Upload
phamhanh
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP MUHAMMADIYAH 29
CINANGKA SAWANGAN DEPOK
Skripsi ini diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh :
Dona Yulian Surajab
NIM: 206011000037
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
HUBUNGAN MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP MUHAMMADIYAH 29
CINANGKA SAWANGAN DEPOK
Skripsi ini diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh :
Dona Yulian Surajab
NIM: 206011000037
Di bawah Bimbingan:
Drs. Sapiuddin Shidiq, M.Ag
NIP: 19670328 200003 1 001
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur tiada terhingga penulis sampaikan kehadirat Ilahi Rabbi
Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW., keluarganya, sahabatnya, dan seluruh pengikutnya yang telah
mengenalkan Islam kepada seluruh umat manusia.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian skripsi ini
tidak sedikit mengalami kesulitan, hambatan, dan gangguan baik yang berasal dari
penulis sendiri maupun dari luar. Namun berkat bantuan, motivasi, bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu dengan penuh ketulusan hati penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak. Bahrissalim, M.Ag Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Bapak. Drs. Sapiuddin, M.Ag, Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Bapak. Drs. Safiuddin, M.Ag. Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
bersedia dengan tulus memberikan, bimbingan, waktu, petunjuk dan saran
kepada peneliti selama menyelesaikan skripsi ini.
iii
5. Semua Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta
6. Bapak.Abd Qodir, S.Pd. sebagai Kepala sekolah SMP Muhammadiyah
Cinangka. Dewan guru Pendidikan Agama Islam, beserta staf TU yang
telah membantu proses penelitian serta memberikan data-data yang
diperlukan peneliti dalam skripsi.
7. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen serta seluruh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,
yang telah dengan sabar dan tekun, rela mentransfer ilmunya kepada
penulis selama penulis menempuh studi di UIN Jakarta ini.
8. Ayahanda Amad Sanusi dan Ibunda Rukoyah yang telah memberikan
Do’a dan dukungan serta pengorbanan baik moril maupun materill yang
tak ternilai harganya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi. Semoga
amal ibadahnya dibalas oleh Allah SWT. Amien.
9. Kakak-kakaku (Apud Saefudin, Aang mubarok, Husni Mubarok), serta
adikku Agus Muharom, terima kasih atas dukungan do’a baik moril
maupun materill,
10. Untuk sahabat-sahabatku (Bisyri Mustofa, Afif lutfi,Angga, Rusdi, Dede
Irsam, Arif Cholis. Nova Risa. Terimakasih atas kebaikan yang diberikan
pada penulis, serta dukungan baik moril maupun materil semoga dibalas
Oleh Allah. SWT. Amien.
Bagi mereka semua, tiada untaian kata dan ungkapan hati selain ucapan
terima kasih penulis, semoga Allah SWT., membalas semua amal baik mereka,
dan akhirnya peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi
peneliti dan umumnya kepada pembaca.
Jakarta, 14 Juni 2011
Penulis
Dona Yulian Surajab
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 3
C. Pembatasan, Perumusan Masalah, Manfaat dan Tujuan Penelitian ........ 4
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian Motivasi ................................................................................. 5
B. Jenis-jenis Motivasi .................................................................................. .6
C. Orang Tua Sebagai Motivator ................................................................ .9
D. Prestasi Belajar Siswa .............................................................................. 10
E. Pendidikan Agama Islam ......................................................................... 12
F. Kerangka Berpikir dan Hipotesis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pengertian Metodologi Penelitian ............................................................ 20
B. Metode Penelitian..................................................................................... 26
C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 21
D. Populasi dan Sampel ................................................................................ 21
E. Variabel Penelitian ................................................................................... 22
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 23
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 24
v
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah SMP Muhammadiyah 29 Cinangka............. 38
B. Visi dan Misi…… .................................................................................... 38
C. Sarana dan Prasarana................................................................................ 39
D. Kegiatan Intrakurikuler ............................................................................ 41
E. Kegiatan Ekstrakulikuler .......................................................................... 41
F. Deskripsi Data ......................................................................................... 42
G. Pengolahan Data ...................................................................................... 43
H. Analisa Data….. ....................................................................................... 44
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan .................................................................................................... 64
2. Saran-saran ..................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
1. Matrix Variabel ............................................................................................ 26
2. Nama-nama Dewan Guru SLTP Muhammadiyah Cinangka ......................... 29
3. Orang Tua Memberikan Dorongan atau Semangat ........................................ 30
4. Orang Tua Memberikan Tuntunan dalam Belajar Agama Islam ................... 34
5. Orang Tua Yang Menyuruh Anaknya Melaksanakan Sholat Lima Waktu ... 36
6. Orang Tua Yang Memperhatikan Akhlak Anaknya ...................................... 42
7. Orang Tua Yang Menyuruh Kegiatan Keagamaan ........................................ 43
8. Orang Tua Yang Membantu Memecahkan Kesulitan Anaknya dalam
Mengikuti Pendidikan Agama Islam .............................................................. 45
9. Orang Tua Dalam Menyediakan Fasilitas Belajar Pada Pelajaran Agama
Islam ............................................................................................................... 46
10. Orang Tua Memberi Hadiah Jika Nilai Pelajaran Agama Islam Bagus......... 46
11. Orang Tua Memberi Bimbingan Atau Mendatangkan Guru Privat ............... 47
12. Orang Tua Yang Memberikan Sarana Belajar ............................................... 47
13. Orang Tua Memberikan Pujian Yang Menunjang Prestasi ........................... 48
14. Orang Tua Menemani Ketika Belajar ............................................................ 48
15. Orang Tua Memberi Waktu Khusus Untuk Belajar Agama Islam ................ 49
16. Orang Tua Yang Menghuku Jika nilai Pelajaran Agama Islam Tidak
Bagus .............................................................................................................. 49
17. Orang Tua Menegur Jika Tidak Belajar ......................................................... 50
18. Perhitungan Untuk Memperoleh Koefisien Korelasi Antara Motivasi
Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa SLTP Muhammadiyah
Cinangka ........................................................................................................ 50
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Modernisasi yang sangat gencar diberbagai bidang, telah banyak
membawa dampak perubahan pada berbagai sektor kehidupan manusia.
Keberhasilan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membawa kemajuan
dibidang komunikasi dan informasi serta berbagai fasilitas yang lain dibutuhkan
manusia, bukan berarti bebas dari dampak negative yang dibawanya. Berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi telah menjadikan pola kehidupan manusia yang matrealistis,
konsumeristis bahkan secara tidak sadar manusia menjadi lupa akan tugas pokoknya sebagai
khalifah dimuka bumi.
Pengaruh globalisasi informasi baik melalui audiovisual maupun media cetak
membawa pengaruh terhadap kehidupan beragama, terutama generasi muda yang dalam hal
ini adalah remaja yang berada pada tingkat SLTP dimana mereka mudah terpengaruh oleh
arus informasi yang kurang di filter, sehingga membawa dampak negatif terhadap perilaku,
yakni terkikisnya nilai-nilai Islam pada pribadi mereka dan berakibat pula kurangnya
motivasi belajar terhadap mata pelajaran agama Islam.
1
2
Menghadapi kondisi yang demikian, maka motivasi orang tua sangat penting
dalam meningkatkan prestasi belajar putra-putrinya terhadap bidang studi agama
Islam serta mengarahkan dan mengendalikan perilaku mereka agar tidak menyimpang
dari ketentuan agama.
Dalam situasi sekolah setiap anak memiliki sejumlah motif atau dorongan
yang berhubungan dengan kebutuhan biologis dan psikologis. Disamping itu anak
memiliki pula sikap-sikap, minat, penghargaan dan cita-cita tertentu. Motif, sikap,
minat dan sebagainya seperti tersebut diatas akan mendorong seseorang berbuat untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu, tetapi biasanya tidak sekaligus mencakup tujuan-
tujuan belajar dalam situasi sekolah. Oleh sebab itu tugas guru dan orang tua adalah
menimbulkan motif yang akan mendorong anak berbuat untuk mencapai tujuan
belajar.
Pendidikan merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, pendidikan
juga merupakan aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia mulai dari manusia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Prinsif
belajar selama hidup ini merupakan ajaran islam yang penting karena mereka yang
berilmu dan yang tidak berilmu itu berbeda dalam pandangan Islam, seperti firman
Allah dalam surat Az-zumar : 9
….
Artinya: “Katakanlah adakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang
yang tidak mengetahui? Sesungguhnya sesungguhnya orang-orang yang berakalah
yang dapat menerima pelajaran.”(Q.S Az-Zumar :9)
Oleh karena itu Pendidikan agama juga merupakan dasar pembinaan sikap dan
jiwa agama pada anak. maka orang tua harus mampu membina sikap positif terhadap
3
jiwa anak dan berhasil membentuk pribadi dan akhlak anak.
Masa remaja adalah masa yang penuh dengan kegoncangan jiwa, masa berada
dalam peralihan atau diatas jembatan goyang yang menghubungkan masa kanak-
kanak yang penuh ketergantungan dengan masa dewasa yang matang dan berdiri
sendiri.1 Dia sebenarnya masih belum matang, segi emosi dan sosial masih
memerlukan waktu yang untuk berkembang menjadi dewasa dan kecerdasannya pun
sedang mengalami pertumbuhan. Mereka ingin berdiri sendiri, tidak bergantung lagi
pada orang tua atau orang dewasa lainnya, akan tetapi mereka belum mampu
bertanggung jawab dalam soal ekonomi dan sosial.
Pada masa tersebut peran orang tua dalam mendampingi putra-putrinya sangat
berarti, terutama dalam mengantarkan mereka untuk mencapai cita-citanya.
Kepedulian orang tua trhadap prestasi yang mereka capai dalam segala bidang akan
menambah semangat untuk mendapatkan prestasi belajar yang lebih tinggi. Motivasi
seluruh keluarga terhadap anak yang sedang meningkat remaja akan ikut mewarnai
sifat dan sikap keremajaan mereka.
Oleh karena itu orang tua harus mendidik, melatih dan memberikan motivasi
terhadap anank agar memiliki pengaruh positif dalam mencerahkan kepribadian dan
membentuk prilaku.
Penjelasan diatas sesuai dengan bunyi hadits
ا د بو اوالدكم عهى ثالث خصال حب نبيكم واهم بيته وقراءة انقراءن
“Didiklah anakmu dalam tiga perkara, cintailah nabimu, dan keluargamu, dan
membaca Al-qur‟an.”
Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi randahnya prestasi belajar siswa
1 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta:PT Bulan Bintang,1990).Cet Ke 12,h. 72
4
antara lain kompetensi guru, sarana, minat siswa, motivasi orang tua dan lain-lain.
Tetapi motivasi orang tua faktor pertama yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
anak.
Untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi seorang anak memerlukan
fasilitas belajar yang memadai, tetapi apa artinya fasilitas lengkap jika motivasi orang
tua kurang. Bagaimanapun semua yang terjadi di rumah akan lebih berarti dari pada
apa yang terjadi di luar rumah.
B. Identifikasi Masalah
1. Masih terdapat motivasi orang tua yang rendah terhadap siswa.
2. Masih terdapat prestasi siswa yang rendah dalam pelajaran agama Islam.
3. Masih terdapat perhatian yang kurang terhadap anak.
4. Masih kurangnya pemberian pasilitas belajar untuk anak.
5. Masih terdapat kurangnya teguran ketika tidak belajar.
C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Masalah ini akan dibatasi oleh hubungan antara motivasi orang tua
dengan prestasi belajar siswa dalam pelajaran agama Islam. Siswa yang dipilih
dibatasi oleh siswa SMP dengan pertimbangan pada usia remaja, siswa perlu
mendapat motivasi dari orang tuanya karena konsentrasi belajar siswa sedang
meningkat dan sedang terganggu hal-hal lain yang menyangkut
keremajaannya, hal ini dapat mengganggu waktu dan cara belajarnya.
2. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam skripsi ini dirumuskan sebagai
5
berikut “Apakah motivasi orang tua berhubungan terhadap prestasi siswa”?
D. Manfaat dan Tujuan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Sebagai bahan masukan bagi sekolah dan guru dalam memberikan motivasi
terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa SMP 29
MUHAMMADIYAH CINANGKA SAWANGAN DEPOK.
2. Sebagai bahan masukan bagi pihak orang tua dan sekolah untuk meningkatkan
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi orang tua
terhadap prestasi belajar terutama pada mata pelajaran agama Islam.
6
6
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata inggris adalah motivation yang berarti dorongan,
penjelasan dan motivasi kata kerjanya adalah to motivate yang berarti mendorong,
menyebabkan dan mendapat perangsang: motive sendiri berarti alasan, sebab, dan
daya penggerak.2 Motivasi merupakan salah satu determinan dalam belajar, para ahli
sukar mendefinisikannya, akan tetapi motivasi berhubungan dengan arah perilaku;
kekuatan respon (yakni usaha) setelah belajar siswa memilih mengikuti tindakan
tertentu; dan ketahan perilaku, atau beberapa lama orang itu terus menerus
berperilaku menurut cara tertentu.3
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan.4
Para ahli pendidikan berpendapat tentang motivasi sebagai berikut :
Motivasi adalah potensi fitrah yang terpendam, yang mendorong manusia
untuk melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan kepada dirinya atau
memuaskan kebutuhan primernya, atau menolak bahaya yang membawa kesakitan
dan kesedihan kepadanya.
2 John. M. Echol, & Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: PT Gramedia, 1996),
Cet. Ke-13, h.386 3 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru & Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi(Jakarta Persada Press,2006) Cet 1,hal 154
4 Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan. (Jakarta : PT RajaGrapindo Persada, 2008),
Ed.5-16, h.70
7
Motivasi didefinisikan oleh Dr. Muhammad Utsman Najaati sebagai
“kekuatan penggerak, yang membangkitkan vitalitas pada diri makhluk hidup,
menampilkan prilaku dan mengarahkannya ke satu atau beberapa tujuan tertentu”.
Oleh Dr. Nabiil as-Samaaluuthy, motivasi diartikan sebagai “ kondisi internal
(fisik ataupun mental, fitrah maupun perolehan) yang merangsang perilaku,
menentukan jenis dan orientasinya, dan mengantarkannya untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu yang dapat memuaskan salah satu aspek dari kehidupan manusia”.5
Motivasi menurut Mc. Donald adalah perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan. Motivasi dapat di definisikan dengan “serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan
sesuatu dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau
mengelakkan perasaan tidak suka itu (Suardiman; 2006). Motivasi itu tumbuh di
dalam diri seseorang dan juga dapat distimulir dari luar diri seseorang.6
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan, bahwa Motivasi itu dapat
mempengaruhi perubahan tingkah laku seseorang untuk mencapai tujuan. Yang
dimaksud mencapai tujuan adalah sesutau yang hendak dicapai oleh seluruh kegiatan
atau aktivitas yang apabila telah tercapai akan menimbulkan rasa puas didalam diri
individu.
Motivasi juga dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan
dan mau melaksanakan. Motivasi lebih dekat pada mau melaksanakan tugas untuk
mencapai tujuan. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang
mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan
sebelumnya. Atau dengan kata lain, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan mental
terhadap perorangan atau orang-orang sebagai anggota masyarakat. Motivasi dapat
juga diartikan sebagai proses untuk mencoba mempengaruhi orang atau orang-orang
5 M.Sayyid Muhammad az-Za’balawi, Pendidikan Remaja antara Islam dan Ilmu
Jiwa,(Jakarta: Gema Insani Pres,2007) Cet. 1 h.193 6 Zikri Neni Iska, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: Kiki Brother’s, 2010), h.42
8
yang dipimpinnya agar melekukan pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan tujuan
tertentu yang ditetapkan lebih dahulu .7
B. Jenis-jenis Motivasi
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada seseorang murid yang tidak
mengerjakan tugas perlu diselidiki sebab-sebabnya. Upaya ini dilakukan untuk
memberikan rangsangan supaya murid mau melaksanakan kegiatan belajar.
Dengan kata lain murid perlu diberikan rangsangan agar timbul motivasi yang
kuat dalam diri anak didik.
Motivasi dalam kegiatan belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam
diri siswa yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arah
pada kegiatan belajar. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non
intelektual, karena berperan sebagai menumbuhkan gairah, merasa senang dan
menyemangati belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan mempunyai energi
untuk melakukan kegiatan belajar, hal ini dapat dibuktikan dengan ketika seorang
siswa yang memiliki intelegensi tinggi boleh jadi gagal karena kekurangan motivasi,
namun akhirnya bahwa hasil belajar akan optimal kalau memiliki motivasi yag
tepat.8
Motivasi dapat dikatakan sebagai motor penggerak kegiatan didalam diri
murid, sehingga menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar supaya tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.
Untuk meningkatkan motivasi anak dalam belajar, oang tua harus mampu
menguasai keadaan tertentu sepanjang masih dalam menguasai konteks pendidikan
dalam arti bahwa menguasai tersebut sebagai teknik menimbulkan minat dan gairah
7 H. Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang
Pendidikan,(Jakarta: PT Bumi Aksara 2008), Cet. 3. h.1 8 Zikri Neni Iska, Pengantar Psikologi……, h.42
9
belajar anak sebagai peserta didik dalam mencapai tujuan penajaran dan pendidikan.
Tentu saja keinginan untuk memotivasi anak agar melakukan pekerjaan yang di
inginkan, sesuai dengan tujuan tertentu yang telah di tentukan sebelumnya. Oleh
sebab itu orang tua perlu mempunyai pengetahuan yang berhubungan dengan motvasi
yang dapat mendorong atau mnggerakan untuk melakukan suatu perubahan dan
tindakan yang dikehendaki.
Motivasi belajar itu dapat di bedakan menjadi 2 bagian yaitu:
1. Motivasi Instrinsik
Merupakan kegiatan belajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan penghayatan
suatu kebutuhan dan dorongan yangsecara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
Misalnya belajar karena ingin memecahkan suatu permasalahan, ingin mengetahui
mekanisme suatu berdasarkan hukum dan rumus-rumus ingin menjadi seorang
professor, atau ingin menjadi seorang yang ahli dalam bidang ilmu pengetahuan
tertentu. Keinginan ini diwujudkan dalam upaya kesungguhan seseorang untuk
mendapatkannya dengan usaha kegiatan belajar, melengkapi catatan, melengkapi
literatur, melengkapi informasi, pembagian waktu belajar, dan keseriusannya dalam
belajar.9 Motivasi ini mengacu kepada faktor dari dalam diri anak yang memiliki
tujuan menjadi orang yang terdidik. Satu-satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang
dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan.
2. Motivasi Ekstrinsik
Yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari
luar. Motivasi ekstrinsik merupakan kegiatan belajar yang tumbuh dari dorongan dan
kebutuhan seseorang tidak secara mutlak berhubungan dengan kegiatan belajarnya
sendiri.
9 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru &… (Jakarta Persada Press,2006) Cet 1,hal 161-162
10
Mengapa motivasi ekstrinsik ini perlu di berikan, tak lain karena seseorang tidak
senantiasa berada dalam keadaan menetap, biasa terjadi seseorang yang mempunyai
motivasi belajar instrinsik yang demikian tinggi tiba-tiba melemah, supaya
melemahnya motivasi instrinsik ini tidak sampai berada pada tingkatan yang sangat
rendah, perlu di katrol dengan menggunakan motivasi ekstrinsik.
Pada orang yang tingkat motivasi instrinsiknya lemah, justru motivasi ekstrinsik
ini sangat diperlukan. Motivasi ekstrinsik yang diberikan secara tepat, justru secara
perlahan dapat menanamkan motivasi instrinsik untuk belajar, manakala belajar yang
direkayasa dengan motivasi instrinsik tersebut telah menjadi kebiasan bagi
pembelajar bahkan kalau sudah sampai di tahap pribadi, seseorang akan tinggi
motivasi belajarnya secara instrinsik.
Untuk dapat membangkitkan motivasi belajar anak, orang tua hendaknya
berusaha dengan berbagai cara untuk membangkitkan motivasi ekstrinsik yaitu
dengan memberikan berupa pujian, dan hadiah
Beberapa bentuk motivasi belajar ekstinsik menurut winkel (1989;94)
diantaranya adalah: Belajar demi memenuhi kewajiban; Belajar demi menghindari
hukuman yang diancam; Belajar demi memperoleh hadiah material yang disajikan;
Belajar demi meningkatkan gengsi; Belajar demi memperoleh pujian dari orang yang
penting seperti orang tua dan guru; Belajar demi tuntutan jabatan atau golongan
administratif.
C. Orang Tua Sebagai Motivator
Orang tua memang peranan penting sekali dalam pendidikan akhlak untuk
anak-anak sebagai institusi yang mula-mula sekali berinteraksi dengannya oleh sebab
mereka mendapat pengaruh dari padanya atas segala tingkahlakunya. Orang tua juga
seyogyanya menerangkan faedah terhadap tingkah laku yang diperbuatnya,
menerangkan tentang maslahat dan mudharatnya. Sangat wajar dan logis jika
tanggung jawab pendidikan terletak ditangan kedua orang tua dan tidak bisa
dipikulkan kepada orang lain karena ia adalah darah dagingnya, kecuali berbagai
11
keterbatasan kedua orang tua ini. Maka sebagian tanggung jawab pendidikan dapat
dilimpahkan kepada orang lain, yaitu melalui sekolah. Tanggung jawab pendidikan
yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain:
1. Memelihara dan membesarkannya,tanggung jawab ini merupakan dorongan
alami untuk dilaksanakan karena si anak memerlukan makan, minum, dan
perawatan agar ia dapat hidup secara berkelanjutan.
2. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun
rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat
membahayakan dirinya.
3. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna
bagi kehidupannya kelak sehingga bila ia telah dewasa mampu berdidi sendiri
dan membantu orang lain.
4. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberikan pendidikan
agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT sebagai tujuan akhir hidup muslim.10
Adanya keadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara
kontinu perlu dikembangkan kepada setiap orang tua sehingga pendidikan yang
dilakukan tidak lagi berdasarkan kebiasaan yang dilihat dari orang tua, tetapi telah
didasari oleh teori-teori pendidikan modern, sesuai dengan perkembangan zaman
yang cenderung selalu berubah.
Tugas utama orang tua atau keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai
peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan
tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga
yang lain.
10
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan,(Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2008, hal 88.
12
Islam adalah agama yang telah mengatur pola kehidupan keluarga muslim.
Bagaimana mengatur keluarga dan bagaimana melaksanakan kewajiban dan
bagaimana mengatur rumah tangga dengan baik. Rumah tangga muslim bagaikan
sosok pionir dari sebuah masyarakat umat Islam. Yaitu adanya ikatan yang kuat di
antara masing-masing penghuni rumah tersebut. Dan yang membantu sang ayah
dalam mendirikan kerajaan kecil yang terutama dalam pendidikan anak-anak mereka
adalah hadirnya seorang istri yang saleh. Seorang istri yang diharapkan menjadi
seorang pendidik yang baik dan juga memahami kewajiban selaku ibu rumah tangga
dalam rumah. Kesimpulannya, peran orang tua itu sangat penting dalam pendidikan
akhlak anak, dan orang tua juga dapat menerangkan faedah terhadap tingkah laku
yang diperbuatnya yaitu dengan memberikan pembinaan akhlak terhadap anaknya.
D. Prestasi Belajar Siswa
1. Pengertian Prestasi Belajar
Istilah belajar sebenarnya telah lama banyak dikenal bahakan pada era
sekarang ini, hampir semua orang mengenal semua istilah belajar lebih-lebih setelah
di canangkan wajib belajar. Namun apa sebenarnya belajar itu, rasanya masing-
masing orang mempunyai tanggapan yang tidak sama.
Dikalangan psikolog terdapat keberagaman cara dalam menjelaskan dan
mendefinisikan tentang makna belajar (lerning). Namun pada akhirnya memiliki
kesamaan makna. Salah satu definisi yang nyaris disepakati bersama adalah bahwa
belajar merupakan sebuah proses perubahan perilaku atau pribadi berdasarkan ptaktik
atau pengalaman tertentu.11
Sejak manusia ada sebenarnya telah melaksanakan aktivitas belajar. Oleh
karena itu, kiranya tidak berlebihan jika di katakan bahwa aktivitas belajar itu telah
ada sejak adanya manusia.
13
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar
adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi
sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan
untuk mencapai tujuan tertentu.12
Belajar (learning),seringkali didefinisikan sebagai perubahan yang secara
relative berlangsung lama pada masa berikutnya yang diperoleh kemudian dari
pengalaman-pengalaman. Tetapi belajar itu sendiri merupakan satu kegiatan yang
terjadi didalam diri seseorang yang sukar untuk diamati secara langsung. Padahal jika
kita renungkan belajar adalah merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan
unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang
pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu
sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di
sekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarganya sendiri.13
Dalam arti sempit, adalah sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan
yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu
berkat adanya interaksi individu dan individu dengan lingkungannya. Burton
menyatakan “Learning is a change in the individual due to instruction of that
individual and his environment, wich fells a need and makes him more capable of
dealing adequately with his environment.”(W.H. Burton, The Guidance of learning
activities,). Dalam pengertian ini terdapat kata change atau perubahan, yang berarti
bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar akan mengalami proses perubahan
tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya.
Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengarti menjadi mengerti, dari ragu
menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan. kriteria keberhasilan dalam belajar
11
Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan (Jakarta: Penerbit Teraju, 2004).Cet-
1, h.122 12
H. Hamzah B. Uno,Teori Motivasi dan Pengukurannya…… h, 23 13
Fadilah Suralaga dkk, Psikologi Pendidikandalam Perspektif Islam,(Jakarta: UIN Jakarta
Press,2005),Cet Ke-1 h. 60-61
14
diantaranya ditandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu
yang belajar.14
Belajar bukan hanya menghafal, dan mengingat, belajar adalah suatu
proses yang di tandai dengan perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil
proses dapat di tunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengertiannya,
pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, daya penerimannya, dan aspek-aspek lain
yang ada pada diri individu
Oleh karena itu belajar merupakn proses aktif, belajar adalah proses mereaksi
terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar adalah proses yang di
arahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui pengalaman.
Kata prestasi belajar dari bahasa Belanda, Yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa
Indonesia menjadi prestasi yang di artikan hasil yang telah di di capai dari yang telah
di tetapkan.15
Dari pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa prestasi belajar
adalah suatu hasil yang di peroleh seseorang setelah melakukan kegiatan yang dapat
diukur dari seberapa besar kegiatan yang dapat di ukur dari seberapa besar kegiatan
yang telah di kerjakan.
Dengan kata lain prestasi belajar dapat di artikan sebagai penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran tertentu yang di peroleh dari hasil belajar yang di nyatakan
dalam bentuk skor setelah mengikuti kegiatan belajar.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
Prestasi belajar siswa banyak di pengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor yang
berasal dari dirinya (internal) maupun faktor yang beasal dari luar (eksternal).
Perstasai belajar yang di capai siswa pada hakekatnya merupakan hasil interaksi
antara dua faktor tersebut. Oleh karena itu, pengenalan orang tua terhadap faktor yang
14
Moh. User Usman, Menjadi Guru Propesional. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.2009).h.5 15
S.F. Hayeh, Kamus Populer. (Jakarata: Centra Jakarta. 1987), Cet. Ke-2, h. 296
15
mempengaruhi prestasi belajar siswa penting sekali dalam rangka membantu dalam
mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya
masing-masing.
Adapun faktor-faktor yang di maksud meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)
1) Faktor jasmani (fisikologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang di
peroleh. Termasuk Faktor ini ialah panca indera yang tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau
perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar tubuh yang
membawa kelainan tingkah laku.
2) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang di peroleh terdiri
dari:
a. Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat
serta kecakapan nyata, yaitu prestasi yang di miliki.
b. Faktor non-intelektif yaitu unsur-unsur keperibadian tertentu seperti
sikap,kebiasan,minat,kebutuhan,motivasi,emosi dan penguasaan diri.
b. Faktor yang berasal dari luar (eksternal)
a) Lingkungan Keluarga
b) Lingkungan Sekolah
c) Lingkungan Masyarakat
d) Lingkungan Kelompok
3) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kesenian.
4) Faktor lingkungan fisik seperti lingkungan rumah dan fasilitas belajar.
5) Faktor spiritual dan keagamaan.16
16
Abu Ahmadi,Widodo Supriono, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991), Cet. Ke-
1, h. 130-131
16
E. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati
penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama
hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Istilah pendidikan adalah terjemah dari bahasa Yunani paedagogie yang
berarti “pendidikan” dan paedagogia yang berarti “pergaulan dengan anak-anak.”
Sedangkan orang yang tugasnya membimbing atau mendidik dalam pertumbuhannya
agar berdiri sendiri disebut paedagogos. Istilah paedagogos berasal dari kata paedos
(anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin).
Berpijak dari istilah diatas, pendidikan bisa diartikan sebagai “usaha yang
dilakukan orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk membimbing
atau memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan.” Atau
dengan kata lain, pendidikan ialah “bimbingan yang diberikan dengan sengaja oleh
orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhannya, baik jasmani maupun rohani
agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat.”17
Pendidikan agama Islam menurut Zakiah Daradjat adalah suatu usaha untuk
membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam
secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan
serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. Sedangkan Tayar Yusuf
mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk
mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi
muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah. Dan menurut A. Tafsir
17
Armai arief, Reformulasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CRS Press, 2005). Cet-1,h. 17
17
pendidikan agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada
seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.18
Pendidikan Agama Islam mempunayai cakupan yang sama luasnya pendidikan
dengan pendidikan umum, bahkan melebihinya. Oleh karena itu pendidikan islam
juga membina dan mengembangkan pendidikan agama, dimana titik beratnya terletak
pada internaliasi nilai iman,Islam, dan ihsan dalam pribadi manusia muslim yang
berilmu pengetahuan luas. Maka pendidikan agama Islam adalah merupakan bagian
dari pendidikan Islam , di mana tujuan utamanya adalah membina dan mendasari
kehidupan anak didik dan nilai-nilai agama serta sekaligus mengajarkan ilmu agama
Islam, sehingga ia mampu mengamalkan syariat Islam secara benar sesuai
pengetahuan agama.19
Mata pelajaran pendidikan agama Islam itu secara keseluruhannya dalam
lingkup Al-Qur’an dan al-hadits, keimanan, akhlak, fiqih/ibadah, dan sejarahh,
sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup
perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan
Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya.20
Pada tingkat SMP semua bidang studi agama tersebut dirangkum menjadi satu mata
pelajaran Penidikan Agama Islam. Adapun tujuan dalam mempelajari mata pelajaran
tersebut antara lain mampu membaca Al-Qur’an dengan fasih, beriman kepada Allah,
kitab Allah, Rasul Allah, dan hari akhir, bekerja keras dan terbiasa berprilaku
toleransi (Akhlak), dapat melakukan thaharah/bersuci, mengetahui hukum Islam
tentang shalat wajib, mengerti tentang zakat, mawaris dan mmahami tentang ibadah
haji (Fiqih), memahami perkembangan Islam di Indonesia. (Sejarah/Tarikh).
Pencantuman pendidikan agama sebagai mata pelajaran wajib diseluruh jenis,
jalur dan jenjang pendidikan ini tidak lepas dari tujuan yang ingin dicapai dari
18
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2004). Cet-1, h.130 19
H.M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum,(Jakarta:Bumi Aksara,2000),Cet.
Ke 3.h.5 20
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam………h, 131
18
pendidikan nasional sendiri, yakni “mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan
yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan,” (UU 2/1989 pasal 4). Oleh sebagian kalangan umat beragama
khususnya umat Islam, undang-undang ini dianggap strategis bukan hanya karena
mencantumkan pendidikan agama secara eksplisit, melainkan juga mengatur bahwa
tenaga pengajar haruslah orang yang beragama (pasal 28 ayat 2), dan pengajar
pendidikan agama harus beragama sesuai sesuai dengan agama yang diajarkan dan
agama peserta didik yang bersangkutan (penjelasan pasal 28 ayat 2). Pasal ini
dianggap penting oleh kelompok Islam, karena pada sekolah sekolah non Islam, siswa
muslim sering kali tidak mendapatkan hak untuk mendapatkan pendidikan agama
sesuai dengan agamanya. Atau bahkan diharuskan untuk mengikuti pelajaran agama
yang menjadi cirri khas sekolah bersangkutan.
Dengan demikian, undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang pendidikan
nasional, menempatkan pendidikan agama dalam posisi strategis disetiap jenjang
pendidikan, sejak pendidikan dasar, menengah sampai pendidikan tinggi. Bersama
dengan pendidikan kewarganegaraan dan bahasa, pendidikan agama menjadi muatan
wajib kurikulum yang harus diajarkan. Bukan hanya itu, jika pada UU Nomor 2/1989
pendidikan agama ditempatkan pada urutan kedua setelan pendidikan Pancasila, pada
undang-undang sisdiknas, pendidikan agama dalam numerasi mata pelajaran yang
harus diajarkan meningkati tempat yang pertama. Hal ini tentu bukan tanpa tujuan,
melainkan menegaskan pentingnya pendidikan agama dalam konstelasi sistem
pendidikan nasional kita.
19
2. Kedudukan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia
dari aspek-aspek rohaniah dan jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap.
Oleh karena suatu kematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi
perkembangan/pertumbuhan, baru dapat tercapai bilamana berlangsung melalui
proses demi proses kearah tujuan akhir perkembangan/pertumbuhannya.21
“Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran
agama Islam, yaitu berupa bimbingan atau asuhan terhadap anak didik agar nantinya
setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan
ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakini secara menyeluruh, serta menjadikan
ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan
kesejahteraan hidup didunia maupun diakhirat kelak.22
Hal ini sesuai dengan rumusan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dalam penjelasan UUSPN mengenai pendidikan agama di
jelaskan bahwa pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
berakhlak mulia.
Adapun pendidikan Agama Islam menurut prof. HM Arifin bahwa :
“ Pendidikan Agama Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertakwa
secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan citra
(kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam kearah titik maksimal
pertumbuhan dan perkembangannya.23
Menurut Hasan Langgulung : “ Pendidikan Agama Islam adalah usaha
mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan
21
H.M Arifin, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:Bina Aksara, 1987).Cet-1,h. 10
22
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:Bumi Aksara, 1992),Cet-2. h.86 23
H.M Arifin, Ilmu Pengetahuan Islam, (Jakarat: Bumi Aksara,1994),Cet.Ke-3, h. 2
20
masyarakatnya dan kehidupan alam sekitar melelui proses pendidikan dengan
dilandasi nilai-nilai yang Islami.24
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan antara lain :
a. Hubungan manusia dengan Allah
b. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
c. Hubungan dengan sesama manusia
d. Hubungan dengan sesama makhluk lain dan alam sekitarnya.
Upaya mencapai tujuan atau hasil pendidikan yang diinginkan atau yang
ditetapkan sudah tentu diperlukan pengajar yang sesua untuk itu. Makin jelas tujuan
yang diinginkan maka makin jelas pula bahan yang diperlukan.
Adapun tema sentral bahan pengajaran pendidikan agama Islam SMTP yaitu :
a. Siswa bergairah beribadah serta mampu berdzikir dan berdo’a;
b. Siswa mampu membaca Al-qur’an dengan benar;
c. Siswa terbiasa berakhlak baik.25
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan adalah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau
kegiatan selesai. Karena pendidikan merupakan suatu usaha dan kegiatan yang
berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan maka tujuannya bertahap dan
bertingkat pula.
Dalam pendidikan agama Islam nilai-nilai yang hendak dibentuk adalah nilai-
nilai Islam. Artinya, tujuan pendidikan agama Islam adalah tertanamnya nilai-nilai
Islam kedalam diri manusia, yang kemudian terwujud dalam tingkah laku.
24
Hasan Langgulung, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979),Cet. Ke-1,
h. 15 25
H.Sahilun A.Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema
Remaja.(Jakarta: Kalam Mulia,2002).Cet ke-2.h. 53
21
Pendidikan agama Islam di sekolah /madrasah bertujuan untuk menumbuhkan
dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, serta pengamalan peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya,
berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang yang lebih
tinggi.26
Adapun tujuan akhir pendidikan agama Islam pada hakekatnya adalah
realisasi dari cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi kesejahteraan
umat manusia sebagai hamba Allah yang lahir batin di dunia dan akhirat. Rumusan-
rumusan tujuan akhir pendidikan Islam telah disusun oleh para ulama dan ahli
pendidikan Islam dari semua golongan dan mazhab dalam Islam, misalnya sebagai
berikut :
a. Rumusan oleh prof. Dr. Omar Muhammad Al-Taumy Al-Syaibani sebagai
berikut :
Pendidikan Islam diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku dalam
kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam
alam sekitarnya melalui proses kependidikan. .27
b. Zakiah Daradjat mengemukakan ada beberapa tujuan pendidikan agama Islam
yaitu :
1) Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan
pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu
meliputi seluruh aspek kemanusiaanyang meliputi sikap, tingkah laku,
penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum pendidikan agama
Islam harus dikaitkan pula dengan tujuan pendidikan nasional Negara
tempat pendidikan agama Islam itu dilaksanakan dan harus dikaitkan pula
26
Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam……, h. 135 27
H.M Arifini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), Cet. Ke-1, h.13
22
dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan
itu.
2) Tujuan akhir adalah untuk membentuk insan kamil dengan pola takwa
dapat mengalami naik turun, bertambah, berkurang dalam perjalanan
hidup seseorang. Perasaan,lingkungan dan pengalaman dapat
mempengaruhinya. Karena itulah pendidikan Islam itu berlaku selama
hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara dan
mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai.
3) Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi
sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum
pendidikan formal. Tujuan operasional dalam bentuk tujuan intruksional
yang dikembangkan menjadi tujuan intruksional umum dan khusus (TIU
dan TIK), dapat dianggap tujuan sementara dan sifat yang agak berbeda
4) Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan
sejumlah kegiatan pendidikan tertentu.28
c. Rumusan yang lain adalah hasil keputusan seminar pendidikan Islam
seIndonesia tanggal 7 sampai dengan tanggal 11 Mei 1960, di Cipayung,
Bogor. Pada saat itu berkumpullah para ulama ahli pendidikan umum, dan
telah berhasil merumuskan tujua pendidikan Islam sebagai berikut:
“Tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan takwa dan akhlak serta
menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berpribadi
dan berbudi luhur menurut ajaran Islam”.
Tujuan tersebut ditetapkan berdasarkan atas pengertian bahwa: “Pendidikan
Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut
ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh
dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam”.
28
Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992),Cet. Ke-3,h.30
23
Jadi jelaslah, membicarakan masalah tujuan pendidikan, khususnya Islam,
tidak terlepas dari masalah nilai-nilai ajaran Islam itu sendiri. Oleh karena
realisasi nilai-nilai itulah yang pada hakikatnya menjadi dasar dan tujuan
pendidikan Islam.29
Tujuan pendidikan Nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 yang menyatakan tujuan pendidikan
adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan lebih berorientasi kepada nilai-nilai luhur dari Allah
yang harus diinternalisasikan kedalam individu atau anak didik lewat proses
pendidikan. Oleh sebab itu, penanaman nilai tersebut, pendidikan Islam harus mampu
mengantarkan, membimbing, dan mengarahkan anak didik untuk melaksanakan
fungsinya sebagai „abd dan khalifah, guna membangaun dan memakmurkan alam ini
sesuai dengan konsep-konsep yang telah ditetapkan Allah.30
Tujuan pendidikan agama Islam tidak terlepas dari tujuan hidup seorang muslim
sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 102:
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan
sebenar-benarnya taqwa kepadanya dan jaganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam.”
29
H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), Cet-1, h.29 30
Hj. Hasniyati Gani Ali, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Quantum Teaching,2008). Cet-1,
h.32-33
24
Dengan demikian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan pendidikan
agama Islam adalah menanamkan nilai-nalai yang islami kepada pribadi seseorang,
serta mengembangkan agar seseorang mampu mengamalkan nilai-nilai tersebut sesuai
dengan tuntunan Al-Qur’an dan menjadikan seseorang bertaqwa, sehingga tujuan
pendidikan agama Islam dapat mencapai kebutuhan yang mutlak yakni kebutuhan
duniawi dan ukhrawi, sebab dengan amal yang baik yang dikerjakan didunia akan
mampu meraih kebahagiaan di akhirat kelak dan itu merupakan tujuan akhir seorang
muslim.
E. Kerangka Berpikir dan Hipotesis
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa motivasi merupakan salah satu faktor
pendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Motivasi belajar merupakan factor
psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal
penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki
motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan
balajar, sebaliknya siswa yang memiliki intelegensi cukup tinggi, boleh jadi gagal
karena kurang motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang kuat.
Sehubungan dengan pentingnya motivasi orang tua terhadap masa depan anak,
berarti bahwa orang tua tidak cukup memperhatikan anak dari segi materi atau fisik
saja. Kelengkapan berbagai fasilitas yang dimiliki anak tidak menjamin
keberhasilannya. Selengkap fasilitas yang lengkap tidak akan bermanfaat jika anak
tidak menggunakannya dalam hal belajar. Dalam memperkenalkan anak pada mata
pelajaran agama misalnya,media pengenalan agama cukup banyak di Indonesia,
termasuk buku-buku sumber dan media lainnya. Tetapi semua media tersebut akan
menjadi benda-benda mati tanpa arti jika tidak pernah diperkenalkan kepada anak.
Kalau orang tua sepenuhnya menyerahkan kepada guru di sekolah dalam
25
memperkenalkan agama kepada anak, hasilnya mata pelajaran agam akan menjadi
mata pelajaran yang tidak digemari siswa dan mereka tidak akan dapat merasakan
manfaat dari pelajaran agama secara mendalam.
Fasilitas yang ada merupakan salah satu faktor penunjang, tetapi aktivitas
belajar anak tetap harus dikendalikan oleh orang tua, meskipun dalam batas-batas
yang diperlukan. Bagaimanapun motivasi orang tua merupakan modal dasar bagi
anak untuk melangkah dan bersikap. Pengaruh dan motivasi orang tua dirumah lebih
penting dari pada fasilitas apapun yang ada, apa yang terjadi di dalam rumah adalah
lebih penting dari pada apa yang tersedia di luar rumah. Tentu saja ini tidak berarti
bahwa motivasi orang tua adalah satu-satunya faktor penyebab tinggi rendahnya
prestasi belajar siswa.
Untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variable X (Motivasi Orang
Tua) dan variable Y (Prestasi Belajar). Maka dalam hal ini penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut :
Ho : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara variable X
denganVariabel Y,
H2 : Terdapat hubungan positif yang signifikan antara variable X dengan
variable Y.
26
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pengertian Metodologi Penelitian
Metodologi sering juga disebut sebagai metode penelitian. Sedangkan maksud
dari kata metodologi itu sendiri adalah “cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan dan menganalisis data, yang di kembangkan untuk memperoleh
pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang terpercaya, dan kemudian di
kembangkan secara sistematis sebagai suatu rencana untuk menghasilkan data tentang
masalah peneliti tertentu”. Dengan demikian metode penelitian sangat diperlukan dan
di butuhkan dalam melakukan suatu penelitian untuk mengumpulkan dan
memperoleh data, serta untuk mencari kebenaran terhadap masalah yang sedang dan
akan diteliti.
B. Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskriftif kuantitatif.
Untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah yang dibahas penulis
melakukan penelitian dengan beberapa cara yaitu :
1. Penelitian kepustakaan (Library research), yaitu mengumpulkan data dari
buku-buku, tulisan-tulisan, artikel dan literatur lainnya yang ada
hubungannya dengan masalah yang dibahas penulis. Dalam hal ini penulis
27
mengambil rujukan dari perpustakaan Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan lainnya.
2. Peneliti lapangan (Field Research), yaitu mengadakan penelitian lapangan
dimana penulis terjun langsung ketempat penelitian yaitu SMP
MUHAMMADIYAH 29 Sawangan untuk mengumpulkan data-data yang
jelas.
C. Tempat dan waktu penelitian
Tempat yang penulis jadikan objek dalam penelitian adalah SMP
MUHAMMADIYAH 29 CINANGKA. Adapun waktu penelitian pada Januari sampai
Februari 2011
D. Populasi dan sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh kelas ( VII, VIII, IX )
siswa SMP Muhammadiyah dan sampel yang diambil berjumlah 60 orang yang
duduk di kelas VIII.
Sampel adalah himpunan bagian dari suatu populasi. Sample memberikan
suatu gambaran tentang populasi. Pengambilan sample dari suatu populasi disebut
dengan penarikan sample atau sampling.
28
Populasi Sample
<100
>100
Keseluruhan subjek penelitian
a. Jumlah tertinggi (terdiri dari
elemen dengan jumlah tertentu)
b. Jumlah tak terhingga (terdiri dari
elemen yang sukar sekali di cari
batasannya)
Diambil semua
10-15%
Sebagian atau wakil populasi yang diteliti
a. Sampel random
b. Sampel acak
c. Sampel campur
E. Variabel penelitian
Dalam hal ini motivasi orang tua sebagai variable bebas/independent variable (X)
sedangkan prestasi belajar sebagai variable terikat/ dependent variable (Y)
29
Matriks variabel
No Variabel Dimensi Variabel Indikator Variabel
1 Motivasi Orang
Tua (X)
Motivasi Intrinsik
Adanya kebutuhan dan
Aspirasi cita-cita.
Motivasi
Ekstrinsik
Berupa pujian, hadiah, nilai
rapot dan lainnya.
2 Prestasi Belajar
(Y)
Afektif Mampu menyebutkan
pelajaran
Psikomotorik
Kognitif
Mampu mengamalkan
pelajaran
Mampu mengigat dan
menghafal
F. Teknik Pengumpulan Data
Ada dua jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu ada yang
sifatnya kualitatif dan kuantitatif. Data yang sifatnya kualitatif, pengumpulannya
melalui studi kepustakaan dan wawancara. Sedangkan sifatnya kuantitatif
pengumpulannya dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1. Observasi
30
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang
dilakukan dengan menggunakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.31
2. Wawancara
Wawancara adalah situasi peran antar pribadi yang bertatap muka dengan
seorang interviewe dan menyampaikan pertanyaan kepada interviewee untuk member
jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah yang diteliti.
3. Angket
Angket adalah cara pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan
untuk diisi. Angket diberikan kepada siswa-siswi kelas II SMP MUHAMADIYAH 29
Cinangka Sawangan-Depok. Angket diberikan kepada respondenberupa daftar
pertanyaan yang sudah disiapkan sebelimnya, dan responden memberikan jawaban
pada kolom yang telah disediakan dengan member tanda ceklist (√) pada jawaban
yang sesuai. Alat pengumpulan data berupa angket memiliki 15 item pertanyaan,
sebelum menggunakan kuesioner penelitian, maka perlu dibuat suatu panduan/acuan
yang digunakan yaitu kisi-kisi anket penelitian tentang Pengaruh Motivasi Orang
Tuan Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SMP
Muhammadiyah Cinangka dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1
Data untuk variabel X,Y diambil melalui angket, dengan kisi-kisi sebagai
berikut
31
Nana Sudjana, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001)
Cet-3, h.76
31
Variabel Dimensi Indikator Jmh
Item
No.Item
Motivasi
Orang Tua
1.Memberikan
Motivasi
2.menyediakan
fasilitas
1. dorongan atau
semangat belajar
2. memberikan tuntunan
dalam belajar agama
islam
3. menyuruh sholat lima
waktu
4. memperhatikan
Akhlaq
5. mengikuti kegiatan
keagamaan
6.membantu
memecahkan masalah
1.menyediakan fasilitas
belajar dalam
pelajaran PAI
2.memberikan hadiah
jika nilai PAI bagus
3.memberikan fasilitas
privat untuk
membantu belajar
PAI
4. memberikan tempat
ruang nyaman
5. memberikan pujian
6. mengontrol belajar
6
6
1,2,3,4 5,6
7,8,9,10,11,
12
32
3.memberi
hukuman
7. memberikan waktu
untuk belajar
1. ketika nilai rendah
2. teguran ketika tidak
belajar.
2
14,15
G. Tekhnik Pengolahan dan Analisa Data
Dalam pengolahan data penulis menggunakan tekhnik sebagai berikut :
1. Editing
33
Editing adalah penelitian kembali catatan-catatan dari lapangan yang terkandung
didalam angket atau koesioner, kosioner itu diolah, dan harus diedit terlebih dahulu
agar dapat meningkatjan mutu data yang akan diolah dan dianalisis.
2. Skoring
Untuk menentukan sekoring dalam hasil penelitian ditetapkan bahwa untuk
responden yang menjawab diberi bobot nilai :
a. Alternatif jawaban (a) mempunyai bobot nilai 4
b. Alternatif jawaban (b) mempunyai bobot nilai 3
c. Alternatif jawaban (c) mempunyai bobot nilai 2
d. Alternatif jawaban (d) mempunyai bobot nilai 1
e.
3. Tabulating
Yaitu, mentabulasi data jawaban yang berhasil dikumpilkan ke dalam tabel yang
disediakan.
Setelah pengumpulan data dilakukan maka tahap berikutnya data tersebut data
tersebut dianalisa dengan analisa kuantitatif secara deskriptif analisis yang
sebelumnya telah ditentukan prosentasenya dengan menggunakan rumus distribusi
frekwensi.
P = N
F x 100%
Keterangan
P = Prosentase
F = Frekuensi yang dicapai prosentasenya
N = Jumlah seluruh responden
Kemudian untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara motivasi orang tua
(variabel x) terhadap prestasi belajar PAI (variabel y) maka dipergunakan rumus
prioduct moment.
34
rxy = })(}{)({
))((
2222 YYNXXN
YXXYN
Keterangan:
rxy : Angka Korelasi ”r” product moment
N : Jumlah responden
ΣXY : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y
ΣX : Jumlah seluruh skor x
ΣY : Jumlah seluruh skor y
Setelah mengetahui koefisien korelasi tahap berikutnya memberikan
interprestasi terhadap hasil analisa data tersebut, hal ini dapat dilakukan dengan 2 cara
sebagai berikut
Tabel 2
Memberikan interprestasi secara kasar atau sederhana dengan cara
mencocokan hasil penelitian dengan indek korelasi “r” product moment seperti tabel
di bawah ini:
Besarnya “r product moment (rky) Interprestasi
0,00-0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang
35
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu
sangat lemah atau sangat rendah sehingga
korelasi itu di abaikan
0,20-0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
koreasi yang lemah atau rendah
0,40-0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sedang atau cukup
0,70-0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang kuat atau tinggi
0,90-1,00 Antara variabel X df variabel Y terdapat
korelasi yang sangat tinggi
36
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah SMP MUHAMMADIYAH Cinangka
SMP Muhammadiyah Cinangka berdiri sejak tahun pelajaran 1990-1991. Pada
tahun 1991-1992 dikeluarkan izin dari kantor wilayah Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan propinsi jawa baratdengan nomor surat keputusan 130/102/kep/E.1992,
tanggal 23 mei 1992 dilaksanakan akreditasi oleh Direktorat jendral Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat keputusan
nomor 525/C/kep/1992,tanggal 22 Desember 1993 dengan status Diakui.32
Didirikannya SMP Muhammadiyah dalam rangka membantu pemerintah
mengembangkan pendidikan dan merupakan program persyarikatan (Organisasi
Muhammadiyah) dan juga memberikan kesempatan kepada masyarakat yang berada
diwilayah Cinangka dan sekitarnya untuk mengenyam pendidikan SMP.
B. Visi, Misi, dan strategi SMP Muhammadiyah Cinangka.
Dalam visi dan misi SMP Muhammadiyah Cinangka bahwa sikap proaktif dan
antisipatif sangat diperlukan untuk menyiapkan SDM serta berbagai perangkat untuk
32
Arsip SMP Muhammadiyah 29 Cinangka
37
menghadapi ketatnya persaingan global antar individu, kelompok, bangsa dan
Negara.
Atas dasar ini SMP Muhammadiyah membuat visi, untuk diekspresikan
kepada satu tujuan dan sasaran yang dicita-citakan. Visi yang direncanakan yaitu
“Unggul dalam Iman, Ilmu, dan Amal”.
Untuk mewujudkan visi diatas ditampilkan misi dengan beberapa keunggulan
yang diterapkan yaitu:
1. KeIslaman dan KeMuhammadiyahan.
2. Semangat kebangsaan dan cita-cita tanah air.
3. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
4. Menumbuh kembangkan Seni dan Olah Raga.
Sangatlah jelas, bahwa untuk visi dan misi serta tujuan yang diinginkan
tidaklah semata-mata tergantung pada kurikulum atau pogram pendidikan,tapi akan
ditentukan oleh berbagai faktor atau multifaktor,dimana masing-masing faktor
menyumbang kontribusi yang signifakan.
C. Sarana dan Prasarana.
Sebagai syarat yang mutlak, maka SMP Muhammadiyah Cinangka
menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan. Sarana dan
prasarana yang ada antara lain:
1. Gedung sekolah milik sendiri.
2. Gedung sekolah terdiri dari 17 ruang yang digunakan sebagai berikut:
a. 9 Ruang untuk belajar siswa.
b. 1 Ruang untuk kantor kepala sekolah dan tata usaha.
c. 1 Ruang untuk kantor wakil kepala sekolah dan BK.
d. 1 Ruang untuk perpustakaan.
e. 1 Ruang untuk Lab Komputer.
f. 1 Ruang untuk Lab Fisika dan Biologi.
g. 1 Ruang untuk kantor guru.
h. 1 Ruang untuk dapur.
38
i. 10 Buah WC/ TOILET.
3. Sarana Olah raga yang terdiri dari:
a. Lapangan Bola Basket, bulutangkis dan bola volly
4. Masjid.
5. Kantin Sekolah.33
Tabel 3
Daftar Nama-Nama Dewan Guru SMP MUHAMMADIYAH Cinangka
No NAMA JABATAN PENDIDIKAN STUDY
1 Abd. Qodir S.Pd Kepsek S1 B.Inggris
2 Marwadih SH Wakasek S1 IPS
3 HM. Daiman Humas S1 Agama
4 Sukriyadi. BA Guru D3 Al-Qur’an
5 A. Zarkasih SH Guru S1 IPS/PKN
6 H. M Nahari, S.Pd Guru S1 KMM
7 Namud A Guru S1 B. Indonesia
8 Rahmat, BA Guru S1 Matematika
9 Mutiri, S.Ag Guru S1 PAI
10 Amir Mahmud, S.Pd Guru S1 PKN
11 Nurdin, BA Guru S1 IPA
12 Sudirman, S.Pd Guru S1 Olah Raga
13 Dody Mudayis, S.Pd Guru S1 PSdB
14 Wardih HB Guru S1 PENJAS
15 Suhana Guru S1 IPA
16 Mahmud, SE Guru S1 Matematika
17 Rohmani Guru D3 B.ARAB
18 Yati, S.Pd Guru S1 B. Indonesia
33
Arsip SMP Muhammadiyah 29 Cinangka
39
19 Dini Amalia,S.Pd Guru S1 B.SUNDA
20 Siti Rahmah, S.Ag Guru S1 AGAMA
21 Suaib, S.Pd Guru S1 PSdB
22 Sopyan Hadi, S.Pd Guru S1 B.Indonesia
23 Edi Zulkarnain, S.Pd Guru S1 Matematika
24 Tasmiyah Guru D3 Tata Boga
25 A. Fahrudin, S.Kom Guru S1 Computer
26 Supri Helmi, A.Md Guru D3 B.Inggris
27 Syaiful, S.Kom Guru S1 PLH
28 Winda Wati, S.Pd Guru S1 B.inggris
29 Adi Damanhuri Guru D3 Matematika
30 Dinar Suhartini Guru S1 IPA
31 Abu Hayat Guru S1 PSdB/Elektro
32 Indah Maharani,S.Pd Guru S1 B.Indonesia
33 Robby Maula, S.Pd Guru S1 IPS
D. Kegiatan Intrakulikuler
40
Kegiatan Intrakurikuler atau belajar mengajar SMP MUHAMMADIYAH
Cinangka dimulai pada pukul 07.00 – 12.30 WIB. Sedangkan pada hari Jum’at
dimulai pada pukul 07.00 – 11.00 WIB
E. Kegiatan Ekstrakurikuler
Adapun kegiatan ekstrakurikuler SMP MUHAMMADIYAH Cinangka adalah
Paskibra, PMR, Pramuka, Volly Ball, Futsal. Dengan kegiatan-kegiatan ini
diharapkan siswa dapat mengasah bakat yang dimiliki.
F. Deskripsi Data
Data tentang hubungan motivasi orang tua terhadap prestasi belajar pendidikan
agama Islam siswa SMP MUHAMMADIYAH Cinangka . Penulis memperoleh data
melalui penyebaran angket kepada 60 responden yang terdiri dari 15 pertanyaan. Di
bawah ini adalah hasil tanggapan responden yang penulis terima dan diolah dalam
bentuk tabulasi sebagai berikut:
Tabel 4
41
Orang tua memberikan dorongan atau semangat belajar
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)
1 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
57
2
1
-
95 %
3 %
2 %
-
Jumlah 60 100%
Berdasarkan tabel di atas menyimpulkan bahwa 60 responden member
jawaban yang positif yang menggambarkan orang tua mereka member dorongan atau
semangat belajar. Ini berarti orang tua menyadari betapa motivasi perlu diberikan
kepada anak untuk belajar sehingga dapat memperoleh simpati yang baik.
Tabel 5
42
Orang tua memberikan tuntunan dalam belajar agama Islam
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)
2 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
38
13
8
1
63 %
23 %
13 %
2 %
Jumlah 60 100%
Berdasarkan tabel di atas menyimpulkan bahwa siswa SMP
MUHAMMADIYAH Cinangka mayoritas slalu dan sering mendapatkan
tuntunandari orang tuanya dalam hal keagamaan yaitu sebanyak 38 orang (63%)
dan 13 orang (23%), kadang-kadang 8 orang (13%), dan 1 orang (2%) tidak
pernah mendapatkan tuntuna keagamaan.
Tabel 6
Orang tua yang menyuruh anaknya melaksanakn shalat lima waktu
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)
3 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
51
7
1
1
85 %
11 %
2 %
2 %
Jumlah 60 100%
Berdasarkan tabel di atas orang tua selalu menyuruh anaknya untuk
melaksanakan shalat lima waktu. Hal ini ini terlihat dari jawaban siswa yang
menjawab selalu (51%) dan sering (7%), sedangkan siswa yang menyatakan kadang-
kadang (1%) dan tidak pernah (1 %).
43
Tabel 7
Orang tua yang memperhatikan akhlak anaknya
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)
4 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
37
11
9
3
62 %
18 %
15 %
5 %
Jumlah 33 100%
Berdasarkan tabel di atas menyimpulkan bahwa masih ada orang tua yang
tidak pernah memperhatikan akhlaknya sebanyak (5%) yang menjawab kadang-
kadang (15%), yang menjawab sering (18%) dan yang menjawab selalu ( 62%).
Tabel 8
Orang tua yang menyuruh kegiatan keagamaan
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)
5 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
45
9
3
3
75 %
17 %
5 %
5 %
Jumlah 60 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa orang tua yang selalu
menyuruh anaknya untuk mengikuti kegiatan keagamaan 45 orang (75%) yang
menjawab selalu,dan sering 9 orang (17%), sedangkan siswa yang menyatakan
kadang-kadang 3 orang (5%) dan tidak pernah 3 orang (5 %).
44
Tabel 9
Orang tua yang membantu memecahkan kesulitan anaknya dalam
mengikuti pendidikan agama Islam
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)
6 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
12
37
10
1
42,42%
30,30%
21,22%
6,07%
Jumlah 60 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa masih ada orang tua yang
tidak membantu memecahkan kesulitan anaknya dalam mengikuti pelajaran agama
Islam sebanyak 1 orang (2%) yang menjawab kadang-kadang 10 orang (17%),
sedangkan siswa yang menjawab sering 37 orang (61%) dan yang selalu 12 orang(
20%).
Tabel 10
Orang tua dalam menyediakan fasilitas belajar pada pelajaran agama Islam
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)
7 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
29
21
5
5
49 %
35 %
8 %
8 %
Jumlah 60 100%
tabel di atas dapat diketahui bahwa masih ada siswa yang merasa tidak pernah
disediakan fasilitas oleh orang tuanya, khususnya dalam hal keagamaan, yaitu 5 orang
45
(8%) sedangkan yang lainnya yaitu 29 orang (49%) menjawab selalu, 21 orang
(35%) menjawab sering dan 5 0rang (8%) kadang-kadang.
Tabel 11
Orang tua memberi hadiah jika nilai pelajaran agama Islam bagus
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)
8 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
24
12
18
6
40 %
20 %
30 %
10 %
Jumlah 60 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 60 reponden yang
menjawab selalu 24 orang (40%). Ini memberi gambaran bahwa orang tua
memberi penghargaan terhadap prestasi yang mereka peroleh dalam memberi
hadiah bila mereka naik kelas sebagai pendorong untuk terus rajin belajar.
Dan yang menjawab sering 12 orang (20%) kadang-kadang 18 orang (30%)
dan tidak pernah 6 orang ( 10 %).
Tabel 12
Orang tua memberi bimbingan atau mendatangkan guru privat
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)
9 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
16
3
3
38
26 %
4 %
4 %
66 %
Jumlah 60 100%
46
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kesibukan orang tua adalah
factor dalam mengingat kesibukan serta terbatasnya waktu orang ua mereka.Yang
menjawab tidak pernah 38 orang (66%),selalu 16 orang (26%), sering 3 orang (4%)
dan kadang-kadang 3 orang ( 4 %).
Tabel 13
Orang tua yang memberikan sarana belajar
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)
10 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
45
13
1
1
75 %
21 %
2 %
2 %
Jumlah 60 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang selalu
disediakan sarana belajar oleh orang tuanya sebanyak 45 orang (75%), yang
menjawab sering 13 orang (21%), kadang-kadang 1 orang (2%) dan tidak
pernah disediakan saranaoleh orang tuanya 1 orang (2 %).
47
Tabel 14
Orang tua yang memberikan pujian yang menunjang prestasi belajar
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)
11 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
36
12
6
6
60 %
20 %
10 %
10 %
Jumlah 60 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 60 reponden memberi
jawaban 36 orang (60%) yang selalu diberi pujian oleh orang tua,dan yang
menjawab sering 12 orang (20%), kadang-kadang 6 orang (10%), dan tidak
pernah 6 orang (10 %).
Tabel 15
Orang tua menemani ketika belajar
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)
12 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
21
9
3
27
35 %
15 %
5 %
45 %
Jumlah 60 100%
Berdasarkan tabel di atas menyimpulkan 21 orang (35%) orang tua
yang selalu menemani anaknya ketika waktu belajar, 9 orang (15%) yang
48
menjawab sering, yang menjawab kadang-kadang 3 orang (5%), dan tidak
pernah 27 orang ( 45%).
Tabel 16
Orang tua memberikan waktu khusus untuk belajar agama Islam
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)
13 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
21
9
3
27
35 %
15 %
5 %
45 %
Jumlah 60 100%
Pemberian waktu khusus untuk belajar agama Islam adalah penting,
mengingat bahwa pelajaran agama Islam adalah sebuah pendidikan yang dapat
membentuk kepribadian siswa. Dalam hal ini orang tua yang selalu memberikan
waktu khusus yaitu 21 orang (35%), sering 9 orang (15%), kadang-kadang 3 orang
(5%), dan tidak pernah 27 orang (45 %).
49
Tabel 17
Orang tua yang menghukum jika nilai pelajaran agama Islam tidak
bagus
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)
14 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
36
12
6
6
60 %
20 %
10 %
10 %
Jumlah 60 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukan 36 orang (60%) selalu
memberikan hukuman kepada anaknya jika nilai pelajaran agamaIslam tidak
bagus, sering sebanyak 12 orang (20%), kadang-kadang 6 orang (10%), dan
tidak pernah 6 orang (10 %).
50
Tabel 18
Orang tua menegur jika tidak belajar
No Alternatif Jawaban Frekuensi (F) Presentasi (P)
15 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak Pernah
45
15
-
-
75 %
25 %
-
-
Jumlah 60 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 60 responden 45
(75%) siswa menjawab selalu, dan 15 orang (25%) yang menjawa sering. Ini
sebagian besar orang tua menegur bila anak mereka tidak belajar. Hal tersebut
menunjukan kepedulian orang tua terhadap anak agar rajin belajar.
51
G. Pengolahan Data
Tabel ini merupakan jawaban atas ada atau tidaknya hubungan antara variable
X dan variable Y. untuk lebih jelasnya lihat table berikut:
Tabel 19
Perhitungan untuk memperoleh koefisien korelasi antara motivasi orang tua
terhadap prestasi belajar PAI siswa SMP Muhammadiyah Cinangka.
Subyek X Y X2 Y
2 XY
1 48 80 2304 6400 3840
2 48 75 2304 5625 3600
3 48 82 2304 6724 3936
4 48 82 2304 6724 3936
5 48 70 2304 4900 3360
6 47 71 2209 5401 3337
7 51 78 2601 6041 3978
8 55 74 2601 5476 3774
9 51 82 2601 6724 4182
10 50 85 2500 7225 4250
11 47 75 2209 5625 3525
12 49 79 2401 6241 3871
13 48 69 2304 4761 3312
14 48 89 2116 7921 4272
15 47 77 2304 5929 3619
16 47 72 2304 5184 3384
17 50 80 2500 6400 4000
18 48 68 2302 4624 3264
19 49 79 2401 6241 3871
20 50 80 2500 6400 4000
21 50 71 2500 5041 3550
22 47 70 2209 4900 3290
23 47 72 2209 5184 3384
24 48 75 2304 5625 3600
25 46 73 2116 5329 3358
26 47 78 2209 6084 3666
52
27 47 76 2209 5776 3572
28 49 79 2401 6241 3871
29 50 88 2500 7744 4400
30 48 77 2304 5929 3696
31 51 91 2601 8281 4641
32 51 90 2601 8100 4590
33 49 89 2401 7921 4361
34 50 89 2500 7921 4450
35 50 88 2500 7744 4400
36 54 92 2916 8464 4968
37 52 89 2704 7921 4628
38 49 72 2401 5184 3528
39 50 87 2500 7569 4350
40 48 72 2304 5184 3456
41 49 84 2401 7056 4116
42 48 82 2304 6724 3936
43 46 79 2116 6241 3634
44 46 78 2116 6084 3588
45 48 88 2304 7744 4224
46 45 72 2025 5184 3240
47 50 90 2500 8100 4500
48 47 85 2209 7225 3995
49 47 86 2209 7396 4042
50 51 82 2601 6724 4182
51 44 62 1936 3844 2728
52 49 83 2401 6889 4067
53 45 65 2025 4225 2925
54 49 88 2401 7744 8312
55 44 61 1936 3721 2684
56 47 80 2209 6400 3760
57 44 65 1936 4225 2860
58 45 66 2025 4356 2970
59 44 64 1936 4096 2816
60 43 64 1849 4096 2752
∑N=60 ∑X=28
88
∑Y=4689 ∑X2=1394
80
∑Y2=
370465
∑XY=22600
1
53
Selanjutnya hasil perhitungan di atas akan diuji keabsahannya dengan
menggunakan rumus product moment untuk mengetahui tingkat korelasi antara
motivasi orang tua (X) terhadap prestasi belajar PAI (Y). hal ini digunakan dengan
rumus :
]Y YN][X - X[
X - XYNxy
2222
r
N
Y
= 22 (4689) - 60.370465 ( (2888) - )(60.139480
(4689) (2888) - )60.(226001
= 21986721) - (22227900 8340544) - (8368800
13541832 - 13560060
= )241179).(28256(
18228
= 6814753824
18228
=825515222
18228
= 0,24
54
H. Analisa Data
Berdasarkan perhitungan di atas selanjutnya diadakan interpretasi data, dan
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang diteliti, terdapat dua cara untuk
menginterpretasikannya, yaitu:
1. Memberikan Interpretasi Sederhana
Perhitungan di atas menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi antara motivas
orang tua terhadap prestasi belajar PAI sebesar 0,24 hal ini berarti korelasi yang ada
adalah korelasi fositif. Setelah dicocokkan dengan angka interpretasi korelasi “r”
product moment ternyata berada pada 0,200 – 0,400 oleh karena itu antara variabel X
dan Y memang terdapat korelasi, akan tetapi lemah dan rendah.
2. Interpretasi dengan menggunakan table nilai “df” dengan terlebih dahulu
menggunakan rumus:
df = degree of freedom
N = Number of cases
nr = banyaknya variable yang kita korelasikan
df = N- nr
= 60 - 2
= 58
Selanjutnya cocokkan dengan table nilai “r” Progduct Moment pada taraf
signifikan 1% maupun 5%. Setelah dicocokkan, ternyata df sebesar 58, pada taraf
signifikan 5% diperoleh “r“ tabel sebesar 0,25, sedangkan pada taraf signifikan 1%
diperoleh “r” table 0,325.
Seperti yang telah diketahui, ternyata rxy pada taraf signifikan 5% lebih kecil
dari pada table (0,24 < 0,25) oleh karena itu hipotesis alternatif ditolak dan hipotesi
nol diterima. Hal ini menunjukan bahwa taraf signifikan 5% tidak terdapat korelasi
signifikan antara motivasi orang tua (X) terhadap prestasi belajar PAI (Y).
55
Dengan demikian juga halnya pada taraf signifikan 1% ternyata rxy juga lebih
kecil dari pada table r ( 0,24 < 0,325) oleh karena itu hipotesis alternative ditolak dan
hipotesi nol diterima. Dengan melihat kenyataan diatas maka ditarik kesimpulan
bahwa pengaruh motivasi orang tua (X) terhadap prestasi belajar PAI (Y) di SMP
MUHAMMADIYAH 29 Cinangka berada pada kategori lemah atau rendah. Ini
dikarenakan orang tua kurang member motivasi atau dorongan terhadap anaknya
dalam proses belajar, kurangnya perhatian terhadap anak dikarenakan orang tuanya
sibuk terhadap pekerjaan, orang tua tidak pernah mengontrol kegiatan belajarnya,
kemudian tidak mengontrol pergaulan anak sehingga sifat mereka menjadi nakal, ini
semua merupakan salah satu faktor rendahnya motivasi orang tua terhadap belajar
anak sehingga prestasi belajarn mereka menurun. Walaupun hasilnya rendah,
motivasi orang tua tetap mempunyai peranan terhadap prestasi belajar siswa. Selain
prestasi orang tua tersebut memang masih banyak factor lain yang turut
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Oleh karena itu orang tua harus selalu
memberikan motivasi kepada putra-putrinya agar mereka mendapat prestasi yang
baik. Motivasi, perhatian dan kasih sayang sangatlah perlu dilakukan supaya mereka
merasa diperhatikan. Dengan demikian anak akan termotivasi untuk menunjukan
prestasi mereka dengan belajar lebih giat lagi.
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
A. Kesimpulan
Setelah mendeskripsikan dan menganalisa data masalah yang dihadapi tentang
pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa
SMP Muhammadiyah Cinangka, penulis menyimpulkan sebagai berikut:
1. Orang tua adalah pendidik yang pertama bagi anak. Motivasi orang tua sangat
berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran agama
Islam. Orang tua dapat mengetahui secara langsung apa yang menjadi hambatan
putra-putrinya. Sehingga orang tua dapat membantu mencari solusinya dan
member arahan serta motivasi, disamping itu pengawasan yang diberikan orang
tua ketika putra putrid mereka sedang belajar memungkinkan mereka untuk lebih
banyak berkomunikasi sehingga terjalin hubungan yang harmonis. Terbukti
dengan adanya jawaban responden pengawasan orang tua cukup bagus.
2. Motivasi sangatlah berperan dalam membangkitkan gairah siswa untuk
mempelajari agama Islam. Adapun hal-hal yang menjadi motivasi belajar siswa
SMP Muhammadiyah 29 Cinangka adalah :
57
55
a. Dengan memberikan perhatian kepada anak.
b. Dengan memberikan bimbingan dan tuntunan dalam belajar.
c. Memberikan hadiah jika mendapat prestasi baik dan teguran jika
prestasinya kurang baik.
d. Menberikan pasilitas belajar.
e. Memberikan ekstrakulikuler untuk mempelajari agama Islam.
3. Dalam permasalahan ini bahwa motivasi orang tua tidak berhubungan terhadap
prestasi belajar siswa, karena masih banyak orang tua yang tidak
memperhatikan belajar anaknya, dan kurangnya tanggapan yang serius dari
anak atas motivasi orang tua yang telah diberikan kepadanya.
B. Saran- saran
1. Pihak sekolah dan guru hendaknya memberikan motivasi belajar kepada siswa
dalam belajar. Motivasi yang dilakukan berulang-ulang agar mendorong siswa
untuk berprestasi dalam belajar.
2. Hendaknya ada jalinan kerja sama antara guru, orang tua dan siswa dalam
melekukan kegiatan motivasi belajar, sehingga tercapai tujuan yang efektif dan
akan memudahkan siswa dalam memperoleh prestasi yang lebih bagus.
3. Orang tua hendaknya lebih memperhatikan lagi karakter anak. Orang tua harus
mampu membimbing dan memberikan motivasi kepada anak, karena tanpa
bimbingan dan motivasi maka prestasi belajar anak akan sulit dicapai. Selain itu
orang tua juga harus memperhatikan dan mengawasi pergaulan anak, karena dari
pergaulan yang negative anak akan terjerumus dalam hal yang tidak baik.
4. Siswa itu sendiri diharapkan dapat belajar sebaik mungkin, karena keberhasilan
dan masa depan kalian sendiri yang menentukan. Dengan giat belajar dan kerja
keras maka prestasi dan cita-cita akan tercapai.
58
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, dan Supriono, Widodo. “Psikologi Belajar”, Jakarta: Rineke Cipta,
1991, Cet. Ke 1
Arifin, H.M “Filsafat Pendidikan Islam”, Jakarta: Bina Aksara, 1987, Cet. Ke 1
--------------- “Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum”, Jakarta: Bumi
Aksara, 2000, Cet. Ke 3
--------------- “Ilmu Pengetahuan Islam”, Jakarta: Bumi Aksara, 1994, Cet. Ke 3
Arikunto, Suharismi, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”, Jakarta:
Rineka Cipta, 2005
Ali, Hasniyati Gani, “Ilmu Pendidikan Islam”, Jakarta: Quantum Teaching, 2008,
Cet. Ke 1
Arief, Armai, “Reformulasi Pendidikan Islam”, Jakarta: CRS Press, 2005, Cet. Ke 1
Az-Za’balawi, Muhammad Sayid, “Pendidikan Remaja Antara Islam dan Ilmu
Jiwa,” Jakarta: Gema Insani Press, 2007, Cet. Ke 1
Azhari, Akyas, “Psikologi Umum dan Perkembangan”, Jakarta: Penerbit Teraju,
2004, Cet. Ke 1
Daradjat, Zakiah, “Ilmu Jiwa Agama”, Jakarta: PT Bulan Bintang, 1990, Cet. Ke 13
59
---------------------, “Ilmu Pendidikan Islam”, Jakarta: Bumi Aksara, 1992, Cet. Ke 3
Echol, Jhon M, dan Shadily, Hasan, “Kamus Inggris Indonesia”, Jakarta: Gramedia,
1980
Hasbullah, “Dasar-dasar Ilmu Pendidikan”, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008
Iska, Zikri Neni, “Pengantar Psikologi Umum”, Jakarta: Kizi Brother’s, 2011
Langgulung, Hasan, “Filsafah Pendidikan Islam”, Jakarta: Bulan Bintang, 1979, Cet.
Ke 1
Majid, Abdul, “Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi”, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. Ke 1
Nasir, Salihun, H, “Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema
Remaja”, Jakarta: Kalam Mulia, 2002, Cet. Ke 2
Riduwan, M, “Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula” Bandung: Alfabeta, 2009, Cet. Ke 6
Sudjana, Nana, “Pengantar Evaluasi Pendidikan”, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2001, Cet. Ke 3
Suralaga, Fadilah, “Psikologi Pendidikan dalam Persfektif Islam”, Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2005, Cet. Ke 1
Suryabrata, Sumardi, “Psikologi Pendidikan Islam” Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2008, Cet. Ke 5
Uno, Hamzah,B, “Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis diBidang
Pendidikan”, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, Cet. Ke 3
60
Usman, Moh. Uzer “Menjadi Guru Profesional”, Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2005
Yamin, Martinis, “Profesionalisasi Guru & Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi”, Jakarta: Persada Press, 2006, Cet. Ke 1
Yusuf, Khoirul Fuad, “Kajian peraturan dan Perundang-Undangan Pendidikan
Agama Pada Sekolah”, Jakarta: PT Pena Citasatria, 2008, Cet. Ke 1