Upload
hafidzaidira
View
7.691
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Kajian Penerapan Manajemen Kajian Penerapan Manajemen Kinerja dalam Mewujudkan Kinerja dalam Mewujudkan Pelayanan Prima di Propinsi Pelayanan Prima di Propinsi
Sumatera BaratSumatera Barat
PenelitiPeneliti Aidinil Zetra, SIP, MA (Ketua)Aidinil Zetra, SIP, MA (Ketua)
Hendri Koeswara, SIP (Anggota)Hendri Koeswara, SIP (Anggota)Malse Yulivestra, S.Sos (Anggota)Malse Yulivestra, S.Sos (Anggota)
Lembaga Penelitian Universitas Andalas Tahun 2007
Seminar Proposal PenelitianSeminar Proposal Penelitian
Latar belakang
Berdasarkan UU 22/1999 dan UU 32/2004, salah satu tujuan diterapkan kebijakan otoda adalah untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.
Karena secara teoritik dengan Otoda : pelayanan publik dengan lebih fleksibel, efektif, inovatif dan
menghasilkan semangat kerja yang lebih tinggi, lebih banyak komitmen, lebih produktif karena Pemda dapat memberikan respon dengan cepat terhadap lingkungan dan kebutuhan masyarakat di daerah.(Osborne dan Gaebler (1995: 283-284) )
Latar Belakang
Sedangkan mnrt Rondinelli & Cheema (1983:14-16):
Dengan Otoda: Mempermudah artikulasi dan implementasi
kebijakan pembangunan daerah Mengurangi dan menyederhanakan prosedur
birokrasi yang rumit; Pelaksanaan koordinasi berbagai kegiatan
akan lebih efektif; meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan dan pembenahan pelayanan publik.
Latar Belakang
Meskipun beberapa Daerah di Sumbar telah mendapat anugerah
atas keberhasilan dalam Pelayanan Publik seperti Kab. Solok th
2001, Kota Solok dan Kab Agam tahun 2005. Namun beberapa
kajian menunjukkan bahwa pelayanan pubik yang berkualitas
(pelayanan prima) di Sumatera Barat sejak otoda masih
menunjukkan realitas “jauh panggang dari api”
Di antara kajian tersebut adalah sebagai berikut:
Latar Belakang
“... rendahnya kinerja birokrasi publik sangat dipengaruhi oleh budaya paternalisme yang masih kuat, yang cenderung mendorong pejabat birokrasi untuk berorientasi pada kekuasaan daripada pelayanan, menempatkan diri sebagai penguasa dan memperlakukan para pengguna jasa sebagai objek pelayanan yang membutuhkan bantuan.
Agus Dwiyanto dkk (2002), Reformasi Birokrasi di Indonesia, yang salah satu lokasi penelitianya adalah Sumatera Barat menyimpulkan:
Latar Belakang
“Kinerja pelayanan kesehatan di RSU Pemerintah di
Sumatera Barat menunjukkan tingkat kepuasan
masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan
sangat rendah, khususnya dalam hal daya tanggap
birokrasi, kepastian/jaminan pelayanan, sikap empati
petugas pelayanan, sarana dan prasarana dan
keterjangkauan biaya pelayanan.
Aidinil, Ferra, Fashbir dan Malse (2006), Pelayanan Kesehatan di RSU Pemerintah di Sumatera Barat, menyimpulkan:
Latar Belakang
“…birokrasi penyelenggaraan pemerintahan Propinsi
Sumatera Barat tidak efisien jika diukur dari
perbandingan alokasi APBD untuk belanja pemerintah
dan biaya pembangunan yang menyentuh langsung
kepentingan publik. Hanya 35 persen anggaran yang
menyentuh langsung kepentingan publik”
R. Siti Zuhro (2007) Pemetaan Peran Birokrasi sebagai Pelayan Publik di Kalimantan Timur dan Sumatra Barat menemukan bahwa menyimpulkan:
Latar Belakang
Kewenangan yang masih menyebar di beberapa instansi dan lemahnya kewenangan yang diberikan kepada kantor pelayanan yang baru dibentuk;Budaya dan etos kerja pegawai yang tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan ekonomi;Kompetensi SDM yang rendah; Keterbatasan prasarana dan sarana birokrasi pelayanan;Lamanya waktu pelayanan dan ketidakpastian prosedur, waktu dan biaya dalam mengurus perizinan;Persyaratan administrasi yang terlalu berlebihan;Diciptakannya peluang untuk pengurusan pelayanan melalui jalan pintas
R. Siti Zuhro (2007) berdasarkan data hasil identifikasi dari Tim PSKBE UNP dan Tim Peneliti The Habibie di Sumbar menyimpulkan:
Latar Belakang
Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa
persoalan rendahnya kinerja birokrasi pelayanan
publik di Sumatera Barat paling tidak terkait
dengan oleh tiga masalah utama yaitu masalah:
1) manajemen kinerja birokrasi pelayanan
publik, 2) budaya kerja dan 3) etos kerja
birokrasi pemerintah daerah.
Latar Belakang Sayangnya penelitian yang ada belum memadai untuk
memetakan masalah kinerja birokrasi pelayanan publik karena:
Bersifat parsial, karena pelayanan publik bukan hanya menyangkut pelayanan Administratif saja tetapi juga pelayanan dasar (seperti pelayanan pendidikan, kesehatan dan pelayanan kebutuhan pokok) dan pelayanan umum lainnya seperti pelayanan barang dan pelayanan jasa
Penelitian yang ada belum menggali secara mendalam bagaimana penerapan manajemen kinerja birokrasi pemerintah daerah dalam melaksanakan pelayanan prima.
Tujuan Penelitian:
1. Mengidentifikasi penerapan manajemen kinerja dalam mewujudkan pelayanan prima (pelayanan publik)
2. Mengkaji strategi penerapan manajemen kenerja yang lebih tepat untuk meningkatkan pengelolaan kepegawaian daerah dalam mewujudkan pelayanan prima.
3. Mengkaji budaya dan etos kerja PNS dalam meningkatkan kualitas pelayanan prima
Rumusan Masalah Penelitian:
1. Bagaimana pelaksanaan manajemen kinerja pemerintah daerah propinsi Sumatera Barat dalam mewujudkan pelayananprima (pelayanan publik)?
2. Apa strategi yang tepat untuk memperbaiki kinerja pemerintah daerah Propinsi Sumatera Barat dalam mewujudkan pelayanan prima?
3. Bagaimana budaya dan etos kerja birokrasi Pemerintah Daerah dalam meningkatkan kualitas pelayanan prima?
Kerangka Teori
Manajemen Kinerja Sektor Publik:“Pendekatan sistematik untuk memperbaiki kinerja sektor publik melalui proses berkelanjutan dalam penetapan sasaran-sasaran kinerja strategik; mengukur kinerja; mengumpulkan; menganalisis; menelaah; dan melaporkan data kinerja; serta menggunakaan data tersebut untuk memacu perbaikan kinerja”
Untuk menjawab masalah penelitian, penelitian akan menyandarkan analisis kepada teori manajemen sektor publik berbasis kinerja (performance-based public management) untuk pelayanan prima. beberapa konsep utama yang digunakan adalah sebagai berikut:
Kerangka Teori
Manajemen Kinerja Sektor Publik:“Pendekatan sistematik untuk memperbaiki kinerja sektor publik melalui proses berkelanjutan dalam penetapan sasaran-sasaran kinerja strategik; mengukur kinerja; mengumpulkan; menganalisis; menelaah; dan melaporkan data kinerja; serta menggunakaan data tersebut untuk memacu perbaikan kinerja”
Untuk menjawab masalah penelitian, penelitian akan menyandarkan analisis kepada teori manajemen sektor publik berbasis kinerja (performance-based public management) untuk pelayanan prima. beberapa konsep utama yang digunakan adalah sebagai berikut:
Kerangka Teori
Tekanan terhadap birokrasi pemerintah untuk memperbaiki kinerjanya mendorong dibangunnya sistem manajemen organisasi sektor publik yang berbasis kinerja (performance-based management) yang merupakan bagian dari reformasi New Public Management
Fokus manajemen kinerja adalah pengukuran kinerja organisasi sektor publik yang berorientasi pada pengukuran outcome (hasil, manfaat dan dampak), terhadap masyarakat bukan lagi sekedar pengukuran input atau output saja
AKTIVITAS
Kondisi Prasyarat
MISI ORGANISASI• Menyusun Strategi Organisasi• Menentukan Tujuan Organisasi• Menentukan Tujuan Unit Kerja
Bagaimana merencanakannya?• Membangun kompetensi• Mengarahkan Perilaku• Membuat Rencana Kerja
Apa yang direncanakan• Akuntabilitas Knerja• Tujuan/Sasaran• Target Kinerja• Standar & Kinerja• Kriteria Kinerja
PERENCANAAN KINERJA
Tanggungjawab Pegawai• Memberi komitmen terhadap
pencapaian tujuan Meminta feedback atas kinerja Melakukan Komunikasi secara
terbuka Mengumpulkan data Menyiapkan untuk direview
kinerjanya
PELAKSANAAN KINERJA
Tanggungjawab Manajer• Organisir, Koordinir, Kendali,
Delegasi, Arahan • Memotivasi pegawai• Mengobservasi Kinerja• Up-dating & Up-grading• Memberi feedback• Merevisi rencana dan Strategi
jika terjadi perbuahan lingkungan kinerja
Pertimbangan• Kompensasi Posisi staf Perencanaan suksesi Promosi Pelepasan
PENILAIAN KINERJA Pengarahan (coaching)
• Pengembangan staf• Mentoring• Perencanaan Karier• Pengakuan Kinerja Staf
PEMBAHARUAN KINERJA DAN
KONTRAK ULANG
TAHAP
REVIEWKINERJA
I
II
III
IV
V
Sistem Manajemen Kinerja Sektor Publik
Kerangka Teori
Strategi adalah rencana yang cermat dalam penerapan metode untuk mengukur kemajuan program atau aktivitas yang dilakukan oleh organisasi sektor publik dalam mencapai hasil yang diharapkan oleh masyarakat.
Menurut perspektif manajerialisme permasalahan birokrasi muncul bukan karena kesalahan atau buruknya undang-undang, kebijakan atau program melainkan karena kelemahan manajemen.
Untuk memperbaiki kinerja pelayanan sektor publik perlu diadobsi beberapa praktik dan teknik manajemen sektor swasta, dengan memperhatikan perbedaan yang prinsipil antara model sektor swasta dan sektor publik
Strategi Penerapan Manajemen Kenerja Untuk Meningkatkan Pengelolaan Kepegawaian Daerah
Landasan Teori;
Perbedaan Sektor Swasta dan Sektor PublikModel Sektor Swasta Model Sektor Publik
Produk didasarkan Pilihan individu dalam pasar
Produk didasarkan Pilihan kolektif dalam pem-an
Digerakkan oleh permintaan dan penawaran
Digerakkan oleh Kebutuhan masy thdp sumber daya
Tertutup thd akses publik Keterbukaan untuk publik
Berorientasi kpd keadilan pasar Berorientasi pemenuhan kebutuhan publik (keadilan kebutuhan)
Tujuan mencari kepuasan pasar Tujuan mencari keadilan (justice) dan kesejahteraan sosial
Pelanggan adalah raja Rakyat adalah penguasa tertinggi
Persaingan sebagai instrumen pasar
Tindakan kolektif sebagai instrumen pemerintahan
Landasan Teori;Penerapan Manajemen Publik Baru
Beberapa Strategi Perbaikan Manajemen Sektor Publik yang ditawarkan oleh New Public Management :
berfokus pada manajemen bukan kebijakan, debirokratisasi, berfokus pada kinerja dan penilaian kinerja, akuntabilitas berbasis hasil (result-based accountability); pemecahan birokrasi publik ke dalam unit-unit kerja; penerapan mekanisme pasar melalui sistem kontrak pemangkasan biaya (cost cutting) dan efisiensi; kompensasi berbasis kinerja (performance-based pay) dan kebebasan manajer untuk mengelola organisasi
Kinerja Pegawai secara Individual
Kinerja Pegawai berkelompok
Kinerja Organisasi
Faktor Kinerja Knowledge Skill Motivasi Peran
Faktor Kinerja Keeratan tim Kepemimpinan Kekompakan Struktur Tim Peran Tim Norma
Faktor Kinerja Lingkungan Kepemimpinan Struktur Org Pilihan Strategi Teknologi Kultur Organisasi Proses
Organisasi
Landasan Teoritis
Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Kinerja Organisasi
Landasan Teori; Budaya Kerja
Sikap dan perilaku Individu dan kelompok aparatur yang didasari atas nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan telah menjadi sifat serta kebiasaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari.
(Keputusan Gubernur Sumbar No. 58 Tahun 2004 Tentang Pedoman Gerakan Disiplin Nasional Penerapan Bidang Budaya Kerja Aparatur
Negara di Lingkungan Pemerintah Propinsi Sumatera Barat)
Nilai-nilai budaya Kerja
1. komitmen dan konsisten (terhadap visi,misi dan tujuan organisasi)
2. wewenang dan tanggung jawab (yang jelas, tegas dan seimbang)
3. keikhlasan dan kejujuran4. integritas dan profesionalisme;5. kreativitas dan kepekaan6. kepemimpinan dan keteladanan; 8. kebersamaan dan dinamika kelompok9. ketepatan dan kecepatan10.rasionalitas dan kecerdasan emosi; 11.keteguhan dan ketegasan; 12.disiplin dan keteraturan kerja;
Nilai-nilai budaya Kerja
13.keberanian dan kearifan;
14.semangat dan motivasi;
15.ketekunan dan kesabaran;
16.keadilan dan keterbukaan;
17.penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi;
Etos Kerja
Etos kerja diartikan sebagai pandangan dan sikap suatu bangsa atau umat terhadap kerja. Indikator untuk menilai etos kerja sebagai berikut:
1. Penilaian terhadap hasil kerja manusia (positif/negatif).2. Pandangan tentang kerja sebagai suatu hal yang amat luhur bagi
eksistensi manusia.3. Sikap terhadap makna kerja sebagai aktivitas yang bermakna bagi
kehidupan manusia4. Penghayatan terhadap kerja sebagai suatu proses yang membutuhkan
ketekunan dan sekaligus sarana yang penting dalam mewujudkan cita-cita
5. Sikap terhadap kerja yang dilakukan sebagai bentuk ibadah.6. Tinggi/rendahnya produktivitas kerja7. Tingkat absensi dalam melaksanakan kerja8. Keterlibatan dalam kegiatan kerusuhan9. Tingkat kegelisahan pegawai 10.Keterlibatan dalam menyampaikan tuntutan
Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang, sekelompok orang atau birokrasi untuk memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu
Pelayanan Prima
Pelayan Pprima menurut SESPANAS LAN (1998) Pelayanan yang terbaik dari pemerintah kepada
pelanggan/pengguna jasa; Pelayanan yang melebihi standar atau sama dengan
standar; Jika tidak ada standar, Pelayanan yang mendekati
apa yang dianggap pelayanan standar, dan pelayanan yang dilakukan secara maksimal,
Pelanggan adalah masyarakat dalam arti luas; masyarakat eksternal dan internal
Sendi Pelayanan Prima
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Nomor 81/1995 Tentang Sendi-Sendi Pelayanan Prima, yakni sebagai berikut:
Kesederhanaan, dalam arti bahwa prosedur / tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah, lancar, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
Kejelasan dan kepastian, dalam arti adanya kejelasan dan kepastian mengenai
prosedur / tatacara pelayanan umum; persyaratan pelayanan umum, baik teknis maupun administratif; unit kerja dan/atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan umum; rincian biaya / tarif pelayanan umum dan tata cara pembayarannya; jadwal waktu penyelesaian pelayanan umum; hak dan kewajiban baik dari pemberi maupun penerima pelayanan umum
berdasarkan bukti-bukti penerimaan permohonan/ kelengkapannya. Sebagai alat untuk memastikan pemrosesan pelayanan umum;
pejabat yang menerima keluhan masyarakat.
Sendi Pelayanan Prima
Keamanan, dalam arti bahwa proses serta hasil pelayanan umum dapat memberikan keamanan dan kenyamanan serta dapat memberikan kepastian hukum.
Keterbukaan, dalam arti prosedur/tatacara, persyaratan, satuan kerja/pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan umum, waktu penyelesaian dan rincian biaya/tarif dan hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan umum wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.
Efisien,
Sendi Pelayanan Prima
Ekonomis, dalam arti pengenaan biaya pelayanan umum harus ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan; nilai barang dan atau jasa pelayanan umum dan tidak
menuntut biaya yang tinggi di luar kewajaran, kondisi dan kemampuan masyarakat untuk membayar secara
umum, ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Keadilan yang merata, dalani arti cakupan/jangkauan pelayanan umum harus diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan diperlukan secara adil.
Ketepatan waktu, dalam arti pelaksanaan pelayanan umum dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
Metodologi
Pendekatan
Gabungan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan metode deskriptif-interpretafif sedangkan pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode deskriptif survey.
Data Yang Dibutuhkan
Data SekunderDokumen-domumen yang terkait dengan sistem pengendalian manajemen kinerja pemerintah daerah yang berhubungan dengan fungsi pelayanan publik seperti: Dokumen yang berisi gambaran struktur organisasi unit pelayanan Jaringan Informasi (e-government, dll) Sistem Kompensasi Petugas pelayanan (sistem penghargaan berbasis
kinerja) Perumusan strategi (Visi, misi, tujuan dan nilai dasar organisasi) Perencanaan strategi (Renstra) (rencana-rencana strategik (strategic plans),
sasaran strategik, inisiatif strategik dan target berjangka menengah) Pemprograman (rencana kerja atau aktivitas yang dipilih untuk mewujudkan
sasaran strategik tertentu berserta sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan)
Penganggaran (biaya program merupakan gabungan dari biaya aktivitas untuk melaksanakan program)
Implementasi (dokumen hasil monitoring pelaksanaan kegiatan Dokumen evaluasi kinerja (evaluasi kinerja organisasi dan evaluasi program)
Data Yang diperlukan
Laporan kegiatan peningkatan kualitas SDM pegawai;
Peraturan Perundang-Undangan yang relevan; Dokumen tentang pedoman pelayanan yang
memuat persyaratan, prosedur, biaya/tarif pelayanan dan batas waktu penyelesaian pelayanan, baik dalam bentuk buku panduan/pengumuman atau melalui media informasi lainnya;
Hasil studi atau riset yang dipandang relevan.
Data Yang diperlukan
Data Primer Informasi tentang penerapan sistem
manajemen kinerja pelayanan publik Informasi yang terkait dengan faktor-faktor
penentu kinerja pelayanan publik di Daerah Penelitian
Informasi tentang penerapan komponen NPM
Informasi tentang budaya kerja dalam birokrasi pelayanan publik;
Data Yang diperlukan
Data Primer Informasi tentang etos kerja atau pandangan dan sikap
pegawai terhadap kerja; Informasi tentang faktor pendukung terlaksananya
pelayanan prima; Informasi tentang persepsi dan penilaian masyarakat
pengguna jasa terhadap pelayanan publik oleh birokrasi pemerintah daerah dilihat dari sendi-sendi pelayanan prima: kesederhanaan, kejelasan dan kepastian, keamanan, keterbukaan, efisien, ekonomis, keadilan dan ketepatan waktu;
Informasi tentang penerapan penelitian berkala tentang kepuasan masyarakat atas pelayanan yang diberikan;
Informasi tentang penerapan mekanisme penyampaian saran dan/atau pengaduan mengenai pelayanan masyarakat oleh birokrasi pemerintah daerah
Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Dokumenter
2. Teknik Wawancara
3. Teknik Kuesioner
4. Teknik Observasi
Lokasi Penelitian
1. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat
2. Kabupaten Agam
3. Kabupaten Darmasraya
4. Kota Padang
5. Kota Solok
Teknik Sampel
Sampel Staf Pemerintah Daerah
satu unit pelayanan akan dipilih melalui teknik proporsional random sampling yaitu jumlah sampel diambil berdasarkan proporsi jumlah petugas pelayanan publik yang ada di satu unit berdasarkan bidang tugas.
Sampel Masyarakat Pengguna Layanan dilakukan melalui teknik accidental sampling.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data untuk data kualitatif
yakni data yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi dan observasi digunakan teknik deskriptif kualitatif.
Data Kuantitatif akan dianalisa dengan analisis statistik yang digunakan adalah analisa statistik deskriptif seperti modus, median, rata-rata yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase.
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Membangun kepercayaan (trust) Mendeskripsikan, menginterpretasi,
dan mengecek ulang hasil penelitian Memisahkan secara tegas antara
deskriptif, interpretasi dan penilaian hasil penelitian
Memberikan umpan balik (feedback)
Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini akan dibatasi pada Manajemen kinerja pelayanan publik yang harus diberikan oleh pemerintah daerah yaitu :pelayanan kebutuhan dasar
Kesehatan, Pendidikan dan Kebutuhan Pokokpelayanan umum
Pelayanan AdministratifPelayanan Barang Pelayanan Jasa
Luaran Penelitian
1. Deskripsi tentang penerapan sistem pengendalian manajemen kinerja pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat
2. Gambaran yang jelas tentang budaya kerja dan etos kerja aparatur pemerintah daerah serta pemasalahannya dalam melaksanakan pelayanan yang prima.
3. Rekomendasi kebijakan dan strategi perbaikan manajemen kinerja pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat di Sumatera Barat
4. Pemetaan tentang kualitas pelayanan yang diberikan oleh aparatur pemerintah Daerah di Sumatera Barat
5. Rekomendasi kebijakan tentang upaya peningkatkan kualitas pelayanan publik oleh Pemerintah Daerah
Terima Kasih