18
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI O MANGUNHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL ILMIAH Oleh: Nama : Tuti Hartati NPM : 4011029 Prodi : Pendidikan Matematika Dosen Pembimbing : 1. Dr. Fadli, M.Pd. 2. Dona Ningrum, M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel -eke.docx · Web viewPopulasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri O Mangunharjo tahun pelajaran 2015/2016

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel -eke.docx · Web viewPopulasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri O Mangunharjo tahun pelajaran 2015/2016

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA

KELAS VII SMP NEGERI O MANGUNHARJOTAHUN PELAJARAN 2015/2016

ARTIKEL ILMIAH

Oleh:

Nama : Tuti HartatiNPM : 4011029Prodi : Pendidikan MatematikaDosen Pembimbing : 1. Dr. Fadli, M.Pd.

2. Dona Ningrum, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAJURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

( STKIP-PGRI ) LUBUKLINGGAU2016

Page 2: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel -eke.docx · Web viewPopulasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri O Mangunharjo tahun pelajaran 2015/2016

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA

KELAS VII SMP NEGERI O MANGUNHARJOTAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh Tuti Hartati 1, Fadli 2, Dona Ningrum3

ABSTRAK

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri O Mangunharjo tahun pelajaran 2015/2016 setelah diterapkan model Problem Based Learning (PBL). Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu atau quasi eksperimen dengan desain penelitian berbentuk pre-test and post-test group. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri O Mangunharjo tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 186 siswa, dan sebagai sampelnya adalah kelas VII.b yang diambil secara random. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes. Nilai rata-rata siswa untuk kelas yang diajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) sebesar 82,13. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan

uji-t pada taraf signifikan α=0 , 05 . Berdasarkan hasil perhitungann uju-t, diperoleh thit = 2,88> 1,697. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri O Mangunharjo tahun pelajaran 2015/2016 setelah diterapkan model Problem Based Learning (PBL) secara signifikan tuntas.

Kata kunci: Model Problem Based Learning (PBL), Hasil Belajar, Matematika.

PENDAHULUAN

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran dasar pada setiap jenjang

pendidikan formal yang memegang peran penting. Matematika merupakan alat yang

dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi untuk menjadi

studi ataupun pemecahan masalah. Guru merupakan pihak yang berhubungan langsung

dengan siswa. Sehingga dalam memberikan evaluasi diharapkan lebih akurat, objektif,

dan mengoptimalkan hasil belajar.

Page 3: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel -eke.docx · Web viewPopulasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri O Mangunharjo tahun pelajaran 2015/2016

Menurut Suprijono (2009:5), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Sedangkan menurut

Dimyati dan Mudjiono (2006:3), hasil belajar merupakan hasil interaksi tindak belajar

dan tindak mengajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotorik siswa yang dicapai setelah adanya

pengalaman dan kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 24 april 2015 yang dilakukan oleh

peneliti pada salah satu guru matematika di SMP Negeri O Mangunharjo mengatakan

bahwa metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah

metode ceramah. Ada beberapa masalah dihadapi oleh siswa yaitu: 1) siswa kurang

keberanian dalam mengungkapkan pendapat; 2) kebanyakan pasif di kelas dan hanya

menjadi penonton; 3) tidak ada umpan balik antara siswa dan guru sehingga siswa

kurang aktif.

Hasil belajar siswa masih tergolong rendah hal ini terlihat dari nilai ulangan

harian yang diperoleh siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

yang ditetapkan oleh sekolah itu yaitu 75. Berdasarkan informasi dari guru matematika

SMP Negeri O Mangunharjo bahwa ulangan harian matematika siswa pada pada

pembelajaran matematika siswa kelas VII yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) 73 siswa atau 39,25% dari 186 siswa dan siswa yang belum mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal 113 siswa atau 60,75% dari 186 siswa.

Melihat permasalahan masih rendahnya hasil belajar siswa dan kemampuan

siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada pelajaran matematika, maka salah satu

Page 4: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel -eke.docx · Web viewPopulasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri O Mangunharjo tahun pelajaran 2015/2016

upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melaksanakan

pembelajaran yang membuat siswa dapat berperan aktif sehingga materi matematika

yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh siswa. Salah satu

metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajak siswa berperan aktif

dalam pembelajaran adalah model Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran

berbasis masalah.

Model Problem Based Learning (PBL) merupakan model pelajaran yang

menuntut siswa aktif, mandiri dan dapat menyelesaikan permasalahan matematika

yang berkatan dengan kehidupan sehari-hari. Model Problem Based Laerning (PBL)

merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi

ajar dengan situasi dunia nyata siswa, yang mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan para siswa

sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dari konsep ini diharapkan hasil belajar

akan meningkat dan bermakna. Proses pembelajaran akan berlangsung secara alamiah

dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan sekedar transfer

pengetahuan dari guru ke siswa.

Melalui model Problem Based Learning (PBL) tersebut diharapkan siswa

mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dan bagaimana mencapai hasil belajar

yang maksimal. Diharapkan yang dipelajari siswa berguna bagi hidupnya. Dengan

demikian siswa akan memposisikan dirinya sebagai pihak yang memerlukan bekal

untuk hidupnya nanti.

Page 5: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel -eke.docx · Web viewPopulasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri O Mangunharjo tahun pelajaran 2015/2016

LANDASAN TEORI

Menurut Jauhar (2011:88), model Problem Based Learning (PBL) atau

pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa

mengembangkan kemampuan berpikir, memecahkan masalah, dan keterampilan

intelektual; belajar peranan orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman

nyata atau simulasi; serta menjadi pelajar mandiri.

Sedangkan menurut Uno dan Nurdin (2013:112), Problem Based Learning

(PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah pendekatan pembelajaran yang yang

menggunakan masalah autentik sebagai sumber belajar, sehingga siswa dilatih berpikir

tingkat tinggi dan mengembangkan kepribadian lewat masalah dalam kehidupan

sehari-hari.

Menurut Rusman (2014:245), model Problem Based Learning (PBL)

merupakan suatu rangkaian pendekatan kegiatan belajar yang diharapkan dapat

memberdayakan siswa untuk menjadi seseorang individu yang mandiri dan mampu

menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya dikemudian hari.

Langkah-langkah model Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut:

1) orientasi siswa kepada masalah; guru meminta pada siswa untuk memperhatikan

suatu kasus di LKS; 2) mengorganisasikan siswa untuk belajar; guru memberikan

petunjuk pada siswa untuk mengerjakan LKS dan mengarahkan siswa untuk

bekerjasama dalam menyelesaikan masalah yang terdapat pada LKS; 3) membimbing

penyelidikan kelompok; guru membimbing siswa untuk menyelesaikan masalah yang

di berikan dengan cara berkeliling mengamati pekerjaan siswa dan senantiasa

Page 6: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel -eke.docx · Web viewPopulasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri O Mangunharjo tahun pelajaran 2015/2016

mengajukan pertanyaan yang membuat siswa berfikir tentang masalah yang disediakan

untuk menggali apa yang difikirkan siswa; 4) mengembangkan dan menyajikan hasil

karya; guru meminta perwakilan tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil

diskusinya dan memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menanggapi; 5)

menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah; guru membantu siswa

mengkaji ulang proses atau hasil pemecahan masalah dan memberikan penjelasan

mengenai hal yang berbeda antar kelompok.

Metode Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka jenis penelitian ini adalah

eksperimen semu atau quasi eksperimen. Eksperimen semu atau quasi eksperimen

disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti

cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu.

Desain penelitian berbentuk pre-test and post-test group. Di dalam desain ini observasi

dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen.

Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen disebut pre-test, dan observasi sesudah

eksperimen disebut post-test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas VII SMP Negeri O Mangunharjo tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah

186 siswa, sebagai sampel adalah kelas VII. b sebagai kelas eksperimen yang

diberikan perlakuan dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Tes

yang digunakan adalah tes berbentuk soal uraian sebanyak 6 soal. Tes dalam penelitian

Page 7: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel -eke.docx · Web viewPopulasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri O Mangunharjo tahun pelajaran 2015/2016

ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) materi

yang diajarkan. Teknis analis data dalam penelitian adalah uji-t, karena data

berdistribusi normal.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri O Mangunharjo Tahun Pelajaran

2015/2016, dimulai dari tanggal 21 September sampai dengan 21 Oktober 2015.

Dalam pelaksanaannya, peneliti melakukan lima kali pertemuan yaitu dengan rincian

satu kali pemberian pre-test, tiga kali mengadakan pembelajaran dengan model

Problem Based Learning (PBL) dan satu kali pemberian post-test.

Kemampuan awal siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan

yang dimiliki siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan model Problem Based

Learning (PBL). Pemberian pre-test dilaksanakan pada pertemuan pertama tanggal 26

September 2015 dan diikuti oleh 31 siswa. Pelaksanaan pre-test ini berfungsi untuk

mengetahui kemampuan awal tentang suatu materi atau topik sebelum diberi

perlakuan. Soal yang digunakan berbentuk essay yang terdiri dari enam soal.

Untuk rekapitulasi hasil perhitungan nilai rata-rata dan simpangan baku pre-test

dalam lampiran C yang dapat dilahat pada tabel 1:

Tabel 1Rekapitulasi Data Hasil Pre-test

No Kelas N x S

1 Eksperimen 31 19,32 13,28

Page 8: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel -eke.docx · Web viewPopulasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri O Mangunharjo tahun pelajaran 2015/2016

Dari hasil perhitungan data pre-test , dapat dikemukakan bahwa tidak ada

satupun siswa yang tuntas atau mendapat nilai ≥ 75 dan sebanyak 31 siswa mendapat

nilai < 75 atau tidak tuntas. Nilai terbesar 50 dan nilai terkecil 4 jadi rentang nilainya

adalah 46, rata-rata (x) nilai secara keseluruhan yaitu 19,32 dan simpangan baku (s)

yaitu 13,28. Ketuntasan yang dicapai yaitu 0%, jadi dari tes yang dilakukan nilai

ketuntasan siswa belum tercapai. Hasil analisis ini masih tergolong rendah disebabkan

siswa belum mendapatkan materi operasi bentuk aljabar sebelumnya. Jadi, secara

deskriptif dapat dikatakan bahwa kemampuan awal siswa sebelum diterapkan model

Problem Based Learning (PBL) ini adalah belum tuntas karena nilai rata-ratanya

kurang dari 75 (x < 75).

Kemampuan akhir siswa dalam penguasaan materi operasi bentuk aljabar

merupakan hasil belajar setelah mengikuti proses pembelajaran menggunakan model

Problem Based Learning (PBL). Data mengenai kemampuan akhir siswa diperoleh

melalui post-test. Post-test ini dilakukan pada pertemuan terakhir yaitu pertemuan

kelima pada tanggal 15 Oktober 2014. Soal tes yang digunakan berbentuk essay yang

terdiri dari enam soal.

Tabel 2Rekapitulasi Data Hasil Post-test

No Kelas N x S

1 Eksperimen 31 82,00 13,55

Berdasarkan hasil perhitungan data post-test (lampiran C), dapat dikemukakan

bahwa siswa yang tuntas atau mendapat nilai ≥ 75 sebanyak 23 siswa (74,19%) dan

yang tidak tuntas atau mendapat nilai < 75 sebanyak 8 siswa (25,81%). Nilai terbesar

100 dan nilai terendah 47, rata-rata (x) nilai secara keseluruhan 82,00 dan simpangan

Page 9: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel -eke.docx · Web viewPopulasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri O Mangunharjo tahun pelajaran 2015/2016

baku (s) yaitu 13,55. Jadi, secara deskriptif dapat dikatakan bahwa kemampuan akhir

siswa setelah diterapkan model Problem Based Learning (PBL) ini adalah termasuk

kategori tuntas karena nilai rata-ratanya lebih dari 75 (x > 75).

Pembahasan

Sebelum diberikan perlakuan menggunakan model Problem Based Learning

(PBL) terlebih dahulu siswa diberikan tes awal (pre-test) untuk mengetahui

kemampuan awal siswa dan didapatkan rata-rata adalah 19,32. Hal ini disebabkan

peneliti belum menerapkan model Problem Based Learning (PBL).

pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL) selama 3

kali pertemuan dimana satu kali pertemuan terdiri 2 x 40 menit. Pembelajaran

mengunakan model Problem based Learning (PBL) yang menggunakan masalah dunia

nyata sebagai suatu konteks pembelajaran sehingga siswa lebih tertarik untuk

memecahkan manyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru. Hal ini menyebabkan

siswa lebih banyak senang memecahkan masalah. Oleh karena itu keterampilan siswa

memecahkan masalah semakin meningkat.

Pembelajaran dengan bantuan Lembar Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS

dalam model Problem Based Learning (PBL) dapat membantu dalam penyampaian

permasalahan kepada siswa serta member gambaran mengenai objek yang mewakili

suatu masalah sesuai dengan perkembangan siswa. Kelebihan LKS adalah dapat

menarik perhatian siswa karena LKS dibuat semenarik mungkin. Dalam pembelajaran

ini siswa belajar secara berkelompok, kelompok dibagi secara heterogen.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan

kelompoknya. Saat diskusi kelompok siswa harus aktif mencari informasi,

Page 10: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel -eke.docx · Web viewPopulasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri O Mangunharjo tahun pelajaran 2015/2016

mengkontruk sebuah pengetahuan baru sesuai pengetahuan yang telah dimiliki

sebelumnya. Pada saat siswa melakukan diskusi guru memberikan bantuan baik secara

individual maupun kelompok untuk membantu dalam pemecahan masalah. Setelah

diskusi guru memberikan kesempatan kepada tiap-tiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil karyanya di depan kelas. Dari hasil pemecahan masalah dan

diskusi yang siswa lakukan siswa dapat menarik kesimpulan.

Pada pertemuan pertama siswa kebingungan dengan model pembelajaran yang

diterapkan namun pada pertemuan selanjutnya siswa dapat menyesuikan diri dengan

model pembelajaran yang diterapkan. Siswa harus aktif dan kreatif dalam

mendapatkan pemahaman tentang materi yang dipelajari. Peran guru juga tetap dalam

membimbing siswa. Dalam hal ini siswa sebagai pusat pembelajaran dan guru sebagasi

fasilitator. Pada pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL)

siswa sangat antusia mengikuti pembelajaran, hal tersebut dikarenakan siswa belum

pernah mendapat pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) selain

itu juga siswa tertarik pada LKS.

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa hasil belajar siswa yang

menggunakan model Problem Based Learning (PBL) memenuhi Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM). KKM yang ditetapkan SMP Negeri O Mangunharjo ini adalah 75.

Dapat terlihat bahwa siswa mengerjakan soal dengan cara mereka sendiri ini

menunjukkan bahwa siswa dapat merumuskan masalah dan menyelesaikan masalah

tersebut. Dengan terbiasanya siswa memecahkan masalah membuat siswa mudah

untuk mengerjakan soal-soal yang ada dan mengakibatkan hasil belajar siswa

meningkat.

Page 11: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel -eke.docx · Web viewPopulasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri O Mangunharjo tahun pelajaran 2015/2016

Setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model Problem Based

Learning (PBL) diberikan tes akhir (post-test) sebagai ntolak ukur keberhasilan

pembelajaran. Tes akhir dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2015. Berdasarkan

hasil post-test diperoleh nilai rata-rata adalah 82,00. Setelah dilakukan uji-t

menghasilkan bahwa t hitung> ttabel (2,88>1,697 ). Ini membuktikan bahwa hipotesis

dalam penelitian ini diterima.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

matematika siswa kelas VIII SMP Negeri O Mangunharjo tahun ajaran 2015/2016

setelah diterapkan model Problem Based Learning (PBL) secara signifikan tuntas.

Rata-rata hasil belajar siswa setelah diterapkan model Problem Based Learning (PBL)

sebesar 82,00 dan persentase jumlah siswa yang tuntas sebanyak 74,19%. Kesimpulan

tersebut diperoleh dari data yang dianalisis menggunakan uji hipotesis pada taraf

signifikan ɑ=¿0.05 dan dk = 30menunjukkan nilai thitung 2,88 > ttabel 1,697 maka H0 tolak

Ha terima.

Daftar Pustaka

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Jauhar, M. 2011. Implementasi PAIKEM dari Behavioristik Sampai Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 12: mahasiswa.mipastkipllg.commahasiswa.mipastkipllg.com/repository/artikel -eke.docx · Web viewPopulasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri O Mangunharjo tahun pelajaran 2015/2016

Uno, Hamzah dan Nurdin Mohamad. 2013. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: Bumi Aksara