA

86 EFRILLA SARI

87 MARTIN HARTAJAYA

88 NURSANTI MUNA P

89 BUNYANAH HJ

90 MIMIN SUMINI

91 DAAN

92 TUTY SURYATI

93 DUROHMAN

94 WANDI ROESMANA

95 UUS ESTUNINGSIH

96 MARITA SUSILAWATI

97 SUNARTI

98 NURJANAH

99 PARIATNO

100 ADANG TAUFIK

101 SITI UMAYAH

102 ESTER

103 JHON MARKUS DMK

104 SUHERMAN

105 AFRITA KAIZA

106 SYAMSIAH BT

107 MASWI

108 HIDAYANTI

109 ESIH SOFIAH

110 ESIH SUKAESIH

111 HALINTAR GRAHA

112 JURIAH

113 ELIDA SIREGAR

114 DWI ENDAH LESTARI

115 WAWAN

116 MUHAMAD LILI

117 SUTINI

Page 84: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor

72

Lanjutan lampiran 4. Kuisioner penelitian

No NAMA Metode Analisis 5CCharacter Capacity Capital Collateral Condition

118 NURAHMAN

119 MARPUAH

120 SUTINAH

121 YUDI GUNADI

122 MUHAMAD ADLIN

123 ASEP AKBARUDIN

124 MAGDALENA

125 EENG HERAWATI

126 M SYARIEF AL GOFFUR

127 TINI DEWI A

128 AYIE SAADAH

129 RITA LILIANI

130 MUCHLIS

131 AGUS HIDAYAT

132 ANI AIDIL F

133 TAUFIK ISKANDAR

134 ENI WIDIASTUTI

135 RIANAWATI

136 BAYU ZAMALUDIN

137 NAMAN

138 DIAN PUSPITA

139 FIRMAN KURNIAWAN

140 M RAMLI

141 PANJANG NASUTION

142 WAHIDAH NAJMI

143 RIZQI M REISHA

144 SUHENDRA

145 YOGI SETIADANU

146 RISKA PRIHATINI

147 MICKY MULYADI

148 EDI JUNAEDI

149 ETI SURYANI

150 DULLAH

151 HARSONO

152 DARMIN

153 TONY SAPUTRA

154 TUTI NURYANI

Page 85: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena Bogor