22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan memiliki banyak fungsi yang sangat bermanfaat bagi manusia. Salah satu fungsi pendidikan tersebut adalah untuk menjadikan manusia yang lebih baik, berkarakter, dan berakhlak mulia sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 pasal 3 yang menyebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu upaya oleh seorang pendidik agar tujuan pendidikan nasional tersebut tercapai. Bersinggungan dengan hal di atas, banyak hal yang dapat dilakukan oleh pendidik untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut. Salah satunya adalah dengan menciptakan media pembelajaran yang

Isi Proposal (1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

proposal gratis

Citation preview

Page 1: Isi Proposal (1)

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan

manusia. Pendidikan memiliki banyak fungsi yang sangat bermanfaat bagi

manusia. Salah satu fungsi pendidikan tersebut adalah untuk menjadikan

manusia yang lebih baik, berkarakter, dan berakhlak mulia sebagaimana

yang tercantum dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 pasal 3 yang

menyebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu upaya

oleh seorang pendidik agar tujuan pendidikan nasional tersebut tercapai.

Bersinggungan dengan hal di atas, banyak hal yang dapat dilakukan

oleh pendidik untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut. Salah

satunya adalah dengan menciptakan media pembelajaran yang dapat

menunjang tujuan pendidikan nasional tersebut. Media pembelajaran menjadi

hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar karena media

pembelajaran dapat membantu pendidik dalam meningkatkan konsentrasi

belajar siswa. Keberhasilan seorang pendidik dalam mengajar tidak hanya

bergantung pada cara penyampaian materi kepada siswa, tetapi juga terletak

pada fasilitas yang mendukung penyampaian materi tersebut berupa media

pembelajaran. Media pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam

memahami suatu materi pelajaran. Selain itu, dengan tersedianya media

pembelajaran, pendidik dapat menciptakan berbagai situasi kelas,

menentukan metode pengajaran yang sesuai denga situasi kelas, dan dapat

menciptakan iklim emosional yang sehat di antara pendidik dan peserta didik.

Page 2: Isi Proposal (1)

Dengan demikian, proses belajar mengajar akan berlangsung dengan efektif

dan efisien serta dapat menimbulkan motivasi belajar peserta didik.

Salah satu media media pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk

menunjang proses belajar mengajar di kelas adalah media pembelajaran

audiovisual. Media pembelajaran audiovisual merupakan media perantara

dalam proses pembelajaran yang dapat dilihat dan didengar. Media

audiovisual ini dapat berbentuk video dan televisi. Media pembelajaran

audiovisual dapat membuat peserta didik lebih aktif di kelas dan

memungkinkan peserta didik lebih fokus dalam belajar. Pemilihan media

audiovisual ini sebagai salah satu media pembelajaran dalam penelitian ini

disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor tersebut adalah tingkat

minat baca siswa rendah. Hal ini dibuktikan dengan data UNESCO pada

tahun 2012 mencatat bahwa minat baca siswa hanya berjumlah 17,66% dan

sisanya 91,68 % lebih menyukai aktivitas menonton televisi. Data ini

diperkirakan terus merosot dari tahun ke tahun. Selain itu, hasil survei

sementara peneliti di lokasi penelitian juga menunjukkan bahwa peserta didik

jarang ditemukan ada peserta didik yang gemar membaca. Mereka akan

membaca dikala terpaksa seperti diperintahkan oleh gurunya. Hal ini tentu

menjadi pertimbangan yang kuat dalam menciptakan media pembelajaran

audiovisual ini.

Adapun objek yang akan dijadikan media pembelajaran audiovisual

adalah cerita rakyat daerah penelitian yaitu Kabupaten Sumbawa Barat.

Alasan pemilihan cerita rakyat daerah sebagai objek penelitian adalah karena

diketahui bahwa di antara siswa yang notabene adalah penduduk asli

Kabupaten Sumbawa Barat jarang ada yang mengetahui mengetahui cerita

daerah mereka. Ada di antara mereka yang tahu tentang cerita rakyat tersebut,

tetapi sudah dalam bentuk modifikasi dan tidak bentuk cerita yang aslinya.

Padahal cerita rakyat merupakan warisan budaya yang patut dilestarikan

karena sarat dengan nilai. Banyak pelajaran positif yang dapat diambil dari

cerita rakyat tersebut dan dapat dijadikan bekal dalam menghadapi hidup.

Selain itu, cerita rakyat juga merupakan salah satu kekayaan budaya. Oleh

Page 3: Isi Proposal (1)

karena itu, jika budaya suatu daerah hilang, daerah tersebut akan kehilangan

jati dirinya.

Bersinggungan dengan fenomena itu, dalam penelitian ini akan

diciptakan video berupa drama yang diangkat dari cerita rakyat Kabupaten

Sumbawa Barat dan akan dijadikan media pembelajaran audiovisual bagi

sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat. Dengan adanya

media pembelajaran audiovisual yang mengangkat cerita rakyat ini dapat

membangkitkan semangat peserta didik dalam belajar, dapat mengambil

pelajaran dari cerita rakyat yang disajikan, dan budaya Kabupaten Sumbawa

Barat khususnya cerita rakyat terhindar dari kepunahan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah bagaimanakah prosep penciptaan media pembelajaran audiovisual

(video) berupa drama yang diangkat dari cerita rakyat Kabupaten Sumbawa

Barat?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menguraikan proses penciptaan media pembelajaran audiovisual (video)

berupa drama yang diangkat dari cerita rakyat Kabupaten Sumbawa Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.2 Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis hasil penelitian ini dapat diurakan sebagai berikut.

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengingatkan kembali siswa akan

budayanya dengan memperkenalkan kembali cerita rakyat daerahnya.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan bagi

perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pembelajaran.

3. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah referensi ilmu

pengetahuan khususnya tentang pembelajaran.

Page 4: Isi Proposal (1)

1.4.3 Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dari hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagai

berikut.

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam proses

pembelajaran di sekolah.

2. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi daerah dalam

memelihara kearifan lokal agar budaya yang terdapat di suatu daerah tidak

hilang seiring dengan perkembangan zaman.

3. Hasil penelitian diharapkan mampu menambah wawasan pembaca dan

peneliti tentang media pembelajaran.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi wadah pendokumentasian

budaya yang terdapat dalam suatu daerah.

Page 5: Isi Proposal (1)

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

2.1 Media Pembelajaran

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi

informasi sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi

pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan

berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Proses

pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi

selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan

(guru), komponen penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri

yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang dalam proses

pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Untuk menghindari semua itu,

guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai

media dan sumber belajar (Sanjaya, 2006: 160).

Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti

tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus, pengertian media

dalam proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafik, fotografik, atau

elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi

visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang

dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses

pembelajaran (Angkowo dan Kosasih, 2007: 3 – 4).

Secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”, yang berarti

perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau

usaha, seperti media dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau

panas dalam bidang teknik. Istilah media digunakan juga dalam bidang

pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau

media pembelajaran.

Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media di atas, berikut

ciri-ciri umum yang terkandung pada tiap batasan itu.

Page 6: Isi Proposal (1)

1. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal

sebagai hardware (perangkat keras) yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat,

didengar atau diraba dengan pancaindera.

2. Media pendidikan memiliki pengertian non fisik yang dikenal sebagai

software (perangkat lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam

perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa

(Arsyad, 2002: 6 – 7).

2.2 Media Audiovisual

2.2.1 Pengertian media audiovisual

Secara etimologi kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan

bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau

pengantar, maksudnya sebagai perantara atau alat menyampaikan sesuatu

(Salahudin,1986: 3). Sejalan dengan pendapat di atas, AECT (Association For

Education Communication Technology) dalam Arsyad mendefinisikan bahwa

media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan

informasi (Arsyad, 2002:11). Semenetara itu, audiovisual adalah media

instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan

ilmu pengetahuan dan tekhnologi) meliputi media yang dapat dilihat dan

didengar (Rohani, 1997: 97-98).

Merujuk pada pendapat di atas, makan media audiovisual adalah media

perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan

pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa

mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Menurut perjalanan sejarah, dunia pendidikan telah mengalami empat

tahap perubahan ditinjau dari cara penyajian materi pelajarannya.

Perkembangan pendidikan yang pertama adalah tatkala dalam masyarakat

tumbuh suatu profesi baru yang disebut guru yang diberi tanggung jawab

untuk melaksanakan pendidikan mewakili orang tua. Dengan demikian,

terjadi pergeseran peranan pendidikan yang biasa diselenggarakan di rumah

berubah menuju ke pendidikan sekolah secara formal. Perkembangan kedua

Page 7: Isi Proposal (1)

dimulai dengan dipergunakannya bahasa tulisan di samping bahasa lisan

dalam menyajikan materi ajar. Perkembangan pendidikan yang ketiga terjadi

dengan ditemukannya teknik percetakan yang memungkinkan

diperbanyaknya bahan-bahan bacaan dalam bentuk buku-buku teks sebagai

materi pelajaran tercetak. Perkembangan pendidikan yang keempat terjadi

dengan mulai masuknya teknologi-teknologi yang canggih berdasarkan

kemajuan zaman dan peradaban manusia, berikut produknya yang

menghasilkan alat-alat mekanis, optik, maupun elektronik (Sudjana dan

Rivai, 2003: 41).

Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur

suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman

video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan

media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua

unsur jenis media yang pertama dan kedua.

Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan

pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting

yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan

storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan

penelitian yang di dalamnya terdapat mediaaudio dan visual seperti televisi,

handphone, video player, radio cassette, dan alat perekam (Arsyad: 2002: 91).

Pada awal pelajaran media harus mempertunjukan sesuatu yang dapat

menarik perhatian semua siswa. Hal ini diikuti dengan salinan logis

keseluruhan program yang dapat membangun rasa berkelanjutan, sambung-

menyambung, dan kemudian menuntut kepada kesimpulan atau rangkuman.

Kontinuitas program dapat dikembangkan melalui penggunaan cerita atau

permasalahan yang memerlukan pemecahan.

2.2.2 Macam-macam Media Audiovisual dan PemnafaatannyaMedia ini dibagi dalam:

1. Audiovisual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal

dari satu sumber seperti video kaset.

Page 8: Isi Proposal (1)

2. Audiovisual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal

dari sumber yang berbeda. Misalnya film bingkai suara yang unsur

gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari

tape recorder.

Dilihat dari daya liputnya, media terbagi menjadi:

1. Media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak

terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik

yang banyak dalam waktu yang sama. Seperti radio dan televisi serta

internet.

2. Media dengan daya liput terbatas oleh ruang dan tempat media ini dalam

penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film

sound slides film rangkai, yang harus menggunakan tempat tertutup dan

gelap.

3. Media untuk pembelajaran invidual. Media ini penggunaannya hanya

untuk seorang diri.termasuk media ini adalah modul berprogram dan

pengajaran melalui komputer.38

Adapun beberapa alat-alat atau media yang termasuk dalam media

audiovisual dan kelebihan serta kelemahannya, yaitu sebagai berikut.

1. Audiotape

Kelebihan-kelebihan Audiotape

1) Baik untuk siswa yang sedang belajar mendengar.

2) Pengisi waktu saat menunggu

3) Mendengar sambil melakukan mobilitas (kegiatan lain)

4) Merupakan alternatif bagi yang tidak senang membaca atau yang

mempunyai kesulitan membaca

5) Pendengar dapat mereviewnya sambil menunggu atau melakukan atau

melakukan kegiatan lain.

Kelemahan Audiotape

1) Kaset buku ini kaku (kurang fleksibel), sebab harus tergantung dengan

komponen lain yaitu adanya tape dan aliran listrik.

Page 9: Isi Proposal (1)

2) Tidak memungkinkan melakukan penjelajahan terhadap isi buku

terlebih dahulu

3) Bila ingin mencermati kembali isi buku, harus mereviewnya kembali

sampai menemukan yang dimaksudkan, baru kemudian memutarnya

kembali

4) Hal-hal penting tidak bisa digarisbawahi atau diberi tanda khusus.

5) Tidak ada grafik, diagram, atau gambar sebagai bahan klarifikasi.

2. Video dan Videotape

Kelebihan Videotape

1) Baik untuk semua yang sedang belajar mendengar dan melihat

2) Bisa menampilkan gambar, grafik atau diagram

3) Bisa dipergunakan di rumah, di luar kelas maupun dalam perjalanan

dalam kendaraan

4) Bisa diperlambat dan diulang

5) Dapat dipergunakan tidak hanya untuk satu orang

6) Dapat dipergunakan untuk memberikan umpan balik

Kelemahan Videotape

1) Sering dianggap sebagai hiburan TV

2) Kegiatan melihat videotape adalah kegiatan pasif

3) Menggunakan video berarti memerlukan dua unit alat, yaitu videotape

dan monitor TV

4) Dibandingkan dengan kaset recorder, harganya relatif lebih mahal

5) Pemirsa tidak bisa melihat secara cepat bagian-bagian yang sudah

tayangan yang sudah terlewatkan

3. Computer Based Training (CBT)

Kelebihan Computer Based Training (CBT)

1) Tampilannya bisa menghasilkan kombinasi antara tulisan (teks), suara

(audio), gambar (video), serta animasi.

2) Dapat mengakses informasi secara instan dari manapun yang dicakup

dari compact disc tersebut.

3) Menghasilkan gambar yang lebih jelas.

Page 10: Isi Proposal (1)

4) Program dan sistem computer based training (CBT) yang lebih canggih

lebih memungkinkan pembelajaran mengakses lebih banyak, bukan

hanya satu macam pilihan seperti pada audiotape atau videotape.

5) Menyediakan fasilitas akses informasi yang lebih banyak.

6) Dapat disesuaikan dengan motivasi, kemampuan dan kecepatan

pembelajaran.

7) Sebagai guru yang sabar

8) Mengurangi kekhawatiran pembelajaran jika kurang paham.

Kelemahan Computer Based Training (CBT)

1) Kelemahan mendasar dari penggunaan program ini adalah tidak

adanya interaksi antar manusia.

2) Memerlukan biaya mahal.

4. Pelatihan Berbasis Web

Kelebihan Web Based Training (WBT)

1) Mengkombinasikan kelebihan video, kecepatan komputer, dan akses

internet

2) Mekanisme kerja program ini mampu menyesuaikan dengan semua

gaya belajar.

3) Memungkinkan bagi pembelajar untuk aktif berpartisipasi.

4) Memungkinkan akses ke materi/subyek yang diinginkan bagi banyak

sekali pembelajar di tempat yang berbeda.

5) Pembelajar dapat berhubungan dengan guru/instruktur, demikian

sebaliknya dimanapun mereka berada.

Kelemahan Web Based Training (WBT)

1) Tidak terjadi temu muka antara guru/instruktur dengan pembelajar.

2) Perlu biaya mahal untuk melengkapi peralatan.

5. Internet

Kelebihan Internet

1) Memungkinkan akses informasi ke banyak narasumber.

2) Hampir semua tema dapat diperoleh dari Net.

Page 11: Isi Proposal (1)

3) Bisa menjelajah dunia dari rumah, sekolah, kampus, kantor dan

perusahaan.

4) Adanya fasilitas untuk berinteraksi dengan orang lain dari seluruh

penjuru dunia yang tertarik pada tema yang sama.

5) Merupakan komunikasi dua arah, tanya jawab, mengobrol, membuat

web sendiri, mengirim berita ke mana saja.

6. Kelemahan Internet

1) Biayanya mahal, karena untuk mengoperasikannya membutuhkan

kelengkapan seperti komputer, modem ISP (Internet Service Provider),

dan saluran telepon. Namun demikian kalau kita tidak memiliki

perangkat tersebut kita bisa datang ke perpustakaanperpustakaan atau

ke tempat penyewaan internet.

2) Diperlukan kemampuan mengoperasikan komputer, juga kemampuan

memilih dari sejumlah pilihan yang semuanya kelihatan menarik bagi

kita.

3) Dibutuhkan ketelitian terhadap informasi yang ada, periksa

kebenarannya, sebab tidak semua informasi selalu benar atau baik

untuk kita.

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Media Audio Visual

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kriteria pemilihan

media pengajaran antara lain “tujuan pengajaran yang diingin dicapai,

ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan perangkat keras dan perangkat

lunak, mutu teknis, dan biaya” (Basyiruddin, 2002: 15). Oleh sebab itu,

beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan sesuai dengan pendapat lain

yang mengemukakan bahwa pertimbangan pemilihan media pengajaran

sebagai berikut.

1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan atau dipertunjukkan oleh siswa seperti menghafal,

Page 12: Isi Proposal (1)

melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik dan pemikiran prinsip-prinsip seperti sebab akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-konsep atau hubungan-hubungan perubahan dan mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan pemikiran tingkat yang lebih tinggi.

2. Tepat untuk mendukung isis pelajaran yang yang sifatnya fakta, konsep, prinsip yang generalisasi agar dapat membantu p0roses pengajaran secara efektif, media harus selaras dan menunjang tujuan pengajaran yangt telah ditetapkan serta sesuai dengan kebutuhan tugas pengajaran dan kemampuan mental siswa.

3. Aspek materi yang menjadi pertimbangan dianggap penting dalam memilih media sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan atau berdampak pada hasil pengajaran siswa.

4. Ketersediaan media disekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru.

5. Pengelompokan sasaran, media yang efektif untuk kerlompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecilatau perorangan. Ada media yang tepat untuk kelompoik besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan.

6. Mutu teknis pengembangan visual, baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persaratan teknis tertentu misalnya visual pada slide harus jelas dan informasi pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen yang berupa latar belakang (Arsyad, 2002 : 72)

Dengan adanya gambaran di atas, kriteria pemilihan media audiovisual

memiliki kriteria yang merupakan sifat-sifat yang harus dipraktekan oleh

pemakai media, kriteria tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang bersangkutan

tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau

dibuat sendiri.

2. Efektifitas biaya, tujuan serta suatu teknis media pengajaran.

3. Harus luwes, keperaktisan, dan ketahan lamaan media yang bersangkutan

untuki waktu yang lama, artinya bisa digunakan dimanapun dengan

peralatan yang ada disekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan

dipindahkan (Sadiman, 2002 :1984)

Page 13: Isi Proposal (1)

Dengan berbagai dasar pemilihan tersebut di atas, maka dapat dipahami

bahwa pemilihan media harus sesuai dengan kemampuan dan karakteristik

anak didik, pemilihan media audio visual dapat membantu siswa dalam

menyerap isi pelajaran, media yang dipilih harus mampu memberikan

motivasi dan minat siswa untuk lebih berprestasi dan termotivasi lebih giat

belajar.

Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang baru

pula baik yang berkenaan dengan sarana fisik maupun non fisik. Untuk itu,

diperlukan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang

memadai, kinerja, dan sikap yang baru serta memiliki peralatan yang lebih

lengkap dan administrasi yang lebih teratur.

2.2 Kebudayaan2.3 Cerita Rakyat Sumbawa Barat2.4 .....

Page 14: Isi Proposal (1)

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan/Sifat Penelitian

Pendekatan atau sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada

suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

ilmiah (Moleong, 2013: 6). Adapun jenis pendekatan penelitian ini yaitu

deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan

pemecahan masalah yang ada berdasarkan data-data dan objek penelitian.

Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini

dimaksudkan untuk menjelaskan informasi mengenai Berdasarkan penjelasan

tersebut, data yang telah dikumpulkan dianalisis dan dideskripsikan menggunakan

kata-kata sehingga diperoleh sebuah kesimpulan.

3.2 Setting Penelitian3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sumbawa Barat. Alasan peneliti memilih daerah ini sebagai lokasi penelitian adalah karena menurut hasil survei sementara peneliti bahwa di daerah ini telah terjadi pengikisan budaya yaitu pudarnya kearifan lokal berupa cerita rakyat yang sudah tidak dikenal lagi oleh sebagian besar pelajar yang ada di daerah tersebut. Sebagian dari pelajar tersebut ada yang mengetahui bentuk cerita rakyat setempat, namun yang diketahui sudah dalam bentuk modifikasi.

3.2.2 Objek Penelitian3.3 Metode Pengumpulan Data3.4 Metode Analisis Data