7
JIWA 2 CMHN 4. Program pencegahan penyalahgunaan obat. Penyalahgunaan obat sering digunakan sebagai koping untuk mengatasi masalah. Kegiatan yang dapat dilakukan : a. Pendidikan kesehatan melatih koping positif untuk mengatasi stress. b. Latihan asertif yaitu mengungkapkan keinginan dan perasaan tanpa menyakiti orang lain. c. Latihan afirmasi dengan menguatkan aspek-aspek positif yang ada pada diri seseorang. 5. Program pencegahan bunuh diri. Bunuh diri merupakan salah satu cara penyelesaian masalah oleh individu yang mengalami keputusasaan. Oleh karena itu perlu dilakukan program : a. Memberikan informasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang tanda-tanda bunuh diri. b. Menyediakan lingkungan yang aman untuk mencegah bunuh diri. c. Melatih keterampilan koping dan adaptif. Pencegahan sekunder Fokus pelayanan pada pencegahan sekunder adalah deteksi dini dan penanganan dengan segera masalah psikososial dan gangguan jiwa. Target pelayanan adalah anggota masyarakat yang berisiko/memperlihatkan tanda-tanda masalah psikososial dan gangguan jiwa. Aktivitas pada pencegahan sekunder adalah : 1. Menemukan kasus sedini mungkin dengan cara memperoleh informasi dari berbagai sumber seperti masyarakat, tim kesehatan lain, dan penemuan langsung. 2. Melakukan penjaringan kasus dengan melakukan langkah- langkah sebagai berikut : a. Melakukan pengkajian dua menit untuk memperoleh data fokus pada semua pasien yang berobat ke puskesmas dengan keluhan fisik (format terlampir pada modul pencatatan dan pelaporan).

JIWA 2 CMHN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JIWA 2 CMHN

JIWA 2 CMHN

4. Program pencegahan penyalahgunaan obat. Penyalahgunaan obat sering digunakan sebagai koping untuk mengatasi masalah. Kegiatan yang dapat dilakukan :a. Pendidikan kesehatan melatih koping positif untuk mengatasi stress.b. Latihan asertif yaitu mengungkapkan keinginan dan perasaan tanpa menyakiti orang

lain.c. Latihan afirmasi dengan menguatkan aspek-aspek positif yang ada pada diri seseorang.

5. Program pencegahan bunuh diri. Bunuh diri merupakan salah satu cara penyelesaian masalah oleh individu yang mengalami keputusasaan. Oleh karena itu perlu dilakukan program :a. Memberikan informasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang tanda-tanda

bunuh diri.b. Menyediakan lingkungan yang aman untuk mencegah bunuh diri.c. Melatih keterampilan koping dan adaptif.

Pencegahan sekunderFokus pelayanan pada pencegahan sekunder adalah deteksi dini dan penanganan

dengan segera masalah psikososial dan gangguan jiwa. Target pelayanan adalah anggota masyarakat yang berisiko/memperlihatkan tanda-tanda masalah psikososial dan gangguan jiwa. Aktivitas pada pencegahan sekunder adalah :

1. Menemukan kasus sedini mungkin dengan cara memperoleh informasi dari berbagai sumber seperti masyarakat, tim kesehatan lain, dan penemuan langsung.

2. Melakukan penjaringan kasus dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :a. Melakukan pengkajian dua menit untuk memperoleh data fokus pada semua pasien

yang berobat ke puskesmas dengan keluhan fisik (format terlampir pada modul pencatatan dan pelaporan).

b. Jika ditemukan tanda-tanda yang berkaitan dengan kecemasan dan depresi maka lanjutkan pengkajian dengan menggunakan pengkajian keperawatan kesehatan jiwa.

c. Mengumumkan kepada masyarakat tentang gejala dini gangguan jiwa (ditempat-tempat umum).

d. Memberikan pengobatan cepat terhadap kasus baru yang ditemukan sesuai dengan standar pendelegasian program pengobatan (bekerja sama dengan dokter) dan memonitor efek samping pemberian obat, gejala dan kepatuhan pasien minum obat.

e. Bekerja sama dengan perawat komunitas dalam pemberian obat lain yang dibutuhkan pasien untuk mengatasi gangguan fisik yang dialami (jika ada gangguan fisik yang memerlukan pengobatan).

f. Melibatkan keluarga dalam pemberian obat, mengajarkan keluarga agar melaporkan segera kepada perawat jika ditemukan adanya tanda-tanda yang tidak biasa, dan menginformasikan jadwal tindak lanjut.

g. Menangani kasus bunuh diri dengan menempatkan pasien di tempat yang aman, melakukan pengawasan ketat, menguatkan koping dan melakukan rujukan jika

Page 2: JIWA 2 CMHN

mengancam keselamatan jiwa. Menempatkan pasien di tempat yang aman sebelum dirujuk dengan menciptakan lingkungan yang tenang, dan stimulus yang minimal.

h. Melakukan terapi modalitas yaitu berbagai terapi keperawatan untuk membantu pemulihan pasien seperti terapi aktivitas kelompok, terapi keluarga, dan terapi lingkungan.

i. Memfasilitasi self-help group (kelompok pasien, kelompok keluarga, atau kelompok masyarakat pemerhati) berupa kegiatan kelompok yang membahas masalah-masalah yang terkait dengan kesehatan jiwa dan cara penyelesaiannya.

j. Menyediakan hotline service untuk intervensi krisis yaitu pelayanan dalam 24 pukul melalui telepon berupa pelayanan konseling.

k. Melakukan tindak lanjut (follow-up) dan rujukan kasus.

Pencegahan TersierPencegahan Tersier adalah pelayanan keperawatan yang berfokus pelayanan

keperawatan adalah pada peningkatan fungsi dan sosialisasi serta pencegahan kekambuhan pada pasien gangguan jiwa. Tujuan pelayanan adalah mengurangi kecacatan/ketidakmampuan akibat gangguan jiwa. Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa pada tahap pemulihan. Aktivitas pada pencegahan tersier meliputi :

1. Program dukungan sosial dengan menggerakkan sumber-sumber di masyarakat seperti sumber pendidikan, dukungan masyarakat (tetangga, teman dekat, tokoh masyarakat), dan pelayanan terdekat yang terjangkau masyarakat. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah :a. Pendidikan kesehatan tentang perilaku dan sikap masyarakat terhadap penerimaan

pasien gangguan jiwa.b. Penjelasan tentang pentingnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam

penanganan pasien yang mengalami kekambuhan.2. Program rehabilitasi untuk memberdayakan pasien dan keluarga hingga mandiri

berfokus pada kekuatan dan kemampuan pasien dan keluarga dengan cara :a. Meningkatkan kemampuan koping yaitu belajar mengungkapkan dan

menyelesaikan masalah dengan cara yang tepat.b. Mengembangkan sistem pendukung dengan memberdayakan keluarga dan

masyarakat.c. Menyediakan pelatihan kemampuan dan potensi yang perlu dikembangkan oleh

pasien, keluarga, dan masyarakat agar pasien dapat produktif kembali.d. Membabntu pasien dan keluarga merencanakan dan mengambil keputusan untuk

dirinya.3. Program sosialisasi

a. Membuat tempat pertemuan untuk sosialisasi.b. Mengembangkan keterampilan hidup aktivitas hidup sehari-hari (ADL),

mengelola rumah tangga, mengembangkan hobi.c. Program rekreasi seperti nonton bersama, jalan santai, pergi ke tempat rekreasi.d. Kegiatan sosial dan keagamaan (arisan bersama, pengajian, majelis taklim,

kegiatan adat).

Page 3: JIWA 2 CMHN

4. Program mencegah stigma. Stigma merupakan anggapan yang keliru dari masyarakat terhadap gangguan jiwa. Oleh karena itu, perlu diberikan program mencegah stigma untuk menghindari isolasi dan deskriminasi terhadap pasien gangguan jiwa. Beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu:a. Memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang kesehatan jiwa

dan ganggguan jiwa, serta tentang sikap dan tindakan menghargai pasien gangguan jiwa.

b. Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat atau orang yang berpengaruh dalam rangka mensosialisasikan kesehatan jiwa dan gangguan jiwa.

PROSES KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA KOMUNITASDalam mengaplikasikan konsep keperawatan jiwa komunitas, digunakan pendekatan proses keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Tahapan proses keperawatan kesehatan jiwa adalah sebagai berikut :

PengkajianPengkajian awal dilakukan dengan menggunakan pengkajian 2 menit berdasarkan

keluhan pasien. Setelah ditemukan tanda-tanda menonjol yang mendukung adanya gangguan jiwa, maka pengkajian dilanjutkan dengan menggunakan format pengkajian kesehatan jiwa. Data yang dikumpulkan mencakup keluhan utama, riwayat kesehatan jiwa, pengkajian psikososial, dan pengkajian status mental (format berlampir pada modul pencatatan dan pelaporan). Teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara dengan pasien dan keluarga, pengamatan langsung terhadap kondisi pasien, serta melalui pemeriksaan.

Diagnosis KeperawatanDiagnosis Keperawatan dapat dirumuskan berdasarkan hasil pengkajian, baik masalah

yang bersifat aktual (gangguan kesehatan jiwa) maupun yang berisiko mengalami gangguan jiwa.Diagnosis Keperawatan yang sering ditemukan pada pasca bencana adalah:

1. Masalah kesehatan jiwa pada anak/remaja:a. Depresib. Perilaku kekerasan

2. Masalah kesehatan jiwa pada usia dewasaa. Harga diri rendahb. Isolasi sosialc. Gangguan persepsi sensori : Halusinasid. Gangguan proses pikir : Wahame. Perilaku kekerasanf. Risiko bunuh dirig. Defisit perawatan diri

3. Masalah kesehatan jiwa pada lansia:a. Demensiab. Depresi

Page 4: JIWA 2 CMHN

Perencanaan Keperawatan Rencana tindakan keperawatan disesuaikan dengan standar asuhan keperawatan

kesehatan jiwa yang mencakup tindakan psikoterapeutik yaitu penggunaan berbagai teknik komunikasi terapeutik dalam membina hubungan dengan pasien; pendidikan kesehatan tentang prinsip-prinsip kesehatan jiwa dan gangguan jiwa; aktivitas kehidupan sehari-hari meliputi perawatan diri (kebersihan diri, berdandan, makan, dan minum, buang air besar dan buang air kecil); tetapi modalitas seperti terapi aktivitas kelompok, terapi lingkungan, dan terapi keluarga; tindakan kolaborasi (pemberian obat-obatan dan monitor efek samping). Dalam menyusun rencana tindakan harus dipertimbangkan bahwa untuk mengatasi sebuah diagnosis keperawatan diperlukan beberapa kali pertemuan hingga tercapai kemampuan yang diharapkan baik untuk pasien maupun keluarga. Rencana tindakan keperawatan ditunjukan individu, keluarga, kelompok, dan komunitas.1. Pada tingkat individu difokuskan pada peningkatan keterampilan dalam melaksanakan

ADL dan keterampilan koping adaptif dalam mengatasi masalah.2. Pada tingkat keluarga difokuskan pada pemberdayaan keluarga dalam merawat pasien

dan mensosialisasikan pasien dengan lingkungan.3. Pada tingkat kelompok difokuskan pada kegiatan kelompok dalam rangka sosialisasi

agar pasien mampu beradaptasi dengan lingkungan.4. Pada tingkat komunitas difokuskan pada peningkatan kesadaran masyarakat tentang

kesehatan jiwa dan gangguan jiwa, menggerakkan sumber-sumber yang ada di masyarakat yang dapat dimanfaatkan oleh pasien dan keluarga.

Tindakan KeperawatanTindakan Keperawatan dilakukan berdasarkan rencana yang telah dibuat. Tindakan

keperawatan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien saat ini. Perawat bekerjasama dengan pasien, keluarga, dan tim kesehatan lain dalam melakukan tindakan. Tujuannya adalah memberdayakan pasien dan keluarga agar mampu mandiri memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan keterampilan koping dalam menyelesaikan masalah. Perawat bekerja dengan pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka dan memfasilitasi pengobatan melalui kolaborasi dan rujukan.

Evaluasi Asuhan KeperawatanEvaluasi dilakukan untuk menilai perkembangan kemampuan pasien dan keluarga

dalam memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah. Kemampuan yang diharapkan adalah:

1. Pada tingkat individu diharapkan pasien mampu:a. Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari sesuai kemampuannya.b. Membina hubungan dengan orang lain di lingkungannya secara bertahap.c. Melakukan cara-cara menyelesaikan masalah yang dialami.

2. Pada tingkat keluarga diharapkan keluarga mampu :a. Membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien hingga pasien mandiri.b. Mengenal tanda dan gejala dini terjadinya gangguan jiwa.c. Melakukan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

atau kekambuhan.

Page 5: JIWA 2 CMHN

d. Mengidentifikasi perilaku pasien yang membutuhkan konsultasi segera.e. Menggunakan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat seperti tetangga,

teman dekat, dan pelayanan kesehatan terdekat.