Upload
iwan-sanjaya
View
7
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BIMBINGAN DAN KONSELING SOSIAL
HUBUNGAN INTREAKSI SOSIAL DALAM KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP
Disusun Oleh :
Catur Baimi saputri 09104241002
Vivie Widayati 09104241011
Margarani Retno Saputri 09104241012
Isnain Septiani Damayanti 09104241027
Hara Permana 09104241029
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat ALLAH SWT, Tuhan YME yang telah memberikan hidayah serta inayah-NYA kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang membahas “ Hubungan interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya dengan motivasi belajar siswa SMP “
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah BK sosial
serta menjadi bahan presentasi kelompok lima.
Tak lupa kami sampaikan rasa terimakasih kepada pihak – pihak yang telah
membantu tugas kelompok kami ,yaitu kepada :
1. Bpk Agus Basuki, M.Pd selaku dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling Sosial
2. Kedua orang tua yang selalu mensuport kami, serta
3. Para sahabat – sahabat kami dan semua pihak yang telah membantu
Pepatah mengatakan “ tak ada gading yang tak retak “, maka dari itu kami
menyadari bahwa kelompok kami masih banyak kekurangan dan kesalahan, kami
terima saran, masukan, kritikan dari teman- teman semua. Ahirul kalam kami mohon
maaf apabila terdapat kekurangan dan kesalahan. Kurang dan lebihnya kami ucapkan
terima kasih
Yogyakarta, 13 Januari 2011
Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia anak SMP masih termasuk dunia yang labil, masih tergolong masa pancaroba,
sehingga jika salah arah akan mengakibatkan anak SMP terjerumus ke hal negatif.
Masalah yang nampak pada anak SMP sebenarnya banyak, salah satunya adalah
masalah anak SMP dalam berinteraksi dalam teman sebayanya, dimana teman sebaya
juga memiliki kontribusi dalam membangun motivasi belajar.
Menurut Ali (2004:99) Kelompok teman sebaya memegang peranan penting dalam
kehidupan remaja. Remaja sangat ingin diterima dan dipandang sebagai anggota
kelompok teman sebaya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Oleh karenanya,
mereka cenderung bertingkah laku seperti tingkah laku kelompok sebayanya.
Bagi remaja sekolah tingkat pertama motivasi afiliasi, untuk diterima sebagai teman
sebaya dalam belajar sangat menonjol. Untuk itu guru diharapkan mampu
memanfaatkan kelompok untuk memotivasi siswa dalam belajar (Golburg dalam
Prayitno 1989:75).
Disamping itu, Teman sebaya juga merupakan faktor yang memepengaruhi pola
interaksi dengan lingkungan, dimana teman sebaya merupakan agen sosial yang secara
tidak sengaja dapat memepengaruhi kita dalam bergaul, juga teman sebaya juga dapat
memepengaruhi kita dalam kegiatan proses belajar mengajar. Untuk menjadikan anak
SMP menjadi generasi yang mampu berintraksi sosial dengan baik , maka dibutuhkan
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, agar tidak terpengaruh dengan hal yang
bersifat negatif.
B. Rumusan masalah1. Adakah suatu hubungan antara interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya
dengan motivasi belajar siswa SMP ?2. Apa manfaat yang dihasilkan dengan melakukan interaksi sosial dalam kelompok
teman sebaya untuk memotivasi belajar siswa SMP ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kelompok Teman Sebaya
1. Pengertian kelompok teman sebaya
Dalam kamus konseling (Sudarsono,1997:31), teman sebaya berarti teman-
teman yang sesuai dan sejenis, perkumpulan atau kelompok pra puberteit yang
mempunyai sifat- sifat tertentu dan terdiri dari satu jenis.
Kelompok teman sebaya adalah kelompok persahabatan yang mempunyai nilai-
nilai dan pola hidup sendiri, di mana persahabatan dalam periode teman sebaya penting
sekali karena merupakan dasar primer mewujudkan nilai- nilai dalam suatu kontak
sosial. Disamping itu juga mempraktekkan berbagai prinsip kerja sama, tanggungjawab
bersama, persaingan yang sehat dan sebagaianya. Jadi kelompok teman sebaya
merupakan media bagi anak untuk mewujudkan nilai- nilai sosial tersendiri dalam
melakukan prinsip kerjasama, tanggungjawab dan kompetisi.
2 . Kelompok sebaya sebagai situasi belajar
Dunia teman sebaya dalam situasi belajar.
a. Dalam dunia teman sebaya, anak memiliki status yang sama, anak memiliki status
yang sama dan sederajat dengan anak lain.
b. Dalam kelompok sebaya, belajar biasanya berlangsung dalam situasi yang kurang
terkait secara emosional, ini berlangsung pada umur permulaan, ketika anak kurang
menyadari bahwa situasi belajar itu adalah suatu situasi belajar.
c. Pengaruh kelompok sebaya terhadap anak yang umurnya semakin bertambah
cenderung menjadi lebih penting jika dibandingkan dengan pengaruh keluarga, sebab
anak itu semakin lama semakin sering berada di tengah- tengah kelompok sebayanya.
3. Macam- macam Kelompok teman sebaya
Menurut Hurlock (1999 : 215) ada beberapa lima macam kelompok teman sebaya
dalam remaja, antara lain :
a. Teman Dekat
Remaja biasanya mempunyai dua atau tiga orang teman dekat.
b. Teman Kecil
Kelompok ini biasanya terdiri dari kelompok teman- teman dekat.
c. Kelompok Besar
Kelompok besar terdiri dari beberapa kelompok kecil dan kelompok teman dekat,
berkembang dengan meningkatnya minat akan pesta dan berkencan. Karena kelompok
ini besar maka penyesuaian minat berkurang di antara anggota- anggotanya sehingga
terdapat jarak sosial yang lebih besar di antara mereka.
d. Kelompok Terorganisasi
Kelompok pemuda yang dibina oleh orang dewasa, dibentuk oleh sekolah dan
organisasi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sosial para remaja yang tidak
mempunyai kelompok besar. Banyak remaja yang mengikuti kelompok seperti ini
merasa diatur dan berkurang minatnya ketika berusia 16- 17 tahun.
e. Kelompok Gang
Remaja yang tidak termasuk kelompok besar dan tidak merasa puas dengan kelompok
yang terorganisasi, mungkin akan mengikuti kelompok gang. Anggota biasanya terdiri
dari anak- anak sejenis.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada berbagai macam jenis
kelompok teman sebaya. Kelompok teman sebaya yang pasti ada di sekolah adalah
kelompok yang diorganisir, yaitu kelas yang merupakan kelompok di sekolah yang
sudah pasti keberadaan anggotanya dan bersifat tetap.
B. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Menurut Mc. Donald (Sardiman, 2004: 74) motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini
mengandung tiga pengertian penting :
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi
relevan dengan persoalan- persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menetukan
tingkah laku manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini
sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul
dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh
adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal
kebutuhan.
Dapat disimpulkan bahwa Motivasi adalah serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi- kondisi tertentu, sehingga seseorang ingin melakukan sesuatu,
dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan
perasaan tidak suka tersebut. Jadi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang,
namun adanya motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar. Dalam kegiatan belajar,
motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek
belajar dapat tercapai.
b. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Fungsi motivasi dalam belajar menurut Sardiman (2004: 84) yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap
kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak di dicapai. Dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan - perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Di samping itu, ada juga fungsi- fungsi yang lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena
adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil
yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari
adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik.
Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi
belajarnya.
c. Bentuk- Bentuk Motivasi di Sekolah
Bentuk- bentuk untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah
menurut Sardiman (2004 :91)
a. Memberi angka
Angka- angka yang baik bagi siswa merupakan motivasi yang kuat. Tetapi ada
juga, siswa yang belajar hanya ingin naik kelas saja. Ini menunjukkkan motivasi yang
dimilikinya kurang berbobot bila dibandingkan siswa yang menginginkan nilai yang
baik. Namun, pemberian angka- angka harus mampu dikaitkan dengan nilai yang
terkandung di dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada siswa, sehingga tidak
sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan afeksinya.
b. Hadiah
Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi, Tetapi tidak selalu demikian.
Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang
tidak senang dan tidak berbakat untuk pekerjaan tersebut.
c. Saingan atau kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong
belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini dapat meningkatkan kegiatan belajar
siswa.
d. Ego- involvement
Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang
baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol
kebanggaan dan harga diri.
e. Memberi ulangan.
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui ada ulangan. Oleh karena
itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.
f. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apabila kalau terjadi kemajuan, akan
mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasi
belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu
harapan hasilnya terus meningkat.
g. Pujian
Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif sekaligus merupakan motivasi yang
baik. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan
mempertinggi gairah belajar.
h. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat dan
bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu seorang guru harus memahami prinsip
- prinsip pemberian hukuman.
i. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa memang ada motivasi untuk belajar,
sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
j. Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga dengan minat.
k. Tujuan yang diakui
Dengan memahami tujuan yang harus dicapai akan menimbulkan gairah untuk terus
belajar.
B. Hubungan interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya dengan motivasi
belajar siswa SMP
Telah diketahui bersama, bahwa manusia makhluk sosial yang tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan oang lain, maka dari itu manusia pasti hidup berkelompok.
Demikian juga remaja terutama di sekolah yang usianya sebaya cenderung hidup
berkelompok secara unik yang biasa disebut kelompok teman sebaya atau teman
sebaya, yang di dalamnya terdapat hubungan emosional yang erat dalam interaksi
antaranggota kelompoknya.
Kelompok teman sebaya, merupakan sarana bagi remaja untuk saling
berinteraksi, setiap kelompok teman sebaya, memiliki peraturan- peraturan sendiri,
mempunyai harapan- harapan sendiri bagi para anggotanya. Melalui kelompok teman
sebaya remaja akan belajar standar moralitas orang dewasa, bermain secara baik, kerja
sama, kejujuran dan tanggungjawab. Di dalam kelompok teman sebaya remaja dapat
merasa diterima, dibutuhkan, dihargai.
Menurut Ali (2004:99) Kelompok teman sebaya memegang peranan penting
dalam kehidupan remaja. Remaja sangat ingin diterima dan dipandang sebagai anggota
kelompok teman sebaya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Oleh karenanya,
mereka cenderung bertingkah laku seperti tingkah laku kelompok sebayanya. Dan
dikata pula bahwa suatu interaksi dikatakan berkualitas jika mampu memberikan
kesempatan kepada individu untuk mengembangkan diri dengan segala kemungkinan
yang dimilikinya.
Bagi remaja sekolah tingkat pertama motivasi afiliasi, untuk diterima sebagai
teman sebaya dalam belajar sangat menonjol. Untuk itu guru diharapkan mampu
memanfaatkan kelompok untuk memotivasi siswa dalam belajar (Golburg dalam
Prayitno 1989:75). Sedangkan menurut prinsip motivasi dari teori behavioristik
menyatakan seorang siswa yang duduk di sekolah tingkat pertama lebih termotivasi
dalam belajar kalau penguatan dari teman sebaya daripada guru sendiri (Prayitno
1989:54). Dengan adanya motivasi, akan memberi arah pada tingkah laku remaja. Siswa
mampu menyalurkan energinya untuk menyelesaikan tugas- tugas akademis,
mengembangkan hubungan sosialnya, memperoleh penghargaan (penerimaan) dari
lingkungan sosialnya serta meningkatkan rasa mampu, karena siswa termotivasi untuk
memenuhi kekurangan dalam dirinya.
Dalam kehidupan sehari- hari, orang sebagai individu yang hidup di tengah
masyarakat ingin diakui sebagai salah satu bagian diantara mereka. Keinginan di hitung
timbul dari kebutuhan akan pengakuan. Bagi remaja yang bersekolah untuk masa
remaja awal, ada unsur- unsur yang menjadi standar dalam memilih kelompok teman
sebaya. Diantaranya pola tingkah laku, minat atau kesenangan, kepribadian atau nilai
yang dianut. Apa yang mereka jadikan standar dilihatnya tentang keserasian dan
kesamaannya. Semakin besar atau banyak keserasian yang mereka miliki maka semakin
erat pula persahabatan diantara mereka.
Dalam kelompok teman sebaya, teman adalah tempat berkaca, sebagai orang
yang paling dekat, teman bisa memberi gambaran tentang diri sendiri dari dekat,
bahkan kadang- kadang remaja dapat diberi identitas berdasarkan dengan siapa dia
berteman. Dengan demikian, respon anak terhadap kesulitan atau hambatan, banyak
tergantung juga pada keadaan dan sikap lingkungan.
Sehubungan dengan ini, maka peranan motivasi sangat penting di dalam upaya
menciptakan kondisi- kondisi tertentu yang lebih kondusif untuk memperoleh
keunggulan. Menjadi identik atau berusaha untuk meraih hasil yang tidak jauh beda.
Dalam hal ini remaja butuh pengakuan dari guru dan teman- temannya sebagai sumber
motivasi dalam belajar.
C. Manfaat yang dihasilkan dengan melakukan interaksi sosial dalam kelompok
teman sebaya untuk memotivasi belajar siswa SMP
a. Siswa memiiki jiwa kerjasama yang baik dalam mengatasi kesulitan
belajar
Dengan melakukan interaksi sosial yang baik seorang siswa akan terdorong
memiliki jiwa kerja sama yang baik jika dibandingkan dengan siswa yang tidak dapat
melakukan interaksi sosial dengan teman sebaya. Jiwa kerja sama yang baik tersebut
dapat disalurkan dalam bekerja sama dalam hal mengatasi kesulitan belajar. Dengan
melaksanakan interaksi sosial, maka jika dalam satu kelompok terdapat siswa yang
memiliki kemampuan kurang akan meminta kepada teman temannya yang memiliki
kemampuan yang tinggi dalam pelajaran sehingga manfaat yang diperoleh dengan
memiliki interaksi sosial akan dapat diambil segi positifnya.
b. Menciptakan suasana persaingan positif
Selain dapat memupuk jiwa kerja sama, interaksi sosial dalam teman sebaya dapat
menjadikan persaingan yang positif. Antara anggota kelompok tentunya akan memiliki
sifat-sifat dan kemampuan yang berbeda. Namun demikian dalam suatu interaksi sosial
yang baik maka sifat-sifat perbedaan dalam hal pendirian dan kepentingan akan dapat
diatas secara bersama-sama.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat dari Park dan Burges dalam Santoso bahwa
bentuk interaksi sosial dapat berupa adanya kerja sama dalam tim, persaingan dalam
hal mencapai tujuan bersama, perjuangan dalam kelompok maupun luas kelompok
untuk mencapai tujuan bersama, akan adanya persesuaian antara anggota kelompok
sehingga antar anggota kelompok tidak adanya pertentangan dan adanya usaha-usaha
dalam mengurangi perbedaan yang terdapat dalam individu-individu atau kelompok.
c. Menciptakan kepercayaan diri yang tinggi dalam berkompetisi untuk
meraih presstasi belajar
Siswa dengan motivasi belajar yang tinggi akan senang bekerja secara mandiri, dan
memiliki kepercayaan pada kemampuan sendiri. Siswa dengan motivasi yang tinggi
akan senang berkompetisi yang sehat dengan teman-temannya. Namun kompetisi
tersebut ditujukan dalam memperoleh prestasi belajar. Berdasarkan hasil penelitian
bahwa motivasi siswa secara keseluruhan termasuk dalam kriteria yang tinggi. Motivasi
yang tinggi tersebut harus dapat dimaksimalkan oleh guru.
BAB III
PENUTUP
A. KesimpulanDapat disimpulkan bahwa interaksi siswa dengan Kelompok teman
sebaya memegang peranan penting dalam kehidupan remaja. Remaja sangat ingin diterima dan dipandang sebagai anggota kelompok teman sebaya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Oleh karenanya, mereka cenderung bertingkah laku seperti tingkah laku kelompok sebayanya. Dan dikata pula bahwa suatu interaksi dikatakan berkualitas jika mampu memberikan kesempatan kepada individu untuk mengembangkan diri dengan segala kemungkinan yang dimilikinya.
Siswa yang memiliki kemampuan berinteraksi dengan baik kepada teman sebayanya, akan diterima dengan baik oleh kelompok teman sebayanya dan mendaptakan enrgi tambahan yang berada diluar dirinya atau yang disebut dengan motivasi eksternal. Siswa akan merasa memiliki energi tambahan dengan kehadiran teman sebayanya, dengan kehadiran mereka siswa SMP akan saling membantu ketika mereka memiliki kesulitan dalam belajar. Maka suatu pola hubungan interaksi dengan teman sebaya sanagatlah penting dalam menciptakan motivasi belajar dalam memperoleh presatasi akademik.
B. Saran
1. Kepada guru pembimbing, diharapkan dapat memanfaatkan interaksi sosial dalam
kelompok teman sebaya guna memotivasi siswa dalam belajar. Karena interaksi dengan
kelompok teman sebaya mempunyai pengaruh yang besar dalam perkembangan
pemikiran siswa.
2. Melalui guru pembimbing diharapkan para siswa tidak memusatkan identitas pada
banyaknya teman atau berlindung di balik nama teman. Para siswa harus memiliki
identitas diri sendiri sehingga tidak terjerumus pada sikap mengkompromikan standar
demi diakui dalam sebuah kelompok.
3. Kepada pihak sekolah, diharapkan mampu sebagai media dalam pengembangan diri
para siswa, baik dari aspek sosial maupun psikologis.
Daftar putaka
www.google.com
www.wordpress.com