of 21 /21
ACUTE LIMB ISCHEMIA Disusun Oleh : Yohan Fauzan 0920221139 Pembimbing : Dr. Andreas A. Lensoen, Sp.BTKV

iskemia tungkai akut

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kasus Bedah Vaskuler

Text of iskemia tungkai akut

ACUTE LIMB ISCHEMIADisusun Oleh : Yohan Fauzan 0920221139 Pembimbing : Dr. Andreas A. Lensoen, Sp.BTKV

PendahuluanO Acute Limb Ischemia (ALI) merupakan

suatu keadaan penurunan perfusi/ perburukan pefusi pada anggota gerak yang menyebabkan ancaman potensial terhadap viabilitas anggota gerak O Prognosis cenderung buruk O Perlu mengenali tanda-tanda atau gejala penyakit

PendahuluanO Dalam penelitian :O Angka amputasi meningkat terhadap

interval antara onset dari ALI dengan penatalaksanaannyaO 6% dalam 12 jamO 12% dalam 13 hingga 24 jam O 20% setelah 24 jam

O Insiden ALI sekitar 1,7:10.000 per tahun

Ilustrasi KasusO Seorang wanita 69 tahun datang dengan keluhan

tiba-tiba mengalami nyeri otot dan paresthesia betis kanan yang dimulai 6 hari yang lalu. Saat ini, dia mengalami satu episode pusing dengan pandangan berkunang-kunang selama 2-3 detik. Selain itu, ia mengeluh sakit di punggung bawah dan kedua lutut. O Riwayat medisnya menunjukkan diabetes selama 35 tahun dengan retinopati dan hipertensi 15 tahun. Tapi dia menyangkal memiliki riwayat penyakit pembuluh darah perifer, penyakit jantung katup, gangguan hiperkoagulasi, atau merokok. Riwayat keluarga tidak menghasilkan temuan yang berarti.

Ilustrasi KasusO Pada pemeriksaan fisik, tekanan darah pasien

adalah 130/90 mmHg; Nadi 76 kali per menit; suhu, 36.80C; dan pernapasan 20 kali per menit. Berat badannya 57,2 kg, dan indeks massa tubuh nya adalah 25,4 kg/m2. Pemeriksaan suara jantung normal, tanpa murmur. Kaki kanannya teraba denyut lemah pada arteri poplitea dan dorsalis pedis, kulit terasa dingin berbintik-bintik dan lingkar otot betis yang lebih kecil dibandingkan dengan kaki kiri.

Ilustrasi KasusO Hasil pemeriksaan Lab menunjukkan hasil yang normal.

Kadar profil lipid dan kimia darah kecuali gula darah juga dalam skala normal. Fungsi Tiroid normal dan HbA1c sebesar 7,3%. Sebagian besar tes profil koagulasi berada di kisaran referensi kecuali bahwa tingkat Ddimer menunjukkan sedikit peningkatan dan antitrombinIII dan aktivitas protein-S di serum rendah dengan 0,55 ug / mL, 32,7%, dan 54%, berurutan. Reaksi IgM dan IgG lupus dan antibodi anticardiolipin negatif. Foto X-ray dada mengungkapkan kardiomegali ringan tanpa lesi paru aktif. Sinus bradikardia terlihat pada hasil EKG dengan denyut jantung 56 kali/menit. Temuan pada echocardiography normal dengan diameter atrium kiri adalah 32 mm, diameter ventrikel kiri fase sistolik 26 mm, diameter ventrikel kiri fase diastolik 47 mm, fraksi ejeksi ventrikel kiri 69%, morfologi dan fungsi katup normal.

Ilustrasi KasusO Pada pemeriksaan lanjutan, dilakukan uji Doppler

indeks tekanan sistolik (Ankle and Brachial systolic pressure Index, ABI) dan ABI dari pergelangan kaki kanan lebih rendah (0,56) dibandingkan ABI dari kaki kiri (1.1). Untuk mencari lesi vaskular pada ekstremitas yang dicurigai, dilakukan CT Scan dengan kontras, yang menunjukkan oklusi emboli akut arteri Poplitea kanan. Dilakukan konsultasi ke divisi Kardiovaskular departemen Penyakit Dalam untuk menghilangkan trombusnya. Kemudian, arteriogram femoralis mengkonfirmasi adanya oklusi total dari arteri Poplitea di kaki kanan. Pada saat yang sama, trombi berhasil dihilangkan dengan tindakan thombosuction.

CT Scan Dengan Kontras A.Poplitea Dextra

Ilustrasi KasusO Setelah prosedur, aliran darah dari arteri

Poplitea kanan telah normal kembali. Diberikan antikoagulan segera setelah eliminasi emboli dengan antagonis vitamin K secara oral. Dilakukan kembali pemeriksaan ABI pada hari keempat setelah prosedur dan menunjukkan hasil yang normal (kanan, 1,04; kiri, 1,02). Setelah itu, dilakukan uji miokard thallium spect untuk mengungkapkan penyebab episode emboli akut, dan hasilnya berada dalam kisaran normal.

Arteriografi A.Poplitea Dextra

Ilustrasi KasusO Pengujian monitoring Holter dan EKG pasien,

Paroxysmal Atrial Fibrilation (PAF) tercatat pada pemantauan Holter dan EKG keenam yang dilakukan pada pukul tujuh pagi hari dan irama sinus kembali ke ritme normal pada pukul tujuh malam, sejak pasien mengunjungi ruang gawat darurat dengan palpitasi. Dari hasil tersebut, diagnosis penyebab iskemia pasien karena episode emboli oleh PAF. Pasien telah diobati dengan preparat oral antagonis vitamin K untuk mencegah episode emboli berulang.

EKG

PembahasanO Acute Limb Ischemia merupakan suatu kondisi

dimana terjadi penurunan aliran darah ke ekstremitas secara tiba-tiba yang menyebabkan gangguan pada kemampuan pergerakan, rasa nyeri atau tanda-tanda iskemik berat dalam jangka waktu dua minggu O Etiologi :O oklusi arteri oleh emboli (15% pasien) O trombus pada arteri (85% pasien)

PembahasanEmbolus a. Penyebab tersering adalah bifurkasio aorta (kebanyakan arterial emboli terbentuk disini). b. Sumber lain emboli dari jantung: jendalan pada otot yang mati setelah inferk miokard; endocarditis; myxoma. c. Sumber lain : aneurisma, plak atheromatous. 2. In situ thrombosis dari penyakit aterosklerotik oklusif yang telah ada 3. Trombosis dari aneurisma arteri yang telah ada 4. Trauma vaskuler1.

Emboli Aritmia Onset cepat Tidak ada riwayat klaudikasio Tidak ada faktor risiko aterosklerosis Pemeriksaan pulsasi kontralateral N Tanpa aritmia

Trombus

Onset bisa cepat atau lambat Riwayat klaudikasio Faktor risiko aterosklerosis Pemeriksaan abnormal pulsasi kontralateral

Tidak ada perubahan fisik pada kasus Peubahan pertumbuhan rambut yang iskemia kronik nyata, kulit tipis, kuku yang tebal, ulserasi Pemeriksaan Angiografi menunjukkan Penyempitan arteri difus oklusi berbentuk bulan sabit pada proksimal sumbatan dengan spasme distal Gambaran fillng defect multipel pada Tidak ada gambaran fillng defect pada angiogram angiogram

Ada perbedaan area arteri yang normal Batas antara arteri yang normal dengan dengan yang tersumbat Sumbatan pada bifurcatio artery yang menyempit tidak jelas Area aterosklerotik pada arteri

Ad hoc committee of the Society for Vascular Surgery and the North American Chapter of the International Society for Cardiovascular SurgeryO Klasifikasi untuk oklusi arterial akut :O Kelas I: Non-threatened extremity;

revaskularisasi elektif diperlukan atau tidak diperlukan. O Kelas II: Threatened extremity; revaskularisasi diindikasikan untuk melindungi kerusakan jaringan O Kelas III: Iskemia telah berkembang menjadi infark dan penyelamatan ekstremitas tidak memungkinkan lagi.

PembahasanO Dalam hal mendiagnosis ALI, terdapat enam

tanda awal yang dapat dijadikan panduan, yang disebut dengan 6 P, yaitu :O Pain

O PallorO Pulselless O Parasthesia O Paralisis O Poikilothermia

PembahasanO Diagnosis Banding dari ALI : 1. Kondisi yang mirip a. Syok sistemik (terutama yang disertai dengan penyakit oklusi kronik) b. Phlegmasia cerulea dolens c. Neuropati kompresi akut 2. Diagnosis banding a. Trauma arteri b. Arteritis dengan trombosis c. Arteriopati dengan HIV d. Trombosis spontan pada keadaan hiperkoagulibitas e. Kista adventisial a.Poplitea dengan trombosis f. Compartement disease 3. Penyakit arteri perifer akut a. Trombosis pada arteri yang mengalami stenosis aterosklerotik b. Trombosis pada bekas arterial bypass c. Emboli dari jantung, aneurisma, plak, atau stenosis d. Aneurisma yang membentuk trombus, dengan atau tanpa pembentukan emboli

PembahasanO Penatalaksanaan ALI meliputi :O Preoperative anticoagulation O Resusitasi cairan, koreksi asidosis sistemik,

OO O O

inotropic support Terapi pembedahan diindikasikan untuk iskemia yang mengancam ekstremitas Thrombectomy/embolectomy Melindungi vascular bed distal terhadap obstruksi Terapi nonpembedahan dengan streptokinase atau urokinase

O Komplikasi ALI, antara lain :O Hiperkalemia O Compartment syndromeO Pain on passive flexion/extension O Paralysis O Paresthesia O Pallor O Pulses