34
ISTILAH ISTILAH DEFINISI TEORI Berikut ini beberapa pengertian yang diungkapkan oleh ahli mengenai apakah “teori”. Pendapat-pendapat tersebut, adalah: a.KERLINGER (1973, dalam Nazir, 2005: 19) teori adalah sekumpulan konsep, definisi, dan proposisi yang saling kait mengkait yang menghadirkan suatu tinjauan secara sistematis atas fenomena yang ada dengan menunjuk secara spesifik hubungan-hubungan antara variabel-variabel yang terkait dalam fenomena, dengan tujuan memberikan penjelasan dan prediksi atas fenomena tersebut. b.GIBBS (1972) mendefinisikan teori sebagai suatu kumpulan pernyataan yang mempunyai kaitan logis, merupakan cermin dari kenyataan yang ada tentang sifat-sifat atau ciri-ciri suatu kelas, peristiwa atau suatu benda.c.JONATHAN H.TURNER mendefinisikan teori adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi.d.LITTLEJOHN & KAREN FOSS mendefinisikan teori merupakan sebuah sistem konsep yang abstrak dan hubungan-hubungan konsep tersebut yang membantu kita untuk memahami sebuah fenomena. e.NAZIR mendefinisikan teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa atau kejadian.f.CALVIN S. HALL & GARDNER LINZEY mendefinisikan teori adalah hipotesis (dugaan sementara) yang belum terbukti atau

ISTILAH ISTILAH

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ISTILAH ISTILAH

ISTILAH ISTILAH

DEFINISI TEORI

Berikut ini beberapa pengertian yang diungkapkan oleh ahli mengenai apakah “teori”. Pendapat-

pendapat tersebut, adalah: a.KERLINGER (1973, dalam Nazir, 2005: 19) teori adalah

sekumpulan konsep, definisi, dan proposisi yang saling kait mengkait yang menghadirkan suatu

tinjauan secara sistematis atas fenomena yang ada dengan menunjuk secara spesifik hubungan-

hubungan antara variabel-variabel yang terkait dalam fenomena, dengan tujuan memberikan

penjelasan dan prediksi atas fenomena tersebut.

b.GIBBS (1972) mendefinisikan teori sebagai suatu kumpulan pernyataan yang mempunyai

kaitan logis, merupakan cermin dari kenyataan yang ada tentang sifat-sifat atau ciri-ciri suatu

kelas, peristiwa atau suatu benda.c.JONATHAN H.TURNER mendefinisikan teori adalah

sebuah proses mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan bagaimana dan

mengapa suatu peristiwa terjadi.d.LITTLEJOHN & KAREN FOSS mendefinisikan teori

merupakan sebuah sistem konsep yang abstrak dan hubungan-hubungan konsep tersebut yang

membantu kita untuk memahami sebuah fenomena.

e.NAZIR mendefinisikan teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai

suatu peristiwa atau kejadian.f.CALVIN S. HALL & GARDNER LINZEY mendefinisikan teori

adalah hipotesis (dugaan sementara) yang belum terbukti atau spekulasi tentang kenyataan yang

belum diketahui secara pasti.g.KING mendefinisikan teori adalah sekumpulan konsep yang

ketika dijelaskan memiliki hubungan dan dapat diamati dalam dunia nyata. h.MANNING

mendefinisikan teori adalah seperangkat asumsi dan kesimpulan logis yang mengaitkan

seperangkat variabel satu sama lain. Teori akan menghasilkan ramalan-ramalan yang dapat

dibandingkan dengan pola-pola yang diamati.

i.STEVENS mendefinisikan teori adalah suatu pernyataan yang isinya menyebabkan atau

mengkarakteristikkan beberapa fenomena. j.FAWCETT mendefinisikan teori adalah suatu

deskripsi fenomena tertentu, suatu penjelasan tentang hubungan antar fenomena atau ramalan

tentang sebab akibat satu fenomena pada fenomena yang lain. k.TRAVERS mendefinisikan a

theory consist of generalizations intended to explain phenomena and that the generalizations

must be predictive. Teori terdiri dari generalisasi yang dimaksudkan untuk menjelaskan dan

Page 2: ISTILAH ISTILAH

memprediksi sebuah fenomena. l.EMORY – COOPER mendefinisikan teori merupakan suatu

kumpulan konsep, definisi, proposisi, dan variable yang berkaitan satu sama lain secara

sistematis dan telah digeneralisasikan, sehingga dapat menjelaskan dan memprediksi suatu

fenomena (fakta-fakta) tertentu. m.SUKMADINATA (1999: 17) menyatakan bahwa “teori

merupakan suatu set atau sistem pernyataan (a set of statement) yang menjelaskan serangkaian

hal”. Teorimerupakan abstraksi dari pengetahuan pengertian atau hubungan dari proporsi atau

dalil.

Secara umum, teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya

hubungan di antara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena.

Sehingga bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk

mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk melakukan beberapa tindakan

selanjutnya.

Tiga hal yang perlu diperhatikan jika kita ingin mengenal lebih lanjut tentang teori adalah:

1.Teori merupakan suatu proporsi yang terdiri dari konstrak yang sudah didefinisikan secara luas

sesuai dengan hubungan unsur-unsur dalam proporsi tersebut secara jelas

2.Teori menjelaskan hubungan antar variable sehingga pandangan yang sistematik dari fenomena

yang diterangkan variabel-variabel tersebut dapat jelas

3.Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variabel yang saling

berhubungan.

MODEL

Berikut ini pengertian dari model yang diungkapkan oleh beberapa ahli. Model adalah pola

(contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan (Departemen P dan K,

1984:75). Sementara itu, Simarmata (1983: ix-xii), menyebutkan model adalah abstraksi dari

sistem sebenarnya, dalam gambaran yang lebih sederhana serta mempunyai tingkat prosentase

yang bersifat menyeluruh, atau model adalah abstraksi dari realitas dengan hanya memusatkan

perhatian pada beberapa sifat dari kehidupan sebenarnya.

PARADIGMA

Page 3: ISTILAH ISTILAH

Menurut Thomas Kuhn mendefinisikan paradigma sebagai “Praktek yang mendefinisikan

disiplin ilmiah pada beberapa poin dalam waktu.” Paradigma dalam pemikiran Thomas Kuhn

adalah sesuatu yang berdasar budaya dan peluang. Sebagai contoh: Seorang ilmuan pengobatan

Cina, dengan ilmu yang mendalam mengenai pengobatan timur, akan memiliki pandangan

pemikiran yang berbeda daripada pemikiran seorang peneliti dari barat.

(http://www.filsafatilmu.com/artikel/pengertian/paradigma-thomas-kuhn, Diundu Selasa, 20

Maret 2012).

Denzin & Lincoln (1994:105) mendefinisikan paradigma sebagai: “Basic belief system or

worldview that guides the investigator, not only in choices of method but in ontologically and

epistomologically fundamental ways” Pengertian tersebut mengandung makna paradigma adalah

sistem keyakinan dasar atau cara memandang dunia yang membimbing peneliti tidak hanya

dalam memilih metode tetapi juga cara-cara fundamental yang bersifat ontologis dan

epistomologis.

Menurut Guba (1990:18) menyatakan suatu paradigma dapat dicirikan oleh respon terhadap tiga

pertanyaan mendasar yaitu pertanyaan ontologi, epistomologi, dan metodologi. a) Ontological:

Apakah hakikat dari sesuatu yang dapat diketahui? Atau apakah hakikat dari realitas? Secara

lebih sederhana, ontologi dapat dikatakan mempertanyakan tentang hakikat suatu realitas, atau

lebih konkret lagi, ontologi mempertanyakan hakikat suatu fenomena. b) Epistomological:

Apakah hakikat hubungan antara yang ingin mengetahui (peneliti) dengan apa yang dapat

diketahui? Secara lebih sederhana dapat dikatakan epistomologi mempertanyakan mengapa

peneliti ingin mengetahui realitas, atau lebih konkret lagi epistomologi mempertanyakan

mengapa suatu fenomena terjadi atau dapat terjadi? C) Methodological: Bagaimana cara peneliti

menemukan pengetahuan? Secara lebih sederhana dapat dikatakan metodologi mempertanyakan

bagaimana cara peneliti menemukan pengetahuan, atau lebih konkret lagi metodologi

mempertanyakan cara atau metoda apa yang digunakan oleh peneliti untuk menemukan

pengetahuan? (http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/, 20-03-2012).

Paradigma adalah kumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir seseorang sebagai titik tolak

pandangannya sehingga akan membentuk citra subjektif seseorang – mengenai realita – dan

akhirnya akan menentukan bagaimana seseorang menanggapi realita itu.

POSTULAT

Page 4: ISTILAH ISTILAH

Asumsi yang menjadi pangkal dalil yang dianggap benar tanpa perlu membuktikannya;

anggapan dasar adalah pernyataan matematika yang disepakati benar tanpa pembuktian. Contoh:

Dalam geometri: setiap garis paling sedikit berisi dua titik berbeda.

Postulat adalah pernyataan yang dibuat untuk mendukung sebuah teori tanpa dapat dibuktikan

kebenarannya. Contohnya adalah postulat Einstein dalam relativitas khusus tentang kecepatan

cahaya.

Seperti telah dijelaskan bahwa postulat atau patokan pikir itu adalah “suatu keterangan yang

benar”, yang kebenarannya itu dapat diterima tanpa harus diuji atau dibuktikan lebih lanjut,

digunakan untuk menurunkan keterangan lain sebagai landasan awal untuk menarik suatu

kesimpulan.

Postulat-postulat adalah bersifat tidak butuh pada pembuktian, misalnya “kemustahilan dua hal

yang kontradiktif.” Berikut, 8 prinsip dalam postulat:

1.Prinsip Kausalitas adalah keyakinan bahwa setiap kejadian mempunyai sebab dan dalam situasi

yang sama, sebab yang sama menimbulkan efek yang sama.

2.Prinsip Prediktif Uniformatif mengatakan bahwa sekelompok kejadian akan menunjukkan

derajat hubungan di antara mereka di kemudian hari sama dengan apa yang mereka perlihatkan

pada masa yang lalu atau sekarang.

3.Prinsip Objektivitas mengharuskan si penyelidik untuk bersikap tidak memihak mengenai

berbagai data di hadapannya. Fakta-fakta harus dapat dihayati dengan cara yang sama

sebagaimana yang dilakukan oleh orang normal. Maksud dari sikap ini adalah untuk

menghilangkan berbagai unsur subjektif dan pribadi sedapat mungkin dan memusatkan perhatian

kepada hal yang sedang dipelajari.

4.Prinsip Empirisme mendorong si penyelidik untuk menganggap bahwa kesan dari indranya

dapat dipercaya dan bahwa ia dapat mengkonsep kebenaran dengan menunjukkan fakta-fakta

yang telah dialaminya. Pengetahuan adalah hasil dari pengamatan, pengalaman, dan eksperimen

dan semua itu bertentangan dengan otoritas, intuisi atau pikiran sadar.

5.Prinsip Kehematan atau parsimony mengatakan bahwa oleh karena banyak hal yang sama

seseorang memilih keterangan yang paling sederhada dan menganggapnya sebagai yang paling

benar. Prinsip ini mengekangadanya keruwetan yang tidak perlu. Ia mengingatkan kita terhadap

keterangan yang berbelit-belit. Prinsip ini biasanya disebut “pisau cuk Occam” untuk

Page 5: ISTILAH ISTILAH

mengingatkan kita kepada William of Occam, seorang filsuf Inggris pada abad ke-14 yang

mengatakan bahwa kesatuan tidak boleh digandakan lebih daripada yang diperlukan (entities

should not be multiplied beyond necessary).

6.Prinsip Isolasi atau segregation menghendaki agar fenomena yang diselidiki itu dipisahkan dari

yang lain sehingga dapat diselidiki sendiri.

7.Prinsip Kontrol mengatakan bahwa kontrol adalah sangat perlu, khususnya untuk melakukan

eksperimen. Tanpa kontrol, banyak faktor yang berbeda-beda pada waktu yang sama, dan

ekperimen tidak dapat diulang. Jika keadaan berubah waktu eksperimen dilakukan, hasilnya

mungkin tidak benar.

8.Prinsip Pengukuran yang Pasti atau exact measurement prinsip ini menghendaki agar berbagai

hasil penyelidikan dapat dijelaskan secara kuantitatif atau matematik. Ini adalah tujuan ilmu

fisika yang memerlukan berbagai ukuran objektif yang dapat diteliti kebenarannya.

(http://romauliferonica.blogspot.com, 20 Maret 2012).

ASUMSI

Dalam KBBI (2005, 101), asumsi berarti anggapan; dugaan; pikiran; mengasumsikan v

menduga; memperkirakan; memperhitungkan; meramalkan. Asumsi adalah beberapa pernyataan

sebagai bagian mendasar dari alasan. Asumsi adalah anggapan; dugaan; pikiran yang dianggap

benar untuk sementara, sebelum ada kepastian.

Contoh: Ketika kita kuliah, kita berasumsi bahwa memiliki gelar nanti akan membuat kita lebih

mudah mendapatkan kerja (tapi belum tentu juga kan).

PROPOSISI

Menurut Bintang Sitepu (2012), proposisi adalah sekumpulan konsep yang memiliki makna yang

lengkap. Proposisi ialah kalimat logika yang merupakan pernyataan tentang hubungan antara dua

atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah. Dengan kata lain, proposisi sebagai

pernyataan yang di dalamnya manusia mengakui atau mengingkari sesuatu tentang sesuatu yang

lain.

Proposisi berarti pernyataan tentang realitas yang dapat dievaluasi apakah benar atau salah.

Page 6: ISTILAH ISTILAH

Apabila kita mengatakan “banyaknya uang menentukan kebahagiaan seseorang”, ini merupakan

suatu proposisi.Perhatikan bahwa di dalam proposisi ini ada beberapa konsep seperti ‘uang’ dan

‘kebahagiaan’. Itu berarti, kumpulan dari konsep membentuk proposisi (Buku Metode Penelitan:

Edisi Revisi, 2007:84, pengarang Ronny kountur, D.M.S, Ph.D., Penerbit PPM:Jakarta)

HUKUM

Dalam KKBI (2005: 531) hukum berarti n 1 peraturan yg dibuat oleh penguasa (pemerintah) atau

adat yang berlaku bagi semua orang dalam suatu masyarakat (negara); 2 undang-undang,

peraturan, dsb untuk mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat; 3 patokan (kaidah, ketentuan)

mengenai suatu peristiwa (alam dsb) yang tertentu; 4 keputusan (pertimbangan) yang ditetapkan

oleh hakim (dalam pengadilan); vonis.

Menurut Daliyo, dkk, (1989: 30), hukum pada dasarnya adalah (1) peraturan tingkah laku

manusia, (2) yang diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib, (3) yang bersifat memaksa,

harus dipatuhi, (4) dan memberikan sanksi tegas bagi pelanggar peraturan tersebut (sanksi itu

pasti dan dapat dirasakan nyata bagi yang bersangkutan). Hukum objektif adalah peraturan-

peraturan yang mengatur hubungan antara sesama anggota masyarakat. Dari sini berkembang

pengertian (1) hubungan hukum, yaitu hubungan antar sesama anggota masyarakat yang diatur

oleh hukum, dan (2) subjek hukum, yaitu masing-masing anggota masyarakat yang saling

mengadakan hubungan hukum.

Menurut R. Soeroso, definisi hukum secara umum, adalah himpunan peraturan yang dibuat oleh

yang berwenang dengan tujuan untuk mengatur tata kehidupan bermasyarakat yang mempunyai

ciri memerintah dan melarang serta mempunyai sifat memaksa dengan menjatuhkan sanksi

hukuman bagi yang melanggarnya. Unsur-unsur yang terkandung dalam definisi hukum sebagai

berikut: 1) peraturan dibuat oleh yang berwenang; 2) tujuannya mengatur tata tertib kehidupan

masyarakat; 3) mempunyai ciri memerintah dan melarang; dan 4) bersifat memaksa dan ditaati

Menurut Abdulkadir Muhammad, hukum adalah segala peraturan tertulis dan tidak tertulis yang

mempunyai sanksi yang tegas terhadap pelanggarnya. C.S.T. Kansil, berpendapat, bahwa hukum

itu mengadakan ketata-tertiban dalam pergaulan manusia, sebagai keamanan dan ketertiban

terpelihara. Sedangkan Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto, mengemukakan, bahwa

hukum itu ialah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku

Page 7: ISTILAH ISTILAH

manusia dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib,

pelanggaran-pelanggaran yang dikenai tindakan-tindakan hukum tertentu.

Lebih spesifik E. Utrecht, mengungkapkan bahwa hukum merupakan himpunan petunjuk hidup -

perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati

oleh seluruh anggota masyarakat oleh karena itu pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat

menimbulkan tindakan oleh pemerintah/penguasa itu.

Sebabnya hukum ditaati orang menurut Utrecht, yaitu:

1.Karena orang merasakan bahwa peraturan dirasakan sebagai hukum. Mereka benar

berkepentingan akan berlakunya peraturan tersebut.

2.Karena orang harus menerimanya supaya ada rasa ketentraman. Penerimaan rasional itu

sebagai akibat adanya sanksi-sanksi hukum supaya tidak mendapatkan kesukaran, orang memilih

untuk taat saja pada peraturan hukum karena melanggar hukum mendapat sanksi hukum.

3.Karena masyarakat menghendakinya. Dalam kenyataannya banyak orang yang tidak

menanyakan apakah sesuatu menjadi hukum/belum. Mereka tidak menghiraukan dan baru

merasakan dan memikirkan apabila telah melanggar hingga merasakan akibat pelanggaran

tersebut. Mereka baru merasakan adanya hukum apabila luas kepentingannya dibatasi oleh

peraturan hukum yang ada.

4.Karena adanya paksaan (sanksi) sosial. Orang merasakan malu atau khawatir dituduh sebagai

orang yang asosial apabila orang melanggar suatu kaidah sosial/hukum.

(Sumber: http://www.asiamaya.com/konsultasi_hukum/ist_hukum/definisi_hukum.htm, diundu

pada, 20 Maret 2012)

DALIL

Dalil, (kaidah atau teorema) adalah kebenaran yang diturunkan dari aksioma, sehingga

kebenarannya perlu dibuktikan terlebih dahulu. Dalil adalah suatu kesimpulan yang

kebenarannya dibuktikan berdasarkan hipotesa-hipotesa tertentu; atau suatu kesimpulan yang

telah dibuktikan kebenarannya.

Dalam KBBI (2005: 311), dalil (n) berarti 1 keterangan yg dijadikan bukti atau alasan suatu

kebenaran (terutama berdasarkan kalimat-kalimat ayat Quran); 2 patokan-patokan dl matematika

dsb; 3 pendapat yang dikemukakan dan dipertahankan sebagai suatu kebenaran; 4 tanda;

Page 8: ISTILAH ISTILAH

penunjukan.

PRINSIP

Prinsip adalah asas atau dasar yang harus ada (yang menjadi pokok sesuatu pemikiran, kajian,

tindakan, dan lain-lain), hukum (sesuatu teori dan lain-lain) (Sjarkawi, 2010). Prinsip adalah

suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh

seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Sebuah prinsip

merupakan roh dari sebuah perkembangan ataupun perubahan, dan merupakan akumulasi dari

pengalaman ataupun pemaknaan oleh sebuah obyek atau subyek tertentu

(http://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip, Diundu, 20 Maret 2012).

Prinsip adalah pegangan hidup yang diyakini mampu seseorang mampu membantu dirinya

mencapai tujuan hidup yang dia inginkan atau programkan. Prinsip akan hancur jika ada unsur-

unsur luar yang tidak sehaluan dengan tujuannya ikut dicampur adukkan, selalunya unsur

tersebut berwujud emosi. Contohnya, seseorang memiliki prinsip menegakkan keadilan walau

apapun yang dihadapi, tapi dalam prosesnya, di 'cemari' dengan rasa iba dan kata maaf sehingga

hilanglah keadilan, terhentilah prinsip mencari keadilan

(http://peperonity.com/go/sites/mview/syahran7, 20 Maret 2012).

KONSEP

Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang

dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo dkk., 1985: 46). Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2007: 588), konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada

di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.

Woodruf mendefinisikan konsep sebagai adalah suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan

bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang berasal dari cara

seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya

(setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda). Pada tingkat konkrit, konsep merupakan

suatu gambaran mental dari beberapa objek atau kejadian yang sesungguhnya. Pada tingkat

abstrak dan komplek, konsep merupakan sintesis sejumlah kesimpulan yang telah ditarik dari

Page 9: ISTILAH ISTILAH

pengalaman dengan objek atau kejadian tertentu.

Dari wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Konsep merupakan abstrak, entitas mental

yang universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau

hubungan. Pengertian Konsep sendiri adalah universal di mana mereka bisa diterapkan secara

merata untuk setiap extensinya. Konsep juag dapat diartikan pembawa arti. Pengertian Konsep

sendiri adalah universal di mana mereka bisa diterapkan secara merata untuk setiap extensinya.

Konsep juga dapat diartikan pembawa arti. Soedjadi mendefinisikan konsep adalah ide abstrak

yang digunakan untuk menagadakan klasifikasi atau penggolongan yang apad umumnya

dinyatakan dengan suatu istilah atau rangakaian kata.Bahri menjelaskan konsep adalah satuan

ahli yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama

(http://carapedia.com/definisi_konsep, 20 Maret 2012).

Pengertian abstrak yang digunakan para ilmuwan sebagai komponen dalam membangun

proposisi dan teori. Konsep juga digunakan dalam memberikan arti dari sesuatu. Contoh konsep

tentang ‘marah’ memberikan arti yang berbeda dengan konsep tentang ‘bahagia’.(Buku Metode

Penelitan: Edisi Revisi, 2007:84, pengarang Ronny kountur, D.M.S, Ph.D., Penerbit

PPM:Jakarta).

PROSEDUR

Menurut Muhammad Ali (2000 : 325) “Prosedur adalah tata cara kerja atau cara menjalankan

suatu pekerjaan”. Menurut Amin Widjaja (1995 : 83) “Prosedur adalah sekumpulan bagian yang

saling berkaitan misalnya : orang, jaringan gudang yang harus dilayani dengan cara yang tertentu

oleh sejumlah pabrik dan pada gilirannya akan mengirimkan pelanggan menurut proses tertentu”.

Sedangkan menurut Kamaruddin (1992 : 836 – 837) “Prosedur pada dasarnya adalah suatu

susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan prosedur-prosedur

yang berkaitan melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama dari suatu organisasi”.

Sementara itu, pengertian prosedur menurut Ismail masya (1994: 74) mengatakan bahwa

“Prosedur adalah suatu rangkaian tugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan-

urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang

dilaksanakan berulang-ulang”.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan

Page 10: ISTILAH ISTILAH

prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan

waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan.

BELAJAR

Proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang disebut hasil

belajar, yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap (Abdurrahman, 2003:28).

Menurut Robert M.Gagne (1970) belajar adalah suatu kegiatan yang kompleks, dan hasil belajar

berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan oleh stimulasi yang berasal dari lingkungan

dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Belajar terdiri dari tiga komponen penting yakni

kondisi eksternal yaitu stimulus dari lingkungan dari acara belajar, kondisi internal yang

menggambarkan keadaan internal dan proses kognitif siswa, dan hasil belajar yang

menggambarkan informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap, dan siasat

kognitif.Belajar menurut pandangan B.F.Skiner (1958) adalah suatu proses adaptasi atau

penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Belajar menurut Carl R. Rogers

(ahli Psikoterapi) adalah untuk membimbing anak kearah kebebasan dan kemerdekaan,

mengetahui apa yang baik dan yang buruk, dapat melakukan pilihan tentang apa yang

dilakukannya dengan penuh tanggung jawab sebagai hasil belajar. Kebebasan itu hanya dapat di

pelajari dengan memberi anak didik kebebasan sejak mulanya sejauh ia dapat memikulnya

sendiri, hal ini dilakukan dalam konteks belajar. Galloway dalam Toeti Soekamto (1992: 27)

mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan

informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya.

PEMBELAJARAN

Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari

pengalaman.(http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran). Menurut Gagne dan Briggs (1979:3),

instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar

siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk

mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Knirk &

Gustafson (2005)menjelaskan bahwa Pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dirancang

Page 11: ISTILAH ISTILAH

oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru

dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam

konteks kegiatan belajar mengajar.

Dimyati & Mudjiono (2005) menjabarkan bahwa Pembelajaran adalah kegiatan guru secara

terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang

menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran menurut Surya, (2004)

Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu

perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut UUSPN No.20 Tahun 2003 dijelaskan

bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar.

FENOMENOLOGI

Fenomenologi, adalah sebuah studi dalam bidang filsafat yang mempelajari manusia sebagai

sebuah fenomena. Ilmu fenomonologi dalam filsafat biasa dihubungkan dengan ilmu

hermeneutik, yaitu ilmu yang mempelajari arti daripada fenomena ini. Istilah ini pertama kali

diperkenalkan oleh Johann Heinrich Lambert (1728 - 1777), seorang filsuf Jerman. Dalam

bukunya Neues Organon (1764). ditulisnya tentang ilmu yang tak nyata.

http://id.wikipedia.org/wiki/Fenomenologi.

HERMENEUTIKA

Hermeneutika berasal dari bahasa Yunani Ερμηνεύω hermēneuō: menafsirkan) adalah aliran

filsafat yang bisa didefinisikan sebagai teori interpretasi dan penafsiran sebuah naskah melalui

percobaan. Biasa dipakai untuk menafsirkan Alkitab, terutama dalam studi kritik mengenai

Alkitab.

Definisi hermeneutika masihlah terus berkembang. Menurut Richard E. Palmer, definisi

hermeneutika setidaknya dapat dibagi menjadi enam. Sejak awal, hermeneutika telah sering

didefinisikan sebagai ilmu tentang penafsiran (science of interpretation). Akan tetapi, secara luas,

hermeneutika juga sering didefinisikan sebagai: Pertama, teori penafsiran Kitab Suci (theory of

Page 12: ISTILAH ISTILAH

biblical exegesis). Kedua, hermeneutika sebagai metodologi filologi umum (general philological

methodology). Ketiga, hermeneutika sebagai ilmu tentang semua pemahaman bahasa (science of

all linguistic understanding). Keempat, hermeneutika sebagai landasan metodologis dari ilmu-

ilmu kemanusiaan (methodological foundation of Geisteswissenschaften). Kelima, hermeneutika

sebagai pemahaman eksistensial dan fenomenologi eksistensi (phenomenology of existence dan

of existential understanding). Keenam, hermeneutika sebagai sistem penafsiran (system of

interpretation). Hermeneutika sebagai sistem penafsiran dapat diterapkan, baik secara kolektif

maupun secara personal, untuk memahami makna yang terkandung dalam mitos-mitos ataupun

simbol-simbol.

Keenam definisi tersebut bukan hanya merupakan urutan fase sejarah, melainkan pendekatan

yang sangat penting didalam problem penafsiran suatu teks. Keenam definisi tersebut, masing-

masing, mewakili berbagai dimensi yang sering disoroti dalam hermeneutika. Setiap definisi

membawa nuansa yang berbeda, namun dapat dipertanggungjawabkan, dari tindakan manusia

menafsirkan, terutama penafsiran teks.

POSITIVISME

Positivime adalah suatu aliran filsafat yang beranggapan bahwa pengetahuan itu semata-mata

berdasarkan pengalaman dan ilmu yang pasti. Positivisme dikembangkan oleh Auguste Comte

pada tahun 1830 sampai dengan 1850-an. Pada intinya, positivisme merupakan tahap puncak dari

hukum tiga tahap perkembangan yang dicirikan Comte dimana pada tahap positivisme

masyarakat mempercayai pengetahuan ilmiah, dan manusia berkonsentrasi pada kegiatan

observasi untuk menemukan keteraturan dunia fisik maupun sosial. Pada tahap positivisme,

gejala alam dijelaskan oleh akal budi berdasarkan pada hukum-hukum yang dapat ditinjau, diuji

dan dibuktikan atas dasar metode empiris. Sumber:

(http://id.shvoong.com/law-and-politics/contemporary-theory)

Pada dasarnya positivisme adalah sebuah filsafat yang meyakini bahwa satu – satunya

pengetahuan yang benar adalah yang didasarkan pada pengalaman aktualfisikal. Pengetahuan

demikian hanya bisa dihasilkan melalui penetapan teori-teori melalui metode saintifik yang ketat,

yang karenanya spekulasi metafisis dihindari. Positivisme, dalam pengertian di atas dan sebagai

pendekatan telah dikenal sejak Yunani Kuno . Terminologi positivisme dicetuskan pada

Page 13: ISTILAH ISTILAH

pertengahan abad 19 oleh salah satu pendiri ilmu sosiologi yaitu Auguste Comte. Comte percaya

bahwa dalam alam pikiran manusia melewati tiga tahapan historis yaitu teologi, metafisik, dan

ilmiah. Dalam tahap teologi, fenomena alam dan sosial dapat dijelaskan berdasarkan kekuatan

spiritual. Pada tahap metafisik manusia akan mencari penyebab akhir (ultimate cause) dari setiap

fenomena yang terjadi. Dalam tahapan ilmiah usaha untuk menjelaskan fenomena akan

ditinggalkan dan ilmuwan hanya akan mencari korelasi antar fenomena. Pengembangan penting

dalam paham positivisme klasik dilakukan oleh ahli ilmu alam Ernst Mach yang mengusulkan

pendekatan teori secara fiksi (fictionalist). Teori ilmiah bermanfaat sebagai alat untuk

menghafal, tetapi perkembangan ilmu hanya terjadi bila fiksi yang bermanfaat digantikan dengan

pernyataan yang mengandung hal yang dapat diobservasi. Meskipun Comte dan Mach

mempunyai pengaruh yang besar dalam penulisan ilmu ekonomi (Comte mempengaruhi

pemikiran J.S. Mill dan Pareto sedangkan pandangan Mach diteruskan oleh Samuelson dan

Machlup), pengaruh yang paling utama adalah ide dalam pembentukan filosofi ilmiah pada abat

20 yang disebut logika positivisme (logical positivism).

Pengajaran utama dalam logika positivisme dikembangkan pada tahun 1920 oleh Moritz Schlich,

Herbert Feigl, Kurt Gödel, Hans Hahn, Otto Neurath, Friedrich Waismann, Rudolf Carnap and

kelompok lain yang sering disebut Vienna Circle. Logika positivisme menempati posisi sebagai

filosofi empiris yang radikal, dan para pendirinya percaya bahwa hal ini merupakan awal babak

baru dalam penyelidikan filosofi. Tujuan dari seluruh analisis filosofi adalah analisis logika dari

ilmu yang dinyatakan sebagai positif, atau empiris, yang merupakan label dari logika

positivisme.

Positivisme dikenal menggunakan pendekatan deduktif, yaitu dengan bertolak dari hal yang

bersifat umum dan abstrak ke arah yang khusus dan konkrit, serta didasarkan pada teori-teori

tertentu dengan prosedur yang baku. Untuk keperluan itu harus digunakan piranti (tools) yang

bersifat nomotetik yaitu yang abstrak dan berlaku universal berupa angka-angka matematis atau

lazim dikenal dengan statistik. Untuk keperluan itu harus digunakan piranti (tools) yang bersifat

nomotetik yaitu yang abstrak dan berlaku universal berupa angka-angka matematis atau lazim

dikenal dengan statistik. Tradisi ini dikenal sebagai paradigma positivis, dengan landasan

berpikir: “kalau sesuatu itu ada, maka sesuatu itu mengandung besaran yang dapat diukur.

(http://blog.tp.ac.id/tag/artikel-definisi-pendekatan-deduktif?p=8#ixzz1q59U3e2b)

Page 14: ISTILAH ISTILAH

POST-POSITIVISME

Adalah aliran yang menekankan pada pendekatan fenomenologik. Penggunaan pendekatan

fenomen ologi ini boleh dikatakan merupakan awal dari tumbuhnya paradigma pascaposivistik.

Paradigma ini banyak digunakan dan dikembangkan oleh para sosiolog dan antropolog,

kemudian diikuti oleh mereka yang berkecimpung dalam penelitian ilmu sosial lain, terutama

yang berhubungan langsung dengan manusia. Kecuali pendekatan fenomenologik juga tumbuh

pendekatan hermenetik (hermeneutic) yaitu pendekatan penafsiaran atas naskah yang dilandasi

oleh prasangka dan pemahaman awal (prior knowledge) mengenai suatu peristiwa atau situasi.

Pendekatan hermeneutik ini pada awalnya banyak digunakan oleh pada agamawan, sejarawan

dan ahli hukum. Mereka ini menafsirkan apa yang ada dalam naskah (kitab suci, artefak atau

kitab undang-undang) sesuai masalah yang dihadapinya dengan membangun argumentasi

sendiri.

Paradigma fenomenologik ini justru menggunakan akal sehat (common sense) yang oleh

penganut positivis dianggap tidak/kurang ilmiah. Akal sehat ini mengandung makna yang

diberikan oleh seseorang dalam menghadapi pengalaman dan kehidupannya sehari-hari. Jadi

tidak semata-mata didasarkan pada data atau informasi yang diperoleh melalui penginderaan.

Dalam paradigma ini suatu kebenaran ilmiah tidak dimulai dengan adanya sejumlah teori yang

mendasari, namun secara induktif mengakumulasikan pengalaman khusus menjadi umum, atau

yang konkrit menjadi abstrak, dan bahkan kemudian bahkan mengukuhkan pengalaman itu

menjadi teori (teori membumi = grounded theory) yang bersifat holistik (meliputi segala sesuatu

yang berkaitan dengan pengalaman yang bersangkutan). Kebenaran ilmiah menurut paradigma

ini tidak bersifat nomotetik melainkan bersifat ideografik, yaitu mengungkap secara naratif

dengan memberikan uraian rinci mengenai hakikat suatu objek atau konsep. Kebenaran itu juga

bersifat unik karena berarti pula suatu pembenaran, dan hanya dapat ditransfer bila kondisi dan

situasinya sama atau tidak berbeda. Kebenaran dan pembenaran ini sarat dengan nilai (value

loaded).

(http://blog.tp.ac.id/tabir-kebenaran-pascapositivistik#ixzz1q5BtbD9o)

POST-MODERNISME

Page 15: ISTILAH ISTILAH

Postmodernisme merupakan paham atau aliran yang berusaha menentang paham-paham yang

terdapat dalam aliran modern. Beberapa ahli yang mendefinisikan paham postmodernisme,

adalah sebagai berikut:

Menurut Marvin Harris postmodernisme merupakan gerakan intelektual yang (sedikit)

bertentangan dengan modernisme. Istilah ini lebih menitikberatkan pemahaman budaya dalam

konteks khusus. Postmodernisme juga tidak memiliki paradig¬ma penelitian yang lebih

istimewa.

Menurut Michael Foucault, postmodernisme akan menghubungkan antara ilmu dan alasan. IImu

akan mencari “best answer”. Namun, jawaban yang hadir dalam pandangan post modernisme

akan menolak generalisasi. Kebenaran, lebih mengandal kan pada kemampuan fiksi persuasif,

relativitas, lokal, plural, tak menentu, dan penafsiran.

Menurut Habermas postmodernisme itu sebagai langkah “counter culture”, artinya kebudayaan

elit atau kebudayaan massa pada masa modernisme justru dihancurkan.

Menurut Pauline Rosenau mendefinisikan Postmodern secara gamblang dalam istilah yang

berlawanan antara lain: Pertama, postmodernisme merupakan kritik atas masyarakat modern dan

kegagalannya memenuhi janji-janjinya. Juga postmodern cenderung mengkritik segala sesuatu

yang diasosiasikan dengan modernitas (http://proilmu.blogspot.com/2011/11/pengertian-

postmodernisme.html).

Postmodernis muncul karena dilatar belakangi oleh kegagalan aliran modernis dalam

menciptakan kesejahteraan melalui teknologi, sains,dan lain-lain. Aliran ini mengandung kritik

tajam atas semua jenis epistimologi. Menurut postmodernisme, tidak ada satu hal yang bersifat

permanen dan universal.

Istilah postmodernisme pertama kali diperkenalkan oleh filsuf Jerman, Rudolf Pannwitz, pada

tahun 1917, untuk menggambarkan nihilisme budaya barat abad ke-20. Istilah ini pertama kali

muncul pada bidang seni dan kemudian juga arsitektur, ketika perumahan Pruitt-Igoe di St. Louis

dihancurkan dengan dinamit dan dimulailah pengembangan karya-karya arsitektur yang

berwajah baru. Postmodernisme lahir sebagai kritik atas modernisme, yang sangat berpegang

kepada fundamentalisme dogmatis atau fudamentalisme epitemilogis. Keyakinan

fundamental/fondasional menjadi syarat utama untuk membenarkan pengetahuan yang dibangun

di atasnya. Keyakinan-keyakinan tidak bersifat sirkuler, namun harus sampai pada satu titik

aksiomatis, yang tidak membutuhkan pembenaran apapun. Jelas rasiolah yang mampu

Page 16: ISTILAH ISTILAH

mengerjakannya dengan teliti, rasio adalah pusat. Kebenaran (truth) adalah persesuaian antara

sesuatu dengan fondasinya dan sekaligus persesuaian antara akal dan kenyataan yang dicermati,

antara subjek yang mengamati dan objek yang teramati. Fondasionalisme/fundamentalisme

menyimpan sebuah kepastian bahwa dasar mutlak tersebut tidak terikat pada ruang dan waktu

hidup manusia. Ia harus a-historis agar tetap mampu menjadi fondasi ilmu dan segi-segi hidup

lainnya. Kebenaran adalah absolut dan mengabaikan dialog yang jujur dengan wacana historis

dan sosial.

Kritik postmodernisme terhadap fundamentalisme/fondasionalisme mengemukakan bahwa

kriteria kebenaran adalah koherensi atau hubungan pertalian dan pengesahan pernyataan

seseorang oleh komunitas. Kebenaran amat terkait dan terikat pada kenyataan sosial. Tidak

pernah ada kebenaran yang fondasional, metafisis dan independen, yang lepas dari kenyataan

sosial. Usaha untuk mencapai kepastian transenden, bagi kaum fondasional, justru membuat

manusia berusaha menjadi Allah dan lari dari batas-batas kemanusiaanya sendiri. Kritik

postmodernisme, harapan manusia untuk menjadi apa saja harus diputuskan, selain menjadi

manusia saja. Komunitas menjadi sangat penting artinya. Jati diri manusia mendapat tempat yang

otentik dalam hidup bersama. Komunitas menolak kesatuan, penyeragaman, dan kesamaan

mutlak. Yang ada adalah ke-lain-an (otherness) dan kepelbagaian (diversity).

Semangat postmodern merambah pula sampai pada bidang ilmu teologi. Istilah postmodernisme

di bidang teologi pertama kali digunakan di Inggris pada tahun 1933 oleh Bernard Iddings Bell,

seorang teolog yang berusaha mengetengahkan kegagalan modernisme sekuler dan kembalinya

agama dalam kehidupan manusia.

Teologi postmodernisme mengacu pada dua isu, yaitu: pertama, komunalitas hidup. Teologi

postmodernisme membebaskan manusia yang terasing dari manusia yang berkuasa dan

kemudian menempatkan mereka secara bersama-sama dalam kesejajaran. Komunitas-komunitas

basis yang selama ini terasing, diperkuat kembali. Manusia hidup dalam konteksnya sehingga

fungsi akal budi harus dibarengi dengan aksi atau praksis terhadap kenyataan sosial yang

dihadapi. Persoalan komunalitas berimbas kepada oikumene. Jika oikumene dipahami sebagai

seluruh bumi yang didiami, maka terdapat dua arah teologis yang perlu dikembangkan, yaitu

teologi oikumene yang berwawasan ekologis, yang menempatkan manusia dalam konteks

lingkungan semesta, dan perlu dikembangkan sebuah teologi oikumene yang melihat kehadiran

sesama yang beriman lain dalam konteks dunia yang satu ini.

Page 17: ISTILAH ISTILAH

Isu kedua dari teologi postmodernisme adalah makna dan kebenaran. Ide pluralitas bukan hanya

dalam diskursus mengenai wacana suci namun juga tentang Allah sendiri, sungguh memberi

kemungkinan teologis yang besar bagi sebuah theologia religionum yang sehat. Seringkali

penganut eksklusivis menuduh kaum pluralis mengabaikan keunikan dalam agama-agama.

Bagi kaum pluralis, keunikan agama-agama adalah sebuah keunikan relasional. Artinya,

mengakui kebenaran yang diyakini bersifat relatif di tengah arena agama-agama lain, tidak serta-

merta mengabaikan keunikan kebenaran agama, namun sebaliknya, mengakui keunikan

kebenaran itu dalam relasi dengan agama lain. Sehingga interpertasi-interpertasi bukan

didasarkan kepada sesuatu yang sifatnya universal, namun interpertasi sangat terikat dengan

kondisi kultural, kontekstual dan historis di mana manusia berada.

Oleh karena itu, manusia perlu disadarkan sehubungan dengan proses interpertasi kebenaran,

bahwa [1] munculnya beragam interpertasi; [2] pentingnya menghargai interpertasi pihak lain;

[3] menyadari keterbatasan interpertasinya sendiri. Disinilah terjadi pemindahan pemikiran, dari

sesuatu yang sifatnya metafisika kepada interpertasi yang membebaskan

(http://itppb.webs.com/apps/blog/show/5532697-postmodernisme-kritik-terhadap-modernisme).

ISOMERISTIK

Yaitu pendekatan yang menggabungkan berbagai unsur yang saling berkaitan dan membentuk

satu kesatuan yang lebih bermakna. Isomeristik, yaitu pendekatan yang menggabungkan

berbagai kajian/bidang keilmuan (psikologi, komunikasi, ekonomi, manajemen, rekayasa teknik

dsb.) ke dalam suatu kesatuan tersendiri (http://blog.tp.ac.id/kontribusi-teknologi-pendidikan-

dalam-pembangunan-pendidikan).

SISTEM

Sistem berdasarkan KBBI (2005: 1362), (n) berarti: 1 perangkat unsur yang secara teratur saling

berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas; 2 susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas,

dsb; 3 metode.

SISTEM: adalah komposisi (susunan yang serasi) dari fungsi komponennya.Sistem adalah

rangkaian komponen yang saling berkaitan dan berfungsi ke arah tercapainya tujuan sistem yang

Page 18: ISTILAH ISTILAH

telah ditetapkan lebih dahulu. (Warijan, dkk., 1984: 1).

Sistem adalah pengkoordinasian (pengorganisasian) seluruh komponen serta kegiatan dalam

rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan lebih dulu.

A system is an organized or complex whole; an assemblage or combination of things or parts

forming a complex or unitary whole (Johnson, Kast, dan Rosenzweig, 1973: 4).

Sekumpulan elemen yang saling berkaitan & saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan

bersama untuk mencapai suatu tujuan. SUBSISTEM adalah Sistem didalam suatu sistem di mana

sistem berada pada lebih dari satu tingkat. Suatu sistem adalah bagian dari sistem yang lebih

besar, sistem yang lebih besar itu adalah SUPERSISTEM.

Sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain,

yang berfungsi bersamasama untuk mencapai tujuan tertentu.Secara sederhana, suatu sistem

dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang

terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu. Dari defenisi ini

dapat dirinci lebih lanjut pengertian sistem secara umum, yaitu: 1) Setiap sistem terdiri dari

unsur-unsur; 2) Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan; 3)

Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem; dan 4) Suatu sistem

merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.

Mengacu pada beberapa definisi sistem di atas, dapat juga diartikan, sistem adalah sekumpulan

unsur/elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan

bersama untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai contoh, dalam sistem komputer terdapat software

(perangkat lunak), hardware (perangkat keras), dan brainware (sumber daya manusia).

SISTEMIK; Berdasarkan KBBI (2005:1362) sistemik berarti (a) 1 bertalian atau berhubungan

dengan suatu sistem atau susunan yang teratur; 2 terdiri atas beberapa subsistem.

SISTEMATIK ;Berdasarkan KBBI (2005:1362) sistemik berarti (a) teratur menurut sistem;

memakai sistem; dengan cara yang diatur baik-baik.

ANOMALI; Kamus Besar BI (2005: 75), mendefinisikan anomali: ketidaknormalan;

penyimpangan dari normal; kelainan. Arti lain dari Anomali adalah penyimpangan atau

keanehan yang terjadi atau dengan kata lain tidak seperti biasanya

Page 19: ISTILAH ISTILAH

(http://id.wikipedia.org/wiki/Anomali).

SINERGISTIK; Sinergistik adalah pendekatan yaitu yang menjamin adanya nilai tambah dari

keseluruhan kegiatan dibandingkan dengan bila kegiatan itu dijalankan sendiri-sendiri

(http://blog.tp.ac.id/kontribusi-teknologi-pendidikan-dalam-pembangunan-pendidikan).

HOLISTIK; Suatu kondisi yang menekankan hubungan organik atau fungsional antara bagian

yang satu dengan lainnya dalam suatu keseluruhan. Holistik juga berarti yang menyatakan bahwa

keseluruhan lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya.

DEFINISI KEPUTUSAN; Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif

yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan-kemungkinan dari alternatif

tersebut bersama konsekuensinya. Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa

tindakan atau opini. Itu semua bermula ketika kita perlu untuk melakukan sesuatu tetapi tidak

tahu apa yang harus dilakukan. Untuk itu keputusan dapat dirasakan rasional atau irrasional dan

dapat berdasarkan asumsi kuat atau asumsi lemah. keputusan adalah suatu ketetapan yang

diambil oleh organ yang berwenang berdasarkan kewenangan yang ada padanya. (Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Keputusan)

Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar

dengan cara menganalisa kemungkinan-kemungkinan dari alternatif tersebut bersama

konsekuensinya. Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atau

opini. Itu semua bermula ketika kita perlu untuk melakukan sesuatu tetapi tidak tahu apa yang

harus dilakukan. Untuk itu keputusan dapat dirasakan rasional atau irrasional dan dapat

berdasarkan asumsi kuat atau asumsi lemah.

Hakikat keputusan adalah menyelenggarakan sintesis. Sintesis ini adalah suatu aktivitas

mengumpulkan atau memperbandingkan dua buah konsep. Dua konsep yang berada di dalam

pikiran kita tadi, yang satu mewakili unsur yang akan ditentukan, sedangkan yang lain mewakili

unsur formal, yakni unsur penentuan. Proses ini disebut sintesis konkretiva. Aktivitas tersebut

bermaksud untuk menangkap hubungan yang ada dan hendak menentukan hubungan antara dua

konsep tadi. Apabila kemudian kita membuat kegiatan penyatuan konsep-konsep di mana kita

mengakui atau menolak hubungan yang ada, yakni yang disebut kegiatan memutuskan, maka

Page 20: ISTILAH ISTILAH

kita menyelenggarakan sintesis objektiva.

Jadi kalau dirumuskan kembali, keputusan adalah kegiatan manusia melalui akal budinya tempat

ia mempersatukan karena mengakui (identitasnya) atau memisahkan karena menolak

(identitasnya). Apabila unsur-unsur keputusan diuraikan maka dapat ditemukan tiga buah unsur :

1) subjek, 2) predikat, 3) pengakuan atau penolakan. Subjek dan predikat merupakan materi

keputusan sedangkan bnetuk keputusan terdiri dari pengakuan atau penolakan.

DEFINISI AKSIOMA

Aksioma adalah pendapat yang dijadikan pedoman dasar dan merupakan Dalil Pemula, sehingga

kebenarannya tidak perlu dibuktikan lagi, atau

Aksioma yaitu suatu pernyataan yang diterima sebagai kebenaran dan bersifat umum, tanpa

memerlukan pembuktian.Contoh Beberapa aksioma yang diperlukan dalam geometri ruang

dikemukakan oleh EUKLIDES.

Aksioma adalah suatu pernyataan yang diandaikan benar pada suatu sistem dan diterima tanpa

pembuktian. Aksioma hanya memuat istilah dasar dan istilah terdefinisi, tidak berdiri sendiri,

dan tidak diuji kebenarannya. Sekelompok aksioma dalam suatu sistem harus konsisten, dapat

membangun sistem tersebut , dan tidak saling bertentangan.

DEFINISI KEBIJAKAN

1.Lasswell mengatakan ”kebijakan merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menunjukkan

pilihan paling penting yang dibuat baik oleh organisasi maupun dalam kehidupan sehari-hari”

(Lane, 1995:291).

2.Anderson (1979) mendefinisikan “kebijakan adalah suatu rangkaian kegiatan dan maksud

tertentu yang diikuti oleh seorang atau seperangkat pemeran (aktor) dalam mengatasi satu

masalah mengenai satu hal “(p.3). (James E.Anderson,Public policy making.Second Edition

(New York: Praeger Publishers1978)

3.Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt mendefinisikan bahwa “kebijakan adalah “ keputusan tetap”

yang dicirikan oleh konsistensi dan pengulangan (repetitiveness) tingkah laku dari mereka yang

membuat dan dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut “(Jones, 1996:47). (Jones, Charles

Page 21: ISTILAH ISTILAH

O.Pengantar Kebijakan Publik (Public Policy), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996.)

4.Isworo (1996) menyebutkan bahwa “kebijakan adalah hasil dari suatu keputusan setelah

melalui pemilihan alternatif yang tersedia dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang

untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif” (p.229-230).

5.Hoogerwerf (1983) menggambarkan kebijakan sebagai “usaha untuk mencapai tujuan tertentu

dengan sarana tertentu dan dalam urutan waktu tertentu” ”(p.3-4).

6.Mustofadijaya (1992) merumuskan batasan kebijakan sebagai berikut:Keputusan suatu

organisasi (publik atau bisnis) yang bertujuan mengatasi permasalahan tertentu atau mencapai

tujuan tertentu, berisikan ketentuan-ketentuan yang dapat dijadikan pedoman berprilaku dalam

(a) pengambilan keputusan lebih lanjut, yang harus dilakukan baik kelompok sasaran ataupun

unit organisasi pelaksana kebijaksanaan, dan (b) penerapan atau pelaksanaan dari suatu

kebijaksanaan yang telah ditetapkan, baik dalam hubungan dengan unit organisasi pelaksana

maupun dengan kelompok sasaran yang dimaksudkan (p.16-17).(Mustopadidjaya, A.R.

Manajemen Proses Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi dan Evaluasi Kerja. Lembaga

Administrasi Negara, Jakarta, 2002).

KOMPETENSI; Kompetensi ( bukan kewenangan ) diindikasikan dengan kinerja yang baik atau

lebih baik sebagai hasil dari kemampuan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap-

perilaku secara bermakna dalam kehidupan.

Kemampuan atau kapabilitas disebut oleh sebagian praktisi pembelajaran sebagai kompetensi

dasar karena menjadi dasar untuk mencapai kompetensi. (Atwi Suparman, 2011)