42
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM BRIKET TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT ALA KUTA BANDA BIDANG KEGIATAN : PKM-GAGASAN ILMIAH Diusulkan oleh : Nanda Dwi Hafri (1304103010117/2013) Dodi Eko Nanda (1304103010041/2013) Husnan Zuhry (1304103010084/2013) M. Ilham Wahyudi (1304103010127/2013) M. Iqfal (1304103010025/2013)

Isi Proposal 2

Embed Size (px)

Citation preview

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWAJUDUL PROGRAM

BRIKET TANDAN KOSONG KELAPA SAWITALA KUTA BANDA

BIDANG KEGIATAN :PKM-GAGASAN ILMIAH

Diusulkan oleh :

Nanda Dwi Hafri (1304103010117/2013)Dodi Eko Nanda (1304103010041/2013)Husnan Zuhry (1304103010084/2013)M. Ilham Wahyudi (1304103010127/2013)M. Iqfal (1304103010025/2013)

UNIVERSITAS SYIAH KUALADARUSSALAM, BANDA ACEH2014

HALAMAN PENGESAHAN1. Judul Kegiatan: Pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit2. Bidang Kegiatan: PKM-GT3. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap: Nanda Dwi Hafrib. NIM: 1304103010117c. Jurusan: Teknik Kimiad. Universitas/institut/politeknik: Syiah Kualae. Alamat Rumah dan No Tel./HP: Jln. Rukoh utama Lrg. Lam ara 2, Darussalam, Banda Aceh (081992665541)f. Alamat email: [email protected]. Anggota Pelaksana Kegiatan: 4 (empat) orang5. Dosen Pendampinga. Nama Lengkap dan Gelar: b. NIDN : c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : 6. Biaya Kegiatan Totala. Dikti : b. Sumber Lain : Rp. -7. Jangka Waktu Pelaksanaan :

Darussalam, Februari 2014

MenyetujuiPembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

()NIP.

Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Syiah Kuala

()NIP.

Ketua pelaksana kegiatan

(Nanda Dwi Hafri) NIM. 1304103010117

Dosen Pendamping

() NIDN.RINGKASANIndonesia merupakan salah satu negara pengekspor minyak kelapa sawit mentah terbesar di dunia. Pada tahun 2009, Indonesia tercatat telah mengekspor minyak kelapa sawit mentah (CPO) sebanyak 19,8 juta ton (Hidayanto, 2011). Nilai ekspor ini terus meningkat pada tahun 2013 hingga mencapai 1.856 juta ton. Provinsi Aceh merupakan salah satu provinsi yang paling produktif dalam menyumbang hasil produksi CPO nya bagi Indonesia. Data dari Dinas Perkebunan Provinsi Aceh mencatat bahwa pada tahun 2011, Provinsi Aceh telah mengekspor sebanyak 603.813 ton minyak kelapa sawit mentah (CPO) dengan luas lahan untuk tanaman belum menghasilkan mencapai 91.209 Ha, dan untuk tanaman yang menghasilkan mencapai 249.116 Ha.Besarnya nilai ekspor dari minyak kelapa sawit tersebut tentu saja menyisakan limbah yang jumlahnya tidak kalah besar seperti tandan kosong kelapa sawit, sabut, dan cangkang kelapa sawit. Pada tahun 2015 diperkirakan limbah tersebut secara berurutan mencapai 23.940.361, 16.416.248, 7.318.910 ton (Hambali, 2010).Pembriketan limbah kelapa sawit merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah tersebut. Dewasa ini, sering kita lihat di berbagai pabrik kelapa sawit khususnya di Provinsi Aceh, limbah-limbah kelapa sawit tersebut dibiarkan menggunung tanpa adanya upaya pengolahan lebih lanjut. Hanya sebagian kecil pabrik kelapa sawit yang mengolah limbah tersebut menjadi pupuk kompos dengan cara penghalusan tandan kosong kelapa sawit dengan mesin penggiling. Tentu saja hal ini tidak terlalu bernilai ekonomis dan berguna di kalangan masyarakat.Pembriketan tandan kosong kelapa sawit juga bertujuan guna membantu masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah, untuk bisa menikmati energi yang dapat digunakan bagi kehidupan sehari-hari dan tentunya bernilai ekonomis dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Mayoritas masyarakat di Provinsi Aceh saat ini belum bisa dikatagorikan mencapai tingkat kemakmuran yang tinggi, hal ini dapat terlihat dari masih tingginya kemiskinan, pengangguran dan keterbatasan lapangan kerja. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kehidupan berumah tangga. Dengan adanya briket dari limbah kelapa sawit ini tentu sangat membantu ketersediaan bahan bakar pengganti gas elpiji yang biasa digunakan di rumah-rumah.Inovasi-inovasi dari pembriketan limbah kelapa sawit ini akan sangat membantu dalam penghematan dalam penggunaan Sumber Daya Alam (SDA) tidak dapat terbaharukan yang bersumber dari gas alam dan minyak bumi. Dewasa ini, pemakaian SDA yang tidak dapat terbaharukan sangatlah tidak seimbang dengan ketersediaan yang semakin menipis. Penggunaannya yang tanpa kendali sudah sangat menguras SDA tersebut, untuk itulah sangat diperlukannya energi-energi alternatif seperti briket dari limbah kelapa sawit guna mengurangi pemakaian berlebih SDA berupa gas alam dan minyak bumi yang jumlahnya semakin menipis.

1. PENDAHULUANDewasa ini kebutuhan rumah tangga akan bahan bakar semakin meningkat. Kebutuhan akan bahan bakar ini menimbulkan ketergantungan masyarakat, terutama industri rumah tangga akan minyak bumi yang dihasilkan dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.Ketergantungan masyarakat akan minyak bumi selalu dikhawatirkan akan berdampak serius bagi pasokan energi nasional maupun internasional. Sampai saat ini dengan pasokan minyak bumi 8,6 miliar barel dan tingkat konsumsi minyak bumi sekitar 400 juta barel per tahun, maka dapat diperkirakan cadangan minyak bumi akan habis dalam kurun waktu sekitar 22 tahun (suprapto, 2006)Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyatakan bahwa industri perkebunan kelapa sawit adalah industri yang terus berkembang pesat di indonesia, dan merupakan investasi yang sangat penting bagi negara. Indonesia kini menjadi penghasil minyak sawit terbesar dunia dengan total area sekitar 9 juta hektar menghasilkan sekitar 27,5 juta ton CPO per tahun.Dengan begitu, salah satu langkah dalam pemecahan masalah krisis sumber daya energi adalah dengan cara memanfaatkan sumber energi terbaharukan berupa biomassa. Dalam karya tulis ilmiah ini penulis akan membahas tentang pembuatan briket dari biomassa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS).Limbah padat berupa TKKS merupakan limbah paling besar yang dihasilkan dari pengolahan minyak sawit. Sekitar 21-25% TKKS dihasilkan dari proses pengolahan minyak sawit tersebut. Sangat disayangkan jika TKKS tersebut tidak bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi dan hanya dibakar ataupun ditumpuk begitu saja di lahan perkebunan. Maka dari itu diperlukan suatu upaya untuk memanfaatkan TKKS yang berlimpah tersebut, salah satu caranya yaitu dengan pembriketan biomassa berupa tandan kosong kelapa sawit itu sendiri.Pembriketan biomassa adalah proses pembuatan bahan bakar alternatif terbaharukan yang berupa padatan dengan proses penggumpalan butiran butiran kecil dengan atau tanpa perekat dalam berbagai bentuk dan ukuran. Hal yang tentunya menjadi keuntungan untuk bahan bakar padat berupa briket ini adalah daya guna biomassa sehingga tidak berasap dan berbau, juga mudah dipakai (Rustina, 1987).Limbah padat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) adalah limbah padat yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat besar yaitu sekitar 6 juta ton, yang tercatat pada tahun 2004, namun pemanfaatannya masih terbatas. Selama ini limbah tersebut hanya dibakar secara manual dan sebagian ditebarkan di lapangan sebagai mulsa. Persentase tankos terhadap Tandan Buah Segar (TBS) sekitar 20% dan setiap ton TKKS mengandung unsur hara N, P, K dan Mg berturut-turut setara dengan 3 Kg urea; 0,6 Kg CIRP; 12Kg MOP; dan 2 Kg kiegserit. Dengan demikian kita dapat mengambil kesimpulan dari satu unit PKS (Pabrik Kelapa Sawit) memiliki kapasitas olah 30 ton TBS/jam atau 600 ton TBS/hari akan menghasilkan pupuk N, P, K dan Mg berturut-turut setara dengan 360 Kg urea; 72 Kg CIRP; 1.440 Kg MOP; dan 240 Kg kiserit (Lubis dan Tobing, 1989). Sedangkan limbah padat lainnya seperti cangkang dan serat sebesar 1,73 juta ton dan 3,74 juta ton.Pemanfaatan TKKS sebagai sumber energi alternatif sangat efisien untuk dilakukan, karena secara langsung dapat menghemat pemakaian sumber daya fosil yang tidak dapat diperbaharui, ramah lingkungan, aman, dan tentunya sangat optimal bagi pembangunan secara berkelanjutan. Pemanfaatan TKKS ini sangat potensial dilakukan di provinsi Aceh dengan berlandaskan fakta bahwa setiap tahunnya dihasilkan 724.185 ton/tahun dari PKS (Pabrik Kelapa Sawit) yang saat ini aktif.Berikut adalah peta Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang ada di provinsi Aceh, beserta tabel penghasilan CPO pada tahun 2011:

Tabel 1.1 luas area dan komoditi kelapa sawit perkebunan rakyat dan perkebunan besar aceh berdasarkan kabupaten/kota angka tetap tahun 2011NOKABUPATEN /KOTALUAS AREAL (Ha)JUMLAH (Ha)PRODUKSI (Ton)Rata-rata PRODUKTIFITASJUMLAH PETANIPENYERAPAN

(Kg/Ha)TENAGA KERJA

TBMTM TRTBSCPOTBSCPO(KK)(Org/Ha/Thn

1Aceh Besar8384866013841.6482973.391612802692

2Pidie 37832773464.2257886239

3Pidie Jaya1.1101.1414632.7146.2471.2585.4751.1031.9071.357

4Bireuen1.8921.976223.8909.6842.0604.9061.0431.1401.946

5Aceh Utara4.27116.8138.99930.083123.08450.5917.3213.0099.95215.042

6Lhokseumawe13670-20669912610.0581.810142103

7Aceh Timur 9.44046.4574.77960.676421.78092.6189.0791.9949.19130.338

8Langsa 12394-4063.9297089.9721.798323203

9Aceh Tamiang 7.41741.5961.74150.754568.504121.91613.6672.9319.07625.378

10Aceh Tenggara 2.20141.596-7.66683.84415.10715.3422.7641.6923.833

11Aceh Jaya2.8454.3892.91010.14440.1177.9649.141.8154.6075.073

12Aceh Barat5.24415.21639920.859283.51963.20918.6334.1544.64510.430

13Nagan Raya 23.22548.9174.29776.439419.57890.1698.5771.84319.30138.221

14Simeulue 1.634568-2.2021.2042172.123822.4651.101

15Aceh Barat Daya 8.74812.4859221.32571.38213.8985.7171.1139.45410.663

16Aceh Selatan 4.2376.90719511.33930.9326.0944.4788826.2655.669

17Aceh Singkil 11.02335.34284647.111666.276140.86318.9063.9979.06820.879

18K. Subulussalam 5.86810.90165217.421109.21220.28410.0191.86111.2728.711

19Bener Meriah 1.031861841.300111201.2982341.050650

201191.209249.11625.671365.9952,841,794603.81311.4082.424102.414182.998

201090.709240.23524.900355.8442,564,167552.08810.6742.29893.017117.992

200976.314295.83125.743313.8122,242,184468.0857.5791.58285.162156.906

200862.487198.04926.568287.1041,913,694407.0209.6632.05569.924143.552

200756.850186.50326.532269.8851,865,839398.41510.0042.13660.039134.943

200651.975186.19724.397262.5691,832,902392.5979.8442.10955.050131.285

2. GAGASANPada era globalisasi saat ini, Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) banyak digunakan dalam industri perusahaan maupun dalam aktivitas pertanian karena memiliki kadar nutrient yang baik. Dalam 1 ton TKKS terdapat 7 Kg Urea, 2,8 Kg fosforus, 19,3 Kg Potasium Klorait, dan 4,4 Kg Magnesium Sulfat. Oleh karena itu, selain dapat digunakan sebagai bahan sungkupan di ladang kelapa sawit, TKKS juga dapat digunakan dalam banyak hal.Akan tetapi, saat ini belum banyak petani-petani sawit yang menggunakan TKKS dengan sebagaimana mestinya. TKKS masih belum banyak digunakan sebagai energi alternatif untuk menggantikan energi-energi yang ada saat ini yang sifatnya tidak dapat diperbaharui dan akan habis. Para Petani sawit kebanyakan hanya membiarkan TKKS begitu saja dilahan perkebunan atau ada juga petani yang membakarnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat TKKS memiliki banyak sekali kegunaan termasuk sebagai energi alternatif.Energi alternatif yang dapat dihasilkan dari TKKS adalah melakukan proses pembriketan biomassa. Namun, untuk saat ini pembriketan dengan menggunakan TKKS masih jarang dilakukan. Selain menggunakan TKKS, pembuatan briket juga dapat dilakukan dengan menggunakan komposisi utama lain. Komposisi utama tersebut adalah batubara, serbuk kayu, sekam padi ataupun cangkang sawit. Saat ini pembriketan lebih banyak menggunakan batubara sebagai komposisi utamanya. Sebenarnya pembuatan briket dengan menggunakan TKKS sebagai komposisi utama sudah pernah dilakukan. Namun, kurang optimalnya sosialisasi tentang unggulnya briket TKKS mengakibatkan kurangnya perhatian masyarakat terhadap briket ini. Tanpa disadari, briket ini memiliki keunggulan dan kualitas yang tidak kalah bagusnya dibandingkan dengan briket biomassa lainnya.Industri permbriketan sudah ada sejak lama di Indonesia, namun solusi dalam menghasilkan briket yang baik, efisien dan ramah lingkungan selalu diupayakan. Briket dibuat dengan variasi bahan baku yang berbeda-beda diantaranya :2.1 Sekam PadiSekam padi merupakan lapisan keras yang membungkus kariopsis butir gabah. Sekam padi dapat digunakan sebagai bahan baku industri kimia karena kandungan furfural, campuran semen Portland karena mengandung silika (SiO2). Sekam padi menghasilkan sumber energi panas karena mengandung kadar selulosa yang cukup tinggi sehingga dapat memberikan pembakaran yang merata dan stabil. Sekam memiliki kerapatan jenis (bulk density) 125 kg/m3, dengan nilai kalori 3.300 kkal/kg, kandungan karbon 1,33%, hydrogen 1,54%, oksigen 33,64%, dan silica 16,98%. Sekam padi memiliki potensi yang baik untuk digunakan sebagai alternatif bahan bakar dan industri pembriketan, akan tetapi sekam padi memiliki nilai kalori yang rendah sehingga menghasilkan panas yang tidak terlalu baik.2.2 KayuSalah satu limbah terbesar dari hasil hutan adalah kayu. Bahan bakar kayu memiliki beberapa keuntungan dari pada bahan bakar fosil ditinjau dari segi lingkungan. Manfaaat utama dari bahan bakar kayu adalah dapat terbaharui, persediaan yang berkelanjutan, bahan bakar yang dapat diandalkan. Keuntungan lainnya, gas buangan CO2 selama proses pembakaran lebih rendah 90% dari pada bahan bakar fosil. Kayu mengandung sedikit logam berat dan sulphur sehingga tidak menyebabkan polusi udara, hujan asam dan limbah seperti partikulat mudah dikontrol. tetapi jika di bandingkan dengan bahan baku briket lainnya, proses pembakaran kayu dalam lingkungan kurang oksigen akan menghasilkan volatile (karbon monoksida dan hydrogen) dari pirolisis, sehingga kayu tidak dapat dijadikan solusi yang paling tepat dalam industri briket.2.3 Cangkang kelapa sawitCangkang kelapa sawit merupakan limbah padat yang daaat dimamfaatkan sebagai bahan bakar, pengeras jalan atau dibuat arang untuk industri pabrik karbon aktif serta bahan baku yang dapat digunakan dalam industri perbriketan. Cangkang kelapa sawit memiliki 73,46 cal/gr volatile matter, 2,6 cal/gr, abu, 19,42 cal/gr fixed carbon, 4,30 moisture, dengan 4865 calorivic value 4865 cal/gr, (Mahidin dkk). Cangkang kelapa sawit merupakan bahan baku pembuatan briket yang baik, tetapi cangkan kelapa sawit memiliki volatile matter yang rendah sehingga sulit terbakar, sehingga tidak efisien digunakan sebagai bahan baku briket.2.4 Batu BaraBatubara adalah mineral organik yang dapat terbakar yang terbentuk dari sisa tumbuhan purba yang mengendap di dalam tanah selama jutaan tahun. Batubara merupakan bahan yang paling sering digunakan sebagai bahan utama pembuatan briket dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya. Briket batubara memiliki panas yang kontinyu sehingga dapat digunakan dalam waktu yang lama dan juga harganya relatif murah. Namun, briket ini memiliki keterbatasan, yaitu waktu penyalaan awal memakan waktu 5-10 menit dan diperlukan sedikit penyiraman minyak tanah sebagai penyalaan awal, juga briket ini hanya efisien untuk pembakaran dengan waktu yang lama.Dalam pembuatan briket diperlukan penggunaan perekat agar bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan briket tersebut menyatu dan memadat. Berikut ini beberapa contoh perekat-perekat yang digunakan dalam pembuatan briket :2.5 Perekat Tanah Liat (Clay)Clayatau yang sering disebut tanah liat pada umumnya banyak digunakan sebagai bahan perekat briket. Jenis-jenis tanah liat yang dapat dipakai untuk pembuatan briket terdiri dari jenis lempung warna kemerah-merahan, kekuning-kuningan dan abu-abu. Dari segi biaya, pembuatan briket dengan perekat ini relatif lebih murah dan praktis karena tidak perlu dicampur dengan air panas. Namun, Penampilan briket yang menggunakan briket ini kurang menarik dan membutuhkan waktu yang lama untuk mengeringkannya. Selain itu, briket juga sulit meyala saat dibakar (Marsono dan Oswan).2.6 Perekat Getah Karet

Daya lekat dari getah karet lebih kuat daripada lem aci maupun tanah liat. Namun, ongkos produksi yang dikeluarkan lumayan mahal dan agak sulit untuk mendapatkannya karena harus membelinya. Selain itu, briket yang menggunakan perekat ini akan menghasilkan asap tebal berwarna hitam dan beraroma kurang sedap jika dibakar. Oleh karena itu, perekat ini jarang dipilih oleh produsen.2.7 Perekat Aci (Tepung Tapioka)Perekat aci terbuat dari tepung tapioka yang mudah didapatkan dipasar dan pastinya lebih murah. Perekat ini bisa digunakan juga untuk mengelem kertas dan perangko. Dalam pembuatan briket, perbandingan antara perekat dengan serbuk TKKS harus tepat supaya briket yang dicetak memiliki kualitas yang baik. Jumlah perekat yang digunakan tidak boleh lebih dari 20% dari jumlah keseluruhan bahan yang digunakan. Jika lebih dari 20%, maka saat proses pembakaran briket akan mengeluarkan asap.Dengan segala kekurangan dari briket-briket yang telah ada, penulis mengupayakan briket yang lebih efisien untuk digunakan, yaitu briket berbahan baku Tandan Kosong Kelapa Sawit (tankos/TKKS) dengan perpaduan perekat aci didalamnya. Tandan kosong kelapa sawit banyak mengandung serat selulosa, bagian dari tankos yang mengandung selulosa adalah bagian pangkal dan ujungnya yang runcing dan keras. Secara umum sifat fisika dan morfologi serat tandan kosong kelapa sawit di perlihatkan pada tabel berikut.Tabel 2.1 Sifat dan morfologi tandan kosong kelapa sawitParameterTandan kosong kelapa Sawit (TTKS)

Bagian PangkalBagian ujung

Panjang Serat (mm)Diameter Serat (mm)Tebal Dinding (mm)Kadar Serat (mm)Kadar Non Serat (mm)1,2015,003,4972,6727,330,76114,343,6862,4737,53

( Darnoko, dkk, 1995 )Sementara komposisi dan sifat kimia dari serat tandan kosong kelapa sawit (TTKS) seperti diperlihatkan tabel berikut :

Tabel 2.2 Komposisi dan sifat kimia tandan kosong kelapa sawitKomponen KimiaKomposisi ( % )

LigininEkstraktifPentosan-selulosaHelusolosaAbuKelarutan dalam :1% NaOHAir DinginAir Panas22,236,3726,6937,7668,886,59

29,9613,8916,17

( Darnoko, dkk, 1995 )

Salah satu langkah strategis yang penulis lakukan untuk mengimplementasi-kan gagasan tulis ilmiah ini adalah dengan menarik minat konsumen. Langkah tersebut dimulai dengan melakukan pembuatan kompor jenis tungku yang sangat efisien untuk pembakaran/pemakaian briket TKKS ini. Pembuatan dapur/tungku briket pada dasarnya digunakan untuk mencapai efisiensi pembakaran yang tinggi dan untuk menekan emisi gas yang dihasilkan ( Anonimous, 2005 ).Dalam hal ini, kompor jenis tungku sangat bergantung pada jenis penggunaannya. Seperti yang kita ketahui, tungku untuk industri jauh lebih besar daripada tungku untuk kebutuhan rumah tangga. Rata-rata untuk tungku industri, memiliki kapasitas briket dengan massa 5-10 kg, sedangkan untuk keperluan rumah tangga hanya memiliki kapasitas massa 1-2 kg saja. Dengan gagasan tulis ilmiah ini, penulis akan membuat kompor dengan kapasitas 3 briket didalamnya. Kelebihan dari kompor briket ini adalah terdiri dari bahan-bahan yang mudah didapat dan ramah lingkungan. Pada umumnya rancangan suatu dapur rumah tangga yang terbaik dipandang dari segi teknis ekonomis tergantung pada faktor berikut ini: Segi praktis yang nyata, karena diperlukan dalam proses pembakaran bahan bakar padat seperti briket Segi Keamanan, keindahan, dan kebiasaan.Walaupun belum terlalu optimal, tetapi pembuatan dapur/kompor briket TKKS yang penulis buat telah masuk dalam katagori praktis karena mudah dan sesuai untuk seluruh lapisan masyarakat. Dari segi teknis, pembakaran briket dalam tungku tanpa penutup pengurang emisi ternyata masih menimbulkan masalah terhadap lingkungan, antara lain menimbulkan emisi berupa gas seperti CO, CO2, NOx, SOx, dan lain-lain ( Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara (TEKMIRA), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2006 ).Untuk mengatasi permasalahan emisi gas buang dapur briket ini, penulis akan membuat pembakaran dapur briket menjadi sempurna sehingga akan membuat kinerja dan efisiensi penggunaan energi menjadi optimal. Selain dua keuntungan tersebut, pembakaran sempurna juga akan membuat kompor bernyala api biru dan menghindari kompor akan menimbulkan asap. Pembakaran sempurna tersebut dapat diwujudkan dengan membuat penutup pengurang emisi.Gambar 2.1 memperlihatkan penampang belah untuk dapur briket. Dapur ini mempunyai kelebihan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan, terutama pada pengaturan letak briket dan juga dudukan bejana yang disesuaikan dengan ukuran bejana.

1

3 2

4

105 11

96

7

88 Gambar 2.1 Dapur PembakaranKeterangan :1. Bejana 282. Bejana 243. Bejana 184. Dudukan Bejana5. Briket TKKS6. Badan Dapur (Isolator)7. Lubang Udara Primer8. Lubang Udara Kecil9. Badan Dapur10. Lidah Api11. Sarangan ( Grate)12. Gagang Dapur

Tentunya pembuatan dapur alternatif belum cukup optimal untuk dikenali oleh masyarakat. Disini penulis akan terjun langsung ke wilayah sasaran berada, guna mensosialisasikan pembuatan briket tandan kosong kelapa sawit beserta dapur alternatif ini.

LATAR BELAKANG MASALAHIndonesia merupakan negara pengekspor biji pala terbesar di pasaran dunia (sekitar 60%), dan sisanya dipenuhi dari negara lainnya seperti Grenada, India, Srilanka, dan Papua New Guinea. Permintaan ekspor terhadap produk dari pala yang terbesar adalah biji pala kering (nutmeg in shell dan nutmeg shelled), fuli pala (mace) dan minyak pala (essential oil nutmegs). Secara komersial biji pala merupakan bagian terpenting dari buah pala dan dapat dibuat menjadi berbagai produk antara lain minyak atsiri dan oleoresin. Di Aceh, penghasil pala terbesar berpusat di Aceh Selatan khususnya di Tapaktuan. Selama ini daging buah pala di Tapaktuan belum terlalu diperhatikan manfaatnya, hanya dimanfaatkan untuk diolah menjadi beberapa produk seperti manisan, dodol, dan sari buah (sirup) pala. Hal tersebut patut disayangkan karena daging buah pala merupakan komponen terbesar dari buah pala segar (sekitar 80% dari berat buah). Buah pala segar yang memiliki nama latin Myristica fragrans Houtt ini memiliki sifat antiemetik yaitu senyawa kimia yang bermanfaat antara lain mengatasi rasa mual.Berdasarkan pemikiran tersebut, kami berinisiatif untuk mengkreasikan suatu variasi makanan baru dari daging buah pala yaitu keripik pala. Produk ini juga dapat dijadikan sebagai tambahan souvenir khas Aceh Selatan. Disisi lain, usaha ini tidak membutuhkan modal yang terlalu besar, peluang dalam bidang ini juga sangat besar karena masih sedikit orang yang memanfaatkan usaha semacam ini.

PERUMUSAN MASALAHTapaktuan memiliki oleh-oleh khas yaitu manisan pala dan sirup pala. Sebagian orang tidak menyukai manisan dan sirup pala tersebut karena rasanya terkadang terlalu manis sehingga dikhawatirkan dapat menyebabkan penyakit gula akibat mengkonsumsi berlebihan. Oleh karena itu, kami memiliki alternatif untuk membuat keripik pala berbahan baku daging buah pala guna untuk menambah variasi oleh-oleh khas Kuta Naga bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah ini.Oleh karena ibukota kabupaten Aceh Selatan adalah Tapaktuan, yang juga sering disebut dengan Kuta Naga, maka produk ini kami beri nama Pala Chips Ala Kuta Naga.

TUJUAN PROGRAM Adapun tujuan dari kegiatan ini yaitu:1. Mengembangkan potensi daging buah pala sebagai bahan baku produk yang bernilai jual.2. Mengembangkan daya wirausaha mahasiswa yang mandiri sekaligus menambah penghasilan mahasiswa.

LUARAN YANG DIHARAPKAN Luaran yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah:1. Menghasilkan produk dengan modifikasi baru berupa keripik pala.2. Mempublikasikan dalam bentuk artikel.

KEGUNAAN PROGRAMKegunaan yang diharapkan yaitu:1. Menambah variasi makanan khas (oleh-oleh) dari daerah Aceh Selatan.2. Terwujudnya keterampilan dan kreatifitas berwirausaha bagi mahasiswa.3. Terwujudnya mahasiswa yang cerdas dan inovatif.4. Meningkatkan nilai tambah daging buah pala yang melimpah di Aceh Selatan.5. Terciptanya mahasiswa yang memiliki kemandirian diri.

GAMBARAN UMUM RENCANA USAHAMakanan khas yang sudah lama terkenal dari Aceh Selatan yaitu manisan pala, sirup pala, dan dodol pala sedangkan olahan daging buah pala lainnya belum ada. Hal ini memungkinkan untuk menciptakan olahan lainnya yang dapat menjadi variasi dari olahan yang sudah ada dan menghilangkan kemonotonan produksi olahan dari daging buah pala.Keripik pala merupakan produk inovasi terbaru dari daging buah pala. Pada dasarnya usaha keripik pala ini membutuhkan modal yang relatif kecil. Selain itu, untuk mendapatkan bahan bakunya juga relatif mudah mengingat perkebunan pala di Aceh Selatan cukup besar. Bahan baku didatangkan langsung dari Aceh Selatan dan kemudian diproduksi di Banda Aceh, mengingat alat vacuum frying yang digunakan tersedia di laboratorium Jurusan Teknik Kimia Universitas Syiah Kuala. Target produksi dalam 4 bulan sebanyak 16 kali produksi. Untuk packaging pala chips dikemas dalam kotak yang menonjolkan ciri khas daerah asal pala. Pemasaran pala chips ini akan dilakukan di daerah Aceh Selatan sendiri untuk menambah variasi oleh-oleh yang dibeli tulis yang berkunjung ke Aceh Selatan. Produk ini juga akan dipasarkan di Kota Banda Aceh, khususnya di swalayan-swalayan besar dan toko souvenir khas Aceh yang banyak terdapat di kota Banda Aceh. Pemasaran di ibukota provinsi dipilih karena pusat Provinsi Aceh ini lebih banyak dikunjungi turis baik domestik maupun dari manca negara.

METODE PELAKSANAAN Program Kreativitas Mahasiswa bidang kewirausahaan ini terbagi menjadi tiga tahap :1. Tahap Persiapan dan PengolahanTahap persiapan meliputi persiapan bahan dan perlengkapan untuk membuat produk.a. Alat dan bahan yang digunakan meliputi : Alat : Vacuum frying Alat press plastik (sealer) Timbangan kecil (higo) Parutan (chipper) Pisau dapur Gunting BaskomBahan untuk 16 kali produksi : Pala segar 3 ton Garam 5 kg Minyak 100 liter Plastik 1,5 kg Kotak kemasan (14 cm x 19 cm) 3.200 unit 2. Tahap ProduksiLangkah-langkah pembuatan keripik pala adalah sebagai berikut : 1. Pala dikupas dan dipisahkan daging pala dengan biji yang ada di dalam buah pala kemudian dicuci.2. Pala diiris tipis-tipis dengan ketebalan 2-3 mm dan kemudian ditaburkan garam agar lebih gurih. 3. Setelah itu dilakukan pengeringan dengan oven pada temperatur 50 C yang bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terkandung pada buah pala.4. Panaskan vacuum frying pada temperatur 80 85 C dimana tempetarur ini adalah temperatur paling sesuai untuk menggoreng keripik buah. 5. Setelah selesai penggorengan, masukkan keripik yang telah jadi ke dalam spinner guna membuang sisa minyak yang masih ada pada keripik tersebut untuk menghasilkan kerenyahan yang bagus, waktu yang dibutuhkan dalam spinner secara ideal adalah 10 menit. 6. Setelah kering, keripik pala dimasukkan ke dalam plastik pembungkus dan dikemas lagi dalam kotak aneka desain yang telah disiapkan sebelumnya.7. Produk yang telah dikemas siap dipasarkan ke daerah target yang telah di tentukan.8. 1 kemasan pala chips berkisar sekitar 300 gram berat bersih, tidak termasuk berat kotak

3. Tahap Pelaksanaan PemasaranPada tahap pemasaran, tahap ini meliputi pencarian tempat-tempat yang dapat membantu memasarkan produk keripik pala, seperti swalayan-swalayan besar dan toko-toko souvenir khas Aceh yang banyak dijumpai di Banda Aceh dan Kota Tapaktuan sendiri. Harga perkotaknya adalah sebesar Rp 8.000,00. Target pemasaran adalah sebanyak 12 swalayan dan 8 toko souvenir yang berada di Banda Aceh dan Tapak Tuan.

JADWAL KEGIATAN PROGRAMKegiatan ini akan dilaksanakan selama 5 bulan dimana 4 bulan pertama tahapan produksi dan pemasaran, sedangkan bulan ke-5 adalah pembuatan laporan. Perkiraan waktu dan kegiatan pokok program seperti ditunjukkan dalam tabel berikut :NoKegiatanBulan

12345

1Perencanaan Program

2Permohonan izin

3Persiapan tempat dan alat

4Pembelian dan pengiriman bahan baku ke Banda Aceh

5Produksi dan pemasaran

6Evaluasi dan Penyusunan Laporan

RANCANGAN BIAYAAdapun untuk rekapitulasi biaya untuk melakukan kegiatan ini yaitu: 1. Biaya Produksi selama 4 bulanJenis PengeluaranBanyakHarga satuan (Rp.)Total(Rp.)

Pala segar (untuk 16 kali produksi)3 ton200.000 600.000

Garam5 kg 10.000 50.000

Plastik1,5 kg 30.000 45.000

Kotak kemasan3250 kotak 2.0006.500.000

Minyak100 liter 12.0001.200.000

Parutan (chipper)5 unit 20.000 100.000

Alat Press Plastik (sealer)1 unit200.000 200.000

Timbangan kecil (higo)5 unit300.000 300.000

Gunting5 unit 10.000 50.000

Pisau dapur5 unit 10.000 50.000

Baskom5 unit 15.000 75.000

Biaya penyewaan alat vacuum frying1 unit750.000750.000

Biaya pengiriman bahan baku--1.000.000

Biaya tidak terduga-- 200.000

Total peralatan 11.120.000

2. Biaya Pemasaran dan Lain-Lain- Biaya PemasaranJenis PengeluaranTotal (Rp)

Transportasi untuk penjualan 500.000

Pengiriman ke Aceh Selatan 250.000

Total biaya perjalanan 750.000

Total Biaya Produksi Keseluruhan Rp 11.870.000,00

- Belanja Lain-Lain Jenis PengeluaranTotal (Rp.)

Pembuatan Laporan150.000

Dokumentasi280.000

Konsumsi selama kegiatan200.000

Total biaya 630.000

Total Biaya Keseluruhan Rp 12.500.000,00 3. KeuntunganBiaya produksi total = Rp 11.870.000,00Nilai penjualan selama 4 bulan = Rp 8.000,00 3.200 kotak = Rp 25.600.000,00

Keuntungan selama 4 bulan = Nilai penjualan Nilai total biaya produksi = Rp 25.600.000,00 Rp 11.870.000,00 = Rp 13.730.000,00 Keuntungan/bulan = Rp 3.432.500,00

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Ketua Program a. Nama Lengkap: Harita Cahyo Baskorob. Tempat dan tanggal lahir: Jakarta, 17 Januari 1993c. Jenis kelamin: Laki-lakid. NIM: 1104103010035e. Fakultas/Jurusan: Teknik/Teknik Kimiaf. Alamat: Jln Rama Setia, Perumahan Meuligo Indah Lampaseh Banda Acehg. Telp : 085782318678h. Email : [email protected] i. Pendidikan : - TK Aisyiah 02 Depok (1998-1999) - SD Muhamadiyah Depok (1999-2005) - SMPN 4 Depok (2005-2008) - SMAN 3 Depok (2008-2011)

Mengetahui,

Harita Cahyo Baskoro NIM. 1104103010035

3 Anggota Ia. Nama Lengkap: Cut Ayu Maulida Sarib. Tempat dan tanggal lahir: Banda Aceh, 16 Oktober 1990c. Jenis kelamin: Perempuan d. NIM: 0804103010031 e. Fakultas/Jurusan: Teknik/Teknik Kimia f. Alamat: Jl Krueng Tripa No 24 Geuceu Komplek Banda Aceh g. Telp : 085260966289 h. Email : [email protected] i. Pendidikan : - TK Periska Tani, Saree Aceh Besar (1995-1996) - SDN Air Berudang, Tapaktuan Aceh Selatan (1996-2002) - SMPN 1 Tapaktuan, Aceh Selatan (2002-2005) - SMAN 1 Tapaktuan, Aceh Selatan (2205-2008)

Mengetahui,

Cut Ayu Maulida Sari NIM. 0804103010031

4 Anggota IIa. Nama Lengkap:Yulmisarab. Tempat dan tanggal lahir: Meukek, 9 September 1990c. Jenis kelamin: Perempuand. NIM: 0804103010014e. Fakultas/Jurusan: Teknik/Teknik Kimiaf. Alamat: Blok A, Simpang Cot Paya, Kajhu Banda Acehg. Telp : 085260626933h. Email : [email protected] i. Pendidikan : - SDN 1 Tangan-Tangan, Aseh Barat Daya (1996-2002) - SMPN 1 Tangan-Tangan, Aseh Barat Daya (2002-2005) - SMA Harapan Persada, Aceh Barat Daya (2005-2008)

Mengetahui,

Yulmisara NIM. 0804103010014

5 Anggota IIIa. Nama Lengkap: Suhandib. Tempat dan tanggal lahir: Samadua, 1 Agustus 1989c. Jenis kelamin: Laki-laki d. NIM: 0704103010080 e. Fakultas/Jurusan: Teknik/Teknik Kimia f. Alamat : Jln. A. Wahhab No. B-12 Limpok Darussalam g. Telp : 0853-5992-4389 h. Email : [email protected] i. Pendidikan : - SDN 4 Tapaktuan Aceh Selatan (1995-2001) - MTsN Tapaktuan, Aceh Selatan (2001-2004) - SMAN 1 Tapaktuan, Aceh Selatan (2004-2007)

Mengetahui,

Suhandi NIM. 0704103010080

5. Nama dan Biodata Dosen Pembimbing1. Nama Lengkap : Lia Mairiza, ST, MT.2. NIDN : 00230574013. Golongan dan Pangkat :IIIb/ Asisten Ahli4. Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Kimia5. Perguruan Tinggi : Universitas Syiah Kuala6. Bidang Keahlian : Teknologi Proses7. Riwayat Pendidikan :RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI

Tahun LulusProgram PendidikanPerguruan TinggiJurusan/ Program Studi

1998S1Universitas Syiah KualaTeknik Kimia

2001S2Institut Teknologi BandungTeknik Kimia

Mengetahui,

Lia Mairiza, ST, MT

NIDN. 0023057401

DESAIN KEMASAN PRODUK