25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis . Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak . Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi . Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat menyususn sebuah diagnosis diferensial ,yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana Pemeriksaan Fisik pada system Integumen yang terdiri dari pemeriksaan kulit,rambut dan kuku? 1.2.2 Bagaimana Pemeriksaan Fisik pada kepala yang meliputi pemeriksaan wajah, mata dan penglihatan telinga dan pendengaran, hidung dan sinus, pemeriksaan mulut dan kerongkongan? 1.2.3 Bagaimana pemeriksaan Fisik pada leher yang meliputi tyiroid dan kelenjar lymphe? 1.2.4 Bagaimana pemeriksaan Fisik pada thoraks yang meliputi paru, dada, jantung dan payudara? 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Setelah mempelajari pemeriksaan fisik pada manusia, mahasiswa diharapkan mampu memahami pemeriksaan fisik pada manusia 1.3.2 Tujuan Khusus

integumen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kulit

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN1.1Latar BelakangPemeriksaan fisikatau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalamrekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir padaanggota gerak. Setelah pemeriksaanorganutama diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus mungkin diperlukan seperti testneurologi.Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli medis dapat menyususn sebuahdiagnosis diferensial,yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut.1.2Rumusan Masalah1.2.1 Bagaimana Pemeriksaan Fisik pada system Integumen yang terdiri dari pemeriksaan kulit,rambut dan kuku?1.2.2 Bagaimana Pemeriksaan Fisik pada kepala yang meliputi pemeriksaan wajah, mata dan penglihatan telinga dan pendengaran, hidung dan sinus, pemeriksaan mulut dan kerongkongan?1.2.3 Bagaimana pemeriksaan Fisik pada leher yang meliputi tyiroid dan kelenjar lymphe?1.2.4 Bagaimana pemeriksaan Fisik pada thoraks yang meliputi paru, dada, jantung dan payudara?1.3Tujuan1.3.1 Tujuan UmumSetelah mempelajari pemeriksaan fisik pada manusia, mahasiswa diharapkan mampu memahami pemeriksaan fisik pada manusia 1.3.2 Tujuan Khususa. Sistem Integumen : Untuk mengetahui cara pemeriksaan kulit, rambut dan kuku.b. Kepala : Untuk mengetahui cara pemeriksaan wajah,mata dan penglihatan,telinga dan pendengaran,hidung dan sinus,mulut dan kerongkongan.c. Leher : Untuk mengetahui cara pemeriksaan Tyroid, dan kelenjar lymphe.d. Thoraks : Untuk mengetahui cara pemeriksaan paru, dada,jantung dan Payudara.1.4ManfaatManfaat dari pembuatan tugas ini adalah :1.4.1Menambah pengetahuan kita sebagai mahasiswa perawat tentang pemeriksaanfisik pada manusia.1.4.2Dapat menjadi inspirasi kita dalam praktik keperawatan.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pemeriksaan Sistem Integumen

Kulit, atau sistem integumen, adalah sistem organ yang bisa dengan mudah dilakukan pemeriksaan. Kulit memberikan perlindungan antara individu dengan lingkungan eksternal, yaitu:1. Kulit akan bereaksi terhadap perubahan lingkungan eksternal.2. Kulit juga mencerminkan adanya perubahan yang terjadi dalam tubuh.3. Pemeriksaan yang seksama pada kulit akan mendapatkan informasi tentang status kesehatan umum klien.kulit juga akan memberikan informasi spesifik yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi penyakit sistemik atau masalah pada kulit.Kulit dan organ pendukung yaitu rambut, kuku, kelenjar sebasea, ekrin dan apokrin; adalah organ tubuh terbesar. Fungsi penting kulit adalah menjaga kehilangan atau keseimbangan cairan dan elektrolit,melindungi tubuh dari agen luar penyebab injuri dan infeksi yang masuk ke dalam tubuh,menjaga regulasi temperatur dan tekanan darah,organ perasa dari sentuhan, tekanan, suhu, dan nyeri,memelihara integritas permukaan tubuh dengan penggantian sel berkelanjutan dan meningkatkan regenerasi untuk penyembuhan luka,memelihara fungsi perlindungan kulit oleh ekrin dan kelenjar sebasea untuk melindungi melindungi mikroorganisme dan jamur,membantu memproduksi vitamin D,memperlambat reaksi hipersensitivitas substansi asing,mengindikasikan emosi melalui perubahan kulitPemeriksaan kulit dilakukan untuk menilai warna, adanya sianosis, ikterus, ekszema, pucat,purpura, eritema, makula, papula, vesikula, pustula, ulkus, turgor kulit, kelembaban kulit, tekstur kulit, dan edema.Penilaian warna kulit untuk mengetahui adanya pigmentasi dan kondisi normal yang dapat disebabkan oleh melanin pada kulit.Teknik pengkajian penting untuk mengevaluasi integumen yang mencakup teknik inspeksi dan palpasi.A.Teknik teknik pemeriksaan1.Pemeriksaan KulitPeriksa seluruh permukaan kulit dibawah cahaya yang baik.inspeksi dan palpasi setiap area.Perhatikan :Warna : sianosi, ikterus, kerotenemia,perubahan melaminKelembapan : lembap ,kering, berminyakTemperatur : dingin, hangatTekstur : licin, kasarMobilitas-kemudahan : menurun pada idemalipatan kulit untuk dapat digerakkan.Turgorkecepatan : menurun pada dehidrasilipatan kulit kembali kekeadaan semula.perhatikanadanya lesi danLokasi dan distribusi : merata Terlokalisasi anatomisnyaSusunan dan bentuknya : linier, berkumpul, dermatomalTipe : makula, papula, pustula, bula, tumorWarna : merah, putih, cokelat, lembayung muda2.Pemeriksaan RambutPemeriksaan rambut dilakukan untuk menilai adanya warna, kelebatan, distribusi, dan karakteristik rambut lainnya. Dalam keadaan normal, rambut menutupi semua bagian tubuh kecuali telapak tangan kaki, dan permukaan labia sebelah dalam. Rambut yang kering, rapuh, dan kekurangan pigmen dapat menunjukkan adanya kekurangan gizi. Rambut yang jarang atau tumbuh kurang subur dapat menunjukkan adanya malnutrisi, penyakit hipotiroidisme, efek obat dan lain-lainnya.Inspeksi dan palpasi rambut.PerhatikanKuantitas : tipis, tebalDistribusi : alopesia sebagian atau totalTekstur : halus, kasar3.Pemeriksaan KukuPemeriksaan kuku dilakukan dengan mengadakan inspeksi terhadap warna, bentuk, dan keadaan kuku. Adanya jari tubuh (clubbed fingers) dapat menunjukkan penyakit pernafasan kronis, atau penyakit jantung. Bentuk kuku yang cekung atau cembung menunjukkan adanya cedera defisiensi besi, atau infeksi.Inspeksi dan palpasi kuku jari tangan dan kakiPerhatikanWarna : sianosis, pucatBentuk : jari tubuh(clubbing)Adanya lesi : paronkia, onikolisisBantuan interpretasiwarna / mekanismePenyebab khusus

Cokelat: peningkatan melanin (lebih besar kuantitasnya dari norma genetik seseorang)

Biru(sianosis) :Peningkatan deoksihemoglobin karena hipoksiaPeriferSentralHemoglobin abnormal

Merah: peningkatan visibilitas oksihemoglobin karena :Dilatasi pembuluh darah superfisial atau peningkatan aliran darah kekulitPenurunan penggunaan oksigen

Kuning: peningkatan bilirubin ikterik (sklera tampak kuning)Karotenemia (sklera tidak tampak kuning)Pucat: penurunan melaninPenurunan visibilitas oksihemoglobin karena :Penurunan aliran darah kekulitPenurunan jumlah oksihemoglobinAdema (dapat menyamarkan pigmen kulit)Terpajan sinar matahariKehamilan (melasma)Penyakit addison

Ansietas atau lingkungan yang dinginPenyakit jantung paru paruMethemoglobinemia, sulfhemoglobinemia

Demam, kulit menyemu, asupan alkohol, inflamasi setempatPemajanan terhadap dingin(mis... telinga dingin)

Penyakit hepar, hemilisis sel-sel darah merahPeningkatan asupan karoten dari buah-buahan atau sayuran yang berwana kuningAlbinisme, vitiligo, tinea versikolorSinkope atau syokAnemiaSindrom nefrotik

Lesi kulit yang menonjolLesi primerlesi datar, ada perubahan warna kulit makula bercak datar dan keil, berukuran sampai 1,0 cm vitiligoPenonjolan dapat teraba : massa padat nevus yang menonjol berukuran 1,0 cm plak lesi permukaan yang menonjol 1,0 cm atau lebih, sering dibentk oleh kumpulan papula

Elevasi yang dapat dipalpasi pada rongga yang berisi cairan herpes simpleks cacar (impetigo)Lesi skunder(dapat muncul dari lesi primer) kulit kering keloid pembentukan jaringan parut hipertrofik yang meluas melewati batas cedera aslinyaLesi kulit dalam ulkus hilangnya epidermis dan dermis dapat berdarah dan membentuk jaringan parut erosi kehilangan epidermis superfisial tanpa jaringan parut; permukaannya lembap tetapi tidak berdarah.Lasi vaskular dan purpura kulitLesiGambaran

Angioma ceri

Spider angioma

Spider nevi

Petekia dan purpura

Ekimosis

Tampilan: merah terang atau rubi, dapat menjadi kecokelatan sesuai usia ; 1-3 mm; bulat, datar, kadang menonjol; dapat dikelilingi suatu halo pucatPenyebaran: ditemukan pada tubuh atau epidermistasMakna: tidak ada; peningkatan ukuran dan jumlah sesuai penuaan

Tampilan: merah api; sangat kecil sampai 2 cm; ditengah tubuh;, kadang menonjol, menyebar seperti eritemaPenyebaran: wajah, leher, lengan, dan tubuh atas, tetapi hampir ridak pernah dibawah pinggangMakna: penyakit hati, kehamilan, defisiensi vitaminB; normal pada beberapa orang

Tampilan: kebiruan; bervariasi dari yang berukuran sangat kecil sampai beberapa inci; dapat menyerupai laba-laba atau suatu bentuk linier, tidak teratur, atau kaskadePenyebaran: sebagian besar sering terjadi di kaki, vena terdekat; juga pada dada anteriorMakna: sering disertai dengan peningkatan tekanan dalam vena superfisal, seperti pada verises vena

Tampilan: merah gelap atau ungu kemerahan; memudar setiap saat; berukuran 1-3 mm atau lebih besar; melingkar, kadang-kadang tidak teratur, datarDistribusi: berveriasiMakna: darah diluar pembuluh darah; dapat menunjukkan gangguan perdarahan atau, jika itu merupakan petekia, emboli pada kulit

Tampilan: ungu atau birukeunguan, memudar menjadi berwarna hijau, kuning, dan cokelat setiap saat; brukuran lebih lebar dari petekia; melingkar, oval, atau tidak teraturPenyebab: bervariasiMakna: darah diluar pembuluh darah; sering akibat memar atau trauma;juga terlihat pada gangguan perdarahan

Tumor kulit

Keratosis Aktinikadalah papula superfisialn datar yang dilapisi kerak kulit kering. Sering bersifat multipel, bentuk melingkar atau tidak teratur, dan berwarna merah muda, kecokelatan,atau keabu-abuan. Tampak pada kulit lansia yang terpajan matahari dan individu yang berkulit terang. Walaupun bersifat benigna, 1 dari 1,000 per tahun lesi ini mungkin berkembang menjadikarsinoma sel skuamosa(ditandai dengan pertumbuhan yang cepat, indurasi, kemerahan pada dasarnya, dan ulserasi). Biasanya berlokasi pada wajah dan tangan.

Keratosis seboreamerupakan lesi yang menonjol berwarna kekuningan sampai cokelat, bersifat benigna yang umum, teraba sedikit berminyak dan seperti beludru atau berkutil. Biasanya bersifat multipael dan distribusi simetrisdi batang tubuh pada lansia, kemungkinan juga tampak pada wajah dan di bagian ini mungkin tampak seperti papula terpigmentasi dalam, kecil pada bagian pelipis (dermatosis papulosa nigra).

Karsioma sel basalwalaupun bersifat maligna, karsioma ini tumbuh perlahan dan jarang bermetastasis. Karsioma ini sangat umum terjadi pada orang yang berusia diatas 40 tahun. Berkulit terang, dan biasanya muncul pada wajah. Awalnya, timbul sebagai pelebaran dari nodul transparan, menyisakan bagian tengah yang melesap berbatas tegas, dan menonjol. Pembuluh darah telangiktatik sering terlihat.

Karsioma sel skuamosabiasanya muncul pada kulit yang terpanjan sinar matahari pada lansia yang berkulit terang yang berusia diatas 60 tahun. Karsioma ini dapat berkembang menjadi keratosis aktinik. Biasanya tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan karsioma sel basal, bentuknya tegas dan tampak lebih merah. Wajah dan bagian punggung tangan merupakan bagian yang sering terserang.

Sarkoma kaposi pada AIDSdapat muncul dalam berbagai bentuk: makula, papula, plak, atau nodul pada setiap bagian tubuh. Lesi sering bersifat multipel dan dapat melibatkan struktur internal.

Karakteristik Nevus (Tahi Lalat)

Normal

Melanoma maligna (ABCDE)

Diameter lebih kecil dari 6 mmSimetris; batas terarur; bahkan distribusi warnanya

Asimetris

Batas tidak teratur

Warna (Colour) bervariasidiameter lebih dari 6 mmmenonjol(Elevation)

Kerontokan rambut

Alopesia areataarea kulit kepala tanpa rambut berbatas bulat yang jelas atau oval, biasanya mengerang dewasa, muda dan anak-anak tidak ada jaringan parut atau inflamasi yang tampak.Trikolomaniaarea tanpa rambut karena penarikan, pencabutan atau pemuntiran rambut. Batang rambut patah dan berbgai ukuran. Lebih umum terjadi pada anak, sering pada situasi stres keluarga atau stres psikologis.Tinea Kapitis (ringworm)Area alopesia parut yang bulat. Rambut patah sangat dekat dengan pangkalnya di kulit kepala. Biasanya disebabkan oleh infeksi jamur karenatinea tonsurans.Menyerupai dermatitis seborea.

Kuku jari tangan

Jari tubuhParonika

Falang dorsal membulat dan menggelumbung, kecembungan dari lempeng kuku meningkat. Sudut antara lempeng dan lipatan kuku proksimal bertambah sampai 180 atau lebih. Lipatan kuku proksimal teraba seperti busa. Banyak penyebab dari kondisi ini, termasuk hipoksiakronis dan kanker paru.

Inflamasi pada lipatan kuku proksimal dan lateral, dapat akut atau kronis. Lipatan berwarna merah, bengkak, mungkin terdapat nyeri tekan.

Pelepasan lempeng kuku yang tidak terasa sakit dari bantalan kuku, dimulai dari distal. Banyak penyebab dari kondisi ini.

Keputihan pada kuku disertai dengan pita distal kemerahan atau cokelat. Terlihat pada penuaan dan beberapa penyakit kronis.

Bercak putih yang disebabkan oleh trauma. Tumbuh keluar bersama dengan tumbuhnya kuku.

Garis kurva puth yang serupa dengan kurva lunula. Pertumbuhan ini menyertai penyakit dan tumbuh ke luar bersama pertumbuhan kuku.

2.2 Pemeriksaan KepalaPemeriksaan ini melihat lingkar kepala. Lingkar kepala yang lebih besar dari normal disebut makrosefanli, biasanya dapat di temukan pada penyakit hidrocephalus sedangkan lingkar kepala yang kurang dari normal di sebut mikrosefali. pemeriksaan yang lain di lakukan pada umbun-ubun atau fontanel. Dalam keadaan normal,ubun-ubun berbentuk datar.ubun-ubun besar menonjol dapat di temukan pada keadaan tekanan intrakranial meninggi dan ubun-ubun cekung dapat di temukan pada kasus dehidrasi dan malnutrisi.1.Pemeriksaan Kepala terdiri atas :A.Pemeriksaan WajahPemeriksaan wajah menilai apakah wajah asimetris atau tidak. wajah asimetris dapat disebabkan oleh adanya paralsisis fasialis, serta dapat menilai adanya pembengkakan daerah wajah.B.Pemeriksaan mata dan penglihatanPemeriksaan mata menilai adanya visus atau ketajaman penglihatan. Pemeriksaan visus ini dapat dilakukan dengan pemberian rangsangan cahaya ( khusus pada umur neonatus ).Pemeriksaan mata yang lain adalah menilai apakah palpebra simetris atau tidak. Kelainan yang muncul antara lainptosis, yaitu palpebra tidak dapat terbuka ;lagoftalmos, yaitu klopak mata tidak dapat menutup sempurna sehingga sebagian kornea tidak di lindungi oleh kelopak mata ;pseudo logoftamosdi tandai dengan kedua belah mata tidak tertupup sempurna ; danhordeolumyang merupakan infeksi lokal pada palpebra.Pemeriksaan kelenjar lakrimalis dan duktus nasolakrimalis juga dapat diketahui dengan jumlah produksi air mata. Produksi air mata yang berlebihan disebutepifora.Selain itu, pemeriksaan konjungtiva menilai ada atau tidaknya pendarahan subkonjungtifa yang dapat di tandai dengan adanya hiperemia dan edema konjungtiva palpebra.Pemeriksaan sklera bertujuan untuk menilai warna, yang dalam keadaan normal berwarna putih. Apabila di temukan warna lain, kemungkinan ada indikasi penyakit lain. Pemeriksaan juga menilai kejernihan kornea. Apabila ada radang, kornea akan tampak keruh.Selanjutnya adalah pemeriksaan pupil. Secara normal, pupil berbentuk bulat, simetris, atau apabila diberikan sinar dengan reflek cahaya langsung akan mengecil. Midriasis atau dilatasi pupil menunjukkan adanya rangsangan simpatis, sedangkan miosis menunjukkan keadaan pupil yang mengecil. Pupil yang berwarna putih menunjukkan kemungkinan adanya penyakit katarak.Pemeriksaan jernih atau keruhnya lensa untuk memeriksa adanya kemungkinan katarak, sebab lensa yang keruh dapat menjadi indikasi adanya katarak. Kondisi bola mata yang menonjol di namakaneksoftalmosdan bola mata mengecil dinamakanenoftalmos. Strabismus atau juling merupakan keadaan dimana sumbu visual tidak sejajar pada lapang gerakan bola mata. Selain itu juga terdapat nistagmus yang merupakan gerakan bola mata ritmiuk yang cepat dan horisontal.C.Pemeriksaan telinga dan pendengaranPemeriksaaan telinga dapat dilakukan mulai dari telinga bagian luar, telinga bagian tengah, dan telinga bagian dalam.Pemeriksaan telinga bagian luar dapat dimulai dengan pemeriksaan daun telinga dan liang telinga dengan menentukan bentuk, besar, dan posisinya. Pemeriksaaan liang telinga dapat dilakukan dengan bantuan otoskop. Pemeriksaan selanjutnya adalah membran timpani. Membran timpani yang normal bentuknya sedikit cekung dan mengkilap. Kemudian, dapat dilihat apakah terdapat perforasi atau tidak. Pemeriksaan mastoid bertujuan untuk melihat adanya pembengkakan pada daerah mastoid. Pemeriksaaan pendengaran dilaksanakan dengan bantuan garputala untuk mengetahui apakah pasien mengalami gangguan apa tidak.D.Pemeriksaan hidung dan sinusPemeriksaan hidung bertujuan untuk menilai adanya kelainan bentuk hidung dan juga menentukan ada atau tidaknya epistaksis. Pemeriksaan yang dapat digunakan adalah pemeriksaan Rhinoskopi anterior dan posterior.E.Pemeriksaan mulut dan kerongkonganPemeriksaaan mulut bertujuan untuk menilai ada atau tidaknyatrimus,yaitu kesukaran membuka mulut;halitosisyaitu bau mulut tidak sedap karena kurang dijaga kebersihannya; danlabioskisisyaitu bibir yang tidak simetris. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan pada gusi untuk menilai adanya edema atau tanda-tanda radang.Pemeriksaan lidah juga bertujuan untuk menilai apakah terjadi kelainan kogenital atau tidak. Keadaan yang dapat ditemukan adalah makroglosia, yaitu lidah yang terlalu besar; mikroglasia, yaitu lidah terlalu kecil; atau glosoktosis, yaitu lidak tertarik ke belakang. Kemudian juga dapat diperiksa ada atau tidaknya tremor dengan cara menjulurkan lidah.a.FaringPemeriksaan ini bertujuan untuk melihat adanya hipermia, edema, absesretrofaringeal, peritonsilar, atau lainnya. Edema faring umunya ditandai dengan mukosa yang pucat dan sembab dan pada difteri dapat ditentukan dengan adanya bercak putih abu-abu yang sulit diangkat (pseudomembran).b.LaringPemeriksaan laring ini sangat berhubungan dengan pemeriksaan pernafasan. Apabila ditemukan obstruksi pada laring, maka suara akan mengalami stridor yang disertai batuk dan serak. Pemeriksaan laring dilakukan dengan menggunakan alat laringoskop, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan cara dimasukkan kedalam secara perlahan-lahan sementara lidah tertarik keluar.2. TEKNIK-TEKNIK PEMERIKSAANPemeriksaan Kepala dan Wajah Kemungkinan TemuanRambut, termasuk kuantitas, distribusi, dan teksturRambut kasar dan distribusinya jarang terlihat pada miksedema, halus pada hipertiroidisme

Kulit kepala, termasuk benjolan atau lesiKista pilar, psoriasis

Tengkorak, termasuk ukuran dan konturHidrosefalus, depresi tulang tengkorak karena trauma

Wajah, mencakup kesimetrisan dan ekspresi wajahParalisis fasial; afek depresi datar, mood seperti marah, kesedihan

Kulit, termasuk warna, tekstur, distribusi rambut, dan lesiPucat, halus, berbulu, berjerawat, kanker kulit

Pemeriksaan Mata Kemungkinan TemuanUji ketajaman penglihatan masing-masing mataKetajaman penglihatan menurun

Kaji lapang pandang penglihatan, jika diperlukanHemianopsia, defek kuadrantik pada stroke

Inspeksi Kemungkinan TemuanPosisi dan kesejajaran mataEksoftalmos, strabismus

Alis mataDermatitis seborea

Kelopak mataBengkak pada tepi kelopak mata, kalazion, ektropion, ptosis, xantelasma

Aparatus lakrimalPembengkakan sakus lakrimalis

Konjungtiva dan skleraMata merah, ikterik

Kornea, iris, dan lensaOpasitas kornea, katarak

Teknik PemeriksaanKemungkinan temuan

Periksa pupil untuk

Ukuran, bentuk, dan kesimetrisanMiosis, midriasis, anisokor

Reaksi terhadap cahaya dan apakah reaksi tersebut tidak normalTidak ada paralisis Saraf Otak III

Reaksi dekatBermanfaaat untuk pupil tonik dan Argyll Robertson; melambat pada pupil tonik; tidak ada pada pupil Argyll Robertson yang sifilis

Kaji otot ekstraokular dengan memantau

Reflek kornea terhadap cahaya tengahKetidakseimbangan muskular

Enam arah kardinal pandanganStrabismus paralitik atau nonparalitik, nistagmus, kelambanan kelopak mata

KonvergensiBuruk pada hipertiroisme

Inspeksi fundus dengan oftalmoskopKiat menggunakan oftalmoskop

Gelap ruangan. Putae diskus lensa hingga lingkaran sorotan cahaya putih berukuran besar. Kurangi brightness cahaya untuk membuat pemeriksaan nyaman bagi pasien.Putar diskus lensa sampai diopter menunjukkan 0 (diopter mengukur kekuatan lensa untuk menciptakan konvergensi cahaya).Pegang oftalmoskop dengan tangan kanan untuk memriksa mata kanan pasien; pegang dengan tangan kiri untuk memeriksa mata kiri pasien, untuk menghindari menekan hidung pasien.Pegang oftalmoskop dengan cara disangga kuat-kuat pada bagian media tulang orbita anda dengan pegangannya miring ke atas sekitar 20. Anjurkan pasien untuk melihat langsung sebuah titik di dinding.Posisikan diri anda sekita 38 cm dari pasien dan pada sudut 15 derajat lateral ke arah garis penglihatan pasien, perhatikana adanya cahayaoranye pada pupil refleks merah. Perhatikan adanya opasitas lensa katarak (lapisan buram) yang menutupi refleks merah. Tidak adanya refleks merah menunjukkan opasitas lensa (katarak) atau kemungkinan vitreous.Letakkan ibu jari tangan yang lain menyilang terhadap alis pasien.pertahankan sorotan cahaya berfokus pada refleks merah, gerakkan dengan sudut 15ke arah pupil sampai anda hampir menyentuh bulumata pasien. Atur posisi oftalmoskop anda dan sudut penglihatan sebagai satu kesatuan sampai anda melihat fundus.

Infeksi fundus untuk hal berikut :Refleks merahKatarak, mata palsu

Diskus optikPapiledemta, lengkung glaukomatosa, atrofi optika.

Arteri, vena, dan persilangan A-VPerubahan hepertensi

Persambungan retina (perhatikan adanya lesi)Hemoragi, eksudat, tameng kain wool, mikroaneurisma, pigmentasi

Teknik pemeriksaanKemungkinan temuan

Area makularDegenerasi makular

Stuktur anteriorVitreous floater,katarak

Kiat pemeriksaan diskus optik dan retina

Temukan diskus optik. Perhatikan lingkungan struktur oranye kekuningan.Sekarang fokuskan pada diskus optik dengan cara mengatur lensa pada oftalmoskop andaInspeksi diskus optik. Perhatikan gambaran berikut ini:Ketajaman atau kejelasan garis diskusWarna diskusUkuran mangkuk fisiologis (pembesaran mangkuk menunjukkan glaukoma sudut terbuka kronis)Pulsasi vena dalam vena retina saat pulsasi muncul dibagia tengah diskus (gungguan pulsasi vena dalam keadaan patologis seperti trauma kepala, meningitis atau lesi massa kemungkinan merupakan tanda awal peningkatantekanan intrakranial)Inspeksi retina, bedakan arteri dengan vena berdasarkan gambaran karakteristik berikut.

ArteriVena

Warna

Ukuran

Refleks cahaya (refleksi)Merah terang

Berukuran lebih kecil ()

TerangMerah gelap

Berukuran lebih besar

Tidak segera diketahui atau tidak ada

Ikuti alur pembuluh darah prefer pada keempat arah.Inspeksi fovena dan sekitar makula. Tipe degenerasi makular antara lain atrofik kering (lebih lazim terjadi tetapi tidak terlalu parah) dan eksudat basah (neovaskular). Debris seluler yang tidak diserap, disebut drusen, mungkin keras atau lunak.Kaji adanyapepiledema.

TelingaPeriksamasing-masing telinga:AurikulaInspeksi aurikulakeloid, kista epidermoid

Jika anda mencurigai otitis:Gerakkan aurikula ke atas dan kebawah, dan tekan pada tragunya.Tekan dengan kuat belakang telinga.Nyeri pada otitis eksterna (uji tug)

Kemungkinan nyeri tekan pada kasus otitis media dan mastoiditis

Liang teling dan gendang telingaTarikaurikula ke atas, kebelakang, dan sedikit keluar.Inspeksi, melalui spekulum otoskop:Liang telingaSerumen, bengkak dan eritema pada otitis eksterna

Gendang telingaGendang yang menonjol kemerahan terlihat pada otitis media akut; otitis media serosa, timpanosklerosis, perforasi.

PendengaranKajiketajaman pendengaran terhadap bisikan atau suara bicara.Jika pendengaran menhilang, gunakan garpu tala 512-Hz

Uji lateralisasi (uji weber).Letakkan garpu tala pada verteks tulang tengkorak dan periksa pendengaran.Bandingkan koduksi tulang dan konduksi tulang (uji rinne). Letakkan garpu tala dengan garpu getar pada os mastoideus, kemudian angkat dan periksa pendengaran.Tes tersebut membantu membedakan antara gangguan pendengaran sensorineural dan gangguan pendengaran konduksi

Hidung dan SinusInspeksihidung eksternal.Inspeksi, melalui spekulum,Mukosa nasal yang melapisi septum dan turbinat, perhatikan warnanya dan pembengkakanPembengkakan dan kemerahan pada rinitis virus, bengkak dan pucat pada rinitis alergika; polip; ulkus kerena penggunaan kkokain

Septum nasal terhadap posisi dan integritasDeviasi, perforasi

Palpasi sinus frontalia dan maksilaris untuk adanya nyeri tekan.Nyeri tekan pada sinusitis akut

Mulut dan FaringInspeksiBibirSianosis, pucat, keilosis

Mukosa oralLuka syangker

GusiGingivitis

GigiKaries dentis, ompong

Langit-langit mulutTorus palatinus

Lidah termasuk

PapilaGlositis

KesimetrisanDeviasi ke salah satu sisi karena paralisis saraf otak XII akibat stroke

Adanya lesiKanker

Dasar mulutKanker

Faring, termasuk

Warna atau adanya eksudatFaringitis

Adanya dan ukuran tonsilTonsilitis, abses peritonsilar

Kesimetrisan palatum durum ketika pasien mengucapkan ahPalatum lunak gagal naik pada paralisis saraf otak X karena stroke

BAB IIIPENUTUP3.1.KesimpulanPemeriksaan fisik pada kulit meliputi rambut dan kuku yang dilakukan adalah Inspeksi dan palpasi pada warna, susunan bentuknya, tipe dll. Kalau pada pemeriksaan fisik kepala meliputi inspeksi dan palpasi, sedangkan pemeriksaan pada leher meliputi inspeksi dan palpasi yang memeriksa kelenjar tyroid, dan terakhir pemeriksaan fisik pada thoraks,dada dan jantung meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Sedangkan pada pemeriksaan payudara hanya inspeksi dan palpasi saja pada warna dan ukuran.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari Internet :1. Buckman. 2009. Pemeriksaan SADARI. http://www.info-rollet.com. diakses tanggal 29 Desember 2011Sumber dari Buku :1.Bickley, Lynn.2008.Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan.Jakarta : EGC

BAB IIIPENUTUP3.2.Kesimpulan

3.3.Saran

DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari Internet :2. Buckman. 2009. Pemeriksaan SADARI. http://www.info-rollet.com. diakses tanggal 29 Desember 2011Sumber dari Buku :2.Bickley, Lynn.2008.Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan.Jakarta : EGC3.