323

Jentera · 2020. 4. 21. · BAD AN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA BALAI BAHASA JAWA TENGAH Jalan Elang Raya 1, Mangunharjo, Tembalang, Semarang 50272, Telepon 024-76744357,76744356,

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • JenteraTerkasa

    Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah

    BALAIBAHASA JAWA TENGAHBadan Pengembangan dan Pembinaan BahasaKementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    2018

  • JENTERATERKASAKumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah

    Fenulis:

    Mustofa Bisri dkk.

    Penanggung Jawab:Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah

    Penyunting:Esti Apisari, Getmi Arum Puspitasari, Umi Farida, Ema Rahardian, KustriSumiyardana

    Pracetak:

    Endro Nugroho Wasono Aji, Ika Inayati, Moch. Fikri, Ery AgusKurnianto, Agus Sulistyo, Takarina Indriyanta, Umiluningsih

    Desain Grafis:

    Muda Bagus Syaraful

    Penerbit:

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    BAD AN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASABALAI BAHASA JAWA TENGAHJalan Elang Raya 1, Mangunharjo, Tembalang, Semarang 50272,Telepon 024-76744357,76744356, Faksimile 024-76744358Laman: [email protected].

    Katalog dalam Terbitan (KDT)JENTERA TERKASA Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah, Mustofa Bisridkk., Semarang: Baiai Bahasa Jawa Tengah, 2018.ISBN: 978-602-53192-8-0

    xii + 312 him., 14,5 x 21 cm

    Cetakan Pertama oleh Taman Budaya Jawa Tengah, 1998.Cetakan Kedua oleh Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018.

    Hak cipta dilindungi undang-undang. Sebagian atau seluruh isi bukuini dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis daripenerbit.

    Isi tulisan (karangan) menjadi tanggung jawab penulis.

  • PENGANTAR

    KEPALA BALAIBAHASA JAWA TENGAH

    Sejak awal mula persoalan bahasa dan sastra bukan sekadarpersoalan komunikasi dan seni, melainkan lebih jauh dari itu,yaitu persoalan yang secara esensial membangun kunci-kuncijawaban atas pertanyaan mengapa dan bagaimana menyikapi ke-hidupan ini dengan cara pandang dan logika berpikir yangdinamis, kreatif, jemih, dan jujur. Bahasa lebih dari sekadar simbolhuruh kata, dan kalimat yang digunakan sebagai sarana yangmemungkinkan manusia berada dalam jaring-jaring sosial; dansastra lebih dari sekadar permainan ekspresi manusia sebagaisalah satu realisasi sifatnya yang homo ludens. Oleh karena itu,bahasa dan sastra, sejak awal mula dan sampai pada akhirnya,membangun upaya terus-menerus yang membawa manusia dankehidupannya tidak sekadar sampai pada arti, tetapi juga sampaipada makna. Hal itu berarti bahwa persoalan bahasa dan sastralayak diposisikan sebagai sesuatu yang sangat penting dan mestidiperhatikan.

    Berpegang pada pemyataan itulah, sebagai instansi peme-rintah yang mendapat tugas di bidang kebahasaan dan kesastraan,Balai Bahasa Jawa Tengah, Badan Pengembangan dan PembinaanBahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melakukanserangkaian aktivitas yang diharapkan menjadi modal dan faktorpendorong terciptanya bangiman kehidupan masyarakat (manusia) yang lebih bermakna, tidak hanya sebatas di wilayah JawaTengah, tetapi di mana pun juga. Di antara sekian banyak aktivitastersebut, selain pembinaan langsimg kepada para penggima (pe-nutur) bahasa dan penikmat (apresiator) sastra yang antara lain

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah jji

  • bempa penyuluhan, bengkel, pelatihan, festival, dan lomba atausayembara, juga pengembangan korpus yang antara lain berupapenyusunan dan penerbitan buku-buku kebahasaan dan kesastra-an, baik Indonesia maupun daerah.

    Penyusunan dan penerbitan buku-buku kebahasaan dan ke-sastraan menjadi sangat penting artinya karena aktivitas demikian,lagi-lagi, tidak sekadar berhenti pada nilai dokumentasi, tetapimelalui penyusunan dan penerbitan buku-buku tersebut dipasti-kan akan terbangun sebuah peradaban. Diyakiru demikian karenasampai hari ini kita percaya bahwa -menurut pepatah Latin-kata-kata tertulis (tulisan, scripta) akan selalu abadi (dikenang,berulang, manent), sedangkan kata-kata lisan (ucapan, verba) akancepat sima (hilang, musnah, volent). Memang benar bahwa kitatidak akan tahu selamanya siapa itu Plato, Aristoteles,Mangkunegara, Ranggawarsita, Pramoedya Ananta Toer, Rendra,dan tokoh-tokoh besar lainnya tanpa pernah membaca buku(tulisan) mereka. Oleh karena itu, sudah sepantasnya apabilapenerbitan buku-buku kebahasaan dan kesastraan sebagai upayapembangunan peradaban (yang humanis) mendapat dukimgandari semua pihak.

    Buku Jentera Terkasa: Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah yangberisi puisi-puisi karya para penyair dari kota-kota yang dike-lompokkan berdasarkan wilayah eks-karesidenan di Jawa Tengah(Banyumas, Kedu, Pati, Pekalongan, Semarang, dan Surakarta)ini merupakan salah satu wujud aktivitas penerbitan sebagaimanadimaksudkan di atas. Pada tahun 1998 buku ini telah diterbitkan

    oleh Taman Budaya Jawa Tengah, tetapi karena banyak pihakmenghendakinya, buku ini dicetak ulang oleh Balai Bahasa JawaTengah.

    Atas nama Balai Bahasa Jawa Tengah kami mengucapkanterima kasih kepada seluruh tim kerja, baik penggagas, penulis(penyair), penyunting, maupun panitia penerbitan sehingga bukuini layak dibaca oleh khalayak (masyarakat). Secara khusus kamimengucapkan terima kasih kepada Kepala Taman Budaya Jawa

    iV JENTEKA TERKASA

  • Tengah yang telah mengizinkan kami imtuk menerbitkan ulangbuku ini. Kami yakin bahwa tak ada satu pun kerja yang sempuma.Oleh karena itu, kehadiran buku ini terbuka bagi kritik dan saran.Kami hanya ingin buku ini membuka cakrawala hidup danpikiran kita.

    Semarang, Oktober 2018

    Dr. Tirto Suwondo, M. Hum.

    Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah

  • SEKADAR PEN6ANTAR

    Sebagaimana hajatan "pASAR pUISI" yang relatif bersifatlebih terbuka daripada event-event sastra lainnya, kumpulan puisiJentera Terkasa ini pun demikian. Namun, sebagai sarana tegursapa puitika - tanpa bermaksud menanggalkan fungsi dokumen-tasi— kumpulan ini sejauh mungkin dirancang untuk, palingtidak, mampu mewakili wajah puitika dan perkembangankepenyairan di Jawa Tengah saat ini.

    Solo, 1 April 1998

    Panitia ''pASAR pUISI"

    Kumpulan PuIsi PenyairJawa Tengah vii

  • DAFTARISI

    PENGANTAR KEPALA B ALAIBAHASA JAWA TENGAH.. iii

    SEKADAR PENGANTAR vii

    DAFTAR ISI ix

    Sajak-Sajak

    PENYAIR BAmUMAS

    Sajak-sajak Admono 2

    Sajak-sajak Asa Jatmiko 5Sajak-sajak Badruddin Emce 8

    Sajak-sajak Bambang Set 12Sajak-sajak Dharmadi 16

    Sajak-sajak Edi Romadhon 19Sajak-sajak Haryono Sukiran 22Sajak-sajak Herman Affandi 25

    Sajak-sajak Mas'ut 28Sajak-sajak Nanang Anna Noor 31Sajak-sajak Surya Esa 34

    Sajak-sajak Sutamo Jayadhiatma 37

    Sajak-sajak Yon Montaris 40

    Sajak-Sajak

    PENYAIR KEDU

    Sajak-sajak Ahmad Dalady 44

    Sajak-sajak Ariadi Rasidi 46

    Sajak-sajak Bambang Eka Prasetya 48Sajak-sajak Bambang Mulyantono 53

    Kum/>uian Puisi Penyair Jawa Tengah jx

  • Sajak-sajak Dedet Setiadi 57Sajak-sajak Dorothea Rosa Herliany 60Sajak-sajak Es Wibowo 53Sajak-sajak Gatot Widodo R 66Sajak-sajak Goeswali 58Sajak-sajak M.L. Budi Agung 71Sajak-sajak Roso Titie Sakoro 74Sajak-sajak Soekoso D.M 77Sajak-sajak Sumanang Tirtasujana 80Sajak-sajak Suroto S. Toto 83Sajak-sajak S. Suryo Pramono 86Sajak-sajak Thomas Haryanto Soekiran 90

    Sajak'Sajak

    PENYAIR PATI

    Sajak-sajak Agusno Setiawan 94Sajak-sajak Ali Emje 97Sajak-sajak Amir Yahyapati 100Sajak-sajak A. Musthofa Bisri 104Sajak-sajak Bambang Supranoto 109Sajak-sajak Darmanto Nugroho 112Sajak-sajak Jumari H.S 115Sajak-sajak Maria Magdalena Bhoemomo 118Sajak-sajak Muhsi Siradj 122Sajak-sajak Mukti Sutarman Espe 125Sajak-sajak Nuryana A. Saddys Asmara 128Sajak-sajak Puntadewa 132Sajak-sajak Rohadi Noor 135Sajak-sajak Rum Akip Kayoman 138Sajak-sajak Sunardi K.S 141Sajak-sajak Yudhi Ms 144

    JENTERA TERKASA

  • Sajak-Sajak

    PENYAIRPEKALONGAN

    Sajak-sajak Ahmad Marzuki 148Sajak-sajak Akhmad Sekhu 152Sajak-sajak Apito Lahire I55Sajak-sajak Budi Pratikto 157Sajak-Sajak Diah Setyawati 160Sajak-Sajak Dewi Erry Susanto 163Sajak-Sajak Embung Riyadi Dayak 167Sajak-Sajak Fauzi Al-Quthubi Robbani 169

    Sajak-Sajak Lanang Setiawan 172Sajak-Sajak Maghfur Saan 175Sajak-Sajak Moch. Mi'roj Adhika A.S 178Sajak-Sajak M. Enthieh Mudakir 181

    Sajak-Sajak Numgudiono 184Sajak-Sajak Piek Ardjianto Soeprijadi 187Sajak-Sajak Waryono Ibnu Syahiri 191Sajak-Sajak Widjati 193

    Sajak-Sajak

    PENYAIR SEMARANG

    Sajak-sajak Anggoro Suprapto 198Sajak-sajak Budi Tunggal Rahayu 202Sajak-sajak Darmanto Jatman 206

    Sajak-sajak Gunoto Saparie 210Sajak-sajak Handy T.M 213

    Sajak-sajak lyang Nur Ch 215

    Sajak-sajak Soedjarwo 218

    Sajak-sajak Soekamto 221

    Sajak-sajak Sri Boentoro 224

    Sajak-sajak S, Prasetyo Utomo 227

    Sajak-sajak Triyanto Triwikromo 230

    Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah Xi

  • Sajak-Sajak

    PENYAIR SURAKARTA

    Sajak-sajak Achmad D. S 234Sajak-sajak Andrik Purwasito 237Sajak-sajak Bambang Kamo 240Sajak-sajak Koes Buris 243Sajak-sajak K.R.T. Sujonopuro 246Sajak-sajak Muchus Budi Rahayu 251Sajak-sajak Muddiono 254Sajak-sajak Mh. Zaelani Tamaka 257Sajak-sajak Roeswardiyatmo 260Sajak-sajak R.S.W. Lawu P.U 263Sajak-sajak Siswanto 266Sajak-sajak Sosiawan Leak 269Sajak-sajak Sus S. Harjono 271Sajak-sajak Sutamo Priyamarsono 276Sajak-sajak Tok Indratno 279Sajak-sajak Wary Wirana 282Sajak-sajak Wieranta 285Sajak-sajak Yant Mujianto 288

    BIODATA PENYAIR 293

    XI1 JENTERA TERKASA

  • Sajak-Sajak

    PENYAIR BANYUMAS

  • □ Sajak-sajakAdmono

    AKUARIUM

    ikan-ikan berkata:"Beri kami kebebasan hatinurani iintuk bicara terbuka. imtukmemperoleh kebebasan sesungguhnya!"

    di luar,para pemilik akuarium berkata pula:"ini akuarium cinta. kalian ikan-ikan mendapat segalarupa. mendapat keindahan, dalam dunia gemerlap.aku diam.

    Purhalingga, 15 Oktober 1993

    JENTERA TERKA5A

  • TAMSIL BURUNG-BURUNG

    kepakkan sayap-sayapmuterbang dan jelajahi selumh kekuasaanjagad raya. tuhanmu berikan sayap-sayap untukkebebasanmu dan sampaikan firman-firman yang laamanatkan padamusampaikan padaku:

    ngambangmu di udara, rumahmu di rerimbunan pohon-pohon,kawin dan beranak pinak, kicaumu di ranting-rantingdan kau tetap burung-burung yang menyampaikan tiadaletih bahasa-bahasa kebebasan bagi siapa pun jugatermasuk bunga dan batu-batu

    terima kasih burung-burung!

    Purbalingga, 30 Oktober 1994

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah

  • DOA-DOA JALAN AN

    gusti alloh...masuklah dalam ruang hatiku. menjadi rindudalam kerinduanku. masuklah menjadi cinta, menjadikasih sayang, menjadi marah, menjadi benci, menjadipilu, duka, lara, sendu, ketawa, air mata...

    masuklah ke pori-pori kulitkuke nadi dan peredaran darahke urat leherku, ke kepala, ke otak, ke mata, ke hidung,ke telinga, ke bibirdagu, tangan, dada, jantung, punggung,perut, pinggul, lutut, kakimasuklah ke duburku sekali pun

    ke pantat, telapak kaki.

    gusti alloh...masuklah dengan setia menjadikarunia di dasar hatiku

    masuklah dalam tulang kemaluankumenyatu paduagar pesonamu takkan simaditikam keragu-raguan di dalam jiwaku.masuklah ke segalaku!

    JENTERA TERKASA

  • Q Sajak-sajakAsaJatmiko

    NASIHAT ULAT KEPADA ULAT,

    KEKASIHNYA

    Kita lalui saja jalan ini. Jalan di mana kaki-kaki kitatahu benar lekak-likunya. Berjalan saja sampai kitamenjangkau senja masing-masing.Kita nikmati saja suara itu. Suara di mana telingamakin diruncingkan sebab tajamnya. Suara yang pastimembimbing nurani memetik bunga di padang-padangdatar.

    aku tak janji, namun jalan dan biar saja. Sambil tetapmenatap naiknya matahari, Kita pasti diterangi,sebab kemanapun kita,kan sampai

    rumah-Nya.

    1995

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah

  • MAWAR DAN BATU NISAN

    : kawan-kawan di KSSY

    Tentukan sendiri di mana nisan semestinya

    diberdirikan, kebersamaan ini semata kebetulanmenziarahi gunung-gunung bisu sampai batasbumi dan cakrawala tak terbaca, kecuali kitayang menabnr mawar di atas batu nisan sendiri,

    Antara mawar dan batu nisan terhimpit sepasang

    rel yang menembus senja, lalu kita melewatinyaada suara seperti panggil panggil kita, tapi ah!tetapkan saja langkah peziarahan ini, hinggatitian memuncak pada ranting cahaya paling tinggi.

    1997

    JENTERA TERKASA

  • INTERVAL PERKAWINAN

    Isteri, mari kita sama-sama membuka malam

    dengan sebatang lilin kecil yang menyalatanpa bahasa mari kita saling membaca

    Hapus air matamu itu (jangan buatku!)biarkan karang menangisi kesendiriannyamenjaga waktu menahan gelombang

    Isteri, mari pergi ke pantai menyaksikanmatahari yang tak lama lunglaidan setelah cinta selebihnya cuma bangkai

    Purbalingga, 1998

    tCumpufun Puisi PenyairJawa Tengah

  • □ Sajak-sajak Badruddin Emce

    THE KUDA LUMPING TRANCE

    Apa yang telah dijanjikan laki-laki?Asap yang menggapai-gapai biru angkasa.

    Untuk desa bahagia ini.Ditinggalkannya beberapa tumpuk abu jeramiDi sawah merangkak kembali.

    Ujung pematang. Siapa mencakung di sanaSerta jauh dari rumputan?

    Baiklah ku kan nari lagi.Meledakkan cemeti di atas jiwaDengan tubuh bergulinganMenggilas pecahan kaca bertebaran!Tapi semua itu kan usai!

    Dan luka ngucur darah iniKan pnla terasa.Dan harga padiHanya sedikit lebih tinggiDari kehendak sederhana para istriJelas sekali di kanan-kiriOrang yang memikulnya!

    1994

    JENTERA TERKASA

  • KOPI HANGAT MASIH SEPARUH GELAS

    bagi Pantai Teluk Penyu

    Seperti pipa-pipa baja, kekasihTulang-tulang kering harimuDi kubur memanjang.Dapatkah ini, darah mudaku, menggapai kilang dalamgenggaman

    Makhliik laut menipu

    Tampak di sana, dekat perahuBercat wama-wami,

    Seluruhnya tuk pagi hariSedikitpim tak terselip rencanaBerlindung atau menentangnya

    Anak siapakahOmbak besar tiba-tiba ini

    Rambut dikibas-kibaskan,

    Kemudian dengan tangan kotor berpasirNggebrak meja waning

    Dan sebelahku, tergagap

    Sebuah kampiing penuh kenangan,Merengkuh piindak nelayan lewat,Untuk pegangan.

    Mungkin pula gantung bunga-bunga!

    Jadi demi tetapnya keluasan, kulepas sajaSama buning ngnngsi ke bukit-bukit di Utara,

    Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tenyah

  • Kopi hangat masih separuh gelas.Di seberang, lantaran kabutNusakambangan perlahan tenggelam.

    1994-1995

    10 JENTERA TERKASA

  • SAJAK BIKINAN TEMAN ANAKKU

    Sudah lama vas dalam lemari saja!Mawar, untuk tumbuh beroleh arti

    Sebatang pohon bungaPinjam saat santai istri-ayahku.

    Pagi dilingkupi cahaya tertatih,Sekelilingku debu enggan bermain pula.

    Bentuknya, mawar, terkadang di antaraSuara kerekan timba rusak.

    Malahan persis suara kerekan timba rusak!

    Aih, sepasang kaki cilik ini, mawarDiseret pikiran kakak-kakakku.

    Atas halaman panjang berkerikil ini,Mawar, siapa yang dudukMengubah rumput,

    Seperti sawah-sawah

    Bakal terlempar menjadi anak kegelapan

    Serta jauh dari kota. Hanya kunang di sana,Tidak bosan-bosannya memahkotai.

    1994-1995

    Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tenyah X1

  • □ Sajak-sajak Bambang Set

    MULUT TELAH DILUMATKAN

    Kuambil BoardingPassCheck-In Counter 188, Terminal 5Mulai hafalkan jawaban untukPertanyaan; Siapa Nama-mu?Negri-mu? Benua-mu?

    Bahu kanan dan kiri merekahsaling membidikkan anak panahsebelum pesawat merebah di tanahBenarkah 2 Malaikat tengah menelaah?

    Turun dari tangga membawa lukaKobaran api di mana-manaKulit jadi kerak tubuh sendiriPada negri yang menyala

    Nun, la menatap sengitdari puncak garis perspektifMenanyakan Visa, Paspor, danExit Permit

    Suaranya menyentuh langit;Orang datang! Pilih panas mana?

    Ketika Tangan menyingkap megaAngkasa dipenuhi matahariSatu di antaranya, melumatkanku

    12 JEMTERA TERKASA

  • Aku tak punya mulut, ajur mumurLalu bagaimana hams menjawab?

    Purzookerto, 1997

    Kumputan Puisi Peni/air Jaurn Tengah 13

  • DI KAMPUNG TAK ADA LAUT

    Di kampungku tak ada lautgelombang hanya tarian rumputmeliuk-liuk ditiup Satu mulut

    Kemarau adalah rumah pergaiilanBocah bebas bermain matahari

    Cuma cahaya bisa jadi bencanamenjadikan pohon mati bunga

    Di kampungku jalan hanya satuberdebu, lalu-lalang pedatimengusung umbi keriputberwama tanah

    wama kulitku juga anakku

    Jika hari terdengar, layaknya tamasyaTikar pandan digelar sepanjang haridan air seni bayi basahi mimpiseperti buih-buih pantaiTangisnya

    debur ombak dalam diri

    Purwokerto, 1997

    14 JENTERA TERKASA

  • WANITA LAPARKU DI MAKASSAR

    Makassar mengingatkanSup iga sapi dan sepiring nasiMenyantap kehidupan pedasDi bawah rembulan pantai losariMeja makan bergetardigoyangkan taksi bawa geliatWanita mengejar bintang jatuhdi tanah seberangMakassar menghitungJumlah makanan yang diganyangTangan selipkan uang dalam kutangWanita malam tusuk badik birahi

    Muncrat darah pelautBasahi pusatnya cahaya lampuKamar tak lagi persegiMenjadi bundar dibentuk temaramMakassar menendangbantam seluruh lubang pori-poriBanjir keringat di mana-manaBergerak mencari muara penantianBersama wanita laparku

    menunggu kapan gelombang paksa pulang

    Purwokerto, 1997

    Catatan Perjalanan 1992

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 15

  • □ Sajak-sajak Dharmadi

    HARI-HARI BERKABUT

    melukis mimpi di kelelahan bumidalam hari-hari berkabutlangit tak mengirim sejumput pun cahaya

    masih saja ada mengoleskanjelaga di kaca-kaca jendela

    klik; seperti kunci magazine terbukamasihkah ada yang tega ingin berburudi kegelapan seperti ini?

    angin menyuarakan ancaman-ancamandi hari-hari berkabut tak ada bayangmuapalagi ujud

    dan lukisan mimpiku gemetardi bawah todongan

    1996

    16 JENTERA TERKASA

  • KARTU JIWA DALAM PERJUDIAN

    tak ada perbincanganmeja telah jadi ajang permainankartu jiwa dalam perjudianantara kalah menang

    darah mengalir dalam baranyala apinya mencipta bayangan

    mangsa, mangsa, mangsa

    mari kita can alas hati

    dalam lesehan

    sambil merendahkan diri

    tanpa impian tingginya korsi

    1997

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 17

  • TIRAI DAMAI TIRAI MENYEKAT RUANG

    -a.d. donggo-

    tirai demi tirai

    tumn menyekat

    sejengkal demi sejengkalmengurangi jarak pandang

    dan kemudian tersekat tenggorokankehilangan teriakan

    berdiri dalam himpitan kisi-kisi segi empatproses pencucian otak menghapus masa silam

    terurai pintalan sejarahmenjurai dalam tiupan angin

    dengan cara bagaimana menceritakan kembalikebenaran sejarah dalam rangkaianketika telah tercerai dalam sejuta tafsiran

    zaman telah berlari meski tetap berdiri

    tak bisa bergerak lagi

    kehilangan inti

    Purwokerto, '98

    18 JENTERA TERKASA

  • □ Sajak-sajak Edi Romadhon

    MENGHADAP MONUMEN SOEDIRMAN

    Aku tidak akan melaporkan angin puyuh kepadamumenjadikan orang-orang asing di rumah sendiriaku hanya ingin menjadi patungagar bincang denganku teramat sunyidan mulai berani membiarkan sengketa menjadijadi patimg kita tak lagi membangim emosijadi patung kita hanya menjadi saksiburung-bunmg tinggal bertempelan di dindingetalase satwa empunya minum segar kopiterkekeh pagi harisambil menatapi cerobongnya sendiri memamah sawahtanpa henti tanpa hentiikan-ikan mati karena sungai menjadi air keringatpemilik pabrik. Aku cuma menyaksikan dengan pelanorang-orang saling menggali kubumya sendiritapi aku ingin menjadi patungagar leluasa bersaksi tanpa emosi.

    di gubuk sawah dekat monumenhampir terminal bus-1998

    Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah ^9

  • DALAM PAMERAN PRODUKSI

    Ribuan pejalan antar stand saling merubahkaki-kaki memburu kepala yang menyediakan laci-lacitangan-tangein mengulurkan hati penuh lacilaci-laci menjadi anjing pelacak dengan liumyake toko-toko, sebab toko-toko saling menjadi gadismanis dari bibimya berkepulan ganjaotak-otak dimamahnya sangat sempuma

    seperti para majikan yang selalu mengajaripara pelayan menjadi tanah liat.

    Merdeka, produksi makin sempumapelayan membentangkan beha-beha celana-celanaMerdeka, produksi makin sempumapelayan amat cekatan mengeruki laci-laci kepala pembeliMerdeka, produksi makin sempumabarang habis menjadi berbagai mang di mmah-mmahpara toko saling terkekeh habis dibohongiMerdeka, produksi siapa makin sempiunamemasuki Indonesia

    Saksi dalam stand pameran

    1998

    20 JENTERA TERKASA

  • KETIKA KARTINI DALAM DISKOTIK

    Entah berapa kertas lagi yang bakal kau kurasJika pada setiap botol dan denting gelasmenjadi cerita ramai bemama sepientah berapa kali lagi jemariku memijat jidatjika pada setiap degup-degup nada dan nyala lampu pelangimenjadi cerita riuh bersama sunyi

    Lalu kaku di sofa juga bir diantar ke mejakau hitung semua wanitadengarlah keluhan satu persatu dari merekakau tak bakalan mendengamyasebab mereka cuma bisa tertawa

    tetapi ketika bir hendak ditenggak olehmusemua melarangnya dengan tangis membumiartinya, ada sandiwara yang hams diselesaikan

    kau pun pulang dengan nada penuh muatansambil menyeka keringat kau masih menengokkerlip lampu di belakangmu: masih ada harap masih ada harapkaum lelaki kutimggu sampai kapan kau mengertiaku ingin menyelesaikan sandiwara iniagar wanita menjadi bulan malambukan bulan-bulanan lelaki

    Tango Diskotik, '98

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 21

  • □ Sajak-sajak Haryono Sukiran

    harapan si kecil

    Katakan; burung prenjak nari kian kemarimeloncat dari dahan ke dahankabarkan akan datang tamu istimewadengan senyum mumi di wajahnya

    Katakan; bunmg prenjak nembus kabutmenclok pada gigir telagabanyak sahabatnya saling bercengkeramamusik alam nyaring permaiseolah lupakan persoalansekalipun sesaat

    Katakan; sarang yang ditinggalkan seharianditunggu si kecil nahan kelaparandan mereka saling hangatkan badandengan gosokkan tubuh pada ilalangkarena gerimis telah berubah hujan

    Purbalingga, 1997

    22 JENTERA TERKASA

  • REAKSI SINGKAT 1

    Kujenguk rumahmuyang selama ini tak pemah terbukatemyata di depannya ada kali kecil

    mengalirkan air ke sawah-sawahke dalam tengah-tengah tanah

    Purbalingga, 1997

    Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 2 3

  • ASMARADHANA

    Tembang asmaradhana kakek yang dulu dikumandangkanpada saat mulai menguak pintu malam, kini terdengar lagidengan suara parau termakan usia uziirkata-kata bemyawa muda, napas membabi butamalah aku yang merasa bertambah umiirrambut putihku sudah kembar rambut kepala kakekdi sini pula kerajaan langit bumi berkuasakita kian kerdil menghadapi putaran semesta.

    Ingin rasanya tembang asmaradhcina dari mulutkuagar mereka tahu aku pun sanggup mendendang lagudi tengah-tengah gelombang perputaran bumi-MUsambil menyeni nama-Mu

    Purbalingga, 1997

    24 JENTERA TERKASA

  • □ Sajak-sajak Herman AfTandi

    FISABILILLAH YAIKHWANuntuk Mustofa W. Hasyim

    Perang berlarut-larutanMenderap kuda putihmuKau bentang busur gandewa

    Selaksa anak panah melesatBerujung mahkota bunga

    1996

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 25

  • KODE S L E RS SARJITO 93—94ibu Sri Wulan

    dr. Bowo P. cs

    Apa bedanya malam dan siangBila derita berkepanjangan?

    Tak sepilu ruang nestapa

    Dewa-dewa ganteng kalung stetoskopDewi-dewi kerudung putih pujaan

    Hati widodari sayang mulutnya judes!

    A dieu Titi Tespatiani!

    Mala parasit telah terbang laluMenjelma pupuk hara istimewa

    Taman kembangan di atas sanaSemogalah semoga Allahuma Amin!

    Purwokerto, Desember 1995

    26 JENTERA TERKASA

  • TRAGEDIBAYANG-BAYANG

    Don quixote berperangMenantang anginTerbantai dan terkapar dia

    Tak sudi mengaduh menahan lukaTerasa mengiris-irisHarga dirinya

    Geram protesnya: hai keadilan!Siapa lebih bermakna

    Aku-ku atau angin lalu?

    Seberkas tanya terbengkalaiPanggung telah sunyi dan kosongTabir telah ditangkupkan

    Di antara penonton garis depanFriederich Nietzche menguapdalam kantuknya: "Ohaheem....tuhan memang telah lama mati..."

    Memang

    Para spekulan tak jera jugaMeski selalu menanggung rugi

    1996

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah "2.1

  • □ Sajak-sajakMas'ut

    NYANYIAN DAUN JATI

    seperti tubuhmu yang selalumenggugurkan daim-dauntak peduli akan arti sebuah musimdan keangkuhan peradaban

    kau gugurkan daun-daunmeski kau menjadi telanjang

    mestinya aku malu kepadamuyang enggan bertelanjangwalau hanyauntuk sebuah kebohongan

    Sokaraja, 1997.

    28 JENTERA TERKASA

  • BURUNG KECIL

    seekor burung kecil belajar terbangdari satu dahan ke dahan lainnyakepak sayap kecilnya adalah lantunanzikir mengagungkan asma-Nya

    di siang hari yang terik itutak terdengar lagi lantunan zikirmengagungkan asma-Nya

    sayap kecil itu patah, luluh terbakarada tangan keangkuhan peradaban yangatas nama takdir menjadikan musim kemaraudan kekeringan sebagai kambing hitam

    kalau hutan dengan sengaja dibakarkekeringan dan kelaparan kian melandatak ada lagi bening telaga dengan ketenanganair yang jemih

    bila hati manusia tak lagi sebening air telagadan biunmg kecil tlah patah sayapnyalalu siapa lagi yang akan melantimkanzikir mengagungkan kebesaran asma-Nya.

    Sokaraja, 1998.

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 29

  • ZlARAH

    tatkala tiang-tiang pancang peradabankian menancap di relung hati umat manusiaputih tak lagi seputih salju. menguap ke atasawan berubah menjadi sekawanan burung gagak

    30 JENTERA TERKASA

  • □ Sajak-sajak Manang Anna Moor

    MENEPI DI SEKITAR PERADABAN

    kita menepi di sekitar peradabanlaut mabuk

    berenang kalah dengan para pelarimaraton

    yang memberondongkita terpasimg di lokasi hurufhutan batin di lembah-lembah yang tergusurkota menjamur wama-wami diskotiknimah suci menepi di seputar onggokanbau ciu

    kata-kata membeku laut mabukkita menggapai-gapai angkasasaat tinggal satu jari telunjuknyaris tenggelammeski laut mabuk

    satu jarikununjukimu

    Gumelar, Purwokerto '98

    Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 31

  • MUSIM BERGANTI MAWAR

    musim berganti mawar

    siapkan

    seribu pisau

    buat nggunting risauketajaman

    bulan jatuhnya perlahansetiap lembar

    gelinding matanya nggoyang

    irama bau wangi

    bulan sinamya di atasjatuh, perlahanibu, petikan aku syairtanpa duri-duri

    di atasnya menarilagu bunda pertiwi

    Purwokerto, '98

    32 JENTERA TERKASA

  • DI HALAMAN RUMAH KATA-KATA

    mereka bermain di halaman rumah

    kata-kata yang tertinggaldi lorong leher

    nyumbat semua, anak anakberdiri acungkan senjatamereka berteriak:

    kereta api di kubah mimpiini kebakaran yang kesekian kalijangan biarkan merambat

    ke dalam bumi tempat kami

    kumpulkan huruf seribu tahimrumah dan halaman yangkubangun

    Gumelar, Purwokerto, '98

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 33

  • □ Sajak-sajak Surya Esa

    Di Tengah Hutan

    air gunung yang jemih mengalirjatuh di bebatuangemericik suaranyasepanjang hari

    kicau burung bermacam-macamangin semilirrusa kenyang bermesraanrusa beranak-pinakdi kejauhan terdengar cekikian senda gurau anak macanaku di Sana

    kamu di sana

    masih juga membangun rumah di atas pohon

    34 JENTERA TERKASA

  • Sajak Burang Rajawali

    aku banggamenjadi bagianmutumbuh liar

    menaungi panas dingin

    melindungi otot nadimenerangi catatan mantra

    aku rela

    dengan silimya angintumbuh liar

    mendengarkan tawa atau pun tangismelihat jemih matamencium aroma lumpur sawah

    beberkan pada duniasuka duka runcingnya bambuaku

    kamu

    satu

    menggapai kemenanganagar sayap berkepak-kepak senantiasa

    menjelajah jagadhinggap pada dahan sakurasembari cerita biak-biak dengan burung kondormengunyah pizza

    menyaksikan matadordan

    sarapan mendoan bukan mie

    Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 35

  • aku bangga

    menjadi bagianmutumbuh liar

    berbaju merah putihmenentukan putaran bumi mataharisambil kunyanyikan ilogondang dan eling-eling Banyumasan

    Purwokerto, 5 April '97

    (Dari kecintaan seorang anak kepada bapanya)

    36 JENTERA TERKASA

  • □ Sajak-sajak Sutarno Jayadhiatma

    DUKA HUTAN PAYAU SEGARA ANAKAN

    angin lautdercak ombak

    lumpur pesisirtelah bertahun-tahun menahan kegundahanmerambah hutan payau segara anakansisa legenda pulebahas dan nusakambanganpucuk-pucuk daim nipah nampak begitu legamterbungkus asap hitam yang tak pemah berhentiterhembus cerobong kilang minyakakar-akar bako pun nampak pucat mencengkeramlumpur yang selalu berkilat limbah residuyang tak terpedulikanikan-ikan yang tak mau matiterpaksa melahap gumpalan aspal yang mengapungdi setiap celah ombakakh, kita hanya bisa mengeluhtak bisa mengaduh!

    Jojok, Deseinber, 1997.

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 37

  • SEGARA ANAKAN, SEBUAH PENYESALAN

    naik perahu menyusuri hutan bakau segara anakantak lagi kusaksikan ikan-ikan b6rloncatan,

    bangau beterbangankera bergelantungan

    dan

    perahu nelayan berseliwerankini hembusan angin tak lagi semilir

    udara terasa pengap

    rimbun daun tampak legamdan

    sisa embun pun tak menetes

    para nelayan telah lama kehilangan jejak ikankarena air kian menghitam terbias lunbah,

    naik perahu menganmgi segara anakanaku telah kehilangan lanskap masa laluyang penuh pesona: anak-anak nelayanberamai menarik jaring penuh ikanberkecipak mengambang di air beningyang begitu ramahnya.

    naik perahu menyaksikan segara anakanhanyalah sebuah penyesalan

    Jojok-Cilacap, 1987.

    33 JENTERA TERKASA

  • PUISI DAN MESIN KETIK

    malam telah larut

    kutinggalkan mesin ketikmenari sendiri bersama ilusiku

    yang telah lama terkunci

    di balik almari

    mudah-mudahan besok

    jadi puisi

    aku tertidur!

    Sidareja, 1998.

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 39

  • □ Sajak-sajak Von Montaris

    DAUN TUA:pada generasi lelah

    Daun tua

    Matahari senjaAsam larut garam laut di tubuhmuDari lahimya embunSampai senja menabuh genderang pemberhentianMelihat cermin di wajahGurat guliran peristiwa memancing layar rantingmu

    Daun tua

    Beri jejak pada barisan di belakangmu;daundaun bam

    Belik, Petnalang

    40 JENTERA TERKASA

  • SIBUK

    Aku-kau tertanam di diinia asingJauh dari pelangiJauh

    Sulit menghadirkan cahayaMeski jeda sekian lebamya. MengangaIngin menelan segala

    Kita belum pemah bertanya, di mana sesungguhnya bulanSebab kita terlalu sibuk tertawa

    Purbalingga

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 41

  • SAJAK BELASUNGKAWA

    Keberangkatanmu kualiri sungai menggelegakMenghanyutkan ke hulu semua gambaran hitamPergilah ke suara memanggil. KatakanDi sini masih dengan cerita sama: Membakar bumi yang tak henti memancing birahi

    Purbalingga, Griya Kinasih

    42 JENTERA TERKASA

  • Sajak-Sajak

    PENYAIR KEDU

    43

  • □ Sajak-sajak Ahmad Dalady

    Pukau Batu

    pukaumu o, batumenggumpalkan akal dan rasa manusiahitam beku

    pukaumu o, batumembungkam nurani manusiadiam bisu

    pukaumu o, batumembumpat telinga hati manusiacongek tuli

    pukaumu o, batumembebat matahati manusiapepat buta

    pukaumu o, batumemerangkap jiwa manusialumpuh mati

    pukaumu o, batumau kau buta tulikan nuranidari segala pukaumu

    Magelang, 1997

    44 JENTERA TERKASA

  • Dan Ibunda Masih

    dan ibunda masih saja setiamenjerang embun di atas tungku usiayang sudah mulai mengelam

    aku masih juga makan dan minum dari suapannya

    Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 45

  • □ Sajak-sajakAriadi Rasidi

    KETIKA SEMBAHYAN6

    Ketika muazin meniup peluit panjangmaka roda pun meninggalkan jejakmenuju muhapus segala keluh kesah angkasa murka

    senyap merambat di kamar pengapmudari atas sajadah tuauntaian doa menyapamusepanjang perjalanan

    lalu lintasan peristiwa mengalun dalam desahpanjang-panjang sekalimelengking-lengkingmenguak matahari dari genggaman rembulan

    aku hadir Bapaksetelah sekian lamamelupakan mu

    45 JENTERA TERKASA

  • CATATAN DI TENGAH KOTA

    Ingin kutumpahkan tentang gelisah hatiketika berseling tanya pada angkasa rayamengapa udara kelihatan cerah berseiilalu tunm ke kota jadi bencanasedikit udara bersih bagi umat manusia

    kumencari jawab pada semilir anginpada tiupan wama jelaga dari knalpot dancerobong pabrik lalu kuingat gagahnya pegununganyang menjulang

    mengenang pohon-pohon dan rerimbunan daun

    Oi, burung-burung pun menukik membagi wartadari pohon dan gemerisik daun awal kehadirannyakian banyak kian sempumalah angkasa rayalalu kusadari kotaku pun hams hijaubetapa sehat anak bangsa menghimp semilir angirmya

    Temanggung, 1998

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 47

  • □ Sajak-sajak Bambang Eka Prasetya

    PRAHARA

    Dalam temaram sinar blencongTerbakar lakon pakeliran:

    Bumi bergetar saat kabar tersiarPagi buta putra sang Raja tinggalkan puraSeisi kraton gempar: Kemana putra mahkota?

    Seorang abdi dalem buruk sangkamengira sang putra diculik dan dianiayaprajurit utusan raja negeri jiran

    Semua marahBaginda dan permaisuri tersenyum ramah: Rakyatku tak perlu kalian gelisah

    Tak ada alasan terliput kecemasan

    Seluruh rakyat terlena, meski hati bertanya-tanyaKetika berita semakin jelas justrubanyak kawula menjadi cemasKabar burung berubah kabar burukDiam-diam putra mahkota berguru,kepada saudagar!

    Bah, kau lacurkan kebenaran!

    Tiba-tiba penonton menjadi beringasDengar sinar mata membara

    43 JENTERA TERKASA

  • mereka melemparkan apa saja kepada dalangYang tak setia alur cerita

    Seorang kakek berceloteh,: Itu kisah dalang kacau!Tak mungkin putra Raja bergurukepada saudagar. Itu tidak benar!Ksatria pantang berdagang

    Orang muda di dekatnya berkelit,; Kek, kini era globalperdagangan bebas merambah seluruh negeriSemua kasta punya hak samaTak keliru anak menteri jual nasi

    : Wah! Bila ini terjadikami tak mampu berebut rezeki!

    : Ini tuntutan zaman Pak Tua

    Kita mau apa?

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 49

  • PERJALANAN PENGEMBARAAN

    Sepagi ini kau berjalan sendiriberebut dulu dengan bayang-bayangmuMengapa mentari mengejar langkahmu?Mestinya belum kau awali pengembaraansyair lagumu belum usai kau dendangDi ladangmu sebatang pohon pun belum kau tanamwalau gerimis tak henti menyapaBongkah tanah merah gapura perjalananmenghembuskan keharuman bimga setamanSerafin dan Kerubin menanti

    dengan seuntai kuncup melatiMega-mega bemyanyi menggenapi lagumumengalim pesan: kau akan sampaipada sebuah hati berlimpah kerahimanSedu sedan tak tertahan

    ketika seribu kereta beriring perlahanmenghantarmu

    menuju perhentian terakhirDi mana tak lagi kau jumpa deraDi singgasana yang kau kenalBapamu menanti dengan sejuta rinduSelamat jalan kasihDi dadaku masih tergores pesan

    yang dulu kau ucapkan: Dunia ini bukan

    tempat anak-anak Bapa

    untuk selamanya

    50 JENTERA TERKASA

  • GATRA GETIR DARI PINGGIR

    Belum juga mentari

    menggeliat dalam pelukan pagikau katakan,

    : Negeri ini

    untaian mutiara

    setiap jengkal tertapak

    adalah kemurahan

    Dan kami terbelunggudalam lilitan lapar

    Ketika bumi ini

    terbakar terik

    kau lantang teriakkan,: Tanah airmu

    hamparan kerahiman

    tiap-tiap celah

    tawarkan kesejukan

    Kini kami tercekik laknat haus

    Saat temaram menggelayut ujung-ujung gelap

    lagi kau hadir mencibir,

    : Pemalas terhimpit

    dingin malamtelanjang memalukan

    Kau biarkan kami lunglai

    lapar

    haus

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 51

  • beku

    bisu

    Suaramu, kuasamu

    manjakan serakahmu

    mestikah kami tingal menanti?

    52 JENTERA TERKASA

  • □ Sajak-sajak Bambang Mulyantono

    KONTEMPLASI KURSI

    AnginTanda abadi

    Kepala tumbuh di daun-daunnyaMentok di pohon-pohonnyaMengigau tentang malampadahal hari telah berlaluseperti makan malam: menelan diriAndrawina - Seba

    Statistik senyummu: cinta kliseSekadar kebetulan: sama-sama duduk dan bergoyangdi Pohon Abu

    Wajah transparan: gagu40 tahim menimba teknik wawancara

    pada socrates: biang lukaTan pae rarasing jiwaRenggan wiramaning gending

    Serahkan lagunya sebelum terbetot pasar-pasarBenda-benda seperti komposisi pada nasi kuningruwatan

    Kecamuk yang tega memenggal kepalanya sendiriBukan permintaan Salome, dulitapi akar dari segala mesinCetak sebanyak-banyaknya pada kliseyang belum berhenti tertawaLithografi swastikaHitler menari-nari

    1997

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 53

  • RBPRESENTASI EKONOMI TABEL SATU

    oada suatu November, HUT PGRI

    - Engkau patriot pahlawan bangsa(Tanpa tanda jasa)

    Estetika angkutanMenarik Narusman

    Guru SLTP di kota pinggiran

    Malam minggu terminal ajangNgejar setoran: 2500 penumpangDalam kaca bening

    Empat anak di gayutan

    Malam kepompong embun

    Siang mengejar matahariPagi: buku paket kumalTerbang di kelas-kelas buramPenanya tajam

    Kelas menakar senyumnya yang ikhlasMalam: rodanya menggilasNasibnya yang menikam-nikamDiabet akut: obat tak dapat ditahanJam berpusing dalam waktu yang sama di benaknyaAnak - istri berteriak dalam gaung kotaGaung benda-benda

    Gaung karya-karya

    Gaung suara sendiri

    Himne selalu membelah angan-angannya

    —Engkau patriot pahlawan bangsa(Tanpa tanda jasa)

    54 JENTERA TERKASA

  • Malam mengejar setoran

    Gajinya hanya cukup setengah bulanLima belas hari digenapi di terminalBiar jadi kelelawar: asal aman

    Menimang anak cucu

    Berpacu dengian milenium

    Hijetnya mulai berkarat

    Setoran tak terdengar lagi oleh himne

    —Engkau patriot pahlawan bangsa(Tanpa tanda jasa)

    Suatu hari Narusman memekik

    Peluhnya jadi tarianTanpa jendela : tanpa jedaMelawan kenaikan hargaInflasi menggulung bangunan rumedmyaMemorakkan dapur dan perutnya

    Tapi Narusman tak peduli

    la terns memacu mobilnya

    Menuju surga

    1997

    Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 55

  • OMBAK BERBUNCAK SURATMUmeniadi tua ialah memasuki

    masa silam

    (Surat Isa Ashari dari Serui)

    Dari perangkonya masih tersisa bau ikan bakardari laut Serui

    Radek Gibran berlari-lari di ombaknyaIsa tak pemah mungkir mendayung rumahnyaperahu tumpal tempat ngobrol di sampanSeperti Li Po deklamasiBunmg-burung terbang rendahasap lapar dan selera menjadi keriting di ususSurat hijau kusam, di kanvas yang dulu kita sangka hutanBersampan lagi: lagu-lagu tifa, kelaparan menggaruk udaraBurung mengendus dayung, tanda setia kita pada lautikan bakar, peluh di tungkuJangan biarkan misbah kosong: sesaji para pemasmurSebelum kita menepi, sebelum kita surutsebelum kita berangkat lagi

    1995

    56 JENTERA TERKASA

  • □ Sajak-sajak Dedet Setiadi

    IMAJl BATU BATA

    Tanah tempat berpijak segala hidupSudah lama digali dan diaduk. Sumur-sumur pimmengangaDi sekitar kerucut hari-hari tanpa nama

    Maka kupilih belajar pada batu batayang beijajar di halaman. Kematangan itu kutemuSetelah ditempa dalam arena bakar

    Lihat, lidi dan bawang merah ditancapkanSegulimg benang dibentangAgar tumpukan harap tak roboh diguncang duka

    Dan di sini satu demi satu

    Batangan-batangan hatiku bergilir menyusun keyakinanBergilir menyangga sejarahYang berabad-abad bertengger di atap rumah

    Magelang, 1995

    Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 57

  • MATAKAIL

    Di emper bukit gelisah itu kubaringkanAkar memilih gelisahkuMenghujamkannya ke celah-celah waktuDitindih batu-batu

    Aku melempar umpan

    Deras puisi menghanyutkanku sampai ke dasartak ada ikan

    tapi joran hidupku bergetarSeperti ada yang memainkan

    Entah siapa?

    Di sini mulut waktu menganga

    Slap melahap apa saja

    Di kepala helai-helai rambut memilihditampar angin bewama jinggadi sekujur alis matahari mendaratmemanggil senja dan usiaTapi mata kailku masih mengembaraWalau ikan bukan lagi sasarannya

    Magelang, 1995

    58 JENTERA TERKASA

  • IMAJI GEMBALA

    Dari pintu langit yang growong

    orang-orang di kampungku keluar menabuh kentonganHanya aku yang bersemayam dalam puisidi kepucatan malam

    yang gaduh oleh sihir bela sungkawa ini

    Ada bulan mati!

    Ada bulan m'ati!

    Iringan pelayat mengusung keranda ke pekuburan sunyiTak tabu bahwa yang terkubur di sanajenazah pikirannya sendiri

    (Ah, kapan gerhana ini berlalusebab dari lubang otak setiap kepalaaku melihat juluran lidah naga)

    Magelang, 1995

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 59

  • □ Sajak-sajak Dorothea Rosa Herliany

    ZIARAH BATU

    bahasa batu yang diairi/ keras dalamdentum arus tak ke manaudara dalam cucuran darahmenetes beratus tahunmengikis keringat kebisuan nurani

    bahasa batu yang dinginbeku meremas ribuan abad rindu dendammencari-cari udara terbukakekosongan yang menyimpan dengusnapas hewan-hewan liaryang mencari tanahdalam sejengkal jiwanya

    kupilih bahasa batubuat memecah keangkuhan nuranimu

    60 JEWTERA TERKASA

  • OBSESI HITAM PUTIH

    —untuk lukisan

    Gusti Alit

    aku terperangkap lagu hujandi antara ilalang: bulan yang itu jugamendaki dukaku yang pemama

    lereng-lereng dan tebing hati tuamelukiskan ketakutan:

    kabut melingkardalam gelombang jerit seranggadi hutan jauh.

    setetes langit hitam menghiburkudi antara daun-daun terbang, angsa dansekawanan bangau mencari keteduhanyang menggenang dnka-renta dalam sepercikcahaya merah

    matahari mengabut dalam genangan bulanmenggantung di kekosongan kalbu.di manakah bertemu antara segalayang terpisahkan?

    tak ada yang bisa kubacadari pikiran tua yang mencari segalayang tiba-tiba hilang. selain ketakutan.

    lalu bisikan dari entah siapa-apa, "kekasih,malam itu getar lolong hewan liar!"

    Maret, 1997 - Januari, 1998

    tCuHipu/an Puisi PenyairJawa Tengah 61

  • DUNIA MENUJU SEKARAT

    —sebuah lukisan realis

    dunia menuju sekaratjalanan berdarahtikungan membentur jidatmu yang rentajiwa tenggorok bagai kakek tuamenunggu gugur daun, tulang menuadan rabun yang memangkas usia demi usia

    dunia menuju sekarat: kematian,puing peradaban, dan nurani yang gersang.

    tengoklah hatimumencercit bagi jerit rem

    membesut aspal ngilu jiwamu

    dimia menuju sekarat:nurani mengubur dalam segala tanda.menggumpal dalam rahasia.tak ada dibaca lewat segala bahasa!

    Maret, 1997 - Februari, 1998

    62 JENTERA TERKASA

  • □ Sajak-sajak Es Wibowo

    BABAD TAN AH JAWI

    Seperti sejarah hidup manusiaYang terikat oleh tali samsaraCandi Borobudur yang memancarkan takhayulDan penuh kegaiban ituJuga mencatat sejarah pembangkangan yangMendatangkan malapetaka bagi kaum pemberontak

    Dengan ketabahan musafir yang dahagaKucangkuli situs purbakala sekeras bajaDan para dewa yang menjaga alam semestaMelemparkan kitab pusaka ke arahkuTentang silsilah 'Babad Tanah Jawi'Tetapi siapa pemberontak kerajaan Mataram itu?

    Ini malapetaka di tahun 1709Dengan tombak, keris dan pedangTentara Mataram mengepung Candi BorobudurMemadamkan api pemberontakan dari selatanDan kau pembangkang yang selalu kalahMengapa kau hams dibinasakan?

    Kemudian relief-relief di dinding candiBerebutan mengacungkan telunjuk jariMeminta jadi saksiSedang area yang tak berkepala ituMenimtut keadilan. Katanya:"Mengapa aku tumt dipenggal?"

    1991

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 63

  • 2000 MEGAWATT YANG MENAKUTKAN

    Aku ingin membakar kebencian dari2000 megawatt yang mengalir menuju sawah ladangkuBatu gamping yang kucangkuli dengan keringatTiba-tiba menjadi horor yang menakutkan danUdara gimung yang sangat kucinta ituMenghembuskan gas beracun lewat pori-pori tanahDalam radius yang tak terjangkau kakimuAku mencium bau belerang serta gumpalan radio aktifMembakar cintaku menjadi kemarahanAku ingin membangun laut tanpa limbahKubiarkan kemerdekaan hidupmu: lumut-lumutan,ganggang

    Ubur-ubur, gelombang besar, kepiting, ikan danPasir putih di dalam kerangKukirimkan angin sejuk dari puncak MuriaMata air yang jemih sertaGugusan awan tak BeradiasiDan dinding lembah menghadirkan kerinduanPada kabut

    Aku ingin membakar kebencian dari2000 megawatt yang mengalir menuju sawah ladangkuMaka kunyalakan kobaran api padaBajak kayu trembesi yang diseret kerbauUntuk mengolah sawah ladangkuDi kaki Gimung Muria ini

    Aku hams bertahan memelihara kehidupan dan

    Menjaga bumi dari prahara yang berembusLewat telapak tangan kekuasaanmu

    1995

    54 JENTERA TERKASA

  • NYANYIAN KALI PROGO

    Dengan keyakinan jiwaku terns bergolakMendeburkan gelombang kebencianKepada pintu air yangmenyumbat perjalanan hidupkuBiarkanlah aku mengalir menempuh kemerdekaanUntuk mengairi sawah-sawah penduduk

    Bertahim-tahun lamanya kunyalakan semangatKetabahan, keberanian serta kesetiaan menerimaZikir malam dan doa subuh yang melnncurDari puncak Gnnung SumbingSedang batu-batu tasbih berguguranMenghanyutkan wiridku ke Samudra Indonesia

    Izinkanlah aku mengalirMengapungkan nilai-nilai kebenaran yangTerpendam di dasar bumi

    Tetapi untuk apa kau malah menenggelamkannya?Jangan tuan! Bukalah pintu air kemerdekaan ituAgar kesadaranku tidak membangkitkan kemarahan

    1995

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 55

  • □ Sajak-sajak Gatot Widodo R.

    PEMBBRANGKATAN

    Menda)aing perahuke pulau dewapastikan perjalanan ombaksebelum pantai

    Wonosobo, 1998

    66 JENTERA TERKASA

  • GUA

    Gemuruh angin menusukgua-gua gelap

    kehampaanharapan sisabelahan malam

    separo kabur

    separo terkubur

    Wonosobo, 1998

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tenyah gy

  • □ Sajak-sajak Goeswali

    JIKA

    : NOVIAWATI

    Jika kutabur garam ke lautapa kau kata?Jika gaung azan memanggil-manggillalu aku sembahyangapa pula bedanya?Itu dari ibiiku aku belajarlewat dia aku mengenal kautukang sulap tak tertara.Ketika kelelawar maut menyambarsenja berbuihdosa

    sebelum sempat merangkum ke sayapnyakau sulapjadi udara mawarberebut masuk ke dalamnapaskauDan?

    telah sampai waktumatahari sia-sia melelehkan panasnyatak berbuah dan daun gugur membusukpohon di tanah gembur.Kutanggalkan angin topan yang tersimpandan napas yang melemabpada cemrdn yang pemah kutiupkansedalam mata Fir'aun

    aku menatap kau.Sulaplah aku

    68 JENTERA TERKASA

  • jadi tukang sihimyadi hadapan Musa

    Jika kau ingin persahabatan kitatak terdindingberlumut.Dan aku ingin.

    1 Agustus 1995

    tCumf)u(an Putsi Penyair Jawa Tangah 69

  • MATAHARI

    IN MEMORIAM: IBUNDA PAIRAH

    Bagaimana aku hams berceritaKepadamu

    Dan dari mana hams kumulai

    Tentang kesia-siaan dan pengingkaranYang oleh matahariDianggapnya selesaiKala sang maut mengadang

    Pagi tumn

    Matahari terbit

    Menyisihkan malam tanpa katakBersama embun

    Nyanyi burung dan rericik kaliWajahnya! Wajahnya!Dengan tangannya yang perkasaMatahari peluk diriku erat-eratLalu dibawanya aku ke peraduannya

    Parakan, 1 Desember 1997

    70 JENTERA TERKASA

  • □ Sajak-sajak M.L Budi Agung

    GEMBALA-GEMBALA

    gembala-gembalapergilah pulang, pulang menuju peradabangiring dombamu ke kandang tuhantutup pintu rapat-rapatagar singa tak mencuri anak dombagembala-gembalabeijagalah jangan terlelap jangan bermimpikema engkau tengah menghadapi ancamansulut perapiansulut obor dengan minyakpasang mata jemihkan isi telingakalau perlu siagakan tongkat gembalamujangan beranjak jangan bicarasebelum anak malaikat membuat tandasebuah bintang timur dalam tiga rupa

    Kaloran, 14 November 1994

    Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 71

  • DOMBA-DOMBA

    domba-domba

    turunlah ke bawah bukit padangsebelum air sungai mendidihterpanggang api tengah hutan.penuhi isi perutmu

    kerna kita akan kelaparan sebulan atau setahunsampai hutan padam dan harga beras murah

    domba-domba

    diamlah di dalam kandang

    padamkan lampu isyaratkan doakita tunggu fajarbermatahari keadilan

    berangin demokrasiberembun pagi suarga

    Kaloran, Maret 1998

    72 JENTERA TERKASA

  • MATAHARI TUA

    memahami matahari tua

    membaca lukaluka langit tergurat asapkutanya tuhan dalam bahasa bencanagumpalan ozon yang pecahgumpalan awan terburai badai

    memahami matahari tua

    memahami bumi hangus berdebu; hutan-hutan terbakar api keserakahan

    jalan-jalan terbakar api revolusikota-kota terbakar api demokrasi

    jiwa-jiwa terbakar api tiranikutanya tuhan dalam bahasa dukasiapa mencipta bencana baru

    siapa mencipta tangis baru

    (memahami matahari tua

    memahami tangan terkepal tuhan)

    Kaloran, 1998

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 73

  • □ Sajak-sajak Roso Tide Sakoro

    TAK DENGAN KATA-KATA

    kubasuh dingin subuhsegala noda tubuh rapuhkucari cinta keabadianmu kekasihdalam hening sepidetak waktu denyut nadi

    kueja tak dengan kata-katahanyut mengalir zikirberjuta semut penghuni rumahkubergulir merangkai tasbihmenunggu kaupanggil pulangdalam dekapan cinta keabadian

    Tetnanggung, Febrmri 1998

    74 JENTERA TERKASA

  • AIR MATA HUJAN

    tetes air mata tuhan

    membasahi tanah air terluka

    tuhan, jangan bosan-bosanmewama rembulan mawar

    Temanggung, 1997

    Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 75

  • DAUN-DAUN MENGERTAS SUDAH

    batu-batu luruh luluh mendebu

    aku tertegun hening tugumata air di ulu jantung nadikumengering sudahberubah air mata darah

    (sementara di atas sana

    langit angkuh kosong suwung)

    reranting pohonan tambatan jiwa kerontangkering ranggas di pematang rengkahdaun-daun di kebun hatiku mengertas sudahjangankan bunga harapkan buah

    (duh gusti, adakah langit laindi negeri ini, berjuta rakyatmenanti suksesi mentari pagi)

    Temanggung, 1997

    76 JENTERA TERKASA

  • □ Sajak-sajak Soekoso DM.

    SAJAK MESIN KETIK

    berjalan bersama hurufhurufnyamanusia ngembara

    ke padangpadang, ke gunmgurunke abadabad, ke tahimtahun

    memburu makna kehidupan

    melangkah bersama tiktaknyapara pujangga ngembara

    menganmgi angkasa dan samudradengan perahu prosaprosa

    meniti seribusatu bianglala mimpilengkungan suka dan sedihdengan kepakan sayapsayap puisi

    tapi siapa dan siapa di balik mejaberkerudimg kertas karbon

    mengaduk gumpalan jelagamenyimgsang lelakon

    : fakta didustakan, benar disamarkannyata dibenamkan, palsu dibubungkan

    hingga angkaangka terlukadan hunifhuruf sakitjiwa

    entah demi apa?

    mesin ketik cuma saksi bisucuaca aneh sudah membungkam mulutnya

    ia enggan bicarasyarafnya koma, lidahnya kelu

    meski ada bening dicemari tuba!

    2997, Potrowijayan

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 77

  • MEMORI MONOGRAM PASKA: X

    lolos dari wajah jemari, tibatiba kauakusampai di sini

    di simpang jalan, antara gamang dan sangsiantara bimbang dan tak pasti

    musti terus, membelok atau berhenti

    dalam kembara ini

    beberapakah jarak, antara persimpangan inidengan dermaga hati

    antara kenyataan dan mimpimimpi

    lalu ke manakah lagi, perjalanan muskilpenuh rambu dan duri

    bakalkah menelusuri lorong nalar dan rasa

    kembali meniti nnrani

    ataukah kauaku memilih mengunyah baramemanggang diri dalam alpa?

    berapakah waktu, untuk simakan kabut

    demi cahya rembulankelembutan kisah kasih tak kunjung surut

    (selalu pertanyaanpertanyaan tak terjawabkan: embun, bisakah kau berikan kebeningan?)

    1997

    78 JENTERA TERJCASA

  • KUPUKUPU DEKAT LAMPU

    kupukupu dekat lampugemelepar

    gagu dan ragu

    kupukupu sepikah itugelisah

    membenturi kacakaca cermindi bilik kalbu

    rindu apitakut sendiri

    kupukupu bersayap retakmemberontak

    memburu kebebasan gerak

    : cahya, cahya!adakah kembang di jambangan ituada sisakan madu

    ataukah kehangatan ituhadir dari sumbu api yang semu?

    seekor kupukupu sepi bermimpimalam ini

    separuh sayapnya terbakar api

    1997

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah yg

  • □ Sajak-sajak Sumanang Tirtasujana

    PENYANDANG MANUSIA PURBA

    Apa yang akan kamu lakukandengan tanah tandus. Ruang tidurtanpa jendela. Entah petaka apabakal memerangkapmu, bila ruang tanpa udara

    Atau kau pilih diam. Kemudian mengendusenduspada peti mati yang terns menantiSementara air matamu mengucur terusdan keterancaman jantung jiwamu kian dekat.Ya, kian dekat.

    Kau memilih diam membatu,pasrah pada keterpurukan hasrat yang hancur.sebab harapan doa telah menjadi siasiadengan malapetaka entah apa.Sembari lunglai, kau pasrah menggeletakPada peti mati penyandang manusia purba.

    Yogyakarta, 1996

    80 JENTERA TERKASA

  • MENUNGGU EKSEKUSI

    Hari ini engkau mengungsikan separo jiwamutepekur dan menggigil di lipatan humfhnrufdoa alkitab. mengibaiba melipat harap.Sedang gairahmu telah menjadi sungai keringterbanting sudah alamat rohmu yang ramping.

    Seperti kolam yang menguburkan kedalam tekatekilangkah kaki kian menyimpulkan perkabungan.Hari ini kau tumbangkan harapanharapan

    dimana senandimg doamu kian terdengar ngilu.

    Tahukah penghuninya bakal terbanggang kaku.

    Purworejo, Magelang 1995

    Kumpulan Puisi Pmyair Jawa Tengah 81

  • RUMAH SELOKAN

    Kudirikan rumah tanpa pintu

    aku nikmati sebuah dunia baru

    yang penuh baksilbersama cacingcacing dan lintah.

    Pada rumah yang selokanaku tak ingin lenyapIni dunia baksil yang tibatibaharus kau nikmati pula

    Di sini kau harus hidup

    di antara limbah serta cerobong

    pabrik. Yang merangkap rumahparuparumu.

    Tertawalah meski kau pingsan

    aku percaya kau tak mampu menyihimyamenjadi taman

    tanpa menyebarkan duka.

    Purworejo, 1996

    82 JENTERA TERKASA

  • □ Sajak-sajak Suroto S. Toto

    SURAT BA6IIBU I

    (Pesta pada sebuah pagi)

    Ibu, pesta itu di halaman rumah kitamembangunkan tidur matahari pagi-pagiorang berduyun-duyun berdesakanmelempar-lempar seperti anak bermainmereka saling memukul saling berebutramai dan menghanyutkan matahariseperti pesta anak-anak di terangbulan

    Ibu, pesta itu sangat lucumereka menjadi anak kembalibermain sandiwara menjadi raja-rajaberebut tahta dan singgasanatanpa dosa beradu senjatasambil tertawa mengobral busa

    Ibu, itukah pesta sandiwaramengapa hams menghimus senjatamenikam sesama

    Ibu, jangan muram selalukedai kopi itu tetap milik kita

    Juli, 1996

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 83

  • SURAT BAGIIBU II

    (Potret sebuah pesta)

    Ibu, inikah rumah kita?

    Kalau ini rumah kenapa sepi candaKemarin di sudut rumah saudaraku bermandi darahkulihat nanar mata-mata merah

    melepas gores hitam di atas tanah

    Ibu, kutangkap elangkakinya kuikat kertas usangbertuliskan "Tolong saudaraku bersimbah darah!"Kulepas elang tak terbang jauh iaberputar mengincar mangsa

    hinggap di atap menatap marah

    Ibu, aku kehilangan nafsusungai-sungai mengalir darahtak bisa bermain perahu

    di mana-mana air berubah merah

    Ibu, aku rindu rumah dulu

    Jtdi 1996

    84 JENTERA TERKASA

  • PERBMPUAN DI TENGAH JALAN

    perempuan di tengah jalanmegapa risau ini mengembara

    menembus angin dengan lagu bajatak acuh membisu menawarkan cinta

    berjatuhan kimang-kunang dikaiimya

    dibalik pandangnya menembus ragubagai burung terpaku menatap waktusendiri ia berjalan menyusur anginsiapa tahu ia bisa lantunkan lagu

    perempuan di tengah jalanbagai nyala pelita di angin malamia lagukan jerit kepedihan di tengah angin

    dan awan

    mengembara di tengah nyala api

    di balik yang berkunjung ia mengecap nikmatdengan menyala menembus ragu

    terns menangjap bunmg menatap waktusiapa tahu mendengar jeritan angin dan awandalam nada-nada lagu yang terus berlalu

    1997

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 85

  • □ Sajak-sajak S. Suryo Pramono

    SEMUT RINDUKAN SULAIMAN

    Semut semut di tanah berlarianmondar mandir terengah engah

    ia membawa ampas seadanyamemadati sarang aren di mana manadan menggigit sejadi jadinya

    ia tahu kan merana selamanyakecuali Sulaiman menynnih berkudamemasuki lubang lubang gua

    Kebumen, 1997

    86 JENTERA TERKASA

  • KUDA KUDA AIR

    Bila esok pagi kau naiki daun di permukaan sungaikutitip salam pada ikan yang tak sembunyi dalam pusar

    Bila di lumpur dasar bertemu ikan lelerayulah senjata tajamnyaagar tak ditikam kutu-kutu malam

    Bila alas daimmu tak lagi melajuturunlah di situ bila ingin sampai ke hulu

    1997

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 87

  • SUARA MISTERIUS

    Saat nisan bercengkerama dengan kuburansuara yang berabad abad terpenggal babak-babak ceritatiba-tiba bangun bicara;

    "Aku terselip

    aku ditinggal angin yang merekamkenapa tergesa gesa

    hingga kau tak mencariku"

    la terisak isak mencari

    belulcing yang tak dipahami kala itudan kini sisanya kian menjelma;

    "Di mana jaring jaringankuaku sudah tabu berbeda.

    kau sudah parau,

    dan berani mengecam!"

    la telusuri di seluas samudra dan benua yang menghauskanmenghampiri satu per satu di semua cerita cerita ikatan;

    "Apa kabar Julius Caesar?kaukah Romeo?

    ada apa denganmu Hamlet?aku di dekat dekatmu

    aku di pintu pintumu!

    tapi aku akan pergiaku sudah menjelma jelmaaku tidak disapa sapa

    aku ditimpa!"

    88 JENTERA TERKASA

  • la teruskan kisahnyamengembara dalam gelora dan tiba;

    "Kudengar di sini ada MahabarataSangkuriang, Roro Jonggrang dan lainnyadi mana la...?

    O, barangkali malu atau ragubiarlah aku dulu yang membisu"

    Ketika bertapa, ia terdampar terkapar dan tersadardi tepi sungai yang tabibnya sedang ia cari-cari;

    "...Tak percaya ada yang menyapamengobatiku sambil terpapa-papa...bahkan tak ada cacatnya"

    la rindu menggebu gebu tak bertemu sampai kambuhtak ada obat semujarab kala itu. Kemudian mengharap;

    "Aku akhiri harapan iniaku relakan memecah mecah diri

    bersuara dengan segala cara;Meski komandoku di sini

    aku akan disiksa raksasa

    yang dari dulu memburu

    maka temukan segitigaku.Atau kemudian aku menjelma!karena aku ditunggu tungguaku dicari cari

    tapi semuanya kan menjadi

    sebelum aku kembali"

    1997

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 89

  • □ Sajak-sajak Thomas Haryanto Soekiran

    SATU

    biirimg gereja terbangke angkasamembawa matahari untukkumasuk ke dalampanasnya menyejukkan darah4.000.000

    burung gereja dan mataharihancur di sini

    Purworejo, 1990

    90 JENTERA TERKASA

  • PADA ANGIN

    Rindu

    menampar gerahku

    Purworejo, 1998

    Kumpuian Puisi Penyair Jawa Tengah 91

  • MATAHARI

    Anakku matahari,

    dirimu pasti belum ngertikalau keringat telah mengucur dari rambutkuair mata menetes pada kuku kukudan mata sebentar saja memejam

    Anakku matahari,

    dirimu pasti belum ngertikalau kencingmu kubiarkan menyatuAnakku matahari,

    dirimu pasti belum ngertikalau taimu harum baunya

    semegrak di hati

    Anakku matahari,

    dirimu pasti belum ngerti

    kalau semalam kubaca sajak buatmukunyanyikan juga puisi"anak domba,

    menjadi jalan satu-satunya ke sorga"

    Purworejo, 1998

    92 JENTERA TERKASA

  • Sajak-Sajak

    PENYAIR PATI

    93

  • □ Sajak-sajakAgusno Setiawan

    NEGERI KENANGAN

    datanglah ke negeri petanipepohonan meranggas dalam sunyikemarau telah mengurung beburungdalam sangkar tak bemamahujan menari-nari di pelupuk mataterkisah pembahan yang wajartemak dieksekusi terlalu pagiseruling gembala menangisi langityang bercadaranak petani menanam waktu di ladang industri

    datanglah ke negeri petaniyang tak pemah membusungkan dada di harikelaparandan tak pernah mennndukkan kepaladidera kemiskinan

    sebuah negeri abadi dalam kenangan

    Kudus, 1997

    94 JENTERA TERKASA

  • TAPI KITA TELAH TERDAMPAR DI SINI

    mendayiing luka sejarah dalam lautanwaktu yang bergerak dalam diamperahu cinta terbentur karang sebelumpasir di pantai menentramkan gelombang

    kebimbangan pada matahari telah membekukan cakrawalagelap dan cahaya mengajarkan makna sedih dan gembirasiapa tertawa berurai airmata

    seperti waktu yang tak pemah surut ke belakangkita telah terdampar, tak juga meratapi kehidupansejarah tak mesti dicatat sepasang nisan

    Kudus, 1997

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 95

  • OPERA BELANTARA BETON

    Kinikah saatnya

    menanam pohon kematiandari benih kumuh dan tanpa kepastiankejujuran menjadi hantu menakutkan

    kinikah saatnya

    memproklamirkan kemerdekaan jiwakebebasan cuma tipu daya berhala kotasejuta menara terbalut sunyilangit dibungkam udara bertubadi bumi jelata mengemis air mata

    kinikah saatnya

    penganggur jilati mimpinamun ada juga yang tuntaskan kegilaandalam pengabdian semu

    selagi sang raja memberi restu

    96 JENTERA TERKASA

  • □ Sajak-sajakAli Emje

    IBU KERAMAT

    kini aku tahu betapa besar arti ketulusanmukau rimbun bambu senantiasa senandungkanangin kedamaianajarilah anakmu membaca bahasa alamagar tak timbul tenggelam arungi kehidupan

    (kau suara fajar bersama lengking adzanyang mengingatkan kesejukan embun)

    1990

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah gy

  • SEKBRAT ROTI

    sekerat roti terhilang, pagi

    hasrat tertangguhkanpada kilatan pisautajamnya mengejek keberanian(akankah terbagi

    atau tega menyantap sendiri)terbayang piring para pengungsiantre dan kosong!

    1992

    98 JENTERA TERKASA

  • DIAM-DIAM

    diam-diam desaku terdesak, diam-diam

    sawah menghijau menjelma beludni kasursiap melayani kepuasan, diam-diam.

    apalah yang masih tersisaselain keinginan demi keinginanyang tertunda, mengalir air kali serasa bisa

    tahan napas, pejamkan mata, diam-diamakan kita rasakan kenikmatan

    matahari yang meninggalkan, diam-diam

    1992

    Kumf>ulan Puisi Penyair Jawa Tengah 99

  • □ Sajak-sajak Amir Yahyapati

    BUSUNG

    membangunkan lapar dari abad yang menggeramperutku tak kunjimg terjagasedang usia terns berlaga memanjakan kenyangsiang dan malam. siapakah pagi-pagi beginitelah ramai mengibarkan bendera hingga memenuhi lengkunglangit dan saling berebut menomorsatukan dirisampo, odol sikat gigi, asbak, rokok, minuman, kecap,makanan, pestisida, meja-kursi, kulkas, tv, mobil, rumah semirrambut sampai bedah plastik

    langit seperti terkunci untuk komunikasi kepada sang MahaSejatiangin terhunus dan memuntahkan jutaan ekor sihir dunialangit tertabok, tanah-tanah dikeduk, gimung-gimungdiledakkan

    udara digenjot bagi nurani kelam. aku saksikan jutaan manusiasaling himpit di depan loket fajar yang berkarangbulan, o, bulan sisa semalam telah habis dirampok gigilembun

    perburuan harapan. di sana-sini orang sibuk seminartentang pasir, pohon-pohon, batu-batu, gandum, intan, berlianyang akan disulap menjadi benda yang menawan. telah lusuhseluruh pakaian. tubuh penuh daki dan keringat imtukmengejandalam cuaca yang pongah dan menegangkan ini. perutrohaniku

    makin melilit-lilit, lapar sangat, meraung-raung mencarikembali

    100 JENTERA TERKASA

  • makna kelahiran. sedang jejak tak kemana-mana, tak kankemana-mana

    ia selalu berhujan-hujan di bawah langit yang koyak olehfirman-firmanNya.

    Kumputan Puisi Peni^atr Jawa Tengah 101

  • TENTANG ANGIN DAN OMBAKMU

    aku menggeliat di dalam ombakMuselepas lautan prahara masalalu

    aku menggeliat di dalam desirMuselepas angin menghajar rumah jiwaku

    di dalam ombak dan di dalam angin

    wajahku terbias suci di balik cadar

    102 JEMTERA TERKASA

  • PERPISAHAN

    aroma selalu saja menggodamengajakku berlayar menuju dermagaimtiik menghirup kembali udarayang telah lama kulupa

    kenapa mesti isak dan cucur air mata

    menghantarku menempuhi waktu yang tak terhingga?

    sedang perpisahan adalah bangunan jembatanmenuju pertemuan yang bebas dari rasa sakit dan kelaparandari kebencian dan pengkhianatan kehidupankarena dibakar kerinduan yang mendalam.

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 103

  • Q Sajak-sajak A. Musthofa Bisri

    TERTEGUN

    Tertegun dalam kelabu

    langitkuaku mencoba membayangkanmentari di balik gemawanyang sejak lama tak menyinari

    rumah-rumah kalbu

    Tertegim dalam pengapudaraku

    aku berusaha menghirupsisa wewangian

    yang bergugurandalam bunga-bunga layu

    (Burung-burung berpatahansayapnya bahkan

    berkaparanoleh racun dari kemasan

    yang menyilaukan)

    Tertegim dalam keruh

    lautku

    aku bertanya-tanyadalam kesendirian

    masihkah batinmu menyimpanmutiara-mutiara biru?

    Tertegun dalam pekatbumiku

    104JENTERA TERKASA

  • aku memandang kosongtanah-tanah yang ditinggalkanatau diperebutkan

    orang-orang gagu

    (Meraba-raba dalam gelapnegriku

    aku mencari-cari

    merahputihkuyang terkoyak tangan sendiri)

    R. Awal 1418

    Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 105

  • SAJAK ATAS NAMA

    Ada yang atasnama Tuhan melecehkan TuhanAda yang atasnama negara merampok negaraAda yang atasnama rakyat menindas rakyatAda yang atasnama kemanusiaan memangsa manusiaAda yang atasnama keadilan meruntnhkan keadilanAda yang atasnama persatuan merusak persatuanAda yang atasnama perdamaian mengusik kedamaianAda yang atasnama kemerdekaan memasung kemerdekaanMaka atas nama apa saja atau siapa saja

    kirimlah laknat kalian

    Atau atasnamaKu perangilah mereka!

    Rembang, Agustus 1997

    106 JENTERA TERKASA

  • DI NBGBRIMU

    Di negerimu

    Manusia tidak pimya tempatKecuali di pinggir-pinggir sejarah yang mampat.

    Inilah negeri paling anehdi mana keserakahan dimapankan

    kekuasaan dikemcutkan

    kemunafikan dibudayakantelinga-telinga disumbat harta dan martabat

    mulut-mulut dibimgkam iming-iming dan ancaman.

    Orang-orang penting yang berpesta setiap harimembiarkan leher-leher mereka dijerat dasiagar hanya bisa mengangguk dengan tegas

    berpose dengan gagahdi depan kamera otomatis yang gagu.

    Inilah negeri paling anehNegeri adiluhung yang mengimpor majikan asing dan sampah

    Negeri berbudaya yang mengekspor babu-babu dan asapNegeri yang sangat sukses menemakkan kambing hitam dan

    tikus-tikus

    Negeri yang angkuh dengan utang-utang yang tak terbayarNegeri teka-teki penuh misteri

    Di negerimu

    Kebenaran ditaklukkan

    oleh rasa takut dan ambisi

    Keadilan ditundukkan

    oleh kekuasaan dan kepentingan

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 107

  • Nurani dilumpuhkan

    oleh nafsu dan angkara.

    Di negerimu

    Manusia hanya bisa

    mengintip masalahnya dibicarakan -menghabiskan anggaran -

    oleh entah siapa

    yang hanya berkepentinganterhadap anggaran

    dan dirinya sendiri.

    Di negerimu

    angin pun menjadi badaimatahari bersembunyi

    bulan dan bintang-bintangtenggelam

    burung-burung mati

    bunga-bunga layu sebelum berkembangdan tembang menjadi sumbangpuisi menjadi tak indah lagi.

    Barangkali yang tersisatinggal doa

    dalam rintihan

    mereka yang tersia-sia

    dan teraniaya.

    Rembang, 1998

    108 JENTERA TERKASA

  • □ Sajak-sajak Bambang Supranoto

    PUISI DAUN JATI

    daun-daun jati tercampakdi jalanan lengangklakson bis memekakmemecah kesunyian

    suara-suara rimba

    bergema di ranting-rantingbisik tanpa rupaterlindas jalanan bising

    jarak pun makin jauhmenelan tiang-tiang listriklengang sabdaMu gaduhjadi tugu terpaku bisik

    1992

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 109

  • MESIU

    mesiu bertaburan di mana-niana

    pada bilik ketakutan manusiapada putaran jam yang menderamesiu bertaburan di mana-mana

    kemarahan jadi bahasa jelasuntuk menjawab soal sampai timtaslalu letusan senapan

    dan rudal yang diledakkan

    suara hati kehilangan artitersisih jauh, kembali sunyijalan besi itu yang membaratak berambu tak punya tanda

    mesiu bertabur di buku-buku doa

    pada tasbih dan alat sembahyangpada liturgi yang gemetar dinyanyikanmesiu bertabur membangim suasana

    110 JENTERA TERKASA

  • DI ATAS FERI PENYBBRANGAN

    - selat madura

    laut adalah bahasa yang menyatukan dermaga demidermaga

    mendekatkan ombak dengan desau angindan lambaian cakrawala yang membuka panorama

    kapal-kapal masih setia berlabuhdi antara deretan feri yang mengeluh panjangmembawa ratusan penumpang

    yang menjadi pengembara dalam sekali jalan

    selalu tak jelas arah dan geraksebab jalur yang dilaluiadalah peta buta yang telah dihapus para nahkodadi antara lapisan alim yang berkejaran di buritanalam memupus selalu rasa jemu

    dengan bahasa rahasia dan suara-suara bisu

    melayari selat yang terjebat makin akrabterasa dekat jarak pantai yang dulu tak tergapaiwaktu senantiasa mampu memburu perjalanan

    jadi potongan-potongan skala yang ingin bertanda

    deru mesin feri menyibak keramaian selattak putus-putus merengkuh ribuan penumpangmenjawab tantangan hari sampai jauh malammenumpang gelisah nuranimengepak sejarah yang tak hendak berhenti

    Kudus, KPK 1997

    Kunipulan Puisi Penyair Jawa Tengah 111

  • □ Sajak-sajak Darmanto Mugroho

    KATEBELECE

    Sejengkal tanahyang kutebus dengan darahtelah kau rampasdengan selembar kertas

    Kudus, KPK, 1997

    112 JENTERA TERKASA

  • PESTA

    Di pesta ini

    hanya ada darahmaka

    makanlah

    (selagi masih bisa)

    Kudus, KPK, 1997

    Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 11.3

  • BAGHAWAT GITA

    Siapa ptin

    yang ada di depanmuadalah

    musuh

    Kudus, KPK 1997

    114 JENTERA TERKASA

  • □ Sajak-sajak Jumari H.S.

    AIR

    air adalah lambang kehidupanjika mengalir mengajarimu berzikirjika diam mengajarimu bersembahyangjika bening mengajarimu bercerminjika keruh mengajarimu bertakbirjika kering kehidupan berakhir

    air tak punya wamadan ada di mana-manatak berbau

    selalu berMuara

    kalau ia menjadi limbahbukan salahnyakalau ia menjadi lumpurbukan salahnyakalau ia menjadi racunbukan salahnyasebab ia adalah dirimu sendiri.

    Kudus, 1997

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 115

  • TASAWUF

    seperti rumput pasrah pada musimaku mengibadahimu sepenuh batindengan kepala menunduk langitdengan jiwa sepasrah bumiaku lantunkan doa-doa semerdu suara seruling

    mempesonai hening

    lalu,

    aku berusaha menjaring keajaiban-keajaibanMudengan dawai-dawai rindutanpa ragu!

    o, alangkah indah wajahMuteduhkan diri

    dalam damai Abadi.

    116 JENTERA TERKASA

  • MERINDUKAN PERAHU NUH

    selagi masih ada ombakudara tak akan habis

    meski siang malambermiliar manusia menghirupnyabukankah kau merasakan sendiri

    lewat pelayaran hidup yang bertanya-tanyaalangkah senangnyajika bertemu perahu Nuhdan melambai padamu.

    Kudus, 1997

    Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 117

  • □ Sajak-sajak Maria Magdalena Bhoemomo

    MENAFSIRKAN KICAU BURUNG

    kicau burung pagi haridi atas dahan jatidi samping rumahbarangkali mengabarkan bencanabagi kitabagi pohon-pohon jatibagi negeri iniketika kapak dibiarkan mengamuksepanjang siang sepanjang malam

    kicau burung sore haridi atas dahan waktu

    di samping rumahbarangkali menggambarkan kematianbagi pikiran anak-anak mudatentang cuaca yang abaditentang badai buihyag hendak memporakporandakan negeri ini

    kicau burung dalam sangkarbarangkali adalah doa mohon kebebasanbagi pikiran anak-anak mudauntuk mencoba membuat perahu sendiridan melayarkannya sendirimenuju zaman barumemperpendek jarak antara benua-benuakicau burung yang melintas di atas rumahbarangkali adalah kutukan

    118 JENTERA TERKASA

  • kepada orang-orang tua yang ingin menjadi berhalaagar secepatya meninggal dunia

    lalu menjadi mayat-mayat tanpa bungayang slap dikubnrkan tanpa air mata.

    Kudus, 1997

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tenyah 119

  • KUDA HITAM

    kuda hitam yang dulu ditunggangi nenek moyangmutelah lama dikutuk menjadi seonggok batuanak-anakku bertanya, apakah seonggok batu itu kuda?aku tak mampu menjawabnya

    mereka lantas menganggapnya sebagai kudamereka menungganginya dengan gembiramereka berlagak bagai pemburumereka akhimya menjadi batu

    Kudus, 1995

    120 JENTERA TERKASA

  • BELAJAR BICARA

    belajar bicaradi musim pancarobalidah terasa kelu

    hati selalu ragu

    setiap kata

    mudah diucapkantetapi setiap suara

    bisa menjadi media pengkhianatanorang-orang belajar bicarakepada diriku sendirimeski setiap kata yang terucapmembuat diriku tergagap-gagap.

    Kudus, 1997

    Kutti/>uian Puisi Penya'trJawa Tengah 121

  • □ Sajak-sajakMuhsiSirat^

    PENYAIR 2

    kecemasan meliuk dalam jiwamumeraih penamenggoreskan kata-kata perihdan melukisi sajak-sajakmudengan cipratan darahkegelisahan yang pecahdinding batinmu selalubergetarmenangkap sinyal dan suarakecemasan semesta

    1997

    122 JENTERA TERICASA

  • MAKAN SIANG YANG MEWAH

    inilah makan siang yang mewahcacahan daging dan kuah darah segarsahabatmu

    mulut mimgilmu dengan lahap menyantapdan penuh gairah mensrutupmengalirkan butir-butir keringatmenjelma pijaran-pijaran apimerambati kujnr tubuhmu membakarmu!

    Kudus, 1997

    Kum|)ulan Puisi PenyairJawa Tengah 123

  • SAJAK HUJAN

    sebagaimana para pecintahujan pun rindu mencumbudengan kata dari lidah yang kelu

    dengarlah rinainya

    suluk rindu para pencinta

    diserap akar pepohonankuncup di daun-daunjadi embun kehidupan

    Mlati Kidul, 1998

    124 JENTERA TERKASA

  • □ Sajak-sajakMukti Sutarman Espe

    BAHWA PADA AKHIRNYA

    bertahun-tahun menghela perahudi kali-kali

    akhimya kupaham kedalamanrahasia arus

    "bahwa anginlah sebenarnyapenolak buritanlunas penentu haluan."

    dan mengikuti jejak kiambangkukaji sifat airkapan di lubuk kapan di jeramsebelum tiba muaramemasuki teka-teki

    "bahwa pada akhimyasegala pun sampaike laut

    laut!"

    Kudus, 1998

    Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 125

  • KEHILANGAN HUTAN

    kaubangun monumen di keramaiansebuah hutan

    tanpa satwa, pepohonan bahkan rohkesunyian

    lalu dari kubur waktu orang datangmencari riwayat, jejak kakiikon yang tertinggal pada masa lalupada yang bemama kenangan

    tapi mengapa kaulupakan aroma getah?susah payah kuhidupkan kembali rimbadalam ingatan

    aku kehilangan hutan

    tapi mengapa kaulupakan suara liar satwa?susah payah kuhidupkan kembali belantaradalam bayangan

    aku tetap kehilangan hutan

    kaubangun monumen hutancuma monumen hutan

    bukan hutan!

    Kudus, 1998.

    126 JENTERA TERKASA

  • KUDENGAR LAPARMU

    kudengar rasa laparmuwahai, orang pulau terbakarlantaran kita seayah-ibulaparmu pun meremas lambungkulewat jarak dalam desir anginbukalah mulutmu, jiwamu

    kita makan bersama di kesetiaan

    antarinsan

    setiap waktu di laparmu

    kukirim sepiring puisi: nasi bagi sukma letih

    setiap waktu di laparmukukirim nasi

    : puisi bagi perut perih

    kudengar rasa laparmu

    saudaraku!

    Kudus, 1998

    Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 127

  • □ Sajak-sajak Muryana A. Saddys Asmara

    RINDU GELANDANGAN PADA KAMPUNGHALAMAN

    hari-hari kita ikan asin seratus peraksekarang makan besok tidakdi kampung nasi terbuang-buang dicibiri ayamdi perantauan daun pun jadi makanandi kampung ikan segar bahkan kucing bosandi sini ikan sindatan kita perebutkandengan lalat-lalat anjing jalanan

    "O nikmatnya lapar!""betapa indah kemelaratan!"begitulah kita meghibur dirimenjelajah mimpi tiada hentimenggali-gali perigi relung hatimemanggang kemalasan di tunggu hariya, kita sisipkan sejengkal nasibdi ketegangan zamannapas tersengal diburu hutangasap kematian di pahit kopi yang mengkristal"ah, aku tak bisa!" katamu menggerutubegitulah kecengengan selalubikin seteru

    tapi kita sama-sama gelandangantak baik bersitegang memperebutkanasap polusi jalanan di lalu lalang kendaraandi tengah kerinduan kampung halaman

    128 JENTERA TERKASA

  • ya, sepanjang peijalanan menggelandangberkali ulang kita pulang balik ke belakangmasih adakah jejak sesal tertinggal?

    Denpasar, 1996-1997

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 129

  • KASIDAH LAUT

    berbahagialah laut

    yang tak henti bertasbihdalam dawam zikir

    sembahyang sepanjang waktu

    berbahagialah gelombangyang tak henti menariruku' sujud sedalam hati

    berbahagialah ombaktak henti-henti nyanyimentakbirkan jiwa

    laut yang cintaberbahagialah ikan-ikanberenang dalam sembahyangsembahyang dalam gelombang

    berbahagialah pasir

    pesisir lambir debar zikirtasbih tahlil istighfarsuluksuluk lontar

    hati yang nanar

    negeri yang mawar

    Denpasar, 1997

    X30 JENTERA TERKASA

  • SEMBAHYANG RINDU

    bahkan ombak pun menolak membawarinduku padamu

    bersama angin kusembahyangkan dirimentasbihkan daun dan rumputmelambai jauh padamugelora doa di dzikir ombakmentasbikan pasir-pasir

    menghampar sepanjang waktu

    kini baru kutahu

    rindu yang bertahxm kuwiriddi angin malam belum sampai padamu

    seperti ombak pulang balik ke tepiannanya deru dzikirku yang lantang

    seperti pekik pungguk memanggil bulantangisku mengiris lengangmenunggu kau datang

    seperti menangkap bayang

    di bancaran kilau cahayamuyang cerlang

    Denpasar, 1997

    Kumpulan PuisiPenyairJawaTengah 131

  • □ Sajak-sajak Puntadewa

    OTOPSI

    Kubakar buku-buku sastrakuagar engkau lega memandangkudi muka cermin kacamu

    tak perlu aku berserukarena api adalah air matamengalir tak kenal artikekayaan tak perlu dibanggakan

    Kubenamkan suaraku

    agar engkau bebas melibaskudi sumur racunmu

    karena tawa adalah gigi-gigimenggigit tak kenal artisiapa diri sebenamya

    Kucatat kebebasanmu

    agar engkau lupa menyapa dirimudi cermin-cermin yang lainwajahmu selalu berubahkarena waktu adalah sepidiam memanggang angan-anganmayat pun dibedah

    Kudus, 1997

    132 JENTERA TERKASA

  • TRAGBDI HATI

    pro: Bung Prie G.S.

    Kutangkap sesosok setansaat engkau malam-malam hadir mengibarkan benderatiang sunyi kemerdekaan kolusi sahabat

    tak ada iringan lagu merdu dan doa-doa syahdubiar semua tahu

    di hati ini menjelma tragedi

    Kutangkap sesosok setan lainsaat engkau mencoba melirikkan rembulanmalam penuh bintang kedamaiantak ada kunang-kunang berkilaudi makam puisiku teronggok khayalantragedi hati anak tiri

    Kutangkap suara-suara sumbangkeadilan terbuangsampang runyam berbelukar

    di rawa-rawa kejujuran pecundang kematiangelak gagak menyeruakmenemukan bangkai di hati ini di ujung sendiri

    Kudus, 1998

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 133

  • JABOTABEK

    Sepotong ketela kumakan pagi-pagisaat mentari belum menari

    mengiringi embun-embun berlarimencari-cari jati diri

    Seteguk air putih menyapa lidahselamat pagi tuan

    sudahkah bendera kelaparan tuan kibarkanbatu-batu nisan tuan gadaikansemen-semen tuan timbun di gudang kemarahanburuh-buruh kecil tuan beri sayap

    biar terbang seperti debu-debu jalananhinggap di kebun singkongkurus juga badan bertulang kemauandan peluh-peluh berceceran

    di tanah bebatuan

    jika sebatang rokok terbakarasap mengepul tak henti-hentike mana tuan berjalanpabrik-pabrik diam tak menyapapohon-pohon meranggas pucat menunggu ajaldi pinggir jalanmatahari hadir

    Kudus, 1997

    134 JENTERA TERKASA

  • □ Scy'ak-sa/alc Rohadi Moor

    JUMAT KEDUA

    haruskah begini jauh kucari engkauwahai yang bersemayam tanpa jarakdengan nadiku

    Kudus, 1997

    Kunipulan Puisi PenyairJawa Tengah 135

  • EPISODE LELAKI

    seorang lelaki tanpa wajahmelambaikan tangan pada masa depankuyang bermuara pada ketidakpastiangelisah yang membatu

    selanjutnya kupahatkan huruf-hurufdan angka-angka pada setiap tarikan napas(amboi keindahan apakah begini wewangi

    di langit-langit hati

    ataukah cuma fatamorgana)

    seorang lelaki

    mencari-cari selembar wajahnyadi antara lipatan-lipatan waktu

    Kudus, 1997

    136 JEUTERA TERKASA

  • KANAK-KANAK

    ; Bambang Set

    Lihatlah kanak-kanak bermain

    niscaya kau temukan kejujuranserupa angin

    mengalir bersama harapandalam kegembiraan permainansiapa saja bisa menjadi apa sajamaka jangan renggut kebebasannya

    Lihatlah kanak-kanak duduk-duduk di kursi

    bermain-main jadi mentribiarkan mereka beimimpi

    Kudus, 1998

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 137

  • □ Sajak-sajak Rum Akip Kayoman

    Bonjour Madame

    kita selalu memiliki kesempatanmembaca kembali sejarah, menciptakankearifan dari kekeliruan masa lampau.mari ucapkan selamat pagi padasang tokoh nan anggun lagi flamboyan,berapa persen defisit hari ini, berapapersen inflasi, atau berapa mulutyang terpaksa diistirahatkan dari sekadarmakanan proletar, maria antoinette sangbidadari kebun anggur tokoh terkenalbertubuh sintal. kerling genit menghancurkansang raja louis quatorze, prancis meranarakyat lapar bangkit dengan tegar. bastillelambang angkara poranda. mereka serentak bergerak,hancurkan segala tanpa sisa.kita selalu memiliki kesempatanmembaca kembali sejarah. menciptakankearifan dari kekeliruan masa lampau.mari ucapkan selamat pagi padasang tokoh. berapa persen lagikah kenaikanharga, sebelum akhimya rakyat lapar bangkitdengan tegar.

    Mlati Kidul, 98

    138 JENTERA TERKASA

  • Seandainya

    seandainya angin jangan ciptakanaku menjadi badai

    seandainya badai jangan ciptakanaku menjadi gelombangseandainya gelombang jangan ciptakanaku menjadi mendungseandainya mendimg jangan ciptakanaku jadi petir

    seandainya petir jangan ciptakanaku jadi api

    seandainya api jangan ciptakanaku jadi berhala

    sebab,

    telah begitu banyak berhala yang

    mereka sembah

    Mlati Kidul, 98

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 139

  • Sketsa Air

    pada arus air jiwakuterpaku dalam gulitakeperkasaan melayang pergientah ke mana bulan sembunyi

    tak usah bertanya mengapa

    badai ini kian menggilabahtera kita terlalu kecil

    bagi harapan dan masa keemasantak usah tengok ladang di pesisirtapi mendekatlah...walau sekadar berdiang

    pada kering tenggorokan

    Mlati Kidul, 1998

    140 JENTERA TERKASA

  • □ Sajak-sajak Sunardi K.S.

    STATBMEN

    berjanjilah kepada langitagar laut tak senantiasa surutikan-ikan biarlah leluasa berenangmatahari masih setia mengirim sinarlewat sela mega dan atap perahumuyang berlubang karena tua

    ke mana perjalananangin telah bebas menimjukkan arahasal kau tetap waspada menjaga tiang layarmenyiasati hantaman ombak

    di sanalah cakrawala

    tujuan semestinya kita

    Kumf)ulan Puisi Penyair Jawa Tengah 141

  • KALUT (2)

    (sungai-sungai bumpatgot-got sekarat)

    di sini

    kau rindukan laut

    penampung kesumatatau rindu akan kasih sayangmu sendiriyang terendapdengar, dengarlah bisik angindi musim pancarobakau simpan gelombang dalam karangkau simpan anginyang m6nyusup-nyusup hutanmematahkan ranting

    (kau tetap setiadi menaramu yang sepitapi yang kau rasakankeriuhan hati

    di dermaga

    kapal-kapal datangkapal-kapal pergitapi kau telah kehilangan semangatmenenggelamkan kapal-kapalmu sendiripada lautan hatimu)

    . . ̂ JENTERA TERKASA142

  • KITA BAKARI SENDIRI JERAMI-JERAMI

    kita bakari sendiri

    jerami-jerami milik kita

    sehabis panentetapi angin kencang datang tiba-tibakita kuwalahan

    api menjalar

    ke sawah-sawah sebelah

    yang bukan milik kita

    menjilat pula ke dada-dada kita

    sawah kita jadi hangusapi yang tampaknya segera padammasih menyimpan bara

    abu-abunya ditiup angin kencangmuka-muka kiat menghitam

    kita bakari sendiri

    jerami-jerami kita

    tapi masih beruntimgsawah-sawah ini tak menjadi retak-retakdan keras

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 143

  • □ Sajak-sajakYudhiMs

    GERIMIS MALAM

    gerimis runcing bertebarmelukai atap seng dan pengap kamarkau dan gelap terasingkan cuacamenggigir hati oleh kilas kisah lamaperadaban lemah cahaya

    gerimis itu menggiris malammumenyebar aroma bimga ielayumenggemakan senyap tahlilyang menggiring usungan cekatilbagi sebuah sajak tak terambil

    lalu menyelinap takut dan sesaldi antara selimut dan bantal"mengapa begitu cepatmengapa sebelum sempat"

    Kudus, 1997

    144 JENTERA TERKASA

  • SUNGAI

    merenangi sungai bersama limbah dan

    sampah, hanyut batinmu terseret ke arah

    samudra, tempat bermuara segalakeriuhan orkhestra dunia

    akan hal hulu, muasal sungai itu, takterlintas di kepalamu karena di sanatak lagi menarik gemericik bening airdan keheningan batu, itu pun harusditempuh dengan melawan arusyang sewaktu-waktu menelan-menelanjangijiwamu

    Kudus, 1995

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 145

  • KU INGIN

    ku ingin bentang sajadah seluas lautansetelah sia-sia tenggelam

    di limbah peradaban

    ku ingin sujud serunduk mmputsetelah sia-sia terhanyut

    lumpur kehinaan berkabut

    kuingin apungkan imansemesra pelangi berpendaranmenggapai kesejatian Kasih-Sayangagar damai merasuki ladang kehidupan

    Kudus, 1997

    146 JENTERA TERKASA

  • Sajak-Sajak

    PENYAIR PEKALONGAN

    147

  • □ Sajak-sajak Ahmad Marzuki

    Hujan

    Hujan semalaman menyegarKepengapan hidup seharianRumput teki mendongakmenggapai langitBasahan air memoles daun-daun bunga nona makan sirihyang lama menahan dahagasengatan surya tengah hariyang tak terhalang gumpalan awan

    Sepasang burung Cici berjingkatdari dahan ke dahansebentar terbang berkejaranmenembus cerah pagi

    Hujan semalaman menyejuk hatiAkankah kegundahan sima meresapbersama basuhan ke perut bumi

    148 JENTERA TERKASA

  • Terdakwa

    Sang terdakwa duduk di kursi tak berkaki

    Ketukan palu mendebam di meja hakimpertanda pendewaan dimulai

    Rentetan dakwaan ditembakkan dari lobang-lobang kekuasaanTulisan Saudara

    ya tulisan Saudara di koran telah menggoncang tahtadewa-dewa di kahyanganTangan-tangan menolakBukan sayaSaya hanya menerima instruksi hatikalau begitu hati di penjaraSebentar

    Ingsim nampi dawuh saka kamakalau begitu telinga di penjaraBegini

    Saya diperintah mulutKalau begitu mulut di penjaraNanti dulu

    Aku hanya diajak kakiIho

    Mengapa kalian tak ada serasi

    Mengapa kalian saling menghindar diriOh tidak

    Kami hanya beda pendapat

    Sidang memutuskan

    tulisan dan ucapan Saudara mengganggu kententramankemapanan

    kelanggengan tahta dewa-dewa

    Demi ketenangan masyarakat marcapada

    Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 149

  • Saudara

    Ya Saudara

    harus dihentikan dari segala kegiatantermasuk kegiatan pemapasan

    •|^5Q JENTERA TERKASA

  • Kasih Ibu

    Angan menelusur sepanjang relAngan menjelajah pojok kotaAngan memeluk matahari dan bulan

    Perempuan malam bergincu birumembuka kisah kasih palsu

    Perempuan mole