Upload
febrianaayup
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 isi tgs gilut s
1/19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rasa sakit dapat diredakan melalui terputusnya perjalanan neural pada berbagai tingkatan
dan melalui cara-cara yang dapat memberikan hasil permanen atau sementara. Dalam kedokteran
gigi sering digunakan anestesi local untuk melakukan suatu prosedur operasi atau ekstraksi gigi.
Ujung saraf yang mempersepsi rasa sakit dapat distimulasi oleh stimulus mekanis, osmotic,
thermal dan kimia. Sakit biasanya terhenti dengan segera bila stimulus yang merangsang ujung
saraf dihilangkan. Sakit yang terjadi selama perawatan gigi seringkali ditimbulkan oleh
instrumentasi. Pada situasi ini, biasanya agen anestesi local dapat dipergunakan untuk
mengurangi maupun meredakan rangsang pada ujung saraf atau memblokir arah berjalannya
impuls yang sakit menuju otak. Penyakit periodontal merupakan penyakit multi faktorial dengan
penyebab utama bakteri gram negatif anaerob serta adanya gangguan kelainan sistemik dan
kelainan imunologi. Periodontitis merupakan salah satu manifestasi dari diabetes melitus dengan
gejala adanya poket periodontal , gigi goyang dan resorpsi tulang .Dilaporkan pula bahwa pada
penderita mellitus tipe teregulasi jelek mempunyai keparahan penyakit periodontal lebih tinggi
dibandingkan diabetes mellitus regulasi baik.
!eberapa keadaan yang dapat berperan terhadap adanya gangguan pada gigi manusia,salah satunya adalah diabetes melitus "D#$. Diabetes melitus adalah suatu sindrom yang
ditandai dengan hiperglikemia yang disebabkan defek pada sekresi insulin, kerja insulin atau
keduanya. %iperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang,
disfungsi dan kegagalan organ-organ berbeda terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh
darah. Pada pasien Diabetes #elitus dapat terjadi penurunan fungsi respon imun yang
mengakibatkan lebih mudahnya terkena berbagai macam infeksi. Pada penderita Diabetes
#elitus terjadi komplikasi pada semua tingkat sel, salah satunya timbul proses angiopati dan
penurunanan fungsi endotel. &eadaan ini sangat berperan pada faktor terlambatnya proses
penyembuhan luka. #anajemen dental pada penderita Diabetes #elitus harus dilakukan dengan
hati-hati, karena tindakan in'asif tanpa pengendalian gula darah dapat berakibat fatal.
1.2 Rumusan Masalah
8/18/2019 isi tgs gilut s
2/19
!erdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, rumusan masalah penulisan ini sebagai
berikut (
). Definisi, penggolongan anestesi local.
. %ubungan jaringan periodontal terhadap Diabetes #elitus
*. Pemilihan +bat nestesi lokal pada pasien Diabetes #elitus
. &omplikasi +bat nestesi okal pada pasien Diabetes #elitus
/. Penyembuhan Post +peratif pada pasien Diabetes #elitus
1.3 Tujuan Penulsan
0ujuan penulisannya adalah(
). Untuk mengetahui definisi, penggolongan anestesi local.
. Untuk mengetahui hubungan jaringan periodontal terhadap Diabetes #elitus
*. Untuk mengetahui pemilihan +bat nestesi lokal pada pasien Diabetes #elitus
. Untuk mengetahui komplikasi +bat nestesi okal pada pasien Diabetes #elitus
/. Untuk mengetahui penyembuhan Post +peratif pada pasien Diabetes #elitus
1.! Man"aat Penulsan
#anfaat penulisan ini adalah supaya mahasiswa kedokteran memahami adanya hubungan
anestesi lokal dengan Diabetes #elitus, mengetahui hubungan jariangan periodontal terhadapDiabetes #elitus, pemilihan obat anestesi lokal yang dipakai pada pasien Diabetes #elitus, dapat
meminimalisir komplikasi yang terjadi, serta penyembuhan post operatif pada pasien Diabetes
#elitus.
8/18/2019 isi tgs gilut s
3/19
BAB II
PEMBAHA#AN
2.1 De"ns $an Pengg%l%ngan &'at
nestesi adalah hilangnya semua bentuk sensasi termasuk sakit, sentuhan, persepsi
temperature dan tekanan dan dapat disertai dengan terganggunya fungsi motorik. !ila hanya
sebagian dari tubuh yang terpengaruh, dapat digunakan istilah anestesi local atau analgesia local.
nastesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit untuk sementara pada satu bagian tubuh
dengan cara mengaplikasikan bahan topikal atau suntikan tanpa menghilangkan kesadaran.
Pencegahan rasa sakit selama prosedur perawatan gigi dapat membangun hubungan baik dengan
pasien, membangun kepercayaan, menghilangkan rasa takut, cemas dan menunjukkan sikap
positif dari dokter. nestesi local menghambat impuls konduksi secara re'ersible sepanjang
akson saraf dan membran eksitabel lainnya yang menggunakan saluran natrium sebagai alat
utama pembangkit potensial aksi. Secara klinik, kerja ini dimanfaatkan untuk menghambat
sensasi sakit dari atau impuls 'asokonstriktor simpatis ke bagian tubuh tertentu. %ingga saat ini
belum ada obat anestesi yang ideal, dan pengembangan obat masih terus diteliti. 1amun,
walaupun relatif mudah untuk mensintesis suatu 2at kimia yang mempunyai efek anestesi local
tetapi sangat sulit mengurangi efek toksik yang lebih kecil dari obat yang ada saat ini. lasan
utama kesulitan tersebut adalah kenyataan bahwa toksisitas yang sangat serius dari obat anestesi
local merupakan perluasan efek terapinya pada otak dan sistem sirkulasi. nestesi local dibagi
menjadi dua golongan yaitu ester dan amida. 3ster adalah golongan yang mudah terhidrolis
sehingga waktu kerjanya cepat hilang, sementara amida merupakan golongan yang tidak mudah
terhidrolisis sehingga waktu kerjanya lama. mida adalah golongan anestesi lokal yang banyak
dipakai, mungkin karena alergenisitasnya yang relati'e kurang.
Diabetes melitus, malfungsi utama dari diabetes mellitus adalah penurunan absolute atau
relati'e dari kadar insulin yang mengakibatkan kegagalan metabolism glukosa. Diabetes mellitus
merupakan penyakit metabolik sebagai akibat kurangnya insulin di dalam tubuh sehingga
glukosa darah diatas normal hampir sepanhjang waktu, dengan tanda 4 tanda hiperglikemia dan
glukosuria, disertai gejala klinis akut *P "poliuria, pplidipsi, polifagia $ atau kadang 4 kadang
tanpa gejala. %ormon insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas "terletak pada lekukan usus
8/18/2019 isi tgs gilut s
4/19
dua belas jari $ penting untuk menjaga keseimbanagan kadar gula 5 glukosa darah antara 67 4 )77
mg5dl pada waktu puasa dan kadar gula darah dua jam sesudah makan sekitar )77 4 )7 mg 5dl.
pabila terdapat gangguan kerja insulin baik kualitas maupun kuantitias , maka keseimbangan
tersebut menjadi terganggu dan glukosa darah akan cenderung naik. &riteria diagnostik untuk
D# adalah bila kadar glukosa darah puasa 8 )6 mg5dl atau glukosa darah jam PP 8 77
mg5dl. Diabetes mellitus dapat diklasifikasikan menjadi( D# tipe ), D# tipe . D# tipe ) atau
yang sebelumnya dikenal dengan insulin dependent diabetes mellitus "9DD#$ atau D# yang
bergantung pada insulin. Pada D# tipe ) terjadi kerusakan pada sel-sel : penghasil insulin dalam
pankreas yang terjadi akibat reaksi autoimun dan tipe ini yang tergantung insulin, ju'enile, atau
brittle. D# tipe atau dulu sering disebut non insulin dependent diabetes mellitus "19DD#$
atau D# yang tidak tergantung insulin, diabetes dewasa. Diabetes melitus tipe disebabkan oleh
resistensi insulin atau disfungsi sel : pankreas untuk mensekresi insulin. Diabetes melitus tipe
ini ditemukan pada ;7-;/< penderita D#. Pada pasien D# terjadi penurunan respon imun dan
peningkatan risiko komplikasi 'askular dan episode infeksi. Patofisiologi infeksi berhubungan
dengan D# belum dipahami sepenuhnya. #eningkatnya kepekaan terhadap infeksi pada pasien
D# dapat disebabkan oleh hiperglikemi maupun gangguan imunitas. =ungsi leukosit
polimorfonuklear "P#1$ dan produksi sitokin terganggu pada penderita D#. Disfungsi
komplemen juga ditemukan pada beberapa penderita D#. Diabetes juga dapat menekan fungsi
sel 0 dan produksi antibodi. bnormalitas ini berhubungan dengan kadar glukosa darah yang
tidak terkontrol yang berhubungan juga dengan terjadinya angiopati mikro'askuler dan
neuropati. %iperglikemia juga dapat meningkatkan 'irulensi kuman dan apoptosis sel P#1. Pada
penderita D# juga terjadi penekanan sistem anti-oksidan, glikosuria, dismotilitas saluran cerna,
dan banyak membutuhkan inter'ensi medis sehingga lebih rentan terhadap infeksi. Penderita D#
rentan mendapat infeksi yang lebih berat dibandingkan non D# sehingga harus waspada
terhadap timbulnya sepsis. 0anda timbulnya sepsis diawali oleh Systemic Inflammatory Response
Syndrome "S9RS$.
Pembedahan dentoal'eolar yang dilakukan pada pasien diabetes tipe 99 dengan
menggunakan anestesi lokal biasanya tidak memerlukan tambahan insulin atau hipoglikemik
oral. Pasien diabetes "tipe9$ yang terkontrol harus mendapat pemberian insulin seperti biasanya
sebelum dilakukan pembedahan., dan makam karbohidrat dalam jumlah yang cukup. Perawatan
8/18/2019 isi tgs gilut s
5/19
yang terbaik untuk pasien ini adalah pagi hari sesudah makan pagi. Diabetes yang tidak
terkontrol dengan baik, yang sering disebabkan oleh karena sulit mendapatkan insulin, harus
dijadikan terkontrol dahulu sebelum dilakukan pembedahan. 9ni biasanya memerlukan rujukan
dan kemungkinan pasien harus rawat inap. Sebaiknya naestesi regional dicegah untuk pasien
dengan neuropati diabetes karena mungkin akan memperburuk gejala yang sudah ada.
2.2 Hu'ungan Da'etes Meltus $engan (arngan Per%$%ntal
). >erostomia "#ulut &ering$
Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan penurunan aliran sali'a "air liur$, sehingga
mulut terasa kering. Sali'a memiliki efek self-cleansing , di mana alirannya dapat berfungsi
sebagai pembilas sisa-sisa makanan dan kotoran dari dalam mulut. ?adi bila aliran sali'a
menurun maka akan menyebabkan timbulnya rasa tak nyaman, lebih rentan untuk terjadinya
ulserasi "luka$, lubang gigi, dan bisa menjadi ladang subur bagi bakteri untuk tumbuh dan
berkembang. Penderita diabetes salah satu tandanya adalah Poliuria, dimana penderita banyak
buang air kecil sehingga cairan di dalam tubuh berkurang yang dapat mengakibatkan jumlah
sali'a berkurang dan mulut terasa kering, sehingga disarankan pada penderita untuk
mengkonsumsi buah yang asam sehingga dapat merangsang kelenjar air liur untuk mengeluarkan
air liur.
. @ingi'itis dan Periodontitis
Periodontitis ialah radang pada jaringan pendukung gigi "gusi dan tulang$. Selain
merusak sel darah putih, komplikasi lain dari diabetes adalah menebalnya pembuluh darah
sehingga memperlambat aliran nutrisi dan produk sisa dari tubuh. ambatnya aliran darah ini
menurunkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi, sedangkan periodontitis adalah
penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Dan hal ini menjadi lebih berat dikarenakan
infeksi bakteri pada penderita Diabetes lebih berat. da banyak faktor yang menjadi pencetus
atau yang memperberat periodontitis, di antaranya akumulasi plak, kalkulus "karang gigi$, dan
faktor sistemik atau kondisi tubuh secara umum. Rusaknya jaringan Periodontal membuat gusi
tidak lagi melekat ke gigi, tulang menjadi rusak, dan lama kelamaan gigi menjadi goyang. ngka
kasus penyakit periodontal di masyarakat cukup tinggi meski banyak yang tidak menyadarinya,
dan penyakit ini merupakan penyebab utama hilangnya gigi pada orang dewasa. Dari seluruh
8/18/2019 isi tgs gilut s
6/19
komplikasi Diabetes #elitus, Periodontitis merupakan komplikasi nomor enam terbesar di antara
berbagai macam penyakit dan Diabetes #elitus adalah komplikasi nomor satu terbesar khusus di
rongga mulut. %ampir sekitar A7< pasien Diabetes #elitus gusinya bermasalah. 0anda-tanda
periodontitis antara lain pasien mengeluh gusinya mudah berdarah, warna gusi menjadi
mengkilat, tekstur kulit jeruknya "stippling$ hilang, kantong gusi menjadi dalam, dan ada
kerusakan tulang di sekitar gigi, pasien mengeluh giginya goyah sehingga mudah lepas.
!erkurangnya jumlah air liur menyebabkan penumpukan sisa makanan yang melekat pada
permukaan gigi dan mengakibatkan gusi menjadi infeksi dan mudah berdarah.
*. Stomatitis pthosa "Sariawan$
#eski sariawan biasa dialami oleh banyak orang, namun penyakit ini bisa menyebabkan
komplikasi parah jika dialami oleh penderita diabetes. Penderita Diabetes sangat rentan terkena
infeksi jamur dalam mulut dan lidah yang kemudian menimbulkan penyakit sejenis sariawan.
Sariawan ini disebabkan oleh jamur yang berkembang seiring naiknya tingkat gula dalam darah
dan air liur penderita diabetes.
. Rasa mulut terbakar
Penderita diabetes biasanya mengeluh tentang terasa terbakar atau mati rasa pada
mulutnya. !iasanya, penderita diabetes juga dapat mengalami mati rasa pada bagian wajah.
/. Oral thrush
Penderita diabetes yang sering mengkonsumsi antibiotik untuk memerangi infeksi sangat
rentan mengalami infeksi jamur pada mulut dan lidah. palagi penderita diabetes yang merokok,
risiko terjadinya infeksi jamur jauh lebih besar. Oral thrush atau oral candida adalah infeksi di
dalam mulut yang disebabkan oleh jamur, sejumlah kecil jamur5candida ada di dalam mulut.
Pada penderita Diabetes #elitus kronis dimana tubuh rentan terhadap infeksi sehingga seringmenggunakan antibiotik dapat mengganggu keseimbangan kuman di dalam mulut yang
mengakibatkan jamur candida berkembang tidak terkontrol sehingga menyebabkan thrush. %al
ini ditandai dengan adanya lapisan putih kekuningan pada lidah, tonsil maupun kerongkongan.
6. Dental Baries "&aries @igi$
8/18/2019 isi tgs gilut s
7/19
Diabetes #ellitus bisa merupakan faktor predisposisi bagi kenaikan terjadinya dan
jumlah dari karies. &eadaan tersebut diperkirakan karena pada diabetes aliran cairan darah
mengandung banyak glukosa yang berperan sebagai substrat kariogenik. &aries gigi dapat terjadi
karena interaksi dari faktor yaitu gigi, substrat , kuman dan waktu. Pada penderita Diabetes
#elitus telah diketahui bahwa jumlah air liur berkurang sehingga makanan melekat pada
permukaan gigi, dan bila yang melekat adalah makanan dari golongan karbohidrat bercampur
dengan kuman yang ada pada permukaan gigi dan tidak langsung dibersihkan dapat
mengakibatkan keasaman didalam mulut menurun, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
lubang atau caries gigi.
2.3 Pemlhan &'at Anestes L%kal
3kstraksi gigi pada pasien dengan kelainan penyakit sistemik membutuhkan
pertimbangan yang serius dari beberapa aspek tindakan dan reaksi. Pasien dengan penyakit
diabetes mellitus memiliki resiko lebih tinggi dalam ekstraksi gigi. Pembekuan darah pada
penderita diabetes mellitus, baik yang 9DD# ataupun yang 199D# sedikit terganggu. rtinya
cloating time penderita tidak seperti orang non-diabetes. Salah satu komplikasi akut diabetes
melitus adalah koma hiperosmoler non ketotik. Panyakit ini disebabkan tingginya kadar gula
darah melebihi 677 mg< yang mengakibatkan pasien mudah syok.
Pada tindakan pembedahan, perlu penangan khusus bagi penderita Diabetes #elitus.
0erdapat sedikit perbedaan antara penderita Diabetes #elitus tipe ) dan tipe . Pada penderita
Diabetes #elitus tipe ), sebelum dilakukan pembedahan harus dilakukan terapi insulin, dengan
memberikan suntikan insulin karena jumlah insulinnya tidak mencukupi kebutuhan sebelum
dilakukan pembedahan, dan makan karbohidrat dalam jumlah yang cukup. Sedangkan pada
Diabetes #elitus tipe dengan menggunakan anestesi lokal biasanya tidak memerlukan
tambahan insulin atau hipoglikemik oral. Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik, yang
sering disebabkan oleh karena sulit mendapatkan insulin, harus dijadikan terkontrol dahulu
sebelum dilakukan pembedahan. 9ni biasanya memerlukan rujukan dan kemungkinan pasien
harus rawat inap. Sebaiknya anestesi regional dicegah untuk pasien dengan neuropati diabetes
karena mungkin akan memperburuk gejala yang sudah ada. Selain itu, pada pemberian anastesi
lokal, penderita Diabetes #elitus harus dihindarkan dari bahan 'asokonstriktor karena
8/18/2019 isi tgs gilut s
8/19
mengandung adrenalin yang dapat meningkatkan glukosa dalam darah. Sedangkan pemberian
anestesi umum pada pembedahan besar maka efek obat ini akan mempengaruhi keadaan
metabolik. %al ini dikarenakan obat-obat anestesi yang digunakan dalam pembedahan dapat
menaikkan kadar gula dalam darah karena obat tersebut langsung menekan sel beta pankreas
melalui pelepasan katekolamin yang menyebabkan berkurangnya produksi insulin. pabila
dilakukan penanganan sesuai instruksi diatas, maka kemungkinan besar penderita Diabetes
#elitus tidak mengalami masalah dalam ekstraksi gigi seperti syok anafilaktis, bleeding yang
berlebihan, dan sebagainya.
Pada penderita diabetes secara umum dapat dilihat secara klinis yaitu pada gusi pasien
sering berdarah apabila terkena trauma walaupun itu kecil seperti dalam penggunaan sikat gigi.
Selain itu penderita diabetes sering mengalami kandidiasis karena kebanyakan pada penderita
diabetes keadaan rongga mulutnya jelek sehingga banyak tumbuh bakteri dan jamur terutama
Bandida Sp.
Sebe lum memilih oba tki tasebaga idokt erharus tahu status fisikpa sien. #enu rutme rican Soc ietyof nesthe siolog ist"S $ Diabetes #elitus tipe )terma suk dalam S9 99"pa sien denganp enyaki tsistemik pa rah yangmemba tasiakt i'itasnya tetapim asihdapa tbe rakt i'i tasPa sien dalamka tegor iini umumnya me merluk anmana emen p erawatan dent alyang khusus meme rluk anpe rawa tan dengan lebih seks amadan pembe rianoba tyang ha ti-hati$sedang ka nuntuk Diabe tes #elitust ipe terma sukda lam S 99"pasien denga np enyakits istemik ringan sampa im oderaty ang tida k menggang gu akt i'i tassehari -ha riataumemi liki fa ctor resikoyangs ign ifikan sepe rtime rokok,k ecandua n alkohol kegemu ka n!iasanya tida k memerluka n manaemen p erawa tandent alyangk husus$Pada S9 9obatyang ha rus dihinda ri ada lah rtikain, Pr iloka in dantipe kon traind ikasinya rela ti'e sehingga oba talterna tifnya ada lahgolon gan amida "contoh idoka in#epi 'akin$a tau ester "cont oh( Procain$ yang lainSeda ngka np adaS 999kon traind ikasinya rela tif obatgolon gan amida danest erp engguna ann ya ha rus dengan hati-h ati ?ugahind ari pemaka ianoba tane stesiloka ly ang mengandun g' asokon striktor na stetiku myang digun akan untuk tinda kan operatif harus aman, tidak boleh meninggi kan kada rgulada lam darah. Pemaka ian adr ena linsebaga i lok alana stesi ma sih dapat diterima karenakada rnya tidak terlalu be sarwalaupu nadr ena lindapa tmeni nggi kankada rgul ada lamdarah. Proc ain sebagai ana st esiloka lsanga td ianurkan. Sebe lum tindakan ope ratif seba iknya pend erita diberisua tu ant ibiot ikuntuk me ncegah inf eks i"ant ibiotik prof ilaks is, ugapembe rian 'itaminB dan !k ompleks$ dapa tmembant u memepe rcepa tpros esp enyembuha ns erta mengurangi kemu ngkina nter adiny ainfeks isete lah perawatan.
Pada setiap prosedur perawatan gigi diinstruksikan untuk tetap mengkonsumsi obat
hipoglikemik sesuai dosisnya. Pasien diinstruksikan mengkonsumsi makan paginya disertai
insulin separuh dosis pagi dan separuh lagi sesuadah perawatan. #inimalkan stres selama
perawatan gigi. 0indakan asepsis perlu diperhatikan apabila kita akan merawat gigi dan mulut
penderita Diabetes #elitus yang sudah terkontrol, karena penderita pada umumnya mempunyai
daya tahan tubuh yang rendah terhadap infeksi. danya Diabetes #elitus yang tidak terdiagnosa,
tidak dirawat, kurang dikontrol menyebabkan risiko yang lebih besar.
Pengaruh obat antidiabetik terhadap rongga mulut dalam semua bidang kedokteran gigi
"jaringan periodontal, oral medicine, konser'asi gigi, bedah mulut, orthodonsi, prostodonsi$
sebenarnya hampir sama. %al ini disebabkan karena obat antidiabetik memiliki cara kerja yang
relatif sama, yaitu merangsang atau menambahkan insulin dan menghambat glukoneogenesis.
Perlu diingat bahwa penderita diabetes melitus lebih peka terhadap infeksi. %al ini disebabkan
antara lain karena imunitas selular dan hormonal penderita diabetes melitus menurun, fungsi
leukosit terganggu, dan kadar gula dalam darah tinggi. 3fek insulin adalah menurunkan kadar
8/18/2019 isi tgs gilut s
9/19
gula darah. Dengan begitu, tubuh penderita diabetes melitus sudah tidak begitu peka terhadap
infeksi. Sehingga penyakit-penyakit di atas dapat terhindari atau setidaknya dapat terkurangi
insidennya.
Diabetes dan infeksi
Diabetes yang terkontrol dengan baik tidak memerlukan antibiotik profilaksis untuk
pembedahan rongga mulut. Pasien dengan yang tidak terkontrol akan mengalami penyembuhan
lebih lambat dan cenderung mengalami infeksi, sehingga memerlukan pemberian antibiotic
profilaksis. Responnya terhadap infeksi tersebut diduga keras akibat defisiensi luekosit
polimorfonuklear dan menurunnya atau terganggunya fagositosis, diapedesis, dan khemotaksis
karena hiperglikemi. Sebaliknya, infeksi orofasial menyebabkan kendala dalam pengaturan dan
pengontrolan diabetes, misalnya meningkatkan kebutuhan insulin. Pasien dengan riwayat
kehilangan berat badan yang penyebabnya tidak diketahui, yang terjadi bersamaan dengan
kegagalan penyembuhan infeksi dengan terapi yang biasa dilakukan, bisa dicurigai menderita
diabetes.
&eadaan darurat pada diabetes
Diabetes kedaruratan, syok insulin "hipoglikemia$, dan ketoasidosis "hiperglikemi$ lebih
sering terjadi pada pasien diabetes tipe 9. kejadian yang sering terlihat adalah hipoglikemia, yangdapat timbul sangat cepat apabila terjadi kegagalan menutupi kebutuhan akan insulin dengan
asupan karbohidrat yang cukup. Sedangkan ketoasidosis biasanya berkembang setelah beberapa
hari. Pasien yang menderita hipoglikemia menderita tanda-tanda pucat, berkeringat, tremor,
gelisah, dan lemah. Dengan pemberian glukosa secara oral ")7-7 gram$, kondisis tersebut akan
dengan mudah membaik. ?ika gagal merawat kondisi tersebut maka mengakibatkan kekejangan,
koma, dan mungkin menyebabkan kematian. Untuk mengatasi ketoasidosis diperlukan
pemberian insulin dan cairan. Sebaiknya pasien dirawat inap.
2.! )%m*lkas
2.!.1 )%m*lkas L%kal
Pemakaian anastesi lokal yang makin meluas baik pada praktek gigi merupakan
8/18/2019 isi tgs gilut s
10/19
kemajuan dari keamanan dan keefektifan metode-metode yang ada. Selain itu, kendala dan
komplikasi sudah semakin jarang terjadi dan dokter gigi makin dituntut untuk mengetahui
bagaimana cara memperkecil insidens tersebut. Calaupun demikian, sudah selayaknya para
dokter gigi tetap mengingat bahwa setiap suntikan dapat menimbulkan reaksi yang tidak
menguntungkan dan bahkan membahayakan, dan harus mengambil langkah-langkah tertentu
untuk memastikan bahwa mereka benar-benar menguasai pengetahuan dan cara mendiagnosa
serta menangani masalah secara efektif pada situasi tersebut. Reaksi tidak menguntungkan ini,
yaitu(
). &egagalan untuk mendapat efek anastesi
&egagalan dapat bersifat sebagian atau menyeluruh, dimana pemberian suntikan blok
gigi inferior tidak dapat menghilangkan sensiti'itas dentin selama preparasi ka'itas,
tetapi efek suntikan ini sudah cukup kuat untuk dapat dilakukan pencabutan gigi
tetangganya. &egagalan untuk mendapatkan efek anastesi kadang-kadang dapat
dihindari karena sering disebabkan oleh teknik penyuntikkan yang salah, sehingga
menyebabkan jumlah larutan anastesi lokal yang didepositkan di dekat saraf terlalu
sedikit atau menyebabkan larutan anastesi terdeposit di pembuluh darah. &egagalan
lain adalah ketika menggunakan larutan anastesi yang sudah kadaluwarsa.
. Sakit selama dan setelah penyuntikkan
!ila jaringan tegang dan ujung yang tajam dari jarum diinsersikan tegak lurus
terhadap mukosa, penetrasi dapat segera terjadi. 0indakan lain yang dapat
memperkecil rasa tidak enak meliputi menghangatkan larutan dan menyuntikkannya
perlahan-lahan.
*. Pembentukan haematoma pada daerah penyuntikkan
&arena jaringan lunak rongga mulut mempunyai cukup banyak pembuluh darah
'askuler maka tidak jarang ujung jarum suntik secara tidak sengaja menembus
pembuluh darah. &esalahan ini umumnya akan menimbulkan perdarahan jaringan
yang disertai dengan pembentukkan haematoma.
. Suntikan intra'askular
Penetrasi pembuluh darah hanya dapat dideteksi sedini mungkin bila menggunakan
teknik aspirasi. ?ika selama aspirasi, akan terlihat aliran darah ke dalam larutan
8/18/2019 isi tgs gilut s
11/19
anastesi maka dapat disimpulkan bahwa terjadi penetrasi pembuluh darah dan jarum
harus segera ditarik keluar dan dimasukkan kembali pada posisi yang sedikit berbeda.
/. &epucatan
&epucatan daerah suntikan umunya disebabkan oleh meningkatnya tegangan jaringan
akibat deposisi cairan dan efek anastesi lokal dari 'asokonstriktor. &epucatan pada
daerah yang jauh dari daerah suntikan disebabkan karena suntikan intra'askular atau
terganggunya suplai pembuluh darah dari saraf autonom. 9skemia umunya bersifat
sementara dan berlangsung selama *7 detik sampai *7 menit. Untuk situasi ini hanya
diperlukan tindakan menenangkan pasien saja.
6. 0rismus
0rismus dapat didefinisikan sebagai kesulitan membuka rahang karena kejang otot.
0rismus dapat disebabkan oleh penyuntikan pada otot pterigoid medial, dimana
kerusakan pembuluh darah akan menimbulkan haematoma atau infeksi.
. Paralisa wajah
Paralisa otot-otot wajah pada salah satu sisi adalah komplikasi yang jarang terjadi dari
suntikan blok gigi inferior dan dapat bersifat sebagian atau menyeluruh tergantung
pada cabang saraf yang terkena. &omplikasi ini timbul bila ujung jarum diinersikan
jauh ke belakang dan terlalu di belakang ramus asendens. Di sini larutan didepositkan
pada substansi glandula paratiroid serta menganastesi cabang-cabang saraf wajah
sehingga menimbulkan paralisa otot yang disuplainya.
A. @angguan sensasi yang berangsung lama
Perdarahan dan infeksi di dekat saraf juga dapat menimbulkan gangguan sensasi yang
berlangsung lama. +perasi atau infeksi yang terjadi pada molar bawah dan akar
premolar kadang-kadang menimbulkan gangguan sensasi bibir bawah. Pada kasus
yang disebabkan oleh infeksi seperti ini, nanah yang terbentuk harus didrainasi dan
harus segera diberikan terapi antibiotik.
;. Patahnya jarum
?arum harus dijaga agar tetap tegak lurus ketika diinersikan melalui jaringan. !ila ada
resistensi jaringan yang kuat, jarum jangan dipaksa masuk ke jaringan dan arah inersi
jarum jangan sekali-kali diubah sebelum jarum terlebih dahulu dikeluarkan dari
jaringan. Dengan cara ini jarum tidak akan menjadi bengkok. Calaupun demikian bila
8/18/2019 isi tgs gilut s
12/19
ternyata jarum menjadi bengkok, maka jarum yang bengkok harus dibuang karena
usaha meluruskan jarum dapat menyebabkan jarum menjadi rapuh dan dapat
meningkatkan resiko patahnya jarum selama insersi berikutnya.
)7. 9nfeksi
#erupakan komplikasi yang jarang terjadi. Pemakaian yang sudah disterilkan dan
teknik aseptik umunya dapat menghilangkan kemungkinan masuknya organisme
dalam jaringan pada saat penyuntikan.
)). 0rauma pada bibir
Pasien anak yang mendapat suntikan blok gigi inferior perlu diingatkan agar tidak
menggigit-gigit bagian bibir yang teranastesi, yang dapat menimbulkan ulcer yang
sangat nyeri. esi ini dapat pulih dengan cepat dengan sedikit meninggalkan jaringan
parut. Pasien dewasa yang mendapat suntikan blok gigi inferior untuk pertama kali,
harus diperingatkan tentang resiko kerusakan termis dari bibir akibat konsumsi
minuman yang panas dan merokok.
). @angguan 'isual
&adangkala pasien datang kembali dengan gangguan penglihatan baik unilateral
maupun bilateral. @angguan ini dapat berupa penglihatan ganda atau penglihatan
yang buram dan bahkan kebutaan sementara. =enomena ini sulit dijelaskan namun
diperkirakan bahwa keadaan ini disebabkan oleh kejang 'askular atau suntikan intra-
arterial yang tidak disengaja. Pada kasus seperti ini dapat terjadi distribusi 'askular
abnormal dan pasien perlu diberi tahu bahwa penglihatan akan normal kembali
setelah *7 menit.
2.!.2 )%m*lkas #stemk
da tiga komplikasi akut D# yang mengancam jiwa, yaitu ketoasidosis diabetik, koma
non ketotik hipenosmolor dan hipoglikomia. Penurunan aklifitas insulin meningkatkan
katabolisme asam lemak bebas menghasilkan benda keton "asetoasetat dan : hidroksibutirat$.
kumulasi asam-asam organik berakibat timbulnya asidosis metabolik anion-gab yang disebut
kotoasidosis diabetik. &otoasidosis diabelik dapat diketahui dengan asidosis laktat. Dimana
asidosis laktat pada plasma terjadi peningkatan laktat "E6 mmol5$ dan tidak terdapat aseton
dalam urine dan plasma. &etoasidosis alkoholik dapat dibedakan dengan ketoasidosis
8/18/2019 isi tgs gilut s
13/19
diabetik dari adanya riwayat baru saja mongkonsumsi alkohol dalam jumlah yang banyak
yang terjadi pada pasien non diabetik dengan kadar glukosa rendah atau sedikit meningkat.
#anifestasi klinik dari ketoasidosis adalah dyspneu "uji kompensasi untuk asidosis metabolik$,
nyeri perut menyerupai kolik abdomen, mual dan muntah, dan perubahan sensoris.
Penalalaksanaan kotoasidosis diabetik tergantung pada koreksi hiperglikemia "yang mana jarang
melebihi /77 mg5dl$, penurunan kalium total tubuh, dan dehidrasi diinfus dengan insulin,
natrium dan cairan isotonis.
Suatu penelitian memperlihatkan bahwa pasien diabetes mempunyai mortalitas dan
morbiditas pasca bedah lebih tinggi dibandingkan pasien normal. #asalah yang dapat muncul
adalah infeksi, sepsis dan komplikasi dari arteriosklerosis. Suatu penelitian menunjukkan )) <
pasien diabetes mengalami komplikasi miokard pada pasca bedah terutama infeksi pneumonia.
&omplikasi jantung terjadi pada < dari pasien diabetes, mortalitas pasca bedah
8/18/2019 isi tgs gilut s
14/19
• #ikroalbuminuria 4 proteinuria
• @angguan @=R 4 &reatinin menigkat
• Penurunan @=R menyebabkan hipertensi ringan
• Stenosis arteri renalis "sklerotik$ menyebabkan hipertensi berat 5 hipertensi tiba-tiba
• @agal @injal
6. Diuresis hipoosmolar, pasien mudah terjadi dehidrasi
. Stift Join Sindrome , timbul kekakuan sendi atlantooccipitalis yang dapat menyebabkan
kesulitan melakukan tindakan intibasi.
2.+ Pen,em'uhan P%st &*eras
Diabetes mellitus menggambarkan adanya pengaturan abnormal dari gula darah karena
salah satu penyebab, yaitu adanya kekurangan insulin retetif atau absolut atau karena resistensi
insulin. D iabete s me llitus " D#$ b uka n me rup akan k ont raindika si u ntuk setiap t ind akan p erawa tan g igi, mi salnya t inda kan o perati f s epe rti p enc abut an g igi , k ureta se pa da poket d an s ebaga inya&adar gula darah tergantung dari produksi dan penggunaan gula darah tubuh. Selama
pembedahan atau sakit5stres terjadi respon katabolik dimana terjadi peningkatan sekresi
katekolamin, glukagon, korfisol, juga terjadi penurunan sekresi insulin. ?adi pembedahan
menyebabkan hiperglikemia, penurunan penggunaan gula darah, peningkatan glukoneogenesis,
katabolisme protein. Respon tersebut dipacu tidak hanya oleh nyeri tetapi juga oleh sekresi,
peptida seperti interleukin 9 dan berbagai hormon termasuk growth hormon dan prolaktin. %al i ni tidak m asalah ba gi d ok ter a pabi la pender ita d i bawah p enga wa san dokt er a hl i s ehing ga keadaan y a terko nt rol Unt uk s etiap tindakan ope ratif ad a b ebe rapaf akt or y ang perlu diperha tikan yaitu f akt or s ebe lum dan s ete lah t inda kan
ope ratif Penyebab tingginya morbiditas dan mortalitas pada diabetes mellitus adalah karena penyulit
kronis, hal tersebut terjadi karena hiperglikemia yang tak terkontrol dalam jangka waktu lama,
berupa mikro dan makroangiopati. Penyulit kronis tersebut berhubungan dengan disfungsi organ
seperti penyakit arteri koroner, penyakit pembuluh darah otak, hipertensi, insufisiensi ginjal,
neuropati autonomik diabetik, gangguan persendian jaringan kolagen "keterbatasan ekstensi
leher, penyembuhan luka yang buruk$, gastroparesis, dan produksi granulosit yang inadekuat
Penilaian prabedah diutamakan pada penilaian fungsi utama organ jantung, ginjal, dan
susunan syaraf pusat, tak kalah penting dibandingkan penilaian status metabolik pasien. =aktor sebe lum operatif ant ara lain keada an umu m p end erita kada r gula darah dan ur in pend erita ana stetiku m yang akan digu naka n serta tinda kan aseps is.
&omplikasi kardio'askuler "penyakit arteri koroner, gagal ginjal kongestif, hipertensi$
hendaknya diatasi dahulu karena berkaitan dengan meningkatnya mortalitas pada pasien diabetes
mellitus. Pasien dengan hipertensi mempunyai insidensi neuropati autonomik hingga /7
8/18/2019 isi tgs gilut s
15/19
Pasien dengan neuropati autonomik dapat mengalami hipotensi berat setelah pemberian
obat anestesi, adanya peningkatan risiko gastroparesis, aspirasi, episode hipoksia dan retensi
urin. %ipotensi dapat terjadi pada /7< pasien diabetes mellitus dengan neuropati autonomik.
da hubungan antara tes refleks kardia'askuler yang memburuk dan kontrol gula darah.
!eberapa pasien diabetes dengan neuropati autonomik dapat meninggal mendadak.
&emungkinan ini terjadi karena respon abnormal terhadap hipoksia, apneu tidur atau aritmia
jantung namun belum ada penjelasan yang pasti.
Pada diabetes melitus lanjut sering dijumpai penyakit ginjal. &ondisi tersebut dengan
mikroalbuminuria dan kelainan filtrasi glomerulus yang dijumpai perubahan pada klirens
kreatinin. Dengan kontrol gula yang ketat pada penderita diabetes dapat melindungi fungsi
ginjal. %ipertensi, meskipun tidak pernah tinggi sekali akan timbul jika glomerular filtration rate
"@=R$ berkurang. ?ika ada hipertensi berat atau hipertensi timbul tiba-tiba, harus dipikirkan
kemungkinan adanya suatu penyakit berupa stenosis arteria renalis yang aterosklerotik. ktifitas
plasma renin adalah normal atau berkurang. %ipoaldosteronisme yang hiporeninemik dengan
hiperkalemia dan asidosis metabolik dengan hiperkloremia sedang adalah suatu keadaan biasa
pada nefropati diabetik. 9nfeksi dan sepsis memainkan peranan penting dalam meningkatkan
mortalitas dan morbiditas pasca bedah penderita , hal tersebut dihubungkan dengan adanya
fungsi leukosit yang terganggu. Penderita dengan kontrol gula yang ketat dimana kadar gula
dipertahankan di bawah /7 mg5dl fungsi leukosit akan pulih.
0inda ka nyangp erlu dilakuk ansetel ah tind akan ope ratifada lahpenc egaha n terhadap kemun gkina nteradi nya infeksiuga ke ada anumum ser tak adargul ada rah dan urinn astet iku m yangdigu naka nuntuk tinda kan operatif harus aman, tidak bol eh meni nggikan kada rgulad alam da rah. &ultur bakt eri perludi laku kan untuk kasus -kasus inf eks ioral akut ?ika teradir espo n yang kurang baik daripembe rian ant ibi otik y ang pertama dapa tdibe rikan lagiant ibi ot ik yang lebi h efekt ifberda sarkan uj ikepekaan bakt eri padapasien ter sebut ?ikapa sien telahdidi agno sis dandikont rol dengan adekua tma ka tida kada ma salah s epa nang dokt erb enar-bena rmemp ertimba ngka nh al-halyang dapa t menghilang kan kom plikasi
%a l-halyang pe rlu dipe rhatikan pada perawa tan gigi pasienDi abe tes #e litusada lah (
). %a l-ha ltent ang keada an keseha tanpasien Di abe te s#elitus harus didiskus ika n denga ndokt eryang me rawatnya
. Semua inf eks irongga mulut ha rus dirawa tdenga n segerad engan antibiot ik y ang tepa t
*. &e seha tan r on ggamul uty ang baikharus dipe rtahank ansehi ngg airitasi loka lakan hilang secara tera turpemb entuka n kalkulus berkur angdan sanga td iharapkan ging i'i tisdanpeny aki tpe riod ontal dapa tdicegah.
Pasien d iadwa lkan untukp erawa tan d ip agiha rid an diinstruks ikan u ntukm engk onsum sima kan paginya . pabi lape rawa tan melewa tiw aktu makan ma ka pasien h arusdibe ri wakt umeng kon sums imaka nan5m inuman ring an. pabi lak esulitan m engun yah s etelah p erawatan,d ianjur kan u ntuk mengko nsum si makanan l una k seperti sou p,m ilkshake dan lain sebaga iny auntu k m enj agap ema suka n kalor i.P ada setiap pros edurp erawa tan gigidi ins truks ikan u ntuk tet apmeng kon sumsio ba th ipoglikemik s esua idos isy ang diperunt ukka nb aginya Pa siendi ins truk sikan meng kons ums imakan p aginy adi sertai insulin s epa ruh dosis pagid ansepa ruh l ag is esud ah p erawa tan.# inima lkan stress elama perawa tan g igiapabi la me mungkink an proses pe rawa tan diba gime nj adib ebe rapak ununga ny ang t ida k terl alulama 0ind akana seps isp erlu d ipe rha tika napabi la kitaaka n m erawatgi gid anmulutp ende rita D iabe tes#e litus yang sudah t erkon trol,k arenap enderi tapadau mum nyam empu nyaid ayat aha ntubu h yang renda ht erhada p inf eks idany aDi abe tes # elitusy angtida k terdi agnosa tida k dirawat, k urang d ikont rol menyeba bkan r isiko y ang lebi hbe sara tauser ius bagi dokt erd alam meng aturr enc anap erawa tan. &emun gki nanter adinya komadi abe tes "hipe rgl ik emi a$ ,sho ck ins ul in "hipog likemi a$, penye ba ran i nf eksi,k ur ang ny aresponp enyembu han p embedahan h arus menj ad i p ertimb angan u tama Pasien y angme mi likir isikoini ha rus die'a lua sid enganh ati-h atidan k onsul tasi k eseha tan ikaada satu kemun gkina n dirong ga mulut Pasca !edah, pada kondisi metabolik pasien stabil, pasien sudah diperbolehkan
makan. 9nfus glukosa dan insulin dihentikan hanya setelah pemberian subkutan insulin kerja
pendek. Pada pasien-pasien ini, kegunaan dari suntikan subkutan insulin kerja pendek sebelum
makan dan insulin kerja sedang pada waktu tidur dianjurkan selama -A jam pertama setelah
infus glukosa dan insulin dihentikan dan sebelum regimen insulin pasien dilanjutkan.
Perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya hipoglikemia atau hiperglikemia pasien pasca
bedah terutama bila terdapat penurunan kesadaran. %arus dipantau kadar gula darah pasca bedah.
8/18/2019 isi tgs gilut s
16/19
Pemeriksaan 3&@ postoperatif serial dianjurkan pada pasien Diabetes #elitus usia lanjut,
penderita Diabetes #elitus tipe 9, dan penderita dengan penyakit jantung 9nfark miokard
postoperatif mungkin tanpa gejala dan mempunyai mortalitas yang tinggi. ?ika ada perubahan
status mental, hipotensi yang tak dapat dijelaskan, atau disrimia, maka perlu diwaspadai
kemungkinan terjadinya infark miokard.
8/18/2019 isi tgs gilut s
17/19
BAB III
)E#IMPULAN
8/18/2019 isi tgs gilut s
18/19
BAB I-
DATAR PU#TA)A
). Robert, P. anglais dan @raig S. #iller.);;.&elainan Rongga #ulut.?akarta( %ipokrates
. Schuurs, %!.);;.Patologi @igi-@eligi, &elainan ?aringan &eras @igi.Hogyakara( U@#.
hal )*/-)/
*. Sumawinata, 1arlan.7)*.nestesi okal dalam Perawatan &onser'asi @igi.?akarta(
3@B. %al 66-6;.. 3. Desmond =armer.);66.StoneIs +ral and Dental Disease, =ifth 3d. 3dinburgh and
ondon( 3.F B. i'ingstone td./. Pendersen @ordon.);;6.!uku jar Praktis !edah #ulut.?akarta( [email protected] ))7-))).
6. Schuet2 P, Bastro P, Shapiro 19.Diabetes and sepsis( Preclinical findings and clinical
rele'ance.Diabetes care 7))(*()-A.
. BasJueiro ?, BasJueiro ?, l'es B. 9nfections in paients with diabetes mellitus( a re'iew
of pathogenesis. 9ndian ? 3ndocrinol #etab.7) #arch( )6"Suppl)$( S4S*6.
A. merican Diabetes ssociation.Diagnosis and classification of diabetes mellitus.
Diabetes care 7)K*/"supp )$(S6-S).
;. Schaberg DS, 1orwood ?#. Base study( infections in diabetes mellitus.Diabetes
spectrum 77K)/")$(*-7.
)7. %owe, @.. dan Chitehead, =.9.%. );;. nestesi okal, 3disi *. ?akarta( %ipokrates. hal
;;-))).
)). !rown ?r and =rink. Anesthetic Management of Patients with Endocrine Disease in
Practice of nesthesia, 6th ed, 3dward rnold, );;6( ;;/-)77.
). Cilliam ?, =enderl. Diseases of the Endocrine System in nesthesia and Bommon
Diseases, nd ed, Philadelphia, C!Saunders, );;)( 7-)/.
)*. Roi2en #=. Anesthetic Implications of oncurent Diseases in #iller RD ed. nesthesia,
th ed, Bhurchill i'ingstone, );;( ;7*-)7).
). #athes DD. Management of ommon Endocrine Disorder in Stone D? ed. Perioperati'e
Bare, )sted, #osby Hear !ook 9nc, );;A( */-6/.
8/18/2019 isi tgs gilut s
19/19
)/. #cnulty @R, Robertshaw %?, %all @#. Anaesthetic Management of Patients with
Diabetes Mellitus in !ritish ?ournal of naesthesia, ondon, 777( A7-;7.
)6. #organ ?R. linical Anesthesiology, nded, ange #edical !ook, );;6( 6*6-6//.
). %a2nam #C. Pan!reas Endo!rin dalam Endo!rinologi, Percetakan ngkasa +ffset,!andung, );;)( *6-)76.
)A. Corthley. Synopsis of Intensi"e are Medicine, ongman, );;( 6))-6*.
);. Laloga @ary P. Endocrine onsultation in linical Anesthesia Practice, C! Saunders,
);;( )A/-7;.
7. itt , Roi2en #=. Endocrine and Renal #unction in Risk and +utcome in nesthesia, ?!
ippincott, );AA( )))-)/.
). Roi2en #=. Endocrine Abnormalities and Anesthesia$ Renal Disfunction dan Diabetes,
9RS Re'iew Bourse ecture, );