11
BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG Perawat memandang individu sebagai suatu keseluruhan yang utuh atau suatu individu yang holistik, bukan merupakan golongan dari bagian- bagian dan proses-proses (Kozier & Erb, 1995). Dimana dalam teori ini organisme yang hidup dipandang sebagai hasil interaksi dan kesatuan dari keseluruhan bukan sekedar jumlah dari bagian- bagiannya. Gangguan terhadap suatu bagian merupakan gangguan bagi keseluruhan sistem. Ketika mengaplikasikan pada manusia dan kesehatan, konsep ini menekankan kenyataan bahwa perawat harus menjaga identitas diri dari keseluruhan individu dan harus berusaha memahami hubungan dari bagian- bagian individu di bawah keseluruhan bagian- bagiannya secara bersamaan (Krieger, 1981 dalam Kozier & Erb, 1995). Individu sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual sebagai satukesatuan yang utuh memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan diri dan lingkungan sehingga individu selalu berinteraksi terhadap perubahan yang terjadi pada diri dan lingkungannya. Untuk mampu beradaptasi setiap individu akan berespons terhadap kebutuhan fisiologis, keamanan dan

jurnal KMB fraktrur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

JURNAL

Citation preview

Page 1: jurnal KMB fraktrur

BAB IPENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG

Perawat memandang individu sebagai suatu keseluruhan yang utuh

atau suatu individu yang holistik, bukan merupakan golongan dari bagian-

bagian dan proses-proses (Kozier & Erb, 1995). Dimana dalam teori ini

organisme yang hidup dipandang sebagai hasil interaksi dan kesatuan dari

keseluruhan bukan sekedar jumlah dari bagian-bagiannya. Gangguan

terhadap suatu bagian merupakan gangguan bagi keseluruhan sistem.

Ketika mengaplikasikan pada manusia dan kesehatan, konsep ini

menekankan kenyataan bahwa perawat harus menjaga identitas diri dari

keseluruhan individu dan harus berusaha memahami hubungan dari

bagian-bagian individu di bawah keseluruhan bagian-bagiannya secara

bersamaan (Krieger, 1981 dalam Kozier & Erb, 1995).

Individu sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual sebagai

satukesatuan yang utuh memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi

terhadap perubahan diri dan lingkungan sehingga individu selalu

berinteraksi terhadap perubahan yang terjadi pada diri dan lingkungannya.

Untuk mampu beradaptasi setiap individu akan berespons terhadap

kebutuhan fisiologis, keamanan dan kenyamanan, cinta mencintai, harga

diri dan aktualisasi diri, dan individu selalu berada dalam rentang sehat-

sakit yang berhubungan dengan koping yang efektif dalam memelihara

prose adaptasi (Roy, 1980 dalam Hidayat, 2004). Perawat juga harus

mengingat interaksi dan hubungan individu dengan lingkungan luar dan

yang lain berkaitan dengan individu dan sistem. Sebagai contoh seorang

perawat membantu klien dengan fraktur ekstremitas bawah yang dirawat

selama masa rawatan dalam beradaptasi terhadap diri dan lingkungan

sekitarnya. Dalam hal ini, kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep

diri yang positif, serta kebutuhan akan kemampuan melakukan peran dan

fungsi secara optimal dalam memelihara integritas diri (Kozier & Er.

1995).

Page 2: jurnal KMB fraktrur

Pelayanan komprehensif merupakan pelayanan klien

secara total dan pelayanan kesehatan holistik berkembang

bagi konsep holisme. Kesehatan holistik melibatkan

individu secara total, keseluruhan status kehidupannya dan

kualitas hidupnya dalam berespons terhadap perubahan

yang terjadi pada diri dan lingkungannya (Smith, 1984

dalam Kozier & Erb, 1995). Sehingga perawat dapat

memberikan pelayanan secara tepat dan efektif untuk

membantu klien dalam beradaptasi terhadap perubahan

yang terjadi disekitarnnya.

Agar respons adaptasi klien dengan fraktur ekstremitas bawah

selama masa perawatan menghasilkan perilaku respons adaptif dan

berfungsi secara optimal, maka klien harus mampu berespons secara

positif terhadap beberapa stressor dan beradaptasi terhadap permintaan

atau perubahan. Adaptasi membutuhkan respons aktif dari klien yang

bersangkutan (Potter & Perry,1993).

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mengetaui Respons Adaptasi Klien Dengan Fraktur Ekstremitas

Bawah Selama Masa Rawatan.

2. Tujuan Khusus

Mengetahui perilaku respon adaftif secara optimal pada klien

dengan fraktur ekstrimitas bawah selama rawatan.

C. MANFAAT1. Pasien

a. Mencegah terjadinya respon maladaptif pada klien dengan fraktur

ekstrimitas bawah selama rawatan.

2. Instansi

a. Rumah Sakit RSUD Sukoharjo

Page 3: jurnal KMB fraktrur

Sebagai referensi bagi Instansi terkait (RSUD Sukoharjo) dalam

menghadapi respons adaptasi klien dengan fraktur ekstremitas

bawah selama masa rawatan

b. Institusi Pendidikan.

Sebagai referensi bagi Universitas maupun peneliti yang akan

melakukan penelitian yang berhubungan dengan respons adaptasi

klien dengan fraktur ekstremitas bawah selama masa rawatan

c. Penulis/ Mahasiswa

1. Sebagai wahana bagi penulis untuk mengembangkan dan

mengaitkan pengetahuan serta ketrampilan penulis dalam

pemberian asuhan keperawatan pada pasien fraktur ekstrimitas

bawah

2. Disusun sebagai salah satu tugas dalam program pendidikan

profesi ners stase keperawatan medikal bedah.

Page 4: jurnal KMB fraktrur

BAB IIANALISIS JURNAL

A. PROBLEM

Individu sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual sebagai

satukesatuan yang utuh memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi

terhadap perubahan diri dan lingkungan sehingga individu selalu

berinteraksi terhadap perubahan yang terjadi pada diri dan

lingkungannya. Untuk mampu beradaptasi setiap individu akan

berespons terhadap kebutuhan fisiologis, keamanan dan kenyamanan,

cinta mencintai, harga diri dan aktualisasi diri, dan individu selalu

berada dalam rentang sehat-sakit yang berhubungan dengan koping

yang efektif dalam memelihara prose adaptasi (Roy, 1980 dalam

Hidayat, 2004).

Perawat juga harus mengingat interaksi dan hubungan individu

dengan lingkungan luar dan yang lain berkaitan dengan individu dan

sistem. Sebagai contoh seorang perawat membantu klien dengan

fraktur ekstremitas bawah yang dirawat selama masa rawatan dalam

beradaptasi terhadap diri dan lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini,

kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep diri yang positif, serta

kebutuhan akan kemampuan melakukan peran dan fungsi secara

optimal dalam memelihara integritas diri (Kozier & Er. 1995).

B. INTERVENTION

Populasi pada penelitan ini adalah klien dengan fraktur

esktremitas bawah selama masa perawatan di RSUP H. Adam Malik

Medan dan RSU Dr. Pirngadi Medan. Penentuan jumlah sampel

dilakukan dengan menggunakan total sampling yaitu

pengambilan sampel dari seluruh jumlah populasi yang

ada sesuai dengan kriteria sampel yang telah

Page 5: jurnal KMB fraktrur

ditentukan terlebih dahulu. Kriteria yang telah

ditentukan untuk subjek penelitian yaitu klien laki-laki

atau perempuan, usia 17-60 tahun, mengalami fraktur

ekstremitas bawah, dapat baca, telah dirawat minimal

1minggu dan bersedia menjadi sampel. Desain yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi eksplorasi.

Kriteria penelitian masih umum, tidak spesifik pada kriteria

insklusif yang lebih yang mengambil sample pada umur 17 sampai 70

tahun, umur merupakan salah satu fakor yang mempengaruhi proses

kematangan untuk berfikir, faktor ekonomi juga dapat berpengaruh

untuk respon seseorang. Untuk jenis fraktur seharusnya juga lebih

diperjelas, jenis fraktur mengingat begitu banyak jenis fraktur. desain

penelitian yang menggunakan deskripsi ekplorasi, merupakan suatu

penelitian yang membuktikan suatu teori dengan suatu masalah yang

terjadi, tanpa mencari faktor mana yang paling mempengaruhi suatu

masalah yang sedang terjadi.

C. COMPARISON

Berdasarkan hasil penelitian pada umumnya respons klien

dengan fraktur ekstremitas bawah selama masa perawatan adalah

adaptif bahkan untk respons adaptsi peran 12 responden adalah 100%

adaptif, untuk respons adaptasi fungsi fisiologis 7 responden (58,3%)

adaptif, respons adaptasi konsep diri 11 responden (91,7%) adaptif dan

respons adaptasi interdependensi 11 responden (91,7%) adaptif. Secara

keseluruhan dapat disimpulkan bahwa respons adaptasi klien dengan

fraktur ekstremitas bawah selama masa rawatan adalah 100%

menghasilkan respons adaptif.

D. OUTCOME

Hasil penelitian ini menunjukkan respons adaptasi terhadap

fungsi fisiologis, mayoritas (83,3%) responden tidak dapat melakukan

Page 6: jurnal KMB fraktrur

aktivitas apapun selama dirawat, hasil penelitian ini sesuai dengan

pendapat Pakpahan (1996) bahwa klien fraktur dengan pemasangan

gips atau traksi lebih cenderung immobilisasi di tempat tidur dan

mengurangi aktivitas yang dapat menyebabkan terjadinya pergerakan

pada daerah yang patah, hal ini sehubungan dengan proses

penggabungan tulang (consolidasi) yang terjadi secara terusmenerus

selama 6-12 minggu. Menurut Potter & Perry (1992) bahwa

immobilisasi dan kurangnya aktivitas pada klien dapat mempengaruhi

sistem sirkulasi darah, hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa

(66,7%) responden merasa sering kebas pada kaki yang patah. Potter &

Perry (1992) menyatakan bahwa secara fisiologis sistem tubuh akan

berespons terhadap stimulus-stimulus yang mempengaruhi terjadinya

stres dan klien dengan immobilitas yang lama cenderung

Page 7: jurnal KMB fraktrur

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULAN

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 12 responden menunjukkan

bahwa respons adaptasi klien dengan fraktur ekstremitas bawah selama

masa rawatan di RSUP H. Adam Malik Medan dan RSU Dr. Pirngadi

Medan, seluruh responden (100%) respons yang adaptif dan tidak ada

responden yang memiliki repon yang maladaptif, sehingga klien dengan

fraktur ekstremitas bawah dapat beradaptasi secara adaptif terhadap

perubahan yang terjadi pada diri dan lingkungan disekitarnya. Hal ini

dapat dilihat dari konsep diri yang dimiliki klien fraktur serta masa

perawatan yang rata-rata lebih dari satu minggu mempengaruhi klien

untuk lebih mampu beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang

terjadi pada diri dan lingkungan sekitarnya.

B. SARAN

Pada jurnal dengan Judul Respons Adaptasi Klien Dengan

Fraktur Ekstremitas Bawah Selama Masa Rawatan Informasi yang

didapat dari penelitian dapat disampaikan kepada bidang pelayanan

keperawatan RSUD Sukoharjo kemudian di sampaikan kepada tenaga

kesehatan lain yang bekerja di RSUD Sukoharjo dan namun belum dapat

diterapkan dalam proses asuhan keperawatan, karena metode penelitian

bukan menggunakan penelitian berupa eksperimen namun hanya

penelitian yang menggunakan metode penelitian deskripsi eksplorasi,

yang hanya membuktikan suatu pernyataan dari suatu masalah yang ada.