16
BIMBINGAN DAN KONSELING SOSIAL HUBUNGAN INTREAKSI SOSIAL DALAM KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP Disusun Oleh : Catur Baimi saputri 09104241002 Vivie Widayati 09104241011 Margarani Retno Saputri 09104241012 Isnain Septiani Damayanti 09104241027 Hara Permana 09104241029 PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

interaksi 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: interaksi 1

BIMBINGAN DAN KONSELING SOSIAL

HUBUNGAN INTREAKSI SOSIAL DALAM KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP

Disusun Oleh :

Catur Baimi saputri 09104241002

Vivie Widayati 09104241011

Margarani Retno Saputri 09104241012

Isnain Septiani Damayanti 09104241027

Hara Permana 09104241029

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2011

Page 2: interaksi 1

kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat ALLAH SWT, Tuhan YME yang telah memberikan hidayah serta inayah-NYA kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang membahas “ Hubungan interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya dengan motivasi belajar siswa SMP “

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah BK sosial

serta menjadi bahan presentasi kelompok lima.

Tak lupa kami sampaikan rasa terimakasih kepada pihak – pihak yang telah

membantu tugas kelompok kami ,yaitu kepada :

1. Bpk Agus Basuki, M.Pd selaku dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling Sosial

2. Kedua orang tua yang selalu mensuport kami, serta

3. Para sahabat – sahabat kami dan semua pihak yang telah membantu

Pepatah mengatakan “ tak ada gading yang tak retak “, maka dari itu kami

menyadari bahwa kelompok kami masih banyak kekurangan dan kesalahan, kami

terima saran, masukan, kritikan dari teman- teman semua. Ahirul kalam kami mohon

maaf apabila terdapat kekurangan dan kesalahan. Kurang dan lebihnya kami ucapkan

terima kasih

Yogyakarta, 13 Januari 2011

Kelompok 5

Page 3: interaksi 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia anak SMP masih termasuk dunia yang labil, masih tergolong masa pancaroba,

sehingga jika salah arah akan mengakibatkan anak SMP terjerumus ke hal negatif.

Masalah yang nampak pada anak SMP sebenarnya banyak, salah satunya adalah

masalah anak SMP dalam berinteraksi dalam teman sebayanya, dimana teman sebaya

juga memiliki kontribusi dalam membangun motivasi belajar.

Menurut Ali (2004:99) Kelompok teman sebaya memegang peranan penting dalam

kehidupan remaja. Remaja sangat ingin diterima dan dipandang sebagai anggota

kelompok teman sebaya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Oleh karenanya,

mereka cenderung bertingkah laku seperti tingkah laku kelompok sebayanya.

Bagi remaja sekolah tingkat pertama motivasi afiliasi, untuk diterima sebagai teman

sebaya dalam belajar sangat menonjol. Untuk itu guru diharapkan mampu

memanfaatkan kelompok untuk memotivasi siswa dalam belajar (Golburg dalam

Prayitno 1989:75).

Disamping itu, Teman sebaya juga merupakan faktor yang memepengaruhi pola

interaksi dengan lingkungan, dimana teman sebaya merupakan agen sosial yang secara

tidak sengaja dapat memepengaruhi kita dalam bergaul, juga teman sebaya juga dapat

memepengaruhi kita dalam kegiatan proses belajar mengajar. Untuk menjadikan anak

SMP menjadi generasi yang mampu berintraksi sosial dengan baik , maka dibutuhkan

bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, agar tidak terpengaruh dengan hal yang

bersifat negatif.

B. Rumusan masalah1. Adakah suatu hubungan antara interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya

dengan motivasi belajar siswa SMP ?2. Apa manfaat yang dihasilkan dengan melakukan interaksi sosial dalam kelompok

teman sebaya untuk memotivasi belajar siswa SMP ?

Page 4: interaksi 1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kelompok Teman Sebaya

1. Pengertian kelompok teman sebaya

Dalam kamus konseling (Sudarsono,1997:31), teman sebaya berarti teman-

teman yang sesuai dan sejenis, perkumpulan atau kelompok pra puberteit yang

mempunyai sifat- sifat tertentu dan terdiri dari satu jenis.

Kelompok teman sebaya adalah kelompok persahabatan yang mempunyai nilai-

nilai dan pola hidup sendiri, di mana persahabatan dalam periode teman sebaya penting

sekali karena merupakan dasar primer mewujudkan nilai- nilai dalam suatu kontak

sosial. Disamping itu juga mempraktekkan berbagai prinsip kerja sama, tanggungjawab

bersama, persaingan yang sehat dan sebagaianya. Jadi kelompok teman sebaya

merupakan media bagi anak untuk mewujudkan nilai- nilai sosial tersendiri dalam

melakukan prinsip kerjasama, tanggungjawab dan kompetisi.

2 . Kelompok sebaya sebagai situasi belajar

Dunia teman sebaya dalam situasi belajar.

a. Dalam dunia teman sebaya, anak memiliki status yang sama, anak memiliki status

yang sama dan sederajat dengan anak lain.

b. Dalam kelompok sebaya, belajar biasanya berlangsung dalam situasi yang kurang

terkait secara emosional, ini berlangsung pada umur permulaan, ketika anak kurang

menyadari bahwa situasi belajar itu adalah suatu situasi belajar.

c. Pengaruh kelompok sebaya terhadap anak yang umurnya semakin bertambah

cenderung menjadi lebih penting jika dibandingkan dengan pengaruh keluarga, sebab

anak itu semakin lama semakin sering berada di tengah- tengah kelompok sebayanya.

3. Macam- macam Kelompok teman sebaya

Menurut Hurlock (1999 : 215) ada beberapa lima macam kelompok teman sebaya

dalam remaja, antara lain :

a. Teman Dekat

Remaja biasanya mempunyai dua atau tiga orang teman dekat.

b. Teman Kecil

Kelompok ini biasanya terdiri dari kelompok teman- teman dekat.

c. Kelompok Besar

Page 5: interaksi 1

Kelompok besar terdiri dari beberapa kelompok kecil dan kelompok teman dekat,

berkembang dengan meningkatnya minat akan pesta dan berkencan. Karena kelompok

ini besar maka penyesuaian minat berkurang di antara anggota- anggotanya sehingga

terdapat jarak sosial yang lebih besar di antara mereka.

d. Kelompok Terorganisasi

Kelompok pemuda yang dibina oleh orang dewasa, dibentuk oleh sekolah dan

organisasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial para remaja yang tidak

mempunyai kelompok besar. Banyak remaja yang mengikuti kelompok seperti ini

merasa diatur dan berkurang minatnya ketika berusia 16- 17 tahun.

e. Kelompok Gang

Remaja yang tidak termasuk kelompok besar dan tidak merasa puas dengan kelompok

yang terorganisasi, mungkin akan mengikuti kelompok gang. Anggota biasanya terdiri

dari anak- anak sejenis.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada berbagai macam jenis

kelompok teman sebaya. Kelompok teman sebaya yang pasti ada di sekolah adalah

kelompok yang diorganisir, yaitu kelas yang merupakan kelompok di sekolah yang

sudah pasti keberadaan anggotanya dan bersifat tetap.

B. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi

Menurut Mc. Donald (Sardiman, 2004: 74) motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini

mengandung tiga pengertian penting :

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu

manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi

relevan dengan persoalan- persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menetukan

tingkah laku manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini

sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul

dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh

adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal

kebutuhan.

Page 6: interaksi 1

Dapat disimpulkan bahwa Motivasi adalah serangkaian usaha untuk

menyediakan kondisi- kondisi tertentu, sehingga seseorang ingin melakukan sesuatu,

dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan

perasaan tidak suka tersebut. Jadi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang,

namun adanya motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar. Dalam kegiatan belajar,

motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan

memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek

belajar dapat tercapai.

b. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Fungsi motivasi dalam belajar menurut Sardiman (2004: 84) yaitu:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap

kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak di dicapai. Dengan

demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai

dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan - perbuatan apa yang harus

dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-

perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Di samping itu, ada juga fungsi- fungsi yang lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai

pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena

adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil

yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari

adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik.

Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi

belajarnya.

c. Bentuk- Bentuk Motivasi di Sekolah

Page 7: interaksi 1

Bentuk- bentuk untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah

menurut Sardiman (2004 :91)

a. Memberi angka

Angka- angka yang baik bagi siswa merupakan motivasi yang kuat. Tetapi ada

juga, siswa yang belajar hanya ingin naik kelas saja. Ini menunjukkkan motivasi yang

dimilikinya kurang berbobot bila dibandingkan siswa yang menginginkan nilai yang

baik. Namun, pemberian angka- angka harus mampu dikaitkan dengan nilai yang

terkandung di dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada siswa, sehingga tidak

sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan afeksinya.

b. Hadiah

Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi, Tetapi tidak selalu demikian.

Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang

tidak senang dan tidak berbakat untuk pekerjaan tersebut.

c. Saingan atau kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong

belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini dapat meningkatkan kegiatan belajar

siswa.

d. Ego- involvement

Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang

baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol

kebanggaan dan harga diri.

e. Memberi ulangan.

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui ada ulangan. Oleh karena

itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.

f. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apabila kalau terjadi kemajuan, akan

mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasi

belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu

harapan hasilnya terus meningkat.

g. Pujian

Page 8: interaksi 1

Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif sekaligus merupakan motivasi yang

baik. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan

mempertinggi gairah belajar.

h. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat dan

bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu seorang guru harus memahami prinsip

- prinsip pemberian hukuman.

i. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa memang ada motivasi untuk belajar,

sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

j. Minat

Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga dengan minat.

k. Tujuan yang diakui

Dengan memahami tujuan yang harus dicapai akan menimbulkan gairah untuk terus

belajar.

B. Hubungan interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya dengan motivasi

belajar siswa SMP

Telah diketahui bersama, bahwa manusia makhluk sosial yang tidak dapat hidup

sendiri tanpa bantuan oang lain, maka dari itu manusia pasti hidup berkelompok.

Demikian juga remaja terutama di sekolah yang usianya sebaya cenderung hidup

berkelompok secara unik yang biasa disebut kelompok teman sebaya atau teman

sebaya, yang di dalamnya terdapat hubungan emosional yang erat dalam interaksi

antaranggota kelompoknya.

Kelompok teman sebaya, merupakan sarana bagi remaja untuk saling

berinteraksi, setiap kelompok teman sebaya, memiliki peraturan- peraturan sendiri,

mempunyai harapan- harapan sendiri bagi para anggotanya. Melalui kelompok teman

sebaya remaja akan belajar standar moralitas orang dewasa, bermain secara baik, kerja

sama, kejujuran dan tanggungjawab. Di dalam kelompok teman sebaya remaja dapat

merasa diterima, dibutuhkan, dihargai.

Menurut Ali (2004:99) Kelompok teman sebaya memegang peranan penting

dalam kehidupan remaja. Remaja sangat ingin diterima dan dipandang sebagai anggota

kelompok teman sebaya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Oleh karenanya,

mereka cenderung bertingkah laku seperti tingkah laku kelompok sebayanya. Dan

Page 9: interaksi 1

dikata pula bahwa suatu interaksi dikatakan berkualitas jika mampu memberikan

kesempatan kepada individu untuk mengembangkan diri dengan segala kemungkinan

yang dimilikinya.

Bagi remaja sekolah tingkat pertama motivasi afiliasi, untuk diterima sebagai

teman sebaya dalam belajar sangat menonjol. Untuk itu guru diharapkan mampu

memanfaatkan kelompok untuk memotivasi siswa dalam belajar (Golburg dalam

Prayitno 1989:75). Sedangkan menurut prinsip motivasi dari teori behavioristik

menyatakan seorang siswa yang duduk di sekolah tingkat pertama lebih termotivasi

dalam belajar kalau penguatan dari teman sebaya daripada guru sendiri (Prayitno

1989:54). Dengan adanya motivasi, akan memberi arah pada tingkah laku remaja. Siswa

mampu menyalurkan energinya untuk menyelesaikan tugas- tugas akademis,

mengembangkan hubungan sosialnya, memperoleh penghargaan (penerimaan) dari

lingkungan sosialnya serta meningkatkan rasa mampu, karena siswa termotivasi untuk

memenuhi kekurangan dalam dirinya.

Dalam kehidupan sehari- hari, orang sebagai individu yang hidup di tengah

masyarakat ingin diakui sebagai salah satu bagian diantara mereka. Keinginan di hitung

timbul dari kebutuhan akan pengakuan. Bagi remaja yang bersekolah untuk masa

remaja awal, ada unsur- unsur yang menjadi standar dalam memilih kelompok teman

sebaya. Diantaranya pola tingkah laku, minat atau kesenangan, kepribadian atau nilai

yang dianut. Apa yang mereka jadikan standar dilihatnya tentang keserasian dan

kesamaannya. Semakin besar atau banyak keserasian yang mereka miliki maka semakin

erat pula persahabatan diantara mereka.

Dalam kelompok teman sebaya, teman adalah tempat berkaca, sebagai orang

yang paling dekat, teman bisa memberi gambaran tentang diri sendiri dari dekat,

bahkan kadang- kadang remaja dapat diberi identitas berdasarkan dengan siapa dia

berteman. Dengan demikian, respon anak terhadap kesulitan atau hambatan, banyak

tergantung juga pada keadaan dan sikap lingkungan.

Sehubungan dengan ini, maka peranan motivasi sangat penting di dalam upaya

menciptakan kondisi- kondisi tertentu yang lebih kondusif untuk memperoleh

keunggulan. Menjadi identik atau berusaha untuk meraih hasil yang tidak jauh beda.

Dalam hal ini remaja butuh pengakuan dari guru dan teman- temannya sebagai sumber

motivasi dalam belajar.

Page 10: interaksi 1

C. Manfaat yang dihasilkan dengan melakukan interaksi sosial dalam kelompok

teman sebaya untuk memotivasi belajar siswa SMP

a. Siswa memiiki jiwa kerjasama yang baik dalam mengatasi kesulitan

belajar

Dengan melakukan interaksi sosial yang baik seorang siswa akan terdorong

memiliki jiwa kerja sama yang baik jika dibandingkan dengan siswa yang tidak dapat

melakukan interaksi sosial dengan teman sebaya. Jiwa kerja sama yang baik tersebut

dapat disalurkan dalam bekerja sama dalam hal mengatasi kesulitan belajar. Dengan

melaksanakan interaksi sosial, maka jika dalam satu kelompok terdapat siswa yang

memiliki kemampuan kurang akan meminta kepada teman temannya yang memiliki

kemampuan yang tinggi dalam pelajaran sehingga manfaat yang diperoleh dengan

memiliki interaksi sosial akan dapat diambil segi positifnya.

b. Menciptakan suasana persaingan positif

Selain dapat memupuk jiwa kerja sama, interaksi sosial dalam teman sebaya dapat

menjadikan persaingan yang positif. Antara anggota kelompok tentunya akan memiliki

sifat-sifat dan kemampuan yang berbeda. Namun demikian dalam suatu interaksi sosial

yang baik maka sifat-sifat perbedaan dalam hal pendirian dan kepentingan akan dapat

diatas secara bersama-sama.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat dari Park dan Burges dalam Santoso bahwa

bentuk interaksi sosial dapat berupa adanya kerja sama dalam tim, persaingan dalam

hal mencapai tujuan bersama, perjuangan dalam kelompok maupun luas kelompok

untuk mencapai tujuan bersama, akan adanya persesuaian antara anggota kelompok

sehingga antar anggota kelompok tidak adanya pertentangan dan adanya usaha-usaha

dalam mengurangi perbedaan yang terdapat dalam individu-individu atau kelompok.

c. Menciptakan kepercayaan diri yang tinggi dalam berkompetisi untuk

meraih presstasi belajar

Siswa dengan motivasi belajar yang tinggi akan senang bekerja secara mandiri, dan

memiliki kepercayaan pada kemampuan sendiri. Siswa dengan motivasi yang tinggi

akan senang berkompetisi yang sehat dengan teman-temannya. Namun kompetisi

tersebut ditujukan dalam memperoleh prestasi belajar. Berdasarkan hasil penelitian

bahwa motivasi siswa secara keseluruhan termasuk dalam kriteria yang tinggi. Motivasi

yang tinggi tersebut harus dapat dimaksimalkan oleh guru.

Page 11: interaksi 1

BAB III

PENUTUP

A. KesimpulanDapat disimpulkan bahwa interaksi siswa dengan Kelompok teman

sebaya memegang peranan penting dalam kehidupan remaja. Remaja sangat ingin diterima dan dipandang sebagai anggota kelompok teman sebaya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Oleh karenanya, mereka cenderung bertingkah laku seperti tingkah laku kelompok sebayanya. Dan dikata pula bahwa suatu interaksi dikatakan berkualitas jika mampu memberikan kesempatan kepada individu untuk mengembangkan diri dengan segala kemungkinan yang dimilikinya.

Siswa yang memiliki kemampuan berinteraksi dengan baik kepada teman sebayanya, akan diterima dengan baik oleh kelompok teman sebayanya dan mendaptakan enrgi tambahan yang berada diluar dirinya atau yang disebut dengan motivasi eksternal. Siswa akan merasa memiliki energi tambahan dengan kehadiran teman sebayanya, dengan kehadiran mereka siswa SMP akan saling membantu ketika mereka memiliki kesulitan dalam belajar. Maka suatu pola hubungan interaksi dengan teman sebaya sanagatlah penting dalam menciptakan motivasi belajar dalam memperoleh presatasi akademik.

B. Saran

1. Kepada guru pembimbing, diharapkan dapat memanfaatkan interaksi sosial dalam

kelompok teman sebaya guna memotivasi siswa dalam belajar. Karena interaksi dengan

kelompok teman sebaya mempunyai pengaruh yang besar dalam perkembangan

pemikiran siswa.

2. Melalui guru pembimbing diharapkan para siswa tidak memusatkan identitas pada

banyaknya teman atau berlindung di balik nama teman. Para siswa harus memiliki

identitas diri sendiri sehingga tidak terjerumus pada sikap mengkompromikan standar

demi diakui dalam sebuah kelompok.

3. Kepada pihak sekolah, diharapkan mampu sebagai media dalam pengembangan diri

para siswa, baik dari aspek sosial maupun psikologis.

Daftar putaka

www.google.com

www.wordpress.com