8
Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 1, B 045-052 https://doi.org/10.32315/sem.1.b045 Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | B 045 Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon, Universitas Indraprasta, Universitas Trisakti ISBN 978-602-17090-6-1 E-ISBN 978-602-17090-4-7 Kajian Model Revitalisasi Kawasan Heritage Kesawan Medan Dwi Lindarto Hadinugroho Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Korespondensi: [email protected] Abstrak Kawasan Heritage Kesawan Medan sejatinya tengah menghadapi degradasi vitalitas dengan maraknya residential flight, activity flight dan demolition. Kajian ini bertujuan mengungkap peluang posisi strategis kawasan Kesawan yang dilingkupi oleh pusat perekonomian kota Pajak Ikan Lama, Lapangan Merdeka, Masjid Bengkok dan Perniagaan Katamso guna revitalisasi dengan model linkage visual dan linkage struktural (Bacon, 1978). Dengan pendekatan metode deskriptif kualitatif strategi eksplanatoris sekuensial (Creswell,2014) serta analisis dengan metoda kritik interpretatif evocatif (Attoe, 1978) dilakukan pengungkapan unsur potensi penyatu dalam imaji line (garis), corridor (lorong), edge (tepian), axis (sumbu), rhythm (irama). berupa genius locus tangible (arsitektur) ataupun intangible (event, celebration, activity support, character of place). Hasil kajian mengungkap arcade, street furniture, local event-celebration, street market, infrastruktur dan bangkitan activity support merupakan unsur pembentuk linkage potensial. Hasil kajian selayaknya dimanfaatkan sebagai konsep bagi model revitalisasi kawasan dan perekonomian wilayah kota Medan khususnya kawasan Kesawan Medan. Kata-kunci : kawasan Heritage Kesawan, Medan, revitalisasi Pendahuluan Keberhasilan pengembangan wilayah kota ditandai dengan berfungsinya suatu kawasan dalam peningkatan ekonomi wilayah dan pemerataan hasil pembangunan. Kawasan niaga kota lama sering tidak mampu mempertahankan eksistensinya sebagai suatu penggerak roda ekonomi dimana perkembangan keragaman jenis perniagaan tidak sejalan dengan fasilitas arsitekturnya. Hal ini memunculkan kemunduran perwajahan urban economics berupa penurunan vitalitas kawasan Vitalitas menunjuk kepada kondisi keefektifan suatu tempat dalam fungsinya sebagai utilitas pendukung kegiatan masyarakat kota (Lynch, 1981). Kondisi degradasi vitalitas dan ketidak efektifan kawasan niaga ditunjukkan oleh suasana sprawl pemanfaatan ruang kawasan, residential flight dan activity flight. Salah satu kawasan kota lama yang cukup terkenal sebagai Central Business District adalah Kawasan Kesawan Medan. Kawasan ini berada di posisi strategis pengembangan wilayah kota Medan sebagai edge district di tepian Esplanade (sekarang Lapangan Merdeka) di pusat kota Medan. Ditengah kepopuleran Kawasan Kesawan sebagai Warisan Cagar Budaya Arsitektur Kolonial sekaligus destinasi wisata andalan kota Medan ternyata Kawasan Kesawan mengalami demolition arsitektur menyisakan hanya 17,14% warisan budaya yang masih dapat diketengahkan (Lindarto,2016). Citra Kawasan Heritage Kesawan telah sampai pada titik memprihatinkan hingga sangat diperlukan tindak revitalisasi kawasan untuk menunjang pengembangan wilayah kota Medan. Model revitalisasi kawasan perkotaan dewasa ini salah satunya adalah retrofitting suburban (Dunham, 2009) suatu

Kajian Model Revitalisasi Kawasan Heritage Kesawan Medan · pengungkapan potensi local wisdom (sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra tempat) dengan ... Apitan ruko dengan ketinggian

  • Upload
    ngonhu

  • View
    219

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kajian Model Revitalisasi Kawasan Heritage Kesawan Medan · pengungkapan potensi local wisdom (sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra tempat) dengan ... Apitan ruko dengan ketinggian

Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 1, B 045-052 https://doi.org/10.32315/sem.1.b045

Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | B 045

Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon, Universitas Indraprasta, Universitas Trisakti

ISBN 978-602-17090-6-1 E-ISBN 978-602-17090-4-7

Kajian Model Revitalisasi Kawasan Heritage Kesawan Medan

Dwi Lindarto Hadinugroho

Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Korespondensi: [email protected]

Abstrak

Kawasan Heritage Kesawan Medan sejatinya tengah menghadapi degradasi vitalitas dengan

maraknya residential flight, activity flight dan demolition. Kajian ini bertujuan mengungkap peluang

posisi strategis kawasan Kesawan yang dilingkupi oleh pusat perekonomian kota Pajak Ikan Lama,

Lapangan Merdeka, Masjid Bengkok dan Perniagaan Katamso guna revitalisasi dengan model linkage

visual dan linkage struktural (Bacon, 1978). Dengan pendekatan metode deskriptif kualitatif strategi

eksplanatoris sekuensial (Creswell,2014) serta analisis dengan metoda kritik interpretatif evocatif

(Attoe, 1978) dilakukan pengungkapan unsur potensi penyatu dalam imaji line (garis), corridor

(lorong), edge (tepian), axis (sumbu), rhythm (irama). berupa genius locus tangible (arsitektur)

ataupun intangible (event, celebration, activity support, character of place). Hasil kajian

mengungkap arcade, street furniture, local event-celebration, street market, infrastruktur dan

bangkitan activity support merupakan unsur pembentuk linkage potensial. Hasil kajian selayaknya

dimanfaatkan sebagai konsep bagi model revitalisasi kawasan dan perekonomian wilayah kota

Medan khususnya kawasan Kesawan Medan.

Kata-kunci : kawasan Heritage Kesawan, Medan, revitalisasi

Pendahuluan

Keberhasilan pengembangan wilayah kota ditandai dengan berfungsinya suatu kawasan dalam

peningkatan ekonomi wilayah dan pemerataan hasil pembangunan. Kawasan niaga kota lama sering

tidak mampu mempertahankan eksistensinya sebagai suatu penggerak roda ekonomi dimana

perkembangan keragaman jenis perniagaan tidak sejalan dengan fasilitas arsitekturnya. Hal ini

memunculkan kemunduran perwajahan urban economics berupa penurunan vitalitas kawasan

Vitalitas menunjuk kepada kondisi keefektifan suatu tempat dalam fungsinya sebagai utilitas

pendukung kegiatan masyarakat kota (Lynch, 1981). Kondisi degradasi vitalitas dan ketidak efektifan

kawasan niaga ditunjukkan oleh suasana sprawl pemanfaatan ruang kawasan, residential flight dan

activity flight.

Salah satu kawasan kota lama yang cukup terkenal sebagai Central Business District adalah Kawasan

Kesawan Medan. Kawasan ini berada di posisi strategis pengembangan wilayah kota Medan sebagai

edge district di tepian Esplanade (sekarang Lapangan Merdeka) di pusat kota Medan. Ditengah

kepopuleran Kawasan Kesawan sebagai Warisan Cagar Budaya Arsitektur Kolonial sekaligus destinasi

wisata andalan kota Medan ternyata Kawasan Kesawan mengalami demolition arsitektur menyisakan

hanya 17,14% warisan budaya yang masih dapat diketengahkan (Lindarto,2016). Citra Kawasan

Heritage Kesawan telah sampai pada titik memprihatinkan hingga sangat diperlukan tindak

revitalisasi kawasan untuk menunjang pengembangan wilayah kota Medan. Model revitalisasi

kawasan perkotaan dewasa ini salah satunya adalah retrofitting suburban (Dunham, 2009) suatu

Page 2: Kajian Model Revitalisasi Kawasan Heritage Kesawan Medan · pengungkapan potensi local wisdom (sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra tempat) dengan ... Apitan ruko dengan ketinggian

Kajian Model Revitalisasi Kawasan Heritage Kesawan Medan

B 046 | Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017

pendekatan revitalisasi yang berbasis kearifan lokal. Model ini berkepentingan terhadap

pengungkapan potensi local wisdom (sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra tempat) dengan

penekanan terhadap penggalian potensi kearifan lokal yang disebut genius loci atau esensi/jiwa

tempat (Norberg-Schulz,1991). Potensi lokal demikian merupakan modal urban catalyst bagi

revitalisasi kawasan. Penelitian ini bertujuan mengkaji dan mengungkap potensi pengembangan

wilayah serta kearifan tempat di Kawasan Kesawan Medan yang berguna bagi desain model

revitalisasi Kawasan Heritage Kesawan Medan.

Metode Kajian

Untuk mengungkap potensi unsur kearifan tempat serta warisan budaya bagi kegiatan revitalisasi

digunakan metode deskriptif kualitatif dengan strategi eksplanatoris sekuensial (Creswell,2014).

Tahap pengumpulan data dengan teknik observasi, rekaman gambar dan pemetaan terhadap obyek

heritage yang memiliki cultural significancy kuat di Kawasan Kesawan. Sejalan dengan arahan teori

perancangan kota (Zahnd, 1999) yang memperhatikan makna tempat, dari segi konteks, citra,

estetika perilaku kegiatan lokal, sosio-ekonomi-spatial maka dilakukan pencandraan langsung

terhadap potensi unsur linkage visual (line, corridor, edge, axis, rhythm) serta unsur linkage

struktural (tambahan, sambungan, tembusan). Potensi kearifan tempat tersebut akan dianalisis

dengan metoda kritik interpretatif evocatif (Attoe, 1978), menggugah pemahaman intelektual atas

makna yang dikandung pada suatu pengalaman atau fenomena. Validasi partisipatif dilakukan

sekuensial melalui model in depth interview terhadap dua belas nara sumber (purposive sampling)

kalangan pemerintahan dan akademisi.

Kawasan Kesawan berada di jalan Ahmad Yani, Kecamatan Medan Barat Kota Medan berupa koridor

bentuk ruko fungsi komersil, tempat tinggal dan kantor. Kawasan Kesawan dilingkungi oleh pusat

ekonomi kota di Jalan Perniagaan (dikenal sebagai kawasan Pajak Ikan Lama), pertokoan Jalan

Masjid (Masjid Bengkok), Lapangan Merdeka (populer sebagai Pusat Kuliner Merdeka Walk) dan

perkantoran Jalan Katamso. Gambaran kondisi Kawasan Kesawan Medan yang diunggulkan sebagai

warisan Heritage Medan saat ini beserta lingkungan sekitar adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Lokasi kajian Kawasan Kesawan Medan

Page 3: Kajian Model Revitalisasi Kawasan Heritage Kesawan Medan · pengungkapan potensi local wisdom (sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra tempat) dengan ... Apitan ruko dengan ketinggian

Dwi Lindarto H

Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | B 047

Beberapa fragmen pemanfaatan ruang di sekitar kawasan Kesawan yang memerlukan olahan

linkage untuk disatukan dengan koridor Kesawan sehingga dapat meningkatkan vitalitas

kawasan Kesawan adalah aktivitas Lapangan Merdeka, Pajak Ikan Lama, Kawasan Katamso ,

Masjid Niaga Bengkok ditunjukkan pada Gambar 4 berikut:

Gambar 3. Kawasan Kesawan Masa Kini Sumber: tipsiana.com/dl.jan2017

Gambar 2. Kawasan Kesawan Tempo Doeloe

Sumber: Collectie TropenMuseum De Kesawan te Medan Sumber: tipsiana.com/dl.jan2017

Gambar 4. Lingkungan Sekitar Kawasan Kesawan a). Esplanade (Merdeka Walk)- b).Pajak Ikan lama- c).Niaga Katamso Street- d).Niaga Masjid Bengkok

(survey, 2017)

(a)

(b) (c)

(d)

Page 4: Kajian Model Revitalisasi Kawasan Heritage Kesawan Medan · pengungkapan potensi local wisdom (sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra tempat) dengan ... Apitan ruko dengan ketinggian

Kajian Model Revitalisasi Kawasan Heritage Kesawan Medan

B 048 | Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017

Analisis dan Interpretasi

Analisis Potensi Linkage Visual

Model linkage visual (Bacon, 1978) digunakan untuk menegaskan hubungan dan sirkulasi gerakan

dinamis suatu kegiatan di perkotaan sebagai suatu urban fabric. Fragmentasi pusat kegiatan kota

ditengarai menjadi salah satu penyebab penurunan vitalitas kota sehingga diperlukan adanya

penghubung antar pusat kegiatan sehingga terjadi pemerataan kegiatan. Tindakan penghubungan

linkage visual terbagi atas linkage yang menghubungkan dua daerah secara berimbang atau linkage

yang menghubungkan dua daerah dengan pengutamaan pada satu daerah yang potensial. Unsur

Linkage Visual merupakan unsur potensi penyatu kutub pertumbuhan (growth centre) kawasan

dalam imaji line (garis), corridor (lorong), edge (tepian/sisi), axia (sumbu), rhythm (irama). Unsur

pembentuk linkage visual tersebut dapat berupa genius locus tangible (misalnya arsitektur) ataupun

intangible (misalnya event, celebration, activity support, character of place) (Schultz, 1980; Shirvani,

1985).

Potensi unsur pembentuk linkage tangible

Potensi unsur imaji line pembentuk linkage visual berupa rangkaian arcade yaitu teritis yang

menaungi pedestrian sepanjang jalan Ahmad Yani. Deretan arcade teduh dan artistik di depan ruko

haritage Kesawan menjadi garis pengarah yang efektif bagi para pejalan kaki menjelajah sepanjang

Kesawan. Arcade ini menghubungkan antar pusat kegiatan dari kawasan niaga Katamso sampai ke

Lapangan Merdeka sebagai main corridor. Adapun jalur Kesawan menuju Pajak Ikan Lama

dihubungkan jalan dengan model naungan teritis (yang terbentuk oleh set back lantai satu

bangunan ruko). Model teritis demikian lebih memungkinkan pedagang kaki lima untuk eksis di

wilayah tersebut sementara model arcade lebih tertata rapi sebagai toko.

Gambar 5. Pembentukan Linkage Visual (Bacon,1978)

Gambar 6. Model Arcade dan Teritis Kawasan Kesawan (survey, 2017)

Page 5: Kajian Model Revitalisasi Kawasan Heritage Kesawan Medan · pengungkapan potensi local wisdom (sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra tempat) dengan ... Apitan ruko dengan ketinggian

Dwi Lindarto H

Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | B 049

Arcade dan teritis tersebut juga merupakan potensi unsur imaji edge / sisi tepian pembentuk linkage

visual di Kawasan Kesawan. Dengan ramainya kegiatan di tepian antara rumah-toko dengan jalan

kendaraan menjadikan wilayah di bawah teduhan arcade/teritis menjadi koridor menarik

menjelaskan hubungan sirkulasi yang jelas antar pusat kegiatan. Dalam hal ini potensi pengaliran

kegiatan event atau activity support dari kawasan Pajak Ikan Lama dan Kawasan niaga Masjid

Bengkok dapat dialirkan menghidupkan kegiatan koridor Kesawan (retrofitting sub-urban). Kekuatan

sifat celebration perdagangan internasional Pajak Ikan Lama dapat diduplikasi menjadi kegiatan

yang menjalar di Kawasan Kesawan dengan imbuhan pengaturan aksen pada edge (trotoar), jenis

kegiatan khas di trotoar (street market) dan berbagai outdoor activity support (festival kuliner,

bazaar dsb).

Suatu koridor merupakan potensi bagi pembentukan linkage kawasan. Apitan ruko dengan ketinggian lebih dari 2 lantai menghasilkan kesan koridor yang kuat utamanya di jalan Ahmad Yani (walaupun beberapa terlihat demikian kacau/sprawl). Koridor yang terbentuk oleh massa bangunan.

Pada kawasan Pajak Ikan Lama koridor justru terbentuk oleh sekumpulan kegiatan perdagangan formal dan informal. Sifat kesesakan (crowding) menjadi pembentuk koridor yang menghasilkan suasana pasar tradisional egaliter yang khas. Koridor kesesakan alih-alih menjadi potensi local genius activity support .

Potensi pembentuk linkage antar kawasan diperkuat dengan pengkayaan olahan rhythm/irama

artefak heritage semisal perulangan arcade. Kawasan Kesawan sekarang telah mengalami berbagai

perubahan antara lain terciptanya dominasi bangunan berskala besar (Lindarto, 2016). Dominasi

demikian membentuk kesan landmark (lepas dari elok/tidaknya bangunan tersebut). Peran sebagai

landmark merupakan potensi bagi pembentukan rythme memecah kontinuitas deretan ruko yang

cenderung monoton. Dominasi bangunan skala besar juga merupakan elemen penghentian

sementara (halte) bagi para pedestrian dalam sequensial jelajah Kawasan Kesawan. Jenis activity

support kawasan Kesawan yang beragam antara lain resto Tip Top, kuliner, toko komersial, masjid

Bengkok, museum Tjong A Fie, Hotel dan heritage building menciptakan rythme tersendiri yang

potensial sebagai elemen linkage kawasan.

Gambar 7. Event dan Celebration Kawasan Kesawan (Survey, 2013)

Gambar 8. Koridor Bangunan dan Koridor Activity Support Kawasan Kesawan (survey, 2017)

Page 6: Kajian Model Revitalisasi Kawasan Heritage Kesawan Medan · pengungkapan potensi local wisdom (sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra tempat) dengan ... Apitan ruko dengan ketinggian

Kajian Model Revitalisasi Kawasan Heritage Kesawan Medan

B 050 | Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017

Posisi Kawasan Kesawan sebagai jalur transportasi kota dari Belawan-Deli Tua menjadikan axis di

Kesawan demikian kuat membujur utara-selatan kota Medan. Axis atau sumbu yang terbentuk oleh

arcade juga menguatkan peran daya tarik kawasan Katamso sampai ke Lapangan Merdeka.

Ketersediaan transportasi di axis ini menjamin aksesibilitas yang tinggi bagi kawasan Kesawan.

Ketersediaan infrastruktur kota juga merupakan pendukung utama bagi terselenggaranya revitalisasi

aktif kawasan ini. Secara keseluruhan pembentuk linkage visual berdasarkan potensi lokal kawasan

dirangkum sebagai berikut:

Analisis Potensi Linkage Struktural

Pengembangan wilayah suatu kawasan yang berkualitas tidak terlepas dari konektifitas dengan

potensi lingkungan sekitarnya. Colin Rowe (2007) menyiratkan bahwa kesenjangan hubungan

struktural antar wilayah merupakan suatu krisis vitalitas kawasan yang diragukan kualitasnya. Lebih

lanjut beliau menganjurkan sistem collage sebagai bentuk jejaring antar kawasan penggiat

pemanfaatan ruang kota berkualitas. Analisis dalam gambar berikut mengupas elemen linkage

struktural tambahan, sambungan, tembusan sebagai bahan collage model rancangan revitalisasi di

Kawasan Kesawan Medan.

Gambar 9. Restoran TipTop dan Museum Tjong A Fie potensi rythme linkage

Kawasan Kesawan (survey, 2017)

Tabel 1. Ringkasan pembentuk linkage visual dengan ekspresi unsur tangible kawasan

No Pembentuk Linkage Visual Unsur Tangible Kawasan

1 Line / Garis Arcade, street furniture, pusat kegiatan, jalur linkage antar pusat kegiatan (jalan penghubung)

2 Edge / tepian, sisi Arcade, pola trotoar, kegiatan street market, outdoor

activity.

3 Corridor Apitan bangunan ruko, arus lalu lintas searah, jalur linkage antar pusat kegiatan (jalan penghubung),

4 Rhythm Perulangan arcade, dominasi kelompok bangunan, style bangunan, jenis activity support (commercial, religy, culiner, hotel, heritage building)

5 Axis / Sumbu Main axis (kawasan Katamso-Esplanade), Secondary axis-( Kesawan-Pajak Ikan) Secondary axis-( Kesawan-Masjid Bengkok)

Street furniture, Karakter kegiatan di jalan

Sumber : hasil analisis, 2017

Page 7: Kajian Model Revitalisasi Kawasan Heritage Kesawan Medan · pengungkapan potensi local wisdom (sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra tempat) dengan ... Apitan ruko dengan ketinggian

Dwi Lindarto H

Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017 | B 051

Jelajah pengungkapan potensi linkage visual dan linkage struktural ini merupakan upaya kajian yang

mengarah kepada pengungkapan potensi wujud fisik tangible arsitektur kota serta potensi kearifan

tempat. Sebagaimana kajian revitalisasi dengan pangarus utamaan pemanfaatan kearifan lokal

dalam sebutan retrofitting suburbia, adaptive re-use, revitalisasi, penataan kawasan, konservasi

kawasan (Dunham,2004;Antariksa,2005;Ibrahim et.al,2007;Wildana Nur,2010;Plevoets et.al 2011)

maka kajian ini merupakan varian dan pengkayaan model revitalisasi kawasan kota yang mengalami

degradasi vitalitas fungsi dengan model pengaliran activity support yang diangkat dari kearifan

setempat.

Kesimpulan

Dari hasil analisis dan interpretasi diperoleh kesimpulan bahwa ditengah degradasi vitalitas ternyata

kawasan Kesawan masih memiliki potensi yang dapat dipergunakan sebagai unsur revitalisasi

dengan cara penyusunan linkage visual dan linkage struktural dari berbagai potensi pusat

pertumbuhan ekonomi kawasan di sekitarnya seperti Pajak Ikan Lama, Kawasan Niaga Katamso,

Merdeka Walk di Lapangan Merdeka dan Kawasan Niaga Masjid Bengkok. Terungkap bahwa potensi

unsur pembentuk linkage tangible adalah arcade, street furniture, local event-celebration on city

walk, street market, infrastruktur dan bangkitan activity support disamping artefak architectural

heritage yang utama.

Pusat kegiatan sekitar kawasan Kesawan yang selama ini ter-alienasi dan terpinggirkan oleh nama

besar Kawasan bersejarah “Kesawan” (padahal sejatinya tengah mengalami degradasi vitalitas yang

memprihatinkan) melalui kajian ini diperoleh kemungkinan penghubungan / pengaliran /

pembangkitan kegiatan pusat ekonomi sekitar untuk menghidupkan kembali vitalitas Kawasan

Kesawan.

Diharapkan dengan adanya aktifitas kegiatan niaga akan mampu menghidupkan kawasan sehingga

eksistensi kawasan Kesawan sebagai pusaka budaya dapat terpelihara baik. Hasil kajian ini

merupakan konsep dasar bagi model perencanaan revitalisasi kawasan bagi Pemerintah Kota Medan.

Kajian ini akan lebih bermakna jika dilengkapkan dengan kajian sosial-ekonomi dan kebijakan publik

sehingga kawasan Kesawan dapat kembali menjadi kebanggaan dan identitas kota Medan.

Gambar 10. Linkage Struktural Zonasi Revitalisasi Kawasan Kesawan (analisis, 2017)

Page 8: Kajian Model Revitalisasi Kawasan Heritage Kesawan Medan · pengungkapan potensi local wisdom (sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra tempat) dengan ... Apitan ruko dengan ketinggian

Kajian Model Revitalisasi Kawasan Heritage Kesawan Medan

B 052 | Prosiding Seminar Heritage IPLBI 2017

Daftar Pustaka

Antariksa. (2005). Permasalahan Konservasi dalam Arsitektur dan Perkotaan, Jurnal Sains dan Teknologi,

EMAS,15,(1); 64-78

Attoe, W. (1978). Architecture and Critical Imagination, John Wiley & Sons, New York, pp. 89

Bacon, Edmund N. (1978). Design of Cities. New York: Penguin books.

Creswell, J.W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California:

Sage Publications, Inc.

Dunham-Jones, E. & Williamson, J. (2009). Retrofitting Suburbia: Urban Design Solutions for Redesigning

Suburbs. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons.

Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Ibrahim, E. et.al (2007), Pelestarian Kawasan Keraton Kasepuhan Cirebon, Jurnal Sains dan Teknologi, EMAS 17

(1);48-66 Krier, R. (1975). Architectural Composition, versi Indonesia oleh Ir. Effendi Setiadharma dkk. , Jakarta: Erlangga Lynch, K. (1960). The Image of The city. Cambridge, Massachusetts: The M.I.T. Press.

Lynch, K. (1981). The Theory of Good City Form. Cambridge, Massachusetts: The M.I.T. Press.

Moleong, L. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Norberg-Schultz, C. (1991). Genius Loci: Towards a Phenomenology of Architecture. , New York: Rizolli

International Publications

Plevoets. et.al. (2011), Adaptive Reuse as a Strategy Toward Conservation of Cultural Heritage: a Literature

Review, WIT Transactions on The Built Environment, Vol 118, WIT Press

Shirvani, Hamid. (1985). The Urban Design Process, Van Nostand Reinhold, Michigan University.

Wildana, N.K. (2010). Revitalisasi Kawasan Pecinan Sebagai Pusaka Kota (Urban Heritage) Makassar, Magister

Perancangan Kota,ITS, Surabaya.

Zahnd, M. (1999). Perancangan Kota Secara Terpadu. Yogyakarta: Kanisius.