Upload
tut-desi-fa
View
113
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
1. Jelaskan mekanisme infark cerebri : a. Trombotik b. Emboli
a. Aterosklerosis atau trrombosis biasanya dikaitkan dengan kerusakan
lokal pembluh darah akibat aterosklerosis. Proses aterosklerosis
ditandai dengan adanya plak berlemak pada lapisan intima arteria
besar. Bagian intima arteri serebri menjadi tipis dan berserabut,
sedangkan sel-sel ototnya menghilang. Lamina elatika interna robek
dan berjumbai sehingga lumen pembuluh darah sebagian terisi oleh
materi sklerotik. Plak cenderung terbentuk pada daerah percabangan
atau tempat-tempat yang melengkung. Trombosit yang menghasilkan
enzim mulai melakukan proses koagulasi dan menempel pada
permukaan dinding pembuluh darah yang kasar. Sumbat
fibrinotrombosit dapat terlepas dan membentuk emboli atau dapat tetap
tinggal di tempat dan menutup arteri secara sempurna.
b. Emboli kebanyakan berasal dari suatu thrombus dalam jantung,
dengan kata lain merupakan perwujudan dari masalah jantung.
Meskipun lebih jarang terjadi embolus juga mungkin dari plak
ateromatosa sinus karotis interna. Tempat paling sering terserang
emboli serebri adalah arteri serebri media, terutama bagian atas.
2. Sebutkan penyebab dari masing-masing : a. Trombotik b. Emboli
a. Trombotik : aterosklerosis, arteritis, polisitemia.
b. Emboli : infark miokardium, fibrilasi atrium, kardiomiopati iskemik,
katup jantung buatan, penyakit katup jantung.
3. Pemeriksaan apa saja yang bisa dilakukan di : a. IGD b. Ruangan/bangsal
a. Pemeriksaan darah saat di IGD :
- Darah rutin : mengetahui adanya anemia, peningkatan leukosit, dan
jumlah hematokrit yang mengindikasikan adanya gangguan
peredaran oksigen otak, kemungkinan adanya infeksi, dan melihat
adanya kemungkinan penyakit lain seperti polisitemia
- Gula darah sewaktu : bila curiga menderita diabetes mellitus, serta
adanya keadaan seperti hipoglikemia atau hiperglikemia juga dapat
menyebabkan gangguan kesadaran menyerupai stroke.
- Elektrolit (K, Na, Cl) : adanya gangguan elektrolit dapat
menyebabkan penurunan kesadaran.
- Ureum, kreatinin : Kadar ureum tinggi dapat menyebabkan koma
uremikum yang menimbulkan penurunan kesadaran menyerupai
stroke.
- SGOT, SGPT : melihat fungsi hepar apakah dapat diberi terapi
manitol jika membutuhkan penurunan TIK.
- PT, APTT : kelainan proses pembekuan darah bisa diketahui dari
pemeriksaan ini.
- HbsAg : protokol di IGD
b. Pemeriksaan darah saat di ruangan (bangsal)
- Darah rutin dengan diff count.
- Gula darah 2 jam post prandial
- Kolesterol, LDL, HDL, trigliserida
- Gambaran darah tepi (GDT)
4. Sebutkan komplikasi stroke : a. Fase akut b. Jangka panjang
a. Akut :
- Neurologis: stroke susulan, edema cerebri, infark berdarah,
hidrosefalus.
- Non-neurologis: hipertensi, edema paru, gangguan jantung, infeksi,
gangguan keseimbangan elektrolit, hiperglikemia reaktif.
b. Jangka panjang :
- Neurologis: gangguan fungsi luhur.
- Non-neurologis: kontraktur, dekubitus, depresi, infeksi.
5. Sebutkan jenis-jenis tumor di : a. Otak b. Medula spinalis
a. Otak
o Glioma
- Astrocitoma
- Ependimoma
- Oligodendroglioma
- Meduloblastoma
- Neuroastrocitoma
o Non glioma
- Meningioma
- Adenoma hipofisis
- Neurofibroma
- Hemangioblastoma chondroma
b. Medula spinalis
o Glioma
o Meningioma
o Neuroleminoma
o Sarcoma
o Hemangioma
o Khordoma
6. Jelaskan mekanisme kelumpuhan akibat :
a. Stroke
Apabila lesi mengenai lobus frontalis dimana terdapat gyrus
precentralis yang merupakan daerah yang mengatur kemampuan
motorik maka bisa menyebabkan kelumpuhan. Lesi pada UMN
hemisfer menyebabkan kelumpuhan anggota gerak ipsilateral (tipika),
sedangkan lesi pada LMN hemisfer menyebabkan kelumpuhan
anggota gerak kontralateral (alternan).
b. Meningoencephalitis
Pada meningitis biasanya jarang ditemukan defisit neurologis yang
berupa kelumpuhan. Akan tetapi, jika infeksi pada meningens
berkembang menjadi meningoencephalitis dan infeksi
menyebar/mengenai encephalon kemudian menginfeksi daerah area
motorik di lobus frontalis dapat menyebabkan kelumpuhan.
c. Tumor
Kelumpuhan yang terjadi biasanya karena adanya proses pendesakan
massa tumor pada sel-sel saraf otak di area motorik lobus frontalis.
Pada tumor, juga terjadi edema vasogenik yang disebabkan oleh
permeabilitas vaskuler yang terus bertambah dan akhirnya
mengganggu sawar darah otak.
d. Cedera kepala
Perdarahan intrakranial (hematoma intrakranial) adalah penimbunan
darah di dalam otak atau diantara otak dengan tulang tengkorak.
Hematoma intrakranial bisa terjadi karena cedera atau stroke.
Perdarahan karena cedera biasanya terbentuk di dalam pembungkus
otak sebelah luar (hematoma subdural) atau diantara pembungkus otak
sebelah luar dengan tengkorak (hematoma epidural). Kedua jenis
perdarahan diatas biasanya bisa terlihat pada CT Scan atau MRI.
Sebagian besar perdarahan terjadi dengan cepat dan menimbulkan
gejala dalam beberapa menit. Perdarahan menahun (hematoma kronis)
lebih sering kali pada usia lanjut dan membesar secara perlahan serta
menimbulkan gejala setelah beberapa jam atau hari. Hematoma yang
luas akan menekan otak, menyebabkan pembengkakan dan pada
akhirnya menghancurkan jaringan otak. Hematoma yang luas akan
menyebabkan otak bagian atas atau batang otak mengalami herniasi.
Pada perdarahan intrakranial bisa terjadi penurunan kesadaran sampai
koma, kelumpuhan pada salah satu atau kedua sisi tubuh, gangguan
pernafasan atau gangguan jantung, atau bahkan kematian.
ekanisme cedera kepala dapat menimbulkan kelumpuhan sama seperti
stroke hemoragik. Perdarahan sebagai akibat dari cedera kepala di area
motorik lobus frontalis dapat menyebabkan kelumpuhan anggota
gerak. Perdarahan tersebut dapat mendesak maupun merusak neuron-
neuron di daerah tersebut.
7. Buatlah tabel perbedaan migraine, cluster, dan TTH
MIGRAIN CLUSTER
HEAADACHE
TENSION TYPE
HYPERTENSION
Pencetus
serangan
Alkohol, keju, MSG,
coklat, kafein,
aspartam/pemanis
buatan, rangsang
sonsoris, tegang
Alkohol Stres psikis,
kecemasan, depresi
kronik
Penyebab Idiopatik Mekanisme
histaminergik dan
humoral
Manifestasi respon
tubuh terhadap stress
psikis, kecemasan,
depresi kronik.
Sifat nyeri
kepala
Nyeri kepala
paroksismal, unilateral,
berdenyut
Nyeri kepala hebat di
sekitar mata, supra
orbita dan/atau
temporal
Nyeri kepala seperti
tertekan, diikat
kepalanya/diperas,
tidak berdenyut.
Bilateral dengan lokasi
tidak spesifik
Episode
serangan
≥ 5x ≥ 5x ≥ 10x
Durasi 4-72 jam 15-180 menit 30 menit-7 hari
Frekuensi Bervariasi 1-8x/hari terutama
malam hari
sangat bervariasi
Pengaruh
aktivitas
Dipengaruhi aktivitas
fisik, batuk, bungkuk
- -
Gejala penyerta - Mual
- Muntah
- Fotofobia/fonofobia
- Dapat diawali oleh
aura
- Sindrom horner :
injeksi konjungtiva,
lakrimasi, , pupil
miosis dan ptosis
- Kongesti nasal,
rinorea
- Wajah berkeringat
- Edema kelopak
mata, gelisah, wajah
kemerahan
- Fotofobia/fonofobia
Tatalaksana - Ergotamine tartrat 1
mg per oral saat
serangan
- Dihidroergotamin 1
mg IV (selama 2-3
menit) dapat diulang
tiap 1 jam sampai
maksimal 3 mg
- Sumatripan 6 mg SC
dapat diulang setelah
1 jam maksimal 12
mg/hari
- Serotonin
- Profilaksis:
propanolol 3-4x40
mg/hari, amitriptilin
50-75mg/hari
(sebelum tidur),
verapamil 3-4x80
- O2 7 lpm (10-15
menit)
- Ergotamine
2x1mg / 2 mg
sebelum tidur
- Dihidroergotamin
0,5-1,5 mg IV
- Sumatripan 6 mg
SC
- Antidepresan
trisiklik: :
amitriptilin 1x50-
75 mg (malam hari)
- Antiansietas
- Buspiron
- Alprazolam 3x0,25-
0,50mg/hari
mg/hari
8. Sebutkan gangguan kognitif pada cedera kepala
a. Lobus parietalis : agnosia, ataksia sensorik, apraksia
b. Lobus temporalis : halusinasi auditorik, afasia sensorik, apraksia
c. Lobus occipitalis : gangguan penglihatan, agnosia visual
d. Corpus callosum : gangguan mental, demensia